• Tidak ada hasil yang ditemukan

PDF Asuhan Keperawatan Pada Pasien Sirosis Hepatis Dalam Pemenuhan ... - Ukh

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "PDF Asuhan Keperawatan Pada Pasien Sirosis Hepatis Dalam Pemenuhan ... - Ukh"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

Program D3 Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan Univerisitas Kusuma Husada Surakarta Tahun 2020

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN SIROSIS HEPATIS DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN

RASA AMAN NYAMAN : NYERI Fandina Sawitri1, Fakhrudin Nasrul Sani2

1Mahasiswa Prodi D3 Keperawatan Universitas Kusuma Husada Surakarta fandinasawitri99@gmail.com

2Dosen Keperawatan Universitas Kusuma Husada Surakarta fakhrudin_ns@ymail.com

Abstrak

Latar Belakang: Sirosis hepatis adalah suatu kondisi dimana jaringan hati yang normal digantikan oleh jaringan parut (fibrosis). Jaringan parut ini mempengaruhi struktur normal dan regenerasi sel-sel hati. Sel-sel hati menjadi rusak dan mati sehingga hati secara bertahap kehilangan fungsinya. Salah satu masalah yang dialami pasien dengan sirosis hepatis adalah nyeri perut karena adanya inflamasi di hati. Penatalaksanaan non farmakologis untuk mengurangi skala nyeri pada pasien sirosis hepatis adalah menggunakan terapi musik. Terapi musik diberikan selama 3 hari dengan durasi 30 menit dan dilakukan satu kali dalam sehari.

Tujuan: dilakukan studi kasus ini adalah untuk mengetahui gambaran asuhan keperawatan pada pasien sirosis hepatis dalam pemenuhan kebutuhan aman dan nyaman. Jenis penelitian: ini adalah deskriptif dengan menggunakan metode pendekatan studi kasus. Subjek dalam studi kasus ini adalah satu orang pasien sirosis hepatis dengan diagnosa keperawatan nyeri akut berhubungan dengan agen cidera biologis. Hasil studi: kasus ini didapatkan bahwa pasien sirosis hepatis dengan pemenuhan kebutuhan aman dan nyaman nyeri diberikan terapi musik selama tiga hari memperlihatkan adanya penurunan skala nyeri dari skala 5 (nyeri sedang) menjadi skala 3 (nyeri ringan). Kesimpulan: tindakan terapi musik efektif diberikan kepada pasien sirosis hepatis yang mengalami nyeri.

Kata kunci: Sirosis Hepatis, Pemenuhan Kebutuhan Aman dan Nyaman, Terapi musik.

Abstract

Hepatic Cirrhosis is a condition in which normal liver tissue is substituted by scar tissue (fibrosis). This scar tissue affects the normal structure and regeneration of liver cells. The liver cells become damaged and die so that the liver gradually loses its function. A problem of hepatic cirrhosis patients is abdominal pain due to liver inflammation. Non-pharmacological management to reduce the pain scale in patients with Hepatic Cirrhosis is music therapy. Music therapy is provided for three days in 30 minutes once a day. The purpose of the case study was to determine the description of nursing care in patients with Hepatic Cirrhosis in meeting the needs of safe and comfortable. This type of research was descriptive with a case study approach. The subject was a patient with Hepatic Cirrhosis with a nursing diagnosis of acute pain associated with physiological injury agents. The result of a case study in Hepatic Cirrhosis patients with safe and comfortable pain requirements that were provided music therapy for three days showed a reduction in the pain scale from 5 (moderate pain) to 3 (mild pain).

Keywords: Hepatic Cirrhosis, The fulfilment of Safe and Comfortable Needs, Music Therapy.

(2)

PENDAHULUAN

Penyakit hati (liver) merupakan salah satu penyakit yang masih menjadi masalah kesehatan, baik di negara maju maupun di negara yang sedang berkembang.

Kerusakan atau masalah pada hati dapat disebabkan oleh beberapa hal, diantaranya obat-obatan yang sering dikonsumsi serta melebihi kadar yang dianjurkan, toksin dari makanan, alkohol, dan virus hepatitis.

Kerusakan hati apabila dibiarkan selama bertahun-tahun maka akan terjadi penyakit hati kronis salah satunya adalah sirosis hepatis (Sinurat dan Purba, 2018 ).

Sirosis hepatis merupakan salah satu dari penyebab kematian terbanyak setelah penyakit kardiovaskular dan kanker.

Penderita sirosis hepatis menempati urutan ketujuh penyebab kematian didunia sekitar 25.000 orang meninggal setiap tahunnya (Maharani dkk, 2018). Penyakit sirosis hepatis di indonesia mulai tahun 2000- 2016 tercatat sebanyak 26,9 juta pasien (WHO, 2018). Hasil Riskesdas (2018), prevalensi hepatitis di Indonesia adalah 0,4%. Tiga provinsi dengan prevalensi hepatitis tertinggi adalah Papua (0,7%), Nusa Tenggara Barat (0,6%) dan Gorontalo (0,6%). Prevalensi hepatitis di Jawa Tengah adalah (0,3%) .

Karakteristik umum dari sirosis hepatis sendiri meliputi nyeri abdomen, dispepsia kronis dan asites (William dan Wilkins, 2012). Salah satu masalah yang sering muncul pada penderita sirosis hepatis adalah nyeri. Nyeri pada pasien sirosis hepatis biasanya dirasakan pada abdomen sebagai akibat adanya proses inflamasi dan pembesaran hati secara cepat sehingga menyebabkan renggangan pada selubung fibrosa hati (Mulyanti dan diyono,2013).

Penatalaksanaan nyeri dilakukan secara farmakologi dan non farmakologi.

Penatalaksanaan non farmakologi untuk mengurangi nyeri salah satunya menggunakan teknik distrasksi (Mubarak dkk, 2015). Distraksi yaitu memfokuskan perhatian pasien pada sesuatu hal atau melakukan pengalihan perhatian ke hal–

hal di luar nyeri. Salah satu tehnik distraksi dengan pemberian tindakan terapi musik untuk mengurangi nyeri (Andarmoyo, 2013).

Terapi musik merupakan penggunaan musik sebagai terapi yang berguna untuk memperbaiki, memelihara serta mengembangkan mental dan fisik.

Menurut Crowe mantan presiden The National Association of Music Therapy mengatakan bahwa musik dan irama dapat menghasilkan efek penyembuhan dan bisa membantu mengurangi rasa sakit atau nyeri. Musik dapat memberikan efek nyaman dan senang pada pendengarnya, musik yang didengarkan seseorang dapat menggungah emosi dan perasaan sejahtera.

Perasaan nyaman, senang dan sejahtera inilah yang merupakan ciri khas dari kondisi seseorang yang berada dalam keadaan alfa, pada saat kondisi ini otak akan memperoduksi serotonin dan endhorpin yang menyebabkan seseorang merasa nyaman, aman dan tenang, sehingga intensitas nyeri dapat berkurang (Masfifatun, 2018).

Berdasarkan hasil penelitian dari Sonia dan Larry (2019), bahwa terdapat penurunan skala nyeri sebanyak 10% pada pasien sirosis hepatis dengan menggunakan terapi musik. Hasil penelitian Aat (2018) terdapat penurunan skala nyeri pada pasien post operasi hernia

(3)

setelah pemberian terapi musik klasik.

Metode pemberian terapi musik pada pasien dengan sirosis hepatis dilaksanakan selama 30 menit setelah 4 jam pemberian analgesik. Terapi musik ini dilakukan satu kali dalam sehari dengan jangka waktu 3 hari.

METODE

Penelitian ini menggunakan metode studi kasus. Studi kasus merupakan penelitian mengenai manusia (dapat suatu kelompok, organisasi maupun individu), peristiwa, latar secara mendalam. Tujuan dari penelitian ini adalah mendapatkan gambaran yang mendalam tentang suatu kasus yang sedang di teliti (Sujarweni, 2014). Subjek studi kasus ini adalah salah satu pasien yang mengalami sirosis hepatis dalam pemenuhan kebutuhan rasa aman nyaman nyeri. Pasien diberikan terapi musik selama 30 menit dilakukan sehari sekali dalam 3 hari (Phatania, 2019) dengan menggunakan earphone yang disambungkan ke handphone pasien.

Pasien memilih sendiri musik yang akan didengarkannya dan akan dievaluasi skala nyeri setalah 30 menit mendengarkan musik.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Berdasarkan hasil pengkajian keluhan utama pasien adalah pasien merasa nyeri pada abdomen kuadran kanan atas sampai ulu hati disertai dengan mual muntah dan BAB darah sebanyak satu kali. Alasan masuk yang didapatkan pada tanggal 12 februari 2020 pasien mengeluh BAB darah sebanyak 5 kali, muntah satu kali dan disertai dengan perut sakit saat muntah.

lalu dibawa ke IGD RSUD Dr. Moewardi dan dipindahkan ke ruang rawat inap Flamboyan 8. Menurut (William dan Wilkins, 2017) pasien dengan sirosis

hepatis akan mengalami nyeri abdomen dan mual muntah akibat dari respon inflamasi hati dan efek sistemik dari inflamasi hati dan menurut (Diyono dan Mulyanri, 2013) pasien sirosis hepatis akan mengalami perdarahan saluran cerna atas ini dibuktikan dengan adanya pemeriksaan endoskopi pada tanggal 24 januari 2020 yang dilakukan sebelum pasien rawat inap dari hasil pemeriksaan endoskopi tersebut terdapat varises esofagus grade III dan varises fundus, Menurut (Baradero,2012) varises esofagus adalah salah satu komplikasi yang terjadi pada pasien dengan sirosis hepatis.

Berdasarkan analisa data yang telah didapatkan dari proses pengkajian dapat ditegakan diagnosa keperawatan yaitu nyeri akut b.d agen cidera biologis. Penulis mengambil nyeri akut dikarenakan nyeri yang dirasakan pasien berlangsung kurang dari enam bulan, Menurut (Wahyudi dkk, 2016) nyeri akut terjadi setelah adanya cedera akut, inflamasi penyakit atau intervensi bedah yang berlangsung kurang dari enam bulan.

Data yang mendukung diagnosa keperawatan nyeri akut yaitu pasien mengatakan perutnya sakit saat dibuat bergerak dan faktor pemberat nyerinya adalah saat mual dan muntah, nyeri tumpul, nyeri dirasakan pada abdomen kanan atas menjalar sampai regio epigastrum, skala nyeri 5 (skala sedang), nyeri yang dirasakan hilang timbul. Data obyektif yaitu pasien terlihat bersikap protekrif atau menghindari nyeri dan terdapat nyeri tekan pada abdomen kuadran kanan atas. Nyeri yang dialami pasien disebabkan oleh adanya proses sistemik dari inflamasi hati sehingga nyeri akut berhubungan dengan agen cidera biologis disebabkan oleh adanya proses

(4)

inflamasi di hati (Tim Pokja SDKI DPD PPNI,2017).

Intervensi berfokus untuk mengurangi nyeri yang dirasakan pasien dengan tujuan dan kritera hasil tingkat nyeri (L.08066):

keluhan nyeri dipertahankan pada sedang (skala 3) dari kisaran normal (skala 5) dan ditingkatkan ke cukup menurun (skala 4) dari kisaran normal (skala 5).

Setelah menentukan tujuan dan kriteria hasil, kemudian menyusun intervensi keperawatan yang menggunakan OTEK (Observasi, Terapeuik, Edukasi dan Kolaborasi) berdasarkan Standar Intervensi Keperawatan Indonesia yaitu Manajemen nyeri (I.08238): identifikasi lokasi, karakteristik, dan skala nyeri pasien sebelum diberikan terapi musik, berikan tehnik non farmakologis, ajarkan tehnik non farmakologis untuk mengurangi nyeri dan menjelaskan manfaat dari pemberian terapi musik, kolaborasi dengan dokter dalam pemberian obat analgetik ini bertujuan untuk mengurangi intensitas nyeri pasien.

Hasil evaluasi selama 3 hari diberikan terapi musik. Hari pertama sebelum diberikan terapi musik skala nyeri pasien 5 (nyeri sedang) dan setelah diberikan terapi musik skala nyeri pasien 4 (nyeri sedang).

Hari kedua sebelum diberikan terapi musik skala nyeri pasien 5 (nyeri sedang) dan setelah diberikan terapi musik skala nyeri pasien 4 (nyeri sedang). Hari ketiga mengalami penurunan skala nyeri pasien dari skala 4 (nyeri sedang) menjadi skala 3 (nyeri ringan).

Tabel 4.1 Tabel evaluasi perubahan intensitas nyeri pasien sebelum dan sesudah diberikan terapi musik

Berdasarkan hasil tabel diatas dapat disimpulkan ada penurunan skala nyeri dari hari pertama sampai hari ketiga, ini sesuai dengan penelitian dari Phatania dkk (2019) bahwa terapi musik dapat menurunkan intensitas nyeri pada pasien sirosis hepatis sebanyak 10%.

Medengarkan musik membantu tubuh menajdi rileks secara fisik dan mental, sehingga menyembuhkan dan mencegah rasa sakit (Marmi, 2013). Musik juga dipercaya dapat meningkatkan pengeluaran endorfin (Chiag 2012 dalam Novita 2013). Endorfin merupakan ejektor dari rasa rileks dan ketenangan yang timbul, otak tengah mengeluarkan gamma amino butyric acid (GABA) yang berfungsi untuk menghambat hantaran implus listrik dari satu neuron ke neuron yang lainnya oleh neurotransmitter di dalam sinaps. Selain itu, otak tengah juga mengeluarkan enkepalin dan beta endorfin zat tersebut dapat menimbulkan efek analgesia yang akhirnya mengeleminasi neurontransmitter rasa nyeri (Oktavia, dkk 2013).

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan selama 3 hari dalam pemberian terapi musik selama 30 menit dilakukan sehari satu kali untuk menurunkan skala nyeri pasien sirosis hepatis terjadi penurunan skala nyeri pasien dari skala 5 (nyeri sedang) menjadi skala 3 (nyeri ringan). Hasil tersebut dapat dijadikan referensi dalam menurunkan skala nyeri pasien sirosis hepatis menggunakan terapi non farmakologis yaitu terapi musik.

DAFTAR PUSTAKA

Agustini, A. (2018). Pengaruh Terapi Musik Klasik Terhadap Penurunan Intensitas Nyeri Pada Pasien Post Skala Nyeri

Sebelum Sesudah

5 5 4

4 4 3

(5)

Operasi Hernia. Jurnal Kampus STIKes YIBP Majalengka. Vol.

VII No. 14. 1-12.

Al Hijjah., Rismawati, Y., Nur Afrainin, S.

(2017). Gambaran Jumlah Trombosit Berdasarkan Berat Ringannya Penyakit pada Pasien Sirosis Hepatis dengan Perdarahan di RSUP Dr.M. Djamil Padang.

Jurnal FK Unand. Vol. 6 No. 3.

609-614.

Andarmoyo, S. 2013. Konsep & Proses Keperawatan Nyeri. Yogyakarta : Ar Ruzz Media.

Astuti, A., & Diah, M. (2016). Pengaruh Terapi Musik Klasik Terhadap Penurunan Tingkat Skala Nyeri Pasien Post Operasi. Jurnal IPTEKS Terapan. V10.i3. 148-154.

Barasero, M., Mary, W., & Yakobus, S.

(2012). Seri Asuhan Keperawatan Klien Dengan Gangguan Hati.

Jakarta: EGC.

Black, J., & Hawks, H. (2014). Buku Keperawatan Medikal Bedah:

Manajemen Klinus untuk Hasil yang Diharapkan Dialih Bahasakan oleh Nampira. Jakarta: Salemba Emban Patria.

Caroline, R., & Mary, T. (2015). Buku Ajar Keperawatan Dasar (Edisi 3 Vol.5). Jakarta: EGC.

Digiulo, M., Donna, J., & Jim, K.(2014).

Keperawatan Medikal Bedah (Edisi Pertama). Yogyakarta: Rapha Publishing.

Diyono & Sri Mulyanti. (2013). Buku Ajar Keperawtan Medikal Bedah (Edisi Pertama). Jakarta: Prenada Media Group.

Hadi, Sutrisno. (2016). Metodologi Riset ( Cetakan ke 2). Yogyakarta:

Pustaka Pelajar.

Hidayat, A., & Musrifatul, U. (2014).

Pengantar Kebutuhan Manusia (Edisi 2). Jakarta: Salemba Medika.

Irianto, K. (2015). Memahami Berbagai Macam Penyakit. Bandung:

Alfabeta.

Jamil, M., Cempaka, K., & Rifki, T.

(2018). Perbandingan Terapi Musik Dan Teknik Back Exercise Terhadap Intensitas Nyeri Haid Di Sekolah Tinggi Kesehatan Widya Husada Semarang. Jurnal STIKes Widya Husada Semarang. 32-39.

Kasiati., & Ni Wayan, D. (2016).

Kebutuhan Dasar Manusia I (Cetakan Pertama). Kementrian Kesehatan Republik Indonesia.

Longo, D., Anthony, S. (2014).

Gastroenterologi & Hepatologi.

Jakarta: EGC.

Maharani, S., Effendi, D., & Lucyana, A.

(2018). Gambaran Pemeriksaan Fungsi Hati pada Pasien Sirosis Hepatis yang Dirawat di RSUD Arifin Achmad Provinsi Riau Periode 2013-2015. Jurnal Ilmiah Kesehatan. Jilid. 12 No. 1. 46-51.

Masriyani., Sinta, M., & Danial. (2019).

Hubungan Nilai Trombosit Terhadap Kejadian Perdarahan Saat Ligasi Varises Esofagus Pada Pasien Sirosis Hepatis di RSUD Abdul Wahab Sjahranie Samarinda. Health Science Journal.

Vol. 1 No. 1. 13-15.

Mendur, F., & Masihin, T. (2019).

Pengaruh Terapi Musik Terhadap Intensitas Nyeri Pada Pasien Pasca Operasi Sectio Caesarea di RSU GMIM Pancaran Kasih Manado.

Journal Of Community and Emergency. Vol. 7 No. 1. 17-26.

Mubarak, W., Lilis, I., & Joko, S.(2015).

Buku Ajar Ilmu Keperawatan Dasar. Jakarta: Salemba Medika.

Mutaqqin, A., & Kumala, S. (2011).

Gangguan Gastrointestinal:

Aplikasi Asuhan Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta: Salemba Medika.

Nasir, M., Abdul, M., & Ideputri. (2018).

Buku Ajar Metodologi Penelitian Kesehatan: Konsep Pembuatan Karya Tulis dan Thesis untuk

Mahasiswa Kesehatan.

Yogyakarta: Nuha Medika.

(6)

Nursalam. (2015). Metodologi Peneltian Ilmu Keperawatan Pendekatan Praktis (Edisi 4). Jakarta: Salemba Medika.

Pathania, S., & Larry, Z. (2018). Music Therapy and Pain Management in Patients with End-Stage Liver Disease: An Evidence Based Practice Quality Improvement Project. Pain Management Nursing https://doi.org/10.1016/j.pmn.2018.

07.004. 10-16.

Prasetyo, S. (2010). Konsep dan Proses Keperawatan Nyeri. Yogyakarta:

Graha Ilmu.

Riskesdas. 2018. Riset Kesehatan Dasar.

Jakarta

Roffiq, A., Ikhwanul, Q., & Gatut, R.

(2016). Media Musik Dan Lagu Pada Proses Pembelajaran. Jurnal Pendidikan Dasar Indonesia. Vol.2 No. 2. 35-40.

Safithri, F. (2018). Mekanisme Regenerasi Hati Secara Endogen Pada Fibrosis Hati. Vol. 2 No. 4. 9-26.

Sinurat, L.R., & Bunga, T.P.(2018).

Peningkatan Status Gizi Pasien Sirosis Hepatis Melalui Regimen Nutrisi di RS Sari Mutiara Medan.

Idea Nursing Jurnal. Vol IX No. 2.

1-6.

Sujarweni, W. (2014). Metodologi Penelitian Keperawatan.

Yogyakarta: Gava Media

Tarwoto., & Wartonah. (2015). Kebutuhan Dasar Manusia dan Proses Keperawatan (Edisi 5). Jakarta:

Salemba Medika.

Wahyudi, A., & Abdul, W. (2016). Buku Ajar Ilmu Keperawatan Dasar.

Jakarta: Mitra Wancana Media.

Wahyuni, S., Nurul., & Nesi, N. (2019).

Perbedaan Nyeri Persalinan Pada Ibu Yang Mendapatkan Terapi Murrotal Qur’an dan Musik Klasik di Klinik Bersalin Kota Palembang.

Jurnal Kesehatan Poltekkes Palembang. Vol. 14 No. 2. 107- 112.

William., & Wilkins. (2017). Buku Ajar Patofisiologi. Jakarta: EGC.

William., & Wilkuns. (2012). Kapita Selekta Penyakit. Jakarta: EGC Yunus, M. (2016). Musik Dalam Sejarah

Dunia Islam. Jurnal Qolamuna.

Vol. 2 No. 1. 45-56.

Referensi

Dokumen terkait

The following are the Annexes: a Annex A_Schedule of Prices for Lot 1: ICT Equipment b Annex B_Schedule of Prices for Lot 2: Rocscience Software Equipment c Annex C_Schedule of