• Tidak ada hasil yang ditemukan

Usulan Strategi Pemasaran Menggunakan Metode Correspondence Analysis, Uji Hipotesis, dan Perbaikan Visi Misi Perusahaan (Studi Kasus : Kedai Kopi Street Culture di Jl.R.Syamsudin Sh.No.1 Sukabumi).

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Usulan Strategi Pemasaran Menggunakan Metode Correspondence Analysis, Uji Hipotesis, dan Perbaikan Visi Misi Perusahaan (Studi Kasus : Kedai Kopi Street Culture di Jl.R.Syamsudin Sh.No.1 Sukabumi)."

Copied!
30
0
0

Teks penuh

(1)

iv

ABSTRAK

Kedai kopi Street Culture berdiri sejak tahun 2012 di Kota Sukabumi, produk dan jasa yang ditawarkan adalah penyajian kopi dan makanan. Masalah yang dihadapi saat ini adalah penurunan jumlah konsumen dan penghasilan tiap tahun. Faktor yang diduga menyebabkan masalah ini: konsumen tidak puas, banyaknya pesaing, strategi pemasaran yang kurang optimal dan kurang peka terhadap faktor-faktor yang dianggap penting oleh konsumen. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang dianggap penting oleh konsumen, karateristik konsumen di Street Culture, posisi Street Culture dari pesaingnya, tingkat kepuasan konsumen terhadap produk dan jasa yang ditawarkan oleh Street Culture dan memberikan usulan visi misi perusahaan dan strategi bauran pemasaran.

Pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan lembar critical incidents dan penyebaran kuesioner penelitian. Kuesioner penelitian disebarkan kepada 110 responden di Street Culture. Syarat menjadi responden adalah: pernah menjadi konsumen di Street Culture dan kedai kopi pesaing. Kuesioner penelitian dibagi menjadi dua bagian. Bagian pertama digunakan untuk mengetahui Segmentation,

Targeting, positioning, dan karakteristik konsumen. Kuesioner bagian dua berisi

atribut-atribut bauran pemasaran yang terbagi dalam kategori Product, Price, Place,

Promotion, People dan Presentation (4P+2P) berdasarkan hasil critical incidents yang

hasilnya digunakan untuk mengukur tingkat kepentingan, persepsi dan posisi Street Culture. Kepentingan dan kepuasan diukur menggunakan Uji Hipotesis, sedangkan untuk posisi perusahaan menggunakan Correspondence Analysis (CA). Hasil pengukuran dari kedua metode tersebut lalu di bandingkan untuk mendapatkan urutan prioritas perbaikan. Dilakukan juga wawancara mengenai visi misi perusahaan kepada pemilik Street Culture, pertanyaan disusun dengan kerangka customers, products or

services, markets, technology, concern for survival, growth and profitability, philosopy, self concept, concern for public image, concern for employe.

Dari hasil kuesioner 1, diketahui bahwa konsumen yang datang ke Street

Culture mayoritas adalah pelanggan tetap, berusia 21-30 tahun, berprofesi pelajar dan

mahasiswa, rata-rata uang saku Rp 1.000.000 – Rp 1.500.000, biaya yang biasa dikeluarkan di kedai kopi antara Rp 0 – Rp 20.000, konsumen berkunjung ke kedai kopi karena lokasi yang mudah dijangkau, konsumen biasa datang pada pukul 18.01 WIB – 21.00 WIB atau 15.01 WIB – 18.00 WIB dengan tujuan untuk kongko.

(2)

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN

PERNYATAAN HASIL KARYA PRIBADI

PERNYATAAN PUBLIKASI LAPORAN PENELITIAN

ABSTRAK ... iv

KATA PENGANTAR DAN UCAPAN TERIMA KASIH ... v

DAFTAR ISI ... viii

DAFTAR TABEL ... xi

DAFTAR GAMBAR ... xiv

DAFTAR LAMPIRAN ... xvi

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ... 1-1 1.2 Identifikasi Masalah ... 1-3 1.3 Pembatasan Masalah dan Asumsi ... 1-4 1.4 Perumusan Masalah ... 1-4 1.5 Tujuan Penelitian ... 1-5 1.6 Sistematika Penulisan ... 1-5

BAB 2 LANDASAN TEORI

(3)

iv

2.8 Teknik Sampling ... 2-10 2.9 Skala Pengukuran ... 2-12 2.10 Uji Validitas Kuesioner ... 2-15 2.11 Uji Reliabilitas Kuesioner ... 2-17 2.12 Correspondence Analysis ... 2-18 2.13 Uji Hipotesis ... 2-20

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Flow Chart Metodologi Penelitian. ... 3-1 3.2 Keterangan Flow Chart ... 3-3 3.2.1 Penelitian Pendahuluan ... 3-3 3.2.2 Identifikasi Masalah. ... 3-4 3.2.3 Pembatasan Masalah ... 3-4 3.2.4 Perumusan Masalah ... 3-4 3.2.5 Tujuan Penelitian ... 3-5 3.2.6 Studi Pustaka ... 3-5 3.2.7 Identifikasi Variabel Penelitian ... 3-5 3.2.8 Pembuatan Kuesioner Penelitian Dan Kisi-Kisi Wawancara .. 3-7 3.2.9 Pengujian Validitas Konstruk ... 3-7 3.2.10 Penyebaran Kuesioner Penelitian... 3-7 3.2.11 Wawancara Mengenai Visi Misi Mareting Perusahaan ... 3-9 3.2.12 Uji Validitas ... 3-9 3.2.13 Uji Reliabilitas ... 3-10 3.2.14 Pengolahan Data ... 3-10 3.2.15 Analisis Visi Misi Marketing Perusahaan ... 3-12 3.2.16 Usulan Visi Misi Marketing Perusahaan ... 3-12 3.2.17 Perumusan Segmentation, Targeting Dan Positioning

(4)

3.2.18 Analisis... 3-12 3.2.19 Usulan ... 3-13 3.2. 20 Kesimpulan Dan Saran... 3-13

BAB 4 PENGUMPULAN DATA

4.1 Sejarah Perusahaan ... 4-1 4.2 Visi Misi Perusahaan, Struktur Organisasi dan Job Description ... 4-2 4.3 Penyebaran Lembar Critical Incidents ... 4-3 4.4 Judgement ... 4-5 4.5 Uji Validitas Konstruksi... 4-7 4.6 Hasil Kuesioner Penelitian ... 4-9

BAB 5 PENGOLAHAN DATA DAN ANALISIS

5.1 Hasil Critical Incidents ... 5-1 5.2 Kuesioner Penelitian ... 5-4 5.3 Analisis Berdasarkan Segmentasi, Targeting dan Positioning. ... 5-33 5.4 Pengolahan Data Gabungan Correpondence Analysis (CA) dan

Uji Hipotesis Performansi. ... 5-36 5.5 Analisi dan Usulan ... 5-39

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan ... 6-1 6.2 Saran... 6-13

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

(5)

vi

DAFTAR TABEL

Tabel Judul Halaman

1.1 Pendapatan Kotor Street Culture Tahun 2012-2013 1-3 3.1 Prosedur pemberian usulan prioritas berdasarkan

CA dan uji hipotesis 3-13

4.2 Hasil Penjurian Juri 1 4-4

4.3 Hasil Penjurian Pertama Juri 2 4-5

4.4 Hasil Penjurian Kedua Juri 2 4-5

4.5 Tabel Atribut yang Lolos Uji Validitas Konsruksi 4-6 4.6 Data Mentah Kuesioner Penelitian - Jenis Kelamin 4-8

4.7 Data Mentah Kuesioner Penelitian - Usia 4-8

4.8 Data Mentah Kuesioner Penelitian – Pekerjaan 4-8 4.9 Data Mentah Kuesioner Penelitian - Penghasilan 4-9 4.10 Data Mentah Kuesioner Penelitian – Uang Saku 4-9 4.11 Data Mentah Kuesioner Penelitian - Domisili 4-9 4.12 Data Mentah Kuesioner Penelitian – Biaya Belanja Kopi 4-9 4.13 Data Mentah Kuesioner Penelitian – Waktu Kedatangan 4-10 4.14 Data Mentah Kuesioner Penelitian – Kedai Kopi

yang Sering Dikunjungi 4-10

4.15 Data Mentah Kuesioner Penelitian – Status Konsumen 4-10 4.16 Data Mentah Kuesioner Penelitian – Perilaku Setelah

Berkunjung 4-10

4.17 Data Mentah Kuesioner Penelitian – Alasan Berkunjung

ke kedai kopi street Culture 4-11

(6)

Tabel Judul Halaman

4.20 Data Mentah Kuesioner Penelitian - Interior 4-11 4.21 Data Mentah Kuesioner Penelitian – Tujuan Datang 4-12

5.1 Tabel Rangkuman Critical Incidents 5-1

5.2 Hasil Penjurian Juri 1 5-2

5.3 Hasil Penjurian Pertama Juri 2 5-3

5.4 Hasil Penjurian Kedua Juri 2 5-3

5.5 Presentase Profil Pelanggan - Jenis Kelamin 5-4

5.6 Presentase Profil Pelanggan - Usia 5-5

5.7 Presentase Profil Pelanggan - Pekerjaan 5-6

5.8 Presentase Profil Pelanggan - Penghasilan 5-6

5.9 Presentase Profil Pelanggan – Uang Saku 5-7

5.10 Presentase Profil Pelanggan - Domisili 5-8

5.11 Presentase Profil Pelanggan – Biaya Belanja Kopi 5-9 5.12 Presentase Profil Pelanggan – Waktu Kedatangan 5-10 5.13 Presentase Profil Pelanggan – Kedai Kopi yang Sering

Dikunjungi 5-11

5.14 Presentase Profil Pelanggan – Status Konsumen 5-12 5.15 Presentase Profil Pelanggan – Perilaku Setelah Berkunjung 5-12 5.16 Presentase Profil Pelanggan – Alasan Berkunjung 5-13 5.17 Presentase Profil Pelanggan – Sumber Informasi 5-15 5.18 Presentase Profil Pelanggan – Jenis Musik 5-16

5.19 Presentase Profil Pelanggan - Interior 5-16

5.20 Presentase Profil Pelanggan – Tujuan Datang 5-17

5.21 Rangkuman Validitas Atribut Kepentingan 5-19

5.22 Hasil Pengujian Reliabilitas SPSS Tingkat Kepentingan 5-19

5.23 Rangkuman Validitas Atribut Persepsi 5-20

(7)

viii

Tabel Judul Halaman

5.25 Uji Hipotesis Antara Kepentingan Dan Persepsi

Konsumen 5-21

5.26 Rangkuman Pembobotan Peringkat Kedai Kopi 5-24

5.27 Hasil Perhitungan Jarak 5-26

5.28 Analisis Misi Aktual 5-29

5.29 Analisis Misi Usulan 5-32

5.30 Segmentasi Berdasarkan Demografis, Psikografis,

Perilaku, dan Geografis 5-33

5.31 Ringkasan Hasil Kuesioner 5-34

5.32 Rangkuman Urutan Priotias Perbaikan 5-37

5.33 Rata – Rata Tingkat Kepentingan atribut

9, 13, 22, 4, 32 dan 44 5-39

(8)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Judul Halaman

2.1 Langkah-langkah Rencana Pemasaran Strategis 2-1

2.2 Teknik Sampling 2-10

2.3 Grafik Wilayah Kritis 2-20

3.1 Flowchart Metodelogi Penelitian 3-1

3.2 Grafik Wilayah Kritis 3-11

4.1 Struktur Organisasi Kedai Kopi Street Culture 4-2 5.1 Diagram Presentase Profil Pelanggan – Jenis Kelamin 5-4 5.2 Diagram Presentase Profil Pelanggan – Usia 5-5 5.3 Diagram Presentase Profil Pelanggan – Pekerjaan 5-6 5.4 Diagram Presentase Profil Pelanggan – Penghasilan 5-7 5.5 Diagram Presentase Profil Pelanggan – Uang Saku 5-8 5.6 Diagram Presentase Profil Pelanggan – Domisili 5-9 5.7 Diagram Presentase Profil Pelanggan – Biaya

Belanja di Kedai Kopi 5-10

5.8 Diagram Presentase Profil Pelanggan – Waktu

Kedatangan 5-11

5. 9 Diagram Presentase Profil Pelanggan – Kedai

Kopi yang Sering Dikunjungi 5-11

5.10 Diagram Presentase Profil Pelanggan – Status Konsumen 5-12 5.11 Diagram Presentase Profil Pelanggan – Perilaku

Setelah Berkunjung 5-13

5.12 Diagram Presentase Profil Pelanggan – Alasan

Berkunjung Ke Kedai Kopi Street Culture 5-14 5.13 Diagram Presentase Profil Pelanggan – Sumber

Informasi 5-15

(9)

x

Gambar Judul Halaman

5.15 Diagram Presentase Profil Pelanggan – Interior 5-16 5.16 Diagram Presentase Profil Pelanggan – Interior 5-17

5.17 Wilayah Kritis Kurva Normal 5-23

5.18 Grafik Row and Column score (CA) 5-26

(10)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Judul Halaman

L SK Tugas Akhir L – 1

L Form Validitas Konstruksi L – 2

L Lembar Komentar Seminar Proposal L – 5

L Kuesioner Penelitian L – 7

L Data Mentah Kepentingan L – 12

L Data Mentah Persepsi L – 13

L Data Mentah Peringkat L – 14

L Data Mentah Kuesioner Bagian 1 L – 15

L Output SPSS Kepentingan L – 16

L Output SPSS Persepsi L – 17

L Tabel Statistik Z L – 18

(11)

1-1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Perkembangan dunia usaha di era globalisasi saat ini semakin pesat dan ketat. Misalnya dalam hal persaingan bisnis, dalam kondisi ini perusahaan dituntut untuk turut serta dalam peta persaingan agar dapat mempertahankan, merebut serta menguasai pangsa pasar. Salah satu cara efektif untuk mewujudkan hal tersebut adalah dengan melakukan pemasaran yang tepat guna.

Perilaku masyarakat yang gemar kongko pada saat ini menjadi salah satu peluang besar bagi para pengusaha-pengusaha untuk mendirikan usaha yang bisa mengakomodasi kebutuhan dari perilaku tersebut, salah satunya adalah bisnis kedai kopi. Saat inikonsumen yang datang ke keadi kopi bukan hanya untuk menikmati kopi melainkan untuk menikmati suasana dan fasilitas dari kedai kopi tersebut untuk kongko. Seiring dengan fenomena ini, pertumbuhan dan pertambahan bisnis kedai kopi juga terus mengalami peningkatan. Kedai kopi sendiri pada saat ini sangat mudah untuk ditemui di berbagai daerah, namun demikian tidak semua kedai kopi yang ada bisa berhasil masuk kedalam peta persaingan. Dalam menghadapi situasi persaingan yang semakin ketat dan kondisi sosial yang terus berubah, menuntut setiap pemilik usaha kedai kopi untuk tanggap dan mampu beradaptasi dalam menghadapi persaingan. Perusahaan-perusahaan saling bersaing untuk menjadi yang terbaik dan berusaha memberikan pelayanan yang terbaik agar bisa menguasai peta persingan.

(12)

Bab 1 Pendahuluan 1-2

Street Culture adalah contohnya. Ketiga kedai kopi ini berlokasi di kawasan kecamatan Cikole. Karena masyarakat sebagai konsumen mempunyai pilihan yang beragam untuk memenuhi kebutuhan akan keinginannya, mengakibatkan terjadinya persaingan usaha antar kedai kopi yang sangat ketat. Dengan adanya situasi dan kondisi persaingan yang semakin ketat ini, pemilik/pengelola usaha tidak saja harus mampu menjual produk dan jasanya, tetapi juga harus mempunyai kemampuan untuk memasarkan usahanya, sehingga jumlah konsumen tidak menurun akan tetapi semakin meningkat. Pemilik/pengelola kedai kopi juga harus dapat memahami selera dan perilaku masyarakat yang menjadi konsumen. Selain itu perusahaan juga perlu mengetahui situasi dan kondisi perusahaannya, sehingga dapat merumuskan strategi pemasaran yang tepat agar dapat mempertahankan tingkat permintaan konsumen pada tingkat yang dapat memaksimalkan keuntungan.

(13)

Bab 1 Pendahuluan 1-3

Universitas Kristen Maranatha Tabel 1.1

Pendapatan Street Culture tahun 2012-2013 Tahun

Kondisi seperti ini sungguh sangat tidak menguntungkan bagi perusahaan, selain berkurangnya penghasilan, sangat dikhawatirkan pula apabila hal ini terus berlanjut perusahaan tidak dapat survive didalam peta persaingan bahkan bisa mengalami kebangkrutan. Rivani Gunawan juga mengalami kekhawatiran yang sama, beliau memiliki harapan agar jumlah konsumen yang membeli dan menikmati produk dan jasanya tidak semakin menurun, akan tetapi bisa meningkat.

1.2 Identifikasi Masalah

Faktor-faktor yang mungkin menjadi penyebab penurunan penjualan di Street Culture setelah munculnya kedai kopi Kopitiam antara lain:

1. Menu yang ditawarkan oleh pesaing lebih menarik.

2. Harga yang ditawarkan oleh pesaing lebih kompeten dibandingkan dengan harga yang ditawarkan oleh Street Culture.

3. Fasilitas dan pelayanan yang ditawarkan oleh pesaing lebih unggul dibandingkan yang dimiliki oleh Street Culture.

4. Kualitas produk yang ada di Street Culture tidak sesuai selera pasar. 5. Harga-harga yang ditawarkan oleh Street Culture tidak berada di dalam

(14)

Bab 1 Pendahuluan 1-4

6. Pengaruh kondisi perekonomian saat ini terhadap menurunnya penjualan di Street Culture.

1.3 Pembatasan Masalah dan Asumsi

Agar kesimpulan dan usulan yang didapatkan lebih singkat, jelas dan lebih mengarah pada permasalahan maka dilakukan batasan-batasan dalam proses penelitian agar ruang lingkup analisis tidak terlalu luas.

1. Pesaing yang diteliti hanya satu kedai kopi pesaing yaitu kedai kopi Kopitiam. Alasan pemilihan kedai kopi Kopitiam menjadi satu-satunya pesaing berdasarkan permintaan pemilik Street Culture.

2. Tidak membahas pengaruh kondisi perekonomian saat ini terhadap menurunnya penjualan di Street Culture.

1.4 Perumusan Masalah

Dari permasalahan yang diangkat maka penulis merumuskan beberapa pertanyaan antara lain :

1. Atribut-atribut apa saja yang dianggap penting oleh konsumen dari sebuah kedai kopi?

2. Bagaimana usulan Targeting di Street Culture saat ini? 3. Bagaimana karakteristik konsumen di Street Culture?

4. Atribut-atribut apa yang ada di bauran pemasaran Street Culture yang tertinggal menurut persepsi konsumen apabila dibandingkan dengan kedai kopi Kopitiam?

5. Atribut-atribut bauran pemasaran apa saja yang tingkat kepuasan konsumennya masih rendah di Street Culture?

6. Apa ada kekurangan pada visi misi saat ini?

(15)

Bab 1 Pendahuluan 1-5

Universitas Kristen Maranatha 1.5 Tujuan Penelitian

Dari perumusan masalah yang diangkat, penulis ingin mencapai tujuan-tujuan dari penelitian. Adapun tujuan dari dilakukannya penelitian adalah sebagai berikut:

1. Mengetahui hal-hal atau atribut-atribut yang dianggap penting dari suatu kedai kopi.

2. Memberikan usulan Targeting di Street Culture. 3. Mengetahui karakteristik konsumen pencinta kopi.

4. Mengetahui atribut-atribut yang ada di bauran pemasaran Street Culture yang tertinggal menurut persepsi konsumen apabila dibandingkan dengan kedai kopi Kopitiam.

5. Mengetahui atribut-atribut bauran pemasaran yang tingkat kepuasan konsumennya masih rendah di Street Culture.

6. Menganalisis apakah ada kekurangan pada visi misi saat ini.

7. Memberikan usulan Usulan strategi bauran pemasaran, positioning dan visi misi berdasarkan positioning Street Culture.

1.6 Sistematika Penulisan

Bab 1 Pendahuluan

(16)

Bab 1 Pendahuluan 1-6

Bab 2 Tinjauan Pustaka

Pada bab ini berisi mengenai teori-teori yang dapat membantu serta menjadi referensi dalam pengerjaan laporan Tugas Akhir mengenai teori tentang Strategi Bauran Pemasaran dan Metodologi Penelitian.

Bab 3 Metodologi Penelitian

Pada bab ini berisi flowchart mengenai awal mulainya melakukan penelitian proses penelitian, pengolahan data sampai selesai beserta penjelasan-penjelasan untuk setiap langkah yang dilakukan.

Bab 4 Pengumpulan Data

Bab ini berisi data-data yang berhasil dikumpulkan dalam rangka untuk dilakukan pengolahan data baik berupa hasil wawancara maupun observasi. Bab 5 Pengolahan Data dan Analisis

Bab ini berisi pengolahan data yang dilakukan serta analisis dari setiap hasil yang didapatkan.

Bab 6 Kesimpulan dan Saran

(17)

6-1 Universitas Kristen Maranatha

Bab VI

Kesimpulan dan saran

6.1 Kesimpulan

6.1.1 Atribut-atribut yang dianggap penting oleh konsumen pada

sebuah kedai kopi adalah sebagai berikut:  Kebersihan makanan terjamin.

 Ketepatan pelayanan dalam mengantarkan pesanan konsumen.  Kesigapan pegawai dalam melayani konsumen.

 Kesigapan pegawai dalam melayani waiting list.

 Rasa kopi yang nikmatdilalui oleh berbagai jurusan angkutan umum (angkot).

 Aroma kopi yang harum.

 Lokasi bisa di akses menggunakan kendaraan pribadi.  Kebersihan toilet selalu dijaga.

 Fasilitas wifi gratis bagi konsumen.  Kecepatan wifi yang stabil.

 Rasa makanan pendamping yang enak.

 Jumlah varian menu kopi dan makanan yang ditawarkan.  Kecepatan pelayan dalam melayani permintaan konsumen.  Rasa kopi yang konsisten.

 Harga yang terjangkau untuk semua kalangan konsumen.  Lokasi di pusat kota.

 Colokan listrik/steker pada setiap meja.  Lapang parkir yang luas.

 Frekuensi diskon yang diberikan.  Ada live music.

(18)

Bab 6 Kesimpulan dan Saran 6-2

Universitas Kristen Maranatha  Suasana kedai kopi yang nyaman.

 Jumlah toilet yang banyak (lebih dari dua).  Area merokok dan tidak boleh merokok dipisah.  Ruangan kedai kopi yang rapi.

 Porsi kopi yang besar.

Tersedianya air mineral gratis bagi para konsumen.

6.1.2 Karakteristik Konsumen Di Kedai Kopi Street Culture  Konsumen yang datang mayoritas berjenis kelamin pria  Konsumen yang datang mayoritas berusia 21-30 tahun dan

berprofesi sebagai pelajar dan mahasiswa.

 Rata-rata penghasilan dan uang saku yang didapat konsumen adalah Rp 2.000.000 – Rp 3.500.000 dan Rp 1.000.000 – Rp 1.500.000.

Konsumen dari Kedai Kopi Street Culture sebagian besar berdomisili di Kecamatan Cibereum.

 Biaya yang biasa dikeluarkan berkisar antara Rp 0 – Rp 20.000.  Waktu kedatangan antara 18.01 WIB – 21.00 WIB atau 15.01 WIB

– 18.00 WIB.

Status konsumen yang datang ke Kedai Kopi Street Culture mayoritas pelanggan tetap.

 Mayoritas konsumen berkunjung ke kedai kopi karena lokasi yang mudah dijangkau.

 Jenis musik yang disukai mayoritas konsumen adalah musik bergenre Blues.

(19)

Bab 6 Kesimpulan dan Saran 6-3

Universitas Kristen Maranatha

6.1.3 Posisi Kedai Kopi Street Culture Di Benak Konsumen Jika

Dibandingkan Dengan Kedai Kopi Pesaing: Atribut yang tertinggal dari kedai kopi pesaing

 Banyaknya gangguan pengamen yang masuk ke kedai kopi  Porsi kopi yang besar

 Ruangan kedai kopi yang luas  Jarak antar meja yang cukup jauh  Kekentalan kopi yang pas

 Fasilitas Wifi gratis bagi konsumen

 Dilalui oleh berbagai jurusan angkutan umum (angkot)  Kecepatan pelayan dalam melayani permintaan konsumen  Kedai kopi tidak berisik

 Terselenggaranya event-event/acara tertentu di kedai kopi  Aroma Kopi yang harum

 Jumlah toilet yang banyak (lebih dari dua)  Area merokok dan tidak boleh merokok dipisah  Ruangan kedai kopi yang rapi

 Jumlah varian menu kopi dan makanan yang ditawarkan  Kebersihan makanan terjamin

 Colokan listrik/steker pada setiap meja  Ada live music

 Frekuensi diskon yang diberikan

Atribut yang unggul dari kedai kopi pesaing  Penampilan pegawai yang menarik.

 Keraramahan setiap pegawai kedai kopi.  Konsumen dapat meracik kopi sendiri.  Lokasi di pusat kota.

(20)

Bab 6 Kesimpulan dan Saran 6-4

Universitas Kristen Maranatha  Penyajian kopi yang menarik.

 Harga yang terjangkau untuk semua kalangan konsumen.  Suasana kedai kopi yang nyaman.

 Lokasi bisa di akses menggunakan kendaraan pribadi.  Kebersihan toilet selalu dijaga.

 Rasa kopi yang konsisten.

 Ketepatan pelayanan dalam mengantarkan pesanan konsumen.  Rasa makanan pendamping yang enak.

 Kesigapan pegawai dalam melayani konsumen.  Rasa Kopi yang nikmat.

 Lapang parkir yang luas.  Kecepatan wifi yang stabil.

Kesigapan pegawai dalam melayani waiting list.

6.1.4 Kepuasan Konsumen Terhadap Produk dan Jasa yang

Ditawarkan Oleh Kedai Kopi Street Culture: Atribut yang konsumen puas yaitu:

 Porsi kopi yang besar

 Banyaknya gangguan pengamen yang masuk ke kedai kopi  Ruangan kedai kopi yang luas

 Harga yang terjangkau untuk semua kalangan konsumen  Lokasi di pusat kota

 Keraramahan setiap pegawai kedai kopi  Penampilan pegawai yang menarik  Penyajian kopi yang menarik  Warna Kopi yang menarik

 Konsumen dapat meracik kopi sendiri

(21)

Bab 6 Kesimpulan dan Saran 6-5

Universitas Kristen MaranathaAtribut yang konsumen tidak puas yaitu:

 Kebersihan makanan terjamin

 Jumlah varian menu kopi dan makanan yang ditawarkan  Frekuensi diskon yang diberikan

 Dilalui oleh berbagai jurusan angkutan umum (angkot)  Kecepatan pelayan dalam melayani permintaan konsumen  Colokan listrik/steker pada setiap meja

 Jumlah toilet yang banyak (lebih dari dua)  Kekentalan kopi yang pas

 Aroma Kopi yang harum

 Fasilitas Wifi gratis bagi konsumen

 Terselenggaranya event-event/acara tertentu di kedai kopi  Ada live music

 Area merokok dan tidak boleh merokok dipisah  Ruangan kedai kopi yang rapi

 Kedai kopi tidak berisik  Rasa kopi yang konsisten  Rasa Kopi yang nikmat

 Rasa makanan pendamping yang enak

 Lokasi bisa di akses menggunakan kendaraan pribadi

 Ketepatan pelayanan dalam mengantarkan pesanan konsumen  Kesigapan pegawai dalam melayani konsumen

 Kesigapan pegawai dalam melayani waiting list  Lapang parkir yang luas

(22)

Bab 6 Kesimpulan dan Saran 6-6

Universitas Kristen Maranatha 6.1.5 Usulan Strategi Pemasaran yang Dapat Diberikan Ke Kedai Kopi

Street Culture

1. Product

o Kebersihan makanan terjamin.

Memperhatikan kebersihan makanan dan minuman dan alat-alat sebelum disajikan kepada para pelanggan mulai dari wadah, piring, sendok, garpu, cangkir dan lainnya.

o Rasa kopi yang konsisten.

Menjaga kekonsistenan dari rasa kopi yang disajikan kepada para konsumen.

o Rasa kopi yang nikmat.

Menjaga rasa kopi yang disajikan kepada para konsumen agar selalu nikmat. Hal ini juga berkaitan dengan penjagaan konsistensi rasa kopi.

o Rasa makanan pendamping yang enak.

Menjaga rasa makanan pendamping yang enak untuk disajikan kepada para konsumen.

o Jumlah varian menu kopi dan makanan yang ditawarkan.

Penambahan varian menu makanan dan minuman di Kedai Kopi

Street Culture harus segera dilakukan, mengingat profesi daripada

konsumen kedai kopi ini kebanyakan adalah kaum pelajar/mahasiswa yang berkecenderungan memiliki selera yang beragam serta memiliki kebiasaan sering coba-coba dengan hal yang baru. Upaya menambah jumlah varian menu di kedai kopi ini dinilai dapat meningkatkan jumlah konsumen disokong dengan kondisi pemasaran yang saat ini berjalan yaitu dengan cara word of mouth.

o Porsi kopi yang besar.

(23)

Bab 6 Kesimpulan dan Saran 6-7

Universitas Kristen Maranatha menanggapi hal ini adalah menambahkan porsi kopi yang disajikan kepada konsumen dengan parameter harga yang tetap ekonomis di kntung para konsumen. Penerapan hal ini diduga akan meningkatkan jumlah konsumen tetap di Kedai Kopi Street Culture karena dengan mengikuti keinginan dari pasar lokasi Kedai Kopi Street Culture juga sangat starategis, dimana terdapat enam institusi pendidikan disekitar loasi Kedai Kopi Street Culture.

2. Price

o Harga yang terjangkau untuk semua kalangan konsumen.

Memperhatikan harga yang ditawarkan agar bisa bersaing dengan competitor tanpa lupa memperhitungka daya beli dari para konsumen Kedai Kopi Street Culture yang mayoritas berprofesi pelajar dan memiliki daya beli yang terbatas. Untuk harga yang ditawrkan bisa menggunakan refrensi dari hasil penyebaran kuesioner dimana kebanyakan pelanggan menginigkan harga makanan dan minuman berada pada rentang Rp 0 – rp 20.000.

o Frekuensi diskon yang diberikan.

Seperti diketahui dari para konsumen yang diwawancari pada saat prosesi pengisian kuesioner penelitian bahwa kedai kopi pesaing rutin mengadakan diskon setiap bulannya, sedangkan Kedai Kopi Street

Culture belum pernah memberika diskon. Namun demikian konsumen

masih puas dengan Kedai Kopi Street Culture terkait dengan atribut ini. Hal ini dikarenakan harga yang ditawarkan leh Kedai Kopi Street

Culture lebih murah dibandigkan denga kedai kopi pesaing. Namun

(24)

Bab 6 Kesimpulan dan Saran 6-8

Universitas Kristen Maranatha tetap dan mengubah status konsumen tidak tetap dan hanya coba-coba menjadi konsumen tetap, karena pemberian diskon cenderung memiliki daya tarik kepada calon konsumen untuk mencoba sebuah produk.

3. Place

o Dilalui oleh berbagai jurusan angkutan umum (angkot)

Akses angkutan umum yang meewati secara langung Kedai Kopi

Street Culture ada 2 trayek sedangkan kedai kopi pesaing dilalui oleh

3 trayek angkutan umum. Atribut ini tidak dapat ditingkatkan lagi karena bersangkutan dengan kebijakan pemerintah, dan kedai kopi tidak memiliki wewenang untuk mengatur dan mengubah trayek yang sudah ada.

o Lokasi bisa di akses menggunakan kendaraan pribadi.

Berdasarkan keadaan aktual Kedai Kopi Street Culture berada di pinggir jalan raya utama kota sukabumi, akses kendaraan pribadi sendiri sangat terbuka luas di sekitar kedai kopi dan juga mudah dijangkau.

o Lokasi di pusat kota

Kedai Kopi Street Culture berlokasi lebih dekat dengan pusat kota dibandigkan dengan kedai kopi pesaing, hal yang menjadi ketidakpuasan pada atribut ini adalah tidak semua konsumen Street

Culture berdomisili di pusat kota sukabumi. Pendiria cabang di

beberapa titik kota sukabumi dengan acuan lokasi domisili konsumen Kedai Kopi Street Culture bisa menjadi alternatif dari masalah ini.

4. Promotion

o Ada live music

(25)

Bab 6 Kesimpulan dan Saran 6-9

Universitas Kristen Maranatha besar konsumen disini menyukai jenis music yang bergenre blues,

rock dan jazz.

5. People

o Kecepatan pelayan dalam melayani permintaan konsumen

Banyak terjadinya konsumen yang tidak terlayani akibat jumlah pegawai yang terbatas, hal ini bisa diatasi dengan menambah jumlah pegawai. Penambahan bisa dilakukan hanya pada jam-jam ramai pengunjug saja untuk menekan pengeluaran dari perusahaan. Berdaarkan hasil penelitian konsumen paling banyak datang ke kedai kopi pada pukul 18.01 wib – 21.00 wib (51,095%).

o Ketepatan pelayanan dalam mengantarkan pesanan konsumen

Mempertahankan kinerja para pegawai khususnya dalam hal mengantarkan pesanan konsumen agar selalu tepat.

o Keraramahan setiap pegawai kedai kopi

Upaya yang dilakukan untuk menanggapi hal ini adalah selalu mengontrol agar pegawai selalu ramah kepada setiap konsumen yang datang atau bisa juga pemilik kedai kopi membuat standar pelayanan untuk para pegawainya untuk memastikan bahwa pegawai akan selalu ramah kepada setiap consumen yang datang.

o Kesigapan pegawai dalam melayani konsumen

Mempertahankan kinerja para pegawai khususnya dalam hal kesigapan pegawai dalam melayani konsumen.

o Kesigapan pegawai dalam melayani waiting list

Mempertahankan kinerja para pegawai khususnya dalam hal kesigapan pegawai dalam melayani waiting list.

o Penampilan pegawai yang menarik

(26)

Bab 6 Kesimpulan dan Saran 6-10

Universitas Kristen Maranatha pakaian apa yang akan dipakainya pada saat bekerja. Dengan seragam juga kedai kopi akan terlihat lebih profesional di mata konsumen. 6. Presentation

o Lapang parkir yang luas

Hal ini tidak dapat ditingkatkan lagi karena pada kondisi aktual kedai kopi tidak memiliki lapangan parker pribadi, para konsumen memarkirkan kendaraannya dipinggir jalan disekitar Kedai Kopi

Street Culture.

o Colokan listrik/steker pada setiap meja

Penambahan spot untuk melakukan isi ulang baterai gadget merupakan solusi yang tepat. Hal ini juga berkaitan dengan kenyamanan konsumen ketika berada di kedai kopi. Kebanyakan orang akan mulai resah apabila gadget yang dibawanya kehabisan baterai dan memungkinkan mereka untuk segera pulang. Dengan menambahkan steker atau spot pengisian ulang baterai akan berpotensi membuat konsumen bisa berdiam lebih lama di dalam Kedai Kopi Street Culture.

o Jumlah toilet yang banyak (lebih dari dua)

Penambahan jumlah toilet di Kedai Kopi Street Culture sangat tidak memungkinkan karena kondisinya yang sempit dan terbatas, yang bisa dilakukan adalah selalu menjaga kebersihan toilet yang ada karena jumlah pengunjug toilet yang banyak dan tidak terbagi.

o Kekentalan kopi yang pas

Kontrol terhadap kualitas kopi dan kerja mesin kopi perlu diperhatikan guna mempertahankan konsistensi kekentalan kopi yang diasjikan kepada para konsumen.

o Aroma kopi yang harum

Kontrol terhadap kualitas kopi dan kerja mesin kopi perlu diperhatikan guna mempertahankan konsistensi aroma kopi yang disajikan kepada para konsumen.

(27)

Bab 6 Kesimpulan dan Saran 6-11

Universitas Kristen Maranatha Mempertahankan kinerja para pegawai khususnya dalam hal memperhatikan warna kopi yang disajika kepada para pegawai. Kualitas kopi yang dipakai juga perlu diperhatikan guna mempertahankan konsistensi dari kopi yang dijsakian kepada para konsumen.

o Fasilitas wifi gratis bagi konsumen

Pemberitahuan informasi atas tersedianya wifi di Kedai Kopi Street

Culture bisa dilakukan dengan cara membuat logo wifi disudut-sudut

kedai kopi. Hal ini dilakukan untuk menginformasikan bahwa di Kedai Kopi Street Culture tersedia fasilitas wifi gratis.

o Terselenggaranya event-event/acara tertentu di kedai kopi

Pengadaan acara bisa membantu perusahaan menarik minat konsumen untuk datang ke Kedai Kopi Street Culture. Contoh kegiaan yang bisa dilakukan antara lain adalah live music, atau juga bekerja sama dengan pihak-pihak tertentu agar melakukan promosi atau kegiatan yang bisa menarik animo mayarakat untuk datang ke Kedai Kopi

Street Culture

o Banyaknya gangguan pengamen yang masuk ke kedai kopi

Solusi terbaik yang tidak merugikan pihak manapun baik itu kedai kopi sendiri, konsumen dan juga pengamen. Salah satu solusi yang dapat dilakukan untuk menanggapi hal ini adalah menjadikan pengamen sebagai bagian dari kedai kopi, dimana para pengamen di lobi oleh pihak kedai kopi untuk mengisi acara di kedai kopi salah satu diantaranya adalah live music. Dengan memfasilitasi para pengamen tersebut untuk menggelar permainan music diyakini bahwa konsumen tidak akan terganggu, karena para pengamen akan bermain music secaa teratur dan tidak ada yang keluar masuk kedai kopi.

o Konsumen dapat meracik kopi sendiri

(28)

Bab 6 Kesimpulan dan Saran 6-12

Universitas Kristen Maranatha pegawai kepada konsumen agar hasil dari kopi yang dihasilkan bisa bagus.

o Kecepatan wifi yang stabil

Mempertahankan servis internet yang digunakan dari operator yang telah digunakan saat ini. Konsumen

o Kebersihan toilet selalu dijaga

Selalu mengontrol kinerja para pegawai khususnya dalam hal menjaga kebersihan toilet.

o Ruangan kedai kopi yang luas

Hal ni tidak dapat diperbaiki karena kondisi ruangan yang terbatas sehingga tidak memungkikan utuk memperluas lokasi kedai kopi. Cara agar kedai kopi terlihat lebih luas adalah mengatur ulang tata letak kedai kopi.

o Area merokok dan tidak boleh merokok dipisah

Hal ni tidak dapat diperbaiki karena kondisi ruangan yang terbatas sehingga tidak memungkikan utuk memiashkan area merokok dan area tidak boleh merokok didalam kedai kopi.

o Ruangan kedai kopi yang rapi

Suasana vintage yang sudah ada d kedai kopi harus tetap dipertahankan karena sebanyak 50,090% konsumen menyukainya namun tetap harus memperhatikan kerapihan dan kebersihannya juga.

o Suasana kedai kopi yang nyaman

Mempertahankan suasana kedai kopi pada ini.

o Tempat duduk yang nyaman/ergonomis

(29)

Bab 6 Kesimpulan dan Saran 6-13

Universitas Kristen Maranatha

o Jarak antar meja yang cukup jauh

Hal ni tidak dapat diperbaiki karena kondisi ruangan yang terbatas sehingga tidak memungkikan utuk memperluas lokasi kedai kopi. Cara agar kedai kopi terlihat lebih luas adalah mengatur ulang tata letak kedai kopi.

o Kedai kopi tidak berisik

Hal ni tidak dapat diperbaiki karena kondisi ruangan yang saling berdekatan antar mejanya memang membuat suasana didalam kedai kopi menjadi bising.

6.2Saran

Perlu dilakukuan penelitian lanjutan mengenai layout Kedai Kopi Street

Culture. Karena pada penelitian ini usulan-usulan yang diberikan kepada

kedai kopi street culture mengenai tata letak kedai kopi baru hanya berdasarkan obeservasi tanpa melakukan perhitungan dan pengambilan data yang berkaitan denga tata letak.

 Perlu dilakukan penelitian lanjutan mengenai penentuan diskon. Karena pada penelitian ini usulan-usulan yang diberikan kepada kedai kopi street culture baru berupa kalimat gagasan mengenai pengadaan diskon di objek penelitian dan belum memperhitugkan berapa jumlah diskon yang efektif dan efisien apabila diterapka di kedai kopi Street Culture.

(30)

DAFTAR PUSTAKA

1. Hayes E. Bob; “Measuring Customer Satisfaction”, ASQ Quality Press, USA, 1998.

2. Muis, Rudijanto; “Diktat Kuliah Statistika Industri II”, Bandung. 3. Purnama, C. M. Lingga; ”Strategic Marketing Plan”PT. Gramedia

Pustaka Utama, Jakarta, 2002.

4. Ronald E. Walpole; “Pengantar Statistika” edisi 3, PT. Gramedia pustaka Utama, Jakarta 1993

5. Sri Rahayu : “Aplikasi SPSS Versi 12.00 dalam Riset Pemasaran”, CV.

Alfabeta, Bandung, 2005.

6. Sugiyono; “Metode Penelitian Administrasi”, CV . Alfabeta, Bandung, 2006.

7. Supranto, J.; “Pengukur Tingkat Kepuasan Pelanggan Untuk

Gambar

Tabel                                                  Judul                                                     Halaman
Tabel                                                  Judul                                                     Halaman
Grafik Wilayah Kritis
Tabel 1.1 Pendapatan Street Culture tahun 2012-2013

Referensi

Dokumen terkait

Menurut Slameto (Djamarah, 1996), belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan,

Juga tidak hanya kenyamanan, pengunjung kafe, kedai kopi ataupun warung kopi juga memiliki pola hidupnya masing-masing, yang mana hal tersebut mengacu pada bagaimana

Penelitian yang berjudul Makna Halal Kedai Kopi Bagi Konsumen Berhijab: Studi FDGnografi di Kedai Kopi XYZ ini melihat banyaknya umat muslim terutama di

Konsep kedai ini berbeda dengan kedai kopi yang umumnya tidak menyediakan bar dan fokus hanya pada minuman jenis kopi, dan serangkaian sajian ramuan lainnya dengan

1) Timbangan telah terealisasi dibuat sesuai dengan perencanaan dan perancangan alat dengan menggunakan satu sensor Load Cell dengan kapasitas maksimal beban 10 kg.

pemenuhan dana harus dilakukan sehingga tujuan perusahaan dapat tercapai. Penulis tertarik ingin menguji variabel yang mempengaruhi struktur modal,. dimana proksi yang digunakan

Jamban keluarga adalah suatu bangunan yang digunakan untuk membung tinja atau kotoran manusia atau najis bagi keluarga yang lazim disebut kakus.Manfaat jamban

Berdasarkan pengertian tersebut, pendidikan dapat diartikan sebagai suatu proses atau upaya sadar untuk menjadikan manusia ke arah yang lebih baik. Dalam suatu