• Tidak ada hasil yang ditemukan

View of STRATEGI GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM MENANAMKAN NILAI-NILAI MULTIKULTURAL DI SMP NEGERI 5 KOTA BOGOR

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "View of STRATEGI GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM MENANAMKAN NILAI-NILAI MULTIKULTURAL DI SMP NEGERI 5 KOTA BOGOR"

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

YAYASAN AKRAB PEKANBARU Jurnal AKRAB JUARA Volume 8 Nomor 1 Edisi Februari 2023 (185-203)

185 STRATEGI GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM MENANAMKAN NILAI-NILAI MULTIKULTURAL DI SMP NEGERI 5 KOTA BOGOR

--- Zaenurrahman Bahrul Alam, Syamsul Aripin, Erba Rozalina

UIN Jakarta

(Naskah diterima: 1 Januari 2023, disetujui: 31 Januari 2023)

Abstract

Indonesia is the largest archipelagic country in the world which is very plural, both in terms of religion, race, ethnicity, customs, arts and culture. Based on this fact, in Indonesia it is very common for conflicts to occur between citizens of the same country which underlies these differences. In this paper the researcher examines the strategy of Islamic Religious Education teachers in instilling Multicultural Values in a school environment which is quite diverse both in terms of class, customs, ethnicity, race, ethnicity, language as well as culture and religion such as Islam, Christianity, religion Catholicism, Hinduism and Buddhism in schools. This study aims to describe and analyze critically and objectively about multicultural diversity and the strategies of Islamic Religious Education teachers in instilling Multicultural Values at SMP Negeri 5 Bogor City. It is hoped that the results of this study will be used as material for consideration for teachers and principals and school staff in realizing multicultural education in an educational institution at school, especially at SMP Negeri 5 Bogor City. This research is a qualitative research, by taking the research location at SMP Negeri 5 Bogor City. This data collection is done by means of observation, interviews and documentation. And using data analysis that will be carried out by giving meaning to the data that has been collected and from this meaning then a conclusion can be drawn. The results of this study indicate that the condition of school residents at SMP Negeri 5 Bogor City is quite diverse. There are various ethnicities, religions, social statuses and different ways of thinking in an educational institution. Appropriate multicultural values have been applied by Islamic Religious Education teachers at school institutions at SMP Negeri 5 Bogor City. The strategy of the Islamic Religious Education teacher in instilling Multicultural values at SMP Negeri 5 Bogor City is in accordance with the aims and objectives of Multicultural education itself. Factors supporting the PAI Teacher's strategy in instilling Multicultural Values at SMP Negeri 5 Bogor City, first is the school climate, second is facilities and infrastructure, third is the role of the teacher, fourth is school programs and activities. social interaction between components of the school. While the obstacles and solutions in instilling Multicultural Values at SMP Negeri 5 Bogor City, firstly the teacher is not familiar with his own culture and secondly the students are less concerned with their own culture.

Keywords: Strategy, Multicultural Values

(2)

YAYASAN AKRAB PEKANBARU Jurnal AKRAB JUARA Volume 8 Nomor 1 Edisi Februari 2023 (185-203)

186 Abstrak

Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar didunia yang sangat plurar, baik ditinjau dari segi agama, ras,suku, adat istiadat, seni dan budaya. Berdasarkan kenyataan ini, di Indonesia sangat rentang terjadi konflik antar sama warga negara yang mendasari perbedaan tersebut.

Dalam tulisan ini peneliti mengkaji strategi guru Pendidikan Agama Islam dalam menanamkan Nilai-nilai Multikultural di lingkungan sekolah yang cukup beragam baik dari segi golongan, adat istiadat, suku, ras, etnis, bahasa serta kebudayaan dan agama seperti, agama Islam, agama Kristen, agama Katotik, agama Hindu dan agama Budha yang ada di sekolah. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan dan menganalisis secara kritis dan obyektif tentang keragaman yang Multikultural dan strategi guru Pendidikan Agama Islam dalam menanamkan Nilai-nilai Multikultural di SMP Negeri 5 Kota Bogor. Hasil penelitian ini diharapkan semoga akan dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan bagi guru maupun kepala sekolah dan staf-staf sekolah dalam mewujudkan pendidikan yang multikultural dalam sebuah lembaga pendidikan di sekolah khususnya di SMP Negeri 5 Kota Bogor. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif, dengan mengambil lokasi penelitian di SMP Negeri 5 Kota Bogor. Pengumpulan data ini dilakukan dengan cara observasi, wawancara dan dokumentasi. Dan menggunakan analisis data yang akan dilakukan dengan memberi makna terhadap data yang berhasil dikumpulkan dan dari makna tersebut barulah dapat ditarik sebuah kesimpulan. Hasil penelitian ini menunjukkan yaitu, kondisi warga sekolah di SMP Negeri 5 Kota Bogor cukup beragam. Adanya bermacam-macam etnis, agama, status sosial dan cara berpikir yang berbeda-beda pada sebuah lembaga pendidikan.

Nilai-nilai Multikultural yang tepat telah diterapkan oleh guru Pendidikan Agama Islam pada lembaga sekolah di SMP Negeri 5 Kota Bogor. Strategi guru Pendidikan Agama Islam dalam menanamkan nilai-nilai Multikultural di SMP Negeri 5 Kota Bogor telah sesuai dengan maksud serta tujuan pendidikan Multikultural itu sendiri. Faktor-faktor pendukung strategi Guru PAI dalam menanamkan Nilai-nilai Multikultural di SMP Negeri 5 Kota Bogor, pertama iklim sekolah, kedua sarana dan prasarana, ketiga peran guru, keempat program dan kegiatan sekolah.

interkasi social antar komponen sekolah. Sedangkan kendala dan solusi dalam menanamkan Nilai-nilai Multikultural di SMP Negeri 5 Kota Bogor, pertama guru kurang mengenal budaya sendiri dan kedua siswa yang kurang perduli dengan budaya sendiri.

Kata Kunci : Strategi, Nilai-nilai Multikultural

I. PENDAHULUAN

eberapa konflik mengerikan yang pernah terjadi di Indonesia karena disebabkan perbedaan padangan.

Tragedi Sampit pada tahun 2001. Tahun 2001 adalah salah satu sejarah kelam bangsa Indonesia terutama di daerah Sampit. Tragedi

Sampit adalah kerusuhan yang amat mengerikan yang melibatkan dua suku Dayak dan suku Madura. Tercatat 500 orang tewas dan 100 orang di antaranya mengalami pemenggalan kepala. Konflik antar etnis pada tahun 1998. Konflik ini diawali oleh krisis moneter yang mengakibatkan sendi-sendi

B

(3)

YAYASAN AKRAB PEKANBARU Jurnal AKRAB JUARA Volume 8 Nomor 1 Edisi Februari 2023 (185-203)

187 negara lumpuh dan meluas sehingga berubah

menjadi konflik antar entis Pribumi dan etnis Tionghoa, konflik ini mengakibatkan banyak aset-aset Tionghoa dijarah dan dibakar. Selain itu, juga banyak laporan yang menyatakan telah terjadi pelecehan seksual dan pembunuhan pun tak bisa dihindari. Konflik antar etnis ini benar-benar menjadikan Indonesia seperti lautan darah. Konflik antar golongan dan pemerintah (GAM, RMS dan OPM). Konflik antar golongan memang sering terjadi di Indonesia, namun yang paling parah adalah perlawanan GAM terhadap pemerintah yang akhirnya dibawa ke dunia Internasional.

Konflik ini terjadi didasari atas keinginan memerdekakan diri dari negara Indonesia.

Sayangnya pemerintah tidak mengedepankan dialog, sehingga operasi militer pun akhirnya diberlakukan oleh pemerintah selama bertahun-tahun dan telah memakan banyak korban. Konflik ini akhirnya mereda setelah terjadi kesepakatan, yang menjadikan Aceh sebagai daerah dengan otonomi khusus.

Konflik antar golongan, gereja Yasmin Bogor yang terkatung-katung proses izinnya dalam 13 tahun terakhir karena ditentang "kelompok intoleran" akan selesai tahun ini, kata Wali Kota Bima Arya dalam peluncuran hasil riset produk hukum intoleran.Wali Kota Bogor,

Bima Arya mengakui di daerahnya masih terdapat kelompok-kelompok intoleran, termasuk yang menolak keberadaan GKI Yasmin."Itu adalah PR yang tak bisa sendiri dihadapi, tapi kami percaya harus diselesaikan bersama-sama," katanya saat peluncuran hasil riset Setara Institute di Jakarta, Selasa (13/08).

Terkait dengan penyelesaian GKI Yasmin, Bima Arya mengaku telah membentuk tim yang terdiri dari perwakilan pemerintah kota, gereja dan kelompok Islam.

Salah satu yang menjadi sorotan Setara Institute adalah produk hukum berupa Surat Keputusan Walikota Bogor No. 503/367-Huk tentang Pembatalan Surat Keputusan No.

601/389-Pem tahun 2006 tentang Pendirian Gereja Yasmin, Bogor. Juru Bicara GKI Yasmin, Bona Sigalingging mengatakan proses izin pendirian gereja masih berlarut- larut karena belum ada keputusan tegas dari Wali Kota Bogor, Bima Arya. Berdasarkan uraian dan kasus di atas, dirasa pentingnya pengamalan paham multikultural sebagai sebuah konsep atau pemikiran tidak muncul dalam ruangan kosong, namun ada interest politik, sosial, ekonomi, dan intelektual yang mendorong kemunculannya. Penyebab multikulturalisme dalam kerangka politik multikulturalisme, Kymlicka mengemukakan

(4)

YAYASAN AKRAB PEKANBARU Jurnal AKRAB JUARA Volume 8 Nomor 1 Edisi Februari 2023 (185-203)

188 terdapat dua aspek munculnya multikultura-

lisme, yakni migrasi yang masuk ke suatu daerah dan adanya kebanggaan sebagai minoritas. Aspek pertama dialami oleh negara- negara tujuan immigran dalam studi kasus yang diteliti pada negara Amerika Serikat, Kanada, dan Australia.

Sedangkan aspek kedua lebih bersifat pada unsur identitas yang dimiliki oleh individu yang dirasa lebih kuat dari pada rasa nasionalismenya (Kymlicka 2011). Allah SWT berfirman dalam Al-Qur‟an : “Dan Kami tidak mengutus engkau (Muhammad) melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi seluruh alam”.

(Q.S Al-Anbiya ;107). Tujuan Allah mengutus Nabi Muhammad membawa agama Islam bukan untuk membinasakan orang-orang kafir, melainkan untuk menciptakan perdamaian.

Dan Kami tidak mengutus engkau Muhammad melainkan untuk menjadi rahmat bagi seluruh alam. Perlindungan, kedamaian, dan kasih sayang yang lahir dari ajaran dan pengamalan Islam yang baik dan benar. Dengan hal tersebut maka sangat berkaitan dengan multikultural yang diterapkan oleh Nabi Muhammad SAW, bahwa tujuan multikultural ini sebagai suatu kedamaian untuk semua umat di dunia ini, bahkan dalam Islam sudah menjadi tugas Nabi SAW untuk membawa

serta mengajarkan Islam dengan damai, bukan dengan cara kekerasan dan mencelakai orang- orang kafir. Islam adalah agama rahmatan lil

‟alamin sebagai bentuk rahmat dan rasa kasih sayang Allah SWT, karunia dan nikmat yang diberikan kepada makhluknya di seluruh alam semesta. Di dalamnya menjunjung tinggi hak- hak asasi manusia, menjaga hak binatang dan tumbuh-tumbuhan. Memahami Islam rahmatan lil „alamin sebagai konsep dasar dalam agama Islam, akan memunculkan kembali keindahan Islam yang sudah lama meredup. Rahmat ini adalah milik Allah dan diturunkan melalui Islam untuk dinikmati secara bersama – sama.

Nabi Muhammad diutus ke dunia ini adalah untuk menjadi rahmat bagi alam. Dalam diri Nabi, Allah sudah ciptakan rahmat, bukan bagi umat muslim semata, melainkan juga bagi non muslim.

Kemudian Allah berfirman dalam surah Al-Hujurat ayat 13: “Wahai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari laki-laki dan perempuan dan Kami menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku suku supaya kamu berkenal-kenalan, sesungguhnya semulia mulia kamu di sisi Allah ialah orang yang bertakwa di antara kamu.” (Q.S Al- Hujurat:13). Pada dasarnya semua bangsa di dunia ini bersifat multikultural.Adanya

(5)

YAYASAN AKRAB PEKANBARU Jurnal AKRAB JUARA Volume 8 Nomor 1 Edisi Februari 2023 (185-203)

189 masyarakat multikultural memberikan nilai

tambah bagi bangsa tersebut. Keragaman ras, etnis, suku ataupun agama menjadi karakteristik tersendiri, sebagaimana bangsa Indonesia yang unik dan rumit karena kemajemukan suku bangsa, agama, bangsa maupun ras. Masyarakat multikultural Indonesia adalah sebuah masyarakat yang berdasarkan pada ideologi multikulturalisme atau Bhinneka Tunggal Ika yang multikultural, yang melandasi corak struktur masyarakat Indonesia pada tingkat nasional dan lokal.

Faktor-faktor penyebab timbulnya masyarakat yang multikultural adalah keadaan geografis, pengaruh kebudayaan asing, perkawinan campur dan juga iklim yang berbeda.

Indonesia, sebagai sebuah negara yang kaya akan khazanah budaya. Dilihat dari keadaan geografis Indonesia, terdapat beribu-ribu pulau berjajar dari ujung Barat sampai ujung Timur, mulai dari Sumatra hingga Papua. Setiap pulau memiliki suku bangsa, etnis, agama dan ras masing-masing. Dilihat dari pengaruh kebudayaan asing, seperti masuknya etnis Cina, Arab dan maupun India dan turun menurun membuat masyarakat Indonesia mempunyai kebiasaan yang berbeda dan juga cara pandang hidup pula. Sementara itu, iklim atau cuaca yang berbeda di Indonesia membuat

kebiasaan masyarakat untuk bercocok tanam berbeda-beda. Keadaan inilah yang menjadikan masyarakat Indonesia menjadi masyarakat multikultural.

Untuk membina kerukunan antar perbedaan kultur dalam masyarakat khususnya diwilayah tersebut, maka diperlukan adanya satu kepemahaman tentang nilai-nilai multikultural yang terbina dilingkungan sekolah, agar terwujudnya masyarakat yang saling menghargai, menghormati, memahami, dan serta tolong menolong. Dalam Pendidikan Agama Islam yang dilaksanakan di SMP Negeri 5 Kota Bogor ditunut selalu menanamkan nilai-nilai multikultural antara umat beragama dalam rangka mewujudkan kondisi pembelajaran yang kondusif, maka tujuan Pendidikan yang utama bisa tercapai.

Melalui pembelajaran PAI dan intrakulikuler maupun ekstrakulikuler. Oleh karena itu, salah satu strategi guru Pendidikan Agama Islam bisa terlaksana. Sehingga pada realitanya sekolah tersebut mampu menanamkan nilai- nilai multikultural di sekolah tersebut, seperti belajar hidup dalam perbedaan, membangun serta saling percaya, memelihara saling pengertian, menjungjung sikap saling menghargai, terbuka dalam berpikir, apresiasi dan interdepensi. Berbagai macam adat-

(6)

YAYASAN AKRAB PEKANBARU Jurnal AKRAB JUARA Volume 8 Nomor 1 Edisi Februari 2023 (185-203)

190 istiadat dengan beragam suku bangsa, ras,

agama, serta bahasa dan itulah disebut Bangsa Indonesia. Indonesia adalah salah satu negara multikultural terbesar di dunia (Ainul Yaqin 2005:3). Keanekaragaman agama, etnik dan kebudayaan dimisalkan seperti pisau yang bermata dua. Satu sisi kekayaan ini khazanah yang patut dipelihara dan memberikan nuansa dan dinamika bagi bangsa Indonesia.

Disatusisi dapat pula merupakan titik pangkal perselisihan, konflik horizontal dan vertical.

Keragaman diakui atau tidak, pasti banyak menimbulkan berbagai persoalan sebagaimana yang kita lihat hingga saat ini. Kurang mampunya masyarakat Indonesia untuk menerima perbedaan itu mengakibatkan hal yang negatif. Pengertian dan pemahaman yang multikultural berarti menerima adanya keragaman ekspresi budaya yang mengandung nilai-nilai kemanusiaan serta keindahan. Oleh karena itu maka sudah sewajarnya wawasan multikulturalisme sangat penting utamanya dalam memupuk rasa persatuan dan kesatuan bangsa sesuai dengan semangat kemerdekaan RI 45 sebagai sebuah tombak sejarah berdirinya Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Dengan hal tersebut, Indonesia sebagaimana dikuatkan oleh para ahli yang memiliki perhatian besar terhadap

Pendidikan multi etnik, justru menjadikan multikulturalisme sebagai pembelajaran yang berbasis bhineka tunggal ika, dominasi kebudayaan mayoritas, warisan dari persepsi dan pengelolaan Bhineka Tunggal Ika yang kurang tepat di masa lalu berdampak pada berbagai aspek kehidupan masyarakat di Negara Indonesia. Kurangnya pemahaman multikultural yang komprehensif justru menyebabkan degradasi moral generasi muda.

Dari pembahasan diatas dapat dipahami bahawa sekolah merupakan bagian kecil dari masyarakat, salah satu bentuk Pendidikan dalam masyarakat adalah Pendidikan formal (sekolah). Sekolah tersebut yang menjadi salah satu media pemahaman tentang menanamkan nilai-nilai multikultural tersebut. Oleh karena hal tersebut, proses Pendidikan di sekolah harus menanamkan nilai-nilai multikultural.

Asumsi di atas sangat dibutuhkan termasuk guru PAI yang berperan sebagai mediator untuk memotivasi semangat belajr peserta didik. Sebab guru dipandang sebagai orang yang banyak mengetahui kondisi belajar dan juga permasalahan belajar dan juga permasalahan belajar yang dihadapi oleh anak didik. Berkaitan dengan masalah tersebut, merupakan sebuah tantangan dan pengalaman bagi guru PAI SMP Negeri 5 Kota Bogor

(7)

YAYASAN AKRAB PEKANBARU Jurnal AKRAB JUARA Volume 8 Nomor 1 Edisi Februari 2023 (185-203)

191 dalam menanamkan nilai-nilai multikultural

dan semangat toleransi kebersamaan, dan persaudaraan sehingga mampu menanamkan nilai multikultural di Lembaga Pendidikan sekolah tersebut. Karena keragaman yang ada dengan sikap tetap menghargai dan menghormati inilah yang menjadi ketertarikan peneliti, berangkat dari latar belakang masalah tersebut peneliti mengangkat judul :” Strategi Guru PAI Dalam Menanamkan Nilai-Nilai Multikultural Di SMP Negeri 5 Kota Bogor”.

II. METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif yaitu lebih menekankan realitas sosial sebagai sesuatu yang utuh, kelompok, dinamis, dan bersifat interaktif, untuk meneliti kondisi obyektif yang alamiah. Data yang diperoleh dapat berbentuk kata, gambar, kalimat, skema atau gambar (Sugiyono: 2008).

B. Lokasi Penelitian

Lokasi yang menjadi obyek penelitian adalah SMP Negeri 5 Kota Bogor. SMP Negeri 5 Kota Bogor adalah Lembaga Pendidikan yang terletak di Kelurahan Kebon Pedes Kecamatan Tanah Sareal Kota Bogor, sebagai Lembaga Pendidikan yang menjadi kepercayaan masyarakat setempat dan masyarakat sekitar untuk menitipkan putra dan

putri mereka dalam menimba ilmu pengetahuan.

C. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 5 Kota Bogor yang terletak di Jln.

Dadali, Kecamatan Tanah Sareal Kota Bogor.

Penelitian lapangan di SMP Negeri 5 Kota Bogor dilaksanakan mulai dari 09 Maret 2022 sampai dengan 30 November 2022.

D. Sumber Data

Pada penelitian kualitatif sebagai human instrument, berfungsi menetapkan fokus penelitian, memilih informan sebagai sumber data, melakukan pengumpulan data, menilai kualitas data, analisis data, menafsirkan data, melakukan pengumpulan data, menilai kualitas data, analisis data, menafsirkan data dan membuat kesimpulan atau temuannya (Sugiyono, 2010:306). Dalam setiap sumber data merupakan komponen utama, tanpa sumber data penelitian tidak akan berjalan. Untuk itu dalam penelitian karya ilmiah ini penulisan menggunakan sumber data primer dan sumber data sekunder (Saifuddin azwar 1999:91). Sebagai peneliti kualitataif, maka bahan-bahan kajian yang diambil atau digunakan sebagai sumbernya adalah:

(8)

YAYASAN AKRAB PEKANBARU Jurnal AKRAB JUARA Volume 8 Nomor 1 Edisi Februari 2023 (185-203)

192 a) Sumber Primer (Primary resource)

Sumber data primer adalah sumber data yang langsung memberikan data kepada pengumpul data (Sugiono 2015:308). Data yang diperoleh dan dikumpulkan langsung dari informan (obyek) melalui wawancara langsung, yang telah memberikan informasi tentang dirinya dan pengetahuannya. Orang- orang yang masuk dalam kriteria ini adalah mereka yang memahami dan mengetahui tentang pelaksanaan penanaman nilai-nilai multikultural serta strategi guru PAI di SMP Negeri 5 Kota Bogor, serta pengembangan pendidikan Islam di sekolah.

Data merupakan keterangan-keterangan tentang suatu hal, dapat berupa sesuatu yang diketahui atau suatu fakta yang digambarkan lewat keterangan angka, simbol, kode, dan lain-lain. Sedangkan yang dimaksud sumber data dalam penelitian adalah subjek dari mana data dapat diperoleh. Misalnya, apabila peneliti menggunakan kuesioner atau wawancara dalam pengumpulan datanya, maka sumber data disebut responden, yaitu orang- orang yang merespon atau menjawab pertanyaan-pertanyaan peneliti, baik secara tertulis maupun lisan. Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah data yang sesuai

dengan fokus penelitian, yaitu tentang penanaman nilai-nilai multikultural.

b) Bahan Sekunder (Secondary resource) Data sekunder merupakan sumber yang tidak langsung memberikan data kepada pengumpul data, misalnya lewat orang lain atau lewat dokumen (Sugiyono 2015:309).

E. Teknik Pengumpulan data

Dalam penelitian kualitatif, pengumpulan data dilakukan pada natural setting (kondisi alamiah), sumber data primer, dan teknik pengumpulan data lebih banyak observasi berperan serta, wawancara mendalam dan dokumentasi (Sugiyono,2010).

Untuk menentukan suatu data yang ingin digunakan, maka dibutuhkan teknik pengumpulan data, supaya bukti dan fakta yang diperoleh berfungsi secara objektif.

Metode pengumpulan data yang peneliti gunakan adalah :

1. Observasi

2. Wawancara (Interview) 3. Dokumentasi (documentation) F. Pengecekan Keabsahan Data

Pada penelitian kulaitatif, instrumennya tidak mungkin diuji keabsahannya karena instrument pengumpulan datanya adalah peneliti sendiri. Oleh karena itu, yang diuji keabsahannya adalah data yang dikumpulkan

(9)

YAYASAN AKRAB PEKANBARU Jurnal AKRAB JUARA Volume 8 Nomor 1 Edisi Februari 2023 (185-203)

193 oleh peneliti (Nusa Putra, 2013). Pengecekan

keabsahan data pada penelitian ini berdasarkan teknik yang diutarakan oleh Lexy J. Moleong, dalam Metodelogi Penelitian Kualitatif yaitu Triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain diluar data untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data itu.

G. Teknik Analisis Data

Analisis data akan dimulai dari pengolahan data mentah. Mengolah data berarti membuat data ringkas berdasarkan data mentah hasil pengumpulan data. Analisis data kualitatif merupakan upaya yang dilakukan dengan jalan bekerja dengan data, mengorganisasikan data, memilih-memilahnya menjadi satuan yang dapat dikelola, mensintesiskannya, mencari dan menemukan pola, menemukan apa yang penting dan apa yang dipelajari, dan memutuskan apa yang dapat diceritakan kepada orang lain (Moleong, 2009). Analisis data ini meliputi kegiatan pengurutan dan pengorganisasian data, pemilihan menjadi satuan-satuan tertentu, sintesis data, pelacakan pola serta penentuan apa yang harus dikemukakan pada orang lain.

Teknik analisis data dalam penelitian ini

dijelaskan sebagaimana langkah-langkah berikut:

1. Pengumpulan data 2. Reduksi data

3. Penyajian data setelah data direduksi 4. Penarikan Kesimpulan dan verivikasi II. HASIL PENELITIAN

SMP Negeri 5 Kota Bogor berdiri sejak bulan Maret tahun 1960, merupakan alih fungsi dari Sekolah Guru Besar (SGB) yang saat itu berlokasi di jalan Pemuda No. 18 dengan surat keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. 187/SK/B/III/1960 tanggal 25 Maret 1960. Pada tahun 1961 CV Haruman membangun komplek pendidikan di sekitar lapangan tanah sareal, sebagian dari bangunan itu selesai dibangun pada tahun 1966. Pada tahun 1967 beberapa sekolah di kota Bogor mendapat jatah bangunan, diantara sekolah tersebut adalah :

1. STM Negeri (Sekarang dipakai SMPN 12) 2. SMEA Negeri (Sekarang SMKN 1) 3. SMP Negeri 5

Untuk SMP Negeri 5 mendapat jatah bangunan yang alamatnya di jalan Bincarung (waktu itu jalan dadali belum ada), yaitu bangunan yang sekarang ditempati dengan luas tanah hamper 1 herktar. Pada tahun 1976 sebagian lahan sekolah ini dijual oleh CV

(10)

YAYASAN AKRAB PEKANBARU Jurnal AKRAB JUARA Volume 8 Nomor 1 Edisi Februari 2023 (185-203)

194 Haruman kepada masyrakat umum, sehingga

sisa lahan tinggal 6603 m2 (lahan yang dijual yaitu sebagian sisi sebelah timur dipinggir jalan bincarung). Kemudian dengan adanya perkembangan dan penataan kota Bogor, yaitu dengan dibangunnya jalan Raya di belakang sekolah (sekarang jalan dadali), maka alamat sekolahpun berubah yang semula di jalan bincarung, sejak tahun 1991 alamatnya menjadi jalan dadali no. 10-A Bogor sampai sekarang.

Para Kepala Sekolah Yang pernah Menjabat di SMPN 5 Bogor

1. 1960 – 1964 Ibu St. Onah (Alm)

2. 1964 – 1969 M. Nurdin Samsul Bahri, BA (Alm)

3. 1969 – 1981 M. Djadji Suwardi, BA (Alm)

4. 1981 – 1990 Drs. Suparman

5. 1990 – 1993 Wawa Kertarahardja BA (Alm)

6. 1993 – 1995 Dra. Hj. Elly Rachmalia 7. 1995 – 1998 Sri Soekeksi

8. 1998 – 2003 Drs. Oman Rochman Widya

9. 2003 – 2004 Hj. Titin Sartika, S.Pd.

10. 2004 – 2011 Dra. Hj. Arni Suhaerani, M.Pd.

11. 2011 – 2012 Setiabudi, M.Pd.

12. 2012 - 2014 Rokhmat, M.Pd.

13. 2014 - 2021 Warsadi, M.Pd

14. 2021 - 2022 Ema Mustikawati, S.Pd 15. 2022 - …. Drs. Wawan

A. Visi

BERPRESTASI DILANDASI IMAN DAN TAKWA, DISIPLIN, BERBUDAYA LINGKUNGAN , SEHAT, DAN RAMAH ANAK (BERLIMA DI DADALI SETARA) B. Misi

1. Melaksanakan KBM dan bimbingan secara terjadwal, efektif, dan efisien.

2. Meningkatkan profesionalisme pendidik melalui pengembangan akademis dan teknologi untuk mencapai standar kompetensi pendidik.

3. Memotivasi dan melaksanakan pembinaan kompetisi bidang akademik dan non akademik.

4. Mengarahkan dan memotivasi peserta didik untuk melanjutkan ke sekolah unggulan sesuai dengan potensinya.

5. Mewujudkan warga sekolah yang secara konsisten melaksanakan ajaran agama yang dianut.

6. Mewujudkan kesadaran perilaku disiplin warga sekolah.

7. Mengembangkan dan mengoptimalkan sarana dan prasarana penunjang.

(11)

YAYASAN AKRAB PEKANBARU Jurnal AKRAB JUARA Volume 8 Nomor 1 Edisi Februari 2023 (185-203)

195 8. Menumbuh kembangkan perilaku

berbudaya lingkungan sehat.

9. Mengembangkan budaya sekolah ramah anak.

Struktur Organisasi sekolah dibuat dalam rangka pengaturan aktifitas sekolah agar semua kegiatan dan proses kegiatan belajar mengajar dapat berjalan dengan baik dan lancar. Hal ini yang menjadi dasar SMP Negeri 5 Kota Bogor untuk mengajar dan mengkordinir seluruh element dan staf sekolah agar sesuai dengan job description yang ada dibuatlah struktur organisasi.

C. Nilai-Nilai Multikultural di SMP Negeri 5 Kota Bogor

1. Humanis

Berdasarkan hasil observasi siswa/siswi SMP Negeri 5 Kota Bogor pada kenyataannya telah menjungjung tinggi nilai kemanusiaan terlihat pada saat kebersamaan di kelas atau dilingkungan sekolah yang sangat menghargai dan menghormati harkat martabat kemanusiaan tanpa membedakan suku, golongan dan agama, sehingga bergaul secara umum dengan siapa saja tanpa adanya batasan- batasan atau kelompok pergaulan di sekolah dan tercipta kondisi belajar yang aman dan efektif. Berikut hasil wawancara dengan Bapak Mahmudin, M.Pd selaku guru PAI dipaparkan

sebagai berikut: “dalam penanaman nilai kemanusiaan dapat mendorong siswa/siswi untuk bisa beljar dengan berinteraksi sesama meskipun kenyataan yang sangat beragam di lingkungan sekolah, maka ini penting untuk menumbuhkan rassa menghargai dan menghormati nilai kemanusiaan sebagai bentuk kesadaran diri, sehingga terwujud masyarakat sekolah yang harmonis”.

Berdasarkan hasil observasi dan wawancara tersebut, dapat disimpulkan dengan analisis bahwa nilai kemanusiaan dalam pendidikan nilai multikultural merupakan proses pengembangan seluruh potensi manusia yang menghargai keragaman di sekolah sebagai konsekuensi keragaman etnis, suku dan agama. Dengan nilai ini diharapkan akan tumbuh berkembang penghormatan dan penghargaan yang tinggi terhadap harkat dan martabat manusia dalam lingkungan sekolah.

2. Inklusif (Terbukaan)

Nilai Inklusif ini mengakui terhadap suatu keragaman warga sekolah, baik agama, suku, budaya, dan bangsa. Nilai tersebut mengakui terhadap pluralisme dalam suatu perkumpulan/ kelompok social, menjanjikan didahulukannya prinsip inklusifitas yang bermuara pada tumbuhnya kepekaan terhadap berbagai kemungkinan yang ada. Berdasarkan

(12)

YAYASAN AKRAB PEKANBARU Jurnal AKRAB JUARA Volume 8 Nomor 1 Edisi Februari 2023 (185-203)

196 hasil observasi lapangan bahwa nilai inklusif

pada kenyataannya siswa-siswi SMP Negeri 5 Kota Bogor, selalu mendahulukan sikap keterbukaan, dan berbagai cerita dan sejarah yang berkaitan dengan suatu kepercayaan, suku dan budaya yang mereka yakini, seperti pada perayaan hari-hari besar agama diantara mereka tentu saling aktif mendukung dengan itulah maka akan terjalin suatu kebersamaan.

Berikut hasil wawancara dengan Bapak Mahmudin, M.Pd selaku guru Pendidikan Agama Islam memaparkan sebagai berikut :

“….dalam pelaksanaan ini kami selaku pendidik di sekolah mengupayakan penanaman ini untuk menumbuhkan kesadaran pluralisme beragama terutama untuk saling membangun sikap terbuka satu sama lain diantara siswa kami dengan cita-cita menjadi landasan berpikir fositif, bertingkah laku dan berinteraksi di kelas atau di sekolah”. Oleh karena itu, berdasarkan observasi dan wawancara tersebut dapat dianalisis bahwa nilai inklusif merupakan sarana proses kesadaran berpikir, bersikap dalam interaksi di sekolah untuk membangun hubungan social di sekolah, kesadaran yang telah terbangun akan efektif apabila melalui jalur pendidikan, sebab pendidikan merupakan instrument yang diyakini memiliki peranan paling efektif untuk

proses internalisasi nilai-nilai multicultural, sehingga dengan sendirinya akan tumbuh sikap saling menghormati dan penghargaan yang setinggi-tingginya terhadap martabat manusia.

3. Kerjasama

Kerjasama adalah suatu pekerjaan yang dilakukan oleh suatu kelompok sehingga terdapat hubungan erat antar tugas pekerjaan anggota kelompok lain serta penyelesainnya (Poerwadarminta, 2007: 492). Huda (2011) berpendapat bahwa individu bekerjasama ketika mereka memiliki relasi yang dekat satu sama lain dan berharap memperoleh tujuan bersama (shared goal) yang adil. Mayoritas seseorangbekerjasama karena ingin memperoleh hasil yang bisa dirasakan bersama (mutual outcomes). Sejalan dengan pendapat Jonathan (2019) bahwa Kerjasama merupakan usaha yang dilakukan oleh beberapa orang atau kelompok untuk mencapai tujuan bersama.

Berdasarkan pendapat para ahli diatas bahwa kerjasama adalah suatu kegiatan yang dilakukan sekelompok orang dalam memecahkan permasalahan secara bersama sehingga mencapai tujuan yang dirasakan bersama. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan pada aspek-aspek kerjasama dalam kelompok yang dikutip dari Hasibuan dan Moedjiono (2009: 24) adalah sebagai

(13)

YAYASAN AKRAB PEKANBARU Jurnal AKRAB JUARA Volume 8 Nomor 1 Edisi Februari 2023 (185-203)

197 berikut: 1) Tujuan, Tujuan harus jelas bagi

setiap anggota kelompok, agar diperoleh hasil kerja yang baik. Tiap anggota harus mengetahui apa yang harus dikerjakan dan bagaimana mengerjakannya. Maka, dalam setiap kerja kelompok perlu didahului dengan kegiatan diskusi untuk menentukan kerja apa dan oleh siapa. 2) Interaksi, kerja kelompok ada tugas yang harus diselesaikan bersama sehingga perlu dilakukan pembagian kerja.

Salah satu persyaratan utama bagi terjadinya kerjasama adalah komunikasi yang efektif dan perlu ada interaksi antaranggota kelompok. 3) Kepemimpinan: Tugas yang jelas, komunikasi yang efektif, kepemimpinan yang baik, akan berpengaruh terhadap suasana kerja, dan pada gilirannya suasana kerja ini akan mempengaruhi proses penyelesaian tugas.

Maka produktivitas dan iklim emosional kelompok merupakan aspek yang saling berkait dalam proses kelompok. Nilai kerjasama bagi siswa sangatlah penting dimana siswa perlu tahu bagaimana bersaing dan bekerja sendiri karena dalam banyak bidang dunia kerja maupun masyarakat membutuhkan kerjasama.Siswa dapat terlibat dalam kerjasama melalui pembelajaran di kelas sesuai dengan kurikulum yang berlaku

misalnya dalam kegiatan proyek (Kinsley &

Mc Pherson, 1995).

Jadi, nilai kerjasama bagi siswa memberikan manfaat dalam penanaman Multikultural di SMP Negeri 5 Kota Bogor, baik dalam skala kecil yaitu antar teman sekelas maupun sekala besar yaitu antar sekolah. Dengan hasil observasi dan wawancara tersebut dapat disimpulkan dengan menganalisis terhadap nilai mendahulukan kerjasama, diskusi, dialog (aktif) ini sangat lebih efektif dalam mendiskusikan tentang keragaman budaya yang ada dan saling memperkenalkan kearifan masing-masing dimiliki oleh kebudayaan tersebut, sehingga melalui kerjasama, diskusi, dialog (aktif) dapat membuat siswa lebih memahami hakekat kebudayaan dengan pemahaman yang ada akan membuat siswa menghargai perbedaan sehingga terwujudlah suatu peradaban hidup yang harmonis di lingkungan sekolah.

4. Toleransi

Dalam hidup bertoleransi pada lingkungan sekolah ini dipahami sebagai perwujudan mengakui dan menghormati hak- hak asasi manusia. Kebebasan berkeyakinan dalam arti tidak adanya paksaan dalam hal agama, kebebasan berpikir atau berpendapat, kebebasanberkumpul dan tidak membentuk

(14)

YAYASAN AKRAB PEKANBARU Jurnal AKRAB JUARA Volume 8 Nomor 1 Edisi Februari 2023 (185-203)

198 kubu-kubu kecil. Hal ini terlihat bahwa

siswa/siswi dalam perayaan kegiatan agama justru saling mendukung bahkan terlibat untuk aktif tanpa adanya perbedaan karena agama, suku dan budaya. Berdasarkan hasil observasi bahwa guru pendidikan agama islam telah mengupayakan terwujudnya nilai toleransi ini terlihat pada usaha guru yang telah dilakukannya dalam proses pembelajaran, guru tidak mempermasalahkan adanya keragaman atau perbedaan siswa, sehingga pembelajaran berjalan seperti biasanya dengan senantiasa menjunjung tinggi sikap hormat menghormati dan saling menghargai. Berikut hasil wawancara dengan Bapak Mahmudin, M.Pd selaku guru PAI: “Sebagai upaya mendukung serta mensukseskan setiap guru mata pelajaran Pendidikan Agama Islam telah membangun kesepakatan dengan siswa non muslim pada saat berlangsung pembelajaran diperkenankan mengikuti atau meninggalkan kelas tanpa paksaan dan belajar di ruang agama atau baca- baca buku di ruang perpustakan. Dalam menanamkan nilai-nilai pluralisme ada dalam materi pelajaran Pendidikan Agama Islam yang disampaikan di kelas dan dalam kehidupan sehari-hari sekolah mengajarkan dan mengkondisikan untuk saling menghormati dan menghargai. Sekolah tidak

merasakan adanya perbedaan itu semua dan terbentuk suasana belajar siswa yang nyaman.”

Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa unsur atau nilai-nilai multikultural yang menjadi pokok ajaran dari guru PAI dalam mengembangkan sikap saing menghormati serta bertoleransi dalam agama untuk hidup yang rukun dan baik antara siswa dan menanamkan lebih lanjut nilai-nilai multikultural di lingkungan SMP Negeri 5 Kota Bogor. Dari penjelasan dan pemaparan di atas dapat disimpulkan bahwa nilai-nilai multikultural yang diterapkan di SMPN Negeri5 Kota Bogor, sudah cukup efektif meski belum sebagian belum terlaksana secara sempurna dan belum memiliki kurikulum yang tetap terkait dengan penanaman nilai-nilai multikultural tersebut, hanya dilakukan melalui upaya guru PAI dan sekolah sebagai bentuk menghargai keragaman yang multikultural dengan banyaknya masyarakat sekolah yang beragam, dengan itu sekolah tersebut bisa terwujudkan cita-cita pendidikan tanpa harus membedakan suku, golongan dan agama yang berbeda, hidup berkembang secara harmonis.

D. Strategi Guru PAI dalam Menanamkan Nilai-nilai Multikultural di SMP Negeri 5 Kota Bogor

(15)

YAYASAN AKRAB PEKANBARU Jurnal AKRAB JUARA Volume 8 Nomor 1 Edisi Februari 2023 (185-203)

199 A. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

yang Sesuai.

Berhubungan dengan proses rencana pembelajaran (RPP) di SMP Negeri 5 Kota Bogor dibawah ini hasil wawancara dengan Bapak Mahmudin, M.Pd selaku guru Pendidikan Agama Islam, hasilnya sebagai berikut : “RPP sudah diwajibkan untuk dimiliki oleh setiap guru sebelum mereka melakukan pengajaran. RPP sudah disiapkan jauh-jauh hari sebelumnya, dengan tuntutan harus ada dan harus memiliki, sebab ini merupakan acuan yang dapat diukur dalam penyampaian materi yang diajarkan, sehingga pembelajaran terasa mudah, terarah berdasarkan isi RPP yang ada.” (Data Wawancara). Kemudian setelah mewawancarai guru PAI, peneliti mewancarai kepala sekolah Bapak Drs. Wawan, sebagai penanggung jawab pelaksana dan koordinator supervisi sekolah memaparkan, sebagai berikut : “Kepala Sekolah berperan untuk mengkoordinasikan seluruh guru baik guru agama ataupun guru umum, untuk merumuskan program pembelajaran baik Umum dan PAI dimulai dari sisi perencanaan, pelaksanaan, maupun evaluasinya, langkah ini diterapkan agar dalam proses pembelajaran bisa berjalan lancar” (Data Wawancara).

Berdasarkan hasil observasi lapangan, bahwasanya guru PAI ketika sebelum memulai pembelajaran menyiapkan erlebih dahulu rencana pembelajaran, hal tersebut dapat dilihat dengan kesiapan seorang guru yang menyiapkan RPP sebelum memulai pembelajaran, dengan penanaman yang cukup siap, ttentunya dapat mengarahkan pembelajaran pada kegiatan yang terpusat, untuk itu maka guru PAI sangat penting sekali merancang RPP sebelum memulai proses pembelajaran di sekolah dan hal ini telah disupervisi oleh kepala sekolah, semua RPP yang akan dipakai sebelum pembelajaran di dalam kelas. Dari hasil observasi diatas, ditemukan persiapan guru Pendidikan Agama Islam sebelum dimulainya pembelajaran, dengan terlebih dahulu menyiapkan RPP. Hal ini merupakan langkah yang harus ditempuh sebelum pembelajaran di dalam kelas.

Sehingga tentunya pembelajaran yang akan disajikan dapat terarah menjadi lebih baik dan sangat efektif, dan guru mudah mengontrol ,ateri ajar yang akan disampaikan pada siswanya, dan tercapai pemebalajaran yang diidam-idamkan. Dengan persiapan yang cukup matang dari seorang pendidik merupakan hal yang sangat penting dalam

(16)

YAYASAN AKRAB PEKANBARU Jurnal AKRAB JUARA Volume 8 Nomor 1 Edisi Februari 2023 (185-203)

200 mengefektifkan suatu pembelajaran yang

bernilai multikultural.

Sebab guru sebelum mengajar haruslah mempersiapkan segalanya yang berkaitan dengan metode yang diajarkan, baik dan buruknya metode yang diterpakan tergantung dari persiapan guru sebelum mengajar.

Metode-metode yang akan disampaikan harus sesuai dengan materi ajar yang telah diatur dalam (RPP serta SILABUS). Dari hasil observasi di atas menjadi analisis temuan di SMP Negeri 5 Kota Bogor telah menunjukan persiapan yang matang dalam proses perencanaan pembelajaran di sekolah, terbukti bahwa pada setiap guru PAI yang akan mengajar tetapi sebelum berlangsungnya suatu pemebelajaran telah mempersiapkan rencana program sebelum pembelajaran dilakukan di kelas, hal ini berdasarkan garis koordinasi oleh kepala sekolah juga sudah menjadi kegiatan guru PAI berkaitan dengan program itu.

Kegiatan ini diadakan oleh sekolah sebagai bentuk kegiatan-kegiatan religius di sekolah dengan satu harapan untuk menanamkan proses kesadaran pada siswa didik terhadap makna nilai multikultural di sekolah sebagai tujuan untuk menjunjung tinggi nilai-nilai toleransi di sekolah yang cukup beragam siswa dan siswinya.

Berdasarkan observasi di SMP Negeri 5 Kota Bogor, bahwa perencanaan pembelajaran yang dilakukan guru PAI menunjukan bahwa adanya upaya yang signifikan, karena di sekolah SMP Negeri 5 Kota Bogor yang memiliki siswa cukup beragam, hal ini diperkuat melalui data hasil wawancara tadi.

Dari hasil observasi dan wawancara tersebut dapat dianalisis bahwa SMP Negeri 5 Kota Bogor telah menunjukan upaya yang maksimal dalam membentuk strategi guru PAI di tengah-tengah keragaman siswa yang cukup beragam. Adapun upaya guru PAI yang telah dilakukan seperti contoh ; memberikan kebebasan kepada siswa yang non islam sebagai bentuk demokratis sekolah, perencanaan yang matang sebelum dimulainya proses pembelajaran di sekolah, siswa membiasakan berdoa sebelum dimulai jam pelajaran, bagi siswa non muslim dapat berdoa sesuai dengan keyakinan masing-masing. Dari kenyataan itu untuk mewujudkan sekolah yang beragam etnis, agama, golongan merupakan tugas dan peran bersama. Di samping mengajar, guru memberikan motivasi, mengarahkan yang baik dan memberi keteladanan bagi anak didiknya.

(17)

YAYASAN AKRAB PEKANBARU Jurnal AKRAB JUARA Volume 8 Nomor 1 Edisi Februari 2023 (185-203)

201 B. PBL (Problem Based Learning) dan

PAIKEM

Pembelajaran berbasis masalah (Problem based learning) merupakan salah satu strategi pembelajaran yang mana berpusat pada siswa, yang mena siswa dituntut untuk terampil dan peka terhadap pemecahan masalah yang ada di lingkungan rill sosialnya secara kolaboratif. PBL Merupakan salah satu model pembelajaran dimana fokus pembelajaran ada pada masalah yang dipilih yang mana mengandung isu-isu atau permasalahan global yang saat ini terjadi. Oleh karena itu siswa tidak hanya harus memahami konsep relavan dengan masalah yang menjadi pusat perhatian, tetapi juga memperoleh pengalaman belajar yang berhubungan dengan keterampilan pemecahan masalah dan dapat menumbuhkan pola piker kritis. PBL seperti yang umumnya dikenal saat ini berevolusi dari kurikulum ilmu kesehatan inovatif yang diperkenalkan di Amerika Utara lebih dari 30 tahun yang lalu. Sedangkan tujuan Model Pembelajaran Problem Based Learning Mengintegrasikan pengetahuan dan keterampilan dari berbagai bidang melalui proyek-proyek yang lebih kompleks dan multidisiplin Pembelajaran dan pekerjaan otonom: masalah tidak terstruktur yang

membutuhkan penelitian. Otonomi akan mengarah pada penelitian dan pencarian informasi, dan dalam konteks itu sangat penting untuk mengembangkan kemampuan mereka untuk membedakan informasi mana yang dapat diandalkan dan mana yang tidak.

Kerja tim: mempersiapkan siswa untuk lingkungan sosial Evaluasi diri dan kritik diri, terhadap kepuasan diri, mencoba untuk melihat melampaui ide-ide dan pengetahuan mereka sendiri. Selanjutnya karakteristik Model Pembelajaran Problem Based Learning PBL adalah pendekatan yang berpusat pada peserta didik instruksional (dan kurikuler) yang memberdayakan peserta didik untuk melakukan penelitian, mengintegrasikan teori dan praktik, dan menanamkan pengetahuan dan keterampilan untuk mengembangkan solusi yang layak untuk masalah yang ditentukan. Penting untuk keberhasilan pendekatan adalah pemilihan masalah yang tidak terstruktur (sering interdisipliner) dan guru sebagai tutor yang memandu proses pembelajaran dan melakukan pembekalan menyeluruh pada akhir pengalaman belajar.

Untuk tercapainya tujuan PAI yang bernilai multikultural, maka guru Pendidikan Agama Islam mengunakan model strategi Problem Based Learning (PBL) dan

(18)

YAYASAN AKRAB PEKANBARU Jurnal AKRAB JUARA Volume 8 Nomor 1 Edisi Februari 2023 (185-203)

202 Pembelajaran aktif, kreatif, efektif dan

menyenagkan (PAIKEM) dalam pembelajaran yang bernilai multikutural di SMP Negeri 5 Kota Bogor. Berdasarkan hasil observasi di atas, maka dapat dianalisis bahwa pembelajaran aktif yang bisa diterapkan di sekolah ini tergantung pada kemampuan gurunya yang menanamkan metodeologi karena semakin bagus metodelogi yang kita terapkan semakin bagus pula dalam menciptakan suasana belajar yang aktif dan menyenangkan penuh kekeluargaan tanpa membedakan agama dan suku golongan, sikap dan keterampilan berinteraksi, negosiasi, dan komunikasi dengan menghadapi siswa dari kelompok beragam agar tercipta sebuah tatanan masyarakat sekolah bermoral yang berjalan untuk kebaikan bersama. Kemudian pembelajaran kreatif merupakan proses kreatifitas siswa, yakni pada dasarnya setiap individu memiliki rasa ingin tau yang lebih tinggi. Sehingga guru berperan untuk bisa menciptakan kegiatan belajar yang mengugah imajinasi siswa sehingga dapat berkembang secara maksimal. Berdasarkan hasil observasi pembelajaran di SMP Negeri 5 Kota Bogor ditunjukan dengan ciri khas pada saat dilakukan diskusi kelompok tentang keragaman agama di indonesia tentang makna

spuralisme dalam menghargai agama lain, siskusi terbuka sehingga siswa non islam dengan kreatif menyampaikan tentang agama yang dianutnya untuk menunjukan sikap toleransi.

C. Aktifitas Ekstrakulikuler

Dapat terlihat bahwa di Sekolah SMP Negeri 5 terdapat banyak sekali ekstrakulikuler yang dapat memicu siswa untuk terua berkembang dan terus berprestasi dalam bidang non akademik. Hal ini pula yang disampaikan guru agama bahwa dengan ekstrakulikuler siswa menjadi lebih akrab dengan siswa lainnya

IV. KESIMPULAN

1. Strategi guru PAI dalam menanamkan nilai-nilai Multikultural di SMP Negeri 5 Kota Bogor sangat berfariatif, dimulai dari RPP yang mumpuni yaitu, rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) sesuai.

Penggunaan model strategi PBL(Pproblem basic learning) adalah salah satu model pembelajaran dimana fokus pembelajaran ada pada masalah yang dipilih yang mana mengandung isu-isu atau permasalahan global yang saat ini terjadi. PAIKEM (pembelajaran aktif, inovatif, kreatif, efektif dan menyenangkan). Aktifitas Esktrakulikuler

(19)

YAYASAN AKRAB PEKANBARU Jurnal AKRAB JUARA Volume 8 Nomor 1 Edisi Februari 2023 (185-203)

203 2. Nilai-nilai Multikultural yang ada di SMP

Negeri 5 Kota Bogor cukup beragam, antara lain, humanis, inklusif, kerjasama, toleransi, tolong menolong, demokratis, persaudaraan. Hal ini selaras dengan teori yang dikemukakan Ronall C dols, bahwa nilai-nilai tersebut ada dalam pembelajaran di sekolah.

3. Faktor pendukung penanaman

multikultural di SMP Negeri 5 Kota Bogor, yaitu antara lain: iklim sekolah, sarana prasarana, peran guru, program dan kegiatan sekolah, dan interaksi antar komponen di sekolah. Ada beberapa kendala dan sarana strategi guru PAI dalam menanamkan nilai-nilai multikultural di SMP Negeri 5 Kota Bogor antara lain, guru kurang mengenal budaya sendiri, dan siswa kurang perduli dengan budaya sendiri.

DAFTAR PUSTAKA

Ahmad tafsir, 1992. Metodik Khusus Pendidikan Agama Islam, Bandung: PT Remaja Rosdakarya cetakan ke 2 Ainul Yaqin, 2005. Pendidikan

Multikultural Cross-cultural Understanding untuk Demokrasi dan Keadilan, Yogyakarta: Pilar Media Ainurrofiq Dawam, 2003. “Emoh Sekolah”:

Menolak “Komersialisasi Pendidikan”

dan “Kanibalisme Intelektual”, Menuju Pendidikan Multikultural, Jogjakarta:

INSPEAL AHIMSAKARYA PRESS, Azanuddin. 2010. Pengembangan Budaya

Toleransi Beragama Melalui Pembelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) Berbasis Multikultural di SMA Negeri 1 Amlapura-Bali. Tesis titak diterbitkan. Program Pasca Sarjana UIN Maliki Malang

Banks, James A. 2007. Educating citizens in a multicultural society. New York.

Teacher College Press.

Depdiknas. 2005. Rencana Strategi Departemen Pendidikan Nasional.

Tahun 2005-2009.

Didi Supriadie, 2012. Komunikasi Pembelajaran, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Drajat, Zakiyah. 1992. Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta: Bumi Aksara.

Haidir & Salim, 2012. Strategi Pembelajaran Suautu Pendekatan Bagaimana Meningkatkan Kegiatan Belajar Siswa Secara Transformatif, Perdana Publishing

Isriani Hardini, 2012 Strategi Pembelajaran Terpadu Teori, Konsep Dan Implementasi. Familia. Group Relasi Inti Media.

James A. Banks, 1997 “Multikultural Education: Characteristics and Goals”, dalam James A. Banks dan Cherry A.

McGee Banks (Ed.), Multikultural Education: Issues and Perspective, Allyn and Bacon, Amerika.

Kementerian Hukum, H. A. M. 2015. PP Nomor 55 Tahun 2007

Kerhaigar FN, 1992. Azas-azas Penelitian Behavioral Cet. I; Gajah Mada University Press,

Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif..

Masri Singarimbun, Sofian Efendi, Metode Penelitian Survei, cet-6 Jakarta LP3ES 1986.

Referensi

Dokumen terkait

Hal ini ber- imbas pada perkembangan prestasi belajar siswa yang menunjukkan perkembangan yang signifikan yaitu pada hasil nilai sebelum siklus diperoleh nilai

Seorang ulama salaf berkata: Aku senantiasa mengarahkan jiwaku agar beribadah kepada Allah padahal dia menangis dan mengeluh, sehingga aku tetap mengarahkannya sementara

Dengan demikian, penelitian ini didukung oleh penelitian Amiludin (2012), Permana & Wahyuni (2010) bahwa dengan melakukan intervensi yang berdurasi 3 hari dalam

Jawab:.. auditor dapat menetukan materialitas tuntutan hukum tersebut dan pengungkapan yang tepat dalam laporan keuangan. Keterbukaan dalam laporan keuangan akan tergantung

participants in the chain can access the data in real time and can validate which increases trust between parties, our blockchain & IoT based food supply chain system

Hasil analisis tingkat efisiensi teknis antara usaha tani padi yang menggunakan sistem tanam jajar legowo dan konvensional menyatakan bahwa kedua usaha tani telah

Oleh karena permasalahan di atas, dikembangkan suatu penguat audio kelas D yang tidak menggunakan tapis LC pada bagian keluaran dengan teknik modulasi dengan tiga aras keluaran..

Untuk memenuhi kebutuhan pasar kerja dan keinginan mahasiswa maka perlu dibuatkan arah tujuan pembelajaran bahasa Inggris pada kelas Manajemen Agroindustri (MID)