• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENERAPAN NILAI-NILAI MULTIKULTURAL DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SMP

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "PENERAPAN NILAI-NILAI MULTIKULTURAL DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SMP "

Copied!
123
0
0

Teks penuh

PENDAHULUAN

Identifikasi Masalah

Berikut hasil wawancara peneliti kepada kepala sekolah, guru pendidikan agama Islam, siswa muslim dan non muslim kelas IX SMP Negeri 13 Kota Bengkulu. Berikut hasil wawancara peneliti kepada kepala sekolah, guru pendidikan agama Islam, siswa muslim dan non muslim kelas IX SMP Negeri 13 Kota Bengkulu mengenai penerapan nilai toleransi dalam pembelajaran pendidikan agama islam. Guru pendidikan agama Islam diharapkan dapat mengamalkan nilai-nilai toleransi multikultural di SMP Negeri 13 Kota Bengkulu.

Pembatasan Masalah

Rumusan Masalah

Tujuan Penelitian

Manfaat Penelitian

Di SMP Negeri 13 Kota Bengkulu selain siswa muslim juga terdapat siswa non muslim. Pada tipe multikultural yang terdiri dari nilai toleransi di SMP Negeri 13 Kota Bengkulu, peneliti menanyakan bagaimana langkah guru Pendidikan Agama Islam dalam menanamkan sikap saling tidak memecah belah terhadap siswa yang beragama Islam dan non-Muslim. Penulis kemudian juga mewawancarai kepala SMP Negeri 13 Kota Bengkulu mengenai aktivitas yang dilakukan siswa non-Muslim ketika siswa Muslim sedang melaksanakan salat.

Sistematika Penulisan

LANDASAN TEORI

Penerapan Nilai-nilai

Seharusnya Indonesia melihat negara-negara lain yang maju dengan nilai-nilai multikulturalnya tanpa mengalami konflik-konflik yang mengiringi keberagaman tersebut. Dalam proses belajar mengajar di sekolah, guru mempunyai peranan penting dalam kelangsungan pembelajaran, beliau merupakan ujung tombak terselenggaranya pendidikan multikultural yang sangat menentukan dalam mencapai keberhasilan dalam mendorong, memahami dan berperilaku dalam realitas kehidupan. tentang antar budaya siswa. Peran guru sangat penting dalam melaksanakan beberapa tindakan secara langsung untuk membangun keberagaman yang ada pada diri siswa di sekolah, guru merupakan salah satu faktor penting dalam penerapan nilai-nilai keberagaman di sekolah termasuk disini.

Pendidikan Multikultural

Ainul Yaqin yang dikutip Khairiah menyatakan bahwa pendidikan multikultural merupakan strategi pendidikan yang diterapkan pada jenis mata pelajaran dengan menggunakan perbedaan budaya yang ada pada diri peserta didik seperti perbedaan suku, agama, bahasa, jenis kelamin, kelas sosial, ras, kemampuan dan usia. Artinya pendidikan multikultural sekaligus melatih karakter peserta didik dalam perbedaannya agar mampu bertindak demokratis, manusiawi, dan pluralistik di lingkungannya baik di sekolah maupun di luar sekolah. Dengan demikian, Pendidikan Multikultural merupakan upaya untuk membangun atau melahirkan gerakan reformasi dan proses menciptakan lingkungan pendidikan yang setara bagi seluruh peserta didik sebagai gerakan pembaharuan, istilah pendidikan multikultural masih dianggap asing di telinga masyarakat umum.

Pendidikan Agama Islam

Pendidikan merupakan suatu hal yang patut dimiliki oleh seluruh warga negara di Indonesia karena merupakan haknya untuk ikut serta dalam proses pembelajaran yaitu pendidikan, bayangkan jika masyarakat Indonesia tidak menekuni pendidikan, mungkin banyak masyarakat yang belum mengetahui arah dan tujuan hidupnya. Pendidikan agama Islam dapat disimpulkan sebagai upaya Islam yang sistematis dan praktis melalui pembinaan, pendampingan dan pelatihan untuk mengubah perilaku individu secara keseluruhan, membantunya hidup sesuai ajaran Islam dan upaya untuk berkembang. Menurut Hasan Langgulung, fungsi pendidikan adalah mengembangkan potensi-potensi yang ada pada diri individu agar dapat dimanfaatkan oleh dirinya sendiri dan oleh masyarakat untuk menghadapi tantangan yang selalu berubah.

Karena fungsi yang dijalankan akan menentukan berbagai aspek pengajaran yang dipilih guru agar tujuannya tercapai. 27 Al Jamil, Al-Qur'an Tajwid Warna, Terjemahan Kata dan Terjemahan Bahasa Inggris, (Bekasi: Cipta Bagus Segara, 2012), hal. Pendidikan, dengan demikian, adalah suatu usaha dan kegiatan yang berlangsung melalui tahapan dan tingkatan; tujuannya bertahap dan bertingkat.

Matlamat pendidikan bukanlah sesuatu yang tetap dan statik, tetapi ia adalah keseluruhan keperibadian seseorang, berkenaan dengan semua aspek kehidupan seseorang. Pendidikan agama Islam di sekolah/madrasah bertujuan untuk menumbuhkan dan meningkatkan keimanan dengan menawarkan dan memupuk pengetahuan, penghayatan, pengamalan dan pengalaman peserta didik tentang agama Islam agar menjadi umat Islam yang terus berkembang dari segi keimanan, ketakwaan, berbangsa dan bernegara, tetapi juga untuk dapat meneruskan ke peringkat yang lebih tinggi. Dalam pendidikan Islam, perkara yang paling penting ialah bagaimana menyedarkan pelajar tentang dirinya sebagai makhluk ciptaan Allah dan sebagai makhluk yang hidup di alam ini.

Oleh karena itu, tujuan pendidikan Islam adalah membimbing peserta didik agar sadar akan tanggung jawabnya sebagai makhluk Tuhan dan makhluk sosial, serta membimbingnya menjadi manusia yang baik dan bertakwa sebagai perwujudan khalifatullah fi al-ardh.

Pendidikan Agama Islam Berbasis Multikultural

Peneliti pertama kali menanyakan tentang kebebasan bagi siswa non-Muslim selama proses pembelajaran PAI. Penulis juga melakukan wawancara kepada siswa mengenai sikap siswa muslim terhadap siswa non muslim di dalam kelas dan di luar kelas. Penulis juga melakukan wawancara kepada siswa non-Muslim mengenai tanggapan mereka ketika proses pembelajaran PAI dimulai.

Selama proses pembelajaran, guru PAI terlihat melakukan sesi tanya jawab dengan siswa non-Muslim untuk menambah wawasan siswa lainnya. Kemudian penulis menanyakan tentang kegiatan yang dilakukan oleh siswa non-Muslim ketika siswa Muslim melakukan shalat. Dari penjelasan di atas, upaya yang dilakukan guru PAI untuk menerapkan kepada siswa agar saling menghormati satu sama lain baik muslim maupun non muslim dengan menjalankan aktivitas keagamaan masing-masing.

Penulis juga melakukan wawancara kepada pelajar non-Muslim mengenai aktivitas yang mereka lakukan saat pelajar Muslim melakukan salat. Berdasarkan hasil wawancara diatas terkait dengan aktivitas yang dilakukan oleh siswa non-Muslim ketika siswa Muslim melakukan salat. Penulis juga melakukan wawancara kepada mahasiswa non-Muslim mengenai layanan/fasilitas bagi mahasiswa non-Muslim.

Selama proses pembelajaran, guru memberikan pertanyaan-pertanyaan dasar kepada siswa non-Muslim terkait agama untuk memperluas wawasan siswa lainnya.

Kajian Penelitian Terdahulu

Kerangka Konseptual

METODE PENELITIAN

Waktu dan Tempat

Penelitian ini dilakukan di SMP Negeri 13 Kota Bengkulu yang terletak di Kelurahan Anggut Atas, Kecamatan Ratu Samban, Kota Bengkulu, pada tanggal 5 Januari hingga 16 Februari 2021. Kronologi penelitian dapat dilihat seperti di bawah ini.

Data dan Sumber Data

Informan Penelitian

Jumlah siswa SMP Negeri 13 Kota Bengkulu sebanyak 590 orang dan siswa non muslim sebanyak 27 orang.Siswa yang menjadi informan diambil secara acak (random sampling).

Teknik Pengumpulan Data

Tentu saja wawancara seperti ini memerlukan pertanyaan-pertanyaan yang umumnya tidak terstruktur dan terbuka, dirancang untuk memperoleh pandangan dan opini dari para informan. Dalam hal ini pertanyaan-pertanyaan dalam wawancara akan berkaitan dengan masalah yang ingin diteliti yaitu penerapan nilai-nilai multikultural dalam pembelajaran agama Islam di SMP Negeri 13 Kota Bengkulu. Metode dokumentasi adalah mencari data tentang sesuatu yang berupa catatan, buku, koran, notulen, agenda siswa dan sebagainya), sarana dan prasarana berupa foto atau rekaman wawancara dari SMPN 13 Kota Bengkulu.

Teknik Keabsahan Data

Tes ini berfungsi untuk menganalisis data secara akurat sehingga tingkat kepercayaan terhadap temuan dapat tercapai. Transferabilitas merupakan validitas eksternal yang menunjukkan tingkat keakuratan atau hasil penelitian dapat diterapkan pada populasi tempat sampel diambil. Nilai transfer ini bergantung pada penggunanya sehingga hasil penelitian dapat digunakan dalam konteks dan situasi sosial lain.

Dalam penelitian ini disebut juga reliabilitas, uji reliabilitas dilakukan dengan melakukan proses penelitian di lapangan atau mengaudit seluruh proses penelitian.

Teknik Analisis Data

Berdasarkan hasil wawancara langsung dan observasi di lapangan, diketahui bahwa salah satu indikator bentuk nilai toleransi multikultural adalah kemauan mahasiswa non-Muslim untuk belajar (terbuka terhadap) keyakinan, keyakinan, dan pemikiran orang lain. untuk lebih memahami orang lain. Oleh karena itu, penulis bertanya terlebih dahulu kepada guru PAI, bagaimana tanggapan siswa non-Muslim ketika proses pengajaran PAI dimulai. Dijelaskan, menjelang proses pengajaran dimulai, siswa non-Muslim tersebut memilih diam di dalam kelas.

Saat itu ibu memberikan pertanyaan kepada siswa non muslim tentang materi agama islam dengan agamanya, seperti membandingkan agar siswa lebih paham dan paham. Kadang guru PAI juga bertanya kepada kami yang non-Muslim tentang materi agama sebagai pembanding.” 63. Penulis menanyakan terlebih dahulu apakah proses belajar mengajar PAI di kelas berjalan dengan baik dengan kehadiran siswa non-Muslim.

Tidak ada masalah bagi kami dengan teman-teman non-Muslim ketika kami belajar PAI karena kami saling menghormati.” 65. Iya biasanya dilakukan oleh siswa non muslim pada saat siswa muslim melaksanakan sholat yaitu sholat zuhur berjamaah, nah pada waktu tersebut siswa membaca kitab dan melakukan kegiatan pada pagi hari di SMP Negeri 13 Kota Bengkulu. Yang muslim membaca Al-Quran sedangkan non-Muslim membaca Alkitab.” 67. Selanjutnya penulis menanyakan kembali fasilitas yang tersedia di sekolah bagi siswa non-Muslim untuk melaksanakan kegiatan ibadah keagamaannya.

Berdasarkan hasil wawancara diatas mengenai fasilitas yang dimiliki sekolah untuk menunjang kegiatan ibadah keagamaan bagi umat muslim dan non muslim. Berdasarkan hasil wawancara dengan guru PAI dijelaskan bahwa langkah-langkah yang dilakukan guru PAI dalam menerapkan nilai-nilai toleransi multikultural di SMP Negeri 13 Kota Bengkulu dalam pembelajaran PAI, kami memastikan pemahaman dan bimbingan siswa terhadap santri lain baik santri muslim maupun santri non muslim agar mereka bisa saling menghormati, menjaga perasaan satu sama lain agar tidak mudah tersinggung dengan perkataan atau perbuatan temannya, karena pada dasarnya mereka adalah santri non muslim, mereka adalah juga makhluk Allah SWT, namun kebangsaan, budaya, bahasa dan agamanya sendiri berbeda. Kemudian langkah yang dilakukan guru PAI pada saat proses pembelajaran dimulai adalah dengan menawarkan kepada siswa non muslim yaitu dengan guru PAI memberikan pilihan kepada siswa non muslim untuk tetap berada di kelas atau keluar kelas pada saat pengajaran. dan kegiatan pembelajaran berlangsung. dimulai.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Hasil Penelitian

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil penelitian diketahui kompetensi Guru PAI pada masa pandemi covid-19 di SMAN 11 Kota Bengkulu sudah baik guru telah melaksanakan merancang, melaksanakan dan