• Tidak ada hasil yang ditemukan

Strategi Komunikasi Guru Terhadap Murid Dalam Menanamkan Nilai-Nilai Agama Di Sd Islam Terpadu Amalia, Cibinong, Bogor

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Strategi Komunikasi Guru Terhadap Murid Dalam Menanamkan Nilai-Nilai Agama Di Sd Islam Terpadu Amalia, Cibinong, Bogor"

Copied!
159
0
0

Teks penuh

(1)

CIBINONG, BOGOR

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Komunikasi Islam (S.Kom.I)

Oleh

Shofwatunnida

NIM: 109051000237

JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM

FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

(2)
(3)
(4)

1. Skripsi ini merupakan karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar strata satu (S1) Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini merupakan hasil plagiat atau hasil jiplakan karya orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, 15 Desember 2013

(5)

i

Komunikasi merupakan aktifitas dasar manusia yang berupa penyampaian pesan, ide, gagasan, emosi, ataupun pesan lainnya baik secara verbal maupun non verbal. Dengan berkomunikasi manusia melakukan suatu hubungan, karena manusia adalah makhluk sosial yang tidak bisa hidup sendiri. Apabila ingin menjadi komunikasi yang efektif diperlukan strategi komunikasi, dalam halnya strategi komunikasi Guru terhadap murid dalam menanamkan nilai-nilai Agama di SDIT Amalia, Cibinong, Bogor. Agama di sini yaitu tahfidzul Quran yang siswanya bisa menghafal tiga sampai empat juz setelah lulus kelas enam. Selain itu juga menerapkan sehari-hari sholat sunnah Dhuha dan sholat Dzuhur berjama’ah.

Berdasarkan konteks di atas, maka pertanyaanya adalah bagaimana strategi komunikasi Guru terhadap murid dalam menanamkan nilai-nilai Agama di SDIT Amalia, Cibinong, Bogor?

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif dengan metode deskriptif. Penelitian ini difokuskan untuk mengetahui bagaimana strategi komunikasi Guru terhadap murid dalam menanamkan nilai-nilai Agama yang meliputi pengenalan khalayak, penyusunan pesan, penetapan metode, dan media komunikasi.

Teori yang digunakan adalah yang sudah diketengahkan oleh para ahli, tetapi untuk strategi komunikasi yang memadai untuk dijadikan pendukung strategi komunikasi ialah apa yang dikemukakan oleh Harold Laswell yang meliputi unsur-unsur komunikasi yaitu who, says what, in which channel, t whom, with what effect.

SDIT Amalia, Cibinong, Bogor menunjukkan bahwa strategi komunikasi sudah menggunakan tahapan-tahapan dalam komunikasi yakni pengenalan khalayak dengan memahami kerangka referensi dan situasi dan kondisi. Penyusunan pesan menggunakan pesan yang dapat menarik perhatian khalayak, tanda-tanda yang disesuaikan dengan acuan khalayak, both sides issue. Pemilihan media yang berbentuk media konvesional dan media interaktif. Penetapan metode yang digunakan yaitu redundancy atau repetition, imformative, persuasive, educative, dan cursive.

Untuk menjadikan komunikasi yang efektif, haruslah dibangun strategi komunikasi di setiap sekolah, lembaga, maupun organisasi.

(6)

ii

Alhamdulillahirabbil’alamin, penulis panjatkan puji serta syukur

yang tak terhenti kehadirat Allah SWT yang telah memberikan segala nikmat iman, sehingga memberikan kekuatan dan kesabaran dalam menghadapi tantangan dan hambatan dalam penyelesaian skripsi ini. Dengan segala usaha dan doa, penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan sebaik-baiknya. Dalam menyusun skripsi ini, penulis menyadari bahwa tanpa adanya bantuan dari berbagai pihak, penulis tidak dapat menyelesaikan karya ini dengan baik, semua berkat arahan, bantuan, petunjuk serta motivasi yang diberikan kepada penulis. Segala keterbatasan yang penulis miliki sulit membuat karya ini dapat terwujud.

Untuk itu, terimakasih kepada orang tua penulis, Ayah penulis yang penulis sayangi Kholid, beserta kakak-kakak penulis yang penulis sayangi Ahmad Afrizal, S.T, Ahmad Fahmi, Amd, Ahmad Rizki, Amd, Silfia, S.Ei, yang selalu memberikan do’a maupun materil dan juga memberi semangat kepada penulis

setiap harinya. Untuk Ibu penulis yang penulis sayangi serta penulis cintai Hadiroh (Alm), Ibu yang selalu sabar dan tegar mengahadapi keluarga, semoga Ibu selalu bahagia dan tenang di alam sana. Terimakasih juga disampaikan kepada:

(7)

iii penyiaran Islam.

3. Drs. Mahmud Jalal, M.A. pembimbing skripsi yang telah memberikan bimbingan dan pengarahan yang sangat berharga dengan penuh kesabaran kepada penulis sampai tulisan ini selesai.

4. Bapak Fauzun Jamal, Lc, Pembimbing Akademik KPI G 2009 yang selalu menyempatkan waktu disela-sela kesibukannya untuk mendengar keluh kesah kami dan memberikan pengarahan dari semester satu hingga saat ini. 5. Segenap dosen Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan ilmu pengetahuan kepada penulis.

6. Pimpinan beserta staf perpustakaan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

7. Pimpinan beserta staf Perpustakaan Utama UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, serta seluruh karyawan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN syarif Hidayatullah Jakarta yang banyak memberikan bantuan kepada penulis selama menjadi mahasiswa.

(8)

iv

siswa siswi SDIT Amalia, Cibinong, Bogor, Ghifari, Rahmi, Aisyah, Fatiyya, Faisal, Ivan, Fathar, Ghiyat, Zahra, dan Munadiyah, yang telah bersedia meluangkan waktu untuk menjadi informan dalam penelitian ini. 10.Kakak-Kakak Ipar penulis, Abdus Somad, S.T. Eni Yulianingsih, S.T,

Sima Yuningsih, Amd, Khoirunnisa, Amd, yang selalu memberikan motivasi kepada penulis. Trimakasih Bunda Eni Yulianingsih yang sudah menyediakan tempat menginap selama penulis meneliti di tempat penelitian. Serta keponakan-keponakan penulis Vina, Naura, Zahra, Syifa, Hafizah, Akhtar, dan Arkan yang selalu menghibur penulis.

11.Sahabat-sahabat kecil penulis, Azizah yang selalu menemani setiap harinya di kala suka dan duka, serta Rempong Cabe rawiet, Azizah, Firda, Devi, Naila, Lia, Umay, Moly, yang selalu memberikan semangat kepada penulis “tiada hari tanpa tawa”. Teruntuk Saidah terimakasih sudah menemani penulis dalam mencari referensi skripsi, walau tidak mengerti. Hehehe…!!!

(9)

v Amiin… !!!

Pada akhirnya, tiada yang sempurna kecuali kesempurnaan itu milik Allah. Tentu banyak sekali kekurangan dalam penelitian ini, namun kekurangan itu suatu saat bisa diperbaiki dikemudian hari. Sehingga skripsi ini bisa bermanfaat bagi pembaca.

Jakarta, 15 Desember 2013

(10)

vi

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... vi

BAB I PENDAHULUAN A. LatarBelakangMasalah ... 1

B. Batasan dan RumusanMasalah ... 5

C. Tujuan dan ManfaatPenelitian ... 6

D. MetodologiPenelitian ……… . 7

E. PedomanPenulisan ………... 10

F. TinjauanPustaka ……… ... 10

G. SistematikaPenulisan ... 12

BAB II KAJIAN TEORITIS A.PengertianStrategi ... 14

B.Ruang Lingkup Komunikasi ... 18

C.StrategiKomunikasi ... 28

D.Nilai-Nilai Agama ... 40

BAB III GAMBARAN UMUM A. SejarahBerdirinya SDIT Amalia, Cibinong, Bogor ... 48

B. Visi, Misi, dan Tujuan ... 49

C. ProgramKegiatan ... 59

D. Sarana Dan Prasarana ... 54

E. Personalia Pimpinan ... 55

BAB IV TEMUAN DATA DAN ANALISIS PENELITIAN A. Deskripsi Informan ... 56 B. Hasil Penelitian Strategi Komunikasi Guru Terhadap Murid

(11)

vii

A. Kesimpulan ... 79 B. Saran-Saran ... 80

DAFTAR PUSTAKA ... 82

(12)

1

Suatu hal yang perlu disadari oleh semua orang terutama orangtua, bahwa setiap anak sejak lahir telah dianugrahi Tuhan dengan berbagai kemampaun.Peran serta orangtua sangat penting dalam menanamkan pandangan hidup keagamaan terhadap anaknya.Agama yang dianut oleh anak, tergantung pada pengaruh orangtua dan lingkungan sekitarnya. Dasar-dasar ini sudah ditanamkan dan dipupuk sejak dini, karena jika tidak demikian haknya kemungkinan akan mengalami kesulitan jika diberikan pada masa dewasa.

Menurut Jalaluddin Rakhmat, manusia dilahirkan dalam keadaan lemah fisik dan psikis. Walaupun dalam keadaan yang demikian ia telah mempunyai kemamupan bawaan yang bersifat paten. Yaitu potensi keagamaan yang ada sejak dilahirkan memiliki fitrah untuk beriman.Namun hal itu perlu dilatih dan dibimbing.1

Komunikasi merupakan aktivitas dasar manusia. Dengan berkomunikasi manusia melakukan suatu hubungan, karena manusia adalah makhluk sosial yang tidak bisa hidup sendiri melainkan saling membutuhkan satu sama lain. Hubungan antara individu yang satu dengan yang lainnya dapat dilakukan dengan komunikasi. Komunikasi adalah sandi dasar terjadinya proses interaksi sosial. Karena tanpa komunikasi

1

(13)

kehidupan manusia tidak akan berkembang dan menghasilkan kebudayaan yang tinggi.

Komunikasi adalah proses penyampaian suatu pernyataan oleh seseorang kepada orang lain untuk memberi tahu, atau mengubah sikap, pendapat baik secara langsung maupun tidak langsung. Dalam kondisi tertentu, komunikasi juga dapat dilakukan dengan bahasa isyarat atau dengan kode.Jadi, yang terpenting dari komunikasi adalah tersampaikannya pesan dari komunikator (penyampaian pesan) secara utuh dan jelas.2

Ditinjau dari proses komunikasi, pendidikan adalah bagian dari komunikasi yaitu proses pengajaran yang melibatkan dua komponen yang terdiri dari guru sebagai komunikator dan siswa sebagai komunikan. Hal ini sesuai dengan yang diungkapkan oleh Wilbur Schramm, yang dikutip oleh Onong Uchjana Effendi mengatakan bahwa komunikasi didasarkan atas hubungan antara dua orang atau antara seseorang dengan orang lain. Hakikat hubungan ini adalah setara (tune) antara satu sama lain yang terfokus pada informasi yang sama. Kesangkutpautan tersebut berada dalam komunikasi tatap muka.3

Pihak komunikator (guru) mengharapkan feedback dari komunikan (murid) atau ide-ide dan pesan-pesan yang disampaikan, sehingga dengan pesan yang disampaikan tersebut jadilah perubahan sikap dan tingkah laku yang diharapkan.

2

Onong Uchjana Effendi, Kepemimpinan dan Komunikasi (Bandung: CV Mandiri maju, 2000), h. 58.

3

(14)

Seperti halnya definisi komunikasi, maka klarifikasi atau bentuk komunikasi di kalangan para ahli juga berbeda satu sama lain. Klarifikasi itu didasarkan atas sudut pandang masing-masing ahli, menurut pengalaman dan bidang studinya.

Sudah dapat diketahui bahwa fungsi umum komunikasi adalah informatif, edukatif, persuasif, dan rekreatif.Komunikasi memiliki fungsi pertukaran informasi, pesan dan sebagai kegiatan individu dan antar pribadi, kelompok tukar menukar data, fakta dan ide.4

Era globalisasi seperti sekarang ini sangat dibutuhkan sumber daya manusia yang menguasai bidang di segala aspek kehidupan, salah satunya yaitu pendidikan. Pendidikan Islam merupakan solusi untuk melahirkan cikal bakal pemimpin masa depan yang professional baik dalam emosional maupun intelektual.

Manusia adalah makhluk social yang tidak dapat hidup sendiri tanpa bantuan orang lain dan saling membutuhkan satu sama lainnya serta saling berinteraksi. Manusia memerlukan sesama berkomunikasi agar hubungannya dapat berjalan sesuai dengan apa yang diinginkan di setiap kehidupannya, di manapun dan kapanpun.

Sekolah merupakan lembaga social uang bergerak dalam bidang pendidikan dan mencetak generasi yang unggul baik dari segi pengetahuan umum ataupun agama, dalam hal ini tidak dapat dipungkiri lagi bahwa, di

4

(15)

dalamnya terdapat unsur-unsur komunikasi dan pasti melakukan proses komunikasi, baik komunikasi intrapersonal, interpersonal dan kelompok.

Untuk dapat menanamkan pandangan hidup keagamaan (dakwah) dikalangan anak-anak, bukanlah suatu hal yang mudah. Guru seharusnya menguasai psikologi muridnya, karena dunia anak berbeda dengan dunia remaja ataupun orang dewasa. Bagi mereka bermain adalah dunianya.Namun bagaimana caranya agar dalam bermain untuk memperoleh sesuatu yang berguna bagi dirinya kelak.

Sebagai bentuk kepedulian terhadap bangsa Indonesia, maka dibentuklah SD Islam Terpadu yaitu bukan menggabungkan 2 kurikulum yakni kurikulum Dikbud dan Kemenag melainkan mengintegrasikan pendidikan keislaman ke dalam kurikulum Dikbud. Sehingga tidak ada pelajaran akidah, ibadah, akhlak, dan Quran Hadist yang terpisah, tapi yang ada adalah satu konsep pendidikan yang integral, semuanya bernilai akidah, ibadah, akhlak dengan berdasarkan pada Quran dan hadis sesuai visi.

Bahwasanya lembaga pendidikan SD Islam Terpadu dan Guru mempunyai peran penting atau berfungsi sebagai media untuk mengkomunikasikan pesan-pesan Agama terhadap anak muridnya. Dan juga SD Islam Terpadu sebagai lembaga dakwah Islam khususnya untuk pembinaaan mental Agama anak-anak.

(16)

menghafal doa-doa yang diamalkan dalam kehidupan sehari-hari, sedangkan komunikasi atau dakwah melalui tulisan (belajar menulis ayat-ayat Al-Quran, praktek sholat wajib dan sholat sunnah).

Menarik dan unik dari sekolah ini sehingga penulis tertarik untuk meneliti ialah sekolah ini sangat konsen terhadap pembinaan akhlak dan pendidikan Agama Islam bagi anak-anak. Pendidikan dalam bidang Agama Islam yang diterapkan di sekolah ini yaitu tilawatil Quran perhari dan halaqoh tarbawiyah, tahfidzul Quran dengan metode one day ane ayat, siswa mampu menghapal Quran dua sampai tiga Juz ketika lulus (kelas 6), dan menerapkan, mengaplikasikan nilai-nilai Islam dalam keseharian.

Dalam kerangka inilah penulis mencoba untuk melakukan pembahasan dan penelitian dengan judul : “Strategi Komunikasi Guru

terhadap Murid dalam Menanamkan Nilai-Nilai Agama di SD Islam Terpadu, Cibinong, Bogor”.

B. Pembatasan Dan Rumusan Masalah

1. Pembatasan Masalah

Agar lebih terarah masalah yang diteliti, maka perlu diberikan pembatasan masalah sebagai berikut:

a. Nilai-nilai Agama yang dimaksud adalah tahfidzul Qur’an dan sholat.

(17)

2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang dan pembatasan masalah diatas, maka masalah yang dirumuskan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:“Bagaimana Strategi Komunikasi Guru Terhadap Murid dalam Menanamkan Nilai-Nilai Agama di SDIT Amalia Cibinong, Bogor?”

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Tujuan dalam penelitian ini adalah “Untuk mengetahui Bagaimana Strategi Komunikasi Guru Terhadap Murid dalam Menanamkan Nilai-Nilai Agama di SDIT Amalia Cibinong, Bogor”

2. Manfaat Penelitian

a. Manfaat Akademis

Penelitian ini diharapkan dapat menambah literature dan khazanah keilmuwan tentang strategi komunikasi Guru terhadap murid dalam menanamkan nilai-nilai Agama.

b. Manfaat Praktis

(18)

kepada murid dengan melihat dan mengaplikasikan strategi komunikasi yang baik dan efektif dari Guru kepada murid dalam menanamkan nilai-nilai Agama.

D. Metodologi Penelitian

1. Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kualitatif.Objek analisis dalam pendekatan kualitatif adalah makna dari gejala-gejala sosial dan budaya dengan menggunakan kebudayaan dari masyarakat bersangkutan untuk memperoleh gambaran dari katagorisasi tertentu.5

Sedangkan pendekatan penelitian bersifat deskriptif analisis.Penelitian deskriptif analisis adalah memaparkan situasi atau peristiwa.Penelitian ini tidak mencari atau menjelaskan hubungan, tidak menguji hipotesis atau membuat prediksi.6Desain penelitian deskriptif hanya menjawab permasalahan tentang fenomena yang ada. Karena metode tersebut dianggap tepat dalam meneliti strategi komunikasi Guru terhadap murid dalam menanamkan nilai-nilai Agama di SDIT Amalia, Cibinong, Bogor.

5

Burhan Bungin, Sosiologi komunikasi:Teori Paradigma, dan Diskursus TeknologiKomunikasi di Masyarakat (Jakarta: Kencana, 2008), cet. 3, h. 303.

6

Jalaluddin Rakhmat,Metode Penelitian Komunikasi: Dilengkapi contoh analisis

(19)

2. Subjek dan Objek Penelitian

a. Subjek Penelitian

Subjek yang diteliti dalam penellitian ini adalah Guru dan murid di SDIT AMALIA yang terdiri dari 4 orang Guru Agama dan 10 orang murid kelas 5 dan 6.

b. Objek Penelitian

Objek yang akan diteliti adalah bagaimana strategi komunikasi yang dilakukan guru terhadap murid dalam menanamkan nilai-nilai Agama.

3. Waktu dan Tempat Penelitian

Waktu : 11 April 2013 – 15 Oktober 2013

Tempat : SDIT Amalia jalan Kp. Kandang Pakansari RT 002/06 NO : 14 Cibinong, Bogor

4. Teknik Pengumpulan Data

a. Observasi

(20)

pengumpulan data dengan melalui pengamatan baik secara langsung maupun tidak langsung.7

Peneliti melaksanakan Observasi ini sebanyak lima kali, digunakan untuk mendapatkan data peranan komunikator, pengenalan khalayak dan mengamati kegiatan tahfidzul Qur’an dan

sholat saat berlangsungnya siswa siswi SDIT Amalia, Cibinong, Bogor.

b. Wawancara

Wawancara adalah bentuk komunikasi antara dua orang, melibatkanseseorang yang ingin memperoleh informasi dari seseorang lainnya denganmengajukan pertanyaan-pertanyaan berdasarkan tujuan tertentu.8Untuk kegiatan wawancara ini peneliti mengadakan wawancara langsung dengan 4 Guru Agama dan 10 murid kelas 6 dan 5.

c. Dokumentasi

Dokumentasi merupakan pelengkap dari penggunaan wawancara dan observasi dalam penelitian kualitatif.9menurut Burhan Bungin, S.Sos.,M.Si., metode dokumenter adalah pengumpulan data yang digunakan untuk menelusuri data

7

Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian: suatu pendekatan praktek (Jakarta: Rineka Cipta, 1991). h.188.

8

Deddy Mulyana, Metode Penelitian Kualitatif: Paradigma Baru Ilmu Komunikasi dan Ilmu Sosial Lainnya (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2004), cet. Ke-4, h. 180.

9

(21)

historis.10Adapun dokumen yang peneliti peroleh dari buku-buku, artikel, kepustakaan, internet dan foto-foto.

5. Teknik Analisis Data

Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis datayang diperoleh dari hasil wawancara dan dokumentasi, dengan caramengorganisasikan data ke dalam kategori, menjabarkan dalam unit-unit,melakukan sintesa, menyusun ke dalam pola, memilih mana yang penting danyang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan sehingga mudah dipahami olehdiri sendiri maupun orang lain.11

Data yang terkumpul dalam penelitian ini dikumpul, dikelompokkan, dan dilakukan analisis.

E. Pedoman Penulisan

Penulisan dalam penelitian ini mengacu kepada buku Pedoman Penulisan Karya Ilmiah (Skripsi, Tesis, Dan Disertasi) Karya Hamid Nasuhi dkk. yang Diterbitkan oleh Ceqda (Center for Quality Development And Assurance).

F. Tinjauan Pustaka

Ada beberapa skripsi/penelitian mahasiswa Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, khususnya jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam yang pembahasannya hampir sama dengan judul yang peneliti bahas, yaitu:

10

Burhan Bungin, Metode Kualitatif (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2005), h.30.

11

(22)

1. Skripsi dengan judul “Strategi Komunikasi PPPA Daarul Qur;an dalam Mensosialisasikan Program Sedekah Produktif”karya Syarif

Fadillah (Skripsi UIN 2011).Kesimpulannya Strategi Komunikasi PPPA Daarul Qur’an dalam mensosialisasikan sedekah produktif

penulis menyimpulkan PPPA Daarul Qur’an dapat menganalisis

lingkungan yang meliputi, lingkungan internal maupun lingkungan eksternal yang dimiliki lembaga PPPA Daarul Qur’an, karena hal ini

sangat penting dalam melakukan perumusan strategi komunikasi yang akan di implementasikan, sehingga memungkinkan pengetahuan akan permasalahan yang akan dan sedang dihadapi. Dengan demikian PPPA Daarul Qur’an dapat membentuk keputusan-keputusan yang tepat dalam mengambil strategi komunikasi dalam mensosialisasikan sedekah produktif.12

2. Skripsi dengan judul “Strategi Komunikasi Dompet Dhuafa Republika Dalam sosialisasi Zakat” karya M. Dzikril Amin (Skripsi UIN 2007). Persamaan dengan judul skripsi tersebut yaitu pada permaslahan yang akan diteliti yaiu mengenai Strategi Komunikasi. Sedangkan perbedaan dengan skripsi tersebut yaitu pada subjeknya, jika M. Dzikril Amin meneliti strategi komunikasi dompet dhuafa Republika dalam sosialisasi zakat, maka saya meneliti tentang Strategi

12Syarif Fadillah, “

Strategi Komunikasi PPPA Daaul Qur;an dalam Mensosialisasikan

(23)

Komunikasi Guru Terhadapa Murid Dalam Menanamkan Nilai-nilai Agama di SD Islam Terpadu Amalia, Cibinong, Bogor.13

3. Skripsi dengan judul “Strategi komunikasi KH. Ahmad Syarifuddin Abdul Ghoni dalam pembinaan akhlak pada masyarakat

lingkungan Pondok Pesantren Al-Hidayah, Jakarta Barat” karya

Ahmad Mursyidi (Skripsi UIN 2011). Pembahasan masalah skripsinya adalah tentang Strategi komunikasi yang digunakan KH. Ahmad Syarifuddin dalam pembinaan akhlak adalah; Mengenal komunikan, menentukan pesan, membujuk, mengontrol, mengantisipasi, merangkul dan strategi memberi kabar gembira dan peringatan. Metode yang digunakan adalah cerita, diskusi, tanya jawab, ceramah dan nasihat. Bentuk komunikasi yang dilakukan oleh KH. Ahmad Syarifuddin lebihcenderung kepada komunikasi kelompok dan komunikasi antarpribadi.14

G. Sistematika Penulisan

BAB I : Pendahuluan, dalam bab ini dibahas latar belakang masalah, pembatasan dan perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, metodologi penelitian, pedoman penulisan dan sistematika penulisan.

13

Dzikril Amin “Strategi Komunikasi Dompet Dhuafa Republika Dalam sosialisasi

Zakat” Skripsi, Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, Universitas Islam Negeri Syarief Hidayatullah Jakarta, 2007.

14

Ahmad Mursyidi“Strategi komunikasi KH. Ahmad Syarifuddin Abdul Ghoni dalam pembinaan akhlak pada masyarakat lingkungan Pondok Pesantren Al-Hidayah, Jakarta Barat

(24)

BAB II: Landasan Teoritis yang meliputi tentang strategi komunikasi terdiri dari pengertian strategi, ruang lingkup komunikasi, strategi komunikasi meliputi, fungsi dan langkah strategi komunikasi, definisi nilai-nilai Agama,

BAB III: Profile SDIT Amalia yang meliputi, sejarah singkat SDIT Amalia, visi, misi dan tujuan, program kegiatan, sarana dan prasarana, personalia pemimpin.

BAB IV: Analisis Data yang meliputi, deskripsi identitas informan, deskripsi hasil penelitian, isi dari jawaban rumusan masalah yaitu bagaimana strategi komunikasi Guru terhadap murid dalam menanamkan nilai-nilai Agama di SDIT Amalia, Cibinong, Bogor.

BAB V: Penutup yang meliputi kesimpulan dan saran.

(25)

14

A. Strategi Komunikasi

1. Pengertian Strategi

Strategi pada hakikatnya adalah rencana cermat tentang suatu kegiatan guna meraih suatu target atau sasaran, sasaran atau target tidak akan mudah dicapai tanpa strategi karena, pada dasarnya segala tindakan atau perbuatan itu tidak terlepas dari strategi, terlebih dalam target komunikan.1Strategi tidak berfungsi sebagai peta jalan yang hanya memberikan arah saja, melainkan harus mampu menunjukkan taktik operasionalnya.”2

Strategi berasal dari bahasa Yunani kuno yang bearti “seni

berperang”.Suatu strategi mempunyai dasar-dasar atau skema untuk mencapai sasaran yang dituju.Jadi pada dasarnya strategi merupakan alat untuk mencapai tujuan.Kata strategi berasal dari bahasa Yunani, yaitu stratogos, yang berarti memimpin.Dalam konteks awalnya, strategi

diartikan sebagai generalship atau suatu yang dilakukan oleh para jenderal

1Rafi’uddin dan Maman Abdul Djaliel

, Prinsip dan Strategi Dakwah (Bandung: CV Pustaka Setia, 1997), h.77.

2

(26)

dalam membuat rencana untuk menaklukan musuh dan memenangkan peperangan.3

Menurut Hamel dan Prahaiad yang dikutip oleh Husein Umar dalam bukunyaStrategic Management in Action,strategi merupakan tindakan yang bersifat incremental (senatiasa meningkat) dan terus-menerus, serta dilakukan berdasarkan sudut pandang tentang apa yang diharapkan, oleh para pelanggan dimasa depan. Dengan demikian, strategi hampir selalu dimulai dari apa yang terjadi. Terjadinya kecepatan inovasi pasar yang baru dan perubahan pola konsumen memerlukan kompetensi inti.Perusahaan perlu mencari kompetensi inti dalam hal bisnis yang dilakukan”.4

Menurut Willian F.Glueck yang dikutip oleh Husein Umar dalam bukunyaStrategic Management in Action, bahwa strategi adalah, suatu yang dipersatukan, bersifat komperhenshif terintegrasi yang menghubungkan keunggulan strategi (strategic adventage) perusahaan atau lembaga terhadap tantangan lingkungan dan rancangan untuk meyakinkan bahwa sasaran dasar perusahaan atau organisasi akan dicapai dengan pelaksanaan yang tepat oleh organisasi itu.5

3

Setiawan Hari Purnomo dan Zulkiflimansyah, Manajemen Strategi sebuah konsep Pengantar (Jakarta: Lembaga Penerbitan Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, 2001), h.8.

4

Husein Umar, strategic management in Action (Jakarta : PT GramediaPustaka Utama, 2001), h. 31.

5

(27)

2. Tahapan-tahapan Strategi

Untuk mencapai tujuan-tujuan yang diinginkan dalam proses strategi komunikasi terdapat beberapa tahapan-tahapan dalam prosesnya, di antaranya yaitu :

a. Perumusan Strategi

Dalam perumuasan strategi, konseptual harus mempertimbangkan mengenai peluang dan ancaman eksternal, menetapkan kekuatan dan kelemahan secara internal, menetapkan suatu objektifitas, menghasilkan strategi alternative dan memilih strategi untuk dilaksankan .

“Perumusan strategi berusaha menemukan masalah-masalah yang terjadi dari peristiwa yang ditaksirkan berdasarkan konteks kekuatan, kemudian mengadakan analisis mengenai kemungkinan-kemungkinan serta memperhitungkan pilihan-pilihan dan langkah-langkah yang dapat diambil dalam rangka gerak menuju kepada tujuan itu.”6

b. Implementasi Strategi

Setelah merumuskan dan memilih strategi yang ditetapkan, maka langkah berikutnya adalah melaksanakan strategi yang ditetapkan tersebut dalam tahapan pelaksanaan strategi yang telah dipilih saat membutuhkan komitmen dan kerja sama dari seluruh unit, tingkat dan anggota organisasi..

6

(28)

“Dalam pelaksanaan strategi yang tidak menerapkan komitmen dan

kerjasama dalam pelaksanaan strategi, maka proses komulasi dan analisis strategi hanya akan menjadi impian yang jauh dari pernyataan. Implementasi strategi bertumpu pada alokasi dan pengorganisasian sumber daya yang ditampakkan melalui penetapan struktur organisasi dan mekanisme kepemimpinan yang dijalankan bersama budaya perusahaan dan organisasi.”7

c. Evaluasi Strategi

Tahap akhir dari menyusun strategi adalah “evaluasi

implementasi strategi, evaluasi strategi diperlukan karena keberhasilan yang telah dicapai, dan dapat diukur kembali untuk menetapkan tujuan berikutnya.Evaluasi menjadi tolak ukur untuk strategi yang akan dilaksanakn kembali oleh suatu organisasi dan evaluasi sangat diperlukan unruk menentukan sasaran yang dinyatakan telah tercapai.”8

Ada 3 macam langkah dasar untuk mengevaluasi strategi, yaitu :

1) Meninjau faktor-faktor eksternal dan internal yang menjadi dasar strategi. Adanya perubahan yang diadakan menjadi satu hambatan Pencapaian tujuan, begitu pula dengan faktor internal yang diantaranya strategi efektif atau hasil implementasi yang buruk dapat berakibat buruk pula bagi hasil yang akan dicapai.

7

Fred David, Managemen Strategi Konsep (Jakarta : Prehalindo, 2002), h.3.

8

(29)

2) Mengukur prestasi (membandingkan hasil yang diharapkan dengan kenyataan). Prosesnya dapat dilakukan dengan menyelidiki penyimpanan dari rencana, mengevaluasi prestasi individual, dan menyimak kemajuan yang dibuat kearah pencapaian sasaran yang dinyatakan. kriteria untuk mengevaluasi strategi harus dapat diukur dan mudah dibuktikan, kriteria yang meramalkan hasil lebih penting dari pada kriteria yang mengungkapkan apa yang terjadi.

3) Mengembalikan tindakan korektif untuk memastikan bahwa prestasi sesuai dengan rencana. Dalam hal ini tidak harus strategi yang ada yang ditinggalkan atau harus merumuskan strategi yang baru. Tindakan korektif diperlukan bila tindakan atau hasil tidak sesuai dengan yang dibayangkan semula atau pencapaian yang diharapkan.9

B. Ruang Lingkup Komunikasi

1. Pengertian Komunikasi

Komunikasi adalah proses berbagai makna melalui perilaku verbal dan nonverbal. Segala perilaku dapat disebut komunikasi jika melibatkan dua orang atau lebih.10

9

Fred David, Manajemen Strategi Konsep Pemasaran (Jakarta: PT. Prehallindo, 1998), h. 5-6.

10

(30)

Harold Laswell, yang dikutip oleh Onong Uchjana Effendi dalam bukunya dinamika komunikasi,menyatakan bahwa cara yang terbaik untuk menerangkan kegiatan komunikasi ialah pertanyaan “who says what in which channel to whom with what effect”11

Menurut istilah terminology atau para pakar, komunikasi adalah

a. Shannon dan Weaver,yang dikutip oleh Anwar Arifin dalam bukunya ilmu komunikasi,menyatakan bahwa komunikasi adalah bentuk interaksi manusia yang saling pengaruh mempengaruhi satu sama lainnya, sengaja atau tidak disengaja. Tidak terbatas pada bentuk komunikasi menggunakan bahasa verbal, tetapi juga dalam hal ekspresi muka, lukisan, seni, dan teknologi.12

b. Louis forsdale, ahli komunikasi dan pendidikan, yang dikutip oleh Arni Muhammad dalam bukunya komunikasi organisasi, menyatakan, bahwa komunikasi adalah suatu proses memberikan signal menurut aturan tertentu, sehngga dengan cara ini suatu system dapat didirikan, dipelihara, dan diubah.13

c. Theodorsan,yang dikutip oleh Syaiful Rohim dalam bukunya teori komunikasi: perspektif ragam dan aplikasi,mengemukakan bahwa, komunikasi adalah proses pengalihan informasi dari satu orang atau

11

Onong Uchjana Effendy, Dinamika Komunikasi (Bandung: Remaja Rosdakarya, 1993), h.29.

12

Anwar Arifin, Ilmu Komunikasi (Jakarta: CV Rajawali, 1988), h. 25.

13

(31)

sekelompok orang dengan menggunakan symbol-simbol tertentu kepada satu orang atau kelompok lain. 14

Jadi dapat disimpulkan bahwa komunikasi adalah suatu proses di mana seseorang menyampaikan pesannya baik dengan lambang bahasa maupun dengan isyarat, gambar, symbol, gaya, yang antara keduanya sudah terdapat kesamaan makna, sehingga keduanya mengerti apa yang sedang dikomunikasikan, dengan kata lain, jika lambangnya tidak dimengerti oleh salah satu pihak maka komunikasinya akan tidak lancar dan tidak komunikatif.

2. Unsur- Unsur Komunikasi

Dari pengertian komunikasi yang telah dikemukakan di atas, jelas bahwa komunikasi antar manusia hanya bisa terjadi, jika ada seseorang yang menyampaikan hanya bisa terjadi, jika ada seseorang yang menyampaikan pesan kepada orang lain dengan tujuan tertentu, artinya komunikasi hanya bisa terjadi kalau didukung oleh adanya sumber, pesan, media, penerima, dan efek. Unsur-unsur ini bisa juga disebut komponen atau elemen komunikasi.15

Aristoteles, ahli filsafat Yunani Kuno, yang dikutip oleh Hafied Changara dalam bukunya Pengantar Ilmu Komunikasi, menyebut bahwa suatu proses komunikasi memerlukan tiga unsure

14

Syaiful Rohim, Teori Komunikasi: Perspektif Ragam dan Aplikasi (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2009), h.11.

15

(32)

yang mendukungnya, yakni siapa yang berbicara, apa yang dibicarakan, dan siapa yang mendengarkan. Pandangan Aristoteles ini oleh sebagian besar pakar komunikasi dinilai lebih cepat untuk mendukung suatu proses komunikasi public dalam bentuk pidato atau retorika. Hal ini bisa dimengerti, karena pada zaman Aristoteles retorika menjadi bentuk komunikasi yang sangat populer bagi msyarakat Yunani.16

Claude E. Shannon dan Warren Weaver, yang dikutip oleh Hafied Changara, dalam bukunyaPengantar Ilmu Komunikasi,dua orang insyinyur listrik menyatakan bahwa terjadinya proses komunikasi memerlukan lima unsur yang mendukungnya, yakni pengirim, transmitter, signal, penerima, dan tujuan. Kesimpulan ini didasarkan atas hasil studi yang mereka lakukan mengenai pengiriman pesan melalui radio dan telepon.17

Meski pandangan Shannon dan Weaver yang dikutip oleh Hafied Changara, dalam bukunyaPengantar Ilmu Komunikasi,pada dasarnya berasal dari pemikiran proses komunikasi elektronika, tetapi para sarjana yang muncul di belakangnya mencoba menerapkan dalam proses komunikasi antar manusia seperti yang dilakukan oleh Miller dan Cherry.

Awal tahun 1960-an David K.Berlo yang dikutip oleh Hafied Changara, dalam buku Pengantar Ilmu Komunikasi, membuat

16

Hafied Changara, Pengantar Ilmu Komunikasi, h.22.

17

(33)

formula komunikasi yang lebih sederhana. Formula ini dikenal dengan nama SMCR, yakni Source (pengirim), Message (pesan), Channel (saluran media), dan receiver (penerima).

Selain Shannon dan Berlo, juga tercatat Charles Osgood, Gerald Miller dan Melvin L. De Fleur yang dikutip oleh Hafied Changara, dalam buku Pengantar Ilmu Komunikasi,menambahkan lagi unsure efek dan umpan balik (feedback) sebagai pelengkap dalam membangun komunikasi yang sempurna. Kedua unsure ini nantinya lebih banyak dikembangkan pada proses komunikasi antarpribadi (persona) dan (komunikasi massa).

Perkembangan terakhir adalah munculnya pandangan dari Joseph de Vito, K. Sereno dan Erika Vora yang dikutip oleh Hafied Changara, Pengantar Ilmu Komunikasi, menilai faktor lingkungan merupakan unsur yang tidak kalah pentingnya dalam mendukung terjadinya proses komunikasi.18

a. Sumber

Semua peristiwa komunikasi akan melibatkan sumber sebagai pembuat atau pengirim informasi. dalam komunikasi antarmanusia, sumber bisa terdiri dari satu orang, tetapi bisa juga dalam bentuk kelompok misalnya partai, organisasi atau lembaga. Sumber sering disebut pengirim, komunikator atau dalam bahasa Inggrisnya disebut source, sender, atau encoder.

18

(34)

b. Pesan

Pesan yang dimaksud dalam proses komunikasi adalah sesuatu yang disampaikan pengirim kepada penerima. Pesan dapat disampaikan dengan cara tatap muka atau melalui media komunikasi. Isinya bisa berupa ilmu pengetahuan, hiburan, informasi, nasihat atau propaganda.Dalam bahasa Inggris pesan biasanya diterjemahkan dengan kata message, content atau information.19

Pesan yang dikomunikasikan adalah pesan yang berarti dan informative.Pesan itu disampaikan untuk menghibur, memberi inspirasi, memberi informasi, meyakinkan atau mengajak untuk berbuat sesuatu.Agar dapat diterima dengan baik dan mendatangkan hasil yang diinginkan, entah secara verbal atau nonverbal pesan itu dirumuskan dalam bentuk yang tepat, disesuaikan, dipertimbangkan berdasarkan keadaan penerima, hubungan pengirim dan penerima, dan dengan situasi waktu komunukasi dilakukan.20

c. Media

Media yang dimaksud di sini adalah alat yang digunakan untuk memindahkan pesan dari sumber kepada penerima.Terdapat beberapa pendapat mengenai saluran atau media.Ada yang menilai bahwa media bisa bermacam-mcam bentuknya, misalnya dalam

19

Hafied Changara, Pengantar Ilmu Komunikasi, h.24.

20

(35)

komunikasi antarpribadi pancaindra dianggap sebagai media komunikasi. Selain indra manusia, ada juga saluran komunikasi seperti telepon, surat, telegram yang digolongkan sebagai media komunikasi antarpribadi.21

Dalam komunikasi massa, media adalah alat yang dapat menghubungkan antara sumber dan penerima yang sifatnya terbuka, di mana setiap orang dapat melihat, membaca, dan mendengarnya. Media dalam komunikasi massa dapat dibedakan atas dua macam, yakni media cetak dan media elektronik. Media cetak seperti halnya surat kabar, majalah, buku, leaflet, brosur, stiker, bulletin, handout, poster, spanduk, dan sebagainya. Sementara itu media elektronik antara lain : radio, film, televise, video recording, computer, electronic board, audio cassette dan semacamnya.

Berkat perkembangan teknologi komunikasi khususnya di bidang komunikasi massa elektronik yang begitu cepat, media massa elektronik makin banyak bentuknya, dan makin mengaburkan batas-batas untuk membedakan antara media komunikasi massa dan komunikasi antarpribadi. Hal ini disebabkan karena makin canggihnya media komunikasi itu sendiri yang bisa dikombinasikan (multimedia) antara satu sama lainnya.

21

(36)

Selain media komunikasi seperti di atas, kegiatan dan tempat-tempat tertentu yang banyak ditemui dalam masyarakat pedesaan, bisa juga dipandang sebagai media komunikasi social, misalnya rumah-rumah ibadah, balai desa, arisan, panggung, kesenian, dan pesta rakyat.

d. Penerima atau komunikan

Penerima adalah pihak yang menjadi sasaran pesan yang dikirim oleh sumber.Penerima bisa terdiri satu orang atau lebih, bisa dalam bentuk kelompok, partai atau Negara.

Penerima bisa disebut dengan berbagai macam istilah, seperti khalayak, sasaran, komunikan, atau dalam bahasa Inggris disebut audience atau receiver. Dalam proses komunikasi telah dipahami bahwa keberadaan penerima adalah akibat karena adanya sumber. Tidak ada penerima jika tidak ada sumber.22

Penerima adalah elemen penting dalam proses komunikasi karena dialah yang menjadi sasaran dari komunikasi. Jika suatu pesan tidak diterima oleh penerima, akan menimbulkan berbagai macam masalah yang sering kali menuntut perubahan, apakah pada sumber, pesan, atau saluran.

Kenalilah khalayakmu adalah prinsip dasar dalam berkomunikasi.Karena mengetahui dan memahami karakteristik

22

(37)

penerima (khalayak), berarti suatu peluang untuk mencapai keberhasilan komunikasi.23

e. Efek atau pengaruh

Pengaruh atau efek adalah perbedaan antara apa yang dipikirkan, dirasakan, dan dilakukan oleh penerima sebelum dan sesudah menerima pesan. Pengaruh ini bisa terjadi pada pengetahuan, sikap dan tingkah laku seseorang. Oleh karena itu, pengaruh bisa juga diartikan perubahan atau penguatan keyakinan pada pengetahuan, sikap, dan tindakan seseorang sebagai akibat penerima pesan.24

Efek merupakan efek yang terjadi di pihak komunikan sebagai akibat dari diterimanya pesan melalui komunikasi.Efek bisa bersifat kognitif yang meliputi pengetahuan, bisa juga bersifat afektif yang meliputi perasaan emosi, atau bisa juga bersifat konatif yang merupakan tindakan.25

f. Feedback atau umpan balik

Feedback yang memungkinkan sumber mempertimbangkan

kembali pesan yang telah disampaikan kepada penerima. Respons atau umpan balik dari penerima terhadap pesan yang disampaikan sumber dapat berwujud kata-kata ataupun tindakan-tindakan tertentu. Penerima bisa mengabaikan pesan tersebut ataupun menyimpannya. Umpan

23

Hafied Changara, Pengantar Ilmu Komunikasi, h.27.

24

Ibid.,h.28.

25

(38)

balik inilah yang dapat dijadikan landasan untuk mengevaluasi efektifitas komunikasi.26

Umpan balik (feedback) merupakan tanggapan penerima terhadap pesan yang diterima dari pengirim. Umpan balik dapat negatif dan positif. Umpan balik negative adalah umpan balik yang menunjukkan bahwa penerima pesan tidak dapat menerima dengan baik pesan yang diterimanya. Umpan balik positif, bila tanggapan penerima menunjukkan kesediaan untuk menerima dan mengerti pesan dengan baik serta memberi tanggapan sebagaimana diinginkan oleh pengirim.27

g. Lingkungan

Lingkungan atau situasi ialah faktor-faktor tertentu yang dapat memengaruhi jalannya komunikasi. Faktor ini dapat digolongkan atas empatmacam, yakni, lingkungan fisik, lingkungan social budaya, lingkungan psikologis, dan dimensi waktu.

Lingkungan fisik menunjukkan bahwa suatu proses komunikasi hanya bisa terjadi kalau tidak terdapat rintangan fisik, misalnya geografis. Komunikasi sering kali sulit dilakukan karena

26

Marhaeni Fajar, Ilmu Komunikasi: Teori dan Praktik (Yogyakarta: Graha ILmu, 2009), h.125.

27

(39)

faktor jarak yang begitu jauh, di mana tidak tersedia fasilitas komunikasi seperti telepon, kantor pos atau jalan raya.

Lingkungan sosial menunjukkan faktor social budaya, ekonomi dan politik yang bisa menjadi kendala terjadinya komunikasi, misalnya kesamaan bahasa, kepercayaan, adat istiadat, dan status social.28

Jadi, setiap unsur memiliki peranan yang sangat penting dalam membangun proses komuniksi. Bahkan ketujuh unsure ini saling bergantung satu sama lainnya. Artinya, tanpa keikutsertaan satu unsure akan memberi pengaruh pada jalannya komunikasi.

C. STRATEGI KOMUNIKASI

1. Pengertian Strategi Komunikasi

Merujuk pada pendapat Onong Uchjana Effendy.Strategi komunikasi merupakan paduan dari perencanaan komunikasi (communication planning) dan manajemen (management communication) untuk mencapai suatu tujuan.

Untuk mencapai tujuan tersebut strategi komunikasi harus dapat menunjukkan bagaimana operasionalnya secara taktis harus dilakukan,

28

(40)

dalam arti kata bahwa pendekatan (approach) bisa berbeda sewaktu-waktu bergantung kepada situasi dan kondisi.29

Strategi komunikasi menjadi salah satu penentu berhasil tidaknya kegiatan komunikasi berupa pesan yang disampaikan melalui berbagai media yang dapat secara efektif diterima oleh pihak yang akan dituju. Dari pendapat Effendy di atas, terlihat bahwa dalam pelaksanaan sebuah strategi tidak terlepas dari konstruk rencana, proses dan tujuan yang di dalamnya terdapat konstruk kegiatan, pesan, dan media

Menurut R. Wayne Peace, Brent D. Petterson dan M Dallas Burnet dalam bukunya techniques for effective communication, seperti yang dikutip oleh Onong Uchjana Effendy, tujuan sentral strategi komunikasi terdiri atas tiga tujuan utama yaitu:30

a. To secure understanding: memastikan bahwa komunikan mengerti pesan yang diterima. Andaikan ia sudah dapat mengerti dan menerima, maka penerimaannya itu harus dibina.

b. To establish acceptance: setelah komunikan mengerti dan menerima pesan maka pesan ini harus dilakukan pembinaan.

c. To motivation action : setelah penerimaan itu di bina maka kegiatan ini harus dimotivasikan.

29

Onong Uchana Effendy, Dinamika Komunikasi, h.29.

30

(41)

2. Fungsi Strategi Komunikasi

Strategi komunikasi sangat diperlukan dalam proses komunikasi, karena berhasil tidaknya kegiatan komunikasi secara efektif banyak ditentukan oleh strategi komunikasi. Tanpa strategi komunikasi, media massa yang semakin modern yang kini banyak dipergunakan di negara-negara yang sedang berkembang karena mudahnya diperoleh dan relative mudah dioperasionalkan bukan tidak mungkin akan tidak efektif penggunanya.

Strategi komunikasi baik secara makro maupun mikro mempunyai fungsi ganda:

a. Menyebarluaskan pesan komunikasi yang bersifat informative, persuasif dan instruktif secara sistematik kepada sasaran untuk memperoleh hasil maksimal.

b. Menjembatani akibat kemudahan diperolehnya dan kemudahan dioprasionalkannya media massa begitu ampuh yang jika dibiarkan akan merusak nilai-nilai budaya.31

3. Langkah-langkah Dalam Strategi Komunikasi

Dalam rangka melaksanakan strategi komunikasi diperlukan langkah-langkah strategis yang perlu dijalankan. Untuk menyusun langkah-langkah tersebut dibutuhkan suatu pemikiran dengan memperhitungkan komponen-komponen komunikasi serta faktor pendukung dan faktor penghambat komunikasi.

31

(42)

Harold Laswell, seorang sarjana hukum pada Yale University, yang dikutip oleh Onong Uchjana Effendy, dalam bukunya dinamika komunikasi, telah menghasilkan suatu pemikiran mengenai komunikasi yang dituangkan dalam bentuk paper dan dimuat dalam buku “the communication of ideals”, suntingan Lyman Bryson. Laswell, menyatakan bahwa yang terbaik untuk menerangkan kegiatan komunikasi ialah menjawab pertanyaan “who says what in which chanel to whom whit what effect”. Untuk mantapnya strategi komunikasi, maka segala sesuatunya harus dipertautkan dengan unsur komunikasi yang merupakan jawaban terhadap pertanyaan dalam rumus Laswell tersebut.32

a. Who? Siapakah komunikator. b. Says what? Pesan yang dinyatakan.

c. In which channel? Media apa yang digunakan. d. To whom? Siapa komunikan.

e. With what effect? Efek apa yang diharapkan.

Strategi komunikasi harus mampu menunjukkan bagaimana operasionalnya secara praktis, maksudnya berbagai pendekatan (approach), bisa berbeda sewaktu-waktu tergantung situasi dan

kondisi.33

32

Onong Uchana Effendy, Dinamika Komunikasi, h.29.

33

(43)

Banyak teori komunikasi yang sudah diketengahkan oleh para ahlli, tetapi untuk strategi komunikasi yang memadai untuk dijadikan pendukung strategi komunikasi ialah apa yang dikemukakan oleh Harold Laswell.34

Dalam merumuskan strategi komunikasi ada empat faktor yang harus diperhatikan, yaitu: 35

1. Mengenali Sasaran Komunikasi

Sebelum kita melancarkan komunikasi, perlu mempelajari siapa-siapa yang akan menjadi sasaran komuniksi. Hal ini akan sangat bergantung pada tujuan komunikasi, apakah tujuan komunikasinya hanya pada sebatas agar komunikan mengetahui (dengan metode informatif) atau agar komunikan melakukan tindakan tertentu dengan metode persuasif. Sehingga antara komunikator dengan komunikan bukan saja saling berhubungan, tetapi juga saling mempengaruhi.Apapun tujuannya, metodenya dan banyak sasaran pada diri komunikan perlu diperhatikan faktor-faktor sebagai berikut.36

a. Faktor Kerangka Referensi

Pesan komunikasi yang akan disampaikan kepada komunikan harus disesuaikan dengan kerangka referensi. Kerangka refernsi seseorang

34

Onong Uchana Effendy, Dinamika Komunikasi, h.29.

35

Anwar Arifin, Strategi Komunikasi: Sebuah Pengantar Ringkas (Bandung: Armico, 1984), h.87.

36

(44)

terbentuk berdasarkan hasil dari perpaduan pengalaman, pendidikan, gaya hidup, norma hidup, status social, ideology dan cita-cita. Kerangka referansi seseorang ada yang berbeda secara ekstrem seperti antara murid SMP dengan mahasiswa. Ada juga perbedaan yang gradual saja seperti seorang sarjana dengan sarjana yang lain yang sama-sama lulusan universitas.

Dalam situasi komunikasi antarpribadi mudah untuk mengenal kerangka referensi komunikan karena ia hanya satu orang. Yang sukar adalah mengenal kerangka referensi komunikan dalam bentuk kelompok.Ada kelompok yang individu-individunya sudah dikenal seperti kelompok karyawan.Ada juga yang tidak dikenal seperti pengunjung rapar RW.Komunikasi harus disesuaikan dengan referensi mereka.

Lebih sulit lagi mengenali kerangka referensi komunikan dalam komunikasi massa sebab sifatnya heterogen. Oleh karena itu pesan yang disampaikan kepada khalayak melalui media massa hanya bersifat informative dan yang umum yang dapat dimengerti oleh semua orang.

b. Faktor Situasi dan Kondisi

(45)

diminimalisir. Yang dimaksud dengan kondisi disini ialah state of personality komunikan, yaitu keadaan fisik dan psikis komunikan pada saat ia menerima pesan komunikasi. Komunikasi kita tidak akan efektif apabila komunikan sedang marah, sedih, bingung, sakit atau lapar. Dalam menghadapi komunikan dengan kondisi seperti itu kita diharapkan sebisa mungkin untuk menciptakan suasana yang menyenangkan.Akan tetapi tidak jarang pula kita harus melakukannya pada saat itu juga.

2. Penyusunan Pesan

Menyusun pesan yaitu menentukan tema dan materi. Syarat utama dalam mempengaruhi kalayak dari pesan tersebut ialah mampu membangkitkan perhatian. Perhatian adalah pengamatan terpusat, karena itu tidak semua yang diamati dapat menimbulkan perhatian. Dengan demikian awal dari suatu efektifitas dalam komunikasi, ialah bangkitnya perhatian dari khalayak terhadap pesan-pesan yang disampaikan.37

Dalam upaya penyusunan pesan yang nantinya akan disampaikan, terdapat dua bentuk rumusan tema pesan yang bisa dipakai yaitu bersifat on side issue dan both side issue. On side issue merupakan rumusan pesan

yang bersifat sepihak, yaitu pesan berisi hal-hal positif atau hal-hal negative saja. Pesan yang bersifat konsepsi komunikator saja tanpa mempertimbangkan berbagai pendapat yang berkembang di kalangan khalayak.Sedangkan, both side issue merupakan rumusan pesan baik dari segi positif maupun negatifnya, jadi pesan positif atau negative atau

37

(46)

untung ruginya disampaikan kepada khalayak sehingga khalayak mengetahui kejelasannya dari pesan tersebut. Untuk menentukan penggunaan yang paling efektif dalam komunikasi, Arifin Anwar, menjelaskan sebagai berikut: 38

a. Bila komunikasi melibatkan khalayak yang sejak awal menunjukkan adanya penyesuaian lebih efektif menyampaikan pesan both side issue.

b. Bila komunikasi melibatkan khalayak yang sejak awal menunjukkan adanya penyesuaian pendapat maka akan lebih efektif menyampaikan pesan one side issue.

c. Kepada khalayak dengan golongan terpelajar sebaiknya diberikan pesan both side issue.

d. Kepada khalayak yang bukan termasuk golongan terpelajar lebih baik disampaikan one side issue.

Terkait dengan hal ini, Scrhamm, dalam effendy39 mengajukan empat syarat yang harus dipenuhi, yaitu:

a. Pesan harus direncanakan dan disampaikan sedemikian rupa agar bisa menarik perhatian khalayak sasaran.

b. Pesan harus menggunakan tanda-tanda yang disesuaikan dengan kerangka acuan khalayak.

38

Anwar Arifin, Strategi Komunikasi: Sebuah Pengantar Ringkas, h. 18

39

(47)

c. Pesan harus membangkitkan kebutuhan individu khalayak dan memberikan solusi untuk memenuhi.

d. Pesan harus menyarankan cara memenuhi kebutuhan yang sesuai dengan situasi kelompok dimana kelompok khalayak berada pada saat digerakkan untuk memberikan respons sesuai yang dikehendaki.

3. Penetapan Metode

Menurut Arifin, dalam mencapai efektifitas dari suatu komunikasi, selain tentunya dari kemantapan isi pesan yang diselaraskan dengan kondisi khalayak dan sebagainya, maka metode komunikasi akan turut mempengaruhi penyampainnya pesan oleh komunikator kepada komunikan. Dalam dunia komunikasi, pada penetapan metode itu dapat dilihat dari dua aspek yaitu : menurut cara pelaksaannya dan menurut bentuk isinya.

(48)

Pada dasarnya metode dalam komunikasi dapat dibedakan berdasarkan dua aspek: 40

a. Menurut cara pelaksanaannya

1) Redudancy (repetition), merupakan cara mepengaruhi khalayak dengan cara mengulang-ulang pesan. Metode ini memungkinkan peluang pendapat perhatian khalayak semakin besar, pesan penting mudah diingat oleh khalayak dan memberi kesempatan bagi komunikator untuk memperbaiki kesalahan yang dilakukan sebelumnya. Dengan menggunakan metode ini, banyak manfaat yang dapat diambil darinya. Manfaat itu antara lain bahwa khalayak akan lebih memperhatikan pesan yang akan disampaikan komunikator. Hal ini justru kontras dengan pesan yang tidak diulang-ulang, sehingga ia akan banyak mengikat perhatian.

Meskipun dalam melakukan metode redundancy berkomunikasi memiliki manfaat agar pesan yang disampaikan komunikator diperhatikan oleh komunikan namun sebaliknya, komunikator tetap mempertimbanngkan variasi-variasi yang menarik dan tidak membosankan dalam pengulangan pesannya.

40

(49)

2) Canalizing, merupakan metode penyampaian pesan dengan cara meneliti pengaruh kelompok terhadap individu atau khalayak. Pada awalnya penyampaian pesan dilakukan sesuai dengan nilai-nilai kelompok yang dianut baru menuju ke arah khalayak sasaran. Bila hal ini gagal, maka diusahakan dengan memecah hubungan khalayak dengan kelompok seingga pengaruh kelompok akan menipis dan hilang dengan sendirinya. Jadi dalam proses komunikasi, komunikator terlebih dahulu memenuhi nilai-nilai dan standar komunikai dan berangsur merubahnya kea rah yang dikehendaki komunikator. Namun bila hal ini kemudian tidak memungkinkan (mengikuti standar kelompok dan masyarakat), maka cara memecah perlahan komunikan dengan anggota kelompoknya sehingga mereka tidak memiliki hubungan yang erat dan kemudian komunikator menarik komunikan tersebut dalam pengaruhnya menjadi bagian dalam strategi metode komunikasi canalizing ini.

b. Menurut bentuk isinya

(50)

adanya sesuai dengan fakta dan data maupun pandapat yang sebenarnya.

2) Persuasive, merupakan bentuk penyampaian pesan untuk mempengaruhi khalayak dengan cara membujuk. Dalam hal ini khalayak tidak diberi kesempatan untuk berpikir kritis dan bila mungkin bisa terpengaruh tanpa disadari.

3) Educative, merupakan bentuk penyampaian pesan yang mendidik, yakni memberikan sesuatu ide kepada khalayak berdasarkan fakta, pendapat dan pengalaman yang dapat dipertanggung jawabkan kebenarannya secara sengaja, teratur dan terencana dengan tujuan mempengaruhi dan mengubah tingkah laku sesuai dengan yang diinginkan. 4) Coursive, merupakan bentuk penyampaian pesan yang

mempengaruhi khalayak dengan cara memaksa. Pesan ini selain berisi pendapat juga ancaman. Metode ini biasanya diwujudkan dalam bentuk peraturan-peraturan dan intimidasi.

4. Pemilihan Media Komunikasi

(51)

efektif untuk digunakan adalah media cetak, audio dan audio visual. Sedangkan untuk masyarakat pedesaan media yang sering digunakan adalah papan pengumuman atau juga radio baik radio komesial maupun radio komunitas. Karena masyarakat sering mendengarkan radio.

D. NILAI-NILAI AGAMA

1. Pengertian Nilai

Mukhtar Effendy, mengartikan nilai sebagai hal-hal yang bersifat abstrak dan mengandung manfaat atau berguna bagi manusia. Nilai merupakan sesuatu yang diyakini kebenarannya dan mendorong orang untuk mewujudkannya. Nilai merupakan sesuatu yang memungkinkan individu atau kelompok social membuat keputusan mengenai apa yang dibutuhkan atau sebagai suatu yang ingin dicapai.41

Sedangkan Lorens Bagus, menyebutkan nilai sebagai harkat kualitas suatu hal yang dianggap istimewa dan yang disukai, karena mempunyai nilai tinggi.42

Berbeda dengan kedua pendapat di atas, Peter Salim dan Yeni Salim menyebutkan bahwa nilai merupakan suatu konsep abstrak yang

41

Mukhtar, Effendy. Eksiklopedi Agama dan Filsafat.(Palembang: Universitas Sriwijata, 2001), h. 894.

42

(52)

terdapat dalam diri manusia mengenai sesuatu yang dianggap baik dan benar dalam hal-hal yang dianggap benar dan salah.43

2. Pengertian Agama .

Agama berasal dari kata Sankskrit, ada yang berpendapat bahwa kata itu terdiri atas dua kata, a berarti tidak dan gam berarti pergi jadi agama artinya tidak pergi, tetap di tempat, diwarisi turun menurun. Agama memang mempunyai sifat yang demikian. Pendapat lain mengatakan bahwa Agama berarti teks atau kitab suci. Selanjutnya dikatakan bahwa gam berarti tuntunan. Agama juga mempunyai tuntunan, yaitu kitab suci. Istilah agama dalam bahasa asing bermacam-macam, antara lain religion dan al-dhin.44

Kata al-dhin dalam bahasa arab terdiri atas huruf dal, ya, dan nun. Dari huruf-huruf ini bisa dibaca dengan dain yang berarti utang dan dengan din yang mengandung arti agama dan hari kiamat.45

Prof. Musthafa Abd.Raziq,yang dikutip oleh Zainal Arifin Abbas, dalam bukunyaPerkembangan Pikiran Tergadap Agama mengatakan bahwa agama adalah terjemahan dari kata din yang berarti

43

Peter Salim dan Yeni Salin.Kamus Besar Bahasa Indonesia Kontemporer, (Jakarta: Modern English Press, 1996), h. 1034.

44

Harun Nasution, Islam Ditinjau Dari Berbagai Aspeknya (Jakarta:UI Press, 1979)jil.1, h.9.

45

(53)

peraturan-peraturan yang terdiri atas kepercayan–kepercayaan yang berhubungan dengan keadaan-keadaan yang suci.46

Parsudi Suparlan, yang dikutip oleh Roland Robertson, dalam bukunyaAgama Dalam Analisa Dan Interpretasi Sosiologis, lebih mengkhususkan pengertian agama dalam konteks sosiologi. Menurutnya agama adalah suatu system keyakinan yang dianut dan tindakan-tindakan yang diwujudkan oleh suatu kelompok atau masyarakat dalam menginterprestasikan dan memberi respons terhadap apa yang dirasakan dan diyakini sebagai yang gaib dan suci.47

A.M. Saefuddin mengatakan bahwa agama merupakan kebutuhan paling esensial manusia yang bersifat universal.48

Durkheim, yang dikutip oleh Zainal Arifin Abbas, dalam bukunya Perkembangan Pikiran Terhadap Agama mengatakan, bahwa agama adalah suatu sistem yang terpadu yang terdiri atas kepercayaan dan praktik yang berhubungan dengan hal yang suci. Kita sebagai umat beragama semaksimal mungkin berusaha untuk terus meningkatkan keimanan kita melalui rutinitas beribadah, mencapai rohani yang sempurna kesuciannya.49

Roland Robertson, Agama Dalam Analisa Dan Interpretasi Sosiologis (Jakarta: Rajawali Pers, 1993), h. vi.

48

A.M. Saefuddin dkk, Desekularisasi Pemikiran Landasan Islamisasi (Bandung: Mizan, 1987), h. 47.

49

(54)

3. Pengertian Nilai-Nilai Agama

Nilai-nilai keagamaan terdiri dari dua kata yaitu kata nilai dan keagamaan. Nilai itu sendiri adalah hakikat suatu hal yang menyebabkan hal itu dikejar oleh manusia. Nilai juga berarti keyakinan yang membuat seseorang bertindak atas dasar pilihannya.50

Dengan demikian nilai dapat dirumuskan sebagai sifat yang terdapat pada sesuatu yang menempatkan pada posisi yang berharga dan terhormat yakni bahwa sifat ini menjadikan sesuatu itu dicari dan dicintai, baik dicintai oleh satu orang maupun sekelompok orang, contoh hal itu adalah nasab bagi orang-orang terhormat mempunyai nilai yang tinggi, ilmu bagi ulama` mempunyai nilai yang tinggi dan keberanian bagi pemerintah mempunyai nilai yang dicintai dan sebagainya.51

Nilai Agama berhubungan antara manusia dengan tuhan,kaitannya dengan pelaksanaan perintah dan larangannya.Nilai agama diwujudkan dalam bentuk amal perbuatan yang bermanfaat baik didunia maupun di akhirat,seperti rajin beribadah,berbakti kepada orangtua,menjaga kebersihan,tidak berjudi dan tidak meminum-minuman keras,dan sebagainnya. Bila seseorang melanggar norma/kaidah agama,ia akan mendapatkan sanksi dari Tuhan sesuai dengan keyakinan agamanya masing-masing.oleh karena itu,tujuan norma agama adalah menciptakan insan-insan yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha

50

Rohmat Mulyana, Mengartikulasikan Pendidikan Nilai (Bandung: Alvabeta, 2004), h.9.

51

(55)

Esa,dalam pengertian mampu melaksanakan apa yang menjadi perintah dan meninggalkan apa yang dilarangannya.

Dalam surat Al-Imran ayat 104 menjelaskan:

.

Artinya:

”Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang

menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma’ruf dan mencegah

dari yang mungkar”

Adapun kegunaan nilai agama,yaitu untuk mengendalikan sikap dan perilaku setiap manusia dalam kehidupannya agar selamat di dunia dan di akhirat.52

Sedangkan keagamaan adalah hal-hal yang bersifat agama. Sehingga nilai-nilai Keagamaan berarti nilai-nilai yang bersifat agama.

Nilai-nilai Agama dalam penelitian di SDIT Amalia adalah nilai Agama pada tahfidzul Quran siswa siswi SDIT Amalia dan dalam pelaksanaan sholat sunnah Dhuha dan sholat fardhu berjama’ah.

Tahfidzul Qur’an terdiri dari dua kata yaitu Tahfidzu dan Al-Qur’an. Kata tahfizdul merupakan masdar ghoiru mim dari kata haffadhzo yuhaffidhzu tahfiidhzon yang berarti menghafalkan.53

52

Lana Umma, “nilai dan norma dalam kehidupan ”http://lanats46.blogspot.com /2011/03/nilai-dan-norma-dalam-kehidupan (diakses, 10 September 2013).

53

(56)

Sedangkan al-Qur’an menurut istilah para ulama’ ialah kalam Allah yang menjadi mukjizat yang diturunkan kepada nabi Muhammad SAW, dengan lafadz dan maknanya dengan perantara Malaikat Jibril as, yang tertulis di dalam mushaf yang disampaikan secara mutawatir dimulai dengan Q.S Al-Fatihah dan diakhiri dengan Q.S. An-Nas.54

Jadi yang dimaksud dengan tahfidzul Qur’an adalah suatu usaha cermat memasukkan atau mengingat isi al-Qur’an secara teliti ke dalam hatinya untuk selalu diingat dan dijaga secara terus menerus sehingga apa yang telah dihafalkan dari al-Qur’an benar-benar bisa meresap kuat kedalam jiwa dan akalnya.

Dalam surat Fathir ayat 29, menjelaskan:

Artinya:

”Sesungguhnya orang-orang yang selalu membaca kitab Allah, dan

mendirikan sholat, dan menafkahkan sebagian dari rezeki yang kami anugerahkan kepada mereka dengan diam-diam dan terang-terangan, mereka itu mengharapkan perniagaan yang tidak yang tidak akan merugi”

Shalat makna shalat menurut bahasa Arab ialah doa, tetapi yang dimaksud di sini ialah ibadah yang tersusun dari beberapa perkataan dan

54

(57)

perbuatan yang dimulai dengan takhir, disudahi dengan salam, dan memenuhi beberapa syarat yang dilakukan. Shalat yang diwajibkan bagi tiap-tiap orang yang dewasa dan berakal ialah lima kalli sehari semalam. Mula-mula turunnya perintah wajib shalat itu ialah pada malam hari. Sholat merupakan kewajiban seorang muslim untuk melaksanakannya.55

Dalam surat An-Nuur ayat 56 menjelaskan:

”Dan dirikanlah sholat, tunaikanlah zakat, dan taatlah kepada Rasul

supaya kamu diberi rahmat”

Shalat berjamaah apabila dua orang shalat bersama-sama dan salah seorang di antara mereka mengikuti yang lain,keduanya dinamakan shalat berjamah. Orang yang diikuti(yang di hadapan) dinamakan imam, sedangkan yang mengikuti dinamakan makmum.56

4. Faktor yang memengaruhi nilai-nilai Agama

Di dalam usaha membentuk tingkah laku sebagai pencerminan nilai-nilai hidup tertentu ternyata bahwa factor lingkungan memegang peran penting. Diantara segala unsur lingkungan social yang berpengaruh, yang tampaknya sangat penting adalah unsure lingkungan berbentuk

55

Sulaiman Rasyid, Fiqh Islam, (Bandung: Sinar Baru Algensindo, 2005), cet ke 38, h. 53.

56

(58)

manusia yang langsung dikenal atau dihadapi oleh seseorang sebagai perwujudan dari nilai-nilai tertentu. Dalam hal ini lingkungan social terdekat yang terutama terdiri dari mereka yang berfungsi sebagai pendidik dan Pembina. Makin jelas sikap dan sifat lingkungan terjadap nilai hidup tertentu dan moral makin kuat pula pengaruhnya untuk membentuk (meniadakan) tingkah laku yang sesuai.57

57EmmaSoraya, “nilai, moral dan Agama”

(59)

48

SEKOLAH DASAR ISLAM TERPADU

AMALIA CIBINONG, BOGOR

A. Sejarah Berdirinya

Sekolah Dasar Islam Terpadu Amalia, Cibnong, Bogor didirikan karena idealism dan semangat dakwah yang tinggi. Sekolah ini berdiri pada tanggal 1 Juli 2006 dengan pendiri yayasan Amalia bapak Gunawan, S.Pd beserta istri Ibu Dra. Neneng Herawati. SDIT Amalia bertempat di Kh.Syamsuri Kp.Kandang RT 02/06, Pakansari, Cibinong, Bogor. Sekolah ini ingin membangun pendidikan yang integral dan seimbang. Pendidikan yang mampu melahirkan anak didik yang cerdas tapi juga soleh dan islami. Konsep dasar SDIT Amalia bukan menggabungkan 2 kurikulum, yakni kurikilum DIKBUD dan DEPAG melainkan mengintegrasi pendidikan keislaman kedalam kurikulum Dikbud sehingga tidak ada pelajaran akidah, ibadah, dan Quran Hadist yang terpisah, tapi yang ada adalah satu konsep pendidikan yang integral, semuanya bernilai akidah, ibadah, akhlak dengan berdasarkan pada Quran dan hadist sesuai visi.

(60)

keunggulan akademik dan non akademik. Menjadikan dekolah yang bervisi Qur’ani dengan misi dakwah untuk membentuk generasi rabbani.

Strategi SDIT Amalia yaitu sosialisasi visi dan misi secara optimal dan berkesinambung, melaksanakan pembelajaran yang optimal, pembinaan personal secara berkesinambung, penataan dan penambahan sarana/prasarana penunjang secara bertahap, mengoptimalkan kerjasama dengan masyarakat dan instansi lain, pemeliharaan sarana dan prasarana secara berkesinambung.

SDIT Amalia mempunyai motto “bekerjalah maka Allah dan Rasul

dan orang-orang beriman akan melihat kerja kita. Allah tidak pernah salah

membalas setiap amal hambanya”

B. Visi, Misi, dan Tujuan

1. Visi

Menjadi sekolah unggulan yang berbasis Al-Quran dalam membentuk generasi yang berkarakter Islami, cerdas dan mandiri.

2. Misi

(61)

mampu mengendalikan hawa nafsu, mampu mengatur waktu dan efisien, teratur dan rapi dalam segala urusan, dan bermanfaat untuk masyarakat, sehingga mampu melahirkan pelajar yang sholeh, cerdas, terampil, mandiri serta mampu menjadikan setiap kegiatan yang dilakukan bernilai ibadah.

3. Tujuan

Khoirukum man ta’allamalqur’an wa ‘allamahu, menjadi yang terbaik dihadapan Allah dengan terlibat dalam kegiatan mulia belajar dan mengajar, kembali menyiapkan generasi dengan pendidikan yang kurikulum yang banyak memberikan waktu dan konsentrasi yang cukup untuk Al-Quran, sehingga anak-anak sejak dini dekat dann akrab dengan Al-Quran dan menjadikannya sebagai pelajaran yang menyenangkan dan special.

Menyimbangkan kurikulum Diknas dan kurikulum berbasis Al-Quran, sehingga pembelajaran saling menopang dalam kehidupan generasi mendatang.

C. Program kegiatan SDIT Amalia

1. Program Unggulan

a. Tilawah Quran Metode Ustmani

b. Tahfidz Quran metode M.Toha (regular 3 juz, akselerasi 5 juz) c. Bilingual metode e-pen

d. Market day e. Catering f. Outing class g. Ekstrakurikuler

Gambar

gambaran dari katagorisasi tertentu.5
GAMBARAN UMUM
gambaran yang jelas tentang apa yang ingin diteliti dan lengkapi
Gambar kelas tampak dari depan

Referensi

Dokumen terkait

Misalnya yang sering pulangnya terlambat, otomatis abi bakalan manggil dia Peneliti: Apakah abi pernah melakukan komunikasi secara tatap muka dengan 2 murid dalam menanamkan

SMPN 22 Kota Bandar Lampung. Bagaimana strategi guru pendidikan agama Islam dalam menanamkan.. nilai-nilai multikultural di SMPN 22 Kota Bandar Lampung.. TUJUAN DAN

Terkait dengan evaluasi strategi guru untuk menanamkan nilai-nilai karakter pada peserta didik di The Naff Elementary School Kediri dan MI Manbaul Afkar Sendang Banyakan

B.Dampak Dari Penanaman Nilai-Nilai Pendidikan Agama Islam 1.Dampak Perubahan Perilaku Pada Anak Usia Dini Berdasarkan hasil penelitian dan teori yang ada, upaya guru dalam

berjudul Upaya Guru Pendidikan Agama Islam dalam Menanamkan Nilai-.. Nilai Keagamaan Siswa di Tsanawiyah Piraya Nawin Klonghin

Selain itu, berdasarkan hasil wawancara dengan tiga orang peserta didik Kelas III di SDIT Al Hidayah Cibinong Kabupaten Bogor didapatkan informasi mengenai

lebih mendalam mengenai agama Islam. Faktor Penghambat dan Pendukung Strategi Guru Akidah Akhlak dalam Menanamkan Nilai-Nilai Religius Peserta Didik MTs Assyafi’iyah Gondang

Hasil penelitian menunjukkan bahwa strategi guru bidang studi PKn dalam menanamkan nilai-nilai demokrasi pancasila di SMK PGRI 3 Salatiga, yaitu dengan menggunakan model atau metode