• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V: Penutup yang meliputi kesimpulan dan saran

SEKOLAH DASAR ISLAM TERPADU AMALIA CIBINONG, BOGOR

B. Hasil Penelitian

3. Penetapan Metode

Penetapan motode dalam strategi komunikasi di SDIT Amalia dalam upaya menanamkan nilai-nilai Agama pada siswa adalah dengan cara,18

a. Redundency/repetition

Dengan mengulang-ulang pelajaran setiap harinya, sebelum memulai ke materi biasanya Guru mengulang pelajaran apa yang sudah diajarkan pada minggu yang lalu, agar siswa mengingat kembali dan tidak lupa pada pelajaran sebelumnya, dan biasanya di sini pengulangan pelajaran di pagi hari ketika berbaris yang dipadukan dengan lagu, biasanya siswa lebih cepat mengingat dibandingkan dengan penyampaian teori atau ceramah. Guru dalam menanggapi pesan umpan balik dari murid tersebut harus siap mendengarkan dan siap memberikan jawabannya.

Dalam metode tahfidzul Quran kami menggunakan one day one ayat yaitu cara menghafal yang sangat ringan dan menyenangkan, siswa melakukan program menghafal tanpa beban, pengulangan muroja’ah membantu menguatkan kualitas hafalan, keberhasilan siswa terukur dalam tiap jenjangnya secara keseluruhan siswa, kelas 3 juz 30 tuntas, kelas 5 juz 29 tuntas, kelas 6 sebagian kecil juz 28. Kami di sini mengadakan haflah atau yang disebut wisuda Al-Quran pada setiap juz Al-Quran dengan alasan mengadakan acara yang meriah

18

agar menimbulkan rasa bangga dan bahagia kepada siswa keberhasilan menghafal, pemberian hadiah dari orangtua kepada anak sebagai bentuk strategi dalam pendidikan AL-Quran.19

b. Informative

Suatu bentuk metode penyampaian pesan dengan cara memberikan penerangan, informan Laila Romlah menjelaskan: “Sebelum kita memulai pelajaran, kita menerangkan dulu manfaat dari yang kita ajarkan,Untuk penyampaian pesan pada materi tahfizdul Quran, para santri diwajibkan untuk menghafal satu hari satu ayat itupun tergantung dari panjang atau pendeknya surat tersebut dan disesuaikan terhadap kemampuaan santri. Para santri tidak hanya mengahafal AL-Quran saja, tetapi santri diajarkan untuk mengenal huruf hijaiyah, mengerti arti tafsir atau makna dari surat tersebut dan pastinya kami mengajarkan Tajwid kepada santri agar santri bisa lebih mengeti mengenal dan memahami isi AL-Quran bukan hanya untuk dihafal saja.20

Penerangan ini bisa disebut sebuah cara komunikasi yang dilakukan oleh Guru yang sifatnya monolog dan hubungannya satu arah. Metode komunikasi ini yang paling ekonomis untuk menyampaikan informasi, karena dapat mengatasi kekurang pahaman siswa dalam membaca, selain itu, metode ini merupakan metode yang efektif karena, pesan yang disampaikan Guru lebih cepat dan serentak diterima oleh siswa.

c. Persuasive

Merupakan bentuk penyampaian pesan dengan cara membujuk, informan Muhammad mengatakan:

19

Wawancara pribadi dengan Guru SDIT Amalia, Linah Sugiharti,Bogor, 11 April 2013.

20

“Kebanyakan untuk pertanyaan dari murid mengenai permasalahan materi pelajaran, guru akan menyampaikan kembali bagian materi pelajaran yang murid tanyakan karena tidak mengerti tersebut secara informative. Dimana letak kesulitannya dan apa yang ada dalam pikiran murid jika misalnya murid tersebut kurang begitu setuju dengan materi yang baru saja ia dapatkan. Selain mengenai pesan pendidikan atau materi pelajaran, sering juga ketika pelajaran akan dimulai guru kadang memberikan curhatan pribadi mengenai dirinya atau mencoba mengobrol santai sejenak dengan satu atau dua orang murid, sebelum mengajar beliau sering mencoba mengobrol santai sejenak dengan murid sebelum memasuki materi. Obrolan yang sering terjadi bisa tentang kejadian yang baru saja dialami atau tentang materi sebelumnya yang masih belum dimengerti”21

Metode ini bisa disebut dengan komunukasi persuasive, karena memengaruhi orang lain dengan usaha mengubah keyakina nilai atau sikap. Dalam strategi ini bukan sekedar untuk membujuk atau merayu saja, tetapi merupakan suatu teknik mempengaruhi dengan menggunakan data dan fakta psikologis dan sosiologis dari komunikan (siswa), oleh karena itu, bagi Guru harus memiliki kemampuan untuk dapat mengetahui keadaan khalayak yang dihadapi.

d. Educative

Merupakan metode dengan cara mendidik, menurut informan Linah Sugiharti mendidik di sini adalah Guru harus mempraktekkan dalam sehari-hari dan mencotohkan kepada siswa, misalnya makan dengan duduk, berbicara sopan, berpakaian sopan, bahkan ketika memang sudah waktunya sholat di sini Guru semua juga mencotohkannya, begitu juga dengan hafalan Quran,

21

Guru Tahfidzpun harus konsisten pula dengan apa yang diajarkan, maksudnya Guru itu harus hafal surat tersebut pastinya.22

e. Coursive

Merupakan metode dengan cara memaksa, maksud dalam memaksa di sini adalah memberikan hukuman. Informan Siti Djaroten mengatakan

“Siswa di sini yang tidak mematuhi peraturan, dihukum dengan menyebut istighfar atau menulis kalimat istighfar sebanyak-banyaknya, tergantung dari Guru tersebut yang memberikan, tetpai Guru di sini tidak memberikan hukuman dengan kasar, dalam artian tidak memukul atau tidak ringan tangan terhadap muridnya”.23

Dalam hal ini semua Guru di SDIT Amalia, Cibinong, Bogor sering menyampaikan pesannya secara redundancy/repetition, informative, persuasive, educative, dancoursive. Informan Muhammad menambahkan, proses diskusi yang berupa tanya-jawab. Untuk proses diskusi ini yang kebanyakan dilakukan di sela-sela penjelasan materi, sangat terkait erat dengan apa yang sebelumnya guru sampaikan kepada murid, ataupun biasanya terjadi setelah Guru selesai menyampaikan satu buah materi dan kemudian memberikan kesempatan kepada murid untuk bertanya. Sementara untuk diskusi bisa diwujudkan dalam berbagai macam bentuk di antaranya kuis, atau diskusi kelompok.24

22

Wawancara pribadi dengan Guru SDIT Amalia, Linah Sugiharti, Bogor, 11 April 2013.

23

Wawancara pribadi dengan Guru SDIT Amalia, Siti Djaroten, Bogor, 11 April 2013.

24

4. Media Komunikasi

Pada dasarnya dalam memberikan pola ajar kepada siswa sehingga tidak bisa dipungkiri bahwa harus adanya faktor pendukung dalam melakukan pola pembelajaran yang baik, salah satunya hal tersebut bisa didukung dengan sarana seperti audio, audio visual atau media cetak lainnya. Media sangatlah diperlukan karena menjadi media pembantu untuk melakukan kegiatan belajar mengajar. Penyampaian pesan pendidikan oleh seorang guru dalam proses kegiatan belajar mengajar di sekolah tentu tidak lepas dari peran serta media komunikasi.

Media komunikasi dalam ranah pendidikan sendiri lebih sering dideskripsikan sebagai alat bantu mengajar. Bentuk media komunikasi yang dipakai saat mengajar bisa berbentuk media konvensional (seperti papan tulis, buku, dsb.), media interaktif (seperti komputer, infokus, proyektor, dsb.) atau media massa baik cetak maupun elektronik (seperti surat kabar, majalah, atau televise, taperecorder, dsb).

a. Radio atau kaset

Informan Linah Sugiharti mengatakan:

“Media yang digunakan di SDIT Amalia, menggunakan kaset ketika tahfidzul Quran yaitu dengan Qori kita M.Thoha, biasanya siswa dikumpulkan di aula atau masjid, sebelumnya biasanya mempelajari ilmu tajwid terlebih dahulu, baru setelah itu siswa mendengarkan kaset, yang telah Guru siapkan. Setelah selesai

semua sampai habis, diulang tanpa kaset, kemudian mengikuti kembali, begitu seterusnya”.25

Media audio ini sangat penting bagi siswa dalam tahfidzul Quran, agar siswa merasa interest dan tidak bosan dalam menghafal.

b. Audio Visual

Informan Laila Romlah mengungkapkan,

“Di sini belajar tidak hanya dengan buku, tetapi kita di sini menggunakan tv, dalam pelajaran Agama ataupun Umum, tetapi pastinya kita memperlihatkan kepada siswa tentunya yang edukatif dan bermanfaat, ketika ada pelajaran Agama yang memungkinkan untuk menonton film film Islam, seperti halnya cerita tentang Nabi, film educative, dan kejadian-kejadian di Palestine. Ataupun juga kami bercerita dengan menggunakan boneka tangan, di sini belajar tidak hanya menulis tetapi dengan membuat karya-karya “belajar sambil bermain”26

Audio visual merupakan media yang sangat efektif, karena media tersebut dapat mempercepat pemahaman anak, dan mengurangi akan kejenuhan.

c. Al-Quran

Informan Linah Sugiharti mengungkapkan:

“Al-Quran pastinya media yang sering digunakan di SDIT Amalia karena Al-Quran merupakan program unggulan seperti tilawah Quran dan tahfidz Quran”.27

d. Masjid atau mushollah

Tempat inipun merupakan media yang digunakan untuk sholat dan tilawah atau tahfidz Quran, selain itu juga tempat ini

25

Wawancara pribadi dengan Guru SDIT Amalia, Linah Sugiharti, Bogor, 11 April 2013.

26

Ibid.,

27

digunakan untuk pengajian para orangtua dan Guru yang membahas tentang kajian dasar Islam dan kajian kitab Riyadush sholihin, dilaksanakan ketika KBM berlangsung dan sudah terjadwal.28

e. Peralatan sholat

Mukena, sajadah, sarung dan peci merupakan media yang digunakan setiap hari dalam melaksanakan sholat dhuha dan sholat Dzuhur. 29

Informan Ghifari, Ivan, dan Fatiyya salah satu murid di SDIT Amalia, Cibinong, Bogor

“Saya senang sekolah di sini, selain belajar di kelas kita belajar di luar kelas juga, seperti di lapangan, di sawah melihat ciptaan Allah, dan biasanya membuat hasil hasil karya atau permaninan di luar kelas”.30

Pemilihan media dalam tahfidzul Quran di SDIT Amalia, Cibinong, Bogor adalah dengan mendengarkan listening M.Thoha tetapi siswa diwajibkan untuk membawa Al-Quran ketika tahfidzul Quran, biasanya siswa mendengarkan terlebih dahulu apa yang akan dipelajari saat itu sampai habis misalkan hari ini surat annaba siswa diwajibkan untuk mendengarkan sampai habis, setelah itu Guru mengulang ayat pertama kemudian siswa mengikuti Guru dan terus mengulang-ulang ayat tersebut.

28

Wawancara pribadi dengan Guru SDIT Amalia, Linah Sugiharti, Bogor, 11 April 2013.

29

Ibid.,

30

Wawancara pribadi dengan murid SDIT Amalia, Ghifari,Ivan, Fatiyya,Bogor, 12 April 2013.

Di SDIT Amalia, Cibinong, Bogor diharuskan untuk melaksanakan sholat Dhuha di musholla dari kelas dua sampai kelas enam dan itu dilakukan secara bergilir untuk para santriwati diwajibkan untuk membawa mukena, akan tetapi untuk kelas satu dilakukan di dalam kelas dengan bimbingan wali kelas masing-masing. Ketika sholat dzuhur tiba seluruh santri kecuali kelas satu diwajibkan untuk sholat zhuhur berjama’ah di musholla dan pastinya dengan bimbingan dan arahan para Guru.31

31

Wawancara pribadi dengan murid SDIT Amalia, Ghifari, Rahmi, Fathan,Bogor, 12 April 2013.

79

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah diuraikan dan dianalisa pada bab sebelumnya, maka peneliti menarik kesimpulan sebagai berikut:

Perumusan strategi komunikasi di SDIT Amalia, Cibinong, Bogor dalam adalah pengenalan khalayak dengan cara memahami kerangka referensi dan memahami situasi dan kondisi siswa. Pesan yang disampaikan bersifat konsisten dengan cara menarik perhatian khalayak, menggunakan tanda-tanda yang disesuaikan dengan acuan khalayak, both side issue. Metode yang disampaikan secara redundancy atau repetition,

informative, persuasive,coursive dan educative. Media yang dipergunakan oleh para guru ketika mengajar baik itu media konvensional maupun media interaktif yang penggunaannya disesuaikan dengan situasi dan kondisi yang ada.

Strategi komunikasi Guru terhadap murid di SDIT Amalia, Cibinong, Bogor ditetapkan agar khalayak dapat memahami dan mengikutinya dengan baik dan efektif. Yang pada akhirnya semoga para siswa dapat terjun ke masyarakat maupun lembaga serta dapat berperan aktif dalam masyarakat.

B. Saran

Adapun saran-saran yang peneliti berikan, baik itu kepada guru,sekolah ataupun peneliti lainnya yang berminat untuk meneliti masalah serupa

adalah: