• Tidak ada hasil yang ditemukan

Implementasi Single Minute Exchange Of Dies (Smed) Untuk Perbaikan Waktu Set-Up Pergantian Size Pada Mesin Rbg-Bg 1 di PT. GT R

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "Implementasi Single Minute Exchange Of Dies (Smed) Untuk Perbaikan Waktu Set-Up Pergantian Size Pada Mesin Rbg-Bg 1 di PT. GT R"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

Implementasi Single Minute Exchange Of Dies

(

Smed) Untuk Perbaikan Waktu Set-Up Pergantian Size Pada Mesin Rbg-Bg 1 di PT. GT R Implementation of Single Minute Exchange Of Dies (Smed) to Improve Set-

Up Time for Size Change on Rbg-Bg 1 Machines at PT. GT R

1

Tri Widodo,

2

Ismail Fardiansyah,

3

Sunarya

1,2 Staff Pengajar Program Studi Teknik Industri, Fakultas Teknik

3 Mahasiswa Teknik Industri, Fakultas Teknik

Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Tangerang Jl. Perintis Kemerdekaan I/33, Cikokol, Kota Tangerang.

tiga_wd@yahoo.co.id; fardiansyahismail@yahoo.com

ABSTRAK

PT. GT R merupakan perusahaan yang bergerak dalam sektor industri pengolahan karet yang memproduksi ban kendaraan roda dua maupun roda empat. Dalam menjalankan kegiatan produksinya, perusahaan berupaya untuk menghasilkan produk yang baik dan diikuti dengan tingkat produktivitas yang tinggi. Permasalahannya dibagian Bead Grommet masih mengalami permasalahn tidak tercapainya schedule yang diberikan oleh tim PPC yang diakibatkan oleh lamanya waktu set-up pada saat pergantian size pada mesin RBG-BG 1. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui fakor-faktor yang mempengaruhi lamanya waktu set- up pada saat pergantian size pada mesin RBG-BG 1 dan melakukan improvement atau perbaikan dengan menggunakan metode Single Minutes Exchange of Dies (SMED). Dari analisis sebab akibat (fishbone diagram) dapat diketahui faktor penyebab tingginya waktu set-up yaitu berasal dari faktor manusia, mesin dan metode. Selanjutnya proses perbaikan dilakukan dengan cara mengimplementasikan metode SMED dengan mengotimalkan aktivitas eksternal pada poses set-up. Penerapan konsep SMED dilakukan dengan mengubah 16 aktivitas internal menjadi 9 aktivitas internal. Kemudian hasil dari perbaikan dengan menggunakan SMED yaitu berkurangnya waktu set-up pada mesin RBG- BG 1 dari 45,76 menit menjadi 35,84 menit. sehingga terjadi perbaikan waktu set- up sebesar 27,67 %.

Kata kunci : Single Minutes Exchange of Dies (SMED), Fishbone diagram, Waktu set-up, Improvement, Aktivitas internal dan eksternal

PT. GT R is a company engaged in the rubber processing industry sector that produces tires for two-wheeled and four-wheeled vehicles. In carrying out its production activities, the company strives to produce good products and is followed by a high level of productivity. The problem is that the Bead Grommet section is still having problems not achieving the schedule given by the PPC team which is caused by the long set-up time when changing sizes on the RBG-BG 1 machine. This study aims to determine the factors that influence the length of set-up time on when changing sizes on the RBG-BG 1 machine and carrying out improvements using the Single Minutes Exchange of Dies (SMED) method. From the causal analysis (fishbone diagram) it can be seen that the factors causing the high set-up time are derived from human factors, machines and methods. Furthermore, the improvement process is carried out by implementing the SMED method by optimizing external activities in the set-up process. The application of the SMED concept is carried out by changing 16 internal activities into 9 internal activities. Then the result of the improvement using SMED is the reduced set-up time on the RBG-BG 1 engine from 45.76 minutes to 35.84 minutes. so that there is an improvement in set-up time of 27.67%.

Keywords: Single Minutes Exchange of Dies (SMED), Fishbone diagram, Set-up time, Improvement, Internal and external activities

1. PENDAHULUAN

Terdapat berbagai cara yang dapat dilakukan suatu perusahaan dalam mencapai efisiensi, salah satunya dengan menekan waste (pemborosan). Dengan adanya waste ini, maka secara signifikan perusahaan mengalami banyak kerugian yang dapat dirasakan secara langsung, maupun efek jangka panjang. Oleh karena itu perusahaan harus mampu mengeliminasi waste untuk dapat menekan biaya manufaktur serendah mungkin.

PT. GT R merupakan salah satu perusahaan yang bergerak dibidang manufaktur. Perusahaan ini

(2)

bergerak dibidang produksi berbagai jenis ban kendaraan bermotor diIndonesia. Produksi utamanya yaitu ban dalam dan ban luar motor hingga mobil dengan berbagai macam dan jenis ukuran. Proses disalah satu divis pembuatan produk menggunakan mesin RBG-BG 1. Dimana mesin ini tidak hanya digunakan untuk membuat satu size, akan tetapi digunakan untuk beberapa size produk. Maka dari itu operator membutuhkan waktu set-up yang cukup lama. Dari hasil pengamatan dalam beberapa bulan terakhir dilapangan rata-rata waktu yang dibutuhkan dalam melakukan set-up adalah 2745,57 detik.

Berdasarkan latar belakang tersebut, penelitian dilakukan dengan mengidentifikasi solusi bagaimana cara memperbaiki waktu set-up pada saat pergantian size pada mesin RBG-BG 1. Dengan menggunakan metode SMED (Single Minute Exchange of Dies). didapat beberapa rumusan masalah yang mnejadi fokus penelitian, antara lain : Apa penyebab tingginya waktu set-up pergantian size pada mesin RBG- BG 1?, bagaimana cara mereduksi waktu set up tersebut, serta bagaimana hasil perbaikan nya.

2. METODELOGI

Menurut Fontana (2011) dalam jurnal Shodiq and Khannan (2015), Lean manufacturing adalah suatu pendekatan sistematis untuk mengidentifikasi dan mengeliminasi pemborosan berupa aktivitas yang tidak memberi nilai lebih (non-value added activities) melalui perbaikan secara terus menerus dengan mengizinkan aliran produk dengan sistem tarik (pull system) dari sudut pelanggan dengan tujuan kesempurnaan kepuasaan pelanggan. Berikut ini terdapat tujuh jenis waste atau pemborosan yang di identifikasi oleh Shingo (1981,1988) dan liker (2006) dalam jurnal Rr. Rochmoeljati, Yustina N (2019) yaitu sebagai berikut: Overproduction (produksi berlebih), Waiting (menunggu), Transportation (transportasi), Overprocessing or Incorrect Processing (proses tidak sesuai), Unnecessary Inventory (persediaan tidak perlu), Unnecessary Motion (gerakan tidak perlu), Defects (produk cacat).

Pengertian SMED (Single Minutes Exchange Dies) menurut Dillon dan Shingo (1985) dalam jurnal Mulyana, Ahmad (2017) adalah strategi untuk mempercepat waktu set-up pergantian produk.

dalam jurnal Runtuk and Sembiring (2021), Ada dua macam set-up, yaitu penyetelan set-up internal dan set- up eksternal. Set-up internal adalah aktivitas yang dapat dilakukan pada saat mesin dalam kondisi idle atau berhenti. set-up eksternal adalah kegiatan yang dapat dilakukan pada saat mesin berjalan, sebelum atau sesudah mesin berjalan. empat tahapan untuk metode Single Minute Exchange of Dies (SMED) yaitu sebagai berikut:

1. Mendeskripsikan aktivitas dan waktu proses set-up 2. Mengklasifikasikan kegiatan internal dan eksternal 3. Memindahkan aktivitas internal ke eksternal 4. Merampingkan aktivitas internal yang tersisa

Penelitiaan ini dilakukan di PT. GT R, yang berlokasi dikelurahan Pasir Jaya, Kecamatan Jati Uwung, Kabupaten Tangerang, Provinsi Banten 15135. Penelitian ini berfokus untuk mereduksi waktu set-up pada saat pergantian size yang menyebabkan menurunnya produktivitas sehingga schedule produksi tidak tercapai. Pengamatan ini akan dilakukan secara langsung ke lapangan dan bekerja sama dengan bagian produksi dibagian Bead Grommet.

Data yang diperoleh berupa data kuantitatif dan data kualitatif. Data kuantitatif yaitu data yang berupa angka- angka mengenai data yang berhubungan dengan jumlah schedule dan actual produksi dan data waktu proses set-up. Data kualitatif adalah data yang berupa informasi mengenai penyebab lamanya waktu set-up pada saat pergantian size, dan proses set-up dibagian RBG-BG 1.

Analisa data dilakukan dengan menggunakan Fishbone Diagram, 5W+1H untuk mengetahui penyebab tingginya waktu set up dan metode SMED (Single Minutes Exchange of Dies) untuk

(3)

Gambar 1. Metodologi Penelitian

3. HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1 Pengumpulan Data

Berikut adalah aktivitas set up pergantian size mesin RBG-BG1 : Perumusan Masalah

Tujuan dan Manfaat Penelitian

Pengumpulan Data :

 Data schedule dan actual

 Data proses set-up

Pengolahan Data :

 Fishbone Diagram

 Analisis 5W1H

 SMED

Analisis dan Intrepretasi Hasil

Selesai

Kesimpulan dan Saran

(4)

Tabel 1. Data Kegiatan dan Waktu Proses Set-up Pergantian Size Mesin RBG-BG 1

No. Kegiatan Rata-rata waktu

(detik)

1. Mengambil former di storage 45.77

2. Memasang gripper ke former 112.56

3. Pelepasan former 410.41

4. memasang former sesuai size baru 287.78

5. Melepas tripple plate 98.51

6. Mengambil tripple plate 15.23

7. Memasang tripple plate sesuai size former baru 88.98 8. Adjust rotate carousel sesuai size baru 21.71 9. Pelepasan rumah guide chute dari 6 pcs ke 3 pcs (no.

1,2,3,4,5,6 ke no. 1,3,5)

240.65 10. Pelepasan whells payon dari 6 pcs ke 3 pcs (no.

1,2,3,4,5,6 ke no. 1,3,5)

120.55 11. Penggulungan material wire no. 2,4,6 995.06 12. Mengurangi pressure bobbin wire dari 0,20 ke

0,10 bar

19.88 13. Menambah pressure whells payon dari 3 ke 4 bar 26.56

14. Mengganti recipe sesuai size 45.87

15. Testing mesin 76.66

16. Pengecekan BIC output 139.39

Total waktu (detik) 2745.57

Total waktu (menit) 45.760

Sumber: Pengolahan Data (2022)

Dari tabel diatas diketahui bahwa waktu set up sebesar 45.76 Menit. langkah pertama yang dilakukan adalah mencari apa permasalahan yang menyebabkan dari tingginya waktu set-up pada mesin RBG-BG 1 dengan menggunakan diagram fisbhone. berikut adalah ilustrasi diagram fishbone :

secara berkala

Tingginya

(5)

waktu set-up pada saat pergantian size terjadi karena 3 faktor yaitu faktor manusia yang mengalami fatigue, faktor mesin yang memiliki abnormality pada salah satu part dan faktor metode yang berupa pembagian aktivitas yang tidak efektif.

Hal yang pertama dalam melakukan analisis SMED adalah mendeskripsikan suatu aktivitas kegiatan set-up yang dilakukan pada mesin RBG-BG 1, berikut adalah deskripsi aktivitas set up :

Tabel 2. Data Kegiatan dan Waktu Proses Set-up Pergantian Size Mesin RBG-BG 1

No. Tugas Kegiatan Aktivitas

Rata-rata waktu (detik)

1. Operator Mengambil former di storage Internal 45.77

2. Operator Memasang gripper ke former Internal 112.56

3. Operator Pelepasan former Internal 410.41

4. Operator memasang former sesuai size baru Internal 287.78

5. Operator Melepas tripple plate Internal 98.51

6. Operator Mengambil tripple plate Internal 15.23

7. Operator Memasang tripple plate sesuai size former baru Internal

88.98 8. Operator Adjust rotate carousel sesuai size Baru Internal

21.71 9. Operator Pelepasan rumah guide chute dari 6 pcs ke 3 pcs

(no. 1,2,3,4,5,6 ke no. 1,3,5)

Internal 240.65 10. Operator Pelepasan whells payon dari 6 pcs ke 3 pcs (no.

1,2,3,4,5,6 ke no. 1,3,5)

Internal

120.55 11. Operator Penggulungan material wire no. 2,4,6 Internal

995.06 12. Operator Mengurangi pressure bobbin wire dari 0,20 ke 0,10

bar

Internal

19.88 13. Operator Menambag pressure whells payon dari 3 ke 4 bar Internal

26.56 14. Operator Mengganti recipe sesuai size Internal

45.87

15. Operator Testing mesin Internal

76.66 16. Operator

& Leader

Pengecekan BIC output Internal

139.39

Total waktu (detik) 2745.57

Total waktu (menit) 45.760

Sumber: Pengolahan Data (2022)

3.2 Pembahasan

Pemisahan kegiatan internal set-up dan eksternal set-up dilkukan karena adanya potensi perbaikan yang bisa dilakukan pada saat proses set-up untuk mereduksi waktu set-up pada saat pergantian size, sehingga diharapkan bisa menurunkan waktu downtime mesin RBG-BG 1 Dan berikut ini adalah hasil dari pemisahan dari proses kegiatan internal set-up dan eksternal set-up pada saat pergantian size pada mesin RBG-BG 1 :

(6)

Tabel 3. Pemisahan Kegiatan Internal dan Eksternal Set-up pada saat Pergantian size mesin RBG-BG

No Tugas Kegiatan Aktivitas Keterangan

1. Operator Mengambil former di Storage

Eksternal Bisa dilakukan oleh operator dan tim leader mengawasi mesin yang sedang beroperasi

2. Operator Memasang gripper ke Former

Eksternal Operator bisa melakukan pemasangan bead clamp unloader cadangan ke former yang akan diganti, tampa menunggu bead clamp unloader yang sedang

Dipakai 3. Operator Pelepasan former Internal

4. Operator memasang former sesuai size baru

Internal 5. Operator Melepas tripple plate Internal

6. Operator Mengambil tripple plate Eksternal Bisa dilakukan oleh operator dan tim leader mengawasi mesin yang sedang beroperasi

7. Operator Memasang tripple plate sesuai size former baru

Internal 8. Operator Adjust rotate carousel

sesuai size baru

Eksternal Adjust rotate carousel bisa dilakukan saat mesin beroperasi 9. Operator Pelepasan rumah

guide chute dari 6 pcs ke 3 pcs (no.

1,2,3,4,5,6 ke no.

1,3,5)

Eksternal Operator tidak perlu melepas guide chute yang 6 pcs tetapi operator bisa

menggantinya dengan rumah guide chute cadangan

3 pcs 10. Operator Pelepasan whells payon

dari 6 pcs ke 3 pcs (no.

1,2,3,4,5,6 ke no. 1,3,5)

Internal

11. Operator Penggulungan material wire no. 2,4,6

Internal 12. Operator Mengurangi pressure

bobbin wire dari 0,20 ke 0,10 bar

Eksternal Bisa dilakukan pada saat mesin beroperasi

13. Operator Menambah pressure whells payon dari 3 ke 4

Bar

Internal

14. Operator Mengganti recipe sesuai Size

Internal 15. Operator Testing mesin Internal 16. Operator

& Leader

Pengecekan BIC output Eksternal Pengecekan bisa dilakukan oleh tim leader sedangkan operator mengawasi

(7)

Tabel 4. Kegiatan Set Up Mesin RBG-BGB1 dengan Aktivitas Internal dan Eksternal

No. Tugas Kegiatan Aktivitas (detik) Total

Downtime (detik) Internal Eksternal

1. Operator Mengambil former di storage 45.77

2. Operator Memasang gripper ke former 112.56

3. Operator Pelepasan former 410.41 410.41

4. Operator memasang former sesuai size

baru 287.78 287.78

5. Operator Melepas tripple plate 98.51 98.51

6. Operator Mengambil tripple plate 15.23

7. Operator Memasang tripple plate sesuai

size former baru 88.98 88.98

8. Operator Adjust rotate carousel sesuai

size baru 21.71

9. Operator Pelepasan rumah guide chute dari 6 pcs ke 3 pcs (no.

1,2,3,4,5,6 ke no. 1,3,5)

240.65 10. Operator Pelepasan whells payon dari 6

pcs ke 3 pcs (no. 1,2,3,4,5,6 ke no. 1,3,5)

120.55 120.55

11. Operator Penggulungan material wire no.

2,4,6 995.06 995.06

12. Operator Mengurangi pressure bobbin

wire dari 0,20 ke 0,10 bar 19.88

13. Operator Menambah pressure whells

payon dari 3 ke 4 bar 26.56 26.56

14. Operator Mengganti recipe sesuai size 45.87 45.87

15. Operator Testing mesin 76.66 76.66

16. Leader Pengecekan BIC output 139.39

Total Waktu (Detik) 595.19 2150.38

Total Waktu (Menit) 9.92 35.84

Sumber : Pengolahan Data 2022

Pada kondisi sebelumnya total aktivitas internal set-up pergantian size sebanyak 16 aktivitas dan setelah penerapan SMED aktivitas internal set-up pergantian size berkurang menjadi 9 aktivitas.

Lamanya proses set- up dan downtime dihitung dari lamanya waktu proses aktivitas internal, aktivitas eksternal tidak dihitung dari data downtime karena aktivitas eksternal dilakukan pada saat mesin beroperasi.

Penurunan waktu set-up dan downtime mesin tersebut dapat meningkatkan kelancaran kinerja proses produksi yang berpengaruh pada pencapaian antara schedule dan actual produksi bead insulited pada mesin RBG-BG 1.

Dari tabel 5. dapat dilihat bahwa hasil perbaikan dari implementasi SMED pada proses set-up pergantian size mesin RBG-BG 1 yaitu total waktu dari 7 aktivitas eksternal adalah sebesar 595,19 detik atau 9,92 menit dan waktu dari 9 aktivitas internal 2150,38 detik atau 35,84 menit. Total downtime mesin setelah adanya perubahan aktivitas internal ke aktivitas eksternal berkurang dari 45,76 menit menjadi 35,84 menit. Sehingga terjadi perbaikan waktu set-up setelah penerapan SMED sebesar 21,67

%. Berikut adalah visual grafik dari perbaikan aktivitas proses set-up pergantian size dengan mengimplementasikan SMED :

(8)

Sebelum perbaikan

Setelah perbaikan Waktu Set-up

(menit) 45.76 35.84

Gambar 2. Perbandingan Sebelum dan Sesudah Perbaikan

4. KESIMPULAN DAN SARAN

Adapun kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian ini antara lain :

1. Dari hasil analisa diketahui bahwa penyebab utama tingginya waktu set- up pergantian size pada mesin RBG-BG 1 diakibatkan karena beberapa faktor yaitu :

• Faktor manusia, Penyebab utamanya adalah fatigue karena menggunakan metode yang tidak tepat.

• Faktor mesin, penyebabnya yaitu cutter tidak motong dikarenakan cutter sudah aus.

• Faktor metode, tidak adanya pembagian aktivitas kerja dan faktor selanjutnya adalah banyaknya aktivitas internal pada saat proses set-up.

2. dengan mengimplementasikan metode SMED untuk mereduksi waktu set-up pada saat proses pergantian size pada mesin RBG-BG 1 adalah dengan melakukan pembagian aktivitas kerja anatara operator dan leader, dan memisahkan antara kegiatan atau aktivitas internal proses set-up dengan aktivitas eksternal

3. Berdasarkan hasil implementasi SMED dapat dilihat bahwa Sebelum melakukan perbaikan total aktivitas internal set-up pergantian size sebanyak 16 aktivitas dan setelah penerapan SMED aktivitas internal set- up pergantian size berkurang menjadi 9 aktivitas. Lamanya proses set-up dan downtime dihitung dari lamanya waktu proses aktivitas internal, aktivitas eksternal tidak dihitung dari data downtime karena aktivitas eksternal dilakukan pada saat mesin beroperasi. Kemudian total waktu aktivitas eksternal adalah sebesar 595,19 detik atau 9,92 menit dan aktivitas internal 2150,38 detik atau 35,84 menit. Total downtime mesin setelah perubahan aktivitas internal ke aktivitas eksternal berkurang dari 45,76 menit menjadi 35,84 menit. Sehingga terjadi perbaikan waktu set- up setelah penerapan SMED sebesar 21,67 %.

(9)

DAFTAR PUSTAKA

Anggreini, P. M. L. S. (2021). Penurunan Waktu Pra-Operasi Antar Tindakan Changeover Time.

JURNAL TEKNIK ITS, 10(2).

Astuti, A., & Rahayu, W. (2020). Implementasi Single Minute Exchange Dies (SMED) Untuk Perbaikan Proses Brand Changeover Mesin Focke dan Protos. Jurnal Industry Xplore, 5(1), 8–

15.

Dhruv Shah, M. P. P. (2018). Productivity Improvement by Implementing Lean Manufacturing Tools In Manufacturing Industry. International Research Journal of Engineering and Technology (IRJET), 05(03), 3794–3798.

Ebenezer, G., Gopalakrishnan, S., & Adam, M. (2019). Set-up Changeover Time Reduction in 4 Wheel Drive Front Axle Differential Case Cone Bearing Pressing Process – SMED Method. International Journal of Engineering and Advanced Technology (IJEAT), 9(1),944–947.

Fajrur Rido Ataubakumarwa, M. L. S. (2021). Pengurangan Waktu Set-up pada High Frequency Welding Perusahaan Manufaktur Pipa Baja dengan Metode SMED. JURNAL TEKNIK ITS, 10(2).

Hidayat, D. F., Hardono, J., & Santoso, T. M. (2020). Perbaikan Waktu Set-up Menggunakan Metode Single Minute Exchange Die ( SMED ) di PT . HP. Journal Industrial Manufacturing, 5(1), 18–

22.

Marzena Kuczyńska, C. (2019). Implementation of the SMED method in a production enterprise.

Multidisciplinary Aspects of Production Engineering, 2(1). https://doi.org/10.2478/mape-2019- 0022.

Mulyana, Ahmad, S. H. (2017). Implementasi Single Minute Exchage Of Dies ( SMED ) Untuk Optimasi Waktu Changeover Model Pada Produksi Panel Telekomunikasi. SINERGI, 21(2), 107–

114.

Mulyani, H. H. D. (2016). Pengaruh Kualitas Bahan Baku dan Proses Produksi Terhadap Kualitas Produk Pada UD. Tahu Rosyid Puspan Maron Probolinggo. Jurnal Prosiding Seminar Nasional, 463–482.

Rr. Rochmoeljati, Yustina N, R. D. F. (2019). Analisis Pemborosan Pada Produksi Edamame Dengan Metode Lean Manufacturing Di PT. Mitratani Dua Tujuh Jember. Journal of Industrial Engineering and Management, 14(02), 51–59.

Sahin, Ramazan; Kologlu, A. (2022). A Case Study on Reducing Set-up Time Using SMED on a Turning Line. Journal of Science, 35(1), 60–71. https://doi.org/10.35378/gujs.735969.

Shodiq, M., & Khannan, A. (2015). Analisis Penerapan Lean Manufacturing untuk Menghilangkan Pemborosan di Lini Produksi PT Adi Satria Abadi Pendahuluan. Jurnal Rekayasa Sistem Industri, 4, 47–54.

Silvia, H., Putri, D., & Pamungkas, S. A. (2020). Perbaikan Selisish Stock Gudang SMT PT SDI pada Sistem ERP Microsoft Dyanmics AX Menggunakan Metode Fishbone. Jurnal Jaring SainTek (JJST), 2020(2), 25– 33.

Soesilo, R., Basuki, M., & Hidayat, M. J. (2018). Minimasi Waktu Penggantian Cetakan Dengan Pendekatan Lean Manufacture & Single Minute Exchange Of Dies ( SMED ). Simposium Nasional RAPI XVII, 89–96.

Sudarmaji, H., & Sidiq, R. (2019). Menurunkan Waktu Proses Dandori Dengan Metode Single Minute Exchange Of Die Di Area Produksi PT ASKI. TECHNOLOGIC, 10, 1–10.

(10)

Referensi

Dokumen terkait

Surat perintah Kapolres Pulang Pisau Nomor:Sprin/963/IV/OPS.1.3./2020 tanggal 2 April 2020 tentang melaksanakan operasi Kepolisian dengan sandi “Keselamatan

Mencermati rumusan tujuan pendidikan yang tertuang dalam Undang- undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem pendidikan Nasional memang sangat lengkap, mencakup semua

Peserta pelatihan terdiri dari pemuda pemudi yang berasal dari seluruh Indonesia yang dikirim ke Yayasan Karang Widya untuk dilatih dalam beberapa bidang Teknologi Informasi

Selanjutnya, penelitian ini diharapkan dapat menjadi dasar untuk memahami perbedaan postpurchase dissonance yang dialami oleh konsumen yang melakukan pembelian secara

penyiapan pengelolaan pendapatan dan belanja, kas, rekening, utang, piutang, pengelolaan dana investasi pemerintah yang dialokasikan pacla LMAN termasuk

Untuk menghadapi tantangan tersebut, diperlukan upaya akselerasi pembangunan perekonomian nasional yang berdaya saing melalui pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi...

Segala puji syukur penulis panjatkan kepada ALLAH SWT yang telah melimpahkan Rahmat dan Karunia-Nya sehingga Laporan Tugas Akhir dengan Judul Penyutradaraan

Mikroprosesor 8088 mempunyai dua buah register penunjuk (register SP dan BP) serta dua buah register indeks ( register SI dan DI).. Pointer) memungkinkan pemogram