• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERAN IKLAN DI TELEVISI TERHADAP MINAT BELI KONSUMEN SEPEDA MOTOR HONDA VARIO DI LAMONGAN.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PERAN IKLAN DI TELEVISI TERHADAP MINAT BELI KONSUMEN SEPEDA MOTOR HONDA VARIO DI LAMONGAN."

Copied!
96
0
0

Teks penuh

(1)

DI LAMONGAN

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan

Dalam Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Manajemen

Disusun oleh :

DWI HAYU ANGGRAINI S. NPM

0812010127

/ FE/ EM

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”

J AWA TIMUR

(2)

SKRIPSI

PERAN IKLAN DI TELEVISI TERHADAP MINAT BELI KONSUMEN SEPEDA MOTOR HONDA VARIO DI LAMONGAN

Yang diajukan :

DWI HAYU ANGGRAINI S. NPM

0812010127

/ FE/ EM

disetujui untuk ujian skripsi oleh

Pembimbing Utama

Sugeng Pur wanto, SE, MM. Tanggal: ...

NIP. 196801081989031001

Mengetahui

Pembantu Dekan I Fakultas Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional ”Veteran”

Jawa Timur

Dr s. Ec. R.A. Suwaidi, MS

(3)

PERAN IKLAN DI TELEVISI TERHADAP MINAT BELI

KONSUMEN SEPEDA MOTOR HONDA VARIO

DI LAMONGAN

SKRIPSI

Disusun oleh :

DWI HAYU ANGGRAINI S. NPM

0812010127

/ FE/ EM

FAKULTAS EKONOMI

(4)

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr. Wb.

Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat

dan hidayah-Nya yang telah diberikan, sehingga penulis dapat menyelesaikan

skripsi ini guna memenuhi sebagian persyaratan dalam memperoleh gelar sarjana

Ekonomi jurusan Manajemen dalam jenjang Strata Satu Fakultas Ekonomi

Universitas Pembagunan Nasional “Veteran” Jawa Timur. Atas terselesaikannya

skripsi dengan judul “Per an Iklan di Televisi Ter ha dap Minat Beli Konsumen

Sepeda Motor Honda Var io di Lamongan” ini tidak terlepas dari bantuan

banyak pihak yang telah memberikan motivasi, saran, bimbingan serta dorongan

moril baik langsung maupun secara tidak langsung. Pada kesempatan ini

perkenankanlah penulis menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya

kepada :

1. Bapak Dr. Ir. Teguh Suedarto, MS, selaku Rektor Universitas Pembagunan

Nasional “Veteran” Jawa Timur.

2. Bapak Dr. H. Dhani Ichsanuddin Nur, SE, MM, selaku Dekan Fakultas

Ekonomi Universitas Pembagunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.

3. Bapak Dr. Muhadjir Anwar, MM. Selaku Ketua Program Studi Manajemen

Universitas Pembagunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.

4. Bapak Sugeng Purwanto, SE, MM, selaku Dosen pembimbing yang telah

menyediakan waktu, tenaga dan pikiran untuk mengarahkan dan memberikan

(5)

selama di bangku perkuliahan.

6. Terima kasih kepada Ayah dan Mama atas dorongan semangat, doa dan kasih

sayang yang tiada henti.

7. Kekasih tersayang yang telah memberikan support dan dorongan untuk

mengerjakan skripsi ini

8. Semua pihak yang membantu dalam melaksanakan penelitian ini yang tidak

dapat penulis sebutkan satu persatu.

Semoga Allah SWT senantiasa memberikan limpahan berkah, rahmat dan

hidayah kepada semua pihak yang telah membantu penulis. Akhirnya penulis

menyadari bahwa tidak ada yang sempurna di dunia ini. Oleh karena itu penulis

menghargai semua pendapat dan kritik yang bersifat membangun karena hal

tersebut akan membawa pengaruh yang lebih baik terhadap diri penulis untuk

mengetahui segala kekurangan yang ada dalam skripsi ini.

Wassalamualaikum Wr. Wb.

Surabaya, Maret 2012

(6)
(7)

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ... iii

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR GAMBAR ... viii

DAFTAR LAMPIRAN ... ix

ABSTRAKSI ... x

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1. Latar Belakang Masalah ... 1

1.2. Perumusan Masalah ... 10

1.3. Tujuan Penelitian ... 10

1.4. Manfaat Penelitian ... 10

BAB II TINJ AUAN PUSTAKA ... 11

2.1. Penelitian Terdahulu ... 11

2.2. Landasan Teori ... 11

2.2.1. Pengertian Pemasaran (Marketing) ... 11

2.2.1.1. Pengertian Manajemen Pemasaran ... 12

2.2.1.2. Tujuan Pemasaran ... 12

2.2.2. Komunikasi Pemasaran ... 13

2.2.2.1. Tujuan Komunikasi Pemasaran ... 14

2.2.2.2. Bauran Komunikasi Pemasaran ... 14

(8)

2.2.3. Iklan Sebagai Sarana Komunikasi Pemasaran ... 19

2.2.3.1. Pengertian Iklan ... 19

2.2.3.2. Tujuan Iklan ... 19

2.2.3.3. Bentuk Pesan Iklan ... 20

2.2.3.4. Media Iklan ... 22

2.2.4. Televisi Sebagai Media Iklan ... 23

2.2.5. Pesan Iklan Sebagai Pencitraan Merek ... 27

2.2.6. Umpan Balik Komunikasi Periklanan ... 29

2.2.7. Pengertian Minat Beli Konsumen ... 29

2.2.8. Pengaruh Antara Iklan Terhadap Minat Beli ... 31

2.3. Kerangka Konseptual ... 34

2.4. Hipotesis ... 35

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 36

3.1. Definisi Operasional Dan Pengukuran Variabel ... 36

3.1.1. Definisi Operasional Variabel ... 36

3.2. Pengukuran Variabel ... 39

3.3. Teknik Penentuan Sampel ... 40

3.3.1. Populasi ... 40

3.3.2. Sampel ... 40

3.4. Teknik Pengumpulan Data ... 41

3.4.1. Jenis Data ... 41

3.4.2. Pengumpulan Data ... 42

(9)

3.7. Pengujian Model ... 47

3.7.1. Pengujian Model dengan One Step Approach ... 47

3.7.2. Pengujian Model dengan Two – Step Approach ... 47

3.8. Evaluasi Model ... 48

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 52

4.1. Deskripsi Obyek Penelitian ... 52

4.1.1. Gambaran Umum Extra Joss ... 52

4.2. Deskripsi Hasil Penelitian ... 53

4.2.1. Gambaran Umum Keadaan Responden ... 53

4.2.2. Deskripsi Variabel Isi Pesan (X1) ... 55

4.2.3. Deskripsi Variabel Format Pesan (X2) ... 55

4.2.4. Deskripsi Variabel Struktur Pesan (X3) ... 57

4.2.5. Deskripsi Variabel Minat Beli (Y) ... 60

4.3. Deskripsi Hasil Analisis Dan Uji Hipotesis ... 61

4.3.1. Uji Normalitas Sebaran dan Linieritas ... 61

4.3.2. Evaluasi atas Outlier ... 62

4.3.3. Uji Validitas dan Reliabilitas ... 63

4.3.4. Pengujian Model Dengan One-Step Approach ... 68

4.3.5. Pengujian Hipotesis dan Hubungan Kausal ... 69

(10)

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 73

5.1. Kesimpulan ... 73

5.2. Saran ... 73

DAFTAR PUSTAKA

KUESIONER

(11)

Tabel 1.1. Merek-Merek Puncak (Top Brand) Kategori Sepeda motor Matic

Tahun 2009 ... 6

Tabel 1.2. Merek-Merek Puncak (Top Brand) Kategori Sepeda motor Matic Tahun 2010 ... 7

Tabel 1.3. Merek-Merek Puncak (Top Brand) Kategori Sepeda motor Matic Tahun 2011 ... 8

Tabel. 1.4. Data Penjualan Honda Vario di Lamongan Tahun 2011 ………... 9

Tabel 3.1. Tabel Goodness of Fit Indices... 51

Tabel 4.1. Karakteristik Responden Berdasarkan Usia ... 54

Tabel 4.2. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 54

Tabel 4.3. Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan... 55

Tabel 4.4. Hasil Jawaban Responden untuk Pertanyaan Variabel Isi Pesan (X1).... 56

Tabel 4.5. Hasil Jawaban Responden untuk Pertanyaan Variabel Format Pesan (X2) ... 57

Tabel 4.6. Hasil Jawaban Responden untuk Pertanyaan Variabel Struktur Pesan (X3) ... 59

Tabel 4.7. Hasil Jawaban Responden untuk Pertanyaan Variabel Minat Beli (Y) .. 60

Tabel 4.8. Hasil Pengujian Normalitas ... 61

Tabel 4.9. Hasil Pengujian Outlier Multivariate ... 63

Tabel 4.10. Faktor Loading dan Konstruk dengan Confirmatory Factor Analysis... 64

Tabel 4.11. Pengujian Reliability Consistency Internal ... 65

(12)

Tabel 4.13. Evaluasi Kriteria Goodness of Fit Indices ... 69

Tabel 4.14. Hasil Pengujian Kausalitas ... 70

Tabel 4.15. Tabulasi Data Frekuensi Validitas Indikator Isi Pesan (X1).... ... 70

Tabel 4.16. Tabulasi Data Frekuensi Validitas Indikator Format Pesan (X2).... 71

Tabel 4.17. Tabulasi Data Frekuensi Validitas Indikator Struktur Pesan (X3). . 72

(13)

Gambar 2.2. Kerangka Konseptual ... 34

Gambar 3.1 Contoh Model Pengukuran Isi Pesan ... 43

(14)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Kuesioner

Lampiran 2 Rekapitulasi Jawaban Responden

Lampiran 3 Hasil Pengujian Normalitas

Lampiran 4 Hasil Pengujian Outlier Multivariate

Lampiran 5 Pengujian Reliability Consistency Internal

Lampiran 6 Faktor Loading dan Konstruk dengan Confirmatory Factor

Analysis

Lampiran 7 Construct Reliability & Variance Extrated

(15)

DI LAMONGAN

Dwi Hayu Anggr aini S

Abstr aksi

Iklan merupakan salah satu sarana komunikasi pemasaran, saat ini iklan adalah bentuk komunikasi langsung yang didasari pada informasi tentang keunggulan dan keuntungan suatu produk yang disusun sedemikian rupa, sehingga menimbulkan rasa menyenangkan yang akan merubah pikiran seseorang untuk melakukan pembelian. Dengan demikian diharapkan konsumen akan mengetahui, mendengar, membaca dan melihat produk yang ditawarkan. Selanjutnya konsumen akan memperhatikan, memahami/menafsirkan dan memberikan tanggapan terhadap unsur-unsur yang ada di dalam iklan. Dengan adanya pesan iklan yang erat kaitannya dengan pencitraan merek atau perusahaan, pencitraan itu sendiri berkaitan dengan aspek kognitif dalam struktur pemahaman konsumen. Pencitraan juga berhubungan dengan konsep positioning tentang bagaimana suatu kesan tertentu atau citra tertentu dari produk maupun perusahaan. Dengan demikian tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui seberapa besar pengaruh pesan iklan terhadap minat beli Sepeda Motor Honda Vario di Lamongan.

Variabel yang digunakan dalam pada penelitian ini adalah pesan iklan di televisi (X) yang mempunyai dimensi isi pesan (X1), format pesan (X2) dan struktur pesan (X3), serta untuk variabel dependen yaitu minat beli (Y). Pengukuran variabel menggunakan Skala Likert, dengan jumlah sampel 115 orang. Model yang digunakan untuk menganalisis data dalam penelitian ini adalah

Structural Equation Modeling (SEM).

Berdasarkan hasil pengujian dengan menggunakan analisis SEM untuk menganalisis pengaruh pesan iklan di televisi terhadap minat beli konsumen sepeda motor Honda Vario di Lamongan, didapatkan hasil bahwa faktor pesan iklan di televisi berpengaruh positif dan signifikan minat beli konsumen sepeda motor Honda Vario di Lamongan.

(16)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang

Setiap perusahaan selalu berusaha agar melalui produk yang di hasilkan

dan mencapai tujuan yang diharapkan. Salah satu tujuan perusahaan adalah

memaksimalkan proses penciptaan serta menyelenggarakan pemasaran untuk

meningkatkan permintaan. Agar suatu produk dapat memenuhi kebutuhan dan

keinginan konsumen, maka keberadaan produk tersebut harus dikomunikasikan

kepada konsumen. Pemasar melakukan komunikasi pemasaran melalui

periklanan, promosi penjualan, hubungan masyarakat dan publisitas, penjualan

secara pribadi dan penjualan langsung (Kotler, 2001 : 112).

Iklan merupakan salah satu sarana komunikasi pemasaran. Iklan

didefinisikan sebagai pesan-pesan penjualan yang paling persuasif yang

diarahkan kepada para calon pembeli potensial atas produk barang atau jasa

tertentu dengan biaya tertentu pula (Jeefkins, 1997 : 5 ). Iklan adalah bentuk

komunikasi langsung yang didasari pada informasi tentang keunggulan dan

keuntungan suatu produk yang disusun sedemikian rupa, sehingga menimbulkan

rasa menyenangkan yang akan merubah pikiran seseorang untuk melakukan

pembelian (Tjiptono, 1998 : 226). Tujuan periklan itu sendiri dapat digolongkan

menurut keperluan utamanya, apakah memberikan informasi, membujuk, atau

(17)

Pesan itu sendiri adalah pesan yang harus mampu mengundang perhatian

(Attention), mempertahankan minat (Interest), membangkitkan keinginan

(Desire), dan memperoleh tindakan (Action) dan bentuk-bentuk pesan antara lain :

Isi pesan, Format pesan dan Struktur pesan. Iklan adalah segala biaya yang harus

di keluarkan sponsor untuk melakukan presentasi dan promosi dalam bentuk

gagasan, barang atau jasa sebagaimana yang di kutip oleh Korter (2001 : 153).

Salah satu media periklanan yang sering digunakan adalah media televisi.

Media televisi lebih baik dalam mendemonstrasikan produk dibandingkan media

cetak, media luar ruang, dan media lini bawah. Televisi mampu

mengkomunikasikan suara, warna, dan gerakan sehingga bisa memperlihatkan

manfaat produk lebih realistis dibandingkan media lain. Dengan demikian

diharapkan konsumen akan mengetahui, mendengar, membaca dan melihat

produk yang ditawarkan. Selanjutnya konsumen akan memperhatikan, memahami

menafsirkan dan memberikan tanggapan terhadap iklan tersebut. Tanggapan

konsumen ini merupakan penilaian konsumen terhadap unsur-unsur yang ada di

dalam iklan (disebut respon kognitif), apakah itu penyaji, pesan iklan atau gambar

iklan, dimana penilaian itu melibatkan emosi atau perasaan tertentu dalam diri

konsumen terhadap iklan tersebut (disebut tanggapan afektif). Tanggapan

konsumen ini merupakan tahapan penerimaan konsumen terhadap sebuah iklan

(di kutip dari jurnal Hanif Mauludin 2007). Menurut Kotler (2001 : 124) bahwa

setelah mengirimkan pesan, pemasar akan menerima umpan balik dari komunikasi

periklanan yang dilakukannya. Ini mencakup audiens sasaran dan proses

(18)

3

Sikap pemirsa perlu mendapatkan perhatian serius agar pemasar

mengetahui penyebab pemirsa menyimak penayangan iklan tertentu di televisi.

Produsen harus dapat mempromosikan produk barunya melalui pembuatan iklan

yang menarik sehingga mampu diperhatikan target pasar yang dituju, dan para

pemasar akan menerima umpan balik dari komunikasi periklanan yang

dilakukannya dan mampu memberikan minat. Menurut Rossister dan Percy

(2005) di kutip dari jurnal Sukarno minat pembelian konsumen adalah “Brand

purchuse the Brand (Or take other relevant purchase-related action)”. Defenisi

tersebut mengandung pengertian bahwa minat pembelian terhadap suatu merek

adalah perintah seorang pembeli kepada dirinya sendiri untuk membeli sebuah

merek produk atau mengambil tindakan lain yang berhubungan dengan

pembelian. Menurut mereka, minat pembelian merupakan tahap perencana

sebelum seorang membeli melakukan tindakan (action). Minat pembelian

merupakan salah satu tahap dari tanggapan konsumen.

Di Saat ini persaingan dalam industri kendaraan roda dua di Kota

Lamongan khususnya semakin ketat yang ditunjukkan dengan banyaknya

pengguna sepeda motor di Kota Lamongan, membuat perusahaan-perusahaan

mengeluarkan produk terbaru di kelasnya masing-masing dengan kelebihan dan

kekurangannya. Menurut Asosiasi Industri Sepeda motor Indonesia (AISI) untuk

pangsa pasar merek kendaraan roda dua yang cukup dikenal oleh banyak

orang adalah Honda (menguasai pangsa pasar 46,3%), Yamaha (menguasai

pangsa pasar 40,7%) dan Suzuki (menguasai pangsa pasar 12,8%) yang

diproduksi oleh negara Jepang. Sedangkan merek lain hanya menguasai pangsar

(19)

Adanya inovasi dari berbagai produsen kendaraan, maka saat ini

diluncurkan produk kendaraan jenis skuter matic, sehingga pertumbuhan pasar

sepeda motor matic terus meningkat sejalan dengan tuntutan masyarakat Di

Kota Lamongan yang menginginkan sepeda motor yang praktis dan mudah

dioperasikan. Berbagai pabrikan sudah meluncurkan tipe matic dengan tawaran

kelebihan teknologi masing-masing sesuai tuntutan konsumennya (Simon

Tan,2007).

Untuk memuaskan konsumennya, saat ini Honda mengeluarkan

produknya dengan segmen perempuan, yaitu Honda Vario dengan alasan karena

populasi penduduk Indonesia umumnya dan di Kota Lamongan

khususnya sebagian besar adalah perempuan. Sedangkan jenis kendaraan untuk

segmen perempuan belum dibuat secara maksimal oleh produsen. Oleh sebab itu,

Honda Vario dirancang khusus bagi postur rata-rata wanita Indonesia,

baik desain maupun bobot secara keseluruhannya.

Honda Vario hadir dengan technology, safety dan comfort, tampil

sporty dan powerful (PT Astra Honda Motor (AHM). Honda Vario hadir dengan

suatu keunggulan berupa built-in liquid-cooled engine (radiator yang menyatu

dengan mesin), selain design yang penuh gaya dan berkesan sporty untuk

memenuhi keinginan konsumen Indonesia. Konsep utama dalam pengembangan

New Honda Vario ini adalah gabungan antara kenyamanan dan kesenangan

dalam berkendara, yang bertujuan untuk menciptakan sebuah kesan skuter yang

"Absolute Matic" dengan memberikan suatu nilai tambah bagi konsumen (Dicky

(20)

5

Honda Vario diciptakan untuk selera gaya generasi muda yang

mengutamakan kepribadian, sehingga banyak generasi muda di Kota

Lamongan yang menggunakan Honda Vario untuk kegiatan sehari-hari. Dengan

banyaknya peminat sepeda motor matic, maka Honda meluncurkan New

Honda Vario yang memberikan keseimbangan dalam bermanuver dan

kenyamanan, walaupun dikendarai dengan berboncengan.

Dengan banyaknya tipe (yaitu velg racing (cast wheel) dan tipe jari-jari

(spoke)) serta fitur baru yang ditawarkan plus nama besar Honda, pesona

produk matic keluaran Honda ini membuatnya terkenal bahkan sebelum

motor ini nampak wujudnya di Tanah Air. Diprediksikan nama besar Honda

mampu melenyapkan image bahwa motor matic boros bahan bakar.

(Andika,2008).

Berhasil dan tidaknya dalam penjualan dapat dilihat dari pembelian

produk yang dilakukan oleh konsumen di Kota Lamongan. Apabila jumlah

penjualan meningkat, maka banyak konsumen di Kota Lamongan yang

melakukan pembelian produk tersebut, dan sebaliknya apabila terjadi

penurunan penjualan maka keputusan pembelian yang dilakukan oleh konsumen

di Kota Lamongan juga mengalami penurunan. Dari data penjualan yang

diperoleh dari PT. Astra Honda Motor (AHM) di Kota Lamongan produk

Vario mengalami penurunan penjualan dari beberapa periode. Hal tersebut

mengindikasikan terjadi permasalahan pada proses keputusan pembelian yang

dilakukan oleh konsumen di Kota Lamongan. Meskipun Honda menjadi Market

Leader untuk kendaraan bermotor di Indonesia, namun ternyata tidak diikuti

(21)

Permasalahan yang melandasi keputusan pembelian produk jenis Vario

adalah adanya produk motor matic dari perusahaan pesaing yang lebih

dulu muncul di pasaran motor matic di Indonesia. Produk pesaing tersebut

menawarkan motor matic dengan kualitas yang baik. Meskipun produk Vario

sebenarnya juga memilki kualitas yang sebanding, namun persepsi masyarakat

di Kota Lamongan akan kualitas produk telah lebih dahulu tertuju pada

produk pesaing karena telah lebih dulu muncul. Konsumen beranggapan

bahwa produk pesaing memiliki kualitas yang lebih baik dari Vario karena

produk yang baru muncul biasanya belum teruji kualitasnya di pasaran.

Vario merupakan produk baru dari Honda sehingga produk tersebut

belum begitu populer di pasaran. Citra merek dari Vario sebagai produk

baru belum begitu terbentuk di benak konsumen di Kota Lamongan. Telah

melekatnya citra merek untuk motor matic dari pesaing juga yang menjadikan

citra merek Vario mengalami kendala untuk berkembang. Informasi atas produk

baru lebih terbatas dibanding produk yang lebih dahulu muncul sehingga

konsumen di Kota Lamongan merasa enggan untuk mencoba menggunakan

produk yang masih baru.

Dilihat dari Tabel 1.1 dapat diketahui data mengenai indeks merek sepeda

(22)

7

Tabel 1.1

Merek-Merek Puncak (Top Brand) Kategori Sepeda Motor Matic Tahun 2011

Sumber : Asosiasi Industri Sepeda motor Indonesia (AISI)

Tabel diatas menunjukkan bahwa Honda Vario pada tahun 2011

artis terkenal Agnes Monica. Agnes Monica adalah artis penyanyi Ibu Kota yang

sudah dikenal di mana-mana, sehingga dalam pandangan produsen,

produk yang diiklankan bisa sukses di pasar. Sedangkan ucapan yang sering

didengar oleh pemirsa televisi dari ucapan Agnes Monica adalah ” I’m Vario,

what about you”.

Iklan tersebut ditujukan untuk menaikan penjualan sepeda motor vario,

dengan adanya pesan iklan yang erat kaitannya dengan pecintraan merek atau

perusahaan, pencitraan itu sendiri berkaitan dengan aspek konigtif dalam stuktur

pemahaman konsumen. Pencitraan juga berhubungan dengan konsep positioning

tentang bagaimana suatu kesan tertentu atau citra tertentu dari produk, maupun

(23)

konsumen lebih kuat dibandingkan dengan pesaingnya. Oleh karena itu sebuah

pesan iklan harus benar-benar kreatif dalam penyampaiannya. Dengan tingkat

persaingan yang semakin tinggi, maka pesan iklan dan merek akan memberikan

kontribusi yang lebih luas dalam menciptakan daya saing suatu produk. Melalui

pesan iklan, produk diharapkan dapat di kenal orang (brand awareness)

walaupun konsumen belum menyadari fungsi produk, ketika kemudahan sebuah

pesan iklan yang dikenal konsumen semakin banyak, maka peran pesan iklan

dapat diperluas sehingga mampu membentuk brand asosiation dibenak

konsumen.

Banyak faktor konsumen memilih membeli motor Honda Vario. Seperti iklan,

dimana iklan memperkenalkan produk dan menginformasikan keungulan-keunggulan

produk tersebut. Iklan adalah segala bentuk presentasi non-pribadi dan promosi

gagasan, barang, atau jasa oleh sponsor tertentu yang harus dibayar (Kotler dan

Keller, 2007). Dengan adanya iklan barang atau jasa yang di jual dapat diketahui oleh

masyarakat. Walaupun Sepeda Motor Honda Vario sudah mengiklankan di telivisi,

namun masih banyak calon konsumen yang belum mengerti seluruh keunggulan

produk Honda Vario. Kurangnya konsumen dalam memahami iklan berdampak akan

berkurangnya minat beli konsumen itu sendiri. Penelitian yang diusung oleh Esthi

Dwityanti (2008) penelitiannya dengan judul “Analisis Faktor-Faktor yang

Mempengaruhi Minat Beli Konsumen Terhadap Layanan Internet Banking Mandiri”

(Studi Kasus Pada Karyawan Departemen Pekerjaan Umum Jakarta). Variabel iklan

memiliki nilai signifikan sebesar 0,002 < 0,05 terhadap minat beli dan hasil analisis

(24)

9

Menurut Howard (2004) yang dikutip dari jurnal Magdalena Sutantio

minat beli atau intention to buy didefinisikan sebagai pernyataan yang berkaitan

dengan batin yang mencerminkan rencana dari pembeli untuk membeli suatu

merek tertentu dalam suatu periode waktu tertentu.

Konsumen akan mempunyai kesetiaan terhadap produk apabila pihak

perusahaan bisa memahami dan memberikan apa yang dibutuhkan oleh

pelanggan. Oleh sebab itu pihak perusahaan harus bisa menjaga kepercayaan dan

kualitas jasa, sehingga minat beli konsumen pada produk yang dihasilkan akan

semakin tinggi.

Menurut Ferdinand (2006 : 242) ada tiga dimensi yang dapat

mempengaruhi minat beli konsumen, yaitu Intensitas pencarian informasi,

Keinginan segera membeli, dan Keinginan prefersial.

Berdasarkan latar belakang yang telah di uraikan diatas maka peneliti

tertarik melakukan penelitian tentang : “PERAN IKLAN DI TELEVISI

TERHADAP MINAT BELI KONSUMEN SEPEDA MOTOR HONDA VARIO

DI LAMONGAN”

1.2Per umusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka permasalahan dapat

dirumuskan sebagai berikut : Apakah pesan iklan Sepeda Motor Honda Vario di

(25)

1.3Tujuan Penelitian

Suatu penelitian akan dapat berhasil dengan baik apabila mempunyai tujuan

yang pasti. Adapun yang menjadi tujuan penelitian ini sebagai berikut : Untuk

membuktikan seberapa besar pengaruh pesan iklan terhadap minat beli Sepeda

Motor Honda Vario di Lamongan.

1.4 Manfaat Penelitian

1. Dapat memberikan masukan kepada PT. Astra Honda Motor (AHM)

mengenai pengaruh pesan iklan di televisi terhadap minat beli konsumen

akan iklan Sepeda Motor Matic.

2. Dapat membantu memberikan masukan bagi pihak lain yang ingin

memperluas penelitian ini maupun penelitian lain yang berhubungan.

3. Dapat membantu memberikan kesempatan berharga bagi penulis untuk

(26)

BAB II

TINJ AUAN PUSTAKA

2.1. Penelitihan Ter dahulu

• Penelitian yang di lakukan oleh Hanif Mauludin, jurnal JABM Vol 14 No

3, Desember 2009, yang berjudul “Pengar uh Pesan Iklan Menggunakan

Media Televisi Ter hadap Minat Konsumen”. Dalam penelitian ini

menggunakan variabel Isi Pesan, Format Pesan, Sumber Pesan dan Minat

Konsumen. Dari hasil penelitian ini dapat diketahui bahwa variabel format

iklan, isi pesan, dan sumber pesan mempunyai pengaruhi yang signifikan

secara bersama – sama terhadap minat konsumen.

2.2. Landasan Teor i

2.2.1. Penger tian Pemasar an (Mar keting)

Definisi pemasaran yang berbeda-beda banyak dikemukakan oleh para ahli

ekonomi. Antara lain yang dikemukakan oleh Kotler (2001 : 7) yang

mendefinisikan “Pemasaran adalah suatu proses sosial dan manejerial yang

membuat individu atau kelompok memperoleh apa yang mereka butuhkan dan

inginkan dengan menciptakan dan inginkan lewat penciptaan dan pertukaran

(27)

Sedangkan menurut Staton (1985 : 8) “Pemasaran adalah suatu system

total dari kegiatan bisnis yang dirancang untuk menentukan harga,

mempromosikan dan mendistribusikan barang-barang yang dapat memuaskan

keinginan jasa baik kepada konsumen saat ini maupun konsumen potensial”.

2.2.1.1. Penger tian Manajemen Pemasar an

Manajemen menurut Kotler (2001 : 18) adalah mendefinisikan manajemen

pemasaran (marketing management) sebagai analisis, perencanaan, implementasi,

dan pengendalian dari program-program yang dirancang untuk menciptakan,

membangun, dan memelihara pertukaran yang menguntungkan dengan pembeli

sasaran untuk mencapai tujuan perusahaan. Manajemen pemasaran meliputi

mengatur permintaan, yang selanjutnya mencakup mengatur hubungan dengan

pelanggan.

2.2.1.2 Tujuan Pemasaran

Tujuan pemasaran menurut Kotler (2001 : 6-9) adalah menarik pelanggan

baru dengan menjajikan nilai superior dan mempertahankan pelanggan saat ini

(28)

13

1. Konsep kebutuhan (needs) manusia adalah pernyataan dari perasaan

kekurangan. Kebutuhan itu sendiri meliputi :

• Kebutuhan fisik yaitu dasar akan makanan, pakaian, kehangatan,

dan rasa aman

• Kebutuhan sosial yaitu akan rasa memiliki dan kasih sayang

• Kebutuhan individual yaitu akan pengetahuan dan ekspresi diri

2. Konsep keinginan (wants) adalah kebutuhan manusia yang dibentuk oleh

budaya dan kepribadian seseorang. Keinginan digambarkan dalam bentuk

objek yang akan memuaskan kebutuhan, contoh keinginan itu sendiri yaitu

:

• Seseorang yang lapar di Amerika Serikat menginginkan sebuah

kentang goreng dan sebotol coke dan

• Seseorang yang lapar di Bali menginginkan mangga dan

kacang-kacangan

3. Konsep permintaan (demands) adalah manusia memiliki keinginan yang

hampir tidak terbatas tetapi hanya memiliki sumber daya yang terbatas

atau keinginan manusia yang didukung oleh daya beli.

2.2.2. Komunikasi Pemasar an

Agar suatu produk dapat memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen

maka keberadaan dan manfaat produk harus dikomunikasikan pada konsumen.

Komunikasi pemasaran itu sendiri adalah aktifitas pemasaran yang berusaha

(29)

sasaran atas perusahaan agar bersedia menerima, membeli dan loyal pada produk

yang ditawarkan perusahaan yang bersangkutan (Tjiptono, 1997 : 219).

2.2.2.1. Tujuan komunikasi pemasar an

Kotler (2001 : 115) adalah komunikator pemasaran yang harus

memutuskan respon seperti apa yang dicari. Tentu saja respon yang diinginkan

adalah pembelian. Tetapi membeli adalah hasil dari proses panjang yang

dilakukan oleh konsumen dalam pengambilan keputusan. Tahapan kesiapan

pembeli itu sendiri adalah tahap yang biasanya dilalui konsumen sebelum

melakukan pembelian, meliputi kesadaran, pengetahuan, rasa suka, preferensi,

keyakinan, dan pembelian, yang memiliki 6 tahap dalam kesiapan membeli :

kesadaran, pengetahuan, rasa suka, keperpihakan, keyakinan, dan pembelian.

2.2.2.2 Bauran Komunikasi Pemasar an

Bauran komunikasi pemasaran disebut juga bauran promosi terdiri atas 5

karateristik yaitu (Kotler, 2001 : 112) :

1. Periklanan : segala biaya yang harus dikeluarkan sponsor untuk melakukan

presentasi dan promosi nonpribadi dalam bentuk gagasan, barang atau

jasa.

2. Pemasaran langsung : komunikasi langsung dengan pelanggan yang

diincar secara khusus untuk memperoleh tanggapan langsung.

3. Promosi penjualan : insentif jangka pendek untuk mendorong pembelian

(30)

15

4. Hubungan masyarakat dan publisitas : membina hubungan baik dengan

publik terkait untuk memperoleh dukungan membangun ‘citra perusahan’

yang baik, dan menangani atau menyingkirkan gosip, cerita dan peristiwa

yang dapat merugikan.

5. Penjualan personal : presentasi pribadi oleh para wiraniaga perusahaan

dalam rangka mensukseskan penjualan dan membangun hubungan dengan

pelanggan.

2.2.2.3. Pr oses Komunikasi Pemasaran

Menurut Kotler (2001 : 113-114) elemen-elemen dalam proses komunikasi

terdiri dari 9 yaitu :

1. Pengirim (sender) : pihak yang mengirimkan pesan kepada pihak lain,

contohnya HP.

2. Penyandian (enconding) : proses menuangkan pemikiran kedalam bentuk

simbolik, contohnya agen HP merangkai kata-kata dan ilustrasi menjadi

iklan yang sesuai dengan pesan yaqng diinginkan.

3. Pesan (message) : yang disampaikan oleh pengirim, contohnya iklan

mesin kopi HP.

4. Media (media) : saluran komunikasi yang dilalui pesan sebelum sampai

dari pengirim ke penerima, contohnya dalam hal majalah-majalah yang di

pilih oleh HP.

5. Pengartian (decoding) : proses di mana penerima mengartikan

(31)

iklan HP dan menginterprestasikan kata-kata serta ilustrasi dalam iklan

tersebut.

6. Penerima (receiver) : pihak yang menerima pesan yang dikirimkan oleh

pihak lain, contohnya pelanggan yang membaca iklan HP.

7. Respon (response) : reaksi penerima setelah menerima pesan, bisa

berjumlah ratusan, seperti contohnya konsumen mulai lebih

memperhatikan mesin kopi HP, membelinya, atau tidak melakukan

apa-apa.

8. Umpan balik (feedback) : sebagian dari respon penerima yang

dikembalikan kepada pengirim, contohnya riset HP menunjukkan apakah

konsumen tersentuh dan mengingat iklan mereka, atau pelanggan

mengirim surat atau menelepon HP yang isinya memuji atau mengkritik

iklan atau produk HP.

9. Gangguan (noise) : kesulitan atau distrosi tak terduga selama proses

komunikasi, yang mengakibatkan penerima memperoleh pesan yang

berbeda dengan yang disampaikan pengirim, contohnya konsumen teralih

perhatiannya ketika sedang membaca majalah sehingga melewatkan iklan

(32)

17

Gambar 2.1 : Elemen-Elemen dalam Proses Komunikasi

Sumber : Kotler, (2001 : 113)

Model di atas menekankan bahwa proses komunikasi bersifat efektif.

Pengirim harus mengetahui audients (pemirsa) siapa yang dituju dan apa respon

yang diinginkan. Pengirim memberi pesan melalui suatu cara dengan

mempertimbangkannya bagaimana pemirsa sasaran biasa menerima pesan

tersebut. Pengirim harus mengirim pesan lewat media efisien yang menjangkau

audients sasaran. Pengirim harus mengembangkan saluran umpan balik, sehingga

dapat mengetahui respon penerima terhadap pesan tersebut.

Suatu pesan agar menjadi efektif, proses penerimaan pesan si penerima.

Pada dasarnya pesan adalah tanda yang harus dikenal penerima. Semakin banyak

bidang pengalamanan pengirim yang sesuai dengan penerima, pesan itu akan

menjadi semakin efektif. Sumber (pengirim) dapat mengirim, dan tujuan

ENCODING DECODING

MEDIA

MESSAGE

Feed-Back

NOISE

RECEIVER

(33)

(penerima) dapat menerima, hanya bila keduanya memiliki pengalaman mengenai

hak itu.

Kotler (2001) menjelaskan bahwa, agar pesan dapat efektif diterima oleh

pemirsa harus memenuhi model AIDA (Attention, Interest, Desier, Action), yaitu

attention (memperoleh perhatian), interest (menarik minat), desire

(membangkitkan keinginan), dan action (menghasilkan tindakan). Dalam

praktiknya, sedikit pesan yang membawa konsumen dari kesadaran (awareness)

sampai pada pembelian nyata, tetapi kerangka AIDA memiliki kualitas yang

diinginkan.

Tugas pengirim adalah menyampaikan pesan ke penerimaan. Dalam

lingkungan kehidupan manusia terdapat banyak bunyi (noise), masyarakat

(pemirsa) diserang oleh beberapa ratus pesan komersial (iklan) sehari. Pemirsa

sasaran mungkin tidak menerima pesan yang ditunjukkan padanya secara penuh

dengan tiga alasan. Pertama adalah karena perhatian selektif (selective attention),

di mana pemirsa tidak memperhatikan semua stimuli iklan yang di lihat. Kedua

adalah karena distorsi selektif (selection distortion), di mana pemirsa akan

memutar pesan untuk mendengar apa yang ingin permisa dengar. Ketiga adalah

(34)

19

2.2.3.Iklan Sebagai Sar ana Komunikasi Pemasar an

2.2.3.1. Penger tian Iklan

Periklanan merupakan suatu usaha yang dilakukan perusahaan untuk

menyampaikan pesan produk perusahaan pada konsumen agar konsumen

mengenal produk yang ditawarkan oleh perusahaan dan melaksanakan periklanan

tersebut secara terus menerus. Menurut Jeefknis (1997 : 5) ”Iklan adalah

pesan-pesan penjualan yang paling persuasif yang diarahkan kepada para calon pembeli

atas produk barang atau jasa tertentu dengan biaya tertentu pula”. Iklan adalah

segala biaya yang harus di keluarkan sponsor untuk melakukan presentasi dan

promosi non-pribadi dalam bentuk gagasan, barang atau jasa (Kotler, 2001:153).

Definisi lain diberikan oleh Tjiptono (1998 : 226) : adalah ”Bentuk komunikasi

langsung yang didasari pada informasi tentang keunggulan dan keuntungan suatu

produk yang disusun sedemikian rupa, sehingga menimbulkan rasa

menyenangkan yang akan merubah pikiran seseorang untuk melakukan

pembelian.

2.2.3.2. Tujuan Iklan

Kotler (2001 : 154-156) tugas komunikasi tertentu yang harus dilakukan

dengan audiens sasaran tertentu selama periode waktu yang tertentu. Tujuan

periklanan itu sendiri dapat digolongkan menurut keperluan utamanya, apakah

(35)

1) Iklan informative (sifatnya memberitahukan) yaitu iklan yang digunakan

untuk memberi informasi kepada konsumen mengenai suatu produk atau

kelengkapan baru atau untuk membangun permintaan awal. Tujuannya

agar membangun permintaan awal.

2) Iklan persuasive (sifatnya meyakinkan) yaitu iklan yang digunakan untuk

membangun permintaan selektif akan suatu merek dengan cara

meyakinkanakan konsumen bahwa merek tersebut adalah merek terbaik di

kelasnya. Tujuannya agar membangun permintaan selektif.

3) Iklan pengingat (sifatnya menguatkan) yaitu iklan yang digunakan untuk

menjaga agar konsumen tetap berpikir mengenai suatu produk. Tujuannya

agar konsumen tetap mengingat produk tersebut.

4) Iklan perbandingan (sifatnya membanding) yaitu iklan yang secara

langsung atau tidak langsung membandingkan satu merek dengan satu atau

sejumlah merek lainnya. Tujuannya agar konsumen dapat membandingkan

merek tersebut.

2.2.3.3. Bentuk Pesan Iklan

Iklan adalah bentuk komunikasi langsung yang didasari pada informasi

tentang keunggulan dan keuntungan suatu produk yang disusun sedemikian rupa,

sehingga menimbulkan rasa menyenangkan yang akan merubah pikiran seseorang

untuk melakukan pembelian. Dengan demikian periklanan dapat di simpulkan

yaitu upaya kreatif untuk menarik dan memenangkan perhatian konsumen dan

(36)

21

(1998:226). Pesan itu sendiri adalah pesan yang harus mampu mengundang

perhatian (Attention), mempertahankan minat (Interest), membangkitkan

keinginan (Desire), dan memperoleh tindakan (Action) dan bentuk-bentuk pesan

tersebut antara lain :

1. Isi Pesan

Isi pesan adalah suatu rangkaian informasi mengenai suatu hal yang

akan di sampaikan. Menurut Hanif Mauludin (2007) yang di kutip

dari jurnal, bahwa indikator yang membentuk isi pesan adalah :

a. Kemudahan iklan untuk dipahami

b. Kemampuan untuk memberikan reaksi

c. Intensitas pesan dan

d. Besarnya manfaat pesan

2. Format Pesan

Format pesan adalah suatu pesan yang memuat bagaimana cara

penyampaian pesan secara simbolik, maksudnya disampaikan

melalui musik, warna, kata-kata dan ilustrasi gambar.

Menurut Hanif Mauludin (2007) yang di kutip dari jurnal, bahwa

indikator yang membentuk format pesan adalah :

a. Kombinasi warna

b. Ungkapan kata-kata

c. Pengaruh musikal dan

(37)

3. Struktur Pesan

Struktur pesan adalah menyampaikan pesan secara efektif dan logis

yang berkenaan dengan penarikan kesimpulan, argumentasi satu sisi

dan menyampaikan argumentasi terkuat di depan atau di belakang.

Menurut Kotler (2001 : 119) struktur pesan adalah :

a. Menarik kesimpulan (membiarkan audiens menyimpulkan

sendiri pesan yang ditontonnya)

b. Argumentasi satu sisi (hanya menyebutkan keunggulan produk)

dan

c. Menyampaikan argumentasi terkuat di depan atau di belakang

(argumen tersebut akan menarik banyak perhatian namun pada

akhir menggunakan klimaks)

2.2.3.4. Media Iklan

Salah satu keputusan periklanan yang penting adalah perencanaan

penggunaan media iklan yang cocok untuk produk yang diikklankan. Tjiptono

(1998 : 243-247) menggolongkan media iklan yang dikenal antara lain :

1. Media cetak

Merupakan suatu media yang statis dan mengutamakan pesan-pesan

dengan sejumlah kata, gambar, atau foto, baik dalam tata warna maupun hitam

putih. Bentuk-bentuk iklan dalam media cetak biasanya berupa iklan baris, iklan

display, suplemen, pariwara, dan iklan layanan masyarakat. Jenis-jenis media

(38)

23

2. Media elektronik

Merupakan suatu media dengan teknologi elektronik dan hanya bisa

digunakan bila ada jasa tranmisi siaran. Bentuk-bentuk iklan dalam media

elektronik biasanya berupa sponsorship, iklan partisipasi (disisipkan di

tengah-tengah film atau acara), pengumunan acara/film, iklan layanan masyarakat, jingle.

Jenis-jenis media elektronik terdiri dari televisi, dan radio.

3. Media luar ruang

Merupakan suatu media iklan (biasanya berukuran besar) yang dipasang di

tempat terbuka seperti dipinggir jalan, dipusat keramean, atau

tempat-tempat khusus lainnya. Jenis-jenis media luar ruang meliputi billboard, poster,

spanduk, umbul-umbul, balon raksasa.

4. Media lini bawah

Merupakan suatu media minor yang digunakan untuk mengiklankan

produk. Umumnya ada empat macam media yang digunakan dalam media lini

bawah yaitu : pameran, direct mail, point of purchase, merchandising schemes,

dan kalender.

2.2.4. Televisi Sebagai Media Iklan

Sebagai salah satu media iklan, televisi mempunyai kemampuan dalam

mengkombinasikan cahaya, suara, dan warna. Hal ini menyebabkan televisi

menjadi media periklanan yang terbaik, terutama dalam usaha pengembangan

perasaan positif konsumen terhadap produk. Ada dua unsur yang terdapat dalam

(39)

dan yang ke dua adalah audio, meliputi kata-kata yang diucapkan, musik dan

suara yang lain. Dalam pandangan Jefkins (1997) televisi merupakan salah satu

media periklanan yang tergolong iklan lini atas. Menggunakan media televisi

memungkinkan pemasang iklan untuk melakukan efisiensi biaya. Televisi sebagai

media yang paling efektif untuk menyampaikan pesan-pesan komersialnya, karena

kemampuannya untuk menjangkau khalayak sasaran yang sangat luas. Televisi

dapat menjangkau khalayak sasaran yang tidak dapat dicapai oleh media lainnya.

Televisi dapat menimbulkan dampak yang kuat pada pemirsanya. Hal

tersebut dikarenakan adanya tekanan pada dua indra sekaligus, yaitu indera

penglihatan dan indera pendengaran. Televisi juga memungkinkan dapat meramu

gerakan, kecantikan, suara, warna, drama dan humor pada dalam iklannya.

Televisi itu sendiri mempunyai kemampuan untuk mempengaruhi persepsi

khalayak sasaran. Sebagian besar dari jumlah masyarakat meluangkan waktunya

didepan televisi sebagai sumber berita, hiburan, dan sarana pendidikan.

Keunggulan televisi ada 6 yaitu menurut Jefkins (1997 : 110-112) adalah

1. Kesan realistik

Karena sifatnya yang visual, dan merupakan kombinasi warna-warna,

suara dan gerakan, maka iklan-iklan televisi nampak begitu hidup dan nyata.

Kelebihan ini tidak dimiliki oleh media lain, kecuali iklan bioskop yang pamornya

sekarang jauh menurun (kedudukannya sebagai media iklan juga telah merosot

sejak adanya televisi). Dengan kelebihan ini, para pengiklan dapat menunjukkan

(40)

25

2. Media elektronik

Karena iklan di televisi disiarkan di rumah-rumah dalam suasana yang

serba santai atau rekreatif, maka masyarakat lebih siap untuk memberikan

perhatian. Perhatian terhadap iklan televisi akan semakin besar, jika materinya

dibuat dengan standar teknis yang tinggi, dan atau menggunakan tokoh-tokoh

ternama sebagai pemerannya.

3. Repetisi/pengulangan

Iklan televisi bisa ditayangkan hingga beberapa kali dalam sehari sampai

dipandang cukup bermanfaat yang memungkinkan sejumlah masyarakat untuk

menyasikannya, dan dalam frekwensi yang cukup sehingga pengaruh iklan itu

bangkit. Dewasa ini, para pembuat iklan televisi tidak lagi berpanjang-panjang.

Mereka justru membuat iklan yang sesingkat namun semenarik mungkin, agar

ketika ditayangkan berulang-ulang, para pemirsa tidak menjadi bosan.

4. Adanya pemilihan area siaran dan jaringan kerja yang efektif menjangkau

masyarakat

Seperti contoh di Inggris, saat ini terdapat 15 area operasi kontraktor atau

stasiun pemancar ITV yang masing-masing diberi lkisensi secara terpisah

(eksklusif) oleh Komisi Televisi Independen (ITC). Seorang pengiklan dapat

menggunakan satu atau kombinasi banyak stasiun televisi sekaligus untuk memuat

iklannya, bahkan ia bisa saja membuat jaringan kerja dengan semua stasiun

televisi di Inggris, sehingga iklannya akan ditayangkan oleh semua stasiun TV

(41)

5. Ideal bagi para pedagang eceran

Iklan televisi dapat menjangkau kalangan pedagang eceran sebaik ia

menjangkau konsumen. Selain karena para pedagang eceran juga suka menonton

televisi seperti juga orang lain, hal itu disebabkan iklan-iklan televisi memang

sangat membantu usaha mereka, bahkan seolah-olah iklan itu ditujukan

semata-mata kepada mereka. Iklan televisi merupakan sesuatu yang membuat dagangan

mereka laku. Pengiklanan di televisi itu bahkan dapat menjadi keharusan jika si

produsen berhubungan dengan perusahaan supermarket yang mempunyai

toko-toko. Peredaran barang harus berlangsung secara cepat, dan tidak ada yang lebih

mampu mempercepat peredaran barang dagangan itu selain di iklan.

6. Terkait erat dengan media lain

Tayangan iklan televisi mungkin saja terlupakan begitu cepat, tetapi

kelemahan ini bisa diatasi dengan memadukannya pada wahana iklan lain. Jika

konsumen memerlukan informasi lebih lanjut, atau memerlukan sarana

pengembalian atau keterangan mengenai kupon keterangan ternyata perlu

dijabarkan lebih lanjut, iklan televisi itu bisa dipadukan dengan iklan di

majalah-majalah mingguan, khususnya majalah-majalah yang mengulas acara-acara televisi, seperti

Radio Times, TV Quick, atau What’son TV. Iklan pendukung itu bisa pula dimuat

di surat kabar. Iklan surat kabar dapat merujuk penjelasannya pada iklan yang

(42)

27

2.2.5. Pesan Iklan Sebagai Pencitr aan Mer ek

Pada dasarnya pesan iklan kaitannya erat dengan pencitraan merek atau

perusahan. Pencitraan berkaitan dengan aspek konigtif dalam stuktur pengetahuan

konsumen karena ia terbentuk melalui proses panjang dalam struktur pemahaman

konsumen. Citra diidentifikasi dengan kesan dan gambaran. Jadi dapat

disumpulkan bahwa pecintraan merupakan proses pembentukan kesan-kesan atau

gambaran-gambaran.

Pencitraan juga berhubungan dengan konsep positioning tentang

bagaimana suatu kesan tertentu atau citra tertentu dari produk merek, maupun

perusahaan. Sehingga merek mendapatkan tempat dalam stuktur ingatan

konsumen lebih kuat dibanding dengan pesaingnya. Oleh sebab itu sebuah pesan

iklan harus benar-benar kreatif dalam penyampaiannya. Strategis dalam

menginformasikan dan etis dalam mentranformasikanya.

Menurut Kasali (1997 : 81) Kreatif dalam iklan mengacu pada tiga proses

utama yaitu :

1. Orang kreatif adalah para profesional iklan yang bertanggung jawab

terhadap pekerjaan kreatif iklan.

2. Strategi kreatif adalah hasil terjemahan dari berbagai informasi mengenai

produk, pesan dan sasaran untuk mencapai suatu tujuan kreatif.

3. Pengerjaan kreatif adalah pelaksanaan dan pengembangan konsep atau ide

kreatif yang dapat menemukan strategi dasar dalam bentuk komunikasi

(43)

Lebih lanjut menurut Kasali (1997) terdapat dua komponen dalam desain

iklan televisi yaitu :

a. Kompoen verbal dalam iklan televisi adalah sebuah bentuk komunikasi

yang disampaikan oleh produsen berupa pesan yang disampaikan dalam

bentuk kata-kata, baik yang dilaksanakan melalui tertulis maupun secara

lesan dalam media televisi yang terdiri dari pilihan kata, bahasa, suara

manusia dann musik.

b. Komponen visual dalam iklan adalah komponen komunikasi yang

mengungkapka pesan dengan menggunakan gambar/lukisan dan fasilitas

pendukung yang mengubah bahan-bahan yang akan dikomunikasikan

sehingga dapat ditangkap oleh indera penglihatan. Komponen visual ini

digunakan untuk mendukung penyampaian maksud dari produsen ke

konsumen berupa pesan verbal, ilustrasi warna, ilustrasi gambar,

demontrasi dan sumber pesan.

Definisi lain menurut Kotler (2001) merumuskan bahwa secara umum

periklanan menekankan pada pesan yaitu :

1. Pembentukan pesan

2. Evaluasi dan pemilihan pesan

3. Pelangganan pesan, terdiri atas biaya penyampaian pesan, nada, kata-kata

dan format penyampaian

(44)

29

2.2.6. Umpan Balik Komunikasi Per iklanan

Menurut Kotler (2001:124) setelah mengirimkan pesan, pemasar akan

menerima umpan balik dari komunikasi periklanan yang dilakukannya. Ini

mencakup audiens sasaran apakah mereka mengingat pesan, berapa kali mereka

melihatnya, hal apa saja yang mereka ingat, bagaimana pendapat mereka

mengenai pesan tersebut, dan sikap mereka, sikap mereka sebelum dan sesudah

melihat pesan, terhadap produk serta perusahaan. Proses ini juga ingin mengukur

perilaku yang terjadi akibat pesan, berapa banyak orang yang membeli produk,

berbicara kepada orang lain yang mengenainya, atau mengunjungi toko. Umpan

balik komunikasi pemasaran bisa saja mengindikasikan perlunya perubahan

program promosi atau perubahan tawaran produk itu sendiri.

2.2.7. Penger tian Minat Beli Konsumen

Menurut Howard (2004) yang dikutip dari jurnal Magdalena Sutantio

minat beli atau intention to buy didefinisikan sebagai pernyataan yang berkaitan

dengan batin yang mencerminkan rencana dari pembeli untuk membeli suatu

merek tertentu dalam suatu periode waktu tertentu.

Menurut Rossister dan Percy (2005) yang dikutip dari jurnal Gendut

Sukarno Minat pembelian konsumen adalah “Brand purchuse the Brand (Or take

other relevant purchase-related action)”. Defenisi tersebut mengandung

pengertian bahwa minat pembelian terhadap suatu merek adalah perintah seorang

pembeli kepada dirinya sendiri untuk membeli sebuah merek produk atau

(45)

minat pembelian merupakan tahap perencana sebelum seorang membeli

melakukan tindakan (action). Minat pembelian merupakan salah satu tahap dari

tanggapan konsumen.

Berdasarkan pada landasan teori yang disampaikan, maka dapat diambil

kesimpulan bahwa iklan diciptakan adalah untuk menimbulkan minat beli

pemirsa. Menurut Kotler (2001), tanggapan konsumen adalah serangkaian reaksi

dari penerima (dalam hal ini konsumen), setelah mendengar atau melihat pesan

yang dikirimkan kepadanya. Sedangkan menurut Mittal (2004) yang dikutip dari

jurnal Magdalena Sutantio bahwa salah satu produk bisa sukses atau tidak di

pasaran pada salah satu indikasinya yaitu minat beli merupakan seberapa besar

minat seseorang untuk membeli suatu produk atau indikasinya yaitu minat.

Minat beli konsumen dipengaruhi oleh beberapa hal yang dapat menjadi

pemicu timbulnya minat beli. Rangsangan-rangsangan diupayakan pemasar untuk

membuat produk yang menarik dengan tujuan untuk menarik konsumen. Karena

itu, seorang pemasar harus menyediakan sesuatu yang khusus stimulasi yang jika

menarik perhatian konsumen. Menurut Setiadi (2003 : 161) Stimulasi pemasaran

adalah setiap komunikasi atau stimulasi fisik yang didesain untuk mempengaruhi

konsumen.

Produk dan komponen-komponennya (seperti kemasan, isi, ciri-ciri fisik)

adalah Stimulasi Utama (primary/intrinsic stimulasi). Komunikasi yang didesain

untuk mempengaruhi konsumen adalah Stimulasi Tambahan (secandery stimulasi)

yang merepresentasikan produk seperti kata-kata, gambar, dan syimbol atau

(46)

31

tempat produk di jual, dan pengaruh sales. Iklan yang ditayangkan terus-menerus

bukan bertujuan untuk memperoleh keuntungan secara langsung, melainkan

membujuk agar konsumen bersedia melakukan pembelian kembali.

Augusty Ferdinand (2006 : 242) menyatakan bahwa indikator minat beli

:

1. Intensitas pencarian informasi yaitu seseorang yang intens mencari

informasi mengenai suatu produk

2. Keinginan segera membeli yaitu seseorang berkeinginan segera membeli

suatu produk yang diinginkannya

3. Keinginan prefersial yaitu dimana produk tertentu yang diinginkan

seseorang untuk membeli dan mengabaikan pihak lain.

2.2.8. Pengar uh antar a Iklan ter hadap Minat Beli

Untuk mengetahui pengaruh iklan terhadap minat beli, dapat dihubungkan

dengan teori pembelajaran pasif Krugman pada proses pembelian low

involvement. Dalam teori Krugman sebenarnya membicarakan media televisi

sebagai sarana pembelajaran pasif. Artinya seluruh informasi yang di tayangkan di

televisi merupakan informasi yang datang menghampiri penonton/konsumen, dan

bukan penonton yang mencari-cari informasi/iklan di televisi (Sutisna, 2003 : 50).

Penonton melihat iklan di televisi sesungguhnya hanya berminat terhadap acara di

televisi, bukan pada informasi iklan. Oleh karena itu ketika penonton melihat

(47)

Krugman dalam teorinya membarikan penjelasan mengapa media televisi

mampu menghasilkan daya ingat merek yang tinggi, tetapi menghasilkan sedikit

perubahan dalam sikap terhadap merek. Mengapa sebuah merek produk sangat

dikenal oleh masyarakat, tetapi perilaku mereka terhadap merek itu tidak berubah.

Krugman beralasan karena pada saat konsumen menerima stimulus (iklan) dia

tidak berhubungan dengan kebutuhannya, kepercayaan terhadap mereknya , dan

pada pengalaman masa lalunya. Akan tetapi karena frekwensi penerimaan

informasi sangat tinggi, maka daya ingat seseorang terhadap merek sangat tinggi.

Hirarkhi low involvement menyatakan bahwa mungkin konsumen

bertindak dalam melakukan pembelian tanpa berfikir dulu. Pada saat akan

membeli, konsumen tidak memikirkan produk merek apa yang akan dibeli.

Konsumen juga tidak akan melakukan evaluasi terhadap merek produk yang ada.

Penentuan merek yang akan dibeli oleh konsumen terjadi ketika konsumen telah

melihat produknya, dan mendapatkan berbagai pilihan. Pada kondisi demikian,

rangsangan iklan yang diterima konsumen ketika menonton televisi akan muncul.

Produk yang mempunyai ingatan tinggi yang akan dipilih (Sutisna, 2003 : 47).

Hal ini menunjukkan televisi dan iklan sebagai informasinya merupakan media

pembelajaran pasif, karena konsumen hanya menangkap informasi (information

catching).

Ada dua implikasi dari teori yang disampaikan oleh Krugman tentang

pembelajaran pasif dari media televisi (Sutisna, 2003 : 51) :

a. Bagaimana penerapan pada media sebagai sarana memasang iklan.

(48)

33

dengan tingkat keterlibatan rendah sebaiknya memasang iklan pada media

televise dan radio

b. Teori Krugman juga mempunyai implikasi pada sifat iklan yang harus

ditampilkan. Krugman menyatakan bahwa jika konsumen dalam kondisi

pasif dan tidak mempunyai kepentingan terhadap merek produk yang

diiklankan, evaluasi merek tidak mungkin terjadi.

Persepsi Iklan tertuju pada iklan itu sendiri, Pada saat melihat iklan,

banyak konsumen yg tidak memperhatikan klaim produk dan atau pesan

secara langsung, tetapi reaksi afektif menimbulkan perasaan terhadap iklan.

Persepsi ini meliputi reaksi terhadap faktor iklan seperti kreatifitas efek

gambar, warna dan intonasi suara ( Belch dan Belch, 1995 ). Persepsi terhadap

iklan dapat berupa tanggapan baik atau tidak baik dan suka atau tidak suka.

Selain itu reaksi afektif konsumen terhadap iklan, khususnya iklan komersial

di televisi dapat diukur dengan pernyataan terhadap gaya, ide, produksi, audio

pembuatan suatu iklan (Mehta, 1994). Reaksi ini akan ditransformasikan pada

sikap terhadap merek dan minat beli konsumen.

Pengaruh Iklan terhadap minat beli juga diperkuat oleh hasil penelitian

yang dilakukan oleh Esthi Dwityanti (2008) penelitiannya dengan judul

“Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Minat Beli Konsumen Terhadap

Layanan Internet Banking Mandiri” (Studi Kasus Pada Karyawan Departemen

Pekerjaan Umum Jakarta). Variabel iklan memiliki nilai signifikan sebesar 0,002

< 0,05 terhadap minat beli dan hasil analisis regresi linear berganda adalah

(49)

2.3. Ker angka Konseptual

Isi Pesan (X1)

Struktur Pesan

(X3)

Minat Beli (Y) Format

Pesan (X2)

Iklan Televisi

(50)

35

2.5. Hipotesis

Berdasarkan perumusan masalah, tujuan penelitian dan landasan teori,

maka hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah : Diduga pesan iklan

(51)

3.1. Definisi Oper asional dan Pengukur an Var iabel

3.1.1. Definisi Oper asional Var iabel

Agar dapat memperjelas definisi dan untuk mempermudah pengukuran

terhadap masing-masing variable yang digunakan dalam penelitian ini, maka

diperlukan definisi operasional atas variable-variable tersebut :

Pesan Ik lan di Televisi (X)

Pesan harus mampu menggundang perhatian (Attention), mempertahankan

minat (Interest), membangkitkan keinginan (Desire) dan memperoleh tindakan

(Action). Kerangka ini dikenal dengan nama model AIDA. Iklan menurut

Tjiptono (1998 : 226) adalah ”Bentuk komunikasi langsung yang disadari pada

informasi tentang keunggulan dan keuntungan suatu produk yang disusun

demikian rupa, sehingga menimbulkan rasa menyenangkan yang akan merubah

pikiran seseorang untuk melakukan pembelian. Dalam praktiknya, beberapa pesan

dapat membawa konsumen dari tahap kesadaran sampai ke tahap pembelian,

tetapi kerangka AIDA menyajikan kualitas yang dikehendaki dari suatu pesan

(52)

37

1. Isi pesan (X1)

Komunikator harus memikirkan apa yang akan dikatakan pada audiens

sasaran untuk menghasilkan respon yang diinginkan. Terdapat 4 indikator yang

digunakan untuk mengukur variabel isi pesan yang diacu dari Hanif Mauludin

(2007) adalah :

X1.1. Kemudahan iklan sepeda motor Honda Vario untuk di pahami

X1.2. Kemampuan untuk memberikan reaksi

X1.3. Intensitas pesan dan

X1.4. Besarnya manfaat pesan

2. For mat pesan (X2)

Komunikator harus mengembangkan format yang kuat untuk pesan

tersebut. Terdapat 4 indikator yang digunakan untuk mengukur variabel format

pesan yang diacu dari Hanif Mauludin (2007) adalah :

X2.1. Kombinasi warna

X2.2. Ungkapan kata-kata

X2.3. Pengaruh musikal dan

X2.4. Besarnya manfaat ilustrasi gambar

3. Str uktur pesan (X3)

Efektifitas pesan tergantung pada struktur dan juga isinya. Memberi

banyak keterangan untuk menarik kesimpulan, argumen satu versus dua sisi, dan

(53)

X3.1. Menarik kesimpulan ( membiarkan audiens menyimpulkan sendiri

pesan yang ditontonya)

X3.2. Argumentasi satu sisi ( hanya menyebutkan keunggulan produk dan

X3.3. Menyampaikan argumentasi terkuat di depan atau di belakang

(argumen tersebut akan menarik banyak perhatian namun pada

akhir menggunakan klimaks)

Minat beli (Y)

Minat beli adalah perintah seorang pembeli kepada dirinya sendiri untuk

membeli sebuah merek produk, mengambil tindakan lain yang berhubungan

tentang pembelian, atau berkaitan dengan batin yang mencerminkan rencana dari

pembeli untuk membeli suatu merek tertentu dalam suatu periode waktu tertentu

menurut Howard yang di kutip dari jurnal Magdalena Sutantio (2004). Menurut

Augusty Ferdinand (2006 : 242) indikator dari minat beli antara lain :

Y1.1. Intensitas pencarian informasi : Seseorang yang intens mencari

informasi mengenai suatu produk

Y1.2. Keinginan segera membeli : Seseorang yang berkeinginan

segera membeli suatu produk

yang diinginkan

Y1.3. Keinginan prefensial : Dimana produk tertentu yang

diinginkan untuk membeli dan

(54)

39

3.2. Pengukur an Var iabel

Skala yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala ordinal

yang akan menunjukkan data sesuai dengan orde atau urutan tertentu

(Ferdinand, 2006 : 261).

Sedangkan teknik pengukurannya menggunakan skala likert

dimana skala ini digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi

seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial (sugiyono,

2002 : 73).

Jika pernyataan sangat setuju nilai skor = 5 dan jika pernyataan

sangat tidak setuju maka nilai skor = 1, jawaban antara 1 sampai 2

cenderung sangat tidak setuju dengan pernyataan yang diberikan, dan

antara nilai 4 sampai 5 cenderung sangat setuju, sedangkan jawaban

dengan nilai 3 berarti nilai antara sangat tidak setuju dan sangat setuju

(netral).

Cara pengukuran dengan menggunakan skor dalam klasifikasi :

1 5

Sangat tidak setuju

Sangat setuju

(55)

3.3. Teknik Penentuan Sampel

3.3.1. Populasi

Populasi adalah merupakan sekumpulan orang atau obyek dan

individu maupun kelompok yang memiliki kesamaan dalam satu atau

beberapa hal dan membentuk masalah dalam suatu riset khusus. Populasi

dalam penelitian ini adalah orang-orang yang pernah melihat iklan Sepeda

Motor Honda Vario di televisi dan berdomisili di Lamongan.

3.3.2. Sampel

Teknik pemilihan sampel yang digunakan dalam penelitian ini

adalah sampel non probabilitas (Non Probability Sampling) yaitu

penentuan sampel tidak secara acak dengan purposive sampling yaitu

pengambilan sampel berdasarkan kriteria. Purposive sampling digunakan

karena pengambilan sampel dalam penelitian ini terbatas pada jenis orang

tertentu yang dapat memberikan informasi yang diinginkan karena mereka

adalah satu-satunya yang memilikinya atau memenuhi beberapa kriteria

yang ditentukan oleh peneliti (Sekaran 2006:136). Karakteristik atau

kriteria sampel dalam penelitian ini adalah

1. Konsumen Sepeda motor di Lamongan

2. Berumur 17 tahun keatas

3. Pernah melihat iklan sepeda motor Honda Vario di televisi.

Untuk menentukan besarnya jumlah sampel dalam penelitian ini

(56)

41

1. 100 – 200 sampel untuk teknik Maximum Likelihood Estimation.

2. Tergantung pada jumlah parameter yang diestimasi. Pedomannya

adalah 5-10 kali jumlah parameter yang diestimasi.

3. Tergantung pada jumlah indikator yang digunakan dalam seluruh

variabel laten. Jumlah sampel adalah jumlah indikator dikali 5 sampai

10. bila terdapat 20 indikator, besarnya sampel adalah antara 100-200.

Untuk penelitian ini jumlah minimal sampel adalah 9 indikator x 10 =

90 responden. Namun sampel dalam penelitian ini adalah 115

dikarenakan untuk mengurangi resiko apabila data yang diberikan oleh

responden kurang lengkap sehingga masih mencukupi jumlah minimal

sampel tersebut.

3.4. Teknik Pengumpulan Data

3.4.1. J enis Data

A. Data Primer

Data primer yaitu data yang diperoleh dari tangan pertama oleh

peneliti yang berkaitan dengan variabel minat untuk tujuan spesifik studi.

Data primer dapat diperoleh dari responden individu, kelompok fokus dan

panel yang secara khusus ditentukan peneliti.

(57)

Data sekunder yaitu data yang diperoleh atau dikumpulkan dari

sumber yang telah ada misalnya catatan atau dokumentasi perusahaan,

publikasi, analisis industri oleh media situs Web, Internet dan sebagainya.

3.4.2. Pengumpulan Data

Pengumpulan data dalam skripsi ini dilakukan dengan menggunakan

beberapa cara berikut ini :

a. Wawancara

yaitu mengumpulkan data atau bahan-bahan keterangan dilakukan

dengan melakukan tanya jawab secara langsung dengan konsumen.

b. Dokumentasi

yaitu pengumpulan data dilakukan dengan cara menggali dari

majalah-majalah, dokumen-dokumen yang ada hubungannya dengan motor

Honda Vario.

c. Kuisioner

yaitu pengumpulan data dilakukan dengan cara menyebarkan daftar

pertanyaan kepada konsumen untuk diisi agar memperoleh jawaban

langsung dari konsumen.

3.5. Tek nik Analisis Dan Pengujian Hipotesis

(58)

43

Model yang digunakan untuk menganalisis data dalam penelitian

ini adalah Struciural Equation Model [SEM]. Model pengukuran isi pesan,

format pesan, struktur pesan dan minat beli mengunakan Confirmatory

Factor Analysis. Penaksiran pengaruh masing masing variabel bebas

terhadap variabel terikatnya menggunakan koefisien jalur.

Langkah-langkah dalam analisis SEM model pengukuran dengan contoh isi pesan

dilakukan sebagai berikut :

X1.1 = 1λ Isi pesan + er_1

X1.2 = 2λ Isi pesan + er_2

X1.3 = 3λ Isi pesan + er_3

X1.4 = 4λ Isi pesan + er_4

Bila persamaan dinyatakan dalam sebuah pengukuran model untuk

diuji undimensionalitasnya melalui Confirmatory Factor Analisis. maka

model pengukuran dengan contoh Isi Pesan akan nampak sebagai berikut:

Gambar 3.1 : Contoh Model Pengukuran Isi Pesan

Isi pesan X1

Y1.4.

Y1.2.

Er_1

(59)

Keterangan:

X1.1 = Kemudahan iklan untuk dipahami

X1.2 = Kemampuan untuk memberikan reaksi

X1.3 = Intensitas pesan dan

X1.4 = Besarnya manfaat pesan

Er_j = error term Xj

Demikian juga faktor lain seperti format pesan, struktur pesan dan minat beli.

3.6. Asumsi Model

a. Uji Normalitas dan Linearitas

Sebaran data harus dianalisis untuk melihat apakah asumsi

normalitas dipenuhi sehingga data dapat diolah lebih lanjut untuk

permodelan SEM ini. Normalitas dapat diuji dengan melihat gambar

histogram data dapat diuji dengan metode-metode statistik. Uji normalitas

ini perlu dilakukan baik untuk normalitas terhadap data tunggal maupun

normalitas multivariant dimana beberapa variabel digunakan sekaligus

dalam analisis akhir uji linearitas dapat dilakukan dengan mengamati

scatterplots dari data yaitu dengan memilih pasangan data dan dilihat pola

Gambar

Tabel 1.1Merek-Merek Puncak (Top  Brand) Kategori
Gambar 2.1 : Elemen-Elemen dalam Proses Komunikasi
Gambar 3.1 : Contoh Model Pengukuran Isi Pesan
Tabel 3.1. Tabel Goodness of Fit Indices
+7

Referensi

Dokumen terkait

DIVERSIFIKASI PRODUK OLAHAN UDANG REBON PADA KELOMPOK WANITA NELAYAN1. Sri Mardiyati

8 Kemampuan berkomunikasi dengan relasi kerja 9 Kemampuan berdasarkan keahlian bidang Akuntansi 10 Kemampuan di Bidang Komputer ( IT ). Nilai Total

Unsur hara P yang tinggi pada media tanam dan ditambah dengan pemberian pupuk organik cair wokozim berpengaruh nyata terhadap berat gabah pada padi ratun karena

repulsive so that Jonas is forced to search for a new set of satisfiers that is higher in level. The memories he

Digital Repository Universitas Jember Digital Repository Universitas Jember... Digital Repository Universitas Jember Digital Repository

Dalam Pasal 21 Undang-undang Nomor 20 Tahun 1982 ditetapkan bahwa anggota Angkatan Bersenjata Republik Indonesia diperoleh, baik secara sukarela maupun secara wajib dari

PERTUNJUKAN SENI GENGGONG SUMEDANG PADA ACARA FESTIVAL CUT NYAK DHIEN DI KABUPATEN SUMEDANG.. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

[r]