• Tidak ada hasil yang ditemukan

KEPUASAN REMAJA SURABAYA MENONTON ACARA INDONESIA MENCARI BAKAT DI TRANS TV.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "KEPUASAN REMAJA SURABAYA MENONTON ACARA INDONESIA MENCARI BAKAT DI TRANS TV."

Copied!
152
0
0

Teks penuh

(1)

SKRIPSI

Oleh :

NI MADE DWIANI ADELIA NPM. 0943010105

PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”

(2)

Nama Mahasiswa : Ni Made Dwiani Adelia

NPM : 0943010105

Program Studi : Ilmu Komunikasi

Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Menyetujui,

PEMBIMBING TIM PENGUJ I

Dr s.Kusnarto, M.Si Drs.Kusnarto, M.Si

NIP.195808011984021001 NIP. 195808011984021001

Ir. H. Didiek Tranggono, M.Si NIP. 19581225 199001 1001

Drs. Saifuddin Zuhr i, M.Si NPT.3 7006 94 0035 1

Mengetahui, Ketua Program Studi

(3)

NPM : 0943010105 Pr ogram Studi : Ilmu Komunikasi

Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Telah Disetujui Untuk Mengikuti Seminar Pr oposal Menyetujui,

Pembimbing Uta ma

Dr s. Kusnar to, M. Si

195808011984021001

Mengetahui Ketua Pr ogra m Studi

(4)

Oleh :

NI MADE DWIANI ADELIA NPM. 0943010105

Telah dipertahankan dihadapan dan diterima oleh Tim Penguji Skr ipsi J ur usan Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Univer sitas Pembangunan Nasional “Veteran” J awa Timur

Pada tanggal 18 J uli 2013

Pembimbing Utama

Dr s. Kusnarto,M.Si

NIP. 195808011984021001

Tim Penguji : 1. Ketua

J uwito, S.Sos, M.Si NPT. 367049500361 2. Sekretaris

Dr s. Kusnarto, M.Si NIP. 195808011984021001 3. Anggota

Dra. Herlina Suksmawati, M.Si NIP. 196412251993092001

Mengetahui, DEKAN

(5)

rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan proposal skripsi yang berjudul “Kepuasan Masyarakat Sur abaya Menonton Acara Indonesia Mencari Bakat di Trans TV “ dapat tersusun dan terselesaikan sebagai wujud pertanggung jawaban oleh setiap mahasiswa/mahasiswi FISIP Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur

Dalam proses penyelesaian Proposal ini, tidak lupa juga mengucapkan banyak terima kasih kepada pihak – pihak berikut ini :

1. Prof. DR. Ir. Teguh Soedarto, MP, selaku Rektor UPN “Veteran” Jawa Timur 2. Dra. Hj. Suparwati, MSi sebagai Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

(FISIP) UPN “Veteran” Jawa Timur.

3. Juwito, S.sos, MSi sebagai Ketua Program Studi Ilmu Komunikasi FISIP UPN “Veteran” Jawa Timur.

4. Drs. Saifuddin Zuhri, MSi sebagai Sekretaris Program Studi Ilmu Komunikasi FISIP UPN “Veteran” Jawa Timur .

5. Drs. Kusnarto, MSi selaku Dosen Pembimbing Skripsi Penulis. Terima kasih atas segala arahan, koreksi yang bapak berikan kepada penulis, terkait penyusunan proposal ini.

(6)

8. Kedua saudara kandungku, Luh Dita Saufika dan Ni Nyoman Dinda Nirmala Dewi.

9. Tim Rumpik Rangers, Mutiara Ardhiyanti Pradhana, Verawati Persiana Dewi, Wiyanti Putri serta Desy Ary Pertiwi yang siap memberikan saran, pendapat dan kritikan dalam proposal ini. Makasih banget buat kalian. Semoga kita bisa menjadi seseorang yang optimis untuk sukses dan selalu bahagia.

10.Erdian Firmansyah yang selalu sabar memberikan saran dan kritikan bersifat membangun di setiap situasi dan kondisi ketika penulis merasa bingung dengan semua kegiatan yang dilakukan. Terima kasih banyak.

11.Serta teman-teman yang tidak dapat disebutkan satu per satu, terima kasih sudah memberikan banyak motivasi dan masukan kepada penulis.

Akhir kata, penulis menyadari bahwa proposal ini jauh dari sempurna. Oleh karena itu, Segala saran dan kritik yang bersifat membangun sangat penulis harapkan demi kebaikan proposal ini. Besar harapan penulis, semoga proposal ini dapat memberikan manfaat sekaligus menambah pengetahuan bagi berbagai pihak. Amin.

Surabaya, 13 Mei 2013

(7)

LEMBAR PERSETUJUAN

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR GAMBAR ... ix

DAFTAR LAMPIRAN ... x

DAFTAR TABEL ... xi

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1. Latar Belakang Masalah ... 1

1.2. Perumusan Masalah ... 9

1.3. Tujuan Penelitian ... 10

1.4 Kegunaan Penelitian ... 11

BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 12

2.1. Penelitian Terdahulu ... 12

2.2. Landasan Teori ... 15

2.2.1 Komunikasi Massa ... 15

2.2.2 Televisi sebagai Media Komunikasi Massa ... 17

2.2.3 Siaran Televisi di Indonesia ... 19

2.2.4 Teori Uses and Gratification ... 20

2.2.5 Pengertian dan Pemahaman Motif ... 26

2.2.6 Kepuasan Khalayak ... 29

(8)

BAB III METODE PENELITIAN ... 38

3.1. Pendekatan Penelitian ... 38

3.2. Definisi Operasional dan Pengukuran Tabel ... 38

3.2.1 Tingkat Kepuasan Pemirsa ... 38

3.3. Populasi, Sampel, dan Teknik Penarikan Sampel ... 48

3.3.1 Populasi dan Sampel. ... 48

3.3.2 Teknik Penarikan Sampel. ... 49

3.4 Teknik Pengumpulan Data ... 53

3.5. Metode Analisis Data ... 54

DAFTAR PUSTAKA ... 57

(9)
(10)
(11)
(12)

DAFTAR ISI ... 2.2.2 Televisi Sebagai Media Komunikasi Massa ... 2.2.3 Siaran Televisi di Indonesia ... 2.2.4 Teori Uses and Gratification ... 2.2.5 Pengertian dan Pemahaman Motif ... 2.2.6 Kepuasan Khalayak ... 2.2.7 Acara Indonesia Mencari Bakat ... 2.2.8 Remaja ... 2.3 Kerangka Berpikir ... 2.4 Hipotesis ... BAB III METODE PENELITIAN ... 3.1 Pendekatan Penelitian ... 3.2 Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel ... 3.2.1 Tingkat Kepuasan Pemirsa ... 3.3 Populasi, Sampel dan Teknik Penarikan Sampel ... 3.3.1 Populasi dan Sampel ... 3.3.2 Teknok Penarikan Sampel ... 3.4 Teknik Pengumpulan Data ... 3.5 Metode Analisis Data ... BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 4.1 Gambaran Umum Objek Penelitian ...

4.1.1 Gambaran Umum Data Responden di Kota

Surabaya ... 4.1.2 Sejarah Singkat Trans TV ...

(13)

4.2.1.3Tingkat Pendidikan ... 4.2.1.4Pekerjaan ... 4.2.2 Penggunaan Media ... 4.2.3 Kepuasan yang Diinginkan (Gratification Sought)

Ketika Menonton Acara Indonesia Mencari Bakat di Trans TV ... 4.2.3.1Kepuasan yang Diinginkan (GS) Pada Motif

Informasi Ketika Menonton Acara

Indonesia Mencari Bakat di Trans TV ... 4.2.3.2Kepuasan yang Diinginkan Pada Motif

Identitas Pribadi Ketika Menonton Acara Indonesia Mencari Bakat di Trans TV ... 4.2.3.3Kepuasan yang Diinginkan Pada Motif

Integrasi dan Interaksi Sosial Ketika Menonton Acara Indonesia Mencari Bakat di Trans TV ... 4.2.3.4Kepuasan yang Diinginkan Pada Motif

Hiburan Ketika Menonton Acara Indonesia Mencari Bakat di Trans TV ... 4.2.4 Kepuasan yang Diperoleh (Gratification Obtained)

Setelah Menonton Acara Indonesia Mencari Bakat di Trans TV ... 4.2.4.1Kepuasan yang Diperoleh Pada Motif

Informasi Setelah Menonton Acara

Indonesia Mencari Bakat di Trans TV ... 4.2.4.2Kepuasan yang Diperoleh Pada Motif

Identitas Pribadi Setelah Menonton Acara Indonesia Mencari Bakat di Trans TV ... 4.2.4.3Kepuasan yang Diperoleh Pada Motif

Integrasi dan Interaksi Setelah Menonton Acara Indonesia Mencari Bakat di Trans TV 4.2.4.4Kepuasan yang Diperoleh Pada Motif

(14)

4.1 Jenis Kelamin Responden ... 4.2 Usia Responden ... 4.3 Tingkat Pendidikan Responden ... 4.4 Pekerjaan Responden ... 4.5 Menyaksikan Acara Indonesia Mencari Bakat di Trans TV ... 4.6 Durasi Menonton Acara Indonesia Mencari Bakat di Trans TV ... 4.7 Motif Informasi Pertanyaan No. 1 ... 4.8 Motif Informasi Pertanyaan No. 2 ... 4.9 Motif Informasi Pertanyaan No. 3 ... 4.10Motif Informasi Pertanyaan No. 4 ... 4.11Motif Informasi Pertanyaan No. 5 ... 4.12Kepuasan yang Diinginkan dari Motif Informasi ... 4.13Motif Identitas Pribadi No. 1 ... 4.14Motif Identitas Pribadi No. 2 ... 4.15Motif Identitas Pribadi No. 3 ... 4.16Motif Identitas Pribadi No. 4 ... 4.17Motif Identitas Pribadi No. 5 ... 4.18Kepuasan yang Diinginkan dari Motif Identitas Pribadi ... 4.19Motif Integrasi dan Interaksi Sosial No. 1 ... 4.20Motif Integrasi dan Interaksi Sosial No. 2 ... 4.21Motif Integrasi dan Interaksi Sosial No. 3 ... 4.22Motif Integrasi dan Interaksi Sosial No. 4 ... 4.23Motif Integrasi dan Interaksi Sosial No. 5 ... 4.24Kepuasan yang Diinginkan dari Motif Integrasi dan Interaksi

Sosial ... 4.30Kepuasan yang Diinginkan dari Motif Hiburan ... 4.31Motif Informasi No 1. ... 4.32Motif Informasi No 2. ... 4.33Motif Informasi No 3. ... 4.34Motif Informasi No 4. ... 4.35Motif Informasi No 5. ... 4.36Kepuasan yang Diperoleh pada Motif Informasi ... 4.37Motif Identitras Pribadi No. 1 ... 4.38Motif Identitras Pribadi No. 2 ... 4.39Motif Identitras Pribadi No. 3 ... 4.40Motif Identitras Pribadi No. 4 ...

(15)

4.46Motif Integrasi dan Interaksi Sosial No. 4 ... 4.47Motif Integrasi dan Interaksi Sosial No. 5 ... 4.48Kepuasan yang Diperoleh pada Motif Integrasi dan Interaksi

Sosial ... 4.49Motif Hiburan No. 1 ... 4.50Motif Hiburan No. 2 ... 4.51Motif Hiburan No. 3 ... 4.52Motif Hiburan No. 4 ... 4.53Motif Hiburan No. 5 ... 4.54Kepuasan yang Diperoleh pada Motif Hiburan ...

(16)
(17)

BAKAT DI TRANS TV

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kepuasan remaja Surabaya menonton acara Indonesia Mencari Bakat Di Trans Tv. Acara Indonesia Mencari Bakat merupakan acara pencarian bakat yang menampilkan beraneka ragam bakat anak bangsa dan ditayangkan sejak periode pertama hingga ketiga.

Program acara ini belum pernah ada sebelumnya dan sangat unik serta populasi dalam penelitian ini adalah remaja di surabaya dengan usia 12-25 tahun. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif kuantitatif dan teknik sampling yang digunakan adalah multi stage random sampling. Dalam penelitian ini menggunakan teori uses & gratification serta teori nilai harapan.

Kepuasan yang dimaksud dalam penelitian ini didasari oleh 4 motif individu antara lain motif informasi, identitas pribadi, integritas dan interaksi sosial serta hiburan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa remaja Surabaya puas dengan acara Indonesia Mencari Bakat di Trans Tv. Mereka mendapatkan tayangan yang dapat memenuhi kebutuhannya secara informasi,integrasi dan interaksi sosial serta hiburan terkait aneka budaya bangsa Indonesia yang ditampilkan melalui ragam bakat dari finalis serta dikemas dalam konsep acara yang menarik.

Kata Kunci : Kepuasan, Remaja, Menonton, Acara Indonesia Mencari Bakat, Trans TV. ABSTRACT

TEENAGERS SATISFACTION ACTION IN SURABAYA OBSERVES “INDONESIA MENCARI BAKAT” PROGRAM AT TRANS TV

The aims of this research is to find out the teenagers satisfaction action in Surabaya observes “Indonesia Mencari Bakat” program at trans tv. Indonesia Mencari Bakat program is one of the program which presents many kind of talents from Indonesians and has been presented since the first periode until the third periode.

This program has not been there before and are very unique, the population in this study were young at the age of 12-25 years Surabaya. The method of this research used is quantitative descriptive and sampling technique used is random sampling of multi stage. In this study using the uses and gratification theory and the theory of expected value.

(18)

1

PENDAHULUAN 1.1Lata r Belakang Masalah

Informasi adalah kebutuhan yang tidak bisa dihindari dan selalu meningkat dari waktu ke waktu, media massa juga selalu berlomba untuk

memberikan informasi yang aktual, akurat dan selengkap mungkin. Dapat disimpulkan bahwa media massa menyajikan yang terbaik untuk kebutuhan informasi khalayak sehingga masyarakat secara umum mendapat informasi yang

berasal dari media massa.

Kebutuhan informasi bagi masyarakat atau khalayak adalah penting untuk mendapatkan perkembangan dan pembangunan di berbagai bidang, informasi bisa didapatkan dari media massa baik cetak maupun elektronik. Media massa menjadi

sumber informasi yang dominan di masyarakat baik secara individu maupun kelompok untuk mengetahui realitas sosial, politik, ekonomi, pertahanan, keamanan maupun kebudayaan.

Kehadiran media massa adalah salah satu gejala yang menandai kehidupan

masyarakat modern. Memasuki penghujung tahun 1990, masyarakat seolah-olah diserbu disetiap penjuru oleh berita, hiburan dan informasi yang mengatur begitu saja dari berbagai media massa yang ada. Mulai dari cetak seperti surat kabar,

majalah, buku hingga media elektronik seperti televisi, radio, film bahkan internet.

Menurut Effendy (2003:54) media massa terdiri dari dua macam yaitu

(19)

kebudayaan dalam bentuk seni, simbol, tata cara, mode, gaya hidup dan

norma-norma. Munculnya televisi membawa berbagai kandungan informasi pesan-pesan dalam waktu yang cepat dan dapat tersebar keseluruh pelosok dunia. Televisi sebagai sarana komunikasi sangat dipengaruhi untuk memenuhi kebutuhan

khalayak terkait informasi dan hiburan.

Dari beberapa media massa yang ada, salah satu media yang dibutuhkan masyarakat adalah media televisi. Televisi hanyalah salah satu komponen media

massa yang mempunyai banyak kelebihan karena televisi memiliki sifat auditif (merangsang indera pendengaran) dan sekaligus bersifat visual (merangsang indera penglihatan). Serta kelebihan lainnya yaitu media ini mampu menampilkan gambar-gambar bergerak dari suatu realita.

Ditinjau dari sifat dasar manusia yang tak pernah puas dengan apa yang telah diperolehnya, membuat manusia itu selalu berupaya untuk memenuhi kebutuhannya agar memperoleh kepuasan yang diinginkan. Jika kepuasan manusia sudah terpenuhi maka kebutuhannya sudah terpenuhi, kebutuhan

manusia ada dua yaitu kebutuhan jasmani dan rohani. Kebutuhan jasmani adalah makan, minum, pangan, papan, sandang dan lain-lain sedangkan kebutuhan rohani adalah kebutuhan manusia yang tidak dapat diuangkan seperti berdoa

kepada Tuhan Yang Maha Esa, menikmati hiburan dan lain-lain.

Tiap manusia memiliki kebutuhan berbeda, bergantung dari diri manusia itu sendiri dalam mencapai kebutuhan untuk memenuhi kepuasan yang ingin

(20)

rumah, seseorang bisa menonton televisi, video, dan lainnya, sedangkan jika

menonton di luar rumah, seseorang bisa menonton bioskop.

Dari beberapa media massa yang ada, salah satu media yang dibutuhkan masyarakat adalah televisi. Televisi hanyalah salah satu komponen media massa

seperti halnya surat kabar, radio, film dan majalah. Namun, jika dibandingkan dengan media lain media televisi memiliki banyak kelebihan karena bersifat auditif (merangsang indera pendengaran) dan sekaligus bersifat visual

(merangsang indera penglihatan). Kelebihan lainnya media ini adalah mampu menampilkan gambar-gambar bergerak dari suatu realitas.

Televisi merupakan salah satu media yang paling kuat dalam memengaruhi penonton secara psikologi karena televisi merupakan salah satu

media massa yang memiliki sifat spesifik yaitu audio visual. Unsur kata-kata, gambar bergerak, musik dan sound effect mampu membentuk kesan mendalam pada penonton. (Effendy, 2003:176)

Beragam acara disajikan oleh pengelola televisi untuk memenuhi

kebutuhan informasi dan hiburan sehingga membuat masyarakat dapat memilih sesuai acara yang diinginkan di suatu stasiun televisi. Seperti acara berita, reality show, ajang pencarian bakat, sinetron, talk show, infotainment hingga siaran

musik hal itu dilakukan untuk dapat memenuhi kebutuhan akan informasi dan hiburan.

Ajang pencarian bakat merupakan suatu acara yang dapat memberikan

(21)

(TRANS TV). Trans TV merupakan perusahaan yang dimiliki oleh TRANS

CORPORATION yang juga pemilik TRANS 7. Perusahaan televisi ini memperoleh ijin siaran pada bulan Oktober 1998 setelah dinyatakan lulus dari ujian kelayakan yang dilakukan tim antar departemen pemerintah. Maka sejak

tanggal 15 Desember 2001, TRANS TV memulai siaran secara resmi. (http://www.transtv.co.id/aboutus).

Indonesia Mencari Bakat adalah ajang pencarian bakat anak-anak bangsa

yang dikemas dalam sebuah program bergenre talent show. Trans TV merupakan sebuah stasiun televisi yang tergabung dalam Trans Corp (Trans TV, Trans 7, dan Trans Studio), ini menjadi sebuah jaminan bahwa bakat-bakat yang ditemukan di Indonesia Mencari Bakat akan tersalurkan dengan sempurna. Pemirsa juga akan

dilibatkan untuk menentukan bakat terbaik melalui polling sms. Sponsor utama dalam acara ini ialah Supermi (musim 1-2) dan Zee (musim 3). Pada tanggal 25 Maret 2011, Indonesia Mencari Bakat dinobatkan menjadi acara pencarian bakat terfavorit pada malam penganugerahan Panasonic Gobel Awards 2011. Indonesia

Mencari Bakat terpilih sebagai program pencarian bakat terfavorit Panasonic Gobel Awards 2011 dan Ananda Omesh juga dinobatkan menjadi presenter pencarian bakat terbaik dalam penghargaan tersebut. http://id.wikipedia.org/wiki/

Indonesia_Mencari_Bakat.

Indonesia Mencari Bakat bukan sekedar Program Talent Show yang berorientasi pada rating dan share atau hanya mengejar angka penjualan iklan

(22)

mendobrak pesimisme bangsa ini. Menunjukan pada segenap bola mata yang

menyaksikan, bahwa Indonesia masih mampu, dan bahkan akan terus mampu berkarya, siapapun, golongan manapun, dan pada usia berapapun, adalah para pelaku seni yang luar biasa. Bahwa bangsa ini, adalah bangsa yang tidak akan

berhenti menciptakan mahakarya. http://www1.transtv.co.id/ frontend/review/ index/346/indonesia_mencari_bakat_3.

Program acara ini belum pernah ada sebelumnya dan sangat unik karena

menampilkan beraneka ragam bakat anak bangsa dari berbagai kalangan yang harus mengikuti babak audisi terlebih dulu sebelum memasuki masa karantina di Jakarta. Audisi dilakukan di 7 kota besar di Indonesia seperti Medan, Jakarta, Bandung, Yogyakarta, Surabaya, Bali dan Makassar. http://www.mytrans.com/

video/2012/06/22/50/73/229/5247/indonesia-mencari-bakat-gelar-audisi-di-7-kota-.

Berdasarkan uraian diatas maka peneliti tertarik untuk meneliti tentang kepuasan masyarakat Surabaya menonton acara Indonesia Mencari Bakat di Trans

Tv. Alasan dipilihnya acara Indonesia Mencari Bakat Trans Tv karena Program ini, seperti yang dikutip dari situs resmi Trans TV di http://www1.transtv.co.id/ frontend/review/index/346/indonesia_mencari_bakat_3.

(23)

dan unik karena menampilkan beraneka ragam bakat. Misalnya pada Indonesia

mencari bakat pertama (IMB1), finalis dari Surabaya yaitu Brandon yang masih duduk dibangku sekolah dasar menampilkan bakat modern dance, finalis asal Surabaya yang juga pemenang dari IMB1, Klantink menampilkan bakat bermusik

secara grup sedangkan finalis asal Medan, Putri Ayu yang juga sebagai runner up menampilkan bakat di bidang tarik suara. Sedangkan dalam Indonesia mencari bakat kedua (IMB2) ada finalis cilik asal Yogyakarta yaitu Umar Adi Ali yang

menampilkan bakat sulap dan dimenangkan oleh Uma Tobing finalis asal Medan yang menampilkan bakat tarik suara.

Bahkan dalam Indonesia mencari bakat ketiga kali ini, seorang finalis asal Bandung menampilkan bakat dalam melukis pasir yaitu Vina Candrawati, begitu

juga dengan Sandrina Mazaya Azzahra atau yang biasa disapa Sandri merupakan salah satu finalis Indonesia Mencari Bakat (IMB) season 3. Sandri adalah anak gadis yang masih berusia 11 tahun namun kemampuannya dalam membawakan tari-tarian tradisional sering mendapatkan pujian dari parajuri IMB3. Begitu juga

ada Josua Pangaribuan. Penyanyi berusia 13 tahun asal Medan ini dilahirkan ditengah keluarga yang suka bernyanyi. Ayah dan ibunya merupakan penyanyi gereja. Selain itu Josua juga memiliki bakat bermain keyboard. Josua hanya

(24)

Dafta r Rating Acar a IMB

Sumber : http://id.wikipedia.org/wiki/Indonesia_Mencari_Bakat_3

Dipilihnya remaja Surabaya sebagai populasi dalam penelitian ini karena

Surabaya merupakan kota dengan peringkat kedua setelah Jakarta untuk rating acara saat Audisi Indonesia Mencari Bakat 3, selain itu perwakilan dari kota Surabaya pernah menjadi juara pertama saat Indonesia Mencari bakat 1 yaitu grup

Klantink yang pada saat itu menunjukkan bakat sebagai grup pemain musik. Tabel 1.2

Daftar pemena ng IMB per iode 1,2, dan 3

Gener asi Pemenang

Pertama, 2010 Klantink, Grup Musik Kedua, 2010-2011 Uma Tobing, Penyanyi

Ketiga, 2012-2013 Sandrina Mazaya, Penari

Sumber : http://id.wikipedia.org/wiki/Indonesia_Mencari_Bakat Daftar episode

Episode Babak Tanggal Tayang Rating Shar e Rank

1 Audisi Bandung 15-Sep-12 1.6 14.4 37

2 Audisi Medan 16-Sep-12 1.1 9.8 91

3 Audisi Jakarta 22-Sep-12 2.2 19.1 21

4 Audisi Surabaya 23-Sep-12 1.9 17 32

5 Audisi Bali & Makassar 29-Sep-12 1.3 11.6 68

6 Audisi Yogyakarta 30-Sep-12 1.5 13.5 50

7 Audisi Final 1 6-Okt-12 1.6 12.7 51

(25)

dalam adalah R-BO yaitu Remaja-Bimbingan Orang Tua. Mendefinisikan remaja

untuk masyarakat Indonesia sama sulitnya dengan menetapkan definisi remaja secara umum. Masalahnya adalah karena Indonesia terdiri dari berbagai macam suku, adat dan tingkatan sosial-ekonomi maupun pendidikan (Sarwono, 2004:14).

Peneliti mengambil populasi pemirsa usia 12-25 tahun di wilayah Surabaya karena menurut G.S Hall (1844-1924) yaitu seorang Psikologi Amerika Serikat yang oleh beberapa buku teks disebut bapak Psikologi Remaja, masa

remaja (adolescence) yang merupakan masa topan-badai (strum und drang) yaitu usia 12-25 tahun mencerminkan kebudayaan modern yang penuh gejolak akibat pertentangan nilai-nilai. (Sarwono, 2004:24)

Kepuasan yang dimaksud dalam hal ini adalah motif atau alasan yang

diperoleh pemirsa setelah menonton acara Indonesia mencari bakat pada suatu media yang digunakan untuk proses pemenuhan kebutuhan akan informasi atau berita yang dianggap sesuai demi memenuhi kebutuhannya tersebut.

Menurut Mc Quail (1994:72) motif individu sendiri terdiri dari : 1.

Informasi, 2. Identitas Pribadi, 3. Integrasi dan interaksi sosial, 4. Hiburan.

Dari keempat motif diatas, masing-masing motif terdapat permasalahan yang terjadi. Pada motif informasi yaitu individu memuaskan rasa ingin tahu dan

minat umum, dalam hal ini masyarakat Surabaya dalam menonton Indonesia Mencari Bakat (IMB) sedangkan dalam motif identitas pribadi yaitu mengidentifikasikan diri dengan nilai-nilai lain (dalam media) dan individu

(26)

kesuksesan dalam berkarier/berkerja, keluarga, yang bisa dijadikan pedoman

hidup atau bahan instropeksi diri bagi individu, Jika dalam motif integrasi dan interaksi sosial individu menemukan bahan percakapan dan interaksi sosial begitu juga dalam motif hiburan individu melepaskan diri atau terpisah dari

permasalahan,mengisi waktu dan bersantai.

Dari beberapa kebutuhan tersebut muncul teori uses & gratification, teori ini menunjukkan bahwa yang menjadi permasalahan utama bukanlah bagaimana

media mengubah sikap dan perilaku khalayak, tetapi bagaimana media memenuhi kebutuhan pribadi dan sosial khalayak yang sengaja menggunakan media untuk mencapai tujuan khusus. Serta teori nilai harapan yang menunjukkan bahwa media menawarkan imbalan yang diharapkan oleh anggota khalayak dan dalam

model teori nilai harapan, model ini membedakan antara pengharapan kepuasan yang dicari (Gratification Sought) serta kepuasan yang didapat (Gratification

Obtained). Sehingga ketika kepuasan yang didapat (Gratification Obtained) lebih

tinggi daripada kepuasan yang dicari (Gratification Sought) maka hal itu akan

berhadapan dengan situasi kepuasan khalayak yang tinggi. (McQuail, 2011:178) 1.2Per umusa n Ma salah

Berdasarkan uraian dalam latar belakang masalah yang telah diuraikan

maka perumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

(27)

dapat diasumsikan apakah penonton terpuaskan atau tidak.

2. Adakah kepuasan yang diharapkan (Gratification Sought) dari motif identitas pribadi pada penonton di wilayah Surabaya ketika menonton acara Indonesia Mencari Bakat dengan kepuasan yang diperoleh (Gratification Obtained)

sehingga dapat diasumsikan apakah penonton tersebut terpuaskan atau tidak pada motif ini.

3. Adakah kepuasan yang diharapkan (Gratification Sought) dari motif integrasi

dan interaksi sosial pada penonton di wilayah Surabaya ketika menonton acara Indonesia Mencari Bakat dengan kepuasan yang diperoleh (Gratification Obtained) setelah menonton acara tersebut sehingga dapat diasumsikan apakah penonton terpuaskan atau tidak pada motif ini.

4. Adakah kepuasan yang diharapkan (Gratification Sought) dari motif hiburan pada penonton di wilayah Surabaya ketika menonton acara Indonesia Mencari Bakat dengan kepuasan yang diperoleh (Gratification Obtained) setelah menonton acara Indonesia Mencari Bakat.

1.3Tujuan Penelitian

Dari perumusan masalah yang telah diuraikan diatas, maka tujuan penelitian ini adalah untuk :

(28)

menonton acara tersebut.

2. Mengetahui apakah ada kepuasan pada motif indentitas pribadi, berdasarkan perhitungan antara kepuasan yang diharapkan (Gratification Sought) pada penonton di wilayah Surabaya ketika menonton acara Indonesia Mencari

Bakat dengan kepuasan yang yang diperoleh (Gratification Obtained).

3. Mengetahui apakah ada kepuasan pada motif integrasi dan interaksi sosial, berdasarkan perhitungan antara kepuasan yang diharapkan (Gratification

Sought) pada penonton di wilayah Surabaya ketika menonton acara Indonesia

Mencari Bakat dengan kepuasan yang yang diperoleh (Gratification

Obtained) setelah menonton acara tersebut.

4. Mengetahui apakah ada kepuasan pada motif hiburan, berdasarkan

perhitungan antara kepuasan yang diharapkan (Gratification Sought) pada penonton di wilayah Surabaya ketika menonton acara Indonesia Mencari Bakat dengan kepuasan yang yang diperoleh (Gratification Obtained).

1.4Kegunaan Penelitian 1. Kegunaan Teoritis

Hasil penelitian ini juga diharapkan dapat menjadi bahan referensi bagi para penelitian di bidang komunikasi untuk mengembangkan teori-teori dan

metodologi yang berkaitan erat dengan kepuasan dari media massa khususnya acara televisi dengan mengaplikasikan teori uses & gratifications serta teori

(29)

Sebagai bahan masukan bagi pihak Trans Tv terhadap acara Indonesia

(30)

Berdasarkan penelitian terdahulu maka dalam penelitian kali ini akan disampaikan beberapa pokok kajian yang sama antara lain :

1. Penelitian yang berjudul Kepuasan Masyarakat Terhadap Terjemahan Teks dan Sulih Suara Bahasa Indonesia Pada Tayangan Film Asing di Indonesia diteliti oleh Ropingan (2012), jurusan Ilmu Komunikasi. Penelitian ini adalah mengukur bagaimana kepuasan masyarakat terhadap terjemahan teks dan terjemahan sulih suara bahasa Indonesia pada film-film asing di tayangan televisi. Dari hasil beberapa survey membuktikan bahwa mulai dari kalangan masyarakat kebawah sampai keatas tetap memilih dan memiliki televisi sebagai sarana hiburan. Melalui tontonan tayangan film asing, masyarakat bisa memahami dan lebih mengerti bahasa asing yang telah dialihkan terjemahkan menjadi bahasa Indonesia.

Landasan teori pada penelitian ini menggunakan teori Uses and Gratifications yang menjelaskan mengenai kapan dan bagaimana audience

(31)

Hasil penelitian menunjukkan bahwa masyarakat Jawa Timur lebih cenderung memilih terjemahan terjemahan teks bahasa Indonesia dalam film-film asing. Mereka menunjukkan tingkat kepuasan dan persetujuan yang lebih tinggi dalam menonton film dengan menggunakan terjemahan teks dibanding dengan menggunakan terjemahan sulih suara.

2. Penelitian kedua dilakukan oleh L.Juni Andi Prasetiya (2012), program studi Ilmu Komunikasi FISIP Universitas Atma Jaya Yogyakarta, penelitian yang berjudul “Kompetisi Surat Kabar Lokal Berdasarkan Tingkat Kepuasan Biro Iklan Pada Layanan Jasa Media Surat Kabar”. Penelitian ini adalah bisnis surat kabar telah memunculkan kompetisi yang memperebutkan sumber penunjang hidup industri media, yakni modal isi media dan jenis audience. Penelitian ini menjelaskan kompetisi tersebut berdasarkan kepuasan pengiklan sebagai tolak ukur efektivitas media. Semakin tinggi tingkat kesamaan penunjang hidup suatu media, semakin tinggi tingkat kesamaan penunjang hidup suatu media, semakin tinggi pula tingkat persaingannya dalam memperebutkan sumber penunjang hidupnya (meliputi struktur permodalan dan pemasukan iklan).

Landasan teori yang digunakan adalah teori Uses And Gratifications yang berarti khalayak menggunakan media massa

(32)

Obyek penelitian ini adalah surat kabar lokal yang mempunyai daerah sebaran di DIY, yaitu Kedaulatan Rakyat, Radar Jogja, Bernas Jogja, dan Harian Jogja. Berdasarkan hasil uji mean dimana skor mean Gratifications Sought dan Gratifications Obtained diperoleh bahwa biro

iklan belum merasakan kepuasan terhadap layanan jasa surat kabar lokal. Berdasarkan uraian diatas, maka penelitian sekarang yang dilakukan memiliki perbedaan dan persamaan dengan penelitian terdahulu. Perbedaan pada penelitian terdahulu dengan yang sekarang terletak pada variabel dan populasi pada penelitian yang digunakan. Jika pada penelitian terdahulu menggunakan media film dan media surat kabar yang berkaitan dengan kepuasan masyarakat terhadap terjemahan teks dan sulih suara bahasa Indonesia pada tayangan film asing di televisi nasional dan kompetisi surat kabar lokal berdasarkan tingkat kepuasan biro iklan pada layanan jasa media surat kabar.

(33)

2.2Landasan Teori

2.2.1Komunikasi Massa

Apapun profesi atau pekerjaan seseorang, setidaknya ia pernah mendengarkan siaran radio, menonton televisi atau film di bioskop, membaca koran atau majalah. Ketika seseorang mendengar siaran radio, membaca koran atau menonton film sebenarnya ia sedang berhadapan dengan atau tertepa media massa. Komunikasi massa adalah suatu pesan yang dikomunikasikan melalui media massa pada sejumlah besar orang (mass communication is messages communicated trough a mass medium to a large number of people) (Ardianto & Erdinaya, 2004:03). Dari

definisi tersebut dapat diketahui bahwa komunikasi massa harus menggunakan media massa, media komunikasi yang termasuk media massa adalah radio siaran, dan televisi keduanya dikenal sebagai media elektronik, surat kabar dan majalah disebut sebagai media cetak sedangkan film sebagai media komunikasi massa adalah film bioskop.

Definisi komunikasi massa lainnya dari Meletzke diartikan sebagai setiap bentuk komunikasi yang menyampaikan pernyataan secara terbuka melalui penyebaran teknis secara tidak langsung serta satu arah pada publik yang tersebar (Ardianto & Erdinaya, 2004:04).

(34)

dengan menggunakan media, yang dimaksudkan dengan komunikasi massa disini ialah komunikasi melalui media massa modern yang meliputi surat kabar yang mempunyai sirkulasi yang luas, siaran radio dan televisi yang ditujukan kepada umum dan film yang dipertunjukkan di gedung-gedung bioskop. Hal tersebut perlu dijelaskan karena menurut pakar Everett M. Rogers yang menyatakan bahwa selain media massa modern terdapat media massa tradisional yang meliputi teater rakyat, juru dongeng keliling, juru pantun dan lain-lain (Effendy, 2003:79).

Masih menurut Effendy dalam komunikasi massa juga terdapat karakteristik komunikasi massa, (Effendy, 2003:81-83) yaitu :

1. Komunikasi massa bersifat umum, pesan komunikasi yang disampaikan melalui media massa adalah terbuka untuk semua orang.

2. Komunikasi massa bersifat heterogen, maksudnya yaitu komunikannya adalah sejumlah orang yang disatukan oleh suatu minatyang sama mempunyai bentuk tingkah laku yang sama dan terbuka bagi pengaktifan tujuan yang sama, walau demikian orang-orang yang tersangkut tadi tidak saling mengenal, berinteraksi secara terbatas dan terorganisir.

(35)

4. Hubungan komunikator-komunikator bersifat nonpribadi, yaitu komunikan yang anonym di capai oleh orang-orang yang dikenal hanya dalam perannya yang bersifat umum sebagai komunikator.

Adapun pengertian komunikasi massa lainnya yaitu adalah proses komunikasi yang dilakukan melalui media massa dengan berbagai tujuan komunikasi dan untuk menyampaikan informasi kepada khalayak luas. (Bungin, 2007:71) namun komunikasi massa juga dapat diartikan dalam dua cara yakni pertama, komunikasi oleh media dan kedua komunikasi untuk massa. Ini tidak berarti komunikasi massa adalah komunikasi untuk setiap orang. Media tetap cenderung memilih khalayak dan demikian pula sebaliknya khalayak pun memilih-milih media (Peterson, Wensen & Rivers, 2003:18).

Pada dasarnya komunikasi massa adalah komunikasi melalui media massa (media cetak dan elektronik). Sebab, awal perkembangannya saja komunikasi massa berasal dari pengembangan kata media of mass communications (media komunikasi massa) (Nurudin,2007:04).

2.2.2Televisi sebagai Media Komunikasi Massa

(36)

Sebagaimana radio siaran, penemuan televisi telah melalui berbagai eksperimen yang dilakukan oleh para ilmuwan akhir abad 19 dengan dasar penelitian yang dilakukan oleh James Clark Maxwell dan Heinrich Hertz, serta penemuan Marconi pada tahun 1890 (Heibert, Ungrait, Bohn, pada Komala dalam Karlinah, dkk 1999).

Televisi sebagai pesawat transmisi dimulai pada tahun 1925 dengan menggunakan metode mekanikal dari Jenkins. Pada tahun 1928 General Electronic Company mulai menyelenggarakan acara siaran televisi secara regular dan pada tahun 1939 Presiden Fanklin D. Roosevelt tampil di layar televisi. Sedangkan siaran televisi komersial di Amerika dimulai pada 1 September 1940 (Ardianto & Erdinaya, 2004: 126).

Televisi merupakan media yang dapat mendominasi komunikasi massa karena sifatnya yang dapat memenuhi kebutuhan dan keinginan khalayak. Televisi mempunyai kelebihan dari media massa lainnya yaitu bersifat audio visual (didengar dan dilihat) dapat menggambarkan kenyataan dan langsung dapat menyajikan peristiwa yang sedang terjadi ke setiap rumah para pemirsa. Selain itu fungsi dari televisi sama dengan fungsi media massa lainnya seperti surat kabar dan radio siaran yaitu memberi informasi, mendidik, menghibur dan membujuk (Ardianto & Erdinaya, 2004:128).

(37)

komunikasi dengan ciri-ciri yang dimiliki komunikasi massa yaitu pesannya bersifat umum, berlangsung satu arah, komunikatornya melembaga, sasaranya menimbulkan keserempakan dan komunikannya heterogin.

Hal tersebut perlu dijelaskan, karena disamping televisi siaran terdapat juga televisi jenis lain yaitu diantaranya Closed Circuit Television (CCTV) atau jaringan televisi sekitar yang sering dioperasikan

di kampus-kampus atau tempat-tempat lain. Berbeda dengan televisi siaran yang sistem hubungannya antara pemancar dengan pesawat penerima tanpa kawat, maka pada CCTV kedua komponen jaringan tersebut dihubungkan dengan koesial yakni untuk menyalurkan pesan-pesan dari studio CCTV (Effendy,1993:21).

2.2.3Siar an Televisi di Indonesia

Kegiatan penyiaran televisi di Indonesia dimulai pada tanggal 24 Agustus 1962, bertepatan dengan dilangsungkannya pembukaan pesta olahraga se-Asia IV atau Asean Games di Senayan. Sejak itu pula Televisi Republik Indonesia yang disingkat TVRI dipergunakan sebagai panggilan stasiun (station call) sampai sekarang (Effendy, pada Komala dalam Karlinah dkk. 1999).

(38)

yang bersifat komersial. Kemudian secara berturut-turut berdiri stasiun televisi Surya Citra Televisi (SCTV), Televisi Pendidikan Indonesia (TPI) dan Andalas Televisi (ANTeve) (Ardianto & Erdinaya, 2004: 127).

2.2.4Teori Uses and Gratification

Teori uses and Gratification digambarkan Swanson sebagai “a dramatic break with effect tradition of the past”. Model ini tidak tertarik

pada apa yang dilakukan media pada diri orang, akan tetapi ia tertarik pada apa yang dilakukan orang terhadap media. Anggota khalayak dianggap secara aktif menggunakan media untuk memenuhi kebutuhannya, diri sini timbul istilah uses and gratifications penggunaan dan pemenuhan kebutuhan (Rakhmat, 2001:65).

Inti Teori Uses and Gratifications adalah khalayak pada dasarnya menggunakan media massa berdasarkan motif-motif tertentu. Media dianggap berusaha memenuhi motif khalayak, jika motif ini terpenuhi maka kebutuhan khalayak akan terpenuhi. Pada akhirnya, media yang mampu memenuhi kebutuhan khalayak disebut media yang efektif (Kriyantono, 2006:204).

Khalayak dianggap secara aktif menggunakan media untuk memenuhi kebutuhannya, juga memusatkan perhatian pada penggunaan (uses) media untuk mendapatkan kepuasan (gratifications) atas

(39)

akan dijelaskan melalui berbagai kebutuhan (needs) dan kepentingan individu (Ardianto & Erdinaya, 2004:70).

Katz, Blumer dan Gurevits (Ardianto & Erdinaya, 2004:71) menjelaskan mengenai asumsi dasar teori Uses and Gratifications, yaitu: 1. Khalayak dianggap aktif, artinya sebagai bagian dari penggunaan

media massa diasumsikan mempunyai tujuan.

2. Dalam proses komunikasi massa, inisiatif untuk mengaitkan pemuasan kebutuhan dengan pemilihan media terletak pada khalayak.

3. Media massa harus bersaing dengan sumber-sumber lain untuk memuaskan kebutuhannya. Kebutuhan yang dipenuhi oleh media hanyalah bagian dari rentangan kebutuhan manusia yang lebih luas. Bagaimana kebutuhan ini terpenuhi melalui komunikasi media amat bergantung kepada perilaku khalayak yang bersangkutan.

4. Tujuan pemilihan media massa disimpulkan dari data yang diberikan anggota khalayak. Artinya, orang dianggap cukup mengerti untuk melaporkan kepentingan dan motif pada situasi-situasi tertentu. 5. Penilaian tentang arti kultural dari media massa harus ditangguhkan

sebelum diteliti terlebih dahulu orientasi khalayak.

(40)

sumber-sumber lainnya dan menimbulkan pemenuhan kebutuhan. Katz, Gurevitch dan Haas (Effendy, 2003:294) mendefinisikan jenis kebutuhan dalam kaitannya dengan media massa adalah :

1. Coginitive needs (kebutuhan kognitif) adalah kebutuhan yang berkaitan dengan peneguhan informasi, pengetahuan dan pemahaman atas lingkungan. Kebutuhan ini didasari pada hasrat untuk memahami dan menguasai lingkungan, memuaskan rasa penasaran dan dorongan untuk penyelidikan.

2. Affective needs (kebutuhan Afektif) adalah kebutuhan yang berkaitan dengan peneguhan pengalaman-pengalaman yang estetis, menyenangkan dan emosional.

3. Personal integrative needs (kebutuhan pribadi secara integratif) adalah kebutuhan yang berkaitan dengan peneguhan kredibilitas, kepercayaan, stabilitas dan status individual.

4. Social integrative needs (kebutuhan sosial secara integratif) adalah kebutuhan yang berkaitan dengan peneguhan kontak dengan anggota keluarga teman dan dunia.

5. Escapist needs (kebutuhan pelepasan) adalah kebutuhan yang

berkaitan dengan upaya menghindar tekanan dan hasrat akan keanekaragaman.

(41)

rasa khawatir, peredaan rasa kesepian, dukungan emosional, perolehan informasi dan kontak sosial (Nuruddin, 2007:193).

Sedangkan menurut Wiryanto, uses and gratifications adalah pendekatan tentang kebutuhan individu terhadap pesan-pesan media berdasarkan asas manfaat dan kepuasan. Menurut pendekatan ini, komunikasi massa mempunyai kapasitas menawarkan sejumlah pesan yang dapat dimanfaatkan oleh komunikannya (Wiryanto,2003:56).

Dalam buku Sosiologi Komunikasi Massa mengatakan bahwa teori khalayak aktif yang paling terkenal adalah uses and gratifications. Frank Biocca mendiskusikan ciri-ciri khalayak aktif yaitu :

1. Selektivitas (selectivity), khalayak aktif adalah khalayak yang selektif terhadap media yang mereka gunakan.

2. Utilitarianisme (utilitarianism), khalayak aktif menggunakan media untuk memenuhi kebutuha-kebutuhan dan tujuan-tujuan yang khusus.

3. Kesengajaan (intensionality), mengisyaratkan penggunaan isi media mempunyai tujuan tertentu.

4. Keterlibatan (involvement), atau usaha yakni disini khlayak secara aktif dipercaya tahan terhadap pengaruh (impervious to influence).

Dengan kata lain, mereka tidak dengan mudah dibujuk oleh media saja (Winarso, 2005:74).

(42)

konsep yang diteliti oleh model Palmgreen ini lebih tidak berhenti di situ dengan menanyakan apakah motif-motif khalayak itu telah dapat dipenuhi oleh media. Dengan kata lain, apakah khalayak puas setelah menggunakan media. Konsep mengukur kepuasan ini disebut GS (Gratification Sought) dan GO (Gratification Obtained). Penggunaan konsep-konsep baru ini memunculkan teori yang merupakan varian dari teori uses & gratifications, yaitu teori expectancy values (nilai pengharapan) (Kriyantono, 2006:206).

Philip Palmgreen mengumpulkan sejumlah teori the uses and gratifications berdasarkan pada karyanya sendiri dan beberapa koleganya termasuk Karl Rosengren dan lainnya (Palmgreen dalam Bostrom 1984:20-55). Teori ini berdasarkan pada expectancy-value theory (teori nilai pengharapan). Palmgreen dan koleganya mendefinisikan gratifications sought dalam kaitannya dengan kepercayaan seseorang mengenai apa yang media dapat berikan dan evaluasi seseorang mengenai isi media (Winarso, 2005:111).

(43)

Gambar 2.1

Model teori nilai har apan

Model nilai-harapan dari kepuasan media yang dicari dan didapatkan (Palmgreen dan Rayburn, 1985).

Secara umum, model ini menyatakan proposisi bahwa penggunaan media dinilai oleh kombinasi dari persepsi keuntungan yang ditawarkan oleh media dan nilai perbedaan dari keuntungan ini bagi anggota khalayak individual.

Model ini membedakan antara pengharapan (kepuasan yang dicari) dan kepuasan (kepuasan yang didapatkan) dan mengidentifikasikan kenaikan seiring waktu dari perilaku penggunaan media.

Sehingga ketika GO (kepuasan yang didapatkan) lebih tinggi dari pada GS (kepuasan yang dicari), kita akan berhadapan dengan situasi kepuasan khalayak yang tinggi serta perhatian yang tinggi (Mc Quail, 2011:177-178).

Menurut teori nilai pengharapan, orang mengarahkan diri pada dunia (misalnya media) berdasarkan pada kepercayaan dan

(44)

evaluasi mereka tentang dunia tersebut. Gratifications Sought adalah kepuasan yang dicari atau diinginkan individu ketika mengkonsumsi suatu jenis media tertentu (radio, tv atau koran). Sedangkan Gratification Obtained adaah kepusan yang nyata yang diperoleh seseorang setelah mengonsumsi suatu jenis media tertentu (Palmgreen, 1985:27). Dengan kata lain menurut Palmgreen, gratification sought dibentuk dari kepercayaan seseorang mengenai apa yang media dapat berikan dan evaluasi seseorang mengenai isi media.

Gratification Obtained mempertanyakan hal-hal yang khusus

mengenai apa saja yang telah diperoleh setelah menggunakan media dengan menyebutkan acara atau rubrik tertentu secara spesifik (Kriyantono, 2006:207).

2.2.5Pengertian dan Pemahaman Motif

Pada dasarnya, motif merupakan pengertian yang melingkupi penggerak. Alasan-alasan atau dorongan-dorongan dalam diri manusialah yang yang menyebabkan manusia itu berbuat sesuatu. Semua tingkah laku manusia pada dasarnya mempunyai motif.

(45)

seperti kebutuhan (needs) yang berasal dari fungsi-fungsi organisme, dorongan dan keinginan, aspirasi dan selera sosial yang bersumber dari fungsi-fungsi tersebut.

Sedangkan menurut R.S Woodworth mengartikan motif sebagai suatu set yang dapat atau mudah menyebabkan individu untuk melakukan kegiatan-kegiatan tertentu (berbuat sesuatu) dan untuk mencapai tujuan-tujuan tertentu.

Meskipun para ahli memberikan pengertian tentang motif dengan “bahasa” yang berbeda-beda sesuai dengan bidang ilmu yang mereka pelajari, pada dasarnya ada juga semacam kesamaan pendapat yang dapat ditarik mengenai pengertian motif ini.

Secara etimoligis, motif atau dalam bahasa inggrisnya motive berasal dari kata motion yang berarti “gerakan” atau “sesuatu yang bergerak”. Jadi motif adalah suatu alasan atau dorongan yang menyebabkan seseorang berbuat sesuatu, melakukan suatu tindakan atau bersikap tertentu (Sobur, 2009:267-268).

Menurut McQuail (1994 : 72), motif dibagai menjadi empat, yaitu:

1. Motif Informasi

- Motif ini berkaitan dengan mencari berita tentang peristiwa dan kondisi yang berkaitan dengan lingkungan terdekat

(46)

- Memuaskan rasa ingin tahu dan minat umum belajar pendidikan diri sendiri

- Memperoleh rasa damai melalui penambahan pengetahuan. 2. Motif Identitas Pribadi

- Motif ini berkaitan dengan menemukan penunjang nilai-nilai pribadi

- Menemukan model perilaku

- Mengidentifikasi diri dengan nilai-nilai lain (lewat media) - Meningkatkan pemahaman tentang diri sendiri.

3. Motif Integrasi dan Interaksi Sosial

- Motif ini berkaitan dengan memperoleh pengetahuan tentang keadaan orang lain melaui empati sosial

- Mengidentifikasi diri dengan orang lain - Meningkatkan rasa ingin memiliki

- Menemukan bahan percakapan dan inteksi sosial - Memperoleh teman selain dari manusia

- Membantu menjalankan peran sosial

- Memungkinkan seseorang untuk dapat menghubungi sanak-keluarga, teman dan masyarakat.

4. Motif Hiburan

- Motif ini berkaitan dengan melepaskan diri atau terpisah dari permasalahan

(47)

- Memperoleh kenikmatan jiwa dan estetis - Mengisi waktu

- Sebagai penyaluran emosi 2.2.6Kepuasan Khalayak

Dalam kamus umum bahasa Indonesia (1982:770), Kepuasan berasal dari kata “puas” (bentuk kata sifat) yang berarti merasa senang (lega, kenyang dan sebagainya karena sudah merasakan secukup-cukupnya atau sudah terpenuhi hasrat hatinya). Sedangkan “kepuasan” (bentuk kata benda) yang diartikan sebagai suatu perihal atau perasaan puas, kelegaan dan sebagainya.

Selanjutnya kepuasan dalam penelitian ini lebih dimaksudkan pada terpenuhinya kebutuhan audience dalam menggunakan media massa berdasarkan tujuan atau motif tertentu. Untuk mencapai kepuasan tersebut setiap individu bersifat aktif dan selektif dalam menggunakan atau memilih jenis media yang sesuai dengan kebutuhan agar tercipta kepuasan.

(48)

1. Audience cenderung berisi individu-individu yang condong untuk berbagi pengalaman dan dipengaruhi oleh hubungan sosial di antara mereka. Individu-individu tersebut memilih produk media yang mereka gunakan berdasarkan seleksi kesadaran.

2. Audience cenderung besar. Besar disini berarti tersebar ke berbagai wilayah jangkauan sasaran komunikasi massa. Meskipun begitu, ukuran luas ini sifatnya bisa jadi relatif. Sebab ada media tertentu yang khalayaknya mencapai ribuan, ada yang mencapai jutaan. Baik ribuan maupun jutaan tetap bisa disebut audience meskipun jumlahnya berbeda, tetapi perbedaan ini bukan sesuatu yang prinsip. Jadi taka da ukuran pasti tentang ukuran luasnya audience itu.

3. Audience cenderung heterogen. Mereka berasal dari berbagai lapisan dan kategori sosial. Beberapa media tertentu mempunyai sasaran, tetapi heterogenitasnya juga tetap ada. Majalah yang dikhususkan untuk kalangan dokter, memang sama profesi tetapi status sosial ekonomi, agama, dan umur tetap berbeda satu sama lain. Pembaca buku ini juga heterogen sifatnya.

4. Audience cenderung anonym, yakni tidak mengenal satu sama lain. 5. Audience secara fisik dipisahkan dari komunikator dan dapat juga

(49)

2.2.9 Acara Indonesia Mencari Bakat

Indonesia Mencari Bakat adalah ajang pencarian bakat anak-anak bangsa yang dikemas dalam sebuah program bergenre talent show. Program ini merupakan buah pemikiran putra putri bangsa; dirancang, diciptakan, dan juga akan diikuti oleh anak bangsa. Trans TV merupakan sebuah stasiun televisi yang tergabung dalam Trans Corp (Trans TV, Trans 7, dan Trans Studio), ini menjadi sebuah jaminan bahwa bakat-bakat yang ditemukan di Indonesia Mencari Bakat akan tersalurkan dengan sempurna. Pemirsa juga akan dilibatkan untuk menentukan bakat terbaik melalui polling sms. Sponsor utama dalam acara ini ialah Supermi (musim 1-2) dan Zee (musim 3). Pada tanggal 25 Maret 2011, Indonesia Mencari Bakat dinobatkan menjadi acara pencarian bakat terfavorit pada malam penganugerahan Panasonic Gobel Awards 2011 dan Ananda Omesh juga dinobatkan menjadi presenter pencarian bakat terbaik dalam penghargaan tersebut. http://id.wikipedia.org /wiki/ Indonesia_Mencari_Bakat.

2.2.10 Remaja

(50)

Remaja sebagai periode transisi antara masa anak-anak ke masa dewasa, atau masa usia belasan tahun atau jika seseorang menunnjukkan tingkah laku tertentu seperti susah diatur, mudah terangsang perasaannya dan sebagainya (Sarwono, 2004:02).

Sedangkan menurut Stanley Hall yang merupakan seorang bapak pelopor psikologi perkembangan remaja (dalam Santrock,1999) masa remaja dianggap sebagai masa topan-badai dan stress (strom and stress), karena mereka telah memiliki keinginan bebas untuk

menentukan nasib diri sendiri. Jadi remaja (adolescence) adalah masa transisi/peralihan dari masa kanak-kanak menuju masa dewasa yang ditandai dengan adanya perubahan aspek fisik, psikis dan psikososial. Mengutip pendapat Erikson, maka remaja akan melalui masa krisis di mana remaja berusaha untuk mencari identitas diri (search for self-identity) (Dariyo, 2004:13-14).

Filsuf Perancis J.J Rousseau (1712-1778) yang disebut juga penganut paham Romantic Naturalism, menyatakan bahwa yang terpenting dalam perkembangan jiwa manusia adalah perkembangan perasaannya. Perasaan ini harus dibiarkan berkembang bebas sesuai dengan pembawaan alam (natural development) yang berbeda dari satu individu ke individu yang lain (individualism).

(51)

(1844-1924) yang merupakan seorang sarjana Psikologi Amerika Serikat yang oleh beberapa buku teks disebut bapak Psikologi Remaja. Hall juga membagi perkembangan manusia dalam 4 tahap yang mencerminkan tahap-tahap perkembangan umat manusia sebagai berikut :

1. Masa kanak-kanak (infancy) : 0-4 tahun, mencerminkan tahap hewan dari evolusi umat manusia.

2. Masa anak-anak (childhood) : 4-8 tahun mencerminkan masa manusia yang masih menggantungkan hidupnya pada berburu atau mencari ikan.

3. Masa Muda (youth atau preadolescence) : 8-12 tahun mencerminkan era manusia sudah agak mengenal kebudayaan, tetapi masih setengah liar (semi-barbarian).

4. Masa remaja (adolescence) : 12-25 tahun yaitu masa topan-badai (strum und drang) yang mencerminkan kebudayaan modern yang penuh gejolak akibat pertentangan nilai-nilai (Sarwono, 2004:23-24).

2.3Kerangka Berpikir

(52)

kesan pada penonton. Daya tarik ini selain melebihi radio juga melebihi film bioskop. Sebab segalanya dapat dinikmati di rumah dengan aman dan nyaman. Melalui media elektronik ini khalayak atau audience dapat menikmati berbagai program acara berita hingga hiburan, apalagi saat ini banyak stasiun televisi yang membuat program acara sesuai dengan kebutuhan dan motif yang mendorong untuk menggunakan media massa.

Trans TV merupakan stasiun televisi swasta yang berpusat di Jakarta menghadirkan berbagai ragam program acara, salah satunya seperti ajang pencarian bakat. Indonesia Mencari Bakat (IMB) merupakan acara pencarian bakat di Trans TV yang menyuguhkan berbagai ragam bakat putra-putri bangsa yang dapat memenuhi kebutuhan informasi dan hiburan bagi khalayak yang menonton acara tersebut.

Setiap individu memiliki kebutuhan yang berbeda-beda didasari oleh motif-motif tertentu. Kebutuhan mengenai penggunaan media massa, meliputi kebutuhan informasi, kebutuhan terkait identitas pribadi, kebutuhan integrasi dan interaksi sosial serta kebutuhan terkait hiburan.

Dalam penelitian kepuasan remaja Surabaya dalam menonton acara Indonesia Mencari Bakat di Trans TV ini peneliti menggunakan teori Uses and Gratifications bahwa khalayak aktif dan selektif dalam menggunakan

(53)

Gratifications Sought adalah kepuasan yang dicari atau yang

diinginkan individu ketika mengkonsumsi suatu jenis media tertentu (radio, tv atau koran) sedangkan Gratifications Obtained adalah kepuasan nyata yang diperoleh individu setelah menggunakan media. Untuk pencarian kepuasan dan kepuasan yang diperoleh lebih mengedepankan sikap (terhadap media) yang merupakan hasil dari kepercayaan seseorang mengenai apa yang media dapat berikan dan evaluasi seseorang mengenai isi media, dalam hal ini merupakan teori nilai pengharapan (expectancy-value theory).

Dari kedua konsep GS dan GO bisa diukur tingkat kesenjangan kepuasan (Discrepancy). Semakin kecil discrepancy-nya, semakin memuaskan media tersebut. Indikator adanya kesenjangan (Discrepancy) kepuasan atau tidak adalah sebagai berikut :

1. Jika GS = GO, maka terdapat kepuasan karena seluruh kebutuhan terpenuhi.

2. Jika GS < GO, maka terjadi kesenjangan kepuasan karena kebutuhan yang diperoleh lebih banyak dibandingkan dengan yang diinginkan. Hal ini bahwa jenis media memuaskan kebutuhan yang diinginkan bagi khalayaknya.

(54)

Untuk lebih jelasnya kerangka berpikir dalam penelitian ini dapat dilihat pada bagan berikut ini :

2.4Hipotesis

Berdasarkan perumusan permasalahan yang peneliti kemukakan dan kerangka berpikir yang telah di uraikan dapat dikemukakan hipotesis sebagai berikut :

1. Diduga terdapat kepuasan yang diinginkan (GS) dengan kepuasan yang diperoleh (GO) dari motif informasi pada pemirsa televisi di Surabaya setelah menonton acara Indonesia Mencari Bakat (IMB) di Trans TV. 2. Diduga terdapat kepuasan yang diinginkan (GS) dengan kepuasan yang

diperoleh (GO) dari motif indentitas pribadi pada pemirsa televisi di Gambar 2 : Bagan Kerangka Berpikir Penelitian Tentang Kepuasan

(55)

Surabaya setelah menonton acara Indonesia Mencari Bakat (IMB) di Trans TV.

3. Diduga terdapat kepuasan yang diinginkan (GS) dengan kepuasan yang diperoleh (GO) dari motif integrasi dan interaksi sosial pada pemirsa televisi di Surabaya setelah menonton acara Indonesia Mencari Bakat (IMB) di Trans TV.

(56)

Dalam penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dan metode yang digunakan adalah survei yang menggunakan analisis penelitian deskriptif. Penelitian deskriptif adalah penelitian yang melukiskan variabel demi variabel dengan mengumpulkan data aktual secara rinci dan cermat (Rakhmat, 1993:24-25). Metode yang digunakan bertujuan untuk menggambarkan kepuasan remaja Surabaya menonton acara Indonesia Mencari Bakat di Trans TV. Kepuasan ini diukur dengan melihat kesenjangan (discrepancy) antara kepuasan yang diinginkan (Gratifications Sought) dengan kepuasan yang diperoleh (Gratifications Obtanined) setelah menonton acara Indonesia Mencari Bakat di Trans TV. Semakin kecil discrepancy-nya, semakin memuaskan media tersebut. (Kriyantono, 2006:207-208)

3.2Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel

Definisi Operasional dan pengukuran variabel dalam penelitian dapat dijelaskan sebagai berikut :

3.2.1Tingkat Kepuasan Pemirsa

(57)

interaksi sosial, dan hiburan. Pada penelitian ini menggunakan konsep Palmgreen bahwa kepuasan terbagi menjadi dua, yakni kepuasan yang diinginkan (Gratifications Sought) dan kepuasan yang diperoleh (Gratifications Obtained). Dalam penggunaan media massa, kepuasan khalayak dapat diukur dari perbedaan perolehan skor kesenjangan antara kepuasan yang diinginkan (Gratifications Sought) dengan kepuasan yang diperoleh (Gratifications Obtained).

a. Gratifications Sought

Gratifications Sought (GS) adalah indikator yang digunakan

dalam motif pengkonsumsian media secara umum atau alasan yang ditimbulkan dari sejumlah kebutuhan yang ingin dicapai individu dari suatu obyek tertentu yang mendorong seseorang untuk melakukan aktivitas menggunakan suatu media yang berkaitan dengan keinginan untuk mencari kepuasan pada kebutuhannya. Dengan kata lain, pemilihan individu terhadap penggunaan suatu media dipengaruhi oleh sebab yang mendasari motif pemenuhan sejumlah kebutuhan terkait dengan kepuasan.

Menurut McQuail (1994 : 72), Indikator yang digunakan untuk mengukur Gratifications Sought (GS) dibagi menjadi empat kategori, yaitu :

(58)

a. Ingin memperoleh wawasan atau pengetahuan baru tentang ragam bakat anak bangsa yang unik dan kreatif.

b. Ingin memperoleh informasi yang dapat memuaskan rasa ingin tahu terkait ragam bakat di acara Indonesia Mencari Bakat di Trans TV.

c. Ingin mengetahui informasi terkait kebudayaan yang ditampilkan para finalis Indonesia Mencari Bakat di Trans TV.

d. Ingin mengetahui informasi beraneka ragam bakat yang dimiliki para finalis Indonesia Mencari Bakat di Trans TV. e. Ingin mengetahui perkembangan bakat para finalis Indonesia

Mencari Bakat di Trans TV.

2. Motif Identitas Pribadi, yaitu motif yang mendorong individu menggunakan isi media untuk memperkuat atau menonjolkan sesuatu yang penting dalam kehidupan atau situasi khalayak yang bersangkutan, meliputi :

a. Sebagai individu untuk memotivasi diri sendiri.

b. Sebagai dorongan individu untuk mengeksplorasi kreativitas dan bakat.

c. Sebagai dorongan untuk menemukan panutan/contoh figure orang sukses.

(59)

3. Motif Integrasi dan Interaksi Sosial, yaitu motif yang berkenaan pada kelangsungan hubungan individu dengan orang lain, meliputi :

a. Ingin menjadikan segala informasi yang diperoleh dari menonton acara Indonesia Mencari Bakat mengenai ragam bakat sebagai pembicaraan dengan teman.

b. Ingin memberikan berbagai informasi kepada teman, sanak keluarga, dan masyarakat di lingkungan sekitar.

c. Ingin memberikan informasi kepada teman atau masyarakat disekitar.

d. Memperoleh pengetahuan dari keadaan orang lain. e. Menemukan bahan percakapan dan interaksi sosial.

4. Motif Hiburan yaitu, motif yang berkaitan dengan kebutuhan akan pelepasan diri dari tekanan dan kebutuhan akan hiburan, meliputi :

a. Dapat meningkatkan nilai seni (estetika) dan memperoleh kenikmatan jiwa.

b. Mengatasi rasa bosan ketika jenuh.

c. Dapat melepaskan diri atau terpisah dari permasalahan. d. Mengisi atau menghabiskan waktu luang.

(60)

b. Gratifications Obtained

Gratifications Obtained (GO) adalah kepuasan nyata yang

diperoleh individu atas terpenuhinya kebutuhan tertentu setelah individu menggunakan media. Pada penelitian ini kepuasan yang diperoleh berkaitan dengan sejumlah kebutuhan dapat terpenuhi setelah menonton acara Indonesia Mencari Bakat di Trans TV.

Indikator mengukur kepuasan Gratifications Obtained (GO) dibagi menjadi empat kategori, yaitu :

1. Motif Informasi, yaitu motif yang berkenaan dengan kebutuhan akan informasi dan eksplorasi sosial, meliputi :

a. Memperoleh wawasan atau pengetahuan baru tentang ragam bakat anak bangsa yang unik dan kreatif.

b. Memperoleh informasi yang dapat memuaskan rasa ingin tahu terkait ragam bakat di acara Indonesia Mencari Bakat di Trans TV.

c. Mengetahui informasi terkait kebudayaan yang ditampilkan para finalis Indonesia Mencari Bakat di Trans TV

d. Mengetahui informasi siapa para finalis Indonesia Mencari Bakat di Trans TV.

e. Mengetahui perkembangan bakat para finalis Indonesia Mencari Bakat di Trans TV.

(61)

sesuatu yang penting dalam kehidupan atau situasi khalayak yang bersangkutan, meliputi :

a. Sebagai individu untuk memotivasi diri sendiri.

b. Sebagai dorongan individu untuk mengeksplorasi kreativitas dan bakat.

c. Sebagai dorongan untuk menemukan panutan/contoh figure orang sukses.

d. Meningkatkan pemahaman tentang diri sendiri. e. Menemukan penunjang nilai – nilai pribadi.

3. Motif Integrasi dan Interaksi Sosial, yaitu motif yang berkenaan pada kelangsungan hubungan individu dengan orang lain, meliputi :

a. Menjadikan segala informasi yang diperoleh dari menonton acara Indonesia Mencari Bakat mengenai ragam bakat sebagai pembicaraan dengan teman.

b. Memberikan berbagai informasi kepada teman, sanak keluarga, dan masyarakat di lingkungan sekitar.

c. Memberikan informasi kepada teman atau masyarakat disekitar.

(62)

4. Motif Hiburan yaitu, motif yang berkaitan dengan kebutuhan akan pelepasan diri dari tekanan dan kebutuhan akan hiburan, meliputi :

a. Dapat meningkatkan nilai seni (estetika) dan memperoleh kenikmatan jiwa.

b. Mengatasi rasa bosan ketika jenuh.

c. Dapat melepaskan diri atau terpisah dari permasalahan. d. Mengisi atau menghabiskan waktu luang.

e. Memperoleh hiburan dan kesenangan (penyaluran emosi). Dalam penelitian ini, pengukuran variabel menggunakan skala Likert. Menurut Sugiyono (2011 : 93), skala likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial. Dengan menggunakan skala Likert, maka variabel yang akan diukur dijabarkan dari setiap jawaban dihubungkan dengan bentuk pernyataan, pertanyaan, atau dukungan sikap yang diungkapkan dengan kata-kata kesetujuan dan ketidaksetujuan. Jawaban pernyataan digolongkan menjadi empat alternative jawaban, yaitu : “Sangat Setuju”, “Setuju”, “tidak Setuju”, dan “Sangat Tidak Setuju”.

(63)

1. Kategori undecided memiliki arti ganda, biasa diartikan belum dapat memberikan jawaban netral dan ragu-ragu dan ini tidak diharapkan dalam instrument penelitian.

2. Tersedianya jawaban ditengah/netral akan menghilangkan banyaknya informasi yang dapat dijaring responden.

3. Tersedianya jawaban ditengah/netral akan menimbulkan kecenderungan menjawab ketengah, terutama bagi mereka yang jawabannya ragu-ragu.

Skala interval yang diberikan adalah sama dan berlaku untuk semua variabel, baik kategori kepuasan maupun motif yang diperoleh. Selanjutnya sub-sub yang digunakan pada masing-masing jawaban sikap diberi bobot skor sebagai berikut :

Sangat Setuju (SS) bernilai skor 4 Setuju (S) bernilai skor 3 Tidak Setuju (TS) bernilai skor 2 Sangat Tidak Setuju (STS) bernilai skor 1

(64)

Setelah itu, jawaban yang telah dipilih kemudian diberi skor dan di total. Total skor dalam setiap kategori baik kepuasan yang diharapkan (GS) maupun kepuasan yang diperoleh (GO) di kategorisasikan ke dalam tiga bentuk interval, yaitu rendah, sedang, dan tinggi. Penentuan interval dilakukan dengan penggunaan range. Range untuk masing-masing kategorinya, ditentukan rumus :

Keterangan :

Skor jawaban tertinggi : hasil kali antara jumlah banyak pertanyaan dengan nilai tertinggi.

Skor jawaban terendah : hasil kali antara jumlah banyak pertanyaan dengan nilai terendah.

Interval : batasan dari setiap angkatan.

Maka :

Hasil interval diatas menunjukkan bahwa pemberian skor pada jawaban responden adalah sebagai berikut :

R (range) = skor jawaban tertinggi – skor jawaban terendah

(65)

Rendah = 5 - 9 Sedang = 10 – 14 Tinggi = 15 – 20 Keterangan :

Rendah : Mempunyai tingkat kepuasan sangat sedikit yang didapat berdasarkan keempat motif yang mendasari individu dalam memenuhi kebutuhannya dari menonton acara Indonesia Mencari Bakat di Trans TV. Sedang : Mempunyai tingkat kepuasan hanya sebagian saja yang didapat berdasarkan keempat motif yang mendasari individu dalam memenuhi kebutuhannya dari menonton acara Indonesia Mencari Bakat di Trans TV. Tinggi : Mempunyai tingkat kepuasan sangat banyak yang didapat berdasarkan keempat motif yang mendasari individu dalam memenuhi kebutuhannya dari menonton acara Indonesia Mencari Bakat di Trans TV.

Jika telah diketahui skor dan tingkat interval dari tiap - tiap kategori (GS dan GO), maka hasil yang diperoleh akan diinterpretasikan dan di analisis. Kepuasan remaja Surabaya dalam menonton acara Indonesia Mencari Bakat di Trans TV dapat diukur melihat jawaban yang diberikan responden mengenai Gartifications Sought (GS) dan Gratifications Obtained (GO). Indikator terjadinya kesenjangan

(discrepancy) kepuasan atau tidak adalah sebagai berikut :

(66)

b. Jika GS < GO, maka terjadi kesenjangan kepuasan. Hal ini dikarenakan kebutuhan yang diperoleh lebih banyak dibandingkan dengan kebutuhan yang diinginkan. Dengan kata lain, bahwa jenis media massa yang dikonsumsi dapat memuaskan khalayaknya. c. Jika GS > GO, maka terjadi kesenjangan kepuasan. Hal ini

dikarenakan ada beberapa kebutuhan yang diperoleh lebih sedikit dibandingkan dengan kebutuhan yang diinginkan. Dengan kata lain, bahwa jenis media massa yang dikonsumsi tersebut tidak memuaskan khalayaknya.

Semakin besar kesenjangan mean skor yang terjadi, maka makin tidak memuaskan media tersebut bagi khalayaknya. Sebaliknya, semakin kecil kesenjangan mean skor yang terjadi, maka makin memuaskan media tersebut bagi khalayaknya. (Kriyantono, 2006:208)

3.3 Populasi, Sampel, dan Teknik Penarikan Sampel 3.3.1Populasi dan Sampel

(67)

Peneliti mengambil populasi masyarakat Surabaya dan sampel yang digunakan yaitu masyarakat yang berusia 12-25 tahun. Sebab pada usia 12-25 merupakan masa remaja yang mana dianggap sebagai masa topan-badai dan stress (strom and stress), karena mereka telah memiliki keinginan bebas untuk menentukan nasib diri sendiri (Sarwono,2004: 23-24).

Sampel merupakan sub dari seperangkat elemen yang dipilih untuk dipelajari (Sarwono, 2006:111).

3.3.2 Teknik Penarikan Sampel

Teknik sampel dalam penelitian ini adalah menggunakan teknik Multistage Random Sampling yaitu pengambilan sampel ini dilakukan

(68)

Adapun tahapan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Langkah pertama adalah mengetahui wilayah yang terdapat di kota

Surabaya yaitu Surabaya Timur, Surabaya Barat, Surabaya Selatan, Surabaya Utara dan Surabaya Pusat. Kemudian diambil secara acak (random) muncul wilayah Surabaya Timur dan Surabaya Selatan 2. Langkah kedua adalah pengambilan secara acak (random) lagi ke

bagian kecamatan. Wilayah Surabaya Timur terpilih kecamatan Sukolilo dan Kecamatan Gunung Anyar sedangkan wilayah Surabaya Selatan terpilih kecamatan Jambangan dan kecamatan Wiyung.

3. Langkah ketiga dilakukan pemilihan daerah kelurahan. Dari kecamatan Sukolilo terpilih Kelurahan Semolowaru dan Kelurahan Klampis Ngasem. Sedangkan kecamatan Gunung Anyar terpilih Kelurahan Rungkut Menanggal dan Kelurahan Rungkut Tengah. Begitu juga dengan kecamatan Jambangan terpilih Kelurahan Jambangan dan Kelurahan Karah serta kecamatan Wiyung terpilih Kelurahan Wiyung dan Kelurahan Babatan.

Gambar

Gambar 2 : Bagan Kerangka Berpikir Penelitian Tentang Kepuasan Remaja Surabaya Menonton Acara Indonesia Mencari Bakat di Trans
Tabel 3.1 Remaja berusia 12-25 tahun di 8 kelurahan
Tabel 1 :
Tabel 2 :     Usia Responden
+7

Referensi

Dokumen terkait

Pendekatan yang digunakan untuk meneliti motif pemirsa dalam menonton acara X-Factor adalah pendekatan dengan Teori Uses and Gratification yang menunjukkan bahwa

Berdasarkan hasil analisis data menunjukkan bahwa responden memiliki motif yang tinggi mengenai suatu program acara “Scary Job” di televisi sebab di dalam program acara

Judul Skripsi : PERSEPSI MAHASISWA TENTANG TAYANGAN “INDONESIA MENCARI BAKAT” DI TRANS TV (Studi pada Mahasiswa Komunikasi Audio Visual Kelas E Angkatan 2008

Dari hasil penelitian yang ada, pemirsa Surabaya mencurahkan motif tertingginya dalam menonton ILK pada motif informasi dengan sub indikator adalah memuaskan akan hal ±

Teori yang digunakan untuk meneliti motif Remaja dalam menonton tayangan program acara Program dokumenter paradiso adalah teori uses and gratification yang

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui motif masyarakat Surabaya menonton program acara ”Jam Malam” di Trans 7. Populasi pada penelitian ini adalah masyarakat

Dari hasil pengujian dengan menggunakan teknis analisis tabel frekuensi dapat diketahui bahwa motif kognitif, motif diversi dan motif identitas personal dalam

Setelah dilakukan penghitungan, menunjukkan bahwa penonton remaja di Surabaya yang menonton Tonight Show, memiliki kepuasan yang tinggi pada motif informasi dan