Acara “Primitive Runaway” Di Trans TV)
SKRIPSI
Diajukan Untuk Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pada Fakultas Ilmu Sosial Dan Politik
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur
Oleh:
DAMAR CANGGIH SAPUTRA NPM. 0643010400
YAYASAN KESEJAHTERAAN PENDIDIKAN DAN PERUMAHAN UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAWA TIMUR
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK PROGAM STUDI ILMU KOMUNIKASI
iii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta hidayahNya, sehingga penulis dapat menyelesaikan proposal berjudul “MOTIF REMAJA SURABAYA DALAM MENONTON REALITY SHOW ”PRIMITIVE RUNAWAY” di TRANS TV (Studi Deskriptif Motif Remaja Surabaya Terhadap Acara “ primitive runaway” di TransTV ).
Penulisan proposal ini bertujuan untuk memenuhi persyaratan akademis bagi mahasiswa Jurusan Ilmu Komunikasi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik di Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.
Keberhasilan penulis dalam menyelesaikan penulisan proposal ini atas bimbingan dan bantuan yang diberikan oleh berbagai pihak.
Pada kesempatan ini, penulis tidak lupa mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada yang terhormat :
1. Bapak Ir.H Didiek Tranggono Msi. sebagai Dosen Pembimbing Utama yang senantiasa memberikan waktu pada penulis dalam penyusunan proposal penelitian ini.
2. Ibu Suparwati Msi., Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Politik UPN “Veteran” Jawa Timur,
iv
baik materiil maupun moril dengan tulus ikhlas dan tanpa pamrih.
5. Teman – teman seperjuangan yang telah banyak memberikan bantuan dan dorongan agar penelitian ini bisa cepat selesai
Semoga Allah SWT melimpahkan rahmat serta karuniaNya atas jasa-jasanya yang telah diberikan kepada penulis.
Penulis menyadari bahwa tulisan ini masih jauh dari sempurna. Karena apabila terdapat kekurangan didalam menyusun proposal ini, peneliti dengan senang hari menerima segala saran dan kritik demi sempurnanya skripsi ini.
Surabaya, November 2010
Penulis
v DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ... i
HALAMAN PENGESAHAN ... ii
KATA PENGANTAR ... iii
DAFTAR ISI ... v
DAFTAR TABEL ... viii
DAFTAR GAMBAR ... x
DAFTAR LAMPIRAN ... xi
ABSTRAKSI ... xii
BAB I PENDAHULUAN ... 1
1.1. Latar Belakang Masalah ... 1
1.2. Perumusan Masalah ... 10
1.3. Tujuan Penelitian ... 11
1.3.1. Kegunaan Penelitian ... 11
BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 12
2.1. Landasan Teori ... 12
2.1.1. Televisi ... 12
2.1.2. Pengaruh Televisi Terhadap Sistem Komunikasi ... 13
2.1.3. Teori Kebutuhan ... 14
2.1.4. Definisi dan Deskripsi Motif ... 15
vi
2.1.8. Teori Uses and Gratifications ………. 21
2.2. Kerangka Pikir ... 24
BAB III METODE PENELITIAN ... 25
3.1. Definisi Operasional ... 25
3.2. Populasi, Sampel, dan Teknik Penarikan Sampel ... 31
3.2.1. Populasi ... 31
3.2.2. Sampel dan Teknik Penarikan Sampel ... 31
3.3. Teknik Pengumpulan Data ... 33
3.4. Teknik Analisis Data ... 33
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 35
4.1.Gambaran Umum Objek Penelitian ... 35
4.1.1. Sejarah Singkat Trans 7 …….……….. 35
4.1.2. Tayangan Scary Job ……….………... 37
4.1.3. Masyarakat Surabaya ……….. 38
4.2.Penyajian Data dan Analisa ... ... ………..40
4.2.1. Identitas Responden ... ... 41
vii
4.2.3. Motif Responden Menonton Acara “Scary Job” di Trans 7 di Televisi ... ... 44 4.2.3.1. Motif Kognitif ...
... 45 4.2.3.2. Motif Identitas Personal ...
... 50 4.2.3.3. Motif Integrasi dan Interaksi Sosial
……….55 4.2.3.4. Motif Hiburan (Diversi) ...
... 60 4.2.4. Kategori Motif Secara
Umum……… ... ... 66 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 67
5.1. Kesimpulan ... ... 69 5.2. Saran ...
... 69
DAFTAR PUSTAKA... ... 70
viii
Tabel 4.1. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 40 Tabel 4.2. Karakteristik Responden Berdasarkan Usia ... 41 Tabel 4.3. Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan ... 42 Tabel 4.4. Karakteristik Responden Berdasarkan Frekuensi Menonton ... 43 Tabel 4.5. Motif Kognitif Mencari Informasi Jenis-jenis Pekerjan yang
ada di Masyarakat ... 45 Tabel 4.6. Motif Kognitif Mengetahui Teknis dari Pekerjaan yang
dilakukan ... 46 Tabel 4.7. Motif Kognitif Mengeahui Cerita Masyarakat yang
Menuturkan Suka Duka Melakoni Pekerjaan ... 47 Tabel 4.8. Motif Kognitif Mendapatkan Informasi Tentang Kondisi
Masyarakat dan Dunia ... 48 Tabel 4.9. Motif Kognitif Responden Dalam Menonton ”Scary Job” di
Trans 7 ... 49 Tabel 4.10. Motif Identitas Personal Responden Ingin Meningkatkan
Pemahaman Tentang kepribadian Diri Sendiri ... 50 Tabel 4.11. Motif Identitas Personal Responden Dapat Memupuk Rasa
Empati dan Peduli dengan Lingkungan ... 52 Tabel 4.12. Motif Identitas Personal Responden Dapat Menemukan Profil
atau Tokoh untuk dijadikan Panutan ... 53 Tabel 4.13. Motif Identitas Personal Responden Meningkatkan
ix
Tabel 4.14. Motif Integrasi dan Interaksi Sosial Responden Sebagai Pertimbangan Dalam Bergaul Dengan Masyarakat ... 56 Tabel 4.15. Motif Integrasi dan Interaksi Sosial Responden Menemukan
Bahan Percakapan dan Interaksi dengan Lingkungan ... 57 Tabel 4.16. Motif Integrasi dan Interaksi Sosial Responden Memperoleh
Teman Media Baru dengan Melihat Televisi ... 58 Tabel 4.17. Motif Integrasi dan Interaksi Sosial Responden
Memungkinkan Untuk Berhubungan Baik dengan Keluarga .. 59 Tabel 4.18. Motif Hiburan Responden Melepaskan Sejenak Masalah
yang Dihadapi ... 61 Tabel 4.19. Motif Hiburan Responden Bersantai Setelah Seharian
Beraktifitas... 62 Tabel 4.20. Motif Hiburan Responden Menghilangkan Stress Karena Rutinitas
x
xi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Kuesioner
Lampiran 2 Rekapitulasi Jawaban Responden Motif Kognitif
Lampiran 3 Rekapitulasi Jawaban Responden Motif Integratif Personal Lampiran 4 Rekapitulasi Jawaban Responden Motif Integrasi dan
Imterksi Sosial
vi
vii
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1. : Uses dan Gratification Model ... 22
Gambar 2.2. : Kerangka Berpikir ... 23
xi
DI TRANS TV. (Studi Deskriptif Motif Remaja Surabaya Terhadap Acara “Primitive Runaway” di Trans TV).
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui motif remaja Surabaya dalam menonton program acara ”Primitive Runaway” di Trans TV.
Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah : Teori Uses dan
Gratifications, televisi, teori kebutuhan dan teori tentang motif
Metode analisis data dalam penelitian ini menggunakan tabel frekuensi dan data dari hasil penelitian untuk selanjutnya dianalisis secara deskriptif dari setiap pertanyaan yang diajukan. Populasi dalam penelitian ini adalah remaja berusia 13-21 tahun di kota Surabaya yang menonton acara reality show “Primitive Runaway” di TransTV. Teknik penarikan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah random sampling
Berdasarkan hasil analisis data menunjukkan bahwa remaja di Surabaya memiliki motif yang tinggi terhadap acara “Primitive Runaway” di TransTV ini. Selanjutnya kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian ini adalah bahwa empat motif yang diamati yakni motif kognitif, identitas personal, integrasi dan interaksi sosial serta motif hiburan berada pada kategori tinggi artinya bahwa remaja di Surabaya usia 13-21 tahun tidak menemukan informasi dan hiburan yang bertemakan kebudayaan di lingkungan sekitar.
1 BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Kemajuan perkembangan ilmu komunikasi dan teknologi informsi begitu
pesatnya pada beberapa dasawarsa belakangan ini. Hal ini memungkinkan kita
mengkaji dan mempraktekkan komunikasi dengan lebih efektif dibandingkan dengan
usaha kita waktu yang lampau. Juga, menyebabkan kita lebih banyak menaruh
perhatian pada keluasan jangkauan pesan yang dapat dikirimkan kepada sebanyak
mungkin khalayak. Selain itu, perhatian lebih besar diarahkan pada aspek-aspek yang
sifatnya teknologis, seperti realitas kecanggihan perangkat komunikasi daripada
dampak realitas social dalam kaitan hubungan antar manusia.
Relasi-relasi sosial kini tidak bisa memisahkan diri dari terpaan media massa
yang kian gencar dan tidak terhindarkan. Desingan-desingan pesan menyelinap
lalu-lalang di lingkungan kita, bahkan yang amat pribadi. Televisi, radio, surat kabar,
film, buku memproduksi pesan tiap menit yang membentuk pola kita dalam
berinteraksi dengan orang lain. (Winarso, 2005:v)
Televisi sebagai bagian dari kebudayaan audio visual merupakan media
paling berpengaruh dalam membentuk sikap dan kepribadian masyarakat secara luas.
Hal ini disebabkan oleh satelit dan pesatnya perkembangan jaringan televisi yang
menjangkau masyarakat hingga ke wilayah terpencil. Kultur yang dibawa oleh
televisi dengan sendirinya mulai tumbuh di masyarakat. (Wibowo, 2007:17)
Kelebihan televisi dari media massa lainnya ialah kemampuan menyajikan
sangat memuaskan. Penonton TV tidak perlu susah-susah pergi ke gedung bioskop
atau gedung sandiwara karena pesawat TV menyajikan ke rumahnya. (Effendy,
2004:60)
Televisi merupakan media massa elektronik yang paling akhir kehadirannya.
Meskipun demikian, televisi dinilai sebagai media massa yang paling efektif saat ini,
dan banyak menarik simpati serta perhatian masyarakat luas, ini dikarenakan pada
televisi perkembangan teknologinya sangat cepat. Hal ini disebabkan oleh sifat audio
visualnya yang tidak dimiliki oleh media massa lainnya, sedangkan dalam hal
penayangannya televisi memiliki jangkauan yang tidak terbatas. Dengan modal
visual yang dimiliki, siaran televisi bersifat sangat komunikatif dalam memberikan
pesan-pesannya, karena itulah media televisi sangat bermanfaat sebagai upaya
pembentukan sikap maupun perilaku dan sekaligus perubahan pola berpikir. (Sastro,
1992 : 23).
Pertelevisian di Indonesia dewasa ini berkembang sangat pesat. Tentu ini
merupakan salah satu fakta tumbuhnya perekonomian didalam dan luar negeri
sejalan juga dengan semangat mewujudkan demokratisasi. Kegiatan manusia
(pemirsa televisi) dalam menonton televisi merupakan kegiatan yang bertujuan untuk
memenuhi kebutuhan mereka baik berupa informasi, pendidikan maupun hiburan.
Kebutuhan pemirsa yang demikian besar pun dapat dimengerti oleh satasiun televisi
sehingga semua stasiun televisi berlomba-lomba dalam memberikan acara yang
menarik dan menambah acara hiburannya. Sesuai dengan perkembangan jaman yang
selalu maju, banyak stasiun televisi swasta memberikan suguhan hiburan yang
menarik untuk ditonton. Hiburan-hiburan televisi bisa berupa acara musik, Film
3
Dunia pertelevisian di Indonesia berkembang dengan pesat, terbukti dengan hadirnya
11 stasiun televisi, yaitu RCTI, SCTV, AN-TV, INDOSIAR,TRANS TV, TRANS 7,
METRO TV, TV ONE, Global Tv, MNC TV dan TVRI yang mengudara secara
nasional dan juga beberapa TV local.
Televisi memang tidak pernah kehabisan ide untuk menarik perhatian
pemirsa, setelah televisi berhasil memikat pemirsa dengan tayangan infotaiment dan
sinetron, kini para kreator progam menyita para pengikutnya dengan acara baru,
yaitu Reality show dengan format tayangan variety show dan bersaing untuk
mendapatkan rating yang tinggi. Perkembangan yang semakin pesat tersebut
dirasakan sejak lahirnya televisi swasta pertama di Indonesia yaitu RCTI pada tahun
1989 di Jakarta. Saat ini tidak kurang dari 10 stasiun televisi swasta nasional yang
melakukan siaran dan ini belum termasuk apa yang disebut dengan TV komunitas
(lokal).
Maraknya persaingan antara stasiun televise swasta berpengaruh pada
progam acara yang dibuat, mulai acara berita, reality show, music, film, sinetron,
pendidikan, kesehatan, misteri, kriminalitas, tolk show, sampai acara yang
menampilkan subjek dan obyek realitas, yakni progam acara yang diangkat
berdasarkan kisah nyata. Dengan berbagai macam acara yang ditampilkan akan
membuat pemirsa televise bebas untuk memilih acara-acara mana yang disukai.
Berkaitan dengan progam acara reality show, Trans TV merupakan salah
satu stasiun televisi swasta nasional yang memiliki progam reality show seperti
termehek-mehek, realigi, IMB, primitive runaway, jika aku menjadi, jelajah, dan
kejamnya dunia. Sebuah progam yang sedikit unik adalah primive runaway,
yang mengajak seorang artis bersama salah satu sahabat, keluarga, suami-istri atau
orang terdekatnya untuk tinggal (menetap) di salah satu suku yang ada di Indonesia,
untuk mempelajari semua adat istiadat, budaya maupun kebiasaan sebuah
suku.(http://www.transtv.co.id/)
Program yang berdurasi sekitar 60 menit tersebut menyuguhkan realitas
kehidupan sehari-hari masyarakat yang hidup di pedalaman Indonesia. Bagaimana
jika seorang selebriti hidup bersama suku pedalaman Indonesia dengan segala
keterbatasan seperti mandi disungai, memasak dengan mengunakan kayu bakar,
berpakaian ala kadarnya. Tayangan ini tidak hanya mengajak selebriti bermain-main,
tetapi juga membangun rasa empati dan merasakan kehidupan penuh risiko dan
menantang.
Reality show “ primitive runaway” ini sengaja dibuat untuk melihat sejauh
mana seorang selebriti untuk mempelajari semua adat istiadat, budaya maupun
kebiasaan sebuah suku. kebiasaan yang terkadang luput dari perhatian kita. Dengan
dipandu langsung oleh selebriti yang mengisi acara tersebut progam berdurasi 60
menit itu meyuguhkan kehidupan dan kebiasaan suku pedalaman yang luput dari
kehidupan kita.
Dalam progam acara ini tidak hanya menyentuh hiburan dan informasi tetapi
dapat mengukur seberapa besar kepedulian ketika dihadapkan dengan orang-orang
yang hidup didalam suku pedalaman dan penonton akan lebih peduli dengan
lingkungan sekitar dan menjadikan interaksi social dengan masyarakat menjadi lebih
baik. Terkadang, penonton dibuat tersenyum melihat reaksi spontan dari bintang
tamu yang menjadi kaget, bahkan takut saat mengetahui budaya maupun kebiasaan
5
bintang tamu baru akan mengetahui budaya maupun kebiasan sebuah suku sampai di
lokasi kerja. Ditemani seorang pemuka adat dalam pekerjaan tersebut para selebriti
akan ditantang melakukan kebiasaan yang sehari – hari disuku tersebut.
Maka dari itu peneliti tertarik untuk meneliti tentang motif remaja Surabaya
dalam menonton tayangan reality show "primitive runaway” yang ditayangkan oleh
Trans TV. Keunikan acara ini adalah para selebriti akan diajak untuk tinggal
(menetap) disuatu suku yang ada di Indonesia untuk mempelajari semua adat istiadat,
budaya, maupun kebiasaan sebuah suku.
Menurut Thorn Burg, motif merupakan sesuatu yang menggerakkan tingkah
laku, selain itu motif memberikan arah bagi tingkah laku, motif juga dapat
menimbulkan intensitas dalam bertindak, serta merupakan kunci pemuas kebutuhan.
Motif dapat timbul karena adanya kebutuhan yang harus dipenuhi. Individu
merespon kebutuhan tersebut dengan bertingkah laku, bertindak untuk memenuhi
kebutuhan tersebut melalui penggunaan media. (Effendy, 1989 : 34)
Kebutuhan-kebutuhan (needs) inilah yang menyebabkan timbulnya motif
yang mendorong aktifitas individu menggunakan media tertentu, artinya individu
mencari pemuasan sejumlah kebutuhan dari penggunaan media karena didorong oleh
sejumlah motif yang mempengaruhinya. Motif adalah pengertian yang melingkupi
seluruh penggerak, alasan-alasan atau dorongan-dorongan dalam diri manusia yang
menyebabkan individu berbuat sesuatu (Gerungan,2000:140). Menurut McQuail
(2002:72) motif meliputi: motif kognitif yaitu kebutuhan akan informasi dan
kebutuhan untuk mencapai tingkat tertentu yang diinginkan, Motif Identitas Pribadi
yaitu kebutuhan menggunakan isi media untuk memperkuat atau menonjolkan
dan Interaksi Sosial yaitu kebutuhan akan Integrasi dan Interaksi Sosial, dan Motif
Hiburan yaitu kebutuhan akan pelepasan dari tekanan dan kebutuhan akan hiburan.
Maka pada dasarnya motif itu timbul karena adanya kebutuhan, dengan kata lain
motif merupakan ciri dari kebutuhan atau identik dengan kebutuhan. Dari berbagai
kebutuhan tersebut muncul teori Uses and gratification mengasumsikan bahwa yang
menjadi permasalahan utama bukanlah bagaimana media mengubah sikap dan
perilaku khalayak, tetapi bagaimana media memenuhi kebutuhan pribadi dan sosial
khalayak. Jadi, bobotnya ialah pada khalayak yang aktif, yang sengaja menggunakan
media untuk mencapai tujuan khusus (Effendi, 2003:290). Selanjutnya berkaitan
dengan pemilihan dan penggunaan media maka penelitian ini menggunakan teori
Uses and Gratifications, dimana sebenarnya khalayak adalah pihak yang aktif dan
menggunakan media tertentu untuk memenuhi kebutuhannya. (Rakhmat, 2001 : 65)
Motif kognitif, adalah motif yang mendasari penonton dalam membutuhkan
informasi mengenai peristiwa dan kondisi yang berkaitan dengan lingkungan
terdekat, masyarakat dan dunia. Mendapatkan pengetahuan tentang hal- hal yang ada
atau terjadi di sekitar mereka. Penonton ingin memuaskan rasa ingin tahu dan
mengetahui minat umum.keinginan untuk belajar atau bisa juga untuk pendidikan
diri sendiri. Dan juga bisa untuk memperoleh rasa aman dan memupuk empati
melalui penambahan pengetahuan penonton melalui tayang “primitive runaway”,
mungkin melalui informasi dari “primitive runaway” penonton akan lebih peduli
dengan lingkungan sekitarnya.
Motif identitas personal adalah motif yang mendasari penonton untuk
menemukan penunjang nilai-nilai pribadi , menemukan model perilaku,
7
sendiri. Dengan contoh, penonton dapat mengukur seberapa besar kepedulian dan
empati dirinya ketika di hadapkan dengan orang – orang yang hidup didalam suku
pedalaman seperti di tayangkan dalam “primitive runaway”
Motif integrasi dan interaksi sosial adalah motif yang mendasari penonton
untuk memenuhi kebutuhan tentang bagaimana mereka berhubungan dengan
lingkungan sekitar mereka, bagaimana meraka bergaul dan berinteraksi dengan
masyarakat. Mungkin dengan menonton dan menyaksikan bagaimana sulitnya para
selebritis hidup dan tinggal menetap bersama suku pedalaman, penonton akan lebih
bisa lebih peduli dengan lingkungan sekitarnya dan menjadikan interaksi social
dengan masyarakat mnjdai lebih baik.
Motif Diversi adalah motif yang mendasari penonton untuk melepaskan diri
dari permasalahan, bersantai, memperoleh kenikmatan jiwadan estetis, penyaluran
emosi, dan mengisi waktu. Mungkin dengan menonton tingkah para selebritis yang
terlihat konyol dan lucu saat melakukan pekerjaannya dalam “primitive runaway”
penonton dapat lepas dari kepenatan dan mendapatkan semangat baru untuk
beraktifitas kembali.
. Jadi jelaslah individu menggunakan media massa karena didorong oleh
motif–motif tertentu. Artinya, individu mencari pemuasan sejumlah kebutuhan dari
penggunaan media karena didorong oleh sejumlah motif yang mempengaruhinya.
Ada berbagai kebutuhan yang dapat dipuaskan oleh media massa. Kita ingin mencari
kesenangan, media massa dapat dapat memberikan hiburan. Kita mengalami
goncangan batin, media massa memberikan kesempatan untuk melarikan diri dari
kenyataan. Kita kesepian dan media massa juga dapat berfungsi sebagai sahabat.
Televisi sebagai bagian dari kebudayaan audio visual merupakan media
paling berpengaruh dalam membentuk sikap dan kepribadian masyarakat secara luas.
Hal ini disebabkan oleh satelit dan pesatnya perkembangan jaringan televisi yang
menjangkau masyarakat hingga ke wilayah terpencil. Kultur yang dibawa oleh
televisi dengan sendirinya mulai tumbuh di masyarakat. (Wibowo, 2007:17)
Televisi tidak mengenal jarak dan rintangan. Peristiwa di suatu kota di
Negara yang satu dapat ditonton dengan baik di Negara lain, tanpa mengenal
rintangan berupa laut maupun jurang. Kehadiran televise dapat menembus ruang dan
jarak geografis pemirsa (Effendy, 2000,177)
Pada penelitian ini sampel yang akan diteliti adalah remaja Surabaya yang
berusia 13 – 21 tahun karena segmentasi dari acara primitive runaway ini adalah para
remaja. Selain itu pada fase remaja merupakan masa dimana mereka perpindahan
dari anak menuju ke dewasa serta mempunyai tingkat keingintahuan yang tinggi
(selalu ingin tahu) terhadap sesuatu yang baru. Itu juga mengutip pernyataan Menteri
kebudayaan dan pariwisata pentingnya remaja mengenal dan mempelajari
kebudayaan adat istiadat masyarakat Indonesia (http://okezone.com).
Masa remaja terjadi pada usia 13 - 15 tahun, masa remaja akhir pada usia 16
– 18 tahun, dan masa dewasa awal pada usia 19 – 21 tahun, pada periode ini terjadi
perubahan yang sangat berarti dalam segi psikologis, emosional, sosial, serta
intelektualnya (Monks, 2002 : 260).
Kegiatan khalayak dalam menonton program acara televisi merupakan
kegiatan yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan mereka, baik berupa informasi,
9
memiliki penafsiran sendiri yang mungkin berbeda-beda, dan tergantung dari motif
masing-masing khalayak tersebut dalam menonton program acara di televisi.
Dalam penelitian ini peneliti memilih lokasi di Surabaya, yaitu remaja dengan
umur 13 – 21 tahun . Pemilihan kota Surabaya sebagai lokasi penelitian dikarenakan
kota Surabaya adalah kota metropolis kedua setelah Jakarta yang dimana aktivitas
malam hari sama dengan siang hari. Juga karena saat ini siaran televisi sudah
menjangkau hampir seluruh daerah di Indonesia.
1.1. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan diatas, maka
masalah yang diajukan adalah : Bagaimana motif remaja Surabaya dalam menonton
tayangan reality show primitive runaway di Trans TV ? .
1.2. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui motif remaja Surabaya
dalam menonton tayangan reality show primitive runaway di Trans TV.
1.2.1 Kegunaan Penelitian
1. Kegunaan Teoritis
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan bagi
perkembangan ilmu komunikasi tentang penelitian terhadap motif khalayak dalam
mengkonsumsi media, khususnya media televisi sebagai referensi yang berguna
2. Kegunaan Praktis
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan bagi industri media
untuk memperhatikan kebutuhan khalayak. Selain itu penelitian dapat memberikan
motivasi bagi industri media untuk selalu kreatif dalam mengemas program acaranya
11
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
2.1. Landasan Teori
2.1.1. Televisi
Televisi adalah paduan radio (broadcast) dan film (moving picture). Para
penonton di rumah-rumah tidak mungkin menangkap siarat televisi, kalau tidak ada
unsur-unsur radio. Dan tidak mungkin dapat melihat gambar-gambar yang bergerak
pada layar pesawat televisi, jika tida ada unsur-unsur film. (Effendy, 2003:174)
Televisi terdiri dari istilah “tele” yang berarti jauh dan “visi” (vision) yang
berarti penglihatan. Segi “jauh”-nya diusahkan oleh prinsip radio dan segi
“penglihatan”-nya oleh gambar. Tanpa gambar tidak mungkin ada apa-apa yang
dapat dilihat. Para penonton dapat menikmati siarat televisi, kalau pemancar televisi
tadi memancarkan gambar. Dan gambar-gambar yang dipancarkan itu adalah
gambar-gambar yang bergerak. (Effendy, 2003:174)
Televisi dikatakan sebagai “saudara muda” dari radio, karena lahirnya
sesudah radio dan karenanya, sebagaimana dikatakan tadi dasarnya adalah radio.
Kelebihan televisi dari media massa lainnya ialah kemampuan menyajikan
berbagai kebutuhan manusia, baik hiburan, inforamsi, maupun pendiidikan dengan
sangat memuaskan. Penonton televisi tidak perlu susah-susah pergi ke gedung
bisokop atau gedung sandiwara karena pesawat televisi menyajikan ke rumah.
Televisi saat ini telah menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan
manusia. Banyak orang yang menghabiskan waktunya lebih lama di depan pesawat
televisi dibandingkan dengan waktu yang digunakan untuk ngobrol dengan keluarga
atau pasangan mereka. Bagi banyak orang televisi adalah teman, televisi menjadi
cermin perilaku masyarakat dan televisi dapat menjadi candu. (Morrisan, 2004:1).
2.1.2. Pengaruh Televisi Terhadap Sistem Komunikasi
Pengaruh televisi terhadap sistem komunikasi tidak terlepas dari pengaruh
terhadap aspek-aspek kehidupan pada umumnya. Bahwa televisi menimbulkan
pengaruh terhadap kehidupan masyarakat Indonesia, sudah banyak yang mengetahui
dan merasakannya. Tetapi sejauh mana pengaruh yang positif dan sejauh mana
pengaruh yang negatif, belum diketahui banyak. Di Indonesia, meskipun tidak
sebanyak di negara-negara yang sudah maju, penelitian telah dilakukan, baik oleh
Departemen Penerangan sebagai lembaga yang paling berkompeten, maupun oleh
perguruan-perguruan tinggi. (Effendy, 2003:191)
Acara televisi pada umumnya mempengaruhi sikap, pandangan, persepsi dan
perasaan para penonton, ini adalah hal yang wajar. Jadi, jika ada hal-hal yang
mengakibatkan penonton terharu, terpesona, atau latah bukanlah sesuatu yang
istimewa, sebab salah satu pengaruh psikologi dari televisi ialah seakan-akan
menghipnotis penonton, sehingga penonton tersebut dihanyutkan dalam suasana
pertunjukan televisi. (Effendy, 2003:192)
Adalah kelatahan atau barangkali lebih tepat dikatakan peniruan yang
seringkali dipermasalahkan yakni peniruan yang negatif, kenyataan televisi tidak
13
menjadi persoalan sekarang bagaimana kita harus menggalakkan peniruan yang
positif dan mencegah peniruan yang negatif. (Effendy, 2003:192)
2.1.3. Teori Kebutuhan
Kebutuhan dapat didefinisikan sebagai suatu kesenjangan atau pertentangan
yang dialami antara suatu kenyataan dengan dorongan yang ada dalam diri. Apabila
pegawai kebutuhannya tidak terpenuhi maka pegawai tersebut akan menunjukkan
perilaku kecewa. Sebaliknya, jika kebutuhannya terpenuhi maka pegawai tersebut
akan memperlihatkan perilaku yang gembira sebgaai manifestasi dari rasa puasnya.
Abraham Maslow mengemukakan bahwa hierarki kebutuhan manusia adalah
sebagai berikut (Mangkunegara, 2002):
a. Kebutuhan fisiologis, kebutuhan ini merupakan kebutuhan tingkat terendah
atau disebut pula sebagai kebutuhan yang paling dasar.
b. Kebutuhan rasa aman, yaitu kebutuhan akan perlindungan dari ancaman,
bahaya, pertentangan, dan lingkungan hidup.
c. Kebutuhan untuk merasa memiliki, yaitu kebutuhan untuk diterima oleh
kelompok, berafiliasi, berinteraksi, dan kebutuhan untuk mencintai serta
dicintai.
d. Kebutuhan akan harga diri, yaitu kebutuhan untuk dihormati, dan dihargai oleh
orang lain.
e. Kebutuhan untuk mengaktualisasikan diri, yaitu kebutuhan untuk menggunkaan
kemampuan, skill, dan potensi. Kebutuhan untuk berpendapat dengan
2.1.4. Definisi dan Deskripsi Motif
Motif adalah suatu pengertian yang meliputi semua penggerak alasan-alasan
atau dorongan-dorongan dari dalam diri manusia yang menyebabkan ia berbuat
sesuatu. Istilah berbuat sesuatu tersebut disebabkan adanya tujuan yang hendak
dicapai. Pencapaian tujuan itu merupakan upaya untuk memenuhi kebutuhan.
Kebutuhan-kebutuhan (needs) inilah yang menyebabkan timbulnya motif
yang mendorong aktifitas individu menggunakan media tertentu, artinya individu
mencari pemuasan sejumlah kebutuahn dari penggunaan media karena didorong oleh
sejumlah motif yang mempengaruhinya. Motif adalah pengertian yang melingkupi
seluruh penggerak, alasan-alasan atau dorongan-dorongan dalam diri manusia yang
menyebabkan individu berbuat sesuatu (Gerungan,2000:140).
Blumer (Rakhmat, 1999 : 66) motif meliputi: motif kognitif yaitu keinginan
untuk menambah pengetahuan baru. Motif identitas personal yaitu keinginan untuk
menyesuaikan diri dengan lingkungan.Dan motif Integratif Personal yaitu keinginan
yang berhubungan dengan usaha-usaha untuk memperkuat kepercayaan, kesetiaan,
dan status pribadi.Maka pada dasarnya motif itu timbul karena adanya kebutuhan,
dengan kata lain motif merupakan ciri dari kebutuhan atau identik dengan kebutuhan.
Motif itu akan dapat mempengaruhi manusia dalam melakukan aktifitas
tertentu untuk memenuhi kebutuhan kepuasan pada diri individu dan motif seseorang
dapat berbentuk melalui serangkaian pengalaman bersifat konstan meskipun ada
kemungkinan berubah.
Motif merupakan pencerminan motif dan mengaktifkan perilaku. Pada
15
tampak bahwa motif orang pada umumnya banyak rupanya dan pada mulanya
berasal dari dalam dirinya dan ada yang berasal dari luar dirinya (Gerungan, 2000 :
144).
Untuk memudahkan pengukuran tentang motif, maka didasarkan pada
pendapat McQuail (2002:72) sebagai berikut:
1. Motif Kognitif
Kebutuhan akan informasi dan kebutuhan untuk mencapai tingkat tertentu yang
diinginkan, yang terdiri dari:
a. Mencari berita tentang peristiwa dan kondisi yang berkaitan dengan
lingkungan terdekat, masyarakat dan dunia
b. Mencari bimbingan menyangkut berbagai masalah praktis, pendapat dan
hal-hal yang berkaitan dengan penentuan pilihan
c. Mengetahui pengalaman-pengalaman orang lain tentang pekerjaan mereka
d. Mendapatkan informasi tentang kondisi masyarakat dan dunia
2. Motif Identitas Pribadi (Personal Identity)
Kebutuhan menggunakan isi media untuk memperkuat atau menonjolkan sesuatu
yang penting dalam kehidupan atau situasi khlayak sendiri, yang terdiri dari:
a. Menemukan penunjang nilai-nilai pribadi
b. Meningkatkan rasa empati dan kepedulian terhadap lingkungan
c. Menemukan model perilaku, panutan atau figur untuk dicontoh
d. Meningkatkan pemahaman tentang diri sendiri
3. Motif Integrasi dan Interaksi Sosial (Personal Relationships)
a. Meningkatkan hubungan baik dengan masyarakat sekitar
b. Menemukan bahan percakapan dan interaksi sosial
c. Memperoleh teman selain dari manusia (media)
d. Memungkinkan individu untuk dapat menghubungi sanak-keluarga, teman,
dan masyarakat
4. Motif Hiburan (Diversi)
Kebutuhan akan pelepasan dari tekanan dan kebutuhan akan hiburan, yang terdiri
dari:
a. Melepaskan diri atau terpisah dari permasalahan
b. Bersantai
c. Memperoleh kenikmatan jiwa dan estetis
d. Mengisi waktu
2.1.5. Remaja Sebagai Pemirsa Televisi
Secara psikologis, remaja adalah suatu masa dimana individu mulai
terintegrasi beralih kedalam masyarakat dewasa. Pada masa remaja perkembangan
intelektual juga sedang mengalami perkembangan yang pesat dalam aspek
intelektual. Transformasi intelektual dari cara berpikir remaja ini memungkinkan
mereka tidak hanya mampu mengintegrasikan dirinya kedalam masyarakat dewasa,
tetapi juga merupakan karakteristik yang paling menonjol dari semua periode
perkembangan.
Seperti yang dikatakan Monks. (2002 : 260) dalam bukunya psikologi
(13-17
15 tahun), masa remaja pertengahan (16-18 tahun) dan masa remaja akhir (19-21
tahun). Istilah remaja masih digunakan bagi mereka bahkan sampai usia 21 tahun,
menunjukkan bahwa mereka masih pada tahap peralihan dari dunia remaja ke dunia
dewasa.
Masa remaja merupakan fase perkembangan manusia yang sangat potensial,
baik dilihat dari aspek kognitif. Emosi maupun fisik. Perkembangan intelekyual yang
terus menerus menyebabkan remaja mencapai tahap berfikir operasional formal.
Tahap ini memungkinkan remaja mampu berfikir secara lebih abstrak, menguji
hipotesis dan mempertimbangkan apa saja peluang yang ada padanyadaripada
sekadar melihata apa adanya. Kemampuan intelektal ini yang membedaka fase
remaja dengan fae-fase sebelumya (Ali, 2005:9). Karena itulah pada fase ini remaja
yang sedang mengalami perkembangan intelektual menjadi haus akan informasi, dan
informasi bisa di dapat dari berbagai sumber yang termasuk di antaranya adalah
media massa.
Di dalam kamus bahasa indonesia, remaja didefinisikan sebagai suatu fase
dalam kehidupan mulai dewasa, sudah sampai umur untuk kawin. Zakiyah darajat
(1974) mengkategorikan bahwa masa remaja sebagai anak yang ada pada masa
peralihan dari masa anak anak menuju usia dewasa. Pada masa peralihan ini biasanya
terjadi percepatan pertumbuhan dalam segi fisik maupun psikis. Baik ditinjau dalam
bentuk badan, sikap,cara berpikir, dan bertindak, mereka bukan lagi anak-anak.
Mereka juga belum dikatakan manusia dewasa yang memiliki kematangan pikiran.
Secara universal dan sederhana khalayak media dapat diartikan sebagai
media massa atau komponen isinya. Dalam arti yang lebih ditekankan, khalayak
media ini memiliki beberapa karakteristik yaitu memiliki jumlah yang besar, bersifat
heterogen, menyebar dan anonym, serta mempunyai kelemahan dalam ikatan
organisasi sosial sehingga tidak konsisten dan komposisinya dapat berubah dengan
cepat (Mc.Quail, 1994:201).
Pemirsa merupakan sasaran komunikasi massa melalui media televisi.
Komunikasi dapat efektif, apabila pemirsa terpikat perhatiannya, tertarik minatnya,
mengerti, dan melakukan kegiatan yang diinginkan komunikator. Pada dasarnya
pemirsa televisi dapat dibedakan dalam 4 hal yaitu: pertama, heterogen (aneka
ragam) yakni pemirsa televisi adalah massa, sejumlah orang sangat banyak, yang
sifatnya heterogen terpencar-pencar diberbagai tempat. Selain itu pemirsa televisi
dapat dibedakan pula menurut jenis kelamin, umur, tingkat pendidikan, dan taraf
kehidupan, dan kebudayaan. Kedua, pribadi yakni untuk dapat diterima dan
dimengerti oleh pemirsa, maka isi pesan yang disampaikan melalui televisi bersifat
pribadi dalam arti sesuai dengan situasi pemirsa saat itu. Ketiga, aktif yakni pemirsa
sifatnya aktif. Mereka aktif, seperti apabila mereka menjumpai sesuatu yang menarik
dari sebuah stasiun televisi mereka berpikir aktif, aktif melakukan interprestasi.
Mereka bertanya-tanya pada pada dirinya, apakah yang diucapkan oleh seorang
penyiar televisi, benar atau tidak. Keempat, selektif yakni pemirsa sifatnya selektif.
Ia memilih program televisi yang disukainya (Effendy, 1990:84).
2.1.6. Tayangan Reality Show
Sebuah tayangan reality show merupakan suatu bentuk tayangan yang
19
hiburan. Tayangan reality show yang ada dan pernah ditayangkan oleh beberapa
stasiun televisi swasta diantaranya adalah termehek-mehek, curhat, minta tolong,
bedah rumah, orang ketiga, jejak petualang dan lainnya. Acara-acara tersebut sangat
diminati oleh khalayak karena mampu menyajikan tampilan lain daripada yang
lainnya, menghibur dan nyata.
Acara-acara reality show yang ditayangkan tersebut dalam kenyataanya
membawa dampak atau efek terhadap tingkat emosional khalayak. Masing-masing
khalayak mempunyai tingkat emosi yang berbeda. Ada yang sangat senang dengan
tayangan tersebut ada yang biasa saja dan sebagainya.
Dari beberapa acara reality show tersebut dalam penelitian ini yang akan di
teliti adalah reality show primitive runaway. Hal ini disebabkan acara reality show
primitive runaway merupakan acara reality show yang akan mencoba membangun
rasa empati para selebriti maupun pamirsanya dengan menantang meraka melakukan
dan merasakan kehidupan para selebrity yang berbeda jauh dengan kehidupan
masyarakat pedalaman. Acara relity show ini menyampaikan pesan moral yang
sangat baik bagi pemirsanya. Dengan demikian diharapkan pesan tersebut akan
diikuti oleh masyarakat pemirsanya.
2.1.7. Acara Primitive Runaway di Trans TV
Primitive runaway sengaja dibuat untuk melihat sejauh mana seorang selebriti
untuk mempelajari semua adat istiadat, budaya maupun kebiasaan sebuah suku,
selebriti yang mengisi acara tersebut, progam berdurasi 60 menit itu menyuguhkan
kehidupan dan kebiasaan suku pedalaman yang luput dari kehidupan kita. Primitive
Runaway tayang setiap hari Jum’at pukul 19.30 WIB di Trans TV
2.1.8 Teori Uses dan Gratifications
Teori Uses dan Gratifications merupakan pergeseran fokus dari tujuan
komunikator ke tujuan komunikan. Model ini menentukan fungsi komunikasi massa
dalam melayani khalayak. (Effendy, 2003:289)
Pendekatan Uses dan Gratifications menunjukkan bahwa yang menjadi
permasalahan utama bukanlah bagaimana media mengubah sikap dan perilaku
khalayak, tetapi bagaimana media memenuhi kebutuhan pribadi dan sosial khalayak.
Jadi, bobot ialah pada khalayak yang aktif, yang sengaja menggunakan media untuk
mencapai tujuan khusus.
Mengenai kebutuhan biasannya orang merujuk kepada hirarki kebutuhan
yang ditampilkan oleh Abraham Maslow. Ia membedakan lima perangkat kebutuhan
dasar:
1. Psysiological needs (kebutuhan fisiologi) adalah kebutuhan primer yang
menyangkut fungsi biologis bagi organisme manusia seperti kebutuhan pangan,
sandang, papan dan kesehatan fisik.
2. Safety needs (kebutuhan keamanan) adalah kebutuhan mengenai perlindungan
dari bahaya, perlakuan tidak adil, dan terjaminnya keamanan diri.
3. Love needs (kebutuhan cinta) adalah kebutuhan akan dicintai, diperhitungkan
21
4. Esteem needs (kebutuhan penghargaan) adalah kebutuhan dihargai secara
prestasi, kemampuan, kedudukan atau status.
5. Self-actualization needs (kebutuhan aktualisasi diri) adalah kebutuhan
mempertinggi potensi-potensi yang dimiliki, pengembangan diri secara maksimal,
kreativitas dan ekspresi diri.
Model ini memulai dengan lingkungan social (social environment) yang
menentukan kebutuhan kita. Lingkungan social tersebut meliputi cirri-ciri afiliasi
kelompok dan ciri-ciri kepribadian. Kebutuhan individual (individual’s needs)
dikategorisasikan sebagai cognitive needs, effective needs, personal integrative,
social integrative needs, dan escapist needs.
1. Cognitive needs (kebutuhan kognitif) adalah kebutuhan yang berkaitan dengan
peneguhan informasi, pengetahuan dan pemahaman mengenai lingkungannya.
2. Affective needs (kebutuhan Afekjtif) adalah kebutuhan yang berkaitan dengan
peneguhan pengalaman-pengalaman estetis, menyenangkan dan emosional.
3. Personal integrative needs (kebutuhan pribadi secara integratif) adalah
kebutuhan yang terkait dengan kreatifitas.
4. Social integrative needs (kebutuhan sosial secara integratif) adalah kebutuhan
yang berkaitan dengan peneguhan kontak dengan keluarga, teman dan dunia.
5. Escapist needs (kebutuhan pelepasan) adalah berkaitan dengan upaya
menghindar dari tekanan, ketegangan dan hasrat akan keanekaragaman.
Untuk memperoleh kejelasan mengenai Model Uses and Gratification maka
Katz, Gurevitch dan Haas mengemukakan gambar model Uses and Gratification
Gambar 2.1
Uses dan Gratification Model
Pada perilaku penggunaan media, teori Uses and Gratification menyatakan
bahwa pemilihan dan penggunaan media massa ditentukan oleh khalayak
berdasarkan kebutuhan yang ingin dipenuhi, sehingga terfokus pada apa yang
dilakukan khalayak pada media massa yang diteliti disini adalah motif
mengkonsumsi media untuk mencari kepuasan.
2.2 Kerangka Pikir
Dari semua media komunikasi yang ada, televisilah yang paling berpengaruh
pada kehidupan manusia. Televisi merupakan media yang dapat mendominasi
komunikasi massa, karena sifatnya yang dapat memenuhi kebutuhan dan kainginan
23
khalayak. Televisi mempunyai kelebihan dari media massa lainnya yaitu bersifat
audio visual (didengar dan dilihat). Dapat menggambarkan kenyataan dan langsung
dapat menyajikan peristiwa yang sedang terjadi kesetiap rumah para pemirsa
dimanapun dan dimanapun mereka berada. Melalui media massa televisi, masyarakat
dapat menyaksikan banyak program acara mulai dari hiburan sampai berita (news),
apalagi semakin banyak stasiun televisi yang bermunculan dan menyuguhkan banyak
sekali program acara yang dikemas dengan semenarik mungkin, sehingga membuat
masyarakat untuk lebih aktif memilih program acara yang sesuai dengan kebutuhan
untuk menggunakan media massa.
Dalam penelitian ini, peneliti berusaha mengetahui motif remaja Surabaya
tentang program acara reality show “ Primitive Runaway” di Trans TV. Peneliti
berusaha mengetahui hal tersebut diatas melalui motif seseorang terhadap objek yang
disebabkan karena kondisi yang mempengaruhi pandangan seseorang, latar belakang
pengetahuan (frame of reference) yang berbeda, budaya dan psikologis individu yang
berbeda. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada bagan dibawah ini:
Gambar 2.2.
Bagan Kerangka Berpikir penelitian dalam menonton motif remaja Surabaya tentang Program acara reality show “Primitive Runaway”
di Trans TV.
Motif Pemirsa Dalam Menonton :
- Motif Informasi
- Motif Indentitas Pribadi - Motif Integrasi Dan
24 3.1. Definisi Operasional
Penelitian ini menggunakan metode deskriptif yang tidak perlu mencari atau
menerangkan saling berhubungan dan menguji hipotesis, tetapi akan
menggambarkan secara sistematis tentang bagaimana motif remaja Surabaya
terhadap tayangan reality show “primitive runaway” di TransTV
A. Motif
Dalam hal ini motif dapat dioperasionalisasikan sebagai penggerak alasan-alasan
atau dorongan-dorongan dari dalam diri manusia yang menyebabkan ia berbuat
sesuatu motif timbul karena adanya kebutuhan dengan kata lain motif merupakan ciri
dari kebutuhan.
Untuk memudahkan pengukuran, maka dalam penelitian ini digunakan kategori
motif menurut McQuail (2002:72), dimana motif tersebut meliputi:
1. Motif Kognitif
Kebutuhan akan informasi dan kebutuhan untuk mencapai tingkat tertentu
yang diinginkan, yang terdiri dari:
a. Ingin mengetahui kondisi dan jenis- jenis pekerjaan yang ada di masyarakat
b. Mencari tahu bagaimana teknis dari pekerjaan – pekerjaan yang kadang luput
25
c. Ingin mengetahui pengalaman masyarakat yang menuturkan kisah tentang
suka duka mereka dalam melakukan pekerjaan yang ber resiko.
d. Ingin mendapatkan informasi tentang kondisi masyarakat
2. Motif Identitas Pribadi (Personal Identity)
Kebutuhan menggunakan isi media untuk memperkuat atau menonjolkan
sesuatu yang penting dalam kehidupan atau situasi khalayak sendiri, yang
terdiri dari:
a. Menemukan penunjang nilai – nilai pribadi
b. Memupuk rasa empati dan kepedulian terhadap lingkungan sekitar
c. Menemukan model perilaku dan figure untuk dicontoh
d. Meningkatkan pemahaman tentang diri sendiri
3. Motif Integrasi dan Interaksi Sosial (Personal Relationships)
Kebutuhan akan Integrasi dan Interaksi Sosial terdiri dari:
a. Sebagai pertimbangan dalam beruhubungan dan bergaul dengan
masyarakat
b. Menemukan bahan percakapan dan interaksi sosial dengan
lingkuangan sekitar
c. Memperoleh teman media baru dengan melihat acara televisi
d. Memungkinkan seseorang untuk berhubungan dengan masyarakat
sekitar
4. Motif Hiburan (Diversi)
Kebutuhan akan pelepasan dari tekanan dan kebutuhan akan hiburan,
yang terdiri dari:
b. Untuk bersantai.
c. Melepas diri dari kejenuhan.
d. Mengisi waktu luang.
Indikator untuk motif masyarakat di wilayah Surabaya dapat ditunjukkan
melalui total skor dari seluruh jawaban responden atas pernyataan-pernyataan yang
diajukan dalam kuisioner, sehingga untuk mempermudah dapat diuraikan sebagai
berikut:
STS (Sangat Tidak Setuju) diberi skor 1
TS (Tidak Setuju) diberi skor 2
S (Setuju) diberi skor 3
SS (Sangat Setuju) diberi skor 4
Dalam penelitian ini tidak digunakan alternative jawaban ragu-ragu
(undecided), alasannya menurut Hadi (1981:20) adalah sebagai berikut:
a. Kategori undecided memiliki arti ganda, bisa diartikan belum dapat memberikan
jawaban netral dan ragu-ragu. Kategori jawaban yang memiliki arti ganda (multi
interpretable) ini tidak diharapkan dalam instrument.
b. Tersedianya jawaban ditengah menimbulkan kecenderungan menjawab ketengah
(central tendency effect), terutama bagi mereka yang ragu-ragu akan
kecenderungan jawabannya.
c. Disediakan jawaban ditengah akan menghilangkan banyaknya data penelitian
27
Motif remaja Surabaya terhadap tayangan reality show “primitive runaway” di
TransTV digolongkan menjadi tiga yaitu rendah, sedang, tinggi yang ditentukan
berdasarkan jumlah skor jawaban masing-masing responden. Jumlah skor yang
menjadi batasan skor untuk lebar interval tingkat rendah, sedang, dan tinggi
menggunakan rumus:
Range (R): Skor tertinggi – Skor terendah
Jenjang yang diinginkan
Keterangan:
Range (R) : Batasan dari setiap tingkatan
Skor Tertinggi : Pertanyaan antara nilai tertinggi dengan
Jumlah item pertanyaan
Skor Terendah : Perkalian antara nilai terendah dengan
Jumlah item pertanyaan
Jenjang : 3
Melalui rumus diatas maka diperoleh tingkat interval untuk mengetahui motif
masyarakat Surabaya terhadap tayangan reality show “primitive runaway” di
TransTV, untuk lebih jelasnya dapat digambarkan sebagai berikut :
1. Pada motif kognitif terdapat 4 pertanyaan tentang responden terhadap
tayangan reality show “primitive runaway” yang ingin mengetahui kondisi
dan jenis – jenis pekerjaan yang ada di masyarakat, responden ingin
juga Ingin mengetahui pengalaman masyarakat yang menuturkan kisah suka
dukanya melakoni pekerjaannya. Responden Ingin mendapatkan informasi
tentang makna kondisi masyarakat. Semua hal tersebut dilakukan responden.
Motif Informasi = (4 x 4) – (1 x 4) = (16 – 4) = 4
3 3
Rendah = 4 – 7
Sedang = 8 – 11
Tinggi = 12 – 16
2. Pada motif identitas personal terdapat 4 pertanyaan mengenai responden
terhadap tayangan reality show “primitive runaway” yang ingin menemukan
penunjang dalam nilai-nilai pribadinya, responden dapat memupuk rasa
peduli terhadap lingkungannya. Selain itu responden dapat menemukan tokoh
atau profil untuk dijadikan panutan di kehidupan sehari-hari. Responden
dapat mengidentifikasi diri dengan orang-orang yang ada dalam acara
“primitive runaway” di TransTV.
Motif Identitas Personal = (4 x 5) – (1 x 4) = (16– 4) = 12
3 3
Rendah = 4 – 7
Sedang = 8 – 11
Tinggi = 12 – 16
3. Pada motif integrasi dan interaksi social terdapat 4 pertanyaan terhadap
29
ingin sebagai pertimbangan dalam bergaul di masyarakat dan menemukan
bahan percakapan saat berinteraksi dengan lingkungan sekitar. Selain itu
responden juga ingin mencari teman media baru, serta memungkinkan
berhubungan lebih baik dengan masyarakat sekitar.
Motif integrasi social =(4 x 4) – (1 x 4) = (16 – 4) = 12 3 3
Rendah = 4 – 7
Sedang = 8 – 11
Tinggi = 12 – 16
4. Pada motif hiburan terdapat 4 pertanyaan tentang responden terhadap
tayangan reality show “primitive runaway” respondeningin mencari hiburan,
dan bersantai. Responden Ingin menghilangkan stres karena rutinitas yang
padat, atau responden karena anda ingin mengisi waktu luang.Responden
ingin ingin bersantai setelah seharian beraktivitas.
Motif Hiburan = (4 x 4) – (1 x 4) = (16 – 4) = 12
3 3
Rendah = 4 – 7
Sedang = 8– 11
3.2Populasi, Sampel dan Teknik Penarikan Sampel
3.2.1. Populasi
Populasi dari penelitian ini adalah seluruh remaja di Surabaya, sebagai
batasan dari usia penelitian ini peneliti memilih usia 13 – 21 tahun. Penempatan usia
ini didasarkan pada massa remaja pertengahan rata-rata berusia 13 – 21 tahun, maka
sebagian besar remaja memiliki usia yang masuk dalam kategori pemirsa acara
reality show primitive runaway. Remaja yang berusia 13 – 21 tahun di wilayah
surabaya berjumlah 367.136 jiwa (Badan Pusat Statistik 2009) yang tersebar di lima
wilayah yaitu surabaya pusat, surabaya utara, surabaya selatan, surabaya timur, dan
surabaya barat.
3.2.2. Sampel dan Teknik Penarikan Sampel
Penentuan sampel di tentukan dengan rumus Yamane. Rumus tersebut
dapat ditunjukkan di bawah ini :
n =
Keterangan :
n : Sampel : Presisi/derajat ketelitian (0,1)
N : Populasi 1 : Angka konstan
(Rakhmat, 2001:82)
( )
2 +1 d NN
2
31
Berdasarkan rumus Yamane, sampel yang dapat diambil adalah :
n = 367.136
367.136 ( )+1
= 99,97 dibulatkan 100
Jadi sampel yang dapat diambil adalah 100 remaja dari 4 kecamatan di
Surabaya yang telah dipilih secara acak.
Untuk teknik penarikan sampel yaitu dengan menggunakan two-stage
cluster random sampling. Penggunaan metode cluster random sampling ini
karena mempunyai keistimewaan bahwa populasi yang letaknya tersebar
secara geografis, sehingga sulit untuk mendapatkan kerangka sampel dari
semua unsur-unsur yang terdapat dalam populasi tersebut. Untuk mengatasi
hal ini maka unit-unit analisa dikelompokkan ke dalam gugus – gugus yang
merupakan satuan-satuan darimana sampel akan diambil.
Gambar 3.1
Keterangan :
N = Level kota
N1, N2 = Level wilayah
N1a, N1b, N2a, N2b = Level kecamatan
(Rakhmat, 2004:78)
Teknik penarikan sample yang digunakan dalam penelitian ini adalah
two-stage cluster random sampling ini dilakukan melalui 2 tahap, sebagai
berikut :
a. Tahap pertama, dilakukan pemilihan terhadap wilayah penelitian
di kota Surabaya, di mana kota Surabaya terbagi dalam 5 bagian
wilayah yaitu Surabaya pusat, Surabaya Utara, Surabaya Timur,
Surabaya Selatan, dan Surabaya Barat. Setelah dipilih secara acak
dua wilayah yang terpilih adalah Surabaya Pusat dan Surabaya
Timur.
b. Tahap kedua, dilakukan pemilihan pada wilayah kecamatan.
Kemudian dilakukan pengundian dan terpilih masing-masing dua
N
N1
N1a
N1b
N2
33
kecamatan pada satu wilayah Surabaya. Pada tahap ini wilayah
Surabaya Pusat terpilih dua kecamatan yaitu kecamatan Tegalsari
dan Simokerto, sedangkan pada wilayah Surabaya Timur yang
terpilih yaitu kecamatan Rungkut dan Gunung Anyar.
Jumlah populasi remaja pada masing-masing kecamatan adalah sebagai
berikut :
a. Kecamatan Tegalsari : 60.049 jiwa
b. Kecamatan Simokerto : 53.634 jiwa
c. Kecamatan Rungkut : 45.716 jiwa
d. Kecamatan Gunung Anyar : 23.351 jiwa +
Jumlah 182.750 Jiwa.
Berdasarkan hasil perhitungan tersebut, maka jumlah sampel yang
digunakan dalam penelitian ini berjumlah 100 orang responden yang diambil
secara purposive untuk menentukan responden di kecamatan dengan kriteria
remaja yang menonton tayangan acara “primitive runaway” di TransTV.
Untuk lebih rincinya, jumlah sampel yang akan diteliti tiap-tiap wilayah
kecamatan ditentukan dengan menggunakan rumus sebagai berikut :
Keterangan :
n1 : Jumlah masyarakat di satu kecamatan
N1 : Ukuran Stratum ke 1
N : Jumlah seluruh masyarakat 4 kecamatan
n : Jumlah sampel yang telah ditetapkan
(Nasir, 1999:361)
Dengan menggunakan rumus diatas maka dapat diketahui jumlah sampel
pada masing-masing kecamatanan adalah sebagai berikut :
a. Kecamatan Tegalsari : 60049 x 100 = 32,85 = 33.
182750
b. Kecamatan Simokerto : 53634 x 100 = 29,34 = 29.
182750
c. Kecamatan Rungkut : 45716 x 100 = 25,01 = 25.
182750
d. Kecamatan Gunung Anyar : 23315 x 100 = 12,75 = 13.
182750
3.3. Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan sumber-sumber, yaitu:
35
Data primer adalah data yang dikumpulkan secara langsung dari responden.
Data primer dalam penelitian ini diperoleh dari penyebaran kuesioner.
2. Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang tidak dapat diperoleh secara langsung dari
lapangan. Data sekunder dikumpulkan melalui sumber-sumber informasi
kedua, seperti perpustakaan, pusat pengelolahan data, pusat penelitian, dan
lain sebagainya. Data sekunder ini akan digunakan sebagai data penunjang
untuk melakukan analisis.
3.4. Metode Analisis Data
Data yang diperoleh dari hasil kuesioner selanjutnya akan diolah
untuk mendiskripsikan. Pengolahan data yang diperoleh dari hasil kuesioner
terdiri dari: mengedit, mengkode, dan memasukkan data tersebut dalam
tabulasi data untuk selanjutnya dianalisis secara deskriptif setiap pertanyaan
yang diajukan.
Metode analisis data dalam penelitian ini menggunakan tabel
frekuensi yang digunakan untuk, menggambarkan data yang diperoleh dari
hasil wawancara berdasarkan penyebaran kuesioner yang diisi oleh
responden.
Data yang didapat dianalisis secara kuantitatif dengan menggunakan
Keterangan :
P : Persentase Responden
F : Frekuensi Responden
N : Jumlah Responden
Dengan menggunakan rumus tersebut, maka dapat diperoleh apa yang
diinginkan peneliti dengan kategori tertentu. Hasil perhitungan selanjutnya
dilampirkan dalam tabel yang disebut tabulasi agar mudah diinterpretasikan
NO Motif Frekuensi Prosentase
1 Motif Kognitif A (A/ΣU)100%=F
2 Motif Identitas Pribadi B (B/ΣU)100%= F
3 Motif Integrasi dan Interaksi Sosial C (C/ΣU)100%= F
4 Motif Hiburan D (D/ΣU)100%= F
36 BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Gambaran Umum Obyek Penelitian
4.1.1. Sejarah Singkat TransTV
TRANSTV dengan komitmen menyajikan tayangan berupa informasi dan
hiburan, menghiasi layar kaca di ruang keluarga pemirsa Indonesia. PT.
TELEVISI TRANSFORMASI merupakan perusahaan yang dimiliki oleh TRANS
COORPORATION yang juga merupakan pemilik dari TRANS7 menyajikan
tayangan yang mengutamakan kecerdasan, ketajaman, kehangatan penuh hiburan
serta kepribadian yang aktif.
TRANSTV memperoleh ijin siaran pada bulan oktober 1998 setelah
dinyatakan lulus dari ujian kelayakan yang dilakukan tim antar departemen
pemerintah, maka sejak tanggal 15 desember 2001 TRANS TV memulai siaran
secara resmi. Di bawah naungan PT Trans Corpora yang merupakan bagian dari
manajemen Para Group, TRANSTV diharapkan dapat menjadi televisi yang maju,
dengan program-program in-house productions yang bersifat informatif, kreatif,
dan inovatif
Logo TRANSTV berbentuk berlian yang menandakan keindahan dan
keabadian. Kilauanya mereflesikan kehidupan dan adat istiadat dari berbagai
pelosok daerah di Indonesia sebagai simbol pantulan kehidupan serta budaya
masyarakat Indonesia. Huruf dari jenis sherif, yang mencerminkan karakter abadi,
TRANSTV berkomitmen untuk menyajikan yang terbaik bagi pemirsanya,
dengan menyajikan program informasi seperti Redaksi yang hadir setiap pagi,
siang, sore, dan malam yang dikemas secara apik dan dinamis, update dan
informatif. TRANSTV juga menghadirkan program berita dan dokumenter
lainnya seperti Selamat Pagi, TKP, Asal Usul, yang memberikan wawasan unik
dan berbeda bagi pemirsa.
Tidak kalah informatif, program hiburan seperti Insert dan Wara Wiri,
semakin lengkap menambah cakrawala di ruang keluarga. Program variety show
seperti Full Color dan Komedi Lawak (Kolak) juga selalu dinantikan. TRANSTV
juga pernah hadir dengan IMB yang pernah menjadi program fenomenal di
Indonesia.
Program sport TRANSTV juga selalu dinantikan oleh para pecinta
olahraga. para pecinta otomotif, MotoGP dan Superbike mengajak Anda untuk
memacu adrenalin di lintasan balap kelas dunia. TRANSTV juga menyajikan
tayangan informasi olahraga setiap hari di layar pemirsa, di antaranya , One Stop
Football, dan Galeri Sepakbola Indonesia.
Dilengkapi dengan sajian film-film berkualitas, bioskop TRANSTV hadir
pada momen-momen spesial, mengisi layar kaca anda. Serial-serial unggulan juga
kerap kami hadirkan seperti Smalville, Supernatural, dan Heroes. Jangan lupakan
pula program-program musik yang menyuguhkan persembahan para pemusik
38
4.1.2. Tayangan primitive runaway
Primitive runaway sengaja dibuat untuk melihat sejauh mana seorang
selebriti berani untuk tinggal dan menetap di suatu suku pedalaman yang tidak
pernah sekalipun terlintas di benak masyarakat awam. Dengan dipandu lansung
selebriti pengisi acara , program berdurasi 60 menit ini akan menyuguhkan realita
sehari-hari dalam melakukan pekerjaan yang terkadang luput dari perhatian kita.
Program ini akan menyajikan bagaimana jika seorang selebriti hidup bersama
suku pedalaman Indonesia dengan segala keterbatasan seperti mandi disungai,
memasak dengan mengunakan kayu bakar, berpakaian ala kadarnya. Tayangan ini
tidak hanya mengajak selebriti bermain-main, tetapi juga membangun rasa empati
dan merasakan kehidupan penuh risiko dan menantang.
4.1.3. Masyarakat Surabaya
Kota Surabaya secara geografis berada di 7° 9’ – 7° 21’ Lintang Selatan
dan 112° 36’ – 112° 57’ Bujur Timur, sebagian besar wilayah Kota Surabaya
merupakan dataran rendah dengan ketinggian 3 – 6 meter diatas permukaan laut,
sebagian lagi pada sebelah Selatan merupakan kondisi berbukit-bukit dengan
ketinggian 25 - 50 meter diatas permukaan laut.
Luas wilayah Kota Surabaya + 52.087 Ha, dengan 63,45 persen atau 33.048
Ha dari luas total wilayah merupakan daratan dan selebihnya sekitar 36,55 persen
atau 19.039 Ha merupakan wilayah laut yang dikelola oleh Pemerintah Kota
Surabaya. Secara administratif wilayah Kota Surabaya terbagi menjadi 31
Jumlah penduduk Kota Surabaya yang terdaftar di Kartu Keluarga adalah
2.861.928 jiwa atau sebanyak 755.914 Kepala Keluarga. Komposisi penduduk
kota Surabaya berdasarkan jenis kelamin adalah sebanyak 1.437.682 jiwa
penduduk laki-laki (50,23 persen) dan 1.424.246 (49,77 persen) jiwa penduduk
perempuan. Komposisi penduduk Kota Surabaya berdasarkan kelompok umur
atau struktur usia dapat dijelaskan sebagai berikut, proporsi terbanyak adalah pada
kelompok usia 26-35 Tahun (557.865 jiwa), selanjutnya adalah pada kelompok
usia 36-45 Tahun (524.829 jiwa) dan 46-59 Tahun (464.205 jiwa). Komposisi
penduduk kota Surabaya berdasarkan profesi dapat dijelaskan bahwa terbanyak
adalah pegawai swasta sejumlah 684.581 jiwa, selanjutnya adalah sebagai ibu
rumah tangga sejumlah 527.343 jiwa dan sebagai pelajar sebanyak 448.511 jiwa
(http://72.14.235.132/custom?q=cache:8i_uHKjFUO4J:www.surabaya.go.id/pdf/I
LPPD/ILPPD%25202007.pdf+tingkat+pendidikan+rata+-
+rata+penduduk+surabaya&cd=2&hl=en&ct=clnk&gl=id&client=pub-5519045392680622/21.40PM)
Kotamadya Surabaya memiliki batas wilayah sebagai berikut :
Sebelah Utara : Selat Madura
Sebelah Timur : Selat Madura
Sebelah Selatan : Kabupaten Sidoarjo
Sebelah Barat : Kabupaten Gresik
Kotamadya Surabaya terbagi dalam lima wilayah, dengan luas wilayah
sebagai berikut :
40
Surabaya Utara : 38,32 km
Surabaya Timur : 91,19 km
Surabaya Selatan : 64,07 km
Surabaya Barat : 118,01 km
Sedangkan jumlah penduduknya meliputi :
Surabaya Pusat : 352.522 Orang
Surabaya Utara : 480.245 Orang
Surabaya Timur : 783.438 Orang
Surabaya Selatan : 676.902 Orang
Surabaya Barat : 394.839 Orang
Karakteristik masyarakat Surabaya yang menjadi responden pada penelitian
ini adalah para remaja yang berusia antara 13 – 21 tahuni yang pernah menonton
tayangan acara primitive runaway di TransTV.
4.2. Penyajian Data dan Analisis Data
Pada bagian ini akan disajikan data hasil penyebaran kuesioner yang telah
dibagikan kepada 100 responden, dimana responden tersebut adalah para remaja
Surabaya yang berusia antara 13 – 21 tahun yang pernah menonton tayangan
acara primitive runaway di TransTV, sehingga diperoleh karakteristik responden
dengan perincian sebagai berikut :
4.2.1. Identitas Responden
Jumlah kuesioner adalah sebanyak 100 lembar dan kesemuanya layak
identitas responden terdiri dari jenis kelamin, usia, dan pendidikan terakhir. Untuk
identitas responden menurut jenis kelamin, terdaftar pada tabel 4.1 sebagai berikut
:
Tabel 4.1.
Tabel Identitas Remaja Surabaya Menurut Jenis Kelamin n=100
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa sebagian besar
responden berjenis kelamin laki-laki dan berjumlah sebesar 56 orang atau 56%
dan sisanya sebanyak 44 orang atau sebesar 44% responden berjenis kelamin
perempuan.
Banyaknya responden yang berjenis kelamin laki-laki pada penelitian
ini disebabkan karena memang segmentasi tayangan ini adalah sesuai dengan
gaya hidup seorang laki-laki, dimana laki-laki cenderung lebih menyukai
tantangan dan ingin mencari seorang dewasa yang bisa dijdikan sebagai panutan,
42
Tabel 4.2.
Tabel Identitas Remaja Surabaya Menurut Usia n=100
Sumber : kuesioner I no:3
Berdasarkan tabel 4.3. diatas, diketahui remaja Surabaya yang menonton
tayangan acara primitive runaway di TransTV yang sesuai pada karakteristik
sampel pada umumnya berusia antara 16-18 tahun sebanyak 49 orang atau 49%,
13-15 tahun sebanyak 28 orang atau 28%, 19-21 tahun sebanyak 23 orang atau
23%.
Dari data tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa, responden berusia
16-18 yaitu sebanyak 49 orang dan 13-15 tahun yaitu sebanyak 28 orang, lebih sering
menonton tayangan acara primitive runaway. Hal ini dikarenakan pada usia
tersebut para remaja ingin mengetahui informasi tentang hal-hal baru dan mencari
hiburan melalui tayangan televisi.
Sedangkan untuk mengetahui jumlah dan persentase pendidikan responden,
Tabel 4.3.
Tabel Identitas Remaja Surabaya Menurut Jenjang Pendidikan n=100
No. Pendidikan Terakhir Jumlah
(orang)
Berdasarkan tabel 4.4. diatas, dapat diketahui bahwa tayangan acara primitive
runaway di TransTV banyak ditonton oleh sebagian besar remaja Surabaya yang
memiliki pendidikan terakhir SMU yaitu sebanyak 45 responden (45%),
selanjutnya diikuti dengan remaja Surabaya yang memiliki pendidikan terakhir
SMP sebanyak 38 responden (38%). Tingkat pendidikan responden akan sangat
mempengaruhi pola pikir dan cara penilaiannya terhadap sesuatu hal. Seseorang
yang mempunyai tingkat pendidikan yang lebih tinggi akan lebih luas, dan
terbuka pikirannya ketika melihat sesuatu dan berpikir lebih jauh kedepan.
Banyaknya responden yang masih menempuh jenjang SMU dapat
dikarenakan pola pikir yang lebih luas dan memilki rasa keingintahuan yang
tinggi sehingga dengan adanya kondisi tersebut responden dapat memiliki
pengetahuan yang lebih luas.
4.2.2. Penggunaan Media
Tujuan dari sub judul penggunaan media dalam penelitian ini adalah
memisahkan responden yang mengetahui dan tidak mengetahui tentang program
44
menggunakan media massa sebagai media informasi, media hiburan, maupun
media edukasi. Dalam penelitian ini responden yang dipilih sebagai sampel adalah
remaja surabaya yang berusia 13 – 21 tahun yang menonton program acara reality
show ”primitive runaway” di Trans TV. Berarti remaja surabaya yang tidak
menonton acara tersebut tidak bisa dijadikan responden atau sampel dalam
penelitian ini. Hal ini dikarenakan bahwa responden tersebut tidak memenuhi
kriteria untuk menjadi sampel dalam penelitian ini.
4.2.2.1. Frekuensi Durasi Responden Dalam Menonton Acara reality show
”primitive runaway” di Trans TV
Tabel 4.4.
Tabel Frekuensi Durasi Menonton n=100
No. Frekuensi Durasi Menonton
Responden
Dari table diatas dapat disimpulkan bahwa mayoritas responden yaitu sebesar 65
% menyaksikan program reality show “primitive runaway” di TransTV sampai
acara berakhir, dan sisanya 35% hanya menyaksikan tidak dari awal sampai akhir
karena diselingi dengan menonton acara lain ketika segmen iklan, hal itu
dilakukan karena responden merasa tidak suka atau bosan dengan iklan yang ada
4.2.3. Motif Responden Menonton Tayangan Acara “primitive runaway” di
TransTV
Dibawah ini merupakan data yang menunjukkan tentang motif responden
dalam menonton tayangan primitive runaway di TRANSTV. dimana
jawaban-jawaban tersebut dikelompokkan, di deskripsikan menjadi empat motif, yaitu :
motif Kognitif, motif Personal Identity (Identitas Pribadi), motif integrasi dan
interaksi sosial dan motif Diversi (Hiburan). Pada masing-masing motif tersebut
terdapat pernyataan-pernyataan yang merupakan indikator dari motif yang
bersangkutan, selengkapnya sebagai berikut :
4.2.3.1. Motif Kognitif
Motif Kognitif berkaitan dengan kebutuhan untuk mendapatkan informasi
yang dibutuhkan, memperoleh pengetahuan dan wawasan. Pada motif Kognitif
terdapat empat pertanyaan untuk mengetahui jawaban responden mengenai
dorongan dari motif Kognitif dalam menonton tayangan reality show primitive
runaway di TransTV, penjabaran pada tiap indikatornya disajikan dibawah ini :
1. Mencari informasi tentang jenis-jenis pekerjaan yang ada di masyarakat.
Sesuai dengan hasil penyebaran kuesioner pada item pertanyaan
motif kognitif, mencari informasi tentang jenis-jenis pekerjaan yang ada di