• Tidak ada hasil yang ditemukan

MOTIF REMAJA DALAM MENONTON TAYANGAN ACARA “PRIMITIVE RUNAWAY” DI TRANS TV (Studi Deskriptif Tentang Motif Remaja Di Surabaya Terhadap Tayangan Acara “Primitive Runaway” Di Trans TV).

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "MOTIF REMAJA DALAM MENONTON TAYANGAN ACARA “PRIMITIVE RUNAWAY” DI TRANS TV (Studi Deskriptif Tentang Motif Remaja Di Surabaya Terhadap Tayangan Acara “Primitive Runaway” Di Trans TV)."

Copied!
87
0
0

Teks penuh

(1)

Acara “Primitive Runaway” Di Trans TV)

SKRIPSI

Diajukan Untuk Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pada Fakultas Ilmu Sosial Dan Politik

Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur

Oleh:

DAMAR CANGGIH SAPUTRA NPM. 0643010400

YAYASAN KESEJAHTERAAN PENDIDIKAN DAN PERUMAHAN UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAWA TIMUR

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK PROGAM STUDI ILMU KOMUNIKASI

(2)

iii

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta hidayahNya, sehingga penulis dapat menyelesaikan proposal berjudul “MOTIF REMAJA SURABAYA DALAM MENONTON REALITY SHOW ”PRIMITIVE RUNAWAY” di TRANS TV (Studi Deskriptif Motif Remaja Surabaya Terhadap Acara “ primitive runaway” di TransTV ).

Penulisan proposal ini bertujuan untuk memenuhi persyaratan akademis bagi mahasiswa Jurusan Ilmu Komunikasi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik di Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.

Keberhasilan penulis dalam menyelesaikan penulisan proposal ini atas bimbingan dan bantuan yang diberikan oleh berbagai pihak.

Pada kesempatan ini, penulis tidak lupa mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada yang terhormat :

1. Bapak Ir.H Didiek Tranggono Msi. sebagai Dosen Pembimbing Utama yang senantiasa memberikan waktu pada penulis dalam penyusunan proposal penelitian ini.

2. Ibu Suparwati Msi., Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Politik UPN “Veteran” Jawa Timur,

(3)

iv

baik materiil maupun moril dengan tulus ikhlas dan tanpa pamrih.

5. Teman – teman seperjuangan yang telah banyak memberikan bantuan dan dorongan agar penelitian ini bisa cepat selesai

Semoga Allah SWT melimpahkan rahmat serta karuniaNya atas jasa-jasanya yang telah diberikan kepada penulis.

Penulis menyadari bahwa tulisan ini masih jauh dari sempurna. Karena apabila terdapat kekurangan didalam menyusun proposal ini, peneliti dengan senang hari menerima segala saran dan kritik demi sempurnanya skripsi ini.

Surabaya, November 2010

Penulis

(4)

v DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PENGESAHAN ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR GAMBAR ... x

DAFTAR LAMPIRAN ... xi

ABSTRAKSI ... xii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1. Latar Belakang Masalah ... 1

1.2. Perumusan Masalah ... 10

1.3. Tujuan Penelitian ... 11

1.3.1. Kegunaan Penelitian ... 11

BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 12

2.1. Landasan Teori ... 12

2.1.1. Televisi ... 12

2.1.2. Pengaruh Televisi Terhadap Sistem Komunikasi ... 13

2.1.3. Teori Kebutuhan ... 14

2.1.4. Definisi dan Deskripsi Motif ... 15

(5)

vi

2.1.8. Teori Uses and Gratifications ………. 21

2.2. Kerangka Pikir ... 24

BAB III METODE PENELITIAN ... 25

3.1. Definisi Operasional ... 25

3.2. Populasi, Sampel, dan Teknik Penarikan Sampel ... 31

3.2.1. Populasi ... 31

3.2.2. Sampel dan Teknik Penarikan Sampel ... 31

3.3. Teknik Pengumpulan Data ... 33

3.4. Teknik Analisis Data ... 33

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 35

4.1.Gambaran Umum Objek Penelitian ... 35

4.1.1. Sejarah Singkat Trans 7 …….……….. 35

4.1.2. Tayangan Scary Job ……….………... 37

4.1.3. Masyarakat Surabaya ……….. 38

4.2.Penyajian Data dan Analisa ... ... ………..40

4.2.1. Identitas Responden ... ... 41

(6)

vii

4.2.3. Motif Responden Menonton Acara “Scary Job” di Trans 7 di Televisi ... ... 44 4.2.3.1. Motif Kognitif ...

... 45 4.2.3.2. Motif Identitas Personal ...

... 50 4.2.3.3. Motif Integrasi dan Interaksi Sosial

……….55 4.2.3.4. Motif Hiburan (Diversi) ...

... 60 4.2.4. Kategori Motif Secara

Umum……… ... ... 66 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 67

5.1. Kesimpulan ... ... 69 5.2. Saran ...

... 69

DAFTAR PUSTAKA... ... 70

(7)

viii

Tabel 4.1. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 40 Tabel 4.2. Karakteristik Responden Berdasarkan Usia ... 41 Tabel 4.3. Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan ... 42 Tabel 4.4. Karakteristik Responden Berdasarkan Frekuensi Menonton ... 43 Tabel 4.5. Motif Kognitif Mencari Informasi Jenis-jenis Pekerjan yang

ada di Masyarakat ... 45 Tabel 4.6. Motif Kognitif Mengetahui Teknis dari Pekerjaan yang

dilakukan ... 46 Tabel 4.7. Motif Kognitif Mengeahui Cerita Masyarakat yang

Menuturkan Suka Duka Melakoni Pekerjaan ... 47 Tabel 4.8. Motif Kognitif Mendapatkan Informasi Tentang Kondisi

Masyarakat dan Dunia ... 48 Tabel 4.9. Motif Kognitif Responden Dalam Menonton ”Scary Job” di

Trans 7 ... 49 Tabel 4.10. Motif Identitas Personal Responden Ingin Meningkatkan

Pemahaman Tentang kepribadian Diri Sendiri ... 50 Tabel 4.11. Motif Identitas Personal Responden Dapat Memupuk Rasa

Empati dan Peduli dengan Lingkungan ... 52 Tabel 4.12. Motif Identitas Personal Responden Dapat Menemukan Profil

atau Tokoh untuk dijadikan Panutan ... 53 Tabel 4.13. Motif Identitas Personal Responden Meningkatkan

(8)

ix

Tabel 4.14. Motif Integrasi dan Interaksi Sosial Responden Sebagai Pertimbangan Dalam Bergaul Dengan Masyarakat ... 56 Tabel 4.15. Motif Integrasi dan Interaksi Sosial Responden Menemukan

Bahan Percakapan dan Interaksi dengan Lingkungan ... 57 Tabel 4.16. Motif Integrasi dan Interaksi Sosial Responden Memperoleh

Teman Media Baru dengan Melihat Televisi ... 58 Tabel 4.17. Motif Integrasi dan Interaksi Sosial Responden

Memungkinkan Untuk Berhubungan Baik dengan Keluarga .. 59 Tabel 4.18. Motif Hiburan Responden Melepaskan Sejenak Masalah

yang Dihadapi ... 61 Tabel 4.19. Motif Hiburan Responden Bersantai Setelah Seharian

Beraktifitas... 62 Tabel 4.20. Motif Hiburan Responden Menghilangkan Stress Karena Rutinitas

(9)

x

(10)

xi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Kuesioner

Lampiran 2 Rekapitulasi Jawaban Responden Motif Kognitif

Lampiran 3 Rekapitulasi Jawaban Responden Motif Integratif Personal Lampiran 4 Rekapitulasi Jawaban Responden Motif Integrasi dan

Imterksi Sosial

(11)

vi

(12)

vii

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1. : Uses dan Gratification Model ... 22

Gambar 2.2. : Kerangka Berpikir ... 23

(13)

xi

DI TRANS TV. (Studi Deskriptif Motif Remaja Surabaya Terhadap Acara “Primitive Runaway” di Trans TV).

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui motif remaja Surabaya dalam menonton program acara ”Primitive Runaway” di Trans TV.

Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah : Teori Uses dan

Gratifications, televisi, teori kebutuhan dan teori tentang motif

Metode analisis data dalam penelitian ini menggunakan tabel frekuensi dan data dari hasil penelitian untuk selanjutnya dianalisis secara deskriptif dari setiap pertanyaan yang diajukan. Populasi dalam penelitian ini adalah remaja berusia 13-21 tahun di kota Surabaya yang menonton acara reality show “Primitive Runaway” di TransTV. Teknik penarikan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah random sampling

Berdasarkan hasil analisis data menunjukkan bahwa remaja di Surabaya memiliki motif yang tinggi terhadap acara “Primitive Runaway” di TransTV ini. Selanjutnya kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian ini adalah bahwa empat motif yang diamati yakni motif kognitif, identitas personal, integrasi dan interaksi sosial serta motif hiburan berada pada kategori tinggi artinya bahwa remaja di Surabaya usia 13-21 tahun tidak menemukan informasi dan hiburan yang bertemakan kebudayaan di lingkungan sekitar.

(14)

1 BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Kemajuan perkembangan ilmu komunikasi dan teknologi informsi begitu

pesatnya pada beberapa dasawarsa belakangan ini. Hal ini memungkinkan kita

mengkaji dan mempraktekkan komunikasi dengan lebih efektif dibandingkan dengan

usaha kita waktu yang lampau. Juga, menyebabkan kita lebih banyak menaruh

perhatian pada keluasan jangkauan pesan yang dapat dikirimkan kepada sebanyak

mungkin khalayak. Selain itu, perhatian lebih besar diarahkan pada aspek-aspek yang

sifatnya teknologis, seperti realitas kecanggihan perangkat komunikasi daripada

dampak realitas social dalam kaitan hubungan antar manusia.

Relasi-relasi sosial kini tidak bisa memisahkan diri dari terpaan media massa

yang kian gencar dan tidak terhindarkan. Desingan-desingan pesan menyelinap

lalu-lalang di lingkungan kita, bahkan yang amat pribadi. Televisi, radio, surat kabar,

film, buku memproduksi pesan tiap menit yang membentuk pola kita dalam

berinteraksi dengan orang lain. (Winarso, 2005:v)

Televisi sebagai bagian dari kebudayaan audio visual merupakan media

paling berpengaruh dalam membentuk sikap dan kepribadian masyarakat secara luas.

Hal ini disebabkan oleh satelit dan pesatnya perkembangan jaringan televisi yang

menjangkau masyarakat hingga ke wilayah terpencil. Kultur yang dibawa oleh

televisi dengan sendirinya mulai tumbuh di masyarakat. (Wibowo, 2007:17)

Kelebihan televisi dari media massa lainnya ialah kemampuan menyajikan

(15)

sangat memuaskan. Penonton TV tidak perlu susah-susah pergi ke gedung bioskop

atau gedung sandiwara karena pesawat TV menyajikan ke rumahnya. (Effendy,

2004:60)

Televisi merupakan media massa elektronik yang paling akhir kehadirannya.

Meskipun demikian, televisi dinilai sebagai media massa yang paling efektif saat ini,

dan banyak menarik simpati serta perhatian masyarakat luas, ini dikarenakan pada

televisi perkembangan teknologinya sangat cepat. Hal ini disebabkan oleh sifat audio

visualnya yang tidak dimiliki oleh media massa lainnya, sedangkan dalam hal

penayangannya televisi memiliki jangkauan yang tidak terbatas. Dengan modal

visual yang dimiliki, siaran televisi bersifat sangat komunikatif dalam memberikan

pesan-pesannya, karena itulah media televisi sangat bermanfaat sebagai upaya

pembentukan sikap maupun perilaku dan sekaligus perubahan pola berpikir. (Sastro,

1992 : 23).

Pertelevisian di Indonesia dewasa ini berkembang sangat pesat. Tentu ini

merupakan salah satu fakta tumbuhnya perekonomian didalam dan luar negeri

sejalan juga dengan semangat mewujudkan demokratisasi. Kegiatan manusia

(pemirsa televisi) dalam menonton televisi merupakan kegiatan yang bertujuan untuk

memenuhi kebutuhan mereka baik berupa informasi, pendidikan maupun hiburan.

Kebutuhan pemirsa yang demikian besar pun dapat dimengerti oleh satasiun televisi

sehingga semua stasiun televisi berlomba-lomba dalam memberikan acara yang

menarik dan menambah acara hiburannya. Sesuai dengan perkembangan jaman yang

selalu maju, banyak stasiun televisi swasta memberikan suguhan hiburan yang

menarik untuk ditonton. Hiburan-hiburan televisi bisa berupa acara musik, Film

(16)

3

Dunia pertelevisian di Indonesia berkembang dengan pesat, terbukti dengan hadirnya

11 stasiun televisi, yaitu RCTI, SCTV, AN-TV, INDOSIAR,TRANS TV, TRANS 7,

METRO TV, TV ONE, Global Tv, MNC TV dan TVRI yang mengudara secara

nasional dan juga beberapa TV local.

Televisi memang tidak pernah kehabisan ide untuk menarik perhatian

pemirsa, setelah televisi berhasil memikat pemirsa dengan tayangan infotaiment dan

sinetron, kini para kreator progam menyita para pengikutnya dengan acara baru,

yaitu Reality show dengan format tayangan variety show dan bersaing untuk

mendapatkan rating yang tinggi. Perkembangan yang semakin pesat tersebut

dirasakan sejak lahirnya televisi swasta pertama di Indonesia yaitu RCTI pada tahun

1989 di Jakarta. Saat ini tidak kurang dari 10 stasiun televisi swasta nasional yang

melakukan siaran dan ini belum termasuk apa yang disebut dengan TV komunitas

(lokal).

Maraknya persaingan antara stasiun televise swasta berpengaruh pada

progam acara yang dibuat, mulai acara berita, reality show, music, film, sinetron,

pendidikan, kesehatan, misteri, kriminalitas, tolk show, sampai acara yang

menampilkan subjek dan obyek realitas, yakni progam acara yang diangkat

berdasarkan kisah nyata. Dengan berbagai macam acara yang ditampilkan akan

membuat pemirsa televise bebas untuk memilih acara-acara mana yang disukai.

Berkaitan dengan progam acara reality show, Trans TV merupakan salah

satu stasiun televisi swasta nasional yang memiliki progam reality show seperti

termehek-mehek, realigi, IMB, primitive runaway, jika aku menjadi, jelajah, dan

kejamnya dunia. Sebuah progam yang sedikit unik adalah primive runaway,

(17)

yang mengajak seorang artis bersama salah satu sahabat, keluarga, suami-istri atau

orang terdekatnya untuk tinggal (menetap) di salah satu suku yang ada di Indonesia,

untuk mempelajari semua adat istiadat, budaya maupun kebiasaan sebuah

suku.(http://www.transtv.co.id/)

Program yang berdurasi sekitar 60 menit tersebut menyuguhkan realitas

kehidupan sehari-hari masyarakat yang hidup di pedalaman Indonesia. Bagaimana

jika seorang selebriti hidup bersama suku pedalaman Indonesia dengan segala

keterbatasan seperti mandi disungai, memasak dengan mengunakan kayu bakar,

berpakaian ala kadarnya. Tayangan ini tidak hanya mengajak selebriti bermain-main,

tetapi juga membangun rasa empati dan merasakan kehidupan penuh risiko dan

menantang.

Reality show “ primitive runaway” ini sengaja dibuat untuk melihat sejauh

mana seorang selebriti untuk mempelajari semua adat istiadat, budaya maupun

kebiasaan sebuah suku. kebiasaan yang terkadang luput dari perhatian kita. Dengan

dipandu langsung oleh selebriti yang mengisi acara tersebut progam berdurasi 60

menit itu meyuguhkan kehidupan dan kebiasaan suku pedalaman yang luput dari

kehidupan kita.

Dalam progam acara ini tidak hanya menyentuh hiburan dan informasi tetapi

dapat mengukur seberapa besar kepedulian ketika dihadapkan dengan orang-orang

yang hidup didalam suku pedalaman dan penonton akan lebih peduli dengan

lingkungan sekitar dan menjadikan interaksi social dengan masyarakat menjadi lebih

baik. Terkadang, penonton dibuat tersenyum melihat reaksi spontan dari bintang

tamu yang menjadi kaget, bahkan takut saat mengetahui budaya maupun kebiasaan

(18)

5

bintang tamu baru akan mengetahui budaya maupun kebiasan sebuah suku sampai di

lokasi kerja. Ditemani seorang pemuka adat dalam pekerjaan tersebut para selebriti

akan ditantang melakukan kebiasaan yang sehari – hari disuku tersebut.

Maka dari itu peneliti tertarik untuk meneliti tentang motif remaja Surabaya

dalam menonton tayangan reality show "primitive runaway” yang ditayangkan oleh

Trans TV. Keunikan acara ini adalah para selebriti akan diajak untuk tinggal

(menetap) disuatu suku yang ada di Indonesia untuk mempelajari semua adat istiadat,

budaya, maupun kebiasaan sebuah suku.

Menurut Thorn Burg, motif merupakan sesuatu yang menggerakkan tingkah

laku, selain itu motif memberikan arah bagi tingkah laku, motif juga dapat

menimbulkan intensitas dalam bertindak, serta merupakan kunci pemuas kebutuhan.

Motif dapat timbul karena adanya kebutuhan yang harus dipenuhi. Individu

merespon kebutuhan tersebut dengan bertingkah laku, bertindak untuk memenuhi

kebutuhan tersebut melalui penggunaan media. (Effendy, 1989 : 34)

Kebutuhan-kebutuhan (needs) inilah yang menyebabkan timbulnya motif

yang mendorong aktifitas individu menggunakan media tertentu, artinya individu

mencari pemuasan sejumlah kebutuhan dari penggunaan media karena didorong oleh

sejumlah motif yang mempengaruhinya. Motif adalah pengertian yang melingkupi

seluruh penggerak, alasan-alasan atau dorongan-dorongan dalam diri manusia yang

menyebabkan individu berbuat sesuatu (Gerungan,2000:140). Menurut McQuail

(2002:72) motif meliputi: motif kognitif yaitu kebutuhan akan informasi dan

kebutuhan untuk mencapai tingkat tertentu yang diinginkan, Motif Identitas Pribadi

yaitu kebutuhan menggunakan isi media untuk memperkuat atau menonjolkan

(19)

dan Interaksi Sosial yaitu kebutuhan akan Integrasi dan Interaksi Sosial, dan Motif

Hiburan yaitu kebutuhan akan pelepasan dari tekanan dan kebutuhan akan hiburan.

Maka pada dasarnya motif itu timbul karena adanya kebutuhan, dengan kata lain

motif merupakan ciri dari kebutuhan atau identik dengan kebutuhan. Dari berbagai

kebutuhan tersebut muncul teori Uses and gratification mengasumsikan bahwa yang

menjadi permasalahan utama bukanlah bagaimana media mengubah sikap dan

perilaku khalayak, tetapi bagaimana media memenuhi kebutuhan pribadi dan sosial

khalayak. Jadi, bobotnya ialah pada khalayak yang aktif, yang sengaja menggunakan

media untuk mencapai tujuan khusus (Effendi, 2003:290). Selanjutnya berkaitan

dengan pemilihan dan penggunaan media maka penelitian ini menggunakan teori

Uses and Gratifications, dimana sebenarnya khalayak adalah pihak yang aktif dan

menggunakan media tertentu untuk memenuhi kebutuhannya. (Rakhmat, 2001 : 65)

Motif kognitif, adalah motif yang mendasari penonton dalam membutuhkan

informasi mengenai peristiwa dan kondisi yang berkaitan dengan lingkungan

terdekat, masyarakat dan dunia. Mendapatkan pengetahuan tentang hal- hal yang ada

atau terjadi di sekitar mereka. Penonton ingin memuaskan rasa ingin tahu dan

mengetahui minat umum.keinginan untuk belajar atau bisa juga untuk pendidikan

diri sendiri. Dan juga bisa untuk memperoleh rasa aman dan memupuk empati

melalui penambahan pengetahuan penonton melalui tayang “primitive runaway”,

mungkin melalui informasi dari “primitive runaway” penonton akan lebih peduli

dengan lingkungan sekitarnya.

Motif identitas personal adalah motif yang mendasari penonton untuk

menemukan penunjang nilai-nilai pribadi , menemukan model perilaku,

(20)

7

sendiri. Dengan contoh, penonton dapat mengukur seberapa besar kepedulian dan

empati dirinya ketika di hadapkan dengan orang – orang yang hidup didalam suku

pedalaman seperti di tayangkan dalam “primitive runaway”

Motif integrasi dan interaksi sosial adalah motif yang mendasari penonton

untuk memenuhi kebutuhan tentang bagaimana mereka berhubungan dengan

lingkungan sekitar mereka, bagaimana meraka bergaul dan berinteraksi dengan

masyarakat. Mungkin dengan menonton dan menyaksikan bagaimana sulitnya para

selebritis hidup dan tinggal menetap bersama suku pedalaman, penonton akan lebih

bisa lebih peduli dengan lingkungan sekitarnya dan menjadikan interaksi social

dengan masyarakat mnjdai lebih baik.

Motif Diversi adalah motif yang mendasari penonton untuk melepaskan diri

dari permasalahan, bersantai, memperoleh kenikmatan jiwadan estetis, penyaluran

emosi, dan mengisi waktu. Mungkin dengan menonton tingkah para selebritis yang

terlihat konyol dan lucu saat melakukan pekerjaannya dalam “primitive runaway”

penonton dapat lepas dari kepenatan dan mendapatkan semangat baru untuk

beraktifitas kembali.

. Jadi jelaslah individu menggunakan media massa karena didorong oleh

motif–motif tertentu. Artinya, individu mencari pemuasan sejumlah kebutuhan dari

penggunaan media karena didorong oleh sejumlah motif yang mempengaruhinya.

Ada berbagai kebutuhan yang dapat dipuaskan oleh media massa. Kita ingin mencari

kesenangan, media massa dapat dapat memberikan hiburan. Kita mengalami

goncangan batin, media massa memberikan kesempatan untuk melarikan diri dari

kenyataan. Kita kesepian dan media massa juga dapat berfungsi sebagai sahabat.

(21)

Televisi sebagai bagian dari kebudayaan audio visual merupakan media

paling berpengaruh dalam membentuk sikap dan kepribadian masyarakat secara luas.

Hal ini disebabkan oleh satelit dan pesatnya perkembangan jaringan televisi yang

menjangkau masyarakat hingga ke wilayah terpencil. Kultur yang dibawa oleh

televisi dengan sendirinya mulai tumbuh di masyarakat. (Wibowo, 2007:17)

Televisi tidak mengenal jarak dan rintangan. Peristiwa di suatu kota di

Negara yang satu dapat ditonton dengan baik di Negara lain, tanpa mengenal

rintangan berupa laut maupun jurang. Kehadiran televise dapat menembus ruang dan

jarak geografis pemirsa (Effendy, 2000,177)

Pada penelitian ini sampel yang akan diteliti adalah remaja Surabaya yang

berusia 13 – 21 tahun karena segmentasi dari acara primitive runaway ini adalah para

remaja. Selain itu pada fase remaja merupakan masa dimana mereka perpindahan

dari anak menuju ke dewasa serta mempunyai tingkat keingintahuan yang tinggi

(selalu ingin tahu) terhadap sesuatu yang baru. Itu juga mengutip pernyataan Menteri

kebudayaan dan pariwisata pentingnya remaja mengenal dan mempelajari

kebudayaan adat istiadat masyarakat Indonesia (http://okezone.com).

Masa remaja terjadi pada usia 13 - 15 tahun, masa remaja akhir pada usia 16

– 18 tahun, dan masa dewasa awal pada usia 19 – 21 tahun, pada periode ini terjadi

perubahan yang sangat berarti dalam segi psikologis, emosional, sosial, serta

intelektualnya (Monks, 2002 : 260).

Kegiatan khalayak dalam menonton program acara televisi merupakan

kegiatan yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan mereka, baik berupa informasi,

(22)

9

memiliki penafsiran sendiri yang mungkin berbeda-beda, dan tergantung dari motif

masing-masing khalayak tersebut dalam menonton program acara di televisi.

Dalam penelitian ini peneliti memilih lokasi di Surabaya, yaitu remaja dengan

umur 13 – 21 tahun . Pemilihan kota Surabaya sebagai lokasi penelitian dikarenakan

kota Surabaya adalah kota metropolis kedua setelah Jakarta yang dimana aktivitas

malam hari sama dengan siang hari. Juga karena saat ini siaran televisi sudah

menjangkau hampir seluruh daerah di Indonesia.

1.1. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan diatas, maka

masalah yang diajukan adalah : Bagaimana motif remaja Surabaya dalam menonton

tayangan reality show primitive runaway di Trans TV ? .

1.2. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui motif remaja Surabaya

dalam menonton tayangan reality show primitive runaway di Trans TV.

1.2.1 Kegunaan Penelitian

1. Kegunaan Teoritis

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan bagi

perkembangan ilmu komunikasi tentang penelitian terhadap motif khalayak dalam

mengkonsumsi media, khususnya media televisi sebagai referensi yang berguna

(23)

2. Kegunaan Praktis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan bagi industri media

untuk memperhatikan kebutuhan khalayak. Selain itu penelitian dapat memberikan

motivasi bagi industri media untuk selalu kreatif dalam mengemas program acaranya

(24)

11

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1. Landasan Teori

2.1.1. Televisi

Televisi adalah paduan radio (broadcast) dan film (moving picture). Para

penonton di rumah-rumah tidak mungkin menangkap siarat televisi, kalau tidak ada

unsur-unsur radio. Dan tidak mungkin dapat melihat gambar-gambar yang bergerak

pada layar pesawat televisi, jika tida ada unsur-unsur film. (Effendy, 2003:174)

Televisi terdiri dari istilah “tele” yang berarti jauh dan “visi” (vision) yang

berarti penglihatan. Segi “jauh”-nya diusahkan oleh prinsip radio dan segi

“penglihatan”-nya oleh gambar. Tanpa gambar tidak mungkin ada apa-apa yang

dapat dilihat. Para penonton dapat menikmati siarat televisi, kalau pemancar televisi

tadi memancarkan gambar. Dan gambar-gambar yang dipancarkan itu adalah

gambar-gambar yang bergerak. (Effendy, 2003:174)

Televisi dikatakan sebagai “saudara muda” dari radio, karena lahirnya

sesudah radio dan karenanya, sebagaimana dikatakan tadi dasarnya adalah radio.

Kelebihan televisi dari media massa lainnya ialah kemampuan menyajikan

berbagai kebutuhan manusia, baik hiburan, inforamsi, maupun pendiidikan dengan

sangat memuaskan. Penonton televisi tidak perlu susah-susah pergi ke gedung

bisokop atau gedung sandiwara karena pesawat televisi menyajikan ke rumah.

(25)

Televisi saat ini telah menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan

manusia. Banyak orang yang menghabiskan waktunya lebih lama di depan pesawat

televisi dibandingkan dengan waktu yang digunakan untuk ngobrol dengan keluarga

atau pasangan mereka. Bagi banyak orang televisi adalah teman, televisi menjadi

cermin perilaku masyarakat dan televisi dapat menjadi candu. (Morrisan, 2004:1).

2.1.2. Pengaruh Televisi Terhadap Sistem Komunikasi

Pengaruh televisi terhadap sistem komunikasi tidak terlepas dari pengaruh

terhadap aspek-aspek kehidupan pada umumnya. Bahwa televisi menimbulkan

pengaruh terhadap kehidupan masyarakat Indonesia, sudah banyak yang mengetahui

dan merasakannya. Tetapi sejauh mana pengaruh yang positif dan sejauh mana

pengaruh yang negatif, belum diketahui banyak. Di Indonesia, meskipun tidak

sebanyak di negara-negara yang sudah maju, penelitian telah dilakukan, baik oleh

Departemen Penerangan sebagai lembaga yang paling berkompeten, maupun oleh

perguruan-perguruan tinggi. (Effendy, 2003:191)

Acara televisi pada umumnya mempengaruhi sikap, pandangan, persepsi dan

perasaan para penonton, ini adalah hal yang wajar. Jadi, jika ada hal-hal yang

mengakibatkan penonton terharu, terpesona, atau latah bukanlah sesuatu yang

istimewa, sebab salah satu pengaruh psikologi dari televisi ialah seakan-akan

menghipnotis penonton, sehingga penonton tersebut dihanyutkan dalam suasana

pertunjukan televisi. (Effendy, 2003:192)

Adalah kelatahan atau barangkali lebih tepat dikatakan peniruan yang

seringkali dipermasalahkan yakni peniruan yang negatif, kenyataan televisi tidak

(26)

13

menjadi persoalan sekarang bagaimana kita harus menggalakkan peniruan yang

positif dan mencegah peniruan yang negatif. (Effendy, 2003:192)

2.1.3. Teori Kebutuhan

Kebutuhan dapat didefinisikan sebagai suatu kesenjangan atau pertentangan

yang dialami antara suatu kenyataan dengan dorongan yang ada dalam diri. Apabila

pegawai kebutuhannya tidak terpenuhi maka pegawai tersebut akan menunjukkan

perilaku kecewa. Sebaliknya, jika kebutuhannya terpenuhi maka pegawai tersebut

akan memperlihatkan perilaku yang gembira sebgaai manifestasi dari rasa puasnya.

Abraham Maslow mengemukakan bahwa hierarki kebutuhan manusia adalah

sebagai berikut (Mangkunegara, 2002):

a. Kebutuhan fisiologis, kebutuhan ini merupakan kebutuhan tingkat terendah

atau disebut pula sebagai kebutuhan yang paling dasar.

b. Kebutuhan rasa aman, yaitu kebutuhan akan perlindungan dari ancaman,

bahaya, pertentangan, dan lingkungan hidup.

c. Kebutuhan untuk merasa memiliki, yaitu kebutuhan untuk diterima oleh

kelompok, berafiliasi, berinteraksi, dan kebutuhan untuk mencintai serta

dicintai.

d. Kebutuhan akan harga diri, yaitu kebutuhan untuk dihormati, dan dihargai oleh

orang lain.

e. Kebutuhan untuk mengaktualisasikan diri, yaitu kebutuhan untuk menggunkaan

kemampuan, skill, dan potensi. Kebutuhan untuk berpendapat dengan

(27)

2.1.4. Definisi dan Deskripsi Motif

Motif adalah suatu pengertian yang meliputi semua penggerak alasan-alasan

atau dorongan-dorongan dari dalam diri manusia yang menyebabkan ia berbuat

sesuatu. Istilah berbuat sesuatu tersebut disebabkan adanya tujuan yang hendak

dicapai. Pencapaian tujuan itu merupakan upaya untuk memenuhi kebutuhan.

Kebutuhan-kebutuhan (needs) inilah yang menyebabkan timbulnya motif

yang mendorong aktifitas individu menggunakan media tertentu, artinya individu

mencari pemuasan sejumlah kebutuahn dari penggunaan media karena didorong oleh

sejumlah motif yang mempengaruhinya. Motif adalah pengertian yang melingkupi

seluruh penggerak, alasan-alasan atau dorongan-dorongan dalam diri manusia yang

menyebabkan individu berbuat sesuatu (Gerungan,2000:140).

Blumer (Rakhmat, 1999 : 66) motif meliputi: motif kognitif yaitu keinginan

untuk menambah pengetahuan baru. Motif identitas personal yaitu keinginan untuk

menyesuaikan diri dengan lingkungan.Dan motif Integratif Personal yaitu keinginan

yang berhubungan dengan usaha-usaha untuk memperkuat kepercayaan, kesetiaan,

dan status pribadi.Maka pada dasarnya motif itu timbul karena adanya kebutuhan,

dengan kata lain motif merupakan ciri dari kebutuhan atau identik dengan kebutuhan.

Motif itu akan dapat mempengaruhi manusia dalam melakukan aktifitas

tertentu untuk memenuhi kebutuhan kepuasan pada diri individu dan motif seseorang

dapat berbentuk melalui serangkaian pengalaman bersifat konstan meskipun ada

kemungkinan berubah.

Motif merupakan pencerminan motif dan mengaktifkan perilaku. Pada

(28)

15

tampak bahwa motif orang pada umumnya banyak rupanya dan pada mulanya

berasal dari dalam dirinya dan ada yang berasal dari luar dirinya (Gerungan, 2000 :

144).

Untuk memudahkan pengukuran tentang motif, maka didasarkan pada

pendapat McQuail (2002:72) sebagai berikut:

1. Motif Kognitif

Kebutuhan akan informasi dan kebutuhan untuk mencapai tingkat tertentu yang

diinginkan, yang terdiri dari:

a. Mencari berita tentang peristiwa dan kondisi yang berkaitan dengan

lingkungan terdekat, masyarakat dan dunia

b. Mencari bimbingan menyangkut berbagai masalah praktis, pendapat dan

hal-hal yang berkaitan dengan penentuan pilihan

c. Mengetahui pengalaman-pengalaman orang lain tentang pekerjaan mereka

d. Mendapatkan informasi tentang kondisi masyarakat dan dunia

2. Motif Identitas Pribadi (Personal Identity)

Kebutuhan menggunakan isi media untuk memperkuat atau menonjolkan sesuatu

yang penting dalam kehidupan atau situasi khlayak sendiri, yang terdiri dari:

a. Menemukan penunjang nilai-nilai pribadi

b. Meningkatkan rasa empati dan kepedulian terhadap lingkungan

c. Menemukan model perilaku, panutan atau figur untuk dicontoh

d. Meningkatkan pemahaman tentang diri sendiri

3. Motif Integrasi dan Interaksi Sosial (Personal Relationships)

(29)

a. Meningkatkan hubungan baik dengan masyarakat sekitar

b. Menemukan bahan percakapan dan interaksi sosial

c. Memperoleh teman selain dari manusia (media)

d. Memungkinkan individu untuk dapat menghubungi sanak-keluarga, teman,

dan masyarakat

4. Motif Hiburan (Diversi)

Kebutuhan akan pelepasan dari tekanan dan kebutuhan akan hiburan, yang terdiri

dari:

a. Melepaskan diri atau terpisah dari permasalahan

b. Bersantai

c. Memperoleh kenikmatan jiwa dan estetis

d. Mengisi waktu

2.1.5. Remaja Sebagai Pemirsa Televisi

Secara psikologis, remaja adalah suatu masa dimana individu mulai

terintegrasi beralih kedalam masyarakat dewasa. Pada masa remaja perkembangan

intelektual juga sedang mengalami perkembangan yang pesat dalam aspek

intelektual. Transformasi intelektual dari cara berpikir remaja ini memungkinkan

mereka tidak hanya mampu mengintegrasikan dirinya kedalam masyarakat dewasa,

tetapi juga merupakan karakteristik yang paling menonjol dari semua periode

perkembangan.

Seperti yang dikatakan Monks. (2002 : 260) dalam bukunya psikologi

(30)

(13-17

15 tahun), masa remaja pertengahan (16-18 tahun) dan masa remaja akhir (19-21

tahun). Istilah remaja masih digunakan bagi mereka bahkan sampai usia 21 tahun,

menunjukkan bahwa mereka masih pada tahap peralihan dari dunia remaja ke dunia

dewasa.

Masa remaja merupakan fase perkembangan manusia yang sangat potensial,

baik dilihat dari aspek kognitif. Emosi maupun fisik. Perkembangan intelekyual yang

terus menerus menyebabkan remaja mencapai tahap berfikir operasional formal.

Tahap ini memungkinkan remaja mampu berfikir secara lebih abstrak, menguji

hipotesis dan mempertimbangkan apa saja peluang yang ada padanyadaripada

sekadar melihata apa adanya. Kemampuan intelektal ini yang membedaka fase

remaja dengan fae-fase sebelumya (Ali, 2005:9). Karena itulah pada fase ini remaja

yang sedang mengalami perkembangan intelektual menjadi haus akan informasi, dan

informasi bisa di dapat dari berbagai sumber yang termasuk di antaranya adalah

media massa.

Di dalam kamus bahasa indonesia, remaja didefinisikan sebagai suatu fase

dalam kehidupan mulai dewasa, sudah sampai umur untuk kawin. Zakiyah darajat

(1974) mengkategorikan bahwa masa remaja sebagai anak yang ada pada masa

peralihan dari masa anak anak menuju usia dewasa. Pada masa peralihan ini biasanya

terjadi percepatan pertumbuhan dalam segi fisik maupun psikis. Baik ditinjau dalam

bentuk badan, sikap,cara berpikir, dan bertindak, mereka bukan lagi anak-anak.

Mereka juga belum dikatakan manusia dewasa yang memiliki kematangan pikiran.

Secara universal dan sederhana khalayak media dapat diartikan sebagai

(31)

media massa atau komponen isinya. Dalam arti yang lebih ditekankan, khalayak

media ini memiliki beberapa karakteristik yaitu memiliki jumlah yang besar, bersifat

heterogen, menyebar dan anonym, serta mempunyai kelemahan dalam ikatan

organisasi sosial sehingga tidak konsisten dan komposisinya dapat berubah dengan

cepat (Mc.Quail, 1994:201).

Pemirsa merupakan sasaran komunikasi massa melalui media televisi.

Komunikasi dapat efektif, apabila pemirsa terpikat perhatiannya, tertarik minatnya,

mengerti, dan melakukan kegiatan yang diinginkan komunikator. Pada dasarnya

pemirsa televisi dapat dibedakan dalam 4 hal yaitu: pertama, heterogen (aneka

ragam) yakni pemirsa televisi adalah massa, sejumlah orang sangat banyak, yang

sifatnya heterogen terpencar-pencar diberbagai tempat. Selain itu pemirsa televisi

dapat dibedakan pula menurut jenis kelamin, umur, tingkat pendidikan, dan taraf

kehidupan, dan kebudayaan. Kedua, pribadi yakni untuk dapat diterima dan

dimengerti oleh pemirsa, maka isi pesan yang disampaikan melalui televisi bersifat

pribadi dalam arti sesuai dengan situasi pemirsa saat itu. Ketiga, aktif yakni pemirsa

sifatnya aktif. Mereka aktif, seperti apabila mereka menjumpai sesuatu yang menarik

dari sebuah stasiun televisi mereka berpikir aktif, aktif melakukan interprestasi.

Mereka bertanya-tanya pada pada dirinya, apakah yang diucapkan oleh seorang

penyiar televisi, benar atau tidak. Keempat, selektif yakni pemirsa sifatnya selektif.

Ia memilih program televisi yang disukainya (Effendy, 1990:84).

2.1.6. Tayangan Reality Show

Sebuah tayangan reality show merupakan suatu bentuk tayangan yang

(32)

19

hiburan. Tayangan reality show yang ada dan pernah ditayangkan oleh beberapa

stasiun televisi swasta diantaranya adalah termehek-mehek, curhat, minta tolong,

bedah rumah, orang ketiga, jejak petualang dan lainnya. Acara-acara tersebut sangat

diminati oleh khalayak karena mampu menyajikan tampilan lain daripada yang

lainnya, menghibur dan nyata.

Acara-acara reality show yang ditayangkan tersebut dalam kenyataanya

membawa dampak atau efek terhadap tingkat emosional khalayak. Masing-masing

khalayak mempunyai tingkat emosi yang berbeda. Ada yang sangat senang dengan

tayangan tersebut ada yang biasa saja dan sebagainya.

Dari beberapa acara reality show tersebut dalam penelitian ini yang akan di

teliti adalah reality show primitive runaway. Hal ini disebabkan acara reality show

primitive runaway merupakan acara reality show yang akan mencoba membangun

rasa empati para selebriti maupun pamirsanya dengan menantang meraka melakukan

dan merasakan kehidupan para selebrity yang berbeda jauh dengan kehidupan

masyarakat pedalaman. Acara relity show ini menyampaikan pesan moral yang

sangat baik bagi pemirsanya. Dengan demikian diharapkan pesan tersebut akan

diikuti oleh masyarakat pemirsanya.

2.1.7. Acara Primitive Runaway di Trans TV

Primitive runaway sengaja dibuat untuk melihat sejauh mana seorang selebriti

untuk mempelajari semua adat istiadat, budaya maupun kebiasaan sebuah suku,

(33)

selebriti yang mengisi acara tersebut, progam berdurasi 60 menit itu menyuguhkan

kehidupan dan kebiasaan suku pedalaman yang luput dari kehidupan kita. Primitive

Runaway tayang setiap hari Jum’at pukul 19.30 WIB di Trans TV

2.1.8 Teori Uses dan Gratifications

Teori Uses dan Gratifications merupakan pergeseran fokus dari tujuan

komunikator ke tujuan komunikan. Model ini menentukan fungsi komunikasi massa

dalam melayani khalayak. (Effendy, 2003:289)

Pendekatan Uses dan Gratifications menunjukkan bahwa yang menjadi

permasalahan utama bukanlah bagaimana media mengubah sikap dan perilaku

khalayak, tetapi bagaimana media memenuhi kebutuhan pribadi dan sosial khalayak.

Jadi, bobot ialah pada khalayak yang aktif, yang sengaja menggunakan media untuk

mencapai tujuan khusus.

Mengenai kebutuhan biasannya orang merujuk kepada hirarki kebutuhan

yang ditampilkan oleh Abraham Maslow. Ia membedakan lima perangkat kebutuhan

dasar:

1. Psysiological needs (kebutuhan fisiologi) adalah kebutuhan primer yang

menyangkut fungsi biologis bagi organisme manusia seperti kebutuhan pangan,

sandang, papan dan kesehatan fisik.

2. Safety needs (kebutuhan keamanan) adalah kebutuhan mengenai perlindungan

dari bahaya, perlakuan tidak adil, dan terjaminnya keamanan diri.

3. Love needs (kebutuhan cinta) adalah kebutuhan akan dicintai, diperhitungkan

(34)

21

4. Esteem needs (kebutuhan penghargaan) adalah kebutuhan dihargai secara

prestasi, kemampuan, kedudukan atau status.

5. Self-actualization needs (kebutuhan aktualisasi diri) adalah kebutuhan

mempertinggi potensi-potensi yang dimiliki, pengembangan diri secara maksimal,

kreativitas dan ekspresi diri.

Model ini memulai dengan lingkungan social (social environment) yang

menentukan kebutuhan kita. Lingkungan social tersebut meliputi cirri-ciri afiliasi

kelompok dan ciri-ciri kepribadian. Kebutuhan individual (individual’s needs)

dikategorisasikan sebagai cognitive needs, effective needs, personal integrative,

social integrative needs, dan escapist needs.

1. Cognitive needs (kebutuhan kognitif) adalah kebutuhan yang berkaitan dengan

peneguhan informasi, pengetahuan dan pemahaman mengenai lingkungannya.

2. Affective needs (kebutuhan Afekjtif) adalah kebutuhan yang berkaitan dengan

peneguhan pengalaman-pengalaman estetis, menyenangkan dan emosional.

3. Personal integrative needs (kebutuhan pribadi secara integratif) adalah

kebutuhan yang terkait dengan kreatifitas.

4. Social integrative needs (kebutuhan sosial secara integratif) adalah kebutuhan

yang berkaitan dengan peneguhan kontak dengan keluarga, teman dan dunia.

5. Escapist needs (kebutuhan pelepasan) adalah berkaitan dengan upaya

menghindar dari tekanan, ketegangan dan hasrat akan keanekaragaman.

Untuk memperoleh kejelasan mengenai Model Uses and Gratification maka

Katz, Gurevitch dan Haas mengemukakan gambar model Uses and Gratification

(35)

Gambar 2.1

Uses dan Gratification Model

Pada perilaku penggunaan media, teori Uses and Gratification menyatakan

bahwa pemilihan dan penggunaan media massa ditentukan oleh khalayak

berdasarkan kebutuhan yang ingin dipenuhi, sehingga terfokus pada apa yang

dilakukan khalayak pada media massa yang diteliti disini adalah motif

mengkonsumsi media untuk mencari kepuasan.

2.2 Kerangka Pikir

Dari semua media komunikasi yang ada, televisilah yang paling berpengaruh

pada kehidupan manusia. Televisi merupakan media yang dapat mendominasi

komunikasi massa, karena sifatnya yang dapat memenuhi kebutuhan dan kainginan

(36)

23

khalayak. Televisi mempunyai kelebihan dari media massa lainnya yaitu bersifat

audio visual (didengar dan dilihat). Dapat menggambarkan kenyataan dan langsung

dapat menyajikan peristiwa yang sedang terjadi kesetiap rumah para pemirsa

dimanapun dan dimanapun mereka berada. Melalui media massa televisi, masyarakat

dapat menyaksikan banyak program acara mulai dari hiburan sampai berita (news),

apalagi semakin banyak stasiun televisi yang bermunculan dan menyuguhkan banyak

sekali program acara yang dikemas dengan semenarik mungkin, sehingga membuat

masyarakat untuk lebih aktif memilih program acara yang sesuai dengan kebutuhan

untuk menggunakan media massa.

Dalam penelitian ini, peneliti berusaha mengetahui motif remaja Surabaya

tentang program acara reality show “ Primitive Runaway” di Trans TV. Peneliti

berusaha mengetahui hal tersebut diatas melalui motif seseorang terhadap objek yang

disebabkan karena kondisi yang mempengaruhi pandangan seseorang, latar belakang

pengetahuan (frame of reference) yang berbeda, budaya dan psikologis individu yang

berbeda. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada bagan dibawah ini:

Gambar 2.2.

Bagan Kerangka Berpikir penelitian dalam menonton motif remaja Surabaya tentang Program acara reality show “Primitive Runaway”

di Trans TV.

Motif Pemirsa Dalam Menonton :

- Motif Informasi

- Motif Indentitas Pribadi - Motif Integrasi Dan

(37)

24 3.1. Definisi Operasional

Penelitian ini menggunakan metode deskriptif yang tidak perlu mencari atau

menerangkan saling berhubungan dan menguji hipotesis, tetapi akan

menggambarkan secara sistematis tentang bagaimana motif remaja Surabaya

terhadap tayangan reality show “primitive runaway” di TransTV

A. Motif

Dalam hal ini motif dapat dioperasionalisasikan sebagai penggerak alasan-alasan

atau dorongan-dorongan dari dalam diri manusia yang menyebabkan ia berbuat

sesuatu motif timbul karena adanya kebutuhan dengan kata lain motif merupakan ciri

dari kebutuhan.

Untuk memudahkan pengukuran, maka dalam penelitian ini digunakan kategori

motif menurut McQuail (2002:72), dimana motif tersebut meliputi:

1. Motif Kognitif

Kebutuhan akan informasi dan kebutuhan untuk mencapai tingkat tertentu

yang diinginkan, yang terdiri dari:

a. Ingin mengetahui kondisi dan jenis- jenis pekerjaan yang ada di masyarakat

b. Mencari tahu bagaimana teknis dari pekerjaan – pekerjaan yang kadang luput

(38)

25

c. Ingin mengetahui pengalaman masyarakat yang menuturkan kisah tentang

suka duka mereka dalam melakukan pekerjaan yang ber resiko.

d. Ingin mendapatkan informasi tentang kondisi masyarakat

2. Motif Identitas Pribadi (Personal Identity)

Kebutuhan menggunakan isi media untuk memperkuat atau menonjolkan

sesuatu yang penting dalam kehidupan atau situasi khalayak sendiri, yang

terdiri dari:

a. Menemukan penunjang nilai – nilai pribadi

b. Memupuk rasa empati dan kepedulian terhadap lingkungan sekitar

c. Menemukan model perilaku dan figure untuk dicontoh

d. Meningkatkan pemahaman tentang diri sendiri

3. Motif Integrasi dan Interaksi Sosial (Personal Relationships)

Kebutuhan akan Integrasi dan Interaksi Sosial terdiri dari:

a. Sebagai pertimbangan dalam beruhubungan dan bergaul dengan

masyarakat

b. Menemukan bahan percakapan dan interaksi sosial dengan

lingkuangan sekitar

c. Memperoleh teman media baru dengan melihat acara televisi

d. Memungkinkan seseorang untuk berhubungan dengan masyarakat

sekitar

4. Motif Hiburan (Diversi)

Kebutuhan akan pelepasan dari tekanan dan kebutuhan akan hiburan,

yang terdiri dari:

(39)

b. Untuk bersantai.

c. Melepas diri dari kejenuhan.

d. Mengisi waktu luang.

Indikator untuk motif masyarakat di wilayah Surabaya dapat ditunjukkan

melalui total skor dari seluruh jawaban responden atas pernyataan-pernyataan yang

diajukan dalam kuisioner, sehingga untuk mempermudah dapat diuraikan sebagai

berikut:

STS (Sangat Tidak Setuju) diberi skor 1

TS (Tidak Setuju) diberi skor 2

S (Setuju) diberi skor 3

SS (Sangat Setuju) diberi skor 4

Dalam penelitian ini tidak digunakan alternative jawaban ragu-ragu

(undecided), alasannya menurut Hadi (1981:20) adalah sebagai berikut:

a. Kategori undecided memiliki arti ganda, bisa diartikan belum dapat memberikan

jawaban netral dan ragu-ragu. Kategori jawaban yang memiliki arti ganda (multi

interpretable) ini tidak diharapkan dalam instrument.

b. Tersedianya jawaban ditengah menimbulkan kecenderungan menjawab ketengah

(central tendency effect), terutama bagi mereka yang ragu-ragu akan

kecenderungan jawabannya.

c. Disediakan jawaban ditengah akan menghilangkan banyaknya data penelitian

(40)

27

Motif remaja Surabaya terhadap tayangan reality show “primitive runaway” di

TransTV digolongkan menjadi tiga yaitu rendah, sedang, tinggi yang ditentukan

berdasarkan jumlah skor jawaban masing-masing responden. Jumlah skor yang

menjadi batasan skor untuk lebar interval tingkat rendah, sedang, dan tinggi

menggunakan rumus:

Range (R): Skor tertinggi – Skor terendah

Jenjang yang diinginkan

Keterangan:

Range (R) : Batasan dari setiap tingkatan

Skor Tertinggi : Pertanyaan antara nilai tertinggi dengan

Jumlah item pertanyaan

Skor Terendah : Perkalian antara nilai terendah dengan

Jumlah item pertanyaan

Jenjang : 3

Melalui rumus diatas maka diperoleh tingkat interval untuk mengetahui motif

masyarakat Surabaya terhadap tayangan reality show “primitive runaway” di

TransTV, untuk lebih jelasnya dapat digambarkan sebagai berikut :

1. Pada motif kognitif terdapat 4 pertanyaan tentang responden terhadap

tayangan reality show “primitive runaway” yang ingin mengetahui kondisi

dan jenis – jenis pekerjaan yang ada di masyarakat, responden ingin

(41)

juga Ingin mengetahui pengalaman masyarakat yang menuturkan kisah suka

dukanya melakoni pekerjaannya. Responden Ingin mendapatkan informasi

tentang makna kondisi masyarakat. Semua hal tersebut dilakukan responden.

Motif Informasi = (4 x 4) – (1 x 4) = (16 – 4) = 4

3 3

Rendah = 4 – 7

Sedang = 8 – 11

Tinggi = 12 – 16

2. Pada motif identitas personal terdapat 4 pertanyaan mengenai responden

terhadap tayangan reality show “primitive runaway” yang ingin menemukan

penunjang dalam nilai-nilai pribadinya, responden dapat memupuk rasa

peduli terhadap lingkungannya. Selain itu responden dapat menemukan tokoh

atau profil untuk dijadikan panutan di kehidupan sehari-hari. Responden

dapat mengidentifikasi diri dengan orang-orang yang ada dalam acara

“primitive runaway” di TransTV.

Motif Identitas Personal = (4 x 5) – (1 x 4) = (16– 4) = 12

3 3

Rendah = 4 – 7

Sedang = 8 – 11

Tinggi = 12 – 16

3. Pada motif integrasi dan interaksi social terdapat 4 pertanyaan terhadap

(42)

29

ingin sebagai pertimbangan dalam bergaul di masyarakat dan menemukan

bahan percakapan saat berinteraksi dengan lingkungan sekitar. Selain itu

responden juga ingin mencari teman media baru, serta memungkinkan

berhubungan lebih baik dengan masyarakat sekitar.

Motif integrasi social =(4 x 4) – (1 x 4) = (16 – 4) = 12 3 3

Rendah = 4 – 7

Sedang = 8 – 11

Tinggi = 12 – 16

4. Pada motif hiburan terdapat 4 pertanyaan tentang responden terhadap

tayangan reality show “primitive runaway” respondeningin mencari hiburan,

dan bersantai. Responden Ingin menghilangkan stres karena rutinitas yang

padat, atau responden karena anda ingin mengisi waktu luang.Responden

ingin ingin bersantai setelah seharian beraktivitas.

Motif Hiburan = (4 x 4) – (1 x 4) = (16 – 4) = 12

3 3

Rendah = 4 – 7

Sedang = 8– 11

(43)

3.2Populasi, Sampel dan Teknik Penarikan Sampel

3.2.1. Populasi

Populasi dari penelitian ini adalah seluruh remaja di Surabaya, sebagai

batasan dari usia penelitian ini peneliti memilih usia 13 – 21 tahun. Penempatan usia

ini didasarkan pada massa remaja pertengahan rata-rata berusia 13 – 21 tahun, maka

sebagian besar remaja memiliki usia yang masuk dalam kategori pemirsa acara

reality show primitive runaway. Remaja yang berusia 13 – 21 tahun di wilayah

surabaya berjumlah 367.136 jiwa (Badan Pusat Statistik 2009) yang tersebar di lima

wilayah yaitu surabaya pusat, surabaya utara, surabaya selatan, surabaya timur, dan

surabaya barat.

3.2.2. Sampel dan Teknik Penarikan Sampel

Penentuan sampel di tentukan dengan rumus Yamane. Rumus tersebut

dapat ditunjukkan di bawah ini :

n =

Keterangan :

n : Sampel : Presisi/derajat ketelitian (0,1)

N : Populasi 1 : Angka konstan

(Rakhmat, 2001:82)

( )

2 +1 d N

N

2

(44)

31

Berdasarkan rumus Yamane, sampel yang dapat diambil adalah :

n = 367.136

367.136 ( )+1

= 99,97 dibulatkan 100

Jadi sampel yang dapat diambil adalah 100 remaja dari 4 kecamatan di

Surabaya yang telah dipilih secara acak.

Untuk teknik penarikan sampel yaitu dengan menggunakan two-stage

cluster random sampling. Penggunaan metode cluster random sampling ini

karena mempunyai keistimewaan bahwa populasi yang letaknya tersebar

secara geografis, sehingga sulit untuk mendapatkan kerangka sampel dari

semua unsur-unsur yang terdapat dalam populasi tersebut. Untuk mengatasi

hal ini maka unit-unit analisa dikelompokkan ke dalam gugus – gugus yang

merupakan satuan-satuan darimana sampel akan diambil.

Gambar 3.1

(45)

Keterangan :

N = Level kota

N1, N2 = Level wilayah

N1a, N1b, N2a, N2b = Level kecamatan

(Rakhmat, 2004:78)

Teknik penarikan sample yang digunakan dalam penelitian ini adalah

two-stage cluster random sampling ini dilakukan melalui 2 tahap, sebagai

berikut :

a. Tahap pertama, dilakukan pemilihan terhadap wilayah penelitian

di kota Surabaya, di mana kota Surabaya terbagi dalam 5 bagian

wilayah yaitu Surabaya pusat, Surabaya Utara, Surabaya Timur,

Surabaya Selatan, dan Surabaya Barat. Setelah dipilih secara acak

dua wilayah yang terpilih adalah Surabaya Pusat dan Surabaya

Timur.

b. Tahap kedua, dilakukan pemilihan pada wilayah kecamatan.

Kemudian dilakukan pengundian dan terpilih masing-masing dua

N

N1

N1a

N1b

N2

(46)

33

kecamatan pada satu wilayah Surabaya. Pada tahap ini wilayah

Surabaya Pusat terpilih dua kecamatan yaitu kecamatan Tegalsari

dan Simokerto, sedangkan pada wilayah Surabaya Timur yang

terpilih yaitu kecamatan Rungkut dan Gunung Anyar.

Jumlah populasi remaja pada masing-masing kecamatan adalah sebagai

berikut :

a. Kecamatan Tegalsari : 60.049 jiwa

b. Kecamatan Simokerto : 53.634 jiwa

c. Kecamatan Rungkut : 45.716 jiwa

d. Kecamatan Gunung Anyar : 23.351 jiwa +

Jumlah 182.750 Jiwa.

Berdasarkan hasil perhitungan tersebut, maka jumlah sampel yang

digunakan dalam penelitian ini berjumlah 100 orang responden yang diambil

secara purposive untuk menentukan responden di kecamatan dengan kriteria

remaja yang menonton tayangan acara “primitive runaway” di TransTV.

Untuk lebih rincinya, jumlah sampel yang akan diteliti tiap-tiap wilayah

kecamatan ditentukan dengan menggunakan rumus sebagai berikut :

Keterangan :

(47)

n1 : Jumlah masyarakat di satu kecamatan

N1 : Ukuran Stratum ke 1

N : Jumlah seluruh masyarakat 4 kecamatan

n : Jumlah sampel yang telah ditetapkan

(Nasir, 1999:361)

Dengan menggunakan rumus diatas maka dapat diketahui jumlah sampel

pada masing-masing kecamatanan adalah sebagai berikut :

a. Kecamatan Tegalsari : 60049 x 100 = 32,85 = 33.

182750

b. Kecamatan Simokerto : 53634 x 100 = 29,34 = 29.

182750

c. Kecamatan Rungkut : 45716 x 100 = 25,01 = 25.

182750

d. Kecamatan Gunung Anyar : 23315 x 100 = 12,75 = 13.

182750

3.3. Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan sumber-sumber, yaitu:

(48)

35

Data primer adalah data yang dikumpulkan secara langsung dari responden.

Data primer dalam penelitian ini diperoleh dari penyebaran kuesioner.

2. Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang tidak dapat diperoleh secara langsung dari

lapangan. Data sekunder dikumpulkan melalui sumber-sumber informasi

kedua, seperti perpustakaan, pusat pengelolahan data, pusat penelitian, dan

lain sebagainya. Data sekunder ini akan digunakan sebagai data penunjang

untuk melakukan analisis.

3.4. Metode Analisis Data

Data yang diperoleh dari hasil kuesioner selanjutnya akan diolah

untuk mendiskripsikan. Pengolahan data yang diperoleh dari hasil kuesioner

terdiri dari: mengedit, mengkode, dan memasukkan data tersebut dalam

tabulasi data untuk selanjutnya dianalisis secara deskriptif setiap pertanyaan

yang diajukan.

Metode analisis data dalam penelitian ini menggunakan tabel

frekuensi yang digunakan untuk, menggambarkan data yang diperoleh dari

hasil wawancara berdasarkan penyebaran kuesioner yang diisi oleh

responden.

Data yang didapat dianalisis secara kuantitatif dengan menggunakan

(49)

Keterangan :

P : Persentase Responden

F : Frekuensi Responden

N : Jumlah Responden

Dengan menggunakan rumus tersebut, maka dapat diperoleh apa yang

diinginkan peneliti dengan kategori tertentu. Hasil perhitungan selanjutnya

dilampirkan dalam tabel yang disebut tabulasi agar mudah diinterpretasikan

NO Motif Frekuensi Prosentase

1 Motif Kognitif A (A/ΣU)100%=F

2 Motif Identitas Pribadi B (B/ΣU)100%= F

3 Motif Integrasi dan Interaksi Sosial C (C/ΣU)100%= F

4 Motif Hiburan D (D/ΣU)100%= F

(50)

36 BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Gambaran Umum Obyek Penelitian

4.1.1. Sejarah Singkat TransTV

TRANSTV dengan komitmen menyajikan tayangan berupa informasi dan

hiburan, menghiasi layar kaca di ruang keluarga pemirsa Indonesia. PT.

TELEVISI TRANSFORMASI merupakan perusahaan yang dimiliki oleh TRANS

COORPORATION yang juga merupakan pemilik dari TRANS7 menyajikan

tayangan yang mengutamakan kecerdasan, ketajaman, kehangatan penuh hiburan

serta kepribadian yang aktif.

TRANSTV memperoleh ijin siaran pada bulan oktober 1998 setelah

dinyatakan lulus dari ujian kelayakan yang dilakukan tim antar departemen

pemerintah, maka sejak tanggal 15 desember 2001 TRANS TV memulai siaran

secara resmi. Di bawah naungan PT Trans Corpora yang merupakan bagian dari

manajemen Para Group, TRANSTV diharapkan dapat menjadi televisi yang maju,

dengan program-program in-house productions yang bersifat informatif, kreatif,

dan inovatif

Logo TRANSTV berbentuk berlian yang menandakan keindahan dan

keabadian. Kilauanya mereflesikan kehidupan dan adat istiadat dari berbagai

pelosok daerah di Indonesia sebagai simbol pantulan kehidupan serta budaya

masyarakat Indonesia. Huruf dari jenis sherif, yang mencerminkan karakter abadi,

(51)

TRANSTV berkomitmen untuk menyajikan yang terbaik bagi pemirsanya,

dengan menyajikan program informasi seperti Redaksi yang hadir setiap pagi,

siang, sore, dan malam yang dikemas secara apik dan dinamis, update dan

informatif. TRANSTV juga menghadirkan program berita dan dokumenter

lainnya seperti Selamat Pagi, TKP, Asal Usul, yang memberikan wawasan unik

dan berbeda bagi pemirsa.

Tidak kalah informatif, program hiburan seperti Insert dan Wara Wiri,

semakin lengkap menambah cakrawala di ruang keluarga. Program variety show

seperti Full Color dan Komedi Lawak (Kolak) juga selalu dinantikan. TRANSTV

juga pernah hadir dengan IMB yang pernah menjadi program fenomenal di

Indonesia.

Program sport TRANSTV juga selalu dinantikan oleh para pecinta

olahraga. para pecinta otomotif, MotoGP dan Superbike mengajak Anda untuk

memacu adrenalin di lintasan balap kelas dunia. TRANSTV juga menyajikan

tayangan informasi olahraga setiap hari di layar pemirsa, di antaranya , One Stop

Football, dan Galeri Sepakbola Indonesia.

Dilengkapi dengan sajian film-film berkualitas, bioskop TRANSTV hadir

pada momen-momen spesial, mengisi layar kaca anda. Serial-serial unggulan juga

kerap kami hadirkan seperti Smalville, Supernatural, dan Heroes. Jangan lupakan

pula program-program musik yang menyuguhkan persembahan para pemusik

(52)

38

4.1.2. Tayangan primitive runaway

Primitive runaway sengaja dibuat untuk melihat sejauh mana seorang

selebriti berani untuk tinggal dan menetap di suatu suku pedalaman yang tidak

pernah sekalipun terlintas di benak masyarakat awam. Dengan dipandu lansung

selebriti pengisi acara , program berdurasi 60 menit ini akan menyuguhkan realita

sehari-hari dalam melakukan pekerjaan yang terkadang luput dari perhatian kita.

Program ini akan menyajikan bagaimana jika seorang selebriti hidup bersama

suku pedalaman Indonesia dengan segala keterbatasan seperti mandi disungai,

memasak dengan mengunakan kayu bakar, berpakaian ala kadarnya. Tayangan ini

tidak hanya mengajak selebriti bermain-main, tetapi juga membangun rasa empati

dan merasakan kehidupan penuh risiko dan menantang.

4.1.3. Masyarakat Surabaya

Kota Surabaya secara geografis berada di 7° 9’ – 7° 21’ Lintang Selatan

dan 112° 36’ – 112° 57’ Bujur Timur, sebagian besar wilayah Kota Surabaya

merupakan dataran rendah dengan ketinggian 3 – 6 meter diatas permukaan laut,

sebagian lagi pada sebelah Selatan merupakan kondisi berbukit-bukit dengan

ketinggian 25 - 50 meter diatas permukaan laut.

Luas wilayah Kota Surabaya + 52.087 Ha, dengan 63,45 persen atau 33.048

Ha dari luas total wilayah merupakan daratan dan selebihnya sekitar 36,55 persen

atau 19.039 Ha merupakan wilayah laut yang dikelola oleh Pemerintah Kota

Surabaya. Secara administratif wilayah Kota Surabaya terbagi menjadi 31

(53)

Jumlah penduduk Kota Surabaya yang terdaftar di Kartu Keluarga adalah

2.861.928 jiwa atau sebanyak 755.914 Kepala Keluarga. Komposisi penduduk

kota Surabaya berdasarkan jenis kelamin adalah sebanyak 1.437.682 jiwa

penduduk laki-laki (50,23 persen) dan 1.424.246 (49,77 persen) jiwa penduduk

perempuan. Komposisi penduduk Kota Surabaya berdasarkan kelompok umur

atau struktur usia dapat dijelaskan sebagai berikut, proporsi terbanyak adalah pada

kelompok usia 26-35 Tahun (557.865 jiwa), selanjutnya adalah pada kelompok

usia 36-45 Tahun (524.829 jiwa) dan 46-59 Tahun (464.205 jiwa). Komposisi

penduduk kota Surabaya berdasarkan profesi dapat dijelaskan bahwa terbanyak

adalah pegawai swasta sejumlah 684.581 jiwa, selanjutnya adalah sebagai ibu

rumah tangga sejumlah 527.343 jiwa dan sebagai pelajar sebanyak 448.511 jiwa

(http://72.14.235.132/custom?q=cache:8i_uHKjFUO4J:www.surabaya.go.id/pdf/I

LPPD/ILPPD%25202007.pdf+tingkat+pendidikan+rata+-

+rata+penduduk+surabaya&cd=2&hl=en&ct=clnk&gl=id&client=pub-5519045392680622/21.40PM)

Kotamadya Surabaya memiliki batas wilayah sebagai berikut :

Sebelah Utara : Selat Madura

Sebelah Timur : Selat Madura

Sebelah Selatan : Kabupaten Sidoarjo

Sebelah Barat : Kabupaten Gresik

Kotamadya Surabaya terbagi dalam lima wilayah, dengan luas wilayah

sebagai berikut :

(54)

40

Surabaya Utara : 38,32 km

Surabaya Timur : 91,19 km

Surabaya Selatan : 64,07 km

Surabaya Barat : 118,01 km

Sedangkan jumlah penduduknya meliputi :

Surabaya Pusat : 352.522 Orang

Surabaya Utara : 480.245 Orang

Surabaya Timur : 783.438 Orang

Surabaya Selatan : 676.902 Orang

Surabaya Barat : 394.839 Orang

Karakteristik masyarakat Surabaya yang menjadi responden pada penelitian

ini adalah para remaja yang berusia antara 13 – 21 tahuni yang pernah menonton

tayangan acara primitive runaway di TransTV.

4.2. Penyajian Data dan Analisis Data

Pada bagian ini akan disajikan data hasil penyebaran kuesioner yang telah

dibagikan kepada 100 responden, dimana responden tersebut adalah para remaja

Surabaya yang berusia antara 13 – 21 tahun yang pernah menonton tayangan

acara primitive runaway di TransTV, sehingga diperoleh karakteristik responden

dengan perincian sebagai berikut :

4.2.1. Identitas Responden

Jumlah kuesioner adalah sebanyak 100 lembar dan kesemuanya layak

(55)

identitas responden terdiri dari jenis kelamin, usia, dan pendidikan terakhir. Untuk

identitas responden menurut jenis kelamin, terdaftar pada tabel 4.1 sebagai berikut

:

Tabel 4.1.

Tabel Identitas Remaja Surabaya Menurut Jenis Kelamin n=100

Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa sebagian besar

responden berjenis kelamin laki-laki dan berjumlah sebesar 56 orang atau 56%

dan sisanya sebanyak 44 orang atau sebesar 44% responden berjenis kelamin

perempuan.

Banyaknya responden yang berjenis kelamin laki-laki pada penelitian

ini disebabkan karena memang segmentasi tayangan ini adalah sesuai dengan

gaya hidup seorang laki-laki, dimana laki-laki cenderung lebih menyukai

tantangan dan ingin mencari seorang dewasa yang bisa dijdikan sebagai panutan,

(56)

42

Tabel 4.2.

Tabel Identitas Remaja Surabaya Menurut Usia n=100

Sumber : kuesioner I no:3

Berdasarkan tabel 4.3. diatas, diketahui remaja Surabaya yang menonton

tayangan acara primitive runaway di TransTV yang sesuai pada karakteristik

sampel pada umumnya berusia antara 16-18 tahun sebanyak 49 orang atau 49%,

13-15 tahun sebanyak 28 orang atau 28%, 19-21 tahun sebanyak 23 orang atau

23%.

Dari data tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa, responden berusia

16-18 yaitu sebanyak 49 orang dan 13-15 tahun yaitu sebanyak 28 orang, lebih sering

menonton tayangan acara primitive runaway. Hal ini dikarenakan pada usia

tersebut para remaja ingin mengetahui informasi tentang hal-hal baru dan mencari

hiburan melalui tayangan televisi.

Sedangkan untuk mengetahui jumlah dan persentase pendidikan responden,

(57)

Tabel 4.3.

Tabel Identitas Remaja Surabaya Menurut Jenjang Pendidikan n=100

No. Pendidikan Terakhir Jumlah

(orang)

Berdasarkan tabel 4.4. diatas, dapat diketahui bahwa tayangan acara primitive

runaway di TransTV banyak ditonton oleh sebagian besar remaja Surabaya yang

memiliki pendidikan terakhir SMU yaitu sebanyak 45 responden (45%),

selanjutnya diikuti dengan remaja Surabaya yang memiliki pendidikan terakhir

SMP sebanyak 38 responden (38%). Tingkat pendidikan responden akan sangat

mempengaruhi pola pikir dan cara penilaiannya terhadap sesuatu hal. Seseorang

yang mempunyai tingkat pendidikan yang lebih tinggi akan lebih luas, dan

terbuka pikirannya ketika melihat sesuatu dan berpikir lebih jauh kedepan.

Banyaknya responden yang masih menempuh jenjang SMU dapat

dikarenakan pola pikir yang lebih luas dan memilki rasa keingintahuan yang

tinggi sehingga dengan adanya kondisi tersebut responden dapat memiliki

pengetahuan yang lebih luas.

4.2.2. Penggunaan Media

Tujuan dari sub judul penggunaan media dalam penelitian ini adalah

memisahkan responden yang mengetahui dan tidak mengetahui tentang program

(58)

44

menggunakan media massa sebagai media informasi, media hiburan, maupun

media edukasi. Dalam penelitian ini responden yang dipilih sebagai sampel adalah

remaja surabaya yang berusia 13 – 21 tahun yang menonton program acara reality

show ”primitive runaway” di Trans TV. Berarti remaja surabaya yang tidak

menonton acara tersebut tidak bisa dijadikan responden atau sampel dalam

penelitian ini. Hal ini dikarenakan bahwa responden tersebut tidak memenuhi

kriteria untuk menjadi sampel dalam penelitian ini.

4.2.2.1. Frekuensi Durasi Responden Dalam Menonton Acara reality show

”primitive runaway” di Trans TV

Tabel 4.4.

Tabel Frekuensi Durasi Menonton n=100

No. Frekuensi Durasi Menonton

Responden

Dari table diatas dapat disimpulkan bahwa mayoritas responden yaitu sebesar 65

% menyaksikan program reality show “primitive runaway” di TransTV sampai

acara berakhir, dan sisanya 35% hanya menyaksikan tidak dari awal sampai akhir

karena diselingi dengan menonton acara lain ketika segmen iklan, hal itu

dilakukan karena responden merasa tidak suka atau bosan dengan iklan yang ada

(59)

4.2.3. Motif Responden Menonton Tayangan Acara “primitive runaway” di

TransTV

Dibawah ini merupakan data yang menunjukkan tentang motif responden

dalam menonton tayangan primitive runaway di TRANSTV. dimana

jawaban-jawaban tersebut dikelompokkan, di deskripsikan menjadi empat motif, yaitu :

motif Kognitif, motif Personal Identity (Identitas Pribadi), motif integrasi dan

interaksi sosial dan motif Diversi (Hiburan). Pada masing-masing motif tersebut

terdapat pernyataan-pernyataan yang merupakan indikator dari motif yang

bersangkutan, selengkapnya sebagai berikut :

4.2.3.1. Motif Kognitif

Motif Kognitif berkaitan dengan kebutuhan untuk mendapatkan informasi

yang dibutuhkan, memperoleh pengetahuan dan wawasan. Pada motif Kognitif

terdapat empat pertanyaan untuk mengetahui jawaban responden mengenai

dorongan dari motif Kognitif dalam menonton tayangan reality show primitive

runaway di TransTV, penjabaran pada tiap indikatornya disajikan dibawah ini :

1. Mencari informasi tentang jenis-jenis pekerjaan yang ada di masyarakat.

Sesuai dengan hasil penyebaran kuesioner pada item pertanyaan

motif kognitif, mencari informasi tentang jenis-jenis pekerjaan yang ada di

Gambar

Gambar 2.1
Gambar 2.2.
Tabel 4.1.
Tabel Identitas Remaja Surabaya  Menurut Usia
+7

Referensi

Dokumen terkait

Deskripsi motif integrasi dan interaksi sosial pertanyaan no 1C yaitu telah menjadikan segala informasi yang diperoleh dari menonton acara Indonesia Mencari Bakat

Berdasarkan tabel yang tertera di atas dapat dijelaskan bahwa motif kognitif dalam menonton program acara Tahan Tawa pada kategori sedang sebanyak 74 responden

Motif Identitas Personal apabila penelitian ini telah didominasi oleh responden yang ada pada kategori sedang yaitu sebanyak 50 responden atau 50%, hal tersebut menunjukkan

Terdapat 4 (empat) kategori motif khalayak media yang ditawarkan oleh Denis McQuail yakni motif informasi, motif identitas personal, motif integrasi dan

Adakah kepuasan yang diharapkan (Gratification Sought) dari motif integrasi dan interaksi sosial pada penonton di wilayah Surabaya ketika menonton acara Indonesia Mencari

Berdasarkan hasil analisis data menunjukkan bahwa responden memiliki motif yang tinggi mengenai suatu program acara “Scary Job” di televisi sebab di dalam program acara

Dari hasil penelitian ini dapat ditarik kesimpulan bahwa motif yang mendominasi anak-anak Surabaya dalam mnonton tayangan OPERA ANAK di Trans7 adalah motif hiburan, motif

Integrasi dan Interaksi Setelah Menonton Acara Indonesia Mencari Bakat di Trans TV 4.2.4.4 Kepuasan yang Diperoleh Pada Motif.. Hiburan Setelah Menonton Acara Indonesia