• Tidak ada hasil yang ditemukan

HUBUNGAN ANTARA PENERAPAN MANAJEMEN KELAS DAN PELAKSANAAN LAYANAN BIMBINGAN KONSELING DENGAN MUTU PEMBELAJARAN DI SMP NEGERI SE-KECAMATAN MEDAN BARAT.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "HUBUNGAN ANTARA PENERAPAN MANAJEMEN KELAS DAN PELAKSANAAN LAYANAN BIMBINGAN KONSELING DENGAN MUTU PEMBELAJARAN DI SMP NEGERI SE-KECAMATAN MEDAN BARAT."

Copied!
30
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRAK

MAMPA LUFFI. 071188130011. Hubungan Antara Penerapan Manajemen Kelas dan Pelaksanaan Layanan Bimbingan Konseling dengan Mutu Pembelajaran di SMP Negeri se-Kecamatan Medan Barat. Tesis. Medan: Program Pascasarjana Unimed, 2011.

Masalah yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah: (I) seberapa kuat hubungan antara penerapan manajemen kelas dengan mutu pembelajaran di SMP Negeri se-Kecamatan Medan Barat, (2) seberapa kuat hubungan antara pelaksanaan layanan bim bingan konseling dengan mutu pembelajaran di SMP Negeri se-Kecamatan Medan Barat, (3) seberapa kuat hubungan antara penerapan manajemen kelas dan pelaksanaan layanan bimbingan konseling secara bersama-sama dengan mutu pembelajaran di SMP Negeri se-Kecamatan Medan Barat

Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif. Data yang digunakan ialah data primer dan data skunder yang diperoleh meialui alat pengumpul data angket (kuesioner). Angket dibuat dengan menggunakan skala Likert dengan lima pilihan. Sampel dipilih dengan menggunakan teknik stratified random sampling. Dari 170 guru yang mengajar di SMP Negeri se-Kecamatan Medan Barat yang menjadi sampel diambil 42 orang guru (25%) dengan cara acak menurut strata dengan dua pertimbangan yaitu: usia guru dan masa bertugas guru. Teknik korelasi yang digunakan adalah korelasi product moment, alpha cronbach, dan uji ANOVA. Analisis data dilakukan dengan bantuan software SPSS.l2 for Windows.

Hasil penelitian menunjukkan: (1) terdapat hubungan yang signifikan antara penerapan manajemen kelas dengan mutu pembelajaran. Koefisien korelasi product moment yang diperoleh adalah 0,834 dengan level signifikansi alpha sebesar 0,01 (2) terdapat hubungan yang signifikan antara pelaksanaan layanan bimbingan konseling dengan mutu pembelajaran. Koefisien korelasi product moment yang dihasilkan sebesar 0,840 dengan level signifikansi alpha sebesar 0,01 (3) terdapat hubungan yang signifikan antara penerapan manajemen kelas dan pelaksanaan Jayanan bimbingan konseling secara bersama-sama dengan koefisien korelasi sebesar 0,841 terhadap mutu pembelajaran. Persamaan regresi yang dihasilkan adalah Y= 49,842 + 2,061X1

+

3,781X2• Uji F menghasilkan angka 103,389 dengan alpha 0,05. Persamaan regresi ini signifikan karena sig yang diperoleh adalah 0,000 lebih kecil dari alpha 0,05.

Dari hasil penelitian terlihat bahwa koefisien korelasi antara penerapan manajemen kelas dengan mutu pembelajaran Jebih kecil apabila dibandingkan dengan koefisien korelasi antara pelaksanaan Jayanan bimbingan konseling dengan mutu pembelajaran. Hal ini menjadi indikasi bahwa pelaksanaan Jayanan bimbingan konseling mempunyai cakupan yang lebih Juas jika dibandingkan dengan penerapan manajemen kelas.

(2)

ABSTRACT

MAMPA LUFF! 071188130011. The relationship between the application of classroom management and implementation of guidance counseling services with the quality of learning in Junior High Schools at West Medan sub district. Thesis. Medan. Post Graduate of State University of Me dan. 2011.

The issues to be examined in this study is:

(l) how strong the relationship between the application of classroom management with the quality of learning

in

Junior High Schools at the West Medan subdistrict, (2) how strong the relationship between the implementation of guidance counseling services with the quality of learning in Junior High Schools at the West Medan sub district (3) how strong the relationship between the application of classroom management and implementation of guidance counseling, along with the quality of learning in Junior High

Schools at the West Medan sub district. ·

This research is

a

quantitative research. The data used are primary and secondary data obtained through q~stionnaire data collection tool .The questionnaire prepared by using a Likert scale with five choices. The sample selected using random sampling techniques stratified. Than 170 teachers who teach in Junior High Schools at West Medan Subdistrict samples

42

people in teachers randomly according to segments by two considerations namely the age of teachers and future teachers on duty. Correlation technique used is the product moment correlation, alpha Cronbach and

ANOV A. Data

analysis was performed with SPSS 12.00 software for windows.

The results showed: (1) a significant relationship between the implementation of management of the classroom with the quality of learning. The correlation product moment coefficient of

0.834

with a significance level alpha of

0.01 (2)

There is a significant relationship between implementation of guidance counseling services with the quality of learning. The correlation product moment coefficient of

0.840

with a significance level alpha of

0.01

(3) have a significant relationship between

the

implementation of service class management guidance and counseling services along with correlation coefficient

0.841

equal to the quality of learning. The resulting regression equation is

Y=49.842+2.061X

1

+3.781X2.

Test

F

result number

103.389

with

alpha

0.05.

The regression equation is important, because the sig received

0.000

smaller than 0.05 alpha.

From the research, seen that the correlation coefficient between the application of classroom management with smaller learning quality when compared with the correlation coefficient between the implementation of guidance counseling services with the quality of learning. This is an indication that implementing guidance counselling services have a broader scope in comparison

with

classroom management application.
(3)

/ \

,

·-::::-:::-:~---MIUK PERPUSTAKAAN

UNIMED

HUBUNGAN ANTARA PENERAPAN MANAJEMEN KELAS

DAN PELAKSANAAN LAY AN AN

BIMBINGA

1~

KONSELING

DENGAN

MUTU

PEMBELAJARAN DI SMP

NEGElU

'-' Kr'f'A'MA· TAN MEI'· A.

NT

l; ~

A

" )A '~ ''

tJee

-~~~ '-

. . .. .

• .

)

~'

·

tL

.J.\.

" J.

T E S IS

Diajukan Un.tuk Memenuhi

.Pet·syar;Jtan.

da.(;uu

Mempe:roleh Gelar ]\1agister Pendidikan

Program Studi .Adtrd.nistrasi Pendidlkan

01.::-.h:

l'RO G RAM

PASC~,-\SA

RJA

NA

UNIVERSIT.l\S NEG ERI

MEDAN

1\IIEDAN

(4)

-

z

?

m

TESIS

IWBUNGAN ANTARA PENERAPAN MANAJEMEN KELAS DAN

PELAKSANAAN

LA YANAN

BIMBINGAN KONSELING

DENGAN MUTU PEMBELAJARAN DI SMP NEGERI

Se-KECAMATAN MEDAN BARAT

Disusan daa diajukan oleh: MAMPALUFFI

~.071188130011

Telah Dipertabankan Dalam Ujian Tesis Pada Tanggal3 Maret 2011 dan Dinyatakan Telah Memenuhi Salah Satu Persyaratan Memperoleb Gelar

Magister Pendidikan Program Studi Administrasi Pendidikan

Pembimbing I

Prof. Dr. H. lbnu Hajar Damanik. M.Si NIP.19630520 1987031 00 4

Ketua P rogram Studi Admiaistrasi Pendidikan

~

Prof:.

Dr.~

NIP. 19580509 1.98611 1 00 1

Medan, 3 Maret 2011

(5)

PERSETUJUAN DEW AN PENGUJI

UJIAN TESIS MAGISTER PENDIDIKAN

NO

NAMA TANDA TANGAN

l. Prof. Dr. H. Ibna Hajar Damanik. M.Si NIP.196305201987031 004

(Pembimbing I)

2. Prof. Dr. Khairil Aasari. M.Pd NIP. 19630910 198803 1 00 2

(Pembimbing II)

3.

5.

Prof. Dr. Belferik Maoullang NIP. 19471015 1974121 00 1 (Penguji)

Rustam Amir Effeadi. M.A. Ph.D

NIP.130215133 (Penguji)

Nama Mahasiswa : Mampa Luffi

~M : 071188130011

(6)

-

z

KATAPENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan hidayah-Nya sehingga tesis yang berjudul: "Hubungan antara penerapan manajemen kelas dan pelaksanaan layanan bimbingan konseling dengan mutu pembelajaran di SMP Negeri se-Kecamatan Medan Barat" dapat terselesaikan sesuai dengan harapan. Penulisan tesis ini merupakan persyaratan untuk memperoleh gelar Magister Pendidikan Program Studi Administrasi Pendidikan pada Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan.

Dalam penulisan tesis ini tidak sedikit rintangan yang dihadapi, namun dapat teratasi atas bantuan dan ketulusan dari semua pihak yang berkenan memberikan dukungan baik secara moril maupun materil. Atas segala bentuk bantuan dan dukungan berharga yang telah diberikan, pada kesempatan ini peneliti menyampai k ~ ucapan terima kasih kepada:

I. Bapak Prof. Dr. H. Syaiful Sagala, M.Pd sebagai Ketua Prodi Administrasi Pendidikan Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan yang telah berkenan memotivasi peneliti dalam menyelesaikan tesis ini.

~

m

2. Bapak Prof. Dr. H. Ibnu Hajar Damanik, M.Si sebagai pembimbing I dan Bapak Prof. Dr. Khairil Ansari, M.Pd sebagai pembimbing II yang telah berkenan meluangkan banyak waktu dan menyumbangkan pemikiran dengan penuh ketulusan dan keikhlasan untuk membimbing, mengarahkan, serta memotivasi peneliti dalam menyelesaikan tesis ini.

3. Bapak Prof.

Dr. Belferik Manullang, Rustam

Amir Effendi, M.A, Ph.D, dan Prof. Dr. Parlindungan Pengaribuan, M.A, Ph.D sebagai nara sumber dan
(7)

z

penguji yang telah banyak memberikan arahan dan masukan dalam penyempumaan tesis ini.

4. Rektor Universitas Negeri Medan, Direktur P.ascasatjana Unimed, Asisten Direktur, Ketua dan Sekretaris Program Studi, Bapak/ Ibu Dosen serta Pegawai Program Pascasaljana Universitas Negeri Medan yang telah membimbing dan memberikan pelayanan kepada penulis selama menjadi mahasiswa di Program Studi Administrasi Pendidikan.

5. Kepala Sekolah dan Bapak/ lbu Guru SMP Negeri se-Kecamatan Medan Barat

yang terdiri dari SMP N 7, SMP N II, SMP N 16 yang telah mengizinkan dan bersedia membantu penulis dalam pelaksanaan penelitian tesis ini.

6. Rekan-rekan mahasiswa Pascasarjana starnbuk 2007 angkatan XII khususnya Program Studi Admninis~i Pendidikan kelas B 1 eksekutif yang telah sama-sama beijuang menyelesa~an studi dengan penuh suka dan duka.

7. Ayahanda Sori Gunung Harahap, Ibunda Mumiati Sire gar serta Abanganda Bangsawan dan Arwan Utama serta Adinda Niswana Ria dan Linna Sari yang telah banyak memberikan doa dan dorongan moril selama penulis menyelesaikan studi di Pascasaijana Universitas Negeri Medan.

Akhimya pada kesempatan ini peneliti mengharapkan masukan konstruktif yang bermanfaat sehingga tesis ini menjadi lebih sempuma dan bermanfaat.

Medan, Februari 2011 Peneliti

lJv.

(8)

DAFfARISI

Hal LEMBAR PENGESAHAN ... ... ... .... .

ABSTRAK ... ~ ·::·:· ·· ··· ·· ··· · ··· · ·· ··· · ·· ··· ·· ··· · ··· · ··· · ··· · ···· ·· · · ·· ··· ·· · ·· ii

KAT A PENGANT AR.... ... ... iii

DAFT AR lSI ... ... ... v

DAFfAR TABEL... ... ... viii

DAFfAR GAMBAR... ... ... ix

DAFf AR SKEMA ··· X DAFf AR LAMPIRAN ... xi

BAB I PENDAHULUAN ... .

A. Latar Belakang Masalah ... . B. Identifikasi Masalah ... . C. Pembatasan Masalah ... . D. Rumusan Masalah ... . E. Tujuan Penelitian ... . F. Manfaat Penelitian ... .

BAB ll LANDASAN TEORITIS ... . A. Kajian Teori ... . 1. Konsep Mutu Pembelajaran ... .

-

a. Pengertian ... .

z

b. Tujuan Pembelajaran ... . c. Peningkatan Mutu Pembelajaran ... .

?

2. Penerapan Manajemen Kelas ... . a. Pengertian ... . b. Fungsi-fungsi Manajemen Kelas ... . c. Tujuan Manajemen Kelas ... . d. Aspek-aspek Manajemen Kelas ... . 3. Pelaksanaan Layanan Bimbingan Konseling di SMP ... .

a. Konsep Bimbingan Konseling ... .. l ). Pengertian ... . 2). Tujuan Bimbingan Konseling ... .. 3). Fungsi Bimbingan Konseling ... ... .. b. Program Bimbingan Konseling ... .

(9)

c. Pelaksanaan Program Bimbingan Konseling ... ... .... 32

d. Peranan Guru Dalam Pelaksanaan BK di Sekolah .. ... ... 35

e. Kerja Sarna Guru dan Konselor Dalam Layanan BK di Sekolah... ... .. ... ... ... .... ... .... 37

f. Evaluasi Terhadap Layanan BK di Sekolah ... ... 38

B. Kajian Penelitian Relevan ... ... ... ... ... ... ... ... 42

C. Kerangka Konseptual.. ... . ... ... .. ... . . .. ... . . .. . . ... . . ... ... .. . . .. . . 44

D. Hipotesis Penelitian ... ... ... ... ... ... ... ... .. 51

BAB lli METODOLOGI PENELITIAN ... 52

A. 52 B. 53 C. Populasi dan Sampel Penelitian ... ... 53

D. Definisi Operasional Variabel Penelitian ... ... .. ... 56

E. Teknik Pengumpulan Data... 57

F. Instrumen Penelitian ... 57

G. Uji Coba Instrumen ... 61

H. Teknik Analisis Data... 62

BAB IV HASIL PENELITIAN ... 68

z

':)

A. Deskripsi Data... ... 68

I. Variabel Penerapan Manajemen Kelas ... 68

2. Variabel Pelaksanaan Layanan B imbingan Konseling ... . 3. Variabel Mutu Pembelajaran ... . B. Anal isis B utir Penelitian ... ... ... . C. Uji Persyaratan Analisis ... ... .. ... . l. Uji Normalitas Data ... ... . 2. Uji Linieritas ... ... . 3. Multikolinearity ... ... ... ... . 70 72 74 77 77 80 82 D. Pengujian Hipotesis ... ,... 84

l. Hubungan Antara Penerapan Manajemen Kelas dengan Mutu Pembelajaran ... ... 84

2. Hubungan Antara Pelaksanaan Layanan Bimbingan Konseling Dengan Mutu Pembelajaran ... :··· ··· 87

3. Hubungan Antara Penerapan Manajemen Kelas dan Pelaksanaan Layanan Bimbingan Konseling Secara B ersama-Sama dengan Mutu Pembelajaran... 89

(10)

E. Diskusi Hasil Penelitian... ... ... ... ... 92

I . Hubungan Antam Penerapan Manajemen Kelas dengan Mutu Pembelajamn ... ... 92 2. Hubungan Antara Pelaksanaan Layanan Bimbingan Konseling

dengan Mutu Pembelajaran... ... 98 3. Hubungan Antara Penerapan Manajemen Kelas dan

Pelaksanaan Layanan Bimbingan Konseling Secam Bersama-Sama dengan Mutu Pembelajaran ... 103

BAB V SIMPULAN DAN SARAN ···-··· ... ··· I 07

C. Saran ... .

DAFI'AR PUSTAKA ... .

LAMP IRAN

z

':)

93

(11)

DAFTAR TABEL

Tabel Hal

1. Prestasi Siswa-siswi SMP Kota Medan... ... ... 8

2. Keadaan SMP Negeri di Kecamatan Medan Barat ... 52

3. Keadaan Guru SMP Negeri di Kecamatan Medan Barat ... 52

4. Keadaan Siswa-siswi SMP Negeri di Kecamatan Medan Barat ... 53

5. Penyebaran Populasi Penelitian... 54

6. Karakteristik Populasi Penelitian... 55

7. Rangk:uman Jumlah Sampel Untuk Setiap Strata ... 56

8. Kriteria Penilaian Kuesioner ... 57

9. Kisi-kisi Instrumen Penerapan Manajemen Kelas... 58

10. Kisi-kisi Instrumen Pelaksanaan Layanan Bimbingan Konseling ... 59

I I. Kisi-kisi lustrum en Mutu Pembelajaran ... 60

12. Ringk:asan Statistik DeskriptifVariabel X1 ••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••• 69 13. Pengk:ategorian Skor Variabel X1••••••••••••••••••••• ••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••• 70 14. Ringk:asan Statistik DeskriptifVariabel X2··· 71

15. Pengk:ategorian Skor Varia bel X2 ... •• ... ... ... ... 72

16. Ringk:asan Statistik DeskriptifVariabel Y ... 73

17. Pengk:ategorian Skor Variabel Y ... 74

18. Indeks Reliabilitas Untuk Penerapan Manajemen Kelas... 76

19. Indeks Reliabilitas Untuk Pelaksanaan Layanan BK ... 76

[image:11.539.46.475.101.612.2]
(12)

21. Nonnalitas Data.. ... ... ... ... 79

22. Linieritas Untuk Variabel X1 dengan Y... ... .. ... . 81

23. Linieritas Untuk Variabel X2 dengan Y ... .. ... ... 81

24. Multikolinearitas Untuk Variabel X1, X2dengan Y ... ... 83

25. Koefisien Korelasi Variabel

x,

dengan Y... ... 85 26. Model Summary ... .... ... . 27. Output SPSS TentangANOVA Variabel X1 dengan Y ... . 28. Koefisien Regresi Variabel X1 dengan Y ... ..

31. Output SPSS Tentang ANOV A V ariabel X2 dengan Y ... .. 32. Koefisien Regresi Variabel X2 dengan Y ... . 33. Model Summary Variabel X1 dan X2 dengan Y ... ; ... . 34. Durbin-Waston Variabel X, dan X2 dengan Y ... : ... . 35. Uji Coba ANOVA Variabel X, dan X2 dengan Y ... .. 36. Koefisien Regresi Variabel X, dan X2 dengan Y ... .

z

~

ix

85 86 86

87

88 88

89

90 90

91

(13)

DAFfARGAMBAR

Gam bar

Hal

(14)

DAFTAR SKEMA

Skema

I. Struktur Organisasi Bimbingan Konseling di Sekolah ... . 2. Proses Penilaian Layanan Bimbingan Konseling di Sekolah ... .

z

~

m

xi

Hal

34

41

(15)

DAFfAR LAMPIRAN

Lampi ran Hal

2. Data Induk Penelitian ... 117 3.1nstrumen Penelitian... 18 4. Hasil Perhitungan V aliditas Angket ... .... ... ... 129

z

~

m

(16)

A. Latar Belakang Masalah

BABI

PENDAHULUAN

Pendidikan merupakan faktor utama dalam pembentukan pribadi

manusia. Suatu pendidikan dapat dikatakan bermutu, j ika proses pembelaj aran

berlangsung secara menarik dan menantang sehingga peserta didik dapat belajar sebanyak mungkin dan berkelanjutan. Untuk mewujudkan pendidikan yang bermutu perlu disusun dan dilaksanakannya program-program pendidikan yang mampu membelajarkan peserta didik dalam menguasai pengetahuan, keterampilan dan keahlian (kreativitas) sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.

Undang-undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional telah membuat beberapa perubahan dalam sistem pendidikan saat ini.

Undang-undang tersebut juga mengamanatkan perbaikan mutu pendidikan. Perbaikan mutu tersebut dilakukan dengan membuat standar dalam pelayanan pendidikan. Secara khusus standar nasional pendidikan dijabarkan dalam Peraturan Pemerintah Nomor 19 tahun 2005. Selanjutnya Peraturan Pemerintah Nomor 19 tahun 2005 tersebut diperjelas dengan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional. Sedikitnya ada delapan Peraturan Menteri yang dikeluarkan berkaitan dengan standar nasional pendidikan. Salah satunya adalah Peraturan Menteri

(17)

2

proses pembelajaran yang harus dilakukan sehingga dapat meningkatkan mutu pembelajaran.

Dalam skala Intemasional, mutu pendidikan Indonesia masih memperihatinkan. Dari basil studi The Third International Mathematics and Science Studi (FIMSS) Repart (1999) dalam Sukardjo (2002: I) menyatakan "khususnya basil pendidikan sains dan matematika, siswa Indonesia menempati peringkat 32 untuk sains dan 34 untuk matematika dari 38 negara yang di survei di Asia, Australia dan Afrika''. Perbandingan Intemasional P restasi Literasi Sains dalam Jalal (2005: 38-42), "Indonesia berada pada urutan 38 di bawah Argentina dengan rata-rata nilai 39,3 dari 41 negara".

Data tersebut secara umum sejalan dengan masalah siswa lulusan sekolah Indonesia yang masih sulit untuk bersaing diajang lntemasional. Hal tersebut sebagai proyeksi dari banyaknya masalah dalam pendidikan di Indonesia yang dapat menjadi salah satu alasan perlunya melakukan reformasi pendidikan khususnya pendidikan di sekolah. Masih rendahnya rata-rata nilai ujian nasional

(UN) menunjukkan bahwa betapa lemahnya kemampuan penguasaan suatu

kompetensi pembelajaran di negara ini.

Mutu di bidang pendidikan meliputi mutu input, proses, output, dan outcome. Input pendidikan dinyatakan bermutu jika siap berproses. Proses

pendidikan bermutu apabila mampu menciptakan suasana yang PAIK.EM

-(P embel~aran yang Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan). Output dinyatakan bermutu jika basil belajar akademik dan nonakademik siswa tinggi. Outcome dinyatakan bermutu apabila lulusan cepat terserap di dunia keija, gaji

(18)

3

Di samping itu juga perlu diperhatikan tentang kualifikasi dan kompetensi guru, kurikulum, sarana dan prasarana, pembiayaan, manajemen dan penilaian. Namun yang paling pokok di antara komponen ini adalah kualiflk:asi

dan kompetensi guru. Guru merupakan ujung tombak dalam penyelenggaraan pendidikan dan pengajaran di sekolah. Hal

ini

didasarkan pada alasan bahwa guru telah dipersiapkan dengan baik dalam hal kompetensi profesional, pedagogik, kepribadian dan sosial.

Guru berfungsi sebagai menejer di kelasnya bertanggung jawab mengatur, mengarahkan dan menciptakan suasana yang koridusif bagi siswa untuk belajar. Di tangan guru terletak semua kegiatan pokok dalam proses belajar mengajar, seperti menentukan tujuan pengaj~ yang akan diberikan, memilih materi yang cocok dan sesuai dengan . kemampuan siswa untuk mencapai tujuan yang telah dirumuskan, mempersiapkan strategi belajar yang tepat untuk mencapai tujuan, menciptakan situasi yang mendukung proses belajar mengajar yang kondusif dan mengevaluasi basil belajar siswa Kegiatan-kegiatan ini dapat berjalan dengan baik kalau guru mempunyai kemampuan dan sikap profesional yang memadai untuk mengefektifkan pengajaran yang diberikan.

(19)

4

guru dalam melaksanakan tugasnya harus diprioritaskan. Bila hal itu diabaikan bisa dipastikan mutu pembelajaran yang diinginkan akan sulit tercapai.

Mutu pembelajaran adalah basil dari upaya yang dilakukan guru untuk meningkatkan kualitas proses pembelajaran, agar pembelajaran benar-benar dapat beijalan secara efektif

dan

efisien. Mutu pembelajaran dilihat dari segi proses, adalah gambaran tentang proses pembelajaran yang efektif, dimana siswa mengalami proses pembelajaran yang bermakna, dan siswa berhasil mencapai prestasi yang baik ketika mengikuti proses pembelajaran. Sementara dari segi efisiensi, mutu pembelajaran dipandang sebagai tingkat ketepatan waktu yang digunakan guru dalam melaksanakan proses pembelajaran. Sedangkan dari segi daya _tarik, mutu pembelajaran adalah tingkat keinginan siswa untuk mengikuti proses pembelaj aran selanjutnya.

Pendidikan yang bermutu selalu menjadi harapan bagi setiap bangsa, baik yang diselenggarakan oleh pemerintah maupun oleh masyarakat. Lembaga pendidikan yang berbentuk sekolah didirikan untuk menyiapkan anak didik menjadi warga negara yang baik untuk masa sekarang, terutarna untuk masa yang akan datang. Apabila sekolah tidak mampu menghasilkan anak didik yang berkualitas maka harapan untuk keberhasilan lulusan sekolah untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi tidak dapat beijalan secara maksimal, karena potensi-potensi yang dalam diri anak didik melalui proses belajar mengajar

tidak dikembangkan sebagaimana mestinya.

Dalam pandangan Zamroni (2007: 2) dikatakan bahwa peningkatan mutu sekolah adalah suatu proses yang sistematis yang terus menerus meningkatkan kualitas proses belajar mengajar dan faktor-faktor yang berkaitan dengan itu,

(20)

5

dengan tujuan agar target sekolah dapat dicapai dengan lebih efektif dan efisien.

Mutu pembelajaran terkait erat dengan usaha guru untuk memenej kelas menjadi

nyaman dan menyenangkan siswa dalam mengikuti proses pembelajaran serta

menerapkan layanan bimbingan dan konseling untuk membantu siswa

mengembangkan kemampuan yang ada di dalam dirinya secara optimal.

Pelaksanaan · manajemen kelas tidak terlepas dari proses dan fungsi

manajemen itu sendiri. Proses merupakan suatu rangkaian kegiatan untuk tujuan

tertentu. Setiap kegiatan merupakan perwujudan

dari

tugas

(task, duty, ataujob)

yang

barns

dikeijakan sesedrang. Jika tugas itu dikerjakan barulah dikatakan ia

berfungsi. Selanjutnya disebutkan bahwa arti dari fungsi adalah sejenis kegiatan

yang cocok bagi seseorang atau bagi sesuatu yang telah dirancang sejak semula.

Contohnya kurikulum adalah serangkaian mata pelajaran yang harus ditempuh

oleh siswa untuk memperoleh ijazah agar dapat melanjutkan ke jenjang

pendidikan yang lebih tinggi.

Dalam lingkup teori manajemen organisasi, Fayol dalam Handayaningrat

(1996: 31) menyebutkan fungsi manajemen adalah (I)

Planning;

peketjaan

seorang guru untuk menyusun tujuan belajar. (2)

Organizing;

peketjaan seorang

guru

untuk mengatur dan menghubungkan sumber-sumber belajar sehingga

dapat mewujudkan tujuan belajar dengan cara yang

p~ing

efektif, efisien, dan

ekonomis. (3)

Commanding;

peketjaan seorang

guru

untuk memotivasi,

mendorong, dan menstimulasikan murid-muridnya sehingga mereka akan siap

untuk mewujudkan tujuan belajar. (4)

Coordinating;

pekerjaan seorang

guru

dalam mensinkronisasikan kebutuhan siswa serta menyederhanakan kegiatan

(21)

6

(5) Controlling; pekerjaan seorang guru untuk menentukan apak:ah fungsinya dalam mengorganisasikan dan memimpin kelas telah berhasil dalam mewujudkan tujuan yang telah dirumuskan. Jika temyata belum, maka guru harus menilai dan mengatur kembali situasi dan bukan mengubah tujuan.

Di dalam menera_pkan manajemen kelas tentunya guru tidak: serta merta sukses dalam menjalankan ak:tivitasnya. Adakalanya di dalam proses belajar mengajar timbul berbagai masalah baik bagi guru itu sendiri maupun bagi siswa. Adapun masalah belajar bagi guru misalnya bagaimana meningkatkan mutu pembelajaran yang efektif dan efisien. Sedangkan masalah yang timbul dari siswa menurut Entang dan T. Raka (1984) yang ditimbulkan berhubungan dengan perilaku siswa ada 2 (dua) yaitu: masalah individu dan masalah kelompok.

Masalah individu seperti: (I) tingkah lak:u yang ingin mendapat perhatian orang lain (2) tingkah laku yang ingin menunjukkan kekuatan, gejalanya siswa ingin selalu mendebat emosional, marah-marah dan menangis, (3) tingkah laku yang bertujuan ingin menyak:iti orang lain seperti mencaci, memukul, dan menggigit, (4) peragaan ketidakmampuan gejalanya dalam bentuk sama sekali tidak: menerima untuk mencoba melak:ukan apapun.

(22)

7

semangat keija rendah, (6) kelas kurang marnpu menyesuaikan diri dengan keadaan baru.

Jadi jelas bahwa dalam kegiatan belajar mengajar banyak masalah-masalah yang timbul terutama yang dirasakan oleh siswa. Guru mempunyai tanggung jawab yang besar dalam membantu siswa agar mereka berhasil dalam belajar. Di sinilah letak pentingnya guru menerapkan layanan bimbingan dan konseling guna membantu siswa mengatasi kesulitan yang sedang mereka hadapi. Di dalam konteks pemberian layanan bimbingan konseling Prayitno

(1997: 35-36)

mengatakan bahwa pemberian layanan bimbingan konseling meliputi layanan orientasi, informasi, penempatan dan penyaluran, pembelajaran, konseling perorangan, bimbingan kelompok. dan konseling kelompok. Guru harus melaksanakan ketujuh layanan bimbingan konseling tersebut agar setiap permasalahan yang dihadapi siswa dapat diantisipasi sedini mungkin sehingga tidak menggangu jalannya proses pembelajaran. Dengan demikian siswa dapat mencapai tujuan pembelajaran dengan efektif tanpa mengalami ham batao dan pennasalahan pembelajaran yang cukup berarti. Alhasil jika siswa

dalam proses belajar mengajar terbebas dari gangguan/ masalah belajar, sosial, pribadi dan karir, maka bisa dibayangkan mutu pembelajaran suatu kelas akan meningkat.

Mutu pembelajaran di sebuah sekolah dapat dilihat dari lulusannya. Di Kota Medan sendiri menurut data Dinas Pendidikan Kota Medan pada tahun 2010 jumlah siswa SMP sederajat yang tidak lulus ujian nasional (UN) mencapai

(23)

8

dunia pendidikan di kota ini.

Pendidikan yang bermutu merupakan dambaan setiap orang. Oleh karena itulah setiap sekolah baik yang diselenggarakan oleh pemerintah (negeri) maupun oleh masyarakat (swasta) selalu berusaha melakukan perubahan-perubahan yang signifikan meskipun barn berjalan setahap demi setahap. Berikut adalah beberapa bukti prestasi yang diraih oleh siswa siswi SMP yang terdapat di KotaMedan.

Tahii. l Beberapa Prestasi Siswa-siswi SMP Kota Medan

NO NAMA SEKOLAH PRESTASI · TINGKAT PENYELENGGARA I SMP Swasta Santo Thomas Juara I Olympiade Sains Kabupateni Lembaga Pengembangan

IMedan Provinsi Fisika Indonesia & Medan

Education Consultant and Services.

2 SMP Panca Budi Juara I Mendesain Corak Provinsi Disdik Kota Medan Batik

3 SMP N I Tembung Duta Indonesia Masuk lntemasional Biskuat Mac an Indonesia SSB Arsenal, Inggris. Training Camp.

4 SMP N I, SMP N 37, SMP Duta Jambore Sanitasi Ke Nasional PemkoMedan Harapan 1 Medan Jakarta

5 SMP N 35, SMP N 15 dan Juara I, Juara II dan Juara I Provinsi Pemprovsu

SMP Josua2 Ganda Putra Milo School

,,__..

Cimpetition 2010 PBS! Medan

15 SMP N I Tanjung Morawa Jawara Liga Pendidikan Provinsi Disdik Kota Medan Indonesia (LPI) Sumatera

Utara

"'

7 SMP Prime One School Juara 3 Tim World Robotic Intemasional Postech (University of

(POS) Olympiade (WRO) di Science and Technology).

j

1

Pohang, Korea.

8 SMP SITI HAJAR, SMP N Duta Children's Camp Intemasional Yayasan KKSP (Pus at 21 Medan, dan SMP N 3 Tj. Finlandia andNorwegia. Pendidikao dan Informasi Morawa. Hak Anak) Medan dan

Nuoret Kotkat, Finlandia. 9 SMP Santo Thomas 4 Juara I PORSENI Karate Provinsi Disdik Kota Medan

Medan

10 SMP Safiyyatul Anialiyyah Juara I dan III Speech KotaMedan LP31Medan

/

Medan Contest LP31

Sumber: h ttp .anakmedanbe restasi.id rp / /

(24)

9

bangsa Indonesia sampai keajang Intemasional. Prestasi tersebut membuat lapisan masyarakat Kota Medan merasa bangga, terlebih instansi jajaran Dinas

Pendidikan Kota Medan. Namun di balik ukiran prestasi yang diraih siswa-siswi SMP tersebut, menjadi pertanyaan yang berarti bagi penulis "Mengapa tidak satupun dari SMP Negeri yang ada di Kecamatan Medan Barat ikut berpartisipasi ?". Hal ini mengindikasikan bahwa mutu pembelajaran di SMP

Negeri se-Kecamatan Medan Barat masih perlu ditingkatkan agar mampu

dan

siap bersaing dengan sekolah lain ..

Salah satu permasalahan guru SMP Negeri di Kecamatan Medan Barat yang perlu perbaikan adalah kemampuan dalam penerapan manajemen kelas yang efektif dan pelaksanaan layanan. bimbingan konseling. Jika kedua pokok tersebut dapat terpenuhi secara optimal maka diharapkan mutu pembelajaran di SMP Negeri se-Kecamatan Medan Barat akan menjadi lebih baik lagi.

Berdasarkan permasalahan di atas penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang "Hubungan Antara Penerapan Manajemen Kelas d an Pelaksanaan Layanan Bimbingan Konseling Dengan Mutu Pembelajar an di SMP Negeri se-Kecamatan Medan Barat".

B. l dentifikasi Masalah

Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan pada latar belakang masalah di atas: dapat diidentiflkasikan beberapa faktor yang dianggap berhubungan dengan mutu pembelajaran, seperti: mutu input, proses, output, outcome. Di samping itu juga perlu diperhatikan tentang kualifikasi dan kompetensi guru,

(25)

10

Guru memegang peranan yang sangat penting dalam proses pembelajaran. Guru dengan kualifikasi akademik yang memadai akan memberikan pelayanan pendidikan yang baik. Selanjutnya guro· ·dengan kompetensi yang handal juga akan mampu menerapkan manajemen kelas dengan efektif serta berkompetensi untuk menerapkan layanan bimbingan dan konseling kepada siswa secara sistematis dan berkesinambungan.

C. Pembatasan Masalah

Berdasarkan hasil identifikasi masalah di atas, maka penelitian yang akan dilakukan dibatasi pada permasalahan mutu pembelajaran, penerapan manajemen kelas, dan pelaksanaan layanan bimbingan konseling di SMP Negeri se-Kecamatan Medan Barat.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan pembatasan masalah di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:

z

?

1. Apakah terdapat hubungan yang signifikan antara penerapan manajemen kelas dengan mutu pembelajaran di SMP Negeri se-Kecamatan Medan Barat ? 2. Apakah terdapat hubungan yang signifikan antara pelaksanaan layanan

bimbingan konseling dengan mutu pembelajaran di SMP Negeri se-Kecamatan Medan Barat ?

3. Apakah terdapat hubungan yang signifikan antara penerapan manajemen kelas dan pelaksanaan layanan bimbingan konseling secara bersama-sama dengan mutu pembelajaran di SMP Negeri se-Kecamatan Medan Barat ?

(26)

I I

E. Tujuan Penelitian

Adapun yang menjadi tujuan penelitian ini adalah:

I. Untuk mengetahui hubungan yang signifikan antara penerapan manajemen kelas dengan mutu pembelajaran di SMP Negeri se-Kecamatan Medan Barat. 2. Untuk mengetahui hubungan yang signifikan antara pelaksanaan Iayanan

bimbingan konseling dengan mutu pembelajaran di SMP Negeri se-Kecamatan Medan Barat.

3. Untuk mengetahui hubungan yang signifikan antara penerapan manajemen kelas dan pelaksanaan layanan bimbingan konseling secara bersama-sama dengan mutu pembel~aran di SMP Negeri se-Kecamatan Medan Barat.

F. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat baik secara teoritis dan praktis. I. Secara teoritis dapat digunakan untuk menambah khazanah pengetahuan

mengenai hubungan penerapan manajemen kelas dan layanan bimbingan konseling dengan mutu pembelajaran oleh para guru pada suatu lembaga pendidikan.

Secara praktis dapat diterapkan dan dikembangkan melalui pelaksanaan tugas sehari-hari di suatu Jembaga pendidikan pada umumnya dan khususnya di SMP Negeri se-Kecamatan Medan Barat. Selain itu dapat pula digunaka sebagai dasar acuan bagi guru, konselor, atau pimpinan suatu Iembaga pendidikan dalam rangka untuk meningkatkan mutu pendidikan .

(27)

z

?

BABV

SIMPULAN DAN SARAN

A. SIMPULAN

Adapun simpulan yang dapat diambil dari pembahasan yang dilakukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Terdapat hubungan yang signiflkan antara penerapan manajemen kelas dengan mutu pembelajaran. Koefisien korelasi yang diperoleh adalah 0,834. Ini menunjukkan bahwa 83,4% mutu pembelajaran ditentukan oleh penerapan manajemen kelas dan sisanya sebesar 16,6% dipengaruhi oleh faktor-faktor lain.

Terdapat hubungan yang signiflkan antara pelaksanaan layanan bimbingan konseling dengan mutu pembelajaran. Koefisien korelasi yang diperoleh adalah 0,840. Ini menunjukkan bahwa 84,0% mutu pembelajaran ditentukan oleh pelaksanaan layanan bimbingan konseling dan sisanya sebesar 16% dipengaruhi oleh faktor-faktor lain. Koefisien korelasi antara pelaksanaan layanan bimbingan konseling dengan mutu pembelajaran lebih besar jika dibandingkan dengan koefisien korelasi penerapan manajemen kelas.

(28)

-;

108

sisanya sebesar 15,9% dipengaruhi oleh faktor-faktor lain. Berdasarkan nilai B konstanta dan nilai B manajemen kelas dan B mutu pembelajaran maka persamaan regresi yang dapat dibentuk yaitu Y= a

+

b1x1

+

b2x2 = 49,842+2,06XI+3,78X2 Adapun dasar pengambilan keputusannya untuk mengetahui hubungan masing-masing ada1ah sebagai berikut: Berdasarkan nilai lttitung > ftabel untuk manajemen kelas, dengan (n

=

42) dan k = jumlah variabel (3) sehingga db = 42 - 3 =39. ftabe1 dengan db = 39 pada taraf kepercayaan 95 % dengan (a 0,0512

=

0,025) = 2,042. thitung X1

=

2,06 > ftabe1 = 2,042. Berdasarkan nilai lttitung > 4abel untuk pelaksanaan layanan bimbingan konseling ftabei dengan db = 39 pada taraf kepercayaan 95% dengan

(a 0,0512 = 0,025)

=

2,042. thitung x2

=

3, 78 > ttabel = 2,042. J:?engan demikian dapat disimpulkan untuk meningkatkan mutu pembelajllf<lll dengan cara meningkatkan penerapan manajemen kelas dan meningkatkan pelaksanaan layanan bimbingan konseling terbukti meyakinkan berdasarkan taraf kepercayaan 95 %.

B. IMPLIKASI

Adapun implikasi dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

(29)

109

memanajemeni kelas karena kelas merupakan lingkungan belajar yang perlu diorganisir sehingga tercapai tujuan pembelajaran yang diinginkan. 2. Upaya yang kedua dalam peningkatan mutu pembelajaran adalah dengan

cara pelaksanaan layanan bimbingan konseling di sekolah. Masalah-masalah belajar dan perkembangan yang dialami siswa SMP dapat terselesaikan dengan tepat melalui layanan bi.mbingan konseling yang diberikan oleh guru di sekolah sehingga anak lebih matang emosinya dalam menjalani proses belajar mengajar maupun dalam kehidupan sehari-hari.

3. Upaya untuk peningkatan mutu pembelajaran dapat dilakukan melalui penerapan manajeme~ kelas dan pelaksanaan layanan bimbingan konseling. Dengan ~Vemanajemeni kelas secara optimal maka akan tercipta suasana belajar yang kondusif dan berhasil mencapai tujuan pembelajaran. Tujuan tersebut akan tercapai jika guru mampu mengatur murid dan sarana pembelajaran selanjutnya mengendalikan jika terjadi gangguan ke dalam suasanya menyenangkan. Selanjutnya melalui pelaksanaan layanan bimbingan konseling maka masalah-masalah yang dihadapi oleh siswa dapat teratasi secara tepat dan dapat meningkatkan kualitas siswa. Siswa yang terbebas dari masalah atau konflik akan mampu belajar dengan fun dan menyenangkan sehingga tujuan pembelajaran akan tercapai secara optimal

C. SARAN

(30)

110

l. Guru dapat meningkatkan mutu pembelajaran dengan cara memanajemeni pembelajaran. Salah satu altematif pengembangannya adalah dengan cara meningkatkan pengetahuan dan keterampilan dalam memanajemeni kelas baik memilih materi pembelajaran yang disampaikan sesuai dengan karakteristik siswa, maupun kondisi kelas ketika proses belajar mengajar berlangsung.

2. Untuk siswa yang mengalami permasalahan disarankan supaya lebih terbuka kepada guru maupun konselor supaya permasalahan yang dihadapi bisa dicari jalan keluarnya dan akhimya anak bisa belajar dan menjalani hidup dengan tenang.

3. Kepada peneliti lain, hasil penelitian ini diharapkan menjadi satu rujukan untuk melanjutkan ke penelitian yang lebih mendalam terutama menyangkut penerapan manajemen kelas dan pelaksanaan layanan bimbingan konseling.

z

Gambar

Tabel Hal

Referensi

Dokumen terkait

2. Pada saat orang tersebut melakukan tindak pidana harus dibuktikan bahwa ia benar-benar merupakan orang yang dapat dipertanggung jawabkan secara pidana.. Namun demikian,

Menjaring aspirasi dan minat grup kesenian, paguyuban seni, kelompok seni, organisasi seni dan sanggar seni untuk mendaftarkan diri di bawah naungan Dinas Kebudayaan

Beberapa isu seperti perbedaan target kerja kebijakan moneter yang lebih diarahkan pada stabilitas harga terutama inflasi, dan kebijakan fiskal untuk menstimulus

pada realita bisa terefleksikan pada akuntansi zakat. Menurut Analis Pembiayaan, akuntansi syariah merupakan proses ekonomi yang berlandaskan pada prinsip- prinsip

Appendix II Suggested Material for Teaching Intensive Reading II by Using Group Discussion Activity for Second Semester Students in English Language Education Study

Kemiskinan merupakan potret buram dari realitas sosial yang sampai saat ini masih membelenggu ruang gerak kemajuan rakyat untuk hidup “merdeka”. Memahami

Telah dilakukan Penelitian Pengaruh Medan Elektromagnetik Terhadap Kesehatan Masyarakat Di Sekitar Menara Pemancar Telepon Seluler (BTS) di Jakarta dan Bandung, Disain

Kajian secara teknis merupakan langkah sinkronisasi apakah energi listrik (Watt-jam) yang dihasilkan oleh sistem solar cell dan windpower (tenaga angin) mampu melayani beban