• Tidak ada hasil yang ditemukan

OPTIMALISASI PERAN SOSIALISASI KOPERASI. docx

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "OPTIMALISASI PERAN SOSIALISASI KOPERASI. docx"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...1

DAFTAR ISI...2

BAB I. PENDAHULUAN...3

I.a. Latar Belakang Masalah...3

I.b. Pokok-Pokok Masalah...4

I.c. Perumusan Masalah...4

BAB II. KONDISI SAAT INI...5

BAB III. KONDISI YANG DIHARAPKAN...6

BAB IV. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI...8

BAB V. UPAYA DAN STRATEGI...10

BAB VI. PENUTUP...13

VII.a. Kesimpulan...13

VII.b. Saran...13

(2)

BAB I. PENDAHULUAN

I.a. Latar Belakang Masalah

Kemiskinan merupakan potret buram dari realitas sosial yang sampai saat ini masih membelenggu ruang gerak kemajuan rakyat untuk hidup “merdeka”. Memahami alur kemiskinan, ternyata persoalannya sangat kompleks dan rumit. Ibarat lingkaran setan, kemiskinan membuat semua pihak bias dalam menentukan formula prioritas yang perlu dilakukan. Persis seperti menentukan mana yang lebih dahulu, antara telur atau ayam. Miskin adalah kondisi kehidupan seseorang atau rumah tangga yang serba kekurangan sehingga tidak mampu memenuhi kebutuhan hidup minimal yang layak bagi kehidupannya, seperti konsumsi, kesehatan, pendidikan dasar, ketenagakerjaan, perumahan, sanitasi dan air bersih. Sesungguhnya kemiskinan merupakan situasi masalah yang sudah menjadi fakta di masyarakat. Akan tetapi menjadi kontraproduktif ketika penyelesaian kemikinan masih menggunakan pendekatan-pendekatan pragmatis untuk membuat angka-angka statistik lebih baik. Padahal, kemiskinan bukan semata persoalan angka, tetapi lebih kepada bagaimana angka mencerminkan kondisi sesungguhnya di lapangan.

(3)

“Apabila telah selesai shalat (Jumat) maka bertebaran1ah di bumi dan carilah fadhl (kelebihan) dan Allah.” (QS. Al-Jum'ah [62]: 10)

Saat ini jumlah warga miskin di Kabupaten Bogor 446.040 orang dari total jumlah penduduk sebanyak 4.763.209 jiwa.

Koperasi Syariah merupakan salah satu dari Lembaga Keuangan Non Bank yang bebasis syariah, yang menjalankan usahanya berdasarkan dengan prinsip-prinsip syariah yang berlandaskan dengan Al-Qur’an dan Hadits. Peranan Koperasi skhususnya Koperasi Syariah saat ini sangat dibutuhkan guna mengentaskan kemiskinan yang ada di Kota Bogor.

Berdasarkan uraian latar belakang diatas, penulis tertarik untuk membuat skripsi dengan judul “OPTIMALISASI PERAN SOSIALISASI KOPERASI SYARI’AH SEBAGAI UPAYA PENGETASAN ANGKA KEMISKINAN DI KOTA BOGOR”.

I.b. Pokok-Pokok Masalah

Optimalisasi peran sosialisasi Koperasi Syariah di kota Bogor

Strategi Koperasi Syariah dalam mengurangi angka kemiskinan di kota Bogor

I.c. Perumusan Masalah

Bagaimana optimalisasi peran sosialisasi Koperasi Syariah di kota Bogor?

(4)

BAB II. KONDISI SAAT INI

(5)

BAB III. KONDISI YANG DIHARAPKAN

Menurut Undang-undang No. 25 tahun 1992 Pasal 4 dijelaskan bahwa fungsi dan peran koperasi sebagai berikut:

1. Membangun dan mengembangkan potensi dan kemampuan ekonomi anggota pada khususnya dan masyarakat pada umumnya untuk meningkatkan kesejahteraan ekonomi dan sosialnya.

2. Berperan serta secara aktif dalam upaya mempertinggi kualitas kehidupan manusia dan masyarakat.

3. Memperkokoh perekonomian rakyat sebagai dasar kekuatan dan ketahanan perekonomian nasional dengan koperasi sebagai soko-gurunya.

4. Berusaha untuk mewujudkan dan mengembangkan perekonomian nasional, yang merupakan usaha bersama berdasarkan atas asas kekeluargaan dan demokrasi ekonomi.

A. Fungsi Koperasi

1. Sebagai urat nadi kegiatan perekonomian Indonesia.

2. Sebagai upaya mendemokrasikan sosial ekonomi Indonesia.

3. Untuk meningkatkan kesejahteraan warga negara Indonesia.

4. Memperkokoh perekonomian rakyat Indonesia dengan jalan pembinaan koperasi

B. Peran dan Tugas Koperasi

1. Meningkatkan taraf hidup sederhana masyarakat Indonesia.

2. Mengembangkan demokrasi ekonomi di Indonesia.

(6)

Sedangkan Koperasi Syari’ah memiliki peran dan Fungsi antra lain :

1) Sebagai Manajer Investasi

Koperasi Syari’ah merupakan manajer Investasi dari pemilik dana yang dihimpunnya. Besar kecilnya Hasil Usaha Koperasi tergantung dari keahlian, kehati-hatian, dan profesionalisme koperasi Syari’ah. Penyaluran dana yang dilakukan koperasi syari’ah memiliki implikasi langsung kepada berkembangnya sebuah koperasi syari’ah.

Koperasi Syari’ah melakukan fungsi ini terutama dalam akad pembiayaan Mudharabah, dimana posisi bank sebagai “agency contract” yaitu sebagai lembaga yang menginvestasikan dana-dana pihak lain pada usaha-usaha yang menguntungkan. Jika terjadi kerugian maka Koperasi syari’ah tidak boleh meminta imbalan sedikitpun karena kerugian dibebankan pada pemilik dana. Fungsi ini terlihat pada penghimpunan dana khususnya dari bentuk tabungan Mudharabah maupun investasi pihak lain tidak terikat. Oleh karenanya tidak sepatutnya koperasi syari’ah menghimpun dana yang bersifat mudharabah baik tabungan maupun investasi tidak terikat jika tidak memiliki obyek usaha yang jelas dan menguntungkan.

2) Sebagai Investor

Koperasi Syari’ah menginvestasikan dana yang dihimpun dari anggota maupun pihak lain dengan pola investasi yang sesuai dengan syar’ah. Investasi yang sesuai meliputi akad jual beli secara tunai (Al Musawamah) dan tidak tunai (Al Murabahah), Sewa-menyewa (Ijaroh), kerjasama penyertaan sebagian modal (Musyarakah) dan penyertaan modal seluruhnya (Mudharabah). Keuntungan yang diperoleh dibagikan secara proporsional (sesuai kespakatan nisbah) pada pihak yang memberikan dana seperti tabungan sukarela atau investasi pihak lain sisanya damasukan pada pendapatan Operasi Koperasi Syari’ah.

3) Fungsi Sosial

(7)

konvensional. Sementara bagi anggota masyarakat dhuafa dapat diberikan pinjaman kebajikan dengan atau tampak pengembalian pokok (Qardhul Hasan) yang sumber dananya dari dana ZIS (zakat, infak dan shadaqoh). Pinjaman Qardhul Hasan ini diutamakan sebagai modal usaha bagi masyarakat miskin agar usahanya menjadi besar, jika usahanya mengalami kemacetan, ia tidak perlu dibebani dengan pengembalian pokoknya.

BAB IV. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI

Faktor-faktor yang mempengaruhi Kemiskinan itu sendiri ada 2 aspek yaitu faktor eksternal dan faktor internal. Berikut adalah faktor internal dari kemiskinan :

1. Pendidikan yang Terlampau Rendah

Tingkat pendidikan yang rendah menyebabkan seseorang kurang mempunyai keterampilan tertentu yang diperlukan dalam kehidupannya. Keterbatasan pendidikan atau keterampilan yang dimiliki seseorang menyebabkan keterbatasan kemampuan seseorang untuk masuk dalam dunia kerja.

2. Malas Bekerja

Adanya sikap malas (bersikap pasif atau bersandar pada nasib) menyebabkan seseorang bersikap acuh tak acuh dan tidak bergairah untuk bekerja.

3. Terbatasnya Lapangan Kerja maupun bahan dalam rangka menerapkan keterampilan yang mereka miliki dengan suatu tujuan untuk memperoleh penghasilan.

(8)

Seseorang yang mempunyai anggota keluarga banyak apabila tidak diimbangi dengan usaha peningakatan pendapatan akan menimbulkan kemiskinan karena semakin banyak anggota keluarga akan semakin meningkat tuntutan atau beban untuk hidup yang harus dipenuhi.

Dan berikut adalah faktor eksternal dari kemiskinan :

1. Tidak tersedia kesempatan kerja (Menganggur).

2. Upah gaji dibawah standar minimum.

3. Produktivitas kerja yang rendah.

4. Ketiadaan aset.

5. Diskriminasi seks dalam upah kerja.

6. Tekanan harga (harga ditetapkan oleh pembeli).

7. Penjualan tanah (untuk kepentingan konsumtif).

(9)

BAB V. UPAYA DAN STRATEGI

Dalam rangka mengentaskan kemiskinan, Al-Quran menganjurkan banyak cara yang harus ditempuh, yang secara garis besar dapat dibagi pada tiga hal pokok :

1. Kewajiban setiap individu.

Kewajiban terhadap setiap individu tercermin dalam kewajiban bekerja dan berusaha. Kerja dan usaha merupakan cara pertama dan utama yang ditekankan oleh Kitab Suci Al-Quran, karena hal inilah yang sejalan dengan naluri manusia, sekaligus juga merupakan kehormatan dan harga dirinya.

2. Kewajiban orang lain/masyarakat.

Kewajiban orang lain tercermin pada jaminan satu rumpun keluarga, dan jaminan sosial dalam bentuk zakat dan sedekah wajib. Sebelum menguraikan cara kedua ini, perlu terlebih dahulu digaris bawahi bahwa menggantungkan penanggulangan problem kemiskinan semata-mata kepada sumbangan sukarela dan keinsafan pribadi, tidak dapat diandalkan. Teori ini telah dipraktekkan berabad-abad lamanya, namun hasilnya tidak pernah memuaskan. Sementara orang sering kali tidak merasa bahwa mereka mempunyai tanggung jawab sosial, walaupun ia telah memiliki kelebihan harta kekayaan. Karena itu diperlukan adanya penetapan hak dan kewajiban agar tanggung jawab keadilan sosial dapat terlaksana dengan baik.

3. Kewajiban pemerintah.

Pemerintah juga berkewajiban mencukupi setiap kebutuhan warga negara, melalui sumber-sumber dana yang sah. Yang terpenting di antaranya adalah pajak, baik dalam bentuk pajak perorangan, tanah, atau perdagangan, maupun pajak tambahan lainnya yang ditetapkan pemerintah bila sumber-sumber tersebut di atas belum mencukupi.

(10)

 Membangun dan mengembangkan potensi dan kemampuan anggota pada khususnya, dan masyarakat pada umumnya, guna meningkatkan kesejahteraan sosial ekonominya.

 Memperkuat kualitas sumber daya insani anggota, agar menjadi lebih amanah, professional (fathonah), konsisten, dan konsekuen (istiqomah) di dalam menerapkan prinsip-prinsip ekonomi islam dan prinsip-prinsip syariah islam.

 Berusaha untuk mewujudkan dan mengembangkan perekonomian nasional yang merupakan usaha bersama berdasarkan azas kekeluargaan dan demokrasi ekonomi.

 Sebagai mediator antara menyandang dana dengan penggunan dana, sehingga tercapai optimalisasi pemanfaatan harta.

 Menguatkan kelompok-kelompok anggota, sehingga mampu bekerjasama melakukan kontrol terhadap koperasi secara efektif.

 Mengembangkan dan memperluas kesempatan kerja.

 Menumbuhkan-kembangkan usaha-usaha produktif anggota.

 Bekerja sama antar lembaga (Koperasi Syariah yang lainnya) agar kemiskinan di kota Bogor dapat teratasi.

 Melakukan pembinaan dalam menanamkan prinsip-prisip wirausaha.

 Mengadakan pendidikan dan pelatihan untuk dapat meningkatkan kualitas sumber daya manusia.

 Melakukan upaya pola kemitraan yang saling menguntungkan.

 Membuat suatu upaya agar dapat memperluas jaringan informasi dan komunikasi usaha.

(11)

Empat kebijakan dan program yang bisa dilakukan untuk penanggulangan kemiskinan, 4 kebijakan tersebut adalah :

1. Kebijakan dan Program untuk Membuka Peluang atau Kesempatan Bagi Orang Miskin

Kebijakan ini diarahkan pada pembukaan peluang yang seluas-luasnya kepada masyarakat miskin untuk ikut berpartisipasi dalam pembangunan ekonomi. Lemahnya kemampuan ekonomi masyarakat miskin bukan berarti menutup peluang untuk berpartisipasi dalam pembangunan. Justru aktivitas ekonomi yang yang pertama kali bangkit dari keterpurukan akibat krisis adalah sektor informal yang dijalankan masyarakat miskin. Contoh programnya antara lain adalah: penyediaan sarana kesehatan bagi masyarakat miskin, sarana dan prasarana pendidikan, pemberdayaan masyarakat, pembentukan modal, dan lain-lain.

2. Kebijakan dan Program untuk Memberdayakan Kelompok Miskin

Pemberdayaan dilaksanakan dengan pembukaan akses bagi masyarakat miskin untuk terlibat tidak hanya pada bidang ekonomi. Kemiskinan memiliki aspek yang sangat luas dan tidak hanya ekonomi sehingga penanggulangannya harus bersifat multidimensi. Politik, sosial, hukum dan kelembagaan adalah bidang-bidang yang bersentuhan dan menentukan kehidupan masyarakat miskin sehingga aksesibilitas masyarakat terhadap lembaga-lembaga tersebut dapat mendorong masyarakat untuk memberdayakan diri. Contoh programnya antara lain: penguatan pengelolaan kelompok atau organisasi sosial, keterlibatan kelompok miskin dalam proses pendidikan demokrasi, dan lain-lain.

3. Kebijakan dan Program yang Melindungi Kelompok Miskin

(12)

4. Kebijakan dan Program untuk Memutus Pewarisan Kemiskinan Antar Generasi: Hak Anak dan Peranan Perempuan

(13)

BAB VI. PENUTUP

VII.a. Kesimpulan

Masalah dasar pengentasan kemiskinan bermula dari sikap pemaknaan kita terhadap kemiskinan. Kemiskinan adalah suatu hal yang alami dalam kehidupan. Dalam artian bahwa semakin meningkatnya kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi maka kebutuhan pun akan semakin banyak. Pengentasan masalah kemiskinan ini bukan hanya kewajiban dari pemerintah, melainkan masyarakat pun harus menyadari bahwa penyakit sosial ini adalah tugas dan tanggung jawab bersama pemerintah dan masyarakat. Ketika terjalin kerja sama yang romantis baik dari pemerintah, nonpemerintah dan semua lini masyarakat.

VII.b. Saran

Referensi

Dokumen terkait

Dengan demikian infrastruktur sebagai unsur pembentuk struktur ruang merupakan prasyarat untuk mewujudkan Indonesia yang AMAN, ADIL & SEJAHTERA, secara lebih seimbang baik

Untuk menjadikan kepentingan dan pengalaman perempuan dan laki-laki menjadi dimensi integral dalam perencanaan, pelaksanaan, pemantauan dan penilaian kebijakan-kebijakan dalam

Analisis filogenetik dari 19 sampel tumbuhan berdasarkan metode parsimoni menunjukkan bahwa secara keseluruhan famili Euphorbiaceae adalah kelompok monofiletik dan dibagi menjadi

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada saat krisis prevalensi gizi kurang pada anak dengan sumber air minum buruk me- ningkat dari 35,3% menjadi 38,1%, namun

LAMPIRAN II PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR P-48/BC/2010 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN IMPOR BARANG DARI NORTHERN TERRITORY AUSTRALIA KE DAERAH PABEAN

Kekurangan dari sistem promosi yang ada sekarang adalah promosi dengan menggunakan media 2 Dimensi yang belum bisa mendeskripsikan semua obejk yang ada kepada

Suatu pemeriksaan angiografi yang lengkap pada otak untuk kasus AVM, terdiri dari ; (1) evaluasi secara selektif pada AVM dan seluruh vaskuler otak menggunakan

Graf disini digunakan bukan untuk mencari alur tercepat dalam penyusunan dan eksekusi materi dan metode dalam kaderisasi, tetapi digunakan agar hasil akhir yang diharapkan