• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERBEDAAN TINGKAT KEPUASAN PASIEN ATAS KUALITAS KOMUNIKASI PADA PELAYANAN RAWAT INAP RUMAH SAKIT.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PERBEDAAN TINGKAT KEPUASAN PASIEN ATAS KUALITAS KOMUNIKASI PADA PELAYANAN RAWAT INAP RUMAH SAKIT."

Copied!
2
0
0

Teks penuh

(1)

v ABSTRAK

Harry Permana. 210110110042. 2015. Departemen Manajemen Komunikasi Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Padjadjaran. Skripsi ini berjudul “Perbedaan Tingkat Kepuasan Pasien Atas Kualitas Komunikasi Pada Pelayanan Rawat Inap Rumah Sakit”. Sebagai pembimbing utama Dr. Dadang Sugiana, M.Si. dan pembimbing pendamping Pramono Benyamin, Drs., M.Pd

Penelitian ini bertujuan untuk mengomparasikan atau membandingkan kepuasan pasien atas kualitas komunikasi pelayanan pada pelayanan kelas inap VIP, I, II, dan III di RSUP. Dr. Hasan Sadikin Bandung. Caranya dengan mengukur perbedaan yang signifikan atas kualitas komunikasi yang diadapopsi dari keefektifitasan komunikasi antarpribadi menurut John DeVito pada keempat jenis pelayanan kelas inap rumah sakit. Penelitian ini menggunakan model Diskonfirmasi Harapan yang dikembangkan oleh Zheithaml dalam teori Expectancy Disconfirmation.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif deskriptif dengan teknik analisis data deskriptif dan Fiedman U Test. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah dengan kuesioner, dokumentasi dan studi pustaka. Sampel dari penelitian ini adalah pasien/keluarga pasien yang pernah mendapatkan pelayanan rawat inap di kedua jenis kelas inap di RSHS yang ditarik dengan menggunakan sampel berstrata disproporsional dengan ukuran sampel adalah sebanyak 94 responden.

Hasil penelitian dari perhitungan statistik inferensial secara umum menunjukkan adanya perbedaan tingkat kepuasan atas kualitas komunikasi pada pelayanan kelas inap VIP, I, II, dan III. Kualitas komunikasi yang diukur diambil berdasarkan keefektifan komunikasi antarpribadi menurut John DeVito, yaitu Pengungkapan diri, sikap empati, sikap mendukung, sikap positif, kesetaraan, kepercayaan diri, kebersatuan, manajemen interaksi, daya ekspresi, dan orientasi ke pihak lain. Hasil uji menunjukkan terdapat empat satu sub variabel dari sepuluh sub variabel yang dinyatakan tidak terdapat perbedaan yang signifikan, akan tetapi secara keseluruhan menyatakan terdapat perbedaan yang signifikan. Dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan tingkat kepuasan pasien/keluarga pasien atas kualitas komunikasi paramedik pada kelas inap VIP, I, II, dan III.

Kata kunci : Kepuasan Pasien, Kualitas Komunikasi Pelayanan, Expectancy

(2)

vi ABSTRACT

Harry Permana. 210110110042. 2015. Department of Communications

Management Faculty of Communication Padjadjaran University. This study

titled Differenc of Patient Satisfaction’s Level on Communication of Quality At Hospital Inpatient Services. As the main supervisor Dr. Dadang Sugiana, M.Si. and supervising companion Pramono Benjamin, Drs., M.Pd.

Research objectives for differences of patient satisfaction on the quality of communication in I, II, III class service and first-class inpatient hospitalization in RSUP. Dr. Hasan Sadikin Bandung. How to measure a significant difference on the quality of communications service are adopted from the effectiveness of Communication according from John De Vito in both types of classes inpatient hospital services. This study uses a model of Expectancy Disconfirmation developed by Zheithaml in Expectancy Disconfirmation of Theory.

The method used in this research is descriptive data analysis techniques and the Friedman U Test. Data collection techniques used were the questionnaire, documentation, and literature. Samples and this research is the patient/family who had received inpatient services in both types of classes inpatient in RSHS is disproportionate drawn using stratified random sampling, the sample size is as much as 94 respondents.

The result of research from the calculation of inferential statistics generally show differences significant on quality of communications service at inpatient VIP-class service and Non-VIP (General class). Measured communication quality of service is taken by the effectiveness of communication interpersonal according to John De Vito, i.e. Self Disclosure, empathy, supportiveness, positiveness, Equality, Confidence, Immediacy, Interactive management, power of expression, and Oriented to Other. The test results showed there are four sub-variables of ten sub-variable revealed significant differences, although the overall stated there is a significant difference. It can be concluded that is a significant difference of Patient Satisfaction’s Level on Communication Paramedic’s of Quality in I, II, III class service and first-class inpatient hospitalization

Keywords: Patients’ Satisfaction, Quality of Communication Services,

Referensi

Dokumen terkait

Dalam suatu kegaiatan akan mampu meningkatkan kecerdasan spiritual yang dipadukan dengan kegiatan tertentu sebagaimana yang dilakukan di pondok pesantren Hudatul Muna

Tidak ada pertanyaan dari penyedia yang meminta penjelasan terhadap dokumen pengadaan paket pekerjaan Pemeliharaan Ranmor Roda 4 dan 6 Polres Badung Tahun Anggaran 2016

bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, perlu menetapkan Keputusan Sekretaris Daerah tentang Pembentukan Tim Pendamping Program Pinjaman

Sastrawan terkenal seperti al- Akhthal, Farazdaq dan Jarîr jika diapresiasi secara mendalam maka muatan tema yang ekspresikan banyak menggambarkan situasi sosial

Berat ringannya ancaman hukuman yang ditetapkan dalam suatu hukum disesuaikan dengan berat ringannya pelanggaran atau kejahatan yang dilakukan.Bentuk-bentuk sanksi dalam

Dari penafsiran berbagai pendapat yang dikemukakan, dapat ditarik dua kesimpulan: (1) adanya “laba” kenangan menjadi sebuah nilai tambah yang penting bagi para murid

Nilai transmissibility yang bernilai negatif menunjukkan superposisi destruktif misalkan pada pompa misalignment 2mm (yang dioperasikan dengan pompa unbalance 27

Sinar Elbiz dalam kegiatan usahanya tidak mempunyai sistem kelola yang baik dan masih. menggunakan sistem pencatatan manual sehingga menghambat manajemen