SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS
LOKASI PERGURUAN TINGGI
( Studi Kasus : Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta )
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Komputer
Program Studi Teknik Informatika
Disusun Oleh :
Robertus Angga Setya Ardhana NIM : 065314099
PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
ii
GEOGRAPHIC INFORMATION SYSTEM
OF COLLEGE LOCATION
( Case Study: Special Province of Yogyakarta )
FINAL PROJECT
Presented As Partial FulFillment Of The Requirements To Obtain The Bachelor Computer Degree
In Informatics Engineering
Compiled by:
Robertus Angga Setya Ardhana NIM : 065314099
INFORMATICS ENGINEERING STUDY PROGRAM
FACULTY OF SCIENCE AND TECHNOLOGY
SANATA DHARMA UNIVERSITY
YOGYAKARTA
v
HALAMAN PERSEMBAHAN
Kupersembahkan skripsi ini untuk:
Tuhan Yesus kristus yang telah membantu memberkati aku
dalam menyelesaikan skripsi ini setiap saat
Kedua Orang Tuaku Bp Agustinus Agus Supriyanto dan Ibu
Agustina Titik Indaryati yang tidak henti hentinya
menyemangati, mendoakan dan memberikan kasih sayang aku
dari jauh
Saudara – saudaraku Ceacilia Sendy Setya Ardhari, Stefani
Yubelika Ardhanti dan yang lainnya dengan memberiku
semangat terus menerus
Bawelku Andrea Beni Kosworowati yang setia memberiku
perhatian, menemani dan selalu menyemangatiku ketika aku
mulai patah arang dalam mengerjakan skripsiku
vi
MOTTO
“Ia Membuat Segala Sesuatu Indah Pada Waktunya,Bahkan Ia
Memberi Kekekalan Didalam Hati Mereka”(Pengkhotbah 3:11)
“Sesuatu yang berawal dari hati yang suci dan niat yang tekun dalam
diri pasti selalu membuahkan hasil yang positif dan memuaskan”
“Kalau tanganku patah, akan ku kerjakan dengan kakiku ini. Kalau
kakiku patah, akan ku kerjakan dengan gigiku ini. aku pasti bisa
menyelesaikan skripsiku ini”
“Kau gagal tetapi masih bisa mampu bangkit kembali, karena itu
vii
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini
tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan
dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.
Yogyakarta, Juli 2013
Penulis
viii
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN
PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN
AKADEMIS
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas
Sanata Dharma :
Nama : Robertus Angga Setya Ardhana
Nomor Mahasiswa : 065314099
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada
perpustakaan
Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul :
SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS
LOKASI PERGURUAN TINGGI
beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian
saya memberikan
kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan,
mengalihkan, dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk
pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan
mempublikasikannya di Internet atau media
lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya
maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan
nama saya sebagai penulis.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat Di Yogyakarta
Pada Tanggal Juli 2013
Yang menyatakan,
ix
ABSTRAK
SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS
LOKASI PERGURUAN TINGGI
Daerah Istimewa Yogyakarta atau biasa disingkat dengan DIY adalah
salah satu daerah otonom setingkat provinsi yang ada di Indonesia. Yogyakarta
mempunyai predikat sebagai kota pelajar berkaitan dengan sejarah dan peran kota
ini dalam dunia pendidikan di Indonesia. Di samping itu dengan adanya berbagai
jenis pendidikan tinggi atau perguruan tinggi yang ada di Yogyakarta terdapat
pula banyak mahasiswa dan pelajar dari seluruh daerah di Indonesia yang
menuntut ilmu di Daerah Istimewa Yogyakarta. Berdasarkan hasil tanya jawab
dengan salah satu pegawai Dinas Pendidikan, pemuda dan Olahraga di Daerah
istimewa Yogyakarta Pelajar yang baru saja menyelesaikan jenjang SMA dan
kesetaraannya kesulitan mencari letak lokasi perguruan tinggi karena belum
mengenal banyak tempat di propinsi DIY. Dengan demikian adanya Sistem
Informasi Geografis Lokasi Perguruan Tinggi ini dapat membantu memberikan
informasi bagi pelajar dan masyarakat.
Metode yang dilakukan untuk mengembangkan sistem informasi geografis
lokasi perguruan tinggi ini menggunakan metode FAST (Frame work Application
of Systems Technique ). Pembuatan Peta menggunakan Google Maps API yang
diintegrasikan dengan PHP (Pear Hypertext Preprocessor) dan MySQL.
Sistem Informasi Geografis Lokasi Perguruan tinggi ini dilengkapi dengan
pencarian berdasarkan lokasi perguruan tinggi, kategori perguruan tinggi yang
antara lain perguruan tinggi (negeri), universitas terbuka, perguruan tinggi
(kedinasan), perguruan tinggi swasta (universitas), perguruan tinggi swasta
(institut), perguruan tinggi swasta (sekolah tinggi), perguruan tinggi swasta
(politeknik), dan perguruan tinggi swasta (akademi).
Dalam Pengujian Black Box dapat disimpulkan bahwa Sistem Informasi
Geografis Lokasi Perguruan Tinggi di DIY ini dapat berjalan dengan baik dan
x
ABSTRACT
GEOGRAPHIC INFORMATION SYSTEM
OF COLLEGE LOCATION
Yogyakarta special region or commonly abbreviated with DIY is one of
the provincial-level autonomous region in Indonesia. Yogyakarta has the predicate
as the city deals with the history and the city's role in the world of education in
Indonesia. In addition to the existence of various types of higher education or
universities in Yogyakarta there are also many students and scholars from all over
the region in Indonesia who study in Yogyakarta. Based on the results of
questioning by one of the employees of the Department of education, youth and
sports in the special region of Yogyakarta students who just finished High School
and their equivalents of difficulty level, locate the location of the College because
not to know many places in the province of DIY. Thus the existence of
geographic information systems this College Location can help provide
information for students and the community.
Methods undertaken to develop geographic information systems this
College location method using FAST (Frame work Application of Systems
Technique). Creating a map using the Google Maps API is integrated with PHP
(Hypertext Preprocessor Pear) and MySQL.
Geographic information systems the location of the College is equipped
with a search based on the location of the College, the College category among
other colleges (the country), the Open University, College (official), a private
college (University), a private University (Institute), a private college (high
school), a private University (Polytechnic), and private (the Academy).
In the Black Box Testing can be inferred that the geographic information
xi
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa
karena atas berkat dan rahmatnya maka penulis dapat menyelesaikan skripsi
sesuai dengan waktu yang telah ditentukan. Skripsi ini disusun sebagai salah satu
syarat guna memperoleh gelar Sarjana Teknik Informatika di Universitas Sanata
Dharma Yogyakarta.
Penulis telah menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini tanpa
melibatkan bantuan dan dukungan banyak pihak skripsi ini sulit untuk selesai,
namun berkat dukungan dan bantuan dari banyak pihak, akhirnya skripsi ini dapat
diselesaikan. Oleh sebab itu atas bantuan dan dukungannya, penulis
menghaturkan ucapan terimakasih kepada:
1. Ibu Sri Hartati Wijono, S.Si., M.Si., selaku dosen pembimbing yang telah
meluangkan banyak waktu, tenaga, dan pikiran di dalam memberikan
pengarahan dalam penulisan skripsi ini.
2. Ibu Ridowati Gunawan, S.Kom., M.T. dan Ibu P.H. Prima Rosa, S.Si.,
M.Sc. selaku Dosen penguji yang telah member saran, kritik yang
membangun serta motivasi kepada penulis saat pengujian.
3. Seluruh dosen dan staff pengajar Program Studi Teknik Informatika
Universitas Sanata Dharma yang telah memberikan bimbingan serta
berbagai ilmu kepada penulis selama perkuliahan.
4. Kedua Orang Tua Bp Agustinus Agus Supriyanto dan Ibu Agustina Titik
Indaryati yang tidak henti hentinya menyemangati, mendoakan dan
memberikan kasih sayang.
5. Saudara – saudara Ceacilia Sendy Setya Ardhari, Stefani Yubelika
Ardhanti dan yang lainnya dengan memberi penulis semangat terus
menerus.
6. Andrea Beni Kosworowati yang setia memberi perhatian, menemani dan
xii
7. Bpk Drs. R. Kadarmanto Baskara Aji Selaku Kepala Dinas Pendidikan
Pemuda dan Olahraga serta seluruh pegawai yang membantu dalam proses
penyelesaian skripsi penulis.
8. Teman – teman Teknik Informatika, teman - teman kos panjang, dan
teman bermain yang telah membantu dan menyemangati dalam proses
skripsi penulis.
9. Kepada semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah
membarikan doa dan membantu penulis.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa penulisan skripsi ini masih terdapat
kekurangan-kekurangan dan masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, penulis
sangat mengharapkan saran-saran maupun kritik yang sifatnya membangun dari
semua pihak demi kesempurnaan penulisan ini.
Akhirnya dengan segala kerendahan hati, penulis berharap agar kiranya
penulisan skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak terutama bagi penulis
sendiri dan para pembaca yang tertarik dengan topik bahasan pada penulisan ini.
Yogyakarta, Juli 2013
xiii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... iii
HALAMAN PENGESAHAN... iv
HALAMAN PERSEMBAHAN ... v
MOTTO ... vi
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vii
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI... viii
ABSTRAK ... ix
ABSTRACT... x
KATA PENGANTAR ... xi
DAFTAR ISI... xiii
DAFTAR GAMBAR ... xvi
DAFTAR TABEL... xviii
BAB I PENDAHULUAN ... 1
I.1. Latar Belakang Masalah... 1
I.2. Rumusan Masalah ... 3
I.3. Tujuan ... 3
I.4. Batasan Masalah... 3
I.5. Metodologi Penelitian ... 4
I.6. Sistematika Penulisan ... 6
BAB II LANDASAN TEORI ... 8
II.1. Sistem, Informasi, Sistem Informasi... 8
II.1.1. Definisi Sistem ... 8
II.1.2. Definisi Informasi ... 9
II.1.3. Sistem Informasi ... 10
II.2. Sistem Informasi Georgafis... 11
II.2.1. Definisi Geografi... 11
II.2.2. Definisi Sistem Informasi Geografis... 11
xiv
II.2.4. Model Data dalam Sistem Informasi Geografis... 13
II.3. Internet ... 13
II.4. World Wide Web (WWW) ... 14
II.5. Web Server... 14
II.6. Browser ... 14
II.7. Hyper Teks Transfer Protocol (HTTP) ... 14
II.8. XAMPP ... 15
II.9. HTML ... 15
II.10. PHP (Hypertext Preprocessors)... 15
II.11. JavaScript ... 17
II.11.1. Pengertian JavaScript ... 17
II.11.2. Struktur Penulisan JavaScript ... 17
II.12. MySQL... 18
II.13. Adobe Dreamweaver CS3... 19
II.14. Peta... 19
II.14.1. Pengertian Peta... 19
II.14.2. Klasifikasi Peta... 19
II.15. Google Maps ... 20
II.15.1 Pengenalan Google Maps... 20
II.16. Google Maps API... 23
II.17. Entity Relationship Diagram (ERD) ... 23
II.18. XML (Extensible Markup Language) ... 24
II.19. DOM (Document Object Model) ... 24
II.20. DFD (Data Flow Diagram) ... 25
II.21. Sekilas Yogyakarta... 26
II.21.1. Keunggulan Yogyakarta di Bidang Pendidikan ... 27
BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM ... 29
III.1. Analisa Sistem Sekarang... 29
III.1.1. Analisa Ruang Lingkup... 30
xv
III.2. Analisa Kebutuhan ... 32
III.2.1. Diagram Use Case... 32
III.2.2. Diagram Konteks ... 35
III.3. ER-diagram ... 36
III.4. Logical Design ... 36
III.5. Normalisasi ... 37
III.6. Desain Fisikal... 39
III.7. Diagram Dekomposisi... 41
III.8. Diagram Arus Data (DFD)... 45
III.9. Rancangan Antar Muka... 57
III.9.1.1Rancangan Antar Muka Pengguna Sistem ... 57
III.9.1.2Rancangan Antar Muka Administrator ... 63
BAB IV IMPLEMENTASI SISTEM... 72
IV.1. Implementasi Basis Data... 72
IV.2. Implementasi Pembuatan Peta dengan Mengintegrasikan PHP/MySQL ... 75
IV.3. Implementasi Tampilan Antarmuka Sistem... 78
IV.3.1. Implementasi Tampilan Antarmuka Pengguna Umum... 78
IV.3.2. Implementasi Tampilan Antarmuka Administrator ... 89
BAB V ANALISA HASIL IMPLEMENTASI... 100
V.1. Pengujian... 100
V.2. Metode Pengujian... 100
V.3. Kasus Pengujian ... 101
V.4. Kesimpulan Hasil Pengujian ... 104
BAB VI PENUTUP... 105
VI.1. Kesimpulan ... 105
VI.2. Saran... 105
DAFTAR PUSTAKA ... 106
xvi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1. Subsistem SIG ... 12
Gambar 2.2. Satelite Map ... 21
Gambar 2.3. Terrain Maps... 22
Gambar 2.4. Earth Maps... 22
Gambar 2.5. Simbol proses DFD ... 25
Gambar 2.6. Simbol Aliran Data pada DFD ... 26
Gambar 2.7. Simbol Data Store pada DFD... 26
Gambar 2.8. Simbol Agen Eksternal pada DFD ... 26
Gambar 3.1. Informasi Data Perguruan Tinggi DIKPORA DIY... 29
Gambar 3.2. Diagram Konteks SIG Lokasi Perguruan Tinggi DIY ... 35
Gambar 3.3. Diagram Use-Case Untuk Pengguna Umum... 33
Gambar 3.4. Diagram Use-Case Untuk Admin ... 34
Gambar 3.5. ER-Diagram SIG Lokasi Perguruan Tinggi ... 36
Gambar 3.6. Logical Desaign SIG Lokasi Perguruan Tinggi ... 37
Gambar 3.7. Logical Desaign SIG Lokasi perguruan Tinggi Normalisasi ... 39
Gambar 3.8. Diagram Dekomposisi SIG Lokasi Perguruan Tinggi ... 42
Gambar 3.9. Lanjutan Diagram Dekomposisi SIG Lokasi Perguruan Tinggi ... 43
Gambar 3.10. Lanjutan Diagram Dekomposisi SIG Lokasi Perguruan Tinggi ... 44
Gambar 3.11. Lanjutan Diagram Dekomposisi SIG Lokasi Perguruan Tinggi ... 45
Gambar 3.12. DAD Level 0 ... 48
Gambar 3.13. DAD Level 1 Proses 1... 49
Gambar 3.14. DAD Level 1 Proses 2... 50
Gambar 3.15. DAD Level 2 Proses 1.1... 51
Gambar 3.16. DAD Level 2 Proses 2.2... 52
Gambar 3.17. DAD Level 2 Proses 2.3... 53
Gambar 3.18. DAD Level 2 Proses 2.4... 54
Gambar 3.19. DAD Level 2 Proses 2.6... 55
Gambar 3.20. DAD Level 2 Proses 2.7... 56
xvii
Gambar 4.2. Implementasi tabel Administrator... 73
Gambar 4.3. Implementasi tabel buku_tamu ... 73
Gambar 4.4. Implementasi tabel Fakultas... 73
Gambar 4.5. Implementasi tabel kategori ... 73
Gambar 4.7. Implementasi tabel perguruan_tinggi... 74
Gambar 4.8. Implementasi tabel program_studi... 74
Gambar 4.9. Implementasi Relasi Antar tabel ... 74
Gambar 4.10. Implementasi Penggunaan tipe data float ... 75
Gambar 4.11. Implementasi File PHP untuk keluaran XML... 77
Gambar 4.12. Implementasi Keluaran XML ... 77
Gambar 4.13. Tampilan HalamanHomePengguna Umum ... 78
Gambar 4.14. Tampilan Peta Pengguna Umum... 79
Gambar 4.15. Implementasi Halaman Pencarian Lokasi Pengguna Umum ... 81
Gambar 4.16. Implementasi Halaman Pencarian Kriteria Pengguna Umum ... 84
Gambar 4.17. Implementasi Halaman Buku Tamu Pengguna Umum... 87
Gambar 4.18. Implementasi Halaman Tentang Sistem Pengguna Umum... 88
Gambar 4.19. Implementasi Halaman Login Administrator... 89
Gambar 4.20. Implementasi HalamanHomeAdministrator... 90
Gambar 4.21. Implementasi Halaman Kelola Perguruan Tinggi Administrator ... 91
Gambar 4.22. Implementasi Halaman Tambah Perguruan Tinggi ... 92
Gambar 4.23. Implementasi Halaman Kelola Fakultas Administrator ... 95
Gambar 4.24. Implementasi Halaman Kelola Program Studi Administrator ... 96
Gambar 4.25. Implementasi Halaman Kategori Administrator ... 97
Gambar 4.26. Implementasi Halaman Kelola Administrator ... 98
xviii
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1. Rancangan Tabel administrator... 39
Tabel 3.2. Rancangan Tabel buku_tamu... 40
Tabel 3.3. Rancangan Tabel Fakultas ... 40
Tabel 3.4. Rancangan Tabel kategori... 40
Tabel 3.5. Rancangan Tabel perguruan_tinggi ... 41
Tabel 3.6. Rancangan Tabel program_studi... 41
Tabel 5.1. Pengujian Login ... 101
Tabel 5.2. Pengujian Pengisian Data... 102
Tabel 5.3. Pengujian Pengubahan Data... 102
Tabel 5.4. Pengujian Penghapusan Data ... 103
Tabel 5.5. Pengujian Pencarian ... 103
1
BAB I
PENDAHULUAN
I.1. Latar Belakang Masalah
Pendidikan pada saat ini memiliki peran yang sangat penting dalam
menghasilkan sumber daya manusia yang berkualitas. Dalam UU
No.20/2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, tercantum pengertian
pendidikan sebagai usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana
belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif
mengembangkan potensi dirinya sehingga memiliki kekuatan spiritual
keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia,
serta keterampilan yang diperlukan oleh dirinya, masyarakat, bangsa dan
negara. Pendidikan di indonesia menurut jenjangnya dimulai dari sekolah
dasar, sekolah menengah pertama, sekolah menengah atas atau kejuruan,
dan yang paling tinggi yaitu perguruan tinggi.
Pendidikan tinggi atau yang sering disebut perguruan tinggi
merupakan jenjang pendidikan setelah pendidikan menengah yang
mencakup program pendidikan diploma, sarjana, magister, spesialis, dan
doktor yang diselenggarakan oleh pendidikan tinggi. Pendidikan tinggi
diselenggarakan dengan sistem terbuka. Yang dapat berbentuk akademi,
politeknik, sekolah tinggi, institut, atau universitas, yang dimana
diwajibkan menyelenggarakan pendidikan, penelitian, dan pengabdian
kepada masyarakat. Selain itu perguruan tinggi dapat menyelenggarakan
program akademik, profesi, dan atau vokasi.
Daerah Istimewa Yogyakarta atau biasa disingkat dengan DIY
adalah salah satu daerah otonom setingkat provinsi yang ada di Indonesia.
Propinsi ini beribukota di Yogyakarta. Dari nama daerah ini yaitu Daerah
Istimewa Yogyakarta sekaligus statusnya sebagai Daerah Istimewa.
Daerah Istimewa yang memiliki luas 3.185,80 km2ini terdiri atas satu kota
desa/kelurahan. Menurut sensus penduduk 2010 memiliki jumlah
penduduk 3.452.390 jiwa dengan proporsi 1.705.404 laki-laki dan
1.746.986 perempuan, serta memiliki kepadatan penduduk sebesar 1.084
jiwa per km2. Yogyakarta mempunyai predikat sebagai kota pelajar
berkaitan dengan sejarah dan peran kota ini dalam dunia pendidikan di
Indonesia. Di samping itu dengan adanya berbagai jenis pendidikan tinggi
atau perguruan tinggi yang ada di Yogyakarta terdapat pula banyak
mahasiswa dan pelajar dari seluruh daerah di Indonesia yang menuntut
ilmu di Daerah Istimewa Yogyakarta. Tidak berlebihan bila Yogyakarta
disebut sebagai miniatur Indonesia.
Dengan banyaknya pelajar dari seluruh daerah di Indonesia yang ingin
meneruskan pendidikan tinggi di Yogyakarta karena predikatnya sebagai
kota pelajar, mereka kesulitan mencari letak lokasi perguruan tinggi
karena belum mengenal banyak tempat di propinsi DIY. Oleh karena itu
maka dibuatlah Sistem Informasi Geografis lokasi perguruan tinggi di DIY
berbasis web yang berguna untuk membantu pelajar agar mendapatkan
informasi lokasi perguruan tinggi mana yang mereka pilih. Kriteria yang
dapat membantu mencari lokasi perguruan tinggi diantaranya: berdasarkan
lokasi perguruan tinggi, kategori perguruan tinggi yang antara lain
perguruan tinggi (negeri), universitas terbuka, perguruan tinggi
(kedinasan), perguruan tinggi swasta (universitas), perguruan tinggi swasta
(institut), perguruan tinggi swasta (sekolah tinggi), perguruan tinggi
swasta (politeknik), dan perguruan tinggi swasta (akademi). Dengan
adanya Sistem Informasi Geografis lokasi perguruan tinggi di DIY
diharapkan mampu membantu masyarakat khususnya pelajar yang ingin
melanjutkan pendidikan tinggi untuk mencari lokasi perguruan tinggi yang
ada di DIY sesuai dengan kriteria dengan memanfaatkan internet
I.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka disimpulkan
rumusan masalah sebagai berikut:
1. Bagaimana membuat Sistem Informasi Geografis lokasi perguruan tinggi
di DIY dengan berbasis web
2. Bagaimana membuat Sistem Informasi Geografis lokasi perguruan tinggi
di DIY berdasarkan kriteria antara lain berdasarkan kategori perguruan
tinggi yang meliputi perguruan tinggi (negeri), universitas terbuka,
perguruan tinggi (kedinasan), perguruan tinggi swasta (universitas),
perguruan tinggi swasta (institut), perguruan tinggi swasta (sekolah
tinggi), perguruan tinggi swasta (politeknik), dan perguruan tinggi swasta
(akademi).
I.3. Tujuan
Tujuan pembuatan tugas akhir ini adalah membangun Sistem
Informasi Geografis lokasi perguruan tinggi di DIY berbasis web
I.4. Batasan Masalah
Tugas akhir ini mempunyai batasan-batasan masalah antara lain:
1. Sistem informasi geografis ini hanya dapat membantu mencari lokasi
perguruan tinggi di tingkat provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta yang
letaknya terdiri dari satu kota dan empat kabupaten yaitu kota
Yogyakarta, kabupaten Sleman, kabupaten Bantul, kabupaten Kulon
Progo, dan kabupaten Gunung Kidul.
2. Kriteria yang dapat membantu mencari lokasi perguruan tinggi
diantaranya berdasarkan: nama perguruan tinggi, dan kategori
perguruan tinggi
3. Data pendidikan tinggi yang diambil dari Dinas pendidikan, Pemuda,
I.5. Metodologi Penelitian
Teknik pengumpulan data yang digunakan untuk memperoleh
data-data pada Sistem Informasi Geografis Lokasi Perguruan Tinggi
adalah :
1. Metode yang dilakukan untuk mengembangkan sistem informasi geografis
lokasi perguruan tinggi ini menggunakan metode FAST (Frame work
Application of Systems Technique ) (Whitten, 2001) yang terdiri dari beberapa tahapan, antara lain:
1. Investigasi awal
Tahap ini mencakup berbagai kegiatan untuk merumuskan
masalah dan ruang lingkup, mengidentifikasikan kemungkinan
pemecahan masalah dan menilai kelayakan sistem tersebut.
Masalah yang ada dianalisa dengan melakukan wawancara kepada
narasumber yakni Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga untuk
mengetahui informasi perguruan tinggi yang berada di DIY lalu
menganalisa permasalahan yang ada.
2. Analisis masalah
Analisis masalah dapat didefinisikan sebagai penguraian
dari suatu sistem informasi yang utuh ke dalam bagian-bagian
komponennya, dengan maksud untuk mengidentifikasikan dan
mengevaluasi permasalahan, kesempatan, dan hambatan-hambatan
yang terjadi serta kebutuhan yang diharapkan sehingga dapat
diusulkan perbaikan.
3. Analisa Kebutuhan
Pada tahap analisis kebutuhan dilakukan pengumpulan dan
analisis data, terutama menyangkut kebutuhan para pengguna
sistem, dan menilai kekuatan maupun kelemahan metode kerja
yang telah diterapkan selama ini. Menganalisa sistem yang ada
sebelumnya dengan menggunakan PIECES Frame work agar
mendapat solusi pemecahan masalah yang ada pada sistem
4. Perancangan sistem
Perancangan sistem adalah merancang atau mendesain
sistem yang baik isinya adalah langkah-langkah operasi dalam
pengolahan data dan prosedur untuk mendukung operasi sistem.
Dalam perancangan model atau sistem perlu dipertimbangkan
dimensi-dimensi logik dan fisik :
i. Perancangan logik
Membuat desain logik dari Sistem Informasi Geografis
Lokasi Perguruan Tinggi yang akan dibuat, diantaranya:
desain basis data, diagram konteks, diagram dekomposisi,
dan diagram arus data.
ii. Perancangan Fisik
Membuat arsitektur aplikasi kebutuhan sistem, dan kemudian
merancang user interface atau tampilan antarmuka dari
websiteSistem Informasi Geografis Lokasi Perguruan Tinggi di DIY.
5. Implementasi sistem dan pengujian sistem
Tahap ini adalah tahap untuk mengimplementasikan Sistem
Informasi Geografis Lokasi Perguruan Tinggi di DIY dengan
rancangan yang telah dibuat sebelumnya, kemudian menguji hasil
implementasi Sistem Informasi Geografis Lokasi Perguruan Tinggi
di DIY tersebut untuk dapat menemukan kekurangan yang
mungkin terjadi.
2. Wawancara
Wawancara dilakukan dengan pihak Dinas Pendidikan, Pemuda, dan
Olahraga (DIKPORA), selaku pihak yang menangani berbagai informasi
Pendidikan di Daerah Istimewa Yogyakarta.
3. Studi Pustaka
Studi pustaka dari literatur dan referensi lain, seperti browsing internet,
I.6. Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan tugas akhir ini terdiri atas beberapa bagian sebagai
berikut:
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini berisi tentang latar belakang masalah, rumusan
masalah, tujuan penelitian, batasan masalah, metodologi
penelitian, dan sistematika penulisan.
BAB II LANDASAN TEORI
Bab ini akan dibahas tentang berbagai landasan teori yang
mempengaruhi dan mendasari pembuatan Sistem Informasi
Geografis Lokasi Perguruan Tinggi di DIY.
BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM
Bab ini, penulis akan menjelaskan proses-proses analisis
dan perancangan dari sistem yang akan dibuat. Analisa
sistem meliputi : investigasi awal dan analisa masalah,
sementara perancangan sistem terdiri dari : pembuatan
desain logikal dan desain fisikal dari Sistem Informasi
Geografis Lokasi Perguruan Tinggi di DIY.
BAB IV IMPLEMENTASI SISTEM
Bab ini berisi penjelasan tentang cara kerja dari
perancangan sistem yang telah dibuat, yang meliputi
implementasi basis data, implementasi penggambaran peta
provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, dan implementasi
tampilan antar muka (user interface) dari sistem.
Bab ini berisi analisa atas hasil implementasi dari sistem
yang dibuat dan telah diuji pada pengguna sistem, berupa
analisa kekurangan maupun kelebihan sistem, dan
pengujian dengan menggunakan metodeblackbox.
BAB VI PENUTUP
Merupakan bab yang berisi kesimpulan dari hasil
implementasi sistem dan hasil penyebaran kuesioner, dan
juga beberapa saran yang mungkin dapat bermanfaat untuk
pengembangan Sistem Informasi Geografis Lokasi
8
BAB II
LANDASAN TEORI
II.1. Sistem, Informasi, Sistem Informasi
II.1.1. Definisi Sistem
Kata sistem berasal dari bahasa Yunani yaitu systema,
Menurut Mudyharjo mendefinisikan sistem sebagai suatu kesatuan
dari berbagai elemen atas bagian - bagian yang mempunyai
hubungan fungsional dan berinteraksi secara dinamis untuk
mencapai hasil yang diharapkan.
Dari definisi tersebut, dapat ditarik kesimpulan bahwa
pengertian sistem adalah seperangkat bagian-bagian yang saling
berhubungan erat satu dengan lainya untuk mencapai tujuan
bersama sama. Berikut ini adalah karakter atau sifat-sifat tertentu
yang dimiliki oleh sistem:
1. Mempunyai komponen(component).
Suatu sistem mempunyai sejumlah komponen yang
saling berinteraksi dan bekerjasama untuk membentuk
suatu kesatuan.Setiap komponen mempunyai sifat-sifat
dari sistem untuk menjalankan suatu fungsi tertentu dan
mempengaruhi proses sistem secara keseluruhan.
2. Batas sistem(boundary).
Batas sistem merupakan daerah yang membatasi
antara suatu sitem dengan sistem lainya.
3. Penghubung sistem(interface).
Penghubung merupakan media antara subsistem
dengan subsistem lainnya. Penghubung memungkinkan
sumber-sumber daya mengalit dari satu subsistem ke
subsistem lainya, dan juga subsistem - subsistem
tersebut dapat berintegrasi membentuk satu kesatuan.
Sesuatu yang dimasukan ke dalam sistem yang
berasal dari lingkungan
5. Keluaran sistem(output).
Suatu hasil dari proses pengolahan sistem yang
dikeluarkan ke lingkungan
6. Pengolahan sistem(proces).
Suatu sistem dapat mempunyai suatu bagian
pengolahan yang akan mengubah masukan menjadi
keluaran
7. Lingkungan luar sistem(environments)
Segala sesuatu di luar batas suatu sistem yang
mempengaruhi kerja sistem.
8. Sasaran suatu tujuan(goal)
Setiap sistem mempunyai tujun. Suatu sistem
dikatakan berhasil jika mengenai sasaran atau tujuan
(goal).
II.1.2. Definisi Informasi
Menurut (Gordon B. Davis, 1974), informasi adalah data
yang telah diolah menjadi suatu bentuk yang penting bagi si
penerima dan mempunyai nilai yang nyata yang dapat dirasakan
dalam keputusan yang sekarang atau
keputusan-keputusan yang akan datang.
Jadi, secara umum informasi adalah data yang sudah diolah
menjadi suatu bentuk lain yang lebih berguna yaitu pengetahuan
atau keterangan yang ditujukan bagi penerima dalam pengambilan
keputusan, baik masa sekarang atau yang akan datang.
Untuk memperoleh informasi yang berguna, tindakan yang
pertama adalah mengumpulkan data, kemudian mengolahnya
sehingga menjadi informasi. Dari data-data tersebut informasi yang
tahap dalam pengolahannya diantaranya yaitu pengumpulan data,
data apa yang terkumpul dan menemukan informasi yang
diperlukan.
II.1.3. Sistem Informasi
Istilah sistem informasi menyiratkan suatu pengumpulan
data yang terorganisasi beserta tatacara penggunanya yang
mencakup lebih jauh daripada sekedar penyajian. Istilah tersebut
menyiratkan suatu maksud yang ingin dicapai dengan jalan
memilih dan mengatur data serta menyusun tatacara
penggunaannya. Keberhasilan suatu sistem informasi yang diukur
berdasarkan maksud pembuatannya tentu bergantung pata tiga
faktor utama, yaitu keserasian dan mutu data, pengorganisasian
data, dan tatacara penggunaanya (Cook, 1977).
Suatu sistem informasi dibuat untuk keperluan tertentu atau
suatu untuk memenuhi permintaan penggunaan tertentu, maka
struktur murah cara kerja sistem informasi berbeda- beda
bergantung pada macam keperluan atau bekas permintaan yang
harus dipenuhi. Oleh karena kepentingan yang harus dilayani
sangat beraneka, maka macam sistem informasi pun sangat
beraneka. Namun demikian, sistem informasi mempunyai banyak
tampakan (fitur)umum murah menghadapi persoalan banyak yang
mirip. Jadi, disamping perbedaan yang jelas terdapat banyak
persamaan antar berbagai sistem informasi. Suatu yang menonjol
ialah persamman sistem informasi semua menggabungkan berbagai
ragam data yang dikumpulkan dari berbagai sumber (Coppock &
Anderson, 1987). untuk dapat menggabungkan data yang berasal
dari yang berbagai sumber diperlukan suatu sistem alih rupa
sistem informasi memiliki ketergabungan (kompatibilitas) data yang disimpannya.
II.2. Sistem Informasi Geografis
II.2.1. Definisi Geografi
Geografi adalah hubungan kausal gejala - gejala di muka bumi dan
peristiwa-peristiwa yang terjadi di muka bumi baik yang fisikal maupun
yang menyangkut mahkluk hidup beserta permasalahannya, melalui
pendekatan keruangan, ekologikal dan regional untuk kepentingan
program, proses dan keberhasilan pembangunan (Bintarto, 1984).
II.2.2. Definisi Sistem Informasi Geografis
Sistem Informasi Geografis atau Geographic Information Sistem
(GIS) merupakan suatu sistem informasi yang berbasis komputer,
dirancang untuk bekerja dengan menggunakan data yang memiliki
informasi spasial (bereferensi keruangan). Sistem ini mengcapture,
mengecek, mengintegrasikan, memanipulasi, menganalisa, dan
menampilkan data yang secara spasial mereferensikan kepada kondisi
bumi. Teknologi SIG mengintegrasikan operasi-operasi umum database,
seperti query dan analisa statistik, dengan kemampuan visualisasi dan
analisa yang unik yang dimiliki oleh pemetaan. Kemampuan inilah yang
membedakan SIG dengan Sistem Informasi lainya yang membuatnya
menjadi berguna berbagai kalangan untuk menjelaskan kejadian,
merencanakan strategi, dan memprediksi apa yang terjadi (Prahasta,
2005).
II.2.3. Subsistem dalam Sistem Informasi Geografis
Dari defenisi-definisi sistem informasi geografis tersebut diatas
dapat diambil kesimpulan bahwa SIG terdiri atas beberapa subsistem
yaitu: data input, data output, data management , data manipulasi dan
1. Data Input
Subsistem ini bertugas untuk mengumpulkan dan mempersiapkan
data spasial atau data atribut dari berbagai sumber. Subsistem ini
pula yang bertanggungjawab dalam mengkonversi atau
mentransformasikan format-format data-data aslinya ke dalam
format yang dapat digunakan oleh SIG
2. Data Output
Subsistem ini menampilkan atau menghasilkan keluaran seluruh
atau sebagian basis data, baik dalam bentuk softcopy maupun
bentuk hardcopy, seperti tabel, peta, grafik, dan lain-lain.
3. Data management
Subsistem ini mengorganisasikan baik data spasial maupun atribut
ke dalam sebuah basisdata sedemikan rupa sehingga mudah
dipanggil, diupdate, dan diedit.
4. Data manipulasi dan analisis
Subsistem ini menentukan informasi-informasi yang dapat
dihasilkan oleh SIG. Selain itu, subsistem ini juga melakukan
manipulasi dan pemodelan data untuk menghasilkan informasi
[image:30.595.99.520.255.717.2]yang diharapkan.
II.2.4. Model Data dalam Sistem Informasi Geografis
Data digital geografis diorganisir menjadi dua bagian sebagai
berikut.
1. Data Spasial
Data spasial adalah data yang menyimpan
kenampakan-kenampakan permukaan bumi, seperti jalan, sungai, da
lain-lain. Model data spasial dibedakan menjadi dua, yaitu:
1) Model Data Vektor
Model data vektor diwakili oleh simbol-simbol atau
selanjutnya didalam SIG dikenal dengan nama feature, seperti
feature titik (point), feature garis (line), dan feature area (surface).
2) Model Data Raster
Model data raster merupakan data yang sangat sederhana,
dimana setiap informasi disimpan dalam grid, yang berbentuk
sebuah bidang. Grid tersebut disebut pixel. Data yang
disimpan dalam format in data hasil scanning, seperti citra
satelit digital.
3) DataNonSpasial/ Data Atribut
Data non spasial atau data atribut adalah data yang
menyimpan atribut dari kenampakan-kenampakan permukaan
bumi.
II.3. Internet
Internet pada dasarnya merupakan kumpulan dari jaringan-jaringan
yang ada di seluruh dunia. Internet juga dapat diartikan sebagai kumpulan
yang dikelola oleh perorangan, perusahaan maupun pelayanan internet.
Internet bermanfaat sebagai tempat untuk mendapatkan dan member
informasi yang tersedia untuk publik, maupun untuk e-mail.
II.4. World Wide Web (WWW)
World Wide Web (WWW) adalah jaringan beribu-ribu komputer
yang dikategorikan menjadi dua yaitu client dan server dengan
menggunakan software khusus membentuk sebuah jaringan yang disebut
jaringan client-server (Sutarman, 2003).
II.5. Web Server
Web server adalah komputer yang digunakan untuk menyimpan
dokumen-dokumen web (Sutarman, 2003). Komputer ini akan melayani
permintaan dokumen web dari pengguna (client).
II.6. Browser
Browser adalah software yang digunakan untuk menampilkan
informasi dari web server (Sutarman, 2003). Suatu browser mengambil
sebuah web page dari web server dengan sebuah request, sebuah request
adalah HTTP standart yang berisi sebuah alamat web (URL). Seluruh
halaman web berisi instruksi-instruksi untuk ditampilkan, dengan
membaca instruksi-instruksi tersebut. Instruksi yang paling umum untuk
menampilkan disebut dengan tag HTML.
II.7. Hyper Teks Transfer Protocol (HTTP)
HTTP adalah suatu protocol yang menentukan aturan yang perlu
diikuti oleh web browser dalam meminta atau mengambil satu dokumen
dan oleh web server dalam menyediakan dokumen yang diminta web
browser. Protocol ini merupakan protocol standar yang digunakan untuk
II.8. XAMPP
XAMPP merupakan paket PHP berbasis open source. Fungsinya
adalah sebagai server yang berdiri sendiri (localhost), yang terdiri atas
program Apache HTTP Server, MySQL database, dan penerjemah bahasa
yang ditulis dengan bahasa pemrograman PHP dan Perl. Nama XAMPP
merupakan singkatan dari X (empat sistem operasi apapun), Apache,
MySQL, PHP dan Perl.
II.9. HTML (Hypertext Markup Language)
HTML (Hypertext Markup Language) merupakan salah satu
format yang digunakan dalam pembuatan dokumen dan aplikasi yang
berjalan di web. Oleh karena itu agar dapat membuat program aplikasi
diatas halaman web, anda terlebih dahulu harus menguasai HTML.
Walaupun sekarang telah banyak paket aplikasi yang dapat digunakan
untuk membuat halaman web secara WTSIWYG (What You See Is What
You Get) seperti Frontpage, Dreamweaver, Netscape Composer, dan masih
banyak lagi, namun anda tetap harus menguasai tag-tag HTML terutama
yang dipergunakan untuk membuat aplikasi di internet karena mau tidak
mau anda akan bekerja dalam mode text editor bilamana hendak
menyisipkan setiap script program dalam script HTML.
II.10. PHP (Hypertext Preprocessors)
PHP adalah bahasa server-side scripting yang menyatu dengan
HTML untuk membuat halaman web yang dinamis. Maksud dari
server-side scripting adalah sintak dan perintah-perintah yang diberikan akan sepenuhnya dijalankan di server tetapi disertakan pada dokumen HTML.
Pembuatan web ini merupakan kombinasi antara PHP sendiri sebagai
bahasa pemrograman dan HTML sebagai pembangun halaman web.
Ketika seorang pengguna internet akan membuka suatu situs yang
menggunakan fasilitas server-side scripting PHP, maka terlebih dahulu
lalu mengirimkan hasilnya dalam format HTML ke web browser
pengguna internet tadi. Dengan demikian seorang pengguna internet tidak
dapat melihat kode program yang ditulis dalam PHP sehingga keamanan
dari halaman web akan terjamin.
Selain itu PHP merupakan software yang open source (gratis) dan
mampu lintas platform, yaitu dapat digunakan dengan sistem operasi dan
web server apapun. PHP mampu berjalan di Windows dan beberapa versi
Linux. PHP juga dapat dibangun sebagai modul pada web server Apache
danbinaryyang dapat berjalan CGI.
Ada beberapa cara untuk memulai menuliskan script PHP, yaitu:
1. <?php
Script PHP anda ?>
2. <?
Script PHP anda ?>
3. <%
Script PHP anda %>
Cara pertama merupakan format yang dianjurkan tetapi mungkin
cara kedua lebih banyak digunakan karena lebih ringkas. Yang ketiga
digunakan untuk mengantisipasi editor dan web server yang tidak dapat
menerima kedua cara diatas.
Berikut ini contoh sederhana pemakaian bahasa PHP yang
disisipkan dalam halaman HTML:
<html> <head>
<title>Contoh<title> </head>
<?php
Echo “ini script PHP pertamaku”;
?> <body> <html> II.11. JavaScript
II.11.1. Pengertian JavaScript
JavaScript sebagai bahasa pemrograman web yang berjalan hanya
di web browser di sisi klien yang dibuat agar halaman web tersebut
menjadi lebih hidup. JavaScript terdiri dari dua kata, yaitu java dan script,
java adalah bahasa pemrograman yang berorientasi objek, sedangkan
script adalah serangkaian instruksi program. JavaScript adalah bahasa
script (bahasa pemrograman yang dapat memegang kontrol aplikasi) yang
berbasis pada bahasa pemrograman Java, namun JavaScript bukanlah
bagian dari teknologi Java dari Sun.
II.11.2. Struktur Penulisan JavaScript
JavaScript merupakan bahasa yang case sensitive, yaitu
membedakan penulisan dengan huruf kecil dan huruf besar memiliki arti
yang berbeda. Dalam bahasa pemrograman JavaScript, sebagai contoh
fungsi perintah penulisan variable tidak boleh ditulis dengan “Var” atau
juga “VAR”, penulisan yang benar adalah “var” (menggunakan huruf kecil
semua). JavaScript dapat ditulis secara inline atau satu file dengan
dokumen HTML atau juga dapat ditulis pada file terpisah dengan ekstensi
.js. JavaScript yang ditulis satu file dengan dokumen HTML dapat ditulis
sebagai berikut:
<html>
<head></head>
language=”JavaScript”> .
/* kode JavaScript dapat ditulis disini */ .
</script> <body></body> </html>
Sedangkan jika JavaScript ditulis pada file terpisah dengan
dokumen HTML maka dapat ditulis sebagai berikut :
<html>
<head></head>
<script type=”text/javascript” language=”JavaScript”
src=”file_JavaScript.js”> </script> <body></body>
</html>
II.12. MySQL
MySQL adalah multiuser database yang menggunakan bahasa
Structured Query Language (SQL). MySQL dalam operasi client-server
melibatkan server daemon MySQL di sisi server dan berbagai macam
program serta library yang berjalan di sisi client. MySQL mampu
menangani data yang cukup besar.
Dalam konteks bahasa SQL, pada umumnya informasi tersimpan
dalam tabel-tabel yang secara logika merupakan struktur dua dimensi yang
terdiri ata baris-baris data yang berada dalam satu atau lebih kolom. Baris
pada tabel sering disebut instance dari data, sedangkan kolom sering
disebut sebagai attribute atau field. Keseluruhan tabel dihimpun dalam
II.13. Adobe Dreamweaver CS3
Adobe Dreamweaver adalah software yang dikenal sebagai
software web authoring tool, yaitu software untuk desain dan layout
halaman web. Adobe Dreamweaver memiliki tiga bentuk layar, yaitu
bentuk halaman design, halaman code, dan halaman split yaitu untuk
menampilkan code dan desain dimana ketiga bentuk layer tersebut akan
mempermudah dalam menambahkan script yang berbasis PHP maupun
javaScript. Adobe Dreamweaver ini memiliki kemampuan bukan hanya
sebagai software untuk desain web saja tetapi juga untuk editing kode
serta pembuatan aplikasi web dengan menggunakan berbagai bahasa
pemrograman web, antara lain JSP, PHP, ASP, dan Cold Fusion.
II.14. Peta
II.14.1. Pengertian Peta
Peta merupakan penyajian grafis dari permukaan bumi dalam skala
tertentu dan digambarkan pada bidang datar melalui sistem proyeksi peta
dengan menggunakan simbol-simbol tertentu sebagai perwakilan dari
objek-objek spasial di permukaan bumi (Riyanto, 2009).
II.14.2. Klasifikasi Peta
Macam peta dapat ditinjau dari empat segi, yaitu :
1. Macam peta ditinjau dari segi jenis
a. Peta foto, yaitu peta yang dihasilkan dari mosaik foto
udara/ortofoto yang dilengkapi garis kontur, nama,
dan legenda.
b. Peta garis, yaitu peta yang menyajikan detil alam dan
buatan
manusia dalam bentuk titik, garis, dan luasan.
2. Macam peta ditinjau dari skala
a. Peta skala besar, yaitu peta dengan skala 1:50.000
b. Peta skala kecil, yaitu peta dengan skala 1:500.000
atau lebih kecil.
3. Macam peta ditinjau dari fungsinya
a. Peta umum (general map), merupakan peta yang
berisi penampakan-penampakan umum, seperti :
jalan, bangunan, batas wilayah, garis pantai, elevasi,
dan sebagainya.
b. Peta tematik, merupakan peta yang menunjukan
hubungan ruang dalam bentuk atribut tunggal atau
hubungan atribut.
c. Kart, merupakan peta yang didesain untuk keperluan
navigasi,nauticaldanaeronautical.
4. ada banyak sekali macamnya, misalnya : peta kadaster,
peta geologi, peta tanah, peta ekonomi, peta tata guna
tanah, peta kependudukan, dan lain sebagainya.
II.15. Google Maps
II.15.1. Pengenalan Google Maps
Google Maps adalah sebuah jasa peta globe virtual gratis dan
online yang disediakan oleh Google dan dapat ditemukan di
http://maps.google.com. Gambar-gambar yang muncul pada peta
merupakan hasil komunikasi dengan database pada web server Google
untuk menampilkan gabungan dari potongan-potongan gambar yang
diminta. Keseluruhan citra yang ada diintegrasikan ke dalam database
pada Google Server, yang nantinya akan dapat dipanggil sesuai kebutuhan
permintaan. Melalui fitur Google Maps, pengguna internet dapat browsing
informasi grafis berikut:
1. Satellite Map
Pengguna dapat menikmati gambar satelit planet bumi.
Pengguna juga dapat menikmati foto satelit lebih detail lengkap
Gambar 2.2.Satellite Map
2. Hasil Pencarian Integrasi
Mencari lokasi, bisnis, peta buatan pengguna dan real estate.
3. Draggable Maps
Peta digital mapping yg dragable (bisa digeser) dengan bantuan
mouse.
4. Terrain Maps(Peta Topografi)
Gambar 2.3.Terrain Maps 5. Earth Map
Earth Map menyediakan informasi peta bumi dimana akan tampak bumi secara utuh dan bila di-zoom akan terlihat awan yang
menyelimuti bumi beserta pulau dan lautan yang tampak nyata dari
ketinggian.
[image:40.595.103.574.115.719.2]6. My Location
Dengan fitur ini pengguna dapat mengetahui letak dimana
lokasi dari pengguna tersebut.
II.16. Google Maps API
Google Maps API adalah suatu library yang berbentuk JavaScript.
Cara membuat Google Maps untuk ditampilkan pada suatu web atau blog
menjadi mudah, hanya dengan membutuhkan pengetahuan mengenai
HTML serta JavaScript, serta koneksi internet yang sangat stabil. Dengan
menggunakan GoogleMaps API, kita dapat menghemat waktu dan biaya
untuk membangun aplikasi peta digital yang handal, sehingga kita dapat
fokus hanya pada data-data yang akan ditampilkan.
Pada Google Maps API terdapat 4 jenis pilihan model peta yang
disediakan oleh Google, diantaranyaa dalah:
1. ROADMAP, untuk menampilkan peta 2 dimensi.
2. SATELLITE, untuk menampilkan foto satelit.
3. TERRAIN, untuk menunjukkan relief fisik permukaan bumi dan
menunjukkan seberapa tingginya suatu lokasi, contohnya akan
menunjukkan gunung dan sungai.
4. HYBRID, akan menunjukkan foto satelit yang diatasnya tergambar
pula apa yang tampil pada ROADMAP (jalan dan nama kota).
II.17. Entity Relationship Diagram (ERD)
Entity Relationship Diagram (ERD) digunakan untuk
menggambarkan struktur logikal basis data dalam bentuk diagram. ERD
menyediakan cara yang sederhana dan mudah untuk memahami berbagai
komponen dalam desain basis data (Connolly et.al, 2005). ERD
mempunyai tiga komponen, yaitu :
1. Entity
Entity merupakan benda yang memiliki identifikasi berbeda. Entity
2. Relationship
Relationship merupakan asosiasi antar entity. Entity merupakan
pengikut dari relationship. Relationship dapat berupa relasi one-to-one,
one-to-many, dan many-to-many. Relationship dapat digambarkan
dalam bentuk belah ketupat yang berisi nama dari relationship tersebut.
3. Property
Baik entity maupun relationship memiliki property. Setiap nilai dari
property diambil dari nilai diambil dari nilai kelompok property
tersebut. Property dapat digambarkan dalam bentuk elips yang berisi
nama dari property tersebut.
II.18. XML (Extensible Markup Language)
XML, singkatan dari Extensible Markup Language, adalah bahasa
markup yang dirancang untuk penyampaian informasi melalui website dan
juga dapat digunakan untuk pertukaran informasi antar system database.
Keuntungan menggunakan XML dapat menyederhanaan aplikasi, dimana
database yang ditulis dalam XML dapat diakses di mana saja dan
memudahkan aplikasi dalam mengolah data karena dapat menghemat
memori. Kemampuan dalam mendefinisikan tag-tag di dalam dokumen
XML dapat secara leluasa menerangkan isi data. Berbeda dengan HTML
yang digunakan untuk menampilkan data, XML tidak didesain untuk
menampilkan data, XML didesain untuk menyimpan dan pertukaran data
antar format dari sistem yang tidak kompatibel.
II.19. DOM (Document Object Model)
DOM yang merupakan singkatan dari Document Object Model
adalah standar W3C yang digunakan untuk mengumpulkan dokumen
dinamis dan memanipulasi struktur dan konten. Untuk bekerja dengan
DOM, digunakan XML parser untuk memuat dokumen XML ke dalam
mudah memanipulasi informasi dalam dokumen melalui Document Object
Model (DOM).
Struktur DOM dapat divisualisasikan sebagai tree. Node dari tree
adalah sebuah dokumen node, yang memiliki satu child node atau lebih
yang bercabang dari batang.
II.20. DFD (Data Flow Diagram)
DFD (Data Flow Diagram) adalah alat yang digunakan untuk
menggambarkan aliran data melalui sistem dan kerja atau pengolahan yang
dilakukan oleh sistem tersebut. Persamaan dari DFD adalah bubble chart,
transformation graph, dan process model (Whitten, 2001). DFD terdiri dari
simbol-simbol sebagai berikut :
1. Proses
Proses adalah kerja yang dilakukan oleh sistem sebagai respon
terhadap aliran data masuk atau kondisi. Proses menggambarkan bagian
dari sistem yang mengolah masukan menjadi keluaran. Proses
digambarkan dengan sebuah persegi panjang bersudut tumpul.
Gambar 2.5 Simbol Proses pada DFD
1. Aliran Data
Aliran data menggambarkan sebuah masukan data ke suatu proses
atau keluaran data (atau informasi) dari sebuah proses. Aliran
digambarkan dengan sebuah tanda panah. Awal tanda panah
Gambar 2.6 Simbol Aliran Data pada DFD
2. Data Store (Penyimpanan Data)
Data Store adalah penyimpanan data yang ditujukan untuk
penggunaan selanjutnya. Nama lainnya adalah file dan database. Data
Store digambarkan dengan sebuah kotak dengan ujung terbuka.
Gambar 2.7 Simbol Data Store pada DFD
3. Agen Eksternal
Agen eksternal adalah orang, unit organisasi, atau organisasi luar
yang berinteraksi dengan system. Disebut juga entitas eksternal. Agen
eksternal digambarkan dengan sebuah segi empat.
Gambar 2.8 Simbol Agen Eksternal pada DFD
II.21. Sekilas Yogyakarta
Daerah Istimewa Yogyakarta adalah salah satu provinsi dari
wilayah Republik Indonesia yang berbatasan dengan Provinsi Jawa
Tengah. Sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Magelang. Timur
Purworejo, dan di sebelah selatan berbatasan dengan Samudra Indonesia.
Luas Provinsi DIY kurang lebih 3.185,80 km2 dengan jumlah penduduk
pada tahun 2010 sekitar 3.457.757 jiwa (BPS, 2010).
Wilayah Provinsi DIY dibagi menjadi 5 daerah otonom, yaitu:
1. Kota Yogyakarta, sekaligus sebagai ibu kota Provinsi Daerah Istimewa
Yogyakarta,
2. Kabupaten Sleman, dengan ibu kota di Beran, berada di sebelah utara
Kota Yogyakarta,
3. Kabupaten Bantul, dengan ibu kota Bantul, berada di sebelah selatan
Kota Yogyakarta,
4. Kabupaten Kulonprogo, dengan ibu kota di Wates, terletak di sebelah
barat Kota Yogyakarta,
5. Kabupaten Gunungkidul, dengan ibu kota di Wonosari, terletak di
sebelah tenggara Kota Yogyakarta.
II.21.1. Keunggulan Yogyakarta di Bidang Pendidikan
Yogyakarta merupakan sebuah provinsi istimewa yang
terletak di bagian selatan tengah pulau jawa. Iklim di Yogyakarta
tidak jauh berbeda dengan kota lain di pulau jawa. Suhu harian
26-28oC dan kelembaban rata-rata 24,7%. Dengan curah hujan 1700
mm/th yang sebagian besar jatuh di musim hujan. Kondisi
topografi Yogyakarta sebagian besar berupa daratan rata, dan
sebagian lain pegunungan. Iklim Yogyakarta cukup nyaman untuk
belajar dan bekerja.
Beberapa kelebihan Yogyakarta yang lain diantaranya
adalah:
1. Perilaku masyarakat yang ramah, dan bersahaja,
membuat orang Yogyakarta dikenal cepat akrab
dengan pendatang dari berbagai suku, ras, dan
2. Kepemimpinan Sri Sultan Hamengku Buwono
X yang merupakan tokoh nasional yang
disegani, Gubernur DIY dan raja yang dihormati
oleh rakyatnya.
3. Reputasi sebagai kota pelajar dan pusat
pendidikan utama di Indonesia didukung dengan
berbagai fasilitas pendidikan yang memadai.
4. Banyaknya sarana pendukung pengembangan
pelajar/ mahasiswa, misalnya pusat/ kursus
bahasa asing, komputer, dab internet, toko-toko
29
BAB III
ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM
III.1. Analisa Sistem Sekarang
Analisa sistem yang ada sekarang merupakan proses
berjalannya informasi yang ada pada saat ini, kasus yang diambil adalah
informasi perguruan tinggi dari Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga
Yogyakarta kepada masyarakat. Pada saat ini sistem penyampaian
informasi perguruan tinggi yang dilakukan Dinas Pendidikan Pemuda dan
Olahraga dalam tahap pengembangan. Sistem penyampaian informasi
berawal dari pihak universitas yang mendatangi Dinas Pendidikan Pemuda
dan Olahraga untuk mempromosikan Perguruan tinggi mereka. Lalu pihak
seksi dikti akan menerima informasi perguruan tinggi tersebut dari jumlah,
jenjang, akreditasi fakultas dan program studi. Kemudian seksi dikti akan
menyerahkan berkas kepada pihak seksi data dan teknologi informasi
untuk penyebaran informasi dari website. Dalam pengembangan sistem
informasi perguruan tinggi di Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga
juga belum terdapat Sistem Informasi Geografis yang dapat menunjukkan
Gambar 3.1.Informasi Data Perguruan Tinggi Dinas Pendidikan, Pemuda
dan Olahraga Daerah Istimewa Yogyakarta
III.1.1. Analisa Ruang Lingkup
Dalam analisa ruang lingkup ini sistem informasi
yang lama akan dianalisa menggunakan PIECES
(Performance, Information, Economic, Control, Efficiency,
Service)problem statement :
Masyarakat Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta dan
luar provinsi mengalami kendala dalam mencari dan
mengetahui letak lokasi setiap perguruan tinggi yang ada di
DIY sesuai dengan kriteria perguruan tinggi yang mereka
inginkan.
Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga belum
menerapkan Sistem informasi perguruan tinggi untuk
mencari lokasi perguruan tinggi yang ada di Daerah
Istimewa Yogyakarta. Dinas Perguruan Tinggi Pemuda dan
olahraga masih menyebarkan informasi perguruan tinggi
berupa daftar - daftar yang diunggah ke situs Dinas
Pendidikan Pemuda dan Olahraga.
III.1.2. Analisa Sebab Akibat
Pada tahap analisa sebab akibat ini menjelaskan
tentang menganalisa masalah, peluang, dan instruksi dari
sistem yang ada sekarang.
Analisa Sebab Akibat
Masalah, Peluang,
atau Instruksi
Sebab dan Akibat Usulan dan Solusi
I. Masalah (problems)
khususnya siswa yang
ingin melanjutkan ke
perguruan tinggi di
DIY kesulitan
menemukan lokasi
perguruan tinggi yang
ada di DIY
Pemuda dan Olahraga
belum mempunyai
Sistem Informasi
Geografis yang dapat
menunjukkan lokasi
berbagai perguruan tinggi
yang ada di DIY
Informasi Geografis
Lokasi Perguruan Tinggi
di Daerah Istimewa
Yogyakarta
2. Sistem informasi yang
digunakan Dinas
Pendidikan Pemuda
dan Olahraga masih
berupa daftar - daftar
nama perguruan
tinggi yang di unggah
di website
Pengunjung harus
mencari satu persatu
informasi perguruan
tinggi yang ada di DIY
dan tidak tahu letak
lokasi perguruan tinggi
tersebut
Membuat Sistem
Informasi Geografis
Lokasi Perguruan Tinggi
di Daerah Istimewa
Yogyakarta
II. Peluang (change)
Pembuatan Sistem
Informasi Geografis
Lokasi Perguruan Tinggi
di Daerah Istimewa
Yogyakarta yang
memberi kemudahan
pada masyarakat terutama
untuk lulusan sekolah
menengah atas yang ingin
mencari lokasi perguruan
tinggi yang di inginkan di
DIY.
Belum adanya sistem
informasi untuk
mengetahui lokasi
perguruan tinggi di DIY
Membuat Sistem
Informasi Geografis
Lokasi Perguruan Tinggi
di Daerah Istimewa
Yogyakarta
III. Instruksi
(instruction)
pengetahuan masyakat
terlebih siswa lulusan
sekolah menengah atas
dan sederajat tentang
lokasi-lokasi perguruan
tinggi yang ada di Daerah
Istimewa Yogyakarta.
hanya memberi informasi
daftar setiap perguruan
tinggi se-DIY dan belum
ada sistem untuk
menunjukkan lokasi dari
setiap perguruan tinggi di
DIY.
Informasi Geografis
Lokasi Perguruan Tinggi
di Daerah Istimewa
Yogyakarta
III.2. Analisa Kebutuhan
III.2.1. Diagram Use-Case
Diagram Use-Case digunakan untuk melihat
bagaimana para pelaku sistem dapat menggunakan fasilitas
yang ada pada Sistem Informasi Geografis Lokasi
Perguruan Tinggi Di Daerah Istimewa Yogyakarta.
Berikut adalah deskripsi dari pengguna sistem
1. Pengguna Umum
Pengguna umum dideskripsikan sebagai masyarat yang
ingin mencari informasi lokasi perguruan tinggi di
Daerah Istimewa Yogyakarta, khususnya siswa sekolah
menengah atas dan sederajat yang ingin melanjutkan ke
jenjang pendidikan tinggi.
2. Admin
Admin dideskripsikan sebagai orang yang mendapat
hak akses untuk melihat, mengedit, menghapus, dan
menambahkan informasi perguruan tinggi yang ada di
Menu Pencarian Lokasi Perguruan Tinggi
Cari Lokasi Perguruan Tinggi
Lihat Detail Lokasi Perguruan Tinggi
Menu Pencarian Lokasi Berdasarkan kriteria
Cari Berdasarkan Kriteria
Lihat Daftar Berdasarkan Kriteria
Menu Buku Tamu
Lihat Buku Tamu
Isi Buku Tamu
Lihat Tentang Sistem
Pengguna Umum
Tampil Peta
Tampil Peta
Gambar 3.3.Diagram Use-Case Sistem Informasi Geografis Lokasi
Gambar 3.4.Diagram Use-Case Sistem Informasi Geografis Lokasi
III.2.2. Diagram Konteks
Diagram konteks menjelaskan bagaimana pelaku
sistem disini adalah pengguna umum dan admin
berinteraksi dengan sistem. Para pelaku sistem memberi
masukkan ke sistem dan sebaliknya sistem akan memberi
hasil atau keluaran kepada para pelaku sistem.
Gambar 3.2.Diagram Konteks Sistem Informasi Geografis Lokasi
III.3.ER-diagram
ER-diagram digunakan sebagai tahap awal perancangan basis
data sistem. Gambar 3.5 berikut adalah ER-diagram sistem yang
digunakan sebagai tahap awal perancangan basis data Sistem
Informasi Geografis Lokasi Perguruan Tinggi.
Gambar 3.5.ER-Diagram Sistem Informasi Geografis Lokasi Perguruan Tinggi
III.4. Logical Design
Tahap logical design merupakan tahap selanjutnya dari
perancangan basis data sistem. Tahap logical design digunakan
untuk merekonstruksi tabel pada tahap perancangan ER-diagram,
dengan maksud untuk menghilangkan redundansi data, memecah
atau menyatukan entitas-entitas dan relasi-relasi pada ER-diagram,
dan untuk menetapkan primary key dan foreign key. Gambar 3.6
berikut adalah logical design dari Sistem Informasi Geografis
Perguruan Tinggi *idPerguruan Tinggi (PK)
**idKategoriPerguruanTinggi (FK) Nama Telepon Website Alamat Longitude Latitude Buku Tamu *idTamu (PK) Nama Pesan Email Jam Tanggal Administrator Username Password Program Studi *idProgramStudi (PK) **idFakultas (FK) NamaProgramStudi Jenjang Studi Akreditasi Fakultas *idFakultas (PK)
**idPerguruan Tinggi (FK) NamaFakultas
Kategori
*idKategoriPerguruanTinggi (PK) NamaKategoriPerguruanTinggi IconKategoriPerguruanTinggi
Gambar 3.6.Logical Design Sistem Informasi Geografis Lokasi
Perguruan Tinggi
III.5. Normalisasi
Normalisasi berfungsi sebagai tahap evaluasi terhadap
tabel-tabel hasil perancangan pada tahap desain logikal.
Normalisasi dilakukan pada setiap tabel untuk dapat mengetahui
apakah setiap tabel telah memenuhi tiga tahap normalisasi
sehingga dapat disebut sebagai tabel yang normal. Tahap
normalisasi ini kemudian menghasilkan tabel desain logikal hasil
digunakan pada tahap desain fisikal. Masing-masing tabel yang
terdapat pada tahap desain logikal di atas setelah dilakukan proses
normalisasi, ternyata merupakan tabel-tabel yang sudah normal,
hal tersebut dapat dilihat melalui tahapan-tahapan normalisasi yang
dilakukan pada masing-masing tabel pada tahap desain logikal
tersebut, dan menghasilkan kesimpulan bahwa masing-masing
tabel tersebut merupakan tabel yang sudah normal.
Tahapan-tahapan normalisasi untuk mengecek masing-masing tabel pada
tahap desain logical tersebut adalah sebagai berikut :
(a) Normalisasi I : Setiap perpotongan baris dan kolom pada setiap
tabel hanya terdapat satu harga data, sehingga setiap tabel telah
memenuhi bentuk normalisasi I.
(b) Normalisasi II : Setiap tabel yang telah memenuhi bentuk
normal I, masing-masing atribut bergantung penuh pada primary
key, sehingga masing-masing tabel tersebut telahmemenuhi bentuk
normalisasi II.
(c) Normalisasi III : Setiap tabel yang telah memenuhi bentuk
normal II, pada masing-masing atribut yang bukan primary key
tidak tergantung transitif terhadap atribut lain yang juga bukan
merupakan primary key, sehingga masing-masing tabel tersebut
telah memenuhi bentuk normalisasi III.
(d) Kesimpulan : semua tabel yang ada pada desain logikal sudah
[image:56.595.99.514.285.619.2]Perguruan Tinggi
*idPerguruan Tinggi (PK)
**idKategoriPerguruanTinggi (FK) Nama Telepon Website Alamat Longitude Latitude Buku Tamu *idTamu (PK) Nama Pesan Email Jam Tanggal Administrator Username Password Program Studi *idProgramStudi (PK) **idFakultas (FK) NamaProgramStudi Jenjang Studi Akreditasi Fakultas *idFakultas (PK)
**idPerguruan Tinggi (FK)
NamaFakultas
Kategori
*idKategoriPerguruanTinggi (PK)
NamaKategoriPerguruanTinggi IconKategoriPerguruanTinggi
Gambar 3.7.Logical Design Sistem Informasi Geografis Lokasi
Perguruan Tinggi Normalisasi
III.6. Desain Fisikal
Basis data yang akan dibangun terdiri dari beberapa tabel,
yang akan menyimpan data dari sebuah entitas, sedangkan record
pada tabel akan menyimpan nilai atribut dari suatu entitas. Desain
fisikal dari tabel tersebut dapat dilihat pada tabel-tabel berikut ini :
Name Field Type Size Description
username varchar 50 username administrator
password varchar 50 password administrator
Name Field Type Size Description
idTamu Int 11 id dari buku tamu
namaTamu Varchar 50 Nama pengisi buku tamu
pesan text pesan pengisi buku tamu
email varchar 50 Email pengisi buku tamu
jam time Jam pengisian buku tamu
tanggal date Tanggal pengisian buku
tamu
Tabel 3.2 Rancangan Tabel buku_tamu
Name Field Type Size Description
idFakultas Int 11 Id dari fakultas
idPerguruanTinggi Int 11 Id dari perguruan tinggi
namaFakultas Varchar 255 Nama dari fakultas
Tabel 3.3 Rancangan Tabel fakultas
Name Field Type Size Description
idKategoriPerguruanTinggi Int 11 Id dari kategori perguruan
tinggi
namaKategoriPerguruanTinggi varchar 50 Nama dari kategori
perguruan tinggi
iconKategoriPerguruanTinggi Text Icon dari kategori
perguruan tinggi
Tabel 3.4 Rancangan Tabel kategori
Name Field Type Size Description
idPerguruanTinggi Int 11 Id dari perguruan tinggi
idKategoriPerguruanTinggi Int 11 Id dari kategori perguruan
namaPerguruanTinggi Varchar 255 Nama dari perguruan tinggi
Alamat Text Alamat perguruan tinggi
Telepon Varchar 20 Telepon perguruan tinggi
Website Varchar 50 Website dari perguruan tinggi
Email Varchar 50 Email dari perguruan tinggi
Longitude Float 10,6 Koordinat longitude yang
membentuk suatu lokasi
Latitude Float 10,6 Koordinat latitude yang
membentuk suatu lokasi
Tabel 3.5 Rancangan Tabel perguran_tinggi
Name Field Type Size Description
idProgramStudi Int 11 Id dari program studi
idFakultas Int 11 Id dari fakultas
idPerguruanTinggi Int 11 Id dari perguruan tinggi
namaProgramStudi Varchar 50 Nama dari program studi
jenjangStudi Varchar 5 Jenjang studi dari program
studi
akreditasi Varchar 5 Akreditasi dari program
studi
Tabel 3.6 Rancangan Tabel program_studi
III.7. Diagram Dekomposisi
Dekomposisi adalah kegiatan menguraikan sistem kedalam
subsistem, proses, dan subproses menjadi b