• Tidak ada hasil yang ditemukan

Identifikasi makna kata “SABAR” dalam karya sastra menggunakan Support Vector Machine (SVM) Kernel Polinomial.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Identifikasi makna kata “SABAR” dalam karya sastra menggunakan Support Vector Machine (SVM) Kernel Polinomial."

Copied!
75
0
0

Teks penuh

(1)

Kesabaran merupakan nilai hidup yang dijunjung tinggi bangsa Indonesia. Menurut

Subandi (2011), kesabaran merupakan ajaran yang dijunjung oleh kelima agama besar di

Indonesia ( Islam, Kristen, Katholik, Hindu, dan Budha). Lebih lanjut disebutkan oleh Subandi

bahwa dalam Al Qur’an terdapat 44 ayat yang menggunakan kata sabar dan 14 ayat yang menggunakan kata kesabaran. Penelusuran dalam Alkitab (Bible) Bahasa Indonesia menunjukan

70 ayat yang mengandung kata sabar, kesabaran, dan kata lain dengan lema sabar. Subandi

(2011) juga menyebutkan bahwa kesabaran merupakan bentuk pengendalian diri yang sangat

penting dalam agama Budha dan Hindu.

Penelitian untuk mengidentifikasi makna sabar telah dilakukan oleh Dr. Benedictus

Bherman Dwijatmoko, M.A yang menhasilkan klasifikasi atau pengelompokan makna kata

sabar kedalam 6 enam kategori atau kelompok, yaitu giliran, keadaan, komunikasi, sifat,

pekerjan, dan urutan tindakan.

Dalam skripsi ini identifikasi makna kata sabar dilakukan dengan menggunkan algoritma

Support Vector Machine (SVM) dengan kernel Polinomial, yang hasilnya dibandingkan dengan

hasil penelitian terdahulu oleh ahli untuk mendapatkan akurasi dari algoritma Support Vector

Machine (SVM) dalam mengklasifikasikan makna kata sabar. Hasil akurasi yang didapat adalah

100% menggunakan data tranning 108 data dan test 108 data. 51.51% menggunakan data

sebanyak 108 data yang di akurasikan menggunakan k-fold 5.

(2)

Patience is a ‘value of life’ which is upheld by Indonesian. According to Subandi (2011), kesabaran “patienceis a teachings upheld by five major religions in Indonesia (Moeslem, Christianity, Catholic, Hinduism, and Buddhism). Furthermore, Subandi said there is 44 verses

in Al-Quran using the word kesabaran “patience” and 14 verses using the word kesabaran patience. In the holy bible, there is 70 verses using the word kesabaran “patience”, sabar

patient”, etc. Subandi also said that kesabaran “patience is an important ‘self-control’ in hinduism and buddhism.

A research to find the true meaning of kesabaran “patience” has been done by Dwijatmoko (2016), resulting in kesabaran “patience classification in 6 categories, they are giliran “turn”, keadaan “situation”, komunikasi “communication”, sifat “character”, Pekerjaan

“working”, and urutan tindakan “action sequence”.

In this thesis, identification of true meaning of sabar is done by Support Vector Machine

(SVM) algorithm with Polynomial kernel, the results are compared to the old results done by

expert to find an accurate result of Support Vector Machine (SVM) algorithm. The accuration

result is 100% using 108 data train and 108 data test. 51.51% using 108 data which are accurated

with 5 fold cross validation.

(3)

i

IDENTIFIKASI MAKNA KATA “SABAR” DALAM KARYA SASTRA MENGGUNAKAN SUPPORT VECTOR MACHINE (SVM) KERNEL

POLINOMIAL

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana

Komputer Program Studi Teknik Informatika

Oleh:

Jonathan Widyo Wicaksono 125314098

PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA

(4)

ii

IDENTIFICATION OF THE WORD “PATIENT” IN LITERATUR WORK USING POLYNOMIAL KERNEL SUPPORT VECTOR MACHINE (SVM)

A THESIS

Presented as Partial Fullfillment of Requirements to Obtain Sarjana Komputer Degree in Informatics Engineering Study Program

By :

Jonathan Widyo Wicaksono 125314098

INFORMATICS ENGINEERING STUDY PROGRAM INFORMATICS ENGINEERING DEPARTMENT

FACULTY OF SCIENCE AND TECHNOLOGY SANATA DHARMA UNIVERSITY

(5)

iii

HALAMAN PERSETUJUAN

SKRIPSI

IDENTIFIKASI MAKNA KATA “SABAR” DALAM KARYA SASTRA MENGGUNAKAN SUPPORT VECTOR MACHINE (SVM) KERNEL

POLINOMIAL

Oleh :

Jonathan Widyo Wicaksono NIM : 125314098

Telah disetujui oleh :

Dosen Pembimbing 1, Dosen Pembimbing 2,

(6)

iv

HALAMAN PENGESAHAN

SKRIPSI

IDENTIFIKASI MAKNA KATA “SABAR” DALAM KARYA SASTRA MENGGUNAKAN SUPPORT VECTOR MACHINE (SVM) KERNEL

POLINOMIAL

Oleh :

Jonathan Widyo Wicaksono NIM : 125314098

Telah dipertahankan di depan Panitia Penguji

Pada tanggal ……….

dan dinyatakan memenuhi syarat.

Susunan Panitia Penguji

Nama lengkap Tanda Tangan

Ketua : Puspaningtyas Sanjoyo Adi, S.T., M.T. ………. Sekretaris : Alb. Agung Hadhiatma , M.T. ……….

Anggota 1 : Sri Hartati Wijono M.Kom. ……….

Anggota 2 : Dr. B. B. Dwijatmoko, M.A. ……….

Yogyakarta, ………. Fakultas Sains dan Teknologi

(7)

v

MOTO

“Semua Akan Selesai Pada Waktunya

Hanya perlu

Bersabar dan Terus Berjuang”

“Kalau Sudah Basah Lebih Baik Basah

-basahan Sekalian

(8)

vi

PERNYATAAN KEASLIAN

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini

tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, terkecuali yang sudah tertulis di

dalam kutipan daftar pustaka, sebagaimana layaknya sebuah karya ilmiah.

Yogyakarta, ……….

Penulis

(9)

vii

LEMBAR PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma :

Nama : Jonathan Widyo Wicaksono

NIM : 125314098

Demi mengembangkan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpusatakaan

Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul :

IDENTIFIKASI MAKNA KATA “SABAR” DALAM KARYA SASTRA MENGGUNAKAN SUPPORT VECTOR MACHINE (SVM) KERNEL

POLINOMIAL

Beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian, saya memberikan

kepada Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan kedalam

bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data,

mendistribusikannya secara terbatas dan mempublikasikannya di Internet atau

media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu izin dari saya maupun memberi

royalty kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Yang menyatakan,

(10)

viii ABSTRAK

Kesabaran merupakan nilai hidup yang dijunjung tinggi bangsa Indonesia.

Menurut Subandi (2011), kesabaran merupakan ajaran yang dijunjung oleh kelima

agama besar di Indonesia ( Islam, Kristen, Katholik, Hindu, dan Budha). Lebih

lanjut disebutkan oleh Subandi bahwa dalam Al Qur’an terdapat 44 ayat yang

menggunakan kata sabar dan 14 ayat yang menggunakan kata kesabaran.

Penelusuran dalam Alkitab (Bible) Bahasa Indonesia menunjukan 70 ayat yang

mengandung kata sabar, kesabaran, dan kata lain dengan lema sabar. Subandi

(2011) juga menyebutkan bahwa kesabaran merupakan bentuk pengendalian diri

yang sangat penting dalam agama Budha dan Hindu.

Penelitian untuk mengidentifikasi makna sabar telah dilakukan oleh Dr.

Benedictus Bherman Dwijatmoko, M.A yang menhasilkan klasifikasi atau

pengelompokan makna kata sabar kedalam 6 enam kategori atau kelompok, yaitu

giliran, keadaan, komunikasi, sifat, pekerjan, dan urutan tindakan.

Dalam skripsi ini identifikasi makna kata sabar dilakukan dengan

menggunkan algoritma Support Vector Machine (SVM) dengan kernel Polinomial,

yang hasilnya dibandingkan dengan hasil penelitian terdahulu oleh ahli untuk

mendapatkan akurasi dari algoritma Support Vector Machine (SVM) dalam

mengklasifikasikan makna kata sabar. Hasil akurasi yang didapat adalah 100%

menggunakan data tranning 108 data dan test 108 data. 51.51% menggunakan data

sebanyak 108 data yang di akurasikan menggunakan k-fold 5.

(11)

ix ABSTRACT

Patience is a ‘value of life’ which is upheld by Indonesian. According to

Subandi (2011), kesabaran “patienceis a teachings upheld by five major religions

in Indonesia (Moeslem, Christianity, Catholic, Hinduism, and Buddhism).

Furthermore, Subandi said there is 44 verses in Al-Quran using the word kesabaran patience” and 14 verses using the word kesabaran “patience. In the holy bible, there is 70 verses using the word kesabaran “patience”, sabar “patient”, etc.

Subandi also said that kesabaran “patience is an important ‘self-control’ in

hinduism and buddhism.

A research to find the true meaning of kesabaran “patience” has been done

by Dwijatmoko (2016), resulting in kesabaran “patience classification in 6

categories, they are giliran “turn”, keadaan “situation”, komunikasi

“communication”, sifat “character”, Pekerjaan “working”, and urutan tindakan

“action sequence”.

In this thesis, identification of true meaning of sabar is done by Support

Vector Machine (SVM) algorithm with Polynomial kernel, the results are compared

to the old results done by expert to find an accurate result of Support Vector

Machine (SVM) algorithm. The accuration result is 100% using 108 data train and

108 data test. 51.51% using 108 data which are accurated with 5 fold cross

validation.

(12)

x

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala berkat dan

karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir yang berjudul

“Identifikasi Makna Kata “Sabar” Dalam Karya Sastra Menggunkan Support Vector Machine (SVM) kernel Polinomial “. Tugas akhir ini merupakan salah satu mata kuliah wajib dan sebagai syarat akademik untuk memperoleh gelar sarjana

komputer Program Studi Teknik Informatika Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta.

Penulis menyadari bahwa selama proses penelitian dan penyusunan laporan

tugas akhir ini, banyak pihak yang telah membantu penulis, sehingga pada

kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terimakasih antara lain kepada :

1. Tuhan Yang Maha Esa, yang telah memberikan pertolongan dan kekuatan

dalam proses pembuatan tugas akhir.

2. Ibu Sri Hartati Wijono M.Kom. dan Dr. B.B. Dwijatmoko, M.A selaku

dosen pembimbing tugas akhir, atas kesabarannya dan nasehat dalam

membimbing penulis, meluangkan waktunya, memberi dukungan,

motivasi, serta saran yang sangat membantu penulis.

3. Sudi Mungkasi, Ph.D. selaku Dekan Fakultas Sains dan Teknologi, atas

bimbingan, kritik dan saran yang telah diberikan kepada penulis.

4. Dr. Anastasia Rita Widiarti, M.Kom. selaku Ketua Program Studi Teknik

Informatika, atas bimbingan, kritik dan saran yang telah diberikan kepada

penulis.

5. Teman seperjuangan PEMEROLEHAN INFORMASI (Giri, Anjar,

Xave).

6. Orang tua yang selalu memberi semangat Pudjono dan Ni Putu , serta

kakak Elisabeth Lucia F. .

7. Teman begadang garap skripsi Eric.

8. Teman main DOTA (Bagus, Abed, Ricky, Alan, Ino, Koko, Mas Rio, Eric,

(13)

xi

9. Teman-teman TI JARKOM 2012 yang memberi tempat untuk

mengerjakan Skripsi.

10. Teman – teman Teknik Informatika semua angkatan dan khususnya TI

angkatan 2012 yang selalu memberikan motivasi dan bantuan hingga

penulis menyelesaikan tugas akhir ini.

Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan

tugas akhir ini. Saran dan kritik sangat diharapkan untuk perbaikan yang akan

datang.

Yogyakarta ………

(14)

xii

DAFTAR ISI

IDENTIFIKASI MAKNA KATA “SABAR” DALAM KARYA SASTRA MENGGUNAKAN SUPPORT VECTOR MACHINE (SVM) KERNEL

POLINOMIAL ... i

IDENTIFICATION OF THE WORD “PATIENT” IN LITERATUR WORK USING POLYNOMIAL KERNEL SUPPORT VECTOR MACHINE (SVM) ... ii

2.2 Information Retrieval ... 5

2.3 Text Prepocessing ... 5

2.2.1 Tokenizing ... 6

2.2.2 Filtering ... 7

2.2.3 Stemming ... 8

(15)

xiii

2.4 Support Vector Machine (SVM) ... 17

2.4.1 Multi Class SVM ... 20

2.5 Evaluasi Pengujian Sistem ... 23

BAB III ... 25

ANALISIS DAN DESAIN ... 25

3.1 Diskripsi sistem ... 25

3.2.4 Computation of TF-IDF Feature ... 29

3.5 Mengunakan sistem ... 30

3.6 Struktur data ... 31

3.7 Desain Logikal (Logical Design) ... 31

3.4.1 DFD level 0 ... 31

3.4.2 Desain Proses PI (Pemerolehan Informasi) ... 32

3.4.3 Desain Proses SVM kernel Polinomial ... 33

BAB IV ... 34

IMPLEMENTASI SISTEM ... 34

4.1 Kebutuhan Perancangan Sistem ... 34

4.1.1 Hardware ... 34

4.1.2 Software ... 34

4.2 Implementasi Prepocessing Kalimat ... 34

4.2.1 Class Master ... 34

4.2.2 Class Kelas ... 36

4.2.3 Class Dokumen ... 37

4.2.4 Class Stopword ... 40

4.2.5 Class Mencari Bobot ... 42

4.3 Sistem Yang Digunakan Dari WEKA ... 45

(16)

xiv

4.3.2 Proses Input Bobot ... 48

4.3.3 Mengunkan WEKA ... 49

BAB V ... 50

ANALISIS HASIL ... 50

5.1 Skema Pengujian ... 50

5.2 Hasil Pengujian ... 51

5.2.1 Pengujian 1 ... 52

5.2.2 Pengujian 2 ... 52

5.3. Analisa Hasil ... 53

BAB VI ... 55

KESIMPULAN DAN SARAN ... 55

6.1 Kesimpulan ... 55

6.2 Saran ... 55

(17)

xv

DAFTAR TABLE

Table 2.1 Contoh hasil Tokenizing ... 6

Tabel 2.2 Daftar Stop Word ... 7

Tabel 2.3 Input dari hasil Tokenizing ... 7

Tabel 2.4 Hasil Output Filtering ... 8

Tabel 2. 5 Recoding ... 9

Tabel 2. 6 Kombinasi Awalan Akhiran yang Tidak Diijinkan ... 11

Tabel 2. 7 Contoh Input Proses Term Frequency (tf) / ���, � ... 13

Tabel 2. 8 Hasil Proses Term Frequency (tf) / ���, � ... 13

Tabel 2. 9 Contoh Input Proses Document Freuency (df) ... 14

Tabel 2. 10 Hasil Output Proses Document Freuency(df) ... 14

Tabel 2. 11 Input Proses Menghitung Invers Document Frecuency (idf) ... 15

Tabel 2. 12 Output Proses Invers Document Frecueny (idf) ... 16

Tabel 2. 13 Input Proses Mencari Nilai weight (w) ... 16

Tabel 2. 14 Hasil Output Proses Weight (w) ... 17

Tabel 2. 15 Fungsi kernel ... 19

Tabel 2. 16 Contoh 4 Class SVM biner dengan metode One-agains-all ... 20

Tabel 2. 17 Contoh 4 SVM biner dengan metode One-against-one ... 21

Tabel 2. 18 Contoh 6 SVM biner dengan metode DAGSVM ... 23

Tabel 3. 1 Tabel hasil dari TF-IDF dengan data sebenarnya 29

Tabel 3. 2 Nilai w tiap term 29 Table 5. 1 Data pengujin sebanyak 108 data 51

Table 5. 2 Data pengujin sebanyak 36 data 51

(18)

xvi

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2. 1 Hyperplane melalui dua kelas linearly ... 18

Gambar 2. 2 Contoh Klasifikasi dengan metode One-against-all ... 21

Gambar 2. 3 Contoh klasifikasi dengan metode One-against-one ... 22

Gambar 2. 4 Contoh 6 SVM biner dengan metode DAGSVM ... 23

Gambar 3. 1 Skema Diskripsi Proses Klasifikasi SVM kernel Polinomial 26

(19)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Kata “sabar” banyak diungkit dalam kehidupan berbangsa di

Indonesia dan diajarkan oleh kelima agama besar di Indonesia (Islam,

Katolik, Kristen, Hindu, Budha) menurut Subandi (2011). Subandi (2011)

menyebutkan bahwa dalam Al Qur’an terdapat 44 ayat yang mengandung

kata “sabar” dan 14 ayatt yang menggunakan kata “kesabaran”. Penelusuran

dalam Alkitab (Bible) Bahasa Indonesia menunjukan 70 ayat yang

mengandung kata “sabar” dan kata “kesabaran”. Kata “sabar” dalam ajaran

Budha dan Hindu berguna dalam pengendalian diri, Subandi (2011) .

Sehingga B.B. Dwijatmoko melakukan penelitian untuk mengetahui

atri dari kata “kesabaran” atau kata “sabar” dalam karya sastra Indonesia,

dan hasil dari penelitian yang dilakukan mendapatkan hasil dimana kata

“sabar” terbagi menjadi 6(enam) konsep yaitu : penerimaan kondisi yang

harus dihadapi, penantian giliran, penerimaan urutan kegiatan, kesediaan

menunggu dalam pembicaraan, sifat sabar, dan ketekunan dalam

melakukan Pekerjaan. Data yang digunakan dalam penelitian oleh B.B

Dwijatmoko berasal dari situs www.corci.org. Sebanyak 108 karya sastra.

Distribusi data meliputi karya sastra mengandung kata “sabar” (81), kata “bersabar” (13), kata “kesabaran” (12), kata “penyabar” (1), dan kata “menyabarkan” (1). Data yang ada diatas disimpulan bahwa kata “sabar”

memiliki 6 (enam) konsep dengan memakai pendekatan analisis wacana dan

analisis wacana kritis (Fairclough, 1995 dan Wodak dan Meyer, 2001).

Diatas dapat didapatkan bahwa mengatagorikan kata “sabar”

kedalam 6 (enam) kondisi menggunkan metode yang manual atau

(20)

digunakan dalam menganalisis karya sastra Indonesia memerlukan waktu

yang lama namun tepat sesuai dengan pendekatan manusia, dan sistem ini

dibuat untuk membantu menguji apakah menggunkan metode klasifikasi

SVM (Support Vector Machine) bisa mendapatkan ketepatan/ akurasi yang

sama dengan yang menggunakan pendekatan analisis wacana dan analisis

wacana kritis (Fairclough, 1995 dan Wodak dan Meyer, 2001).

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, maka rumusan masalah yang

akan diselesaikan, yaitu :

1. Seberapa akurat klasifikasi SVM (Support Vector Machines)

dalam mengklasifikasikan kata “sabar” dalam Karya Sastra.

2. Apakah SVM (Support Vector Machines) mampu untuk

mengklasifikasikan sebuah kata.

1.3. Tujuan

Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui akurasi dari SVM

(Support Vector Machines) dalam mengkalsifikasi kata “sabar” dalam

sebuah karya satra.

1.4. Batasan Masalah

Dalam sistem pengukur akurasi menggunakan metode SVM (Support Vector Machine), dilakukan beberapa batasan, sebagai berikut :

a. Sistem yang akan dibangun Menggunakan metode SVM (Support

Vector Machine) dengan kernel Polinimial di bantu dengan libary dari WEKA.

b. Data karya sastra yang akan diklasifikasi hanya yang mengandung kata

“sabar”.

c. Input sistem berupa karya sastra yang mengandung kata “sabar”. d. Output dari sistem adalah sebuah nilai akurasi dari metode SVM

(21)

1.5. Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan dalam proses kalsifikasi Sastra

Indonesi menggunakan metode SVM Kernel Polinomial :

1. Studi Literatur

Studi literatur tahapan dimana mencari dasar dari metode

yang digunakan seperti SVM Kernel Polinomial yang bersumber

dari buku, jurnal, dan website.

2. Pengumpulan Data

Pengumpulan data tahapan mengumpulkan bahan test dan

bahan traning untuk dimasukan kedalam sistem untuk di uji

kebenarnya.

3. Perancangan Sistem

Perancangan sistem adalah tahapan yang dibuat untuk

menunjukan alur atau sebuah cerita dimana sistem yang akan

dibuat bisa berjalan dan menghasilkan sebuah hasil yang

dinginkan.

4. Pembuatan Sistem

Pembuatan sistem tahapan yang menjadikan sebuah

rancangan yang sudah dibuat menjadi sebuah sistem yang dapat

digunakan.

5. Implementasi Sistem

Implementasi sistem dengan cara menggunakan data yang

sudah dicari. Data yang digunakan untuk implementasi sistem

berupa data teks sumber dari corci.org.

6. Evaluasi

Evaluasi merupakan tahapan menganalisa hasil dari

implementasi sistem yang sudah dibuat. Hasil dari analisa yang

(22)

1.6. Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan tugas akhir ini adalah sebagai berikut :

BAB I. Pendahuluan

Bab ini berisi latar belakang, rumusan masalah, tujuan,

batasan masalah, dan sistematika penulisan.

BAB II. Landasan Teori

Bab ini berisi penjelasan tentang prinsip dan konsep dasar

yang diperlukan untuk memecahkan masalah yang dibahas pada Bab

BAB III. Metodologi Penelitian

Bab ini berisi tentang metodologi penelitian yang akan

dilakukan selama penelitian, terdiri dari : Tahap definisi ruang

lingkup, analisis masalah, analisis kebutuhan, desain logikal, desain

fisik dan integrasi dan tahap pembuatan sistem dan pengujian.

BAB IV. Analisis dan Perancangan Sistem

Bab ini akan menjelaskan deskripsi umum sistem, data, use

case, desain database, desain proses, serta desain Graphical User

Interface yang akan digunakan.

BAB V. Implementasi Sistem

Bab ini akan menjelaskan tentang implementasi sistem

berdasarkan rancangan pada BAB IV.

BAB VI. Pengujian dan Analisis Hasil

Bab ini berisi pengujian terhadap sistem yang dibuat dan

dilanjutkan dengan menganalisis hasil pengujian yang meliputi

kelebihan dan kekurangan sistem yang dibuat.

BAB VII. Kesimpulan

Bab ini akan menjelaskan kesimpulan umum yang diperoleh

dari pembuatan sistem serta rancangan pengembangan sistem ke

(23)

5

BAB II

LANDASAN TEORI

Pada Bab II akan dijelaskan mengenai landasan teori yang digunakan untuk

mendukung penelitian yang dilakukan penulis. Dalam Bab ini akan dijelaskan

pengertian serta metode-metode yang digunakan oleh penulis.

2.1 Sabar

Kata “sabar” yang diteliti oleh B.B. Dwijatmoko dikarena sebagai sebuah gagasan yang penting sebagai untuk mempersatukan sebuah agama

dan juga sebagai pengendali akan diri sendiri. Sabar yang teliti memiliki 6

konsep yaitu :

1. Penerimaan keadaan

2. Penantian giliran

3. Penerimaan urutan tindakan

4. Kesediaan menunggu dalam pembicaraan

5. Sifat sabar

6. Ketekunan dalam Pekerjaan

2.2 Information Retrieval

Sebuah proses untuk medapatkan sebuah informasi yang tepat dan

sesuai yang akan di lakukan proses selanjutnya dalam proses Pemerolehan

informasi (Mooers, 1951, hal. 25).

2.3 Text Prepocessing

Merupakan tahapan dalam mengelola sebuah data yang diinputkan

kedalam program. Pada tahap text processing terdapat beberapa langkah,

yaitu tokenizing, stopword filtering, stemming , computation of TF-IDF

(24)

2.2.1 Tokenizing

Proses yang dilakukan kepada sebuah kalimat yang masuk diubah kedalam bentuk kata-perkata dan juga menghilangkan tanda baca pada kalimat.

Input : Langkah untuk mengklasifikasi karya sastra menggunakan SVM : tekt Prepocesing , klasifikasi SVM.

Output :

Table 2.1 Contoh hasil Tokenizing Langkah

untuk

mengklasifikasi karya

sastra

menggunakan SVM

tekt

(25)

2.2.2 Filtering

Proses setelah tahap tokenizing dilakukan memerikasa kata

yang seharusnya dihilangkan untuk efisiensi proses klasifikasi

karena kata tersebut tidak banyak berpengaruh. Dafttar kata yang

seharusnya dihilangkan disimpan dalam stopword list.

Daftar Stop Word :

Tabel 2.2 Daftar Stop Word

yang pernah

Tabel 2.3 Input dari hasil Tokenizing

Langkah

untuk

mengklasifikasi

karya

(26)

menggunakan

Filtering diubah menjadi bentuk kata dasarnya seperti dalam kamus besar bahasa indonesia. Proses ini menggunakan algoritma

stemming Nazief and Adriani’s dari Universitas Indonesia (1998). Berikut ini urutan algoritman stemming Nazief and

Adriani’s :

Cari kata yang sama antara data set dengan kamus jika sama

diamsusikan bahwa kata tersebut adalah root word. Maka algoritma

berhenti.

(27)

maka langkah ini diulangi lagi untuk menghapus Possesive

Pronouns (“-ku”, “-mu”, atau “-nya”), jika ada.

Hapus Derivation Suffixes (“-i”, “-an” atau “-kan”). Jika kata

ditemukan di kamus, maka algoritma berhenti. Jika tidak maka ke

langkah 3a.

Jika “-an” telah dihapus dan huruf terakhir dari kata tersebut adalah

“-k”, maka “-k” juga ikut dihapus. Jika kata tersebut ditemukan dalam kamus maka algoritma berhenti. Jika tidak ditemukan maka

lakukan langkah 3b.

Akhiran yang dihapus (“-i”, “-an” atau “-kan”) dikembalikan, lanjut ke langkah 4.

Hapus Derivation Prefix. Jika pada langkah 3 ada sufiks yang

dihapus maka pergi ke langkah 4a, jika tidak pergi ke langkah 4b.

Periksa tabel kombinasi awalan-akhiran yang tidak diijinkan. Jika

ditemukan maka algoritma berhenti, jika tidak pergi ke langkah 4b.

For i = 1 to 3, tentukan tipe awalan kemudian hapus awalan. Jika root word

belum juga ditemukan lakukan langkah 5, jika sudah maka algoritma

berhenti. Catatan: jika awalan kedua sama dengan awalan pertama

algoritma berhenti.

Melakukan Recoding dapat dilihat pada tabel 2.5

Tabel 2. 5 Recoding

Aturan Format Kata Pemenggalan

1 berV… ber-V... | be-rV...

2 berCAP…

ber-CAP... dimana C!=‟r‟ &

P!=‟er‟

3 berCAerV... ber-CaerV... dimana C!=‟r‟

(28)

8 terCP...

ter-CP... dimana C!=‟r‟ dan

P!=‟er‟

9 teC1erC2... te-C1erC2... dimana C1!=‟r‟

10 me{l|r|w|y}V... me-{l|r|w|y}V...

16 meng{g|h|q|k}... meng-{g|h|q|k}...

17 mengV... meng-V... | meng-kV...

23 perCAerV... per-CAerV... dimana C!=‟r‟

(29)

33 peCP...

pe-CP... dimana

C!={r|w|y|l|m|n} dan P!=‟er‟

34 terC1erC2... ter-C1erC2... dimana C1!=‟r‟

35 peC1erC2...

pe-C1erC2... dimana

C1!={r|w|y|l|m|n}

a) Jika semua langkah telah selesai tetapi tidak juga berhasil maka

kata awal diasumsikan sebagai root word. Proses selesai.

Tipe awalan ditentukan melalui langkah-langkah berikut:

1. Jika awalannya adalah: “di-”, “ke-”, atau “se-” maka tipe

awalannya secara berturut-turut adalah “di-”, “ke-”, atau

“se-”.

2. Jika awalannya adalah “te-”, “me-”, “be-”, atau “pe-” maka

dibutuhkan sebuah proses tambahan untuk menentukan tipe

awalannya.

3. Jika dua karakter pertama bukan “di-”, “ke-”, “se-”, “te-”,

“be-”, “me-”, atau “pe-” maka berhenti.

4. Jika tipe awalan adalah “none” maka berhenti. Jika tipe

awalan adalah bukan “none” maka awalan dapat dilihat

pada Tabel 2.6. Hapus awalan jika ditemukan.

Tabel 2. 6 Kombinasi Awalan Akhiran yang Tidak Diijinkan

Awalan Akhiran yang tidak diijinkan

Be- -i

di- -an

Ke- -i ,-kan

Me- -an

(30)

2.2.4 Pembobotan Kata

Dalam menentukan bobot suatu kata tidak hanya

berdasarkan frekuensi kemunculan kata di satu dokumen, tetapi juga

memperhatikan frekuensi terbesar pada suatu kata yang dimiliki

oleh dokumen yang bersangkutan. Hal ini untuk menentukan posisi

relatif bobot dari kata dibanding dengan kata-kata lain di dokumen

yang sama. Didalam memberikan bobot pada sebuah kata

menggunakan teknik yang paling sering digunakan adalah TF/IDF

(term frequency (tf), dan inverse dokumen frequency (idf)). Term

Frequency (tf) adalah jumlah kemunculan suatu kata dalam sebuah dokumen dan Inverse document frequency (idf) adalah inverse

document frequency dari suatu kata keseluruhan dokumen yang terkait. Rumus pembobotan (2.1) Salton (1989) adalah sebagai

berikut:

(2. 1)

Dimana :

, = bobot dari term(t)/kata dalam dokumen (d)

�,� =frekuensi kemunculan term(t)/kata dalam dokumen (d)

� � = inverse document frequency dari kata t

� = jumlah seluruh dokumen terkait

= jumlah dokumen yang mengandung term (t) atau kata

Berikut ini tahapan pencarian data untuk setiap rumus diatas :

Menghitung Term Frequency (tf) atau ���,�

Ini mencari seberapa sering muncul kata yang sama dalam

satu dokumen. Setiap kata yang muncul diberi nilai 1 dan bila

ketemu kata yang sama lagi di tambah 1 lagi pada kata tersebut.

Input :

(31)

Tabel 2. 7 Contoh Input Proses Term Frequency (tf) / �,�

D1 D2

Langkah Karya

klasifikasi Satra

Karya Indonesia

Sastra Klasifikasi

Guna Enam

SVM Kategori

Teks Guna

Prepocesing Metode

klasifikasi SVM

SVM

Output :

Tabel 2. 8 Hasil Proses Term Frequency (tf) / �,�

Term (t) D1 D2

Langkah 1 0

klasifikasi 1 1

Karya 1 1

Sastra 1 1

Guna 1 1

SVM 2 1

Teks 1 0

Prepocesing 1 0

klasifikasi 1 1

Indonesia 0 1

metode 0 1

(32)

Menghitung document frequency (df)

Merupakan banyaknya dokumen dimana suatu term(t)

muncul. Sehingga apabila term (t) muncul lebih dari satu kali

dalam satu dokumen tetap dihitung satu term(t) yang dimiliki oleh

dokumen tersebut dan total dari document frequency (df) terbesar

adalah banyanya total doumen apabila semua doumen memiliki

term(t) yang sama dan jumlah terkecil dari document frequency (df)

adalah 1 tidak bisa nol karena setiap doumen memiliki term(t)

sendiri

Input :

Tabel 2. 9 Contoh Input Proses Document Freuency (df)

Term (t) D1 D2

Tabel 2. 10 Hasil Output Proses Document Freuency(df)

Term (t) df

Langkah 1

klasifikasi 2

(33)

Sastra 2

Guna 2

SVM 2

Teks 1

Prepocesing 1

klasifikasi 2

Indonesia 1

metode 1

Enam 1

Menghitung invers document frequency (idf) / ���

Sebagai proses untuk mencari nilai invers dari hasil

document frequency (df). Input :

Tabel 2. 11 Input Proses Menghitung Invers Document Frecuency (idf)

Term (t) df

Langkah 1

klasifikasi 2

Karya 2

Sastra 2

Guna 2

SVM 2

Teks 1

Prepocesing 1

klasifikasi 2

Indonesia 1

metode 1

(34)

Output :

Tabel 2. 12 Output Proses Invers Document Frecueny (idf)

Term (t) df idf

Langkah 1 0.30103

klasifikasi 2 0

Karya 2 0

Sastra 2 0

Guna 2 0

SVM 2 0

Teks 1 0.30103

Prepocesing 1 0.30103

klasifikasi 2 0

Indonesia 1 0.30103

metode 1 0.30103

Enam 1 0.30103

Menghitung weight (w) untuk menentukan bobot tiap term(t)

dari setiap dokumen yang ada

Ini melihat rumus dari (2.1) yang dimana sudah di pisahkan

untuk setiap bagiannya sehingga yang dibutuhkan adalah hasil dari

� �dan nilai dari tiap term setiap dokumen yang dikalikan. Input :

Tabel 2. 13 Input Proses Mencari Nilai weight (w)

Term (t) D1 D2 idf

Langkah 1 0 0.30103

klasifikasi 1 1 0

Karya 1 1 0

Sastra 1 1 0

Guna 1 1 0

(35)

Teks 1 0 0.30103

Tabel 2. 14 Hasil Output Proses Weight (w)

Term (t) D1 D2 idf D1 (w) D2 (w)

2.4 Support Vector Machine (SVM)

Klasifikasi merupakan fungsi lain yang terdapat pada data mining

setelah clustering. Klasifikasi adalah proses menentukan model yang

berguna untuk mendeskripsikan kelas tertentu, agar suatu objek dapat

ditentukan kelasnya sesuai lebel (Han, Jiawei dan Micheline Kamber.

2006). Langkah yang pertama dalam mengklasifikasikan data adalah

pengklasifikasian dari data training yang telah dibuat dari baris-baris data

yang ada dalam database dan kelas label yang terkait. Setiap baris data

(36)

diskrit dan tidak terurut. Karena setiap baris data training sudah memiliki

kelas label, proses ini juga dikenal dengan supervised learning. Langkah

selanjutnya yaitu menggunakan model dari data training untuk menghitung

akurasi yang dibandingkan dengan data tes. Data tes diperoleh dari

baris-baris data yang dipilih secara acak. Akurasi merupakan presentase data tes

yang diklasifikasikan secara benar menggunakan pengklasifikasi atau

model dari data training.

Support Vector Machine (SVM) pertama kali diperkenalkan oleh Vapni pada tahun 1992 SVM adalah metode pembelajaran data yang

berusaha menemukan hyperplane terbaik antar kelas pada input space.

Konsep dasar dan SVM adalah linear classfier, akan tetapi dikembangkan

agar dapat bekerja pada permasalahan non-linear. Klasifikasi dalam SVM

dapat melibatkan fungsi kemel tertentu agar dapat bekerja pada data dengan

dimensi yang lebih banya.

Hyperplane pemisah terbaik antar kelas adalah sebuah garis pemisah antar kedua kelas (lihat gambar 2.1). Hyperplane pemisah terbaik dapat

dicari dengan mengukur margin atau Jarak hypmplane dengan pola terdekat

dari masing-masing kelas dan mencari titik pemisahnya (Nupobo, dkk

2003). Data pada titik maksimal tersebutlah yang disebut sebagai support

vector. Diketahui bahwa titik-titk maksimal tersebut membuat garis

pemisah hyperplane yang lebih sempurna untuk memisahkan data.

Gambar 2. 1 Hyperplane melalui dua kelas linearly

Input data dapat berupa linear dan non linear. Jika input data berupa linear

(37)

f(X) =w.x+b (2. 2)

dimana w adalah n-dimensi bobot vektor dan b adalah pengali skala atau

nilai bias. Persamaan ini menemukan maksimum margin untuk memisahkan

kelas dari kelas positif dari kelas negatif.

�. + ≥ + � = + (2. 3)

�. + ≥ − � = − (2. 4)

Pemillihan Parameter pada Support vector Machine

Untuk mendapatkan tingkat kinerja yang tinggi, beberapa parameter

dari algoritma SVM harus diperbaiki (Maimon 2010), termasuk:

1. Pemilihan Fungsi Kernel

Tabel 2. 15 Fungsi kernel

Kernel Definisi Kernel

Linear � , = .

Quadratic � , = .

RBF

� ,

=

− || − ||22�2

Polynomial � , = . + �

Sigmoid (tangen hiperbolik) � , = tanh � . +

2. Kinerja SVM tergantung pada pilihan fungsi kernel, besaran

parameter kernel dan penentuan parameter C. Fungsi kernel yang

berbeda memperoleh tingkat keberhasilan yang berbeda untuk

berbagai jenis data aplikasi. Ketika nilai penentuan parameter C yang

dipilih terlalu besar atau terlalu kecil, generalisasi SVM mungkin

berkurang. Jika parameter kernel dan penentuan parameter yang tepat

dipilih, kinerja SVM akan optimal.

3. Parameter Kernel(s) .

(38)

2.4.1 Multi Class SVM

Mengklasifikasikan lebih dari dua kelas atau multi class SVM

yaitu dengan menggabungkan beberapa SVM biner atau

menggabungkan semua data yang terdiri dari beberapa kelas

kedalam sebuah bentuk permasalahan optimasi. Dengan

penggabungan kedua dimana menggabungkan beberapa kelas

sekaligus mengalami optimasi yang lebih rumut.

Berikut ini adalah metode umum digunakan untuk

mengimplementasikan multi class SVM (Krisantus 2007) :

1. Metode ”One-Against-All

Dengan metode ini, dibangun k buah model SVM

biner (k adalah jumlah kelas). Setiap model klasifikasi

ke-i dilatih dengan menggunakan keseluruhan data,

untuk mencari solusi permasalahan (2.5). Contohnya,

terdapat permasalahan klasifikasi dengan 4 buah kelas.

Untuk pelatihan digunakan 4 buah SVM biner seperti

pada tabel 2.15 dan penggunannya dalam

mengklasifikasi data baru dapat dilihat pada 5.

(2. 5)

Tabel 2. 16 Contoh 4 Class SVM biner dengan metode One-agains-all

y=1 y=-1 hipotesis

Kelas 1 Bukan kelas 1 f 1 (x) = (w1 )x + b1

Kelas 2 Bukan kelas 2 f 2 (x) = (w2 )x + b2

Kelas 3 Bukan kelas 3 f 3 (x) = (w3 )x + b3

(39)

Gambar 2. 2 Contoh Klasifikasi dengan metode One-against-all

2. Metode ”One-Against-One

Membangun � �− buah model klasifikasi biner (

adalah jumlah kelas). Setiap model klasifikasi dilatih

pada data dari dua kelas. Untuk solusi kelas ke –i dan

kelas ke-j (2.6)

(2. 6)

Selesai pengujian untuk menetukan data tes masuk

kelas mana dilakukan pengujian dengan metode voting

Tabel 2. 17 Contoh 4 SVM biner dengan metode One-against-one

y=1 y=-1 hipotesis

Kelas 1 Kelas 2 f 12 (x) = (w12 )x + b12

Kelas 1 Kelas 3 f 13 (x) = (w13 )x + b13

Kelas 1 Kelas 4 f 14 (x) = (w14 )x + b14

(40)

Kelas 2 Kelas 4 f 24 (x) = (w24 )x + b24

Kelas 3 Kelas 4 f 34 (x) = (w34 )x + b34

Gambar 2. 3 Contoh klasifikasi dengan metode One-against-one

Jika data ke- i dimasukkan kedalam fungsi hasil

pelatihan x = x + b dan hasilnya kelas

i maka suara untuk kelas i ditambahkan satu ini bila kelas

ke i lebih banyak dari kelas lainnya. Jika kelas ke i ada

dua yang sama besar atau sama maka akan kelas lebih

kecil adalah kelas milik data ke i tersebut. Dapat dilihat

pada gambar 2.3 .

3. Metode DAGSVM (Directed Acyclic Graph Support Vector Machine)

Pelatihan dengan menggunakan metode ini sama

dengan metode one-against-one, yaitu dengan

membangun � �− buah model klasifikasi SVM biner.

Akan tetapi, pada saat pengujian digunakan binary

directed acyclic graph. Setiap node merupakan model SVM biner dari kelas ke-i dan kelas ke-j. Pada saat

(41)

dievaluasi mulai dari simpul akar, kemudian bergerak ke

kiri atau ke kanan tergantung nilai output dari hipotesi.

Tabel 2. 18 Contoh 6 SVM biner dengan metode DAGSVM

y=1 y=-1 hipotesis

Gambar 2. 4 Contoh 6 SVM biner dengan metode DAGSVM

2.5

Evaluasi Pengujian Sistem

Precision dan recall baik digunakan dalam mengevaluasi hasil dari

suatu algoritma pengenalan pola. Precision adalah suatu ukuran keakuratan

pola sedangkan recall adalah suatu ukuran kelengkapan (Dr. Kekre. HB,

dkk, 2011) Precision pada dasarnya adalah sebuah ukuran dari

(42)

Recall seperti yang disebutkan sebelumnya adalah ukuran suatu

kelengkapan. Recall pada dasamya adalah probabilitas dari dokumen

relevan yang dikembalikan dari suatu query. Pada binary classification,

recall dapat juga disebut sensitivitas. Rumus perhitungan dari precision dan

recall dapat dilihat sebagai berikut:

� � = |{ { } ∩ { ℎ} � ℎ}| (2. 7)

= |{ { } ∩ { } � ℎ}| (2. 8)

Dalam konteks klasifikasi, beberapa istilah seperti true positif (tp),

false positif (fp, true negatif (tn) dan false negatif (fn) sering digunakan

untuk membandingkan klasifikasi dari suatu objek dengan kelas yang

sesungguhnya. perhitungan Precision dan recall bisasanya mengacu pada

true positif dengan rumus perhitungan sebagai berikut :

� � = � � + � � � � (2. 9)

= � � + � � (2. 10)

(43)

25

BAB III

ANALISIS DAN DESAIN

Bab ini berisi analisis dan rancangan sistem yang digunakan dalam

penelitian ini meliputi diskripsi sistem, data, penyimpanan data, struktur data, dari

sistem.

3.1 Diskripsi sistem

Sistem yang dibangun merupakan sebuah sistem pemerolehan

informasi, yang mempunyai fungsi untuk melakukan identifikasi makna

kata sabar pada sebuah Karya Sastra Indonesia. Proses idenfikasi atau

klasifikasi menggunakan metode Support Vector Machine (SVM) kenel

Polinomial.

Data yang digunakan berupa data yang berformat .txt, data tersebut

dibagi menjadi dua bagian sebagai data test dan data trening. Kegunaan data

traning sebagai sebuah data yang akan digunakan sebagai pembanding yang

benar dimana pembandingnya adalah data test. Data traning merupakan data

yang yang akan diklasifikasikan atau diproses dengan metode SVM kernel

Polinomial. Sedang data test akan dibandingkan atau akan diuji dengan hasil

dari data traning apakah data test tersebut dapat terklasifikasi dengan tepat

atau tidak. Hasil akhirnya adalah berupa akurasi, hasil akurasi adalah

perbandingan antara hasil data test yang sudah dianalisa dangan sistem

dengan hasil data test sesuai dengan sumber. Dalam artian singkat apabila

hasil dari sistem yang menguji data test dapat sama dengan hasil sumber

makas sistem atau metode yang klasifikasi SVM kernel polinomial berhasil.

Semua data yang akan diproses dengan sistem akan dilakukan

preprocessing dimana tahapan ini untuk memberikan bobot untuk setiap kata yang akan diproses. Tahapannya adalah tokenisasi (pemenggalan kata

dan penghapusan tanda baca), case folding (mengubah kata kedalam huruf

(44)

(pengembalian kata ke bentuk dasar), dan menghitung tf (jumlah

kemunculan kata yang sama dalam sebuah dokumen). Proses ini perlu

dilakukan dikarena SVM menggunakan data yang memiliki nilai sedang

kata tidak memiliki nilai sehingga pengganti nilai menggunakan bobot ini

sama gunanya sebagai data yang memiliki nilai.

Gambar 3. 1 Skema Diskripsi Proses Klasifikasi SVM kernel Polinomial

Penghitungan akurasi melalui tahapan yang telah disediakan oleh

library WEKA. Metode yang digunakan dari WEKA menggunkan input data yang telah diproses terdahulu oleh system.

3.2 Data

Dalam penelitian ini, sistem mengklasifikasikan makna kata sabar

dalam karya sastra yang didefinisikan menggunakan metode SVM. Data

(45)

penelitian ini. Data yang dipakai sebanyak 108 dokumen. Data ini dibagi

menjadi data tranning dan data testing. Semua data disimpan dalam format

.txt .

3.3 Penyimpanan Data

Media penyimpanan data yang digunakan berbentuk .txt , data yang

disimpan hanya data yang akan dilakukan pengujian sedang proses hasil

pengujian menggunakan arraylist tidak di simpan menggunakan .txt karena

data hasil akan berbeda terus menerus setiap pengujia di ganti data uji. Data

yang disimpan selain data uji .txt menyimpan kamus kata dasar dan juga

stoplist.

3.3.1 Daftar media penyimpanan dalam .txt :

3.3.1.1 kata_dasar : Untuk menyimpan kata dasar dalam

proses Stemming .

3.3.1.2 stopwordID : Digunakan dalam proses stopword ini

berisi daftar dari apa saja kata yang tidak

diijinkan keluar.

3.3.1.3 Bobot.txt : Menyimpan hasil dari bobot tiap term

dan nama dokumen.

3.3.1.4 Term.txt : Menyimpan nama atribut yang dimiliki

semua term yang ada.

3.3.2 Daftar media penyimpanan dalam arraylist :

3.3.2.1ArrayList<Attribute> : Menyimpan data atribut

3.3.2.2ArrayList<Prediction>: Menyimpan data hasil proses

akurasi SVM menggunkan

WEKA

3.3.2.3List<String> cls : Menyimpan data kategori

(46)

3.4 Pemetaan Data

Dalam proses pemetaan data ini merupakan proses yang dilakukan

agar data siap diproses menggunakan sistem yang dibuat. Data akan

diproses memalalui tahapan sebagai berikut ini :

3.2.1 Tokenizing

Sebuah proses untuk memberi tanda atau sekaligus

menghilahkan tanda baca dalam sebuah artikel atau kalimat yang

akan diproses.

Data sebelum proses :

“Hanya masalahnya sampai sekarang dia baru bisa memahami seorang perempuan saja namanya wanita yang sabar

setiap bijaksana dan penuh kasih sayang.”

Data sesudah proses :

hanya masalahnya sampai sekarang dia baru bisa

memahami perempuan saja namanya wanita yang sabar

setia bijaksana penuh kasih sayang

3.2.2 Stopword Filtering

Adalah proses memerikasa kata yang seharusnya

dihilangkan untuk efisiensi proses klasifikasi karena kata tersebut

tidak banyak berpengaruh. Dafttar kata yang seharusnya dihilangkan

disimpan dalam stopword list. Kata yang dapat dihilangkan

misalnya adalah kata sambung yaitu : dan, yang, untuk , dsb

hanya masalahnya sampai sekarang baru bisa

memahami perempuan nama wanita sabar setia

(47)

3.2.3 Stemming

Proses mengubah data yang sudah didapat dari token diubah

menjadi bentuk kata dasarnya seperti dalam kamus besar bahasa

indonesia

3.2.4 Computation of TF-IDF Feature

Tabel 3. 1 Tabel hasil dari TF-IDF dengan data sebenarnya

(48)

atap 1 1 0.60206 0 0.60206 0 0

bantal 1 1 0.60206 0 0 0.60206 0

baru 1 1 0.60206 0.60206 0 0 0

begini 1 1 0.60206 0 0 0 0.60206

benar 1 1 0.60206 0 0 0.60206 0

berpintu 1 1 0.60206 0 0.60206 0 0

bersih 1 1 0.60206 0 0.60206 0 0

biasa 2 1 0.60206 0 0 1.20412 0

bicara 1 1 0.60206 0 0 0.60206 0

bijaksana 1 1 0.60206 0.60206 0 0 0

bisa 1 4 2 0.30103 0.30103 0 1.20412 0

cinta 1 1 0.60206 0 0.60206 0 0

dengan 1 1 0.60206 0 0 0.60206 0

3.5 Mengunakan sistem

Dalam sistem yang dibuat oleh penulis menggunkan libary dari

WEKA, di istem yang dibuat mengubah data input yang bisasanya

digunakan oleh WEKA mengunakan format .csv menjadi format .txt. Dalam

sistem yang dibuat data masukan akan dibuat menjadi dua .txt, yang satu

berfungsi sebagai inisia term atau daftar kata unik sedang yang kedua

sebagai informasi dari bobot tiap term di setiap dokumen yang ada.

Langkah pertama dalam membuat data inputan yaitu menggunakan

proses preprosesing untuk mendapatkan term yang akan dimasukan

kedalam .txt yang pertama yang digunakan dalam inisial term , selanjutnya

sistem akan memproses nilai bobot atau w dari semua term yang didapat

dari semua dokumen.

Setelah itu dilakukan proses sistem untuk menghitung akurasi yang

sudah tersedia didalam libary WEKA. Penyesuai inputan kedalam proses ini

mengunkan format yang sudah disesuaikan sehingga bisa diproses dengan

(49)

3.6 Struktur data

Struktur data dalam sistem akan memisahkan data yang termasuk

treaning dan testing.

Gambar 3. 2 Struktur Data

3.7 Desain Logikal (Logical Design) 3.4.1 DFD level 0

(50)

3.4.2 Desain Proses PI (Pemerolehan Informasi)

(51)

3.4.3 Desain Proses SVM kernel Polinomial

Gambar 3. 5 Diagram Alir Mengunkan sistem

(52)

BAB IV

IMPLEMENTASI SISTEM

4.1 Kebutuhan Perancangan Sistem

Kebutuhan dalam mengimplementasikan sistem pendukung

pengambilan keputusan pemilihan penerima beasiswa ini adalah :

4.1.1 Hardware

1. Procesor : Intel Core i3-4210U 1.7Ghz

2. Memori : 4 GB

3. Graphic Card : Nvidia GeForce 610M 2GB

4. Storage : 500GB

4.1.2 Software

1. IDE Netbeans 7.4

Sebagai IDE (Integrated Development Environment) untuk

membuat atau mengembangkan perangkat lunak (software).

4.2 Implementasi Prepocessing Kalimat

Proses ini berfungsi untuk membantu proses dalam membaca

dokumen dan juga sekaligus memproses dokumen menjadi data yang siap

di klasifikasikan.

4.2.1 Class Master

Berfungsi sebagai fungsi untuk menyimpan dokumen yang sudah

diproses dalam proses kata dasar dan pembatasan kata yang tidak

diperlukan.

public class Master { List<Kelas> classes; List<Dokumen> documents; String stem, stopword; Set<String> terms; Dokumen testDoc;

public Dokumen getTestDoc() { return testDoc; }

public void setTestDoc(Dokumen testDoc) { this.testDoc = testDoc;

(53)

}

(54)

4.2.2 Class Kelas

List Code 4. 1 Class Master

public class Kelas { private String nama;

private List<Dokumen> daftarDokumen;

public Kelas() {

public List<Dokumen> getDaftarDokumen() { return daftarDokumen;

(55)

4.2.3 Class Dokumen

public void addDokumen(Dokumen dokumen) { daftarDokumen.add(dokumen);

List<String> kamusStopWord; Set<String> kamusKataDasar; String filename;

List<String> daftarKata;

private boolean tokenized, removedStopWords, stemmed; private String fileKamusStopWord, fileKamusStemWord;

public String getFileKamusStopWord() { return fileKamusStopWord;

}

public void setFileKamusStopWord(String fileKamusStopWord) { this.fileKamusStopWord = fileKamusStopWord;

}

public String getFileKamusStemWord() { return fileKamusStemWord;

}

public void setFileKamusStemWord(String fileKamusStemWord) { this.fileKamusStemWord = fileKamusStemWord;

}

(56)

public Dokumen(String path) {

Logger.getLogger(Dokumen.class.getName()).log(Level.SEVERE, null, ex);

public void bacakamusstopword(String filename) { try {

(57)

kamusStopWord = new ArrayList<>();

throw new IllegalStateException("Dokumen belum di-tokenize"); }

throw new IllegalStateException("Stopwords belum dibuang"); }

(58)

4.2.4 Class Stopword

Berfungsi untuk memanggil kamus stopword bila belum tersedia

sekaligus memproses dalam tahapan stopword. bacakamusstopword(fileKamusStopWord); hapusstopword();

bacakamus(fileKamusStemWord); stem();

} }

List Code 4. 3 Class Dokumen

public class Tampilstopword {

public static void main(String[] args) { JFileChooser path = new JFileChooser();

FileFilter filter = (new FileNameExtensionFilter("Text files (*.txt)", "txt"));

path.addChoosableFileFilter(filter); path.setFileFilter(filter);

public static List<String> Tokenize(String Teks) { StringTokenizer token = new

StringTokenizer(Teks.toString().toLowerCase(), " .,()?!-_+:;/*&^%$#@!~[]{}=()");

return Collections.list((Enumeration) token); }

(59)

try {

public static List<String> hapusstopword(List<String> hasiltoken, List<String> stopwords) {

List<String> hasilstopword = new ArrayList<>(hasiltoken); Iterator<String> i = hasilstopword.iterator();

while (i.hasNext()) {

(60)

4.2.5 Class Mencari Bobot

Pemprosesan sebuah sistem untuk menentukan bobot di setiap

term yang didapat.

public static List<String> stem(Dokumen Dokumen, Set<String> kamus) {

Lemmatizer stemmer = new DefaultLemmatizer(kamus); List<String> hasil = new ArrayList<>(Dokumen.size()); for (String kata : Dokumen.daftarKata) {

List Code 4. 4 Class Tampil stopword

public class Mencari_bobot {

public static double dotproduct(double[] i, double[] j) { if (i.length != j.length) {

static class TermDocumentPair { public String term;

private Set<String> allTerms;

private Map<TermDocumentPair, Integer> tableTF; private Map<String, Integer> tableDF;

(61)

private Dokumen docTest;

public Dokumen getDocTest() { return docTest;

}

public void setDocTest(Dokumen docTest) { this.docTest = docTest;

public int getTermFrequency(String term, Dokumen doc) { TermDocumentPair key = new TermDocumentPair(term, doc); if (tableTF.containsKey(key)) {

(62)

private double idf1(String term) {

return Math.log(1000 / getDocumentFrequency(term)); }

public double getInverseDocumentFrequency(String term, int metode) { switch (metode) {

public double getWeight(String term, Dokumen doc) { return getTermFrequency(term, doc) *

getInverseDocumentFrequency(term,1); }

public double getInnerProduct(String term, Dokumen doc) { return getWeight(term, doc) * getWeight(term, docTest); }

(63)

Untuk memanggil semua sistem yang sudah dibuat sehingga

dokumen dapat diproses dengan semestinya.

4.3 Sistem Yang Digunakan Dari WEKA

Bagian ini berfungsi untuk memproses bagian dari pengklasifikasian

mengunakan SVM ini mengandung sistem untuk output dimana semua

sistem memanggil dari library WEKA yang sudah tersedia dari proses

looping hingga proses membandingkan dengan sendirinya dipangil di dalam

proses.

public void Preprocessing() { Tokenize();

bacakamusstopword(fileKamusStopWord); hapusstopword();

public double SVMOutput(int index, Instance inst) throws Exception {

(64)

} p1++; p2++;

} else if (ind1 > ind2) { p2++;

} else { p1++; } } } } else {

for (int i = m_supportVectors.getNext(-1); i != -1; i = m_supportVectors.getNext(i)) {

result += m_class[i] * m_alpha[i] * m_kernel.eval(index, i, inst); }

}

result -= m_b;

return result; }

(65)

Implementasi Klasifikasi

4.3.1 Proses Input Atribut

Proses ini sangan penting karena mengunkan sistem dari WEKA

maka program menyesuaikan dengan format yang digunakan oleh

WEKA dalam proses pengklasifikasian. Bila proses ini dilewatkan

maka sistem WEKA tidak bisa digunakan dan akan error dalam

pemanggilan WEKA.

ArrayList<Attribute> attrs = new ArrayList<>();

List<String> cls = Arrays.asList("Keadaan", "Komunikasi", "Pekerjaan", "Sifat", "Urutan Giliran", "Urutan Tindakan"); //<editor-fold desc="create attributes">

try {

(66)

4.3.2 Proses Input Bobot

Menginput bobot berfungsi untuk memberi nilai dalam setiap

term yang digunakan dalam proses WEKA berupa nilai dari tiap

bobot yang digunakan ditiap term dalam dokumen.

try {

(67)

4.3.3 Mengunkan WEKA

Berisi perintah untuk memanggil metode yang dimiliki oleh

libary dari WEKA ini memanggil sekaligus proses yang sudah

(68)

50

BAB V ANALISIS HASIL

5.1 Skema Pengujian

Pengujian dilakukan dengan menggunakan metode k-fold cross

validation. Dimana data training akan dibagi ke dalam sejumlah k fold. Setiap fold akan diisi dengan data training tiap kategori secara merata.

Setiap fold akan diperlakukan sebagai data testing dan data training

secara bergantian sesuai dengan dengan tahapan penghitungan akurasi,

dimana banyaknya tahapan penghitungan akurasi sama dengan jumlah fold.

Setelah semua tahapan proses penghitungan akurasi dilakukan, maka

seluruh data training yang diuji akan terklasifikasi, kemudian dihitung

persentase data yang terklasifikasi dengan tepat (sesuai dengan kategori

awal).

Dalam pengujian ini akan dilakukan sebanyak 2 kali yaitu yang

pertama 5 fold cross validation untuk dokumen yang mengandung enam

kategori dengan jumlah data sebanyak 108 data, kedua menggunakan 5 fold

cross validation untuk dokumen yang mengandung 6 kategori dengan jumlah data 36 data. Setiap pengujian disertakan dengan pengujian dimana

data test merupakan data traning.

Berikut ini rincian data yang akan dilakukan pengujian :

1. Pengujian 1

Diuji dengan metode akurasi cross-falidation. 5 fold cross

(69)

Table 5. 1 Data pengujin sebanyak 108 data

Kelas/Kategori Jumlah Data

Keadaan 33

Komunikasi 15

Pekerjaan 6

Sifat 12

Urutan giliran 22

Urutan tindakan 20

2. Pengujian 2

Diuji dengan metode akurasi cross-falidation. 5 fold cross

validation untuk. Jumlah data yang dipakai 36 data ,berikut data yang diuji :

Table 5. 2 Data pengujin sebanyak 36 data

Kelas/Kategori Jumlah Data

Keadaan 6

Komunikasi 6

Pekerjaan 6

Sifat 6

Urutan giliran 6

Urutan tindakan 6

5.2 Hasil Pengujian

Hasil pengujian ini merupakan perbandingan antara data yang sudah

diklasifikasikan oleh B.B Dwijatmoko dengan data yang diklasifikasi

menggunakan sistem. Hasil pengujian yang dilakukan dengan sistem

(70)

5.2.1 Pengujian 1

Gambar 5. 1 Hasil pengujian dengan 5 fold cross validation untuk 108 data

5.2.2 Pengujian 2

(71)

5.3. Analisa Hasil

Berdasarkan pada pengujian sebelumnya menggunakan jumlah

data yang diujikan berbeda sebagai berikut :

Table 5. 3 Hasil semua akurasi

Pengujian keterangan akurasi

1 Pengujian dengan 5 fold cross

validation untuk 108 data 51.51%

2 Pengujian dengan 5 fold cross

validation untuk 36 data 29.16%

Melihat dari tabel diatas penulis menyimpulkan bahwa data yang

dianalisa menggunakan k-fold dengan data yang lebih banyak memiliki

hasil yang lebih tinggi akurasinya, dibandingkan dengan jumlah data yang

lebih sedikit.

Data yang lebih banyak memiliki ciri atau kekhasan kalimat

sehingga lebih bisa membagi atau mengklasifikasikan dokumen/data

dengan lebih tepat dibandingkan dengan data yang lebih sedikit. Dari

perbedaan diatas bisa di ibaratkan bahwa data yang banyak akan dapat

menyimpulkan atau bisa lebih mebandingkan data yang satu dengan yang

lainnya ketika ada data baru masuk akan dengan mudah mendapat kategori

yang tepat. Sistem ini hanya membantu mengkelompokan data diwal namun

tidak bisa percaya begitu saja dengan sistem. Pengguna sistem perlu

melakukan pengecekan manual untuk membuktikan apa data atau dokumen

tersebut termasuk dari kategori yang sudah ditetapkan oleh sistem.

Pengujian satu dengan 108 data , memiliki akurasi tinggi data

dikategori keadaan memiliki data yang lebih banyak dari pada data yang

lain sehingga bisa membentuk pembanding dengan kategori lainya dengan

jelas sehingga data lebih banyak masuk kedalam kategori keadaan sejumlah

besar data sesuai dengan kategori keadaan ini yang membuat akurasi tinggi.

Dari hasil sistem dibagian confusion matrix bisa dilihat bahwa kategori

(72)

kategori keadaan masuk kedalam kategori komunikasi, sedang data yang

seharusnya masuk ke kategori lain malah masuk kedalam kategori keadaan

ini dikarenakan banyak data di kategori keadaan yang memiliki kemiripan

pada data di kategori lain yang hanya memiliki data sedikit yang susah

membentuk kekhasan atau batas yang jelas.

Grafik 5. 1 Perbandingan hasil uji akurasi

0,00% 10,00% 20,00% 30,00% 40,00% 50,00% 60,00%

Pengujian dengan 5 fold cross validation untuk 108 data

Pengujian dengan 5 fold cross validation untuk 36 data

(73)

55 BAB V1

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

Dari hasil pengujian dilakukan dengan menggunakan kernel

polinomial dengan data tranning sebanyak 108 dan data test sebanyak 108,

metode Support vector Machine mampu untuk mengklasifikasikan makna

kata “ sabar “ dengan tepat .

Sedang pengujian dengan 5 fold cross validation untuk memiliki

perbedaan hasil antara data sebanyak 108 dengan 36 data dikarenakan :

1. Data yang tidak sesuai dengan menggunakan metode SVM

dikarenakan kata sebuah data yang tidak memiliki nilai sendiri.

2. Terlalu jauhnya hasil nilai dari proses perhitungan yang

menyebabkan adanya selisih yang jauh sehingga menyebabkan

kesalahan dalam penentuan kelas.

3. Jumlah data pada tiap kategori menetukan akurasi dan juga

menetukan pembagian kategori yang lebih tepat.

4. Semakin banyak data yang berada di dalam satu kategori akan

semakin baik dalam mengklasifikasikan data yang lain.

6.2 Saran

Saran yang diberikan penulis untuk perbaikan sistem adalah :

1. Data dalam bentuk dokumen yang tidak memiliki bobot di

perhalus dalam pembobotan atau dalam proses Preposeesing.

2. Mencari data lebih banyak lebih baik dan sama banyak disetiap

(74)

56

Daftar Pustaka

Alkitab (Bible) Bahasa Indonesia. Google Play Store. Diunduh pada tanggal 31

Oktober 2016.

Dr. Kekre, H.B., Mishra, Dhirendra., dan Kariwala, Anirudh. 2011. A Survey of

CBRI Techniques and Saematics. International Jounal of Engineering

Science and Technology. Vil:3(5). Halaman : 4515.

Dwijatmoko, B.B. (2016) “IDEOLOGI KESABARAN DALAM KARYA

SASTRA INDONESIA” dalam Buku Kumpulan Makalah. Halaman : 103

-106.

Fairclough, N. 1995. Critical Discourse Analysis: The Critical Study of Language.

New York: Longman Group Limited.

Hasibuan, Zainal A dan Andri Yofi, Penerapan Berbagai Teknik Temu-Kembali

Informasi Berbasis Hiperteks, Makalah, Fakultas Ilmu Komputer,

Universitas Indonesia, 1998.

Hsu, Chih-Wei, Chih-Jen Lin. A Comparison of Methods for Multi-class Support

Vector Machine. IEEE Transactions on Neural Networks, 13(2):415-425.2002.

http://central.maven.org/maven2/nz/ac/waikato/cms/weka/weka-table/3.8.0/weka-stable-3.8.0-sources.jar di akses (24/01/2017 waktu 12.49 ).

http://nlp.stanford.edu/IR-book/html/htmledition/tokenization-1.html di akses

(10/01/20016 waktu 12.49 ).

http://www.scribd.com/doc/242024953/KLASIFIKASI-DOKUMEN-TEKS-MENGGUNAKAN-SVM-DTA-pdf#scribd di akses (10/01/2016 waktu

12.49 ).

http://www.stat.nctu.edu.tw/misg/WekaInC.ppt . Diakses (Jan 27 04:06:13 2017)

Krisantus Sembiring. 2007."Teknik Support vector Machine untuk Pendeteksian

Intrusi pada Jaringan". ITB.

Mooers, C. N. (1951). Zatocoding applied to mechanical organization of

(75)

O. Maimon, Data Mining And Knowledge Discovery Handbook. New York

Dordrecht Heidelberg London: Springer, 2010.

Salton, Gerard. 1989. Automatic Text Processing: The Transformation, Analysis,

and Retrieval of Information by Computer. AddisonWesley. 46, 194, 530. Subandi. 2011. Sabar: Sebuah Konsep Psikologi. Jurnal Psikologi. Vol. 38(2), hal.

215 – 227.

Wodak, R. dan Meyer, M. 2001. Methods of Critical Discourse Analysis. London:

Referensi

Dokumen terkait

Prestasi dapat dipengaruhi oleh faktor diantaranya faktor bimbingan orang tua, motivasi belajar dan lingkungan sekitar, Sebab bimbingan orang tua dan motivasi

Rasional : jalur yang paten untuk pemberian cairan cepat dan memudahkan perawat dalam melakukan control intake dan output cairan dan pembedahan ditunjukan pada

Kesehatan atau kondisi keuangan bank dan non keuangan bank merupakan kepentingan semua pihak terkait, baik pemilik, pengelola (manajemen) bank, masyarakat pengguna jasa bank,

Setiap film memiliki esensi yang berbeda-beda, akan tetapi tujuan dalam pembuatan film sendiri agar pesan yang ingin disampaikan kepada penonton dapat ditangkap dan

Desinfeksi dengan ozon pada air yang mengandung bahan organik tidak menghasilkan halogenated DBPs (TTHMs and HAA5s), namun demikian hasil samping proses desinfeksi dengan ozon

Dari hasil penelitian didapatkan hasil bahwa rata-rata perawat mampu menjawab pertanyaan dengan kategori benar sebanyak (62,82%), dari hasil ini dapat dilihat

Orangtua yang memiliki anak tunagrahita juga mempunyai kemampuan dalam hal keyakinan akan kemampuan diri sendiri, optimis, mandiri, tidak mementingkan diri sendiri

Memang pada satu sisi poligami yang terjadi dan yang sesuai dengan kehendak ayat diatas akan dapat meringankan berbagai kesulitan sosial yang dialami oleh perempuan, disamping