• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENERAPAN METODE MIND MAP UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA SEKOLAH DASAR MELALUI PEMBELAJARAN TEMATIK.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENERAPAN METODE MIND MAP UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA SEKOLAH DASAR MELALUI PEMBELAJARAN TEMATIK."

Copied!
37
0
0

Teks penuh

(1)

PENERAPAN METODE MIND MAP

UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA SEKOLAH DASAR MELALUI PEMBELAJARAN TEMATIK

SKRIPSI

diajukan untuk memenuhi sebagian dari syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Oleh

ILHAM MAULUDDIN NIM 1004186

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

KAMPUS TASIKMALAYA 2014

(2)

PENERAPAN METODE MIND MAP

UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA SEKOLAH DASAR MELALUI PEMBELAJARAN TEMATIK

Oleh

IlhamMauluddin

Sebuahskripsi yang diajukanuntukmemenuhisalahsatusyarat

memperolehgelarSarjanapada Program StudiPendidikan Guru SekolahDasar

© IlhamMauluddin 2014

UniversitasPendidikan Indonesia

Juni 2014

HakCiptadilindungiundang-undang.

Skripsiinitidakbolehdiperbanyakseluruhnyaatausebagian,

(3)

ILHAM MAULUDDIN

PENERAPAN METODE MIND MAP

UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA SEKOLAH DASAR MELALUI PEMBELAJARAN TEMATIK

disetujui dan disahkan oleh

Pembimbing I

Drs. Rustono W. S., M.Pd. NIP. 19520628 198103 1 001

Pembimbing II

Drs. H. Akhmad Nugraha, M.Si. NIP. 19591027 198611 1 001

Mengetahui

Ketua Program Studi PGSD UPI KampusTasikmalaya

(4)

vii

PENERAPAN METODE MIND MAP

UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA SEKOLAH DASAR MELALUI PEMBELAJARAN TEMATIK

ILHAM MAULUDDIN NIM 1004186

ABSTRAK

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh rendahnya hasil belajar siswa pada pembelajaran tematik, hal ini didasarkan pada data hasil wawancara dan kegiatan belajar mengajar peneliti di SDN 3 Cieunteung dalam rangka pelaksanaan PLP UPI Tasikmalaya tahun 2014, serta data hasil pretest sebelum kegiatan penelitian ini dilaksanakan yang menunjukkan bahwa banyak siswa tidak memenuhi kriteria ketuntasan minimal (KKM). Rendahnya hasil belajar siswa tidak terlepas dari rendahnya keterlibatan siswa dalam pembelajaran dan kemampuan guru dalam merencanakan dan melaksanakan kegiatan belajar mengajar. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perencanaan, pelaksanaan dan peningkatan hasil belajar siswa dalam pembelajaran tematik pada tema permainan melalui penerapan metode mind mapp. Metode pembelajaran mind map adalah metode melalui proses input-procces-output yang efektif dalam kegiatan pembelajaran. Selain itu metode mind map adalah metode yang dirancang oleh guru untuk membantu siswa dalam proses belajar yang berorientasi kepada pemahaman yang didapatkan oleh siswa sendiri dalam bentuk peta atau grafik, sehingga lebih mudah dan cepat dipahami oleh siswa. Pada penelitian ini, metode penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas (PTK) yang mengadaptasi dari model Kemmis dan Mc Taggart dengan tiga siklus. Subjek dalam penelitian ini adalah peneliti sendiri dan siswa-siswi kelas III SDN 3 Cieunteung, Kecamatan Cihideung, Kota Tasikmalaya yang berjumlah 35 orang. Pengumpulan data dilakukan melalui APKG, tes dan lembar observasi. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh peningkatan kemampuan guru dalam membuat rencana pelaksanaan pembelajaran mencapai 90,6%, peningkatan kemampuan guru dalam melaksanakan pembelajaran mencapai 92,50%, hasil belajar siswa pada aspek kognitif mencapai 82,8%, aspek afektif mencapai 80% dan aspek psikomotor mencapai 86,67%. Secara umum peningkatan terjadi setelah diterapkan metode mind map.

(5)

viii

MIND MAP METHODE APLICATION

TO INCREASES ELEMENTARY SCHOOL STUDENT STUDY RESULT WITH THEMATIC LEARNING

ILHAM MAULUDDIN NIM 1004186

ABSTRACT

This research motivated by the low student study result on thematic learning, this thing based on data of interview result and reseacher learning activity at elementary school 3 of Cieunteung in PLP UPI Tasikmalaya event on 2014, with data result of pretest before this research did which appear that many students not comply the criteria of kriteria ketuntasan minimal (KKM). The low student study result doesn’t apart from the low student involvement in learning and teacher capability planning and implement learning activity. This research has purpose to know planning, implementation and increasing of student study result in thematic learning on game’s theme through mind map method application. Mind map learning method is a process throuh inpup-process-output process that effective in learning activity. On the other hand, mind map method is the method that designed by teacher to help student in learning process which focus on to comprehension that got by student in front of map and graphic. So that easier and more quick to understood by student. On this research, reasearch method that use is penelitian tindakan kelas (PTK) which adapt from kemmis’s model and Mc Taggart with three cycle. Subject in this research is the reseacher and students grade 3 at elementary school 3 of Cieunteung, Cihideung Sub-district, Tasikmalaya City that amounted to 35 people. Collecting the data did through APKG, test and observation papper. Base on the research’s result, the increasing of teacher capability to make learning implementation planning achieve 90,6 %, teacher’s capability increasing to do learning activity achieve 92,50 %. Student study result on cognitive aspect achieve 82.8 %, affective aspect achieve 80 % and psychomotor aspect achieve 86,67 %. Generally increasing happen after applied by mind map method.

(6)

vi DAFTAR ISI

Halaman Pernyataan Keaslian Karya Ilmiah... i

Kata Pengantar... ii

Ucapan Terima Kasih... iii

Abstrak... iv

Daftara Isi... vi

Daftar Tabel... vii

Daftar Gambar... viii

Daftar Grafik... ix

Daftar Lampiran... x

BAB I : PENDAHULUAN A. Latar Belakang... 1

B. Identifikasi Masalah... 4

C. Rumusan Masalah... 5

D. Tujuan Penelitian... 5

E. Manfaat Penelitian... 5

F. Struktur Organisasi Skripsi... 6

BAB II: KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN & HIPOTESIS A. Kajian Pustaka... 8

B. Kerangka Pemikiran... 27

C. Hipotesis... 28

BAB III: METODE PENELITIAN A. Lokasi, Subjek dan Sample... 29

B. Prosedur Penelitian... 30

C. Metode Penelitian... 35

D. Definisi Opersional Variable... 37

E. Instrumen Penelitian... 37

F. Proses Pengembangan Instrumen... 38

G. Fokus Tindakan... 38

H. Teknik Pengumpulan Data... 39

I. Teknik Analisis Data... 40

J. Indikator Keberhasilan... 42

BAB IV: HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian... 43

B. Pembahasan Keseluruhan Tindakan Pembelajaran... 75

BAB V: SIMPULAN DAN REKOMENDASI A. Simpulan... 82

(7)

vii

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1. Jenis Data, Teknik, dan Instrumen Pengumpulan Data... 40

Tabel 4.1. Tabel Penilaian Kemampuan Guru dalam Merencanakan Pembelajaran... 44

Tabel 4.2. Tabel Penilaian Kemampuan Guru dalam Melaksanakan Pembelajaran... 45

Tabel 4.3. Tabel Penilaian Hasil Belajar Siswa dari Aspek kognitif... 46

Tabel 4.4. Tabel Hasil Penilaian Belajar Siswa dari Aspek Afektif... 47

Tabel 4.5. Tabel hasil Penilaian Belajar Siswa dari Aspek Psikomotor... 48

Tabel 4.6. Hasil Penilaian Kemampuan Guru Merencanakan Pelaksanaan Pembelajaran... 52

Tabel 4.7. Hasil Penilaian Kemampuan Guru Melaksanakan Proses Pembelajaran... 56

Tabel 4.8. Hasil Penilaian Pembelajaran Aspek Kognitif... 57

Tabel 4.9. Hasil Penilaian Pembelajaran Aspek Afektif... 57

Tabel 4.10. Hasil Penilaian Pembelajaran Aspek Psikomotor... 58

Tabel 4.11. Hasil Penilaian Kemampuan Guru Merencanakan Pelaksanaan Pembelajaran... 61

Tabel 4.12. Hasil Penilaian Kemampuan Guru Melaksanakan Proses Pembelajaran... 65

Tabel 4.13. Hasil Penilaian Pembelajaran Aspek Kognitif... 66

Tabel 4.14. Hasil Penilaian Pembelajaran Aspek Afektif... 67

Tabel 4.15. Hasil Penilaian Pembelajaran Aspek Psikomotor... 67

Tabel 4.16. Hasil Penilaian Kemampuan Guru Melaksanakan Proses Pembelajaran... 73

Tabel 4.17. Hasil Penilaian Pembelajaran Aspek Kognitif... 74

Tabel 4.18. Hasil Penilaian Pembelajaran Aspek Afektif... 75

Tabel 4.19. Hasil Penilaian Pembelajaran Aspek Psikomotor... 76

Tabel 4.20. Hasil Penilaian Kemampuan Guru Melaksanakan Proses Pembelajaran... 78

Tabel 4.21. Hasil Penilaian Pembelajaran Aspek Kognitif... 79

Tabel 4.22. Hasil Penilaian Pembelajaran Aspek Afektif... 80

(8)

viii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1. Fungsional Otak ... 19

Gambar 2.2. Perkembangan Aspek Afektif... 24

Gambar 2.3. Perkembangan aspek Psikomoto... 25

(9)

ix

DAFTAR GRAFIK

Grafik 4.1. Penilaian Kemampuan Guru Melaksanakan Proses Pembelajaran...78

Grafik 4.2. Penilaian Hasil Pembelajaran Aspek Kognitif... 79

Grafik 4.2. Penilaian Hasil Pembelajaran Aspek Afektif ... 80

(10)

x

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Siklus I...89

Lampiran siklus II... 109

Lampiran Siklus III... 129

(11)

1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Pembelajaran merupakan proses komunikasi dua arah, mengajar dilakukan oleh pihak guru sebagai pendidik, sedangkan belajar dilakukan oleh peserta didik atau siswa. Peran guru bukan semata-mata memberikan informasi, melainkan juga mengarahkan dan memberi fasilitas belajar agar proses belajar lebih memadai

(fasilisator). Pembelajaran sebagai proses belajar dibangun guru untuk mengembangkan kreativitas berpikir yang dapat meningkatkan kemampuan berpikir siswa, serta dapat meningkatkan kemampuan siswa mengkonstruksi pengetahuan baru sebagai upaya meningkatkan penguasaan yang baik terhadap materi pelajaran.

Namun, pada praktik pembelajaran siswa sering mengalami kesulitan pada pembelajaran, beberapa diantaranya seperti kesulitan dalam memusatkan perhatian, mengidentifikasi dan memproses materi yang disampaikan oleh guru. sehingga hal ini berakibat pada rendahnya hasil belajar. Padahal untuk mempelajari sesuatu dengan baik, siswa perlu mendengarnya, melihatnya, mengajukan pertanyaan tentangnya, dan membahas dengan orang lain (diskusi). Selain itu, siswa juga perlu mengerjakannnya; yakni menggambarkan sesuatu degan cara mereka sendiri, menunjukkan contohnya; mencoba memperaktekkan keterampilan, dan mengerjakan tugas.

Pembelajaran tematik diterapkan di kelas rendah (1, 2 dan 3) pada KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan), pemberlakuan tematik di kelas rendah adalah karena siswa sekolah dasar kelas rendah lebih berpikir konkrit dan luas, belum bisa berpikir abstrak. Kebijakan pemberlakuan pembelajaran tematik sudah seharusnya memberikan arah perbaikan, karena kebijakan yang diambil sudah berada pada jalur yang tepat, sehingga cita-cita besar pendidikan Indonesia

untuk mencerdaskan kehidupan bangsa bisa terwujud. Namun perbaikan tersebut

(12)

2

masih terbentur dengan pelaksanaan pembelajaran guru. Mayoritas guru menggunakan metode hampir sama, metode yang cenderung pasif serta kurang menarik minat siswa. Padahal dalam rambu-rambu pelaksanaan di sekolah dasar pembelajaran harus terpusat kepada siswa dan berpusat dari siswa (student centered), sehingga peran guru dalam hal ini adalah sebagai fasilitator alami. Oleh karena itu, perlu ada inovasi metode pembelajaran yang bisa menjadi prototipe keberhasilan dalam meningkatkan hasil belajar siswa.

Pembelajaran tematik adalah pembelajaran yang mengintegrasikan beberapa

kompetensi mata pelajaran ke dalam bentuk tema. sehingga perlu metode yang mampu meringkas dan menyederhanakan beberapa kompetensi mata pelajaran ke dalam bentuk tema. Menurut Tony Buzan (2008, hlm. 4) “Mind map merupakan teknik meringkas bahan yang akan dipelajari dan memproyeksikan masalah yang dihadapi ke dalam bentuk peta atau teknik grafik sehingga lebih mudah memahaminya”.

Berdasarkan karakteristik pembelajaran tematik kemudian pemaparan mengenai metode mind map maka metode yang cocok untuk pembelajaran tematik yaitu dengan menggunakan metode peta pikiran atau mind map, metode ini sebagai solusi beberapa permasalahan diatas. Pada metode ini siswa tidak perlu fokus untuk mencatat tulisan yang ada dipapan tulis secara keseluruhan, siswa hanya mengetahui inti masalah, kemudian membuat peta pikirannya masing-masing dengan kreativitasnya sendiri. Konsep mind map pada mulanya diperkenalkan oleh Tony Buzan tahun 1970-an. Teknik ini dikenal juga dengan nama Radiant Thinking.

Pembelajaran tematik di sekolah dasar dengan menggunakan metode mind map akan meningkatkan daya hafal, pemahaman konsep dan kreativitas siswa, karena kebebasan yang dimiliki siswa untuk berimajinasi. Sehingga dengan menggunakan metode pembelajaran mind map di sekolah dasar, diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

(13)

3

1. Mudah mengingat sesuatu

2. Mengingat fakta, angka dan rumus dengan mudah 3. Meningkatkan motivasi dan konsentrasi

4. Mengingat dan menghafal menjadi lebih cepat

Metode pembelajaran mind map atau peta pikiran, pernah diteliti oleh Wibowo (2006, hlm. 32) salah satu mahasiswa Universitas Negeri Medan, hasil penelitian menunjukkan adanya peningkatan yang signifikan, yakni hasil belajar siswa pada materi pokok thermodinamika setelah dilakukan metode pembelajaran mind map

atau peta pikiran. Hal ini dapat dilihat dari persentase rata-rata perolehan nilai pada saat pretest sebesar 37% menjadi 64,85% pada saat postes I (sesudah siklus I dilaksanakan) dan meningkat menjadi 85,42% pada saat postes II (sesudah siklus II dilaksanakan). Hal ini mengalami peningkatan persentase perolehan nilai sebesar 48,42%. Begitu juga hasil observasi aktivitas siswa, pada siklus I rata-rata skor aktivitas mecapai 82,79% atau dikatakan dalam katagori baik,dan pada siklus II diperoleh rata-rata skor dalam pembelajaran menerapkan peta pikiran meningkat menjadi 91,50% yang termasuk kategori sangat baik dan menunjukkan siswa semakin aktif dalam mengikuti pelajaran.

Observasi awal dilakukan oleh peneliti di SDN 3 Cieunteung, fakta hasil observasi tersebut menunjukkan bahwa pembelajaran yang dilakukan masih menggunakan metode konvensional dan hasil belajar siswa relatif rendah. Sehingga diharapkan metode mind map dapat meningkatkan kemampuan guru dalam merencanakan dan melaksanakan pembelajaran serta hasil belajar siswa kelas III SDN 3 Cieunteung dalam tema permainan, subtema uang.

Berdasarkan pemaparan yang disampaikan diatas, maka peneliti dapat mengambil kesimpulan bahwa metode pembelajaran mind map adalah metode melalui proses input-procces-output yang efektif dalam kegiatan pembelajaran. Oleh karena itu, peneliti merasa tertarik dan ingin mneliti lebih dalam tentang penerapan metode mind map sehingga mengajukan judul penelitian mengenai

(14)

4

B. Identifikasi Masalah

Pemaparan latar belakang di atas, menerangkan dan menjelaskan bahwa dalam pembelajaran tematik di kelas rendah, khususnya di kelas III semester 2, masih terdapat permasalahan, salah satunya permasalahan yang berkaitan dengan metode belajar.

Berdasarkan observasi lapangan, guru cenderung pasif pada saat pelaksanaan pembelajaran, sehingga hal ini berimplikasi kepada menurunnya motivasi belajar siswa untuk memahami dengan baik materi pelajaran yang disampaikan oleh

guru. Motivasi belajar yang rendah membuat hasil belajar rendah. Berkaitan dengan hal itu, salah satu penyebab guru relatif pasif dalam melaksanakan pembelajaran dipengaruhi oleh rencana pelaksanaan pembelajaran yang telah dibuat, guru membuat rencana pelaksanaan pembelajaran dengan jangka waktu satu semester sampai satu tahun, hal ini berarti dalam merencanakan pembelajaran guru tidak mendasarkan pada situasi dan kondisi yang terjadi pada kelasnya berdasarkan hasil evaluasi pembelajaran, terkadang bahkan ketika melaksanakan pembelajaran guru tidak melihat dan memahami terlebih dahulu rencana pelaksanaan yang telah dibuat. Namun selain kekurangan dalam merencanakan dan melaksanakan pembelajaran oleh guru, hasil belajar yang rendah juga tidak terlepas dari kurang aktifnya siswa dalam setiap pelaksanaan pembelajaran, tidak empati terhadap sahabat, kurang berani untuk maju dan mendemonstrasikan proses menjawab soal didepan kelas, kurangnya kerjasama dan tanggungjawab ketika dalam kelompok, kurang disiplin ketika pembelajaran, kurang teliti dalam menjawab soal dan kurang menjaga etika atau rasa hormat kepada guru. Mayoritasnya memang karena kurang menarik minat siswa dan kurang bervariasinya metode pembelajaran yang digunakan. Metode pembelajaran yang efektif dalam pembelajaran tematik di kelas rendah masih perlu diteliti agar hasil belajar siswa lebih maksimal, karena kesan belajar yang baik di tahap kelas rendah akan sangat berpengaruh kepada pencapaian pembelajaran di tahapan

(15)

5

C. Rumusan Masalah

Secara umum rumusan masalah penelitian ini adalah tentang bagaimana penerapan metode mind map untuk meningkatkan hasil belajar siswa sekolah dasar melalui pembelajaran tematik. Namun rumusan masalah yang umum ini perlu dirincikan menjadi rumusan masalah yang bersifat khusus dan merujuk kepada masalah inti, seperti yang dipaparkan pada identifikasi masalah diatas.

Adapun rumusan masalah khusus tersebut adalah sebagai berikut:

a) Bagaimana perencanaan pembelajaran tematik dengan penerapan metode mind

map untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada tema permainan, subtema uang?

b) Bagaimana pelaksanaan pembelajaran tematik dengan penerapan metode mind map untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada tema permainan, subtema uang?

c) Bagaimana peningkatan hasil belajar siswa dalam pembelajaran tematik pada tema permainan, subtema uang. setelah menerapkan metode mind map?

D. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini secara umum yaitu :

1. Meningkatkan perencanaan pembelajaran tematik pada tema permainan dengan penerapan metode mind map.

2. Meningkatkan pelaksanaan pembelajaran tematik pada tema permainan dengan penerapan metode mind map.

3. Meningkatan hasil belajar siswa dalam pembelajaran tematik pada tema permainan melalui penerapan metode mind map.

E. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis

Manfaat teoritis penelitian ini adalah menambah wawasan dan keilmuan serta data empirik mengenai penerapan metode mind map terhadap peningkatan hasil

(16)

6

2. Manfaat Praktis a. Bagi sekolah

Meningkatkan kualitas pendidikan di sekolah dasar dengan melaksanakan kegiatan belajar mengajar yang menerapkan metode pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik siswa sekolah dasar.

b. Bagi guru

Menambah alternatif metode pembelajaran yang inovatif, kreatif, apresiatif dan interaktif dalam pelaksanaan kegiatan belajar mengajar melalui

pembelajaran tematik yang bisa dilaksanakan oleh guru sehingga dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

c. Bagi siswa

Menciptakan pembelajaran yang menyenangkan dan membangkitkan antusiasme siswa terhadap pembelajaran dengan menggunakan metode mind map sehingga berpengaruh terhadap peningkatan hasil belajar siswa.

d. Bagi Peneliti

Memperoleh pengalaman dalam pembelajaran tematik dengan

menggunakan metode pembelajaran mind map dan dapat mengetahui hasil

penerapan dari metode pembelajaran tersebut terhadap hasil belajar.

F. Struktur Organisasi Skripsi 1. Bab I Pendahuluan

Pendahuluan terdiri dari latar belakang penelitian, identifikasi dan

perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan struktur

organisasi skripsi.

2. Bab II Kajian Pustaka, Kerangka Pemikiran, dan Hipotesis

Bab ini berisi penjelasa tentang kajian pustaka, kerangka pemikiran, dan

hipotesis.

3. Bab III Metode Penelitian

Terdiri atas lokasi dan subjek populasi/sampel penelitian, prosedur

(17)

7

penelitian, proses pengembangan instrumen, fokus tindakan, teknik

pengumpulan data, dan analisis data.

4. Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan

Bab ini mengemukakan tentang hasil penelitian yang dicapai dan

pembahasannya.

5. Bab V Kesimpulan dan Saran

Bab kesimpulan dan saran menyajikan penafsiran dan pemaknaan peneliti

(18)

30

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Lokasi, Subjek dan Sample 1. Lokasi Penelitian

Penelitian tindakan kelas ini dalam pelaksanaannya berlokasi di salah satu sekolah lokasi PLP yaitu di SD N 3 Cieunteung yang beralamat di Jalan

Cieunteung No. 123 Kelurahan Argasari Kecamatan Cihideung Kota Tasikmalaya. Penelitian ini dilaksanakan pada akhir semester II tahun pelajaran 2013/2014, yaitu sekitar bulan Mei 2014, disesuaikan dengan kalender pendidikan atau kalender akademik sekolah. Pertimbangan mendasar yang menjadi prioritas peneliti melaksanakan penelitian di lokasi tersebut adalah berdasarkan pada pengalaman kegiatan belajar mengajar peniliti selama melaksanakan program latihan profesi (PLP) yang diselenggarakan oleh UPI Tasikmalaya. Mayoritas guru menggunakan metode yang relatif sama dalam kegiatan belajar mengajar, lebih khusus lagi kegiatan belajar mengajar di kelas rendah, utamanya kelas III, sehingga berimplikasi pada rendahnya hasil belajar siswa di sekolah tersebut.

2. Subjek dan Sampel Penelitian

Subjek penelitian pada penelitian ini adalah guru (peneliti) dan siswa kelas III SD N 3 Cieunteng Kota Tasikmalaya yang berjumlah 35 siswa terdiri dari 16 orang siswa laki-laki dan 19 orang siswa perempuan. Karakteristik siswa kelas III adalah karakter aktif yang selalu antusias dengan hal-hal baru.

“Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut” (Sugiyono, 2010:118). Dalam menentukan sampel yang akan digunakan dalam penelitian maka digunakan teknik sampling jenuh. Menurut Sugiyono (2010:124) “Sampling jenuh adalah teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel” Berdasarkan teknik sampling

(19)

31

yang digunakan maka sampel penelitian adalah semua siswa kelas III SDN 3 Cieunteung yang berjumlah 35 siswa.

Dalam penelitian tindakan kelas ini, peneliti bekerjasama dengan guru wali kelas III SD N 3 Cieunteung sebagai peneliti mitra yang bernama Ai Nuraisyah untuk bertindak sebagai observer. Hal ini didasarkan atas pertimbangan bahwa beliau mempunyai pengalaman mengajar yang baik dan merupakan salah satu guru yang di tua-kan di SD N 3 Cieunteung.

B. Prosedur Penelitian

1. Orientasi dan identifikasi masalah

Orientasi adalah tahap dimana peneliti mengenal secara mendasar situasi dan kondisi yang terjadi dalam pembelajxaran tematik kelas III di SD N 3 cieunteung, setelah itu peneliti melakukan identifikasi berkaitan dengan permasalahan yang terjadi dalam kegiatan pembelajaran tersebut. Kemudian kegiatan orientasi dan identifikasi masalah dilakukan untuk mendapat gambaran permasalahan utama yang terjadi di dalam pembelajaran tematik kelas III SD N 3 Cieunteung, terutama dalam upaya guru mengelola pembelajaran serta meningkatkan hasil belajar siswa.

Berkaitan dengan hal tersebut diatas, maka dalam tahap orientasi dan identifikasi masalah pada pembelajaran tematik dengan tema uang kelas III di SD N 3 Cieunteung, hal-hal yang dilakukan peneliti adalah:

a. Identifikasi permasalahan yang dihadapi.

Observasi dan wawancara, serta hambatan yang dirasakan oleh peneliti selama pembelajaran kemudian dianalisis permasalahan apa saja yang muncul di lapangan. Kemudian peneliti memfokuskan pada salah satu permasalahan untuk dijadikan ide penelitian. Rendahnya hasil belajar siswa pada pembelajaran tematik, subtema uang, integrasi mata pelajaran IPS, Matematika dan Bahasa Indonesia menjadi masalah penelitian yang dipilih oleh peneliti.

(20)

32

melakukan studi dokumentasi terhadap hasil belajar siswa khususnya dalam pembelajaran tematik dengan tema uang. Kemudian data studi pendahuluan didukung pula oleh kegiatan wawancara dengan siswa dan guru wali kelas III di SD N 3 Cieunteung mengenai proses pembelajaran tematik yang biasa dilakukan, meliputi strategi, model, dan metode pembelajaran yang digunakan guru dalam pembelajaran tematik, sampai kepada kesulitan siswa dalam memahami materi pembelajaran.

Studi pendahuluan berupa observasi dan wawancara memberikan data-data

yang menjadi permasalahan dalam proses pembelajaran, setelah data tersebut terkumpul kemudian dianalisis secara mendalam dan terukur serta mempertimbangkan berbagai aspek dan kemungkinan yang terjadi saat pengambilan data. Kemudian berdasarkan hasil analisis data tersebut peneliti memfokuskan salah satu permasalahan untuk menjadi gagasan utama penelitian ini. Rendahnya hasil belajar siswa dalam tema uang melalui pembelajaran tematik menjadi permasalahan yang dipilih oleh peneliti.

b. Menganalisis penyebab permasalahan

Melaksanakan studi pendahuluan dengan melakukan identifikasi dan analisis terhadap dokumen-dokumen dan melakukan wawancara sampai mendapat permasalahan yang terjadi, maka peneliti menganalisis penyebab permasalahan itu terjadi. Peneliti fokus mengidentifikasi faktor-faktor yang menjadi unsur penyebab rendahnya hasil belajar siswa pada pembelajaran tematik, dengan tema uang.

c. Menganalisis kemungkinan pemecahan

Setelah faktor-faktor yang menjadi unsur penyebab rendahnya hasil belajar siswa pada pembelajaran tematik ditemukan, maka langkah selanjutnya adalah peneliti melakukan analisis berkaitan dengan kemungkinan pemecahan masalah.

2. Perencanaan tindakan penelitian

(21)

33

a. Merencanakan jumlah siklus

Penelitian tindakan kelas ini direncanakan akan dilaksanakan dalam 3 siklus pada bulan Mei 2014 disesuaikan dengan kalender pendidikan. Siklus I berorientasi pada kemampuan guru dalam penyusunan rencana pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran dengan penggunaan metode mind map, dan hasil belajar siswa tentang tema uang. Peneliti akan merefleksi tindakan yang telah dilaksanakan pada tiap siklusnya. Hasil refleksi tersebut menjadi acuan dasar peneliti untuk melihat apakah penelitian perlu dilanjutkan ke siklus berikutnya

atau cukup dengan satu siklus.

b. Merancang tindakan dalam bentuk rencana pelaksanaan pembelajaran Setelah merencanakan jumlah siklus, peneliti merumuskan tindakan yang akan dilakukan ke dalam bentuk rencana pelaksanaan pembelajaran. Di dalamnya memuat tiga kegiatan, terdiri dari kegiatan pendahuluan, inti, dan penutup.

c. Mempersiapkan fasilitas dan sarana yang diperlukan di kelas

Persiapan yang matang dalam melaksanakan pembelajaran, salah satunya adalah dengan ditunjangnya kegiatan pembelajaran oleh fasilitas yang efektif dan efisien. Dalam melaksanakannya adalah peran guru untuk mempersiapkan hal tersebut diatas, salah satunya adalah mempersiapkan media pembelajaran. d. Penentuan Observer

Sebagai penelitian tindakan kelas yang penelitinya masih belum memiliki pengalaman mengajar yang optimal, maka peneliti dalam hal ini bekerjasama dengan peneliti mitra. Peneliti mitra berasal dari guru yang berada di sekolah tersebut, peneliti mitra adalah guru wali kelas. Hal ini dimaksudkan untuk mempermudah peneliti berkomunikasi dan berkonsultasi dengan peneliti mitra, selain dari pada itu, peneliti mitra lebih mengetahui secara mendetail siswa dikelas yang akan diteliti. Peneliti mitra ini akan bertugas mengobservasi kinerja guru/peneliti dalam hal merencanakan pembelajaran berupa rencana

(22)

34

e. Mempersiapkan instrumen pengumpulan data

Setelah menentukan observer, langkah selanjutnya adalah mempersiapkan instrumen pengumpulan data. Teknik pengumpulan data dalam PTK ini menggunakan teknik observasi, wawancara dan juga tes tulis hasil belajar siswa. Untuk itu peneliti mempersiapkan instrumen penelitian yang akan digunakan dalam memperoleh data, seperti lembar observasi untuk memperoleh data tentang: 1) kemampuan guru dalam merencanakan pembelajaran yang terangkum dalam Alat Penilaian Kinerja Guru I; 2)

kemampuan guru dalam melaksanakan pembelajaran dengan metode mind map yang dirincikan dalam Alat Penilaian Kinerja Guru II; serta 3) penilaian hasil belajar siswa dalam ranah afektif dan psikomotor, serta ranah kognitif berupa tes hasil belajar. Instrumen lainnya adalah wawancara, catatan lapangan, dan sarana dokumentasi.

3. Pelaksanaan Tindakan Penelitian

Pelaksanaan PTK direncanakan dilakukan dalam 3 siklus secara berulang sesuai dengan model PTK Kemmis & Taggart, meliputi tahap-tahap: (1) perencanaan; (2) tindakan dan pengamatan; serta (3) refleksi. tahapan kegiatan-kegiatan yang dilakukan pada setiap siklus dapat digambarkan sebagai berikut: a. Siklus I

1) Tahap Perencanaan

Pada tahap perencanaan, peneliti melaksanakan 4 kegiatan awal yang akan menjadi acuan untuk tahap selanjutnya. Pada tahap ini, kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh peneliti adalah sebagai berikut:

a) Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan menerapkan metode mind map.

b) Mempersiapkan instrumen penelitian, instrumen digunakan untuk mengumpulkan data, sebagai acuan untuk menentukan pencapaian penelitian. c) Mengadakan konsultasi dengan dosen pembimbing berkenaan tentang rencana

pelaksanaan pembelajaran dan instrumen penelitian.

(23)

35

2) Tahap Tindakan dan observasi

Pada tahap ini, peneliti melaksanakan tindakan pembelajaran sesuai dengan RPP. Peneliti bertindak sebagai guru, sedangkan peneliti mitra bertindak sebagai observer. Pada tahap ini peneliti mitra melakukan kegiatan-kegiatan sebagai berikut:

a) Melakukan penilaian hasil belajar siswa dalam hal afektif dan psikomotor berupa lembar observasi yang telah dirancang sebelumnya, serta melakukan evaluasi terhadap hasil belajar kognitif siswa.

b) Melakukan penilaian terhadap pelaksanaan pembelajaran sesuai dengan rencana pelaksanaan pembelajaran, instrumen sudah disiapkan sebelumnya. 3) Refleksi

Pada tahap refleksi peneliti melakukan pengkajian terhadap tahap sebelumnya, yaitu tahap tindakan, tindakan mengenai keberhasilan atau kegagalan pencapaian tujuan. Sebelumnya guru sudah menyiapkan kriteria yang harus dicapai sebagai kategori pembelajaran yang berhasil. Kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan dalam tahap refleksi ini diantaranya:

a) Peneliti melaksanakan diskusi dengan peneliti mitra (observer) untuk melakukan analisis, sintesa, interpretasi, dan eksplanasi terhadap data yang telah diperoleh dari pelaksanaan tindakan pembelajaran berlangsung. Kegiatan refleksi tersebut lebih khusus berorientasi kepada kelemahan serta kelebihan pelaksanaan tindakan pembelajaran. Hasil refleksi kemudian digunakan sebagai bahan pertimbangan peneliti untuk memperbaiki tindakan pada siklus berikutnya.

b) Setelah dilaksanakan refleksi, maka peneliti menyusun hipotesis tindakan untuk langkah perbaikan pada siklus selanjutnya.

b. Siklus II

Siklus II ini merupakan perbaikan dan pengembangan dari siklus sebelumnya, berdasarkan temuan refleksi pada siklus I. Perbaikan dan

(24)

36

C. Metode Penelitian

Melaksanakan penelitian sangat erat kaitannya dengan metode yang digunakan, dalam penelitian ini metode yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas. Bentuk dari Penelitian Tindakan Kelas ini adalah PTK Kolaboratif-Partisipatoris. Kolaboratif-Partisipatoris dalam penelitian tindakan kelas bermakna bahwa penelitian tersebut merupakan penelitian yang mempunyai sifat kerja sama antara peneliti dan peneliti mitra (guru wali kelas). Peneliti membuat rencana pelaksanaan pembelajaran dengan penerapan metode mind map (peta pikiran),

sedangkan peneliti mitra bertindak sebagai observer dan memberikan kritik dan saran dari segi persiapan, pelaksanaan dan evaluasi serta melakukan supervisi untuk melakukan perbaikan pada siklus selanjutnya apabila muncul masalah dalam kegiatan proses pembelajaran di kelas.

Penelitian yang akan dilaksanakan yaitu Penerapan Metode Mind Map untuk meningkatkan hasil belajar siswa sekolah dasar kelas III berbasis pembelajaran tematik, bertempat di SD N 3 Cieunteung, Kecamatan Cihideung, Kota Tasikmalaya. Penelitian Tindakan Kelas ini merujuk pada model PTK menurut Stephen Kemmis dan Robin Mc Taggart. Model ini merupakan pengembangan dari konsep dasar model PTK yang telah dikemukakan oleh Kurt Lewin. Tindakan yang dilakukan pada setiap siklus akan selalu dievaluasi, dikaji, dan direfleksi dengan tujuan perbaikan proses dan meningkatkan efektivitas tindakan pada siklus berikutnya.

Penelitian tindakan kelas menurut model Kemmis & Taggart ini dilaksanakan dalam bentuk proses pengkajian bersiklus yang terdiri dari tiga tahap: (a) Perencanaan (planning); (b) Tindakan dan pengamatan (action & observation); serta (c) Refleksi (reflection). Setelah siklus I dilaksanakan, maka peneliti dan observer melakukan refleksi dan memberikan rekomendasi untuk perbaikan pada siklus selanjutnya. Secara lebih rinci pemaparan mengenai metode penelitian yang

(25)

37

Gambar 3.1 Model PTK Menurut Kemmis & Mc. Taggart

Kesimpulan Penelitian Rencana

tindakan

Refleksi

Pelaksanaan tindakan Observasi

Siklus I

Siklus II

Siklus III Rencana

tindakan

Refleksi

Pelaksanaan tindakan Observasi

Rencana tindakan

Refleksi

(26)

38

D. Definisi Operasional Variabel a. Metode Mind Map (Peta Pikiran)

Metode pembelajaran mind mapping adalah metode melalui proses input-procces-output yang efektif dalam kegiatan pembelajaran. Selain itu metode mind map adalah metode yang dirancang oleh guru untuk membantu siswa dalam proses belajar yang berorientasi kepada pemahaman yang didapatkan oleh siswa sendiri dalam bentuk peta atau grafik, sehingga lebih mudah dan

cepat dipahami oleh siswa. b. Hasil Belajar

Hasil belajar merupakan kemampuan-kemampuan yang dimiliki oleh siswa secara afektif, kognitif dan psikomotorik setelah siswa mengalami proses pembelajaran. Ketiga aspek tersebut harus berkembang saat terjadi pembelajaran kalau hanya salah satunya saja berarti bukan merupakan prodak hasil belajar dalam dunia pendidikan.

c. Pembelajaran Tematik

Pembelajaran tematik adalah pembelajaran yang mengintegrasikan berbagai kompetensi dalam beberapa mata pelajaran ke dalam sebuah tema. Tema yang tersebut kemudian lebih rinci dibuat kedalam bentuk sub tema.

E. Instrumen Penelitian

1. Alat Penilaian Kemampuan Guru

Dalam menilai kemampuan guru meliputi kemampuan guru dalam membuat perencanaan pembelajaran dan kemampuan guru dalam pelaksanaan proses pembelajaran, peneliti menggunakan instrumen yang diadaptasi dari Alat Penilaian Kinerja Guru (APKG) UPI Kampus Tasikmalaya.

2. Alat Penilaian Hasil Belajar Siswa

Hasil belajar siswa tidak hanya satu aspek kognitif saja, melainkan meliputi aspek kognitif, afektif dan psikomotor. Dalammenilai hasil belajar siswa pada

(27)

39

menilai hasil belajar siswa pada aspek kognitif, peneliti menggunakan instrumen tes. Menurut Arikunto (2010: 193) “tes adalah serangkaian pertanyaan yang digunakan untuk mengukur keterampilan pengetahuan, intelegensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki individu atau kelompok”.

F. Proses Pengembangan Instrumen

Penggunaan instrumen dalam penelitian tindakan kelas ini dirancang dan dikembangkan oleh peneliti. Instrumen penelitian untuk menilai kemampuan guru

dalam membuat rencana pelaksanaan pembelajaran dan untuk menilai kemampuan guru dalam melaksanakan proses pembelajaran adalah alat penialaian kinerja guru (APKG) yang telah dirancang tim PLP UPI Tasikmalaya, dalam proses pengembangannya peneliti melaksanakan uji validasi ahli terlebih dahulu, dengan cara melaksanakan konsultasi kepada dosen pembimbing. Tidak hanya itu, instrumen berupa lembar observasi dan tes, yang beran sebagai instrumen untuk menilai hasil belajar siswa dari aspek kognitif, afektif dan psikomotor juga dilakukan validisi ahli dengan cara mengkonsultasikan instrumen yang telah dirancang kepada dosen pembimbing.

G. Fokus Tindakan

Fokus tindakan dapat didefinisikan sebagai hal-hal atau aspek-aspek utama yang akan dilihat peningkatannya pada setiap siklus tindakan, siklus tindakan pada penelitian ini dibagi menjadi tiga siklus untuk mendapatkan validasi dari data yang akan diambil. Hal ini didasarkan pada anggapan bahwa dengan pengambilan data yang ganjil, akan meminimalisisr terjadinya hasil penelitian yang netral. Adapun fokus tindakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: a. Kinerja Guru

Meningkatkan kemampuan guru dalam perencanaan, pelaksanaan dan usaha dalam meningkatkan hasil belajar siswa kelas III tentang tema permainan, sub

(28)

40

b. Siswa

Meningkatkan hasil belajar siswa tentang tema permainan, sub uang melalui penerapan metode mind map di kelas III SD N 3 Cieunteung, berbasis pembelajaran tematik.

H. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data adalah hal penting dalam penelitian sebuah

penelitian tindakan kelas yang merupakan salah satu contoh dari penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif mempunyai karakteristik penelitian yaitu; alamiah, sumber data primer; lebih banyak berperanserta, wawancara mendalam, dokumentasi dan intsrumen utamanya adalah peneliti sendiri. Namun, jika fokus penelitian telah jelas, maka peneliti dapat mengembangkan instrumen tersebut untuk dapat melengkapi data serta menjadi perbandingan dengan data yang telah diperoleh melalui observasi dan wawancara. Peneliti secara pasti melaksanakan penelitian di lapangan, mengumpulkan data untuk kemudian di analisis, setelah itu peneliti bisa membuat kesimpulan.

Dalam penelitian tindakan kelas ini, peneliti menggunakan instrumen penelitian yang telah dirancang berdasarkan analisis data hasil observasi dan dikonsultasikan kepada dosen pembimbing. Adapun jenis data, teknik, dan instrumen penelitian yang akan digunakan dapat dilihat dalam tabel berikut:

Tabel 3.1

Jenis Data, Teknik, dan Instrumen Pengumpulan Data

No. Jenis Data Teknik Instrumen

1. Alat Penilaian Kinerja Guru dalam membuat rencana

pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan metode

mind map.

Observasi Lembar Observasi

2. Alat Penilaian Kinerja Guru dalam melaksanakan

pembelajaran dengan menggunakan metode mind map.

Observasi Lembar Observasi

3. Hasil belajar siswa selama pembelajaran, meliputi;

kognitif, afektif, dan psikomotor.

Tes dan

observasi

Lembar soal evaluasi

(29)

41

Berdasarkan kebutuhan penelitian dalam rangka mengumpulkan data, maka peneliti mengambil data dengan beberapa teknik utama. Adapun teknik yang peneliti gunakan adalah sebagai berikut:

1. Teknik observasi

Teknik observasi digunakan untuk mengumpulkan data dan gambaran tentang proses pembelajaran tematik dengan menggunakan metode mind map serta peningkatan hasil belajar pada setiap siklus. Instrumen yang digunakan

berupa lembar observasi. 2. Teknik wawancara

Teknik wawancara bertujuan untuk mengumpulkan data dan gambaran tentang konsep awal, sikap siswa terhadap pembelajaran tematik menggunakan metode mind map, pra-tindakan dan pasca-tindakan. Instrumen yang digunakan berupa panduan wawancara.

3. Teknik tes

Teknik tes digunakan bertujuan untuk mengumpulkan data dan gambaran tentang hasil belajar dari aspek kognitif siswa serta perkembangan yang terjadi pada setiap siklus. Instrumen yang digunakan berupa instrumen tes tertulis. 4. Triangulasi

Teknik triangulasi bertujuan untuk dapat menggunakan teknik pengumpulan data yang berbeda-beda tapi dari sumber yang sama. Peneliti menggunakan observasi, wawancara mendalam dan dokumentasi secara serempak untuk sumber data yang sama. Selain itu untuk memeperkuat data yang ada, peneliti menggunakan instrumen catatan lapangan.

I. Teknik Analisis Data 1. Teknik Analisis Kuantitatif

Data kuantitatif diperoleh dari hasil tes yang dilakukan setiap akhir

(30)

42

a. Pemberian nilai dan penskoran terhadap jawaban siswa b. Mencari rata-rata nilai yang diperoleh siswa, melalui rumus :

R = ∑

Keterangan : R = Nilai rata-rata

∑ = Jumlah semua nilai siswa

∑ = Jumlah siswa

c. Menghitung presentasi ketuntasan belajar siswa secara klasikal dengan menggunakan rumus:

P = ∑

∑ x 100%

Keterangan : P = Ketuntasan belajar

∑ = Jumlah siswa yang tuntas belajar

∑ = Jumlah seluruh siswa 100% = Bilangan tetap

Analisis data dilaksanakan mulai dari sebelum pembelajaran, ketika pembelajaran, sampai setelah melaksanakan pembelajaran. Sedangkan hasil penelitian di deskripsikan sesuai dengan data yang telah di dapatkan.

2. Teknik Analisis Kualitatif

Pada penelitian tindakan kelas ini, data-data kualitatif diperoleh dari hasil

wawancara terhadap siswa dan guru ketika studi pendahuluan, serta diperoleh dari hasil observasi selama proses pembelajaran berlangsung. Bersandar kepada apa yang disampaikan oleh Sugiyono (2012, hlm. 336) bahwa “analisis data dalam penelitian kualitatif dilakukan sejak sebelum memasuki lapangan, selama di lapangan, dan setelah selesai di lapangan”. Langkah-langkah yang dilaksanakan dalam analisis data kualitatif ini secara garis besar yaitu sebagai berikut:

a. Mengkaji dan menelaah lembar observasi yang telah dikumpulkan.

b. Mencacah data hasil observasi dengan skala yang telah ditentukan sebelumnya. c. Menganalisis tingkat keberhasilan aspek-aspek yang diobservasi dengan

(31)

43

Hasil analisis data kualitatif menjadi acuan untuk dapat memperlihatkan perubahan-perubahan yang terjadi, diantaranya yaitu; kemampuan guru dalam merencanakan pembelajaran (dinilai dengan menggunakan APKG I), kemampuan guru dalam melaksanakan pembelajaran (dinilai dengan menggunakan APKG II), serta kemampuan afektif dan psikomotor siswa pada tiap siklus (dinilai dengan menggunakan lembar observasi.

J. Indikator Keberhasilan

Agar pelaksanaan tindakan yang dilakukan dalam penelitian tindakan kelas ini tepat sasaran, maka ditetapkan standar keberhasilan yang dapat dilihat dari : 1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang dilaksanakan dikatakan berhasil apabila nilai yang diperoleh pada setiap siklus mengalami peningkatan mencapai nilai 75%, pada lembar observasi berupa alat penilaian kinerja guru I. 2. Pelaksanaan Pembelajaran

Pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan dikatakan berhasil bila mengalami peningkatan rata-rata hasil belajar mencapai nilai 75%. Hal ini sesuai dengan pendapat Mulyasa (2007, hlm. 218) yang menyatakan bahwa

Kualitas pembelajaran dapat dilihat dari segi proses dan dari segi hasil. Dari segi proses, pembelajaran dikatakan berhasil dan berkualitas apabila seluruhnya atau setidaknya sebagian besar 75% siswa terlibat aktif, baik fisik, mental, maupun sosial dalam proses pembelajaran ...

3. Hasil Belajar Siswa

(32)

83

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas (PTK) yang telah dilaksanakan di SD N 3 Cieunteung, Kecamatan Cihideung, Kota Tasikmalaya mengenai penerapan metode mind map untuk meningkatkan hasil belajar siswa sekolah dasar melalui pembelajaran tematik di kelas III semester 2, yang melalui 3

siklus ini dapat menyimpulkan sebagai berikut:

1. Pada perencanaan sebelum tindakan terdapat kekurangan dalam penetapan metode dan penggunaan media pembelajaran yang cenderung kaku, namun terjadi perubahan pada penggunaan media pembelajaran dan penetapan metode pembelajaran pada siklus I. Walaupun sudah berusaha optimal pada siklus I, namun dalam melaksanakan perencanaan untuk siklus II tetap ada perbaikan pada perencanaan pembelajaran. Barulah kemudian pada siklus III, perencanaan masih menggunakan rencana pelaksanaan pembelajaran pada siklus II, karena telah mendapat titik penilaian yang cukup memuaskan.

2. Pada pelaksanaan peneliti dibantu oleh peneliti mitra, pembelajaran sebelum tindakan terpusat kepada gur dan menggunakan metode yang kurang memabngkitkan semangat belajar siswa. Setelah dilaksanakan tindakan dengan menggunakan metode mind map kemudian dilengkapi dengan pembelajaran diskusi kelompok, demonstrasi dan tanya jawab pada tema permainan dengan sub tema uang, membuat siswa sangat senang dalam mengekspresikan materi yang mereka pahami dalam bentuk mind map, penuh warna dan gambar.

Siswa semakin tertarik dengan pembelajaran dengan diciptakannya sistem kompetisi melalui pemberian hadiah untuk kelompok dan individu aktif bertanya, kompak, disiplin dan menghormati teman sejawat beserta guru.

Selain itu di akhir pelaksanaan pembelajaran siswa semakin senang dengan

(33)

83

permainan sebelum pulang yang unik, pada kegiatan inti selalu dilakukan penumbuhan jiwa kompetisi pada individu dan kelompok, sedangkan permainan unik yang dilakukan oleh guru bersifat koordinatif.

3. Pencapaian hasil penelitian, dilihat dari meningkatnya rata-rata hasil penilaian pada kemampuan guru merencanakan pembelajaran, meningkatnya kemampuan guru melaksanakan pembelajaran dan meningkatnya rata-rata hasil belajar siswa pada aspek kognitif, afektif dan psikomotor. Hal ini semakin menguatkan bahwa pembelajaran tematik dengan menerapkan metode mind

map adalah pembelajaran yang memberikan dampak positif pada proses dan hasil pembelajaran.

B. Saran

Berdasarkan paparan simpulan diatas, dalam rangka perbaikan tindakan selanjutnya, maka berikut peneliti sampaikan saran terkait penelitian yang telah dilaksanakan. Adapun sarannya adalah sebagai berikut:

1. Penerapan metode mind map pada pembelajaran tematik membutuhkan pengelolaan kelas dan waktu yang baik untuk optimalisasi pelaksanaannya, sehingga diperlukan perencanaan yang matang agar kelas senantiasa aktif dan penggunaan waktu dalam pembelajaran lebih efektif.

2. Siswa sangat senang dalam nuansa kompetisi untuk mendapatkan hadiah, namun perlu guru ingat bahwa kompetisi penting, tapi koordinasi (kerjasama) lebih penting. Sehingga peneliti yang akan melaksanakan penelitian dengan menggunakan metode diharapkan mempersiapkan dengan matang pemaparan mengenai hal tersebut diatas.

3. Penelitian yang dilaksanakan masih mengalami kekurangan, salah satunya adalah koordinasi dengan metode penelitian dan teknik pengumpulan data yang sederhana. Alangkah lebih baiknya bila metode penelitian dan teknik

(34)

85

(35)

86

DAFTAR PUSTAKA

A. Sumber Tercetak (Buku)

Ahmadi. (1997). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Gramedia

Arikunto, S. (2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta

Buzan. Tony. (2004). Mind Map: Untuk meningkatkan Kreativitas. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Buzan, Tony. (2008). Buku Pintar Mind Map. Jakarta : Pt. Gramedia Pustaka Utama, Cet. VI.

Buzan, Tony. (2011). Buku Pintar Mind Map. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Dimyati Dan Mudjiono. (1999). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta. Rineka Cipta

Fathurrohman, P dan Sutikno, S.M. (2009). Strategi Pembelajaran Inovatif Bandung: UIN Sunan Gunung Djati.

Hamalik, Oemar. (2006). Proses Belajar Mengajar. Bandung. Bumi Aksara

Hudojo, H.,et al. (2002). Peta Konsep. Jakarta: Makalah disajikan dalam Forum Diskusi Pusat Perbukuan Depdiknas

Ibrahim & Syaodih. (2010). Penelitian Tindakan Kelas Itu Mudah. Jakarta: Rineka Cipta

Jensen, Eric dan Karen Makowitz. (2002). Otak Sejuta Gygabite: Buku Pintar Membangun Ingatan Super. Bandung : Kaifa.

(36)

87

Jihad, A. & Abdul Haris. (2013). Evaluasi Pembelajaran. Yogyakarta: Multi Pressindo

Kemendikbud. (2013). Kurikulum 2013. jakarta

Mulyasa. (2007). Menjadi guru Profesional menciptakan Pembelajaran Kreatif dan Menyenangkan. Bandung : PT Remaja Rosdakarya

Muslich, Mansur. (2008). Pembelajaran Berbasis Kompetensi dan kontekstual. Jakarta: Bumi Aksara

Porter. De Bobbi dan Hernacki.(1999). Quantum Learning: Membiasakan Belajar Nyaman dan Menyenangkan. Bandung : Kaifa.

Rudonaviola, Melia. (2011). Pengaruh Penggunaan Metode Mind Writing terhadap Hasildan Motivasi Belajar Menulis Karangan NarasiSiswa Kelas V Sekolah Dasar Negeridi Gugus66 Kota Bandung. Tesis Magister Pendidikan pada PPS UPI Bandung: tidak diterbitkan.

Sugiarto, Iwan. (2004). Mengoptimalkan Daya Kerja Otak Dengan Berfikir Holistik dan Kreatif. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama.

Sugiyono. (2010). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Suherman, Erman dkk.(2001). Srategi Belajar Mengajar Kontemporer. Bandung : JICA.

Sutikno, S.M. (2008). Belajar Dan Pembelajaran. Bandung: Prospect Bantung.

Uno, B. Hamzah. (2008). Perencanaan Pembelajaran. Jakarta: PT Bumi Aksara

(37)

88

Wibowo. (2006). Peningkatan hasil belajar siswa pada materi pokok thermodinamika menggunakan metode pembelajaran mind map atau peta pikiran. Skripsi. S-1 Kimia. Universitas Negeri Medan

Windura, Sutanto. (2013). Mind Map untuk Siswa, Guru dan Orang Tua. Jakarta: Gramedia

Yunsirno. (2010). Keajaiban Belajar. Pontianak: Pustaka Jenius Publishing.

B. Sumber Tercetak (Jurnal)

Gambar

Gambar 3.1 Model PTK Menurut Kemmis & Mc. Taggart
Tabel 3.1

Referensi

Dokumen terkait

Taksiran bawah dilakukan dengan caramenaksir hasil operasi hitung dengan membulatkan semua. suku dalam operasi hitung kedalam pembulatan tertentu yang ada dibawahnya, baik

• mendapatkan banyak informasi penting yang diperlukan untuk memilih suatu produk yang akan dibeli melalui internet. • lebih efektif

MSF spectral-spatial algorithm grown of markers is used to improve classes' classification in SVM algorithm.. Finally, a spectral-spatial classification map is obtained

Berdasarkan permasalahan yang ada, maka jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian yuridis empiris. Metode pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini

4.4 Pembahasan Hasil Penelitian Berdasarkan pengujian hipotesis yang telah dilakukan, peneliti dapat membuktikan bahwa variabel skeptisisme profesional, independensi, dan

Pada perencanaan desain PLTMH data diambil dari nilai debit yaitu pada pengukuran dengan debit sebesar 0,1 m 3 /det dan head efektif sebesar 46,5m .Dengan

Pendapatan dari luar usaha yang diterima petani juga tidak lebih baik dari pendapatan dalam usahatani, sehingga rumahtangga hendaknya mengalokasikan waktu kerja

Meskipun peneliti belum menemukan penelitian terdahulu yang secara langsung memaparkan dampak konseling kelompok dengan teknik cognitive restructuring dalam meningkatkan