• Tidak ada hasil yang ditemukan

MENGUNGKAP KREATIVITAS SERTA PEMAHAMAN KONSEP SISWA SMA MELALUI PEMBUATAN MEDIA DIORAMA PADA KONSEP PENCEMARAN LINGKUNGAN.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "MENGUNGKAP KREATIVITAS SERTA PEMAHAMAN KONSEP SISWA SMA MELALUI PEMBUATAN MEDIA DIORAMA PADA KONSEP PENCEMARAN LINGKUNGAN."

Copied!
48
0
0

Teks penuh

(1)

Yussi Nurkhalisa Azmi, 2013

Mengungkapkan Kreativitas Serta Pemahaman Konsep Siswa SMA Melalui Pembuatan Media Diorama Pada Konsep Pencemaran Lingkungan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

MENGUNGKAP KREATIVITAS SERTA PEMAHAMAN KONSEP SISWA SMA

MELALUI PEMBUATAN MEDIA DIORAMA PADA KONSEP PENCEMARAN

LINGKUNGAN

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana

Pendidikan

Program Studi Pendidikan Biologi

Oleh :

Yussi Nurkhalisa Azmi

0907137

JURUSAN PENDIDIKAN BIOLOGI

FAKULTAS PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

(2)

Yussi Nurkhalisa Azmi, 2013

Mengungkapkan Kreativitas Serta Pemahaman Konsep Siswa SMA Melalui Pembuatan Media Diorama Pada Konsep Pencemaran Lingkungan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

MENGUNGKAP KREATIVITAS SERTA PEMAHAMAN

KONSEP SISWA SMA MELALUI PEMBUATAN MEDIA

DIORAMA PADA KONSEP PENCEMARAN LINGKUNGAN

Oleh

Yussi Nurkhalisa Azmi

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Fakultas Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan

Alam

© Yussi Nurkhalisa Azmi 2013 Universitas Pendidikan Indonesia

Agustus 2013

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

(3)

Yussi Nurkhalisa Azmi, 2013

Mengungkapkan Kreativitas Serta Pemahaman Konsep Siswa SMA Melalui Pembuatan Media Diorama Pada Konsep Pencemaran Lingkungan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu YUSSI NURKHALISA AZMI

MENGUNGKAP KREATIVITAS SERTA PEMAHAMAN KONSEP SISWA

SMA MELALUI PEMBUATAN MEDIA DIORAMA PADA KONSEP

PENCEMARAN LINGKUNGAN

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH

PEMBIMBING:

Pembimbing I,

H. Riandi, Dr., M.Si NIP. 196305011988031002

Pembimbing II,

H. Andrian Rustaman, Drs., M.Ed.Sc. NIP. 195002011984011001

Mengetahui,

Ketua Jurusan Pendidikan Biologi FPMIPA UPI

(4)

Yussi Nurkhalisa Azmi, 2013

Mengungkapkan Kreativitas Serta Pemahaman Konsep Siswa SMA Melalui Pembuatan Media Diorama Pada Konsep Pencemaran Lingkungan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran mengenai tingkat kreativitas serta pemahaman konsep siswa pada materi pencemaran lingkungan. Metode penelitian yang digunakan adalah mixed methods. Siswa dibagi kedalam enam kelompok dan masing-masing kelompok ditugaskan membuat diorama mengenai konsep pencemaran lingkungan yang kemudian dipresentasikan. Tingkat kreativitas siswa diukur dengan menggunakan “Creative Product Analysis Matrix” (CPAM). Pemahaman konsep siswa diukur dengan menggunakan 15 soal pilihan ganda dan 6 soal uraian. Kemudian dilakukan wawancara pada masing-masing kelompok. Hasil penelitian menunjukkan terdapat tiga kelompok dengan tingkat kreativitas cukup, satu kelompok memiliki tingkat kreativitas tinggi, dan dua kelompok memiliki tingkat kreativitas sangat tinggi. Hasil penelitian juga menunjukkan pemahaman konsep siswa 52,9% termasuk kategori tinggi, 8,8% termasuk kategori sedang dan 38,2% termasuk kategori rendah. Hasil uji statistik dengan one sample T test menunjukkan terdapat perbedaan yang signifikan antara nilai siswa dengan nilai kriteria ketuntasan minimal (KKM), dimana nilai siswa lebih kecil dibandingkan dengan nilai KKM. Berdasarkan hasil wawancara, siswa dengan pemahaman konsep yang rendah memiliki tingkat kontribusi paling sedikit terhadap pembuatan diorama. Hal tersebut menunjukkan bahwa pembuatan diorama yang kemudian dipresentasikan dapat membantu siswa dalam memahami konsep-konsep pencemaran lingkungan, namun tidak mampu membantu siswa memenuhi nilai KKM.

Kata kunci: Tingkat kreativitas, pemahaman konsep, diorama, model synectics.

ABSTRACT

(5)

Yussi Nurkhalisa Azmi, 2013

Mengungkapkan Kreativitas Serta Pemahaman Konsep Siswa SMA Melalui Pembuatan Media Diorama Pada Konsep Pencemaran Lingkungan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

pass criteria, where student’s score are lower than minimum pass criteria. Based on group interview, student with low understanding have a low contribution in the making of diorama. It shows that the making of diorama, combine with diorama presentation can help students to understand environmental contamination topic, but it cannot helping students to reach minimum pass criteria.

(6)

Yussi Nurkhalisa Azmi, 2013

Mengungkapkan Kreativitas Serta Pemahaman Konsep Siswa SMA Melalui Pembuatan Media Diorama Pada Konsep Pencemaran Lingkungan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu DAFTAR ISI B. Identifikasi dan Perumusan Masalah ………. C. Batasan Masalah ……….…... D. Tujuan Penelitian ..………. E. Asumsi ………... F. Hipotesis ……….... G. Manfaat Penelitian ………..………...

BAB II TINGKAT KREATIVITAS SERTA PEMAHAMAN KONSEP SISWA DALAM PEMBUATAN MEDIA DIORAMA PADA KONSEP PENCEMARAN LINGKUNGAN 2. Pemahaman Konsep Sebagai Hasil Belajar ………. C. Media Diorama ..………... D. Model Pembelajaran Synectics ..………. E. Tinjauan Materi Pencemaran Lingkungan ……….………....

BAB III METODE PENELITIAN

(7)

Yussi Nurkhalisa Azmi, 2013

Mengungkapkan Kreativitas Serta Pemahaman Konsep Siswa SMA Melalui Pembuatan Media Diorama Pada Konsep Pencemaran Lingkungan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

E. Prosedur Pelaksanaan Penelitian ...………. F. Instrumen Penelitian ………..……….... G. Proses Pengembangan Instrumen ……….. H. Teknik Pengumpulan Data ………...……….. I. Pengolahan dan Analisis Data ……… J. Alur Penelitian ………

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Tingkat Kreativitas Siswa Berdasarkan Penilaian Produk Kreatif 1. Hasil Penelitian ………..………..

2. Pembahasan ………..

B. Pemahaman Konsep Siswa Berdasarkan Diorama Yang Dibuatnya 1. Hasil Penelitian ..………... 2. Pembahasan ………...………...

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

(8)

Yussi Nurkhalisa Azmi, 2013

Mengungkapkan Kreativitas Serta Pemahaman Konsep Siswa SMA Melalui Pembuatan Media Diorama Pada Konsep Pencemaran Lingkungan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

3.1 Intrumen yang Digunakan dalam Penelitian ………... 3.2 Kisi-Kisi Rubrik Penilaian Produk Diorama ………... 3.3 Kisi-Kisi Instrumen Soal Pilihan Ganda ………..………... 3.4 Interpretasi Besarnya Validitas ……… 3.5 Rekapitulasi Hasil Uji Validitas Butir Soal Pilihan Ganda …………. 3.6 Rekapitulasi Hasil Uji Validitas Butir Soal Uraian ………. 3.7 Klasifikasi Daya Pembeda ………... 3.8 Rekapitulasi Hasil Uji Daya Pembeda Soal Pilihan Ganda …………. 3.9 Klasifikasi Indeks Kesukaran ……….. 3.10 Rekapitulasi Perhitungan Tingkat Kesukaran Butir Soal Pilihan

Ganda ………...

3.11 Rekapitulasi Perhitungan Tingkat Kesukaran Butir Soal Uraian …… 3.12 Rekapitulasi Efektivitas Distraktor Butir Soal Pilihan Ganda …...…. 3.13 Penentuan Tingkat Kreativitas Berdasarkan Penilaian Produk

Kreatif ………..

3.14 Kategorisasi Tingkat Pemahaman Konsep Siswa ………...…..…….. 3.15 Kategorisasi Pemahaman Konsep Siswa Berdasarkan Persentase

Skor Rata-Rata Siswa ………... 4.1 Persentase Perolehan Nilai Kelompok Berdasarkan Indikator

Kreativitas dalam Diorama ……….. 4.2 Rekapitulasi Data Pemahaman Konsep Siswa Melalui Tes Pilihan

Ganda ……….………..

4.3 Pengelompokan Nilai Pemahaman Konsep Siswa ……….. 4.4 Persentase Pemahaman Konsep Siswa Berdasarkan Jenjang

Kognitif ……….……...

4.5 Persentase Pemahaman Konsep Siswa Berdasarkan Jenjang Kognitif

pada Setiap Kategori ………

4.6 Persentase Skor Rata-Rata Siswa pada Setiap Indikator ………. 4.7 Rekapitulasi Data Nilai Pemahaman Konsep Siswa Melalui Tes

Uraian ………..

4.8 Pengelompokan Nilai Pemahaman Konsep Siswa ……….. 4.9 Rekapitulasi Data Pemahaman Konsep Siswa Melalui Tes Pilihan

Ganda dan Uraian ………

4.10 Pengelompokkan Nilai Pemahaman Konsep Siswa ……….... 4.11 Hasil Pengolahan Data dengan SPSS 16 ……….

(9)

Yussi Nurkhalisa Azmi, 2013

Mengungkapkan Kreativitas Serta Pemahaman Konsep Siswa SMA Melalui Pembuatan Media Diorama Pada Konsep Pencemaran Lingkungan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

2.1 Contoh Diorama ……… 3.1 Bagan Alur Penelitian ………... 4.1 Persentase Tingkat Kreativitas yang Dimiliki Siswa Berdasarkan

Penilaian Produk Kreatif ………...

4.2 Persentase Kreativitas Siswa Secara Kelompok Berdasarkan Indikator Kreativitas yang Dinilai Melalui Dimensi Produk Kreatif ... 4.3 Persentase Nilai Rata-Rata Siswa Berdasarkan Masing-Masing

Indikator Kreativitas ……….

4.4 Perbandingan Persentase Skor Rata-Rata Siswa pada Setiap Jenjang Kognitif Berdasarkan Kategori Siswa dalam Tingkat Pemahaman

Konsep ………..

4.5 Persentase Rata-Rata Pemahaman Siswa Berdasarkan Jenjang

Kognitif ……….………

4.6 Persentase Pemahaman Konsep Siswa Berdasarkan Indikator yang

Digunakan ……….

4.7 Persentase Kategori Pemahaman Konsep Siswa Berdasarkan Hasil

Tes Uraian ……….

23 53 56 57 58

(10)

Yussi Nurkhalisa Azmi, 2013

Mengungkapkan Kreativitas Serta Pemahaman Konsep Siswa SMA Melalui Pembuatan Media Diorama Pada Konsep Pencemaran Lingkungan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu DAFTAR LAMPIRAN

Standar Isi yang Digunakan dalam Penelitian ………..

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) ………..

Instrumen Penilaian Produk Diorama ……….

Kisi-Kisi Tes Pemahaman Konsep ……...………

Rubrik Penilaian Tes Pemahaman Konsep ……….. Pedoman Wawancara ……...………..………..

Rekapitulasi Hasil Analisis Butir Soal Menggunakan

ANATES ………...………... Rekapitulasi Hasil Penilaian Produk Kreatif .………...

Rekapitulasi Hasil Tes Pemahaman Konsep Soal Pilihan

Ganda……….………....

Rekapitulasi Hasil Tes Pemahaman Konsep Soal Uraian ……… Rekapitulasi Hasil Tes Pemahaman Konsep Soal Pilihan Ganda

dan Uraian ……… Rekapitulasi Hasil Wawancara ………. Data Hasil Perhitungan dengan SPSS ……….. Dokumentasi Kegiatan Penelitian ……… Surat Izin Penelitian ………. Surat Keterangan Telah Melaksanakan Penelitian ………...

(11)

Yussi Nurkhalisa Azmi, 2013

Mengungkapkan Kreativitas Serta Pemahaman Konsep Siswa SMA Melalui Pembuatan Media Diorama Pada Konsep Pencemaran Lingkungan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik aktif mengembangkan potensi dirinya (Undang-Undang SISDIKNAS No. 20/2003). Sedangkan tujuan dari pendidikan itu sendiri tercantum dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional, yang menyebutkan bahwa pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdasakan kehidupan bangsa. Pendidikan bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

Pendidikan merupakan salah satu bentuk perwujudan kebudayaan manusia yang dinamis dan sarat perkembangan. Pendidikan yang mampu mendukung pembangunan dimasa mendatang adalah pendidikan yang mampu mengembangkan potensi peserta didik, sehingga mampu menghadapi dan memecahkan permasalahan bangsa dalam menghadapi era globalisasi. Pendidikan harus senantiasa mengalami perubahan dan perkembangan sesuai dengan kebutuhan zaman yang bersifat dinamis. Hingga pada akhirnya, pendidikan mampu mengembangkan potensi peserta didik dan tujuan pendidikan pun dapat tercapai.

(12)

Yussi Nurkhalisa Azmi, 2013

Mengungkapkan Kreativitas Serta Pemahaman Konsep Siswa SMA Melalui Pembuatan Media Diorama Pada Konsep Pencemaran Lingkungan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

pada awal tahun 2010 mengambil tema “The Child Friendly School” yang merupakan gagasan utama pendidikan abad ke-21. Tema ini diambil karena pendidikan diberbagai belahan dunia, tengah dilanda oleh kekhawatiran bahwa pendidikan kini telah berubah menjadi penjara. Peserta didik dimatikan kreativitasnya demi mencapai berbagai standar pendidikan (Dananjaya, 2010).

Akibatnya pendidikan bukan lagi suatu proses yang membebaskan peserta didik untuk mengembangkan potensinya, tetapi sekedar untuk mendapatkan ijazah. Hal ini dapat terlihat bahwa ranah kognitif yang meliputi pengetahuan, ingatan, dan kemampuan berpikir logis atau penalaran lebih banyak diunggulkan dalam proses pembelajaran. Sementara perkembangan ranah afektif (sikap dan perasaan) dan ranah psikomotorik (keterampilan) kurang diperhatikan dan dikembangkan. Oleh karena ranah kognitif lebih dititik beratkan, maka kegiatan belajar pun lebih kepada pelajaran mengingat dan menghafal, akibatnya kreativitas siswa kurang dapat berkembang.

Proses pendidikan yang baik bukan melalui cara-cara menghafal saja, tetapi juga mengasah kemampuan berpikir yang kreatif sehingga peserta didik menjadi manusia-manusia yang kreatif. Sebagai negara berkembang, Indonesia sangat membutuhkan tenaga-tenaga kreatif yang mampu memberikan sumbangan bermakna kepada ilmu pengetahuan, teknologi, serta kepada kesejahteraan bangsa pada umumnya. Sehubungan dengan hal ini, pendidikan hendaknya tertuju pada pengembangan kreativitas peserta didik agar kelak dapat memenuhi kebutuhan pribadi dan kebutuhan masyarakat dan negara (Munandar, 2009).

Namun pada kenyataannya, realitas seperti ini tidak hanya terjadi di Indonesia, tetapi juga di negara-negara lain, sebagaimana dinyatakan oleh Guilford dalam pidato pelantikannya sebagai Presiden dari American Psychological Association, bahwa:

(13)

Yussi Nurkhalisa Azmi, 2013

Mengungkapkan Kreativitas Serta Pemahaman Konsep Siswa SMA Melalui Pembuatan Media Diorama Pada Konsep Pencemaran Lingkungan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

dengan menguasai teknik-teknik yang diajarkan, namun mereka tidak berdaya jika dituntut memecahkan masalah yang memerlukan cara-cara yang baru. Guilford juga menyatakan bahwa pengembangan kreativitas ditelantarkan dalam pendidikan formal, padahal amat bermakna bagi pengembangan potensi anak secara utuh dan bagi kemajuan ilmu pengetahuan dan seni budaya. Guilford menekankan betapa penelitian dalam bidang kreativitas sangat kurang. Perusahaan-perusahaan mengakui makna yang sangat besar dari gagasan-gagasan baru. Banyak departemen pemerintah mencari orang-orang yang memiliki potensi kreatif-inventif. Namun kebutuhan-kebutuhan ini belum cukup dapat dilayani. Oleh karenanya, kreativitas seseorang harus dikembangkan, salah satunya melalui pendidikan formal (Munandar, 2009).

Dalam upaya mengembangkan kreativitas pesera didik, maka guru harus mampu menciptakan metode pembelajaran yang dapat mengasah potensi siswa serta mampu menganalisis tingkat kreativitas yang dimiliki oleh peserta didik, sehingga proses pengembangan kreativitas dapat terukur dan terevaluasi ketercapaiannya. Selain itu, Dacey (Munandar, 2009) mengungkapkan bahwa terdapat lima alasan penting mengapa tingkat kreativitas perlu dinilai, yaitu: 1) untuk tujuan pengayaan (enrichment), 2) remedial, 3) bimbingan kejuruan, 4) penilaian program pendidikan, dan 5) mengkaji perkembangan kreativitas pada berbagai tahap kehidupan.

(14)

Yussi Nurkhalisa Azmi, 2013

Mengungkapkan Kreativitas Serta Pemahaman Konsep Siswa SMA Melalui Pembuatan Media Diorama Pada Konsep Pencemaran Lingkungan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Selain penilaian kreativitas, pemahaman konsep siswa juga tidak kalah penting untuk dinilai. Hal tersebut dikarenakan dengan penilaian pemahaman konsep, siswa dapat mengetahui sejauh mana telah berhasil mengikuti pelajaran yang diberikan oleh guru dan guru dapat mengetahui siswa mana yang berhak melanjutkan pelajarannya karena sudah menguasai bahan dan siswa mana yang belum berhasil menguasai bahan sehingga guru dapat memberikan perhatian dan perlakuan tertentu terhadap siswa yang dididiknya. Selain itu guru dapat mengetahui apakah materi yang diajarkannya serta metode yang digunakannya sudah tepat bagi siswa (Arikunto, 2009).

Apabila siswa dilibatkan secara langsung dalam pembuatan diorama, maka diorama bisa menjadi bahan bagi siswa untuk mengasah kreativitasnya serta menjadi objek evaluasi bagi guru untuk dapat mengetahui sejauh mana tingkat kreativitas dan pemahaman konsep siswa. Salah satu konsep dalam biologi yang wajib dipahami oleh siswa tingkat SMA adalah konsep mengenai pencemaran lingkungan. Pencemaran lingkungan memiliki konsep-konsep yang memuat komponen yang beragam serta dapat diamati di lingkungan sekitar siswa. Materi pencemaran lingkungan ini memiliki potensi yang besar untuk mengasah kemampuan siswa dalam berkreativitas sekaligus mengukur tingkat pemahaman siswa, yaitu dengan menuangkan gagasan-gagasan siswa terkait konsep pencemaran lingkungan tersebut ke dalam bentuk diorama. Berdasarkan uraian tersebut, maka penulis merasa tertarik untuk melakukan penelitian mengenai “Mengungkap Kreativitas serta Pemahaman Konsep Siswa SMA Melalui Pembuatan Diorama pada Konsep Pencemaran Lingkungan”.

B. Identifikasi dan Perumusan Masalah

Agar proses penelitian melalui penciptaan karya diorama ini lebih terarah,

maka diuraikan rumusan masalah sebagai berikut: “Bagaimana tingkat kreativitas

(15)

Yussi Nurkhalisa Azmi, 2013

Mengungkapkan Kreativitas Serta Pemahaman Konsep Siswa SMA Melalui Pembuatan Media Diorama Pada Konsep Pencemaran Lingkungan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Berdasarkan rumusan masalah, maka dapat dijabarkan pertanyaan-pertanyaan penelitian yang melatarbelakangi penciptaan karya diorama tersebut. Pertanyaan tersebut diantaranya:

1. Bagaimana tingkat kreativitas siswa secara kelompok berdasarkan penilaian produk kreatif (diorama) yang telah dibuatnya?

2. Bagaimana pemahaman konsep siswa mengenai materi pencemaran lingkungan berdasarkan karya diorama yang telah dibuatnya?

C. Batasan Masalah

Untuk lebih mengarahkan penelitian yang dilakukan, maka peneliti membatasi permasalahan sebagai berikut:

1. Kreativitas siswa

Dalam mengukur tingkat kreativitas seseorang, Amabile (Murniati, 2011), mengungkapkan bahwa kreativitas seseorang dapat diukur melalui berbagai dimensi, diantaranya dimensi proses, kepribadian, dan produk kreatif. Dalam penelitian ini, kreativitas siswa diukur hanya dibatasi pada dimensi produk kreatif yang mencakup aspek kebaruan (novelty), pemecahan (resolution), dan kerincian (elaboration) dan sintesis. Penilaian diukur dengan menggunakan rubrik penilaian produk kreatif yang didasarkan pada Bessemer dan Treffinger

(1981) yang dikenal sebagai “Creative Product Analysis Matrix” (CPAM) dan wawancara. Melalui penilaian produk kreatif (dalam hal ini adalah diorama), didapatkan tingkat kreativitas siswa secara kelompok.

2. Pemahaman konsep siswa

(16)

Yussi Nurkhalisa Azmi, 2013

Mengungkapkan Kreativitas Serta Pemahaman Konsep Siswa SMA Melalui Pembuatan Media Diorama Pada Konsep Pencemaran Lingkungan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

dengan ketercapaian nilai KKM sebesar 75, sehingga dapat diketahui efektivitas pembuatan diorama terhadap pemahaman konsep siswa.

3. Konsep yang digunakan dalam penelitian ini mengenai pencemaran lingkungan dan dibatasi pada konsep-konsep tententu yang dapat divisualisasikan dalam bentuk diorama. Diantaranya konsep mengenai efek rumah kaca, pencemaran air, hujan asam, pencemaran karena faktor alam, dampak pertambahan sumber daya manusia terhadap sumber daya lingkungan, dan eutrofikasi. Dalam pembuatan diorama digunakan pula aplikasi dari konsep mengenai daur ulang limbah.

D. Tujuan Penelitian

Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk memperoleh gambaran mengenai tingkat kreativitas serta pemahaman konsep siswa pada materi pencemaran lingkungan. Adapun tujuan khusus dari penelitian ini yaitu:

1. Memperoleh gambaran mengenai tingkat kreativitas siswa secara kelompok melalui pembuatan produk kreatif berupa diorama dalam pembelajaran biologi. 2. Mendapatkan informasi mengenai pemahaman konsep siswa mengenai materi pencemaran lingkungan berdasarkan diorama yang dibuat oleh siswa sehingga dengannya diketahui pula efektivitas pembuatan diorama dalam membantu siswa memahami konsep pencemaran lingkungan.

E. Asumsi

Berikut adalah asumsi-asumsi yang menjadi landasan penelitian ini:

1. Kreativitas merupakan suatu kemampuan yang dimiliki oleh setiap orang dengan tingkat yang berbeda-beda. Produk kreatif merupakan kriteria puncak untuk menilai tinggi rendahnya kreativitas seseorang (Supriadi, 2001).

(17)

Yussi Nurkhalisa Azmi, 2013

Mengungkapkan Kreativitas Serta Pemahaman Konsep Siswa SMA Melalui Pembuatan Media Diorama Pada Konsep Pencemaran Lingkungan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

melakukan aktivitas synectics, maka proses pembelajaran menjadi aktif sebagai akibat dari usaha siswa mencari analogi yang sesuai untuk memahami topik, sehingga pemahaman konsep siswa menjadi lebih baik (Ramasami, 2002).

F. Hipotesis

Berdasarkan asumsi mengenai adanya pengaruh pembentukan analogi (dimana dalam penelitian ini pembentukan analogi berupa pembuatan diorama) terhadap pemahaman siswa, maka hipotesis penelitian ini adalah:

- (H0): Tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara nilai siswa dengan nilai kriteria ketuntasan minimal.

- (H1): Terdapat perbedaan yang signifikan antara nilai siswa dengan nilai kriteria ketuntasan minimal.

G. Manfaat Penelitian

Dalam penelitian ini terdapat beberapa manfaat yang diharapkan dapat dirasakan oleh berbagai pihak, diantaranya:

a. Penulis

Melalui penelitian ini, penulis mampu menggambarkan tingkat kreativitas serta pemahaman konsep siswa berdasarkan diorama yang dibuat oleh siswa. Dengannya diharapkan akan semakin banyak inovasi dalam proses evaluasi pembelajaran yang mampu menggali kemampuan siswa pada berbagai aspek, sehingga kemampuan siswa dapat dinilai lebih meluas, tidak hanya sekedar evaluasi melalui test tertulis yang hanya mengukur kemampuan siswa dari sisi kognitif saja.

b. Siswa

(18)

Yussi Nurkhalisa Azmi, 2013

Mengungkapkan Kreativitas Serta Pemahaman Konsep Siswa SMA Melalui Pembuatan Media Diorama Pada Konsep Pencemaran Lingkungan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

daur ulang, kemampuan mentransformasikan pengetahuan menjadi sebuah karya, kemampuan bekerjasama, mengasah keterampilan siswa untuk membuat suatu karya yang menarik, serta kemampuan siswa dalam mempresentasikan hasil karya yang telah dibuatnya. Selain itu, siswa dapat mengetahui sejauh mana tingkat pemahaman konsep yang dimilikinya mengenai konsep pencemaran lingkungan.

c. Guru

(19)

Yussi Nurkhalisa Azmi, 2013

Mengungkapkan Kreativitas Serta Pemahaman Konsep Siswa SMA Melalui Pembuatan Media Diorama Pada Konsep Pencemaran Lingkungan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu BAB III

METODE PENELITIAN

A. Lokasi dan Subjek Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN) 22 yang berlokasi di Jalan Rajamantri Kulon No. 17a Bandung. Penelitian dilakukan pada tanggal 15 Mei - 29 Mei 2013. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa SMAN 22 Bandung. Sedangkan sample pada penelitian ini adalah 34 orang siswa kelas X-9 SMAN 22 Bandung semester genap tahun ajaran 2012/2013. Subjek penelitian dipilih secara purposive sampling. Purposive sampling adalah teknik penentuan sample dengan pertimbangan tertentu (Sugiyono, 2012). Pertimbangan pengambilan sample dalam penelitian ini adalah kelas X-9 merupakan kelas yang seringkali dipercaya sekolah untuk mengelola majalah dinding sekolah karena dianggap memiliki kreativitas yang lebih baik dibandingkan kelas lainnya.

B. Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian campuran (mixed methods). Mixed methods adalah suatu metode yang berfokus pada pengumpulan data dan menganalisis data dengan cara perpaduan antara pendekatan kuantitatif dan kualitatif untuk menemukan hasil penelitian yang lebih baik dibandingkan jika hanya menggunakan salah satu pendekatan saja. Mixed methods menghasilkan fakta yang lebih komprehensif dalam meneliti masalah

(20)

Yussi Nurkhalisa Azmi, 2013

Mengungkapkan Kreativitas Serta Pemahaman Konsep Siswa SMA Melalui Pembuatan Media Diorama Pada Konsep Pencemaran Lingkungan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

dalam penelitian ini bertujuan untuk memperoleh informasi mengenai efektivitas penggunaan model synectics melalui penugasan pembuatan diorama terhadap pemahaman konsep siswa.

C. Desain Penelitian

Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah triangulation design. Tujuan desain ini adalah untuk memperoleh data yang berbeda tetapi

saling melengkapi untuk meneliti masalah penelitian dengan topik yang sama. Model triangulation design yang digunakan dalam penelitian ini adalah model a one-phased model yaitu peneliti menggabungkan dua jenis data, dengan cara

analisis data yang berbeda pada masing-masing data yang selanjutnya dua jenis data tersebut diinterpretasikan hasilnya (Creswell&Clark dalam Saepul, 2012). Paradigma dalam penelitian model ini dapat digambarkan sebagai berikut:

D. Definisi Operasional

1. Mengungkap Kreativitas

Menentukan tingkat kreativitas siswa yang terbagi menjadi lima kategori, yaitu sangat tinggi, tinggi, cukup, kurang, dan kurang sekali. Tingkat kreativitas siswa diukur melalui penilaian produk kreatif berdasarkan aspek kebaruan (novelty), pemecahan (resolution) dan kerincian (elaboration) dan sintesis.

2. Pemahaman Konsep

Kualitatif Kuantitatif

(21)

Yussi Nurkhalisa Azmi, 2013

Mengungkapkan Kreativitas Serta Pemahaman Konsep Siswa SMA Melalui Pembuatan Media Diorama Pada Konsep Pencemaran Lingkungan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Tingkatan dimana siswa tidak sekedar mengetahui konsep-konsep biologi, melainkan benar-benar memahaminya dengan baik. Hal tersebut ditunjukkan oleh kemampuan siswa dalam mengejakan soal pilihan ganda dan uraian serta kemampuan siswa dalam menjawab pertanyaan-pertanyaan guru saat melakukan wawancara.

3. Diorama

Diorama merupakan pola atau corak tiga dimensi suatu adegan atau pemandangan yang dihasilkan dengan menempatkan objek dan tokoh di depan latar belakang dengan perspektif yang mendekati sebenarnya sehingga dapat menggambarkan keadaan yang sebenarnya.

E. Prosedur Pelaksanaan Penelitian

Prosedur penelitian yang dilakukan diuraikan dalam tiga tahapan, yaitu tahap persiapan, tahap pelaksanaan, dan tahap penyusunan laporan akhir.

1. Tahap Persiapan Penelitian

Terdiri dari kegiatan-kegiatan berikut ini: a. Perumusan masalah penelitian.

b. Kajian pustaka mengenai penilaian tingkat kreativitas siswa melalui dimensi produk dan penguasaan konsep siswa.

c. Penyusunan perangkat pembelajaran (rencana pelaksanaan pembelajaran) d. Penyusunan instrumen penelitian berupa format penilaian produk, daftar

pertanyaan terkait konsep, dan rubrik wawancara.

e. Judgement kepada dosen untuk memberikan masukan berupa saran perbaikan terhadap instrumen yang telah disusun.

(22)

Yussi Nurkhalisa Azmi, 2013

Mengungkapkan Kreativitas Serta Pemahaman Konsep Siswa SMA Melalui Pembuatan Media Diorama Pada Konsep Pencemaran Lingkungan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

h. Analisis hasil uji coba instrumen daftar pertanyaan terkait konsep meliputi perhitungan validitas, reliabilitas, daya pembeda, tingkat kesukaran, dan kualitas pengecoh.

i. Revisi instrumen hasil uji berdasarkan analisis butir soal yang diujicobakan. j. Penentuan subjek penelitian.

2. Tahap Pelaksanaan Penelitian

Terdiri dari kegiatan-kegiatan berikut ini:

a. Melaksanakan kegiatan pembelajaran mengenai konsep pencemaran lingkungan selama dua kali pertemuan. Pada pertemuan pertama dilakukan penyampaian materi dan siswa diberi tugas kelompok untuk membuat diorama berdasarkan konsep pencemaran lingkungan yang telah ditentukan. Pembuatan diorama dilakukan diluar jam pelajaran. Pertemuan kedua digunakan untuk penyampaian materi dan konseling kesulitan siswa dalam pembuatan diorama. Pertemuan ketiga digunakan untuk presentasi hasil pembuatan diorama siswa secara kelompok.

b. Tes pemahaman konsep mengenai konsep pencemaran lingkungan berdasarkan diorama yang dibuat oleh siswa untuk mendapatkan data mengenai penguasaan konsep siswa.

c. Melakukan wawancara pada masing-masing kelompok mengenai proses pembuatan diorama, kendala yang dihadapi selama proses pembuatan diorama, pembagian ranah kerja dalam kelompok, serta menggali penguasaan konsep siswa secara lebih jauh mengenai konsep pencemaran lingkungan yang diangkat sebagai tema diorama yang mereka buat.

3. Tahap Penyusunan Laporan Akhir

(23)

Yussi Nurkhalisa Azmi, 2013

Mengungkapkan Kreativitas Serta Pemahaman Konsep Siswa SMA Melalui Pembuatan Media Diorama Pada Konsep Pencemaran Lingkungan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

b. Pengolahan data hasil penelitian berdasarkan cara pengolahan data yang ditentukan.

c. Proses analisis data hasil penelitian. d. Penarikan kesimpulan.

F. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian merupakan alat yang digunakan untuk mengumpulkan data penelitian. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah rubrik penilaian diorama sebagai produk kreatif, daftar pertanyaan soal berupa pilihan ganda dan uraian terkait konsep berdasarkan diorama yang dibuat oleh siswa, serta format wawancara.

Sebelum instrumen ini digunakan dalam penelitian, terlebih dahulu dilakukan pertimbangan oleh beberapa dosen di jurusan Pendidikan Biologi UPI terkait ketersesuaian instrumen dengan tujuan penelitian, bahasa yang digunakan, serta pertimbangan kelayakan instrumen untuk digunakan oleh sasaran penelitian.

Berikut merupakan tabel yang menggambarkan instrumen yang digunakan dalam penelitian:

Tabel 3.1 Instrumen yang Digunakan dalam Penelitian

No. Macam

Instrumen Aspek yang Dinilai Sumber Data

1. Format penilaian

materi yang harus dikuasai siswa.

Jawaban siswa terhadap soal

pilihan ganda dan soal uraian

(24)

Yussi Nurkhalisa Azmi, 2013

Mengungkapkan Kreativitas Serta Pemahaman Konsep Siswa SMA Melalui Pembuatan Media Diorama Pada Konsep Pencemaran Lingkungan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu lingkungan.

diorama saat diluar jam pelajaran.

Jawaban siswa saat

wawancara dengan guru.

Berikut merupakan pemaparan dari masing-masing instrumen yang digunakan dalam penelitian:

1. Rubrik penilaian diorama sebagai produk kreatif

Diorama yang dibuat oleh siswa secara kelompok, diberi nilai sesuai dengan rubrik penilaian tingkat kreativitas siswa. Rubrik tersebut mencakup penilaian pada aspek kebaruan (novelty) atau orisinil, pemecahan (resolution), dan kerincian (elaboration) dan sintesis yang kemudian dijabarkan dalam beberapa poin penilaian dengan rentang skor antara 0-4. Total skor yang diperoleh digunakan untuk menentukan tingkat kreativitas yang dimiliki oleh kelompok siswa. Tingkat kreativitas siswa digolongkan ke dalam kategori sangat tinggi, tinggi, cukup, kurang, dan kurang sekali.

Tabel 3.2 Kisi-Kisi Rubrik Penilaian Produk Diorama No. Indikator

Kreativitas Aspek Penilaian Diorama

1. Kebaruan (Novelty)

1.1 Tema diorama

1.2 Menyajikan gagasan yang tidak terduga atau unik

1.3 Inovasi pemanfaatan limbah sebagai bahan diorama

2. Pemecahan (resolution)

2.1 Konten yang dipaparkan dapat diterima secara logika

2.2 Maksud atau pesan yang ingin disampaikan mudah dipahami

2.3 Penyajian sesuai dengan konsep pencemaran lingkungan

2.4 Sarat akan nilai mengenai kerusakan lingkungan

(25)

Yussi Nurkhalisa Azmi, 2013

Mengungkapkan Kreativitas Serta Pemahaman Konsep Siswa SMA Melalui Pembuatan Media Diorama Pada Konsep Pencemaran Lingkungan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu 2.6 Konten proses pencemaran lingkungan

2.7 Konten dampak pencemaran lingkungan

3.

3.5 Keserasian antara latar dan objek

3.6 Kelengkapan keterangan produk

3.7 Pemanfaatan lahan

3.8 Perbandingan skala setiap objek

3.9 Produk representatif dengan keadaan sebenarnya

2. Soal pemahaman konsep berdasarkan diorama yang dibuat oleh siswa

Butir soal yang digunakan dalam penelitian ini berupa tes pilihan ganda yang terdiri dari 15 soal dengan lima alternatif jawaban mengenai konsep pencemaran lingkungan dan enam soal uraian untuk mengukur tingkat pemahaman konsep siswa berdasarkan diorama yang dibuatnya. Soal ini diberikan pada akhir pembelajaran. Soal yang disusun oleh peneliti berjumlah 20 butir soal pilihan ganda dan enam butir soal uraian, setelah itu dilakukan judgement kepada dosen dan dilakukan uji coba pada 36 orang siswa, kemudian dilakukan analisis butir soal dan dilakukan judgement kembali kepada dosen. Berdasarkan analisis butir soal dan judgement pada dosen, diperoleh 15 butir soal pilihan ganda dan enam butir soal uraian yang dijadikan instrumen penelitian yang selanjutnya digunakan untuk menjaring data yang diperlukan.

Tabel 3.3 Kisi-Kisi Instrumen Soal Pilihan Ganda

(26)

Yussi Nurkhalisa Azmi, 2013

Mengungkapkan Kreativitas Serta Pemahaman Konsep Siswa SMA Melalui Pembuatan Media Diorama Pada Konsep Pencemaran Lingkungan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu 1. 4.2.2. Menjelaskan faktor alam

penyebab perubahan

lingkungan

14, 15 2 13,33%

2. 4.2.3. Menjelaskan perilaku

manusia yang menyebabkan

3. 4.2.4. Menjelaskan parameter

pencemaran air dan akibatnya

pada organisme akuatik (ikan)

13 3, 8, 11 4 26,67%

Format wawancara digunakan dalam penelitian ini berupa enam butir pertanyaan mengenai proses pembuatan diorama serta pemahaman konsep siswa. Wawancara dilakukan diluar jam pelajaran, setelah kegiatan pembelajaran selesai. Wawancara ini ditujukan kepada siswa untuk mengukur penguasaan konsep siswa yang terukur melalui kemampuan siswa dalam mengkomunikasikan serta menguraikan konsep-konsep yang terkandung dalam diorama serta kinerja siswa dalam kelompoknya.

G. Proses Pengembangan Instrumen

(27)

Yussi Nurkhalisa Azmi, 2013

Mengungkapkan Kreativitas Serta Pemahaman Konsep Siswa SMA Melalui Pembuatan Media Diorama Pada Konsep Pencemaran Lingkungan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

dosen, selain itu dilakukan pula uji coba untuk mengetahui keterbacaan format penilaian produk.

Daftar pertanyaan terkait konsep setelah di-judgement oleh dosen, dilakukan revisi dan diujicobakan kepada siswa, kemudian mengalami analisis lebih lanjut. Analisis yang dilaksanakan bertujuan untuk mengetahui baik buruknya suatu tes, meliputi analisis validitas, reliabilitas, daya pembeda, tingkat kesukaran, dan kualitas pengecoh dibantu oleh software Anates pilihan ganda dan uraian ver 4.1.0.

Butir soal yang digunakan lebih lanjut dalam penelitian ini adalah butir soal dengan nomor 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 13, 14, dan 15 pada soal pilihan ganda, dan nomor 1, 2, 3, 4, 5, dan 6 pada soal uraian. Pemilihan butir-butir soal tersebut didasarkan pada hasil analisis butir soal yang disajikan berikut ini:

1. Validitas butir soal

Suatu tes dikatakan valid apabila tes tersebut dapat mengukur apa yang seharusnya diukur (Arikunto, 2009). Butir soal pilihan ganda dan uraian dilakukan perhitungan validitas. Teknik manual untuk mendapatkan koefisien korelasi butir soal adalah dengan menggunakan rumus korelasi product moment dengan simpangan:

√ ∑ ∑

Keterangan:

= koefisien korelasi antara variabel X dan variabel Y, dua variabel

yang dikorelasikan (x = X - ̅ dan y = Y - Ȳ).

(28)

Yussi Nurkhalisa Azmi, 2013

Mengungkapkan Kreativitas Serta Pemahaman Konsep Siswa SMA Melalui Pembuatan Media Diorama Pada Konsep Pencemaran Lingkungan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu x2 = kuadrat dari x

y2 = kuadrat dari y

(Arikunto, 2009)

Hasil perhitungan validitas butir soal selanjutnya diinterpretasikan pada tabel 3.4.

Tabel 3.4 Interpretasi Besarnya Validitas No. Rentang Nilai Koefisien Korelasi Kategori

1. 0,80 – 1,00 Sangat tinggi

2. 0,60 – 0,79 Tinggi

3. 0,40 – 0,59 Cukup

4. 0,20 – 0,39 Rendah

5. 0,00 – 0,19 Sangat rendah

(Arikunto, 2009)

Pada penelitian ini, penghitungan validitas butir soal pilihan ganda menggunakan software Anates pilihan ganda ver 4.1.0. Berdasarkan hasil perhitungan, didapat 15 butir soal yang digunakan lebih lanjut untuk penelitian. Kelimabelas soal tersebut terdiri atas soal yang memiliki validitas yang tinggi, cukup, dan rendah. Tabel 3.5 berikut menunjukkan rekapitulasi hasil uji validitas kelimabelas butir soal pilihan ganda tersebut.

Tabel 3.5 Rekapitulasi Hasil Uji Validitas Butir Soal Pilihan Ganda Nomor Soal Koefisien Korelasi Kategori

1 0,643 Tinggi

2 0,458 Cukup

3 0,503 Cukup

4 0,496 Cukup

(29)

Yussi Nurkhalisa Azmi, 2013

Mengungkapkan Kreativitas Serta Pemahaman Konsep Siswa SMA Melalui Pembuatan Media Diorama Pada Konsep Pencemaran Lingkungan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

6 0,539 Cukup

7 0,664 Tinggi

8 0,625 Tinggi

9 0,561 Cukup

10 0,494 Cukup

11 0,582 Cukup

12 0,566 Cukup

13 0,481 Cukup

14 0,390 Rendah

15 0,233 Rendah

Untuk analisis butir soal uraian, perhitungan validitas soal menggunakan software Anates uraian ver 4.0.7. Berdasarkan hasil perhitungan, didapat enam

butir soal yang digunakan lebih lanjut untuk penelitian. Keenam butir soal tersebut terdiri atas soal yang memiliki validitas yang sangat tinggi, tinggi, dan cukup. Tabel 3.6 berikut menunjukkan rekapitulasi hasil uji validitas keenam butir soal uraian tersebut.

Tabel 3.6 Rekapitulasi Hasil Uji Validitas Butir Soal Uraian Nomor Soal Koefisien Korelasi Kategori

1 0,600 Tinggi

2 0,870 Sangat tinggi

3 0,824 Sangat tinggi

4 0,841 Sangat tinggi

5 0,589 Cukup

6 0,602 Tinggi

(30)

Yussi Nurkhalisa Azmi, 2013

Mengungkapkan Kreativitas Serta Pemahaman Konsep Siswa SMA Melalui Pembuatan Media Diorama Pada Konsep Pencemaran Lingkungan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Reliabilitas berhubungan dengan masalah kepercayaan, suatu tes dikatakan mempunyai taraf kepercayaan yang tinggi jika tes tersebut dapat memberikan hasil yang tetap (Arikunto, 2009). Teknik manual yang digunakan untuk mengetahui reliabilitas tes dapat menggunakan rumus Kuder-Richardson 20 (K-R. 20)

Keterangan:

r11 = reliabilitas tes secara keseluruhan

p = proporsi subjek yang menjawab item dengan benar

q = proporsi subjek yang menjawab item dengan salah (q = 1 - p) pq = jumlah hasil perkalian antara p dan q

n = banyaknya item

S = standar deviasi dari tes (standar deviasi adalah akar varians)

(Arikunto, 2009)

Pada penelitian ini, penghitungan reliabilitas tes pilihan ganda menggunakan software Anates pilihan ganda ver 4.1.0. Berdasarkan hasil perhitungan, didapat

reliabilitas sebesar 0,88. Dengan demikian tes tersebut memiliki reliabilitas yang sangat tinggi sehingga dapat digunakan. Sedangkan penghitungan reliabilitas tes uraian menggunakan software Anates uraian 4.0.7. Berdasarkan hasil perhitungan, didapat reliabilitas sebesar 0,83. Dengan demikian tes tersebut memiliki reliabilitas yang sangat tinggi sehingga dapat digunakan.

3. Daya pembeda soal

(31)

Yussi Nurkhalisa Azmi, 2013

Mengungkapkan Kreativitas Serta Pemahaman Konsep Siswa SMA Melalui Pembuatan Media Diorama Pada Konsep Pencemaran Lingkungan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

(Arikunto, 2009). Perhitungan secara manual, daya pembeda soal dapat diperoleh dengan menggunakan rumus berikut:

Keterangan:

J = jumlah peserta tes

JA = banyaknya peserta kelompok tes

JB = banyaknya peserta kelompok bawah

BA = banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab soal itu dengan

benar

BB = = banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab soal itu

dengan benar

PA = = proporsi peseta kelompok atas yang menjawab benar

PB = proporsi peserta kelompok bawah yang menjawab benar

(Arikunto, 2009)

Pada penelitian ini, daya pembeda soal diperoleh dengan bantuan software Anates pilihan ganda ver 4.1.0 kemudian diklasifikasikan pada klasifikasi daya pembeda pada tabel 3.6 berikut ini.

Tabel 3.7 Klasifikasi Daya Pembeda No. Rentang Nilai Daya Pembeda Kategori

1. 0,70 – 1,00 Baik sekali (excellent)

2. 0,40 – 0,70 Baik (good)

3. 0,20 – 0,40 Cukup (satisfactory)

4. 0,00 – 0,20 Jelek (poor)

5. Negatif Tidak baik (sebaiknya dibuang)

(32)

Yussi Nurkhalisa Azmi, 2013

Mengungkapkan Kreativitas Serta Pemahaman Konsep Siswa SMA Melalui Pembuatan Media Diorama Pada Konsep Pencemaran Lingkungan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Berdasarkan hasil perhitungan dengan menggunakan software Anates ver 4.1.0, didapatkan analisis butir soal daya pembeda serta kategori berdasarkan tabel 3.6. Kelimabelas butir soal pilihan ganda dalam penelitian ini meiliki daya pembeda dengan kategori baik sekali, baik, cukup, dan jelek. Rekapitulasi nilai daya pembeda dari setiap butir soal dan kategorinya dijabarkan dalam tabel 3.8 sebagai berikut:

Tabel 3.8 Rekapitulasi Hasil Uji Daya Pembeda Soal Pilihan Ganda

Nomor Soal Nilai Daya Pembeda Kategori

1 0,80 Baik sekali

2 0,40 Cukup

3 0,40 Cukup

4 0,40 Cukup

5 0,50 Baik

6 0,50 Baik

7 0,60 Baik

8 0,50 Baik

9 0,50 Baik

10 0,50 Baik

11 0,50 Baik

12 0,40 Cukup

13 0,60 Baik

14 0,40 Cukup

15 0,10 Jelek

Pada umumnya soal sudah cukup baik untuk dapat digunakan dalam penelitian. Untuk soal nomor 15, karena memiliki daya pembeda yang jelek, maka dilakukan perbaikan agar dapat digunakan dalam penelitian.

(33)

Yussi Nurkhalisa Azmi, 2013

Mengungkapkan Kreativitas Serta Pemahaman Konsep Siswa SMA Melalui Pembuatan Media Diorama Pada Konsep Pencemaran Lingkungan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Perhitungan tingkat kesukaran soal secara manual dapat diperoleh dengan menggunakan rumus:

Keterangan:

P = indeks kesukaran

B = banyaknya siswa yang menjawab soal itu dengan benar JS = jumlah seluruh siswa peserta tes

(Arikunto, 2009) Pada penelitian ini, perhitungan taraf kesukaran dilakukan dengan menggunakan software Anates kemudian diklasifikasikan berdasarkan klasifikasi indeks kesukaran pada tabel 3.9 berikut ini:

Tabel 3.9 Klasifikasi Indeks Kesukaran

No. Indeks Kesukaran Kategori

1. 1,00 – 0,71 Mudah

2. 0,31 – 0,70 Sedang

3. 0,00 – 0,30 Sukar

(Arikunto, 2009) Untuk butir soal pilihan ganda, perhitungan tingkat kesukaran kelimabelas butir soal pilihan ganda dilakukan dengan menggunakan software Anates pilihan ganda ver 4.1.0, berdasarkan hasil perhitungan, didapatkan indeks kesukaran dan dikategorikan berdasarkan tabel 3.9. Hasil perhitungan dan kategorisasi tingkat kesukaran pada masing-masing butir soal ditunjukkan oleh tabel 3.10 berikut:

Tabel 3.10 Rekapitulasi Perhitungan Tingkat Kesukaran Butir Soal Pilihan Ganda Nomor Soal Indeks Kesukaran Kategori

1 0,50 Sedang

(34)

Yussi Nurkhalisa Azmi, 2013

Mengungkapkan Kreativitas Serta Pemahaman Konsep Siswa SMA Melalui Pembuatan Media Diorama Pada Konsep Pencemaran Lingkungan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

3 0,88 Mudah

4 0,16 Sukar

5 0,19 Sukar

6 0,83 Mudah

7 0,77 Mudah

8 0,83 Mudah

9 0,83 Mudah

10 0,69 Mudah

11 0,83 Mudah

12 0,86 Mudah

13 0,80 Mudah

14 0,36 Sedang

15 0,91 Mudah

Sedangkan butir soal uraian pada penelitian ini, perhitungan tingkat kesukaran dilakukan dengan menggunakan software Anates uraian ver 4.0.7, berdasarkan hasil perhitungan, didapatkan indeks kesukaran dan dikategorikan berdasarkan tabel 3.9. Hasil perhitungan dan kategorisasi tingkat kesukaran pada masing-masing butir soal ditunjukkan oleh tabel 3.11 sebagai berikut:

Tabel 3.11 Rekapitulasi Perhitungan Tingkat Kesukaran Butir Soal Uraian Nomor Soal Indeks Kesukaran Kategori

1 0,68 Sedang

2 0.64 Sedang

3 0,68 Sedang

4 0,57 Sedang

5 0,68 Sedang

6 0,29 Sukar

5. Efektivitas distraktor

(35)

Yussi Nurkhalisa Azmi, 2013

Mengungkapkan Kreativitas Serta Pemahaman Konsep Siswa SMA Melalui Pembuatan Media Diorama Pada Konsep Pencemaran Lingkungan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

pokok uji. Menurut Arikunto (2009), suatu distraktor dapat dikatakan berfungsi dengan baik jika paling sedikit dipilih oleh 5% pengikut tes. Penelitian ini menggunakan software Anates pilihan ganda ver 4.1.0 untuk mengetahui evektivitas distraktor dari masing-masing butir soal pilihan ganda. Tabel 3.11 merupakan hasil dari perhitungan efektivitas distraktor dengan menggunakan software Anates pilihan ganda ver 4.1.0.

Tabel 3.12 Rekapitulasi Efektivitas Distraktor Butir Soal Pilihan Ganda

Nomor Soal Efektivitas Distraktor

A B C D E

1 0-- 18** 18-- 0-- 0--

2 6++ 11- 8** 1-- 10+

3 0-- 3-- 0-- 32** 0--

4 24-- 6** 4+ 2- 0--

5 0-- 2- 7** 25-- 2-

6 0-- 3-- 30** 2+ 1+

7 1- 0-- 28** 0-- 2++

8 1+ 1+ 1+ 1+ 30**

9 0-- 4-- 0-- 1+ 30*

10 1- 25** 1- 4+ 2+

11 2+ 2+ 0-- 30** 1+

12 0-- 0-- 0-- 31** 4--

13 0-- 33** 1+ 1+ 0--

14 13** 3+ 5++ 12-- 3+

15 0-- 33** 1+ 1+ 0--

Keterangan:

(36)

Yussi Nurkhalisa Azmi, 2013

Mengungkapkan Kreativitas Serta Pemahaman Konsep Siswa SMA Melalui Pembuatan Media Diorama Pada Konsep Pencemaran Lingkungan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Berdasarkan tabel 3.11, terdapat pilihan yang masih memiliki efektivitas distraktor yang kurang efektif, sehingga dibutuhkan perbaikan terutama buti soal nomor 1, 3, 7 dan 12.

H. Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini, kegiatan pembelajaran dilakukan sebanyak tiga kali pertemuan. Pertemuan pertama dan kedua dipergunakan untuk mengajarkan materi pencemaran lingkungan. Pada pertemuan pertama pembelajaran berlangsung, siswa diberitahu mengenai tugas akhir berupa pembuatan diorama yang dikerjakan oleh siswa secara berkelompok. Tugas akhir ini merupakan pelengkap nilai sumatif siswa. Kemudian siswa dibagi dalam enam kelompok dimana setiap kelompok terdiri atas lima hingga enam orang siswa dengan perbandingan rata-rata jumlah siswa perempuan dan siswa laki-laki yang sama disetiap kelompok serta penentuan tema diorama setiap kelompok.

Pada pertemuan kedua, guru menjelaskan konsep dilanjutkan menanyakan pada siswa mengenai kesulitan siswa dalam membuat tugas membuat diorama. Pertemuan ketiga dipergunakan untuk presentasi produk diorama yang telah dibuat oleh siswa. Pada proses presentasi ini, siswa menjelaskan kepada teman-temannya mengenai diorama yang dibuatnya. Guru melakukan proses wawancara dengan masing-masing kelompok diluar jam pelajaran, guru menilai pemahaman konsep siswa yang terukur melalui kemampuan siswa dalam menguraikan konsep-konsep yang terkandung dalam diorama serta pemaparan siswa mengenai proses pembuatan diorama diluar jam pelajaran.

(37)

Yussi Nurkhalisa Azmi, 2013

Mengungkapkan Kreativitas Serta Pemahaman Konsep Siswa SMA Melalui Pembuatan Media Diorama Pada Konsep Pencemaran Lingkungan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

penggambaran konsep tersebut dirancang dan dibuat pemodelannya dalam karya tiga dimensi atau diorama. Bahan yang digunakan dalam pembuatan diorama harus memanfaatkan limbah. Salah satu aspek penilaian diorama sebagai produk kreatif adalah kemampuan siswa dalam memanfaatkan limbah sebagai bahan pembuatan diorama. Semakin banyak limbah yang dimanfaatkan menjadi suatu pemodelan yang unik, tanpa mengubah konsep serta penggambaran objek itu sendiri, maka nilai siswa lebih baik. Pembuatan produk dilakukan diluar jam pelajaran. Setelah semua kelompok melakukan presentasi, siswa mengisi lembar soal terkait pemahaman konsep berdasarkan diorama yang dibuatnya. Siswa juga melakukan wawancara dengan guru diluar jam pelajaran.

Adapun model pembelajaran yang digunakan dalam penelitian ini yakni synectics dan menggunakan metode pembelajaran berupa ceramah ekspositori,

diskusi, tanya jawab, dan penugasan. Model synectics merupakan model pembelajaran yang memungkinkan terwujudnya tujuan pembelajaran kreatif. Model ini dikembangkan dari seperangkat anggapan dasar tentang psikologi kreativitas. Anggapan dasar itu oleh Gordon dituangkan dalam tiga asumsi dasar yang mendasari synectics, yaitu: (1) proses kreatif dapat dideskripsikan secara konkret, deskripsi ini dapat digunakan untuk mengembangkan metode pengajaran yang dapat mengembangkan kreativitas secara individual maupun kelompok, (2) penemuan kreatif dalam bidang seni dan bidang sains serupa, dan diperoleh melalui proses dasar intelektual yang sama, dan (3) proses kreatif individu serupa dengan proses kreatif dalam kelompok. Disamping itu, Gordon juga menjelaskan bahwa komponen emosional jauh lebih penting dibandingkan intelektual pada awal proses kreatif (Mustami, 2007).

(38)

Yussi Nurkhalisa Azmi, 2013

Mengungkapkan Kreativitas Serta Pemahaman Konsep Siswa SMA Melalui Pembuatan Media Diorama Pada Konsep Pencemaran Lingkungan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

(konsep baru) terhadap suatu hal lain (konsep yang sudah dipahami) berdasarkan persamaan-persamaan antara keduanya, untuk memperoleh pemahaman konsep yang lebih kompleks. Melalui analogi, maka terjadi suatu proses kreatif yang disadari, terbentuk jarak konseptual antara siswa dengan objek, dan memungkinkan untuk berpikir kreatif sehingga mendukung munculnya gagasan-gagasan kreatif (Mustami, 2007).

Guru menilai kemampuan motorik individual siswa melalui proses presentasi dan wawancara pada masing-masing kelompok, produk diorama yang dibuat siswa sebagai objek penilaian tingkat kreativitas siswa, jawaban siswa terhadap butir soal, serta kemampuan siswa dalam menjawab wawancara terkait diorama menjadi alat ukur pemahaman konsep siswa.

I. Pengolahan dan Analisis Data

Data dijaring dengan menggunakan rubrik penilaian produk kreatif, daftar pertanyaan terkait pemahaman konsep siswa, dan wawancara. Masing-masing data diolah dan dianalisis dengan cara berikut ini:

1. Pengolahan dan Analisis Data Penilaian Produk kreatif

Data yang dijaring melalui rubrik penilaian produk kreatif selanjutnya diolah dengan menghitung masing-masing jumlah skor perolehan kemudian dikonversikan ke dalam bentuk nilai dengan skala 1-100.

Keterangan:

NP = nilai % yang dicari

(39)

Yussi Nurkhalisa Azmi, 2013

Mengungkapkan Kreativitas Serta Pemahaman Konsep Siswa SMA Melalui Pembuatan Media Diorama Pada Konsep Pencemaran Lingkungan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu 100 = bilangan tetap

(Purwanto, 2008)

Untuk menentukan tingkat kreativitas siswa, nilai yang diperoleh diinterpretasikan ke dalam bentuk persentase. Menurut Purwanto (2008), hasil penilaian persentase tersebut dapat dikelompokkan ke dalam berbagai kategori, diantaranya sangat tinggi, tinggi, cukup, kurang, dan kurang sekali.

Tabel 3.13 Penentuan Tingkat Kreativitas Berdasarkan Penilaian Produk Kreatif

Nilai Kategori

86 – 100% Sangat tinggi

76 – 85% Tinggi

60 – 75% Cukup

55 – 59% Rendah

≤ 54% Rendah sekali

(Purwanto, 2008)

2. Pengolahan dan Analisis Data Jawaban Siswa Terkait Konsep

Data yang diperoleh dari jawaban siswa mengenai konsep pencemaran lingkungan diolah dengan menghitung jumlah skor jawaban siswa. Untuk soal pilihan ganda, jawaban benar siswa diberi skor berbobot satu dan jawaban salah diberi bobot nol. Untuk soal uraian, jawaban benar siswa diberi skor dengan bobot antara 1-3. Pembobotan skor tersebut berdasarkan kelengkapan serta ketersesuaian jawaban dengan konsep yang digunakan dalam pembuatan diorama. Setelah itu dicari skor akhir untuk mendapatkan nilai berskala 100 dari masing-masing soal pilihan ganda dan uraian dengan perhitungan:

(40)

Yussi Nurkhalisa Azmi, 2013

Mengungkapkan Kreativitas Serta Pemahaman Konsep Siswa SMA Melalui Pembuatan Media Diorama Pada Konsep Pencemaran Lingkungan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu SA = Skor akhir

JS = Jumlah perolehan skor siswa JM = Jumlah skor maksimum

Setelah didapatkan skor akhir dari hasil tes pilihan ganda dan uraian, maka dicari nilai akhir tes pemahaman konsep siswa dengan perhitungan:

Keterangan:

NA = Nilai akhir

SP = Skor hasil tes pilihan ganda SE = Skor hasil tes uraian

Berdasarkan nilai akhir yang didapatkan dari masing-masing siswa, maka dapat ditentukan siswa mana yang memiliki pemahaman konsep yang tergolong pada kategori tinggi, sedang, dan rendah berdasarkan ketentuan berikut ini:

Tabel 3.14 Kategorisai Tingkat Pemahaman Konsep Siswa

Interval Kategori

X ≥ ̅ + SD Tinggi

̅–SD ≤ X < ̅+ SD Sedang

X < ̅– SD Rendah

Keterangan:

X = skor siswa

̅ = nilai rata-rata siswa SD = standar deviasi

(41)

Yussi Nurkhalisa Azmi, 2013

Mengungkapkan Kreativitas Serta Pemahaman Konsep Siswa SMA Melalui Pembuatan Media Diorama Pada Konsep Pencemaran Lingkungan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Berdasarkan nilai akhir yang diperoleh siswa, dilakukan pula perhitungan uji one sample T test dengan menggunakan software SPSS 16 dengan tujuan untuk

membuktikan hipotesis yang diajukan diterima atau ditolak. Uji one sample T test merupakan uji statistik yang digunakan untuk menguji signifikansi rata-rata (mean) dari sampel tunggal terhadap suatu rata-rata acuan (μ0) (Saleh, 2013).

Rata-rata acuan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM). Besar nilai KKM nasional yang ditentukan oleh pemerintah yaitu sebesar 75 (BSNP, 2006) dan nilai tersebut juga sama besar dengan nilai KKM yang ditentukan oleh pihak sekolah. Dengannya, dapat diketahui apakah penugasan pembuatan diorama dapat membantu nilai rata-rata penguasaan konsep siswa memenuhi nilai kriteria ketuntasan minimal atau tidak.

Selain itu, dilakukan pula perhitungan persentase pemahaman konsep siswa disetiap jenjang kognitif pada soal pilihan ganda dengan menggunakan perhitungan sebagai berikut:

( )

Kemudian dihitung persentase pemahaman konsep siswa disetiap indikator pada soal pilihan ganda dengan menggunakan perhitungan sebagai berikut:

(

)

(42)

Yussi Nurkhalisa Azmi, 2013

Mengungkapkan Kreativitas Serta Pemahaman Konsep Siswa SMA Melalui Pembuatan Media Diorama Pada Konsep Pencemaran Lingkungan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Tabel 3.15 Kategorisasi Pemahaman Konsep Siswa Berdasarkan Persentase Skor Rata-Rata Siswa

Persentase Kategori

0% Tidak ada

1 - 25% Sebagian kecil

26 – 49% Hampir separuhnya

50% Separuhnya

51 – 75% Sebagian besar

76 – 99% Hampir seluruhnya

100% Seluruhnya

(Sumber: Suhartini dalam Salimah, 2010)

3. Pengolahan dan Analisis Data Wawancara

(43)

Yussi Nurkhalisa Azmi, 2013

Mengungkapkan Kreativitas Serta Pemahaman Konsep Siswa SMA Melalui Pembuatan Media Diorama Pada Konsep Pencemaran Lingkungan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu J. Alur Penelitian

Proses wawancara Pengolahan data

Analisis data Kesimpulan Pertemuan II :

Pemberian materi dan konsultasi

Pertemuan III :

Presentasi dan tes pemahaman konsep

Hipotesis Penentuan masalah

Studi pustaka Penyusunan proposal Penyusunan instrumen Pertimbangan para ahli

Uji coba instrumen

Pertemuan I:

(44)

Yussi Nurkhalisa Azmi, 2013

Mengungkapkan Kreativitas Serta Pemahaman Konsep Siswa SMA Melalui Pembuatan Media Diorama Pada Konsep Pencemaran Lingkungan

(45)

Yussi Nurkhalisa Azmi, 2013

Mengungkapkan Kreativitas Serta Pemahaman Konsep Siswa SMA Melalui Pembuatan Media Diorama Pada Konsep Pencemaran Lingkungan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN

Penelitian ini menunjukkan bahwa tingkat kreativitas siswa dapat diukur melalui pembuatan diorama. Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa terdapat tiga kelompok dengan tingkat kreativitas yang cukup yaitu kelompok 1, 2, dan 3, satu kelompok memiliki tingkat kreativitas yang tinggi yaitu kelompok 4, dan dua kelompok memiliki tingkat kreativitas yang sangat tinggi yaitu kelompok 5 dan 6. Bila digeneralisasikan, pada umumnya siswa memiliki tingkat kreativitas yang termasuk pada kategori tinggi.

Penelitian ini juga menunjukkan bahwa 52,9% siswa memiliki pemahaman konsep yang tinggi, 8,8% siswa memiliki pemahaman konsep yang sedang dan 38,2% siswa memiliki pemahaman konsep yang rendah. Hasil uji statistik dengan one sample T test menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara nilai siswa dengan nilai kriteria ketuntasan minimal. Hal ini terlihat dari nilai siswa yang lebih kecil dibandingkan dengan nilai kriteria ketuntasan minimal. Berdasarkan analisis tersebut, dapat disimpulkan bahwa penugasan pembuatan diorama pada siswa tidak efektif dalam membantu nilai rata-rata siswa memenuhi kriteria ketuntasan minimal.

(46)

Yussi Nurkhalisa Azmi, 2013

Mengungkapkan Kreativitas Serta Pemahaman Konsep Siswa SMA Melalui Pembuatan Media Diorama Pada Konsep Pencemaran Lingkungan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu B. SARAN

(47)

Yussi Nurkhalisa Azmi, 2013

Mengungkapkan Kreativitas Serta Pemahaman Konsep Siswa SMA Melalui Pembuatan Media Diorama Pada Konsep Pencemaran Lingkungan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu DAFTAR PUSTAKA

Alamaniati, Rini. (2011). Profil Kreativitas Siswa Dalam Memanfaatkan Limbah Kertas Pada Pembelajaran Konsep Daur Ulang Limbah. Skripsi. FPMIPA UPI: Tidak di terbitkan.

Arikunto, Suharsimi. (2009). Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.

Arikunto, Suharsimi. (2010). Prosedur Penelitian, Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.

Badan Standar Nasional Pendidikan. (2006). Panduan Penyusunan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Jenjang Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta: Depdiknas.

Dananjaya, Utomo. (2010). Media Pembelajaran aktif. Bandung: Nuansa Cendekia.

Depdiknas. (2008). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka. Harjanto. (2006). Perencanaan Pengajaran. Jakarta: Rineka Cipta.

Munandar, S.C Utami. (2002). Kreativitas Dan Keberbakatan, Strategi Mewujudkan Potensi Kreatif Dan Bakat. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Munandar, S.C Utami. (2009). Pengembangan Kreativitas Anak Berbakat. Jakarta: Rineka Cipta.

Murniati, Endyah. (2012). Pendidikan dan Bimbingan Anak Kreatif. Yogyakarta: Pedagogia.

Mustami, M. Khalifah. (2007). “Pengaruh Model Pembelajaran Synectics dipadu Mind Maps terhadap Kemampuan Berpikir Kreatif, Sikap Kreatif, dan

Penguasaan Materi Biologi”. Lentera Pendidikan. 10, (2), 173-184.

Pribadi, Benny A. dan Katrin, Yuni (2008) Buku Materi Pokok Media Teknologi. Jakarta: Universitas Terbuka.

(48)

Yussi Nurkhalisa Azmi, 2013

Mengungkapkan Kreativitas Serta Pemahaman Konsep Siswa SMA Melalui Pembuatan Media Diorama Pada Konsep Pencemaran Lingkungan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

P. Ramasami. (2002). “Students as Solid, Liquids, and Gases”. Journal of Chemical Education. 2, (2), 141-147.

Rustaman, et al. (2003). Strategi Belajar Mengajar Biologi. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.

Saepul, Maman Abdurahman. (2012). Review Mixed Method Reseach. [online]. Tersedia: http//file.upi.edu/direktori/FIP [31 Juli 2013].

Saleh, Ansari. (2013). SPSS Uji T Satu Sampel. [Online]. Tersedia: http://ansarisaleh.web.id/userfiles/spss uji t satu sampel.pdf [30 Juli 2013]. Salimah, Lisna Hifdi. (2010). Penguasaan Konsep Dan Motivasi Belajar Siswa

Pada Pembelajaran Sistem Pernapasan Dengan Brain Based Learning. Skripsi. FPMIPA UPI: Tidak di terbitkan.

Sudjana, Nana. (2000). Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru.

Sudjana, Nana dan Ahmad, Rivai. (2002). Media Pengajaran. Bandung: Sinar Baru. Algesindo.

Sugiyono. (2012). Metode Penelitian Pendidikan, Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Supriadi, Dedi. (2001). Kreativitas Kebudayaan Dan Perkembangan Iptek. Bandung: Alfabeta.

Vestari, D. (2009). Model Pembelajaran Berbasis Fenomena Dengan Pendekatan Inkuiri Terbimbing Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Pembiasan Cahaya Dan Keterampilan Generik Sains Siswa SMP. Tesis. FPS UPI: Tidak di terbitkan.

Wena, Made. 2011. Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer, Suatu Tinjauan Konseptual Operasional. Jakarta: Bumi Aksara.

Gambar

Gambar
Tabel 3.1 Instrumen yang Digunakan dalam Penelitian
Tabel 3.2 Kisi-Kisi Rubrik Penilaian Produk Diorama
Tabel 3.3 Kisi-Kisi Instrumen Soal Pilihan Ganda
+7

Referensi

Dokumen terkait