• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGUASAAN KONSEP REPRODUKSI DAN ICT LITERACY SISWA SMA MELALUI BLENDED E-LEARNING.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGUASAAN KONSEP REPRODUKSI DAN ICT LITERACY SISWA SMA MELALUI BLENDED E-LEARNING."

Copied!
55
0
0

Teks penuh

(1)

Endah Widyastuti, 2014

PENGUASAAN KONSEP REPRODUKSI DAN ICT LITERACY SISWA SMA MELALUI BLENDED E-LEARNING

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

PENGUASAAN KONSEP REPRODUKSI DAN ICT LITERACY

SISWA SMA MELALUI BLENDED E-LEARNING

T E S I S

diajukan untuk memenuhi sebagian syarat untuk memperoleh

gelar Magister Pendidikan Biologi

Oleh

Endah Widyastuti

1103849

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI

SEKOLAH PASCA SARJANA

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

(2)

Endah Widyastuti, 2014

PENGUASAAN KONSEP REPRODUKSI DAN ICT LITERACY SISWA SMA MELALUI BLENDED E-LEARNING

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu LEMBAR PENGESAHAN TESIS

ENDAH WIDYASTUTI

PENGUASAAN KONSEP REPRODUKSI DAN ICT LITERACY

SISWA SMA MELALUI BLENDED E-LEARNING

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH

PEMBIMBING I,

Dr. Phil. Ari Widodo, M.Ed

NIP. 196705271992031001

PEMBIMBING II,

Dr. H. Riandi, M.Si

NIP. 196305011988031002

Diketahui oleh,

Ketua Jurusan / Program Studi Pendidikan Biologi

Dr. H. Riandi, M.Si

(3)

Endah Widyastuti, 2014

PENGUASAAN KONSEP REPRODUKSI DAN ICT LITERACY SISWA SMA MELALUI BLENDED E-LEARNING

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis yang berjudul “PENGUASAAN

KONSEP REPRODUKSI DAN ICT LITERACY SISWA SMA MELALUI

BLENDED E-LEARNING” ini beserta seluruh isinya adalah benar-benar karya

saya sendiri. Saya tidak melakukan penjiplakan atau pengutipan dengan cara yang

tidak sesuai dengan etika ilmu yang berlaku dalam masyarakat keilmuan. Atas

pernyataan tersebut, saya siap menanggung resiko/sanksi apabila di kemudian hari

ditemukan adanya pelanggaran etika keilmuan atau ada klaim dari pihak lain

terhadap keaslian karya saya ini.

Bandung, Mei 2014

Yang membuat pernyataan,

Endah Widyastuti

(4)

Endah Widyastuti, 2014

PENGUASAAN KONSEP REPRODUKSI DAN ICT LITERACY SISWA SMA MELALUI BLENDED E-LEARNING

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT, karena berkat

rahmat dan karunia-Nya, maka penulisan tesis ini dapat diselesaikan. Tesis ini

disusun untuk memenuhi syarat dalam menyelesaikan Pendidikan Pasca Sarjana

(S-2).

Dalam pengantar ini, penulis menyampaikan terimakasih yang tulus

kepada Dr. Phil. Ari Wibowo, M.Ed. dan Dr. H. Riandi, M.Si. selaku

pembimbing, atas kesabaran dalam memberikan bimbingan, pengarahan serta

petunjuk selama penelitian hingga penulisan tesis ini. Dalam kesempatan ini,

penulis menyampaikan pula penghargaan yang tinggi dan terimakasih kepada :

1. Ketua dan Staf Prodi Pendidikan Biologi, Sekolah Pasca Sarjana UPI

Bandung.

2. Seluruh dosen Prodi Pendidikan Biologi yang telah membekali ilmu

pengetahuan.

3. Dr. Ana Ratna Wulan, M.Pd sebagai Pembimbing Akademik atas dukungan

semangat.

4. Keluarga tercinta yang tak henti mendoakan, khususnya ketiga mutiara

Aginda, Agi, dan Alyka sebagai sumber kekuatan penulis.

5. Rekan dan Sahabat terbaik yang banyak membantu penulis secara moril

maupun materil.

Semoga tesis ini bermanfaat bagi semua pihak yang membaca, terutama

bagi para pelaku pendidikan yang tertarik mengembangkan blended e-learning.

Bandung, Mei 2014

(5)

Endah Widyastuti, 2014

PENGUASAAN KONSEP REPRODUKSI DAN ICT LITERACY SISWA SMA MELALUI BLENDED E-LEARNING

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan penguasaan konsep serta ICT (Information and Communication Technologies) literacy pada siswa yang

mendapatkan pengalaman blended e-learning variasi 1, KF-E (face to face – e learning) dengan variasi 2, KE-F (e learning - face to face) dalam materi

reproduksi manusia. Subjek penelitian merupakan siswa kelas XI IPA di SMA Terpadu Krida Nusantara Bandung sebanyak 136 siswa. Data dikumpulkan dengan menggunakan instrumen berupa soal penguasaan konsep reproduksi, angket self assessment ICT Literacy, rubrik penilaian karya ICT, serta angket tanggapan siswa tentang blended e-learning. Penelitian ini menggunakan metode

Quasy Eksperimental, dengan The Control-Group Pretest-Posttest design. Hasil

penelitian menunjukkan blended e-learning dapat meningkatkan penguasaan konsep reproduksi serta ICT literacy siswa, namun variasi urutan blended

e-learning tidak memberikan pengaruh pada kedua variabel terikat yang diteliti.

Dengan demikian, pembelajaran blended dapat mendahulukan e-learning dilanjutkan face to face ataupun sebaliknya. Berdasarkan data yang diperoleh melalui self assessment, ternyata siswa yang mendapatkan pengalaman blended

e-learning justru menilai kemampuan dirinya dalam memanfaatkan ICT menurun

setelah pembelajaran, hal ini terjadi karena dalam blended e-learning siswa dihadapkan dengan berbagai permasalahan teknis yang menuntutnya untuk melek ICT dan kondisi ini merubah persepsi mereka bahwa kemampuan ICT yang selama ini dimilikinya belum memadai untuk menyelesaikan permasalahan tersebut. Meskipun kelompok kontrol (KK) menilai dirinya memiliki kemampuan ICT yang meningkat setelah pembelajaran, namun berdasarkan penilaian produk karya ICT diketahui siswa KF-E maupun KE-F mendapatkan hasil yang lebih baik dibandingkan KK. Hasil angket tanggapan siswa, menunjukkan 73,5% responden beranggapan bahwa blended e-learning membantu mereka dalam pembelajaran konsep reproduksi. Kesimpulan dari penelitian ini, bahwa blended

e-learning dapat meningkatkan penguasaan konsep dan ICT literacy siswa SMA,

namun variasi urutan pembelajaran face to face dan e-learning tidak memberikan pengaruh pada peningkatan penguasaan konsep reproduksi maupun ICT literacy.

(6)

Endah Widyastuti, 2014

PENGUASAAN KONSEP REPRODUKSI DAN ICT LITERACY SISWA SMA MELALUI BLENDED E-LEARNING

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR ISI

Halaman

LEMBAR PENGESAHAN ... i

ABSTRAK ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... iv

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR GAMBAR ... viii

DAFTAR LAMPIRAN ... x

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 6

C. Tujuan Penelitian ... 7

D. Asumsi dan Hipotesis Penelitian ... 7

E. Manfaat Penelitian ... 7

F. Definisi Operasional ... 8

BAB II BLENDED E-LEARNING DALAM MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP REPRODUKSI DAN ICT LITERACY SISWA SMA A. Implementasi Blended e-Learning dalam pembelajaran... 12

1. Pengertian Blended e-Learning... 15

2. Teori Belajar yang Mendukung Pengembangan Blended e-Learning ... 17

B. Penguasaan Konsep Siswa ... 21

C. ICT Literacy ... 24

1. Mata Pelajaran Inti dan Tema 21th Century (Core Subject and 21th Century themes) ... 24

2. Pengembangan ICT Literacy ... 25

(7)

Endah Widyastuti, 2014

PENGUASAAN KONSEP REPRODUKSI DAN ICT LITERACY SISWA SMA MELALUI BLENDED E-LEARNING

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

1. Standar Kompetensi Mata Pelajaran Biologi di SMA ... 28

2. Tinjauan Materi Pembelajaran Konsep Reproduksi di SMA.. 31

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian ... 42

B. Subjek Penelitian ... 42

C. Variabel Penelitian ... 43

D. Instrumen Penelitian ... 43

E. Uji Keterandalan Instrumen Penguasaan Konsep ... 44

1. Reliabilitas Butir Soal ... 44

2. Validitas Butir Soal ... 45

3. Tingkat Kesukaran Butir Soal ... 45

4. Daya Pembeda Butir Soal ... 46

F. Prosedur Penelitian ... 51

1. Tahap Persiapan ... 51

2. Tahap Pelaksanaan ... 52

3. Tahap Akhir ... 56

G. Pengolahan dan Analisis Data ... 57

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN A. Penguasaan Konsep ... 60

B. ICT Literacy Siswa ... 74

1. Kemampuan Access ... 86

2. Kemampuan Manage ... 88

3. Kemampuan Integrate ... 90

4. Kemampuan Evaluate ... 91

5. Kemampuan Create ... 93

C. Tanggapan Siswa terhadap Implementasi Blended e-Learning... 98

(8)

Endah Widyastuti, 2014

PENGUASAAN KONSEP REPRODUKSI DAN ICT LITERACY SISWA SMA MELALUI BLENDED E-LEARNING

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

B. Saran ... 108

C. Rekomendasi... 109

DAFTAR PUSTAKA ... 110

(9)

Endah Widyastuti, 2014

PENGUASAAN KONSEP REPRODUKSI DAN ICT LITERACY SISWA SMA MELALUI BLENDED E-LEARNING

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1.1. Distribusi Materi Pembelajaran Konsep Reproduksi Manusia ... 9

2.1. Jenjang Kognitif Bloom ... 22

2.2. Konstruk Coding untuk studi kelayakan ICT Literacy ... 28

3.1. Desain Penelitian ... 42

3.2. Karakteristisk variasi Blended e-Learning yang digunakan ... 42

3.3. Subjek Penelitian ... 43

3.4. Kategori Reliabilitas Butir Soal ... 45

3.5. Kategori Validitas Butir Soal ... 45

3.6. Kategori Tingkat Kesukaran ... 46

3.7. Kategori Daya pembeda ... 46

3.8. Analisis hasil Uji Coba Instrumen Tes Penguasaan Konsep ... 46

3.9. Kisi-kisi Instrumen Penguasaan Konsep Sistem Reproduksi Manusia 50 3.10. Kriteria N-Gain Ternormalisasi ... 57

3.11. Kategori terhadap Jawaban Angket ... 58

4.1. Rekapitulasi Hasil Analisis Pretest dan Posttest Penguasaan Konsep 60 4.2. Rekapitulasi Uji Statistik untuk data Pretest dan Posttest Penguasaan Konsep pada Ketiga Kelompok Penelitian ... 61

4.3. Data Hasil Uji Beda rerata Posttest ... 62

4.4. Data Hasil Uji Beda Rerata Penguasaan Konsep Reproduksi ... 64

4.5. Rekapitulasi Data Hasil Self Assessment ICT Literacy Siswa pada Ketiga Kelompok Penelitian ... 75

4.6. Uji Statistik Data Self Assessmen ICT Literacy Siswa... 79

4.7. Uji Statistik Beda Rerata N-Gain Self Assessment ICT Literacy.... 80

4.8. Nilai Setiap aspek Kemampuan ICT Literacy Siswa pada Ketiga Kelompok Penelitian ... 86

4.9. Uji Beda Rerata Kemampuan ICT Literacy ... 95

(10)

Endah Widyastuti, 2014

PENGUASAAN KONSEP REPRODUKSI DAN ICT LITERACY SISWA SMA MELALUI BLENDED E-LEARNING

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

2.1. Skema Blended e-Learning ... 16

2.2. Kerangka Kompetensi Siswa Abad 21 dan Sistem Pendukungnya.. 25

3.1. Halaman Muka LMS Produk Moodle yang digunakan dalam

Penelitian ini ... 53

3.2. Tampilan Halaman Multimedia dengan Fasilitasnya dalam LMS... 53

3.3.Tampilan Halaman Muka Paket Quiz Online Sistem Reproduksi

Dalam LMS ... 54

3.4. Tampilan Halaman Soal Quiz Online pada LMS ... 55

3.5. Tampilan Halaman Hasil Quiz Online yang Hanya Dapat Diakses

Oleh Guru atau Admin ... 56

3.6. Skema Alur Penelitian ... 59

4.1. Perbandingan Rerata N-Gain Penguasaan Konsep Reproduksi

pada Ketiga Kelompok Penelitian ... 63

4.2. Perbandingan Kunjungan ke LMS antara Kedua Kelompok

Eksperimen ... 69

4.3. Perbandingan N-Gain Penguasaan Setiap Sub Konsep Reproduksi

Pada Ketiga Kelompom Penelitian ... 71

4.4. Persentase Jumlah Siswa Berdasarkan Perubahan Penilaian Diri

Terhadap Kemampuan ICT ... 76

4.5. Capaian ICT Literacy pada Setiap Aspek untuk Ketiga Kelompok

Penelitian ... 84

4.6. Nilai Posttest Self Assessment Setiap Aspek ICT Literacy pada

Ketiga Kelompok Penelitian ... 84

4.7. Persentase Tanggapan Siswa terhadap Implementasi Blended

e-Learning ... 98

4.8. Persentase Tanggapan Siswa tentang Pengalaman dalam

Melaksanakan Blended e-Learning ... 99

4.9.Persentase tanggapan Siswa tentang Manfaat Variasi Blended

(11)

Endah Widyastuti, 2014

PENGUASAAN KONSEP REPRODUKSI DAN ICT LITERACY SISWA SMA MELALUI BLENDED E-LEARNING

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 4.10.Persentase Tanggapan Siswa tentang Fasilitas LMS dalam

Menunjang Pembelajaran ... 102

4.11.Persentase Tanggapan Siswa tentang Pengaruh Blended

e-Learning terhadap Perubahan Mensikapi Seks ... 103

4.12.Persentase Tanggapan Siswa tentang Pengaruh Blended

e-Learning terhadap ICT Literacy ... 105

(12)

Endah Widyastuti, 2014

PENGUASAAN KONSEP REPRODUKSI DAN ICT LITERACY SISWA SMA MELALUI BLENDED E-LEARNING

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

LAMPIRAN A. PERANGKAT PEMBELAJARAN

A.1. RPP Kelas Eksperimen 1 (KF-E) ... 120

A.2. RPP Kelas Eksperimen 2 (KE-F) ... 143

A.3. Storyboard Multimedia KF-E part 1. Organ reproduksi Wanita... 165

A.4. Multimedia KF-E part 1. Organ reproduksi Wanita ... 172

A.5. Storyboard Multimedia KF-E part 2. Oogenesis ... 175

A.6. Multimedia KF-E part 2. Oogenesis ... 180

A.7. Storyboard Multimedia KF-E part 3. Menstruasi dan KB Wanita... 183

A.8. Multimedia KF-E part 3. Menstruasi dan KB Wanita ... 189

A.9. Storyboard Multimedia KF-E part 4. Gestasi, Persalinan dan Laktasi ... 192

A.10. Multimedia KF-E part 4. Gestasi, Persalinan dan Laktasi... 202

A.11. Storyboard Multimedia KF-E part 5. Penyakit Menular Kelamin Wanita ... 206

A.12. Multimedia KF-E part 5. Penyakit Menular Kelamin Wanita ... 214

A.13. Storyboard Multimedia KE-F part 1. Organ Kelamin Pria ... 217

A.14. Multimedia KE-F part 1. Organ Kelamin Pria ... 225

A.15. Storyboard Multimedia KE-F part 2. Spermatogenesis ... 228

A.16. Multimedia KE-F part 2. Spermatogenesis ... 233

A.17. Storyboard Multimedia KE-F part 3. Ovulasi dan KB Pria ... 235

A.18. Multimedia KE-F part 3. Ovulasi dan KB Pria ... 242

A.19. Storyboard Multimedia KE-F part 4. Fertilisasi dan Laktasi ... 245

A.20. Multimedia KE-F part 4. Fertilisasi dan Laktasi ... 251

A.21. Storyboard Multimedia KE-F part 5. Penyakit Menular Kelamin Pria... 254

A.22. Multimedia KE-F part 5. Penyakit Menular Kelamin Pria ... 262

(13)

Endah Widyastuti, 2014

PENGUASAAN KONSEP REPRODUKSI DAN ICT LITERACY SISWA SMA MELALUI BLENDED E-LEARNING

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

B.2. Soal Penguasaan Konsep ... 266

B.3. Kisi-Kisi Self Assessment ICT Literacy ... 285

B.4. Angket Self Assessment ICT Literacy ... 286

B.5. Kisi-Kisi Penilaian Karya ICT ... 287

B.6. Rubrik Penilaian Karya ICT ... 288

B.7. Kisi-Kisi Angket Tanggapan Siswa ... 293

B.8. Angket Tanggapan Siswa ... 294

LAMPIRAN C. DATA DAN UJI STATISTIK HASIL PENELITIAN C.1. Uji Statistik Penguasaan Konsep ... 296

C.2. Perbandingan Nilai Self Assessment ICT Literacy pada Ketiga Kelompok Penelitian ... 304

C.3. Uji Statistik Data Self Assessment ICT Literacy ... 311

C.4. Uji Statistik Nilai Karya ICT Ketiga Kelompok Penelitian ... 317

C.5. Hasil Angket Tanggapan Siswa ... 323

LAMPIRAN D. DOKUMEN PENDUKUNG D.1. Daftar Partisipan Pembelajaran e-Learning ... 324

D.2. Tampilan LMS untuk e-Learning ... 325

D.3. Foto-Foto Kegiatan... 331

(14)

Endah Widyastuti, 2014

PENGUASAAN KONSEP REPRODUKSI DAN ICT LITERACY SISWA SMA MELALUI BLENDED E-LEARNING

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pembelajaran Konsep Reproduksi merupakan salah satu pembelajaran

yang menarik bagi siswa SMA. Hal ini dapat dimengerti, karena remaja berada

pada potensi seksual yang aktif, sebagai pengaruh perkembangan hormonal yang

dialaminya. Perubahan secara fisik, psikis, maupun biologis mendorong remaja

untuk lebih jauh mengenali potensi seksualitas dirinya sendiri. Pembahasan

tentang reproduksi menjadi makin menarik karena berbagai media massa

menyajikan informasi seputar organ reproduksi dengan lebih terbuka dan

gamblang. Tentunya hal ini menjadi tanggung jawab para pendidik untuk

melakukan pelurusan konsep ke arah pendidikan seks yang sehat.

Survei yang telah dilakukan terhadap 22 responden yang berusia 15 – 17

tahun, diketahui bahwa 68% responden telah memperoleh pendidikan Kesehatan

Reproduksi Remaja (KRR) sebanyak 1-2 kali melalui seminar, sosialisasi dari

lembaga resmi (dinas kesehatan, sekolah, atau LSM), serta melalui forum diskusi

seperti pengajian maupun forum diskusi online. Walaupun demikian mereka

merasa informasi tentang kesehatan reproduksi yang mereka peroleh tetap minim

dan belum memenuhi kebutuhan, terutama tentang perkembangan struktur organ

reproduksi, alat kontrasepsi serta kelainan dan penyakit pada organ reproduksi.

Dalam survei awal ini pula, diperoleh data bahwa remaja lebih memilih orang tua

(54%) dan internet (41%) untuk mencari solusi bagi keluhan tentang kesehatan

reproduksinya. Sementara untuk memenuhi keingintahuan mereka tentang seks,

sebagian besar responden memilih untuk mengakses informasi melalui internet

(45%), dan berdiskusi dengan teman sebaya (23%), dan hanya sebagian kecil

yang memilih bertanya langsung pada orang tuanya (13%) dan Guru (0,9%).

Berdasarkan hasil survei, 100% responden beranggapan bahwa menjaga

keutuhan selaput dara adalah hal yang sangat penting dilakukan oleh para remaja

putri. Fakta yang diperoleh Badan Pusat Statistik pada tahun 2009 terhadap

(15)

Endah Widyastuti, 2014

PENGUASAAN KONSEP REPRODUKSI DAN ICT LITERACY SISWA SMA MELALUI BLENDED E-LEARNING

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

telah melakukan hubungan seks diluar nikah dan 61,8% telah melakukan petting.

Sementara survei kepada 8.340 remaja perempuan, 6,3% atau sekitar 526 orang

telah berhubungan seks. Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional

(BKKBN) tahun 2010 merilis data remaja yang sudah tidak perawan di berbagai

kota besar seperti Jakarta (51%), Bogor (51%), Tangerang (51%), Surabaya

(54%), Medan (52%), Bandung (47%), Yogyakarta (37%). Pusat Keluarga

Berencana Indonesia (PKBI) pada tahun 2006 menunjukkan bahwa remaja

melakukan hubungan seks pranikah pertama kali pada kisaran usia 13 – 18 tahun

dan 60% diantaranya tidak menggunakan alat kontrasepsi. Selain itu terdata 2,5

juta perempuan di Indonesia pernah melakukan aborsi dan 27% (sekitar 700.000

orang) dilakukan remaja dengan cara aborsi yang tidak aman (Ganiajri, Winarni,

& Husodo, 2012).

Keprihatinan tersebut menempatkan pendidikan KRR penting disampaikan

melalui pembelajaran konsep reproduksi pada mata pelajaran Biologi di SMA,

dan tentunya bukan sekedar pembelajaran teoritis, tapi lebih diutamakan sex

education yang kontekstual sesuai kebutuhan remaja. Internet sebagai media yang

paling populer untuk mendapatkan bahan ajar tentang konsep reproduksi

menuntut pula peserta didik untuk melek ICT. Dengan demikian blended

e-learning merupakan alternatif pembelajaran yang paling tepat untuk

mengakomodir beberapa tujuan pembelajaran di atas, karena blended e-learning

meramu pembelajaran konvensional (face to face) dengan pembelajaran online

(Dziuban, Hartman, & Moskal, 2004), sehingga memungkinkan siswa dapat

seluas mungkin menggali konsep reproduksi bersumber internet, namun masih

memungkinkan guru bertatap muka langsung dengan siswa untuk meluruskan,

mengarahkan, melengkapi, serta mengemas konsep reproduksi siswa sehingga

benar-benar aman dan aplikatif untuk bekal kehidupan seksualnya. Menurut Sloan

(dalam Pannen, 2010), sebuah pembelajaran diklasifikasikan ke dalam Blended

e-Learning (Hybrid) jika proporsi konten yang disampaikan secara online berkisar

antara 30 - 79%.

Beberapa hasil penelitian menunjukkan bahwa efektivitas pembelajaran

(16)

Endah Widyastuti, 2014

PENGUASAAN KONSEP REPRODUKSI DAN ICT LITERACY SISWA SMA MELALUI BLENDED E-LEARNING

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

tradisional atau konvensional. Hasil penelitian Wilfrid Laurier University pada

tahun 1998 sebagaimana Rusman, Kurniawan, & Riyana (2011), menunjukkan

bahwa mahasiswa yang menggunakan web dalam pembelajarannya terbukti dua

kali lebih cepat waktu belajarnya dibanding mahasiswa klasikal, 80% mahasiswa

tersebut berprestasi baik dan amat baik. Sementara Simamora (dalam Rusman,

Kurniawan, & Riyana, 2011) mengungkapkan hasil penelitian proses belajar yang

menggunakan internet sebagai berikut: kualitas siswa jauh melebihi dibandingkan

kelas konvensional, siswa memiliki antusiasme yang tinggi dalam mengikuti dan

menyelesaikan keseluruhan proses pembelajaran dan adanya tingkat kepuasan

yang substansial pada siswa melalui pendekatan constructive pedagogical.

Beberapa penelitian lain tentang e-Learning menunjukkan hasil yang

positif, antara lain Suhendi (2009) menyimpulkan bahwa pembelajaran

pencemaran lingkungan dengan e-Learning dapat meningkatkan penguasaan

konsep mahasiswa dibandingkan kelas konvensional. Kesimpulan serupa

ditunjukkan penelitian Marzani (2011) bahwa penguasaan konsep siswa yang

mengikuti pembelajaran fisika konsep cahaya menggunakan e-learning berbasis

moodle mengalami peningkatan yang lebih tinggi dibandingkan dengan siswa

yang mengikuti pembelajaran konvensional. Mulyadi (2009) juga menyimpulkan

bahwa peningkatan penguasaan konsep sistem saraf siswa yang menggunakan

model pembelajaran berbasis teknologi informasi secara signifikan lebih tinggi

dibandingkan dengan siswa yang memperoleh pembelajaran konvensional. Selain

itu, Cobb et al (2009) dalam penelitiannya tentang efektivitas eksperimen PCR

secara virtual menunjukkan hasil bahwa 92% peserta pembelajaran menyatakan

puas dengan pelaksanaan pembelajaran jarak jauh ini walaupun dalam hal

penguasaan konsep tidak menunjukkan hasil yang berbeda secara signifikan

diantara kelompok yang menggunakan teknik virtual dan kelompok konvensional.

Hasil yang hampir serupa diperoleh Wakeford (2011), bahwa dalam pembelajaran

berbasis proyek untuk kelompok yang mendapatkan pengalaman e-learning

menunjukkan hasil yang tidak berbeda secara signifikan dengan hasil yang

ditunjukkan oleh kelompok mahasiswa yang mendapatkan pembelajaran

(17)

Endah Widyastuti, 2014

PENGUASAAN KONSEP REPRODUKSI DAN ICT LITERACY SISWA SMA MELALUI BLENDED E-LEARNING

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

mengalami pembelajaran sains berbasis ICT akan mengalami peningkatan

kemampuan ICT Literacy pada setiap aspek yang diukur, yaitu kemampuan

mengakses (access), mengelola (manage), menyatukan (Integrate), mengevaluasi

(evaluate), dan membuat informasi (create). Kesimpulan yang serupa

dikemukakan Sutisnawati (2012) bahwa guru-guru yang mendapatkan pelatihan

materi sains berbasis ICT menunjukkan pencapaian kemampuan ICT Literacy

pada kelima aspeknya dengan kategori tinggi.

Hasil penelitian terdahulu menyimpulkan bahwa e-learning tidak dapat

menggantikan kegiatan face to face dan praktikum nyata terutama pada materi ajar

yang membutuhkan pengalaman langsung dalam pembelajarannya. Sebagaimana

dilaporkan oleh Quinn et al (2009) yang menyimpulkan bahwa

pembelajaran/praktikum virtual tidak dapat menggantikan praktikum nyata dalam

pembelajaran pembedahan cumi-cumi, walaupun diakui bahwa pembelajaran

berbasis komputer lebih menyenangkan dan mudah digunakan, lebih relevan

dengan materi pelajaran, mendorong antusiasme serta membantu memahami

materi pelajaran. Hal yang hampir serupa disimpulkan Wulansari (2011), bahwa

siswa yang mendapatkan pengalaman praktikum virtual ataupun praktikum nyata

saja tidak menunjukkan peningkatan yang signifikan dalam penguasaan konsep

maupun keterampilan proses sains, sedangkan kelompok siswa yang mendapatkan

pengalaman belajar yang merupakan kombinasi antara praktikum virtual dan

nyata menunjukkan peningkatan hasil belajar yang paling signifikan.

Berdasarkan hal tersebut maka blended e-learning dianggap lebih baik

karena disamping keunggulan yang diperoleh dari e-learning, siswa juga

mendapatkan kesempatan tatap muka. Metode blended lebih baik diterapkan

terutama jika kompetensi yang hendak dicapai adalah keterampilan

(psikomotorik) tertentu. Walaupun online learning memberikan kemudahan bagi

para siswa untuk mengikuti pembelajaran dimana saja dan kapan saja, namun

sebagai makhluk sosial, siswa tetap berkeinginan berada dalam suatu komunitas

pembelajaran yang nyata. Perwiradilaga (dalam Rusman, Kurniawan & Riyana,

(18)

Endah Widyastuti, 2014

PENGUASAAN KONSEP REPRODUKSI DAN ICT LITERACY SISWA SMA MELALUI BLENDED E-LEARNING

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

paradigma mengajar, namun tetap diperlukan untuk pembinaan perilaku atau

sikap yang berorientasi pada norma masyarakat.

Beberapa penelitian tentang blended learning menunjukkan hasil yang

positif dalam peningkatan kompetensi peserta didik. Munawar (2011)

menyimpulkan bahwa aplikasi blended e-learning menunjukkan perbedaan hasil

belajar yang signifikan di bandingkan pembelajaran konvensional dalam ranah

kognitif mengingat, memahami, mengaplikasikan serta menganalisis. Vernadakis

et al (2012) menyimpulkan bahwa blended e-learning efektif untuk memperkuat

materi ajar, namun perlu diadakan penelitian lebih lanjut untuk mendapatkan

desain pembelajaran yang dapat lebih meningkatkan performance siswa,

kesimpulan serupa dikemukakan Kavadella et al (2012) bahwa siswa dari

kelompok blended e-learning terbukti lebih baik dibandingkan siswa dari

kelompok konvensional dalam hal perolehan nilai post test pengetahuannya.

Sementara Singer & Stoicescu (2011) menyimpulkan bahwa forum online adalah

bagian yang paling penting dari blended e-learning, karena dapat mendorong

siswa untuk lebih memperdalam pemahamannya tentang konsep yang

dipresentasikan pada pertemuan face to face sebelumnya. Dengan demikian

diperlukan kepiawaian guru dalam memformulasikan blended e-learning yang

terbaik.

Berdasarkan penilaian oleh UNESCO, Communication and Information

Unit di Bangkok (2008), Indonesia menempati peringkat ke-14 dari 20 negara di

Asia pasifik dalam hal perkembangan ICT. Indonesia dinilai memiliki apresiasi

yang cukup tinggi terhadap teknologi, namun ketersediaan dan pendayagunaan

teknologi khususnya ICT dalam kehidupan sehari-harinya relatif rendah. Posisi

Indonesia tertinggal jika dibandingkan dengan Australia, Jepang, Malaysia, New

Zealand dan Republik Korea yang dinilai memiliki ICT Literacy tinggi. ICT

literacy merupakan salah satu keterampilan yang dituntut dalam 21th century

student outcomes, yang merupakan pengetahuan, keterampilan, dan keahlian yang

harus dikuasai siswa untuk dapat sukses dalam pekerjaan dan kehidupan di abad

21. Kerangka kerja ICT Literacy ini dikembangkan oleh Educational Testing

(19)

Endah Widyastuti, 2014

PENGUASAAN KONSEP REPRODUKSI DAN ICT LITERACY SISWA SMA MELALUI BLENDED E-LEARNING

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Access, Manage, Integrate, Evaluate, Create, Communicate (Katz & Macklin,

2007). O’Connor (2007), mendefinisikan ICT Literacy sebagai kemampuan

menggunakan teknologi digital, alat komunikasi, dan / atau jaringan untuk

mengakses, mengelola, mengintegrasikan, mengevaluasi, dan menciptakan

informasi untuk dapat berperan dalam masyarakat pengetahuan.

Di beberapa negara seperti Australia telah dikembangkan National

Assessment Program ICT Literacy untuk siswa pada tahun ke 6 dan ke 10

(Titmanis, 2010; Robins, 2012). Sementara di Amerika telah dikembangkan pula

Asesmen 21st Century Skill untuk siswa pada 4th Grade, 8th Grade dan 12th

Grade, yang termasuk ICT Literacy di dalamnya. Bercermin dari apa yang telah

dilakukan kedua negara tersebut, maka di Indonesia pun telah dilakukan beberapa

upaya untuk mendukung ketercapaian ICT Literacy bagi para warga

pembelajarnya, antara lain Pengembangan software dalam bahasa Indonesia,

APEC Cyber Education Network (ACEN), Pelatihan TIK di sekolah, Sosialisasi

media pembelajaran dengan bantuan komputer di Sekolah Tinggi, Millenium

Internet Roadshow 2001 (MIR) Program, dan Internet Sehat (Yuhetty, 2002).

Berdasarkan latar belakang sebagaimana terurai di atas, maka peneliti

memandang perlu untuk mengetahui variasi urutan komponen blended e-learning

yang tepat dalam upaya meningkatkan kemampuan ICT Literacy, sekaligus

mendukung penguasaan konsep reproduksi manusia pada siswa SMA.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, maka

rumusan masalah pada penelitian ini adalah “Apakah terdapat perbedaan

penguasaan konsep reproduksi dan ICT Literacy pada siswa yang memperoleh

pengalaman Blended e-Learning variasi 1 (Face to face – e learning) dan variasi

2 (e learning - Face to face)?

Rumusan masalah di atas dijabarkan menjadi beberapa pertanyaan

penelitian sebagai berikut:

a. Apakah terdapat perbedaan penguasaan konsep reproduksi antara siswa yang

memperoleh pengalaman Blended e-Learning variasi 1 (Face to face – e

(20)

Endah Widyastuti, 2014

PENGUASAAN KONSEP REPRODUKSI DAN ICT LITERACY SISWA SMA MELALUI BLENDED E-LEARNING

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

b. Apakah terdapat perbedaan kemampuan ICT Literacy antara siswa yang

memperoleh pengalaman Blended e-Learning variasi 1 (Face to face – e

learning) dan variasi 2 (e learning - Face to face)?

c. Bagaimana tanggapan siswa terhadap implementasi Blended e-Learning

dalam pembelajaran materi reproduksi?

C. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk:

a. Membandingkan penguasaan konsep pada siswa yang mendapatkan

pengalaman blended e-learning variasi 1 (face to face – e learning)

dibandingkan variasi 2 (e learning - face to face) dalam materi reproduksi.

b. Membandingkan kemampuan ICT Literacy pada siswa yang mendapatkan

pengalaman blended e-learning variasi 1 (face to face – e learning)

dibandingkan variasi 2 (e learning - face to face).

c. Mendeskripsikan tanggapan siswa terhadap implementasi blended e-learning

dalam pembelajaran materi reproduksi.

D. Asumsi dan Hipotesis Penelitian

Berikut ini adalah asumsi-asumsi yang melandasi penelitian ini:

a. Internet menyediakan banyak informasi yang berhubungan dengan konsep

Reproduksi

b. Pembelajaran elektronik (e-learning) menuntut peserta didik untuk melek

ICT

c. Pembelajaran tatap muka (Face to face) dan e-learning dapat divariasikan

dalam pembelajaran blended.

Berdasarkan asumsi-asumsi tersebut, maka hipotesis yang diuji dalam

penelitian ini adalah: Terdapat perbedaan penguasaan konsep reproduksi dan ICT

Literacy diantara siswa yang mendapatkan pengalaman blended e-learning variasi

1 (face to face – e learning) dibandingkan variasi 2 (e learning - face to face).

E. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan memberikan manfaat bagi berbagai pihak,

(21)

Endah Widyastuti, 2014

PENGUASAAN KONSEP REPRODUKSI DAN ICT LITERACY SISWA SMA MELALUI BLENDED E-LEARNING

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

a. Hasil penelitian ini dapat memberikan sumbangan pemikiran tentang variasi

urutan komponen blended e-learning yang tepat untuk digunakan dalam

pembelajaran di sekolah-sekolah yang telah dilengkapi oleh fasilitas ICT,

sehingga guru biologi di SMA dapat menyelenggarakan pembelajaran konsep

reproduksi dan dapat diaplikasikan pula dalam topik lain atau pun mata

pelajaran lain.

b. Memberikan wawasan baru tentang efektifitas penggunaan e-learning dalam

pembelajaran sehingga memperkaya khasanah inovasi pembelajaran di

bidang sarana pra sarana, kurikulum, model pembelajaran, atau

bidang-bidang lain yang terkait.

c. Manfaat praktis dari penelitian ini adalah untuk meningkatkan kualitas

pembelajaran dalam rangka meningkatkan penguasaan konsep dan ICT

Literacy siswa

d. Hasil penelitian ini dapat dijadikan acuan oleh sekolah-sekolah lain,

penyelenggara pendidikan atau pun instansi terkait lain untuk membuat

kebijakan dengan mengadopsi bentuk blended e-learning untuk diterapkan

pada materi ajar lain, seperti virus dan monera, sistem koordinasi, biologi

molekuler, genetika serta bioteknologi.

e. Memberikan pengalaman belajar baru bagi siswa yang mampu meningkatkan

penguasaan konsep, memperkuat wawasan ICT Literacy-nya, serta

membekali mereka untuk dapat survive dalam masyarakat berpengetahuan di

abad 21 ini.

F. Definisi Operasional

Untuk menghindari berbagai penafsiran yang keliru terhadap definisi

variabel yang digunakan dalam penelitian ini, maka definisi operasional dari

masing-masing variabel yang digunakan adalah sebagai berikut:

a. Blended e-learning dalam penelitian ini merupakan proses pembelajaran yang

menggabungkan antara pertemuan tatap muka di kelas (classroom section

dalam bentuk face to face) dengan e-learning.

b. Pembelajaran e-learning dalam penelitian ini merupakan kegiatan

(22)

Endah Widyastuti, 2014

PENGUASAAN KONSEP REPRODUKSI DAN ICT LITERACY SISWA SMA MELALUI BLENDED E-LEARNING

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dilakukan dengan menggunakan jaringan internet dalam bentuk situs online

dengan menggunakan perangkat browser internet. Aplikasi web yang

digunakan adalah Learning Management System (LMS). Konten LMS di

rancang sendiri oleh guru, demikian pula dengan proses asesmennya,

sementara siswa dapat mendownload bahan ajar kapan saja, karena setiap

siswa di boarding school yang diteliti ini memiliki laptop masing-masing

serta dapat memanfaatkan hotspot kampus selama 24 jam.

c. Variasi urutan blended e-learning yang dimaksudkan dalam penelitian ini

adalah memberikan perlakuan kepada dua kelompok eksperimen, dimana

kelompok eksperimen 1 mendapatkan pembelajaran face to face terlebih

dahulu dilanjutkan learning, sedangkan pada kelompok eksperimen 2

e-learning didahulukan untuk memberi kesempatan kepada siswa menggali

sebanyak mungkin informasi kemudian dilanjutkan face to face.

d. Distribusi bahan ajar dalam pembelajaran konsep reproduksi manusia pada

kelompok kontrol serta distribusi materi blended e-learning untuk kelompok

eksperimen 1 dan kelompok eksperimen 2 dapat dilihat pada Tabel 1.1.

Tabel 1.1 Distribusi Materi Pembelajaran Konsep Reproduksi Manusia

(23)

Endah Widyastuti, 2014

PENGUASAAN KONSEP REPRODUKSI DAN ICT LITERACY SISWA SMA MELALUI BLENDED E-LEARNING

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

No INDIKATOR MATERI

Spermatogenesis   

Oogenesis   

e. Penguasaan konsep siswa dijaring dengan menggunakan tes tertulis berupa

(24)

Endah Widyastuti, 2014

PENGUASAAN KONSEP REPRODUKSI DAN ICT LITERACY SISWA SMA MELALUI BLENDED E-LEARNING

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

perlakuan (posttest), yang mencakup sub konsep organ reproduksi,

gametogenesis, hormon reproduksi, siklus menstruasi, fertilisasi, gestasi, dan

persalinan, alat kontrasepsi, kelainan dan penyakit pada sistem reproduksi.

Penguasaan konsep yang diukur menekankan pada dimensi pengetahuan

konseptual dan faktual, serta proses kognitif yang meliputi jenjang

memahami (C2), mengaplikasikan (C3), menganalisis (C4), dan mengevaluasi

(C5) yang merujuk pada taksonomi kognitif Bloom revisi (Anderson &

Krathwohl, 2010).

f. ICT literacy yang diukur dalam penelitian ini merupakan keahlian dalam

menggunakan teknologi digital, peralatan komunikasi dan terlibat dalam

jaringan internet untuk mengakses (access), mengelola (manage),

menyatukan (integrate), mengevaluasi (evaluate) dan membuat informasi

(create) agar dapat berfungsi dalam masyarakat berpengetahuan (Katz &

Macklin, 2007). Instrumen dirancang oleh peneliti berdasarkan panduan dari

framework for ICT Literacy yang dikembangkan ETS bekerja sama dengan

PISA, merujuk pula pada Standar Kompetensi Lulusan (SKL) mata pelajaran

TIK di SMA, serta Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar mata

pelajaran Keterampilan Komputer dan Pengelolaan Informasi (KKPI) di

SMK, karena kedua mata pelajaran ini bertujuan untuk membentuk siswa

menjadi melek ICT. Dalam penelitian ini ICT Literacy diukur dengan angket

self assessment dan rubrik penilaian hasil karya siswa.

g. Kelompok Kontrol dalam penelitian ini merupakan kelas yang memperoleh

(25)

Endah Widyastuti, 2014

PENGUASAAN KONSEP REPRODUKSI DAN ICT LITERACY SISWA SMA MELALUI BLENDED E-LEARNING

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Metode dan Desain Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode Quasy Eksperimental, dengan The

Control-Group Pretest-Posttest design (Fraenkel & Wallen, 2006). Desain

penelitian ini digambarkan dalam Tabel 3.1.

Tabel 3.1 Desain Penelitian

Kelas Pretest Treatment Posttest

Eksperimen 1 T1 X1 T2

Eksperimen 2 T1 X2 T2

Kontrol T1 - T2

Keterangan :

X1 = Blended e-Learning variasi-1

X2 = Blended e-Learning variasi-2

T1 = Pretest

T2 = Posttest

Sebagai pembanding, diberlakukan kelompok kontrol yang memperoleh

pembelajaran konvensional berbantuan multimedia sebagaimana pembelajaran

biologi yang biasa dilakukan di SMA yang diteliti.

Karakteristik blended e- learning variasi 1 dan variasi 2 diuraikan pada Tabel 3.2.

Tabel 3.2 Karakteristik variasi Blended e-Learning yang digunakan

Treatment Variasi Komponen Blended Lerning

Blended e-Learning Variasi-1 Face to face – e Learning

Blended e-Learning Variasi-2 E Learning - Face to face

B. Subjek Penelitian

Subjek dalam penelitian ini adalah siswa SMA Terpadu Krida Nusantara

Bandung. Alasan pemilihan subjek ini disesuaikan dengan kebutuhan penelitian

(26)

Endah Widyastuti, 2014

PENGUASAAN KONSEP REPRODUKSI DAN ICT LITERACY SISWA SMA MELALUI BLENDED E-LEARNING

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

memadai, one student one computer, serta sarana penunjang IT lain di kelas

maupun di luar kelas. SMAT Krida Nusantara memungkinkan untuk dijadikan

subjek penelitian karena sebagai Boarding School yang mengembangkan

pembelajaran berbasis IT memungkinkan peneliti memperoleh data secara utuh

tentang implementasi blended e-learning, di dalam kelas maupun mengamati

kegiatan siswa di luar jam pelajaran termasuk di asrama. Sampel penelitian yang

digunakan sebanyak enam kelas XI IPA paralel yang masing-masing

mendapatkan perlakuan yang berbeda sebagaimana tercantum pada Tabel 3.3.

Tabel 3.3 Subjek Penelitian

No Sampel yang

digunakan

Kelompok Perlakuan Jumlah Siswa

1 Kelas XI IPA 4

Variabel terikat yang menjadi sasaran dalam penelitian ini adalah

penguasaan konsep siswa pada materi reproduksi manusia serta kemampuan ICT

Literacy. Sementara variabel bebas yang diterapkan adalah dua variasi urutan

komponen blended e-learning, yaitu: (1) pembelajaran dengan urutan face to face

di kelas terlebih dahulu, dilanjutkan dengan e-learning secara mandiri; (2)

pembelajaran dengan urutan e-learning terlebih dahulu hingga siswa dapat

mempelajaran bahan ajar secara mandiri, kemudian dilanjutkan pembelajaran face

to face di kelas.

D. Instrumen penelitian

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari :

1. Soal tes penguasaan konsep reproduksi dengan bentuk pilihan ganda 5 option

(27)

Endah Widyastuti, 2014

PENGUASAAN KONSEP REPRODUKSI DAN ICT LITERACY SISWA SMA MELALUI BLENDED E-LEARNING

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3. Rubrik penilaian tugas proyek yang digunakan peneliti untuk mengukur

sejauh mana kemampuan siswa dalam membuat bahan presentasi dan

diagram alur/animasi yang baik dengan menggunakan aspek ICT.

4. Angket tanggapan siswa terhadap pembelajaran blended e-learning.

Sebelum digunakan, instrumen tes penguasaan konsep berupa soal Pilihan

Ganda dilakukan judgement oleh tim ahli dan selanjutnya diujicoba dan dianalisis

kelayakannya melalui uji validitas, uji reliabilitas, tingkat kesukaran dan indeks

daya pembeda soal. Sementara instrumen lain seperti angket self assessment ICT

literacy, rubrik penilaian karya siswa, serta angket tanggapan siswa diukur

kelayakan keterpakaiannya melalui judgement tim ahli.

E. Uji Keterandalan Instrumen Penguasaan Konsep

Uji keterandalan instrumen penguasaan konsep berupa soal pilihan ganda,

perlu dilakukan untuk memastikan bahwa soal tes yang digunakan dalam proses

pengumpulan data adalah baik. Tes yang baik harus memenuhi kriteria tingkat

kesukaran yang layak, daya pembeda yang baik, validitas cukup, dan reliabitas

tinggi. Untuk mengetahui karakteristik kualitas tes yang digunakan tersebut, maka

sebelum dipergunakan seyogyanya soal tersebut diuji coba untuk mendapatkan

gambaran tingkat kesukaran, daya pembeda, validitas, dan reliabilitasnya (Arifin,

2012). Uji keterandalan tes yang dikonstruksi menggunakan software Anates versi

4.0. Secara umum kegiatan ini akan menghitung validitas, realibilitas, daya

pembeda dan tingkat kesukaran soal yang dibuat.

1. Reliabilitas Butir Soal

Uji reabilitas tes bertujuan untuk menguji tingkat keajegan soal yang

digunakan. Uji realibilitas instrumen ini dihitung dengan menggunakan bantuan

program ANATES (Sudijono, 2009). Hasil perhitungan koefisien reliabilitas

dibandingkan dengan rtabel dengan kaidah keputusan; jika r11>rtabel berarti reliabel

dan jika r11<rtabel berarti tidak reliabel. Kemudian hasil perhitungan tersebut

(28)

Endah Widyastuti, 2014

PENGUASAAN KONSEP REPRODUKSI DAN ICT LITERACY SISWA SMA MELALUI BLENDED E-LEARNING

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Tabel 3.4 Kategori Reliabilitas Butir Soal

Koefisien Kategori

0,80 <r11 ≤ 1,00 Sangat tinggi

0,60 <r11 ≤ 0,80 Tinggi

0,40 <r11 ≤ 0,60 Cukup

0,20 <r11 ≤ 0,40 Rendah

r11 ≤ 0,20 Sangat rendah

Setelah soal diujicoba kepada siswa SMA yang pernah mendapatkan materi

pembelajaran reproduksi manusia di sekolah yang sama, maka diperoleh nilai

reliabilitas sebesar 0,83. Hal ini menunjukkan bahwa reliabilitas soal penguasaan

konsep yang digunakan dalam penelitian sangat tinggi.

2. Validitas Butir Soal

Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukan tingkat kevalidan atau

kesahihan suatu instrumen. Validitas butir soal digunakan untuk mengetahui

dukungan suatu butir terhadap skor total. Untuk mengetahui validitas setiap butir

soal, skor-skor yang pada butir soal yang dimaksud dikorelasikan dengan skor

total. Sebuah soal memiliki validitas yang tinggi jika skor soal tersebut memiliki

dukungan besar terhadap skor total (Arikunto, 2008).

Uji validitas kriteria dihitung dengan menggunakan bantuan program

analisis butir soal Anates. Interpretasi besarnya koefisien korelasi dapat dilihat

pada Tabel 3.5.

Tabel 3.5 Kategori Validitas Butir Soal (Arifin, 2009)

Koefisien Kategori

0.81 < rxy ≤ 1.00 Sangat Tinggi

0.61 < rxy≤ 0.80 Tinggi

0.41 <rxy≤ 0.60 Cukup

0.21 < rxy≤ 0.40 Rendah

0.00 < rxy ≤ 0.20 Sangat Rendah

3. Tingkat Kesukaran Butir Soal

Uji tingkat kesukaran soal dilakukan untuk mengetahui apakah butir soal

(29)

Endah Widyastuti, 2014

PENGUASAAN KONSEP REPRODUKSI DAN ICT LITERACY SISWA SMA MELALUI BLENDED E-LEARNING

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

program ANATES. Penentuan tingkat kesukaran soal penguasaan konsep

dilakukan dengan menggunakan tabel berikut ini (Arifin, 2012).

Tabel 3.6 Kategori Tingkat Kesukaran

Batasan Kategori

0,00 < TK≤ 0,30 Sukar

0,30 < TK≤ 0,70 Sedang

0,70 < TK≤ 1,00 Mudah

4. Daya Pembeda Butir Soal

Daya pembeda butir soal dilakukan untuk mengetahui sejauh mana tiap

butir soal mampu membedakan kemampuan antara siswa kelompok atas dan

kelompok bawah, dihitung dengan menggunakan program analisis butir soal

ANATES. Angka yang menunjukkan besarnya daya pembeda disebut indeks

diskriminasi test atau daya pembeda (D). Kategori daya pembeda (Arifin, 2012)

dapat dilihat pada Tabel 3.7.

Tabel 3.7 Kategori Daya Pembeda

Batasan Kategori

0,00 < DP≤ 0,20 Jelek (poor)

0,20 < DP≤ 0,40 Cukup (satisfactory)

0,40 < DP≤ 0,70 Baik (good)

0,70 < DP≤ 1,00 Baik sekali (excellent)

Hasil uji keterandalan instrumen penguasaan konsep yang terdiri dari 80 soal

pilihan ganda ditunjukkan pada Tabel 3.8.

Tabel 3.8 Analisis hasil uji Coba Instrumen Tes penguasaan Konsep

No

Validitas Item Daya Beda Tingkat Kesukaran

Keterangan

Korelasi Signifikansi Indeks DP

(%) Korelasi Signifikansi

(30)

Endah Widyastuti, 2014

PENGUASAAN KONSEP REPRODUKSI DAN ICT LITERACY SISWA SMA MELALUI BLENDED E-LEARNING

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

No

Validitas Item Daya Beda Tingkat Kesukaran

Keterangan

Korelasi Signifikansi Indeks DP

(%) Korelasi Signifikansi

(31)

Endah Widyastuti, 2014

PENGUASAAN KONSEP REPRODUKSI DAN ICT LITERACY SISWA SMA MELALUI BLENDED E-LEARNING

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

No

Validitas Item Daya Beda Tingkat Kesukaran

Keterangan

Korelasi Signifikansi Indeks DP

(%) Korelasi Signifikansi

(32)

Endah Widyastuti, 2014

PENGUASAAN KONSEP REPRODUKSI DAN ICT LITERACY SISWA SMA MELALUI BLENDED E-LEARNING

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

No

Validitas Item Daya Beda Tingkat Kesukaran

Keterangan

Korelasi Signifikansi Indeks DP

(%) Korelasi Signifikansi

Indeks

Dari hasil analisis uji coba soal penguasaan konsep reproduksi manusia

sebanyak 80 soal pilihan ganda, diperoleh 50 soal yang memiliki validitas sangat

signifikan dan signifikan, namun dari kelimapuluh soal tersebut, dipilih 40 soal

(33)

Endah Widyastuti, 2014

PENGUASAAN KONSEP REPRODUKSI DAN ICT LITERACY SISWA SMA MELALUI BLENDED E-LEARNING

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

jumlah soal pada setiap sub konsepnya. Kisi-kisi instrumen penguasaan konsep

tersebut dapat dilihat pada Tabel 3.9.

Tabel 3.9 Kisi-Kisi Instrumen Penguasaan Konsep Sistem Reproduksi

Manusia

Standar kompetensi Menjelaskan struktur dan fungsi organ manusia dan hewan

tertentu, kelainan dan/atau penyakit yang mungkin terjadi serta implikasinya pada salingtemas

Kompetensi Dasar Menjelaskan keterkaitan antara struktur, fungsi dan proses

yang meliputi pembentukan sel kelamin, ovulasi, menstruasi, fertilisasi dan pemberian ASI, serta kelainan penyakit yang dapat terjadi pada sistem reproduksi manusia

NO INDIKATOR NO SOAL JENJANG

KOGNITIF

1 Struktur dan fungsi sistem reproduksi pria dan wanita.

2 Hormon pada sistem reproduksi manusia 4

5

3 Spermatogenesis dan oogenesis 10

11

5 Alat kontrasepsi pada pria dan wanita 20

21

6 Fertilisasi, gestasi dan persalinan 25

(34)

Endah Widyastuti, 2014

PENGUASAAN KONSEP REPRODUKSI DAN ICT LITERACY SISWA SMA MELALUI BLENDED E-LEARNING

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

34 8 Penyakit dan kelainan pada sistem

reproduksi manusia

persiapan, tahap pelaksanaan, dan tahap akhir.

1. Tahap Persiapan

Kegiatan yang dilakukan pada tahap persiapan meliputi:

a. Studi pendahuluan dilakukan melalui angket tentang Pendidikan Kesehatan

Reproduksi Remaja (KRR) atau sex education. Peneliti menyebarkan angket

sederhana kepada siswa SMA yang berusia 15-17 tahun. Di samping itu

peneliti juga melakukan wawancara dengan guru Biologi, guru TIK di SMA

serta guru KKPI di SMK untuk mengungkap pengembangan kurikulum

berbasis IT sebagai upaya untuk pencapaian penguasaan ICT Literacy dan

cara penilaiannya.

b. Studi literatur untuk memperoleh teori yang kuat mengenai permasalahan

yang dijadikan kajian sekaligus untuk mengetahui gambaran hasil penelitian

yang serupa dengan permasalahan yang diteliti. Analisis silabus terhadap

konsep reproduksi manusia di SMA dan analisis SKL untuk mata pelajaran

TIK di SMA dan KKPI di SMK, lalu membandingkannya dengan ICT

literacy assessment yang telah dikembangkan dibeberapa negara seperti

australia, kanada, dan negara-negara ASIA yang dikembangkan berdasarkan

framework dari ETS, serta ICT literacy assessment yang telah dikembangkan

PISA.

c. Perumusan masalah berdasarkan hasil studi pendahuluan dan studi literatur.

d. Penyusunan perangkat instrumen penelitian (perangkat tes, angket, dan rubrik

(35)

Endah Widyastuti, 2014

PENGUASAAN KONSEP REPRODUKSI DAN ICT LITERACY SISWA SMA MELALUI BLENDED E-LEARNING

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

e. Judgement instrumen penelitian oleh ahli, bertujuan untuk mendapatkan

kelayakan instrumen. Selanjutnya melakukan uji coba perangkat tes pada

siswa SMA.

f. Melakukan analisis kualitas instrumen meliputi validasi, reliabilitas, daya

pembeda dan tingkat kesukaran soal dengan menggunakan program Anates.

g. Penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan perangkat

penilaian yang terdiri dari daftar nilai penguasaan konsep serta kemampuan

ICT literacy yang dijaring melalui self assessment serta rubrik penilaian tugas

proyek ICT.

h. Penyusunan media pembelajaran berupa program power point untuk

pembelajaran di kelas yang berbeda-beda bagi kelompok kontrol, kelompok

eksperimen 1 dan kelompok eksperimen 2, disesuaikan dengan distribusi

materi blended e-learning pada Tabel 1.1. Media pembelajaran e-learning

untuk kelompok eksperimen 1 dan kelompok eksperimen 2 selanjutnya di

upload pada situs e-learning SMAT Krida Nusantara dalam Lokal Area

kampus (LAN).

2. Tahap Pelaksanaan

Tahap pelaksanaan penelitian meliputi:

a. Melakukan pretest untuk mengetahui kemampuan awal siswa untuk konsep

reproduksi dan Self Assessment ICT literacy.

b. Memberikan perlakuan yang berbeda kepada kedua kelompok eksperimen,

berupa variasi urutan blended e-learning untuk konsep reproduksi manusia.

Sementara kelompok kontrol melakukan pembelajaran seperti yang biasa

dilakukan secara konvensional dengan berbantuan media presentasi.

c. Kelompok eksperimen harus melakukan registrasi agar dapat log in ke LMS

saat melakukan e-learning. LMS dalam situs e-learning SMAT Krida

Nusantara merupakan produk open sources yang menggunakan paket

software Moodle. Situs ini dioperasikan secara intranet, sehingga hanya dapat

diakses dalam lingkup kampus SMAT Krida Nusantara saja. Gambar 3.1

menunjukkan halaman muka LMS SMAT Krida Nusantara, tampak

(36)

Endah Widyastuti, 2014

PENGUASAAN KONSEP REPRODUKSI DAN ICT LITERACY SISWA SMA MELALUI BLENDED E-LEARNING

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

yang dilakukan oleh setiap partisipan dalam LMS ini, selain berfungsi untuk

menjaring peserta juga dapat dimanfaatkan untuk mengetahui durasi log in

setiap siswa yang membuka website. Dengan demikian guru dapat memantau

aktivitas siswa dalam membuka website. Durasi log in siswa dihitung sejak

mulai log in hingga melakukan log out.

Gambar 3.1 Halaman muka LMS produk Moodle yang digunakan dalam penelitian ini

d. Kelompok eksperimen dapat memanfaatkan fasilitas yang tersedia dalam

materi e-learning pada LMS yang dikembangkan di SMA yang diteliti. Pada

Gambar 3.2 tampak fasilitas yang tersedia dalam halaman materi ajar terdiri

dari uraian materi, video tutorial, alamat link ke situs yang berhubungan

dengan materi pelajaran yang sedang dipelajari, tombol navigasi untuk

mengarahkan siswa agar susunan halaman yang digunakan lebih sistematis.

Gambar 3.2 Tampilan halaman multimedia dengan fasilitasnya dalam LMS.

Judul Materi

Video tutorial

Link alamat website

(37)

Endah Widyastuti, 2014

PENGUASAAN KONSEP REPRODUKSI DAN ICT LITERACY SISWA SMA MELALUI BLENDED E-LEARNING

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

e. Dalam LMS disediakan pula fasilitas quiz online yang dapat siswa

manfaatkan untuk mengukur tingkat penguasaan konsepnya. Gambar 3.3

menunjukkan tampilan halaman muka quiz online untuk sistem reproduksi.

Pada halaman ini tercantum durasi waktu yang disediakan untuk proses

pengerjaan soal, tanggal pemberlakuan tes, batas akhir soal online tersebut di

upload pada situs pembelajaran ini, serta kode paket soal yang akan

dikerjakan. Dalam hal ini, siswa dapat berulang kali mengerjakan soal quiz

ini selama batas waktu upload, namun setiap kali pengulangan, siswa akan

mendapatkan paket soal yang berbeda, karena sistem komputer akan

mengacak nomor soal serta option pilihan jawaban yang tersedia. Sistem ini

diberlakukan dengan tujuan menghindari kerjasama siswa dalam pengerjaan

soal yang berakibat pada hasil tes yang tidak objektif, karena satu siswa

dengan siswa lainnya akan mendapatkan paket soal yang berbeda walaupun

mereka mengerjakan dalam waktu yang bersamaan.

Gambar 3.3 Tampilan halaman muka paket quiz online sistem reproduksi dalam LMS

Siswa dapat memulai tesnya dengan cara mengklik tombol navigasi “Preview

Quiz Now” pada halaman muka quiz online. Selanjutnya siswa akan

memasuki halaman soal sebagaimana tampak pada Gambar 3.4. Pada

halaman ini termuat nomor soal dengan skor maksimal yang dapat dicapai

untuk setiap soal, penyataan soal, option jawaban yang dapat dipilih dengan

(38)

Endah Widyastuti, 2014

PENGUASAAN KONSEP REPRODUKSI DAN ICT LITERACY SISWA SMA MELALUI BLENDED E-LEARNING

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

mundur hingga batas akhir pengerjaan soal. Setiap log in pada halaman soal

ini, siswa mendapatkan waktu pengerjaan paket soal reproduksi on line

selama 60 menit. Dan jika mengulang log in, maka siswa mendapatkan waktu

60 menit lagi dengan kode soal yang berbeda.

Gambar 3.4 Tampilan Halaman Soal Quiz online pada LMS

Setelah selesai mengerjakan seluruh soal dalam quiz online, siswa dapat

meng-klik tombol “Finish and Submit”, maka siswa akan langsung

mengetahui nilai yang dicapainya. Nilai hasil pengerjaan siswa secara

otomatis akan terekam dan tersimpan dalam halaman Result yang selanjutnya

hanya bisa diakses oleh guru yang bersangkutan atau Admin, sebagaimana

tampak pada Gambar 3.5. Halaman Result ini, berisi daftar nama siswa yang

melakukan tes online terurut berdasarkan waktu pengerjaan, tercantum pula

durasi waktu yang digunakan siswa untuk mengerjakan satu paket soal, dan

perolehan nilainya. Dari daftar tersebut, guru dapat mengetahui siswa yang

mengulang tes online serta progres yang ditunjukkan siswa setiap kali

penggerjaan. Hal ini dapat memberi masukan kepada guru tentang tingkat

pemahaman siswa, ketekunan siswa dalam mengerjakan soal, tingkat antusias

siswa terhadap tes dan pembelajaran yang berlangsung, ketelitian serta

kecepatan berfikir siswa. Namun dalam penelitian ini, tidak ditinjau

kompetensi siswa hingga sejauh itu.

f. Melakukan penilaian keterampilan psikomotorik siswa dalam pemanfaatan IT

(ICT Literacy) melalui hasil karya siswa berupa bahan presentasi berkonten

Kendali waktu pengerjaan

soal

(39)

Endah Widyastuti, 2014

PENGUASAAN KONSEP REPRODUKSI DAN ICT LITERACY SISWA SMA MELALUI BLENDED E-LEARNING

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

permasalahan kelainan dan penyakit pada sistem reproduksi dan diagram alur/

animasi yang memvisualisasikan tahapan gametogenesis

Gambar 3.5 Tampilan Halaman Hasil Quiz Online yang Hanya Dapat Diakses oleh Guru atau Admin

g. Melakukan posttest setelah proses pembelajaran selesai di kedua kelas

eksperimen maupun kelas kontrol. Pemberian tes ini bertujuan untuk

mengetahui peningkatan penguasaan konsep reproduksi dan perubahan

penilaian diri siswa tentang kemampuan ICT Literacy

h. Pengisian angket oleh siswa untuk mengetahui tanggapan tentang

pelaksanaan pembelajaran konsep reproduksi yang menggunakan blended

e-learning.

3. Tahap Akhir

Tahap akhir meliputi langkah-langkah sebagai berikut:

a. Mengolah dan menganalisis data hasil penelitian yang telah diperoleh.

Pengolahan dan analisis data kuantitatif berupa skor pretes, skor posttest, dan

N gain dianalisis dengan menggunakan uji statistik untuk menguji hipotesis

penelitian yang diajukan. Data kualitatif berupa tanggapan siswa terhadap

pembelajaran konsep reproduksi dengan blended e-learning demikian pula data

temuan hasil pengamatan lapangan dianalisis secara deskriptif untuk

mengetahui kecenderungan temuan yang akan digunakan dalam menarik

kesimpulan.

b. Menarik kesimpulan berdasarkan hasil pengolahan dan analisis data.

(40)

Endah Widyastuti, 2014

PENGUASAAN KONSEP REPRODUKSI DAN ICT LITERACY SISWA SMA MELALUI BLENDED E-LEARNING

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu G. Pengolahan dan Analisis Data

Pengolahan dan analisis data dilakukan secara kuantitatif dilakukan

dengan menggunakan Program SPSS 19. Sedangkan data kualitatif dianalisis

secara deskriptif untuk menentukan kecenderungan-kecenderungan yang muncul

pada saat penelitian. Data penguasaan konsep reproduksi dan ICT Literacy

meliputi nilai pretest, posttest, dan N-gain. Analisis data tersebut dilakukan

dengan uji statistik dengan langkah-langkah berikut:

a. Menghitung skor mentah pretest dan posttest menjadi nilai berdasarkan rumus

berikut (Arikunto, 2008):

Nilai = x 100

b. Perhitungan gain ternormalisasi

Menghitung skor gain yang dinormalisasi berdasarkan rumus berikut:

G =

Tabel 3.10 Kriteria N-Gain Ternormalisasi

Perolehan N-Gain Kriteria

N-Gain > 0,70 Tinggi

0,30 ≤ N-Gain ≤ 0,70 Sedang

N-Gain < 0,30 Rendah

c. Uji normalitas dan homogenitas

Kedua uji ini merupakan uji prasyarat untuk menentukan uji statistik yang akan

digunakan, apakah statistik parametrik atau nonparametrik. Uji normalitas

digunakan untuk mengetahui apakah data berdistribusi normal atau tidak,

sedangkan uji homogenitas digunakan untuk mengetahui apakah data bersifat

homogen atau tidak. Kedua uji tersebut dilakukan dengan menggunakan Software

Statistical Package for Social Science (SPSS) for windows versi 19.

d. Uji perbedaan dua rerata dari dua kelompok yang berbeda menggunakan uji

one way ANOVA.

Uji ini bertujuan untuk membandingkan apakah ketiga kelompok penelitian

(41)

Endah Widyastuti, 2014

PENGUASAAN KONSEP REPRODUKSI DAN ICT LITERACY SISWA SMA MELALUI BLENDED E-LEARNING

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

juga dilakukan dengan menggunakan program SPSS. Hasil pengisian angket akan

ditabulasikan dari seluruh siswa lalu menghitung persentase jawaban siswa pada

masing-masing kriteria yang ditanyakan dengan menggunakan rumus:

(Purwanto, 2002)

Kemudian melakukan interpretasi jawaban angket dengan cara membuat kategori

untuk setiap kriteria berdasarkan tabel 3.11.

Tabel 3.11 Kategori terhadap jawaban angket

Presentase Kategori

86 – 100 % Sangat baik

76 – 85 % Baik

60 – 75 % Cukup

55 – 59 % Kurang

≤ 25 % Kurang sekali

Pengolahan dan analisis data penilaian portopolio hasil karya siswa dilakukan

dengan merata-ratakan skor setiap aspek yang dinilai.

Penelitian akan dilakukan dengan alur sebagaimana tercantum dalam Gambar

(42)

Endah Widyastuti, 2014

PENGUASAAN KONSEP REPRODUKSI DAN ICT LITERACY SISWA SMA MELALUI BLENDED E-LEARNING

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Studi Pendahuluan

Studi Pembelajaran

Blended e-Learning

Studi awal sex

education Studi ICT Literacy

Perumusan variasi learning di luar jam

Gambar

Tabel 1.1 Distribusi Materi Pembelajaran Konsep Reproduksi Manusia INDIKATOR MATERI  Kelompok Kelompok Kelompok
Tabel 3.1 Desain Penelitian
Tabel 3.3 Subjek Penelitian
Tabel 3.4 Kategori Reliabilitas Butir Soal
+7

Referensi

Dokumen terkait

[r]

Penelitian ini meneliti mengenai penggunaan menceritakan kembali cerita melalui gambar berseri untuk meningkatkan keterampilan berbicara pada siswa kelas 8 SMP. Penelitian

The research result indicated that the application of Cooperative Learning method with Student Teams Achievement Division (STAD) type in learning history can

What is the correlation between students’ competence in writing narrative texts in Bahasa Indonesia and their competence in writing narrative texts in English2. Does the

Keanekaragaman Dan Kelimpahan Kupu-Kupu Di Kebun Botani Upi Bandung Universitas Pendidikan Indonesia |

[r]

Tanaman apa saja yang dijadikan tanaman inang oleh kupu-kupu di Kebun.

Dari hasil analisa yang dilakukan diperoleh hasil bahwa modal dan jumlah jam kerja memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap pendapatan pekerja sektor informal di kota