PENERAPAN ASESMEN KINERJA UNTUK
MENINGKATKAN KEMAMPUAN HABITS OF MIND
DAN PENGUASAAN KONSEP BIOLOGI SISWA KELAS XI
TESIS
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari
Syarat untuk Memperoleh Gelar Magister Pendidikan Biologi
Oleh
Nukhbatul Bidayati Haka
1101585
PENDIDIKAN BIOLOGI
SEKOLAH PASCA SARJANA
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
BANDUNG
Penerapan Asesmen Kinerja untuk
Meningkatkan Kemampuan Habits
Of Mind dan Penguasaan Konsep
Biologi Siswa Kelas XI
Oleh:
Nukhbatul Bidayati Haka
S.Pd Universitas Negeri Lampung, 2009
Sebuah Tesis yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Magister Pendidikan (M.Pd.) pada Program Studi Pendidikan Biologi
Sekolah Pasca Sarjana
© Nukhbatul Bidayati Haka 2013 Universitas Pendidikan Indonesia
September 2013
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
Tesis ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian,
PENERAPAN ASESMEN KINERJA UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN HABITS OF MIND DAN PENGUASAAN KONSEP
BIOLOGI SISWA KELAS XI
Nukhbatul Bidayati Haka
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran penerapan asesmen kinerja dalam meningkatkan kemampuan habits of mind (HoM) dan penguasaan konsep pada materi sistem ekskresi dan sistem saraf. Metode penelitian yang digunakan adalah Weak Experiment dengan desain the One-Group Pretest-Postest. Sampel penelitian terdiri dari 49 orang siswa pada kelas XI IPA 4 di MAN 1 Bandar Lampung menggunakan teknik Cluster Random Sampling. Instrumen penelitian terdiri dari angket habits of mind awal dan akhir, pretest dan postest penguasaan konsep serta angket respon siswa. Analisis data penelitian menggunakan nilai normalisasi gain, uji-one sample, uji korelasi dan uji regresi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kemampuan HoM siswa setelah penerapan asesmen kinerja mengalami peningkatan dengan N-gain 0,45. Sejalan dengan itu, penguasaan konsep siswa juga mengalami peningkatan dengan N-gain sistem ekskresi 0,61 dan sistem saraf 0,64. Terdapat peningkatan kemampuan HoM dan penguasaan konsep siswa di atas nilai standar 0,31 (N-gain sedang) setelah penerapan asesmen kinerja di kelas XI IPA 4. Komponen asesmen kinerja terhadap HoM berkorelasi cukup (0,459) dengan kontribusi terbesar pada kemampuan self regulation (36,6%), critical thinking (26,2%), dan creative thinking (19,9%). Selanjutnya komponen asesmen kinerja terhadap penguasaan konsep berkorelasi lemah (0,171) dan memberikan kontribusi terbesar pada penguasaan konsep sistem saraf (19,2%), dan sistem ekskresi (12,7%). Oral feedback, self assessment, dan peer
assessment merupakan komponen asesmen kinerja yang secara berurutan
berkontribusi terhadap peningkatan kemampuan HoM dan penguasaan konsep sistem ekskresi, sedangkan pada penguasaan konsep sistem saraf komponen asesmen kinerja yang paling berkontribusi adalah oral feedback, peer assessment, dan self assessment. Kemampuan HoM terhadap penguasaan konsep biologi siswa berkorelasi cukup sebesar 0,397. Kesimpulannya, penerapan asesmen kinerja pada pembelajaran sistem ekskresi dan sistem saraf mendapat respon positif dari siswa serta dapat meningkatkan kemampuan habits of mind dan penguasaan konsep biologi siswa.
IMPLEMENTATION OF PERFORMANCE ASSESSMENT FOR IMPROVING HABITS OF MIND ABILITY AND CONCEPTUAL
UNDERSTANDING OF BIOLOGY CLASS XI STUDENTS
Nukhbatul Bidayati Haka
ABSTRACT
This study was conducted to obtain a representation of the implementation of performance assessment in improving habits of mind (HoM) and conceptual understanding in materials excretory and the nervous system. The method used is Weak Experiment with design of the One-Group Pretest-posttest. The study sample consisted of 49 students in class XI IPA 4 in MAN 1 Bandar Lampung using Cluster Random Sampling Technique. The study instrument consisted of a questionnaire habits of mind early and late, pretest and posttest conceptual understanding and student questionnaire responses. Analysis of study data using normalized gain value, one sample-test, correlation and regression testing. The results showed that the students ability HoM after application of performance assessment has improvement with N-gain 0.45. Correspondingly, students conceptual understanding also improvement with N-excretory system gain 0.61 and 0.64 the nervous system. There is a improvement HoM ability and students conceptual understanding above the standard value of 0.31 (N-gain medium) after the application of performance assessment in class XI IPA 4. Performance assessment component of the HoM correlated enough (0.459) with the greatest contribution to the ability of self-regulation (36.6%), critical thinking (26.2%), and creative thinking (19.9%). Performance assessment component to conceptual understanding correlated weakly (0.171) and the highest contribution to the conceptual understanding of the nervous system (19.2%), and the excretory system (12.7%). Oral feedback, self assessment, and peer assessment is a component of performance assessment in order to contribute to the improvement HoM ability and conceptual undestanding excretory system, while the conceptual understanding of the nervous system, the performance assessment component is most contributed oral feedback, peer assessment and self assessment. Improvement ability HoM to students conceptual understanding of biology that correlated as big as 0.397. Based on the results, it can be concluded that the application of performance assessment on the excretory system and nervous system received a positive response from students and can improve the ability of habits of mind and students conceptual understanding of biology.
DAFTAR ISI
Halaman
PERNYATAAN ... i
ABSTRAK ... ii
KATA PENGANTAR ... iv
UCAPAN TERIMAKASIH... v
DAFTAR ISI ... vi
DAFTAR TABEL ... ix
DAFTAR GAMBAR ... xi
DAFTAR LAMPIRAN ... xii
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1
B. Rumusan Masalah ... 7
C. Pertanyaan Penelitian ... 7
D. Batasan Masalah ... 8
E. Tujuan Penelitian ... 9
F. Manfaat Penelitian ... 10
II. STRATEGI ASESMEN FORMATIF DALAM BENTUK ASESMEN KINERJA BERPERAN PENTING UNTUK MEMBENTUK HABITS OF MIND DAN PENGUASAAN KONSEP SISWA A. Pentingnya Asesmen Formatif dalam Pembelajaran ... 12
B. Asesmen Kinerja dalam Pembelajaran Sains ... 19
C. Habits of Mind ... 23
D. Penguasaan Konsep dalam Pendidikan IPA ... 28
E. Konsep Sistem Ekskresi dan Sistem Saraf dalam KTSP ... 31
F. Penelitian yang Relevan ... 40
G. Asumsi Penelitian ... 43
H. Hipotesis ... 43
III. METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi dan Subyek Penelitian ... 44
B. Metode dan Desain Penelitian ... 44
C. Definisi Operasional ... 45
D. Instrumen Penelitian ... 45
F. Teknik Pengolahan Data ... 56 G. Analisis Uji Coba Instrumen Penelitian ... 59
IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian ... 63 B. Pembahasan ... 91 1. Penerapan Komponen dan Strategi Asesmen Kinerja ... 91 2. Peningkatan Kemampuan Habits of Mind dan Penguasaan Konsep
Siswa dengan Penerapan Asesmen Kinerja ... 104
V. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan ... 121 B. Saran ... 123
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
2.1. Deskripsi Dari Habits of Mind ... 26
2.2. Menerjemahkan ”Mengembangkan dan Menghaluskan” Taksonomi Marzano ke dalam Item Res ... 30
2.3. Karakter Materi Sistem Ekskresi ... 33
2.4. Karateristik Materi Sistem Saraf ... 35
3.1. The One-Gruop Pretest-Postest Design ... 44
3.2. Instrumen Penelitian dan Tujuan Penggunaan Instrumen ... 45
3.3. Kategorisasi Skor N-gain/Indeks Gain... 57
3.4. Kategorisasi Presentase Ketercapaian Habits of Mind Siswa ... 58
3.5. Kisaran Angka Korelasi ... 59
3.6 Kriteria Validitas dan Reliabilitas Butir Soal... 60
3.7. Hasil Analisis Validitas Soal ... 60
3.8. Hasil Analisis Reliabilitas Soal ... 61
3.9. Tingkat Kesukaran dan Daya Pembeda ... 61
3.10. Hasil Analisis Tingkat Kesukaran Soal ... 61
3.11 Klasifikasi Daya Pembeda ... 62
3.12 Hasil Analisis Daya Pembeda ... 62
4.1. Hasil Rekapitulasi Angket Habits of Mind ... 64
4.2. Pengelompokan Skor N-gain Berdasarkan Kemampuan HoM ... 64
4.3. Hasil Uji Normalitas Data N-gain Habits of Mind... 65
4.4. Hasil Uji Signifikansi N-gain Habits of Mind ... 66
4.5. Rekapitulasi Perbandingan Nilai Rata-rata Kemampuan Penguasaan Konsep ... 71
4.6. Pengelompokan N-gain Penguasaan Konsep ... 71
4.7. Hasil Uji Normalitas Data N-gain Penguasaan Konsep ... 72
4.8. Hasil Uji Signifikansi N-gain Penguasaan Konsep ... 72
4.9. Korelasi Keseluruhan Asesmen Kinerja terhadap HoM ... 75
4.10 Korelasi Keseluruhan Asesmen Kinerja terhadap Masing-Masing HoM ... 77
4.11 Korelasi Oral Feedback terhadap Masing-Masing HoM... 78
4.12 Korelasi Self Assessment terhadap Masing-Masing HoM ... 79
4.13 Korelasi Peer Assessment terhadap Masing-Masing HoM ... 79
4.14 Kontribusi Asesmen Kinerja terhadap Kategori HoM Setelah Pembelajaran ... 80
Penguasaan Konsep ... 82 4.17 Korelasi Oral Feedback terhadap Masing-Masing Penguasaan
Konsep ... 84 4.18 Korelasi Self Assessment terhadap Masing-Masing Penguasaan
Konsep ... 84 4.19 Korelasi Peer Assessment terhadap Masing-Masing Penguasaan
Konsep ... 85 4.20 Kontribusi Asesmen Kinerja terhadap Penguasaan Konsep ... 85 4.21 Hasil Uji Korelasi Peningkatan Penguasaan Konsep dan Kemampuan HoM Siswa ... 86 4.22 Rekapitulasi Respon Siswa terhadap Proses Pembelajaran ... 90 4.23 Data Hasil Angket Siswa tentang Upaya/Usaha Mengatasi Kendala
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
Gambar 2.1. Interaksi Dimensi Belajar ... 24
Gambar 2.2. Sinaptik Kimia Pada Sel Saraf dalam Menghantarkan Impuls 36 Gambar 3.1 Alur Penelitian... 52
Gambar 4.1 Perbandingan Persentase Rerata Self Regulation Awal, Akhir dan N-gain untuk Tiap Indikator ... 66
Gambar 4.2 Perbandingan Persentase Rerata Critical Thinking Awal, Akhir dan N-gain untuk Tiap Indikator ... 68
Gambar 4.3 Perbandingan Persentase Rerata Creative Thinking Awal, Akhir dan N-gain untuk Tiap Indikator ... 69
Gambar 4.4 Persentase Capaian N-gain Kategori Habits of Mind... 70
Gambar 4.5 Hasil Pretes dan Postes Masing-Masing Indikator Penguasaan Konsep Sistem Ekskresi ... 73
Gambar 4.6 Hasil Pretes dan Postes Masing-Masing Indikator Penguasaan Konsep Sistem Saraf ... 74
Gambar 4.7 Persentase Capaian N-gain Penguasaan Konsep ... 75
Gambar 4.8 Kontribusi Keseluruhan Asesmen Kinerja Terhadap HoM ... 76
Gambar 4.9 Kontribusi Asesmen Kinerja Terhadap Kategori HoM... 77
Gambar 4.10Kontribusi Keseluruhan Asesmen Kinerja Terhadap Penguasaan Konsep ... 81
Gambar 4.11Kontribusi Keseluruhan Asesmen Kinerja Terhadap Masing-Masing Penguasaan Konsep ... 83
Gambar 4.12Gambaran Respon Siswa Terhadap Komponen Asesmen Kinerja dan Proses Pembelajaran ... 87
Gambar 4.13Persentase Urutan Komponen Asesmen Kinerja yang Paling Berpengaruh Terhadap Kebiasaan Berpikir Siswa ... 88
Gambar 4.14Pelaksanaan Pembelajaran dengan Penerapan Asesmen Kinerja ... 95
Gambar 4.15 Indikator Habits Of Mind yang Dikembangkan Pada Kegiatan Diskusi Kelompok dan Presentase Capaiannya ... 96
Gambar 4.16Profil Kinerja Kelompok Siswa Saat Diskusi ... 97
Gambar 4.17Profil Kinerja Kelompok Siswa Saat Praktikum ... 100
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran A. Perangkat Ajar Halaman
Lampiran A1. Silabus Pembelajaran ... 134
Lampiran A2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) ... 145
Lampiran A3. Skema Pelaksanaan Pembelajaran dan Asesmen ... 173
Lampiran A4. Lembar Diskusi Siswa (LDS) ... 179
Lampiran A5. Lembar Kerja Siswa (LKS) Praktikum... 197
Lampiran B. Instrumen Penelitian Halaman Lampiran B1. Kisi-Kisi Soal Pretest dan Postest Penguasaan Konsep ... 213
Lampiran B2. Hasil Uji Coba Soal Penguasaan Konsep ... 244
Lampiran B3. Kisi-Kisi Angket Penelusuran Habits of Mind Siswa ... 248
Lampiran B4. Angket Penelusuran Habits of Mind Siswa ... 249
Lampiran B5. Kisi-Kisi Angket Respon Siswa... 255
Lampiran B6. Angket Respon Siswa ... 259
Lampiran B7. Kisi-Kisi Lembar Observasi Kinerja Tanya Jawab ... 267
Lampiran B8. Lembar Observasi Kinerja Tanya Jawab ... 268
Lampiran B9. Kisi-Kisi Lembar Observasi Kinerja Diskusi Kelompok .... 271
Lampiran B10. Lembar Observasi Kinerja Diskusi Kelompok ... 273
Lampiran B11. Kisi-Kisi Lembar Observasi Kinerja Praktikum Siswa ... 276
Lampiran B12. Lembar Observasi Kinerja Praktikum Siswa ... 279
Lampiran B13. Kisi-Kisi Lembar Observasi Kinerja Presentasi Siswa ... 286
Lampiran B14. Lembar Observasi Kinerja Presentasi Siswa ... 288
Lampiran B15. Lembar Self Assessment Siswa ... 296
Lampiran B16. Kisi-Kisi Lembar Peer Assessment Siswa ... 298
Lampiran B17. Lembar Peer Assessment Siswa ... 299
Lampiran B18. Lembar Catatan Lapangan Penelitiam ... 302
Lampiran C. Olah Data Penelitian Halaman Lampiran C1. Hasil Olah Data Lembar Kinerja Tanya Jawab Siswa ... 303
Lampiran C2. Hasil Olah Data Lembar Observasi Kinerja Diskusi ... 310
Lampiran C3. Hasil Olah Data Lembar Observasi Kinerja Praktikum ... 320
Lampiran C4. Hasil Olah Data Lembar Observasi Kinerja Presentasi ... 331
Lampiran C5. Rekapitulasi Oral Feedback ... 343
Lampiran C. Olah Data Penelitian Halaman
Lampiran C7. Hasil Olah Data Angket Respon Siswa ... 359 Lampiran C8. Hasil Olah Data Self Assessment... 374 Lampiran C9. Hasil Olah Data Pretest dan Postest Penguasaan Konsep ... 379 Lampiran C10. Uji Normalitas Data ... 381 Lampiran C11. Uji-One Sample Test Kemampuan Penguasaan Konsep ... 382 Lampiran C12. Uji-One Sample Test Kemampuan Habits of Mind ... 383 Lampiran C13. Uji-Korelasi Dan Kontribusi Asesmen Kinerja Terhadap
Habits of Mind ... 384 Lampiran C14. Uji-Korelasi Dan Kontribusi Asesmen Kinerja
Terhadap Penguasaan Konsep ... 389 Lampiran C15. Uji-Korelasi Penguasaan Konsep dan Habits of Mind ... 394
Lampiran D. Dokumentasi Penelitian Halaman
Lampiran D1. Dokumentasi Proses Pembelajaran Dengan Asesmen
Kinerja ... 395
Lampiran E. Surat-Surat Penelitian Halaman
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pasal 25 ayat 4 Peraturan Pemerintah Nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan menjelaskan bahwa kompetensi lulusan mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Penilaian dalam KTSP menganut prinsip yang berkelanjutan dan komprehensif guna mendukung upaya memandirikan siswa untuk belajar, bekerja sama, dan menilai diri sendiri (Sari, 2011). Dengan demikian penilaian pembelajaran perlu dilakukan secara menyeluruh dan berkesinambungan, mencakup penilaian terhadap proses dan hasil belajar melalui berbagai cara yang muaranya adalah penilaian penampilan siswa dalam prestasi akademik, tingkah laku, dan sikap (Depdiknas, 2004).
Pembelajaran sains saat ini kurang memberi wawasan berpikir dan kurang mengembangkan kemampuan kerja ilmiah (Rustaman, 2005). Apabila mengacu pada National Research Council (1996) rendahnya kontribusi pembelajaran sains terhadap kelulushidupan warga negara mungkin disebabkan karena penggunaan asesmennya yang tidak tepat sehingga warga negara hanya dipersiapkan untuk menguasai pengetahuan (Wulan, 2008).
2
Berdasarkan paparan di atas, permasalahan penilaian hasil belajar menjadi masalah yang perlu dipikirkan. Penilaian pembelajaran untuk tiap sekolah diharapkan tidak hanya terfokus menggunakan tes tertulis, namun juga pada proses pembelajaran dengan teknik non tes. Penilaian terpadu yang komprehensif dan seimbang antara proses dan hasil belajar tersebut dilaksanakan dalam kerangka Penilaian Berbasis Kelas (PBK) melalui penerapan asesmen formatif (assessment for learning). Penggunaan asesmen formatif dimaksudkan untuk melakukan penilaian guna memperbaiki, mengubah, atau memodifikasi proses pembelajaran yang masih berjalan agar lebih efektif dan dapat meningkatkan kompetensi siswa (Black & William, 1998; Zainul, 2008). Asesmen formatif memiliki elemen kunci yang memberikan informasi berupa umpan balik, peer dan
self assessment yang dapat dilakukan selama proses pembelajaran, harian,
mingguan, atau pertengahan jadwal program (Black dan Wiliam, 1998). Salah satu cara yang dapat dilakukan untuk mewujudkan PBK yaitu dengan mengkombinasikan penilaian kognitif yang berupa tes prestasi dengan penilaian kinerja (performance assessment) (Sari, 2011).
Asesmen kinerja dapat digunakan sebagai alternatif penilaian untuk mengukur keberhasilan siswa di sekolah, karena sesuai dengan hakekat sains yang mengutamakan proses dan produk. Beberapa penelitian tentang asesmen kinerja menunjukkan hasil yang positif terhadap sikap dan hasil belajar siswa, diantaranya: asesmen kinerja dapat meningkatkan hasil belajar dalam memahami dan mengaplikasikan konsep IPA (Winahyu, 1997), membuat proses pembelajaran menjadi lebih kondusif karena guru dan siswa sama-sama terlibat aktif (Iskandar, 2002), siswa merasa senang karena aktivitasnya dinilai dan dihargai (Mahmudah, 2000), dapat memotivasi siswa untuk tampil sebaik mungkin dalam kegiatan pembelajaran karena mengetahui semua hal yang dilakukan akan dinilai (Ismawati, 2005; Sukmana, 2007).
Temuan lain mengungkapkan bahwa asesmen kinerja menggunakan teknik
peer assessment dalam praktikum merupakan teknik asesmen alternatif yang baik
3
kerjasama koreksi antar siswa (Hartini, 2008). Asesmen kinerja juga mampu membentuk dan mengungkap kemampuan habits of mind pada pembelajaran konsep lingkungan (Anwar, 2005). Meningkatkan kompetensi mahasiswa dalam praktikum karena indikator pada rubrik asesmen kinerja dibuat mewakili seluruh aspek keterlaksanaan praktikum dan mampu mengatasi permasalahan yang dihadapi siswa dalam melaksanakan kegiatan praktikum biologi (Wulan, 2003; Sudrajat, 2011).
Maka dari itulah dengan asesmen kinerja diharapkan proses pengukuran hasil belajar tidak lagi dianggap sebagai suatu kegiatan yang tidak menarik dan bukan bagian yang terpisah dari proses pembelajaran, tetapi dapat menilai sekaligus hasil belajar pada dimensi belajar yang luas (Marzano, 1993; Wulan, 2008). Fakta-fakta hasil penelitian diatas membuktikan bahwa penggunaan asesmen kinerja menjadi penting dalam proses pembelajaran sains khususnya biologi karena dapat memberikan informasi lebih banyak tentang kemampuan siswa dalam proses maupun produk, bukan sekedar memperoleh informasi tentang jawaban benar atau salah saja. Para ahli dan beberapa peneliti pendidikan (Marzano, 1993; Stiggins, 1994; Rustaman, 2006; Wulan, 2008; Airasian, 2008; Darling-Hammond, 2010; Kusmarni, 2010) juga merekomendasikan asesmen kinerja yang merupakan asesmen otentik untuk menilai kemampuan siswa dalam menerapkan konsep pada situasi nyata, menilai kemampuan kerja ilmiah dalam pembelajaran sains, dapat melatih siswa memiliki sikap mental positif terhadap perbaikan segala ketimpangan yang terjadi dan terampil mengatasi setiap masalah.
4
tujuan pembelajaran di luar aplikasi konsep, serta 8) mendorong aplikasi pembelajaran pada situasi kehidupan yang nyata.
Pengetahuan berupa konsep sangat berguna bagi siswa terutama bagi siswa yang melanjutkan tingkat yang lebih tinggi. Tetapi pengetahuan berupa konsep tidak akan cukup untuk menjadi bekal dalam menghadapi berbagai persoalan kehidupan. Selain itu juga harus ada kemampuan yang diperoleh siswa untuk bekal menuju dunia kerja (bagi yang tidak melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi). Sejalan dengan perkembangan zaman globalisasi yang disertai banyak permasalahan kompleks dan kebanyakan orang tidak memanfaatkan kebiasaan berpikir produktif dan cerdas untuk memecahkan permasalahan tersebut. Hal ini menyebabkan kebiasaan mental habits of mind jarang digunakan, misalnya sedikit sekali orang yang selalu merencanakan dan mengelola segala sesuatu dengan baik, sedikit sekali orang yang selalu mencari kejelasan dan mencari akurasi, dan sangat sedikit orang berani mengambil resiko dalam pekerjaannya dan kebanyakan orang bekerja di daerah aman (Sriyati, 2011).
Marzano (1994) yang diperkuat oleh Rustaman (2008a) mengemukakan bahwa kebiasaan berpikir (habits of mind) sebagai salah satu dimensi hasil belajar jangka panjang (learning outcomes). Habits of mind yang dikembangkan oleh Marzano (1993) meliputi sikap dan persepsi terhadap belajar (dimensi 1), memperoleh dan mengintegrasikan pengetahuan (dimensi 2), memperluas dan menghaluskan pengetahuan (dimensi 3), menggunakan pengetahuan secara bermakna (dimensi 4) dan memanfaatkan kebiasaan berpikir produktif (dimensi 5). Beberapa ahli pendidikan (Ennis, 1987; Paul, 1990; Costa, 1991; Perkins, 1984; Flavell, 1976; Zimmerman, 1990; Amabile, 1983 yang diperkuat oleh Marzano et al.,1993) menempatkan kebiasaan berpikir ke dalam tiga kategori yaitu self regulation, critical thinking dan creative thinking.
5
terlalu banyak tetapi mendalam, karena tujuan belajar bukanlah mengakumulasikan dari berbagai fakta tetapi kemampuan untuk menggunakan sejumlah kecil pengetahuan dasar untuk memprediksi atau menjelaskan beragam fenomena sehingga siswa mendapatkan manfaat dari sedikit pengetahuan yang diingat dan dipahami. Pembelajaran yang mengembangkan habits of mind dapat meningkatkan kemampuan berpikir tingkat tinggi yang lebih baik dalam diri siswa (Risnosanti, 2011). Penelitian Anwar (2005) dan Sriyati (2011) menunjukkan bahwa performance assessment dapat membentuk habits of mind pada pembelajaran konsep lingkungan, dan asesmen formatif dapat meningkatkan
habits of mind mahasiswa, meningkatkan hasil belajar, membentuk karakter yang
lebih baik dan menimbulkan kepedulian mahasiswa terhadap keanekaragaman hayati Indonesia. Cheung dan Hew (2008), menyatakan bahwa self regulation dan bersifat terbuka merupakan bagian dari indikator habits of mind yang dapat digali melalui partisipasi mahasiswa pada pembelajaran online.
Berdasarkan beberapa hasil penelitian di atas, diketahui bahwa kebiasaan mental habits of mind memiliki indikator yang beririsan dengan pendidikan karakter yang diberlakukan pada KTSP saat ini. Pembentukan dan pengembangan
habits of mind siswa melalui pembelajaran, sama halnya seperti ungkapan sekali merengkuh dayung dua tiga pulau terlampaui, artinya guru tidak hanya
6
Penelitian ini dilaksanakan di Madrasah Aliyah Negeri 1 (Model) Bandar Lampung. Instansi pendidikan ini dipilih berdasarkan hasil observasi lapangan (Haka, 2012) bahwa sekolah tersebut memiliki sarana laboratorium yang cukup memadai untuk pelaksanaan strategi asesmen kinerja praktikum, sekolah tersebut sebelumnya pernah melaksanakan dan melatihkan asesmen kinerja pada proses kegiatan diskusi kelas, serta praktikum laboratorium. Namun pelaksanaan asesmen kinerja tersebut hanya terbatas pada penilaian produk kinerja siswa, seperti lembar hasil diskusi dan laporan praktikum. Guru jarang sekali mengases performansi siswa secara langsung karena kurangnya pemahaman mengenai pembuatan perangkat asesmen kinerja proses, keterbatasan waktu, tenaga guru, dan jumlah siswa yang terlalu banyak. Wulan (2008) dalam penelitiannya mengungkapkan bahwa banyaknya jumlah siswa dan keterbatasan waktu merupakan kendala yang dihadapi oleh para guru sains dalam melaksanakan penilaian kinerja. Dengan demikian untuk pembentukan kemampuan habits of
mind dan penguasaan konsep melalui penerapan asesmen kinerja perlu dilakukan
sosialisasi kriteria penilaian untuk mengases siswa melalui lembar observasi, dan melatihkan dalam setiap tahapan proses pembelajaran melalui beragam task dalam jangka waktu yang tidak sebentar agar siswa terbiasa dengan segala bentuk strategi asesmen kinerja proses yang dilatihkan.
7
laboratorium (Tim Pustaka Yustisia, 2007) yang berpotensi untuk penerapan strategi asesmen formatif dalam bentuk asesmen kinerja (Muslich, 2010), 4) guru umumnya melakukan asesmen kinerja terbatas pada produk saja tanpa menilai langsung proses kinerja siswa selama pembelajaran dan belum pernah mengases
habits of mind siswa (Haka, 2012).
Oleh karena asesmen tentang kemampuan dan kebiasaan berpikir belum banyak dikembangkan (Rustaman, 2008a) dan dalam upaya meningkatkan kemampuan habits of mind dan penguasaan konsep siswa. Maka, peneliti memandang perlu untuk melakukan penelitian lebih rinci mengenai penerapan asesmen kinerja dalam proses pembelajaran di sekolah khususnya pada siswa kelas XI pada materi sistem ekskresi dan sistem saraf sebagai tindak lanjut penelitian sebelumnya (Anwar, 2005; Sriyati, 2011) yang mengupas peranan asesmen formatif dan asesmen kinerja pada konsep lingkungan dan biodiversitas. Peneliti menggunakan asesmen kinerja karena merupakan penilaian yang otentik dan komprehensif yang hasil akhirnya akan dapat meningkatkan potensi keterampilan, sikap, dan kognitif siswa yang lebih baik.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut: “Bagaimanakah peningkatan kemampuan habits of mind dan penguasaan konsep biologi siswa kelas XI pada pembelajaran sistem ekskresi dan sistem saraf melalui penerapan asesmen kinerja?”.
C. Pertanyaan Penelitian
Agar lebih operasional maka rumusan masalah diuraikan lebih rinci menjadi beberapa pertanyaan penelitian sebagai berikut:
8
2. Bagaimanakah peningkatan penguasaan konsep biologi siswa kelas XI pada pembelajaran sistem ekskresi dan sistem saraf melalui penerapan asesmen kinerja?
3. Berapa besar korelasi dan kontribusi asesmen kinerja terhadap peningkatan ketiga kategori habits of mind (self regulation, critical thinking, dan creative
thinking) siswa kelas XI pada pembelajaran sistem ekskresi dan sistem saraf?
4. Berapa besar korelasi dan kontribusi asesmen kinerja terhadap peningkatan penguasaan konsep biologi siswa kelas XI pada pembelajaran sistem ekskresi dan sistem saraf?
5. Bagaimanakah korelasi kemampuan penguasaan konsep terhadap habits of
mind siswa kelas XI pada pembelajaran sistem ekskresi dan sistem saraf?
6. Bagaimana respon siswa kelas XI terhadap penerapan asesmen kinerja pada pembelajaran sistem ekskresi dan sistem saraf?
D. Batasan Masalah
Fenomena dan permasalahan yang dipaparkan dalam latar belakang cukup luas. Untuk mengatasi meluasnya permasalahan, maka dilakukan pembatasan ruang lingkup penelitian, sebagai berikut:
1. Komponen asesmen formatif berupa oral feedback, self assessment dan peer
assessment (Black et al., 2004), yang diterapkan pada strategi asesmen
kinerja pada task berupa pertanyaan pengarah, lembar diskusi siswa, dan lembar kerja siswa.
2. Penerapan asesmen kinerja yang dimaksud dalam penelitian ini merupakan pengamatan secara sistematis dan langsung terhadap kinerja/keterampilan siswa yang mencakup proses, meliputi: tanya jawab, diskusi kelas, praktikum, dan presentasi kelas (Stiggins, 1994; NRC, 2000 yang diperkuat Wulan, 2008; NCREL, 2002 yang diperkuat Muslich, 2010; Sriyati, 2011)
3. Kategori habits of mind yang digunakan pada penelitian ini mengacu pada
habits of mind yang dikembangkan oleh Marzano (1993) dengan tiga tahapan
9
4. Indikator habits of mind yang diukur melalui lembar observasi kinerja tanya jawab siswa hanya terbatas pada; self regulation; menggunakan sumber-sumber informasi yang diperlukan, sensitif terhadap umpan balik. Indikator
critical thinking; jelas dan mencari kejelasan, bersifat terbuka, menahan diri
dari sifat impulsif, bersifat sensitif dan tahu kemampuan pengetahuan temannya. Indikator creative thinking; menghasilkan cara baru yang berbeda dari umumnya.
5. Indikator habits of mind yang diukur pada lembar observasi kinerja praktikum hanya terbatas pada; indikator self regulation; membuat rencana secara efektif, menggunakan sumber-sumber informasi yang diperlukan, sensitif terhadap umpan balik. Indikator critical thinking; akurat mencari akurasi, jelas mencari kejelasan, bersifat terbuka, menaham diri dari sifat impulsif, bersifat sensitif dan tahu kemampuan pengetahuan temannya.
6. Indikator habits of mind yang diukur pada lembar observasi kinerja diskusi dan presentasi kelas hanya terbatas pada; self regulation; menyadari pemikirannya sendiri, membuat rencana secara efektif, menggunakan sumber-sumber informasi yang diperlukan, sensitif terhadap umpan balik, dan mengevaluasi keefektifan tindakan. Indikator critical thinking; akurat dan mencari akurasi, jelas dan mencari kejelasan, bersifat terbuka, menahan diri dari sifat impulsif, bersifat sensitif dan tahu kemampuan pengetahuan temannya, mampu menempatkan diri ketika ada jaminan. Indikator creative
thinking; melakukan usaha semaksimal kemampuan dan pengetahuannya,
menghasilkan cara baru yang berbeda dari umumnya, serta dapat melibatkan diri dalam tugas meski jawaban dan solusinya tidak segera tampak.
7. Penelitian ini penggunaan lembar observasi kinerja terintegrasi dalam proses pembelajaran secara langsung dan task terintegrasi dalam bahan ajar sistem ekskresi dan sistem saraf.
E. Tujuan Penelitian
10
of mind dan penguasaan konsep biologi siswa kelas XI”. Tujuan umum di atas
diuraikan lebih rinci menjadi beberapa tujuan khusus dari penelitian ini, yaitu: 1. Mendeskripsikan peningkatan kemampuan habits of mind siswa kelas XI
melalui penerapan asesmen kinerja pada pembelajaran sistem ekskresi dan sistem saraf.
2. Mendeskripsikan peningkatan penguasaan konsep biologi siswa kelas XI melalui penerapan asesmen kinerja pada pembelajaran sistem ekskresi dan sistem saraf.
3. Mendeskripsikan berapa besar korelasi dan kontribusi asesmen kinerja (feedback, self assessment, dan peer assessment) dalam meningkatkan ketiga kategori habits of mind (self regulation, critical thinking, dan creative
thinking) siswa kelas XI.
4. Mendeskripsikan berapa besar korelasi dan kontribusi asesmen kinerja (feedback, self assessment, dan peer assessment) dalam meningkatkan penguasaan konsep sistem ekskresi dan sistem saraf siswa kelas XI.
5. Mendeskripsikan berapa besar korelasi kemampuan penguasaan konsep terhadap habits of mind siswa kelas XI.
6. Mendeskripsikan respon siswa terhadap penerapan asesmen kinerja.
F. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi berbagai pihak, diantaranya:
1. Bagi Siswa
11
2. Bagi Peneliti
Hasil penelitian ini dapat dimanfaatkan sebagai dasar dalam mencari asesmen alternatif yang dapat diterapkan pada proses pembelajaran, untuk meningkatkan kemampuan habits of mind dan penguasaan konsep siswa.
3. Bagi Sekolah
44
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Lokasi dan Subjek Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 1 Model Bandar Lampung pada semester genap tahun ajaran 2012/2013. Subjek penelitian terdiri dari populasi dan sampel penelitian. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa-siswi kelas XI di Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 1 Model Bandar Lampung. Sedangkan sampel penelitian ini adalah kelas XI IPA 4 yang berjumlah 49 siswa yang dipilih dengan teknik cluster random sampling, karena siswa dianggap memiliki karakteristik yang sama.
B. Metode dan Desain Penelitian
Metode penelitian yang digunakan adalah weak experiment, di mana asesmen kinerja diterapkan pada satu kelas eksperimen. Hal ini karena sulitnya mencari pembelajaran yang sebanding dengan asesmen yang penerapannya membutuhkan banyak waktu serta tenaga maka peneliti ingin memfokuskan pengamatan secara langsung dan rinci terhadap penerapan asesmen kinerja pada satu kelas. Untuk meminimalisir bias pada hasil penelitian, peneliti melakukan pengulangan perlakuan di kelas tersebut pada materi sistem ekskresi dan sistem saraf. Pengukuran peningkatan kemampuan habits of mind dan penguasaan konsep siswa dilaksanakan melalui pretes dan postes, sehingga desain penelitian yang digunakan adalah ”The One-Group Pretest-Postest Design”
Tabel 3.1. The One-Group Pretest-Postest Design
(Sumber: Frankel & Wallen, 2010) Keterangan:
O1 : Pretes/Postes dengan soal yang equivalen
X : Penerapan strategi asesmen formatif (terdiri dari; komponen self
assessment, peer assessment, dan oral feed back) dalam bentuk
O1 X O1
45
asesmen kinerja (observasi tanya jawab siswa selama proses pembelajaran, diskusi, praktikum dan presentasi kelas)
C. Definisi Operasional
Agar tidak menimbulkan penafsiran yang berbeda terhadap istilah-istilah yang digunakan pada penelitian ini, maka akan diuraikan sebagai berikut:
1. Asesmen kinerja adalah kegiatan penilaian kinerja siswa selama proses pembelajaran dengan lembar observasi berisi ketiga kategori habits of mind yang dilatihkan melalui komponen asesmen formatif, berupa: oral feed back yang langsung diberikan guru pada saat siswa mengerjakan tasks, self
assessment yang dilakukan oleh siswa dengan mengisi lembar penilaian diri
diakhir proses pembelajaran, dan peer assessment yang diberikan pada siswa melalui lembar observasi untuk mengamati kinerja siswa lain saat.
2. Habits of mind adalah hasil jawaban siswa yang diperoleh melalui angket
penelusuran habits of mind yang terdiri dari tiga kategori yaitu: self
regulation, critical thinking dan creative thinking dengan menggunakan skala
1 sampai 4 diberikan di awal dan di akhir proses pembelajaran asesmen kinerja pada konsep sistem ekskresi dan sistem saraf.
3. Penguasaan konsep siswa yang dimaksud dalam penelitian ini adalah skor tes kemampuan pemahaman konsep yang diperoleh siswa melalui soal pilihan ganda yang berjumlah 35 soal dengan lima option yang diberikan di awal dan di akhir proses pembelajaran pada materi sistem ekskresi dan sistem saraf.
D. Instrumen Penelitian
Data penelitian yang akurat dikumpulkan melalui berbagai instrumen. Tabel 3.2 di bawah ini mencantumkan jenis-jenis instrumen yang disesuaikan dengan tujuannya.
Tabel 3.2. Instrumen Penelitian Dan Tujuan Penggunaan Instrumen
No Jenis
Mendeskripsikan dan menganalisis penguasaan konsep siswa sebelum dan setelah penerapan asesmen kinerja.
46
Mendeskripsikan serta menganalisis kemampuan habits of mind siswa sebelum dan sesudah diterapkan asesmen kinerja.
Mendeskripsikan keterlaksanaan proses praktikum dengan melatihkan indikator habits of mind.
Umpan balik saat praktikum dilakukan dengan oral feedback secara langsung saat siswa meminta penegasan konsep yang meragukan, guru tidak langsung memberi jawaban, tetapi menuntun siswa menjawab dengan melihat fakta, atau sumber-sumber lain yang mereka peroleh
Mendeskripsikan keterlaksanaan proses presentasi dengan melatihkan indikator habits of mind.
Umpan balik dilakukan dengan oral feedback secara langsung setelah proses presentasi. Oral feedback diberikan saat diketahui siswa memaparkan konsep yang kurang tepat, guru tidak langsung memperbaiki tetapi menuntun siswa menemukan konsep yang tepat dengan mengaitkan fakta, data hasil pengamatan, dan teori pendukung. kegiatan diskusi dengan melatihkan indikator habits of mind.
47 diberikan guru saat proses penjelasan materi.
Lembar observasi ini berisi indikator habits of mind yang dilatihkan.
Umpan balik berupa oral feedback diberikan secara langsung selama proses pembelajaran teori. Guru melakukan umpan balik pada siswa yang bersifat impulsif, dengan mengarahkan siswa untuk mengecek kebenaran jawabanya dalam sumber literatur atau saat siswa merasa kesulitan memahami suatu konsep.
Mendeskripsikan pengaruh penerapan asesmen kinerja selama proses pembelajaran.
Siswa Akhir kegiatan pembelajaran
9. Lembar self assessment
Diberikan untuk mengevaluasi proses penyelesaian tasks dan perkembangan hasil kerja siswa dalam bentuk lembar pertanyaan berisi 8 s/d 13 pertanyaan.
Siswa Setiap akhir penelitian yang akan menunjang pembahasan.
Peneliti Selama proses penelitian berlangsung
Uraian dari setiap jenis instrumen yang digunakan pada penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Tes Penguasaan Konsep Materi Sistem Ekskresi Dan Sistem Saraf
48
diberikan pada awal pembelajaran dan posttest yang diberikan pada akhir pembelajaran. Data pretest dan postest akan dianalisis dan dibandingkan secara kuantitatif dengan persentase pada setiap konsep-konsep sistem ekskresi dan sistem saraf. Validitas dan reliabilitas soal tes penguasaan konsep dilakukan untuk mendapatkan soal yang memadai dari segi validitas, reliabilitas, daya pembeda dan tingkat kesukaran dan pola jawaban soal (distraktor). Analisis uji coba instrumen dihitung dengan bantuan program Anates versi 4 (Karnoto & Wibisono, 2004). Kisi-kisi soal penguasaan konsep sistem eksresi dan sistem saraf dapat dilihat pada Lampiran B1.
2. Angket Penelusuran Habits Of Mind.
Angket ini terdiri dari beberapa pernyataan dari tiga tahapan kategori yaitu
self regulation, critical thinking, dan creative thinking yang diadopsi dan
dikembangkan dari Marzano (1993) dan Sriyati (2011). Pernyataan habits of mind ini menggunakan rubrik dengan interval terbaik (4) menuju terburuk (1). Pengisian angket dilakukan dengan memberi tanda bulatan pada kolom interval untuk mendeskripsikan pembentukan habits of mind siswa sebelum dan setelah proses pembelajaran. Validitas angket dilakukan dengan expert judgment mengenai bahasa, keterbacaan, struktur isi angket melalui tim ahli dalam hal ini Dosen Pembimbing Tesis dan Dosen Ahli dengan kisi angket dapat dilihat pada Lampiran B3.
3. Task dan Lembar Observasi Kinerja Praktikum.
Task yang digunakan adalah Lembar Kinerja Siswa yang diberikan guru
49
(ceklist) pada jawaban yang sesuai (ya atau tidak) yang dilengkapi dengan kolom
keterangan. Validitas lembar observasi asesmen kinerja kelompok praktikum
expert judgment mengenai bahasa, keterbacaan, struktur isi melalui tim ahli dalam
hal ini Dosen Pembimbing Tesis dan Dosen Ahli. Kisi-Kisi lembar observasi kinerja praktikum dapat dilihat pada Lampiran B11.
4. Task dan Lembar Observasi Presentasi Kelas.
Task berupa laporan hasil diskusi kelompok dan pengamatan praktikum
yang disajikan siswa dalam bentuk presentasi. Oral feedback diberikan langsung saat siswa mengerjakan task, meluruskan pemahaman konsep yang salah dan siswa diberi kesempatan untuk meluruskan pemahaman konsepnya. Ketercapaian penyelesaian task dapat diketahui melalui lembar observasi kinerja yang diadopsi dan dikembangkan dari penelitian Sriyati (2011) dengan tiga kategori habits of
mind, berupa tabel yang diisi dengan memberi tanda check list (√) pada jawaban yang sesuai (ya atau tidak). Validitas lembar observasi presentasi kelas dilakukan melalui expert judgment mengenai bahasa, keterbacaan, struktur isi melalui tim ahli dalam hal ini Dosen Pembimbing Tesis dan Dosen Ahli. Kisi-Kisi lembar observasi kinerja presentasi dapat dilihat pada Lampiran B13.
5. Task dan Lembar Observasi Diskusi Kelas.
Task berupa Lembar Diskusi Siswa yang dikerjakan oleh siswa dengan
50
6. Task dan Lembar Observasi Kinerja Tanya Jawab Siswa
Task yang diberikan selama proses tanya jawab berupa pertanyaan
pengarah dari guru. Siswa memberikan jawaban dari pertanyaan pengarah tersebut dan guru memberi oral feedback pada jawaban-jawaban siswa hingga siswa mampu memperbaiki konsep yang diketahui menjadi lebih baik. Ketercapaian indikator task diketahui melalui lembar observasi kinerja tanya jawab siswa yang mengembangkan ketiga kategori habits of mind (self regulation,
critical thinking, dan creative thinking). Validitas lembar observasi ini dilakukan
dengan expert judgment mengenai bahasa, keterbacaan, struktur isi angket melalui tim ahli dalam hal ini Dosen Pembimbing Tesis. Kisi-Kisi lembar observasi kinerja tanya jawab siswa dapat dilihat pada Lampiran B7.
7. Angket Siswa Setelah Mengikuti Pembelajaran
Angket diberikan pada siswa setelah selesai menempuh pembelajaran materi sistem ekskresi dan sistem saraf. Peneliti mengadaptasi angket respon siswa dari instrument penelitian Sriyati (2011), terdiri dari beberapa pertanyaan dengan sebagian besar jawaban tertutup yaitu “ya” atau “tidak” dengan memberi tanda checklist (√) pada kolom yang tersedia. Uji validitas instrumen ini dilakukan dengan expert judgment mengenai bahasa, keterbacaan, struktur isi angket melalui tim ahli dalam hal ini Dosen Pembimbing Tesis dan Dosen Ahli. Kisi-Kisi angket siswa dapat dilihat pada Lampiran B5.
8. Lembar Peer Assessment
Digunakan untuk mengungkap aspek-aspek habits of mind (self
regulation, critical thinking, dan creative thinking) pada saat presentasi kelas.
Lembar observasi peer assessment merupakan hasil pengembangan indikator
habits of mind, berisi pernyataan dengan memberi tanda checklist (√) pada kolom
51
siswa dalam kelas (8 orang) dibebas tugaskan sebagai tim penilai, mereka hanya ditugaskan sebagai pengamat dan penanya, sedangkan siswa lainnya akan ditugaskan menjadi tim penilai. Hal ini dilakukan untuk meminimalisir subyektifitas peer assessment yang terapkan, dan dilakukan secara bergantian pada pembelajaran selanjutnya. Validitas instrumen dilakukan dengan cara expert
judgment mengenai bahasa, keterbacaan, struktur isi angket melalui Dosen
Pembimbing Tesis dan Dosen Ahli. Kisi-Kisi lembar peer assessment dapat dilihat pada Lampiran B21.
9. Lembar Self Assessment.
Lembar self assessment digunakan untuk mengetahui penilaian diri siswa setelah selesai menjalani proses pembelajaran, menyelesaikan tugas-tugas yang diberikan, dan perkembangan hasil kerja siswa. Lembar self assessment berupa pertanyaan terbuka yang memungkinkan beragam respon yang dihasilkan siswa untuk umpan balik terhadap diri sendiri. Uji validitas instrumen ini dilakukan dengan cara berkonsultasi langsung meminta pertimbangan (expert judgement) dari Dosen Pembimbing Tesis. Lembar self assessment dapat dilihat pada Lampiran B17.
10. Catatan Lapangan.
Dibuat dalam bentuk catatan harian yang digunakan untuk mencatat hal-hal yang terjadi dan menggambarkan keadaan dalam penelitian untuk menunjang pembahasan. Lembar catatan lapangan penelitian dapat dilihat pada Lampiran B18.
E. Prosedur Penelitian
52
Pembuatan rancangan penelitian, perangkat ajar, dan instrumen penelitian
Sosialisasi bagian dari asesmen formatif berupa; oral feedback, self
assessment, peer assessment dan asesmen kinerja yang digunakan
meliputi; lembar observasi kinerja tanya jawab, diskusi kelompok, praktikum, dan presentasi kelas
53
1. Tahap Persiapan Penelitian
Kegiatan yang dilakukan pada tahap persiapan meliputi :
a. Melakukan studi pendahuluan melalui observasi di sekolah untuk memperoleh informasi sistem pembelajaran dan asesmen yang selama ini dilakukan pada mata pelajaran biologi khususnya materi sistem ekskresi dan sistem saraf.
b. Telaah kurikulum mengenai pokok bahasan yang dijadikan materi pembelajaran dalam penelitian. Melakukan studi literatur mengenai pembelajaran biologi di sekolah, asesmen formatif, asesmen kinerja, habits of
mind, dan penguasaan konsep sebagai landasan penelitian.
c. Pemilihan pendekatan pembelajaran yang akan digunakan, penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP), dan lembar kerja siswa (LKS) yang akan digunakan dalam proses pembelajaran.
d. Menyusun instrumen penelitian untuk menjaring data penelitian, meliputi; perangkat tes penguasaan konsep siswa pada materi sistem ekskresi dan sistem saraf, angket siswa, angket penelusuran habits of mind, lembar observasi penilaian kinerja tanya jawab siswa, diskusi, praktikum, dan presentasi kelas, lembar self assessment, rubrik peer assessment, serta catatan lapangan.
e. Mengkonsultasikan instrumen penelitian kepada dosen pembimbing dan
judgement instrumen kepada beberapa dosen ahli.
f. Melakukan uji coba instrumen penelitian pada siswa kelas lain diluar sampel. g. Melakukan analisis kualitas instrumen penguasan konsep siswa meliputi:
validitas, reliabilitas, daya pembeda, dan tingkat kesukaran soal.
54
yang digunakan untuk mengamati kinerja siswa pada pembelajaran sistem ekskresi dan sistem saraf yang selanjutnya dilakukan revisi.
2. Tahap Pelaksanaan Penelitian
Tahapan pelaksanaan penelitian ini, meliputi; a. Latihan dan pembiasaan.
1). Melakukan sosialisasi berupa penyampaian maksud, tujuan dan cara kerja penelitian kepada siswa mengenai strategi asesmen formatif berupa; oral
feed back, peer assessment, dan self assessment yang akan diterapkan
bersama asesmen kinerja.
2). Melakukan sosialisasi lembar observasi kinerja tanya jawab siswa, praktikum, diskusi dan presentasi kelas yaitu berupa penyampaian maksud dan tujuan penilaian kepada siswa. Kemudian dilakukan penyamaan presepsi mengenai indikator pada lembar observasi kinerja yang akan dinilai dengan observer.
b. Pengambilan data.
1). Memberikan pretest penguasaan konsep siswa pada materi sistem ekskresi dan sistem saraf.
2). Mengumpulkan data melalui angket penelusuran habits of mind siswa sebelum diterapkan strategi asessmen formatif dalam bentuk asesmen kinerja.
3). Membagi kelompok belajar menjadi enam, masing-masing terdiri dari 8-9 orang siswa.
4). Membagi tugas kepada setiap anggota kelompok disesuaikan dengan task yang disediakan.
5). Melaksanakan proses pembelajaran pada materi sistem ekskresi dan sistem saraf dengan menerapkan kerangka instruksional berbasis learning
dimension (Marzano, 1993), yang terdiri dari beberapa dimensi belajar,
55
kegiatan pembelajaran, guru mengases kinerja siswa melalui lembar observasi tanya jawab dan diskusi kelompok; dimensi belajar 3.
extending and refining knowledge, guru memperluas dan memperhalus
pengetahuan siswa dengan beberapa pertanyaan pengarah dan mengases kinerja siswa melalui lembar observasi tanya jawab; dimensi belajar 4.
using knowledge meaningfully, guru menugaskan siswa menggunakan
pengetahuannya secara bermakna, kegiatan ini diases melalui lembar observasi praktikum, dan presentasi kelas. Pada setiap tahapan pembelajaran, guru memberikan oral feedback secara langsung, self
assessment diakhir pembelajaran, dan peer assessment saat kegiatan
presentasi kelas. Keseluruhan dimensi belajar selalu berjalan seperti konser musik tidak terpisah-pisah dalam setiap pertemuan pembelajaran untuk mengembangkan kemampuan habits of mind siswa.
6). Melaksanakan posttest penguasaan konsep siswa pada materi sistem ekskresi dan sistem saraf.
7). Mengumpulkan data melalui angket penelusuran habits of mind siswa setelah diterapkan strategi asesmen formatif dalam bentuk asesmen kinerja.
8). Mengumpulkan data melalui angket utuk mengetahui respon siswa setelah mengikuti kegiatan pembelajaran pada materi sistem ekskresi dan sistem saraf dengan menggunakan strategi asesmen formatif dalam bentuk asesmen kinerja.
9). Mencatat segala kejadian faktual penting dalam catatan lapangan penelitian.
3. Tahap Akhir Penelitian
Tahap akhir dari pelaksanaan penelitian ini, meliputi;
a. Mengolah data hasil penelitian yang telah dilakukan pada tahap pelaksanaan penelitian.
b. Melakukan analisis terhadap seluruh hasil data penelitian yang diperoleh. c. Menyimpulkan hasil analisis data
56
F. Teknik Pengolahan Data
Setelah dilakukan penelitian diperoleh sejumlah data kuantitatif dan kualitatif. Data yang bersifat kuantitatif berupa skor pretest, skor postest dan N- gain, lembar observasi kinerja (diskusi, praktikum, presentasi kelas), lembar peer
assessment, angket siswa, dan angket habits of mind. Data kualitatif diperoleh dari
catatan lapangan, lembar observasi tanya jawab siswa, dan lembar self assessment yang dianalisis secara deskriptif untuk menarik kesimpulan dari penelitian yang dilakukan. Analisis data kuantitatif dibantu menggunakan software Statistical
Package For Sosial Sciences (SPSS) 17 for windows. Berikut ini adalah uraian
teknik analisis data penelitian:
1. Hasil Penerapan Asesmen Kinerja
Penerapan asesmen kinerja dilaksanakan dengan memberikan tiga macam
tasks yaitu pertanyaan pengarah, lembar diskusi siswa, dan lembar kerja siswa. Task pertama adalah pertanyaan pengarah berupa soal-soal pertanyaan terbuka
yang diberikan saat proses pembelajaran untuk mengidentifikasi siswa yang mampu mengembangkan kategori habits of mind. Task kedua adalah lembar diskusi siswa yang dianalisis berdasarkan skor setiap komponen pertanyaan. Task ketiga adalah lembar kerja siswa yang dianalisis berdasarkan skor setiap komponen pertanyaan. Presentasi kelas dilakukan dengan menyajikan hasil task diskusi kelompok dan task lembar kerja siswa. Setiap proses pengerjaan task akan diobservasi oleh observer sesuai kemampuan habits of mind yang muncul dan pemberian oral feedback secara langsung selama proses penyelesaian task.
2. Data Hasil Tes Habits of Mind dan Penguasaan Konsep Siswa
Memberi skor pada pretest dan posttest penguasaan konsep siswa pada materi sistem ekskresi dan sistem saraf. Kemudian dianalisis menggunakan rumus
Normalized Gain (N-gain) yang dipergunakan juga untuk mengases angket habits of mind siswa, sebagai berikut (Meltzer, 2002:1260) :
57
N gain yang diperoleh pada tes penguasaan konsep (pretest dan posttest) menunjukan kriteria peningkatan kemampuan habits of mind dan penguasaan konsep, yang dapat dilihat pada Tabel 3.3:
Tabel 3.3. Kategorisasi Skor N- gain/Indeks Gain
Kemudian hasil persentase tersebut diinterpretasikan ketercapaiannya pada masing-masing indikator habits of mind dan penguasaan konsep. Untuk mengetahui signifikansi data tersebut maka skor N-gain diuji menggunakan one
sampel test dengan nilai standar (value) sebesar 0.31 pada program SPSS versi 16 for windows. Nilai 0.31 merupakan cakupan terendah dari kategori N- gain sedang
(Meltzer, 2002).
3. Data Lembar Observasi Kinerja Kelompok Siswa Pada Praktikum,
Diskusi, Dan Presentasi Kelas
Data dianalisis untuk mengetahui presentase siswa pada setiap kategori
habits of mind yang terbentuk selama kegiatan praktikum, diskusi, dan presentasi
kelas, menggunakan rumus (Sudijono, 2001):
X 100%
Keterangan:
NP : Nilai persen yang dicari atau diharapkan R : Jumlah skor yang diperoleh siswa NS : Total skor maksimal.
Dari data diketahui ketercapaian habits of mind yang dilatihkan selama proses pembelajaran. Kemudian persentase hasil ketercapaian yang telah diperoleh dihitung nilai rata-rata dengan mencocokan kriteria merujuk pada pedoman penilaian menurut Purwanto (2003), kriteria ini dipergunakan juga untuk menginterpretasikan analisis hasil pengamatan dalam lembar peer assessment siswa. Kriteria tersebut disajikan dalam Tabel 3.4 :
Rentang Kategori
0,70 - 1,00 Tinggi
0,31 - 0,69 Sedang
58
Tabel 3.4. Kategorisasi Persentase Ketercapaian Habits of Mind Siswa
Tingkat penguasaan Kategori
86-100% Sangat baik
76-85% Baik
60-75% Cukup
55-59% Kurang
≤ 54% Kurang Sekali
4. Data Lembar Observasi Kinerja Tanya Jawab
Lembar observasi kinerja siswa yang bertanya dan menjawab selama proses pembelajaran dalam penelitian ini, diolah dengan mendeskripsikan dan menganalisis setiap pertanyaan pada lembar observasi, untuk mengungkapkan siapa saja siswa yang aktif dan tidak aktif selama proses pembelajaran serta siswa yang mampu mengembangkan setiap indikator pada kategori habits of mind.
5. Data Angket Siswa
Data angket respon siswa tentang asesmen kinerja yang diterapkan pada proses pembelajaran dianalisis dengan cara menghitung persentase jawaban siswa menggunakan rumus dan hasil analisis presentase tersebut diinterpretasikan secara mendalam merujuk kritera pada Tabel 3.4:
(Arikunto, 2006b)
6. Data Self Assessment Siswa
Data yang didapat dari lembar self assessment siswa diolah dengan mendeskripsikan, mengklasifikasikan seluruh respon menjadi beberapa tipe jawaban, dan menganalisis setiap pernyataan dalam bentuk persentase, untuk mengungkapkan hasil evaluasi diri dari masing-masing siswa selama proses pembelajaran. Rumus yang dipergunakan yaitu:
Jumlah siswa yang menjawab dengan tipe yang sama X 100% Jumlah total siswa
(Arikunto, 2006b)
7. Uji Hipotesis Korelasi dan Kontribusi
59
gain kemampuan habits of mind dan penguasaan konsep. Rumus korelasi Pearson/Kendal dan Spearman pada program SPSS 16 for windows digunakan untuk menganalisis data korelasi tersebut dengan mencocokan hasil pada kategori korelasi sebagai berikut:
Tabel 3.5. Kisaran Angka Korelasi (Sarwono, 2009)
No Interval Angka Korelasi Positif atau Negatif Derajat Hubungan
1. 0 Tidak ada korelasi antara dua variabel 2. > 0 - 0,25 Korelasi sangat lemah
3. > 0,25 – 0,5 Korelasi cukup 4. > 0,5 – 0,75 Korelasi kuat 5. > 0,75 – 0,99 Korelasi sangat kuat
6. 1 Korelasi sempurna
Sedangkan untuk derajat signifikansi dua variabel dapat dianalisis dengan ketentuan (Trihendradi, 2009: 201; Sarwono, 2009:66), sebagai berikut:
1) Jika probabilitas atau signifikansi > 0,05, maka hubungan kedua variabel signifikan.
2) Jika probabilitas atau signifikansi < 0,05, maka hubungan kedua variabel tidak signifikan.
Uji Regresi dipergunakan untuk menganalisis berapa besar kontribusi asesmen kinerja terhadap habits of mind dan penguasaan konsep, yang dilakukan dengan mengamati nilai output SPSS versi 16 pada Standardized Coefficients untuk menganalisis besar kontribusi masing-masing/parsial dari data penelitian, sedangkan untuk melihat kontribusi secara keseluruhan dengan mengamati nilai kooefisien determinasi (R2) (Sarwono, 2007; Riduwan et.al., 2012).
G. Analisis Uji Coba Instrumen Penelitian
60
Analisis dilakukan menggunakan program ANATES versi 4.0.9 (Karnoto & Wibisono, 2004):
1. Uji Validitas Instrumen
Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen (Arikunto, 2006a). Adapun kriteria acuan untuk validitas butir soal dapat dilihat pada tabel di bawah ini :
Tabel 3.6. Kriteria Validitas dan Reliabilitas Butir Soal
No Rentang Klasifikasi
Berdasarkan hasil analisis, skor korelasi validitas diinterpretasikan dengan nilai signifikansi korelasi, maka dihasilkan signifikansi soal kemampuan penguasaan konsep pada Tabel 3.7.
Tabel 3.7. Hasil Analisis Validitas Soal
Soal Sistem Ekskresi
No
Signifikansi
Korelasi Jumlah Soal No Butir Soal
1 Sedang (Valid) 14 1,6,8,15,17,28,30,31,33,34,37,42,43,47 2 Rendah (Valid) 18 3,9,10,12,14,23,25,26,32,36,38,39,40,41,44,46,51 3 Sangat Rendah
(Tidak Valid)
19
4,5,7,11,13,16,18,19,20,21,22,24,27,29,35,48,49,50
No soal yang dipakai dalam penelitian hasil uji coba yaitu 1, 6, 8, 11, 15, 16, 17, 21, 24, 27, 28, 30, 31, 33, 34, 35, 37, 42, 43, dan 47 dengan penyesuaian nomor urut
menjadi 1, 3, 4, 2, 5, 6, 7, 9, 8, 11, 10, 12, 13, 14, 15, 20, 16, 17, 18, 19.
Soal Sistem Saraf
No
Signifikansi
Korelasi Jumlah Soal No Butir Soal
1 Tinggi (Valid) 1 17
2 Sedang (Valid) 9 1,2,7,9,13,16,19,25,29 3 Rendah (Valid) 11 4,6,12,14,15,20,23,26,27,28,30 4 Sangat Rendah
(Tidak Valid)
9
3,5,8,10,11,18,21,22,24
No soal yang dipakai dalam penelitian hasil uji coba yaitu 1, 2, 4, 7, 9, 12, 13, 16, 17, 19, 20, 23, 26, 29, dan 30, dengan penyesuaian nomor urut menjadi 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7,
61
2. Uji Reliabilitas Instrumen
Uji reliabilitas bertujuan untuk menguji ketepatan atau keajegan alat dalam mengukur apa yang akan diukur. Menurut Arikunto (2006a), “Reliabilitas menunjuk pada suatu pengertian bahwa sesuatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik”. Adapun kriteria acuan untuk reliabilitas butir soal dapat dilihat pada Tabel 3.6. Berdasarkan hasil analisis, maka nilai reliabilitas soal penguasaan konsep dapat dilihat pada Tabel 3.8.
Tabel 3.8. Hasil Analisis Reliabilitas Soal
No Soal Penguasaan Konsep Nilai Reliabilitas Kriteria
1 Sistem Ekskresi 0,61 Tinggi
2 Sistem Saraf 0,57 Sedang
Informasi lebih lengkap dapat dilihat pada Lampiran B2.
3. Uji Tingkat Kesukaran
Tingkat kesukaran adalah suatu parameter untuk menyatakan bahwa item soal adalah mudah, sedang, dan sukar. Untuk menentukan apakah soal tersebut dikatakan baik atau tidak sehingga perlu direvisi, digunakan kriteria sebagai berikut :
Tabel 3.9. Tingkat Kesukaran Dan Kriteria
No Rentang Nilai Tingkat Kesukaran Klasifikasi
1 0,70 TK 1,00 Mudah
2 0,30 TK < 0,70 Sedang
3 0,00 TK < 0,30 Sukar
(Sudjana, 2010) Hasil analisis uji coba soal penguasaan konsep memiliki skor tingkat kesukaran yang diinterpretasikan pada Tabel 3.10 sesuai kriteria Tabel 3.9, yaitu:
Tabel 3.10. Hasil Analisis Tingkat Kesukaran Soal
Soal Sistem Ekskresi
No Kriteria Jumlah Soal No Butir Soal
1 Sukar 30 1, 2, 5, 10, 14, 22, 23, 25, 30, 35, 37, 39, 40, 42, 45, 46, 50, 51, 3, 13, 20,
21, 24, 27, 28, 32, 36, 44, 48, 49
2 Sedang 15 7, 8, 9, 11, 12, 15, 18, 19, 26, 29, 33, 38, 41, 43, 47
62
4. Uji Daya Pembeda
Daya pembeda suatu butir soal menyatakan seberapa jauh kemampuan butir soal tersebut mampu membedakan antara siswa yang dapat menjawab soal dengan siswa yang tidak dapat menjawab soal. Sebagai acuan untuk mengklasifikasikan data hasil penelitian, maka digunakan kriteria yaitu:
Tabel 3.11. Klasifikasi Daya Pembeda
No Rentang Nilai D Klasifikasi
1 D < 0,20 Jelek pembeda yang diinterpretasikan sesuai Tabel 3.11, sehingga dihasilkan soal dengan daya pembeda pada Tabel 3.12.
Tabel 3.12. Hasil Analisis Daya Pembeda
Soal Sistem Ekskresi
No Kriteria Jumlah Soal Persentase
1 Jelek 12 3, 5, 9, 10, 11, 15, 18, 21, 22, 24, 27 dan 30 2 Cukup 12 2, 8, 12, 14,16, 19, 23, 25, 26, 28 dan 29
3 Baik 4 6, 7, 13 dan 20
4 Baik sekali 2 1 dan 17
Kesimpulan:
Beberapa soal yang memiliki klasifikasi daya pembeda yang jelek dikarenakan soal tersebut tidak dapat membedakan antara siswa kemampuan atas dan rendah, oleh karena itu beberapa pengecoh direvisi dalam penyusunan instrumen lebih lanjut. Informasi lebih lanjut lihat Lampiran B2.
Soal Sistem Saraf
Nukhbatul Bidayati Haka, 2013
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan secara umum disimpulkan bahwa terjadi peningkatan kemampuan habits of mind (kebiasaan berpikir produktif) dan penguasaan konsep biologi siswa kelas XI diatas nilai standar
N-gain sedang sebesar 0,31 setelah penerapan asesmen kinerja pada materi sistem
ekskresi dan sistem saraf. Secara khusus dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Peningkatan kemampuan habits of mind (kebiasaan berpikir produktif) siswa
dengan rata-rata N-gain sebesar 0,45 dalam kategori sedang. Setiap indikator
habits of mind (self regulation, critical thinking, dan creative thinking)
mengalami peningkatan lebih baik setelah penerapan asesmen kinerja. Capaian N-gain tertinggi terdapat pada kategori self regulation (0,468), diikuti critical thinking dan creative thinking. Peningkatan tertinggi indikator
self regulation adalah indikator 2, membuat rencana secara efektif (N-gain
0,508), kemampuan critical thinking adalah indikator 9, menahan diri dari sifat impulsif (N-gain 0,603), dan pencapaian tertinggi kemampuan creative
thinking adalah indikator 14 menghasilkan cara baru melihat situasi yang
berbeda dari cara biasa yang berlaku pada umumnya (N-gain 0,527).
2. Peningkatan kemampuan penguasaan konsep siswa dengan rata-rata N-gain sistem saraf sebesar 0,64 (kriteria sedang) dan sistem ekskresi sebesar 0,61 (kriteria sedang) akibat pembiasaan penerapan asesmen kinerja. Keseluruhan indikator konsep sistem ekskresi dan sistem saraf mengalami peningkatan,
N-gain tertinggi terdapat pada penguasaan indikator konsep sistem ekskresi
(0,796) diikuti sistem saraf (0,623). Peningkatan tertinggi penguasaan konsep sistem ekskresi yaitu indikator 4, sistem ekskresi pada hewan (N-gain 0,796), dan sistem saraf yaitu indikator 4, struktur dan fungsi sistem saraf pusat
(N-gain 1,00).
122
oleh faktor lain, yaitu waktu belajar, proses pembelajaran, kondisi kelas, kondisi siswa, cara mengajar guru, suasana pembelajaran. Asesmen kinerja memberikan kontribusi terbesar pada kemampuan self regulation (36,6%),
critical thinking (26,2%), dan creative thinking (19,9%). Oral feedback, self assessment, dan peer assessment merupakan komponen asesmen kinerja yang
secara berurutan berkontribusi terhadap peningkatan kemampuan HoM. 4. Terdapat korelasi lemah (0,171) dengan kontribusi sebesar 3,2% asesmen
kinerja terhadap penguasaan konsep sistem ekskresi dan sistem saraf, sisanya 96,8% dipengaruhi faktor lain yaitu waktu belajar, proses pembelajaran, kondisi kelas, kondisi siswa, cara mengajar guru, suasana pembelajaran. Asesmen kinerja memberikan kontribusi terbesar pada penguasaan konsep sistem saraf (19,2%), dan sistem ekskresi (12,7%). Oral feedback, self
assessment, dan peer assessment merupakan komponen asesmen kinerja yang
secara berurutan berkontribusi terhadap peningkatan penguasaan konsep walaupun persentase kontribusinya cenderung kecil.
5. N-gain penguasaan konsep sistem ekskresi terhadap N-gain HoM berkorelasi sangat lemah sebesar 0,204 dan korelasi N-gain penguasaan konsep sistem saraf terhadap N-gain HoM yang berkorelasi cukup sebesar 0,389. Secara keseluruhan penguasaan konsep dan HoM memiliki korelasi yang cukup (0,397), sehingga disimpulkan berdasarkan hasil analisis korelasi terdapat keterkaitan antara penguasaan konsep dengan kemampuan HoM siswa. 6. Secara umum siswa memberikan respon positif penerapan asesmen kinerja
123
mampu menyelesaikan tugas-tugas yang diberikan dan mengatasi kendala yang terjadi dengan berbagai usaha dan upaya.
B. SARAN
Berikut ini terdapat beberapa saran dan rekomendasi guna melengkapi hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan, diantaranya :
1. Bagi guru
a. Kontribusi dari asesmen kinerja terhadap kemampuan habits of mind (kebiasaan berpikir produktif) dan penguasaan konsep memiliki kecenderungan yang rendah. Oleh sebab itu untuk meningkatkan kontribusi diperlukan sosialisasi, latihan, dan pembiasaan dari komponen asesmen kinerja, mengontrol variabel eksternal yang menggangu, dan mempertimbangkan waktu pemberian komponen asesmen kinerja.
b. Bagi guru sangat penting untuk meningkatkan habits of mind (kebiasaan berpikir produktif) siswa agar dapat berperilaku cerdas untuk menghadapi berbagai masalah yang dihadapi, bukan hanya meningkatkan penguasaan konsep saja.
c. Perkiraan efisiensi waktu, tujuan, kriteria penilaian dan pemilihan tugas-tugas kinerja harus diperhatikan untuk meminimalisir rasa jenuh siswa terhadap penerapan strategi dan komponen asesmen kinerja.
d. Ketika guru ingin melakukan penerapan asesmen kinerja untuk meningkatkan kemampuan habits of mind (kebiasaan berpikir produktif) dan penguasaan konsep hendaknya diterapkan dalam jangka waktu yang lebih lama mengingat proses habituasi memerlukan waktu yang tidak sebentar dan kapasitas konten materi yang terlalu tinggi mengakibatkan beban kognitif yang besar bagi siswa.