PENERAPAN ASESMEN PORTOFOLIO UNTUK MENINGKATKAN HABITS OF MIND DAN
PENGUASAAN KONSEP SISWA KELAS XI
TESIS
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat untuk Memperoleh Gelar
Master Pendidikan Program Studi Pendidikan Biologi
Oleh :
Tengku Idris
1102650
PENDIDIKAN BIOLOGI
SEKOLAH PASCA SARJANA
Contoh Halaman Hak Cipta untuk Mahasiswa S2
=========================================================
Program Studi Pendidikan Biologi
Oleh Tengku idris
S.Pd UNRI, 2006
Sebuah Tesis yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Magister Pendidikan (M.Pd.) pada Program Studi Pendidikan Biologi
© Tengku Idris 2013 Universitas Pendidikan Indonesia
Agustus 2013
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH: PEMBIMBING:
Pembimbing I
Dr. Siti Sriyati, M.Si NIP. 196705271992031001
Pembimbing II
Dr.rer.nat. Adi Rahmat, M.Si NIP. 196512301992021001
Mengetahui
Ketua Jurusan Pendidikan Biologi
ABSTRAK
Penelitian ini berjudul “Penerapan Asesmen Portofolio untuk Meningkatkan Habits of Mind dan Penguasaan Konsep Siswa SMA Kelas XI”. Penelitian yang dilakukan di kelas IX IPA IV SMAN X Bandung tahun ajaran 2012/2013 dengan jumlah sampel sebanyak 48 orang. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar peningkatan habits of mind dan penguasaan konsep melalui penerapan asesmen portofolio, serta tanggapan siswa setelah mengikuti pembelajaran dengan menggunakan asesmen portofolio tersebut. Pengambilan data dilakukan sebanyak 7 kali pertemuan pada dua materi yaitu sistem ekskresi dan sistem saraf. Instrumen yang digunakan pada penelitian ini adalah angket habits of mind, soal penguasaan konsep sistem ekskresi dan sistem saraf serta angket siswa tentang penerapan asesmen portofolio. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kategori habits of mind yang meningkat dalam kategori sedang adalah critical thinking dan self regulation sedangkan kategori creative thinking meningkat dalam kategori rendah. Terjadi peningkatan penguasaan konsep siswa tentang sistem ekskresi dan saraf setelah penerapan asesmen protofolio dimana peningkatan tersebut secara rata-rata berada di atas standar yang telah ditetapkan yakni 0.31 dengan rata-rata peningkatan sebesar 0.51. Peningkatan habits of mind sebesar 31% memiliki korelasi yang signifikan dengan asesmen portofolio dengan kontribusi sebesar 13.7% sedangkan peningkatan penguasaan konsep sebesar 55.45% tetapi memiliki korelasi yang tidak signifikan dengan asesmen portofolio dengan kontribusi hanya 3.8%. Secara keseluruhan siswa menanggapi positif penerapan asesmen portofolio pada materi sistem ekskresi dan sistem saraf.
DAFTAR ISI
Halaman
PERNYATAAN ... i
ABSTRAK ... ii
KATA PENGANTAR ... iii
UCAPAN TERIMAKASIH... iv
DAFTAR ISI ... vi
DAFTAR TABEL ... viii
DAFTAR GAMBAR ... x
DAFTAR LAMPIRAN ... xi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1
B. Rumusan Masalah ... 7
C. Pertanyaan Penelitian ... 7
D. Batasan Masalah... 8
E. Tujuan Penelitian ... 9
F. Manfaat Penelitian ... 10
BAB II PENTINGNYA ASESMEN PORTOFOLIO TERHADAP PEMBENTUKAN HABITS OF MIND DAN PENGUASAAN KONSEP A. Pentingnya Asesmen Formatif ... 11
B. Asesmen Portofolio ... 17
C. Habits of Mind ... 27
D. Penguasaan Konsep ... 32
E. Karakteristik Materi Sistem Ekskresi dan Sistem Saraf ... 34
F. Hasil Penelitian Relevan ... 39
G. Asumsi Penelitian ... 41
BAB III METODE PENELITIAN
A. Metode dan Desain Penelitian ... 43
B. Lokasi dan Subjek Penelitian ... 43
C. Defenisi Operasional ... 44
D. Instrumen Penelitian... 45
E. Teknik Pengumpulan Data ... 48
F. Prosedur Penelitian... 49
G. Teknik Pengolahan Data ... 52
H. Analisis Data Uji Coba... 55
BAB VI HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 59
B. Pembahasan ... 87
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 115
B. Rekomendasi ... 117
DAFTAR PUSTAKA ... 119 LAMPIRAN-LAMPIRAN
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan merupakan usaha sadar mengembangkan seorang individu
menuju kedewasaan. Kedewasaan meliputi kedewasaan intelektual, sosial dan
moral (Sriyati, 2011). Tujuan Pendidikan bukan hanya mengembangkan
aspek kognitif saja, akan tetapi harus diimbangi dengan sikap dan
keterampilan. Hal ini sejalan dengan hakekat sains yang memperhatikan dan
menyeimbangkan proses, produk dan sikap (nilai) (Rustaman et al. 2003.)
Produk sains berupa konsep, prinsip dan hukum sangat diperlukan
oleh siswa untuk menambah wawasannya dan menjelaskan fenomena yang
ada di lapangan. Selain itu juga, pengetahuan konseptual sangat membantu
siswa untuk tetap survive jika melanjutkan pendidikan kejenjang yang lebih
tinggi, karena pengetahuan dasar (pior knowledge) menentukan keberhasilan
pembelajaran selanjutnya. Tetapi pengetahuan berupa konsep tidak akan
cukup untuk menjadi bekal dalam menghadapi berbagai persoalan kehidupan.
Selain itu juga harus ada kemampuan yang diperoleh siswa untuk bekal
menuju dunia kerja (bagi yang tidak melanjutkan ke jenjang yang lebih
tinggi). Para guru sering mengukur keberhasilan siswa dengan hanya melihat
kemampuan siswa mengungkap kembali apa yang dipelajarinya (note
learning), tanpa memperhatikan proses yang berlangsung.
Tujuan dari Pendidikan yang paling penting adalah mengembangkan
kebiasaan mental siswa yang memungkinkan siswa mampu memahami apa
yang dibutuhkan dan diinginkan yang berkaitan dengan hidupnya. Setiap
individu dalam hidupnya pasti akan berhubungan dengan masalah, baik di
lingkungan sekolah, keluarga maupun masyarakat. Kadang-kadang masalah
yang kecil menjadi besar karena kesalahan dalam menyikapi sebuah
permasalahan. Maka tidak heran kita lihat sekarang banyaknya tawuran
anak-anak sekolah yang bermula dari masalah yang sangat sepele. Permasalahan
tersebut terjadi ketika seseorang tidak mengetahui bagaimana merespon suatu
tidak hanya berkaitan dengan pengetahuan seseorang tentang informasi yang
berkaitan dengan masalah tersebut tetapi juga berkaitan dengan bagaimana
harus bertindak untuk menyelesaikan permasalahan tersebut. Kemampuan
perilaku cerdas tersebut disebut sebagai habits of mind (Costa &Kalick,
2000a). Sebagai respon terhadap permasalahan yang terjadi, maka pemerintah
melakukan usaha preventif, salah satu usaha yang dilakukan oleh pemerintah
adalah dengan mewajibkan pembelajaran berbasis karakter di semua
tingkatan sekolah melalui Kementerian Pendidikan Nasional
(KEMENDIKNAS).
Untuk menunjang keberhasilan program pendidikan karakter ada dua
langkah besar yang dilakukan pemerintah. Langkah pertama dengan
mewajibkan tiap guru mencantumkan indikator pendidikan karakter dalam
Rancangan Proses Pembelajaran (RPP) dan langkah kedua adalah mengubah
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) menjadi kurikulum baru yang
dikenal dengan kurikulum 2013. Tujuan dari kedua langkah tersebut adalah
untuk membentuk karakter bangsa yang sesuai dengan semangat pancasila.
Pada hakekatnya pendidikan karakter memiliki irisan dengan habits of mind.
Indikator dari kategori habits of mind seperti self regulation, critical thinking
dan creative thinking memiliki indikator yang sama dengan pendidikan
karakter. Jadi dengan pembentukan dan pengembangan habits of mind pada
siswa berarti mendidik siswa menjadi pribadi yang memiliki karakter yang
unggul, peduli, tekun, jujur, kritis dan kreatif.
Habits of mind dikembangkan oleh Marzano et al. (1993) sebagai
salah satu dimension of learning outcome meliputi: dimensi 1) sikap dan
persepsi terhadap belajar, dimensi 2) memperoleh dan mengintegrasikan
pengetahuan, dimensi 3) memperluas dan memperhalus pengetahuan, dimensi
4) menggunakan pengetahuan secara bermakna, dimensi 5) memanfaatkan
kebiasaan berfikir produktif (habits of mind). Dimensi pertama dan kelima
merupakan bagian yang paling menentukan keberhasilan dari dimensi
dimensi lain. Sikap dan persepsi siswa tentang sebuah pengetahuan akan
pengetahuan. Siswa yang tidak memiliki sikap yang positif terhadap suatu
ilmu, maka dia tidak akan memberikan hasil yang baik. Selain sikap, dimensi
5 yaitu habits of mind melandasi siswa dalam memperdalam pengetahuan dan
menyelesaikan permasalahan didalamnya (Sriyati, 2010).
Beberapa tokoh seperti (Flavel 1976; Amabile, 1983; Perkins, 1984;
Ennis, 1987: Paul, 1990;; Zimmwemn, 1990; Costa, 1991 dalam Marzano et
al, 1993) menempatkan kebiasaan berfikir kedalam tiga kategori yaitu self
regulation, critical thinking dan creative thinking. Indikator-indikator yang
dikembangkan merupakan indikator yang menjadi tujuan penting pendidikan
dan merupakan indikator kesuksesan dalam akademik, pekerjaan dan
hubungan sosial.
Habits of mind seorang individu dapat digali dan tingkatkan dengan
pembelajaran yang menunjang pengembangan hal tersebut. Sebagaimana
yang penelitian yang dilakukan oleh Sriyati (2011), terjadi peningkatan habits
of mind mahasiswa dalam kategori sedang dengan menggunakan asesmen
formatif. Penggunaan asesmen formatif berdampak terbesar pada kategori self
regulation mahasiswa dibandingkan kategori lain. Penelitian Anwar (2005)
menunjukkan bahwa habits of mind dapat ditingkatkan melalui asesmen
formatif berupa Perfomance assessment pada pembelajaran konsep
lingkungan. Sedangkan menurut Cheung dan Hew (2008), self regulation dan
bersifat terbuka dalam habits of mind bisa digali melalui partisipasi
mahasiswa pada pembelajaran online dibandingkan dengan indikator lain.
Berdasarkan kebutuhan di lapangan baik dibidang akademis, sosial
dan kerja, siswa harus dibekali habits of mind untuk menunjang
kesuksesannya. Pengembangan dan pembekalan habits of mind membutuhkan
sarana. Salah satu sarana yang paling tepat adalah dengan menggunakan
assessment formatif. Sebagaimana penelitian yang dilakukan Sriyati, (2011)
bahwa asesmen formatif memberikan dampak positif terhadap habits of mind
siswa. Tetapi asesmen formatif yang digunakan pada penelitian ini tidak
Program asesmen formatif dapat dilakukan harian, mingguan atau
pertengahan jadwal program berupa portofolio, jurnal, obervasi selama proses
pembelajaran, diskusi kelompok, kinerja, self assessment dan ujian. Menurut
Mui (1998) bahwa strategi asesmen formatif dapat berupa performance
assessment berbasis proyek atau penyelidikan, menulis ilmiah, peta konsep
dan portofolio serta tanya jawab.
Salah satu asesmen formatif yang sedang giat dilaksanakan adalah
asesmen portofolio. Menurut Surapranata dan Hatta (2006) penilaian
portofolio merupakan salah satu dari penilaian berbasis kelas terhadap
sekumpulan karya siswa yang tersusun secara sistematis dan terorganisasi
yang diambil selama proses pembelajaran dalam kurun waktu tertentu,
digunakan oleh guru dan siswa untuk memantau perkembangan pengetahuan,
keterampilan dan sikap siswa dalam mata pelajaran tertentu.
Asesmen portofolio sangat baik diterapkan dalam proses pembelajaran
karena asesmen ini memiliki beberapa kelebihan seperti (1) menekankan
penilaian terhadap proses perubahan kemampuan siswa, (2) memungkinkan
penilaian lebih kompleks dibandingkan penilaian yang dilakukan secara
tradisional, (3) memungkinkan guru menilai siswa berdasarkan karakteristik,
kebutuhan dan kelebihan yang dimiliki setiap siswa, (4) memungkinkan siswa
menilai dirinya sendiri (self-assesment) dan (5) dapat menggambarkan
kelebihan serta kekurangan siswa, juga dapat memantau perkembangan
siswa. Selain memiliki kelebihan asesmen portofolio juga memiliki
kekurangan diantaranya: (1) memerlukan waktu yang lebih banyak
dibandingkan dengan penilaian yang biasa dilakukan guru karena ada
pemberian feedback pada tugas tugas yang diberikan, (2) dianggap kurang
reliabel dibandingkan dengan penilaian yang menggunakan angka, (3) tidak
memiliki kriteria khusus dan (4) menimbulkan kebosanan pada siswa karena
tugas yang dikerjakan harus diperbaiki (Surapranata dan Hatta, 2006).
Beberapa penelitian dilakukan tentang asesmen portofolio
menunjukkan hasil yang positif terhadap sikap dan hasil belajar siswa,
belajar siswa pada konsep sistem koordinasi dengan menggunakan portofolio
dan refleksi pengalaman belajar yang dilakukan menjadi umpan balik dalam
memperbaiki karya mereka. Hal senada juga diungkapkan oleh Widiyati
(2005) bahwa pembelajaran dengan menggunakan portofolio dapat
meningkatkan hasil belajar siswa pada konsep lingkungan. Hasil penelitian
yang dilakukan Nurmalasary (2012) menunjukkan bahwa portofolio dapat
diterapkan pada pembelajaran sistem reproduksi untuk mengungkap proses
dan hasil belajar siswa.
Penelitian yang dilakukan Wulan (1998) tentang penggunaan asesmen
portofolio pada pembelajaran biologi menunjukkan bahwa portofolio dapat
mengungkap banyak aspek tentang siswa yang belum terungkap, seperti sikap
belajar siswa, minat dan motivasi, keterampilan proses, karakteristik
individual dan miskonsepsi siswa. Dengan pengetahuan guru tentang siswa
maka guru dapat menilai siswa secara utuh dan memahami kesulitan belajar
siswa dengan baik.
Penggunaan asesmen portofolio dalam mengembangkan habits of
mind sangat berkaitan. Umpan balik yang terdapat pada asesmen portofolio
harus dilakukan secara berkesinambungan oleh guru untuk memperoleh
informasi tentang adanya kelemahan dalam hasil maupun proses
pembelajaran, sehingga dapat dilakukan perbaikan, penyesuaian, peningkatan
bahkan perubahan saat itu juga. Umpan balik pada siswa dapat mendorong
siswa untuk meningkatkan motivasi belajar, memperbaiki kesalahan yang
dibuat atau meninggalkan hal-hal negatif yang menjadi kelemahan mereka
dalam belajar (Zainul, 2008).
Asesmen portofolio hendaknya tidak hanya ditekankan kepada
keberhasilan siswa dalam memperoleh jawaban yang diinginkan oleh guru,
tetapi lebih ditekankan pada proses kebiasaan berfikir siswa (habits of mind)
yang terdapat atau tersirat dalam portofolio. Penilaian berbasis kompetensi
mempunyai prinsip belajar tuntas (mastery learning), siswa tidak
diperkenankan mengerjakan pekerjaan berikutnya sebelum mampu
Salah satu ciri dari portofolio adalah written feedback dan self
assessment. Menurut peneliti written feedback dan self assessment yang
terdapat pada portofolio ini diharapkan mampu mengembangkan habits of
mind siswa, feedback diharapkan dapat membantu siswa mengatur dirinya
sendiri dan meningkatkan kemampuan berfikir kritis siswa sedangkan self
assessment akan membantu siswa mengembangkan metakognisi yang pada
akhirnya mereka mampu mengatur dirinya sendiri dan kritis terhadap
pekerjaan dan persoalan yang diberikan dan creative dalam memecahkan
permasalahan yang ada (habits of mind). Metakognisi tidak hanya berfikir
bagaimana dia (diri sendiri) berfikir tetapi juga mengajarkan dan memberikan
kemampuan untuk memahami bagaimana orang berfikir sehingga apa yang
diinginkan seseorang (guru) sejalan dengan apa yang dikerjakannya. Dengan
demikian peneliti berharap apa yang menjadi hipotesis peneliti dapat
dibuktikan dengan data secara ilmiah.
Selain habits of mind, hasil belajar siswa harus tetap diperhatikan
karena ini berkaitan dengan tuntutan kurikulum dan standar kelulusan siswa.
Siswa harus menguasai konsep yang diajarkan sebagai bekal untuk kehidupan
sehari-hari dan untuk melanjutkan ke tingkat yang lebih tinggi. Sebagaimana
penelitian yang dilakukan Anwar (2005) bahwa habits of mind secara tidak
langsung akan menunjang hasil belajar siswa. Selain itu juga penggunaan
asesmen portofolio membantu siswa dalam memahami konsep-konsep yang
dipelajari (Jantimala, 2007). Habits of mind, penguasaan konsep dan asesmen
portofolio memiliki hubungan yang saling berkaitan dan diharapkan dapat
membantu siswa dalam mengatasi persoalan belajar dan sebagai bekal
kehidupan di masa mendatang.
Penerapan asesmen portofolio tidak lepas dari proses pembelajaran,
oleh karena itu diperlukan wadah untuk mengimplementasikannya. Pada
penelitian ini penerapan asesmen portofolio dilakukan pada konsep sistem
ekskresi dan sistem saraf. Materi sistem ekskresi dan sistem saraf merupakan
materi yang sulit dan kurang diminati siswa karena biasanya diajarkan hanya
membuat siswa tertarik untuk mendalami dan memahami materi ini.
Ketidakpahaman siswa dalam materi ini dibuktikan dengan hasil belajar pada
materi yang bersifat fisiologi biasanya yang lebih rendah dibandingkan materi
yang lain seperti struktur, morfologi dan lingkungan. Diharapkan dengan
menggunakan asesmen portofolio maka siswa semakin tertarik dan
memahami materi ini dengan baik yang ditunjukkan dengan hasil belajar
yang lebih baik dibandingkan dengan menggunakan hanya asesmen sumatif.
Selain itu juga, materi sistem ekskresi dan sistem saraf memiliki
karakteristik yang dirasakan sama, dimana selama pembelajaran ada proses
penyampaian secara teoritis dan ada kegiatan praktikumnya, sehingga
penerapan asesmen portofolio sangat cocok diterapkan. Pemilihan dua konsep
ini berlandaskan pemikiran bahwa suatu kebiasaan berpikir (habits of mind)
tidak dapat diperoleh secara instan dan cepat tetapi membutuhkan waktu dan
proses yang berkesinambungan.
Berdasarkan latar belakang diatas, maka peneliti tertarik untuk
melakukan penelitian tentang peningkatan habits of mind dan penguasaan
konsep siswa dengan menerapkan asesmen portofolio pada konsep sistem
ekskresi dan sistem saraf.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut “Bagaimana Penerapan Asesmen Portofolio Terhadap Peningkatan Habits of Mind dan Penguasaan
Konsep Siswa Kelas XI pada Pembelajaran Sistem Ekskresi dan Sistem
Saraf”.
C. Pertanyaan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas dapat disederhanakan menjadi
1. Bagaimana peningkatan habits of mind siswa kelas XI pada
pembelajaran sistem ekskresi dan sistem saraf melalui penerapan
asesmen portofolio?
2. Bagaimana peningkatan penguasaan konsep siswa kelas XI pada
pembelajaran sistem ekskresi dan sistem saraf melalui penerapan
asesmen portofolio?
3. Berapa besar korelasi dan kontribusi komponen asesmen portofolio
terhadap peningkatan masing-masing kategori habits of mind (self
regulation, critical thinking dan creative thinking) pada pembelajaran
sistem ekskresi dan sistem saraf?
4. Berapa besar korelasi dan kontribusi komponen asesmen portofolio
terhadap peningkatan penguasan konsep sistem ekskresi dan sistem
saraf pada siswa kelas XI?
5. Bagaimana korelasi peningkatan habits of mind terhadap peningkatan
penguasaan konsep siswa kelas XI pada konsep sistem ekskresi dan
sistem saraf?
6. Bagaimana respon siswa terhadap penerapan asesmen portofolio pada
pembelajaran sistem ekskresi dan sistem saraf?
D. Batasan Masalah
Untuk lebih memfokuskan kajian penelitian ini, maka dilakukan
pembatasan ruang lingkup penelitian sebagai berikut:
1. Komponen asesmen formatif berupa self assesment dan written
feedback diterapkan hanya pada strategi asesmen formatif berupa
portofolio pada tugas beruapa soal esai dan laporan praktikum.
2. Kategori habits of mind yang ingin diteliti berdasarkan habits of mind
yang dikembangkan oleh Marzano (1993) dengan 3 kategori yaitu self
regulation, critical thinking dan creative thinking.
3. Indikator dari masing-masing habits of mind yang diukur dari masing
kategori hanya terbatas pada: indikator self regulation: Menyadari
menggunakan sumber informasi yang diperlukan, sensitif terhadap
umpan balik, dan mengevaluasi kefektifan tindakan. Untuk indikator
critical thinking: akurat dan mencari keakuratan, jelas dan mencari
kejelasan, bersifat terbuka, mampu menempatkan diri ketika ada
jaminan (percaya diri), besifat sensitif dan tahu kemauan temannya dan
untuk indikator creative thinking: dapat melibatkan diri dalam tugas
meskupun jawaban dan solusinya tak segera tampak, melakukan usaha
semaksimal mungkin sesuai kemampuan dan pengetahuan serta
menghasilkan cara baru serta melihat situasi yang berbeda dari cara
yang biasa berlaku pada umumnya.
4. Penelitian ini memilih konsep sistem eksresi dan sistem saraf sebagai
wadah penerapan asesmen portofolio untuk meningkatkan habits of
mind siswa dan penguasaan konsep siswa.
E. Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah
mendeskripsikan habits of mind dan penguasaan konsep dengan
menggunakan asesmen portofolio pada materi sistem eksresi dan sistem saraf.
Tujuan tersebut dijabarkan ke dalam tujuan khusus yaitu:
1. Untuk mendeskripsikan peningkatan habits of mind siswa melalui
asesmen portofolio pada materi sistem ekskresi dan sistem saraf.
2. Untuk mendeskripsikan pengetahuan konsep siswa pada materi sistem
ekskresi dan sistem saraf dengan menggunakan asesmen portofolio.
3. Untuk mendeskripsikan seberapa besar korelasi dan kontribusi
asesmen portofolio seperti feedback dan self assessment dalam
meningkatkan habit of mind (self regulation, critical thinking dan
creative thinking).
4. Untuk mendeskripsikan seberapa besar korelasi dan kontribusi
asesmen portofolio terhadap peningkatan masing-masing kategori
5. Untuk mendeskripsikan seberapa besar korelasi dan kontribusi
asesmen portofolio seperti feedback dan self assessment dalam
meningkatkan penguasaan konsep sistem ekskresi dan sistem saraf.
6. Untuk mendeskripsikan seberapa besar korelasi dan kontribusi
asesmen portofolio terhadap peningkatan penguasaan konsep sistem
ekskresi dan sistem saraf.
7. Untuk mendeskripsikan respons siswa terhadap penerapan asesmen
portofolio.
F. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi berbagai pihak
seperti:
1. Bagi guru
Hasil penelitian ini dapat digunakan untuk perbaikan proses
pembelajaran pada materi sistem ekskresi dan sistem saraf. Selain itu
juga dapat melatih guru dalam menggunakan asesmen formatif
terutama asesmen portofolio.
2. Bagi siswa
Hasil penelitian diharapkan dapat mengembangkan habit of
mind siswa, sehingga mereka mampu melakukan pilihan cerdas dan
mengontrol perilakunya sebagai bekal dalam mengikuti materi atau
konsep lain serta bekal dalam kehidupan sehari-hari. Selain itu
diharapkan penelitian ini dapat membantu siswa dalam menguasai
konsep sistem eksresi dan sistem saraf dengan baik.
3. Bagi peneliti lain
Hasil penelitian ini dapat dimanfaatkan sebagai dasar dalam
mencari asesmen alternatif (asesmen formatif lain selain portofolio)
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Metode dan Desain Penelitian
Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah
eksperimen dengan tipe weak experiment. Penerapan penggunaan asesmen
portofolio diterapkan pada satu kelas eksperimen. Pengukuran peningkatan
habits of mind dan penguasaan konsep siswa dilaksanakan melalui pretes dan postes, sehingga desain penelitian yang digunakan adalah ”The One-Group Pretest-Postest Design”.
Tabel 3.1. The One-Group Pretest-Postest Design
(Sumber: Fraenkel & Wallen, 2010)
Keterangan:
O : Pretes/Postes
X : Penerapan strategi asesmen formatif (terdiri dari; komponen self assessment, dan written feedback) dalam bentuk asesmen portofolio (tugas-tugas portofolio adalah soal esai dan laporan praktikum)
Design pada penelitian ini tidak memiliki kelas kontrol karena sangat
sukar untuk mencari strategi yang sempadan dengan asesmen portofolio.
Selain itu juga, penelitian dengan penerapan asesmen portofolio
membutuhkan waktu dan tenaga lebih banyak sehingga pengadaan kelas
kontrol akan membuat penerapan asesmen tidak optimal.
B. Lokasi dan Subjek Penelitian
1. Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian ini adalah SMAN 24 Bandung yang terletak di
daerah Cibiru. Sekolah ini merupakan sekolah dalam kategori cluster
satu.
O X O
2. Subjek (Populasi dan Sampel) Penelitian
Populasi pada penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI IPA
yang mengambil atau mengikuti materi sistem ekskresi dan sistem
saraf di SMA 24 kota Bandung. Sampel pada penelitian ini adalah
salah satu kelas XI IPA yang berjumlah 48 orang siswa yang sedang
mempelajari materi sistem ekskresi dan sistem saraf. Pemilihan
sampel dilakukan secara cluster random sampling. Pengambilan
sampel yang dilakukan secara cluster random sampling karena siswa
dianggap memiliki karakteristik yang sama. Selain itu juga asesmen
portofolio tidak memberikan ketentuan tertentu yang harus dimiliki
siswa untuk menerapkannya.
C. Definisi Operasional
Agar tidak menimbulkan penafsiran yang berbeda terhadap istilah
dalam penelitian ini, maka akan dijabarkan sebagai berikut:
1. Asesmen portofolio yang dimaksud pada penelitian ini adalah prosedur
yang digunakan untuk merencanakan, mengoleksi, dan memberi
pertimbangan penilaian terhadap tugas-tugas portofolio siswa berupa
tugas soal esai dan tugas laporan praktikum.
2. Habits of mind yang dimaksud dalam penelitian ini adalah skor atau
rekap dari angket yang diberikan diawal dan diakhir dari proses
pembelajaran dengan menggunakan asesmen portofolio. Angket ini
berisikan tiga kategori dan habits of mind yaitu self regulation, critical
thinking dan creative thinking. Masing-masing kategori tersebut
diuraikan dalam indikator-indikatornya dan kemudian dibuat angket
yang berskala 1 sampai 4 yang berisikan indikator dari masing-masing
kategori habits of mind.
3. Penguasaan konsep yang dimaksud dari penelitian ini adalah skor
siswa terhadap soal-soal yang diberikan diawal dan diakhir
pembelajaran. Soal-soal dibuat dengan menggunakan taksonomi
D. Instrumen Penelitian
Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan
menggunakan beberapa instrumen. Jenis-jenis instrumen penelitian dan
tujuan dari instrumen tercantum pada Tabel 3.2.
Tabel 3.2 Instrumen Penelitian dan Tujuan Instrumen
No Jenis instrument Tujuan instrument Sumber
data
Mendeskripsikan penguasaan konsep
siswa sebelum dan sesudah
pembelajaran dengan menerapkan
asesmen portofolio.
Mendeskripsikan habits of mind
mahasiswa sebelum dan sesudah diterapkan asessmen portofolio.
Siswa
3. Task dan rubric Soal latihan
Menetapkan kriteria yang harus
dipenuhi dalam menjawab soal esai
Siswa
4. Task dan rubric pembuatan laporan praktikum
Menetapkan kriteria yang harus
dipenuhi siswa dalam menyusun laporan praktikum.
Memantu dan mendiskripsikan
perkembangan siswa dalam
menyelesaikan task yang diberikan
Mendeskripsikan kelebihan dan
kelemahan yang dirasakan siswa selama pembelajaran sistem eksresi dan sistem saraf dengan penerapan
Mendeskripsikan kesan-kesan siswa terhadap pembelajaran dan kesulitan dalam mengerjakan tugas-tugas
Siswa dan guru
Uraian dari setiap jenis instrumen yang digunakan pada penelitian ini
1. Pretes Postes Penguasaan Konsep Materi Sistem Ekskresi Dan Sistem Saraf
Pretes dan postes digunakan untuk mendeskripsikan
pengetahuan siswa tentang konsep sistem ekskresi dan sistem saraf.
Pretes diberikan sebelum pembelajaran kedua materi tersebut.
Sedangkan postes diberikan setelah proses pembelajaran selesai pada
masing-masing konsep. Pretes dan postes menggunakan indikator soal
dari taksonomi Marzano et al. (1993) dengan tipe soal pilihan
berganda, setiap soal ada lima option pilihan jawaban. Data pretes dan
postes akan dianalisis dan dibandingkan secara kuantitatif dengan
statistik dan deskriptif.
Validitas, reliabilitas, daya pembeda dan tingkat kesukaran soal
penguasaan konsep dilakukan untuk mendapatkan soal yang memadai
dari segi validitas, reliabilitas, daya pembeda dan tingkat kesukaran
dan pola jawaban soal (distractor). Analisis uji coba instrumen
dihitung dengan bantuan program Anates V.4.0.9 (Karnoto &
Wibisono, 2004).
2. Angket Penelusuran Habits Of Mind (Marzano, 1993)
Habits of mind siswa dijaring dengan menggunakan angket
penelusuran habits of mind oleh Marzano (1994) yang telah
dikembangkan oleh Sriyati (2011). Angket ini berisi tiga indikator
habits of mind yaitu self regulation, critical thinking dan creative
thinking. Angket ini diberikan sebelum dan sesudah pembelajaran
dengan menggunakan asesmen portofolio untuk melihat ada tidaknya
peningkatan habits of mind dengan menggunakan asesmen tersebut.
3. Task dan Rubric Soal Esai
Setiap siswa diberikan task berupa soal esai setiap memasuki materi
baru. Ada 2 tugas soal esai yang akan dikumpulkan siswa yaitu
berkaitan dengan masing-masing materi. Pada materi sistem ekskresi
Soal dibuat disesuaikan dengan indikator pembelajaran untuk
mendukung penguasaan konsep tentang masing-masing materi
tersebut. Task diberikan diawal pertemuan dan akan dikumpulkan
pada pertemuan selanjutnya. Jawaban siswa akan diperiksa sesuai
dengan rubric yang disediakan. Siswa diberikan kesempatan untuk
memperbaiki kesalahan dan kekurangan jawaban dari soal tersebut
dengan memperhatikan feedback yang diberikan.
4. Task dan Rubric Laporan Praktikum
Setiap melaksanakan kegiatan praktikum setiap kelompok siswa
ditugaskan untuk membuat laporan praktikum yang akan
dikumpulkan pada pertemuan berikutnya. Kemudian laporan tersebut
diperiksa oleh guru untuk diberikan written feedback.
Rubric disediakan untuk memeriksa ketercapain indikator yang
diharapkan yang meliputi sistematis laporan, landasan teoritis,
pembahasan, jawaban pertanyaan kesimpulan dan daftar pustaka.
Selama penelitian, setiap kelompok menyerahkan 2 laporan paktikum.
Setiap kelompok akan diberi kesempatan untuk memperbaiki
laporannya sesuai dengan feedback yang diberikan sebelum dilakukan
penilaian sebenarnya. Task dan rubric laporan praktikum dapat dilihat
pada Lampiran B.9.
5. Data Written Feedback Dari Task Soal Esai dan Laporan Praktikum
Data written feedback digunakan untuk memantau perkembangan
siswa dalam menyelesaikan task yang diberikan pada setiap tugas.
Data written feedback dapat dilihat pada Lampiran C.3 dan C.4.
6. Lembar Self Assessment
Self assessment digunakan sebagai data penunjang untuk mengetahui
kelebihan dan kekurangan tugas portofolio berupa soal esai dan
(self assessment). Self assessment dilakukan siswa setiap kali
pengumpulan tugas baik berupa soal esai maupun laporan praktikum.
7. Angket Siswa Tentang Penerapan Asesmen Portofolio
Angket ini bertujuan untuk mendeskripsikan tanggapan siswa
terhadap pembelajaran dengan menggunakan asesmen portofolio pada
konsep sistem ekskresi dan sistem saraf. Angket ini akan mengungkap
kelebihan atau kelemahan penggunaan asesmen portofolio, tanggapan
siswa mengenai kendala-kendala yang dihadapi selama mengerjakan
task-task portofolio, umpan balik yang diberikan dan kesempatan self
assessment. Angket ini disebarkan setelah proses pembelajaran
selesai. Validitas item angket dilakukan oleh tim ahli dalam hal ini
dilakukan oleh Dosen Pembimbing Tesis.
E. Teknik Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan beberapa teknik
pengumpulan data sebagai berikut:
1. Metode Tes Dan Nontes
Data habits of mind (critical thinking, creative thinking dan self
regulation) siswa dikumpulkan dengan metode nontes yaitu dengan
pemberian angket yang menjaring habits of mind siswa. Sedangkan
data kemampuan konsep siswa tentang materi sistem ekskresi dan
sistem saraf digunakan metode tes dengan pemberian soal.
2. Metode Wawancara
Metode wawancara adalah metode pengumpulan data yang
dilakukan dengan mengadakan tanya jawab secara lisan dan
berhadapan langsung dengan sumber data.
Peneliti menggunakan metode wawancara untuk memperoleh
informasi tentang penerapan asesmen portofolio dalam proses
pembelajaran pada konsep sistem ekskresi dan saraf. Selain itu juga
melalui wawancara diperoleh informasi kendala-kendala apa saja
F. Prosedur Penelitian
Penelitian ini dilakukan dengan tiga tahapan. Tahapan awal meliputi
persiapan penelitian, pelaksanaan survey ke lokasi penelitian dan
penentuan subjek penelitian. Tahap pelaksanaan meliputi seluruh aktivitas
pengumpulan data. Tahap penyusunan laporan meliputi pengolahan data,
penyusunan laporan dan penarikan kesimpulan.
1. Tahapan persiapan
Pada tahap persiapan peneliti mempersiapkan segala instrumen
seperti angket, tes penguasaan konsep dan pedoman wawancara dan
catatan lapangan yang akan digunakan untuk tahap pelaksanaan.
2. Tahapan pelaksanaan
a. Sosialisasi asesmen portofolio dan jenis portofolio yang akan
dikumpulkan, pembentukan kelompok dan pembagian kelompok,
pembagian tugas kelompok, informasi batas pengumpulan dan
cara pengumpulan tugas serta penjelasan mengenai kategori
penilaian asesmen portofolio.
b. Memberikan pretes penguasaan konsep siswa pada materi sistem
ekskresi dan sistem saraf.
c. Menjaring habits of mind awal siswa sebelum penerapan asesmen
portofolio.
d. Melakukan proses pembelajaran dengan menggunakan
pendekatan dimension of learning yang dikembangkan oleh
Marzano et al. (1993) yang terdiri dari empat fase yaitu fase I
attitude and perception, fase II Acquiring and Integrating
Knowledge, fase III Extending and Refining Knowledge dan fase IV Use
Knowledge Meaningfully.
e. Selama proses pembelajaran maka akan diterapkan asesmen
portofolio dengan pemberian task berupa soal esai dan laporan
f. Jawaban task yang dikumpulkan siswa akan diberikan written
feedback, setelah itu dikembalikan kepada siswa untuk diperbaiki
sesuai dengan feedback yang diberikan. Pemgembalian tugas
yang telah diberikan feedback disertai dengan pemberian lembar
self assessment.
g. Pada pertemuan selanjutnya siswa akan mengumpulkan tugas
yang telah diperbaiki beserta lembar self assessment yang telah
diisi.
h. Memberikan postes penguasaan konsep pada materi sistem
ekskresi dan sistem saraf setelah pembelajaran dengan
menggunakan asesmen portofolio.
i. Menjaring habits of mind siswa dengan menggunakan angket
setelah perlakuan dengan menggunakan asesmen portofolio.
j. Menjaring pendapat siswa dengan menggunakan angket tentang
proses pembelajaran dengan menggunakan asesmen portofolio.
k. Menjaring pendapat guru dengan wawancara tentang kendala
kendala yang dihadapi selama proses pembelajaran dengan
menerapkan asesmen portofolio.
3. Tahap penyusunan laporan
Tahap penyusunan laporan meliputi analisis data, membuat
kesimpulan dan saran. Tahapan-tahapan penelitian yang akan
Gambar 3.1. Bagan Alur Penelitian
Membuat instrumen Menyusun proposal
Judgment istrumen Mengurus perizinan Silabus kurikulum KTSP
Pemilihan judul
Tahap persiapan Konsep sistem ekskresi dan
sistem saraf
Tahap pelaksanaan
Pelaksanaan tes awal
Habits of mind Penguasaan konsep
Wawancara
Analisis Data
Pembahasan dan Kesimpulan
Pelaksanaan tes akhir Pelaksanaan tes akhir
Pembelajaran dengan menggunakan asesmen portofolio Pembelajaran dengan
menggunakan asesmen portofolio
Observasi
Pemberian umpan balik dan self assessment
Pemberian task berupa soal esai dan laporan praktikum
Pemberian umpan balik dan self assessment
G. Teknik Pengolahan Data
Setelah dilakukan penelitian maka diperoleh sejumlah data yang
bersifat kualitatif dan kuantitatif. Data kualitatif berupa wawancara dengan
guru dan siswa tentang penerapan asesmen portofolio dalam proses
pembelajaran. Data kuantitatif berupa pretes dan postes penguasaan
konsep siswa, angket tentang habits of mind diawal dan diakhir, data
penilaian laporan, dan data jawaban soal latihan siswa. Analisis data
kuantitatif dibantu dengan menggunakan software Statistical Package For
Sosial Sciences (SPSS) 17 for windows. Sedangkan data kualitatif dibahas
secara diskriptif.
1. Data Pretes dan Postes Habits of Mind Penguasaan Konsep Materi Ekskresi dan Sistem Saraf
Data yang diperoleh dari pretes dan postes akan digunakan
untuk mencari nilai N gain. Nilai N gain berfungsi untuk mengetahui
seberapa besar peningkatan suatu variabel dalam hal ini habits of mind
dan penguasaan konsep setelah mengikuti pembelajaran dengan
asesmen portofolio. Untuk mendapatkan nilai N gain maka akan
digunakan rumus sebagai berikut (Meltzer, 2002) :
N gain/Indeks gain yang diperoleh pada tes habits of mind dan
penguasaan konsep (pretes dan postes) menunjukkan kategori
peningkatan berupa habits of mind dan penguasaan konsep. Kategori
tersebut dapat dilihat dalam Tabel 3.3.
Tabel 3.3. Kategorisasi Skor N gain/Indeks Gain
Rentang Kategori
g > 0,70 Tinggi
0,31 ≤ g ≤ 0,70 Sedang
Hasil persentase tersebut diinterpretasikan ketercapaiannya pada
masing masing indikator baik habits of mind maupun penguasaan
konsep. Untuk mengetahui signifikansi maka data N-gain diuji dengan
menggunakan one sampel test dengan value sebesar 0.31. Nilai 0.31
merupakan kategori terendah untuk kategori sedangan berdasarkan
kategorisasi skor N-gain oleh Meltzer (2002).
2. Analisis Lembar Angket Tentang Penerapan Asesmen Portofolio
Untuk mengetahui tanggapan siswa mengenai kelebihan dan
kekurangan pengunaan asesmen portofolio maka digunakan angket.
Angket yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket langsung
dan tertutup dalam bentuk pilihan jawaban ya dan tidak. Untuk jawaban “ya” diberi nilai 1 sedangkan untuk jawaban “tidak” diberi nilai 0.
a. Untuk menghitung persentase jawaban siswa untuk masing
masing indikator yang dinyatakan dalam perhitungan sebagai
berikut:
b. Melakukan interpretasi jawaban angket berdasarkan tabel aturan
Purwanto (1994).
Tabel 3.4 Kategorisasi Hasil Presentase Angket Aturan Purwanto (1994).
Ketercapaian Kategori
86 – 100% Baik Sekali
76 – 85% Baik
60 – 75% Cukup
55 – 59% Kurang
3. Data Korelasi dan Kontribusi Komponen Asesmen Protofolio Terhadap Masing Kategori Habits of Mind dan Masing-Masing Penguasaan Konsep
Data korelasi diperoleh dengan mengkorelasikan masing-masing
komponen asesmen portofolio yang diperoleh dari angket siswa
dengan hasil N-gain habits of mind dan penguasan konsep. Untuk
menghitung korelasi menggunakan rumus korelasi Pearson/Kendal
dan Spearman yang terdapat pada perangkat SPSS 17 For Windows
dengan kategori korelasi sebagai berikut:
Tabel 3.5 Kategorisasi Tingkat Korelasi Menurut Young
Ketercapaian Kategori
(+/-) 0.7 – 1.00 Tinggi
(+/-) 0.4 -0.69 Substansial
(+/-) 0.2 – 0.39 Rendah
(+/-) < 0.2 Dapat diabaikan
(Sumber: Trihendradi, 2009)
Kontribusi masing-masing komponen asesmen portofolio
maupun secara keseluruhan terhadap peningkatan habits of mind dan
peningkatan penguasaan konsep dihitung dengan menggunakan rumus
regresi linier pada perangkat SPSS 17 for windows.
4. Data Penilaian Soal Esai Dan Laporan Praktikum
Tugas soal esai dan laporan praktikum menggunakan rubrik
penilaian soal esai dan laporan praktikum dengan skala nilai 1, 2, 3
dan 4 untuk setiap indikator masing-masing tugas portofolio. untuk
penilaian laporan praktikum dilihat dari aspek sistematika makalah,
penulisan (tata bahasan dan pengetikan), bobot makalah
(pendahuluan, isi dan kesimpulan), sedangkan untuk soal esai
berdasarkan indikator yang telah dibuat. Skor yang diperoleh dihitung
dengan menggunakan rumus:
Tabel 3.6 Pedoman Penilaian Laporan Praktikum
Ketercapaian Kategori
86 – 100 Baik Sekali
76 – 85 Baik
60 – 75 Cukup
55 – 59 Kurang
≤ 54 Kurang Sekali
(Sumber: Purwanto, 1994)
5. Data Hasil Wawancara
Data wawancara digunakan untuk memperkuat temuan dan
melakukan cross chek terhadap data yang diperoleh baik dari angket
maupun observasi. Data diolah secara deskriptif untuk mengungkap
secara jelas dan mendalam bagaimana pendapat siswa tentang
asesmen portofolio dan penerapannya.
H. Analisis Data Uji Coba
Soal tes kognitif pilihan ganda diuji coba untuk mengetahui
validitas, reliabilitas, daya pembeda dan tingkat kesukaran. Analisis
dilakukan dengan menggunakan program ANATES V.4.0.9 (Karno &
Wibisono, 2004).
1. Uji Validitas Instrumen
Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat
kevalidan atau kesahihan suatu instrumen (Arikunto, 2006). Untuk
menghitung validitas instrumen yaitu dengan menggunakan program
ANATES V.4.0.9. Adapun kategori acuan untuk validitas butir soal
dapat dilihat pada Tabel 3.7.
Tabel 3.7 Kategorisasi Validitas Butir Soal
No Rentang Klasifikasi
1 0.8 – 1. 00 Sangat tinggi
2 0.6 – 0.79 Tinggi
3 0.4 – 0.59 Sedang
4 0.2 – 0.39 Rendah
Pada penelitian ini jumlah soal yang dipergunakan adalah 20
untuk soal objektif atau pilihan ganda guna menguji penguasaan
konsep sistem ekskresi. Instrumen penguasaan konsep yang diuji
cobakan berisi 51 butir soal dari tingkatan Level 2 sampai level 4
Berdasarkan hasil uji coba mempergunakan software ANATES
V.4.0.9 dapat dilihat pada Tabel 3.8 (Rekap hasil uji coba soal dapat
dilihat pada Lampiran C.1 dan C2).
Tabel 3.8 Hasil Ujicoba Validitas Soal Penguasaan Konsep
Materi No Soal
* nomor soal yang digunakan sebagai pretes dan postes
2. Uji Reliabilitas Instrumen
Uji reliabilitas bertujuan untuk menguji ketepatan atau keajegan
alat dalam mengukur apa yang akan diukur. Menurut Arikunto (2006:
178), “Reliabilitas menunjuk pada suatu pengertian bahwa sesuatu
instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik”. Penghitungan reliabilitas menggunakan program ANATES V.4.0.9. Adapun kategori
acuan untuk reliabilitas butir soal dapat dilihat pada Tabel 3.9.
Tabel 3.9 Kategorisasi Reliabilitas Butir Soal
No Rentang Klasifikasi
Dari hasil uji coba yang dilakukan dan dari hasil perhitungan
reliabilitas maka didapatkan hasil, bahwa reliabilitas soal pilihan
ganda penguasaan konsep sistem ekskresi adalah 0,61 yang dapat
diklasifikasikan sebagai soal dengan tingkat reliabilitas yang tinggi
dan realibitas penguasaan konsep dalam kategori sedangan dengan
nilai reliabilitas sebesar 0.57 dalam kategori sedang.
3. Uji Tingkat Kesukaran
Tingkat kesukaran adalah suatu parameter untuk menyatakan
bahwa item soal adalah mudah, sedang, dan sukar. Tingkat kesukaran
dihitung dengan menggunakan program ANATES V.4.0.9. Kategori
tingkat kesukaran sebagai berikut :
Tabel 3.10 Kategorisasi Tingkat Kesukaran
No Rentang Nilai Tingkat
Kesukaran
Hasil perhitungan tingkat kesukaran tes penguasaan konsep
sistem ekskresi dan sistem saraf dengan menggunakan ANATES
V.4.0.9, dapat dilihat pada Tabel 3.11.
Tabel 3.11 Hasil Uji Coba Tingkat Kesukaran Pengusaaan Konsep
4. Uji Daya Pembeda
Daya pembeda suatu butir soal menyatakan seberapa jauh
kemampuan butir soal tersebut dapt membedakan antara siswa yang
dapat menjawab soal dengan siswa yang tidak dapat menjawab
menggunakan program ANATES V.4.0.9. Sebagai acuan untuk
mengklasifikasi data hasil penelitian, digunakan kategori sebagai
berikut :
Tabel 3.12 Klasifikasi Daya Pembeda
No Rentang Nilai D Klasifikasi
1 D < 0,20 Jelek
2 0,20 D < 0,40 Cukup 3 0,40 D < 0,70 Baik 4 0,70 D 1,00 Baik sekali
(Arikunto, 2003)
Berdasarkan hasil perhitungan tingkat kesukaran diketahui
bahwa soal penguasaan konsep sistem ekskresi dan sistem saraf yang
telah diuji coba dengan menggunakan program ANATES V.4.0.9
memiliki klasifikasi jelek, cukup, dan baik yang selanjutnya akan
dianalisis kelayakannya untuk dijadikan insturmen penelitian. Hasil
uji cobanya dapat dilihat pada Tabel 4.13.
Tabel 4.13 Hasil Uji Coba Daya Pembeda Penguasaan Konsep
BAB V
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, secara keseluruhan
dapat disimpulkan bahwa peningkatan habits of mind sebesar 31% dan
memiliki korelasi yang signifikan dengan asesmen portofolio dengan
kontribusi sebesar 13.7% sedangkan peningkatan penguasaan konsep
sebesar 55.45% tetapi memiliki korelasi yang tidak signifikan dengan
asesmen portofolio dengan kontribusi 3.8%. Secara khusus kesimpulan
dapat dijabarkan sebagai berikut:
1. Peningkatan self regulation dan critical thinking setelah pembelajaran
dengan menerapkan asesmen portofolio sama dengan standar yang
ditetapkan yaitu 0.31 atau 31%, sedangkan peningkatan creative
thinking di bawah standar yang ditetapkan dengan N-gain sebesar 0.25.
2. Peningkatan penguasaan konsep untuk sistem ekskresi dan saraf
berada di atas di atas standar yang telah ditetapkan dengan rata-rata
N-gain sebesar 0.55 .
3. Berdasarkan uji korelasi hanya critical thinking yang hanya memiliki
korelasi yang signifikan dengan komponen asesmen portofolio,
sedangkan self regulation dan creative thinking tidak berkorelasi
signifikan dengan komponen asesmen portofolio.
4. Self assessment dan written feedback memberikan kontribusi terbesar
pada peningkatan kategori critical thinking (>31%) diikuti oleh
kategori self regulation (>10%) sedangkan kontribusi terendah pada
peningkatan kategori creative thinking (<10%).
5. Secara keseluruhan komponen asesmen portofolio tidak memiliki
hubungan yang signifikan dengan peningkatan penguasaan konsep.
Hanya written feedback yang berpengaruh pada peningkatan
6. Peningkatan penguasaan konsep sistem ekskresi dikontribusikan oleh
written feedback sebesar 33.1% sedangkan self assessment 12.9% dan
peningkatan penguasaan konsep sistem saraf hanya 5.4% dari written
feedback dan 0.7% disebabkan oleh self assessment sedangkan sisanya
disebabkan faktor lain.
7. Peningkatan habits of mind memiliki korelasi yang signifikan hanya
pada peningkatan penguasaan konsep sistem saraf sedangkan pada
peningkatan penguasaan konsep sistem ekskresi berkorelasi tidak
signifikan. Sedangkan jika secara keseluruhan peningkatan penguasaan
konsep memiliki hubungan yang signifikan dengan peningkatan habits
of mind dengan kategori hubungan rendah.
8. Respon siswa dalam pembelajaran bervariasi, sebanyak 93.75% siswa
menyenangi pembelajaran dengan asesmen portofolio, sebanyak
73.80% siswa mengatakan bahwa tugas portofolio memberatkan siswa,
sebanyak 97.92% siswa merasakan manfaat setelah mengerjakan
tugas-tugas portofolio dan sebanyak 78.50% siswa menyatakan mereka
mengalami kendala--kendala selama mengikuti pembelajaran dengan
menggunakan asesmen portofolio.
9. Beberapa kendala yang dihadapi siswa adalah jumlah tugas yang
terlalu banyak, waktu perbaikan yang sedikit, banyaknya konsep dasar
yang belum dipahami siswa, materi yang terlalu padat dan referensi
yang sulit dicari.
B. Rekomendasai
Beberapa rekomendasi dari penelitian ini adalah
1. Diperlukan sosialisasi penggunaan dan manfaat self assessment
dalam jangka waktu yang lebih lama sehingga mereka memahami
manfaatnya self assessment.
2. Bagu guru dan peneliti harus memperhatikan jenis eviden yang
atau variabel yang ingin diteliti, waktu dan kemampuan siswa dan
guru.
3. Bagi peneliti lain yang ingin meneliti habits of mind hendaknya
mengkombinasikan alat evaluasi berupa tes dan nontes sehingga
datanya lebih valid.
4. Uji coba rubric hendaknya dilakukan dengan meminta 2 kelompok
orang/observer mengisi rubric yang sama dan membandingkannya
untuk mendapatkan validitas internal.
5. Penelitian menggunakan asesmen portofolio membutuhkan waktu
dan tenaga yang banyak, hendaknya eviden yang dikumpulkan
DAFTAR PUSTAKA
Adisenjaya, J. H. (2012a). Jenis-jenis Penilaian Portofolio. Tersedia [online]:
http://aadisanjaya.blogspot.com. Tanggal 02 Februari 2012.
Adisenjaya. J. H. (2012b). Pengertian Portofolio. Tersedia [online]:
http://aadisanjaya.blogspot.com. diakses 02 Februari 2012.
Anderson, W., L. Krathwohl (Editor), ((2010). Kerangka Landasan Untuk Pembelajaran, Pengajaran, Dan Asessmen. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Anderson, J. (2004). Where do habits of mind fit in the curriculum? In C. Owen (Ed.), Habits of Mind: A resource kit for Australia school (pp. 54-56). Lindfield, NSW: Australian National School Network Ltd.
Anwar, C. (2005). Penerapan Penilaian Kinerja (Performance Assessment) Dalam Membantuk Habits of Mind Siswa Pada Konsep Lingkungan. Thesis pada Sekolah Pascasarjana Pendidikan IPA UPI Bandung: tidak diterbitkan.
Arikunto, S. (2009). Dasar Dasar Evaluasi Pendidikan (edisi Revisi). Jakarta: Bumi Aksara.
Baak, E. (1997). Portofolio Development. (Online): http//eusia.gov/forum/forum/vols. Maret 2013.
Baharuddin, H. dan Wahyuni, E.N. (2010). Teori Belajar dan Pembelajaran. Yogyakarta: Ar Ruzz Media.
Black, P. and William, D. (1998). “Inside The Black Box: Raising Standart Throught Clasroom Assessment”. Phi Delta Kappan, 80(2). [Online]. Tersedia: http://www//collegenet.co.uk/admin/dowload/inside the black box_23_do.pdf. (23 Desember 2012).
BSNP. (2006). Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.
Burgess, H. (2012). “The Impact of Teaching Thinking Skills as Habits of Mind
Taylor & Francis Group-Emotional and Behavioural Difficulties. [Online]: Vol 17 (1). Tersedia ; http://dx.doi.org/10.1080/13632752. 2012.652426. diaksess 16 November 2012.
Campbel, et al. (2008). Biologi. Edisi Kedelapan. Jakarta: Erlangga.
Cheung & Hew. (2008). Examining Facilitator’s habits of mind and learners’ Participation. Meulbourne: Proceedings Ascilite Melbourne. [Online]. Tersedia: http://portal.acm.org/citatiom.cfm?id= 13838446. (28 November 2012).
Costa , A.L. & Kallick, B (2000a). Describing 16 Habits of Mind. Habits of Mind: A developmental series. Alexandria, VA. [Online]. Tersedia:
http://www.ccsnh.edu/documents/CCSNH MLC. Habits of Mind Costa Kallick.
Costa , A.L. & Kallick, B (2000b). Assessing and Reporting on Habits of Mind. Alexandria: Association For Supervision and Curriculum Development (ASCD).
Dahar, R.W. (1996). Teori Teori Belajar. Jakarta: Penerbit Erlangga
Depdiknas. (2006). Pedoman Pengembangan Portofolio Untuk Penilaian.
Departemen Pedidikan Nasional, Direktorat Jendral Pendidikan Dasar dan Menengah. [Online]. Tersedia: http://files.wordpress.com. [September 2012].
Etkina, E., Karelina, A., Villasenor, M, Rosengrant, D., Jordan, R.& Siver, H., E.,
C. (2010). “Transfer of Scientific Abilities: Building Habits of Mind”. Seminary Graduate School of Education. New Brunswick, University of New Jersey.
Filsaime, D.K (2008). Menguak Rahasia Berpikir Kritis dan Kreatif. Jakarta: Prestasi Pustaka Publisher.
Hanofah, R.N. (2003). Peranan Kegiatan Praktikum Dengan Pendekatan Guided Inquiry Terhadap Keterampilan Proses Siswa Pada Konsep Sistem Syaraf. Skripsi Sarjana pada FPMIPA UPI Bandung: tidak diterbitkan
Jantimala. (2007). Pembelajaran Konsep Sistem Koordinasi Dengan Memanfaatkan Portofolio Siswa. Thesis. Sekolah Pascasarjana UPI Bandung: tidak diterbitkan.
Karnoto & Wibisono, Y. (2004). ANATES Program Khusus Analisis Tes Pilihan Ganda dan Uraian Versi 4.0 Untuk Window. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.
Klenowski, V. (2002). Developing Portofolio for Learning and Assessment Process And Principles. London: RoutledgeFarmer.
Linsday, C and Clarke, S. (2001). Fantastic Feedback Primary Science Review. 68, 22-23.
Marzano, R.J. (1992). Different Kind of Classroom. Teaching with dimensions of learning. Alexandria: ACD (Association for Supervision and Curriculum Development).
Marzano R. J., Pickering and Mc Righe. (1993). Assessing Student Outcomes. Performance Assessment Using the Dimension of Learning Model. Alexandria, Virginia; Association for Supervision and Curriculum Development.
McCallum. (2004). Formative Assessment: Implications For Classroom Practice. Whole-School Development in Assessment For Learning: Crown.
[Online]. Tersedia: www.publication.education.gov.uk/default (23 Desember 2012)
Muslich, M. (2009). KTSP Pembelajaran Berbasis Kompetensi dan Kontekstual. Jakarta: Bumi Aksara.
Nazir, M. (1988). Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia.
Neimen, L.V. (1999). Linking Theory and Practice in portfolio Assessment. (Online). Tersedia: http;//www.weac.org/resource/1999.00/oc199/focus. Maret 2013.
Nurmalasari,W. M. (2012). Penggunaan Asesmen Portofolio Untuk Mengungkap Proses dan Hasil Belajar Siswa SMA Pada Konsep Sistem Reproduksi. Skripsi. FPMIPA UPI Bandung: tidak diterbitkan.
Purwanto, M.N. (1994). Prinsip Prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Popham ,E.J. (2011). Classroom Assessment What Teacher Need to Know. Sixth Edition. Boston: Person Education, Inc.
Rustaman, N.Y. et al. (2003). Strategi Belajar Mengajar Biologi. Bandung: FPMIPA UPI.
Sanjaya, W. (2007). Kajian Kurikulum dan Pembelajaran. Sekolah Pascasarjana. Universitas Pendidikan Indonesia.
Spandel, V. 1997. Reflections on Portofolio, in G.D. Phye (ed). Handbook of Academic Leaning. San Diego: Academic Press.
Sriyati, S. (2011). Penerapan Asesmen Formatif Untuk Membentuk Habits of Mind Mahasiswa Biologi. Disertasi Sekolah Pascasarjana UPI Bandung:. tidak diterbitkan.
Stiggins, R. J. (1994). Students centered-Classroom Assessment. New York: Merill Macmillan Colege Publishing Company.
Surapranata, S. dan Hatta, M. (2004). Penilaian Portofolio Implementasi Kurikulum 2004. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Wulan, A.R. (1998). Penggunaan Asesmen Portofolio Untuk Mengungkap Kemajuan Penguasaan Konsep Siswa Smu Tentang Alat Indra. Skripsi FPMIPA IKIP: tidak diterbitkan.
Wulan, A.R. (2007). Strategi Asesmen Portofolio pada Pembelajaran Biologi di SMA. Asimilasi Jurnal Penddikan Biologi FPMIPA. UPI, Juli 2009, 62-65.