• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENERAPAN ASESMEN PORTOFOLIO UNTUK MENINGKATKAN HABITS OF MIND DAN PENGUASAAN KONSEP SISWA SMA KELAS XI.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENERAPAN ASESMEN PORTOFOLIO UNTUK MENINGKATKAN HABITS OF MIND DAN PENGUASAAN KONSEP SISWA SMA KELAS XI."

Copied!
40
0
0

Teks penuh

(1)

PENERAPAN ASESMEN PORTOFOLIO UNTUK MENINGKATKAN HABITS OF MIND DAN

PENGUASAAN KONSEP SISWA KELAS XI

TESIS

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat untuk Memperoleh Gelar

Master Pendidikan Program Studi Pendidikan Biologi

Oleh :

Tengku Idris

1102650

PENDIDIKAN BIOLOGI

SEKOLAH PASCA SARJANA

(2)

Contoh Halaman Hak Cipta untuk Mahasiswa S2

=========================================================

Program Studi Pendidikan Biologi

Oleh Tengku idris

S.Pd UNRI, 2006

Sebuah Tesis yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Magister Pendidikan (M.Pd.) pada Program Studi Pendidikan Biologi

© Tengku Idris 2013 Universitas Pendidikan Indonesia

Agustus 2013

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

(3)

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH: PEMBIMBING:

Pembimbing I

Dr. Siti Sriyati, M.Si NIP. 196705271992031001

Pembimbing II

Dr.rer.nat. Adi Rahmat, M.Si NIP. 196512301992021001

Mengetahui

Ketua Jurusan Pendidikan Biologi

(4)

ABSTRAK

Penelitian ini berjudul “Penerapan Asesmen Portofolio untuk Meningkatkan Habits of Mind dan Penguasaan Konsep Siswa SMA Kelas XI”. Penelitian yang dilakukan di kelas IX IPA IV SMAN X Bandung tahun ajaran 2012/2013 dengan jumlah sampel sebanyak 48 orang. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar peningkatan habits of mind dan penguasaan konsep melalui penerapan asesmen portofolio, serta tanggapan siswa setelah mengikuti pembelajaran dengan menggunakan asesmen portofolio tersebut. Pengambilan data dilakukan sebanyak 7 kali pertemuan pada dua materi yaitu sistem ekskresi dan sistem saraf. Instrumen yang digunakan pada penelitian ini adalah angket habits of mind, soal penguasaan konsep sistem ekskresi dan sistem saraf serta angket siswa tentang penerapan asesmen portofolio. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kategori habits of mind yang meningkat dalam kategori sedang adalah critical thinking dan self regulation sedangkan kategori creative thinking meningkat dalam kategori rendah. Terjadi peningkatan penguasaan konsep siswa tentang sistem ekskresi dan saraf setelah penerapan asesmen protofolio dimana peningkatan tersebut secara rata-rata berada di atas standar yang telah ditetapkan yakni 0.31 dengan rata-rata peningkatan sebesar 0.51. Peningkatan habits of mind sebesar 31% memiliki korelasi yang signifikan dengan asesmen portofolio dengan kontribusi sebesar 13.7% sedangkan peningkatan penguasaan konsep sebesar 55.45% tetapi memiliki korelasi yang tidak signifikan dengan asesmen portofolio dengan kontribusi hanya 3.8%. Secara keseluruhan siswa menanggapi positif penerapan asesmen portofolio pada materi sistem ekskresi dan sistem saraf.

(5)

DAFTAR ISI

Halaman

PERNYATAAN ... i

ABSTRAK ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

UCAPAN TERIMAKASIH... iv

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR GAMBAR ... x

DAFTAR LAMPIRAN ... xi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 7

C. Pertanyaan Penelitian ... 7

D. Batasan Masalah... 8

E. Tujuan Penelitian ... 9

F. Manfaat Penelitian ... 10

BAB II PENTINGNYA ASESMEN PORTOFOLIO TERHADAP PEMBENTUKAN HABITS OF MIND DAN PENGUASAAN KONSEP A. Pentingnya Asesmen Formatif ... 11

B. Asesmen Portofolio ... 17

C. Habits of Mind ... 27

D. Penguasaan Konsep ... 32

E. Karakteristik Materi Sistem Ekskresi dan Sistem Saraf ... 34

F. Hasil Penelitian Relevan ... 39

G. Asumsi Penelitian ... 41

(6)

BAB III METODE PENELITIAN

A. Metode dan Desain Penelitian ... 43

B. Lokasi dan Subjek Penelitian ... 43

C. Defenisi Operasional ... 44

D. Instrumen Penelitian... 45

E. Teknik Pengumpulan Data ... 48

F. Prosedur Penelitian... 49

G. Teknik Pengolahan Data ... 52

H. Analisis Data Uji Coba... 55

BAB VI HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 59

B. Pembahasan ... 87

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 115

B. Rekomendasi ... 117

DAFTAR PUSTAKA ... 119 LAMPIRAN-LAMPIRAN

(7)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan merupakan usaha sadar mengembangkan seorang individu

menuju kedewasaan. Kedewasaan meliputi kedewasaan intelektual, sosial dan

moral (Sriyati, 2011). Tujuan Pendidikan bukan hanya mengembangkan

aspek kognitif saja, akan tetapi harus diimbangi dengan sikap dan

keterampilan. Hal ini sejalan dengan hakekat sains yang memperhatikan dan

menyeimbangkan proses, produk dan sikap (nilai) (Rustaman et al. 2003.)

Produk sains berupa konsep, prinsip dan hukum sangat diperlukan

oleh siswa untuk menambah wawasannya dan menjelaskan fenomena yang

ada di lapangan. Selain itu juga, pengetahuan konseptual sangat membantu

siswa untuk tetap survive jika melanjutkan pendidikan kejenjang yang lebih

tinggi, karena pengetahuan dasar (pior knowledge) menentukan keberhasilan

pembelajaran selanjutnya. Tetapi pengetahuan berupa konsep tidak akan

cukup untuk menjadi bekal dalam menghadapi berbagai persoalan kehidupan.

Selain itu juga harus ada kemampuan yang diperoleh siswa untuk bekal

menuju dunia kerja (bagi yang tidak melanjutkan ke jenjang yang lebih

tinggi). Para guru sering mengukur keberhasilan siswa dengan hanya melihat

kemampuan siswa mengungkap kembali apa yang dipelajarinya (note

learning), tanpa memperhatikan proses yang berlangsung.

Tujuan dari Pendidikan yang paling penting adalah mengembangkan

kebiasaan mental siswa yang memungkinkan siswa mampu memahami apa

yang dibutuhkan dan diinginkan yang berkaitan dengan hidupnya. Setiap

individu dalam hidupnya pasti akan berhubungan dengan masalah, baik di

lingkungan sekolah, keluarga maupun masyarakat. Kadang-kadang masalah

yang kecil menjadi besar karena kesalahan dalam menyikapi sebuah

permasalahan. Maka tidak heran kita lihat sekarang banyaknya tawuran

anak-anak sekolah yang bermula dari masalah yang sangat sepele. Permasalahan

tersebut terjadi ketika seseorang tidak mengetahui bagaimana merespon suatu

(8)

tidak hanya berkaitan dengan pengetahuan seseorang tentang informasi yang

berkaitan dengan masalah tersebut tetapi juga berkaitan dengan bagaimana

harus bertindak untuk menyelesaikan permasalahan tersebut. Kemampuan

perilaku cerdas tersebut disebut sebagai habits of mind (Costa &Kalick,

2000a). Sebagai respon terhadap permasalahan yang terjadi, maka pemerintah

melakukan usaha preventif, salah satu usaha yang dilakukan oleh pemerintah

adalah dengan mewajibkan pembelajaran berbasis karakter di semua

tingkatan sekolah melalui Kementerian Pendidikan Nasional

(KEMENDIKNAS).

Untuk menunjang keberhasilan program pendidikan karakter ada dua

langkah besar yang dilakukan pemerintah. Langkah pertama dengan

mewajibkan tiap guru mencantumkan indikator pendidikan karakter dalam

Rancangan Proses Pembelajaran (RPP) dan langkah kedua adalah mengubah

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) menjadi kurikulum baru yang

dikenal dengan kurikulum 2013. Tujuan dari kedua langkah tersebut adalah

untuk membentuk karakter bangsa yang sesuai dengan semangat pancasila.

Pada hakekatnya pendidikan karakter memiliki irisan dengan habits of mind.

Indikator dari kategori habits of mind seperti self regulation, critical thinking

dan creative thinking memiliki indikator yang sama dengan pendidikan

karakter. Jadi dengan pembentukan dan pengembangan habits of mind pada

siswa berarti mendidik siswa menjadi pribadi yang memiliki karakter yang

unggul, peduli, tekun, jujur, kritis dan kreatif.

Habits of mind dikembangkan oleh Marzano et al. (1993) sebagai

salah satu dimension of learning outcome meliputi: dimensi 1) sikap dan

persepsi terhadap belajar, dimensi 2) memperoleh dan mengintegrasikan

pengetahuan, dimensi 3) memperluas dan memperhalus pengetahuan, dimensi

4) menggunakan pengetahuan secara bermakna, dimensi 5) memanfaatkan

kebiasaan berfikir produktif (habits of mind). Dimensi pertama dan kelima

merupakan bagian yang paling menentukan keberhasilan dari dimensi

dimensi lain. Sikap dan persepsi siswa tentang sebuah pengetahuan akan

(9)

pengetahuan. Siswa yang tidak memiliki sikap yang positif terhadap suatu

ilmu, maka dia tidak akan memberikan hasil yang baik. Selain sikap, dimensi

5 yaitu habits of mind melandasi siswa dalam memperdalam pengetahuan dan

menyelesaikan permasalahan didalamnya (Sriyati, 2010).

Beberapa tokoh seperti (Flavel 1976; Amabile, 1983; Perkins, 1984;

Ennis, 1987: Paul, 1990;; Zimmwemn, 1990; Costa, 1991 dalam Marzano et

al, 1993) menempatkan kebiasaan berfikir kedalam tiga kategori yaitu self

regulation, critical thinking dan creative thinking. Indikator-indikator yang

dikembangkan merupakan indikator yang menjadi tujuan penting pendidikan

dan merupakan indikator kesuksesan dalam akademik, pekerjaan dan

hubungan sosial.

Habits of mind seorang individu dapat digali dan tingkatkan dengan

pembelajaran yang menunjang pengembangan hal tersebut. Sebagaimana

yang penelitian yang dilakukan oleh Sriyati (2011), terjadi peningkatan habits

of mind mahasiswa dalam kategori sedang dengan menggunakan asesmen

formatif. Penggunaan asesmen formatif berdampak terbesar pada kategori self

regulation mahasiswa dibandingkan kategori lain. Penelitian Anwar (2005)

menunjukkan bahwa habits of mind dapat ditingkatkan melalui asesmen

formatif berupa Perfomance assessment pada pembelajaran konsep

lingkungan. Sedangkan menurut Cheung dan Hew (2008), self regulation dan

bersifat terbuka dalam habits of mind bisa digali melalui partisipasi

mahasiswa pada pembelajaran online dibandingkan dengan indikator lain.

Berdasarkan kebutuhan di lapangan baik dibidang akademis, sosial

dan kerja, siswa harus dibekali habits of mind untuk menunjang

kesuksesannya. Pengembangan dan pembekalan habits of mind membutuhkan

sarana. Salah satu sarana yang paling tepat adalah dengan menggunakan

assessment formatif. Sebagaimana penelitian yang dilakukan Sriyati, (2011)

bahwa asesmen formatif memberikan dampak positif terhadap habits of mind

siswa. Tetapi asesmen formatif yang digunakan pada penelitian ini tidak

(10)

Program asesmen formatif dapat dilakukan harian, mingguan atau

pertengahan jadwal program berupa portofolio, jurnal, obervasi selama proses

pembelajaran, diskusi kelompok, kinerja, self assessment dan ujian. Menurut

Mui (1998) bahwa strategi asesmen formatif dapat berupa performance

assessment berbasis proyek atau penyelidikan, menulis ilmiah, peta konsep

dan portofolio serta tanya jawab.

Salah satu asesmen formatif yang sedang giat dilaksanakan adalah

asesmen portofolio. Menurut Surapranata dan Hatta (2006) penilaian

portofolio merupakan salah satu dari penilaian berbasis kelas terhadap

sekumpulan karya siswa yang tersusun secara sistematis dan terorganisasi

yang diambil selama proses pembelajaran dalam kurun waktu tertentu,

digunakan oleh guru dan siswa untuk memantau perkembangan pengetahuan,

keterampilan dan sikap siswa dalam mata pelajaran tertentu.

Asesmen portofolio sangat baik diterapkan dalam proses pembelajaran

karena asesmen ini memiliki beberapa kelebihan seperti (1) menekankan

penilaian terhadap proses perubahan kemampuan siswa, (2) memungkinkan

penilaian lebih kompleks dibandingkan penilaian yang dilakukan secara

tradisional, (3) memungkinkan guru menilai siswa berdasarkan karakteristik,

kebutuhan dan kelebihan yang dimiliki setiap siswa, (4) memungkinkan siswa

menilai dirinya sendiri (self-assesment) dan (5) dapat menggambarkan

kelebihan serta kekurangan siswa, juga dapat memantau perkembangan

siswa. Selain memiliki kelebihan asesmen portofolio juga memiliki

kekurangan diantaranya: (1) memerlukan waktu yang lebih banyak

dibandingkan dengan penilaian yang biasa dilakukan guru karena ada

pemberian feedback pada tugas tugas yang diberikan, (2) dianggap kurang

reliabel dibandingkan dengan penilaian yang menggunakan angka, (3) tidak

memiliki kriteria khusus dan (4) menimbulkan kebosanan pada siswa karena

tugas yang dikerjakan harus diperbaiki (Surapranata dan Hatta, 2006).

Beberapa penelitian dilakukan tentang asesmen portofolio

menunjukkan hasil yang positif terhadap sikap dan hasil belajar siswa,

(11)

belajar siswa pada konsep sistem koordinasi dengan menggunakan portofolio

dan refleksi pengalaman belajar yang dilakukan menjadi umpan balik dalam

memperbaiki karya mereka. Hal senada juga diungkapkan oleh Widiyati

(2005) bahwa pembelajaran dengan menggunakan portofolio dapat

meningkatkan hasil belajar siswa pada konsep lingkungan. Hasil penelitian

yang dilakukan Nurmalasary (2012) menunjukkan bahwa portofolio dapat

diterapkan pada pembelajaran sistem reproduksi untuk mengungkap proses

dan hasil belajar siswa.

Penelitian yang dilakukan Wulan (1998) tentang penggunaan asesmen

portofolio pada pembelajaran biologi menunjukkan bahwa portofolio dapat

mengungkap banyak aspek tentang siswa yang belum terungkap, seperti sikap

belajar siswa, minat dan motivasi, keterampilan proses, karakteristik

individual dan miskonsepsi siswa. Dengan pengetahuan guru tentang siswa

maka guru dapat menilai siswa secara utuh dan memahami kesulitan belajar

siswa dengan baik.

Penggunaan asesmen portofolio dalam mengembangkan habits of

mind sangat berkaitan. Umpan balik yang terdapat pada asesmen portofolio

harus dilakukan secara berkesinambungan oleh guru untuk memperoleh

informasi tentang adanya kelemahan dalam hasil maupun proses

pembelajaran, sehingga dapat dilakukan perbaikan, penyesuaian, peningkatan

bahkan perubahan saat itu juga. Umpan balik pada siswa dapat mendorong

siswa untuk meningkatkan motivasi belajar, memperbaiki kesalahan yang

dibuat atau meninggalkan hal-hal negatif yang menjadi kelemahan mereka

dalam belajar (Zainul, 2008).

Asesmen portofolio hendaknya tidak hanya ditekankan kepada

keberhasilan siswa dalam memperoleh jawaban yang diinginkan oleh guru,

tetapi lebih ditekankan pada proses kebiasaan berfikir siswa (habits of mind)

yang terdapat atau tersirat dalam portofolio. Penilaian berbasis kompetensi

mempunyai prinsip belajar tuntas (mastery learning), siswa tidak

diperkenankan mengerjakan pekerjaan berikutnya sebelum mampu

(12)

Salah satu ciri dari portofolio adalah written feedback dan self

assessment. Menurut peneliti written feedback dan self assessment yang

terdapat pada portofolio ini diharapkan mampu mengembangkan habits of

mind siswa, feedback diharapkan dapat membantu siswa mengatur dirinya

sendiri dan meningkatkan kemampuan berfikir kritis siswa sedangkan self

assessment akan membantu siswa mengembangkan metakognisi yang pada

akhirnya mereka mampu mengatur dirinya sendiri dan kritis terhadap

pekerjaan dan persoalan yang diberikan dan creative dalam memecahkan

permasalahan yang ada (habits of mind). Metakognisi tidak hanya berfikir

bagaimana dia (diri sendiri) berfikir tetapi juga mengajarkan dan memberikan

kemampuan untuk memahami bagaimana orang berfikir sehingga apa yang

diinginkan seseorang (guru) sejalan dengan apa yang dikerjakannya. Dengan

demikian peneliti berharap apa yang menjadi hipotesis peneliti dapat

dibuktikan dengan data secara ilmiah.

Selain habits of mind, hasil belajar siswa harus tetap diperhatikan

karena ini berkaitan dengan tuntutan kurikulum dan standar kelulusan siswa.

Siswa harus menguasai konsep yang diajarkan sebagai bekal untuk kehidupan

sehari-hari dan untuk melanjutkan ke tingkat yang lebih tinggi. Sebagaimana

penelitian yang dilakukan Anwar (2005) bahwa habits of mind secara tidak

langsung akan menunjang hasil belajar siswa. Selain itu juga penggunaan

asesmen portofolio membantu siswa dalam memahami konsep-konsep yang

dipelajari (Jantimala, 2007). Habits of mind, penguasaan konsep dan asesmen

portofolio memiliki hubungan yang saling berkaitan dan diharapkan dapat

membantu siswa dalam mengatasi persoalan belajar dan sebagai bekal

kehidupan di masa mendatang.

Penerapan asesmen portofolio tidak lepas dari proses pembelajaran,

oleh karena itu diperlukan wadah untuk mengimplementasikannya. Pada

penelitian ini penerapan asesmen portofolio dilakukan pada konsep sistem

ekskresi dan sistem saraf. Materi sistem ekskresi dan sistem saraf merupakan

materi yang sulit dan kurang diminati siswa karena biasanya diajarkan hanya

(13)

membuat siswa tertarik untuk mendalami dan memahami materi ini.

Ketidakpahaman siswa dalam materi ini dibuktikan dengan hasil belajar pada

materi yang bersifat fisiologi biasanya yang lebih rendah dibandingkan materi

yang lain seperti struktur, morfologi dan lingkungan. Diharapkan dengan

menggunakan asesmen portofolio maka siswa semakin tertarik dan

memahami materi ini dengan baik yang ditunjukkan dengan hasil belajar

yang lebih baik dibandingkan dengan menggunakan hanya asesmen sumatif.

Selain itu juga, materi sistem ekskresi dan sistem saraf memiliki

karakteristik yang dirasakan sama, dimana selama pembelajaran ada proses

penyampaian secara teoritis dan ada kegiatan praktikumnya, sehingga

penerapan asesmen portofolio sangat cocok diterapkan. Pemilihan dua konsep

ini berlandaskan pemikiran bahwa suatu kebiasaan berpikir (habits of mind)

tidak dapat diperoleh secara instan dan cepat tetapi membutuhkan waktu dan

proses yang berkesinambungan.

Berdasarkan latar belakang diatas, maka peneliti tertarik untuk

melakukan penelitian tentang peningkatan habits of mind dan penguasaan

konsep siswa dengan menerapkan asesmen portofolio pada konsep sistem

ekskresi dan sistem saraf.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut “Bagaimana Penerapan Asesmen Portofolio Terhadap Peningkatan Habits of Mind dan Penguasaan

Konsep Siswa Kelas XI pada Pembelajaran Sistem Ekskresi dan Sistem

Saraf”.

C. Pertanyaan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas dapat disederhanakan menjadi

(14)

1. Bagaimana peningkatan habits of mind siswa kelas XI pada

pembelajaran sistem ekskresi dan sistem saraf melalui penerapan

asesmen portofolio?

2. Bagaimana peningkatan penguasaan konsep siswa kelas XI pada

pembelajaran sistem ekskresi dan sistem saraf melalui penerapan

asesmen portofolio?

3. Berapa besar korelasi dan kontribusi komponen asesmen portofolio

terhadap peningkatan masing-masing kategori habits of mind (self

regulation, critical thinking dan creative thinking) pada pembelajaran

sistem ekskresi dan sistem saraf?

4. Berapa besar korelasi dan kontribusi komponen asesmen portofolio

terhadap peningkatan penguasan konsep sistem ekskresi dan sistem

saraf pada siswa kelas XI?

5. Bagaimana korelasi peningkatan habits of mind terhadap peningkatan

penguasaan konsep siswa kelas XI pada konsep sistem ekskresi dan

sistem saraf?

6. Bagaimana respon siswa terhadap penerapan asesmen portofolio pada

pembelajaran sistem ekskresi dan sistem saraf?

D. Batasan Masalah

Untuk lebih memfokuskan kajian penelitian ini, maka dilakukan

pembatasan ruang lingkup penelitian sebagai berikut:

1. Komponen asesmen formatif berupa self assesment dan written

feedback diterapkan hanya pada strategi asesmen formatif berupa

portofolio pada tugas beruapa soal esai dan laporan praktikum.

2. Kategori habits of mind yang ingin diteliti berdasarkan habits of mind

yang dikembangkan oleh Marzano (1993) dengan 3 kategori yaitu self

regulation, critical thinking dan creative thinking.

3. Indikator dari masing-masing habits of mind yang diukur dari masing

kategori hanya terbatas pada: indikator self regulation: Menyadari

(15)

menggunakan sumber informasi yang diperlukan, sensitif terhadap

umpan balik, dan mengevaluasi kefektifan tindakan. Untuk indikator

critical thinking: akurat dan mencari keakuratan, jelas dan mencari

kejelasan, bersifat terbuka, mampu menempatkan diri ketika ada

jaminan (percaya diri), besifat sensitif dan tahu kemauan temannya dan

untuk indikator creative thinking: dapat melibatkan diri dalam tugas

meskupun jawaban dan solusinya tak segera tampak, melakukan usaha

semaksimal mungkin sesuai kemampuan dan pengetahuan serta

menghasilkan cara baru serta melihat situasi yang berbeda dari cara

yang biasa berlaku pada umumnya.

4. Penelitian ini memilih konsep sistem eksresi dan sistem saraf sebagai

wadah penerapan asesmen portofolio untuk meningkatkan habits of

mind siswa dan penguasaan konsep siswa.

E. Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah

mendeskripsikan habits of mind dan penguasaan konsep dengan

menggunakan asesmen portofolio pada materi sistem eksresi dan sistem saraf.

Tujuan tersebut dijabarkan ke dalam tujuan khusus yaitu:

1. Untuk mendeskripsikan peningkatan habits of mind siswa melalui

asesmen portofolio pada materi sistem ekskresi dan sistem saraf.

2. Untuk mendeskripsikan pengetahuan konsep siswa pada materi sistem

ekskresi dan sistem saraf dengan menggunakan asesmen portofolio.

3. Untuk mendeskripsikan seberapa besar korelasi dan kontribusi

asesmen portofolio seperti feedback dan self assessment dalam

meningkatkan habit of mind (self regulation, critical thinking dan

creative thinking).

4. Untuk mendeskripsikan seberapa besar korelasi dan kontribusi

asesmen portofolio terhadap peningkatan masing-masing kategori

(16)

5. Untuk mendeskripsikan seberapa besar korelasi dan kontribusi

asesmen portofolio seperti feedback dan self assessment dalam

meningkatkan penguasaan konsep sistem ekskresi dan sistem saraf.

6. Untuk mendeskripsikan seberapa besar korelasi dan kontribusi

asesmen portofolio terhadap peningkatan penguasaan konsep sistem

ekskresi dan sistem saraf.

7. Untuk mendeskripsikan respons siswa terhadap penerapan asesmen

portofolio.

F. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi berbagai pihak

seperti:

1. Bagi guru

Hasil penelitian ini dapat digunakan untuk perbaikan proses

pembelajaran pada materi sistem ekskresi dan sistem saraf. Selain itu

juga dapat melatih guru dalam menggunakan asesmen formatif

terutama asesmen portofolio.

2. Bagi siswa

Hasil penelitian diharapkan dapat mengembangkan habit of

mind siswa, sehingga mereka mampu melakukan pilihan cerdas dan

mengontrol perilakunya sebagai bekal dalam mengikuti materi atau

konsep lain serta bekal dalam kehidupan sehari-hari. Selain itu

diharapkan penelitian ini dapat membantu siswa dalam menguasai

konsep sistem eksresi dan sistem saraf dengan baik.

3. Bagi peneliti lain

Hasil penelitian ini dapat dimanfaatkan sebagai dasar dalam

mencari asesmen alternatif (asesmen formatif lain selain portofolio)

(17)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Metode dan Desain Penelitian

Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah

eksperimen dengan tipe weak experiment. Penerapan penggunaan asesmen

portofolio diterapkan pada satu kelas eksperimen. Pengukuran peningkatan

habits of mind dan penguasaan konsep siswa dilaksanakan melalui pretes dan postes, sehingga desain penelitian yang digunakan adalah ”The One-Group Pretest-Postest Design”.

Tabel 3.1. The One-Group Pretest-Postest Design

(Sumber: Fraenkel & Wallen, 2010)

Keterangan:

O : Pretes/Postes

X : Penerapan strategi asesmen formatif (terdiri dari; komponen self assessment, dan written feedback) dalam bentuk asesmen portofolio (tugas-tugas portofolio adalah soal esai dan laporan praktikum)

Design pada penelitian ini tidak memiliki kelas kontrol karena sangat

sukar untuk mencari strategi yang sempadan dengan asesmen portofolio.

Selain itu juga, penelitian dengan penerapan asesmen portofolio

membutuhkan waktu dan tenaga lebih banyak sehingga pengadaan kelas

kontrol akan membuat penerapan asesmen tidak optimal.

B. Lokasi dan Subjek Penelitian

1. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian ini adalah SMAN 24 Bandung yang terletak di

daerah Cibiru. Sekolah ini merupakan sekolah dalam kategori cluster

satu.

O X O

(18)

2. Subjek (Populasi dan Sampel) Penelitian

Populasi pada penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI IPA

yang mengambil atau mengikuti materi sistem ekskresi dan sistem

saraf di SMA 24 kota Bandung. Sampel pada penelitian ini adalah

salah satu kelas XI IPA yang berjumlah 48 orang siswa yang sedang

mempelajari materi sistem ekskresi dan sistem saraf. Pemilihan

sampel dilakukan secara cluster random sampling. Pengambilan

sampel yang dilakukan secara cluster random sampling karena siswa

dianggap memiliki karakteristik yang sama. Selain itu juga asesmen

portofolio tidak memberikan ketentuan tertentu yang harus dimiliki

siswa untuk menerapkannya.

C. Definisi Operasional

Agar tidak menimbulkan penafsiran yang berbeda terhadap istilah

dalam penelitian ini, maka akan dijabarkan sebagai berikut:

1. Asesmen portofolio yang dimaksud pada penelitian ini adalah prosedur

yang digunakan untuk merencanakan, mengoleksi, dan memberi

pertimbangan penilaian terhadap tugas-tugas portofolio siswa berupa

tugas soal esai dan tugas laporan praktikum.

2. Habits of mind yang dimaksud dalam penelitian ini adalah skor atau

rekap dari angket yang diberikan diawal dan diakhir dari proses

pembelajaran dengan menggunakan asesmen portofolio. Angket ini

berisikan tiga kategori dan habits of mind yaitu self regulation, critical

thinking dan creative thinking. Masing-masing kategori tersebut

diuraikan dalam indikator-indikatornya dan kemudian dibuat angket

yang berskala 1 sampai 4 yang berisikan indikator dari masing-masing

kategori habits of mind.

3. Penguasaan konsep yang dimaksud dari penelitian ini adalah skor

siswa terhadap soal-soal yang diberikan diawal dan diakhir

pembelajaran. Soal-soal dibuat dengan menggunakan taksonomi

(19)

D. Instrumen Penelitian

Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan

menggunakan beberapa instrumen. Jenis-jenis instrumen penelitian dan

tujuan dari instrumen tercantum pada Tabel 3.2.

Tabel 3.2 Instrumen Penelitian dan Tujuan Instrumen

No Jenis instrument Tujuan instrument Sumber

data

Mendeskripsikan penguasaan konsep

siswa sebelum dan sesudah

pembelajaran dengan menerapkan

asesmen portofolio.

Mendeskripsikan habits of mind

mahasiswa sebelum dan sesudah diterapkan asessmen portofolio.

Siswa

3. Task dan rubric Soal latihan

Menetapkan kriteria yang harus

dipenuhi dalam menjawab soal esai

Siswa

4. Task dan rubric pembuatan laporan praktikum

Menetapkan kriteria yang harus

dipenuhi siswa dalam menyusun laporan praktikum.

Memantu dan mendiskripsikan

perkembangan siswa dalam

menyelesaikan task yang diberikan

Mendeskripsikan kelebihan dan

kelemahan yang dirasakan siswa selama pembelajaran sistem eksresi dan sistem saraf dengan penerapan

Mendeskripsikan kesan-kesan siswa terhadap pembelajaran dan kesulitan dalam mengerjakan tugas-tugas

Siswa dan guru

Uraian dari setiap jenis instrumen yang digunakan pada penelitian ini

(20)

1. Pretes Postes Penguasaan Konsep Materi Sistem Ekskresi Dan Sistem Saraf

Pretes dan postes digunakan untuk mendeskripsikan

pengetahuan siswa tentang konsep sistem ekskresi dan sistem saraf.

Pretes diberikan sebelum pembelajaran kedua materi tersebut.

Sedangkan postes diberikan setelah proses pembelajaran selesai pada

masing-masing konsep. Pretes dan postes menggunakan indikator soal

dari taksonomi Marzano et al. (1993) dengan tipe soal pilihan

berganda, setiap soal ada lima option pilihan jawaban. Data pretes dan

postes akan dianalisis dan dibandingkan secara kuantitatif dengan

statistik dan deskriptif.

Validitas, reliabilitas, daya pembeda dan tingkat kesukaran soal

penguasaan konsep dilakukan untuk mendapatkan soal yang memadai

dari segi validitas, reliabilitas, daya pembeda dan tingkat kesukaran

dan pola jawaban soal (distractor). Analisis uji coba instrumen

dihitung dengan bantuan program Anates V.4.0.9 (Karnoto &

Wibisono, 2004).

2. Angket Penelusuran Habits Of Mind (Marzano, 1993)

Habits of mind siswa dijaring dengan menggunakan angket

penelusuran habits of mind oleh Marzano (1994) yang telah

dikembangkan oleh Sriyati (2011). Angket ini berisi tiga indikator

habits of mind yaitu self regulation, critical thinking dan creative

thinking. Angket ini diberikan sebelum dan sesudah pembelajaran

dengan menggunakan asesmen portofolio untuk melihat ada tidaknya

peningkatan habits of mind dengan menggunakan asesmen tersebut.

3. Task dan Rubric Soal Esai

Setiap siswa diberikan task berupa soal esai setiap memasuki materi

baru. Ada 2 tugas soal esai yang akan dikumpulkan siswa yaitu

berkaitan dengan masing-masing materi. Pada materi sistem ekskresi

(21)

Soal dibuat disesuaikan dengan indikator pembelajaran untuk

mendukung penguasaan konsep tentang masing-masing materi

tersebut. Task diberikan diawal pertemuan dan akan dikumpulkan

pada pertemuan selanjutnya. Jawaban siswa akan diperiksa sesuai

dengan rubric yang disediakan. Siswa diberikan kesempatan untuk

memperbaiki kesalahan dan kekurangan jawaban dari soal tersebut

dengan memperhatikan feedback yang diberikan.

4. Task dan Rubric Laporan Praktikum

Setiap melaksanakan kegiatan praktikum setiap kelompok siswa

ditugaskan untuk membuat laporan praktikum yang akan

dikumpulkan pada pertemuan berikutnya. Kemudian laporan tersebut

diperiksa oleh guru untuk diberikan written feedback.

Rubric disediakan untuk memeriksa ketercapain indikator yang

diharapkan yang meliputi sistematis laporan, landasan teoritis,

pembahasan, jawaban pertanyaan kesimpulan dan daftar pustaka.

Selama penelitian, setiap kelompok menyerahkan 2 laporan paktikum.

Setiap kelompok akan diberi kesempatan untuk memperbaiki

laporannya sesuai dengan feedback yang diberikan sebelum dilakukan

penilaian sebenarnya. Task dan rubric laporan praktikum dapat dilihat

pada Lampiran B.9.

5. Data Written Feedback Dari Task Soal Esai dan Laporan Praktikum

Data written feedback digunakan untuk memantau perkembangan

siswa dalam menyelesaikan task yang diberikan pada setiap tugas.

Data written feedback dapat dilihat pada Lampiran C.3 dan C.4.

6. Lembar Self Assessment

Self assessment digunakan sebagai data penunjang untuk mengetahui

kelebihan dan kekurangan tugas portofolio berupa soal esai dan

(22)

(self assessment). Self assessment dilakukan siswa setiap kali

pengumpulan tugas baik berupa soal esai maupun laporan praktikum.

7. Angket Siswa Tentang Penerapan Asesmen Portofolio

Angket ini bertujuan untuk mendeskripsikan tanggapan siswa

terhadap pembelajaran dengan menggunakan asesmen portofolio pada

konsep sistem ekskresi dan sistem saraf. Angket ini akan mengungkap

kelebihan atau kelemahan penggunaan asesmen portofolio, tanggapan

siswa mengenai kendala-kendala yang dihadapi selama mengerjakan

task-task portofolio, umpan balik yang diberikan dan kesempatan self

assessment. Angket ini disebarkan setelah proses pembelajaran

selesai. Validitas item angket dilakukan oleh tim ahli dalam hal ini

dilakukan oleh Dosen Pembimbing Tesis.

E. Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan beberapa teknik

pengumpulan data sebagai berikut:

1. Metode Tes Dan Nontes

Data habits of mind (critical thinking, creative thinking dan self

regulation) siswa dikumpulkan dengan metode nontes yaitu dengan

pemberian angket yang menjaring habits of mind siswa. Sedangkan

data kemampuan konsep siswa tentang materi sistem ekskresi dan

sistem saraf digunakan metode tes dengan pemberian soal.

2. Metode Wawancara

Metode wawancara adalah metode pengumpulan data yang

dilakukan dengan mengadakan tanya jawab secara lisan dan

berhadapan langsung dengan sumber data.

Peneliti menggunakan metode wawancara untuk memperoleh

informasi tentang penerapan asesmen portofolio dalam proses

pembelajaran pada konsep sistem ekskresi dan saraf. Selain itu juga

melalui wawancara diperoleh informasi kendala-kendala apa saja

(23)

F. Prosedur Penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan tiga tahapan. Tahapan awal meliputi

persiapan penelitian, pelaksanaan survey ke lokasi penelitian dan

penentuan subjek penelitian. Tahap pelaksanaan meliputi seluruh aktivitas

pengumpulan data. Tahap penyusunan laporan meliputi pengolahan data,

penyusunan laporan dan penarikan kesimpulan.

1. Tahapan persiapan

Pada tahap persiapan peneliti mempersiapkan segala instrumen

seperti angket, tes penguasaan konsep dan pedoman wawancara dan

catatan lapangan yang akan digunakan untuk tahap pelaksanaan.

2. Tahapan pelaksanaan

a. Sosialisasi asesmen portofolio dan jenis portofolio yang akan

dikumpulkan, pembentukan kelompok dan pembagian kelompok,

pembagian tugas kelompok, informasi batas pengumpulan dan

cara pengumpulan tugas serta penjelasan mengenai kategori

penilaian asesmen portofolio.

b. Memberikan pretes penguasaan konsep siswa pada materi sistem

ekskresi dan sistem saraf.

c. Menjaring habits of mind awal siswa sebelum penerapan asesmen

portofolio.

d. Melakukan proses pembelajaran dengan menggunakan

pendekatan dimension of learning yang dikembangkan oleh

Marzano et al. (1993) yang terdiri dari empat fase yaitu fase I

attitude and perception, fase II Acquiring and Integrating

Knowledge, fase III Extending and Refining Knowledge dan fase IV Use

Knowledge Meaningfully.

e. Selama proses pembelajaran maka akan diterapkan asesmen

portofolio dengan pemberian task berupa soal esai dan laporan

(24)

f. Jawaban task yang dikumpulkan siswa akan diberikan written

feedback, setelah itu dikembalikan kepada siswa untuk diperbaiki

sesuai dengan feedback yang diberikan. Pemgembalian tugas

yang telah diberikan feedback disertai dengan pemberian lembar

self assessment.

g. Pada pertemuan selanjutnya siswa akan mengumpulkan tugas

yang telah diperbaiki beserta lembar self assessment yang telah

diisi.

h. Memberikan postes penguasaan konsep pada materi sistem

ekskresi dan sistem saraf setelah pembelajaran dengan

menggunakan asesmen portofolio.

i. Menjaring habits of mind siswa dengan menggunakan angket

setelah perlakuan dengan menggunakan asesmen portofolio.

j. Menjaring pendapat siswa dengan menggunakan angket tentang

proses pembelajaran dengan menggunakan asesmen portofolio.

k. Menjaring pendapat guru dengan wawancara tentang kendala

kendala yang dihadapi selama proses pembelajaran dengan

menerapkan asesmen portofolio.

3. Tahap penyusunan laporan

Tahap penyusunan laporan meliputi analisis data, membuat

kesimpulan dan saran. Tahapan-tahapan penelitian yang akan

(25)

Gambar 3.1. Bagan Alur Penelitian

Membuat instrumen Menyusun proposal

Judgment istrumen Mengurus perizinan Silabus kurikulum KTSP

Pemilihan judul

Tahap persiapan Konsep sistem ekskresi dan

sistem saraf

Tahap pelaksanaan

Pelaksanaan tes awal

Habits of mind Penguasaan konsep

Wawancara

Analisis Data

Pembahasan dan Kesimpulan

Pelaksanaan tes akhir Pelaksanaan tes akhir

Pembelajaran dengan menggunakan asesmen portofolio Pembelajaran dengan

menggunakan asesmen portofolio

Observasi

Pemberian umpan balik dan self assessment

Pemberian task berupa soal esai dan laporan praktikum

Pemberian umpan balik dan self assessment

(26)

G. Teknik Pengolahan Data

Setelah dilakukan penelitian maka diperoleh sejumlah data yang

bersifat kualitatif dan kuantitatif. Data kualitatif berupa wawancara dengan

guru dan siswa tentang penerapan asesmen portofolio dalam proses

pembelajaran. Data kuantitatif berupa pretes dan postes penguasaan

konsep siswa, angket tentang habits of mind diawal dan diakhir, data

penilaian laporan, dan data jawaban soal latihan siswa. Analisis data

kuantitatif dibantu dengan menggunakan software Statistical Package For

Sosial Sciences (SPSS) 17 for windows. Sedangkan data kualitatif dibahas

secara diskriptif.

1. Data Pretes dan Postes Habits of Mind Penguasaan Konsep Materi Ekskresi dan Sistem Saraf

Data yang diperoleh dari pretes dan postes akan digunakan

untuk mencari nilai N gain. Nilai N gain berfungsi untuk mengetahui

seberapa besar peningkatan suatu variabel dalam hal ini habits of mind

dan penguasaan konsep setelah mengikuti pembelajaran dengan

asesmen portofolio. Untuk mendapatkan nilai N gain maka akan

digunakan rumus sebagai berikut (Meltzer, 2002) :

N gain/Indeks gain yang diperoleh pada tes habits of mind dan

penguasaan konsep (pretes dan postes) menunjukkan kategori

peningkatan berupa habits of mind dan penguasaan konsep. Kategori

tersebut dapat dilihat dalam Tabel 3.3.

Tabel 3.3. Kategorisasi Skor N gain/Indeks Gain

Rentang Kategori

g > 0,70 Tinggi

0,31 ≤ g ≤ 0,70 Sedang

(27)

Hasil persentase tersebut diinterpretasikan ketercapaiannya pada

masing masing indikator baik habits of mind maupun penguasaan

konsep. Untuk mengetahui signifikansi maka data N-gain diuji dengan

menggunakan one sampel test dengan value sebesar 0.31. Nilai 0.31

merupakan kategori terendah untuk kategori sedangan berdasarkan

kategorisasi skor N-gain oleh Meltzer (2002).

2. Analisis Lembar Angket Tentang Penerapan Asesmen Portofolio

Untuk mengetahui tanggapan siswa mengenai kelebihan dan

kekurangan pengunaan asesmen portofolio maka digunakan angket.

Angket yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket langsung

dan tertutup dalam bentuk pilihan jawaban ya dan tidak. Untuk jawaban “ya” diberi nilai 1 sedangkan untuk jawaban “tidak” diberi nilai 0.

a. Untuk menghitung persentase jawaban siswa untuk masing

masing indikator yang dinyatakan dalam perhitungan sebagai

berikut:

b. Melakukan interpretasi jawaban angket berdasarkan tabel aturan

Purwanto (1994).

Tabel 3.4 Kategorisasi Hasil Presentase Angket Aturan Purwanto (1994).

Ketercapaian Kategori

86 – 100% Baik Sekali

76 – 85% Baik

60 – 75% Cukup

55 – 59% Kurang

(28)

3. Data Korelasi dan Kontribusi Komponen Asesmen Protofolio Terhadap Masing Kategori Habits of Mind dan Masing-Masing Penguasaan Konsep

Data korelasi diperoleh dengan mengkorelasikan masing-masing

komponen asesmen portofolio yang diperoleh dari angket siswa

dengan hasil N-gain habits of mind dan penguasan konsep. Untuk

menghitung korelasi menggunakan rumus korelasi Pearson/Kendal

dan Spearman yang terdapat pada perangkat SPSS 17 For Windows

dengan kategori korelasi sebagai berikut:

Tabel 3.5 Kategorisasi Tingkat Korelasi Menurut Young

Ketercapaian Kategori

(+/-) 0.7 – 1.00 Tinggi

(+/-) 0.4 -0.69 Substansial

(+/-) 0.2 – 0.39 Rendah

(+/-) < 0.2 Dapat diabaikan

(Sumber: Trihendradi, 2009)

Kontribusi masing-masing komponen asesmen portofolio

maupun secara keseluruhan terhadap peningkatan habits of mind dan

peningkatan penguasaan konsep dihitung dengan menggunakan rumus

regresi linier pada perangkat SPSS 17 for windows.

4. Data Penilaian Soal Esai Dan Laporan Praktikum

Tugas soal esai dan laporan praktikum menggunakan rubrik

penilaian soal esai dan laporan praktikum dengan skala nilai 1, 2, 3

dan 4 untuk setiap indikator masing-masing tugas portofolio. untuk

penilaian laporan praktikum dilihat dari aspek sistematika makalah,

penulisan (tata bahasan dan pengetikan), bobot makalah

(pendahuluan, isi dan kesimpulan), sedangkan untuk soal esai

berdasarkan indikator yang telah dibuat. Skor yang diperoleh dihitung

dengan menggunakan rumus:

(29)

Tabel 3.6 Pedoman Penilaian Laporan Praktikum

Ketercapaian Kategori

86 – 100 Baik Sekali

76 – 85 Baik

60 – 75 Cukup

55 – 59 Kurang

≤ 54 Kurang Sekali

(Sumber: Purwanto, 1994)

5. Data Hasil Wawancara

Data wawancara digunakan untuk memperkuat temuan dan

melakukan cross chek terhadap data yang diperoleh baik dari angket

maupun observasi. Data diolah secara deskriptif untuk mengungkap

secara jelas dan mendalam bagaimana pendapat siswa tentang

asesmen portofolio dan penerapannya.

H. Analisis Data Uji Coba

Soal tes kognitif pilihan ganda diuji coba untuk mengetahui

validitas, reliabilitas, daya pembeda dan tingkat kesukaran. Analisis

dilakukan dengan menggunakan program ANATES V.4.0.9 (Karno &

Wibisono, 2004).

1. Uji Validitas Instrumen

Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat

kevalidan atau kesahihan suatu instrumen (Arikunto, 2006). Untuk

menghitung validitas instrumen yaitu dengan menggunakan program

ANATES V.4.0.9. Adapun kategori acuan untuk validitas butir soal

dapat dilihat pada Tabel 3.7.

Tabel 3.7 Kategorisasi Validitas Butir Soal

No Rentang Klasifikasi

1 0.8 – 1. 00 Sangat tinggi

2 0.6 – 0.79 Tinggi

3 0.4 – 0.59 Sedang

4 0.2 – 0.39 Rendah

(30)

Pada penelitian ini jumlah soal yang dipergunakan adalah 20

untuk soal objektif atau pilihan ganda guna menguji penguasaan

konsep sistem ekskresi. Instrumen penguasaan konsep yang diuji

cobakan berisi 51 butir soal dari tingkatan Level 2 sampai level 4

Berdasarkan hasil uji coba mempergunakan software ANATES

V.4.0.9 dapat dilihat pada Tabel 3.8 (Rekap hasil uji coba soal dapat

dilihat pada Lampiran C.1 dan C2).

Tabel 3.8 Hasil Ujicoba Validitas Soal Penguasaan Konsep

Materi No Soal

* nomor soal yang digunakan sebagai pretes dan postes

2. Uji Reliabilitas Instrumen

Uji reliabilitas bertujuan untuk menguji ketepatan atau keajegan

alat dalam mengukur apa yang akan diukur. Menurut Arikunto (2006:

178), “Reliabilitas menunjuk pada suatu pengertian bahwa sesuatu

instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik”. Penghitungan reliabilitas menggunakan program ANATES V.4.0.9. Adapun kategori

acuan untuk reliabilitas butir soal dapat dilihat pada Tabel 3.9.

Tabel 3.9 Kategorisasi Reliabilitas Butir Soal

No Rentang Klasifikasi

(31)

Dari hasil uji coba yang dilakukan dan dari hasil perhitungan

reliabilitas maka didapatkan hasil, bahwa reliabilitas soal pilihan

ganda penguasaan konsep sistem ekskresi adalah 0,61 yang dapat

diklasifikasikan sebagai soal dengan tingkat reliabilitas yang tinggi

dan realibitas penguasaan konsep dalam kategori sedangan dengan

nilai reliabilitas sebesar 0.57 dalam kategori sedang.

3. Uji Tingkat Kesukaran

Tingkat kesukaran adalah suatu parameter untuk menyatakan

bahwa item soal adalah mudah, sedang, dan sukar. Tingkat kesukaran

dihitung dengan menggunakan program ANATES V.4.0.9. Kategori

tingkat kesukaran sebagai berikut :

Tabel 3.10 Kategorisasi Tingkat Kesukaran

No Rentang Nilai Tingkat

Kesukaran

Hasil perhitungan tingkat kesukaran tes penguasaan konsep

sistem ekskresi dan sistem saraf dengan menggunakan ANATES

V.4.0.9, dapat dilihat pada Tabel 3.11.

Tabel 3.11 Hasil Uji Coba Tingkat Kesukaran Pengusaaan Konsep

(32)

4. Uji Daya Pembeda

Daya pembeda suatu butir soal menyatakan seberapa jauh

kemampuan butir soal tersebut dapt membedakan antara siswa yang

dapat menjawab soal dengan siswa yang tidak dapat menjawab

menggunakan program ANATES V.4.0.9. Sebagai acuan untuk

mengklasifikasi data hasil penelitian, digunakan kategori sebagai

berikut :

Tabel 3.12 Klasifikasi Daya Pembeda

No Rentang Nilai D Klasifikasi

1 D < 0,20 Jelek

2 0,20  D < 0,40 Cukup 3 0,40  D < 0,70 Baik 4 0,70  D  1,00 Baik sekali

(Arikunto, 2003)

Berdasarkan hasil perhitungan tingkat kesukaran diketahui

bahwa soal penguasaan konsep sistem ekskresi dan sistem saraf yang

telah diuji coba dengan menggunakan program ANATES V.4.0.9

memiliki klasifikasi jelek, cukup, dan baik yang selanjutnya akan

dianalisis kelayakannya untuk dijadikan insturmen penelitian. Hasil

uji cobanya dapat dilihat pada Tabel 4.13.

Tabel 4.13 Hasil Uji Coba Daya Pembeda Penguasaan Konsep

(33)

BAB V

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, secara keseluruhan

dapat disimpulkan bahwa peningkatan habits of mind sebesar 31% dan

memiliki korelasi yang signifikan dengan asesmen portofolio dengan

kontribusi sebesar 13.7% sedangkan peningkatan penguasaan konsep

sebesar 55.45% tetapi memiliki korelasi yang tidak signifikan dengan

asesmen portofolio dengan kontribusi 3.8%. Secara khusus kesimpulan

dapat dijabarkan sebagai berikut:

1. Peningkatan self regulation dan critical thinking setelah pembelajaran

dengan menerapkan asesmen portofolio sama dengan standar yang

ditetapkan yaitu 0.31 atau 31%, sedangkan peningkatan creative

thinking di bawah standar yang ditetapkan dengan N-gain sebesar 0.25.

2. Peningkatan penguasaan konsep untuk sistem ekskresi dan saraf

berada di atas di atas standar yang telah ditetapkan dengan rata-rata

N-gain sebesar 0.55 .

3. Berdasarkan uji korelasi hanya critical thinking yang hanya memiliki

korelasi yang signifikan dengan komponen asesmen portofolio,

sedangkan self regulation dan creative thinking tidak berkorelasi

signifikan dengan komponen asesmen portofolio.

4. Self assessment dan written feedback memberikan kontribusi terbesar

pada peningkatan kategori critical thinking (>31%) diikuti oleh

kategori self regulation (>10%) sedangkan kontribusi terendah pada

peningkatan kategori creative thinking (<10%).

5. Secara keseluruhan komponen asesmen portofolio tidak memiliki

hubungan yang signifikan dengan peningkatan penguasaan konsep.

Hanya written feedback yang berpengaruh pada peningkatan

(34)

6. Peningkatan penguasaan konsep sistem ekskresi dikontribusikan oleh

written feedback sebesar 33.1% sedangkan self assessment 12.9% dan

peningkatan penguasaan konsep sistem saraf hanya 5.4% dari written

feedback dan 0.7% disebabkan oleh self assessment sedangkan sisanya

disebabkan faktor lain.

7. Peningkatan habits of mind memiliki korelasi yang signifikan hanya

pada peningkatan penguasaan konsep sistem saraf sedangkan pada

peningkatan penguasaan konsep sistem ekskresi berkorelasi tidak

signifikan. Sedangkan jika secara keseluruhan peningkatan penguasaan

konsep memiliki hubungan yang signifikan dengan peningkatan habits

of mind dengan kategori hubungan rendah.

8. Respon siswa dalam pembelajaran bervariasi, sebanyak 93.75% siswa

menyenangi pembelajaran dengan asesmen portofolio, sebanyak

73.80% siswa mengatakan bahwa tugas portofolio memberatkan siswa,

sebanyak 97.92% siswa merasakan manfaat setelah mengerjakan

tugas-tugas portofolio dan sebanyak 78.50% siswa menyatakan mereka

mengalami kendala--kendala selama mengikuti pembelajaran dengan

menggunakan asesmen portofolio.

9. Beberapa kendala yang dihadapi siswa adalah jumlah tugas yang

terlalu banyak, waktu perbaikan yang sedikit, banyaknya konsep dasar

yang belum dipahami siswa, materi yang terlalu padat dan referensi

yang sulit dicari.

B. Rekomendasai

Beberapa rekomendasi dari penelitian ini adalah

1. Diperlukan sosialisasi penggunaan dan manfaat self assessment

dalam jangka waktu yang lebih lama sehingga mereka memahami

manfaatnya self assessment.

2. Bagu guru dan peneliti harus memperhatikan jenis eviden yang

(35)

atau variabel yang ingin diteliti, waktu dan kemampuan siswa dan

guru.

3. Bagi peneliti lain yang ingin meneliti habits of mind hendaknya

mengkombinasikan alat evaluasi berupa tes dan nontes sehingga

datanya lebih valid.

4. Uji coba rubric hendaknya dilakukan dengan meminta 2 kelompok

orang/observer mengisi rubric yang sama dan membandingkannya

untuk mendapatkan validitas internal.

5. Penelitian menggunakan asesmen portofolio membutuhkan waktu

dan tenaga yang banyak, hendaknya eviden yang dikumpulkan

(36)

DAFTAR PUSTAKA

Adisenjaya, J. H. (2012a). Jenis-jenis Penilaian Portofolio. Tersedia [online]:

http://aadisanjaya.blogspot.com. Tanggal 02 Februari 2012.

Adisenjaya. J. H. (2012b). Pengertian Portofolio. Tersedia [online]:

http://aadisanjaya.blogspot.com. diakses 02 Februari 2012.

Anderson, W., L. Krathwohl (Editor), ((2010). Kerangka Landasan Untuk Pembelajaran, Pengajaran, Dan Asessmen. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Anderson, J. (2004). Where do habits of mind fit in the curriculum? In C. Owen (Ed.), Habits of Mind: A resource kit for Australia school (pp. 54-56). Lindfield, NSW: Australian National School Network Ltd.

Anwar, C. (2005). Penerapan Penilaian Kinerja (Performance Assessment) Dalam Membantuk Habits of Mind Siswa Pada Konsep Lingkungan. Thesis pada Sekolah Pascasarjana Pendidikan IPA UPI Bandung: tidak diterbitkan.

Arikunto, S. (2009). Dasar Dasar Evaluasi Pendidikan (edisi Revisi). Jakarta: Bumi Aksara.

Baak, E. (1997). Portofolio Development. (Online): http//eusia.gov/forum/forum/vols. Maret 2013.

Baharuddin, H. dan Wahyuni, E.N. (2010). Teori Belajar dan Pembelajaran. Yogyakarta: Ar Ruzz Media.

Black, P. and William, D. (1998). “Inside The Black Box: Raising Standart Throught Clasroom Assessment”. Phi Delta Kappan, 80(2). [Online]. Tersedia: http://www//collegenet.co.uk/admin/dowload/inside the black box_23_do.pdf. (23 Desember 2012).

BSNP. (2006). Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.

Burgess, H. (2012). “The Impact of Teaching Thinking Skills as Habits of Mind

(37)

Taylor & Francis Group-Emotional and Behavioural Difficulties. [Online]: Vol 17 (1). Tersedia ; http://dx.doi.org/10.1080/13632752. 2012.652426. diaksess 16 November 2012.

Campbel, et al. (2008). Biologi. Edisi Kedelapan. Jakarta: Erlangga.

Cheung & Hew. (2008). Examining Facilitator’s habits of mind and learners’ Participation. Meulbourne: Proceedings Ascilite Melbourne. [Online]. Tersedia: http://portal.acm.org/citatiom.cfm?id= 13838446. (28 November 2012).

Costa , A.L. & Kallick, B (2000a). Describing 16 Habits of Mind. Habits of Mind: A developmental series. Alexandria, VA. [Online]. Tersedia:

http://www.ccsnh.edu/documents/CCSNH MLC. Habits of Mind Costa Kallick.

Costa , A.L. & Kallick, B (2000b). Assessing and Reporting on Habits of Mind. Alexandria: Association For Supervision and Curriculum Development (ASCD).

Dahar, R.W. (1996). Teori Teori Belajar. Jakarta: Penerbit Erlangga

Depdiknas. (2006). Pedoman Pengembangan Portofolio Untuk Penilaian.

Departemen Pedidikan Nasional, Direktorat Jendral Pendidikan Dasar dan Menengah. [Online]. Tersedia: http://files.wordpress.com. [September 2012].

Etkina, E., Karelina, A., Villasenor, M, Rosengrant, D., Jordan, R.& Siver, H., E.,

C. (2010). “Transfer of Scientific Abilities: Building Habits of Mind”. Seminary Graduate School of Education. New Brunswick, University of New Jersey.

Filsaime, D.K (2008). Menguak Rahasia Berpikir Kritis dan Kreatif. Jakarta: Prestasi Pustaka Publisher.

(38)

Hanofah, R.N. (2003). Peranan Kegiatan Praktikum Dengan Pendekatan Guided Inquiry Terhadap Keterampilan Proses Siswa Pada Konsep Sistem Syaraf. Skripsi Sarjana pada FPMIPA UPI Bandung: tidak diterbitkan

Jantimala. (2007). Pembelajaran Konsep Sistem Koordinasi Dengan Memanfaatkan Portofolio Siswa. Thesis. Sekolah Pascasarjana UPI Bandung: tidak diterbitkan.

Karnoto & Wibisono, Y. (2004). ANATES Program Khusus Analisis Tes Pilihan Ganda dan Uraian Versi 4.0 Untuk Window. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.

Klenowski, V. (2002). Developing Portofolio for Learning and Assessment Process And Principles. London: RoutledgeFarmer.

Linsday, C and Clarke, S. (2001). Fantastic Feedback Primary Science Review. 68, 22-23.

Marzano, R.J. (1992). Different Kind of Classroom. Teaching with dimensions of learning. Alexandria: ACD (Association for Supervision and Curriculum Development).

Marzano R. J., Pickering and Mc Righe. (1993). Assessing Student Outcomes. Performance Assessment Using the Dimension of Learning Model. Alexandria, Virginia; Association for Supervision and Curriculum Development.

McCallum. (2004). Formative Assessment: Implications For Classroom Practice. Whole-School Development in Assessment For Learning: Crown.

[Online]. Tersedia: www.publication.education.gov.uk/default (23 Desember 2012)

(39)

Muslich, M. (2009). KTSP Pembelajaran Berbasis Kompetensi dan Kontekstual. Jakarta: Bumi Aksara.

Nazir, M. (1988). Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia.

Neimen, L.V. (1999). Linking Theory and Practice in portfolio Assessment. (Online). Tersedia: http;//www.weac.org/resource/1999.00/oc199/focus. Maret 2013.

Nurmalasari,W. M. (2012). Penggunaan Asesmen Portofolio Untuk Mengungkap Proses dan Hasil Belajar Siswa SMA Pada Konsep Sistem Reproduksi. Skripsi. FPMIPA UPI Bandung: tidak diterbitkan.

Purwanto, M.N. (1994). Prinsip Prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Popham ,E.J. (2011). Classroom Assessment What Teacher Need to Know. Sixth Edition. Boston: Person Education, Inc.

Rustaman, N.Y. et al. (2003). Strategi Belajar Mengajar Biologi. Bandung: FPMIPA UPI.

Sanjaya, W. (2007). Kajian Kurikulum dan Pembelajaran. Sekolah Pascasarjana. Universitas Pendidikan Indonesia.

Spandel, V. 1997. Reflections on Portofolio, in G.D. Phye (ed). Handbook of Academic Leaning. San Diego: Academic Press.

Sriyati, S. (2011). Penerapan Asesmen Formatif Untuk Membentuk Habits of Mind Mahasiswa Biologi. Disertasi Sekolah Pascasarjana UPI Bandung:. tidak diterbitkan.

Stiggins, R. J. (1994). Students centered-Classroom Assessment. New York: Merill Macmillan Colege Publishing Company.

(40)

Surapranata, S. dan Hatta, M. (2004). Penilaian Portofolio Implementasi Kurikulum 2004. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Wulan, A.R. (1998). Penggunaan Asesmen Portofolio Untuk Mengungkap Kemajuan Penguasaan Konsep Siswa Smu Tentang Alat Indra. Skripsi FPMIPA IKIP: tidak diterbitkan.

Wulan, A.R. (2007). Strategi Asesmen Portofolio pada Pembelajaran Biologi di SMA. Asimilasi Jurnal Penddikan Biologi FPMIPA. UPI, Juli 2009, 62-65.

Gambar

Tabel 3.1. The One-Group Pretest-Postest Design
Tabel 3.2 Instrumen Penelitian dan Tujuan Instrumen
Tabel 3.3. Kategorisasi Skor N gain/Indeks Gain
Tabel 3.4
+6

Referensi

Dokumen terkait

kuantitatif, ilmu politik menjadi terlalu abstrak dan tidak relevan dengan masalah-masalah sosial. Revolusi pada masalah-masalah masyarakat lebih penting

Kondisi Akhir kemampuan Keseimbangan Setelah Tindakan...74.. Peningkatan Kemampuan Keseimbangan

Setelah mendapat keterangan secara terperinci dan jelas mengenai penelitian “manfaat intervensi koroner perkutan elektif dalam perbaikan disfungsi diastolik ventrikel kiri pada

our body can store the glycogen, so the carbohydrate will be change to triacylglyserol and storage in large amount as fat cell in several different part of our.. body as specially

Hasil penelitian dengan adanya sistem tersebut lebih memudahkan Mbelinger Store bisa mendata sesuai dengan lokasi dimana tempat pendistribusian itu berada secara baik

Visi dan Etos Kerja Sebagai Nilai Esensial Kepemimpinan Kepala Sekolah dalam Mengembangkan Sekolah

Kesimpulan : Didapatkan hubungan antara obesitas dengan gangguan mood pada siswi di 4 sekolah Swasta di Medan. Kata kunci : obesitas, gangguan mood, dan

Struktur dan besarnya tarif retribusi Penggantian Biaya Cetak Kartu Tanda Penduduk dan Akta Catatan Sipil ditetapkan sebagai berikut :..