• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGEMBANGAN BERPIKIR KRITIS DAN PENGUASAAN KONSEP SISWA TENTANG REPRODUKSI MANUSIA MELALUI PERTANYAAN GURU BERBANTUAN KOMPUTER.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGEMBANGAN BERPIKIR KRITIS DAN PENGUASAAN KONSEP SISWA TENTANG REPRODUKSI MANUSIA MELALUI PERTANYAAN GURU BERBANTUAN KOMPUTER."

Copied!
55
0
0

Teks penuh

(1)

vi DAFTAR ISI

Isi Halaman

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... ix

DAFTAR GAMBAR ... xi

DAFTAR LAMPIRAN ... xii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah dan Pertanyaan Penelitian ... 6

C. Batasan Masalah ... 7

D. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional ... 8

E. Tujuan Penelitian ... 11

F. Manfaat Penelitian...12

BAB II PENGGUNAAN PERTANYAAN GURU BERBANTUAN KOMPUTER UNTUK MENGEMBANGKAN BERPIKIR KRITIS DAN PENGUASAAN KONSEP SISWA TENTANG REPRODUKSI MANUSIA ... 13

(2)

vii

Isi Halaman

B. Pembelajaran Biologi di SMA ... 22

1. Pembelajaran Berbantuan Media Komputer ... 23

2. Model Pembelajaran Biologi dan Pengembangannya ... 28

C. Penguasaan Konsep ... 31

D. Berpikir kritis ... 33

E. Pembelajaran Sistem Reproduksi Manusia di SMA...38

F. Penelitian yang Relevan...44

BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian ... 46

B. Desain Penelitian...46

C. Populasi dan Sampel ... 47

D. Instrumen Penelitian ... 48

E. Alur Penelitian ... 64

F. Prosedur Penelitian ... 65

G. Teknik Analisis Data dan Penyajiannya... 68

BAB IV HASIL PENELITIAN , TEMUAN DAN PEMBAHASAN ... 71

A. Hasil Penelitian ... 71

1. Peningkatan Penguasaan Konsep ... 71

2. Perkembangan Kemampuan Berpikir Kritis. ... 76

(3)

viii

Isi Halaman 4. Tanggapan dan Kendala-kendala yang Dihadapi Guru

dalam Menerapkan Pembelajaran...89

B. Temuan dan Pembahasan ...97

1. Temuan...98

a. Peningkatan Penguasaan Konsep...98

b. Peningkatan Kemampuan Berpikir Kritis...100

2. Pembahasan...102

a. Peningkatan Penguasaan Konsep...102

b. Perkembangan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa...115

c. Tanggapan Siswa terhadap Pembelajaran...120

d. Kendala-kendala yang Dihadapi Guru dalam Menerapkan Pembelajaran...125

BAB V KESIMPULAN, KETERBATASAN DAN SARAN.. ... .130

A. Kesimpulan ... .130

B. Keterbatasan ... .132

C. Saran-saran ... .133

DAFTAR PUSTAKA ... .135

(4)

ix

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

2.1. Revisi Proses kognitif Bloom dan Kategorinya ... .19

2.2. Jenjang Pertanyaan Menurut Bloom yang Direvisi ... 21

2.3. Indikator Berpikir Kritis...36

3.1. Desain Penelitian ... .46

3.2. Kategori Validitas Butir Soal.. ... .50

3.3. Kategori Reliabilitas Butir Soal.. ... .51

3.4. Kategori Tingkat Kesukaran...51

3.5. Kategori Daya Pembeda ... .52

3.6. Hasil Analisis Uji Coba Soal Tes Penguasaan Konsep...53

3.7. Komposisi Soal Tes Objektif Penguasaan Konsep...55

3.8. Hasil Analisis Soal Tes Berpikir Kritis...57

3.9. Komposisi Soal Tes Berpikir Kritis...58

3.10. Validitas Pernyataan Sikap Siswa Terhadap Pembelajaran...62

3.11. Komposisi Tanggapan Siswa...63

4.1. Statistik Deskriptif Nilai Penguasaan Konsep Siswa Sebelum dan Setelah Pembelajaran ... .71

4.2. N-Gain pada Setiap Indikator Penguasaan Konsep...73

(5)

x

Tabel Halaman

4.4. Ketuntasan Belajar Penguasaan Konsep...75

4.5. Rata-rata Nilai Siswa untuk Setiap Indikator Jenjang Kognitif...75

4.6. Rerata Nilai Berpikir Kritis Siswa Sebelum dan Setelah Pembelajaran...76

4.7. Rekapitulasi Skor Persepsi Siswa tentang Pembelajaran...80

4.8. Rekapitulasi Skor Motivasi Siswa dalam Pembelajaran...82

4.9. Rekapitulasi Skor Minat Belajar Siswa dalam Mempelajari Sistem Reproduksi Manusia...84

4.10. Rekapitulasi Skor Kemudahan Siswa dalam Pembelajaran...86

4.11. Rekapitulasi Skor Kesulitan Siswa dalam Pembelajaran...88

4.12. Tanggapan Guru terhadap Pembelajaran Biologi Menggunakan Keterampilan Bertanya Guru Berbantuan Komputer...89

4.13. Profil Kegiatan Guru dalam Pembelajaran...94

4.14. Kegiatan Siswa dalam Pembelajaran...96

4.15. Daftar Siswa yang Mengalami Peningkatan Konsep Kategori Tinggi...98

4.16. Daftar Siswa yang Mengalami Peningkatan Konsep Kategori Rendah....98

4.17. Persentase Perolehan Nilai Tes Awal, Tes Akhir, dan Gain Berdasarkan Kelompok Kemampuan Siswa...99

4.18. Persentase Perolehan Skor Pretes, Postes, dan Gain Berdasarkan Kelompok Kemampuan Siswa...101

(6)

xi

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

2.1. Sistem Reproduksi Pria ...40

2.2. Sistem Reproduksi Wanita...41

3.1. Alur Penelitian ... 64

4.1. Rata-rata Pretes, Postes dan Gain Berdasarkan Kategori Kelompok...72

4.2. Rata-rata Pretes, Postes dan Gain Berpikir Kritis Berdasarkan Kategori Kelompok...77

4.3. Rata-rata Pretes, Postes dan Gain Setiap Indikator Berpikir Kritis...78

4.4. Persepsi Siswa Tentang Pembelajaran.. ... 79

4.5. Motivasi siswa dalam Pembelajaran ... .81

4.6. Minat Siswa dalam Pembelajaran ... .83

4.7. Kemudahan Siswa dalam Pembelajaran ... .85

(7)

xii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

A. Analisis Konsep ... 140

B. Perangkat Pembelajaran B.1 Rencana Pembelajaran... 144

B.2 Storyboard... 167

C. Instrumen Penelitian... ... 177

D. Hasil Ujicoba Instrumen D.1. Hasil Analisis Tes Penguasaan Konsep...194

D.2. Hasil Analisis l Tes Berpikir Kritis...207

D.3. Hasil Analisis Tanggapan Siswa (Skala Sikap)...221

E. Pengolahan Data ... 227

F. Dokumentasi Penelitian ... 250

(8)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Biologi sebagai salah satu ilmu dasar selalu mengalami perkembangan, apalagi dalam abad XXI nanti sudah dapat diduga bahwa biologi akan berkembang pesat. Apabila pendidikan memang bertujuan untuk mencerdaskan anak bangsa dan mengantarkan mereka untuk dapat memahami lingkungan serta mengelolanya dengan baik, berarti konsep biologi yang diberikan harus seirama dengan kemajuan ilmu dan teknologi (Redjeki, 2001). Menurut Rahadi (2003:23), seorang guru sebaiknya mengikuti perkembangan teknologi yang berkaitan dengan media pembelajaran. Gagne (Rahadi, 2003:10) mengartikan media sebagai jenis komponen dalam lingkungan siswa yang dapat merangsang mereka untuk belajar. Dengan demikian media sebagai bagian integral dalam proses pembelajaran karena dapat memperlancar interaksi antara guru dengan siswa sehingga kegiatan pembelajaran akan lebih efektif dan efisien.

(9)

2

bukan hanya searah. Bahkan komputer yang disambung dengan internet dapat memberikan keleluasaan belajar menembus ruang dan waktu serta menyediakan sumber belajar yang hampir tanpa batas. Oleh karena itu media komputer dapat dimasukkan dalam kelompok multimedia.

Daya tarik komputer menyebabkan banyak sekolah di Indonesia menerapkan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) sebagai salah satu mata pelajaran, dan komputer menjadi fokus dalam pembelajarannya. Munculnya kebijakan pemerintah dengan membuat rintisan sekolah standar nasional (SSN), pembelajaran di sekolah, hampir semua mata pelajaran ditekankan berbantuan TIK. Dengan bantuan teknologi komputer, proses pembelajaran bisa lebih menarik. Selain itu, penggunaan multimedia dalam pembelajaran pada intinya dapat membantu memvisualisasikan konsep-konsep yang abstrak dan sulit untuk dipraktekkan di kelas yang biasanya menyebabkan kesulitan bagi siswa untuk menguasai dan memahami konsep tersebut. Hal ini sesuai dengan prinsip pelaksanaan kurikulum, bahwa kurikulum dilaksanakan dengan menggunakan pendekatan multistrategi dan multimedia, sumber belajar dan teknologi yang memadai, dan memanfaatkan lingkungan sekitar sebagai sumber belajar (kurikulum SMA 2006).

(10)

3

pembelajaran berbantuan multimedia sesuai tujuan pembelajaran yang ingin dicapai sehingga pembelajaran lebih bermakna.

Di sisi lain, guru sebagai fasilitator dan kreator proses belajar mengajar dituntut untuk dapat menciptakan suasana pembelajaran yang menyenangkan, kreatif, dinamis, dan dialogis. Hal itu selaras dengan Undang-undang Sisdiknas Tahun 2003 Pasal 40 Ayat 2 (Pemerintah RI, 2003) yang menyebutkan pendidik dan tenaga kependidikan berkewajiban menciptakan suasana pendidikan yang bermakna, menyenangkan, kreatif, dinamis, dan dialogis, serta berkewajiban mempunyai komitmen secara profesional untuk meningkatkan mutu pendidikan.

Dalam melaksanakan proses pembelajaran sebagian guru kurang terbiasa mengembangkan metode tanya jawab dan diskusi dengan memanfaatkan multimedia. Guru hanya mengandalkan materi sesuai yang ditampilkan/ divisualisasikan melalui multimedia, tanpa lebih jauh mengembangkan proses tanya jawab dan diskusi yang membimbing siswa untuk menggali pengetahuan, melatih ketrampilan berpikir kritis dan memahami konsep, sehingga pembelajaran lebih bermakna. Kenyataan lain yang terjadi di lapangan, masih ada sebagian guru membawa siswa ke ruang multimedia, dan menghabiskan seluruh jam pelajaran yang tersedia hanya sekedar menonton VCD, tanpa disertai tanya jawab dan diskusi sehingga tidak sesuai sasaran.

(11)

4

mengecek ketercapaian tujuan-tujuan lain (6,7%). Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar guru masih menjadikan pertanyaan sebagai alat untuk menguji kemampuan siswa.

Melihat kondisi seperti ini, perlu dilakukan suatu penelitian yang dapat mengubah suasana pembelajaran dengan berbantuan media komputer yang dapat membuat siswa lebih mudah menguasai konsep, terlibat secara aktif dan dapat mengembangkan keterampilan berpikir kritis. Salah satu upaya yang perlu dilakukan adalah dengan mencoba membuat rancangan kegiatan pembelajaran yang memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengembangkan keterampilan berpikir kritis melalui serangkaian kegiatan pembelajaran yang mengoptimalkan keterampilan bertanya guru dengan berbantuan media komputer. Kegiatan dirancang secara sistematis dan terarah sesuai tujuan pembelajaran

Sebagai indikator bahwa siswa aktif dalam berpikir akan tampak dalam kegiatan belajarnya, cara memahami dan mengaplikasikan suatu konsep, mengembangkan rasa ingin tahu yang tinggi, dan dalam mengemukakan pendapat disertai argumentasi yang logis. Dengan kata lain apabila siswa melakukan proses belajar dengan baik , maka hasil belajarnya cenderung akan menjadi baik pula.

(12)

5

lain materi sistem reproduksi manusia merupakan salah satu permasalahan yang sering ditemukan dalam kehidupan sehari-hari siswa. Materi ini dapat dijadikan sebagai salah satu materi dalam pendidikan seks di sekolah. Berdasarkan pendapat siswa, topik reproduksi manusia ini sangat menarik bagi siswa tetapi biasanya guru sungkan untuk menjelaskan lebih rinci terutama pada pembahasan struktur dan fungsi organ reproduksi pada pria dan wanita, sehingga siswa tidak memahami secara benar dan utuh mengenai struktur dan fungsi alat reproduksi. Dengan pembelajaran berbantuan multimedia yang disertai penggunaan teknik bertanya guru, konsep-konsep abstrak dapat divisualisasikan dan informasi yang diperoleh siswa mengenai konsep reproduksi manusia dapat lebih dikuasai dan keterampilan berpikir kritis dapat dikembangkan.

Pertimbangan lain pemilihan topik ini berdasarkan pada usia-usia mereka (15-17 tahun) sedang terjadi perkembangan yang pesat pada organ-organ reproduksi, sehingga mereka memerlukan informasi yang ilmiah dan edukatif, khususnya tentang kesehatan reproduksi.

Berdasarkan hasil survey yang dilakukan BKKBN terhadap remaja di Jawa Barat (2002) menunjukkan bahwa:

83,0% tidak tahu tentang konsep kesehatan reproduksi, 61,8% tidak tahu masa subur, 40,6% tidak tahu resiko hamil usia muda, 40,6% tidak tahu perilaku seksual berisiko, dan 42,4% tidak tahu risiko penyakit menular seks (PMS). Mereka hanya tahu risiko seks bebas adalah HIV-AIDS (58,7%).(Pikiran Rakyat, 23 -11-2008, hal 17).

(13)

6

reproduksi, mengetahui kesehatan reproduksi, serta mampu berpikir kritis dalam menerima dan mengolah informasi untuk memecahkan berbagai permasalahan yang berhubungan dengan reproduksi khususnya sehingga mereka tidak salah dalam mengaplikasikannya.

Bertolak dari permasalahan di atas, maka perlu dilakukan penelitian yang spesifik untuk mengembangkan keterampilan berpikir kritis dan penguasaan konsep siswa tentang sistem reproduksi manusia melalui penggunaan pertanyaan guru berbantuan media komputer.

B. Rumusan Masalah dan Pertanyaan Penelitian

Rumusan masalah pada penelitian ini adalah “ Bagaimanakah pengembangan keterampilan berpikir kritis dan penguasaan konsep siswa tentang sistem reproduksi manusia melalui penggunaan pertanyaan guru berbantuan media komputer?”

Agar penelitian ini lebih terarah, maka secara operasional permasalahan dalam penelitian ini dijabarkan dalam bentuk pertanyaan penelitian sebagai berikut.

1. Bagaimanakah keterampilan berpikir kritis dan penguasaan konsep siswa kelas XI tentang sistem reproduksi manusia sebelum mengikuti pembelajaran dengan menggunakan pertanyaan guru berbantuan media komputer?

(14)

7

3. Bagaimanakah penguasaan konsep siswa kelas XI tentang sistem reproduksi manusia setelah mengikuti pembelajaran dengan menggunakan pertanyaan guru berbantuan media komputer?

4. Bagaimanakah tanggapan siswa dan guru terhadap pembelajaran topik sistem reproduksi manusia melalui penggunaan pertanyaan guru berbantuan media komputer?

5. Kendala-kendala apakah yang dijumpai guru dalam mengembangkan keterampilan berpikir kritis dan penguasaan konsep siswa tentang sistem reproduksi manusia melalui penggunaan pertanyaan guru berbantuan media komputer?

C. Batasan Masalah

Agar permasalahan dalam penelitian ini terfokus pada hal yang diharapkan, maka ruang lingkup penelitian dibatasi pada beberapa hal seperti diuraikan di bawah ini.

(15)

8

2. Pertanyaan guru disajikan secara lisan pada bagian awal, selama proses, dan akhir pembelajaran.

3. Hasil belajar yang diukur adalah keterampilan berpikir kritis dan penguasaan konsep siswa SMA kelas XI tentang topik sistem reproduksi manusia.

4. Berpikir kritis yang diukur dalam penelitian ini adalah keterampilan berpikir kritis menurut Ennis (1985: 54-55) dengan sub indikator:

memberi alasan, mencari alternatif, berpikiran terbuka, fokus pada suatu

pertanyaan, menganalisis argumen, membuat dan mempertimbangkan

nilai keputusan, memutuskan suatu tindakan, menginterpretasi sebuah

pernyataan, dan membuat kesimpulan.

5. Penguasaan konsep dalam penelitian ini adalah penguasaan konsep yang diukur berdasarkan taksonomi Bloom yang direvisi (Anderson & Krathwohl, 2001:67) meliputi proses kognitif C1 (mengingat), C2 (memahami), C3 (mengaplikasikan), C4 (menganalisis), C5 (mensintesis), C6 (berkreasi/ mencipta).

D. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional 1. Variabel Penelitian

Dalam penelitian ini variabel bebasnya adalah penggunaan keterampilan bertanya guru berbantuan media komputer, sedangkan variabel terikatnya adalah keterampilan berpikir kritis dan penguasaan konsep siswa.

(16)

9

a. Berpikir kritis adalah kemampuan siswa untuk memberikan alasan, berpikir reflektif, dan terfokus untuk memutuskan apa yang akan dilakukan atau apa yang diyakini (Ennis, 1985:54). Berpikir kritis siswa dalam penelitian ini didefinisikan merupakan berpikir kompleks yang dilakukan siswa meliputi memberi alasan, mencari alternatif, berpikiran terbuka, memfokuskan pertanyaan, menganalisis argumen, membuat dan

mempertimbangkan nilai keputusan, memutuskan suatu tindakan,

membuat induksi dan mempertimbangkan induksi, membuat deduksi

dan mempertimbangkan hasil deduksi mengenai konsep reproduksi manusia yang diambil sebelum dan setelah mengikuti pembelajaran konsep sistem reproduksi manusia melalui penggunaan pertanyaan guru berbantuan media komputer, yang diukur melalui tes tertulis.

b. Penguasaan konsep adalah kemampuan kognitif siswa untuk memahami makna materi sistem reproduksi manusia secara ilmiah, baik konsep secara teori maupun penerapannya dalam kehidupan sehari-hari berdasarkan jenjang kognitif taksonomi Bloom yang telah direvisi yang diambil sebelum dan setelah mengikuti pembelajaran konsep sistem reproduksi manusia melalui penggunaan pertanyaan guru berbantuan media komputer. Penguasaan konsep diukur melalui tes tertulis bentuk pilihan ganda.

(17)

10

guru. Teknik bertanya yang digunakan adalah teknik membimbing (probing), teknik pengarahan ulang (redirecting), dan penggunaan waktu tunggu (waiting-time) (Dahar dkk., 1992 ).

1) Jenis pertanyaan guru yang dimaksud di sini adalah jenis pertanyaan konvergen/divergen, berdasarkan taksonomi Bloom yang direvisi. 2) Teknik probing adalah teknik membimbing dengan mengajukan satu

seri pertanyaan kepada seorang siswa, yang bertujuan untuk meningkatkan respon pertama siswa menuju ke jawaban benar atau yang lebih luas.

3) Teknik redirecting adalah teknik bertanya dengan mengajukan satu pertanyaan pada berberapa orang siswa, yang bertujuan agar lebih banyak siswa yang terlibat secara aktif dalam proses pembelajaran. 4) Waktu tunggu (waiting-time) adalah waktu yang dihitung sejak guru

selesai mengajukan pertanyaan sampai menunjuk atau memberi kesempatan kepada siswa untuk menjawab pertanyaan.

d. Pembelajaran berbantuan media komputer merupakan suatu kegiatan pembelajaran dengan memanfaatkan komputer sebagai media untuk mencapai tujuan pembelajaran.

e. Sistem reproduksi manusia merupakan materi pembelajaran yang dikembangkan dari indikator-indikator pada kompetensi dasar dalam

(18)

11

sel kelamin, ovulasi, menstruasi, fertilisasi, kehamilan, dan pemberian ASI serta kelainan/penyakit yang dapat terjadi pada sistem reproduksi manusia. E. Tujuan Penelitian

Tujuan Penelitian ini adalah secara umum untuk meningkatkan kondisi pembelajaran biologi di SMA dalam mengembangkan keterampilan berpikir kritis dan penguasaan konsep siswa melalui penggunaan pertanyaan guru berbantuan media komputer pada topik reproduksi manusia.

Secara khusus tujuan penelitian ini adalah:

1. Memperoleh gambaran tentang keterampilan berpikir kritis dan penguasaan konsep siswa kelas XI tentang sistem reproduksi manusia sebelum mengikuti pembelajaran dengan menggunakan pertanyaan guru berbantuan media komputer.

2. Mengukur perkembangan keterampilan berpikir kritis siswa kelas XI setelah mengikuti pembelajaran dengan menggunakan pertanyaan guru berbantuan media komputer pada topik sistem reproduksi manusia.

3. Mengukur perkembangan penguasaan konsep siswa tentang reproduksi manusia setelah mengikuti pembelajaran dengan menggunakan pertanyaan guru berbantuan media komputer.

4. Mengkaji kendala-kendala yang dijumpai guru dalam mengembangkan keterampilan berpikir kritis siswa melalui penggunaan pertanyaan guru berbantuan media komputer pada topik reproduksi manusia.

(19)

12 F. Manfaat Penelitian

1. Bagi Guru

Hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi guru dalam memperbaiki proses pembelajaran biologi, khususnya yang berkaitan dengan penggunaan pertanyaan selama proses pembelajaran berbantuan media komputer di SMA. Penelitian ini diharapkan memberi dampak positif terhadap guru yang bersangkutan dalam meningkatkan profesionalismenya terutama dalam mengembangkan salah satu kompetensi guru dalam hal bertanya, sehingga dapat merefleksikan pentingnya pengembangan kemampuan bertanya guru untuk meningkatkan proses pembelajaran biologi secara umum, dan hasil belajar siswa.

2. Bagi Siswa

Siswa diharapkan memiliki kemampuan berpikir kritis dan penguasaan konsep tentang reproduksi manusia.

3. Bagi Instansi atau Lembaga Pendidikan

Penelitian ini juga berguna bagi instansi atau lembaga pendidikan tenaga kependidikan dalam mempersiapkan guru-guru biologi khususnya, dan guru-guru IPA serta mata pelajaran lain umumnya untuk mengoptimalkan pemanfaatan media komputer sebagai media pembelajaran, yang dapat membimbing siswa meningkatkan penguasaan konsep dan mengembangkan berpikir kritis, melalui berbagai mata kuliah terkait .

(20)

46

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Penelitian ini difokuskan pada penggunaan pertanyaan guru berbantuan media komputer untuk mengembangkan keterampilan berpikir kritis dan meningkatkan penguasaan konsep siswa kelas XI pada pembelajaran topik reproduksi manusia. Penelitian yang dilakukan berbentuk quasi experimental atau eksperimen semu (Arikunto, 2006:84). Metode penelitian tersebut dilakukan karena melibatkan penggunaan kelompok subyek utuh dalam eksperimen yang secara alami sudah terbentuk dalam kelas.

B. Desain Eksperimen

Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan desain penelitian The One Group Pre-test and Post-test (Arikunto, 2006:85). Dalam desain penelitiannya terdapat langkah-langkah yang menunjukkan suatu urutan kegiatan penelitian, yaitu tes awal (O1), perlakuan (X), dan tes akhir (O2). Perbedaan antara tes awal

dan tes akhir (gain) diasumsikan sebagai efek dari perlakuan. Data tentang penguasaan konsep dan kemampuan berpikir kritis siswa diperoleh pada saat sebelum dan sesudah pembelajaran. Desain penelitian tersebut dapat digambarkan sebagai berikut :

Tabel 3.1. Desain Penelitian

Tes awal Perlakuan Tes akhir

O1 X O2

(21)

47

Keterangan:

O= Observed yaitu tes awal (O1)dantes akhir (O2), berfungsi untuk mengukur

kemampuan awal dan hasil belajar siswa dalam penguasaan konsep dan berpikir kritis. Instrumen yang dipergunakan pada tes awal dan tes akhir berupa soal-soal konsep, dan keterampilan berpikir kritis.

X= Pelaksanaan pembelajaran biologi menggunakan pertanyaan guru berbantuan media komputer.

C. Populasi dan Sampel

Penelitian ini dilaksanakan di salah satu SMA negeri di kota Cimahi pada semester 2 Tahun Ajaran 2008/2009.

1. Populasi

Populasi dalam penelitian ini ialah siswa kelas XI sebanyak sembilan kelas, masing-masing kelas berjumlah 39 sampai 40 siswa.

.2. Sampel

Siswa yang menjadi sampel penelitian adalah siswa kelas XI sebanyak 1 kelas yang ditentukan berdasarkan atas adanya tujuan tertentu, sesuai dengan pertimbangan peneliti di antaranya (1) kemampuan siswanya heterogen (2) kelas tersebut termasuk kelas yang diajar oleh guru yang dijadikan model dalam penelitian ini.

(22)

48 D. Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari: 1. Tes Tertulis

(23)

49 Pengujian Instrumen

a. Validitas Butir Soal

Validitas butir soal digunakan untuk mengetahui dukungan suatu butir soal terhadap skor total. Untuk menguji validitas setiap butir soal, skor-skor yang ada pada butir soal yang dimaksud dikorelasikan dengan skor total. Sebuah soal akan memiliki validitas yang tinggi jika skor soal tersebut memiliki dukungan yang besar terhadap skor total. Dukungan setiap butir soal dinyatakan dalam bentuk korelasi, sehingga untuk mendapatkan validitas suatu butir soal digunakan rumus korelasi.

Perhitungan dilakukan dengan menggunakan rumus korelasi product moment Pearson.

(24)

50

Tabe3.2 Kategori Validitas Butir Soal

Batasan Kategori

Reliabilitas adalah kestabilan skor yang diperoleh ketika diuji ulang dengan tes yang sama pada situasi yang berbeda atau dari satu pengukuran ke pengukuran lainnya. Suatu tes dapat dikatakan memiliki taraf reliabilitas yang tinggi jika tes tersebut dapat memberikan hasil yang tetap yang dihitung dengan koefesien reliabilitas. Menghitung reliabilitas soal dengan rumus (Arikunto, 2005:93)

dimana: r11 : koefesien reliabilitas yang telah disesuaikan

r dapat ditentukan dengan menggunakan rumus korelasi product moment Pearson. Interpretasi derajat reliabilitas suatu tes menurut Arikunto (2005:75) adalah sebagai berikut.

(25)

51

Tabe 3.3 Kategori Reliabilitas Butir Soal

Batasan Kategori

0,80< r11≤ 1,00 sangat tinggi (sangat baik) 0,60<r11 ≤ 0,80 tinggi (baik)

0,40< r11≤ 0,60 cukup (sedang) 0,20< r11≤ 0,40 rendah (kurang)

≤ 0,20 sangat rendah (sangat kurang)

c. Tingkat Kesukaran

Tingkat kesukaran adalah bilangan yang menunjukkan sukar atau mudahnya suatu soal. Besarnya indeks kesukaran berkisar antara 0,00 sampai 1,0. Soal dengan indeks kesukaran 0,0 menunjukkan bahwa soal itu terlalu sukar, indeks 1,0 menunjukkan bahwa soal tersebut terlalu mudah. Indeks kesukaran diberi simbol P (proporsi) yang dihitung dengan rumus:

JS B P=

P : Indeks kesukaran

B : Banyaknya siswa yang menjawab soal itu dengan betul JS : Jumlah seluruh siswa peserta tes

Klasifikasi untuk indeks kesukaran adalah sebagai berikut: Tabel. 3.4 Kategori Tingkat Kesukaran

Batasan Kategori

0,00 ≤ P < 0,30 soal sukar 0,30 ≤ P < 0,70 soal sedang

(26)

52 d. Daya Pembeda

Daya pembeda soal adalah kemampuan suatu soal untuk membedakan antara siswa yang berkemampuan tinggi dengan siswa yang berkemampuan rendah. Angka yang menunjukkan besarnya daya pembeda disebut Indeks diskriminasi (D). Rumus untuk menentukan indeks diskriminasi adalah:

A B

JA : Banyaknya peserta kelompok atas

JB : Banyaknya peserta kelompok bawah

BA: Banyaknya kelompok atas yang menjawab benar

BB: Banyaknya kelompok bawah yang menjawab benar

PA: proporsi kelompok atas yang menjawab benar

PB : proporsi kelompok bawah yang menjawab benar

Kategori daya pembeda adalah sebagai berikut:

Tabel. 3.5 Kategori Daya Pembeda

Batasan Kategori

0,00 ≤ D ≤ 0,20 jelek

0,20 < D ≤ 0,40 cukup

0,40 < D ≤ 0,70 baik

0,70 < D ≤ 1,00 baik sekali

(27)

53

Hasil analisis terhadap data uji coba soal penguasaan konsep memberikan hasil bahwa dari 40 soal terdapat 30 soal yang valid untuk digunakan. Jumlah soal yang digunakan dalam penelitian ini sebanyak 30 soal instrumen tes penguasaan konsep. Pemilihan soal tersebut dilakukan atas dasar pertimbangan waktu pengerjaan dan tingkat kesulitan soal. Hasil uji coba soal tes penguasaan konsep yang digunakan dalam penelitian ini disajikan pada Tabel 3.6.

Tabel 3.6 Hasil Analisis Uji Coba Soal Tes Penguasaan Konsep

No.

Validitas Kriteria Keputusan

(28)

54

Validitas Kriteria Keputusan

21 61,36 Sedang 58,33 Baik 0,435 Sangat

Reliabilitas tes soal: 0, 90 (sangat tinggi)

(29)

55

Tabel 3.7 Komposisi Soal Tes Objektif Penguasaan Konsep

(30)

56 3.2 Tes Berpikir Kritis

Langkah penyusunan tes berpikir kritis dimulai dengan menyusun kisi-kisi, berkonsultasi dengan dosen pembimbing, meminta pertimbangan satu orang dosen ahli, serta uji coba soal. Kisi-kisi yang disusun meliputi indikator, sub-indikator dan jumlah soal. Indikator berpikir kritis yang diadopsi dari Ennis (Costa, 1985). Sebanyak 30 butir soal dibuat dalam bentuk pilihan ganda dan 5 soal uraian yang difokuskan pada karakter (disposition) dan keterampilan (ability)

berpikir kritis.

Tes keterampilan berpikir kritis disusun untuk mengetahui keterampilan berpikir kritis siswa yang mencakup indikator: memberi alasan, mencari alternatif, berpikiran terbuka, fokus pada suatu pertanyaan, menganalisis

argumen, membuat dan mempertimbangkan nilai keputusan, memutuskan suatu

(31)

57

Tabel 3.8 Hasil Analisis Soal Tes Berpikir Kritis No.

Validitas Kriteria Keputusan 1 50,00 Sedang 50,00 Baik 0,413 Signifikan Dipakai

Reliabilitas tes soal: 0, 81 (sangat tinggi)

(32)

58

soal uraian dapat dilihat pada Lampiran D.2. Pemilihan soal tersebut dilakukan atas dasar ingin didapat informasi lebih banyak untuk mengukur perkembangan berpikir kritis siswa yang disesuaikan dengan waktu pengerjaan dan tingkat kesulitan soal. Soal tes ini diberikan kepada siswa di awal dan akhir pembelajaran namun dengan susunan soal yang berbeda. Komposisi soal tes akhir keterampilan berpikir kritis yang digunakan dalam penelitian dapat dilihat pada Tabel 3.9.

Tabel 3.9 Komposisi Soal Tes Berpikir Kritis

No. Indikator Sub-Indikator No. Soal Jumlah Keterangan 1. Memberi

(33)

59 b. Lembar Observasi

Lembar observasi juga merupakan instrumen utama, berisi catatan guru pendamping dan peneliti mengenai pelaksanaan pembelajaran yang sedang berlangsung di kelas. Observasi yang dilakukan oleh guru pendamping adalah observasi terstruktur dengan menggunakan lembaran daftar cek. Observasi dilakukan terhadap aktivitas belajar siswa maupun terhadap kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran. Untuk melengkapi data, peneliti menggunakan observasi langsung dalam bentuk catatan-catatan khusus yang lebih terperinci. c. Angket

Angket tanggapan siswa yang digunakan sebagai data pendukung untuk mengetahui: 1) persepsi siswa terhadap pembelajaran, 2) minat belajar siswa 3) motivasi belajar siswa, 4) kemudahan dalam pembelajaran, dan 5) kesulitan yang dihadapi dalam pembelajaran. Untuk mengukur sikap/tanggapan siswa peneliti menggunakan skala model Likert. Pernyataan sikap siswa dirancang menurut skala sikap Likert dengan empat pernyataan jawaban yaitu sangat setuju (SS), setuju (S), tidak setuju (TS), dan sangat tidak setuju (STS). Pilihan jawaban netral tidak digunakan untuk menghilangkan sikap ragu-ragu dari siswa.

(34)

60

pernyataan sikap yang diujicobakan, dan yang digunakan dalam penelitian ini 20 pernyataan yang terdiri 11 pernyataan positip dan 9 pernyataan negatif.

Analisis uji coba dilakukan melalui langkah-langkah sebagai berikut: 1) Menentukan bobot setiap pernyataan. Penskoran setiap pernyataan

dinyatakan secara tidak seragam yaitu dengan berdasarkan sebaran respon siswa pada suatu butir pernyataan . Dalam menentukan bobot skor setiap pernyataan dilakukan beberapa tahapan (Edwards, 1975 dalam Indriani, 2004:277).

a) Menentukan bobot frekuensi untuk setiap alternatif jawaban. b) Menghitung proporsi (p) dengan cara membagi setiap frekuensi

dengan banyaknya responden.

c) Menghitung proporsi kumulatif/cumulative propotion (cp), (cp1=p1, cp2=cp1+p2, cp3= cp2+p3, cp4=cp3+p4).

d) Menghitung nilai tengah proporsi kumulatif / mean cumulative propotion (mcp).

Dengan: mcp 1 = ½ cp1

mcp 2 = ½ (cp1+cp2)

mcp 3 = ½ (cp2+cp3)

mcp 4 = ½ (cp3+cp4)

e) Menentukan nilai z berdasarkan mcp yang telah diketahui dengan menggunakan tabel distribusi normal.

(35)

61

g) Membulatkan nilai z+ nilai mutlak.

2) Menentukan daya pembeda setiap pernyataan.

Untuk menentukan daya pembeda setiap butir pernyataan dilakukan dalam beberapa tahapan berikut:

a. Menyusun skor skala sikap subjek yang telah diurutkan dari nilai tertinggi hingga nilai terendah.

b. Memilih siswa yang termasuk kelompok atas dan kelompok bawah masing-masing 27 %.

c. Menentukan nilai thitung, dengan rumus:

t

hitung

=

=

-

=

-Keterangan:

= Rata-rata kelompok atas = Rata-rata kelompok bawah n = Banyak subyek

Nilai thitung dibandingkan dengan nilai ttabel, jika thitung > ttabel maka pernyataan

tersebut mempunyai daya pembeda dan valid sehingga dapat digunakan dalam penelitian.

(36)

62

r

11

=

Keterangan:

r11 = Reliabilitas instrumen

k = Banyaknya butir soal atau pernyataan = Jumlah varians butir

= Varians total (Arikunto, 2005:109)

Hasil perhitungan validitas pernyataan sikap ilmiah disajikan dalam Tabel 3.10.

Tabel 3.10 Validitas Pernyataan Sikap Siswa terhadap Pembelajaran

No.

hitung ttabel Validitas Keterangan

(37)

63

Komposisi pernyataan tanggapan siswa dalam bentuk sikap ilmiah yang digunakan dalam penelitian ini diuraikan dalam Tabel 3.11.

Tabel 3.11 Komposisi Tanggapan Siswa (Pernyataan Sikap Ilmiah)

No Aspek Sikap Ilmiah Jumlah

1. Persepsi siswa terhadap

pembelajaran 4 17, 20 2 15, 16 2

2. Minat siswa terhadap

pembelajaran 5 3, 4, 10 3 8, 11 2

3. Motivasi siswa terhadap

pembelajaran 5 2, 9, 19 3 6, 7 2

4. Kemudahan siswa dalam

pembelajaran 3 5, 18 2 1 1

5. Kesulitan siswa dalam

pembelajaran 3 12 1 13, 14 3

Jumlah 20 11 9

d. Pedoman Wawancara

Lembar pedoman wawancara digunakan untuk mengungkap tanggapan guru mengenai penggunaan keterampilan bertanya guru berbantuan media komputer untuk mengembangkan penguasaan konsep dan berpikir kritis siswa kelas XI pada pembelajaran topik reproduksi manusia, dan kendala-kendala yang dihadapi. Selain wawancara dengan guru, peneliti juga mengadakan wawancara dengan siswa untuk mengungkap tanggapan siswa tentang pembelajaran sebagai pelengkap data yang diperoleh melalui angket. Format panduan wawancara dengan siswa sebelum dan setelah pembelajaran dapat dilihat pada Lampiran C.8

dan C.9. Adapun format wawancara dengan guru sebelum dan setelah pembelajaran dapat dilihat pada Lampiran C.10 dan C.11.

(38)
(39)

65 F. Prosedur Penelitian

Tahapan-tahapan prosedur yang ditempuh dalam melakukan penelitian ini meliputi:

1. Tahap Persiapan

Langkah yang dilakukan pada tahap ini, yaitu:

a) Studi literatur terhadap kurikulum 2006 (KTSP) mata pelajaran biologi kelas XI semester genap dan buku-buku biologi lain yang relevan untuk menganalisis konsep-konsep penting yang pada proses pembelajarannya perlu dilatihkan dengan keterampilan berpikir kritis.

b) Membuat analisis konsep untuk menentukan label konsep, definisi konsep, jenis konsep, atribut konsep, hirarki konsep.

c) Studi tentang keterampilan berpikir kritis untuk menentukan indikator yang akan dikembangkan.

d) Studi keterampilan bertanya guru untuk menentukan model pembelajaran yang akan diterapkan.

e) Menyiapkan instrumen penelitian.

f) Melakukan judgement instrument oleh pembimbing dan satu orang dosen ahli.

g) Mengadakan uji coba instrumen yang akan digunakan sebagai alat pengumpul data.

h) Melakukan analisis butir soal dan memilih soal yang memenuhi syarat yang akan digunakan untuk penelitian.

(40)

66

j) Konsultasi dengan pembimbing tentang rancangan pembuatan media pembelajaran berbantuan komputer.

k) Membuat story board dan dikonsultasikan dengan pembimbing. Penulisan story board diperlukan agar memudahkan dalam membuat program yang disesuaikan dengan tujuan pembelajaran.

l) Membuat rancangan program simulasi komputer pembelajaran sistem reproduksi manusia dengan format presentasi Office Power Point.

m) Sebelum media pembelajaran diimplementasikan dilakukan penilaian oleh pembimbing dan seorang dosen ahli multimedia. Sesuai saran dosen pembimbing, penilaian juga dilakukan oleh seorang guru yang akan dijadikan sebagai model dalam pelaksanaan penelitian di sekolah yang dipilih.

n) Tahap validasi media dilakuan dengan uji coba hasil revisi pada subjek terbatas. Bila ada kekurangan direvisi kembali.

o) Menyusun rencana pembelajaran menggunakan keterampilan bertanya guru berbantuan komputer yang di dalamnya terdapat indikator konsep dan indikator keterampilan berpikir kritis yang dikembangkan, tujuan pembelajaran khusus, kegiatan pembelajaran dan alat evaluasi.

2. Tahap Pelaksanaan

(41)

67

Power Point yang dihubungkan dengan proyektor. Model pembelajaran yang digunakan dalam penelitian ini adalah model siklus belajar (Learning cycle) dengan pendekatan konstruktivisme. Metode yang digunakan adalah diskusi dan tanya jawab. Strategi bertanya berbantuan komputer yang diterapkan guru merupakan bagian penting dalam proses pembelajaran yang menjadi bahan penelitian.

Pelaksanaan penelitian menggunakan seorang guru model yang dipilih dan dianggap cocok serta sesuai dengan tujuan penelitian. Guru tersebut terlebih dahulu dibekali tentang materi yang berhubungan dengan keterampilan bertanya guru dan pembelajaran berbantuan komputer. Sedangkan peneliti dan guru pendamping berperan sebagai observer yang mengamati kegiatan siswa selama proses pembelajaran berlangsung.

(42)

68

yang diterapkan. Wawancara dilakukan dengan guru model dan guru pendamping untuk meminta tanggapan mengenai pelaksanaan pembelajaran yang telah dilaksanakan dan kendala-kendalanya.

G. Teknik Analisis Data dan Penyajiannya

Dalam analisis data siswa yang dijadikan sampel penelitian dikelompokkan dalam tiga kategori. Pengelompokkan siswa dalam suatu kelas merupakan hal yang sangat penting untuk keperluan statistik, yaitu untuk mengetahui kedudukan siswa tersebut pada kelompok tinggi, sedang atau rendah. Menurut Arikunto (2006), untuk mengetahui kedudukan siswa pada kelompok tinggi, sedang atau rendah, dapat dilakukan dengan menggunakan standar deviasi. Data yang digunakan untuk keperluan pengelompokkan siswa ini adalah data rata-rata tiga nilai ulangan harian siswa. Kelompok tinggi terdiri dari siswa dengan skor yang besarnya sama dengan atau lebih dari skor rata-rata keseluruhan siswa ditambah dengan satu standar deviasi. Untuk kelompok rendah, ditentukan dengan melihat siswa yang memiliki skor yang besarnya skor rata-rata keseluruhan siswa dikurangi satu standar deviasi. Sedangkan untuk kelompok sedang terdiri dari skor yang terletak di antara kelompok tinggi dan rendah.

(43)

69

Kriteria tingkat gain adalah (Hake, 1999): g ≥ 0,7 : tinggi

0,3 ≤ g < 0,7 : sedang g < 0,3 : rendah

Analisis data dengan menggunakan uji statistik dilakukan dengan tahapan-tahapan sebagai berikut:

a. Uji Normalitas.

Pada pengolahan data ini, uji normalitas dilakukan dengan menggunakan program SPSS 13.0 dengan One Sample Kolmogorov-Smirnov Test. Hasil uji ini menunjukkan data terdistribusi secara normal atau tidak. Jika taraf signifikasi hasil perhitungan lebih besar dari taraf nyata maka dapat disimpulkan bahwa data tersebut terdistribusi secara normal. Dalam perhitungan ini taraf nyata yang digunakan adalah 0,05.

b. Uji Z

(44)

70

normal maka selanjutnya dapat dilakukan pengujian dengan uji Z sebagai pendukung N-Gain khusus pada penguasaan konsep, sedangkan berpikir kritis tidak dilanjutkan dengan rerata satu sampel dengan Uji Z. Hal tersebut karena kriteria skor tuntas belajar baru diketahui pada penguasaan konsep belum diperoleh pada berpikir kritis.

(Russefendi, 1998:309)

µ hip (µ hipotesis) mengacu pada ketuntasan belajar penguasaan konsep dari Depdiknas (dalam Jantimala, 2007) yaitu jika siswa memperoleh hasil tesnya atau menguasai materi kriteria ketuntasan minimal mata pelajaran biologi yang telah ditetapkan oleh sekolah yang bersangkutan. Ketuntasan belajar secara klasikal dinyatakan tercapai bila sekurang-kurangnya 85% siswa dalam satuan kelas yang bersangkutan telah memenuhi kriteria ketuntasan belajar secara perorangan dalam tes formatif.

c. Analisis Ketuntasan Belajar Siswa

(45)
(46)

130 BAB V

KESIMPULAN, KETERBATASAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN

Mengacu pada permasalahan penelitian serta temuan dan pembahasan sebagaimana telah dikemukakan pada bab sebelumnya, dapat diambil kesimpulan sebagai berikut.

Secara umum dapat disimpulkan pembelajaran menggunakan pertanyaan guru berbantuan komputer dapat meningkatkan penguasaan konsep dan mengembangkan berpikir kritis siswa SMA tentang sistem reproduksi manusia. Pembelajaran ini lebih memfokuskan pada peran guru dalam menerapkan keterampilan bertanya dengan berbantuan media komputer untuk menggali pengetahuan siswa dan mengembangkan kemampuan keterampilan berpikir kritis (abilities) maupun pembentukan watak (disposition).

Secara khusus sesuai dengan pertanyaan penelitian, berdasarkan hasil pengolahan data dan temuan yang yang diperoleh dalam penelitian dapat disimpulkan sebagai berikut.

(47)

131

disimpulkan bahwa penguasaan konsep siswa tentang reproduksi manusia sebelum mengikuti pembelajaran adalah rendah dan tidak tuntas.

Kedua, Pembelajaran menggunakan pertanyaan guru berbantuan komputer pada topik Sistem Reproduksi Manusia dapat meningkatkan keterampilan berpikir kritis siswa dengan nilai N-Gain 0,43 kategori sedang. Indikator keterampilan berpikir kritis yang mengalami peningkatan tertinggi adalah memutuskan suatu tindakan N-Gain 0,60 kategori sedang dan indikator keterampilan berpikir kritis yang mengalami peningkatan terendah adalah kemampuan menganalisis argumen dengan N-Gain 0,03 kategori rendah.

Ketiga, pembelajaran menggunakan pertanyaan guru berbantuan komputer pada topik Sistem Reproduksi Manusia dapat meningkatkan penguasaan konsep siswa dengan nilai N-Gain 0,53 kategori sedang. Indikator penguasaan konsep yang mengalami peningkatan tertinggi adalah mengurutkan tahapan spermatogenesis dan oogenesis N-Gain 0,66 kategori sedang dan indikator penguasaan konsep yang mengalami peningkatan terendah adalah menjelaskan penyebab terjadinya kelainan/penyakit yang terkait sistem reproduksi dengan N-Gain 0,18 kategori rendah.

(48)

132

berbantuan media komputer ini dapat membuat proses pembelajaran menjadi lebih efektif dan efisien.

Kelima, kendala-kendala yang dijumpai guru dalam mengembangkan keterampilan berpikir kritis dan penguasaan konsep siswa tentang sistem reproduksi manusia melalui pertanyaan guru berbantuan komputer adalah (a) kesulitan dalam membuat dan mengembangkan pertanyaan yang dapat mengukur jenjang kognitif tinggi (C3-C6) dan keterampilan berpikir kritis karena guru kurang menguasai keterampilan bertanya, (2) guru kurang menguasai komputer sehingga menghambat kelancaran proses pembelajaran, (c) kurangnya sarana pendukung seperti proyektor atau LCD sehingga guru mengalami kesulitan dalam menerapkan pembelanjaran sesuai rencana yang telah dibuat, (d) guru memerlukan waktu yang cukup banyak untuk mempersiapkan kegiatan pembelajaran, terutam mempersiapkan program komputer sesuai tujuan pembelajaran yang ingin dicapai, (e) tidak seluruh indikator keterampilan berpikir kritis dan penguasaan konsep dapat ditingkatkan dalam pembelajaran ini, karena itu sebaiknya perlu dilakukan upaya untuk mengembangkan lebih lanjut model pembelajaran ini agar dapat meningkatkan keterampilan berpikir kritis dan penguasaan konsep untuk indikator lainnya, dan untuk mata pelajaran lain.

B. KETERBATASAN

(49)

133

1. Keterbatasan perangkat pembelajaran, dalam hal ini perangkat media komputer dan LCD atau yang digunakan untuk implementasi.

2. Variabel pola mengajar/ kemampuan guru dalam mengoprasikan media komputer yang digunakan yang sementara ini diabaikan, dimungkinkan dapat menjadi faktor/variabel pengganggu keakuratan hasil penelitian.

3. Kompetensi guru dalam menguasai keterampilan bertanya, sangat berpengaruh pada tercapainya tujuan penelitian yang dilaksanakan.

4. Tidak semua indikator berpikir kritis dan penguasaan konsep dapat dikembangkan melalui pembelajaran yang diterapkan.

C. SARAN-SARAN

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka disarankan hal-hal sebagai berikut.

1. Agar pencapaian penguasaan konsep dan berpikir kritis siswa mencapai nilai yang maksimal hendaknya pembelajaran yang dilakukan dapat lebih mengeksplorasi kemampuan berpikir tingkat tinggi siswa, misalnya dengan kasus-kasus yang mengarahkan siswa untuk melakukan analisis, inferensi, dan evaluasi. Hal ini dapat digali melalui pertanyaan-pertanyaan terstruktur yang dipersiapkan guru sebelum pembelajaran dilaksanakan. 2. Agar dapat mengembangkan berpikir kritis siswa melalui

pertanyaan-pertanyaan yang diajukan, maka guru harus meningkatkan kemampuannya melalui keterampilan bertanya yang dimiliki guru.

(50)

134

Guru dapat meningkatkan kemampuannya dalam mengoprasikan komputer, sehingga dapat membuat program pembelajaran berbantuan komputer sesuai tujuan pembelajaran yang ingin dicapai.

4. Agar pembelajaran berbantuan komputer khususnya dan pemanfaatan pembelajaran menggunakan multimedia lain dalam pembelajaran umumnya dapat lebih efektif dan efisien, guru sebaiknya menggali pengetahuan dan berpikir kritis siswa melalui penggunaan pertanyaan guru yang terintegrasi sesuai karakteristik materi yang dikembangkan. 5. Agar berlangsung diskusi dan tanya jawab berbantuan media komputer

lebih dinamis dan siswa banyak terlibat secara aktif, sebaiknya guru menyediakan sarana dan sumber-sumber belajar serta menugaskan siswa untuk mencari sumber lain sesuai materi pelajaran yang akan dibahas pada pertemuan berikutnya.

6. Untuk penelitian lebih lanjut, dalam penelitian ini belum diteliti tentang kemampuan siswa dalam memunculkan pertanyaan-pertanyaan sesuai ranah kognitif Bloom dalam hubungannya dengan pembelajaran berbantuan media komputer pada topik lain yang relevan.

(51)

135

DAFTAR PUSTAKA

Ariasdi. (2008). Panduan Pengembangan Multimedia Pembelajaran. [Online]. Tersedia: http://ariasdimultimedia.wordpress.com/2008/02/12/panduan-pengembangan-multimedia-pembelajaran.html. Download: 9 Juni 2009. Arifin, M. (2000). Strategi Belajar Mengajar Kimia, Prinsip dan Aplikasinya

Menuju Pembelajaran yang Efektif. Common Text Book. Jurusan Pendidikan Kimia. FPMIPA-UPI. JICA.

Anderson, L.W. & Kraithwol, D.R. (2001). A Taxonomy for Learning Teaching and Assesing. New York: Addison Wesley Longman, Inc.

Arikunto, S. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta.

Arikunto, S. (2005). Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Yogyakarta: PT Bumi Aksara.

Aryulina, Diah, at. al. (2005).Biologi SMA untuk kelas XII. Kurikulum 2004 Membangun Kompetensi.Jakarta : Esis-Erlangga.

Bahar, A. (1994). Profil Keterampilan Proses IPA yang Dimiliki Siswa dalam Hubungannya dengan Pertanyaan Guru dalam PBM. Tesis Magister pada PPS UPI Bandung: Tidak diterbitkan.

Bola, J.L. & Pah, D.N. (1985). Keterampilan Bertanya Dasar dan Lanjut. Jakarta: C.V. Fortuna.

Broadbear, J. T. (2003). Essential Elements of Lessons Designed To Promote Critical Thinking. Dalam Journal of Scholarship of Teaching and Learning

(JoSoTL) [Online], Vol. 3 (3), 1-8. Tersedia: http:// www.iupui.edu/~josotl/VOL_3/NO_3/broadbear.pdf Download: 23 Oktober 2008.

BSNP. (2006). Panduan Penyusunan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Jenjang Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta: Depdiknas.

Campbell, N. et al. (2004). Biologi Edisi Kelima-Jilid 3. Jakarta: Erlangga.

Carin, A.A. & Sund R.B. (1971). Developing Questioning Techniques. Columbus Ohio: Charles E. Merril Publishing.

(52)

136

Cornelius, T. (2005). Step by Step SPSS 13 Analisis Data Statistik. Yogyakarta: Andi.

Curto, K. dan Bayer, T. (2005). Writing and Speaking to Learn Biology: An Intersection of Critical Thinking and Communication Skill. Bioscene. 31 (4), 11-19.

Dahar, R. W. (1996). Teori-teori Belajar. Jakarta: Erlangga.

Dahar, R.W., Liliasari, I Made Padri, Nuryani Rustaman. (1992). Dampak Pertanyaan dan Teknik Bertanya Guru selama Proses Belajar Mengajar Ilmu Pengetahuan Alam pada berpikir Siswa. Laporan Penelitian Dikti. FMIPA IKIP Bandung. Tidak Diterbitkan.

Desmita. (2006). Psikologi Perkembangan. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Djamarah, S.B. (2002). Psikologi Belajar. Jakarta: Rineka Cipta.

Dutch, B.J.,Groh, S.E. and Allen, D.E. (2001). The Power of Problem-Based Learning A Practical”How To” for Teaching Undergraduate Courses in Any Dicipline. Virginia: Stylus Publishing.

Ena, O. (2006). Membuat Media Pembelajaran Interaktif dengan Piranti Lunak Presentasi.[Online]. Tersedia:

www.ialf.edu/kipbipa/papers/OudaTedaEna.doc Download: 19 Juni 2008. Ennis, R.H. (1985). Goal for a Critical Thinking Curiculum. In Costa, A.L (ed). Developing Mind: A Resource Book of Teaching Thinking.Virginia: ASDC Alexandria.

Eriyanti. (2008). “Infeksi Kelamin mengintai Anak-anak Muda”. Pikiran Rakyat

(23 N0vember 2008).

FCIT. (2008). Multimedia in The Classroom. [Online]. Tersedia: http://fcit.usf.edu/multimedia/overview/overviewa.html. Download: 20 September 2008].

Hake, R. (1999). Analyzing Change/Gain Scores. [Online]. Tersedia: http://lists.asu.edu/cgi-bin/wa?A2=ind9903&L=aera-d&P=R6855

Download: 29 Juni 2008.

Hamalik, O. (2007). Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara.

(53)

137

Hegarty, M. (2004). Mechanical Reasoning by Mental Simulation. Dalam Trends in Cognitive Sciences [Online], Vol 8 (6), 6 halaman. www.psych.ucsb.edu/~hegarty/papers/Hegarty%20TICS%20final.pdf Download: 9 Juni 2008.

Indrawati. (2000). Model-model Pembelajaran IPA. Bandung: Depdikbud PPPG IPA.

Indriani. (2004). Perbandingan Hasil Belajar dan Sikap Siswa SMP Antara Yang Menggunakan Media Gambar Hewan Vertebrata Berbentuk Kartu Dengan Metode Karya Wisata Pada Konsep Keanekaragaman Hewan Vertebrata. Tesis PPS UPI: Tidak diterbitkan.

Jantimala. (2007). Pembelajaran Sistem Koordinasi dengan Memanfaatkan Portofolio Siswa. Tesis Masgister Pendidikan IPA SPs UPI Bandung: Tidak diterbitkan.

Kartimi. (2003). Pengembangan Model Pembelajaran Interaktif Berbasis Komputer untuk Bahan Kajian Partikel-partikel Materi sebagai Wahana Pendidikan Siswa SLTP. Tesis Magister pada SPs UPI: tidak diterbitkan. Krathwohl, D. R. (2002). A Revision of Bloom`s Taxonomy: An overview. Theory

into Practice, 41 (4), 212-218.

Liliasari. (2000). Pengembangan Keterampilan Berpikir Kritis Untuk Mempersiapkan Calon Guru IPA Memasuki Era Globalisasi. Seminar Nasional Pengembangan Pendidikan MIPA di Era Globalisasi.

Liliasari, et. al. (2007). “Scientific Concepts and Generic Science Skills Relationship in The 21st Century Science Education”. Makalah pada Seminar Internasional Pendidikan IPA SPs UPI, Bandung.

Lowe, R. (2001). Beyond “Eye-Candy”: Improving Learning with Animations.

[Online]. Tersedia: http://auc.uow.edu.au. Download: 18 Desember 2008. Meyer, (1986). Teaching Students Think Critically. San Francisco. London:

Jossey-Bass Publishers.

MGMP IPA Biologi SMAN 2 Cimahi. (2008). Kurikulum Biologi Tingkat Satuan Pendidikan. Cimahi: tidak diterbitkan.

Mulyasa, E. (2007). Menjadi Guru Profesional Menciptakan Pembelajaran Kreatif dan Menyenangkan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Nasution, S. (1986). Didaktik Asas-asas Mengajar. Bandung: Jemmars.

(54)

138

Oakley, L. (2004).Cognitif Development. Newyork: Routledge.

Pemerintah RI. (2003). Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003. [Online]. Tersedia: http://www.asahi-net.or.jp/~mm5r-atmd/html/FTP/sisdiknas.pdf. [25 Nopember 2008]

Pettersen, S. (2005). Critical Thinking in Norwegian Upper Secondary Biology Education: The Cases of Complementary-Alternative- Medicine and Health Claims in the Media. Dalam Nordina [Online], Vol 2 (05), 61-71. Tersedia: www.naturfagsenteret.no/tidsskrift/Nordina_205_Pettersen.pdf. Download: 28 Nopember 2008.

Purwandono, E. (2000). Penerapan Pertanyaan Produktif dalam Mengembangkan Ketrampilan Proses Sains Siswa. Tesis Magister pada PPS UPI Bandung: tidak diterbitkan.

Slameto. (2003). Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta.

Rahadi , A. (2003). Media Pembelajaran. Jakarta :Departemen Pendidikan Nasional.

Redjeki, S. (2001).”Berpikir Kreatif Dalam Pendidikan Biologi untuk

Meningkatkan Kualitas Sumber Daya Manusia”. Makalah. Panitia Temu Alumni Jurusan Pendidikan Bioilogi Universitas Pendidikan Indonesia. Suheri, A. (2006). Animasi dalam Pembelajaran. Dalam Animasi dalam

Pembelajaran [Online], Vol 2 (1), 7 halaman. Tersedia: http://unsur.ac.id. Download: 12 Mei 2008.

Surbakti, R. (2000). Analisis Miskonsepsi Siswa Madrasah Aliyah tentang Konsep Reproduksi Sel. Tesis IPA SPs UPI: Tidak diterbitkan.

Sururi dan Nugraha, S. (2007). Belajar SPSS for Windows untuk Mengolah Data Penelitian. Bandung: Dewa Ruchi.

Ruseffendi, E.T. (1998). Statistika Dasar Untuk Penelitian Pendidikan. Bandung: IKIP Bandung Press.

Rustaman, N. (1995). Strategi Belajar Mengajar Biologi. Bandung: Jurusan Pendidikan Biologi MIPA UPI.

Sapa’at, A. (2005). Pembelajaran dengan Pendekatan Keterampilan Metakognitif untuk Mengembangkan Kompetensi Matematik Siswa. [Online]. Tersedia: www.lpi-dd.net/artikel/7.rtf Download: 12 Juli 2008.

(55)

139

Stiggins, R.J. (1994). Student Centered Classroom Assesment. New York: Macmillan Collage P)ublishing Company.

Tapilouw, Fransisca S. et. al. (2007). “Analisis Pembelajaran Biologi Berbasis Multimedia Interaktif Pada Berbagai Jenjang Pendidikan”.Makalah Seminar Internasional Pendidikan IPA Universitas Pendidikan Indonesia.

Warburton, E. dan Torff, B. (2005). The Effect of Perceived Learner Advantages on Teachers' Beliefs About Critical-Thinking Activities. Dalam Journal of Teacher Education [Online], Vol 56 (1), 24-33. Tersedia: http://jte.sagepub.com/ Download: 21 September 2008.

Widodo, A.(2006). Profil Pertanyaan Guru dan Siswa dalam Pembelajaran Sains.

Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran, 4(2), 101-2002. Wikipedia. (2008). Cogito Ergo Sum. [Online]. Tersedia:

http://en.wikipedia.org/wiki/Cogito_ergo_sum cogito Download: 24 Agustus 2008.

Winkel, W.S. (2007). Psikologi Pengajaran. Yogyakarta:Media Abadi.

Gambar

Tabel
Tabel
Gambar                                                                                                  Halaman
Tabel 3.1. Desain Penelitian
+7

Referensi

Dokumen terkait

Norma subyektif merupakan faktor social yang mengacu pada tekanan social yang dirasakan seseorang untuk melakukan atau tidak melakukan perilaku (Ajzen, 1991: 188),

Jasa Konsultansi Identifikasi Zona dan Blok Sistem Jaringan Air Minum Kota Tebing Tinggi. JB: Barang/jasa JP:

Dana Yang Digunakan Untuk Jasa Pelayanan Kebersihan, Jasa Narasumber, Sewa Gedung, Sewa Perlengkapan dan Peralatan Kantor, dan Perjalanan Dinas. 9 Penataan Susunan Organisasi

Perilaku sosial remaja tunadaksa yang menggunakan jejaring sosial Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu..

Hasil penelitian menunjukkan bahwa jenis kemasan memberikan pengaruh berbeda sangat nyata terhadap kadar air, kadar lemak, asam lemak bebas, bilangan peroksida, nilai

Disarankan agar siswi kelas XI mengkonsumsi makanan yang tinggi akan kandungan zat gizi magnesium karena sebagian besar siswi kekurangan akan zat gizi tersebut serta adanya

Zeithaml dan Mary Jo Bither ( 2003 : 93 ) yaitu dilihat dari sisi : kehandalan, ketanggapan, jaminan, dan empati, dengan cara membagikan kuesioner kepada 50 responden atau

Green belt sebagai salah satu bentuk hutan kota memiliki fungsi menjaga kelangsungan hidup bumi,yakni sebagai media yang memiliki kemampuan mengurangi zat pencemar udara