PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI ABDUKTIF UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS DAN PENGUASAAN KONSEP SISWA SMA PADA MATERI DINAMIKA
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Departemen Pendidikan Fisika
Oleh
DEA ANNISA UTAMI 1102059
DEPARTEMEN PENDIDIKAN FISIKA
FAKULTAS PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul “Penerapan Model Pembelajaran Inkuri Abduktif untuk Meningkatkan Keterampilan Berpikir Kritis dan Penguasaan Konsep Siswa SMA pada Materi Dinamika” ini
beserta seluruh isinya sepenuhnya karya sendiri, dan saya tidak melakukan
penjiplakan atau pengutipan dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan etika
keilmuan yang berlaku dalam masyarakat keilmuan. Atas pernyataan ini, saya siap
menanggung resiko / sanksi yang dijatuhkan kepada saya apabila kemudian
ditemukan adanya pelanggaran terhadap etika keilmuan dalam karya saya ini, atau
ada klaim dari pihak lain terhadap keaslian karya saya ini.
Bandung, Januari 2015
Yang membuat pernyataan,
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI ABDUKTIF UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS DAN PENGUASAAN KONSEP SISWA SMA PADA MATERI DINAMIKA
Oleh
Dea Annisa Utami
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Fakultas Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
© Dea Annisa Utami 2015 Universitas Pendidikan indonesia
Februari 2015
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
DEA ANNISA UTAMI
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI ABDUKTIF UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS DAN PENGUASAAN KONSEP SISWA SMA PADA MATERI DINAMIKA
Disetujui dan disahkan oleh: Pembimbing I
Drs. Taufik Ramlan Ramalis, M.Si. NIP. 195404011986011001
Pembimbing II,
Duden Saepuzaman, M.Pd. NIP. 198510232012121001
Mengetahui,
Ketua Departemen Pendidikan Fisika
Dea Annisa Utami, 2015
PENERAPAN MOD EL PEMBELAJARAN INKUIRI ABD UKTIF UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS DAN PENGUASAAN KONSEP SISWA SMA PAD A MATERI D INAMIKA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu
i
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI ABDUKTIF UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS DAN PENGUASAAN KONSEP SISWA SMA PADA MATERI DINAMIKA
Dea Annisa Utami NIM. 1102059
Pembimbing I : Drs. Taufik Ramlan Ramalis, M.Si. Pembimbing II: Duden Saepuzaman, M.Pd Departemen Pendidikan Fisika, FPMIPA-UPI
ABSTRAK
Penelitian bertujuan untuk mengetahui peningkatan keterampilan berpikir kritis dan penguasaan konsep setelah penerapan model pembelajaran inkuiri abduktif pada siswa SMA. Penelitian ini dilatarbelakangi oleh rendahnya penguasaan konsep dan keterampilan berpikir kritis dari hasil studi pendahuluan di sekolah yang sama. Penelitian ini menggunakan pre eksperimen dan desain penelitian one-group pretest-posttest design yang melibatkan 33 siswa kelas X di salah satu SMA di kota Bandung. Aspek keterampilan berpikir kritis yang diukur adalah interpretasi, analisis, evaluasi, inferensi, dan eksplanasi, sedangkan aspek penguasaan konsep yang diukur adalah mengingat, pemahaman dan analalisis. Hasil analisis dari skor pretest-posttest didapatkan bahwa model pembelajaran inkuiri abduktif dapat meningkatkan keterampilan berpikir kritis dengan nilai rata-rata gain yang dinormalisasi 0,47 dengan kategori sedang. Jika ditinjau tiap aspek, semua aspek keterampilan berpikir kritis dengan kategori sedang, aspek eksplanasi menunjukan peningkatan paling besar yaitu 0,68. Model pembelajaran inkuiri abduktif ini juga dapat meningkatkan penguasaan konsep dengan nilai rata-rata gain yang dinormalisasi 0,62. Semua aspek penguasaan konsep meningkat dengan kategori sedang, aspek analisis menunjukan peningkatan yang paling besar yaitu sebesar 0,65.
Dea Annisa Utami, 2015
PENERAPAN MOD EL PEMBELAJARAN INKUIRI ABD UKTIF UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS DAN PENGUASAAN KONSEP SISWA SMA PAD A MATERI D INAMIKA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu
ii
THE APPLICATION OF ABDUCTIVE INQUIRY LEARNING MODEL TO KNOW ENHANCE PROGRESS IN CRITICAL THINKING SKILLS
AND MASTERY OF THE CONCEPT OF PHYSICS STUDENTS AT SENIOR HIGH SCHOOL IN DYNAMICS
Dea Annisa Utami NIM. 1102059
ABSTRACT
The aims of this study to determine the increase in critical thinking skills and mastery of the concept after the application of abductive inquiry learning model at high school students. This research is motivated by the lack of mastery of concepts and critical thinking skills of the preliminary study in the same school. This study used a pre-experimental research design and one- group pretest-posttest design involving 33 students of class X in one high school in Bandung. Aspects of critical thinking skills measured is the interpretation, analysis, evaluation, inference, and explanatory, while the measured aspects of mastery of concepts is remain, understanding and analalisis. The results of analysis of pretest-posttest scores showed that abductive inquiry learning model can improve critical thinking skills with an average value of 0.47 with a normalized gain medium category. If considered each aspect, all aspects of critical thinking skills with moderate category, explanatory aspects showed the greatest increase is 0.68. Abductive inquiry learning model can also improve the mastery of concepts with an average value of 0.62 normalized gain. All aspects of the concept of mastery increases the medium category, the aspect of the analysis showed the greatest increase in the amount of 0.65
iv
Dea Annisa Utami, 2015
PENERAPAN MOD EL PEMBELAJARAN INKUIRI ABD UKTIF UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS DAN PENGUASAAN KONSEP SISWA SMA PAD A MATERI D INAMIKA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu DAFTAR ISI
BAB II INKUIRI ABDUKTIF, KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS, PENGUASAAN KONSEP DAN KONSEP DINAMIKA... 7
A. Inkuiri Abduktif... 7
B. Keterampilan Berpikir Kritis... 11
C. Penguasaan Konsep ... 15
D. Konsep Dinamika ... 19
E. Hubungan Sintaks Model Pembelajaran Inkuiri Abduktif dengan Keterampilan Berpikir Kritis dan penguasaan Konsep... 23
F. Penelitian yang Relevan ... 24
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 26
A. Populasi dan Sampel Penelitian... 26
B. Metode Penelitian ... 26
C. Desain Penelitian ... 26
D. Definisi Operasional ... 27
E. Prosedur Penelitian ... 29
F. Instrumen Penelitian ... 32
G. Pengujian Instrumen ... 33
H. Teknik Pengumpulan Data ... 38
I. Teknik Pengolahan Data... 39
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 40
A. Keterlaksanaan Model Pembelajaran Inkuiri Abduktif ... 40
v
Dea Annisa Utami, 2015
PENERAPAN MOD EL PEMBELAJARAN INKUIRI ABD UKTIF UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS DAN PENGUASAAN KONSEP SISWA SMA PAD A MATERI D INAMIKA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu
C. Peningkatan Penguasaan Konsep ... 49
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 55
A. Kesimpulan ... 55
B. Saran ... 55
vi
Dea Annisa Utami, 2015
PENERAPAN MOD EL PEMBELAJARAN INKUIRI ABD UKTIF UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS DAN PENGUASAAN KONSEP SISWA SMA PAD A MATERI D INAMIKA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu DAFTAR TABEL
halaman
Tabel 1.1 Hasil Tes Studi Pendahuluan Keterampilan Berpikir Kritis Siswa .... 2
Tabel 2.1 Pola Penalaran Abduktif ... 9
Tabel 2.2 Keterkaitan Model Pembelajaran Inkuiri Abduktif dengan Indikator Keterampilan Berpikir Kritis dan Indikator Penguasaan Konsep ... 25
Tabel 3.1 Kriteria Validitas Tes ... ... 34
Tabel 3.2 Kriteria Reliabilitas Tes... 35
Tabel 3.3 Kriteria Tingkat Kesukaran Tes... ... 35
Tabel 3.4 Klasifikasi N-Gain ... 39
Tabel 4.1 Rekapitulasi Skor Keterampilan Berpikir Kritis Keseluruhan ... 43
Tabel 4.2 Rekapitulasi Skor Keterampilan Berpikir Kritis Tiap Aspek ... 45
Tabel 4.3 Rekapitulasi Skor Penguasaan Konsep Keseluruha n ... 49
vii
Dea Annisa Utami, 2015
PENERAPAN MOD EL PEMBELAJARAN INKUIRI ABD UKTIF UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS DAN PENGUASAAN KONSEP SISWA SMA PAD A MATERI D INAMIKA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu
DAFTAR GAMBAR
halaman
Gambar 2.1 Tahap Model Inkuiri Abduktif ... 10
Gambar 2.2 Gaya Normal pada Bidang Datar dan Bidang Miring ... 21
Gambar 2.3 Gaya Tegangan Tali ... 22
Gambar 2.4 Grafik Gaya Gesek ... 22
Gambar 3.1 Rancangan Desain Penelitian ... 22
Gambar 3.2 Alur Prosedur Penelitian ... 27
Gambar 3.3 Sebaran Validitas Point Biserial dan Tingkat Kesukaran Instrumen Keterampilan Berpikir Kritis ... 36
Gambar 3.4 Sebaran Validitas Point Biserial dan Tingkat Kesukaran Instrumen Penguasaan Konsep ... 37
Gambar 4.1 Diagram Peningkatan Keterampilan Berpikir Kritis Keseluruhan ... 44
Gambar 4.2 Diagram Peningkatan Keterampilan Berpikir Kritis Tiap Aspek (Pretest-Posttest) ... 45
Gambar 4.3 Diagram Peningkatan Keterampilan Berpikir Kritis Tiap Aspek (Rata-rata Gain yang Dinormalisasi) ... 46
Gambar 4.4 Diagram Peningkatan Penguasaan Konsep Keseluruhan ... 50
Gambar 4.5 Diagram Peningkatan Penguasaan Konsep Tiap Aspek ( Pretest-Posttest) ... 51
Gambar 4.6 Diagram Peningkatan Penguasaan Konsep Tiap Aspek (Rata-rata Gain yang Dinormalisasi ... 51
1
Dea Annisa Utami, 2015
PENERAPAN MOD EL PEMBELAJARAN INKUIRI ABD UKTIF UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS DAN PENGUASAAN KONSEP SISWA SMA PAD A MATERI D INAMIKA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Permendikbud No. 65 Tahun 2013 tentang Standar Proses Pendidikan Dasar
dan Menengah menyatakan bahwa proses pembelajaran harus menggunakan
pendekatan ilmiah (scientific approach) di semua mata pelajaran. Pendekatan
ilmiah ini merupakan ciri khas dan kekuatan dari kurikulum 2013.
Komponen-komponen dari pendekatan ilmiah ini adalah mengamati, menanya, mencoba,
mengolah, menyajikan, menyimpulkan, dan mencipta. Komponen-komponen ini
harus dimunculkan dalam proses pembelajaran, namun bukanlah sebagai suatu
siklus. Sesuai dengan kurikulum 2013, proses pembelajaran harus melibatkan
siswa, sehingga siswa akan lebih aktif dan lebih memahami materi yang
disampaikan oleh guru. Proses belajar yang melibatkan siswa ini bersifat student
centered.
Mata pelajaran fisika sebagai salah satu mata pelajaran dalam rumpun Ilmu
Pengetahuan Alam (IPA) diberikan pada siswa Sekolah Menengah Pertama
(SMP) dan Sekolah Menengah Atas (SMA). Peraturan Pemerintah No 32 Tahun
2013 tentang standar nasional pendidikan menerangkan bahwa:
“fisika termasuk bahan kajian ilmu pengetahuan alam, dimaksudkan untuk mengembangkan pengetahuan, pemahaman, dan kemampuan analisis peserta didik terhadap lingkungan alam dan sekitarnya, serta membudayakan proses berpikir secara kritis, kreatif, dan mandiri”.
Uraian di atas menjelaskan bahwa mata pelajaran fisika dimaksudkan untuk
melatih siswa selain dapat menguasai pengetahuan, konsep, prinsip fisika, dan
mampu menganalisis fenomena-fenomena di sekitar, serta memiliki kecakapan
ilmiah, siswa juga harus memiliki keterampilan proses, keterampilan berpikir
2
Dea Annisa Utami, 2015
PENERAPAN MOD EL PEMBELAJARAN INKUIRI ABD UKTIF UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS DAN PENGUASAAN KONSEP SISWA SMA PAD A MATERI D INAMIKA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu
Dalam proses pembelajaran, guru berperan menumbuhkan dan
mengembangkan keterampilan berpikir siswa dalam memecahkan masalah. Salah
satu keterampilan berpikir yang harus dikembangkan adalah keterampilan berpikir
kritis. Keterampilan ini merupakan salah satu modal dasar atau modal intelektual
yang penting bagi setiap individu. Oleh karena itu, pengembangan keterampilan
ini menjadi sangat penting di setiap jenjang pendidikan.
Facione (2013) menyatakan bahwa keterampilan berpikir kritis sangat
penting karena dapat membuat siswa terampil dalam memecahkan masalah yang
diberikan oleh guru dalam pembelajaran maupun dalam kehidupan sehari-hari.
Hal inilah yang menyebabkan keterampilan berpikir kritis penting untuk
dilatihkan karena kegiatan pembelajaran seharusnya bukan hanya bertujuan
mengarahkan siswa untuk memperoleh nilai semata. Kurangnya pengembangan
keterampilan berpikir kritis pada pembelajaran ini juga dapat mengarahkan
anak-anak pada kebiasaan melakukan berbagai kegiatan tanpa mengetahui tujuan dan
mengapa mereka melakukannya.
Hasil studi pendahuluan yang dilakukan di salah satu sekolah di kota
Bandung dengan menguji cobakan tes keterampilan berpikir kritis dan penguasaan
konsep yang sudah divalidasi untuk materi dinamika didapatkan hasil:
Tabel 1.1
Hasil Tes Pendahuluan Keterampilan Berpikir Kritis Siswa
Indikator Keterampilan Berpikir Kritis
Presentase Capaian Keterangan
Interpretasi 36,00 % Rendah
Analisis 39,00 % Rendah
Evaluasi 46,33 % Cukup
Inferensi 10,00 % Sangat Rendah
Eksplanasi 52,67 % Cukup
Hasil wawancara dengan guru dan hasil angket yang diberikan kepada siswa
pada umumnya siswa mengalami kesulitan dalam memahami konsep fisika dilihat
dari hasil tes penguasaan konsep siswa ternyata hanya 20,93% siswa yang
nilainya di atas KKM yaitu 75. Hasil observasi yang dilakukan peneliti selama
3
Dea Annisa Utami, 2015
PENERAPAN MOD EL PEMBELAJARAN INKUIRI ABD UKTIF UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS DAN PENGUASAAN KONSEP SISWA SMA PAD A MATERI D INAMIKA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu
mengalami kesulitan untuk memahami konsep fisika dan mengembangkan
keterampilan berpikir kritisnya.
Perlu adanya upaya untuk memperbaiki proses pembelajaran agar siswa
lebih aktif dan terlibat langsung dalam pembelajaran. Adanya keterlibatan siswa
dalam proses pembelajaran akan memudahkan siswa dalam menemukan dan
memahami konsep yang dipelajarinya. Semakin aktif siswa terlibat dalam proses
pembelajaran, diharapkan semakin terasah pengembangan keterampilan berpikir
kritisnya. Hal ini sejalan dengan Arsyad keterlibatan organ mata, telinga, dan
aktifitas fisik lain dalam belajar akan membuat informasi yang diterima lebih
mudah dimengerti oleh siswa (Ridwan, 2010, hlm. 3).
Banyak faktor yang menyebabkan rendahnya penguasaan konsep dan
keterampilan berpikir kritis siswa, Menurut Munir (dalam Ridwan 2010, hlm. 34),
faktor lain yang menentukan peningkatan keberhasilan proses belajar diantaranya:
keadaan motivasi siswa, tingkat intelektual siswa, keadaan sosial, ekonomi dan
pendidikan keluarga, proses belajar, jenis tes, kurikulum dan guru.
Diperlukan sebuah model pembelajaran yang memudahkan siswa dalam
menguasai konsep fisika dan melatih keterampilan berpikir kritis siswa salah
satunya dengan model pembelajaran inkuiri abduktif. Pembelajaran berbasis
inkuiri dipandang sesuai, karena dalam pembelajaran siswa diberi keleluasaan
untuk mencari dan menemukan pengetahuan sendiri (Nugraha, 2011, hlm. 4).
Dalam inkuiri abduktif, siswa dihadapkan pada masalah autentik (nyata) atau
fenomena alam, dan penyebab fenomena itu terjadi sehingga diharapkan dapat
menyusun pengetahuannya sendiri, membuat siswa lebih akif, menumbuh dan
mengembangkan keterampilan berpikir tingkat tinggi, memandirikan siswa, dan
meningkatkan kepercayaan diri.
Metode inkuiri abduktif juga menggunakan pendekatan ilmiah, dimana
siswa dapat mengeksplorasi fenomena, memeriksa hipotesis dengan
pengumpulan-pengumpulan data, menyeleksi hipotesis dengan membandingkan
data-data yang diperoleh sebelumnya, dan siswa dapat memecahkan masalah serta
4
Dea Annisa Utami, 2015
PENERAPAN MOD EL PEMBELAJARAN INKUIRI ABD UKTIF UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS DAN PENGUASAAN KONSEP SISWA SMA PAD A MATERI D INAMIKA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu
atau masalah sebelum tahap penjelasan, maka siswa dapat kembali ke tahap
sebelumnya. Keempat komponen inkuiri abduktif ini dilakukan siswa secara
mandiri dengan bimbingan guru, ini sesuai dengan pengembangan kurikulum
2013. Model pembelajaran inkuiri, materi pelajaran yang didapatkan siswa akan
lebih mudah diingat, lebih mudah diaplikasikan pada kondisi yang berbeda, dapat
memunculkan motivasi belajar, dapat melatih kecakapan berpikir secara terbuka,
dapat meningkatkan penguasaan konsep, mengembangkan sikap ilmiah, dapat
mengembangkan pemahaman siswa yang mendalam tentang konsep sains dan
dapat mengembangkan keteramilan berpikir kritis (Bruner dalam Dahar, 1989,
hlm. 103).
Selain itu, beberapa penelitian yang telah dikembangkan sebelumnya dalam
implementasi model pembelajaran inkuiri menunjukan hasil positif dari
penggunaannya terhadap peningkatan keterampilan berpikir kritis dan penguasaan
konsep siswa. Penelitian yang relevan salah satunya adalah penelitian Maulana
(2011) menunjukkan hasil bahwa model pembelajaran inkuiri terbimbing dapat
meningkatkan keterampilan berpikir kritis dan hasil belajar ranah kognitif siswa
SMA dengan nilai rata-rata gain yang dinormalisasi dalam kategori sedang,
penelitian Hanadawanuri (2011) didapatkan hasil bahwa model pembelajaran
inkuiri dapat meningkatkan keterampilan berpikir kritis dengan kategori tinggi
dan dapat meningkatkan prestasi belajar siswa dengan kategori sedang, penelitian
Putri (2013) didapatkan hasil bahwa capaian pemahaman konsep metode inkuiri
lebih baik dibandingkan dengan kombinasi metode inkuiri dan pengajaran timbal
balik dan capaian keterampilan berpikir kritis bahwa kombinasi metode inkuiri
dan pengajaran timbal balik lebih baik dibandingkan dengan metode inkuiri.
Berdasarkan pemaparan di atas maka penulis tertarik untuk meneliti
pengaruh penggunaan model pembelajaran inkuiri abduktif terhadap peningkatan
5
Dea Annisa Utami, 2015
PENERAPAN MOD EL PEMBELAJARAN INKUIRI ABD UKTIF UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS DAN PENGUASAAN KONSEP SISWA SMA PAD A MATERI D INAMIKA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, adapun rumusan dalam penelitian
ini adalah:
1. Bagaimana peningkatan keterampilan berpikir kritis siswa setelah diterapkan
model pembelajaran inkuiri abduktif pada materi dinamika?
2. Bagaimana peningkatan penguasaan konsep siswa setelah diterapkan model
pembelajaran inkuiri abduktif pada materi dinamika?
C. Batasan Masalah
Adapun batasan masalah dalam penelitian ini adalah:
1. Model yang digunakan dalam pembelajaran ini adalah model inkuiri abduktif
berdasarkan tahap-tahap Oh (2013, hlm. 5), meliputi: eksplorasi,
pemeriksaan, seleksi, dan penjelasan.
2. Keterampilan berpikir kritis yang diukur adalah indikator keterampilan
berpikir kritis menurut Facione (2013, hlm. 5). Dalam penelitian ini indikator
yang digunakan meliputi: interpretasi, analisis, evaluasi, inferensi dan
eksplanasi.
3. Penguasaan konsep yang diukur adalah indikator penguasaan konsep sesuai
dengan taksonomi Marzano (2000, hlm. 1). Dalam penelitian ini indikator
yang digunakan meliputi sistem kognitif yaitu yang mencakup mengingat
(retrieval), pemahaman (comprehension), dan analisis.
4. Model inkuiri abduktif diterapkan pada materi dinamika partikel di kelas X
semester satu.
D. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan rumusan masalah penelitian, maka tujuan dari penelitian ini
adalah:
1. Menyelidiki peningkatan penguasaan konsep siswa setelah diterapkan model
6
Dea Annisa Utami, 2015
PENERAPAN MOD EL PEMBELAJARAN INKUIRI ABD UKTIF UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS DAN PENGUASAAN KONSEP SISWA SMA PAD A MATERI D INAMIKA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu
2. Menyelidiki peningkatan keterampilan berpikir kritis siswa setelah diterapkan
model pembelajaran inkuiri abduktif pada materi dinamika.
E. Manfaat penelitian
Hasil penelitian penggunaan model pembelajaran inkuiri abduktif ini
diharapkan dapat memberikan manfaat bagi berbagai aspek, diantaranya:
1. Model pembelajaran inkuiri abduktif sebagai alternatif dalam penggunaan
model pembelajaran untuk meningkatkan keterampilan berpikir kritis dan
penguasaan konsep siswa terutama dalam pelajaran fisika.
2. Penelitian ini dapat dijadikan bahan rujukan untuk mengembangkan variabel
lain dari model pembelajaran inkuiri abduktif yang belum diteliti.
F. Struktur Organisasi
Struktur organisasi skripsi terdiri dari lima Bab dengan masing-masing bab
memiliki Sub Bab, diantaranya:
1. Bab I merupakan bab pendahuluan yang membahas tentang latar belakang
penelitian, rumusan masalah penelitian, batasan masalah penelitian, tujuan
penelitian, manfaat penelitian, dan struktur organisasi skripsi.
2. Bab II berisi kajian pustaka tentang model pembelajaran inkuiri abduktif,
keterampilan berpikir kritis dan penguasaan konsep.
3. Bab III berisi metodologi penelitian yang membahas tentang populasi dan
sampel penelitian, metode penelitian, desain penelitian, prosedur penelitian,
instrumen penelitian, teknik pengumpulan data dan pengolahahan data
4. Bab IV tentang temuan dan pembahasan yang menjelaskan temuan penelitian
dan pembahasan analisis temuan penelitian.
5. Bab V menjelaskan tentang kesimpulan dan saran dari hasil temuan untuk
26 Dea Annisa Utami, 2015
PENERAPAN MOD EL PEMBELAJARAN INKUIRI ABD UKTIF UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS DAN PENGUASAAN KONSEP SISWA SMA PAD A MATERI D INAMIKA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Populasi dan Sampel Penelitian
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh kelas X yang berjumlah tujuh
kelas di SMA Negeri 4 Bandung tahun ajaran 2014-2015. Kriteria pemilihan
sekolah dikhususkan untuk sekolah yang sudah menerapkan kurikulum 2013.
Sekolah yang dipilih belum pernah menerapkan model yang akan diteliti terutama
dalam pelajaran fisika.
Sampel dalam penelitian ini diambil satu kelas yang dipilih secara random
(acak) yaitu siswa yang berada di kelas X MIA 2. Jumlah dalam satu kelas
sebanyak 33 siswa. Pemilihan sampel dilakukan dengan teknik cluster random
sampling dari populassi yang ada, teknik ini yaitu menetapkan kelas sampel
secara acak tanpa mengacak siswa di tiap kelasnya.
B. Metode Penelitian
Penelitian yang dilakukan merupakan penelitian eksperimen karena
menguji secara langsung pengaruh suatu variabel terhadapa variabel lainnya.
Tidak semua variabel penelitian dapat dikontrol kecuali variabel-variabel utama
sehingga jenis metode penelitian yang digunakan adalah pre experiment
(Sugiyono, 2013, 109).
Penelitian ini difokuskan pada penerapan model pembelajaran inkuiri
abduktif untuk meningkatkan keterampilan berpikir kritis dan penguasaan konsep
siswa. Variabel yang diukurnya adalah keterampilan berpikir kritis dan
penguasaan konsep siswa.
C. Desain Penelitian
Desain yang digunakan adalah One-Group Pretest-Posttest Design.
27
Dea Annisa Utami, 2015
PENERAPAN MOD EL PEMBELAJARAN INKUIRI ABD UKTIF UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS DAN PENGUASAAN KONSEP SISWA SMA PAD A MATERI D INAMIKA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu
diberi perlakuan siswa akan diberikan pretest sebagai tes awal untuk mengetahui
kemampuan siswa dalam penguasaan konsep dan kemampuan berpikir kritis,
kemudian siswa akan diberikan perlakuan dengan menggunakan model
pembelajaran inkuiri abduktif, dalam perlakuan terdapat observer untuk menilai
keterlaksanaan model pembelajaran inkuiri abduktif. Setelah diberi perlakuan
siswa akan diberikan posttest sebagai tes akhir untuk mengetahui sejauh mana
pengaruh model pembelajaran inkuiri abduktif.
Rancangan desain dari penelitian ini adalah:
Gambar 3.1
Rancangan Desain Penelitian Keterangan:
O1 : Tes awal
O2 : Tes akhir
X : Perlakuan dengan model pembelajaran inkuiri abduktif dan observasi keterlaksanaan model pembelajaran
(Sugiyono, 2013, hlm. 111).
D. Definisi Operasional
Definisi operasional dimaksudkan untuk menyamakan pandangan
mengenai beberapa istilah yang digunakan sebagai judul penelitian untuk
menghindari keselahan dalam penelitian.
1. Penerapan Model Pembelajaran Inkuiri Abduktif
Perlakuan dalam penelitian ini adalah model pembelajaran inkuiri abduktif.
Inkuiri abduktif adalah proses berlatih berpikir ilmiah atau bernalar dengan cara
menarik kesimpulan dari sebuah argumen atau teori yang sudah jelas
kebenarannya dari sebuah pengamatan yang telah dilakukan dengan menggunakan
pendekan inkuiri. Tahap-tahap inkuiri abduktif menurut Oh (2013, hlm. 5) sebagai
berikut: exploration (eksplorasi), examination (pemeriksaan), selection (seleksi),
dan explanation (penjelasan). Penerapan model pembelajaran inkuiri abduktif
dilakukan oleh guru dalam pembelajaran setelah dilakukannya pretest dan
28
Dea Annisa Utami, 2015
PENERAPAN MOD EL PEMBELAJARAN INKUIRI ABD UKTIF UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS DAN PENGUASAAN KONSEP SISWA SMA PAD A MATERI D INAMIKA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu
sebagai variabel yang diukur keterlaksanaannya untuk menyelidiki apakah model
ini dapat meningkatkan keterampilan berpikir kritis dan penguassan konsep siswa
sebagai variabel terikat. Terdapat dua orang observer untuk menilai
keterlaksanaan penerapan model pembelajaran inkuiri abduktif. Observer
diberikan lembar observasi yang berisi aktivitas pembelajaran guru dan aktivitas
pembelajaran siswa sesuai tahapan inkuiri abduktif dan diisi oleh observer dengan
cara memberikan tanda ceklist (√).
2. Meningkatkan Keterampilan Berpikir Kritis
Berpikir kritis merupakan tingkatan siswa ketika mampu menafsirkan,
menganalisis, mengevaluasi, menjelaskan, dan menarik kesimpulan dari konsep
dan ide. Berpikir kritis merupakan salah satu berpikir tingkat tinggi yang
digunakan untuk pembentukan sistem konesptual siswa Terdapat enam indikator
ketempilan berpikir kritis menurut Facione (2013, hlm. 5): interpretasi, analisis,
evaluasi, inferensi, eksplanasi, dan regulasi diri. Namun indikator yang digunakan
dalam penelitian ini adalah: interpretasi, analisis, evaluasi, inferensi dan
eksplanasi. Instrumen yang digunakan untuk mengukur keterampilan berpikir
kritis adalah soal pilihan ganda beralasan dengan 5 opsi jawaban. Instumen ini
awalnya diuji cobakan terlebih dahulu kemudian dihitung nilai reliabilitas,
validitas dan tingkat kesukaran. Kemudian instrumen keterampilan berpikir kritis
direvisi dan diujikan kepada siswa dalam bentuk pretest dan posttest. Pretest
digunakan untuk melihat kemampuan awal siswa dan posttest digunakan untuk
melihat kemampuan akhir siswa setelah diberi perlakuan. Untuk melihat sejauh
mana peningkatan keterampilan berpikir kritis dilakukan pengolahan data dari
nilai hasil pretest dan posttest dengan menggunakan N-Gain.
3. Meningkatkan Penguasaan Konsep
Penguasaan konsep adalah kemampuan menangkap pengertian-pengertian
seperti mampu mengungkapkan materi yang disajikan agar lebih dipahami,
mampu memberikan interpretasi dan mampu mengaplikasikannya dalam
29
Dea Annisa Utami, 2015
PENERAPAN MOD EL PEMBELAJARAN INKUIRI ABD UKTIF UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS DAN PENGUASAAN KONSEP SISWA SMA PAD A MATERI D INAMIKA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu
ketercapaian siswa selama proses pembelajaran. Indikator penguasaan konsep
yang digunakan dalam penelitian ini adalah sistem kognitif menurut taksonomi
Marzano, namun yang digunakan hanya mengingat, pemahaman, dan analisis.
Instrumen yang digunakan untuk mengukur penguasaan konsep adalah soal
pilihan ganda dengan 5 opsi jawaban. Instumen ini awalnya diuji cobakan terlebih
dahulu kemudian dihitung nilai reliabilitas, validitas dan tingkat kesukaran.
Kemudian instrumen penguasaan konsep direvisi dan diujikan kepada siswa
dalam bentuk pretest dan posttest. Pretest digunakan untuk melihat kemampuan
awal siswa dan posttest digunakan untuk melihat kemampuan akhir siswa setelah
diberi perlakuan. Untuk melihat sejauh mana peningkatan penguasaan konsep
dilakukan pengolahan data dari nilai hasil pretest dan posttest dengan
menggunakan N-Gain.
E. Prosedur Penelitian
Prosedur atau langkah-langkah yang dilakukan dalam penelitian ini dibagi
menjadi empat tahapan, yaitu:
a. Tahap Persiapan
1. Melakukan studi pendahuluan untuk mengetahui kegiatan pembelajaran, hasil
belajar siswa, dan kendala yang dihadapi guru dan siswa di sekolah. Studi
pendahuluan dilaksanakan dengan cara mengamati proses pembelajaran,
memberikan tes penguasaan konsep dan keterampilan berpikir kritis, serta
mewawancarai guru fisika. Studi pendahuluan dilakukan pada siswa kelas XII
di sekolah tempat penelitian yang telah belajar materi dinamika dengan
tujuan untuk mengetahui sejauh mana penguasaan konsep dan keterampilan
berpikir kritis siswa.
2. Melakukan studi kurikulum yaitu untuk menganalisis materi pada kurikulum,
kompetensi inti dan kompetensi dasar mata pelajaran fisika mengenai pokok
bahasan yang akan dijadikan penelitian
30
Dea Annisa Utami, 2015
PENERAPAN MOD EL PEMBELAJARAN INKUIRI ABD UKTIF UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS DAN PENGUASAAN KONSEP SISWA SMA PAD A MATERI D INAMIKA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu
4. Melakukan studi literatur yaitu mengkaji teori yang melandasi penelitian dan
mengkaji temuan-temuan pada penelitian sebelumnya
5. Menyusun perangkat pembelajaran yaitu Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
(RPP), instrumen penelitian yang berupa soal penguasaan konsep, soal
keterampilan berpikir kritis, dan lembar observasi
6. Mengkonsultasikan dan menjudgjment instrumen penelitian kepada dosen
pembimbing dan dosen ahli
7. Melakukan uji coba instrumen penelitian penguasaan konsep dan
keterampilan berpikir kritis yang telah di-judgment
8. Menganalisis hasil uji coba instrumen penelitian untuk menelihat kualitas
instrumen tes yang meliputi reliabilitas, validitas, tingkat kesukaran dan daya
pembeda tes, kemudian menentukan soal yang layak digunakan sebagai
insrumen penelitian
b. Tahap Pelaksanaan
1. Memberikan tes awal (pretest) untuk mengukur penguasaan konsep dan
keterampilan berpikir kritis siswa sebelum diberi perlakuan.
2. Memberikan perlakuan kepada sampel berupa penggunaan model
pembelajaran inkuiri abduktif
3. Selama proses pembelajaran berlangsung, observer menilai keterlaksanaan
model pembelajaran inkuiri abduktif pada lembar observasi
4. Memberikan tes akhir (posttest) untuk mengetahui peningkatan keterampilan
berpikir kritis dan penguasaan konsep siswa setelah perlakuan
c. Tahap Akhir
1. Mengolah data hasil pretest dan posttest untuk mengetahui peningkatan
keterampilan berpikir kritis dan penguasaan konsep dengan menggunakan
N-Gain.
2. Menganalisis keterlaksanaan model pembelajaran inkuiri abduktif
3. Memberikan kesimpulan dan saran berdasarkan hasil yang diperoleh dari
31
Dea Annisa Utami, 2015
PENERAPAN MOD EL PEMBELAJARAN INKUIRI ABD UKTIF UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS DAN PENGUASAAN KONSEP SISWA SMA PAD A MATERI D INAMIKA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu
4. Pembahasan temuan atau hasil penelitian dengan menggunakan kajian
pustaka
5. Penyusunan kesimpilan berdasarkan pengujian statistik
d. Tahap Penyusunan Laporan
Penyusunan laporan berdasarkan hasil, analisis, pembahasan dan kesimpulan
Alur penelitian yang dilakukan dalam penelitian dapat digambarkan
sebagai berikut:
Studi Pendahuluan
Penyusunan Rencana Pembelajaran dengan Model pembelajaran Inkuiri Abduktif dan Instrumen Penelitian
Rumusan Masalah
Kajian Literatur
Pretest
Proses Pembelajaran dengan Model Inkuiri
Abduktif
O b s e r v a s i
Kajian Kurikulum
Proposal Penelitian
Judgment
32
Dea Annisa Utami, 2015
PENERAPAN MOD EL PEMBELAJARAN INKUIRI ABD UKTIF UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS DAN PENGUASAAN KONSEP SISWA SMA PAD A MATERI D INAMIKA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu F. Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan dalam penelitian sebagai alat untuk
memperoleh data adalah soal tes tertulis, LKS, dan lembar observasi.
1) Tes Tertulis
Tes tertulis berisi soal-soal yang digunakan untuk mengetahui
keterampilan berpikir kritis dan penguasaan konsep siswa dalam materi dinamika
sebelum dan sesudah implementasi model pembelajaran inkuiri abduktif. Tes
untuk mengetahui keterampilan berpikir kritis digunakan soal pilihan ganda
dengan 5 opsi jawaban. Skor tes keterampilan berpikir kritis bernilai 1 apabila
jawabannya benar dan bernilai 0 apabila jawabannya salah. Jumlah soal yang
digunakan untuk penelitian ini berjumlah 15 soal. Soal-soal ini disusun
berdasarkan indikator keterampilan berpikir kritis menurut Facione (2013, hlm. 5)
yaitu interpretasi, analisis, evaluasi, inferensi, dan eksplanasi.
Soal penguasaan konsep terdiri dari soal pilihan ganda dengan 5 opsi
jawaban. Skor tes penguasaan konsep bernilai 1 apabila jawabannya benar dan
bernilai 0 apabila jawabannya salah. Jumlah soal yang digunakan untuk penelitian
ini berjumlah 16 soal. Soal-soal disusun berdasarkan taksonomi Marzano (2000,
Posttest
Pengolahan dan Analisis Data
Temuan
Kesimpulan
Penyusunan Laporan
33
Dea Annisa Utami, 2015
PENERAPAN MOD EL PEMBELAJARAN INKUIRI ABD UKTIF UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS DAN PENGUASAAN KONSEP SISWA SMA PAD A MATERI D INAMIKA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu
hlm. 1) yang mencakup sistem kognitif, yaitu mengingat, pemahaman, dan
analisis.
Tes tertulis sebelum digunakan harus di lakukan judgment dan uji coba
soal. Judgment dilakukan untuk menguji soal apakah sesuai dengan indikator
variabel dan menguji kesesuaian dengan materi, sedangkan uji coba soal
dilakukan untuk mengetahui validitas, reliabilitas dan tingkat kesukaran. Setelah
dilakukan uji coba kemudian dianalisis soal yang akan digunakan dalam
penelitian.
2) Lembar Kegiatan Siswa (LKS)
Instrumen yang digunakan dalam penelitian adalah Lembar Kegiatan
Siswa yang berguna sebagai panduan belajar siswa yang dapat membantu siswa
dalam proses pembelajaran. Lembar kegiatan siswa materi dinamika dibuat untuk
setiap pertemuan yang merupakan tugas individu, setiap LKS berisi petunjuk
percobaan, alat bahan, urutan langkah percobaan yang dikembangkan berdasarkan
model pembelajaran inkuiri abduktif, dan pertanyaan-pertanyan yang menuntun
dalam percobaan. LKS ini digunakan dalam semua tahapan inkuiri abduktif.
3) Lembar Observasi
Lembar observasi dibuat untuk menilai keterlaksanaan model inkuiri
abduktif yang digunakan dalam pembelajaran. Lembar observasi berisi aktivitas
pembelajaran guru dan siswa sesuai dengan tahapan inkuiri abduktif. Observer
memberikan tanda ceklist (√) pada kolom yang sesuai dengan aktivitas
pembelajaran yang diamati. Format lembar observasi dikoordinasikan kepada
observer yang terlibat dalam proses penelitian tanpa diuji cobakan agar tidak
terjadi kesalahpahaman terhadap format lembar observasi.
G. Pengujian Instrumen
1. Jenis Pengujian Instrumen
Sebelum instrument soal keterampilan berpikir kritis dan penguasaan
34
Dea Annisa Utami, 2015
PENERAPAN MOD EL PEMBELAJARAN INKUIRI ABD UKTIF UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS DAN PENGUASAAN KONSEP SISWA SMA PAD A MATERI D INAMIKA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu
terlebih dahulu untuk memperoleh hasil tentang validitas, reliabilitas dan tingkat
kesukaran.
a. Validitas
Validitas yang digunakan dalam instrumen penelitian adalah validitas
point biserial, karena bentuk instrumen yang digunakan adalah soal objektif yaitu
soal pilihan ganda dengan skor biserial (salah = 0 dan benar = 1). Penentuan
validitas instrument dilakukan dengan menghitung korelasi antar skor butir soal
dengan skor total menggunakan rumus:
̅
pembeda sudah terwakili oleh nilai validitas. Jika validitasnya rendah maka nilai
daya pembedanya juga rendah, begitupun sebaliknya.
Kategori validitas butir soal disajikan dalam tabel 3.1.
Tabel 3.1 Kriteria Validitas Tes
Koefisien Korelasi Kriteria Validitas 0,80 1,00 Sangat Tinggi
Pengujian reliabilitas instrument dengan internal consistency, dilakukan
35
Dea Annisa Utami, 2015
PENERAPAN MOD EL PEMBELAJARAN INKUIRI ABD UKTIF UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS DAN PENGUASAAN KONSEP SISWA SMA PAD A MATERI D INAMIKA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu
dengan teknik tertentu. Hasil analisis ini dapat digunakan untuk memprediksi
reliabilitas sebuah instrument.
Pengujian reliabilitas instrument dapat dilakukan dengan menggunakan
rumus KR 20 adalah rumus dari Kuder dan Richardson yang ke 20 pada tahun
1937. Teknik ini merupakan teknik untuk mencari koefisien reliabilitas untuk
menggambarkan variasi dari sebuah instrument. Penggunaan rumus KR 20 karena
bentuk instrumen yang digunakan adalah soal objektif yaitu soal pilihan ganda
dengan skor biserial (salah = 0 dan benar = 1).
Tabel 3.2 Kriteria Reliabilitas Tes Koefisien Korelasi Kriteria Reliabilitas
0,80< 1,00 Sangat Tinggi
Tingkat kesukaran item soal adalah proporsi keseluruhan siswa yang
menjawab benar pada item soal. Soal yang baik digunakan dalam penelitian
adalah soal yang tidak terlalu mudah dan tidak terlalu susah. Tingkat kesukaran
dihitung berdasarkan rumus:
36
Dea Annisa Utami, 2015
PENERAPAN MOD EL PEMBELAJARAN INKUIRI ABD UKTIF UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS DAN PENGUASAAN KONSEP SISWA SMA PAD A MATERI D INAMIKA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu
Keterangan:
P = Indeks kesukaran
B = Jumlah siswa yang menjawab benar JS = Jumlah seluruh siswa peserta test
Tingkat kesukaran dibedakan menjadi beberapa jenis:
Tabel 3.3
Kriteria Tingkat kesukaran Tes
Batasan Kriteria Tingkat Kesukaran
0,85 < P ≤ 1,00 Sangat Mudah
0,70 < P ≤ 0,85 Mudah 0,30 < P ≤ 0,70 Sedang 0,15 < P ≤ 0,30 Sukar
0,00 < P ≤ 0,15 Sangat Sukar
(Karno To, 1996, hlm. 23)
2. Hasil Pengujian Instrumen
Uji coba ini dilakukan kepada siswa yang memiliki kesamaan karakter
dengan siswa yang akan menjadi sampel penelitian. Uji coba instrumen dilakukan
kepada siswa SMA kelas XII di sekolah yang sama.
Adapun hasil uji coba instrumen keterampilan berpikir kritis dan
penguasaan konsep sebagai berikut:
37
Dea Annisa Utami, 2015
PENERAPAN MOD EL PEMBELAJARAN INKUIRI ABD UKTIF UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS DAN PENGUASAAN KONSEP SISWA SMA PAD A MATERI D INAMIKA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu
Gambar 3.3
Sebaran Validitas Ponint Biserial dan Tingkat Kesukaran
Instrumen Keterampilan Berpikir Kritis
Hasil analisis ujicoba instrumen keterampilan berpikir kritis, dapat
diketahui bahwa dari uji validitas item terdapat 33% dengan kategori sangat
rendah 22% dengan kategori rendah, 39% dengan kategori cukup, dan 6% yang
memiliki nilai validitas negatif. Uji reliabilitas memiliki nilai 0,24 dengan
kategori rendah. Uji tingkat kesukaran terdapat 22% dengan kategori sangat sukar,
28% dengan kategori sukar, 28% dengan kategori sedang, 6% dengan kategori
mudah, dan 11% dengan kategori sangat mudah.
Berdasarkan data di atas, maka sebanyak 15 butir soal tes keterampilan
berpikir kritis dapat digunakan sebagai instrumen penelitian, dan tiga butir soal
dibuang yaitu butir soal nomor 1, 7, dan 10 karena validitasnya bernilai negatif
dan sangat rendah. Validitas yang bernilai negatif ini disebabkan oleh skor
rata-rata dari skor totalnya lebih besar dari skor rata-rata-rata-rata item untuk butir yang dijawab
benar. Tetapi ada beberapa soal walaupun memiliki validitas sangat rendah dan
rendah masih tetap dipakai karena selain analisis statistiknya secara empirik
namun dengan mempertimbangkan hasil judgment yang menguji construct oleh
-0,2
38
Dea Annisa Utami, 2015
PENERAPAN MOD EL PEMBELAJARAN INKUIRI ABD UKTIF UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS DAN PENGUASAAN KONSEP SISWA SMA PAD A MATERI D INAMIKA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu
dosen yang ahli dibidangnya dan dilakukan uji content yaitu dilihat apakah soal
yang mempunyai nilai validitas sangat rendah telah terwakili baik dalam indikator
keterampilan berpikir kritis atau dalam keterwakilan konsep yang akan diujikan.
Seperti soal nomor 12 mempunyai nilai validitas 0 dengan kategori sangat rendah,
nilai tingkat kesukaran 0 dengan kategori sangat sukar, tetapi karena dilihat dari
indikator keterampilan berpikir kritis dan konsep yang diujikan tidak terwakili
maka soal ini tetap dipakai, begitu juga dengan soal lainnya.
b. Penguasaan Konsep
Gambar 3.4
Sebaran Validitas Ponint Biserial dan Tingkat Kesukaran
Instrumen Penguasaan Konsep
Hasil analisis ujicoba instrumen pengetahuan konsep, dapat diketahui
bahwa dari uji validitas item terdapat 15% dengan kategori sangat rendah, 10%
dengan kategori rendah, 35% dengan kategori cukup, 20% dengan kategori tinggi,
dan 20% yang memiliki nilai validitas negatif. Uji reliabilitas memiliki nilai 0,41
dengan kategori cukup. Uji tingkat kesukaran terdapat 5% dengan kategori sangat
-0,6
39
Dea Annisa Utami, 2015
PENERAPAN MOD EL PEMBELAJARAN INKUIRI ABD UKTIF UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS DAN PENGUASAAN KONSEP SISWA SMA PAD A MATERI D INAMIKA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu
sukar, 10% dengan kategori sukar, 60% dengan kategori sedang, 5% dengan
kategori mudah, dan 20% dengan kategori sangat mudah.
Berdasarkan data di atas, maka sebanyak 16 butir soal tes pengetahuan
konsep dapat digunakan sebagai instrumen penelitian, dan empat butir soal
dibuang yaitu butir soal nomor 7, 8, 10, dan 19 karena validitasnya bernilai
negatif dan sangat rendah. Validitas yang bernilai negatif ini disebabkan oleh skor
rata-rata dari skor totalnya lebih besar dari skor rata-rata item untuk butir yang
dijawab benar. Tetapi ada beberapa soal walaupun memiliki validitas negatif,
sangat rendah dan rendah masih tetap dipakai karena selain analisis statistiknya
secara empirik namun dengan mempertimbangkan hasil judgment yang menguji
construct oleh dosen yang ahli dibidangnya dan dilakukan uji content yaitu dilihat
apakah soal yang mempunyai nilai validitas sangat rendah telah terwakili dalam
indikator penguasaan konsep atau dalam keterwakilan konsep yang akan diujikan.
Seperti soal nomor 1 mempunyai nilai validitas negatif, nilai daya pembeda
negatif, dan tingkat kesukaran sedang tetpai karena dilihat dari indikator
pengetahuan konsep dan konsep yang diujikan tidak terwakili maka soal ini tetap
dipakai, begitu juga dengan soal lainnya.
H. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui pengetahuan awal siswa, siswa diberikan pretest soal
penguasaan konsep dan soal keterampilan berpikir kritis sebelum perlakuan
dengan menggunakan model pembelajaran inkuiri abduktif dilakukan. Tes
dikumpulkan dan diberi nilai.
2. Pelakuan dilakukan dengan menggunakan model pembelajaran inkuiri abduktif
pada materi dinamika selama perlakuan terdapat observer yang mengamati,
menilai dan mengisi lembar observasi keterlaksanaan model inkuiri abduktif.
3. Setelah pembelajaran siswa diberikan posttest untuk mengetahui kemampuan
40
Dea Annisa Utami, 2015
PENERAPAN MOD EL PEMBELAJARAN INKUIRI ABD UKTIF UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS DAN PENGUASAAN KONSEP SISWA SMA PAD A MATERI D INAMIKA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu
setelah menggunakan model pembelajaran inkuiri abduktif kemudian tes
dikumpulkan dan diberi nilai.
I. Teknik Pengolahan Data
Penghitungan N-Gain dimaksudkan untuk mengetahui peningkatan yang
sesungguhnya dari hasil pretest dan postest keterampilan berpikir kritis dan
penguasaan konsep siswa pada materi dinamika setelah pembelajaran dengan
menggunakan model pembelajaran inkuiri abduktif. Untuk menghindari hasil
kesimpulan bias dalam penelitian, maka skor pretest dinormalisasi terlebih dahulu
dengan skor totalnya. Untuk menghitung N-Gain digunakan rumus yang
dikembangkan oleh Hake (1999, hlm. 1).
Keterangan:
= Rata-rata gain yang dinormalisasi
= Rata-rata gain aktual
= Gain maksimum yang mungkin terjadi
= Rata-rata skor tes awal
= Rata-rata skor tes akhir
Klasifikasi nilai gain ditunjukkan oleh tabel dibawah ini:
Tabel 3.4 Klasifikasi Nilai Gain
Klasifikasi
Tinggi
Sedang
Rendah
55 Dea Annisa Utami, 2015
PENERAPAN MOD EL PEMBELAJARAN INKUIRI ABD UKTIF UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS DAN PENGUASAAN KONSEP SISWA SMA PAD A MATERI D INAMIKA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan data dan analisis hasil penelitian yang telah dilakukan di salah satu
SMA Negeri di kota Bandung kelas X mengenai penerapan model pembelajaran
inkuiri abduktif pada pokok bahasan dinamika untuk meningkatkan keterampilan
berpikir kritis dan penguasaan konsep siswa, diperoleh kesimpulan:
1. Secara keseluruhan keterampilan berpikir kritis mengalami peningkatan dengan
kategori sedang setelah penerapan model pembelajaran inkuiri abduktif yang
ditunjukkan dengan nilai rata-rata gain yang dinormalisasi. Semua aspek
keterampilan berpikir kritis yaitu aspek interpretasi, aspek analisis, aspek
evaluasi, aspek inferensi dan aspek eksplanasi mengalami peningkatan dengan
kategori sedang.
2. Secara keseluruhan penguasaan konsep mengalami peningkatan dengan kategori
sedang setelah penerapan model pembelajaran inkuiri abduktif yang ditunjukkan
dengan nilai rata-rata gain yang dinormalisasi. Semua aspek penguasaan konsep
yaitu aspek mengingat, apek pemahaman dan aspek analisis mengalami
peningkatan dengan kategori sedang.
B. Saran
Setelah penulis melakukan penelitian mengenai model pembelajaran inkuiri
abduktif untuk meningkatkan keterampilan berpikir kritis dan penguasaan konsep
siswa, maka penulis menyarankan:
1. Penelitian ini hanya mengukur lima indikator keterampilan berpikir kritis
menurut Facione yaitu interpretasi, analisis, evaluasi, inferensi dan eksplanasi.
Sehingga untuk penelitian selanjutnya diharapkan keenam indikator dapat diukur
56
56 Dea Annisa Utami, 2015
PENERAPAN MOD EL PEMBELAJARAN INKUIRI ABD UKTIF UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS DAN PENGUASAAN KONSEP SISWA SMA PAD A MATERI D INAMIKA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu
2. Indikator penguasaan konsep yang digunakan hanya sistem kognitif. Untuk
penelitian selanjutnya dapat mengembangkan indikator lain seperti sitem
metakognitif, sistem diri dan domain pengetahuan.
3. Keterampilan berpikir kritis dan penguasaan konsep lebih baik dilatihkan dalam
waktu yang relatif lebih lama dan tidak hanya satu konsep saja, agar
mendapatkan hasil yang lebih akurat.
4. Desain penelitian hanya menggunakan one-group pretest-posttest design
diharapkan dalam penelitian selanjutnya menggunakan desain penelitian yang
Dea Annisa Utami, 2015
PENERAPAN MOD EL PEMBELAJARAN INKUIRI ABD UKTIF UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS DAN PENGUASAAN KONSEP SISWA SMA PAD A MATERI D INAMIKA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu DAFTAR PUSTAKA
... (2000). “Desain Proyek Efektif: Kerangka Kerja Kecakapan Berpikir
Taksonomi Baru Marzano”. Intel® Teach Program Assessing Projects
Arikunto, S. (2009). Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan (Edisi Revisi). Jakarta: Bumi Aksara
Dahar, R. W. (1996). Teori-teori Belajar. Jakarta: Erlangga
Ennis, R. H. (2000). At Outline Goals for a Critical Thinking Curriculum and its Assessment. [Online]. Tersedia: http://criticalthinking.net [12 Agustus 2014]
Facione, Peter A. (1990). “Critical Thinking: A Statement of Expert Consensus for Purposes of Educational Assessment and Instruction”. California Academic Press.
Facione, Peter A. (2013). “Critical Thinking: What It Is and Why It Counts”.
Insight Assessment.
Gauderis, Tjrerk, Van de Putte, Frederik. (2012). “Abduction of Generalizations”.
Theoria 75 (2012): 345-363
Hafsah, Elly. (2013). Penerapan Model Pembelajaran Learning Cycle 7E
Berbantuan Komputer untuk Meningkatkan Penguasaan Konsep dan Keterampilan Berpikir Kritis Siswa pada Materi Fluida Statis.
Hake, Richard R. (1999). “Analyzing Change/Gain Scores”. Dept. of Physics,
Indiana University.
Hakiim, Azafilmi. “Konsep Dasar Berfikir Ilmiah dengan Penalaran deduktif,
Induktif, dan Abduktif”.Jurnal Pendidikan Program Pasca Sarjana
Magister Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Diponegoro.
Hanadawanuri, (2011). Pengaruh Peningkatan Keterampilan Berpikir Kritis terhadap Peningkatan Prestasi Belajar Siswa dalam Penerapan Model Pembelajaran Inquiry. Skripsi Pendidikan Fisika UPI. Bandung: Tidak Diterbitkan.
Joyce, B., Marsha W, dan Emily C. (2009) Models of Teaching edisi kedelapan.
Yogyakarta: Putaka Pelajar.
Kamus Besar Bahasa Indonesia [Offline]. Tersedia:
http://salafiyunpad.wordpress.com/2010/09/03/download-gratis-kbbi-kamus-besar-bahasa-indonesia/
Kanginan, Marthen. (2013). Fisika untuk SMA/MA Kelas X. Bandung: Penerbit Erlangga
Dea Annisa Utami, 2015
PENERAPAN MOD EL PEMBELAJARAN INKUIRI ABD UKTIF UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS DAN PENGUASAAN KONSEP SISWA SMA PAD A MATERI D INAMIKA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu
Kusdiyono.(2011). Pendekatan, Strategi, Metode, Teknik, Taktik, dan Model
dalam Pembelajaran. [Online]. Tersedia:
https://kusdiyono.wordpress.com/2011/12/05/pendekatan-strategi-metode-teknik-taktik-dan- model-dalam-pembelajaran/ [15 Maret 2014]
Liew, C.W. (2004). The Effectiveness of Science and Identifyng Their Level of Archivement. [Online]. Tersedia: http://adt.curtin.edu.au/these/avaible/adt-WCU20050228.145638/unrestricted/01Front.pdf [15 Maret 2014]
Makmun, Abin Syamsudin. (2004). Psikologi Kependidikan. Bandung: Rosda.
Maulana, (2011). Penerapan Pembelajaran Inkuiri Terbimbing untuk Meningkatkan Keterampilan Berpikir Kritis dan Hasil Belajar Ranah Kognitif Siswa. Skripsi Pendidikan Fisika UPI. Bandung: Tidak Diterbitkan.
Mulyani, Desy. (2013). Penggunaan Strategi Predict-Observe-Explain untuk Meningkatkan Penguasaan Konsep Siswa SMP pada Materi Tekanan.
Skripsi Pendidikan Fisika UPI. Bandung: Tidak Diterbitkan.
Muttohar, Khoiri. (2013). Teori tentang Proses Kelupaan. [Online]. Tersedia: m.kompasiana.com [6 Januari 2015]
Nugraha, Muhammad Gina. (2011). Model Pembelajaran Inkuiri Berbantuan Simulasi Komputer untuk Meningkatkan Penguasaan Konsep dan Korelasinya dengan Keterampilan Berpikir Kritis Siswa Kelas XI pada Pokok Bahasan Fluida Statis. Tesis Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam UPI. Bandung: Tidak Diterbitkan
Oh, Jun-Young. (2013). “Understanding Natural Science Based on Abductive
Inference: Continental Drift”. Springer Science+Business Media
Dordrecht 2013
Oh, Phil Seok. (2010). “How can Teachers Help Students Formulate Scientific Hypotheses? Some Strategies Found in Abductive Inquiry Activities of Earth Science”. International Journal of Science Education.
Pemerintah Republik Indonesia. (2013). Peraturan Menteri Pendidikan No. 65 Tahun 2013 tentang Standar Proses Pendidikan Dasar dan Menengah.
Jakarta
Pemerintah Republik Indonesia. (2013). Peraturan Pemerintah No. 32 Tahun 2013 tentang Standar Nasional Pendidikan. Jakarta
Putri, Finoli Marta. (2013). Pengaruh Penerapan Kombinasi Metode Inkuiri dan Pengajaran Timbal Balik terhadap Capaian Pemahaman Konsep dan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa pada Konsep Dinamika Partikel. Tesis Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam. Bandung: Tidak Diterbitkan.
Dea Annisa Utami, 2015
PENERAPAN MOD EL PEMBELAJARAN INKUIRI ABD UKTIF UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS DAN PENGUASAAN KONSEP SISWA SMA PAD A MATERI D INAMIKA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu
Saepuzaman, Duden. (2011). Penerapan Model Pembelajaran Inkuiri dengan Kombinasi Eksperimen Nyata-Virtual pada Materi Rangkaian Listrik Arus Searah untuk Meningktakan Penguasaan Konsep dan Keterampilan Proses Sains Siswa SMA. Tesis Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam UPI. Bandung: Tidak Diterbitkan
Sanjaya. (2006). Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses. Jakarta: Kencana Pradana
Schurz, G. (2008). “Patterns of Abduction”.Springer Synthese 164:201-234.
Silberman, M. (2009). Active Learning: 101 Strategi Pembelajaran Aktif.
Yogyakarta: Pustaka Insan Madani
Sugiyono. (2013). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta