• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI ABDUKTIF UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS DAN PENGUASAAN KONSEP SISWA SMA PADA MATERI DINAMIKA.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI ABDUKTIF UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS DAN PENGUASAAN KONSEP SISWA SMA PADA MATERI DINAMIKA."

Copied!
36
0
0

Teks penuh

(1)

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI ABDUKTIF UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS DAN PENGUASAAN KONSEP SISWA SMA PADA MATERI DINAMIKA

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Departemen Pendidikan Fisika

Oleh

DEA ANNISA UTAMI 1102059

DEPARTEMEN PENDIDIKAN FISIKA

FAKULTAS PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

(2)

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul “Penerapan Model Pembelajaran Inkuri Abduktif untuk Meningkatkan Keterampilan Berpikir Kritis dan Penguasaan Konsep Siswa SMA pada Materi Dinamika” ini

beserta seluruh isinya sepenuhnya karya sendiri, dan saya tidak melakukan

penjiplakan atau pengutipan dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan etika

keilmuan yang berlaku dalam masyarakat keilmuan. Atas pernyataan ini, saya siap

menanggung resiko / sanksi yang dijatuhkan kepada saya apabila kemudian

ditemukan adanya pelanggaran terhadap etika keilmuan dalam karya saya ini, atau

ada klaim dari pihak lain terhadap keaslian karya saya ini.

Bandung, Januari 2015

Yang membuat pernyataan,

(3)

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI ABDUKTIF UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS DAN PENGUASAAN KONSEP SISWA SMA PADA MATERI DINAMIKA

Oleh

Dea Annisa Utami

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Fakultas Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

© Dea Annisa Utami 2015 Universitas Pendidikan indonesia

Februari 2015

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

(4)

DEA ANNISA UTAMI

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI ABDUKTIF UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS DAN PENGUASAAN KONSEP SISWA SMA PADA MATERI DINAMIKA

Disetujui dan disahkan oleh: Pembimbing I

Drs. Taufik Ramlan Ramalis, M.Si. NIP. 195404011986011001

Pembimbing II,

Duden Saepuzaman, M.Pd. NIP. 198510232012121001

Mengetahui,

Ketua Departemen Pendidikan Fisika

(5)

Dea Annisa Utami, 2015

PENERAPAN MOD EL PEMBELAJARAN INKUIRI ABD UKTIF UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS DAN PENGUASAAN KONSEP SISWA SMA PAD A MATERI D INAMIKA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu

i

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI ABDUKTIF UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS DAN PENGUASAAN KONSEP SISWA SMA PADA MATERI DINAMIKA

Dea Annisa Utami NIM. 1102059

Pembimbing I : Drs. Taufik Ramlan Ramalis, M.Si. Pembimbing II: Duden Saepuzaman, M.Pd Departemen Pendidikan Fisika, FPMIPA-UPI

ABSTRAK

Penelitian bertujuan untuk mengetahui peningkatan keterampilan berpikir kritis dan penguasaan konsep setelah penerapan model pembelajaran inkuiri abduktif pada siswa SMA. Penelitian ini dilatarbelakangi oleh rendahnya penguasaan konsep dan keterampilan berpikir kritis dari hasil studi pendahuluan di sekolah yang sama. Penelitian ini menggunakan pre eksperimen dan desain penelitian one-group pretest-posttest design yang melibatkan 33 siswa kelas X di salah satu SMA di kota Bandung. Aspek keterampilan berpikir kritis yang diukur adalah interpretasi, analisis, evaluasi, inferensi, dan eksplanasi, sedangkan aspek penguasaan konsep yang diukur adalah mengingat, pemahaman dan analalisis. Hasil analisis dari skor pretest-posttest didapatkan bahwa model pembelajaran inkuiri abduktif dapat meningkatkan keterampilan berpikir kritis dengan nilai rata-rata gain yang dinormalisasi 0,47 dengan kategori sedang. Jika ditinjau tiap aspek, semua aspek keterampilan berpikir kritis dengan kategori sedang, aspek eksplanasi menunjukan peningkatan paling besar yaitu 0,68. Model pembelajaran inkuiri abduktif ini juga dapat meningkatkan penguasaan konsep dengan nilai rata-rata gain yang dinormalisasi 0,62. Semua aspek penguasaan konsep meningkat dengan kategori sedang, aspek analisis menunjukan peningkatan yang paling besar yaitu sebesar 0,65.

(6)

Dea Annisa Utami, 2015

PENERAPAN MOD EL PEMBELAJARAN INKUIRI ABD UKTIF UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS DAN PENGUASAAN KONSEP SISWA SMA PAD A MATERI D INAMIKA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu

ii

THE APPLICATION OF ABDUCTIVE INQUIRY LEARNING MODEL TO KNOW ENHANCE PROGRESS IN CRITICAL THINKING SKILLS

AND MASTERY OF THE CONCEPT OF PHYSICS STUDENTS AT SENIOR HIGH SCHOOL IN DYNAMICS

Dea Annisa Utami NIM. 1102059

ABSTRACT

The aims of this study to determine the increase in critical thinking skills and mastery of the concept after the application of abductive inquiry learning model at high school students. This research is motivated by the lack of mastery of concepts and critical thinking skills of the preliminary study in the same school. This study used a pre-experimental research design and one- group pretest-posttest design involving 33 students of class X in one high school in Bandung. Aspects of critical thinking skills measured is the interpretation, analysis, evaluation, inference, and explanatory, while the measured aspects of mastery of concepts is remain, understanding and analalisis. The results of analysis of pretest-posttest scores showed that abductive inquiry learning model can improve critical thinking skills with an average value of 0.47 with a normalized gain medium category. If considered each aspect, all aspects of critical thinking skills with moderate category, explanatory aspects showed the greatest increase is 0.68. Abductive inquiry learning model can also improve the mastery of concepts with an average value of 0.62 normalized gain. All aspects of the concept of mastery increases the medium category, the aspect of the analysis showed the greatest increase in the amount of 0.65

(7)

iv

Dea Annisa Utami, 2015

PENERAPAN MOD EL PEMBELAJARAN INKUIRI ABD UKTIF UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS DAN PENGUASAAN KONSEP SISWA SMA PAD A MATERI D INAMIKA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu DAFTAR ISI

BAB II INKUIRI ABDUKTIF, KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS, PENGUASAAN KONSEP DAN KONSEP DINAMIKA... 7

A. Inkuiri Abduktif... 7

B. Keterampilan Berpikir Kritis... 11

C. Penguasaan Konsep ... 15

D. Konsep Dinamika ... 19

E. Hubungan Sintaks Model Pembelajaran Inkuiri Abduktif dengan Keterampilan Berpikir Kritis dan penguasaan Konsep... 23

F. Penelitian yang Relevan ... 24

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 26

A. Populasi dan Sampel Penelitian... 26

B. Metode Penelitian ... 26

C. Desain Penelitian ... 26

D. Definisi Operasional ... 27

E. Prosedur Penelitian ... 29

F. Instrumen Penelitian ... 32

G. Pengujian Instrumen ... 33

H. Teknik Pengumpulan Data ... 38

I. Teknik Pengolahan Data... 39

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 40

A. Keterlaksanaan Model Pembelajaran Inkuiri Abduktif ... 40

(8)

v

Dea Annisa Utami, 2015

PENERAPAN MOD EL PEMBELAJARAN INKUIRI ABD UKTIF UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS DAN PENGUASAAN KONSEP SISWA SMA PAD A MATERI D INAMIKA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu

C. Peningkatan Penguasaan Konsep ... 49

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 55

A. Kesimpulan ... 55

B. Saran ... 55

(9)

vi

Dea Annisa Utami, 2015

PENERAPAN MOD EL PEMBELAJARAN INKUIRI ABD UKTIF UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS DAN PENGUASAAN KONSEP SISWA SMA PAD A MATERI D INAMIKA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu DAFTAR TABEL

halaman

Tabel 1.1 Hasil Tes Studi Pendahuluan Keterampilan Berpikir Kritis Siswa .... 2

Tabel 2.1 Pola Penalaran Abduktif ... 9

Tabel 2.2 Keterkaitan Model Pembelajaran Inkuiri Abduktif dengan Indikator Keterampilan Berpikir Kritis dan Indikator Penguasaan Konsep ... 25

Tabel 3.1 Kriteria Validitas Tes ... ... 34

Tabel 3.2 Kriteria Reliabilitas Tes... 35

Tabel 3.3 Kriteria Tingkat Kesukaran Tes... ... 35

Tabel 3.4 Klasifikasi N-Gain ... 39

Tabel 4.1 Rekapitulasi Skor Keterampilan Berpikir Kritis Keseluruhan ... 43

Tabel 4.2 Rekapitulasi Skor Keterampilan Berpikir Kritis Tiap Aspek ... 45

Tabel 4.3 Rekapitulasi Skor Penguasaan Konsep Keseluruha n ... 49

(10)

vii

Dea Annisa Utami, 2015

PENERAPAN MOD EL PEMBELAJARAN INKUIRI ABD UKTIF UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS DAN PENGUASAAN KONSEP SISWA SMA PAD A MATERI D INAMIKA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu

DAFTAR GAMBAR

halaman

Gambar 2.1 Tahap Model Inkuiri Abduktif ... 10

Gambar 2.2 Gaya Normal pada Bidang Datar dan Bidang Miring ... 21

Gambar 2.3 Gaya Tegangan Tali ... 22

Gambar 2.4 Grafik Gaya Gesek ... 22

Gambar 3.1 Rancangan Desain Penelitian ... 22

Gambar 3.2 Alur Prosedur Penelitian ... 27

Gambar 3.3 Sebaran Validitas Point Biserial dan Tingkat Kesukaran Instrumen Keterampilan Berpikir Kritis ... 36

Gambar 3.4 Sebaran Validitas Point Biserial dan Tingkat Kesukaran Instrumen Penguasaan Konsep ... 37

Gambar 4.1 Diagram Peningkatan Keterampilan Berpikir Kritis Keseluruhan ... 44

Gambar 4.2 Diagram Peningkatan Keterampilan Berpikir Kritis Tiap Aspek (Pretest-Posttest) ... 45

Gambar 4.3 Diagram Peningkatan Keterampilan Berpikir Kritis Tiap Aspek (Rata-rata Gain yang Dinormalisasi) ... 46

Gambar 4.4 Diagram Peningkatan Penguasaan Konsep Keseluruhan ... 50

Gambar 4.5 Diagram Peningkatan Penguasaan Konsep Tiap Aspek ( Pretest-Posttest) ... 51

Gambar 4.6 Diagram Peningkatan Penguasaan Konsep Tiap Aspek (Rata-rata Gain yang Dinormalisasi ... 51

(11)

1

Dea Annisa Utami, 2015

PENERAPAN MOD EL PEMBELAJARAN INKUIRI ABD UKTIF UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS DAN PENGUASAAN KONSEP SISWA SMA PAD A MATERI D INAMIKA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Permendikbud No. 65 Tahun 2013 tentang Standar Proses Pendidikan Dasar

dan Menengah menyatakan bahwa proses pembelajaran harus menggunakan

pendekatan ilmiah (scientific approach) di semua mata pelajaran. Pendekatan

ilmiah ini merupakan ciri khas dan kekuatan dari kurikulum 2013.

Komponen-komponen dari pendekatan ilmiah ini adalah mengamati, menanya, mencoba,

mengolah, menyajikan, menyimpulkan, dan mencipta. Komponen-komponen ini

harus dimunculkan dalam proses pembelajaran, namun bukanlah sebagai suatu

siklus. Sesuai dengan kurikulum 2013, proses pembelajaran harus melibatkan

siswa, sehingga siswa akan lebih aktif dan lebih memahami materi yang

disampaikan oleh guru. Proses belajar yang melibatkan siswa ini bersifat student

centered.

Mata pelajaran fisika sebagai salah satu mata pelajaran dalam rumpun Ilmu

Pengetahuan Alam (IPA) diberikan pada siswa Sekolah Menengah Pertama

(SMP) dan Sekolah Menengah Atas (SMA). Peraturan Pemerintah No 32 Tahun

2013 tentang standar nasional pendidikan menerangkan bahwa:

“fisika termasuk bahan kajian ilmu pengetahuan alam, dimaksudkan untuk mengembangkan pengetahuan, pemahaman, dan kemampuan analisis peserta didik terhadap lingkungan alam dan sekitarnya, serta membudayakan proses berpikir secara kritis, kreatif, dan mandiri”.

Uraian di atas menjelaskan bahwa mata pelajaran fisika dimaksudkan untuk

melatih siswa selain dapat menguasai pengetahuan, konsep, prinsip fisika, dan

mampu menganalisis fenomena-fenomena di sekitar, serta memiliki kecakapan

ilmiah, siswa juga harus memiliki keterampilan proses, keterampilan berpikir

(12)

2

Dea Annisa Utami, 2015

PENERAPAN MOD EL PEMBELAJARAN INKUIRI ABD UKTIF UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS DAN PENGUASAAN KONSEP SISWA SMA PAD A MATERI D INAMIKA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu

Dalam proses pembelajaran, guru berperan menumbuhkan dan

mengembangkan keterampilan berpikir siswa dalam memecahkan masalah. Salah

satu keterampilan berpikir yang harus dikembangkan adalah keterampilan berpikir

kritis. Keterampilan ini merupakan salah satu modal dasar atau modal intelektual

yang penting bagi setiap individu. Oleh karena itu, pengembangan keterampilan

ini menjadi sangat penting di setiap jenjang pendidikan.

Facione (2013) menyatakan bahwa keterampilan berpikir kritis sangat

penting karena dapat membuat siswa terampil dalam memecahkan masalah yang

diberikan oleh guru dalam pembelajaran maupun dalam kehidupan sehari-hari.

Hal inilah yang menyebabkan keterampilan berpikir kritis penting untuk

dilatihkan karena kegiatan pembelajaran seharusnya bukan hanya bertujuan

mengarahkan siswa untuk memperoleh nilai semata. Kurangnya pengembangan

keterampilan berpikir kritis pada pembelajaran ini juga dapat mengarahkan

anak-anak pada kebiasaan melakukan berbagai kegiatan tanpa mengetahui tujuan dan

mengapa mereka melakukannya.

Hasil studi pendahuluan yang dilakukan di salah satu sekolah di kota

Bandung dengan menguji cobakan tes keterampilan berpikir kritis dan penguasaan

konsep yang sudah divalidasi untuk materi dinamika didapatkan hasil:

Tabel 1.1

Hasil Tes Pendahuluan Keterampilan Berpikir Kritis Siswa

Indikator Keterampilan Berpikir Kritis

Presentase Capaian Keterangan

Interpretasi 36,00 % Rendah

Analisis 39,00 % Rendah

Evaluasi 46,33 % Cukup

Inferensi 10,00 % Sangat Rendah

Eksplanasi 52,67 % Cukup

Hasil wawancara dengan guru dan hasil angket yang diberikan kepada siswa

pada umumnya siswa mengalami kesulitan dalam memahami konsep fisika dilihat

dari hasil tes penguasaan konsep siswa ternyata hanya 20,93% siswa yang

nilainya di atas KKM yaitu 75. Hasil observasi yang dilakukan peneliti selama

(13)

3

Dea Annisa Utami, 2015

PENERAPAN MOD EL PEMBELAJARAN INKUIRI ABD UKTIF UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS DAN PENGUASAAN KONSEP SISWA SMA PAD A MATERI D INAMIKA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu

mengalami kesulitan untuk memahami konsep fisika dan mengembangkan

keterampilan berpikir kritisnya.

Perlu adanya upaya untuk memperbaiki proses pembelajaran agar siswa

lebih aktif dan terlibat langsung dalam pembelajaran. Adanya keterlibatan siswa

dalam proses pembelajaran akan memudahkan siswa dalam menemukan dan

memahami konsep yang dipelajarinya. Semakin aktif siswa terlibat dalam proses

pembelajaran, diharapkan semakin terasah pengembangan keterampilan berpikir

kritisnya. Hal ini sejalan dengan Arsyad keterlibatan organ mata, telinga, dan

aktifitas fisik lain dalam belajar akan membuat informasi yang diterima lebih

mudah dimengerti oleh siswa (Ridwan, 2010, hlm. 3).

Banyak faktor yang menyebabkan rendahnya penguasaan konsep dan

keterampilan berpikir kritis siswa, Menurut Munir (dalam Ridwan 2010, hlm. 34),

faktor lain yang menentukan peningkatan keberhasilan proses belajar diantaranya:

keadaan motivasi siswa, tingkat intelektual siswa, keadaan sosial, ekonomi dan

pendidikan keluarga, proses belajar, jenis tes, kurikulum dan guru.

Diperlukan sebuah model pembelajaran yang memudahkan siswa dalam

menguasai konsep fisika dan melatih keterampilan berpikir kritis siswa salah

satunya dengan model pembelajaran inkuiri abduktif. Pembelajaran berbasis

inkuiri dipandang sesuai, karena dalam pembelajaran siswa diberi keleluasaan

untuk mencari dan menemukan pengetahuan sendiri (Nugraha, 2011, hlm. 4).

Dalam inkuiri abduktif, siswa dihadapkan pada masalah autentik (nyata) atau

fenomena alam, dan penyebab fenomena itu terjadi sehingga diharapkan dapat

menyusun pengetahuannya sendiri, membuat siswa lebih akif, menumbuh dan

mengembangkan keterampilan berpikir tingkat tinggi, memandirikan siswa, dan

meningkatkan kepercayaan diri.

Metode inkuiri abduktif juga menggunakan pendekatan ilmiah, dimana

siswa dapat mengeksplorasi fenomena, memeriksa hipotesis dengan

pengumpulan-pengumpulan data, menyeleksi hipotesis dengan membandingkan

data-data yang diperoleh sebelumnya, dan siswa dapat memecahkan masalah serta

(14)

4

Dea Annisa Utami, 2015

PENERAPAN MOD EL PEMBELAJARAN INKUIRI ABD UKTIF UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS DAN PENGUASAAN KONSEP SISWA SMA PAD A MATERI D INAMIKA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu

atau masalah sebelum tahap penjelasan, maka siswa dapat kembali ke tahap

sebelumnya. Keempat komponen inkuiri abduktif ini dilakukan siswa secara

mandiri dengan bimbingan guru, ini sesuai dengan pengembangan kurikulum

2013. Model pembelajaran inkuiri, materi pelajaran yang didapatkan siswa akan

lebih mudah diingat, lebih mudah diaplikasikan pada kondisi yang berbeda, dapat

memunculkan motivasi belajar, dapat melatih kecakapan berpikir secara terbuka,

dapat meningkatkan penguasaan konsep, mengembangkan sikap ilmiah, dapat

mengembangkan pemahaman siswa yang mendalam tentang konsep sains dan

dapat mengembangkan keteramilan berpikir kritis (Bruner dalam Dahar, 1989,

hlm. 103).

Selain itu, beberapa penelitian yang telah dikembangkan sebelumnya dalam

implementasi model pembelajaran inkuiri menunjukan hasil positif dari

penggunaannya terhadap peningkatan keterampilan berpikir kritis dan penguasaan

konsep siswa. Penelitian yang relevan salah satunya adalah penelitian Maulana

(2011) menunjukkan hasil bahwa model pembelajaran inkuiri terbimbing dapat

meningkatkan keterampilan berpikir kritis dan hasil belajar ranah kognitif siswa

SMA dengan nilai rata-rata gain yang dinormalisasi dalam kategori sedang,

penelitian Hanadawanuri (2011) didapatkan hasil bahwa model pembelajaran

inkuiri dapat meningkatkan keterampilan berpikir kritis dengan kategori tinggi

dan dapat meningkatkan prestasi belajar siswa dengan kategori sedang, penelitian

Putri (2013) didapatkan hasil bahwa capaian pemahaman konsep metode inkuiri

lebih baik dibandingkan dengan kombinasi metode inkuiri dan pengajaran timbal

balik dan capaian keterampilan berpikir kritis bahwa kombinasi metode inkuiri

dan pengajaran timbal balik lebih baik dibandingkan dengan metode inkuiri.

Berdasarkan pemaparan di atas maka penulis tertarik untuk meneliti

pengaruh penggunaan model pembelajaran inkuiri abduktif terhadap peningkatan

(15)

5

Dea Annisa Utami, 2015

PENERAPAN MOD EL PEMBELAJARAN INKUIRI ABD UKTIF UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS DAN PENGUASAAN KONSEP SISWA SMA PAD A MATERI D INAMIKA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang di atas, adapun rumusan dalam penelitian

ini adalah:

1. Bagaimana peningkatan keterampilan berpikir kritis siswa setelah diterapkan

model pembelajaran inkuiri abduktif pada materi dinamika?

2. Bagaimana peningkatan penguasaan konsep siswa setelah diterapkan model

pembelajaran inkuiri abduktif pada materi dinamika?

C. Batasan Masalah

Adapun batasan masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Model yang digunakan dalam pembelajaran ini adalah model inkuiri abduktif

berdasarkan tahap-tahap Oh (2013, hlm. 5), meliputi: eksplorasi,

pemeriksaan, seleksi, dan penjelasan.

2. Keterampilan berpikir kritis yang diukur adalah indikator keterampilan

berpikir kritis menurut Facione (2013, hlm. 5). Dalam penelitian ini indikator

yang digunakan meliputi: interpretasi, analisis, evaluasi, inferensi dan

eksplanasi.

3. Penguasaan konsep yang diukur adalah indikator penguasaan konsep sesuai

dengan taksonomi Marzano (2000, hlm. 1). Dalam penelitian ini indikator

yang digunakan meliputi sistem kognitif yaitu yang mencakup mengingat

(retrieval), pemahaman (comprehension), dan analisis.

4. Model inkuiri abduktif diterapkan pada materi dinamika partikel di kelas X

semester satu.

D. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan rumusan masalah penelitian, maka tujuan dari penelitian ini

adalah:

1. Menyelidiki peningkatan penguasaan konsep siswa setelah diterapkan model

(16)

6

Dea Annisa Utami, 2015

PENERAPAN MOD EL PEMBELAJARAN INKUIRI ABD UKTIF UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS DAN PENGUASAAN KONSEP SISWA SMA PAD A MATERI D INAMIKA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu

2. Menyelidiki peningkatan keterampilan berpikir kritis siswa setelah diterapkan

model pembelajaran inkuiri abduktif pada materi dinamika.

E. Manfaat penelitian

Hasil penelitian penggunaan model pembelajaran inkuiri abduktif ini

diharapkan dapat memberikan manfaat bagi berbagai aspek, diantaranya:

1. Model pembelajaran inkuiri abduktif sebagai alternatif dalam penggunaan

model pembelajaran untuk meningkatkan keterampilan berpikir kritis dan

penguasaan konsep siswa terutama dalam pelajaran fisika.

2. Penelitian ini dapat dijadikan bahan rujukan untuk mengembangkan variabel

lain dari model pembelajaran inkuiri abduktif yang belum diteliti.

F. Struktur Organisasi

Struktur organisasi skripsi terdiri dari lima Bab dengan masing-masing bab

memiliki Sub Bab, diantaranya:

1. Bab I merupakan bab pendahuluan yang membahas tentang latar belakang

penelitian, rumusan masalah penelitian, batasan masalah penelitian, tujuan

penelitian, manfaat penelitian, dan struktur organisasi skripsi.

2. Bab II berisi kajian pustaka tentang model pembelajaran inkuiri abduktif,

keterampilan berpikir kritis dan penguasaan konsep.

3. Bab III berisi metodologi penelitian yang membahas tentang populasi dan

sampel penelitian, metode penelitian, desain penelitian, prosedur penelitian,

instrumen penelitian, teknik pengumpulan data dan pengolahahan data

4. Bab IV tentang temuan dan pembahasan yang menjelaskan temuan penelitian

dan pembahasan analisis temuan penelitian.

5. Bab V menjelaskan tentang kesimpulan dan saran dari hasil temuan untuk

(17)

26 Dea Annisa Utami, 2015

PENERAPAN MOD EL PEMBELAJARAN INKUIRI ABD UKTIF UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS DAN PENGUASAAN KONSEP SISWA SMA PAD A MATERI D INAMIKA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh kelas X yang berjumlah tujuh

kelas di SMA Negeri 4 Bandung tahun ajaran 2014-2015. Kriteria pemilihan

sekolah dikhususkan untuk sekolah yang sudah menerapkan kurikulum 2013.

Sekolah yang dipilih belum pernah menerapkan model yang akan diteliti terutama

dalam pelajaran fisika.

Sampel dalam penelitian ini diambil satu kelas yang dipilih secara random

(acak) yaitu siswa yang berada di kelas X MIA 2. Jumlah dalam satu kelas

sebanyak 33 siswa. Pemilihan sampel dilakukan dengan teknik cluster random

sampling dari populassi yang ada, teknik ini yaitu menetapkan kelas sampel

secara acak tanpa mengacak siswa di tiap kelasnya.

B. Metode Penelitian

Penelitian yang dilakukan merupakan penelitian eksperimen karena

menguji secara langsung pengaruh suatu variabel terhadapa variabel lainnya.

Tidak semua variabel penelitian dapat dikontrol kecuali variabel-variabel utama

sehingga jenis metode penelitian yang digunakan adalah pre experiment

(Sugiyono, 2013, 109).

Penelitian ini difokuskan pada penerapan model pembelajaran inkuiri

abduktif untuk meningkatkan keterampilan berpikir kritis dan penguasaan konsep

siswa. Variabel yang diukurnya adalah keterampilan berpikir kritis dan

penguasaan konsep siswa.

C. Desain Penelitian

Desain yang digunakan adalah One-Group Pretest-Posttest Design.

(18)

27

Dea Annisa Utami, 2015

PENERAPAN MOD EL PEMBELAJARAN INKUIRI ABD UKTIF UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS DAN PENGUASAAN KONSEP SISWA SMA PAD A MATERI D INAMIKA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu

diberi perlakuan siswa akan diberikan pretest sebagai tes awal untuk mengetahui

kemampuan siswa dalam penguasaan konsep dan kemampuan berpikir kritis,

kemudian siswa akan diberikan perlakuan dengan menggunakan model

pembelajaran inkuiri abduktif, dalam perlakuan terdapat observer untuk menilai

keterlaksanaan model pembelajaran inkuiri abduktif. Setelah diberi perlakuan

siswa akan diberikan posttest sebagai tes akhir untuk mengetahui sejauh mana

pengaruh model pembelajaran inkuiri abduktif.

Rancangan desain dari penelitian ini adalah:

Gambar 3.1

Rancangan Desain Penelitian Keterangan:

O1 : Tes awal

O2 : Tes akhir

X : Perlakuan dengan model pembelajaran inkuiri abduktif dan observasi keterlaksanaan model pembelajaran

(Sugiyono, 2013, hlm. 111).

D. Definisi Operasional

Definisi operasional dimaksudkan untuk menyamakan pandangan

mengenai beberapa istilah yang digunakan sebagai judul penelitian untuk

menghindari keselahan dalam penelitian.

1. Penerapan Model Pembelajaran Inkuiri Abduktif

Perlakuan dalam penelitian ini adalah model pembelajaran inkuiri abduktif.

Inkuiri abduktif adalah proses berlatih berpikir ilmiah atau bernalar dengan cara

menarik kesimpulan dari sebuah argumen atau teori yang sudah jelas

kebenarannya dari sebuah pengamatan yang telah dilakukan dengan menggunakan

pendekan inkuiri. Tahap-tahap inkuiri abduktif menurut Oh (2013, hlm. 5) sebagai

berikut: exploration (eksplorasi), examination (pemeriksaan), selection (seleksi),

dan explanation (penjelasan). Penerapan model pembelajaran inkuiri abduktif

dilakukan oleh guru dalam pembelajaran setelah dilakukannya pretest dan

(19)

28

Dea Annisa Utami, 2015

PENERAPAN MOD EL PEMBELAJARAN INKUIRI ABD UKTIF UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS DAN PENGUASAAN KONSEP SISWA SMA PAD A MATERI D INAMIKA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu

sebagai variabel yang diukur keterlaksanaannya untuk menyelidiki apakah model

ini dapat meningkatkan keterampilan berpikir kritis dan penguassan konsep siswa

sebagai variabel terikat. Terdapat dua orang observer untuk menilai

keterlaksanaan penerapan model pembelajaran inkuiri abduktif. Observer

diberikan lembar observasi yang berisi aktivitas pembelajaran guru dan aktivitas

pembelajaran siswa sesuai tahapan inkuiri abduktif dan diisi oleh observer dengan

cara memberikan tanda ceklist (√).

2. Meningkatkan Keterampilan Berpikir Kritis

Berpikir kritis merupakan tingkatan siswa ketika mampu menafsirkan,

menganalisis, mengevaluasi, menjelaskan, dan menarik kesimpulan dari konsep

dan ide. Berpikir kritis merupakan salah satu berpikir tingkat tinggi yang

digunakan untuk pembentukan sistem konesptual siswa Terdapat enam indikator

ketempilan berpikir kritis menurut Facione (2013, hlm. 5): interpretasi, analisis,

evaluasi, inferensi, eksplanasi, dan regulasi diri. Namun indikator yang digunakan

dalam penelitian ini adalah: interpretasi, analisis, evaluasi, inferensi dan

eksplanasi. Instrumen yang digunakan untuk mengukur keterampilan berpikir

kritis adalah soal pilihan ganda beralasan dengan 5 opsi jawaban. Instumen ini

awalnya diuji cobakan terlebih dahulu kemudian dihitung nilai reliabilitas,

validitas dan tingkat kesukaran. Kemudian instrumen keterampilan berpikir kritis

direvisi dan diujikan kepada siswa dalam bentuk pretest dan posttest. Pretest

digunakan untuk melihat kemampuan awal siswa dan posttest digunakan untuk

melihat kemampuan akhir siswa setelah diberi perlakuan. Untuk melihat sejauh

mana peningkatan keterampilan berpikir kritis dilakukan pengolahan data dari

nilai hasil pretest dan posttest dengan menggunakan N-Gain.

3. Meningkatkan Penguasaan Konsep

Penguasaan konsep adalah kemampuan menangkap pengertian-pengertian

seperti mampu mengungkapkan materi yang disajikan agar lebih dipahami,

mampu memberikan interpretasi dan mampu mengaplikasikannya dalam

(20)

29

Dea Annisa Utami, 2015

PENERAPAN MOD EL PEMBELAJARAN INKUIRI ABD UKTIF UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS DAN PENGUASAAN KONSEP SISWA SMA PAD A MATERI D INAMIKA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu

ketercapaian siswa selama proses pembelajaran. Indikator penguasaan konsep

yang digunakan dalam penelitian ini adalah sistem kognitif menurut taksonomi

Marzano, namun yang digunakan hanya mengingat, pemahaman, dan analisis.

Instrumen yang digunakan untuk mengukur penguasaan konsep adalah soal

pilihan ganda dengan 5 opsi jawaban. Instumen ini awalnya diuji cobakan terlebih

dahulu kemudian dihitung nilai reliabilitas, validitas dan tingkat kesukaran.

Kemudian instrumen penguasaan konsep direvisi dan diujikan kepada siswa

dalam bentuk pretest dan posttest. Pretest digunakan untuk melihat kemampuan

awal siswa dan posttest digunakan untuk melihat kemampuan akhir siswa setelah

diberi perlakuan. Untuk melihat sejauh mana peningkatan penguasaan konsep

dilakukan pengolahan data dari nilai hasil pretest dan posttest dengan

menggunakan N-Gain.

E. Prosedur Penelitian

Prosedur atau langkah-langkah yang dilakukan dalam penelitian ini dibagi

menjadi empat tahapan, yaitu:

a. Tahap Persiapan

1. Melakukan studi pendahuluan untuk mengetahui kegiatan pembelajaran, hasil

belajar siswa, dan kendala yang dihadapi guru dan siswa di sekolah. Studi

pendahuluan dilaksanakan dengan cara mengamati proses pembelajaran,

memberikan tes penguasaan konsep dan keterampilan berpikir kritis, serta

mewawancarai guru fisika. Studi pendahuluan dilakukan pada siswa kelas XII

di sekolah tempat penelitian yang telah belajar materi dinamika dengan

tujuan untuk mengetahui sejauh mana penguasaan konsep dan keterampilan

berpikir kritis siswa.

2. Melakukan studi kurikulum yaitu untuk menganalisis materi pada kurikulum,

kompetensi inti dan kompetensi dasar mata pelajaran fisika mengenai pokok

bahasan yang akan dijadikan penelitian

(21)

30

Dea Annisa Utami, 2015

PENERAPAN MOD EL PEMBELAJARAN INKUIRI ABD UKTIF UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS DAN PENGUASAAN KONSEP SISWA SMA PAD A MATERI D INAMIKA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu

4. Melakukan studi literatur yaitu mengkaji teori yang melandasi penelitian dan

mengkaji temuan-temuan pada penelitian sebelumnya

5. Menyusun perangkat pembelajaran yaitu Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

(RPP), instrumen penelitian yang berupa soal penguasaan konsep, soal

keterampilan berpikir kritis, dan lembar observasi

6. Mengkonsultasikan dan menjudgjment instrumen penelitian kepada dosen

pembimbing dan dosen ahli

7. Melakukan uji coba instrumen penelitian penguasaan konsep dan

keterampilan berpikir kritis yang telah di-judgment

8. Menganalisis hasil uji coba instrumen penelitian untuk menelihat kualitas

instrumen tes yang meliputi reliabilitas, validitas, tingkat kesukaran dan daya

pembeda tes, kemudian menentukan soal yang layak digunakan sebagai

insrumen penelitian

b. Tahap Pelaksanaan

1. Memberikan tes awal (pretest) untuk mengukur penguasaan konsep dan

keterampilan berpikir kritis siswa sebelum diberi perlakuan.

2. Memberikan perlakuan kepada sampel berupa penggunaan model

pembelajaran inkuiri abduktif

3. Selama proses pembelajaran berlangsung, observer menilai keterlaksanaan

model pembelajaran inkuiri abduktif pada lembar observasi

4. Memberikan tes akhir (posttest) untuk mengetahui peningkatan keterampilan

berpikir kritis dan penguasaan konsep siswa setelah perlakuan

c. Tahap Akhir

1. Mengolah data hasil pretest dan posttest untuk mengetahui peningkatan

keterampilan berpikir kritis dan penguasaan konsep dengan menggunakan

N-Gain.

2. Menganalisis keterlaksanaan model pembelajaran inkuiri abduktif

3. Memberikan kesimpulan dan saran berdasarkan hasil yang diperoleh dari

(22)

31

Dea Annisa Utami, 2015

PENERAPAN MOD EL PEMBELAJARAN INKUIRI ABD UKTIF UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS DAN PENGUASAAN KONSEP SISWA SMA PAD A MATERI D INAMIKA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu

4. Pembahasan temuan atau hasil penelitian dengan menggunakan kajian

pustaka

5. Penyusunan kesimpilan berdasarkan pengujian statistik

d. Tahap Penyusunan Laporan

Penyusunan laporan berdasarkan hasil, analisis, pembahasan dan kesimpulan

Alur penelitian yang dilakukan dalam penelitian dapat digambarkan

sebagai berikut:

Studi Pendahuluan

Penyusunan Rencana Pembelajaran dengan Model pembelajaran Inkuiri Abduktif dan Instrumen Penelitian

Rumusan Masalah

Kajian Literatur

Pretest

Proses Pembelajaran dengan Model Inkuiri

Abduktif

O b s e r v a s i

Kajian Kurikulum

Proposal Penelitian

Judgment

(23)

32

Dea Annisa Utami, 2015

PENERAPAN MOD EL PEMBELAJARAN INKUIRI ABD UKTIF UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS DAN PENGUASAAN KONSEP SISWA SMA PAD A MATERI D INAMIKA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu F. Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan dalam penelitian sebagai alat untuk

memperoleh data adalah soal tes tertulis, LKS, dan lembar observasi.

1) Tes Tertulis

Tes tertulis berisi soal-soal yang digunakan untuk mengetahui

keterampilan berpikir kritis dan penguasaan konsep siswa dalam materi dinamika

sebelum dan sesudah implementasi model pembelajaran inkuiri abduktif. Tes

untuk mengetahui keterampilan berpikir kritis digunakan soal pilihan ganda

dengan 5 opsi jawaban. Skor tes keterampilan berpikir kritis bernilai 1 apabila

jawabannya benar dan bernilai 0 apabila jawabannya salah. Jumlah soal yang

digunakan untuk penelitian ini berjumlah 15 soal. Soal-soal ini disusun

berdasarkan indikator keterampilan berpikir kritis menurut Facione (2013, hlm. 5)

yaitu interpretasi, analisis, evaluasi, inferensi, dan eksplanasi.

Soal penguasaan konsep terdiri dari soal pilihan ganda dengan 5 opsi

jawaban. Skor tes penguasaan konsep bernilai 1 apabila jawabannya benar dan

bernilai 0 apabila jawabannya salah. Jumlah soal yang digunakan untuk penelitian

ini berjumlah 16 soal. Soal-soal disusun berdasarkan taksonomi Marzano (2000,

Posttest

Pengolahan dan Analisis Data

Temuan

Kesimpulan

Penyusunan Laporan

(24)

33

Dea Annisa Utami, 2015

PENERAPAN MOD EL PEMBELAJARAN INKUIRI ABD UKTIF UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS DAN PENGUASAAN KONSEP SISWA SMA PAD A MATERI D INAMIKA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu

hlm. 1) yang mencakup sistem kognitif, yaitu mengingat, pemahaman, dan

analisis.

Tes tertulis sebelum digunakan harus di lakukan judgment dan uji coba

soal. Judgment dilakukan untuk menguji soal apakah sesuai dengan indikator

variabel dan menguji kesesuaian dengan materi, sedangkan uji coba soal

dilakukan untuk mengetahui validitas, reliabilitas dan tingkat kesukaran. Setelah

dilakukan uji coba kemudian dianalisis soal yang akan digunakan dalam

penelitian.

2) Lembar Kegiatan Siswa (LKS)

Instrumen yang digunakan dalam penelitian adalah Lembar Kegiatan

Siswa yang berguna sebagai panduan belajar siswa yang dapat membantu siswa

dalam proses pembelajaran. Lembar kegiatan siswa materi dinamika dibuat untuk

setiap pertemuan yang merupakan tugas individu, setiap LKS berisi petunjuk

percobaan, alat bahan, urutan langkah percobaan yang dikembangkan berdasarkan

model pembelajaran inkuiri abduktif, dan pertanyaan-pertanyan yang menuntun

dalam percobaan. LKS ini digunakan dalam semua tahapan inkuiri abduktif.

3) Lembar Observasi

Lembar observasi dibuat untuk menilai keterlaksanaan model inkuiri

abduktif yang digunakan dalam pembelajaran. Lembar observasi berisi aktivitas

pembelajaran guru dan siswa sesuai dengan tahapan inkuiri abduktif. Observer

memberikan tanda ceklist (√) pada kolom yang sesuai dengan aktivitas

pembelajaran yang diamati. Format lembar observasi dikoordinasikan kepada

observer yang terlibat dalam proses penelitian tanpa diuji cobakan agar tidak

terjadi kesalahpahaman terhadap format lembar observasi.

G. Pengujian Instrumen

1. Jenis Pengujian Instrumen

Sebelum instrument soal keterampilan berpikir kritis dan penguasaan

(25)

34

Dea Annisa Utami, 2015

PENERAPAN MOD EL PEMBELAJARAN INKUIRI ABD UKTIF UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS DAN PENGUASAAN KONSEP SISWA SMA PAD A MATERI D INAMIKA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu

terlebih dahulu untuk memperoleh hasil tentang validitas, reliabilitas dan tingkat

kesukaran.

a. Validitas

Validitas yang digunakan dalam instrumen penelitian adalah validitas

point biserial, karena bentuk instrumen yang digunakan adalah soal objektif yaitu

soal pilihan ganda dengan skor biserial (salah = 0 dan benar = 1). Penentuan

validitas instrument dilakukan dengan menghitung korelasi antar skor butir soal

dengan skor total menggunakan rumus:

̅

pembeda sudah terwakili oleh nilai validitas. Jika validitasnya rendah maka nilai

daya pembedanya juga rendah, begitupun sebaliknya.

Kategori validitas butir soal disajikan dalam tabel 3.1.

Tabel 3.1 Kriteria Validitas Tes

Koefisien Korelasi Kriteria Validitas 0,80 1,00 Sangat Tinggi

Pengujian reliabilitas instrument dengan internal consistency, dilakukan

(26)

35

Dea Annisa Utami, 2015

PENERAPAN MOD EL PEMBELAJARAN INKUIRI ABD UKTIF UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS DAN PENGUASAAN KONSEP SISWA SMA PAD A MATERI D INAMIKA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu

dengan teknik tertentu. Hasil analisis ini dapat digunakan untuk memprediksi

reliabilitas sebuah instrument.

Pengujian reliabilitas instrument dapat dilakukan dengan menggunakan

rumus KR 20 adalah rumus dari Kuder dan Richardson yang ke 20 pada tahun

1937. Teknik ini merupakan teknik untuk mencari koefisien reliabilitas untuk

menggambarkan variasi dari sebuah instrument. Penggunaan rumus KR 20 karena

bentuk instrumen yang digunakan adalah soal objektif yaitu soal pilihan ganda

dengan skor biserial (salah = 0 dan benar = 1).

Tabel 3.2 Kriteria Reliabilitas Tes Koefisien Korelasi Kriteria Reliabilitas

0,80< 1,00 Sangat Tinggi

Tingkat kesukaran item soal adalah proporsi keseluruhan siswa yang

menjawab benar pada item soal. Soal yang baik digunakan dalam penelitian

adalah soal yang tidak terlalu mudah dan tidak terlalu susah. Tingkat kesukaran

dihitung berdasarkan rumus:

(27)

36

Dea Annisa Utami, 2015

PENERAPAN MOD EL PEMBELAJARAN INKUIRI ABD UKTIF UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS DAN PENGUASAAN KONSEP SISWA SMA PAD A MATERI D INAMIKA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu

Keterangan:

P = Indeks kesukaran

B = Jumlah siswa yang menjawab benar JS = Jumlah seluruh siswa peserta test

Tingkat kesukaran dibedakan menjadi beberapa jenis:

Tabel 3.3

Kriteria Tingkat kesukaran Tes

Batasan Kriteria Tingkat Kesukaran

0,85 < P ≤ 1,00 Sangat Mudah

0,70 < P ≤ 0,85 Mudah 0,30 < P ≤ 0,70 Sedang 0,15 < P ≤ 0,30 Sukar

0,00 < P ≤ 0,15 Sangat Sukar

(Karno To, 1996, hlm. 23)

2. Hasil Pengujian Instrumen

Uji coba ini dilakukan kepada siswa yang memiliki kesamaan karakter

dengan siswa yang akan menjadi sampel penelitian. Uji coba instrumen dilakukan

kepada siswa SMA kelas XII di sekolah yang sama.

Adapun hasil uji coba instrumen keterampilan berpikir kritis dan

penguasaan konsep sebagai berikut:

(28)

37

Dea Annisa Utami, 2015

PENERAPAN MOD EL PEMBELAJARAN INKUIRI ABD UKTIF UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS DAN PENGUASAAN KONSEP SISWA SMA PAD A MATERI D INAMIKA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu

Gambar 3.3

Sebaran Validitas Ponint Biserial dan Tingkat Kesukaran

Instrumen Keterampilan Berpikir Kritis

Hasil analisis ujicoba instrumen keterampilan berpikir kritis, dapat

diketahui bahwa dari uji validitas item terdapat 33% dengan kategori sangat

rendah 22% dengan kategori rendah, 39% dengan kategori cukup, dan 6% yang

memiliki nilai validitas negatif. Uji reliabilitas memiliki nilai 0,24 dengan

kategori rendah. Uji tingkat kesukaran terdapat 22% dengan kategori sangat sukar,

28% dengan kategori sukar, 28% dengan kategori sedang, 6% dengan kategori

mudah, dan 11% dengan kategori sangat mudah.

Berdasarkan data di atas, maka sebanyak 15 butir soal tes keterampilan

berpikir kritis dapat digunakan sebagai instrumen penelitian, dan tiga butir soal

dibuang yaitu butir soal nomor 1, 7, dan 10 karena validitasnya bernilai negatif

dan sangat rendah. Validitas yang bernilai negatif ini disebabkan oleh skor

rata-rata dari skor totalnya lebih besar dari skor rata-rata-rata-rata item untuk butir yang dijawab

benar. Tetapi ada beberapa soal walaupun memiliki validitas sangat rendah dan

rendah masih tetap dipakai karena selain analisis statistiknya secara empirik

namun dengan mempertimbangkan hasil judgment yang menguji construct oleh

-0,2

(29)

38

Dea Annisa Utami, 2015

PENERAPAN MOD EL PEMBELAJARAN INKUIRI ABD UKTIF UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS DAN PENGUASAAN KONSEP SISWA SMA PAD A MATERI D INAMIKA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu

dosen yang ahli dibidangnya dan dilakukan uji content yaitu dilihat apakah soal

yang mempunyai nilai validitas sangat rendah telah terwakili baik dalam indikator

keterampilan berpikir kritis atau dalam keterwakilan konsep yang akan diujikan.

Seperti soal nomor 12 mempunyai nilai validitas 0 dengan kategori sangat rendah,

nilai tingkat kesukaran 0 dengan kategori sangat sukar, tetapi karena dilihat dari

indikator keterampilan berpikir kritis dan konsep yang diujikan tidak terwakili

maka soal ini tetap dipakai, begitu juga dengan soal lainnya.

b. Penguasaan Konsep

Gambar 3.4

Sebaran Validitas Ponint Biserial dan Tingkat Kesukaran

Instrumen Penguasaan Konsep

Hasil analisis ujicoba instrumen pengetahuan konsep, dapat diketahui

bahwa dari uji validitas item terdapat 15% dengan kategori sangat rendah, 10%

dengan kategori rendah, 35% dengan kategori cukup, 20% dengan kategori tinggi,

dan 20% yang memiliki nilai validitas negatif. Uji reliabilitas memiliki nilai 0,41

dengan kategori cukup. Uji tingkat kesukaran terdapat 5% dengan kategori sangat

-0,6

(30)

39

Dea Annisa Utami, 2015

PENERAPAN MOD EL PEMBELAJARAN INKUIRI ABD UKTIF UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS DAN PENGUASAAN KONSEP SISWA SMA PAD A MATERI D INAMIKA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu

sukar, 10% dengan kategori sukar, 60% dengan kategori sedang, 5% dengan

kategori mudah, dan 20% dengan kategori sangat mudah.

Berdasarkan data di atas, maka sebanyak 16 butir soal tes pengetahuan

konsep dapat digunakan sebagai instrumen penelitian, dan empat butir soal

dibuang yaitu butir soal nomor 7, 8, 10, dan 19 karena validitasnya bernilai

negatif dan sangat rendah. Validitas yang bernilai negatif ini disebabkan oleh skor

rata-rata dari skor totalnya lebih besar dari skor rata-rata item untuk butir yang

dijawab benar. Tetapi ada beberapa soal walaupun memiliki validitas negatif,

sangat rendah dan rendah masih tetap dipakai karena selain analisis statistiknya

secara empirik namun dengan mempertimbangkan hasil judgment yang menguji

construct oleh dosen yang ahli dibidangnya dan dilakukan uji content yaitu dilihat

apakah soal yang mempunyai nilai validitas sangat rendah telah terwakili dalam

indikator penguasaan konsep atau dalam keterwakilan konsep yang akan diujikan.

Seperti soal nomor 1 mempunyai nilai validitas negatif, nilai daya pembeda

negatif, dan tingkat kesukaran sedang tetpai karena dilihat dari indikator

pengetahuan konsep dan konsep yang diujikan tidak terwakili maka soal ini tetap

dipakai, begitu juga dengan soal lainnya.

H. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui pengetahuan awal siswa, siswa diberikan pretest soal

penguasaan konsep dan soal keterampilan berpikir kritis sebelum perlakuan

dengan menggunakan model pembelajaran inkuiri abduktif dilakukan. Tes

dikumpulkan dan diberi nilai.

2. Pelakuan dilakukan dengan menggunakan model pembelajaran inkuiri abduktif

pada materi dinamika selama perlakuan terdapat observer yang mengamati,

menilai dan mengisi lembar observasi keterlaksanaan model inkuiri abduktif.

3. Setelah pembelajaran siswa diberikan posttest untuk mengetahui kemampuan

(31)

40

Dea Annisa Utami, 2015

PENERAPAN MOD EL PEMBELAJARAN INKUIRI ABD UKTIF UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS DAN PENGUASAAN KONSEP SISWA SMA PAD A MATERI D INAMIKA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu

setelah menggunakan model pembelajaran inkuiri abduktif kemudian tes

dikumpulkan dan diberi nilai.

I. Teknik Pengolahan Data

Penghitungan N-Gain dimaksudkan untuk mengetahui peningkatan yang

sesungguhnya dari hasil pretest dan postest keterampilan berpikir kritis dan

penguasaan konsep siswa pada materi dinamika setelah pembelajaran dengan

menggunakan model pembelajaran inkuiri abduktif. Untuk menghindari hasil

kesimpulan bias dalam penelitian, maka skor pretest dinormalisasi terlebih dahulu

dengan skor totalnya. Untuk menghitung N-Gain digunakan rumus yang

dikembangkan oleh Hake (1999, hlm. 1).

Keterangan:

= Rata-rata gain yang dinormalisasi

= Rata-rata gain aktual

= Gain maksimum yang mungkin terjadi

= Rata-rata skor tes awal

= Rata-rata skor tes akhir

Klasifikasi nilai gain ditunjukkan oleh tabel dibawah ini:

Tabel 3.4 Klasifikasi Nilai Gain

Klasifikasi

Tinggi

Sedang

Rendah

(32)

55 Dea Annisa Utami, 2015

PENERAPAN MOD EL PEMBELAJARAN INKUIRI ABD UKTIF UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS DAN PENGUASAAN KONSEP SISWA SMA PAD A MATERI D INAMIKA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan data dan analisis hasil penelitian yang telah dilakukan di salah satu

SMA Negeri di kota Bandung kelas X mengenai penerapan model pembelajaran

inkuiri abduktif pada pokok bahasan dinamika untuk meningkatkan keterampilan

berpikir kritis dan penguasaan konsep siswa, diperoleh kesimpulan:

1. Secara keseluruhan keterampilan berpikir kritis mengalami peningkatan dengan

kategori sedang setelah penerapan model pembelajaran inkuiri abduktif yang

ditunjukkan dengan nilai rata-rata gain yang dinormalisasi. Semua aspek

keterampilan berpikir kritis yaitu aspek interpretasi, aspek analisis, aspek

evaluasi, aspek inferensi dan aspek eksplanasi mengalami peningkatan dengan

kategori sedang.

2. Secara keseluruhan penguasaan konsep mengalami peningkatan dengan kategori

sedang setelah penerapan model pembelajaran inkuiri abduktif yang ditunjukkan

dengan nilai rata-rata gain yang dinormalisasi. Semua aspek penguasaan konsep

yaitu aspek mengingat, apek pemahaman dan aspek analisis mengalami

peningkatan dengan kategori sedang.

B. Saran

Setelah penulis melakukan penelitian mengenai model pembelajaran inkuiri

abduktif untuk meningkatkan keterampilan berpikir kritis dan penguasaan konsep

siswa, maka penulis menyarankan:

1. Penelitian ini hanya mengukur lima indikator keterampilan berpikir kritis

menurut Facione yaitu interpretasi, analisis, evaluasi, inferensi dan eksplanasi.

Sehingga untuk penelitian selanjutnya diharapkan keenam indikator dapat diukur

(33)

56

56 Dea Annisa Utami, 2015

PENERAPAN MOD EL PEMBELAJARAN INKUIRI ABD UKTIF UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS DAN PENGUASAAN KONSEP SISWA SMA PAD A MATERI D INAMIKA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu

2. Indikator penguasaan konsep yang digunakan hanya sistem kognitif. Untuk

penelitian selanjutnya dapat mengembangkan indikator lain seperti sitem

metakognitif, sistem diri dan domain pengetahuan.

3. Keterampilan berpikir kritis dan penguasaan konsep lebih baik dilatihkan dalam

waktu yang relatif lebih lama dan tidak hanya satu konsep saja, agar

mendapatkan hasil yang lebih akurat.

4. Desain penelitian hanya menggunakan one-group pretest-posttest design

diharapkan dalam penelitian selanjutnya menggunakan desain penelitian yang

(34)

Dea Annisa Utami, 2015

PENERAPAN MOD EL PEMBELAJARAN INKUIRI ABD UKTIF UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS DAN PENGUASAAN KONSEP SISWA SMA PAD A MATERI D INAMIKA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu DAFTAR PUSTAKA

... (2000). “Desain Proyek Efektif: Kerangka Kerja Kecakapan Berpikir

Taksonomi Baru Marzano”. Intel® Teach Program Assessing Projects

Arikunto, S. (2009). Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan (Edisi Revisi). Jakarta: Bumi Aksara

Dahar, R. W. (1996). Teori-teori Belajar. Jakarta: Erlangga

Ennis, R. H. (2000). At Outline Goals for a Critical Thinking Curriculum and its Assessment. [Online]. Tersedia: http://criticalthinking.net [12 Agustus 2014]

Facione, Peter A. (1990). “Critical Thinking: A Statement of Expert Consensus for Purposes of Educational Assessment and Instruction”. California Academic Press.

Facione, Peter A. (2013). “Critical Thinking: What It Is and Why It Counts”.

Insight Assessment.

Gauderis, Tjrerk, Van de Putte, Frederik. (2012). “Abduction of Generalizations”.

Theoria 75 (2012): 345-363

Hafsah, Elly. (2013). Penerapan Model Pembelajaran Learning Cycle 7E

Berbantuan Komputer untuk Meningkatkan Penguasaan Konsep dan Keterampilan Berpikir Kritis Siswa pada Materi Fluida Statis.

Hake, Richard R. (1999). “Analyzing Change/Gain Scores”. Dept. of Physics,

Indiana University.

Hakiim, Azafilmi. “Konsep Dasar Berfikir Ilmiah dengan Penalaran deduktif,

Induktif, dan Abduktif”.Jurnal Pendidikan Program Pasca Sarjana

Magister Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Diponegoro.

Hanadawanuri, (2011). Pengaruh Peningkatan Keterampilan Berpikir Kritis terhadap Peningkatan Prestasi Belajar Siswa dalam Penerapan Model Pembelajaran Inquiry. Skripsi Pendidikan Fisika UPI. Bandung: Tidak Diterbitkan.

Joyce, B., Marsha W, dan Emily C. (2009) Models of Teaching edisi kedelapan.

Yogyakarta: Putaka Pelajar.

Kamus Besar Bahasa Indonesia [Offline]. Tersedia:

http://salafiyunpad.wordpress.com/2010/09/03/download-gratis-kbbi-kamus-besar-bahasa-indonesia/

Kanginan, Marthen. (2013). Fisika untuk SMA/MA Kelas X. Bandung: Penerbit Erlangga

(35)

Dea Annisa Utami, 2015

PENERAPAN MOD EL PEMBELAJARAN INKUIRI ABD UKTIF UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS DAN PENGUASAAN KONSEP SISWA SMA PAD A MATERI D INAMIKA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu

Kusdiyono.(2011). Pendekatan, Strategi, Metode, Teknik, Taktik, dan Model

dalam Pembelajaran. [Online]. Tersedia:

https://kusdiyono.wordpress.com/2011/12/05/pendekatan-strategi-metode-teknik-taktik-dan- model-dalam-pembelajaran/ [15 Maret 2014]

Liew, C.W. (2004). The Effectiveness of Science and Identifyng Their Level of Archivement. [Online]. Tersedia: http://adt.curtin.edu.au/these/avaible/adt-WCU20050228.145638/unrestricted/01Front.pdf [15 Maret 2014]

Makmun, Abin Syamsudin. (2004). Psikologi Kependidikan. Bandung: Rosda.

Maulana, (2011). Penerapan Pembelajaran Inkuiri Terbimbing untuk Meningkatkan Keterampilan Berpikir Kritis dan Hasil Belajar Ranah Kognitif Siswa. Skripsi Pendidikan Fisika UPI. Bandung: Tidak Diterbitkan.

Mulyani, Desy. (2013). Penggunaan Strategi Predict-Observe-Explain untuk Meningkatkan Penguasaan Konsep Siswa SMP pada Materi Tekanan.

Skripsi Pendidikan Fisika UPI. Bandung: Tidak Diterbitkan.

Muttohar, Khoiri. (2013). Teori tentang Proses Kelupaan. [Online]. Tersedia: m.kompasiana.com [6 Januari 2015]

Nugraha, Muhammad Gina. (2011). Model Pembelajaran Inkuiri Berbantuan Simulasi Komputer untuk Meningkatkan Penguasaan Konsep dan Korelasinya dengan Keterampilan Berpikir Kritis Siswa Kelas XI pada Pokok Bahasan Fluida Statis. Tesis Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam UPI. Bandung: Tidak Diterbitkan

Oh, Jun-Young. (2013). “Understanding Natural Science Based on Abductive

Inference: Continental Drift”. Springer Science+Business Media

Dordrecht 2013

Oh, Phil Seok. (2010). “How can Teachers Help Students Formulate Scientific Hypotheses? Some Strategies Found in Abductive Inquiry Activities of Earth Science”. International Journal of Science Education.

Pemerintah Republik Indonesia. (2013). Peraturan Menteri Pendidikan No. 65 Tahun 2013 tentang Standar Proses Pendidikan Dasar dan Menengah.

Jakarta

Pemerintah Republik Indonesia. (2013). Peraturan Pemerintah No. 32 Tahun 2013 tentang Standar Nasional Pendidikan. Jakarta

Putri, Finoli Marta. (2013). Pengaruh Penerapan Kombinasi Metode Inkuiri dan Pengajaran Timbal Balik terhadap Capaian Pemahaman Konsep dan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa pada Konsep Dinamika Partikel. Tesis Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam. Bandung: Tidak Diterbitkan.

(36)

Dea Annisa Utami, 2015

PENERAPAN MOD EL PEMBELAJARAN INKUIRI ABD UKTIF UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS DAN PENGUASAAN KONSEP SISWA SMA PAD A MATERI D INAMIKA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu

Saepuzaman, Duden. (2011). Penerapan Model Pembelajaran Inkuiri dengan Kombinasi Eksperimen Nyata-Virtual pada Materi Rangkaian Listrik Arus Searah untuk Meningktakan Penguasaan Konsep dan Keterampilan Proses Sains Siswa SMA. Tesis Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam UPI. Bandung: Tidak Diterbitkan

Sanjaya. (2006). Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses. Jakarta: Kencana Pradana

Schurz, G. (2008). “Patterns of Abduction”.Springer Synthese 164:201-234.

Silberman, M. (2009). Active Learning: 101 Strategi Pembelajaran Aktif.

Yogyakarta: Pustaka Insan Madani

Sugiyono. (2013). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta

Gambar

Gambar 3.2 digunakan Alur Prosedur Penelitian dalam penelitian
Tabel 3.1
Tabel 3.2 Kriteria Reliabilitas Tes Kriteria Reliabilitas Sangat Tinggi
 Kriteria Tingkat kesukaran Tes Tabel 3.3 Batasan Kriteria Tingkat Kesukaran
+3

Referensi

Dokumen terkait

Setiap saat saya harus menghadapi pasien dengan berbagai jenis kharakteristik.. KUESIONER

Uzsākot nešķiroto sadzīves atkritumu šķirošanu, šķirošanas līniju apsaimniekotāji nepamatoti iekasē maksu arī par sašķirotajiem un poligonā neapglabātajiem

Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep dan Keterampilan Proses Sains Siswa SMK pada Konsep Hasil Kali Kelarutan. Penilaian Hasil

Judul Tesis : ANALISIS KUALITATIF FAKTOR – FAKTOR YANG MEMENGARUHI KINERJA DOKTER DALAM KELENGKAPAN PENCATATAN REKAM MEDIS RAWAT INAP DI RSU H SAHUDIN KUTACANE ACEH TENGGARA

1. Pengaruh norma subyektif terhadap sikap personal wirausaha siswa SMK. Pengaruh norma subyektif terhadap persepsi kontrol perilaku wirausaha siswa. SMK. Pengaruh sikap personal,

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. © Rizky Ihsan

tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Perangkat Daerah dan Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten Banjar (Lembaran Daerah Kabupaten Banjar Tahun 2008 Nomor 09,

Karakteristik-karakteristik tersebut berfungsi membantu meningkatkan dan memajukan kemampuan berpikir geometri siswa dari level dasar ke level berikutnya secara