• Tidak ada hasil yang ditemukan

HUBUNGAN KEMAMPUAN SELF-DIRECTED LEARNING DENGAN PENGUASAAN KONSEP FISIKA SISWA SMP MELALUI PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "HUBUNGAN KEMAMPUAN SELF-DIRECTED LEARNING DENGAN PENGUASAAN KONSEP FISIKA SISWA SMP MELALUI PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH."

Copied!
44
0
0

Teks penuh

(1)

Ferri Wiryawan, 2013

Hubungan Kemampuan Self-Directed Learning Dengan Penguasaan Konsep Fisika Siswa Smp Melalui Pembelajaran Berbasis Masalah

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

HUBUNGAN KEMAMPUAN SELF-DIRECTED LEARNING DENGAN PENGUASAAN KONSEP FISIKA SISWA SMP MELALUI PEMBELAJARAN

BERBASIS MASALAH

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Jurusan Pendidikan Fisika

Program Studi Pendidikan Fisika

Oleh

FERRI WIRYAWAN

0905705

JURUSAN PENDIDIKAN FISIKA

FAKULTAS PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

(2)

Ferri Wiryawan, 2013

Hubungan Kemampuan Self-Directed Learning Dengan Penguasaan Konsep Fisika Siswa Smp Melalui Pembelajaran Berbasis Masalah

(3)

Ferri Wiryawan, 2013

Hubungan Kemampuan Self-Directed Learning Dengan Penguasaan Konsep Fisika Siswa Smp Melalui Pembelajaran Berbasis Masalah

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu PERNYATAAN

Saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul ”HUBUNGAN KEMAMPUAN

SELF-DIRECTED LEARNING DAN PENGUASAAN KONSEP FISIKA SISWA SMP MELALUI

PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH” ini adalah sepenuhnya karya sendiri. Tidak ada

bagian di dalamnya yang merupakan plagiat dari karya orang lain dan saya tidak melakukan

penjiplakan atau pengutipan dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan etika keilmuan yang

berlaku dalam masyarakat keilmuan. Atas pernyataan ini, saya siap menanggung

resiko/sanksi yang dijatuhkan kepada saya apabila kemudian ditemukan adanya pelanggaran

terhadap etika keilmuan dalam karya saya ini, atau ada klaim dari pihak lain terhadap

keaslian karya saya ini.

Bandung, September 2013

Yang membuat pernyataan,

(4)

Ferri Wiryawan, 2013

Hubungan Kemampuan Self-Directed Learning Dengan Penguasaan Konsep Fisika Siswa Smp Melalui Pembelajaran Berbasis Masalah

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu LEMBAR PENGESAHAN

HUBUNGAN KEMAMPUAN SELF-DIRECTED LEARNING DENGAN PENGUASAAN KONSEP FISIKA SISWA SMP MELALUI PEMBELAJARAN

BERBASIS MASALAH

Oleh:

Ferri Wiryawan NIM. 0905705

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH: Pembimbing I,

Ridwan Efendi,M.Pd NIP. 19770110200811011

Pembimbing II,

Achmad Samsudin,M.Pd NIP. 198310072008121004

DIKETAHUI OLEH: Ketua Jurusan Pendidikan Fisika,

(5)

Ferri Wiryawan, 2013

Hubungan Kemampuan Self-Directed Learning Dengan Penguasaan Konsep Fisika Siswa Smp Melalui Pembelajaran Berbasis Masalah

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

HUBUNGAN KEMAMPUAN SELF-DIRECTED LEARNING DENGAN PENGUASAAN KONSEP FISIKA SISWA SMP MELALUI

PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH

ABSTRAK

Penelitian mengenai hubungan self-directed learning (belajar mandiri) dengan hasil belajar telah banyak dilaksanakan sebelumnya dan hasilnya menunjukan bahwa belajar mandiri merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi hasil belajar pada pembelajaran orang dewasa. Penelitian yang dilaksanakan kali ini menggunakan sampel penelitian sekelompok siswa SMP dengan instrumen berupa self-rating scale self-directed learning untuk mengukur tingkat kemampuan self-directed learning siswa dan sejumlah instrumen tes penguasaan konsep yang telah diuji validitas serta reliabilitas soalnya. Sebelum diberikan tes, dilaksanakan pembelajaran dengan model Pembelajaran Berbasis Masalah. Hasil penelitian menunjukan bahwa tingkat kemampuan self-directed learning siswa SMP rata-rata berada pada tingkat sedang. Begitupun dengan tingkat penguasaan konsep siswa setelah diberikan tes, 44,4% siswa berada pada kategori rendah, 51,85% pada kategori sedang, dan 3,7% memiliki penguasaan konsep tinggi. Pengolahan data dalam penelitian ini menggunakan persamaan korelasi product moment yang sebelumnya harus dilakukan uji normalitas dan uji linieritas data. Hasil pengolahan data menunjukan bahwa korelasi antara kemampuan self-directed learning dengan penguasaan konsep fisika siswa SMP sebesar rxy= 0,7597 yang menunjukan tingkat korelasi yang tinggi, dengan hubungan yang signifikan, serta kemampuan self-directed learning memiliki kontribusi sebesar 57,7% terhadap penguasaan konsep fisika siswa SMP. Kesimpulan penelitian ini adalah terdapat hubungan searah (positif) dan signifikan antara kemampuan self-directed learning dan penguasaan konsep siswa SMP dengan konstribusi 57,7%.

(6)

Ferri Wiryawan, 2013

Hubungan Kemampuan Self-Directed Learning Dengan Penguasaan Konsep Fisika Siswa Smp Melalui Pembelajaran Berbasis Masalah

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu ABSTRACT

Research on the relationship of self-directed learning with the learning outcomes have been widely implemented and the results show that the self-directed learning is one of the factors that influence learning outcomes in adult learning. This research was conducted using a sample group of junior high school students by using a self-rating scale of self-directed learning to measure the level of students' self-directed learning and a number of concept mastery test instruments that have been tested for validity and reliability. Before the test is given, students are given learning with problem-based learning model. The results showed that the level of self-directed learning ability of junior high school students on average are in the medium category. Likewise with the level of student mastery of concepts after the test given, 44.4% of students were in the low category, 51.85% in the medium category, and 3.7% had a high concept mastery category. Processing the data in this study using product moment correlation equation which previously had to be tested for normality and linearity test data. The results of data processing show that the correlation between self-directed learning skills with mastery of physics concepts for junior high school students rxy = 0.7597 which indicates a high degree of correlation, with a significant relationship, and the ability of self-directed learning has contributed 57.7% of the junior high school student mastery of physics concepts. The conclusion of this research is that there is direct relationship (positive) and significant correlation between the ability of self-directed learning and mastery of the concept of junior high school students with a contribution of 57.7%.

(7)

Ferri Wiryawan, 2013

Hubungan Kemampuan Self-Directed Learning Dengan Penguasaan Konsep Fisika Siswa Smp Melalui Pembelajaran Berbasis Masalah

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ……….. i

KATA PENGANTAR ………... ii

UCAPAN TERIMA KASIH ………. iii

DAFTAR ISI ……….. v

DAFTAR TABEL ……….. viii

DAFTAR GAMBAR ………. ix

DAFTAR LAMPIRAN ……….. x BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian ……….. B. Identifikasi dan Perumusan Masalah ... C. Batasan Masalah ... D. Tujuan Penelitian ... E. Manfaat Penelitian ... F. Variabel Penelitian ... G. Struktur Organisasi Skripsi... H. Hipotesis penelitian ...

1 4 4 5 5 6 6 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Self-Directed Learning ……... a. Pengertian Self-directed Learning ……….. b. Aspek- Aspek Self-directed Learning ... c. Karakteristik Self-Directed Learning ... d. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Self-Directed Learning B. Penguasaan Konsep ...

a. Konsep ... b. Penguasaan Konsep ... C. Pembelajaran Berbasis Masalah ... a. Pengertian Pembelajaran Berbasis Masalah... b. Karakteristik Model Pembelajaran Berbasis Masalah ……...

(8)

Ferri Wiryawan, 2013

Hubungan Kemampuan Self-Directed Learning Dengan Penguasaan Konsep Fisika Siswa Smp Melalui Pembelajaran Berbasis Masalah

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

c. Desain Masalah Pembelajaran Berbasis Masalah ... d. Model 3C3R ... ... ... D. Beberapa Penelitian yang Relevan ...

15 15 22 BAB III METODE PENELITIAN

A. Subjek dan Lokasi Penelitian ……….

B. Desain Penelitian ………...

C. Metode Penelitian ………...

D. Definisi Operasional ………

E. Prosedur Penelitian ... a. Tahap Persiapan Penelitian ... b. Tahap Pelaksanaan Penelitian ... c. Tahap Akhir Penelitian ... F. Instrumen Penelitian ...

a. Nontes ... b. Tes ... G. Teknik Pengumpulan Data ………... H. Teknik Pengolahan Data ...

a. Data Nontes ... b. Data tes ... ... c. Korelasi Kemampuan Self-Directed Learning dengan

Penguasaan Konsep Fisika Siswa ... d. Menguji Signifikansi Nilai Koefisien Korelasi ... e. Kontribusi Self-Directed Learning terhadap Penguasan

Konsep ………. BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Kemampuan Self-Directed Learning siswa ... B. Penguasaan Konsep Siswa... C. Hubungan Kemampuan Self-Directed Learning dengan Penguasaan

Konsep Fisika Siswa ... BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

(9)

Ferri Wiryawan, 2013

Hubungan Kemampuan Self-Directed Learning Dengan Penguasaan Konsep Fisika Siswa Smp Melalui Pembelajaran Berbasis Masalah

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

B. Saran... ... DAFTAR PUSTAKA ...

LAMPIRAN-LAMPIRAN ………

(10)

Ferri Wiryawan, 2013

Hubungan Kemampuan Self-Directed Learning Dengan Penguasaan Konsep Fisika Siswa Smp Melalui Pembelajaran Berbasis Masalah

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu DAFTAR TABEL

3.1 Nilai Koefisien Cronbach Alpha Aspek SDL ... ... 28

3.2 Klasifikasi Hasil Uji Validitas Item ... 30

3.3 Klasifikasi Reliabilitas ... ... ... 31

3.4 Klasifikasi Daya Pembeda ... ... ... 32

3.5 Kriteria Daya Pembeda item Tes ... ... 32

3.6 Tingkat Kesukaran Item Tes ... ... 33

3.7 Karakteristik Kemampuan Self-Directed Learning ... ... 36

3.8 Klasifikasi Penguasaan Konsep ... ……… 37

3.9 Tabel Distribusi Uji Normalitas ... ... 38

3.10 Tabel Kontingensi 2x2 ... ... 41

3.11 Interpretasi Nilai Korelasi ... ... 42

4.1 Tingkat Kemampuan SDL Siswa ... 44

4.2 Tingkat Pencapaian Aspek SDL Seluruh Siswa.. ... ... 52

4.3 Persentase Penguasaan Konsep Siswa... ... ... 55

(11)

Ferri Wiryawan, 2013

Hubungan Kemampuan Self-Directed Learning Dengan Penguasaan Konsep Fisika Siswa Smp Melalui Pembelajaran Berbasis Masalah

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu DAFTAR GAMBAR

(12)

Ferri Wiryawan, 2013

Hubungan Kemampuan Self-Directed Learning Dengan Penguasaan Konsep Fisika Siswa Smp Melalui Pembelajaran Berbasis Masalah

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran A Perangkat Penelitian………. A.01 Kisi-Kisi Instrumen Penguasaan Konsep ……… A.02 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Penelitian………… A 03 Lembar Kerja Siswa………. A.04 Lembar Judgement SRSSDL……… A. 05 Instrumen Self Rating Scale Self-Directed Learning….. A.06 Lembar Judgement Instrumen Penguasaan Konsep…… A.07 Instrumen Penguasaan Konsep………. A.08 Lembar Observasi Keterlaksanaan Pembelajaran………. A.09 Langkah Pembuatan Masalah 3C3R……….. Lampiran B Pengolahan Uji Coba Instrumen………... B,01 Data Uji Coba Instrumen Penguasaan Konsep………….. B.02 Validitas Item………. B.03 Reliabilitas Item……….

B.04 Daya Pembeda………...

B.05 Tingkat Kesukaran………. B.06 Hasil Pengolahan Uji Instrumen……… Lampiran C Pengolahan Data………..

C.01 Kemampuan Self-Directed Learning ……… C.02 Skor Dan Nilai Siswa………. C.03 Uji Normalitas Data………. . C.04 Uji Linearitas Regresi……… C.05 Uji Korelasi, Signifikansi, Dan Determinasi………. C.06 Uji Korelasi Dengan Spss 2.1………. Lampiran D Administrasi……….. D.01 Surat Ijin Penelitian………...……… D.02 Surat Balikan Penelitian……… D.03 Lembar Kesediaan Judgement………..

(13)

Ferri Wiryawan, 2013

Hubungan Kemampuan Self-Directed Learning Dengan Penguasaan Konsep Fisika Siswa Smp Melalui Pembelajaran Berbasis Masalah

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Kemajuan ilmu pengetahuan di abad 21 menuntut seorang individu untuk memiliki kemampuan berkompetensi yang sangat tinggi. Persaingan yang terjadi dilapangan akan sangat ketat seiring dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi dunia. Sebagai bekal untuk menyongsong kehidupan dimasa depan, generasi pelajar di Indonesia harus dibekali dengan berbagai kemampuan yang mendukung kemajuan dimasa yang akan datang. Ada beberapa kemampuan penting yang dapat dikembangkan di berbagai lembaga pendidikan di Indonesia diantaranya kemampuan pelajar dalam peguasaan konsep, mengaplikasikan ilmu pengetahuan dalam kehidupannya, kemampuan menyelesaikan masalah (problem solving skill), kemampuan berfikir tingkat tinggi (high order thinking skill), dan kemampuan belajar dengan arahan sendiri (self-directed learning skill).

Di Indonesia kini telah banyak pengajar yang mengembangkan

pembelajaran yang menekankan pada kemampuan problem solving dan

kemampuan berfikir tingkat tinggi untuk membantu siswa dalam penguasaan konsep yang diajarkannya, namun rasanya masih sedikit bahkan jarang yang pada

proses pembelajarannya ingin mengembangkan kemampuan belajar mandiri (self

-directed learning skill). Kemampuan self-directed learning merupakan kemampuan belajar yang melibatkan kemampuan untuk melaksanakan tugas belajar tanpa diarahkan oleh pihak lain termasuk pengajar. Kemampuan ini diperlukan untuk pembelajaran jangka panjang yang efektif. Yang diharapkan dari memiliki kemampuan self directed learning ini adalah bahwa siswa dapat menjadi peserta didik mandiri dan meningkatkan penguasaan ilmu pengetahuannya (Weimer, 2010).

Williamson (2007) menyatakan bahwa Perkembangan kemampuan self

(14)

2

Ferri Wiryawan, 2013

Hubungan Kemampuan Self-Directed Learning Dengan Penguasaan Konsep Fisika Siswa Smp Melalui Pembelajaran Berbasis Masalah

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

untuk memfasilitasi SDL telah diperkenalkan untuk membantu pendidik

menyiapkan siswanya sebaik mungkin. Kemampuan self directed learning dapat

dibangun dengan berbagai perlakuan dalam pembelajaran. Pembelajaran yang dapat berpengaruh kepada pembentukan kemampuan self directed learning adalah dengan pemberian masalah yang sesuai dengan materi yang sedang dibelajarkan.

Sebenarnya, Self-directed learning telah menjadi salah satu tujuan pendidikan nasional di Negara Indonesia seperti yang dimuat dalam Undang -Undang Sistem Pendidikan Nasional nomor 20 tahun 2003, yang isinya adalah sebagai berikut.

Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

Dalam undang-undang nomor 20 tahun 2003 tersebut, terdapat salah satu tujuan pendidikan adalah menjadikan manusia yang mandiri. Jika meninjau pengertian dari self-directed learning, inti dari kemampuan SDL adalah bagaimana seseorang dapat belajar dengan arahan dari dirinya sendiri atau belajar secara mandiri. Menurut Williamson (2007) kemampuan self-directed learning terdiri dari lima aspek kemampuan dasar yaitu aspek arahan (awareness), strategi belajar (learning strategies), kegiatan pembelajaran (learning activities), evaluasi (evaluations), dan kemampuan diri (interpersonal skills). Dari kelima aspek

kemampuan dasar self-directed learning tersebut, semua menunjukan bagaimana

kemampuan seseorang dalam pembelajaran.

Kemampuan self-directed learning merupakan sebuah kemampuan

internal yang dimiliki dan dapat dikembangkan pada suatu individu. Dari aspek

kemampuan dasar yang disebutkan oleh Williamson, seharusnya kemampuan self

(15)

3

Ferri Wiryawan, 2013

Hubungan Kemampuan Self-Directed Learning Dengan Penguasaan Konsep Fisika Siswa Smp Melalui Pembelajaran Berbasis Masalah

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

(2012). Dalam penelitiannya Saefulloh (2012) meneliti hubungan antara kemandirian belajar dengan prestasi belajar siswa SMA dan menyimpulkan bahwa antara kemandirian belajar memiliki hubungan yang searah dan signifikan terhadap prestasi belajar siswa SMA. Suyati (2012) meneliti pengaruh kemandirian belajar terhadap prestasi belajar pada mahasiswa ilmu kesehatan dan hasilnya menunjukan bahwa kemandirian belajar memiliki hubungan yang searah dan signifikan terhadap prestasi belajar mahasiswa dengan kontribusi kemandirian belajar terhadap prestasi belajar yaitu sebesar 30,36%.

Dari kedua penelitian yang dilakukan sebelumnya, Saefulloh (2012) menggunakan sampel penelitian yaitu siswa SMA yang berada pada jenjang usia 15-16 tahun, sedangkan Suyati (2012) dalam penelitiannya menggunakan sampel penelitian yaitu sekelompok mahasiswa semester 1. Jika meninjau dari kedua penelitian tersebut, sampel yang digunakan adalah individu-individu yang akan dan telah mencapai kedewasaan dan menunjukan hasil adanya hubungan antara kedua kemampuan yaitu self-directed learning / kemandirian belajar dengan prestasi belajar dan menunjukan semakin tinggi tingkat kemandirian belajar semakin tinggi pula tingkat hasil belajar yang diperolehnya. Agar seorang individu terbiasa dengan kemampuan self-directed learning ketika berada pada usia dewasa nanti, kemampuan tersebut harus dikembangkan sejak dini. Selain itu, belum diketahui pula bagaimana hubungan antara kemampuan self-directed learning dengan hasil belajar yang diperoleh siswa usia dini serta bagaimana pengaruh yang ditimbulkan terhadap hasil belajarnya tersebut karena pada penelitian-penelitian terdahulu hanya diteliti mengenai kemandirian belajar pada orang dewasa. Untuk itu dilaksanakan penelitian mengenai hubungan kemampuan self-directed learning dengan hasil belajar siswa SMP.

(16)

4

Ferri Wiryawan, 2013

Hubungan Kemampuan Self-Directed Learning Dengan Penguasaan Konsep Fisika Siswa Smp Melalui Pembelajaran Berbasis Masalah

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

tidak hanya itu siswa juga dapat menyelesaikan permasalahan dalam kehidupannya dengan mengaplikasikan konsep yang sudah dikuasainya tersebut.

Untuk menunjang penelitian mengenai “Hubungan kemampuan self

-directed learning dengan penguasaan konsep siswa SMP”, digunakan pembelajaran berbasis masalah. Karena menurut Hung (2007) Pembelajaran berbasis masalah merupakan metode pembelajaran paling efektif yang dapat dipahami dan diimplementasikan dalam dunia pendidikan dengan tujuan untuk meningkatkan aplikasi dari ilmu pengetahuan, kemampuan pemecahan masalah (problem solving), berpikir tingkat tinggi, dan kemampuan self-directed learning. Dalam hal penguasaan konsep, model pembelajaran ini diharapkan dapat membangun penguasaan siswa terhadap sebuah konsep yang dipelajari dengan berbagai kegiatan yang terjadi selama proses pembelajaran berbasis masalah ini.

Dari uraian yang telah disampaikan, maka dilaksanakanlah sebuah penelitian dengan judul “Hubungan Kemampuan Self-Directed Learning Dengan Penguasaan Konsep Fisika Siswa Smp Melalui Pembelajaran Berbasis Masalah”.

B. Identifikasi dan Perumusan Masalah

Dari uraian yang dipaparkan diatas, dapat dirumuskan masalah penelitian yang dirangkum dalam permasalahan umum yaitu “bagaimana hubungan kemampuan self-directed learning siswa dengan penguasaan konsep pembiasan cahaya yang dikembangkan melalui pembelajaran berbasis masalah?”

Rumusan masalah tersebut dikembangkan lagi kedalam bentuk pertanyaan penelitian seperti berikut ini.

a. Bagaimana profil dari kemampuan self-directed learning yang dimiliki siswa SMP?

b. Bagaimana penguasaan konsep fisika yang dimiliki oleh siswa SMP?

c. Bagaimana hubungan kemampuan self directed learning dengan

penguasaan konsep fisika yang dimiliki siswa?

d. Bagaimana kontribusi self-directed Learning terhadap penguasaan konsep fisika yang dimiliki oleh siswa?

(17)

5

Ferri Wiryawan, 2013

Hubungan Kemampuan Self-Directed Learning Dengan Penguasaan Konsep Fisika Siswa Smp Melalui Pembelajaran Berbasis Masalah

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Masalah yang akan dikaji dalam penelitian ini akan dibatasi agar tidak terlalu meluas dalam pengkajiannya.

a. Kemampuan self-directed learning siswa merupakan kemampuan siswa belajar dengan arahan sendiri (belajar mandiri) yang terdiri dari 5 aspek kemampuan yaitu arahan (awarenessI), strategi pembelajaran (learning strategies), kegiatan pembelajaran (learning activities), evaluasi (evaluation), dan kemampuan internal diri (interpersonal skills).

b. Penguasaan konsep yang dimaksud adalah berapa besar tingkatan siswa SMP dalam menguasai konsep fisika, dengan mengacu kepada beberapa aspek ranah kognitif yaitu pengetahuan (C1), pemahaman (C2), aplikasi (C3), dan analisis (C4).

c. Hubungan yang dimaksudkan adalah bagaimana penguasaan konsep fisika

siswa jika seorang siswa memiliki kemampuan self directed learning yang baik atau sebaliknya. Jadi, apakah siswa dengan kemampuan SDL yang baik akan memiliki penguasaan konsep yang baik pula atau tidak.

d. Kontribusi kemampuan self-directed Learning terhadap penguasaan

konsep fisika siswa. Maksudnya adalah berapa besar pengaruh kemempuan SDL terhadap penguasaan konsep fisika siswa SMP.

D. Tujuan Penelitian

Tujuan utama dari dilakukannya penelitian ini adalah untuk menganalisis hubungan penguasaan konsep dengan kemampuan self directed learning siswa. Sedangkan tujuan khusus dari penelitian ini yaitu:

1. Mendapatkan informasi tentang profil kemampuan self-directed learning siswa SMP.

2. Mengetahui tingkat penguasaan konsep fisika yang dimiliki siswa.

3. Mengetahui hubungan kemampuan self directed learning dengan penguasaan

konsep fisika siswa SMP.

4. Mengetahui besar kontribusi kemampuan self-directed learning terhadap penguasaan konsep siswa.

(18)

6

Ferri Wiryawan, 2013

Hubungan Kemampuan Self-Directed Learning Dengan Penguasaan Konsep Fisika Siswa Smp Melalui Pembelajaran Berbasis Masalah

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Penelitian ini tentunya diharapkan dapat memberikan manfaat dan berguna bagi semua aspek yang terlibat. Salah satu manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah memberikan pemahaman bahwa dalam suatu pembelajaran tidak hanya ditujukan untuk meningkatkan pengetahuan saja, tetapi harus mampu untuk mengembangkan kemampuan diri dari seorang siswa seperti self-directed learning yang dapat membantu siswa dalam mendapatkan pengetahuan yang diperlukannya.

F. Variabel Penelitian

Variabel yang diteliti dalam penelitian ini adalah kemampuan self directed learning siswa dan penguasaan konsep fisika siswa

G. Struktur Organisasi Skripsi

Struktur organisasi dari penulisan skripsi ini adalah sebagai berikut.

BAB I : PENDAHULUAN

Berisi uraian singkat mengenai latar belakang penelitian, identifikasi dan perumusan masalah, batasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, variabel penelitian, struktur organisasi, dan hipotesis penelitian

BAB II : TINJAUAN PUSTAKA

Berisi teori-teori yang mendukung pembahasan dari hasil penelitian serta mendukung keterlaksanaan penelitian ini

BAB III : METODE PENELITIAN

Berisi mengenai subjek dan lokasi penelitian, desain penelitian, metode penelitian, definisi operasional, prosedur penelitian, instrumen yang digunakan dan pengembangannya, teknik pengumpulan data dan teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian

BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Berisi temuan-temuan selama penelitian mengenai kemampuan self-directed learning dan penguasaan konsep siswa, serta pembahasan dari hasil temuan selama penelitian

(19)

7

Ferri Wiryawan, 2013

Hubungan Kemampuan Self-Directed Learning Dengan Penguasaan Konsep Fisika Siswa Smp Melalui Pembelajaran Berbasis Masalah

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Dalam bab ini disajikan kesimpulan dari penelitian yang telah dilaksanakan dan menyajikan saran serta masukan untuk perbaikan pada penelitian selanjutnya

H. Hipotesis Penelitian

(20)

Ferri Wiryawan, 2013

Hubungan Kemampuan Self-Directed Learning Dengan Penguasaan Konsep Fisika Siswa Smp Melalui Pembelajaran Berbasis Masalah

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Subjek Dan Lokasi Penelitian

Pada penelitian ini, penelitian yang dilakukan adalah penelitian sampel yang hanya mengambil sebagian dari populasi. Populasi merupakan keseluruhan objek penelitian, sedangkan sampel merupakan sebagian atau yang mewakili dari populasi yang diteliti (Arikunto, 2010).

Penelitian ini mengambil populasi siswa kelas VIII di suatu SMP Negeri di Kota Cimahi dengan sampel yang dipilih adalah salah satu kelas saja dengan berbagai pertimbangan bahwa kelas tersebut dapat dijadikan sebagai objek untuk penelitian ini.

B. Desain Penelitian

Pada penelitian ini akan digunakan desain one-shoot case study yang menggunakan satu kelas sampel sebagai kelas penelitian dan dilaksanakan hanya satu kali pengambilan data.

01

Pola yang digunakan: X

02

Gambar 3.1. Desain Penelitian X adalah treatment atau perlakuan

01 adalah kemampuan self-directed learning hasil pengamatan. 02 adalah penguasaan konsep siswa

rxy adalah koefisien korelasi C. Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode deskriptif. Menurut Panggabean (1996) metode penelitian deskriptif yaitu metode penelitian yang digunakan untuk meneliti di lapangan tentang hal-hal yang sedang terjadi. Metode penelitian deskriftif sekurang-kurangnya ada lima jenis, yaitu; penelitian

(21)

25

Ferri Wiryawan, 2013

Hubungan Kemampuan Self-Directed Learning Dengan Penguasaan Konsep Fisika Siswa Smp Melalui Pembelajaran Berbasis Masalah

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

deskriptif murni atau survey, penelitian korelasi, penelitian komparasi, penelitian penelusuran, dan penelitian evaluasi (Arikunto, 2010).

Penelitian yang dilaksanakan ini secara khusus menggunakan metode penelitian deskriftif dengan jenis korelasi. Penelitian korelasi merupakan penelitian yang mendeteksi sejauh mana variansi-variansi pada suatu faktor berkaitan dengan variansi-variansi pada suatu atau lebih faktor lain berdasarkan koefisien korelasi (Panggabean, 1996). Pada penelitian ini, aspek yang ingin teliti adalah sejauh mana korelasi antara kemampuan Self-directed Learning dengan penguasaan konsep fisika yang dimiliki oleh siswa SMP.

D. Definisi Operasional a. Self Directed Learning

Kemampuan self-directed learning merupakan sebuah proses dimana sebuah individu mengambil inisiatif, dengan atau tanpa bantuan orang lain, dan proses dalam self-directed learning ini dilakukan dengan menyadari kebutuhan sendiri dalam belajar, mengatur tujuan pribadi, membuat keputusan pada sumber dan strategi belajar dan menilai hasil (Knowles dalam Jennings, 2007). Kemampuan ini diukur dengan menggunakan instrumen nontes berupa self rating scale self directed learning yang diisi langsung oleh siswa sehingga dapat diketahui bagaimana kemampuannya.

b. Penguasaan konsep Fisika.

(22)

26

Ferri Wiryawan, 2013

Hubungan Kemampuan Self-Directed Learning Dengan Penguasaan Konsep Fisika Siswa Smp Melalui Pembelajaran Berbasis Masalah

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

c. Hubungan kemampuan self-directed learning siswa dengan penguasaan konsep fisika. Hubungan yang dimaksudkan adalah apakah adanya keterkaitan antara kemampuan self-directed learning dengan penguasaan konsep siswa. Jika ternyata rata-rata siswa memiliki kemampuan self-directed learning yang tinggi dan memiliki penguasaan konsep yang baik pula maka dapat dikatakan antara kedua variabel tersebut memiliki hubungan positif. Jika didapatkan hasil yang sembarang atau tidak berbanding lurus maka dikatakan antara kedua variabel tersebut tidak memiliki hubungan.

d. Pembelajaran Berbasis Masalah

Pembelajaran berbasis masalah yang dimaksud adalah suatu pembelajaran yang menekankan pada siswa untuk menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan fenomena yang pernah bahkan sering ditemui oleh siswanya. Masalah yang disajikan pada model pembelajaran ini akan menggunakan pengembangan masalah dengan model 3C3R. Model 3C3R yaitu sebuah desain model masalah untuk menunjang model pembelajaran berbasis masalah.

E. Prosedur Penelitian

a. Tahap persiapan penelitian

Sebelum melaksanakan penelitian, dilakukan persiapan-persiapan sebagai berikut.

1) Melakukan studi literatur untuk memperoleh teori yang sesuai dengan

permasalahan yang dikaji.

2) Menentukan sekolah yang akan dijadikan tempat penelitian

3) Mempersiapkan administrasi perizinan penelitian

4) Menghubungi pihak sekolah dan berkomunikasi dengan pengajar fisika di

tempat penelitian untuk berkonsultasi mengenai keadaan siswanya

5) Menentukan sampel penelitian

6) Melakukan studi pendahuluan untuk mengetahui keadaan sampel siswa

(23)

27

Ferri Wiryawan, 2013

Hubungan Kemampuan Self-Directed Learning Dengan Penguasaan Konsep Fisika Siswa Smp Melalui Pembelajaran Berbasis Masalah

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

7) Menyiapkan perangkat pembelajaran seperti rencana pelaksanaan

pembelajaran dan skenario pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran berbasis masalah, kemudian berkonsultasi bersama dosen pembimbing

8) Menyusun instrument penilaian berupa self rating scale untuk menilai

kemampuan self directed learning siswa bersama dosen pembimbing dan membuat soal tes untuk mengukur penguasaan konsep siswa

9) Melakukan judgement soal penguasaan konsep dan Self-Rating Scale Self -directed Learning dengan dosen ahli.

10)Melakukan uji coba instrumen kepada siswa yang memiliki tingkatan yang

sama dengan sampel penelitian kemudian menentukan validitas, reliabilitas, daya pembeda, dan tingkat kesukaran instrumen tersebut. b. Tahap pelaksanaan penelitian

1) Melaksanakan pembelajaran fisika didalam kelas penelitian dengan menggunakan model PBL

2) Observer mengamati aktivitas selama pembelajaran berlangsung.

3) Melaksanakan tes dengan memberikan soal penguasaan konsep yang telah di uji coba dan di judgement oleh ahli.

4) Memberikan lembar self rating scale self-directed learning untuk diisi langsung oleh siswa untuk mengetahui kemampuan SDL siswa.

c. Tahap akhir penelitian

1) Melakukan pengolahan data hasil dari pengisian self rating 2) Mengolah data hasil tes

3) Menggolongkan tingkat kemampuan self directed learning siswa dari nilai yang dihasilkan

4) Menganalisis kemampuan self directed learning siswa berdasarkan kategori kemampuannya.

5) Menganalisis apakah penguasaan konsep fisika siswa dipengaruhi oleh kemampuan self directed learning yang dimilikinya.

(24)

28

Ferri Wiryawan, 2013

Hubungan Kemampuan Self-Directed Learning Dengan Penguasaan Konsep Fisika Siswa Smp Melalui Pembelajaran Berbasis Masalah

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

7) Menyajikan kekurangan dan pendukung selama penelitian sebagai bahan perbaikan untuk penelitian selanjutnya.

F. Instrumen Penelitian

Instrumen yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan angket dan tes.

a. Nontes

Instrumen nontes diberikan kepada siswa untuk mengetahui tingkatan kemampuan self directed learning siswa itu sendiri. Instrumen ini berupa Self -rating Scale of Self-directed Learning (SRSSDL) yang berisikan pernyataan -pernyataan mengenai kemampuan self directed learning yang telah disusun oleh seorang peneliti dengan format pengisian menggunakan skala nilai tertentu (lampiran A.05). Instrumen ini terdiri dari 60 item yang terbagi kedalam 5 aspek, yaitu aspek awareness, learning strategies, learning activities, evaluations, dan interpersonal skills dengan setiap item memiliki pilihan nilai 1 sampai 5.

Instrumen nontes ini telah diuji nilai nilai validitas dan reliabilitas oleh pembuatnya, yang nilainya sebagai berikut.

Tabel 3.1. Nilai Koefisien Cronbach Alpha Aspek SDL

Aspek Self-Directed Learning Koefisien Cronbach Alpha

Awareness 0.79

Learning Strategies 0.73

Learning activities 0.71

Evaluation 0.71

Interpersonal Skills 0.71

(Williamson, 2007)

(25)

29

Ferri Wiryawan, 2013

Hubungan Kemampuan Self-Directed Learning Dengan Penguasaan Konsep Fisika Siswa Smp Melalui Pembelajaran Berbasis Masalah

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Tes yang digunakan merupakan tes penguasaan konsep yang terdiri dari 20 butir soal (lampiran A.07). Tes ini diberikan kepada siswa setelah diberikan treatment berupa pengajaran model PBL. Tes yang digunakan dalam penelitian ini berupa tes tertulis berbentuk pilihan ganda. Tes yang diinginkan adalah tes yang dapat mengukur penguasaan konsep siswa diranah kognitif C1, C2, C3, dan C4

Layak atau tidaknya instrumen yang digunakan dalam penelitian, diukur dengan melakukan pengujian terhadap instrumen tersebut. Pengujian yang dilakukan adalah sebagai berikut.

1. Validitas item

Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen (Arikunto, 2011). Pengujian validitas item tes pada penelitian ini menggunakan rumus korelasi product moment dengan angka kasar, yaitu:

� =√ Σ 2− ΣΣ − Σ2 ΣΣ2− Σ 2 …………01)

(Arikunto, 2011) Dengan:

rXY adalah koefisien korelasi antara variabel X dan variabel Y N adalah jumlah siswa

X adalah skor tiap item tes

Y adalah skor total semua item tes

Menurut Arikunto (2011), nilai validitas butir soal hasil dari perhitungan, dapat di interpretasikan sebagai berikut.

(26)

30

Ferri Wiryawan, 2013

Hubungan Kemampuan Self-Directed Learning Dengan Penguasaan Konsep Fisika Siswa Smp Melalui Pembelajaran Berbasis Masalah

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Hasil pengolahan uji validitas, setiap item yang digunakan memiliki validitas sebagai berikut (data perhitungan terlampir pada lampiran B.02)

Tabel 3.2. Klasifikasi Hasil Uji Validitas Item

Validitas Nomor item

Tidak Valid Sangat rendah

Rendah Cukup Tinggi

15, 19, 20 6, 11, 12, 16

3, 4, 5, 8, 10, 13, 18, 21, 22, 24, 25 1, 14, 17, 23

2, 7, 9, 2. Reliabilitas tes

Reliabilitas instrumen menunjukan seberapa besar suatu instrumen tersebut dapat dipercaya dan dapat digunakan sebagai alat pengumpul data (Nugroho, 2011). Lebih lanjut Nugroho menjelaskan bahwa reliabilitas instrumen yang semakin tinggi menunjukan hasil ukur yang didapatkan semakin terpercaya (reliabel). Semakin reliabel suatu instrumen, membuat instrumen tersebut akan mendapatkan hasil yang sama bila digunakan beberapa kali mengukur pada obyek yang sama.

Teknik yang digunakan untuk menentukan reliabilitas instrumen tes dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan metode Alpha Cronbach (α). Menurut Azwar (Nugroho, 2011) koefisien Alpha Cronbach menunjukan sejauh mana kekonsistenan responden dalam menjawab instrumen yang dinilai. Persamaan Alpha Cronbach dapat dituliskan sebagai berikut.

�� ≥ � = [� − 1] [1 −� +

� ]

= Σ � − 1− Σ�

(27)

31

Ferri Wiryawan, 2013

Hubungan Kemampuan Self-Directed Learning Dengan Penguasaan Konsep Fisika Siswa Smp Melalui Pembelajaran Berbasis Masalah

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu � =Σx

2Σx 2 �

− ………02)

Dengan rxx' = koefisien reliabilitas

S12 = varians skor belahan ganjil S22 = varians skor belahan genap Sx2 = varians skor total

Yi = jumlah skor pada tiap kelompok

X = jumlah skor atribut pada masing-masing pengisian item N = jumlah sampel atau responden

k = jumlah belahan

(Nugroho, 2011)

Pengukuran reliabilitas menggunakan metode ini akan menghasilkan nilai alpha dalam skala 0-1 yang dapat dikelompokkan kedalam lima kelas dengan tingkat reliablitas berbeda yang masing-masing disajikan pada tabel 3.3 berikut.

Tabel 3.3. Klasifikasi Reliabilitas

Alpha Tingkat Reliabilitas

0,00 – 0,20 Kurang reliabel 0,201 – 0,40 Agak reliabel 0,401 – 0,60 Cukup reliabel

0,601 – 0,80 Reliabel

0,801 – 1,00 Sangat reliabel

(Nugroho, 2011)

Dari hasil pengolahan data uji coba instrumen tes, didapatkan nilai rxx’ sebesar r=0,744 (perhitungan terlampir pada lampiran B.03). Jika merujuk pada kelas yang disajikan pada Tabel 3.3, terlihat bahwa reliabilitas r=0,744 berada pada tingkat kelas reliabel. Hal ini menunjukan bahwa instrumen yang diuji memiliki sifat reliabel atau dapat dipercaya untuk digunakan dalam penelitian.

(28)

32

Ferri Wiryawan, 2013

Hubungan Kemampuan Self-Directed Learning Dengan Penguasaan Konsep Fisika Siswa Smp Melalui Pembelajaran Berbasis Masalah

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Daya pembeda soal adalah kemampuan suatu soal untuk membedakan antara siswa yang pandai (berkemampuan tinggi) dengan siswa yang berkemampuan rendah (Arikunto, 2011). Daya pembeda atau indeks diskriminasi berkisar antara nilai 0,00 sampai dengan 1,00. Menurut Arikunto (2011), butir-butir soal yang baik adalah butir-butir soal yang mempunyai indeks diskriminasi 0,4 sampai 0.7. Daya pembeda diklasifikasikan menjadi kelas-kelas berikut.

Tabel 3.4. Klasifikasi Daya Pembeda

Nilai D Klasifikasi

0,00 – 0,20 Jelek (poor)

0,20 – 0,40 Cukup (satisfactory)

0,40 – 0,70 Baik (good)

0,70 – 1,00 Baik sekali (excellent) Negatif Tidak baik/ harus dibuang

(Arikunto, 2011) Untuk menentuan nilai daya pembeda, persamaan yang digunakan adalah persamaan berikut.

� = − = � − � …….03)

Dengan

D = Daya pembeda J = jumlah peserta tes

JA = Banyaknya peserta kelompok atas JB = Banyaknya peserta kelompok bawah

BA = Banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab soal itu dengan benar

BB = Banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab soal itu dengan benar

PA = Proporsi peserta kelompok atas yang menjawab benar PB = proporsi peserta kelompok bawah yang menjawab benar

(29)

33

Ferri Wiryawan, 2013

Hubungan Kemampuan Self-Directed Learning Dengan Penguasaan Konsep Fisika Siswa Smp Melalui Pembelajaran Berbasis Masalah

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Hasil pengolahan uji coba instrumen, daya pembeda yang dimiliki setiap item disajikan dalam Tabel 3.5 (perhitungan pada lampiran B.04).

Tabel 3.5. Nilai Daya Pembeda Item Tes

Kriteria D No. item

Jelek 1, 3, 5, 6, 9, 10, 11, 12, 13, 15, 16, 19, 20, 22, 24

Cukup 2, 4, 7, 8, 14, 18, 21, 23, 25

Baik 17

4. Tingkat Kesukaran

Arikunto (2011) menyatakan bahwa soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah atau tidak terlalu sukar. Tingkat kesukaran dan kemudahan suatu soal ditentukan oleh suatu bilangan yang disebut dengna indeks kesukaran. Besarnya indeks kesukaran antara 0,00 sampai dengan 1,0 (Arikunto, 2011). Untuk menentukan indeks kesukaran suatu item, digunakan rumus berikut.

� = …………..04) Dengan P = indeks kesukaran

B = banyak siswa yang menjawab soal tersebut dengan benar JS= jumlah seluruh siswa peserta tes

Menurut ketentuan yang sering diikuti, indeks kesukaran sering diklasifikasikan sebagai berikut.

Soal dengan P 0,00 sampai 0,30 adalah soal sukar Soal dengan P 0,30 sampai 0,70 adalah soal sedang Soal dengan P 0,70 sampai 1,00 adalah soal mudah

(Arikunto, 2011) Dari pengolahan data uji coba pada lampiran B.05, tingkat kesukaran instrumen yang digunakan adalah sebagai berikut.

Tabel 3.6. Tingkat Kesukaran Item

Tingkat kesukaran Nomor item

(30)

34

Ferri Wiryawan, 2013

Hubungan Kemampuan Self-Directed Learning Dengan Penguasaan Konsep Fisika Siswa Smp Melalui Pembelajaran Berbasis Masalah

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Sedang 8, 16, 24

Sukar 6, 12, 15, 17, 18, 19, 20, 21, 22, 23, 25

Setelah melakukan pengolahan dan analisis data hasil uji coba instrumen dengan uji validitas item, uji reliabilitas, uji daya pembeda, dan uji tingkat kesukaran item, instrumen yang digunakan dalam penelitian ini hanya berjumlah 20 item dengan spesifikasi sebagai berikut.

1. Berdasarkan tingkat kesukaran, terdiri dari 11 soal dengan tingkat kesukaran yang mudah, 2 soal dengan tingkat kesukaran yang sedang, dan 7 soal dengan tingkat kesukaran yang sukar

2. Berdasarkan tingkatan ranah kognitif, terdiri dari 3 soal C1, 8 soal C2, 6 soal C3, 3 soal C4

G. Teknik Pengumpulan Data

Pada penelitian ini, data yang dikumpulkan adalah data kualitatif dan kuantitatif dari hasil pengisian instrumen yang diberikan kepada siswa. Pengambilan data kualitatif dilakukan secara langsung dengan memberikan instrumen non-tes kepada siswa yaitu dengan pengisian self rating scale Self -directed Learning. Dari data ini didapat gambaran tingkatan kemampuan self directed learning siswa dengan mengacu kepada kriteria tingkat self-directed learning yang telah dikembangkan oleh Williamson.

Data kuantitatif diperoleh dengan memberikan instrumen tes diakhir pembelajaran yang langsung diisi oleh siswa sendiri. Tujuan diambil data ini yaitu untuk mengetahui sejauh mana penguasaan konsep fisika siswa pada konsep pembiasan cahaya. Jika data sebelumnya menunjukan kemampuan self directed learning, maka dengan data ini akan ditemukan apakah kemampuan self directed learning berpengaruh terhadap penguasaan konsep siswa.

H. Teknik Pengolahan Data a. Data nontes

(31)

35

Ferri Wiryawan, 2013

Hubungan Kemampuan Self-Directed Learning Dengan Penguasaan Konsep Fisika Siswa Smp Melalui Pembelajaran Berbasis Masalah

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

mengolah data dari hasil pengisian self rating scale self-directed learning dapat menggunakan scorring sheet berikut ini.

awareness

Nilai 1 2 3 4 5

Item: 1.1-1.12

Total Nilai total:

Learning strategies

Nilai 1 2 3 4 5

Item: 2.1-2.12

Total Nilai total:

Learning activities

Nilai 1 2 3 4 5

Item: 3.1-3.12

Total Nilai total:

evaluation

Nilai 1 2 3 4 5

Item: 4.1-4.12

Total Nilai total:

Interpersonal skills

Nilai 1 2 3 4 5

Item: 5.1-5.12

Total Nilai total:

(32)

36

Ferri Wiryawan, 2013

Hubungan Kemampuan Self-Directed Learning Dengan Penguasaan Konsep Fisika Siswa Smp Melalui Pembelajaran Berbasis Masalah

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Setelah didapatkan nilai total, selanjutnya dijumlahkan kedalam sheet berikut.

+ + + + =

[image:32.595.88.551.239.689.2]

Dengan teknik penjumlahan seperti telah dijelaskan, maka didapatkan nilai akhir yang menunjukan tingkat kemampuan self-directed learning yang dimiliki siswa. Kemudian nilai-nilai yang didapatkan disesuaikan dengan kriteria yang ditetapkan sesuai dengan tingkatan nilainya.

Tabel 3.7. Karakteristik Kemampuan Self-Directed Learning

Rentang Nilai Tingkatan

self-directed learning Interpretasi

60-140 Rendah

Masih membutuhkan bimbingan dari guru, setiap perubahan spesifik yang diperlukan untuk perbaikan harus diidentifikasi dan mungkin melengkapi perbaikan metode pembelajarannya.

141-220 Sedang

Ini merupakan setengah perjalanan untuk menjadi seorang pembelajar mandiri. Daerah untuk perbaikan harus diidentifikasi, dievaluasi dan strategi yang diadopsi dibimbing oleh guru bila diperlukan

221-300 Tinggi

Hal ini menunjukkan self-directed learning yang efektif. Tujuannya sekarang adalah untuk mempertahankan kemajuan dengan mengidentifikasi kekuatan dan metode untuk pemantapan self-directed learning yang efektif.

(Williamson, 2007) b. Data tes

(33)

37

Ferri Wiryawan, 2013

Hubungan Kemampuan Self-Directed Learning Dengan Penguasaan Konsep Fisika Siswa Smp Melalui Pembelajaran Berbasis Masalah

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

penilaian 1 untuk jawaban benar dan 0 untuk jawaban salah. Untuk kepentingan berkaitan dengan self-directed learning nilai siswa yang ditinjau hanya nilai akhir setelah dilaksanakan pembelajaran.

[image:33.595.109.510.232.554.2]

Dari skor yang didapatkan, kemudian skor-skor tersebut diubah menjadi nilai dengan skala 0-100. Untuk mengetahui tingkat penguasaan konsep yang dicapai oleh siswa, data yang diperoleh kemudian dibandingkan dengan interpretasi yang disajikan pada Tabel 3.8 berikut.

Tabel 3.8. Klasifikasi Penguasaan Konsep

No Nilai penguasaan konsep Tingkatan

1 0-30 Sangat rendah

2 31-54 Rendah

3 55-74 Sedang

4 75-89 Tinggi

5 90-100 Sangat tinggi

(Panggabean, 1989) c. Korelasi Kemampuan Self Directed Learning Dengan Penguasaan Konsep

Fisika Siswa

Korelasi menunjukan keeratan hubungan antara dua variabel atau lebih, tanpa memperhatikan ada atau tidaknya hubungan kausal antara variabel tersebut (Nugroho, 2011). Korelasi ini dimaksudkan untuk menunjukkan adanya derajat hubungan kemampuan self directed learning dengan penguasaan konsep fisika siswa. Panggabean (1989) menjelaskan bahwa pemilihan teknik untuk menghitung koefisien korelasi disesuaikan dengan data dari variabel-variabel yang akan dikorelasikan.

(34)

38

Ferri Wiryawan, 2013

Hubungan Kemampuan Self-Directed Learning Dengan Penguasaan Konsep Fisika Siswa Smp Melalui Pembelajaran Berbasis Masalah

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu 1. Uji Normalitas Data

Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui normalitas distribusi data yang didapatkan dalam penelitian. Dalam penelitian ini uji normalitas yang digunakan adalah uji normalitas dengan cara tes distribusi normal dengan langkah-langkah sebagai berikut.

1) Menghitung nilai rata-rata (Mean = M) 2) Menghitung nilai standar deviasi (sd)

3) Membuat daftar Frekuensi Observasi (Fo) dan Frekuensi Harapan (Fh) dengan menentukan:

a. Rentang skor: r = skor tertinggi – skor terendah b. Banyak kelas: k= 1+3,3log n

[image:34.595.117.512.208.646.2]

c. Panjang kelas: p= � � d. Tabel distribusi

Tabel 3.9. Tabel Distribusi Uji Normalitas

Kelas (k)

Frekuensi (Oi)

Batas kelas (bk)

z

-score l1-l2 l (l2-l1) Ei χ 2

dengan � = �− ;

4) Menentukan derajat kebebasan: υ= k-3 5) Menentukan nilai χ2 pada tabel chi kuadrat 6) Penentuan normalitas

(35)

39

Ferri Wiryawan, 2013

Hubungan Kemampuan Self-Directed Learning Dengan Penguasaan Konsep Fisika Siswa Smp Melalui Pembelajaran Berbasis Masalah

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Uji normalitas ini digunakan untuk mengolah kedua data yang didapatkan yaitu tingkat kemampuan self-directed learning dan penguasaan konsep siswa. Jika kedua data terdistribusi normal, maka pengolahan dilanjutkan dengan uji linieritas regresi kedua data tersebut. Tetapi, jika salah satu dari data tersebut tidak terdistribusi normal pengolahan tidak dilanjutkan dengan uji linearitas regresi tetapi langsung menghitung koefisien korelasi dengan teknik Phi Coeficient (ϕ).

2. Uji Linieritas Regresi

Pengujian linieritas regresi dilakukan jika kedua data penelitian diketahui terdistribusi normal. Untuk menguji linieritas regresi, ditentukan terlebih dahulu persamaan garis regresinya, menurut panggabean (2001) yaitu sebagai berikut.

y= ax + b Dengan nilai a dan b adalah seperti berikut ini.

= (Σ 2) Σ − ΣΣ 2 − Σ Σ2 ……….06)

= ΣΣ 2− Σ− Σ Σ2 ………07)

Dengan X adalah nilai self-directed Learning dan Y adalah nilai penguasaan konsep siswa.

Setelah ditentukan persamaan garis regresinya, selanjutnya adalah menguji linearitas regresi data-data tersebut dengan langkah-langkah seperti berikut ini.

1) Menghitung jumlah kuadrat regresi a dengan persamaan = ΣY2 …08)

2) Menghitung jumlah kuadrat regresi b terhadap a dengan persamaan

| = {Σ − Σ Σ }………09)

3) Menghitung jumlah kuadrat residu dengan persamaan

� = ∑ − − | ……10)

4) Menghitung jumlah kuadrat kekeliruan dengan persamaan

�� = ∑ {Σ − Σ Σ } …….11)

(36)

40

Ferri Wiryawan, 2013

Hubungan Kemampuan Self-Directed Learning Dengan Penguasaan Konsep Fisika Siswa Smp Melalui Pembelajaran Berbasis Masalah

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu JKtc=JKr – JKkk …….12)

6) Menghitung derajat kebebasan kekeliruan dengan dkkk= n-k 7) Menghitung derajat kebebasan ketidakcocokan dengan persamaan

dktc =k-2 …….13)

8) Menghitung rata-rata kuadrat kekeliruan dengan persamaan RKkk = �� ���

9) Menghitung rata-rata kuadrat ketidakcocokan dengan persamaan

� = ��

�� ……14)

10)Menghitung nilai F ketidakcocokan dengan persamaan Ftc = �� ��

11)Menentukan nilai F tabel dengan tingkat kepercayaan tertentu pada dktc/dkkk yang telah ditentukan.

12)Membandingkan nilai Fhitung dengan Ftabel: apabila nilai Fhitung < Ftabel berarti persamaan garis regresi tersebut linear. Apabila nilai Fhitung>Ftabel, berarti persamaan garis regresi tersebut tidak linear.

(Panggabean,2001) Jika setelah melakukan uji linieritas regresi menunjukan persamaan garis regresi linear, maka teknik yang digunakan untuk menentukan koefisien korelasi adalah teknik korelasi product moment. Namun, jika hasil uji regresi tidak menunjukan persamaan garis regresi yang linear, maka teknik penentuan koefisien korelasi menggunakan teknik Phi Coeficient.

Jika perhitungan koefisien korelasi menggunakan korelasi Product moment, maka rumus yang digunakan adalah sebagai berikut.

……..15)

(Panggabean, 2001: 170)

dengan :

=korelasi antara kemampuan self directed learning dengan penguasaan konsep fisika

(37)

41

Ferri Wiryawan, 2013

Hubungan Kemampuan Self-Directed Learning Dengan Penguasaan Konsep Fisika Siswa Smp Melalui Pembelajaran Berbasis Masalah

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Jika teknik penentuan koefisien korelasi yang digunakan adalah teknik Phi Coeficient, data-data yang didapatkan terlebih dahulu harus diubah kedalam bentuk variabel diskrit. Salah satu teknik untuk mengubah bentuk variabel kedalam variabel diskrit adalah dengan menggunakan teknik mean (rata-rata). Siswa dikatakan termasuk kedalam kelompok positif apabila nilai yang diperolehnya lebih besar dari rata-rata nilai seluruh siswa, sedangkan siswa termasuk kedalam kelompok negatif adalah siswa dengan perolehan nilai lebih kecil dari nilai rata-rata.

[image:37.595.118.510.241.625.2]

Dalam penelitian ini, setelah ditentukan kelompok negatif dan positif, dapat dibuatkan tabel kontingensi seperti pada tabel berikut ini.

Tabel 3.10. Tabel Kontingensi 2x2

Penguasaan konsep kelompok

positif

Penguasaan konsep kelompok

negatif

Total

SDL kelompok positif

A B A+B

SDL kelompok negatif

C D C+D

Total A+C B+D A+B+C+D

(Arikunto, 2010) Keterangan:

A = banyaknya siswa dengan SDL dan penguasaan konsep yang positif B = Banyaknya siswa dengan SDL positif dan penguasaan konsep negatif C = Banyaknya siswa dengan SDL negatif dan penguasaan konsep positif D = Banyaknya siswa dengan SDL dan penguasaan konsep negatif

Setelah dibuatkan tabel kontingensi, perhitungan koefisien korelasi dapat dilakukan dengan menggunakan persamaan uji korelasi Phi Coeficient berikut ini.

(38)

42

Ferri Wiryawan, 2013

Hubungan Kemampuan Self-Directed Learning Dengan Penguasaan Konsep Fisika Siswa Smp Melalui Pembelajaran Berbasis Masalah

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Dari pengolahan data korelasi antara self-directed learning dengan penguasaan konsep fisika siswa, akan didapatkan nilai rhitung baik dengan menggunakan persamaan product moment atau dengan Phi Coficient. Setelah mendapatkan berapa besar nilai rhitung bandingkan nilainya dengan nilai rtabel dengn taraf signifikansi tertentu. Jika rhitung > rtabel maka terdapat hubungan positif (searah) antara kemampuan self-directed learning dengan penguasaan konsep fisika siswa. Sebaliknya, jika rhitung < rtabel maka hubungan antara self -directed learning dengan penguasaan konsep fisika siswa adalah negatif atau terbalik.

[image:38.595.116.513.224.542.2]

Untuk mengetahui tingkatan korelasi yang didapatkan, bandingkan dengan interpretasi yang disajikan dalam Tabel 3.11 berikut.

Tabel 3.11. Interpretasi Nilai Korelasi

Korelasi Kategori

0,81 – 1,00 0,61 – 0,80 0,41 – 0,60 0,21 – 0,40 0,00 – 0,20

Sangat Tinggi Tinggi Sedang Rendah Sangat Rendah

(Panggabean, 2001: 162) d. Menguji Signifikansi Nilai Koefisien Korelasi

Menurut Panggabean (1996), tingkat signifikansi merupakan derajat yang menyatakan keberartian sesuatu. Pada penelitian ini diuji berapa besar tingkat keberartian hubungan self-directed learning dengan penguasaan konsep fisika siswa.

Uji signifikansi yang dilakukan disesuaikan dengan penggunaan persamaan dalam penentuan koefisien korelasi. Untuk uji signifikansi dari korelasi dengan menggunakan product moment, persamaan yang digunakan adalah seperti berikut.

� = √�2−�−2 ……17)

(39)

43

Ferri Wiryawan, 2013

Hubungan Kemampuan Self-Directed Learning Dengan Penguasaan Konsep Fisika Siswa Smp Melalui Pembelajaran Berbasis Masalah

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Jika nilai thitung > ttabel maka dapat dikatakan bahwa terdapat signifikansi hubungan antara self-directed learning dengan penguasaan konsep fisika siswa. Sedangkan jika nilai thitung < ttabel maka dapat dikatakan bahwa tidak terdapat signifikansi hubungan antara kemampuan self-directed learning dengan penguasaan konsep fisika siswa.

Untuk uji signifikansi dari korelasi yang dihitung dengan teknik Phi Coeficient, digunakan uji signifikansi dengan persamaan berikut.

� = �� �……..18)

(Arikunto, 2010) Dengan χ2 = Nilai Chi kuadrat

rϕ = Nilai korelasi Phi coefficient N = Jumlah sampel

Dari hasil perhitungan, jika nilai χ2 hitung > χ2 tabel maka dapat dikatakan bahwa terdapat signifikansi hubungan korelasional antara kemampuan self -directed learning dengan penguasaan konsep fisika siswa. Sebaliknya, jika nilai χ2hitung < χ2tabel maka dapat dikatakan bahwa tidak terdapat signifikansi hubungan antara kemampuan self-directed learning dengan penguasaan konsep fisika siswa. e. Kontribusi Self-Directed Learning terhadap Penguasaan Konsep

(40)

Ferri Wiryawan, 2013

Hubungan Kemampuan Self-Directed Learning Dengan Penguasaan Konsep Fisika Siswa Smp Melalui Pembelajaran Berbasis Masalah

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan temuan pada penelitian di salah satu SMP Negeri di Kota Cimahi mengenai hubungan self-directed learning dengan penguasaan konsep fisika siswa SMP melalui model 3C3R pada Pembelajaran Berbasis Masalah, dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut.

1. Secara umum kemampuan self-directed learning yang dimiliki oleh siswa SMP berada pada tingkatan sedang dengan mayoritas siswa dominan pada aspek interpersonal skills dan kurang pada aspek learning activities.

2. Secara umum, penguasaan konsep siswa pada materi Pembiasan Cahaya berada pada tingkat kurang baik dan cukup baik.

3. Ada hubungan yang searah yang signifikan antara kemampuan Self-Directed Learning dengan penguasaan konsep fisika siswa SMP. Hal ini sesuai dengan tingkat kemampuan SDL siswa yang sedang serta penguasaan konsep siswa yang sedang pula.

4. Kemampuan Self-Directed Learning memiliki kontribusi sebesar 57,7% terhadap penguasaan konsep fisika yang dimiliki siswa.

B. Saran

Dari penelitian yang telah dilakukan, ada beberapa saran yang ingin dikemukakan, yaitu:

1. Perlu ditingkatkan kembali pengembangan aspek-aspek lemah pada diri siswa seperti aspek awareness dan learning activities pada kemampuan self-directed learning dalam proses pembelajaran agar siswa memiliki kemampuan yang baik dalam setiap aspek SDL sehingga dapat membantu dalam penguasaan konsep yang lebih baik.

(41)

66

Ferri Wiryawan, 2013

Hubungan Kemampuan Self-Directed Learning Dengan Penguasaan Konsep Fisika Siswa Smp Melalui Pembelajaran Berbasis Masalah

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

3. Perlu dilaksanakan uji coba terkait keterbacaan makna dari self-rating scale self-directed learning untuk setiap tingkatan objek yang akan diteliti agar ketika dilaksanakan penelitian selanjutnya semua objek penelitian dapat memahami maksud dari semua item yang terdapat pada instrumen tersebut. 4. Jika akan dilaksanakan kembali penelitian serupa, gunakan model

(42)

67

Ferri Wiryawan, 2013

Hubungan Kemampuan Self-Directed Learning Dengan Penguasaan Konsep Fisika Siswa Smp Melalui Pembelajaran Berbasis Masalah

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

DAFTAR PUSTAKA

Annisa, Witri. 2010. Metode Penelitian Korelasional [online]. Tersedia:

http://bintangkecilungu.wordpress.com/2010/10/31/metode-penelitian

-korelasional-2/ [8 Maret 2013]

Arikunto, Suharsimi. (2010). Prosedur Penelitian (Suatu Pendekatan Praktik).

Jakarta: Rineka Cipta

Arikunto, Suharsimi. (2011). Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Bandung: Bumi

Aksara

Bangun, Gladys Ema Sarlina. 2011. Perbedaan Self Directed Learning Siswa

Sekolah Menengah Atas dan Sekolah Menengah Kejuruan di Yayasan

Dharma Bakti Medan. Skripsi jurusan Psikologi USU: Tidak diterbitkan

Dahar, R. W. 1989. Teori-Teori Belajar. Jakarta: Erlangga

Duch, Barbara. "Problem Based Learning in Physics: The Power of Students

Teaching Students." About Teaching, 47, Jan. 1995, 6-7.

Glazer, Evan. 2001. Problem Based Instruction. [On Line]. Tersedia:

http://www.coe.uga.edu/epltt/ProblemBasedInstruct.htm [ 3 Februari 2013]

Hung, W. (2006). The 3C3R Model: A Conceptual Framework for Designing

Problems in PBL. Interdisciplinary Journal of Problembased Learning,

(43)

68

Ferri Wiryawan, 2013

Hubungan Kemampuan Self-Directed Learning Dengan Penguasaan Konsep Fisika Siswa Smp Melalui Pembelajaran Berbasis Masalah

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Hung, W.(2008) The 9-step Problem design Process for Problem-Based Learning:

Application of the 3C3R Model. Educational Research Review 4 (2009)

118–141

Jennings,S. F.(2007). Personal development plans and selfdirected learning for

healthcare professionals: are they evidence based?. Postgrad Med J. 2007

August; 83(982): 518–524.

Nugroho, Yohanes (2011). It’s Easy Olah Data dengan SPSS. Yogyakarta: Skripta

Media Creative

Nurhasnah. (2007). Pembelajaran Berbasis Masalah Untuk Meningkatkan

Penguasaan Konsep, Berpikir Kritis dan Sikap Ilmiah. Tesis UPI Bandung:

Tidak diterbitkan.

Panggabean, P.L. (2001). Statistika Dasar. Bandung: Jurusan Pendidikan Fisika

FPMIPA UPI.

Panggabean, P.L. (1989). Penelitian Pendidikan. Bandung: Jurusan Pendidikan

Fisika FPMIPA UPI

Saepuzaman, Duden. (2008). Penerapan Model Pembelajaran Berbasis Masalah

Dalam Pembelajaran Materi Rangkaian Listrik Arus Searah Untuk

Meningkatkan Penguasaan Konsep Dan Keterampilan Berpikir Kritis

(44)

69

Ferri Wiryawan, 2013

Hubungan Kemampuan Self-Directed Learning Dengan Penguasaan Konsep Fisika Siswa Smp Melalui Pembelajaran Berbasis Masalah

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Solihat, Nur Fitriani (2010). Penerapan Model Pembelajaran Fisika Berbasis

Fenomena Untuk Meningkatkan Penguasaan Konsep Dan Keterampilan

Berpikir Kritis. Skripsi UPI Bandung: Tidak Diterbitkan

Sudjana. (2009). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT Remaja

Rosdakarya.

Sudjana.(2005). Metoda Statistika. Bandung : Tarsito.

Suyati. (2012). Pengaruh Kemandirian Belajar dengan Prestasi Belajar Mata

Kuliah Keterampilan Dasar Praktek Klinik. Tugas Akhir Universitas

Pesantren Tinggi Darul Ulum Jombang: Tidak diterbitkan

Tahar, Irzan. (2006). Hubungan Kemandirian Belajar dan Hasil Belajar pada

Pendidikan Jarak Jauh. Skripsi Universitas Terbuka: Tidak diterbitkan.

Trianto. (2007). Model-Model Pembelajaran Inovatif Brorientasi Konstruktivistik.

Jakarta: Prestasi Pustaka

Weimer, Maryellen. 2010. Developing Students’ Self-Directed Learning Skills

[online]. Tersedia:http://www.facultyfocus.com/articles/teaching-and

-learning/developing-students%E2%80%99-self-directed-learning-skills/

[31 Januari 2013]

Williamson. (2007). Development of a self-rating scale of self-directed learning.

Gambar

Gambar 3.1 Desain penelitian ................................................................
Gambar 3.1. Desain Penelitian
Tabel 3.1. Nilai Koefisien Cronbach Alpha Aspek SDL
Tabel 3.2. Klasifikasi Hasil Uji Validitas Item
+7

Referensi

Dokumen terkait

4.3.3 Kepuasan Pengunjung atas Indikator Mutu Sarana Pendukung Wisata di Kawasan Taman Wisata Alam Cimanggu

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PEER TEACHING TERHADAP HASIL BELAJAR DALAM PERMAINAN BULUTANGKIS Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Google Flight Search merupakan sebuah platform yang disediakan oleh Google untuk membantu pengguna google dalam mencari informasi mengenai hotel dan

Uji korelasi antar komposisi media setelah diberi perlakuan pupuk kandang sapi dan sampah pertanian sebagai bahan pembenah tanah , terhadap kapasitas menukar kation tanah

Hasil penelitian menggambarkan bahwa kebijakan akuntansi penyusutan yang digunakan perusahaan adalah dengan menggunakan metode garis lurus untuk semua jenis aktiva tetapnya

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana pengaruh rasio keuangan, ukuran perusahaan, dan arus kas dari aktivitas operasi terhadap pendapatan per lembar saham

Berdasarkan pelaksanaan dilapangan banyak hal yang dapat dikemukakan dalam penelitian ini antara lain: dari 28 orang mahasiswa yang mengikuti perkulihan fiqih pada

Hasil penelitian menyebutkan Kinerja anggota Bapemperda dalam pembentukan peraturan daerah di DPRD Kota M agelang dapat disimpulkan bahwa dalam melaksanakan pembentukan