• Tidak ada hasil yang ditemukan

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF MODEL JIGSAW DALAM PEMBELAJARAN IPS Upaya Meningkatkan Kerja Kelompok Melalui Pembelajaran Kooperatif Model Jigsaw Dalam Pembelajaran IPS Kelas V SDN I Boto Kecamatan Wonosari Kabupaten Kl

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF MODEL JIGSAW DALAM PEMBELAJARAN IPS Upaya Meningkatkan Kerja Kelompok Melalui Pembelajaran Kooperatif Model Jigsaw Dalam Pembelajaran IPS Kelas V SDN I Boto Kecamatan Wonosari Kabupaten Kl"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

NASKAH PUBLIKASI

Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat

Sarjana S-1

IS DWI RAHAYU A54B090086

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

(2)

Oleh :

Telah disetujui oleh :

KELAS V SDN I BOTO KECAMATAN WONOSARI KABUPATEN KLATEN

(3)

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF MODEL JIGSAW DALAM PEMBELAJARAN IPS

KELAS V SDN I BOTO KECAMATAN WONOSARI KABUPATEN KLATEN 2012

Is Dwi Rahayu

NIM. A54B090086, Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Muhammadiyah Surakarta, 2012.

Abstrak

Tujuan penelitian ini adalah “Untuk mengetahui peningkatan hasil belajar pada siswa jika diterapkan pembelajaran kooperatif model Jigsaw pada siswa kelas V SDN I Boto, Kecamatan Wonosari, Kabupaten Klaten Tahun Pelajaran 2012/2013”.Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah pembelajaran kooperatif dengan model jigsaw. Jenis penelitian ini adalah penelitian kelas (PTK) dengan prosedur kerja yang dilaksanakan dalam 2 siklus dimana tiap-tiap siklus terdiri atas empat tahapan perencanaan,pelaksanaan tindakan, observasi dan refleksi. Siklus dihentikan jika konsentrasi hasil belajar telah mencapai 75% dari jumlah subyek penelitian. Subyek penelitian ini adalah siswa-siswi kelas V yang berjumlah 15 siswa. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan observasi, dukumentasi dan test. Teknik analisis data menggunakan teknik analisis diskriptif kualitatif yang meliputi reduksi, penyajian data dan menarik kesimpulan. Hasil penelitian ini adalah adanya peningkatan sikap demokratis, kepedulian sosial dan keberanian bertanya. Nilai rata-rata kelas yang semula 58 pada pra tindakan menjadi 64.06 pada siklus I. Peningkatan dari siklus I ke siklus II meningkat menjadi 70.66. Dengan demikian dapat ditarik kesimpulan bahwa dengan penerapan pembelajaran kooperatif model jigsaw dapat meningkatkan kerjasama kelompok yang akhirnya berdampak meningkatnya hasil belajar IPS kelas V SDN I Boto Kecamatan Wonosari Kabupaten Klaten tahun pelajaran 2012/2013.

(4)

A. PENDAHULUAN

Keberadaan mata pelajaran IPS dirasa membosankan bagi siswa-siswi , dalam mengikuti mata pelajaran IPS para siswa merasa jenuh, membosankan kemudian anak didik ramai sendiri, ada yang bermain-main dengan teman dekatnya, bahkan ada yang tidur-tiduran membungkuk dimejanya di saat guru sedang menerangkan pelajaran tersebut. Hal ini banyak beberapa faktor yang mempengaruhi kenapa para murid tidak tertarik dengan mata pelajaran IPS khususnya, dapat dilihat permasalahan yang ada misalnya, kurangnya komunikasi antara orang tua dengan anak hal ini dikarenakan orang tua siswa-siswi di SDN Boto I khususnya kelas V kebanyakan bekerja sebagai buruh, karyawan pabrik yang berekonomi menengah kebawah. Kedua orang taunya bekerja dari pagi hingga sore yang mengakibatkan anak merasa tidak diperhatikan dan kurangnya kasih sayang, anak banyak mengisi waktunya untuk bermain sendiri dan nonton TV dirumah, anak sedikit pengasuhan dari orang tua terutama ibunya.

Tak dapat dipungkiri faktor lain guru dalam menyampaikan pembelajaran konvensi anak didik di kelas sehari-hari di isi dengan ceramah, sementara siswa sebagai obyek dalam pembelajaran, guru belum bisa mengembangkan metode-metode pembelajaran di karenakan guru kurrang berpengalaman dalam menyampaikan pembelajaran dan belum bisa menguasai kelas yang siswa atau anak didik yang bermacam-macam sifat dan karakter yang berbeda-beda, sehingga dalam pembelajaran terutama pelajaran IPS selalu ramai dan tidak efektif dalam KBM.

Manusia adalah makhluk sosial, sehingga dalam kehidupannya manusia tidak dapat hidup sendiri, mereka selalu membutuhkan orang lain. Sebagai makhluk sosial, manusia harus bekerjasama dengan manusia lain guna memenuhi kebutuhannya ataupun untuk memecahkan masalah-masalah hidupnya. Kita tidak dapat memungkiri bahwa kenyataan sekarang jaman globalisasi, manusia cederung bersifat individual.

(5)

perkembangan moral dan sosial para peserta didik. Untuk itu para peserta didik harus dilatih dan diberi kesempatan untuk berinteraksi dan bekerjasama dengan sesama temannya. Pada kebanyakan pekerjaan kemampuan atau kepandaian individual bukanlah yang penting. Kemampuan untuk bekerjasama lebih dibutuhkan untuk mencapai tujuan dan keberhasilan suatu usaha. Sebagai pendidik, guru perlu melihat lebih jauh perkembangan moral sosial daripada sekedar nilai-nilai tes dan ujian. Para guru harus terpanggil untuk mempersiapkan anak didiknya agar bisa berkomunikasi dan bekerjasama dengan orang lain dalam berbagai macam situasi sosial.

”Kompetisi dan eksploitasi merupakan bagian dari kehidupan yang mempengaruhi evolusi karakter dan nilai-nilai sosial” (Anita Lie, 2007: 14). Untuk itu sekolah seharusnya bisa berbuat lebih banyak dalam mengubah arah evolusi nilai-nilai sosial. Sekolah harus bisa mengajarkan cara-cara bekerjasama, sekolah harus nembekali anak didik dengan ketrampilan-ketrampilan dasar dan muatan-muatan informasi, serta harus membina anak didik agar mempunyai kemampuan untuk berfikir kritis, kreatif, keterampilan berkomunikasi dan berkehidupan sosial.

(6)

Untuk menanggulangi hal tersebut, maka guru perlu mencari solusinya bagaimana bisa mencari jalan keluarnya. Pembelajaran yang dilakukan harus menepis masalah tersebut diatas. Maka perlu adanya pembelajaran yang bisa melatih siswa untuk bersikap demokratis, menghargai orang lain, serta rasa peduli terhadap orang lain dan memeningkatkan prestasi belajarnya. Guru harus bisa menciptakan pembelajaran konstruktifis yang mengutamakan dan memfasilitasi peran aktif siswa, mengubah fokus dari penyebaran informasi refleksi siswa yang mendorong peran aktif siswa. Pembelajaran aktif menganjurkan aktifitas-aktifitas pembelajaran yang di dalamnya siswa di berikan otonomi dan kontrol yang luas. Untuk mengarahkan aktifitas-aktiftas pembelajaran aktif meliputi ; memecahkan masalah, bekerja dalam bentuk kelompok kecil. (David A. Jacobsen. Paul Eggem. 2009; 9-10) Pembelajaran kooperatif dipandang sebagai pembelajaran yang tepat untuk mengatasi permasalahan tersebut. Sedangkan model pembelajaran yang akan digunakan adalah pembelajaran model jigsaw.

Menurut Isjoni (2007: 5) ”Pembelajaran kooperatif memberi kesempatan untuk berkomunikasi dan berinteraksi sosial dengan temannya. Dengan pembelajaran kooperatif ini usaha siswa untuk menghargai orang lain, menerima pendapat orang lain, bersikap demokratis, serta dapat mengembangkan kemampuan berfikirnya, yang pada akhirnya dapat meningkatkan hasil belajarnya”.

Menurut pendapat Robert E Slavin ( 2011 : 4 ) “Pembelajaran Kooperatif para siswa diharapkan dapat saling membantu, saling mendiskusikan dan berargumentasi, untuk mengasah pengetahuan yang mereka kuasai saat itu dan menutup kesenjangan dalam pemahaman masing-masing.

(7)

metode pembelajaran kooperatif model jigsaw ini siswa dikelompokan dalam bentuk kelompok-kelompok kecil, untuk mengoptimalkan manfaat belajar kelompok dan keanggotaan kelompok seyogyanya heterogenitas, baik dalam segi kemampuan maupun karakteristik lainnya. Sebagai kesimpulan dari model jigsaw dapat digunakan secara efektif di tiap level dimana siswa telah mendapatkan ketrampilan akademik dari permasalahan membaca maupun ketrampilan kelompok untuk belajar bersama. Dengan penerapan kooperatif model jigsaw dapat meningkatkan keaktifan siswa dalam hal kerjasama dan partisipasi belajar. Sehingga diharapkan siswa SDN I Boto akan mempunyai sikap menghargai orang lain dan rasa peduli yang tinggi, bersikap demokratis serta dapat mengembangkan kemampuan berfikirnya sehingga akan meningkatkan hasil belajar dan kreativitasnya untuk menggembangkan hubungan antara siswa dari latar belakang etnik yang berbeda antara siswa pendidikan khusus terbelakang secara akademik dengan teman sekelas mereka.

Adapun tujuan penelitian ini adalah “Untuk mengetahui peningkatan hasil belajar pada siswa jika diterapkan pembelajaran kooperatif model Jigsaw pada siswa kelas V SDN I Boto, Kecamatan Wonosari, Kabupaten

Klaten Tahun Pelajaran 2012/2013”. 1. Pembelajaran Kooperatif Model Jigsaw

Menurut Isjoni (2007: 54), ”Pembelajaran kooperatif model Jigsaw merupakan salah satu tipe pembelajaran yang mendorong siswa aktif dan saling membantu dalam menguasai materi pembelajaran untuk mencapai prestasi yang maksimal”. Dalam model pembelajaran ini terdapat tahap-tahap dalam penyeleggaraannya. Dalam pembelajaran kooperatif model Jigsaw, siswa dikelompokkan dalam bentuk

(8)

B. METODE PENELITIAN

Penelitian ini dilaksanakan di SDN I Boto, Kecamatan Wonosari, Kabupaten Klaten. Kelas yang digunakan dalam penelitian ini adalah kelas V. Adapun waktu penelitian dilaksanakan pada bulan September 2012 sampai selesai. Subyek penelitian ini adalah Guru dan siswa kelas V SDN I Boto. Adapun jumlah siswa kelas V yaitu sebanyak 15 anak yang terdiri atas 7 siswa laki-laki dan 8 siswa perempuan. Obyek penelitian adalah pembelajaran kooperatif model jigsaw dalam pembelajaran IPS.

Prosedur penelitian dalam penelitian ini diuraikan sebagai berikut : 1. Siklus I

a. Perencanaan

1) Menyiapkan dan mempelajari sumber bahan, yaitu : a) Kurikulum KTSP IPS SD Kelas V

b) Silabus kelas V

c) Buku Ilmu Pengetahuan Sosial Penerbit Erlangga d) Alat peraga

2) Merancang Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) IPS Kelas V yang akan digunakan dalam pembelajaran

3) Menyediakan alat peraga

4) Merancang setiap kelas dengan menata tempat duduk sesuai dengan ruangan kelas

5) Menyusun pedoman observasi b. Pelaksanaan

Dalam pelaksanaan ini peneliti melaksanakan pembelajaran : 1) Peneliti melaksanakan pembelajaran berdasarkan RPP yang

telah disusun

2) Guru melaksanakan pembelajaran dengan metode Jigsaw, dengan langkah-langkah sebagai berikut:

(9)

b) Setiap kelompok diberi LKS berupa permasalahan sesuai jumlah kelompok asal.

c) Masing-masing siswa dalam kelompok asal memilih soal yang menjadi tugasnya.

d) Setiap siswa di kelompok asal yang akan membahas soal yang sama berkumpul di kelompok ahli.

e) Di kelompok ahli siswa berdiskusi untuk memecahkan soal yang menjadi tugasnya. Jadi setiap kelompok ahli memecahkan soal yang berbeda. Guru membimbing jalannya diskusi kelompok.

f) Setelah berdiskusi di kelompok ahli, masing-masing siswa kembali ke kelompok asal untuk menyampaikan hasil diskusinya kepada teman-temannya di kelompok asal.

g) Di kelompok asal siswa saling membelajarkan sehingga seluruh anggota asal dapat memecahkan masalah bersama dan memahami persoalan yang ada pada LKS.

h) Guru memberikan tes secara individu dan tidak boleh bekerjasama.

c. Observasi

Kolaboran mengamati dan mencatat pelaksanaan pembelajaran dengan mengisi lembar observasi. Adapun pedoman lembar observasi, terlampir.

d. Refleksi

Berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan, dalam analisis ini peneliti melalukan kolaborasi dengan pengamat/kolaboran agar hasil analisis dapat lebih teliti dan lebih baik. Hasil refleksi ini digunakan sebagai tindak lanjut dalam memperbaiki perencanaan pembelajaran pada siklus kedua.

2. Siklus II

(10)

a. Perencanaan

1. Berdasarkan refleksi yang terdapat pada siklus I, disusun RPP siklus II

2. Menyiapkan dan mempelajari sumber bahan yaitu : a) Kurikulum KTSP IPS SD Kelas V

b) Buku IPS Penerbit Erlangga c) Alat peraga

3. Merancang Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) IPS Kelas V yang akan digunakan dalam pembelajaran

4. Menyiapkan alat peraga

5. Merancang setting tempat duduk kelas dengan menata tempat duduk sesuai ruangan kelas

b. Pelaksanaan

Pada pelaksanaan siklus II, guru melaksanakan tindakan yang mengacu pada RPP yang telah disampaikan dari temuan siklus I.

Dalam pelaksanaan ini guru melakukan pembelajaran.

1. Peneliti melaksanakan rencana pelaksanaaan pembelajaran yang telah sisusun

2. Guru melaksanakan pembelajaran dengan metode Jigsaw, dengan langkah-langkah sebagai berikut:

a) Siswa dikelompokkan dalam beberapa kelompok, yang disebut sebagai kelompok asal.

b) Setiap kelompok diberi LKS berupa permasalahan sesuai jumlah kelompok asal.

c) Masing-masing siswa dalam kelompok asal memilih soal yang menjadi tugasnya.

d) Setiap siswa di kelompok asal yang akan membahas soal yang sama berkumpul di kelompok ahli.

(11)

f) Setelah berdiskusi di kelompok ahli, masing-masing siswa kembali ke kelompok asal untuk menyampaikan hasil diskusinya kepada teman-temannya di kelompok asal.

g) Di kelompok asal siswa saling membelajarkan sehingga seluruh anggota asal dapat memecahkan masalah bersama dan memahami persoalan yang ada pada LKS.

h) Guru memberikan tes secara individu dan tidak boleh bekerjasama.

c. Observasi

Kolaboran mengamati dan mencatat pelaksanaan pembelajaran dengan mengisi lembar observasi. Adapun lembar observasi terlampir

d. Refleksi

Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan kolaborator pada siklus II ini, dalam analisis peneliti melakukan kolaborasi dengan kolaborator agar hasil analisis lebih teliti. Hasil refleksi pada siklus II ini digunakan untuk menentukan hipotesis penelitian yang sudah peneliti lakukan.

Data dalam penelitian ini 1) Data primer berupa informasi dari guru pengampu kelas V dan hasil observasi serta nilai tes setelah tindakan dilaksanakan, 2) Data sekunder erupa dukumen antara lain berupa nilai ulangan IPS sebelum tindakan yang diambil dari daftar nilai yang ada. Untuk memperoleh data dalam penelitian ini digunakan metode dokumentasi, observasi dan test. Instrumen Penelitian dalam penelitian ini antara lain adalah daftar nilai, lembar observasi dan lembar evaluasi

C. HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Siklus I

(12)

a. Perencanaan

1) Guru menyusun RPP berdasarkan materi (lampiran 8) 2) Guru menyiapkan alat peraga yang dibutuhkan,

Misal :

a) Gambar-gambar tentang peternakan, perikanan b) Contoh hasil pertanian seperti sayur-sayuran c) Contoh hasil kerajinan seperti tas

3) Menyiapkan postes I setelah dilaksanakan pembelajaran 4) Menyiapkan lembar penilaian

5) Menyiapkan lembar observasi (Lampiran 2 dan 5) b. Tindakan

Pada pelaksanaan tindakan siklus I, guru mengajar berdasarkan RPP (Lampiran 8). Pada saat pembelajaran berlangsung observer melakukan observasi terhadap guru dan siswa.

c. Observasi

Observer melakukan observasi apa yang telah guru dan siswa lakukan selama proses pembelajaran dengan menggunakan pedoman observasi. Setelah itu peneliti dan observer melakukan diskusi refleksi.

d. Refleksi

Setelah proses pembelajaran dan observasi dilakukan diskusi refleksi antara peneliti dan observer. Guru melalukan refleksi apa yang dilakukan dalam proses pembelajaran yaitu :

1) Refleksi terhadap guru

Dalam pembelajaran guru telah mmbuat pembelajaran lebih menarik. Guru telah membuat anak lebih banyak berinteraksi kepada teman-temannya. Guru juga telah melibatkan anak dalam menarik kesimpulan pembelajaran sehingga anak akan merasa pembelajaran lebih bermakna.

(13)

a) Guru dalam menggunakan alat peraga yang berupa gambar ukurannya kurang besar sehingga kurang menarik perhatian siswa.

b) Guru kurang menghargai jawaban siswa.

c) Bahasa yang digunakan guru kurang jelas karena guru terlalu cepat dalam berbicara.

d) Guru kurang sistematis dalam penyampaian materi.

e) Guru kurang memberi motivasi kepada siswa untuk berani mempresentasikan hasil kerja kelompoknya di depan kelas dan menjadi anak yang percaya diri.

2) Refleksi terhadap siswa

Dalam siklus I kemampuan mengidentifikasi materi pembelajaran menunjukkan peningkatan. Sikap anak yang demokratis, menghargai orang lain meningkat. Sikap jenuh siswa saat proses pembelajaran menurun. Siswa mulai terfokus pada materi pembelajaran. Sikap peduli terhadap orang lain meningkat. Hubungan sosial antar siswa lebih bail walaupun masih terdapat siswa yang terisolasi.

Adapun kekurangannya adalah :

a) Keaktifan siswa dalam diskusi kelompok belum optimal. b) Antusias dan keberanian siswa dalam menanggapi

pertanyaan maupun keberanian bertanya masih kurang.

c) Siswa kurang berani mempresentasikan hasil kerja kelompoknya dan rasa percaya diri masih kurang.

Karena pembelajaran pada siklus I masih terdapat banyak kekurangan maka perlu adanya tindak lanjut. Untuk menindaklanjuti kekurangan-kekurangan tersebut, dilakukan pembelajaran siklus II dengan memperbaiki kekurangan siklus I.

(14)

peningkatan, namun peningkatan tersebut belum sesuai dengan yang diharapkan. Untuk itu masih perlu adanya perbaikan-perbaikan dalam proses pembelajaran pada siklus II.

2. Siklus II

Kekuragan siklus I dilakukan perbaikan pada siklus II yang dipersiapkan dalam RPP siklus II. Berdasarkan refleksi siklus I kemudian peneliti merencanakan tindakan sebagai berikut :

a. Tahap Perencanaan

1) Guru menyiapkan rencana pembelajaran (RPP) (lampiran 9). 2) Guru menyiapkan alat peraga yang ukurannya besar.

3) Guru menghargai apersepsi dan membatasi waktu diskusi kelompok agar pembelajaran sesuai dengan rencana pembelajaran yang telah disusun.

4) Menyiapkan postes sebagai evaluasi setelah dilaksanakan pembelajaran.

5) Menyiapkan lembar penilaian.

6) Menyiapkan lembar observasi (Lampiran 3 dan 6). b. Tahap Pelaksanaan Tindakan

Pada pelaksanaan tindakan siklus II, guru mengajar berdasarkan RPP (Lampiran 9). Pada saat pembelajaran berlangsung observer melakukan observasi terhadap guru dan siswa. Adapun perbaikan yang dilakukan guru adalah 1) Guru berupaya menyampaikan materi secara sistematis agar siswa paham, 2) Guru memberi motivasi dan melakukan pendekatan kepada siswa agar lebih akrab sehingga siswa berani mempresentasikan hasil kerja kelompoknya di depan kelas dan punya rasa percaya diri yang tinggi.

c. Observasi

(15)

d. Refleksi

Setelah proses pembelajaran dan observasi dilakukan diskusi refleksi antara peneliti dan observer. Guru melalukan refleksi apa yang dilakukan dalam proses pembelajaran. Hasil refleksi tersebut adalah sebagai berikut :

1) Refleksi terhadap guru

Dalam siklus II kekurangan yang terdapat pada siklus I telah dapat diatasi. Dalam penyampaian materi, guru telah menyampaikan secara sistematis, sehingga anak lebih paham. Guru telah melakukan pendekatan kepada siswa sehingga hubungan antara guru dengan siswa lebih akrab yang mengakibatkan meningkatnya keberanian siswa dalam mempresentasikan hasil kerja kelompoknya di depan kelas dan menumbuhkan rasa percaya diri.

2) Refleksi terhadap siswa

Kekurangan yang ada pada siklus I telah dapat diatasi dalam siklus II. Antusias siswa dalam menanggapi pertanyaan guru meningkat. Siswa sudah berani bertanya ataupun menjawab pertanyaan dari guru. Keberanian siswa untuk mempresentasikan hasil kerja kelompoknya di depan kelas juga ada peningkatan. Anakpun juga semakin percaya diri.

(16)

menunjukkan peningkatan yang optimal maka dihentikan pada siklus II.

Pembahasan pada pelaksanaan tindakan yang telah dilaksanakan mulai dari siklus I sampai siklus II maka dapat dikatakan bahwa pembelajaran dengan menggunakan model Jigsaw dapat meningkatkan kerjasama kelompok yang akhirnya

dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas V di SDN I Boto, Kecamatan Wonosari, Kabupaten Klaten. Adapun tingkat keberhasilan yang dicapai mulai dari sebelum tindakan sampai dengan siklus II, Semula nilai rata-rata 58 dari 15 anak 40% yang nilai mencapai KKM (6 anak), siklus I nilai rata-rata 64.06 (60%) yang nilai mencapai KKM (9 anak), siklus II nilai rata-rata 70.66 (86.66%) yang nilai rata-rata-rata-rata mencapai KKM (13 anak) dan masih 2 anak yang belum mencapai KKM (13.33%).

Peningkatan tersebut menunjukkan adanya keberhasilan pembelajaran dengan menggunakan model Jigsaw. Peningkatan hasil belajar ini dapat dilihat dari nilai rata-rata kelas yang dicapainya pada setiap siklus. Nilai rata-rata kelas sebelum tindakan ke siklus I yang semula 58 meningkat menjadi 64.06. Dari siklus I nilai rata-rata 64.06 menjadi 70.66 pada siklus II. Sebelum diterapkan pembelajaran dengan menggunakan model Jigsaw siswa yang mendapat nilai diatas KKM hanya 6 anak

(17)

siswa dari jumlah siswa yang berhasil mendapat nilai diatas KKM.

D. KESIMPULAN DAN IMPLIKASI a. KESIMPULAN

Berdasarkan pada hasil penelitian tindakan kelas yang telah dilaksanakan dalam tiga siklus dengan menerapkan pembelajaran kooperatif model Jigsaw pada pembelajaran IPS kelas V SDN I Boto Wonosari Klaten dapat disimpulkan bahwa hipotesis yang telah dirumuskan terbukti kebenarannya. Ini berarti bahwa dengan menggunakan pembelajaran kooperatif model Jigsaw: 1) Membuat anak lebih bersikap demokratis, lebi menghargai orang lain dan menumbuhkan rasa peduli terhadap orang lain, 2) Meningkatkan keberanian siswa dalam bertanya atau menanggapi pertanyaan dari guru dan meningkatkan keberanian siswa dalam mempresentasikan hasil kerja kelompoknya di depan kelas serta mempunyai rasa percaya diri yang tinggi, dan 3) Meningkatkan hasil belajar siswa.

Dengan demikian maka pembelajaran kooperatif model Jigsaw dapat meningkatkan hasil belajar pada pembelajaran IPS kelas V SDN I Boto Kecamatan Wonosari Kabupaten Klaten tahun pelajaran 2012/2013.

b.IMPLIKASI

Penelitian ini dapat digunakan dan dikembangkan oleh guru jika menghadapi masalah yang sama atau sejenis yang banyak dialami oleh siswa pada umumnya, dengan menggunakan pembelajaran model Jigsaw.

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 2000. Proses Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta

Isjoni. 2007. Cooperatif Learning: Efektivitas Pembelajaran Kelompok. Bandung: Alfabeta

Lie, Anita. 2007. Cooperatif Learning. Jakarta: Grasindo

Referensi

Dokumen terkait

Perencanaan yang Dilakukan Guru dalam Menerapkan Model Pembelajaran Jigsaw Untuk Meningkatkan Tanggung Jawab Siswa dalam Pembelajaran IPS di Kelas VIII-12

Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw IV SDN 169 kecamatan Sidomulyo kota Pekanbaru tahun pelajaran 2016/2017 dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa pada

(2) Untuk mendeskripsikan prestasi belajar yang diperoleh siswa dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw pada mata pelajaran IPS pokok bahasan

Berdasarkan hasil Penelitian Tindakan Kelas yang dilaksanakan pada pembelajaran IPS dalam dua siklus dapat disimpulkan bahwa dengan penerapan model pembelajar- an

Dengan demikian penelitian tindakan kelas pada siswa kelas V SDN Sambigede 03 Kecamatan Sumberpucung dengan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw II

UPAYA MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR IPS MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW BERBANTUAN DENGAN MEDIA GAMBAR SISWA KELAS 5 SDNi. TLOMPAKAN 01 SEMESTER II

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah model pembelajaran kooperatif learning tipe Jigsaw II dapat meningkatkan hasil belajar IPS pada siswa kelas IV SD Negeri

Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw IV SDN 169 kecamatan Sidomulyo kota Pekanbaru tahun pelajaran 2016/2017 dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa pada