• Tidak ada hasil yang ditemukan

IMPLEMENTASI MEDIA ANIMASI ROTOSCOPING GUNA MENINGKATKAN PEMAHAMAN MATERI GRAPH PADA MATA KULIAH STRUKTUR DATA.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "IMPLEMENTASI MEDIA ANIMASI ROTOSCOPING GUNA MENINGKATKAN PEMAHAMAN MATERI GRAPH PADA MATA KULIAH STRUKTUR DATA."

Copied!
46
0
0

Teks penuh

(1)

Renaldi, Rendi. 2014

IMPLEMENTASI MEDIA ANIMASI ROTOSCOPING GUNA MENINGKATKAN PEMAHAMAN MATERI GRAPH PADA MATA KULIAH STRUKTUR DATA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

IMPLEMENTASI MEDIA ANIMASI ROTOSCOPING GUNA

MENINGKATKAN PEMAHAMAN MATERI GRAPH PADA

MATA KULIAH STRUKTUR DATA

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Jurusan Pendidikan Ilmu Komputer

Oleh

RENDI RENALDI 1002290

JURUSAN PENDIDIKAN ILMU KOMPUTER

FAKULTAS PENDIDIKAN MATEMETIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

(2)

Renaldi, Rendi. 2014

IMPLEMENTASI MEDIA ANIMASI ROTOSCOPING GUNA MENINGKATKAN PEMAHAMAN MATERI GRAPH PADA MATA KULIAH STRUKTUR DATA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

IMPLEMENTASI MEDIA ANIMASI

ROTOSCOPING GUNA MENINGKATKAN

PEMAHAMAN MATERI GRAPH PADA

MATA KULIAH STRUKTUR DATA

Oleh Rendi Renaldi

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

© Rendi Renaldi 2014 Universitas Pendidikan Indonesia

November 2014

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

(3)

Renaldi, Rendi. 2014

IMPLEMENTASI MEDIA ANIMASI ROTOSCOPING GUNA MENINGKATKAN PEMAHAMAN MATERI GRAPH PADA MATA KULIAH STRUKTUR DATA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.

LEMBAR PENGESAHAN

RENDI RENALDI 1002290

IMPLEMENTASI MEDIA ANIMASI ROTOSCOPING GUNA

MENINGKATKAN PEMAHAMAN MATERI GRAPH PADA

MATA KULIAH STRUKTUR DATA

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH PEMBIMBING

Pembimbing I

Drs. Waslaluddin, M.T. NIP.196302071991031002

Pembimbing II

Dr. Wawan Setiawan, M.Kom NIP.196601011991031005

(4)

Renaldi, Rendi. 2014

IMPLEMENTASI MEDIA ANIMASI ROTOSCOPING GUNA MENINGKATKAN PEMAHAMAN MATERI GRAPH PADA MATA KULIAH STRUKTUR DATA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

(5)

Renaldi, Rendi. 2014

IMPLEMENTASI MEDIA ANIMASI ROTOSCOPING GUNA MENINGKATKAN PEMAHAMAN MATERI GRAPH PADA MATA KULIAH STRUKTUR DATA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ABSTRAK

Rendi Renaldi (1002290), "Implementasi Media Animasi Rotoscoping Guna Meningkatkan Pemahaman Materi Graph Pada Mata Kuliah Struktur Data"

Skripsi, Jurusan Pendidikan Ilmu Komputer, Fakultas Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Pendidikan Indonesia, Tahun 2014.

Masalah Pokok dalam Penelitian ini adalah "Apakah penggunaan media pebelajaran animasi rotoscoping memiliki perbedaan yang lebih baik dibandingkan dengan penggunaan media power point terhadap peningkatan hasil belajar peserta didik ranah kognitif dalam mata kuliah struktur data materi graph? Lebih rinci permasalahan dalam penelitian ini adalah 1).Bagaimanakah hasil belajar materi graph dalam mata kuliah struktur data setelah di terapkanya media animasi rotoscoping?, 2). Bagaimanakah respon peserta didik terhadap media pembelajaran animasi rotoscoping pada materi graph dalam mata kuliah struktur data?

Rotoscoping merupakan sebuah teknik pembuatan animasi dimana pergerakan diambil frame demi frame dari gerakan nyata (live action movement) kemudian digunakan untuk membuat film animasi. Animasi rotoscoping diterapkan kedalam media pembelajaran agar dapat memberikan penjelasan yang lebih efesien pada media pembelajaran. Dalam pembuatan media animasi rotoscoping digunakan 2 aplikasi yaitu adobe premier CS6 dan adobe director 11.5. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode true eksperimen dengan desain penelitian posttest-only control design. Instrumen dalam penelitian ini adalah tes uraian. Secara umum dapat disimpulkan bahwa penggunaan media pembelajaran animasi rotoscoping lebih baik dibandingkan dengan penggunaan media power point terhadap peningkatan hasil belajar peserta didik ranah kognitif pada mata kuliah struktur data materi graph, dengan hasil rata-rata pada kelas eksperimen menggunakan media animasi rotoscoping 8,625 dan kelas control menggunakan media power point 7,218 dengan gain 1,406. dan respon peserta didik terhadap media pembelajaran animasi rotoscoping pada materi graph dalam mata kuliah struktur data mendapatkan respon positif dengan rata-rata hasil kuisioner adalah 85,72%, hasil ini menunjukan bahwa respon melebih setuju menggunakan skala likert.

(6)

Renaldi, Rendi. 2014

IMPLEMENTASI MEDIA ANIMASI ROTOSCOPING GUNA MENINGKATKAN PEMAHAMAN MATERI GRAPH PADA MATA KULIAH STRUKTUR DATA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ABSTRACT

Rendi Renaldi (1002290), "The implementation of Rotoscoping Animation Media to increase the comprehension of Graph Material in Data Structure Subject”

Research Paper, Computer Science Education Study Program, Math and Science Education Faculty, Indonesia University of Education,

The main problem of this study is “does the use of rotoscoping media has better influence than the use of power point slide show media toward the enhancement of students’ cognitive achievement of graph material in data structural subject? In detail, the research questions of the study are: 1) how does the students’ comprehension of graph material in data structural subject after implementing rotoscoping animation media?, 2) how are the students’ responses toward the rotoscoping animation learning media in graph material in data structural subject? Rotoscoping is a animation maker technique in which each movement is taken frame by frame from live action movement, then those frames is used to create animation film. Rotoscoping animation is implemented as learning media so the teacher could give clear explanation efficiently. In creating rotoscoping animation media, two application, adobe premiere CS6 and adobe director 11.5, are used. The method employed in the study is true experimental method by using posttest-only control design. The instrument of the study is an essay test. Generally, it is found that the use of rotoscoping animation media is better than the use of power point slide show media toward the students’ cognitive achievement in graph material at data structural subject. It is shown from the average score of the experimental class using rotoscoping animation media, which is 8.625, and the average score of the control class using power point media, which is 7.218, so the gain of the score is 1.408. in addition, the students’ response toward rotoscoping animation media in graph material at data structural subject is positive. It is shown from the average score of questionnaire, which is 85,72%, which means this result shows that the response are mostly agree by using Likert scale.

(7)

Renaldi, Rendi. 2014

IMPLEMENTASI MEDIA ANIMASI ROTOSCOPING GUNA MENINGKATKAN PEMAHAMAN MATERI GRAPH PADA MATA KULIAH STRUKTUR DATA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

ABSTRACT ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

UCAPAN TERIMA KASIH ... iv

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... x

DAFTAR GRAFIK ... xi

DAFTAR GAMBAR ... xii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Penelitian ... 1

B. Perumusan Masalah ... 5

C. Ruang Lingkup Penelitian ... 5

D. Tujuan Penelitian ... 5

E. Manfaat Penelitian ... 6

1. Manfaat Teoritis ... 6

2. Manfaat Praktisi ... 6

a. Bagi Peneliiti ... 6

b. Bagi Pihak Lapangan Atau Lembaga ... 6

F. Definisi Operasional ... 6

(8)

Renaldi, Rendi. 2014

IMPLEMENTASI MEDIA ANIMASI ROTOSCOPING GUNA MENINGKATKAN PEMAHAMAN MATERI GRAPH PADA MATA KULIAH STRUKTUR DATA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

A. Kajian Pustaka ... 8

1. Media Pembelajaran ... 8

a. Jenis Media Pembelajaran ... 10

b. Tujuan Media Pembelajaran ... 11

c. Manfaat Media Pembelajaran ... 11

2. Struktur Data ... 13

3. Graph ... 13

a. Lintasan Terpendek ... 14

b. Traveling Salesman Problem ... 15

c. Chinese Postman Problem ... 15

4. Rotoscoping ... 15

B. Hipotesis Penelitian ... 17

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 19

A. Lokasi, Populasi dan Sampel Penelitian ... 19

1. Tempat Penelitian ... 19

2. Waktu Penelitian ... 19

3. Populasi Penelitian ... 19

4. Sampel Penelitian ... 20

B. Desain Penelitian ... 20

C. Metode Penelitian ... 22

1. Pendekatan Kuantitatif ... 23

2. Model Pembelajaran ... 24

D. Metodologi Pengembangan Multimedia ... 24

E. Instrument Penelitian ... 29

1. Langkah-langkah Pembuatan Instrument ... 29

(9)

Renaldi, Rendi. 2014

IMPLEMENTASI MEDIA ANIMASI ROTOSCOPING GUNA MENINGKATKAN PEMAHAMAN MATERI GRAPH PADA MATA KULIAH STRUKTUR DATA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3. Uji Reliabilitas ... 33

4. Tingkat Kesukaran Soal ... 34

5. Daya Pembeda ... 35

F. Teknik Analisis Data ... 36

1. Pengolahan Data Kuantitatif ... 36

a. Uji Normalitas ... 36

b. Uji Homogenitas ... 37

c. Uji Hipotesis ... 37

d. Pengolahan Data Angket ... 38

G. Prosedur dan Tahap-tahap Pelaksanaan Penelitian ... 39

BAB IV HASIL PEMBAHASAN DAN HASIL PENELITIAN ... 41

A. Pembahasan Media Pembelajaran ... 41

1. Metodologi Pengembangan Multimedia ... 41

a. Analisis ... 41

b. Desain ... 44

c. Pengembangan ... 61

d. Implementasi ... 70

e. Penilaian ... 70

2. Hubungan Media Dengan Hasil Belajar ... 72

B. Hasil Uji Coba Instrumen... 73

1. Validitas Instrumen ... 73

2. Reliabilitas Instrument ... 74

3. Tingkat Kesukaran Soal ... 74

4. Daya Pembeda ... 74

C. Gambaran Hasil Penelitian ... 75

(10)

Renaldi, Rendi. 2014

IMPLEMENTASI MEDIA ANIMASI ROTOSCOPING GUNA MENINGKATKAN PEMAHAMAN MATERI GRAPH PADA MATA KULIAH STRUKTUR DATA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

a. Skor Postes ... 75

2. Uji Normalitas ... 76

a. Uji Normalitas Kelas Eksperimen ... 77

b. Uji Normalitas Kelas Kontrol ... 77

3. Uji Homogenitas ... 77

4. Uji Hipotesis ... 78

a. Hipotesis ( : = )... 79

b. Hipotesis ( : ) ... 79

5. Penghitungan Hasil Angket... 80

D. Pembahasan Hasil Penelitian ... 96

1. Penggunaan media pembelajaran animasi rotoscoping... 97

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI ... 77

A. Simpulan ... 99

1. Kesimpulan ... 99

B. Rekomendasi ... 100

DAFTAR PUSTAKA ... 102

LAMPIRAN-LAMPIRAN

(11)

Renaldi, Rendi. 2014

IMPLEMENTASI MEDIA ANIMASI ROTOSCOPING GUNA MENINGKATKAN PEMAHAMAN MATERI GRAPH PADA MATA KULIAH STRUKTUR DATA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BABI

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pembelajaran merupakan proses interaksi peserta didik dengan lingkungannya. Dalam hal ini yang dimaksud dengan lingkungan adalah lingkungan belajar. Unsur utama dalam proses pembelajaran adalah tujuan, materi, metode, media dan evaluasi. Tujuan pembelajaran secara umum dalam pelaksanaan proses pembelajaran di sekolah sesuai dengan tujuan pendidikan nasional, sebagaimana yang tertera pada Pasal 3 Undang-undang No.20 Tahun 2003:

Mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan kehidupan manusia Indonesia seutuhnya, yaitu manusia yang beriman dan bertakwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan keterampilan, kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap dan mandiri serta rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan.

Hasil belajar akan meningkat apabila ditunjang oleh beberapa faktor, yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor eksternal antara lain: bahan ajar, suaasana belajar, media, sumber belajar dan siswa. Salah satu faktor eksternal yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah media pembelajaran. Penggunaan media yang tepat dalam pembelajaran akan meningkatkan hasil belajar peserta didik dan menciptakan kesenangan dalam kegiatan pembelajaran (Munadi, 2008:24).

(12)

satu alat bantu manusia dalam mengerjakan berbagai hal, tidak terkecuali pengaruhnya terhadap pendidikan (Rusman, 2012:178).

Kemajuan teknologi tidak akan berarti apa-apa bila tidak ada orang (individu) yang memanfaatkanya dengan optimal. Oleh karena itu,hendaknya kemajuan teknologi ini bisa dimanfaatkan seoptimal mungkin terutama dalam proses belajar mengajar. Dalam hal ini, pengajar sebagai fasilitator pembelajaran sangat berperan dalam pembelajaran terutama pengelolaan kelas, supaya tujuan pembelajaran berhasil sesuai dengan yang diharapkan. Pengajar harus dapat menciptakan suasana belajar yang baik dalam pembelajaran dan menyenangkan bagi siswa sehingga peserta didik mempunyai minat dan motivasi dalam belajar. Apabila peserta didik mempunyai minat dan motivasi yang besar dalam belajar, maka akan dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik.

Seperti pada permasalahan di mata kuliah Struktur Data terutama pada materi graph di Universitas Pendidikan Indonesia Program Studi Pendidikan Ilmu Komputer, adalah permasalahan yang akan dilakukan penelitian oleh peneliti. Berdasarkan Permasalahan yang sempat dialami peneliti saat mengontrak mata kuliah struktur data sering di jumpai pada materi graph adalah bagaimana cara penyampaian materi yang efesien dan lebih baik, agar peserta didik dapat memahami materi tersebut sehingga peserta didik paham dalam penjelasan materi tersebut. Peneliti melakukan penyebaran angket mengenai respon peserta didik terhadap media yang digunakan pada materi graph, agar peneliti paham betul apa-apa saja yang perlu dikembangkan pada media ajar materi graph. Materi yang di sajikan pada mata kuliah struktur data tidak cukup berbentuk presentasi menggunakan power point atau file pdf yang di proyeksikan dan dikemas secara standar, hal tersebut dibenarkan oleh dosen mata kuliah struktur data di Program Study Pendidikan Ilmu Komputer Universitas Pendidikan Indonesia melalui wawancara, dan diperkuat dari hasil kuisioner yang telah disebar oleh peneliti.

(13)

3

yang terdapat animasi didalamnya agar lebih mudah untuk dipahami dan menarik. Karena sejauh ini peserta didik menggunakan media power point yang dikemas standar, sehingga media power point yang dikemas secara standar tersebut haruslah dikembangkan agar peserta didik dapat dengan mudah memahami materi graph dan menambah semangat belajar.

Dari hasil kuisioner yang telah disebar, maka peneliti mencoba melakukan implementasi media animasi rotoscoping ke dalam media pembelajaran graph dengan pengemasan yang berbeda agar dapat meningkatkan semangat peserta didik. Karena dimana diperlukanya media yang lebih optimal dalam penyampaian materi.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan Lista Mutia Sari (2013) yang berjudul Implementasi Teknik Rotoscoping Dan Multiple Camera Pada Pembuatan Video Edukasi Untuk PAUD. Penggabungan real video dan animasi merupakan metode pembelajaran yang sangat cocok untuk merangsang perkembangan daya berpikir peserta didik, tentunya dengan desain yang tepat, sederhana dan mudah dimengerti oleh peserta didik.

Maka dari itu tentu saja harus di kembangkan dan dioptimalkan agar peserta didik dapat dengan mudah memahami materi pembelajaran, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian terhadap permasalahan tersebut.

Di dalam kelas, peserta didik tidak hanya di fokuskan pada materi graph, sedangkan mereka memiliki jam praktik yang berbeda dengan jam teori, permasalahan yang mencolok pada masalah ini adalah pentingnya media dalam materi yang disampaikan sehingga saat praktik mereka kesulitan untuk mengikutinya karena penjelasan pada kelas mengenai teori kurang optimal dengan media yang digunakan berupa power point atau file pdf yang dikemas secara standar terhadap pemahaman peserta didik.

Materi graph yang dijelaskan pada peserta didik meliputi tentang Jalur terpendek, Travelling Salesman Problem dan Chinese Postman Problem, sub

(14)

menganalogikan sub materi tersebut, mengingat sub materi tersebut merupakan materi yang perlu disimulasikan dalam penjelasanya.

Sub materi tersebut memiliki tujuan yang berbeda namun hampir sama dengan sub materi yang lainya, contohnya jalur terpendek, Jalur terpendek adalah suatu jaringan pengarahan perjalanan dimana sesorang pengarah jalan ingin menentukan jalur terpendek antara dua kota, berdasarkan beberapa jalur alternatif yang tersedia, dimana titik tujuan hanya satu.

Peneliti bermaksud untuk membuat sebuah media yang nantinya akan dijadikan sebagai alat pembelajaran / komunikasi dalam pembelajaran tersebut agar dapat menyempurnakan atau melengkapi pembelajaran pada materi graph (komplemen). Media ini adalah media pembelajaran yang didalamnya terdapat animasi rotoscoping agar dapat menjelaskan sub-sub materi pada materi graph secara real, isi materi pada media pembelajaran ini tetap sama dengan media power point, perbedaan terletak pada animasi yang diterapkan didalamnya dan pengemasan media tersebut. Implementasi media animasi rotoscoping yang dimaksudkan adalah menerapkan animasi rotoscoping ke dalam media ajar pada materi graph sehingga penjelasan pada sub-sub materi yang perlu di simulasikan dapat tersampaikan dengan baik melalui animasi yang telah diterapkan di dalamnya. Selain itu media ini ditujukan agar dapat menyalurkan pesan, dapat merangsang pikiran, perasaan, dan kemauan peserta didik sehingga dapat mendorong terciptanya proses belajar pada diri peserta didik dan mampu meningkatkan pemahaman peserta didik. Media ini adalah media berbantukan yang akan menjadi bahan kegiatan belajar mengajar.

Dari hal tersebut, pembelajaran mata kuliah struktur data, perlu meningkatkan efisiensi dalam penyampaian materi pada media pembelajaran agar tidak sulit untuk mengimplementasikanya pada praktik. Dasar pada materi graph sangatlah penting agar dapat mengikuti praktik dengan baik. Oleh karena itu peneliti tertarik untuk melakukan penelitian lebih lanjut dengan judul "

IMPLEMENTASI MEDIA ANIMASI ROTOSCOPING GUNA

MENINGKATKAN PEMAHAMAN MATERI GRAPH PADA MATA

(15)

5

Oleh karena proses pembelajaran merupakan proses komunikasi dan berlangsung dalam suatu sistem, maka media pembelajaran menempati posisi yang cukup penting sebagai salah satu komponen sistem pembelajaran. Tanpa media, komunikasi tidak akan terjadi dan proses pembelajaran sebagai proses komunikasi juga tidak akan bisa berlangsung secara optimal.

B. Perumusan Masalah

Perumusan masalah merupakan suatu konteks penelitian yang mengarahkan pelaksanaan dan pencapaian tujuan penelitian, merupakan penempatan faktor-faktor, atau variabel-variabel yang terkait dengan fokus masalah tersebut. Berdasarkan uraian permasalahan di atas maka terbentuk rumusan masalah secara sebagai berikut

1.Bagaimanakah hasil belajar materi graph dalam mata kuliah struktur data setelah di terapkanya media animasi rotoscoping?

2.Bagaimanakah respon peserta didik terhadap media pembelajaran animasi rotoscoping pada materi graph dalam mata kuliah struktur data?

C. Ruang lingkup penelitian

Agar permasalahan yang diteliti tidak meluas, maka penulis membatasi penelitian pada:

1.Media pembelajaran ini berbasis PBK yang di dalamnya terdapat animasi & media pembelajaran mengenai penjelasan materi dasar graph.

2.Materi graph yang diajarkan pada media pembelajaran ini diimplementasikan melalui persoalan pencarian jalur terpendek, Travelling Salesman Problem dan Chinese Postman Problem dari beberapa model jalur yang ada .

3.Media pembelajaran ini difungsikan untuk memberikan pemahaman dasar mengenai materi graph pada materi graph di mata kuliah struktur data

4.Media pembelajaran ini berupa penjelasan materi graph menggunakan sebuah animasi yang akan memberikan penjelasan mengenai materi graph. 5.Media pembeajaran ini diposisikan sebagai alat bantu pengajar dalam

(16)

Tujuan yang ingin dicapai dari penelitian yang dilakukan ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui hasil belajar materi graph dalam mata kuliah struktur data setelah di terapkanya media animasi rotoscoping.

2. Untuk mengetahui respon peserta didik terhadap media pembelajaran animasi rotoscoping pada materi graph dalam mata kuliah struktur data. E. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

Penelitian ini diharapkan memberikan sumbangan dalam pengembangan Pendidikan Ilmu Komputer khususnya mengenai pembelajaran mata kuliah Struktur Data pada materi graph untuk mengefektivitaskan penyampaian materi yang lebih efesien dan mudah dicerna peserta didik.

2. Manfaat Peraktis

a. Bagi peneliti

Dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan pengetahuan peneliti khususnya dalam Ilmu pendidikan mengenai kondisi faktual yang ada kaitannya dengan media pembelajaran terhadap efektivitas penyampaian materi di mata kuliah struktur data pada materi graph.

b. Bagi pihak lapangan atau lembaga

Dengan adanya penelitian ini diharapkan hasil penelitian ini dapat menjadi masukan sebagai bahan pembelajaran pada materi graph yang diajarkan. Selain itu hasil penelitian ini dapat menjadi salah satu dasar dan masukan dalam mengembangkan penelitian-penelitian selanjutnya.

F. Definisi Operasional

Agar tidak terjadi pemahaman yang berbeda tentang istilah-istilah yang digunakan dan juga untuk memudahkan peneliti dalam menjelaskan apa yang sedang dibicarakan, sehingga dapat bekrja lebih terarah, maka beberapa istilah perlu didefinisikan secara operasional. Istilah-istilah tersebut adalah:

(17)

7

2. Animasi Rotoscoping : Rotoscoping adalah teknik animasi dimana animator mengambil gerakan nyata dari suatu film, secara frame by frame, kemudian digunakan untuk membuat film animasi.

3. Materi Graph: Graph adalah salah satu materi dalam mata kuliah struktur data. Graph digunakan untuk merepresentasikan objek-objek diskrit dan hubungan antara objek-objek tersebut.

4. Media animasi rotoscoping: Adalah media pembelajaran materi graph yang di dalamnya memiliki animasi rotoscoping.

5. Meningkatkan pemahaman: Yang dimaksud adalah meningkatkan kemampuan kognitif setelah dilakukanya pembelajaran menggunakana media animasi rotoscoping.

6. Implementasi media animasi rotoscoping: adalah penerapan animasi rotoscoping kedalam media ajar pada materi graph sehingga penjelasan pada sub-sub materi yang perlu di simulasikan dapat tersampaikan dengan baik melalui animasi yang telah diterapkan di dalamnya.

(18)

Renaldi, Rendi. 2014

IMPLEMENTASI MEDIA ANIMASI ROTOSCOPING GUNA MENINGKATKAN PEMAHAMAN MATERI GRAPH PADA MATA KULIAH STRUKTUR DATA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Lokasi, Populasi dan Sampel Penelitian

1. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Universitas Pendidikan Indonesia, tepatnya pada Program Studi Pendidikan Ilmu Komputer yang merupakan salah satu jurusan yang memiliki mata kuliah Struktur Data.

2. Waktu Penelitian

Penelitian ini telah diawali pra survei pada bulan Februari 2014. Pelaksanaan eksperimen dilaksanakan pada 14 Mei 2014 sampai dengan 21 Mei 2014. Pembuatan instrumen dilaksanakan bulan Maret 2014 dengan tujuan digunakan pelaksanaan pembelajaran pada semester genap tahun pelajaran 2013/2014. Pelaksanaan penelitian dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 3.1 Jadwal Pelaksanaan Penelitian

no Hari & tanggal kegiatan Kelompok

1 Rabu 14 Mei 2014 Perlakuan Eksperimen

3 Selasa 20 Mei 2014 posttest Kontrol

2 Rabu 21 Mei 2014 Perlakuan & posttest

Eksperimen

3. Populasi Penelitian

(19)

20

Universitas Pendidikan Indonesia. Menurut Arikunto (2006:130) "populasi adalah keseluruhan subjek penelitian. Apabila seseorang ingin meneliti semua elemen yang ada dalam wilayah penelitian, maka penelitiannya merupakan penelitian populasi".

4. Sampel Penelitian

Sampel penelitian ini adalah peserta didik kelas A dan Kelas B angkatan 2012 yang sedang mengontrak mata kuliah struktur data. pada Program Studi Pendidikan Ilmu Komputer, Universitas Pendidikan Indonesia yang terbagi menjadi dua yaitu kelas eksperiment dan kelas control. Jumlah total sample penelitian adalah 64 peserta didik, yang terdiri dari 32 orang dari kelas eksperimen dan 32 orang dari kelas kontrol.

Tabel 3.2 Sampel Penelitian

No Kelas Jumlah Peserta didik

1 kelas A 32 Peserta didik

2 Kelas B 32 Peserta didik

Total 64 Peserta didik

Menurut Nana Sudjana dan Ibrahim (2001:85) "sampel adalah sebagian dari populasi terjangkau yang memiliki sifat yang sama dengan populasi". Besarnya sampel dalam penelitian ini ditentukan dengan persentase.

Adapun menurut Arikunto (2006:134) "apabila subjeknya kurang dari 100, lebih baik diambil semua, sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi. Selanjutnya jika jumlah subjeknya besar, dapat diambil antara 10-15%, atau 20-25% atau lebih".

peserta didik telah mengontrak beberapa matakuliah wajib yaitu algoritma pemograman 1 dan algoritma pemograman 2 sebagai syarat mengontrak mata kuliah struktur data.

(20)

Pelaksanaan penelitian membutuhkan banyak waktu, tenaga, alat, sarana maupun prasarana, dan dana. Tanpa terpenuhinya syarat tersebut secara memadai, sukar dibayangkan akan mencapai hasil dengan baik. Agar pelaksanaan penelitian dapat mencapai sasaran yang dituju secara efisien, diperlukan suatu perencanaan penelitian yang logis dan sistematis dalam bentuk suatu rancangan penelitian atau desain penelitian.

Sebagai suatu model perencanaan, desain penelitian bertujuan untuk memberi pertanggungjawaban terhadap semua langkah yang akan diambil. Menurut Ali (1985:72), "rancangan penelitian pada dasarnya merupakan keseluruhan proses pemikiran dan penentuan secara masak hal-hal yang akan dilakukan dan akan dijadikan pedoman selama pelaksanaan penelitian." Sedangkan menurut Nasution (2009:23) mengemukakan bahwa : "Desain penelitian merupakan rencana tentang cara mengumpulkan dan menganalisis data agar dapat dilaksanakan secara ekonomis serta serasi dengan tujuan penelitian itu."

Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah posttest-only control design.

Sugiyono (2007:112) mengemukakan, “dalam penelitian ini sesungguhnya tretmen dianalisis dengan uji beda menggunakan statistic T-test.”

Adapun gambaran mengenai rancangan posttest-only control design (Sugiyono, 2007:112) sebagai berikut:

Gambar 3.1 Rancangan posttest-only control design Keterangan :

R 1 : Kelompok eksperimen R 2 : Kelompok kontrol

O1 : Pengukuran kemampuan posttest kelompok eksperimen R1 X O1

(21)

22

O2 : Pengukuran kemampuan posttest kelompok control X : Pemberian perlakuan

Berdasarkan desain penelitian diatas, maka langkah pertama yang dilakukan adalah menetapkan kelompok yang akan dijadikan kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Kelompok yang menggunakan media pembelajaran animasi Rotoscoping dalam materi graph pada mata kuliah struktur data ditetapkan sebagai kelompok eksperimen, sedangkan kelompok yang belajar materi graph dengan menggunakan media slide show power point akan ditetapkan sebagai kelompok kontrol.

Langkah kedua adalah memberikan perlakuan kepada kelompok eksperimen berupa penggunaan media pembelajaran animasi Rotoscoping dalam materi graph pada mata kuliah struktur data, lalu diberikan posttest berupa soal kognitif dan kuisioner mengenai respon terhadap media animasi Rotoscoping.

Langkah ketiga memberikan perlakuan kepada kelompok kontrol dengan menggunakan media slide show power point dalam materi graph pada mata kuliah struktur data, lalu diberikan posttest berupa soal kognitif.

C. Metode penelitian

Dalam setiap penelitian memerlukan metode agar proses penelitian dapat berjalan dengan lancar dan dapat mencapai tujuan secara efisien. Metode penelitian merupakan cara yang digunakan dalam penelitian secara ilmiah guna mencapai tujuan penelitian yang telah ditetapkan sebelumnya. Menurut Sugiyono (2010:3) "metode penelitian diartikan sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu."

Dalam penelitian ini metode yang digunakan adalah true eksperimen dengan desain penelitian posttest-only control design dan pendekatan kuantitatif.

Menurut sugiyono (2007: 112) “Dikatakan True Eksperimen (eksperimen yang

betul-betul), karena dalam desain ini peneliti dapat mengontrol semua variable luar

(22)

Seperti yang kemukakan oleh Sugiyono (2007 : 116) "Desain ini hampir sama dengan pretest-postes control grup design, hanya pada desain ini kelompok eksperimen maupun kelompok control tidak dilakukan prétest".

Alasan peneliti memilih penelitian eksperimen karena suatu eksperimen dalam bidang pendidikan dimaksudkan untuk menilai pengaruh suatu tindakan terhadap tingkah laku atau menguji ada tidaknya pengaruh perlakuan itu. Perlakuan di dalam eksperimen disebut treatment yang artinya pemberian kondisi yang akan dinilai pengaruhnya.

Dalam pelaksanaan penelitian eksperimen, kelompok eksperimen dan kelompok kontrol sebaiknya diatur secara intensif sehingga mempunyai karakteristik yang sama atau mendekati sama. Yang membedakan dari kedua kelompok ialah bahwa grup eksperimen diberi treatment berupa media pembelajaran graph yang menggunakan animasi Rotoscoping, sedangkan grup kontrol diberikan treatment berupa media pembelajaran presenteasi power point. Dengan maksud sebagai pengontrolan terhadap kelas eksperimen berupa media pembelajaran garaph yang menggunakan animasi Rotoscoping yang sedang di teliti.

1. Pendekatan Kuantitatif

Pendekatan kuantitatif yaitu pendekatan yang menjawab permasalahan penelitiannya dengan menganalisis data menggunakan perhitungan statistik. Pengumpulan data dilakukan dengan penyebaran angket (kuisioner) yang mengungkap data setiap variabel penelitian dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan. Sugiyono (2010:14) menjelaskan bahwa :

(23)

24

2. Model Pembelajaran

Model Pembelajaran Diskusi merupakan suatu percakapan atau pembahasan terarah tentang suatu topik, masalah ataupun isu yang menarik perhatian semua peserta. Pembahasan dapat diarahkan pada klarifikasi (penjelasan) suatu isu atau masalah, menghimpun ide dan pendapat, merancang kegiatan, atau memecahkan masalah.

Model pembelajaran ini sengaja dipilih karena mengingat materi graph perlu melakukan sebuah penjelasan yang mudah dimengerti dalam menjalankan alur graph melalui media pembelajaran, bagaimana proses bekerjanya Jalur terpendek, Travelling Salesman Problem dan Chinese Postman Problem dalam materi graph.

D. Metodologi Pengembangan Multimedia

Metodologi dalam pengembangan software selalu dikaitkan dengan kerangka kerja atau framework karena penggunaan pendekatan system informasi. Tujuan mewujudkan kerangka kerja adalah untuk membimbing peneliti dalam pengembangan software tersebut.

Terdapat berbagai metodologi yang telah dikemukakan oleh para ahli dalam bidang pengembangan multimedia untuk keperluan pengajaran dan dan pembelajaran berbantukan komputer (PBK).

(24)

Gambar 3.2 Metodologi Pengembangan Multimedia

(25)

26

Gambar 3.3

Desain Pengembangan Media pembelajaran diapdatasi dari Mardika (2008) dan Munir (2012)

Analisis Indentifikasi

Observasi Wawancara

Analisis Kebutuhan

Teknik Rotoscoping

Materi Frame Storyboard SAP

Desain

Pembuatan Media

Validasi Ahli Ada Revisi

Pengembangan

Model Pembelajaran

Implementasi

Implementasi

Pengolahan Data Penilaian:

- Kelayakan Materi Media Pembelajaran (Ahli Materi )

- Pengujian Desain Media Pembelajaran (Ahli Media)

- Respon Peserta Didik

Kesimpulan

(26)

Pada gambar di atas, merupakan modifikasi menyesuaikan dan mengadaptasi baik dari model pengembangan Borg & Gall, Mardika, maupun Munir yang bertujuan untuk menghasilkan produk (Borg & Gall, 1979; Mardika, 2008; Munir, 2012;), yang dalam hal ini adalah multimedia pembelajaran. Oleh karena itu, model pengembangan tersebut dimodifikasi, disesuaikan dan diadaptasi dalam penelitian ini sehingga menghasilkan model pengembangan yang tetap mengacu pada model pengembangan tersebut di atas dan tetap bertujuan untuk mengembangkan multimedia pembelajaran sehingga prosedur penelitian dan pengembangan yang akan penulis gunakan memiliki lima tahapan yakni analisis, desain, pengembangan, implementasi dan penilaian.Masing-masing tahapan akan dijelaskan sebagai berikut :

1.Tahap Analisis

Pada tahap analisis ini peneliti melakukan studi lapangan dengan cara observasi dan wawancara kepada pengajar serta meminta data-data yang dibutuhkan untuk membangun multimedia berbantukan animasi Rotoscoping dengan mengacu pada silabus dan SAP yang berlaku pada mata kuliah Struktur Data. Kemudian peneliti juga melakukan studi literatur, mengumpulkan dan mempelajari data-data berupa teori pendukung materi pembelajaran Struktur Data , dan beberapa literature, paper, jurnal, buku, dan sumber lainnya.

2.Tahap Desain

Pada tahap ini meliputi penentuan unsur-unsur yang perlu dimasukkan dalam software yang akan dikembangkan sesuai dengan desain pembelajaran. Tahap ini difokuskan pada:

a. Tujuan pembuatan media pembelajaran agar sesuai dengan SAP. b. Merancang storyboard multimedia animasi Rotoscoping.

(27)

28

d. Revisi atau memperbaiki rancangan sesuai saran yang diberikan saat penilaian perancangan.

3.Tahap Pengembangan

Pada tahap ini, tahap pengembangan digunakan dalam pembuatan multimedia. Tahap pengembangan berupa hasil dari tahap analisis dan desain. Pada tahap pengembangan dilakukan beberapa proses yaitu pengambilan objek Rotoscoping, pembuatan animasi Rotoscoping, pengemasan animasi Rotoscoping menjadi media pembelajaran dan meghasilkan antarmuka pada media pembelajaran. Setelah semua proses tersebut selesai, dilakukan tahap uji coba pada ahli media dan materi untuk diuji kelayakanya.

4.Tahap Implementasi

Tahap ini Munir (2012) menjelaskan bahwa implementasi pengembangan software pembelajaran disesuaikan dengan model pembelajaran yang diterapkan. Sementara itu, Mardika (2008: 14) mengkategorikan ke dalam tahap uji coba produk yang bertujuan untuk mengetahui daya tarik multimedia yang dikembangkan bagi peserta didik serta untuk memperoleh data yang diinginkan dari peserta didik, misalnya skor test. Berkaitan dengan hal tersebut, maka berdasarkan tujuan penelitian dan pengembangan multimedia pembelajaran animasi Rotoscoping ini diharapkan adalah penggunaanya dapat meningkatkan hasil belajar.

5.Tahap Penilaian

(28)

E. Instrumen Penelitian

1. Langkah - Langkah Pembuatan Instrument

Pada prinsipnya meneliti adalah melakukan pengukuran terhadap fenomena sosial maupun alam. Meneliti dengan data yang sudah ada lebih tepat kalau dinamakan membuat laporan daripada melakukan penelitian. Namun demikian dalam skala yang paling rendah laporan juga dinyatakan sebagai bentuk penelitian (Emory,1985) dalam sugiyono (2007:118). "Karena pada prinsipnya meneliti adalah melakukan pengukuran, maka harus ada alat ukur yang baik". Alat ukur dalam penelitian dinamakan instrumen penelitian. Menurut Sugiyono (2007:119), "instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan mengukur fenomena alam maupun sosial yang diamati. Secara spesifik semua fenomena ini disebut variabel penelitian."

Pada penelitian ini digunakan dua bentuk instrument, dimana ada instrument kognitif dan instrumen kuisioner. Dari tiap instrument tersebut memiliki tujuan yang berbeda, instrument kognitif digunakan untuk mengukur pemahaman peserta didik setelah dilakukanya treatmen pada kelas kontrol dan kelas ekperimem, sedangkan instrument kuisioner digunakan untuk mengukur responsi peserta didik terhadap media pembelajaran Rotoscoping yang telah diberikan pada kelas eksperimen.

Seperti yang sudah di jelaskan sebelumnya bahwa instrument kognitif dalam penelitian ini bertujuan untuk mengukur tingkat pemahaman peserta didik terhadap materi graph yang telah diajarkan. Instrument kognitif dibuat dalam bentuk soal esay dengan jumlah 5 butir soal, alasan peneliti memilih soal esay dikarenakan :

a. Melalui bentuk essay siswa diharapkan memperoleh gambaran mengenai pemahaman siswa terhadap materi yang diberikan.

(29)

30

c. Mengorganisasikan buah pemikirannya serta kemampuan mengekspresikan kemampuan yang dikuasainya secara maksimal.

Instrument kognitif ini yang akan dijadikan sebagai alat tolak ukur tingkat pemahaman kelompok eksperiment dengan kelompok control. Namun sebelumnya instrument kognitif ini diuji coba terlebih dahulu pada kelompok yang bukan termasuk sampel. Uji coba dilakukan melalui media online dan disebarkan ke peserta didik yang sudah mengontrak mata kuliah struktur data dan mempelajari materi graph.

Sedangkan pada instrument angket akan dijadikan sebagai alat tolak ukur response peserta didik yang diberikan treatmen berupa media pembelajaran Rotoscoping hanya pada kelas eksperimen saja.

Pada instrument angket digunakan skala pengukuran. Skala pengukuran merupakan kesepakatan yang digunakan sebagai acuan untuk menentukan panjang pendeknya interval yang ada dalam alat ukur, sehingga alat ukur tersebut bila digunakan dalam pengukuran akan menghasilkan data kuantitatif.

Terdapat berbagai jenis skala yang dapat digunakan untuk penelitian sebagai acuan dalam pengukuran. Berdasarkan variabel yang diteliti, penelitian ini menggunakan jenis skala likert. Menurut sugiyono (2006:107) menjelaskan bahwa : "Skala likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial." Dengan skala likert, maka variabel yang akan diukur dijabarkan menjadi indikator variabel. Kemudian indikator tersebut dijadikan sebagai titik tolak untuk menyusun item-item instrumen yang dapat berupa pernyataan atau pertanyaan. Adapun kriteria penskoran untuk setiap alternatif jawaban item instrumen dengan menggunakan skala likert yaitu sebagai berikut:

Table 3.3 Kriteria Penskoran Alternatif Jawaban Alternatif Jawaban Bobot

(30)

Stuju (SJ) 4

Ragu-ragu (RR) 3

Tidak setuju (TS) 2

Sangat tidak setuju (STS) 1 (Sumber : Sugiyono, 2010:135)

Cara mengisi instrumen dalam penelitian ini adalah dengan cara checklist, memberikan tanda centang pada alternatif jawaban yang sudah ditentukan.

2. Uji Validitas Instrumen

Menurut Suharsimi Arikunto (2006 : 219) "validitas adalah keadaan yang menggambarkan tingkat instrumen yang bersangkutan mampu mengukur apa yang akan diukur". Sedangkan menurut Sugiyono (2007 : 173) "valid berarti instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur". Pada uji validitas instrumen dalam penelitian ini menggunakan validitas konstrak (construct validity) dan validitas empiris sebagai pengukur tingkat validitasnya. Menurut Sugiyono (2007 : 177), mengemukakan bahwa "untuk menguji validitas konstrak, dapat menggunakan pendapat dari ahli". Dalam penelitian ini, peneliti menunjuk seorang ahli yaitu Riyana Firly,S.Pd. sebagai Ahli Teknologi Multimedia Upinet Direktorat TIK UPI dan Novi Sofia Fitriasari, MT sebagai dosen mata kuliah struktur data untuk diujikan berdasar pengalaman empiris di lapangan. Untuk mengetahui tingkat validitas instrumen kognitif, dapat digunakan koefisien korelasi dengan menggunakan rumus Product Moment dari Pearson dengan rumus dalam Arikunto, (2002: 146) sebagai berikut:

rxy

  

 

 









N

N

N

y

x

xy

y

y

x

(31)

32

dengan pengertian

rxy : koefisien korelasi antara x dan y rxy

N : Jumlah Subyek X : Skor item Y : Skor total

∑X : Jumlah skor items

∑Y : Jumlah skor total

∑X2 :

Jumlah kuadrat skor item

∑Y2 :

Jumlah kuadrat skor total ( Suharsimi Arikunto, 2002 : 146 )

[image:31.612.174.470.384.517.2]

Selanjutnya koefisien korelasi yang diperoleh diinterpretasikan ke dalam klasifikasi koefisien faliditas sebagai berikut:

Tabel 3.4 Kriteria Validitas Butir Soal

(Sumber : Arikunto, 2006:276)

Sedangkan untuk validasi instrument angket digunakan validasi construck. Dalam hal ini setelah instrument dikonstruksi tentang aspek-aspek yang akan diukur dengan berlandaskan teori tertentu, maka selanjutnya dikonsulasikan dengan ahli. Para ahli diminta pendapatnya tentang instrument yang telah disusun. "Mungkin para ahli akan memberi keputusan: instrument dapat digunakan tanpa perbaikan, ada perbaikan, dan mungkin dirombak total" (sugiyono, 2007 : 117).

Koefisien Korelasi Interpretasi

0,800 ≤ rxy ≤ 1,00 Validitas Sangat Tinggi

0,600 ≤ rxy≤ 0,800 Validitas Tinggi

0,400 ≤ rxy≤ 0,600 Validitas Sedang

0,200 ≤ rxy≤ 0,400 Validitas Rendah

(32)

3. Uji realibilitas

"Réabilitas adalah sesuatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik" ( Arikunto, 2002: 154 ). Pada penelitian ini untuk mencari réhabilitas instrumen menggunakan rumus alpha a, karena instrumen dalam penelitian ini berbentuk uraian atau soal pertanyaan yang skornya memiliki rentang sesuai dengan ketentuan pada soal tersebut dan uji validitas menggunakan item total, dimana untuk mencari réhabilitas instrumen yang skornya bukan 1 dan 0, misalnya angket atau soal bentuk uraian maka menggunakan rumus alpha a:.

"Reabilitas adalah sejauh mana hasil suatu pengukuran dapat dipercaya, maksudnya apabila dalam beberapa pelaksanaan pengukuran terhadap kelompok yang sama diperoleh hasil yang relatif sama" ( Syaifuddin Azwar, 2000 : 3). Dalam penelitian ini, uji réhabilitas dilakukan dengan menggunakan tekhnik Formula Alpha Cronbach.

reabilitas pada penelitian ini menggunakan rumus , seperti dibawah ini:

α =

  

 

S x

j S k

k

2 2

1 1

Keterangan :

α = koefisien reliabilitas alpha k = jumlah item

Sj = varians responden untuk item I Sx = jumlah varians skor total

Tabel 3.5 Kriteria Reliabilitas Butir Soal

Koefisien Korelasi Interpretasi

0,81 < r ≤ l,00 Sangat Tinggi

(33)

34

0,41 < r ≤ 0,60 Cukup

0,21 < r ≤ 0,40 Rendah

0,00 < r ≤ 0,20 Sangat Rendah

(Arikunto, 2007 :75) 4. Tingkat kesukaran soal

Indeks kesukaran butir adalah bilangan yang menunjukkan sukar dan mudahnya soal. Semakin tinggi indeks kesukaran butir maka soal semakin mudah. Soal yang baik adalah soal tidak terlalu mudah atau tidak terlalu sukar. Analisis tingkat kesukaran soal adalah mengkaji soal-soal dari segi kesulitannya sehingga dapat diperoleh soal-soal mana yang termasuk mudah, sedang, dan sukar.

Menurut Witherington dalam Anas Sudijono (2011: 371) dan Arikunto (2009:207) :

angka indeks kesukaran butir itu besarnya berkisar antara 0,00 sampai dengan 1,00. Semakin besar angka indeks kesukaran maka soal semakin mudah. Jika seluruh peserta ujian menjawab dengan salah butir tersebut maka soal tersebut sangat sukar dengan angka kesukaran 0,00 dan jika angka kesukaran 1,00 maka soal sangat mudah karena dijawab dengan benar oleh seluruh peserta tes.

Untuk menghitung tingkat kesukaran tes bentuk uraian menurut Anas Sudijono (2011:134) langkah-langkah yang dilakukan sebagai berikut:

a. Menghitung rata-rata skor untuk tiap butir soal dengan rumus:

Jumlah skor peserta didk tiap soal

Rata — rata =

Jumlah peserta didik

b. Menghitung tingkat kesukaran dengan rumus: Rata — rata

Tingkat kesukaran = Skor maksimum tiap soal

(34)

d. Membuat penafsiran tingkat kesukaran dengan cara membandingkan koefisien tingkat kesukaran dengan kriterianya. Kriteria untuk menafsirkan tingkat kesukaran tersebut adalah:

0,00 - 0,30 = sukar 0,31 -0,70 = sedang 0,71 - 1,00 = mudah 5. Daya Pembeda

Menurut Anas Sudijono (2011: 385):

daya pembeda item adalah kemampuan suatu butir item tes hasil belajar untuk dapat membedakan antara testee yang berkemampuan tinggi dengan testee yang berkemampuan rendah. Mengetahui daya pembeda item sangat penting, sebab salah satu dasar pegangan untuk menyusun butir tes hasil belajar adalah adanya anggapan bahwa kemampuan antara testee yang satu dengan testee yang lain berbeda-beda.

Selain itu, butir tes hasil belajar harus mampu memberikan hasil tes yang mencerminkan adanya perbedaan kemampuan yang terdapat di kalangan testee tersebut. Menurut Anas Sudijono (2011: 385), "daya pembeda item adalah kemampuan suatu butir item tes hasil belajar untuk dapat membedakan antara testee yang berkemampuan tinggi dengan testee yang berkemampuan rendah". Mengetahui daya pembeda item sangat penting, sebab salah satu dasar pegangan untuk menyusun butir tes hasil belajar adalah adanya anggapan bahwa kemampuan antara testee yang satu dengan testee yang lain berbeda-beda. Selain itu, butir tes hasil belajar harus mampu memberikan hasil tes yang mencerminkan adanya perbedaan kemampuan yang terdapat di kalangan testee tersebut.

(35)

36

Untuk soal bentuk uraian, teknik yang digunakan untuk menghitung daya pembeda yaitu:

X KA - X KB

D P =

Skor Maks

Keterangan:

DP = Daya Pembeda

X KA = Rata-rata kelompok atas X KB = Rata-rata kelompok bawah Skor maks = Skor maksimum

Setelah nilai daya pembeda diperoleh, kemudian di interpretasikan dalam kriteria sebagai berikut:

Tabel 3.6 Kriteria Interpretasi Daya Pembeda

Nilai DP Daya Pembeda

0,40 atau lebih Sangat Baik

0,30-0,39 Cukup Baik

0,20-0,29 Minimum

0,19 ke bawah Jelek

(Surapranata, 2006:31) F. Teknik Analisis Data

Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan cara memberikan tes dakam bentuk uraian (postes). Berikut teknik yang digunakan peneliti mengolah data yang telah diperoleh :

1. Pengolahan Data Kuantitatif

a. Uji Normalitas

Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah data kedua kelas berasal dari populasi yang berdistribusi normal. Pengujian normalitas dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan bantuan program pengolah data SPSS 16.0 (Statistical Product and Service Solution) dengan uji normalitas uji Shapiro-Wilk, karena jumlah responden atau sampel yang dipakai oleh peneliti

(36)

1) Jika angka signifikansi Uji Shapiro-Wilk Sig > 0,05 maka data berdistribusi normal.

2) Jika angka signifikansi Uji Shapiro-Wilk Sig < 0,05 maka data berdistribusi tidak normal.

Jika signifikansi atau nilai probabilitas > 0,05, maka distribusi adalah distribusi normal dan jika signifikansi atau nilai probabilitas < 0,05 maka distribusi tidak normal (Santoso, 2001: 169).

b. Uji Homogenitas

Uji homogenitas ditujukan untuk menguji kesamaan beberapa bagian sampel, sehingga generalisasi terhadap populasi dapat dilakukan. Uji homogenitas menggunakan rumus Uji Levene. Menurut Irianto, 2009:278 "Uji Levene menggunakan analysis of variance satu arah. Data ditransformasikan

dengan jalan mencari selisih masing-masing skor dengan rata-rata kelompoknya."

Pada penelitian ini, uji homogenitas menggunakan data kelas eksperiment dan control yang didapat dari hasil UTS pada mata kuliah struktur data. Yang diolah dengan bantuan program pengolah data SPSS 16.0 dengan uji Levene atau uji-t. Kriteria pengujiannya adalah apabila nilai Sig. (Signifikansi) atau nilai probabilitas < 0,05 maka data berasal dari populasi-populasi yang mempunyai varians tidak sama, sedangkan jika nilai Sig. (Signifikansi) atau nilai probabilitas > 0,05 maka data berasal dari populasi-populasi yang mempunyai varians sama.

c. Uji Hipotesis

(37)

38

kejadian tersebut hampir tidak mungkin disebabkan oleh faktor yang kebetulan, sesuai dengan batas probabilitas yang sudah ditentukan sebelumnya.

Independent-Sample T test digunakan untuk menguji signifikansi beda rata-rata dua kelompok . Tes ini digunakan untuk menguji pengaruh variabel independent (mempengaruhi) terhadap variabel dependent (dipengaruhi).

Hipotesis tersebut dirumuskan dalam bentuk hipotesis statistik (uji dua pihak) sebagai berikut:

: = : Keterangan:

H0: Tidak ada perbedaan yang signifikan terhadap peningkatan hasil belajar

peserta didik setelah diterapkanya media animasi Rotoscoping

H1: Ada perbedaan yang signifikan terhadap peningkatan hasil belajar

peserta didik setelah diterapkanya media animasi Rotoscoping

Dengan kriteria uji diterima H0, jika probabilitas > 0,05 sebaliknya jika

probabilitas < 0,05 maka H0 ditolak (Santoso, 2001: 245).

d. Pengolahan hasil angket

Pengolahan hasil angket dimaksudkan untuk mengukur hasil respon terhadap media pembelajaran animasi Rotoscoping. Rumus pengolahan hasil angket menggunakan skala likert digunakan rumus yang di dapat pada buku sugiyono. Berikut rumus yang digunakan dalam pengolahan hasil angket:

Gambar 3.4 rumus mencari kriteria skor

untuk mengetahui jumlah jawaban dari responden dalam bentuk persentase, digunakan rumus sebagai berikut:

P= x 100%

(38)

Keterangan : p: Prosentase

f : Frekuensi dari setiap jawaban angket n : Jumlah responden

100: Bilangan tetap

Setelah skor kriterium didapat, skor jawaban tersebut dimasukan ke dalam bentuk interval rating scale sebagai berikut:

[image:38.612.187.491.238.326.2]

n x 1 n x 2 n x 3 n x 4 n x 5 Gambar 3.5 Interval Rating Scale

(Sugiyono, 2007: 137)

G. Prosedur dan Tahap-Tahap Pelaksanaan Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada dua kelompok sampel yang terdiri dari kelompok eksperimen dan kelompok kontrol dengan materi yang sama. Perbedaannya terletak pada media pembelajaran yang digunakan, dimana pada kelompok eksperimen materi pelajaran disajikan dengan menggunakan media pembelajaran animasi Rotoscoping, sedangkan pada kelompok kontrol materi pelajaran disajikan menggunakan media slide show dengan menggunakan powerpoint.

Secara lebih rinci tentang prosedur penelitian yang ditempuh dijabarkan dalam langkah-langkah sebagai berikut:

1) Memilih masalah, peneliti memilih masalah penelitian dengan melakukan studi pustaka yang berasal dari beberapa literatur seperti buku bacaan, internet, skripsi, thesis, jurnal, dan sebagainya.

(39)

40

3) Merumuskan asumsi dasar dan hipotesis, setelah menemukan masalah peneliti kemudian merumuskan asumsi dasar penelitian yang ditindak lanjuti oleh perumusan hipotesis.

4) Memilih pendekatan. Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan kuantitatif dengan metode eksperimen desain posttest-only control design. 5) Menyusun instrumen dan media pembelajaran, dilakukan atas kerjasama dengan dosen pembimbing skripsi dan dosen mata kuliah struktur data. Dengan langkah-langkah sebagai berikut :

f) Membuat prosedur pembelajaran kelas eksperimen. g) Menentukan materi pada media pembelajaran.

h) Membuat media pembelajaran sesuai dengan metodologi pengembangan media pembelajaran.

6) Menyusun kisi-kisi instrumen penelitian.

7) Menyusun instrumen penelitian berupa soal uraian dan kuisioner 8) Melakukan uji coba instrumen kepada kelompok yang bukan sampel. 9) Memilih sampel yang akan dijadikan objek penelitian pada kelas

eksperiment dan kelas control.

10)Melakukan penelitian pada kelas eksperimen dengan media pembelajaran dan instrumen yang sudah dipersiapkan sebelumnya.

11)Mengumpulkan data dengan instrument yang telah dibuat pada kelas eksperimen dan kelas control.

12)Analisis data hasil penelitian.

(40)

Renaldi, Rendi. 2014

IMPLEMENTASI MEDIA ANIMASI ROTOSCOPING GUNA MENINGKATKAN PEMAHAMAN MATERI GRAPH PADA MATA KULIAH STRUKTUR DATA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB V

SIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Simpulan

Dari hasil penelitian yang telah dilakukan, dapat ditarik kesimpulan yaitu : 1. Kesimpulan

Dalam mengambil kesimpulan dari hasil penelitian ini, peneliti melakukan konsultasi dengan dosen struktur data, agar kesimpulan yang didapat adalah kesimpulan yang dapat dipertanggung jawabkan. Berdasarkan analisis data dari hasil penelitian yang telah dilakukan tentang "Implementasi Media Animasi Rotoscoping Guna Meningkatkan Pemahaman Materi Graph Pada Mata Kuliah Struktur Data", maka dapat disimpulkan bahwa :

a. Hasil belajar materi graph dalam mata kuliah struktur data mengalami peningkatan setelah di terapkanya media animasi rotoscoping.

b. penggunaaan animasi rotoscoping pada media pembelajaran materi graph mendapatkan respon yang positif dari peserta didik.

(41)

100

B. Rekomendasi

Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan yang diperoleh, maka peneliti mengajukan beberapa rekomendasi berikut ini:

1. Program Study

Pihak program study sebagai pihak yang paling bertanggung jawab terhadap keberhasilan proses pembelajaran pada program study tersebut, program study sudah cukup baik untuk terus mendukung penerapan media pembelajaran, namun alangkah lebih baik jika media pembelajaran tersebut memiliki animasi dalam penjelasanya. Terutama pada mata kuliah atau materi yang berkaitan dengan simulasi. Dukungan dari pihak program study bisa berupa instruksi atau ajakan kepada pengajar untuk menggunakan media pembelajaran yang mengandung animasi atau simulasi terutama pada mata kuliah atau materi yang berkaitan dengan simulasi. Sehingga dapat memberikan proses belajar mengajar yang lebih efesien dan media pembelajaran animasi dapat terus dikembangkan oleh para pengajar dan pihak-pihak terkait.

2. Pengajar

(42)

2. Peneliti Selanjutnya

(43)

Renaldi, Rendi. 2014

IMPLEMENTASI MEDIA ANIMASI ROTOSCOPING GUNA MENINGKATKAN PEMAHAMAN MATERI GRAPH PADA MATA KULIAH STRUKTUR DATA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR PUSTAKA

A.M, Sardiman. 2007. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta : Raja Grafindo Persada.

Ali, Muhammad. 1985. Guru dalam Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru Algesindo.

Arikunto, S (2002). Prosedur Penelitian, Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Arikunto (2006:130), Prosedur Penelitian suatu pendekatan praktek. Jakarta: Rineka Cipta.

Arikunto, Suharsimi. 2007. Manajemen penelitian. Jakarta : Rineka Cipta.

Arikunto, S., 2009. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Edisi Revisi 6. Jakarta : Rineka Cipta.

Arief S. Sadiman, dkk, Media Pendidikan, Jakarta : PT Raja Grafindo Persada, 1986.

Azwar, Saifuddin.(2000). Reliabilitas dan Validitas. Yogyakarta : Pustaka Belajar. Bernadhi Ari Suryantara (2013) perancangan film animasi 2d “the effects” menggunakan

metode rotoscoping berbasis video. Skripsi pada sekolah tinggi manajemen informatika dan komputer amikom yogyakarta : Tidak diterbitkan

Briggs, Leslie J. 1977. Instructional Design,Educational Technology Publications Inc. New Jersey : Englewood Cliffs.

Candiasa, I Made. 2003. Statistik Multivariat Disertai Aplikasi dengan SPSS, Singaraja: Unit Penerbitan IKIP Negeri Singaraja.

Candiasa, I Made. 2004. Analisis Butir Disertai Aplikasi dengan SPSS, Singaraja: Unit Penerbitan IKIP Negeri Singaraja.

(44)

Freyadefunk.( 2013, 24 Maret). Cara Menguji Normalitas Data dengan SPSS.Di peroleh 10 Maret 2014. Dari

http://freyadefunk.wordpress.com/2013/03/24/cara-menguji-normalitas-data-dengan-spss/

Irianto, Koes. 2009. Panduan Praktium Parasitologi Dasar untuk Paramedis dan Non Paramedis. Bandung : Yrama Widya.

Junaidi (2010). Titik presentasi didtribuse T d.f.= 1 – 200. Diperoleh 22 mei 2014. Dari http://ledhyane.lecture.ub.ac.id/files/2013/04/tabel-t.pdf

Kemp, J. E. & Dayton, D. K. (1985). Planning and producing instructional media, New York: Harper and Row Publisher.

Lista Mutia Sari (2013) implementasi teknik rotoscoping dan multiple camera pada pembuatan video edukasi untuk paud. Paper pada Prodi Multimedia Broadcasting,

Jurusan Telekomunikasi, Politeknik Elektronika Negeri Surabaya : tidak diterbitkan.

Lynda. (2010, 17 Juli). Gaya dan Teknik Animasi. Di peroleh 12 Oktober 2013. dari http://multimedianimasi.blogspot.com/2010/07/gaya-dan-teknik-

animasi.html

M.Suyanto dan Aryanto Yuniawan, 2006, Merancang Film kartun Kelas Dunia, Andi Offset, Yogyakarta.

M Nashihun Ulwan. ( 2014, 17 Februari). Independent Sample T Test dengan spss. Di

peroleh 13 Maret 2014. Dari

http://portal-statistik.blogspot.com/2014/02/independent-sample-t-test-dengan-spss.html

Munir 2012, Multimedia Konsep & Aplikasi dalam Pendidikan. Bandung : Alfabeta. National Education Association .1969. Audiovisual Instruction Department, New

Media and College Teaching. Washington, D.C. : NEA.

Nasution, S. (2009). Berbagai Pendekatan Dalam Proses Belajar & Mengajar. Bandung: Bumi Aksara.

(45)

104

Guru. Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada.

Samsul Maarif. (2012, 26 Desember). Uji Homogenitas Dengan Spss. Diperoleh 10 Maret 2014. Dari http://samsarif.blogspot.com/2012/12/uji-homogenitas-dengan-spss.html

Santoso, Singgih. 2001. Mengolah Data Statistik Secara Profesional. PT. Alex Media Komputindo. Jakarta.

Schramm, W. 1977. Big Media Litle Media. London : Sage Public-Baverly Hills. Anas Sudijono. (2011). Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta : PT Rajagrafindo

Persada.

Sudjana, Nana dan Ibrahim. 1989. Penelitian dan Penilaian Pendidikan. Bandung: Sinar Baru.

Sugiyono, 2006, Statistika Untuk Penelitian, Cetakan Ketujuh, Bandung: CV. Alfabeta.

Sugiyono. 2007. “Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D”. Bandung: Alfabeta.

Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D. Bandung: Penerbit Alfabeta

Sugiyono. 2010. “Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D”. Bandung: Alfabeta.

Surapranata, Sumarna. 2006. Analisis, Validitas, Reliabilitas, dan Interpretasi Hasil Tes. Cetakan 3. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Susilana, Rudi dan Cepi Riyana. (2008). Media Pembelajaran: Hakikat, Pengembangan, Pemanfaatan dan Penilaian. Bandung:CV Wahana Prima.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (UU SISDIKNAS 2003). Diperoleh 20 april 2014. Dari

http://www.inherent-dikti.net/files/sisdiknas.pdf

(46)

Gambar

Tabel 3.1 Jadwal Pelaksanaan Penelitian
Tabel 3.2 Sampel Penelitian Kelas Jumlah Peserta didik
Gambar 3.1 Rancangan posttest-only control design
Gambar 3.2 Metodologi Pengembangan Multimedia
+4

Referensi

Dokumen terkait

Dalam bebera- pa penelitian menunjukkan bahwa kondisi lingkungan dan geografis suatu daerah sa- ngat berpengaruh pada performansi jaringan terutama saat user bergerak

Menimbang, bahwa Majelis Hakim tingkat banding, setelah memeriksa dengan seksama berkas perkara yang bersangkutan, yang terdiri dari Berita Acara Pemeriksaan

Mengacu pada teori Weber (dalam Masrurah, 1999:17) menyatakan ciri-ciri etos kerja yaitu bertanggung jawab langsung kepada Tuhan, kejujuran dan perbuatan,

Dalam jurnalnya, membuktikan bahwa diskriminasi harga yang diberikan kepada konsumen tidak mempengaruhi jumlah output, karena apabila barang yang dijual dengan harga X kurang

Sedangkan penggunaan Classification Tree serta Random Forest yang merupakan metode supervised akan diujicobakan pada bagian komponen data yang sinoptik yakni

Dari uji statistik antara perangkat lunak pengolah data GPS ilmiah dan komersil didapatkan perbedaan ketelitian yang signifikan dengan rata-rata nilai standar deviasi

Hasil pengukuran X-Ray Fluoresense (XRF) menunjukkan peningkatan kadar mangan dan penurunan pengotor logam lain setelah dilakukan proses pemurnian bijih mangan

Pada ayat ini substansi dakwah adalah mengajak manusia untuk melakukan kebaikan (al-khair), dan ada juga yang memahami kata alkhair adalah Islam, sehingga da’wah di sini