Aby Dzar, 2013
No : 13/SI/KTP/JUNI 2013
PERBANDINGAN PENERAPAN MODEL
COLLABORATIVELEARNINGDENGAN MODEL STUDENT TEAMS
ACHIEVEMENT DIVISION TERHADAPPENINGKATAN HASIL
BELAJARSISWA PADA MATAPELAJARAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI
(KuasiEksperimenTerhadapSiswaKelas VIII SMPN 40 Kota Bandung)
SKRIPSI
DiajukanuntukMemenuhiSebagiandariSyaratMemperolehGelarSarjanaPen didikanProgram StudiTeknologiPendidikan
Oleh
AbyDzar
0806922
KONSENTRASI PENDIDIKAN GURU TIK PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PENDIDIKAN JURUSAN KURIKULUM DAN TEKNOLOGI PENDIDIKAN
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
PERBANDINGAN PENERAPAN MODEL COLLABORATIVELEARNING DENGAN MODEL STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION
TERHADAPPENINGKATAN HASIL BELAJARSISWA PADA MATAPELAJARAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI
(KuasiEksperimenTerhadapSiswaKelas VIII SMPN 40 Kota Bandung)
Oleh
AbyDzar
Sebuahskripsi yang diajukanuntukmemenuhisebagiandarisyaratmemperolehgelar
SarjanaPendidikanProgram StudiTeknologiPendidikan
© AbyDzar 2013
UniversitasPendidikan Indonesia
Juli 2013
HakCiptadilindungiundang – undang
Aby Dzar, 2013
dengandicetakulang, diphotocopyataucaralainnyatanpaijindaripenulis
LEMBAR PENGESAHAN
AbyDzar 0806922
PERBANDINGAN PENERAPAN MODEL COLLABORATIVE LEARNING DENGAN MODEL STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION TERHADAP PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA
PELAJARAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI (KuasiEksperimenTerhadapSiswaKelas VIII SMPN 40 Kota Bandung)
Disetujuidandisahkanoleh:
Pembimbing I
Drs. H. DidiSupriadie, M.Pd. NIP. 19560404 198403 1 003
Pembimbing II
Dr. Rusman, M.Pd NIP. 19720505 199802 1 001
Mengetahui,
KetuaJurusan
KurikulumdanTeknologiPendidikan
Dr. Toto Ruhimat, M.Pd NIP. 19591121 198503 1 001
Ketua Prodi TeknologiPendidikan
iv ABSTRAK
Aby Dzar (0806922), ”Perbandingan Penerapan Model Collaborative Learning dengan Model Student Teams Achievement Division Terhadap Peningkatan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi (Kuasi Eksperimen Terhadap Siswa Kelas VIII SMPN 40 Kota Bandung).”
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui perbandingan penerapan model collaborative learning dengan model student teams achievement division pada Mata Pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi terhadap peningkatan hasil belajar siswa, guna menunjang pembelajaran.
Penelitian ini menjawab permasalahan penelitian yang telah dirumuskan, yaitu “Apakah Terdapat Perbedaan Hasil Belajar yang Signifikan Antara Siswa yang Menggunakan Model Collaborative Learning dengan Siswa yang Menggunakan Model Pembelajaran Student Teams Achievement Division (STAD) dalam Mata Pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi di SMPN 40 Kota Bandung ?. Secara lebih rinci rumusan masalah terdiri dari tigas aspek yang menjadi fokus peneliti yaitu Apakah Terdapat Perbedaan Hasil Belajar yang Signifikan Antara Siswa yang Menggunakan Model Collaborative Learning dengan Siswa yang Menggunakan Model Pembelajaran Student Teams Achievement Division (STAD) pada aspek mengingat (C1), memahami (C2), dan menerapkan (C3) dalam Mata Pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi di SMPN 40 Kota Bandung ?.
Penelitian ini menggunakan metode kuasi eksperimen. Desain yang digunakan pada penelitian ini adalahpretest and posttest control group design, menggunakan kelas eksperimen dan kelas kontrol. Instrument yang digunakan merupakan tes objektif. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII SMPN 40 Kota Bandung. Teknik pengambilan sampel dilakukan dengan teknik cluster sampling.
Berdasarkan hasil penelitian yang didapatkan, ternyata secara umum dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan hasil belajar yang signifikan antara siswa yang menggunakan model collaborative learning dengan siswa yang menggunakan model STAD. Untuk per aspek, baik pada aspek mengingat, memahami, dan menerapkan, penggunaan model collaborative learning dapat meberikan hasil yang lebih signifikan daripada penggunaan model STAD.
v
Aby Dzar, 2013
ABSTRACT
Aby Dzar (0806922), "Comparative Application of Collaborative Learning Model to Model Student Teams Achievement Division Against Improved Student Learning Outcomes In Subjects Information and Communication Technology (Quasi-Experiments Against Students Class VIII SMP 40 Bandung)."
The purpose of this study was to compare the implementation of collaborative learning models with models of student achievement division teams in the Subject Information and Communication Technologies for improving student learning outcomes, in order to support learning.
This study answers the research problems that have been formulated, namely "Is There a Significant Difference Between Learning Outcomes Students Using Collaborative Learning Model to Student Learning Model Using Student Teams Achievement Division (STAD) in Subjects Information and Communication Technology in SMP 40 Bandung ?. In more detail the problem formulation consists of tigas aspects are the focus of researchers is Is There Significant Differences Between Learning Outcomes Students Using Collaborative Learning Model to Student Learning Model Using Student Teams Achievement Division (STAD) on a given aspect (C1), understanding ( C2), and applying (C3) in Subjects Information and Communication Technology in SMP 40 Bandung?.
This study uses a quasi-experimental methods. Design used in this study is a pretest and posttest control group design, using the experimental class and the control class. Instrument used an objective test. The population in this study were all students of class VIII SMP 40 Bandung. Sampling technique with cluster sampling technique.
Based on the results obtained, it can generally be concluded that there are significant differences in learning outcomes between students who use the model of collaborative learning by students using STAD model. For per aspect, considering both aspects, understand, and apply, the use of collaborative learning models can not give more significant results than the use of STAD model.
v DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ... i
UCAPAN TERIMA KASIH ... ii
ABSTRAK………. ... iv
DAFTAR ISI………….. ... v
DAFTAR TABEL………. ... viii
DAFTAR GRAFIK……… ... x
BAB I PENDAHULUAN A. LatarBelakangMasalah ... 1
B. RumusanMasalah ... 5
C. TujuanPenelitian ... 5
D. ManfaatPenelitian ... 6
E. DefinisiOperasional... 7
BAB II KAJIAN TEORITIS A. BelajardanPembelajaran ... 9
1. KonsepBelajar ... 9
2. Prinsip-prinsipBelajar ... 10
3. Faktor-faktor yang mempengaruhibelajar ... 11
4. KonsepPembelajaran ... 12
5. Prinsip-prinsipPembelajaran ... 13
B. Model Pembelajaran... 15
1. Pengertian Model Pembelajaran ... 15
vi
Aby Dzar, 2013
3. Klasifikasi Model Pembelajaran ... 17
C. Model Collaborative Learning ... 19
1. Pengertian Model Collaborative Learning ... 19
2. Peranan Guru Dalam Model Collaborative Learning ... 20
3. ProsedurPembelajaranMenggunakan Model Collaborative Learning 21 4. Tujuan Model Collaborative Learning ... 21
5. KelebihandanKekurangan Model Collaborative Learning ... 22
D. Model Student Teams Achievement Division (STAD) ... 23
1. Langkah-langkahpembelajarankoperatif model STAD ... 23
2. KelebihandanKekurangan Model STAD ... 25
E. KonsepHasilBelajar... 26
1. PengertianHasilBelajar ... 26
2. Faktor-faktor yang MempengaruhiHasilBelajar ... 27
3. PembagianHasilBelajar ... 28
F. Mata Pelajaran TIK ... 29
G. Asumsi……….. ... 33
H. HipotesisPenelitian ... 33
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. MetodePenelitian... 36
B. DesainPenelitian ... 37
C. PopulasidanSampelpenelitian ... 39
1. PopulasiPenelitian ... 39
2. SampelPenelitian ... 39
D. TeknikPengumpulan Data ... 40
E. AnalisisInstrumenTes ... 41
vii
2. UjiReliabilitas ... 43
3. Tingkat KesukaranSoal ... 43
4. DayaPembeda ... 44
F. TeknikPengolahandanAnalisis Data ... 45
1. UjiNormalitas ... 45
2. UjiHomogenitas ... 46
3. UjiHipotesis 46 G. ProsedurPelaksanaanPenelitian ... 46
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. HasilUjiCobaInstrumen... 48
B. GambaranHasilPenelitian ... 55
C. PembahasanHasilPenelitian ... 73
BAB V SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan………… ... 82
B. Saran……… ... 82
DAFTAR PUSTAKA ... 85
viii
Aby Dzar, 2013
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 HubunganantaraVariabel ... 37
Tabel 3.2 DesainPenelitian... 37
Tabel 3.3 KriteriaAcuanValiditasSoal ... 42
Tabel 3.4 KriteriaKoefisienDayaPembeda... 45
Tabel 4.1 RingkasanperhitunganUjiValiditasInstrumen ... 48
Tabel 4.2 HasilUjiCobaInstrumen ... 49
Tabel 4.3 RealibilitasSoal ... 51
Tabel 4.4 Analasis Tingkat KesukaranSoal ... 51
Tabel 4.5 Persentase Tingkat KesukaranSoal ... 53
Tabel 4.6 DayaPembedaSoal ... 53
Tabel 4.7 Rata-rata SkorPretesdanPostes ... 55
Tabel 4.8 Rata-rata SkorPretesdanPostesAspekmengingat (C1) ... 57
Tabel 4.9 Rata-rata SkorPretesdanPostesAspekmemahami (C2) ... 58
Tabel4.10 Rata-rata SkorPretesdanPostesAspekMenerapkan (C3) ... 60
ix
Tabel 4.12 TabelHomogenitasuntuk Gain Total kelasEksperimendanKelasKontrol
64
Tabel 4.13 UjiHomogenitasAspekMengingat ... 65
Tabel 4.14 UjiHomogenitasAspekMemahami ... 66
Tabel 4.15 UjiHomogenitasAspekMenerapkan ... 69
Tabel 4.16 PengujianHipotesisUmum ... 70
Tabel 4.17 Uji t-independentAspekMengingat ... 70
Tabel 4.18 Uji t-independentAspekMemahami ... 71
x
Aby Dzar, 2013
DAFTAR GRAFIK
Grafik 4.1 Rata-rata PretesdanPostes ... 56
Grafik 4.2 Rata-rata PretesdanPostesAspekMengingat ... 57
Grafik 4.3 Rata-rata PretesdanPostesAspekMemahami ... 59
1 BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pada abad ke-21, bidang teknologi informasi dan komunikasi
berkembang dengan pesat yang dipicu oleh temuan dalam bidang rekayasa
material mikroelektronika.Perkembangan ini berpengaruh besar terhadap
berbagai aspek kehidupan, bahkan perilaku dan aktivitas manusia kini
banyak tergantung kepada teknologi informasi dan komunikasi.Mata
pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi dimaksudkan untuk
mempersiapkan siswa agar mampu mengantisipasi pesatnya
perkembangan tersebut.
Mata pelajaran ini perlu diperkenalkan, dipraktikkan dan dikuasai
siswa sedini mungkin agar mereka memiliki bekal untuk menyesuaikan
diri dalam kehidupan global yang ditandai dengan perubahan yang sangat
cepat. Untuk menghadapi perubahan tersebut diperlukan kemampuan dan
kemauan belajar sepanjang hayat dengan cepat dan cerdas.Hasil-hasil
teknologi informasi dan komunikasi banyak membantu manusia untuk
dapat belajar secara cepat.Dengan demikian selain sebagai bagian dari
kehidupan sehari-hari, teknologi informasi dan komunikasi dapat
dimanfaatkan untuk merevitalisasi proses belajar yang pada akhirnya dapat
mengadaptasikan siswa dengan lingkungan dan dunia kerja.
Perkembangan teknologi yang begitu pesat memaksa kita untuk
mengikuti alur tersebut. Dalam era yang serba canggih ini kebutuhan akan
sebuah sistem informasi sudah menjadi hal yang sangat lumrah bagi
khalayak banyak, mulai dari penggunan jaringan pendidikan nasional
(JARDIKNAS) dalam sektor pendidikan, penggunan ktp elektronik yang
menggantikan fungsi ktp yang ada, surat elektronik sebagai pengganti
surat yang telah lama digunakan, serta pengaplikasian teknologi dan
2
Aby Dzar, 2013
Teknologi Informasi dan Komunikasi sudah menjadi kebutuhan yang
sangat mendasar dalam jenjang pendidikan.Hal ini sebagai jawaban atas
perkembangan era global yang sangat berpengaruh terhadap kemajuan
pendidikan.
Mata pelajaran teknologi informasi dan komunikasi sudah menjadi
mata pelajaran utama di kurikulum saat ini dan bukan menjadi muatan
lokal saja.Dari perkembangannya hingga saat ini tentu para guru sudah
banyak menerapkan model dan metode pembelajaran yang ada untuk
mengajar mata pelajaran ini.
Berdasarkan pengalaman peneliti selama melaukan program
latihan profsi (PLP) pada bulan Februari – Juni 2012, peneliti menemukan beberapa permasalahan yang krusial selama pelajaran berlangsung,
daiantaranya belum adanya sarana yang memadai untuk Mata Pelajaran
Teknologi Informasi dan Komunikasi, hal ini dikarenakan jumlah
komputer yang ada belum sesuai dengan jumlah siswa tersebut.
Permasalahan lain yang ditemukan oleh peneliti adalah waktu yang
tersedia kurang memadai untuk melakukan pembelajaran yang maksimal.
Permasalahan ini penulis rasakan ketika melakukan pembelajaran yang
dimana para siswa cenderung mencari perhatian guru dalam proses
pembelajaran. Berdasarkan beberapa kondisi yang disebutkan sebelumnya
peneliti merasa harus ada model yang memang sesuai untuk menjawab
kebutuhan para siswanya.
Peneliti berasumsi bahwa melakukan pembelajaran teknologi
informasi dan komunikasi haruslah bisa dikemas dengan manis, menarik,
dan menyenangkan. Peneliti merasa bahwa siswa pada usia SMP masih
sangat kuat dengan pengaruh eksternalnya, ketika ada salah satu
diantaranya temannya yang tidak mengerjakan tugas dan hal ini bisa
mempengaruhi siswa yang lain. Oleh sebab itu peneliti merasa bahwa
proses pembelajaran berupa kerjasama dalam membangun pengetahuan
bisa menjadi salah satu solusi yang ditawarkan oleh penulis dalam
3
membandingkan modelcollaborative learninig; yaitu suatu modelpembelajaran yang memadukan antara kecerdasan interpersonal,
kemampuan kerjasama antara siswa dalam interaksi kelompok dengan
model student teams achievement division. Pada model collaborative
learning siswa dibagi kedalam kelompok-kelompok yang memiliki tugasnya masing-masing, mulai dari pembagian kelompok perpoin materi
atau pembagian kelompok berdasarkan beban kognitif dan penugasan
dalam kelompoknya masing-masing sedangkan dalam model student
teams achievement division siswa dibagi kedalam kelompok berdasarkan tingkat kecerdasa, suku, dan jenis kelamin. Dalam proses pembelajaran
menggunakan model student teams achievement division siswa belajar
dalam kelompok dan diberikan lembar pedoman kerja oleh guru. Lebih jauh Slavin dalam Rusman (2010:214) menyatakan bahwa “Gagasan utama dalam STAD adalah memacu siswa agar saling mendorong dan
membantu satu sama lain untuk menguasai keterampilan yang diajarkan guru”.
Alasan peneliti memilih judul ini adalah peneliti merasa bahwa
dengan membandingkan modelcollaborative learning dan model student
teams achievement division agar dapat melihat model mana yang lebih tepat digunakan dalam proses pembelajaran. Hal ini disebabkan karena
kedua model telah digunakan pada penelitian sebelumnya dan sama-sama
memberikan hasil yang signifikan terhadap peningkatan hasil belajar
siswa.Alasan selanjutnya adalah kedua model ini memiliki keunikan
masing-masing, dimulai dari model collaborative learning yang pada
proses pembelajarannya membagi siswa kedalam kelompok belajar
berdasarkan pada fungsi kolaborasi yaitu saling melengkapi sedangkan
pada model student teams achievement division siswa tidak dibagi
berdasarkan prinsip kolaborasi namun siswa dikelompokan berdasarkan
tingkat kecerdasan, suku, dan jenis kelamin.
Peneliti dalam memilih judul di atas juga didukung dengan adanya
4
Aby Dzar, 2013
Learninguntuk meningkatkanpemahaman materi mata kuliah metodologipenelitianin.Kesimpulannya adalah adanya peningkatan
pemahaman tentang teknik pengumpulan data, hipotesa dan analisa data
kecendrungan yang mengalami peningkatan di atas 84 %. Penelitian
terdahulu tentang student teams achievement division yang dilakukan oleh
Herlina Binti Marthin yang juga menjadi alasan penulis mengambil judul
ini. Penelitian ini berbicara tentang penerapan model pemebelajaran
kooperatif tipe STAD untuk meningkatkan prestasi belajar matematika
siswa kelas VII-G SMPN 07 Malang pada materi pertidaksamaan linear
satu variabel.Dalam penelitian ini dapat diketahui bahwa dengan
pembelajaranSTAD, prestasi belajar siswa kelas VII-G SMPN 07 Malang
mengalamipeningkatan.Pada penelitian ini prestasi belajar siswa diperoleh
dari skor kuispada siklus pertama skor kuis pada siklus kedua dan nilai
aktivitas siswa padasiklus pertama dan kedua. Pada siklus pertama
diperoleh prosentase banyak siswayang mendapat nilai kuis ≥ 75 belum
mencapai 75%, yaitu pada pertemuanpertama 68,4 % dan pertemuan
kedua 73,68 %. Pada siklus kedua diperolehprosentase banyak siswa yang mendapat nilai kuis ≥ 75 telah mencapai ≥ 75%,yaitu pada pertemuan pertama 78,5% dan pertemuan kedua 85,73 %. Sedangkanuntuk prosentasi banyaknya siswa yang mendapat nilai aktivitas siswa ≥ 75 belummencapai 75% pada siklus pertama pertemuan pertama, yaitu hanya 65,79%.
Padapertama pertemuan kedua dan siklus kedua diperoleh prosentase banyak siswayang mendapat nilai kuis ≥ 75 telah mencapai ≥ 75%, yaitu pada pertemuankedua siklus pertama 76,92% dan siklus kedua pertemuan
5
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang dipaparkan sebelumnya,
maka permasalahan secara umum dalam penelitian ini dapat dirumuskan
sebagai berikut : “Apakah terdapat perbedaan hasil belajar yang signifikan antara siswa yang menggunakan model collaborative learning dengan
siswa yang menggunakan model pembelajaran student teams achievement
division dalam mata pelajaran teknologi informasi dan komunikasi di SMP Negeri 40 Kota Bandung ?”
Untuk memudahkan pembahasan dalam penelitian ini maka
diidentifikasikan pada sub-sub masalah sebagai berikut :
1. Apakah terdapat perbedaan hasil belajar yang signifikan antara siswa
yang menggunakan modelcollaborative learning dengan siswa yang
menggunakan model pembelajaran student teams achievement division
(STAD) pada aspek mengingat (C1) dalam Mata Pelajaran Teknologi
Informasi dan Komunikasi di SMP Negeri 40 Kota Bandung ?
2. Apakah terdapat perbedaan hasil belajar yang signifikan antara siswa
yang menggunakan modelcollaborative learning dengan siswa yang
menggunakan model pembelajaran student teams achievement division
(STAD) pada aspek memahami (C2) dalam Mata Pelajaran Teknologi
Informasi dan Komunikasi di SMP Negeri 40 Kota Bandung ?
3. Apakah terdapat perbedaan hasil belajar yang signifikan antara siswa
yang menggunakan modelcollaborative learning dengan siswa yang
menggunakan model pembelajaran student teams achievement division
(STAD) pada aspek menerapkan (C3) dalam Mata Pelajaran Teknologi
Informasi dan Komunikasi di SMP Negeri 40 Kota Bandung?
C. Tujuan Penelitian
Secara umum tujuan yang ingin dicapai dalam peneitian ini adalah
untuk membandingkanpenerapan modelcollaborative learning dengan
6
Aby Dzar, 2013
informasi dan komunikasi terhadap peningkatan hasil belajar siswa, guna
menunjang kualitas pembelajaran. Secara khusus penelitian ini bertujuan
untuk mendapatkan data dan informasi tentang :
1. Memperoleh data tentang perbedaan hasil belajar antara model
collaborative learning dan model student teams achievement division (STAD) pada siswa SMP kelas VIII pada ranah kognitif aspek
mengingat (C1).
2. Memperoleh data tentang perbedaan hasil belajar antara model
collaborative learning dan model student teams achievement division (STAD) pada siswa SMP kelas VIII pada ranah kognitif aspek
memahami (C2).
3. Memperoleh data tentang perbedaan hasil belajar antara model
collaborative learning dan model student teams achievement division (STAD) pada siswa SMP kelas VIII pada ranah kognitif aspek
menerapkan (C3).
D. Manfaat Penelitian
Penelitian tentang penerapan modelcollaborative learning pada
mata pelajaran teknologi informasi dan komunikasi terhadap hasil belajar
siswa di kelas ini diharapkan dapat memberikan manfaat teoritis dan
manfaat praktis.
1. Manfaat Teoritis
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi pada khasanah
kajian keilmuan tentang model pembelajaran baik dalam perancangan
maupun pengembangan
2. Manfaat Praktis
a. Praktisi pendidikan
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi positif
kepada praktisi pendidikan agar dapat meningkatkan kualitas
7
modelcollaborative learning sehingga proses pembelajaran akan
berjalan lebih efektif dan efisien.
b. Siswa
Sebagai salah satu metode alternatif yang diharapkan dapat
meningkatkan motivasi siswa dalam proses belajar sehingga dapat
meningkatkan keaktifannya, serta meningkatkan kemampuannya
siswa dalam memahami mata pelajaran teknologi informasi dan
komunikasi di Sekolah Menengah Pertama.
c. Peneliti
Memperdalam wawasan keilmuan dan memberikan gambaran yang
jelas dalam memilih, memanfaatkan, dan mengembangkan model
pembelajaran yang tepat dalam menunjang proses belajar mengajar
di kelas.
E. Definisi Operasional
Untuk menghindari kesalahpahaman terhadap istilah yang terdapat
dalam judul, maka terlebih dahulu penulis akan mencoba menjelaskan
pengertian serta maksud yang terkandung dalam judul tersebut, sehingga
diharapkan akan terdapat keseragaman landasan berfikir antara penulis
dengan pembaca.
1. Penerapan
Penerapan dalam penelitian ini adalah penggunaan model
collaborative learning yang digunakan oleh peneliti untuk
meningkatkan hasil belajar siswa.
2. Model Collaborative Learning
Menurut Smith & MacGregor (Nurbono, 2012), “Collaborative
Learning adalah satu istilah untuk suatu jenis pendekatan pendidikan
yang meliputi penggabungan karya/usaha intelektual siswa, atau siswa
bersama dengan guru.Biasanya, siswa bekerja dalam 2 atau lebih
8
Aby Dzar, 2013
membentuk suatu produk/hasil”.Model collaborative learning adalah model yang diterapkan oleh peneliti pada kelas eksperimen.
3. Hasil Belajar
Hasil belajar adalah Setiap proses belajar yang dilaksanakan oleh
siswaakan menghasilkan hasil belajar. Di dalam proses pembelajaran,
guru sebagai pengajar sekaligus pendidik memegang peranan dan
tanggung jawab yang besar dalam rangka membantu meningkatkan
keberhasilan siswayang dipengaruhi oleh kualitas pengajaran dan
faktor intern dari siswa itu sendiri. Adapun yang dimaksudkan dengan
hasil belajar pada penelitian ini yaitu hasil belajar pada ranah kognitif
aspek memahami, menerapkan, dan menganalisis dengan stimulus
pembelajaran menggunakan modelcollaborative learning dan model
pembelajaran studentteams achievement division (STAD)
4. Mata Pelajaran TIK
Mata pelajaran TIK adalah salah satu mata pelajaran wajib di
sekolah yang mempelajari tentang perkembangan, penggunaan, dan
pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi, mata pelajaran TIK
inilah yang nanti akan digunakan dalam penelitian ini.
5. Model Student Teams Achievement Division (STAD)
Menurut Slavin dalam Rusman (2010:213) model STAD
merupakan variasi pembelajaran koperatif yang paling banyak
diteliti.Model ini juga sangat mudah diadaptasi, telah digunakan dalam
matematika, IPA, IPS, bahasa Inggris, teknik dan banyak subjek
lainnya, dan pada tingkat sekolah dasar sampai perguruan
tinggi.Dalam STAD siswa dibagi menjadi kelompok beranggotakan
empat orang yang beragam kemampuan, jenis kelamin, dan sukunya.
Guru memberikan suatu pelajaran dan siswa-siswa dalam kelompok
memastikan bahwa semua anggota kelompok itu bisa menguasai
pelajaran tersebut. (Rusman, 2010:214)
Model STAD ini yang akan digunakan oleh penelitidalam
36 BAB III
METODE PENELITIAN
A. Metode Penelitian
Metode penelitian adalah strategi umum yang dianut dalam
pengumpulan data dan analisa data yang diperlukan. Sejalan dengan hal ini
Suryana (2010:5) mengungkapkan bahwa“Metode penelitian adalah
prosedur atau langkah-langkah sistematis dalam mendapatkan pengetahuan”.
Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode kuasi
eksperimen. Tujuan penelitian dengan kuasi eksperimen adalah untuk
memperoleh informasi yang merupakan perkiraan bagi peneliti yang dapat
diperoleh melalui eksperimen sebenarnya dalam keadaan yang tidak
memungkinkan untuk mengontrol dan atau memanipulasi semua variabel
yang relevan. Ciri utama kuasi eksperimen dengan tidak dilakukannya
penugasan random, melainkan melakukan pengelompokan subjek
penelitian berdasarkan kelompok yang telah terbentuk sebelumnya.
Sebagaimana telah diungkapkan Arifin (2009:74) bahwa “penelitian
eksperimen kuasi menggunakan seluruh objek dalam kelompok belajar
(intact group) untuk diberi perlakuan (treatment), bukan menggunakan
subjek secara acak”.
Dalam pelaksanaannya penelitian ini dilakukan dengan
menentukan dua kelompok siswa, yaitu kelompok eksperimen yang
menggunakan model collaborative learning dan kelompok kontrol yang
menggunakan model student teams achievement division.
Pada penelitian ini, terdapat dua variabel yakni variabel bebas dan
variabel terikat. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah pembelajaran
yang menggunakan modelcollaborative learning dan pembelajaran yang
menggunakan modelstudent teams achievement division sedangkan
37
Aby Dzar, 2013
terikat dibagi menjadi tiga sub variabel yaitu hasil belajar siswa pada
aspek mengingat, memahami, dan menerapkan.
Tabel 3.1
Desain penelitian yang dipergunakan dalam peneitian ini adalah
desain pretest and posttest control group design yaitu bentuk desain
penelitian dalam metode kuasi eksperimen. Kelompok eksperimen dan
kelompok kontrol dipilih tanpa penugasan random dan untuk setiap
kelompok diadakan pretest dan posttest.Pola umum dari desain penelitian
ini digambarkan sebagai berikut :
Tabel 3.2
Desain Penelitian
Kelompok Pre-test Perlakuan Post-test
Eksperimen O1 X1 O2
38
Keterangan :
O1 : kemampuan kelas eksperimen sebelum diberi perlakuan O2 : kemampuan kelas eskperimen setelah diberikan perlakuan
X1 : Perlakuan dengan menggunakan model pembelajaran collaborative learning
O3 : kemampuan kelas kontrol sebelum diberi perlakuan O4 : kemampuan kelas kontrol setelah diberi perlakuan
X2 perlakuan dengan menggunakan model pembelajaran student teams achievement division.
Alasan tidak diberlakukannya penugasan random ini adalah karena
peneliti tidak mungkin merubah kelas yang telah terbentuk. Hal ini peneliti
lakukan untuk menghindari terjadinya ketidakharmonisan dan hilangnya
suasana ilmiah dalam suatu kelas, maka peneliti tidak mengubah kelas
yang telah ada dan biasanya kelompok-kelompok yang berada dalam suatu
kelas sudah seimbang. Untuk menghindari hal tersebut maka peneliti
menggunakan metode kuasi eksperimen dengan mempergunakan kelas
yang sudah ada dalam populasi tersebut.
Hal pertama yang peneliti lakukan adalah menentukan kelas mana
sebagai kelas eksperimen dan kelas mana sebagai kelas kontrol. Kelas
eksperimen ini adalah kelas yang menggunakan modelcollaborative
learning, sedangkan kelompok yang menggunakan modelstudent teams
achievement division adalah kelas kontrol.
Sebelum diadakannya perlakuan (X) kedua kelas diberikan pretest.
Kemudian dilanjutkan dengan memberikan perlakuan pada kelas
eksperimen yang menggunakan modelcollaborative learning dan kelas
kontrol yang menggunakan modelstudent teams achievement division.
Kemudian kedua kelas tersebut diberikan posttest, hasilnya lalu
dibandingkan dengan skor pretest sehingga diperoleh gain, yaitu selisih
39
Aby Dzar, 2013
C. Populasi dan Sampel Penelitian 1. Populasi Penelitian
Populasi dalam suatu kegiatan penelitian berkenaan dengan
sumber data yang digunakan. Menurut Sugiyono (2010:117):
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas : obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.
Dalam penelitian ini, populasi dibedakan antara populasi secara umum dan populasi target atau “target population”. Populasi target adalah populasi atau wilayah umum yang menjadi tujuan dalam
penelitian kita. Menurut Sukmadinata (2012:250) bahwa “Populasi
target adalah populasi yang menjadi sasaran keberlakuan kesimpulan
penelitian kita”. Populasi umum penelitian mungkin seluruh siswa
SMA negeri di Kota Bekasi, tetapi populasi targetnya adalah seluruh
siswa IPS SMA negeri di Kota Bekasi. Hasil penelitian kita tidak
berlaku bagi siswa-siswa di luar IPS SMA negeri.
Mengingat bahwa luasnya populasi maka peneliti membatasi
populasi dalam penelitian ini guna mempermudah menarik sampel.
Mengacu pada pendapat diatas maka yang akan menjadi populasi
umum adalah seluruh siswa SMP Negeri 40 Kota Bandung, sedangkan
populasi targetnya adalahnya seluruh siswa kelas VIII SMP Negeri 40
Kota Bandung.
2. Sampel Penelitian
Sampel penelitian merupakan suatu faktor penting yang perlu
diperhatikan dalam penelitian yang kita lakukan. Sampel penelitian
mencerminkan dan menentukan seberapa jauh sampel tersebut
bermanfaat dalam membuat kesimpulan penelitian.
Besarnya sampel dalam penelitian ini ditentukan dengan teknik
40
dari sekelompok anggota yang terhimpun pada gugusan atau kluster, bukan anggota populasi yang diambil secara satu per satu”.
Salah satu syarat dalam penarikan sampel adalah sampel itu
harus bersifat representative, artinya sampel yang ditetapkan harus
mewakili populasi. Sifat dan karakteristik populasi harus tergambar
dalam sampel. Adapun sampel dari penelitian ini sebanyak dua kelas
yang terdiri dari 68 orang dimana kelas pertama digunakan sebagai
kelas eksperimen dan kelas kedua sebagai kelas kontrol.
D. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data merupakan langkah penting dalam
penelitian untuk memperoleh data informasi yang dibutuhkan dalam suatu
penelitian. Mengenai hal ini Sugiyono (2010:308) menyatakan bahwa “Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling utama dalam penelitian, karena tujuan penelitan adalah mendapatkan data”.
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini
adalah tes hasil belajar. Tes hasil belajar yang digunakan berupa bentuk tes
objektif pilihan berganda karena tes objektif dapat mengunkap tingkat
penguasaan siswa terhadap materi bahan ajar yang telah dipelajari. Tes
bentuk objektif digunakan untuk mengetahui hasil belajar ranah kognitif
siswa pada aspek pemahaman, pengetahuan dan penerapan. bentuk tes
hasil belajar ini berupa pilihan ganda dengan empat alternatif jawaban. Tes
pilihan ganda terdiri atas suatu keterangan atau pengertian yang belum
lengkap dan untuk melengkapinya harus memilih satu dari beberapa
kemungkinan jawaban. Jumlah soal ditentukan berdasarkan uji validitas
dan reliabilitas yang penyusunannya sesuai dengan kisi-kisi instrumen.
Adapun langkah-langkah penyusunan instrumen adalah sebagai berikut :
1. Menentukan konsep dan subkonsep pembelajaran berdasarkan silabus
41
Aby Dzar, 2013
2. Membuat kisi-kisi instrumen berdasarkan silabus dan RPP Mata
Pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi SMP kelas VIII tahun
ajaran 2012/2013.
3. Membuat soal tes dan kunci jawaban.
4. Mengkonsultasikan instrumen soal yang telah dibuat kepada dosen.
5. Men-judgement soal yang telah dibuat kepada guru bidang studi.
6. Uji coba instrumen tes.
7. Menganalisis hasil uji coba.
8. Menggunakan soal yang valid dan reliabel untuk digunakan dalam
penelitian.
E. Analisis Instrumen Tes
Tes yang baik biasanya memenuhi kriteria validitas tinggi,
reliabilitas tinggi, daya pembeda yang baik, dan tingkat kesukaran yang
layak. Untuk memenuhi kriteria tersebut, peneliti melakukan ujicoba
instrumen dan analisis yang dilakukan sebagai berikut:
1. Uji Validitas
Sebelum peneliti menggunakan tes, hendaknya peneliti
mengukur terlebih dahulu derajat validitas alat instrumen tersebut
dengan kriteria tertentu. Validitas adalah suatu ukuran yang
menunjukan tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen.
Instrumen yang valid apabila mempunya validitas yang tinggi.Menurut
Arifin (2009:247):
Validitas suatu tes erat kaitannya dengan tujuan penggunaan tes tesebut. Namun tidak ada validitas yang berlaku secara umum. Artinya, jika suatu tes dapat memberikan informasi yang sesuai dan dapat digunakan untuk mencapai tujuan tertentu, maka tes itu valid untuk tujuan tersebut.
Tingkat kevalidan instrumen dapat dihitung dengan
menggunakan korelasi product moment yang dikemukakan oleh
Pearson. Adapun rumus korelasi product Moment adalah seperti yang
42
(Arifin, 2009:254)
Keterangan :
rxy = Koefisien korelasi yang dicari N = Banyaknya subjek (peserta tes) X = Skor tiap butir soal / skor item tes Y = Skor responden
XY = Hasil kali skor X dan Y untuk setiap responden
Menurut Arifin (2009:257) “ Untuk dapat memberikan penfasiran terhadap koefisiensi yang ditemukan tersebut tinggi atau
rendah maka dapat berpedoman pada tabel berikut ini”.
Tabel 3.3
Kriteria Acuan Validitas Soal
Interval Koefisiensi Tingkat Hubungan 0,81 – 1,00
Setelah itu diuji tingkat signifikansinya dengan menggunakan
rumus :
�=� � −2 1− �2
(Sudjana dan Ibrahim, 2001:149 dalam Yani, 2010:86)
Nilai
t
hitung kemudian dibandingkan dengan nilait
tabeldengan taraf nyata 0,05 dengan derajat kebebasan (dk) = n – 2. Apabila
43
Aby Dzar, 2013
2. Uji Reliabilitas
Reliabilitas merupakan tingkat keajegan dari suatu instrumen. Menurut Arifin (2009:258), “Reliabilias tes berkenaan dengan pertanyaan, apakah suatu tes teliti dan dapat dipercaya sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan”.
Suatu tes dapat dikatakan reliabel jika selalu memberikan hasil
yang sama bila diteskan pada kelompok yang sama pada waktu atau
kesempatan yang berbeda.
Untuk mengetahui reliabilitas suatu tes maka digunakanlah uji
reliabilitas. Adapun uji reliabilitas dalam penelitian ini menggunakan
Spearman Brown :
(Arikunto, 2002:156)
Keterangan :
r11 = reliabilitas instrumen
r1/21/2 = rxy yang disebutkan sebagai indeks korelasi antara dua belah instrumen
Sebagai tolak koefisiensi reliabilitas, digunakan kualifikasi
sebagai berikut (Arikunto, 2002:157) :
antara 0,800 sampai dengan 1,00 = sangat tinggi antara 0,600 sampai dengan 0,800 = tinggi antara 0,400 sampai dengan 0,600 = cukup antara 0,200 sampai dengan 0,400 = rendah antara 000 sampai dengan 0,200 = sangat rendah
3. Tingkat Kesukaran Soal
Perhitungan tingkat kesukaran soal adalah pengukuran
44
Untuk menghitung tingkat kesukaran soal bentuk objektif dapat
menggunakan rumus tingkat kesukaran (TK) :
� =( + �)
(� +��) 100 %
(Arifin, 2009:266)
Keterangan :
WL= jumlah peserta didik yang menjawab salah dari kelompok bawah WH = jumlah peserta didik yang menjawab salah dari kelompok atas nL = jumlah kelompok bawah
nH = jumlah kelompok atas
Setelah nilai tingkat kesukaran diperoleh kemudian
diinterpretasikan ke dalam kriteria penafsiran tingkat kesukaran soal.
Adapun kriteria penafsiran tingkat kesukaran soal menurut Arifin
(2009:270) adalah sebagai berikut.
a. Jika jumlah persentase sampai dengan 27 % termasuk mudah
b. Jika jumlah persentase 28 % - 72 % termasuk sedang.
c. Jika jumlah persentase 73 % ke atas termasuk sukar.
4. Daya Pembeda
Menurut Arifin (2009:273) menyatakan bahwa “Daya pembeda
adalah pengukuran sejauh mana satu butir soal mampu membedakan
peserta didik yang sudah menguasai kompetensi dengan yang belum”.
Perhitungan daya pembeda (DP) tiap butir soal menggunakan rumus :
(Zainal Arifin, 2009:273)
Keterangan :
DP = daya pembeda
45
Aby Dzar, 2013
Untuk menginterpretasikan koefisiensi daya pembeda tersebut
dapat digunakan kriteria yang dikembangkan oleh Ebel (Aifin,
2009:274) sebagai berikut.
Tabel 3.4
Kriteria Koefisien Daya Pembeda
Index of discrimination Item evaluation
0,40 and up Very good items
0,30 – 0,39 Reasonably good, but possibly subject to improvement 0,20 – 0,29 Marginal items, usually needing
and being subject to improvement Below – 0,19 Poor items to be rejected or
improved by revision
F. Teknik Pengolahan dan Analisis Data
Datadalam penelitian ini diperoleh melalui instrumen yang telah
diujicobakan dan diolah sehingga layak untuk digunakan dalam penelitian.
Setelah data diperoleh, untuk mengetahui perbedaan hasil belajar
menggunakan model collaborative learningdengan model student teams
achievement division, maka dilakukan analisis data dengan cara mengolah data tersebut menggunakan rumus statistik. Adapun langkah-langkah
pengolahan data tersebut adalah sebagai berikut.
1. Uji Normalitas
Uji normalitas merupakan salah satu cara untuk memeriksa
keabsahan atau normalitas sampel. Pengujian normalitas data yang
dilakukan dalam penelittian ini dengan menggunakan program
pengolah data SPSS 20 dengan uji normalitas one sample Kolmogorov
Smirnov. Kriteria pengujiannya adalah jika nilai sig (signifikansi) atau
nilai probablitas < 0,05, maka distribusi adalah tidak normal,
sedangkan jika nlai sig (signifikansi) atau nilai probabilitas > 0,05
maka distribusi adalah normal. (Santoso, 2003:168). Apabila data
46
uji t, namun jika ternyata distribusi data tidak normal, maka
dilanjutkan dengan penggunaan statistik non parametrik.
2. Uji Homogenitas
Uji homogenitas digunakan untuk menguji kesamaan beberapa
bagian sampel, sehingga generalisasi terhadap populasi dapat
dilakukan. Pada penelitian ini, uji homogenitas menggunakan program
pengolah data SPSS 20 dengan uji levene. Uji levene akan muncul
bersamaan dengan hasil uji beda rata-rata atau uji t. kriteria
pengujiannya adalah apabila nilai sig (signifikansi) atau nilai
probabilitas < 0,05 maka data berasal dari populasi-populasi yang
mempunyai varians tidak sama, sedangkan jika nilai sig (signifikansi)
atau nilai probabilitas > 0,05, aka data berasal dari populasi-populasi
yang mempunya vaians yang sama.
3. Uji Hipotesis
Uji hipotesis dilakukan dengan menggunakan rumus uji
t-independen dua arah (t-test t-independen) untuk menguji signifikansi
perbedaan rata-rata (mean) yang terdapat pada program pengolah data
SPSS 20. Adapun yang diperbandingkan pada uji hipotesis ini adalah
gain skor post tes dan pre tes antara kelompok eksperimen dengan
kelompok kontrol, baik secara keseluruhan ataupun setiap aspek (aspek
mengetahui, memahami dan menerapkan).
G. Prosedur Pelaksanaan Penelitian
Prosedur penelitian ini akan dijabarkan sebagai berikut.
1. Persiapan
a. Melakukan studi pendahuluan melalui observasi awal.
b. Mengobservasi ketersediaan perangkat keras yang ada disekolah.
Perangkat keras yang dibutuhkan adalah laptop atau pc dengan
47
Aby Dzar, 2013
c. Menetapkan pokok bahasan yang akan dipergunakan dalam
penelitian
d. Penyusunan materi
e. Menyusun pola pembelajaran menggunakan modelcollaborative
learningdan model student teams achievement division. f. Menyusun instrumen penelitian
g. Melakukan uji coba instrumen penelitian.
h. Melakukan eksperimen
2. Pelaksanaan eksperimen
a. Membagi siswa menjadi kelompok eksperimen dan kelompok
kontrol. Kelompok yang menggunakan modelcollaborative
learning dijadikan sebagai kelompok eksperimen dan kelompok yang menggunakan modelstudent teams achievement division
yang dilakukan oleh guru adalah kelompok kontrol.
b. Memberikan pretest kepada kelompok eksperimen dan kelompok
kontrol
c. Memberikan perlakuan kepada kelompok eksperimen melalui
penggunaan modelcollaborative learning dan memberikan
perlakuan kepada kelompok kontrol melalui penggunaan model
student teams achievement division.
d. Memberikan postes kepada kelompok eksperimen dan kelompok
kontrol.
e. Pengolahan hasil penelitian.
Membuat penafsiran dan kesimpulan hasil penelitian
82 BAB V
SIMPULAN DAN REKOMENDASI
A. Simpulan
Dari hasilpenelitian yang telahdilakukan,
dapatditariksimpulanberdasarkansimpulanumumdankhususyaitu :
1. SimpulanUmum
Berdasarkananalisis data darihasilpenelitian yang telahdilakukantentang “PerbandinganPenerapan Model Collaborative Learningdengan Model Student Teams Achievement Division
dalamMeningkatkanHasilBelajarSiswaPada Mata
PelajaranTeknologiInformasidanKomunikasi”,
makadapatdisimpulkanbahwaterdapatperbedaanpeningkatanhasilbelajar
yangsignifikanantarasiswa yang menggunakan model collaborative
learning dengansiswa yang menggunakan model student teams
achievement division
dalammatapelajaranteknologiinformasidankomunikasi di SMP Negeri 40
Kota Bandung. Hal iniditunjukkandengansiswapadakelas yang
menggunakan model collaborative learning
lebihmeningkathasilbelajarnyadibandingkandengankelas yang
menggunakan model student teams achievement division (STAD).
2. SimpulanKhusus
Dalampenelitianini, penelitimerumuskantigasimpulankhusus
yangmerupakanpenjabarandarisimpulanumumdaripenelitianini.
Adapunkesimpulankhususpadapenelitianiniadalah :
a. Terdapatperbedaanpeningkatanhasilbelajar yangsignifikanantarasiswa
yang menggunakan model collaborative learning dengansiswa yang
83
Aby Dzar, 2013
padaaspekmengingat (C1) dalam Mata
PelajaranTeknologiInformasidanKomunikasi (TIK) di SMP Negeri 40
Kota Bandung;
b. Terdapatperbedaanpeningkatanhasilbelajar yangsignifikanantarasiswa
yang menggunakan model collaborative learning dengansiswa yang
menggunakan model student teams achievement division (STAD)
padaaspekmemahami (C2) dalam Mata
PelajaranTeknologiInformasidanKomunikasi (TIK) di SMP Negeri 40
Kota Bandung;
c. Terdapatperbedaanpeningkatanhasilbelajar yangsignifikanantarasiswa
yang menggunakan model collaborative learning dengansiswa yang
menggunakan model student teams achievement division (STAD)
padaaspekmenerapkan (C3) dalam Mata
PelajaranTeknologiInformasidanKomunikasi (TIK) di SMP Negeri 40
Kota Bandung.
B. Rekomendasi
Berdasarkanhasilpenelitiandankesimpulan yang diperoleh,
makapenulismengajukanbeberapa saran danrekomendasiberikutini :
1. Fasepersiapandaripelaksanaan model collaborative learningdanstudent
teams achievement division harusdilaksanakanlebih optimal terutamapertemuan yang digunakanuntukmemberikanpemahamantentang
model collaborative learningdan model student teams achievement
division. Harusadatitiktekan yang lebihmendalamdari guru
kepadasiswatentangmekanismepembelajaranmenggunakan model
collaborative learningdan model student teams achievement division;
2. Padatahappelaksanaan model, seorang guru
84
3. Seorang guru
haruslebihbisamengoptimalkanpotensisiswauntukmampuberinteraksideng
ansiswalainnyaketikamenerapkan model collaborative learningdan model student teams achievement division;
4. Model collaborative learning bisamenjadisalahsatu model pembelajaran
yang diterapkanpadamatapelajaranlainnya. Menurutpeneliti, model
collaborative learning
bisamemberikannilaikepadadirisiswaakanpentingnyasebuahkerjasamadal
85
Aby Dzar, 2013
DAFTAR PUSTAKA
Ali, M. (1982). Strategi Penelitian Pendidikan. Bandung: Angkasa.
Apriono, D. (2009). Implementasi Metode Collaorative Learning Dalam Meningkatkan Pemikiran Kritis Siswa. Implementasi Metode Collaborative Learning, 7, 111-121.
Arifin, Z. (2009). Evaluasi Pembelajaran. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Arikunto, S. (2002). Prosedur Penelitian : Suatu Pendekatan Praktek. . jakarta: PT Rineka Cipta.
Armiati, S., & Sastramihardja, S. S. (2007). Collaborative Learning Framework. Seminar Nasional Aplikasi Teknologi Informasi 2007 (SNATI 2007), 29-32.
Dahar, R. W. (1996). Teori-teori Belajar. Jakarta: Erlangga.
Departemen Pendidikan Nasional. (2007). Naskah Akademik Kajian Kurikulum Mata Pelajaran TIK. Jakarta: Depdiknas.
Fitrianingrum, R. (2011). Pengaruh Penggunaan Media Torso Animasi Terhadap Peningkatan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPA. Skripsi S1 pada FIP UPI Bandung: tidak diterbitkan.
Gunawan, A. W. (2007). Genius Learning Strategy. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.
Hamalik, O. (1999). Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara.
Karli, D. (2002). Implementasi kurikulum berbasis Kompetensi Model-Model Pembelajaran. Bandung: Bina Medika Informasi.
86
Marthin, H. B. (2013). Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD untuk Meningkatkan Prestasi BelajarMatematika Siswa Kelas VII-G SMPN 07 Malang Pada Materi Pertidaksamaan Linear Satu Variabel.
Mustika, K. D. (2012). Penerapan Model Pembelajaran Problem Posing Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Smp Dalam Mata Pelajaran TIK. Skripsi jurusan pendidikan ilmu komputer FPMIPA UPI Bandung: Tidak diterbitkan.
Nurobono, S. (2012). Pengertian Collaborative Learning. [onine]. Tersedia :
http://motamatika.blogspot.com/2012/11/pengertian-collaborative-learning.html [05 Februari 2013].
Panitz, T. (1996). Collaborative Versus Cooperative Learning A Comparison Of The Two Concepts Which Will Help Us Understand The Underlying Nature Of
Interactive Learning. [online]. Tersedia :
http://ses.une.edu.au/cf/papers/pdf/hansfort.pdf [10 Januari 2013].
Prasetio, G. (2011). Faktor-faktor yang Mempengaruhi Belajar. [online]. Tersedia :
http://galuhprasetio.com/ilmu-pengetahuan/faktor-yang-mempengaruhi-belajar [20 Mei 2013].
Purwanto, M. N. (2006). Prinsip-prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Rusman. (2010). Model-Model Pembelajaran: Mengembangkan Profesionalisme Guru. Bandung: Rajawali press.
Sagala, S. (2008). Konsep dan Makna Pembelajaran : Untuk Membantu Memecahkan Problematika Belajar dan Mengajar. Bandung: Alfabeta.
Santoso, I. D. (2010). Mari Belajar Teknologi Informasi dan Komunikasi. Jakarta: Pusat perbukuan, kementrian Pendidikan Nasional.
Slavin, R. E. (2005). Cooperative Learning : Theory, Research, and practice. Bandung: Nusa Media.
87
Aby Dzar, 2013
Sudarman. (2008). Penerapan Metode Collaborative Learning untuk Meningkatkan Pemahaman Materi Mata Kuliah Metodelogi Penelitian. jurnal pendidikan inovatif nomor 2, 3, 94-100.
Sudjana, N. (2011). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Sudjana, N., & Ibrahim. (2004). Penelitian dan Penliaian Pendidikan. Bandung: Sinar Baru Algesindo.
Sugiharto, B. (2009). Taksonomi Bloom yang Telah Direvisi. [Online] tersedia :bowo.staff.fkip.uns.ac.id [20 Februari 2013].
Sugiyono. (2010). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung : Alfabeta.
Sukmadinata, N. S. (2012). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Suryana. (2010). Metodologi Penelitian : Model Praktis Penelitian Kuantitatif dan
kualitatif . [Online]. Tersedia : http://
http://file.upi.edu/Direktori/FPEB/PRODI._MANAJEMEN_FPEB/19600602 1986011-SURYANA/FILE__7.pdf [28 Mei 2013].
Universitas Indonesia. (2010). Collaborative learning. [online]. Tersedia : http://staff.ui.ac.id/internal/0607050212/material/CLFECompatibilityMode.pd f [22 Februari 2013].
Universitas Pendidikan Indonesia. (2012). Pedoman Penulisan Karya Tulis Ilmiah. Bandung: UPI Press.
Widodo, A. (2005). Taksonomi Tujuan Pembelajaran. [Online]. Tersedia : http://www.docstoc.com/docs/143147698/Taksonomi-Bloom-Revisi [25 Mei 2013].
88
yanipieterpitoy. (2012). Permendiknas Nomor 23 Tahun 2006: Standar Kompetensi
Lulusan. [Online]. Tersedia :
http://yanipieterpitoy.wordpress.com/2012/11/08/permendiknas-nomor-23-tahun-2006-standar-kompetensi-lulusan/ [25 Mei 2013].