i
ANALYSIS DISTRIBUTION OF PRIMARY EDUCATION FACILITIES
IN DISTRICT GEMOLONG SRAGEN YEAR 2005-2009
JURNAL PUBLIKASI
Diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan
Mencapai derajat Sarjana S-1
Fakultas Geografi
Oleh :
LILIK HERMAWAN
E 100 010 090
FAKULTAS GEOGRAFI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
iii
iv
ANALISIS PERSEBERAN SARANA PENDIDIKAN SEKOLAH DASAR DI KECAMATAN GEMOLONG KABUPATEN SRAGEN
TAHUN 2005-2009
ANALYSIS DISTRIBUTION OF PRIMARY EDUCATION FACILITIES IN DISTRICT GEMOLONG SRAGEN YEAR 2005-2009
Nama : Lilik Hermawan
Fakultas Geografi Universitas Muhammadiyah Surakarta
ABSTRACT
Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Gemolong Kabupaten Sragen dengan judul “Analisis Persebaran Sarana Pendidikan Sekolah Dasar di Kecamatan Gemolong Kabupaten Sragen Tahun 2005-2009”. Tujuan dari penelitian ini adalah Mengetahui persebaran sarana pendidikan sekolah dasar dalam memenuhi kebutuhan jumlah penduduk usia sekolah dasar 7-12 tahun di Kecamatan Gemolong Kabupaten Sragen. Menganalisa kualitas Sekolah Dasar (SD) di Kecamatan Gemolong dan pengaruhnya terhadap jumlah murid pada masing-masing Sekolah Dasar (SD) di Kecamatan Gemolong Kabupaten Sragen. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis data sekunder dimana hasil akhirnya berupa peta dan analisis yang digunakan adalah analisis peta untuk mengevaluasi obyek di daerah penelitian. Unit analisis yang digunakan dalam penelitian unit analisis desa.
Hasil dari penelitian untuk prasarana sekolah (gedung) terdapat kekurangan kecukupan yaitu di Desa ngembatpadas (-1 gedung), Kwangen (-1 gedung). Sedangkan tingkat kecukupan yang melebihi tingkat kebutuhan terdapat di Desa Jatibatur (+2 gedung), sedangkan untuk Desa Brangkal, Genengduwur, Gemolong dan Purworejo masing-masing (+1 gedung) sedangkan Desa lainnya tingkat kecukupannya sudah sesuai dengan kebutuhannya. Untuk prasarana Guru pengajar didaerah penelitian secara keseluruhan tingkat kecukupannya belum tercukupi/kurang. Seluruh desa yang ada di daerah penelitian mempunyai tingkat kekurangan yang bervariasi. Kekurangan tertinggi terdapat di Desa Ngembatpadas(-52 guru), Gemolong (-42 guru) sedangkan tingkat kekurangan yang paling sedikit terdapat di Desa Jatibatur (-5 guru). Untuk prasarana ruang kelas di daerah penelitian sudah tercukupi kebutuhannya. Sedangkan wilayah tingkat kecukupannya juga masih kurang diantaranya di Desa Kaloran (-2 ruang), Ngembatpadas, Kragilan, Kwangen (masing-masing -1 ruang), serta Desa Gemolong dan Tegaldowo (-3 ruang).
Kualitas sekolah dengan jumlah murid tidak terdapat hubungan yang signifikan. Sekolah dengan kualitas tinggi dengan jumlah murid yang tinggi hanya terdapat 2 sekolah. Sedangkan untuk kualitas sekolah rendah dengan jumlah murid yang rendah hanya terdapat 2 sekolah. Pada umumnya di daerah penelitian yang tebanyak adalah kualitas sekolah sedang dengan jumlah murid rendah sebanyak 15 sekolah. Hal ini menggambarkan suatu kondisi dimana pada daerah penelitian kualitas sekolah secara umum tidak berpengaruh terhadap besarnya jumlah murid.
v
daerah asal murid tersebut tidak dapat tertampung atau dengan alasan kualitas sekolah didaerah lain yang lebih baik jika dibandingkan dengan daerah asal.
The research was conducted in the District Gemolong Sragen with the title "Analysis of Distribution of Primary Education Facilities in District Gemolong Sragen Year 2005-2009". The purpose of this study is Knowing the distribution of primary education facilities to meet the needs of the population of primary school age 7-12 years in the District Gemolong Sragen. Analyze the quality of elementary school (SD) in the District Gemolong and its effect on the number of students in each elementary school (SD) in the District Gemolong Sragen. The method used in this study is secondary data analysis methods which ultimately results in the form of maps and analysis is used to evaluate the object of our analysis in the study area. The unit of analysis used in the research unit of analysis of the village.
The results of the research for school infrastructure (buildings) there is lack of adequacy in the Village ngembatpadas (-1 building), Kwangen (-1 building). While the level of adequacy that exceed the requirements contained in the Village Jatibatur (+2 buildings), while for the Village Brangkal, Genengduwur, Gemolong and Purworejo respectively (+1 building) while the other village adequacy levels are in accordance with their needs. Teacher educators for infrastructure research area as a whole has not met the level of adequacy / less. Entire villages in the study area has a shortage of varying levels. Highest in the Village shortcomings Ngembatpadas (-52 teachers), Gemolong (-42 teachers) while the deficiencies found in the village at least Jatibatur (-5 teacher). For classroom facilities in the study area has been provided for their needs. While the level of adequacy of which are still lacking in the village of Kaloran (-2 space), Ngembatpadas, Kragilan, Kwangen (-1 each room), as well as the Village Gemolong and Tegaldowo (-3 space).
Quality of schools by the number of students there is no significant relationship. Schools with high quality with a high number of students that there are only two schools (6.8%). As for the low-quality schools with low student numbers there are only two schools (6.8%). Generally in the area of research is the quality of schools is tebanyak with low student numbers by 14 schools (48.27%). It describes a condition where the area of school quality research in general does not affect the magnitude of the number of students.
vi PENDAHULUAN
Kualitas pendidikan sangat tergantung dari kualitas para pendidik serta
metode pengajaran dengan metode ilmiah yang diharapkan mampu memberikan
bekal kepada para siswa agar mampu bersaing dalam dunia pendidikan pada
khususnya dan pada dunia kerja pada umumnya..
Kecamatan Gemolong merupakan salah satu Kecamatan yang ada di
Kabupaten Sragen yang bercirikan agraris dimana sebagian penduduknya
mempunyai mata pencaharian sebagai petani. Dengan jumlah penduduk sebesar
47.416 jiwa pada tahun 2009 dengan luas wilayah 40,23 km². pada tahun 2005
anak usia sekolah dasar 7-12 tahun di Kecamatan Gemolong berjumlah 5.776 jiwa
dan pada tahun 2009 sebesar 6.099 jiwa. Dalam kurun waktu 5 tahun terdapat
peningkatan jumlah usia sekolah dasar sebesar 323 jiwa yang tersebar di 14 Desa
di Kecamatan Gemolong.
Penelitian ini dilakukan atas dasar untuk mengetahui jumlah guru yang
tidak sesuai dengan jumlah murid ataupun dengan kondisi gedung sekolah yang
ada. Dari hal itu maka perlu dilakukan analisis lebih lanjut tentang bagaimana
persebaran sarana pendidikan sekolah dasar dalam memenuhi kebutuhan jumlah
penduduk usia sekolah dasar 7-12 tahun di Kecamatan Gemolong Kabupaten
Sragen dan apakah persebaran kualitas sekolah dasar di daerah penelitian secara
keruangan berpengaruh terhadap asal murid sekolah dasar tahun ajaran 2009/2010.
Dalam penelitian ini pendidikan hanya dibatasi pada sekolah dasar
mengenai jumlah gedung, jumlah murid, jumlah ruang kelas, jumlah guru, data
kualitas sekolah dan data asal murid di Kecamatan Gemolong Tahun Ajaran
2009/2010. Adapun data jumlah gedung, jumlah murid, jumlah ruang kelas,
jumlah guru tiap Desa dapat dilihat dalam tabel 1.2 sebagai berikut :
7
Tabel 1.2 Data Jumlah Murid, Jumlah Gedung, Jumlah Guru dan Jumlah Ruang Kelas Sekolah Dasar (SD) Tahun Ajaran 2004/2005– 2008/2009 di Kecamatan Gemolong Kabupaten Sragen
No Desa
Tahun
2005 2006 2007 2008 2009
M Gr Gd Rk M Gr Gd Rk M Gr Gd Rk M Gr Gd Rk M Gr Gd Rk
1 Kaloran 310 17 2 10 316 16 2 10 316 17 2 10 330 20 2 12 308 19 2 11
2 Ngembatpadas 493 26 3 18 386 17 2 16 388 18 2 16 399 23 2 16 375 24 2 16
3 Kragilan 372 22 2 11 318 17 2 11 377 21 2 12 360 24 2 12 295 20 2 10
4 Brangkal 353 18 2 11 323 15 2 11 350 18 2 12 352 24 2 12 247 18 2 10
5 Jatibatur 388 28 3 16 288 24 3 15 308 24 3 15 304 30 3 15 267 32 3 14
6 Paleman 310 21 2 10 401 18 2 12 419 18 2 12 413 21 2 12 377 20 2 11
7 Genengduwur 293 18 2 10 286 16 2 10 308 16 2 11 315 20 2 11 257 19 2 10
8 Tegaldowo 322 19 2 11 255 18 2 10 277 20 2 10 292 24 2 10 245 19 2 10
9 Gemolong 1.324 55 4 25 1.462 52 4 26 1.487 54 4 26 1.520 68 4 26 1.634 96 6 28
10 Kwangen 321 19 2 11 199 12 1 6 207 12 1 6 227 14 1 6 145 14 1 10
11 Purworejo 242 15 2 10 226 15 2 10 229 16 2 10 241 20 2 11 210 20 2 10
12 Jenalas 160 8 1 5 131 8 1 5 153 10 1 6 172 12 1 6 128 12 1 5
13 Kalangan 192 10 1 6 213 9 1 6 224 10 1 6 226 12 1 6 190 11 1 5
14 Nganti 214 8 1 6 175 7 1 5 172 8 1 5 204 9 1 6 147 11 1 5
Jumlah 5.324 270 29 160 4.979 245 27 153 5.175 252 27 157 5.335 321 27 161 4.825 335 29 155 Sumber : 1. Kecamatan Gemolong Dalam Angka Tahun 2005-2009
2. Kantor Cabang Dinas Pendidikan Nasional Kecamatan Gemolong
Keterangan : M : Murid Gr : Guru Gd : Gedung Rk : Ruang Kela
8
Dari latar belakang tersebut diatas maka penulis tertarik mengadakan
penelitian dengan judul : “ANALISIS PERSEBARAN SARANA
PENDIDIKAN SEKOLAH DASAR DI KECAMATAN GEMOLONG
KABUPATEN SRAGEN TAHUN 2005-2009”
Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas maka dapat dirumuskan masalah di daerah penelitian sebagai berikut :
Bagaimana persebaran sarana pendidikan Sekolah Dasar dalam memenuhi
kebutuhan jumlah penduduk usia sekolah dasar 7-12 tahun di Kecamatan
Gemolong Kabupaten Sragen ?
Apakah kualitas Sekolah Dasar di Kecamatan Gemolong secara keruangan
berpengaruh terhadap jumlah murid pada masing-masing Sekolah Dasar ?
Bagaimana asal murid pada masing-masing Sekolah Dasar (SD) di Kecamatan
Gemolong Kabupaten Sragen ?
Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah :
Mengetahui persebaran sarana pendidikan Sekolah Dasar dalam memenuhi
kebutuhan jumlah penduduk usia 7-12 tahun di Kecamatan Gemolong Kabupaten
Sragen.
Menganalisa kualitas Sekolah Dasar (SD) di Kecamatan Gemolong dan
pengaruhnya terhadap jumlah murid pada masing-masing Sekolah Dasar.
Mengetahui asal murid pada masing-masing Sekolah Dasar (SD) di Kecamatan
Gemolong Kabupaten Sragen.
METODE PENELITIAN
Dalam penelitian ini metode yang digunakan adalah metode analisa data
sekunder dimana hasil akhirnya berupa peta dan analisis yang digunakan adalah
analisis peta untuk mengevaluasi obyek di daerah penelitian.
Data sekunder diperoleh dari kantor-kantor yang ada hubungannya
dengan masalah penelitian. Berdasarkan dengan hal tersebut, maka penelitian
melakukan dengan beberapa tahap :
9
Pemilihan daerah Penelitian
penelitian dilakukan di Kecamatan Gemolong Kabupaten Sragen. Dasar
pertimbangan adalah tidak meratanya jumlah sarana pendidikan dasar dimana
terdapat jumlah sarana pendidikan dasar di daerah penelitian dimana jumlah total
sarana pendidikan dasar pada daerah penelitian pada tahun 2009 berjumlah 29
gedung serta kurangnya pemanfaat sarana pendidikan oleh masyarakat yang dapat
dilihat pada tahun 2005 – 2009 tahun terdapat selisih antara jumlah penduduk usia
sekolah dasar 7-12 tahun dimana jumlah murid sekolah dasar lebih sedikit dari
jumlah penduduk usia sekolah dasar, hal ini menunjukan bahwa tingkat
pemanfaatan sarana yang ada kurang efisien. (sumber : Kecamatan Gemolong
Dalam Angka Tahun 2005-2009 dan Kantor Cabang Dinas Pendidikan Nasional
Kecamatan Gemolong).
Pengumpulan Data
Data yang di kumpulkan melalui data sekunder yang ada hubungannya dengan obyek penelitian yaitu :
Data monografi : jumlah penduduk menurut umur dan jenis kelamin menurut
pendidikan, menurut mata pencaharian, dan penyebaran penduduk,
kepadatan/pertambahan penduduk.
Data keadaan fisik daerah penelitian : letak, luas, daerah dan batas daerah,
penggunaan lahan, sarana transportasi, jumlah sekolah dasar dan fasilitas yang
ada.
Analisis Data
Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis data
sekunder dan analisis peta. Data sekunder digunakan untuk mengetahui
persebaran sarana pendidikan sekolah dasar, jumlah murid serta variasi asal
murid. Analisis peta dalam penelitian ini digunakan untuk mengetahui imbangan
kualitas sekolah dasar dan jumlah murid sekolah dasar tahun 2009/2010.
10
HASIL DAN PEMBAHASAN
Analisis Pemenuhan Kebutuhan Sarana Pendidikan Sekolah Dasar
Dari pengolahan data yang dilakukan didapatkan tingkatan ketersediaan
prasarana pendidikan SD seperti tabel berikut ini:
Tabel 4.1 Tingkat Kecukupan Prasarana Pendidikan SD di Kecamatan Gemolong Tahun 2009/2010
No Desa
Ketersediaan Standar Kebutuhan Selisih Antara Tingkat Kecukupan
Sumber : Hasil Analisa
Dari tabel 4.1 diatas dapat diketahui perincian tingkat kecukupan
pemenuhan prasaran pendidikan di Kecamatan Gemolong tahun 2009/2010.
Untuk prasarana sekolah (gedung) terdapat kekurangan kecukupan yaitu desa
Ngembatpadas (-1 gedung), Kwangen (-1 gedung). Sedangkan tingkat
kecukupan yang melebihi tingkat kebutuhan terdapat di desa Jatibatur (+2
gedung), sedangkan untuk desa Brangkal, Genengduwur, dan Purworejo
masing-masing (+1 gedung), sedangkan desa lainnya tingkat kecukupan
sudah sesuai dengan kebutuhan.
Untuk prasarana guru pengajar di daerah penelitian secara
keseluruhan tingkat kecukupannya belum tercukupi atau kurang. Seluruh desa
yang ada di daerah penelitian mempunyai tingkat kekurangan yang bervariasi.
Kekurangan tertinggi terdapat di desa Ngembatpadas 52 guru), Gemolong
(-42 guru), sedangkan tingkat kekurangan yang paling sedikit terdapat di desa
Jatibatur (-5 guru).
11
Secara umum untuk prasarana ruang kelas di daerah penelitian sudah
tercukupi kebutuhannya. Sebagian wilayah tingkat kecukupannya juga masih
kurang, diantaranya di desa Kaloran (-2 ruang), Ngembatpadas, Kragilan,
Kwangen (-1 ruang), serta desa Gemolong dan Tegaldowo (-3 ruang).
Kualitas Sekolah Dasar di Daerah Penelitian
Untuk mengukur kualitas sekolah dasar dapat dilihat dari persentase
jumlah kelulusan murid sekolah dasar yang diukur berdasarkan nilai ujian akhir
nasional (UAN) tahun ajaran 2008/2009 yang diambil dari nilai rata-rata tertinggi
kemudian dilakukan skoring berdasarkan rata-rata nilai ujian akhir nasional
(UAN) untuk tiap sekolah dasar di Kecamatan Gemolong yaitu menjadi 3 kelas:
Kelas nilai rata-rata tinggi (Skor 3), Kelas nilai rata-rata sedang (Skor 2), Kelas
nilai rata-rata rendah (Skor 1).
Tabel 4.2 Rata-rata Nilai Ujian Akhir Nasional (UAN) pada Setiap Sekolah Dasar di Kecamatan Gemolong Tahun Ajaran 2009/2010
No Nama Sekolah Rata-rata Nilai UAN
Rata-rata Kelulusan (%) Skoring
1 SDN 1 Kaloran 7,2 100% 2
11 Madrasah Jatibatur 7,2 99,99% 2
12 SDN 1 Peleman 7,2 100% 2
Sumber : Hasil Anallisa
12
Dari tabel 4.2 dapat diketahui bahwa Sekolah Dasar (SD) yang
mempunyai kualitas sekolah tinggi didasarkan pada rata-rata nilai Ujian Akhir
sekolah (UAN) adalah : SDN 1 Gemolong, SDN 2 Gemolong, Madrasah 2
Gemolong, SDN 1 Kwangen, Dan SDN 1 Purworejo. Sedangkan sekolah dasar
yang mempunyai rata-rata kelulusan kurang dari 100% adalah : SDN 2
Ngembatpadas, SDN 1 Brangkal, Madrasah Jatibatur, dan Madrasah 2 Gemolong.
Analisis Kualitas Sekolah Dasar di Dearah Penelitian dengan Jumlah Murid
Dalam pembahasan ini kualitas sekolah dasar diukur dari rata-rata tingkat
kelulusannya. Semakin tinggi tingkat kelulusannya maka akan semakin baik
kualitas sekolah tersebut. Untuk mengetahui perbandingan kualitas sekolah dasar
dengan jumlah murid yang ada dapat dilihat dalam tabel sebagai berikut:
Tabel 4.3 Hubungan Kualitas Sekolah dengan Jumlah Murid di Kecamatan Gemolong Kabupaten Sragen
No Kualitas
Sekolah
Jumlah Murid Jumlah
Tinggi Sedang Rendah
1 Tinggi 2 (6,89%) 0 (0%) 1 (3,44%) 3 (10,34%)
2 Sedang 2 (6,89%) 5 (17,24%) 14 (48,27%) 21 (72,41%)
3 Rendah 2 (6,89%) 1 (3,33%) 2 (6,89%) 5 (17,24%)
Jumlah 6 (20,68%) 6 (20,68%) 17 (58,62%) 29 (100%)
Sumber : Hasil Analisa
Dari tabel 4.3 tersebut diatas dapat diketahui bahwa antara kualitas sekolah
dengan jumlah murid tidak terdapat hubungan yang signifikan. Sekolah dengan
kualitas tinggi dengan jumlah murid yang tinggi hanya terdapat 2 sekolah
(6,89%). Sedangkan untuk kualitas sekolah rendah dengan jumlah murid yang
rendah hanya terdapat 2 sekolah (6,89%). Pada umumnya di daerah penelitian
yang terbanyak adalah kualitas sekolah sedang dengan jumlah murid yang rendah
sebanyak 14 sekolah (48,27%). Hal ini menggambarkan suatu kondisi dimana
pada daerah penelitian kualitas sekolah secara umum tidak berpengaruh terhadap
besarnya jumlah murid.
43
Adapun distribusi asal atau tempat tinggal murid Sekolah Dasar (SD) dapat dilihat dalam tabel 4.4
Tabel 4.4 Distribusi Asal Murid Pada Masing-masing Sekolah Dasar di Kecamata Gemolong Tahun 2012
No Nama SD Distribusi atau Asal Murid
Kaloran Ngembatpadas Kragialn Brangkal Jatibatur Peleman Genengduwur Tegaldowo Gemolong Kwangen Purworejo Jenalas Kalangan Nganti
1 Kaloran I 150 15
15 Genengduwur II 127
xliv
Dari tabel 4.4 dapat diketahui bahwa sebagian besar murid sekolah dasar
berasal dari daerahnya sendiri, hal ini dikarenakan agar orang tua dapat
memperhatikan kelangsungan proses belajar jika dibandingkan mereka harus
sekolah diluar daerah mereka, akan tetapi terdapat juga murid yang berasal dari
kelurahan lain hal ini disebabkan pada daerah asal murid tersebut tidak dapat
tertampung atau dengan alasan kualitas sekolah di daerah lain yang lebih baik jika
dibandingkan dengan daerah asal.
xlv
xlvi
xlvii
KESIMPULAN
Untuk prasarana sekolah (gedung) terdapat kekurangan kecukupan yaitu di desa
Ngembatpadas (-1 gedung), Kwangen (-1 gedung). Sedangkan tingkat kecukupan
yang melebihi tingkat kebutuhan terdapat di desa Jatibatur (+2 gedung),
sedangkan untuk desa Brangkal, Genengduwur, Gemolong dan Purworejo
masing-masing (+1 gedung) sedangkan desa lainnya tingkat kecukupannya sudah
sesuai dengan kebutuhannya. Untuk prasarana guru pengajar di daerah penelitian
secara keseluruhan tingkat kecukupannya belum tercukupi atau kurang. Seluruh
desa yang ada di daerah penelitian mempunyai tingkat kekurangan yang
bervariasi. Kekurangan tertinggi terdapat di desa Ngembatpadas (-52 guru),
Gemolong (-42 guru), sedangkan tingkat kekurangan yang paling sedikit terdapat
di desa Jatibatur (-5 guru). Untuk prasarana ruang kelas di daerah penelitian sudah
tercukupi kebutuhannya. Sebagian wilayah tingkat kecukupannya juga masih
kurang diantaranya di desa Kaloran (-2 ruang), Ngembatpadas, Kragilan,
Kwangen (-1 ruang), serta desa Gemolong dan Tegaldowo (-3 ruang).
Kualitas sekolah dengan jumlah murid tidak terdapat hubungan yang signifikan.
Sekolah dengan kualitas tinggi dengan jumlah murid yang tinggi hanya terdapat 2
sekolah. Sedangkan untuk kualitas sekolah rendah dengan jumlah murid yang
rendah hanya terdapat 2 sekolah. Pada umumnya di daerah penelitian yang
terbanyak adalah kualitas sekolah sedang dengan jumlah murid rendah sebanyak
15 sekolah. Hal ini menggambarkan suatu kondisi dimana pada daerah penelitian
kualitias sekolah secara umum tidak berpengaruh terhadap besarnya jumlah
murid.
Sebagian besar murid sekolah dasar berasal dari daerahnya sendiri, hal ini
dikarenakan agar orang tua dapat memperhatikan kelangsungan proses belajar
dibandingkan mereka harus sekolah diluar daerah mereka, akan tetapi terdapat
juga murid yang berasal dari kelurahan lain. Hal ini disebabkan pada daerah asal
murid tersebut tidak dapat tertampung atau dengan alasan kualitas sekolah di
daerah lain yang lebih baik jika dibandingkan dengan daerah asal.
xlviii
SARAN
Perlu adanya upaya dari seluruh pihak untuk meningkatkan mutu pendidikan,
perbaikan mutu tenaga pengajar serta fasilitas-fasilitas pendukung lainnya
Bagi instasi terkait perlu adanya pelaksanaan untuk pemenuhan kecukupan untuk
tenaga pengajar (guru), dimana sebagian besar wilayah di daerah penelitian masi
banyak kekurangan tenaga pengajar.
xlix
DAFTAR PUSTAKA
Alex Yulianto, 1999. Pemetaan Sekolah Dasar Kotamadya Surakarta Tahun 1995/1996-1999/2000. Skripsi S-1. Fakultas Geografi UMS, Surakarta.
Basuki Sudiharjo, 1977. Prinsip-Prinsip Dasar Pembuatan Peta Tematik.
Yogyakarta: Fakultas Geografi Universitas Gadjah Mada.
Beny Sri Rahmawati, 2004. Analisis Persebaran Sekolah Dasar Negeri Tahun 2000-2004 di Kecamatan Klaten Utara Kabupaten Klaten. Skripsi S-1.
Fakultas Geografi UMS, Surakarta.
Bintarto, 1983. Geogarfi Sosial. Fakuktas Geografi. Yogyakarta: Fakultas Geografi. UGM.
Bintarto dan Surastopo, 1979. Metode Analisis Geografi. Jakarta: LP3ES.
Bos, E.S, 1977. Thematic Cartography, Yogyakarta Faculty of Geography, Gadjah Mada University.
Hadari Nawawi-Mimi Martini, 1994. Kebijakan Pendidikan di Indonesia Ditinjau dari Sudut Hukum. Yogyakarta, Gadjah Mada University Press.
Kasto, 1984. Geografi dan Masalah Kependudukan di Indonesia. Yogyakarta: Fakultas Goegrafi Universitas Gadjah Mada.
Lukman Azis dan Ridwan Rahman, 1979. Peta Tematik. Bandung: Departemen Geodesi Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan ITB.
Sariman, 1998. Pengaruh Persebaran Penduduk Terhadap Persebaran Sekolah Dasar di Kecamatan Andong Kabupaten Boyolali Tahun 1996. Skripsi S-1. FKIP Geografi UNS, Surakarta.
Sitepu, A. Ginting, F. Soejipto, Abdullah, 1986/1987. Pemetaan Sekolah. Jakarta, Biro Perencanaan Sekretariat Jendral Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
Tilaar Acee Suryadi. H.A.R, 1997. Analisis Kebijakan Suatu Pengantar, Remaja Rosdakarya, Bandung.
Widianingsih, 2005. Analisis Persebaran Sarana Pendidikan Sekolah Dasar Tahun 2000-2004 di Kecamatan Bendosari Kabupaten Sukoharjo. Skripsi S-1,
Fakultas Geografi UMS, Surakarta.