PENGEMBANGAN PROGRAM PERKULIAHAN FISIKA SEKOLAH III UNTUK MENINGKATKAN KOMPETENSI MENULIS MATERI AJAR CALON GURU MENGGUNAKAN MULTI MODUS REPRESENTASI
DISERTASI
Diajukan untuk memenuhi sebagian syarat untuk memperoleh gelar Doktor Pendidikan IPA
Oleh
Parlindungan Sinaga NIM 1103399
PROGRAM STUDI
PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM SEKOLAH PASCASARJANA
Halaman Pernyataan
PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa disertasi yang berjudul “PENGEMBANGAN PROGRAM PERKULIAHAN FISIKA SEKOLAH III UNTUK MENINGKATKAN KOMPETENSI MENULIS MATERI AJAR CALON GURU MENGGUNAKAN MULTI MODUS REPRESENTASI” ini beserta seluruh isinya adalah benar benar karya sendiri. Saya tidak melakukan penjiplakan atau pengutipan dengan cara cara yang tidak sesuai dengan etika ilmu yang berlaku dalam masyarakat keilmuan. Atas pernyataan tersebut, saya siap menanggung resiko/sanksi apabila dikemudian hari ditemukan adanya pelanggaran etika keilmuan atau ada klaim dari fihak lain terhadap keaslian karya saya ini.
Bandung, 25 Agustus 2014 Yang membuat pernyataan
Parlindungan Sinaga, 2014
Pengembangan Program Perkuliahan Fisika Sekolah III Untuk Meningkatkan Kompetensi Menulis Materi Ajar Calon Guru Menggunakan Multi Modus Representasi
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
DAFTAR ISI
HALAMAN PENGESAHAN i
PERNYATAAN ii
ABSTRAK iii
KATA PENGANTAR iv
DAFTAR ISI v
DAFTAR TABEL ix
DAFTAR GAMBAR x
DAFTAR LAMPIRAN xii
BAB I. PENDAHULUAN 1
A. Latar Belakang Penelitian 1
B. Identifikasi Masalah Penelitian 6
C. Rumusan Masalah Penelitian 9
D. Definisi Operasional 10
E. Tujuan Penelitian 11
F. Signifikansi dan Manfaat Peneltian 12
BAB II.PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS MATERI AJAR MENGGUNAKAN MULTI MODUS REPRESENTASI 14
A. Teori Tentang Representasi Konsep Fisika 12
1. Modus Representasi Tunggal 16
2. Multi Representasi 19
3. Translasi Antar Modus Representasi 21
4. Multi Modus Representasi 25
B. Hubungan antara Multi Modus Representasi dan Kompetensi Menulis Materi Ajar 36
Parlindungan Sinaga, 2014
Pengembangan Program Perkuliahan Fisika Sekolah III Untuk Meningkatkan Kompetensi Menulis Materi Ajar Calon Guru Menggunakan Multi Modus Representasi
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
D. Kerangka Pikir Pengembangan Program Pembelajaran untuk Meningkatkan
Kompetensi Menulis Materi Ajar dengan Menggunakan Multi Modus Representasi 46
BAB III. METODE PENELITIAN 48
A. Metode dan Desain Penelitian 48
1. Paradigma dan Metode Penelitian 48
2. Desain Penelitian 51
B. Populasi dan Subjek Penelitian 58
C. Instrumen Penelitian 58
D. Teknik Analisis Data 58
1. Validitas dan Reliabilitas Instrumen 60
2. Analisis Data Kualitatif 62
3. Analisis Dampak Pemberian Perlakuan Program Perkuliahan Untuk Meningkatkan Kemampuan Menulis Materi Ajar dengan Menggunakan Multi Modus Representasi 63
4. Analisis Angket Strategii Belajar dan Self-Regulated 66
5. Analisis Deskriptif 67
BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Program Perkuliahan untuk Meningkatkan Keterampilan Mahasiswa dalam Menulis Materi Ajar Menggunakan Multi Modus Representasi dan Karakteristiknya. 68
B. Validasi Rancangan Program Perkuliahan untuk Meningkatkan Keterampilan Menulis Materi Ajar Menggunakan Multi Modus Representasi 80
1. Validitas secara logis 80
2. Validitas dan reliabilitas empirik instrumen perencanaan program 80
3. Validitas dan reliabilitas empirik instrumen pemahamn konsep gelombang dan listrik magnet 80
4. Validitas dan reliabilitas empirik instrumen pemahamn multi representasi konsep 81 5. Validitas dan reliabilitas empirik instrumen translasi antar modus representasi 81 6. Validitas dan reliabilitas empirik instrumen persepsi mahasiswa 82
Parlindungan Sinaga, 2014
Pengembangan Program Perkuliahan Fisika Sekolah III Untuk Meningkatkan Kompetensi Menulis Materi Ajar Calon Guru Menggunakan Multi Modus Representasi
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
C. Persepsi dosen rekan sejawat terhadap rancangan program perkuliahan untuk meningkatkan keterampilan menulis materi ajar menggunakan
multi modus representasi 83
1. Distribusi respon untuk setiap pernyataan 83
2. Rata-rata pesepsi dosen terhadap perencanaan program 85
D. Keefektifan program yang dirancang dalam meningkatkan pemahaman
konsptual. 86
1. Peningkatan pemahaman konseptual 86
2. Ukuran dampak perlakuan terhadap peningkatan pemahaman
konseptual 87
E. Keefektifan tahapan scaffolding rancangan program perkuliahan 88
1. Peningkatan kemampuan, ukuran dampak, dan kesulitan pembuatan multi representasi 88
2. Peningkatan kemampuan mentranslasi, profil mentranslasi antar
modus representasi, dan ukuran 88
F. Keefektifan program yang dirancang dalam meningkatkan self regulated
mahasiswa 93
1. Peningkatan strategi belajar dan self regulated 93
2. Analisis deskriptif respon mahasiswa 94
3. Ukuran dampak program perkuliahan terhadap peningkatan strategi dan self regulated mahasiswa. 98
G. Keefektifan program yang dirancang dalam meningkatkan keterampilan
menulis materi ajar 98
1. Peningkatan keterampilan menulis materi ajar 98
2. Profil peningkatan keterampilan menulis materi ajar pada pokok bahasan gelombang dan listrik magnet 100
3.. Analisis beberapa cuplikan tulisan materi ajar fisika yang dibuat
mahasiswa 102
H. Perspektif mahasiswa calon guru terhadap program pembelajaran 114
I. Persepsi mahasiswa terhadap program perkuliahan untuk meningkatkan keterampilan
menulis materi ajar menggunakan multi modus representasi 120
Parlindungan Sinaga, 2014
Pengembangan Program Perkuliahan Fisika Sekolah III Untuk Meningkatkan Kompetensi Menulis Materi Ajar Calon Guru Menggunakan Multi Modus Representasi
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
2. Persepsi tiap mahasiswa terhadap program pembelajaran 123
3. Persepsi mahasiswa dan keefektifan program perkuliahan 124
J. Pembahasan 125
1. Persepsi dosen rekan sejawat terhadap rencana program perkuliahan. 125
2. Keefektifan program perkuliahan dalam meningkatkan pemahaman konseptual. 130
3. Keefektifan tahapan scaffolding. 132
4. Keefektifan program perkuliahan dalam meningkatkan strategi dan self regulated mahasiswa 140
5. Keefektifan program perkuliahan keterampilan menulis materi ajar. 143
6. Persepsi mahasiswa terhadap program perkuliahan. 157
BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN 161
A. Kesimpulan 161
B. Implikasi dan Saran 162
Daftar Pustaka 164
Parlindungan Sinaga, 2014
Pengembangan Program Perkuliahan Fisika Sekolah III Untuk Meningkatkan Kompetensi Menulis Materi Ajar Calon Guru Menggunakan Multi Modus Representasi
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR TABEL
Tabel 1 Analisis kemampuan menulis materi ajar mahasiswa LPTK 4
Tabel 2.1 Data percobaan Coulomb 31
Tabel 3.1 Instrumen dan teknik pengumpulan data 59
Tabel 3.2 Derajat validitas tes 61
Tabel 3.3 Derajar reliabilitas instrumen 62
Tabel 3.4 Interpretasi nilai gain yang dinormalisasi 64
Tabel 3.5 Interpretasi koefisien effect size menurut Cohen 65
Tabel 3.6 Interpretasi skor rata- rata questionner four level rating scale 66 Tabel 3.7 Rentang skala dan kriteria respon persepsi mahasiswa 67
Tabel 4.1 Distribusi respon pada setiap pernyataan 84
Tabel 4.2 Rata-rata persepsi dosen terhadap perencanaan program 86
Tabel 4.3 Effect size (ukuran dampak) tahapan multi representasi 88
Tabel.4.4 Kesulitan multi representasi konsep 89
Tabel 4.5 Effect size translasi antar modus representasi 91
Tabel 4.6 Deskripsi respon strategi metakognitif dan kognitif: metakognitif dan self-regulation 96
Tabel 4.7 Deskripsi respon strategi pengaturan sumber daya: lingkungan dan waktu belajar 97
Tabel 4.8 Deskripsi respon strategi pengaturan sumber daya: effort Regulation 97
Tabel 4.9 Deskripsi respon strategi pengaturan sumber daya: belajar dengan teman 98
Tabel 4.10 Deskripsi respon strategi pengaturan sumber daya: mencari bantuan 98
Tabel.4.11 Deskrisi respon persepsi mahasiswa 123
Parlindungan Sinaga, 2014
Pengembangan Program Perkuliahan Fisika Sekolah III Untuk Meningkatkan Kompetensi Menulis Materi Ajar Calon Guru Menggunakan Multi Modus Representasi
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Tabel 4.13 Hubungan antara respon rata-rata terhadap efektivitas
Pembelajaran 126
DAFTAR GAMBAR Gambar 2.1 Representasi Konsep Energi Osilator dengan Modus Diagram Batang 18
Gambar 2.2 Representasi Konsep Getaran dengan Modus Grafik 18
Gambar 2.3 Multi Representasi Konsep untuk Energi Getaran 21
Gambar 2.4 Proses Translasi Antar Modus Representasi 22
Gambar 2.5 Translasi dari Persamaan Matematik Ke Modus Grafik 22
Gambar 2.6 Modus Transisi Translasi dari Modus Representasi Grafik Ke Modus Diagram Gerak 23
Gambar 2.7 Translasi dari Modus Representasi Grafik Ke Modus Diagram Gerak 24
Gambar 2 8 Tolak Menolak antar Dua Benda Bermuatan Sejenis 26
Gambar 2 9 Tarik-Menarik antar Dua Benda Bermuatan Listrik Berbeda 27
Gambar 2 10 Charles Augustin de Coulomb 28
Gambar 2 11 Torsi Balans Coulomb dan Bagian Bagiannya 29
Gambar 2.12 Proses Percobaan Coulomb 30
Gambar 2 13 Grafik Hubungan antara Gaya Tolak Menolak atau Tarik Menarik antar Dua Benda Bermuatan Terhadap Jarak Kedua Benda 31
Gambar 2 14 Diagram Piktorial Gaya Coulomb untuk Variasi Jarak 33
Gambar 2 15 Diagram Piktorial Gaya Coulomb untuk Muatan Bervariasi 34
Parlindungan Sinaga, 2014
Pengembangan Program Perkuliahan Fisika Sekolah III Untuk Meningkatkan Kompetensi Menulis Materi Ajar Calon Guru Menggunakan Multi Modus Representasi
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Gambar 3.1 Paradigma Penelitian 50
Gambar 3.2 Desain Embedded Ekperimen 51
Gambar 3.3 Desain Pengembangan Program 55
Gambar 3.4 Keseluruhan Tahapan Penelitian 57
Gambar 4.1 Pemberian Scaffolding pada Model Umum Proses Menulis 68
Gambar 4.2 Tahapan Scaffolding 71
Gambar 4.3 Struktur Peta Konsep 74
Gambar 4.4 Aktivitas Menulis pada Scaffolding 78
Gambar 4.5 Karakteristik Program Menulis Materi Ajar fisika 79
Gambar 4.6 Diagram Batang Pre Test, Post Test, dan N Gain Multi Representasi Konsep 88
Gambar 4.7 Diagram Batang Pre Test, Post Test, dan N Gain Translasi dari tiap Modus Asal ke Modus Sasaran pada Domain Listrik Magnet dan Gelombang 90
Gambar.4.8 Diagram Batang Pre Test, Post Test, dan N Gain Translasi dari Tiap Modus Asal Ke Modus Sasaran pada Domain Listrik Magnet 91
Gambar.4.9 Diagram Batang Pre Test, Post Test, dan N Gain Translasi dari Tiap Modus Asal ke Modus Sasaran pada Domain Gelombang Optik 92
Gambar 4.10 Diagram Batang Pre Test, Post Test, N Gain Strategi Belajar dan Self-Regulated 93
Gambar 4.11 Diagram Batang Pre Test, Post Test, dan N Gain Kemampuan Menulis Materi Ajar 99
Gambar 4.12 Diagram Batang Pre Test, Post Test, dan N Gain Antar Tugas Satu, Dua dan Tiga Pokok Bahasan Gelombang Optik 100
Gambar 4.13 Diagram Batang Pre Test, Post Test, dan N Gain Antar
Parlindungan Sinaga, 2014
Pengembangan Program Perkuliahan Fisika Sekolah III Untuk Meningkatkan Kompetensi Menulis Materi Ajar Calon Guru Menggunakan Multi Modus Representasi
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran A Program Perkuliahan untuk Meningkatkan Kemampuan Menulis Materi
Ajar Menggunakan Multi Modus Representasi 174
Lampiran B Perangkat Pembelajaran Lampiran B 1 Peta Konsep 186
Lampiran B.2 Jenis Modus Representasi Tunggal 193
Lampiran B.3 Translasi Antar Modus Representasi 206
Lampiran B.4 Multi Representasi 211
Lampiran B.5 Multi Modus Representasi 218
Lampiran C. Instrumen Penelitian Lampiran C.1 Penilaian Sejawat Tentang Inovasi Program Pembelajaran Mata Kuliah Fisika Sekolah III 236
Lampiran C.2 Persepsi Mahasiswa Terhadap Program Pembelajaran 239
Lampiran C.3 Tes Pemahanan Multi Representasi Konsep dan Translas Antar Modus Representasi 241
Lampiran C.4 Tes Pemahaman Konseptual Gelombang Optik dan Listrik Magnet 245
Lampiran C.5 Rubrik Penilaian Kualitas Tulisan Materi Ajar 260
Lampiran C.6 Pedoman Wawancara Perspektif Mahasiswa 263
Lampiran C.7 Kesulitan Multi Representasi dan Translasi Antar Modus Representasi . 265
Lampiran D. Data Penelitian dan Pengolahannya
Parlindungan Sinaga, 2014
Pengembangan Program Perkuliahan Fisika Sekolah III Untuk Meningkatkan Kompetensi Menulis Materi Ajar Calon Guru Menggunakan Multi Modus Representasi
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Perkuliahan 270
Lampiran D.2 Data dan Analisis Data Persepsi Mahasiswa 272
Lampiran D.3. Data dan Analisis Data Strategi Belajar dan Self- Regulated
Mahasiswa (Validitas, Reliabilitas, Gain yang Dinormalisasi, dan Effect Size) 275
Lampiran D.4 Validitas dan Reliabilitas instrumen pemahaman konsep, gain
ternormalisasi dan effect size 281 Lampiran D.5 Validitas, Reliabilitas Instrumen Translasi antar modus representasi,
multi representasi dan gain
ternormalisasi 290 Lampiran D.6 Data dan pengolahan data Kemamapuan Menulis
Materi Ajar yang Dinormalisasi, 310
Lampiran E Beberapa contoh karya tulis materi ajar fisika yang
Parlindungan Sinaga, 2014
Pengembangan Program Perkuliahan Fisika Sekolah III Untuk Meningkatkan Kompetensi Menulis Materi Ajar Calon Guru Menggunakan Multi Modus Representasi
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
PENGEMBANGAN PROGRAM PERKULIAHAN FISIKA SEKOLAH III UNTUK MENINGKATKAN KOMPETENSI MENULIS MATERI AJAR CALON GURU
MENGGUNAKAN MULTI MODUS REPRESENTASI
Parlindungan Sinaga 1103399
Abstrak
Parlindungan Sinaga, 2014
Pengembangan Program Perkuliahan Fisika Sekolah III Untuk Meningkatkan Kompetensi Menulis Materi Ajar Calon Guru Menggunakan Multi Modus Representasi
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
THE DEVELOPMENT OF SCHOOL PHYSICS III COURSE PROGRAM TO IMPROVE WRITING TEACHING MATERIALS COMPETENCE OF THE PROSPECTIVE
PHYSICS TEACHERS USING MULTI MODES REPRESENTATION
Parlindungan Sinaga NIM 1103399
Abstract
1
Parlindungan Sinaga, 2014
Pengembangan Program Perkuliahan Fisika Sekolah III Untuk Meningkatkan Kompetensi Menulis Materi Ajar Calon Guru Menggunakan Multi Modus Representasi
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No 16 tahun 2007 mengatur tentang standar nasional kualifikasi dan kompetensi guru, dimana ditentukan bahwa setiap guru wajib memenuhi standar kualitas akademik dan kompetensi. Standar kompetensi guru dikembangkan secara utuh dari empat kompetensi utama yaitu kompetensi pedagogik, kepribadian, sosial dan profesional. Kompetensi pedagogik diantaranya ialah menguasai karakteristik peserta didik yang berkaitan dengan aspek fisik, intelektual, sosial emosional, moral, spiritual, latar belakang sosial budaya, potensi, dan mengidentifikasi kesulitan belajar peserta didik dalam mata pelajaran yang diampu. Kompetensi profesional diantaranya ialah mengembangkan materi pembelajaran yang diampu secara kreatif. Pengembangan materi pembelajaran secara kreatif diantaranya ialah memilih dan mengolah materi pembelajaran yang diampu sesuai dengan tingkat perkembangan peserta didik.
Tujuan program pendidikan bagi tenaga pendidik dalam bidang MIPA yaitu memiliki: landasan pengetahuan; keterampilan teknis, serta nilai dan sikap profesional dalam merancang, melaksanakan, mengelola kegiatan belajar mengajar; mengembangkan sumber-sumber belajar; mengevaluasi hasil belajar, serta memecahkan masalah-masalah profesi di lapangan dalam konteks pengajaran bidang studinya (Kurikulum UPI, 2011). Perspektif ini memandang kapasitas guru bukan sebagai gudang fakta dan ide-ide tetapi sebagai "sumber dan pencipta pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan untuk pembelajaran (Cohen dan Ball, 1999). Mempersiapkan calon guru sebagai guru yang profesional fokusnya adalah pada substansinya, apa yang perlu dipelajari calon guru dan bagaimana cara terbaik agar mereka
dapat didorong untuk mempelajarinya. Pengetahuan dan pemahaman inti yang harus dimiliki calon guru ialah: pengetahuan siswa dan bagaimana siswa belajar dan berkembang dalam konteks sosial, pengetahuan dan pemahaman tentang materi subjek dan tujuan kurikulum, serta pemahaman mengajar dengan memperhatikan konten dan keberagaman peserta didik (Hammond, 2005).
2
Parlindungan Sinaga, 2014
Pengembangan Program Perkuliahan Fisika Sekolah III Untuk Meningkatkan Kompetensi Menulis Materi Ajar Calon Guru Menggunakan Multi Modus Representasi
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
memperhatikan karakteristik dan tingkat perkembangan siswa. Kemampuan mengkomunikasikan hasil-hasil inovasi pembelajaran dan hasil-hasil pengembangan materi ajar secara kreatif dari mata pelajaran yang diampunya, berkaitan dengan kemampuan menulis. Secara singkat dapat dinyatakan bahwa guru perlu memiliki kemampuan menulis. Permasalahannya ialah bagaimana LPTK mempersiapkan calon guru agar memiliki
kompetensi menulis atau bagaimana LPTK mempersiapkan calon guru agar menjadi guru yang baik sekaligus menjadi penulis yang baik. Untuk menentukan apa yang harus diajarkan pada mahasiswa calon guru, bagaimana cara mengajarkannya, dan keterampilan apa yang perlu dimiliki calon guru, harus mengacu pada fakta-fakta empiris. Salah satu hal penting dari pendidikan guru adalah bahwa guru harus dapat membantu semua siswa memenuhi standar akademik yaitu standar kompetensi lulusan sesuai dengan level dan mata pelajarannya.
Keterampilan menulis mahasiswa calon guru perlu dikembangkan dengan baik untuk membantu mereka mampu menulis materi ajar dari mata pelajaran yang diampunya, membantu mereka melaporkan hasil penelitian dan inovasi pembelajaran yang dilakukannya di sekolah pada kegiatan seminar atau menulis artikel pada jurnal, dan mampu membimbing para siswanya dalam menulis karya ilmiah remaja. Keterampilan menulis materi ajar fisika seperti lembar kerja siswa, modul, catatan pengajaran, instruksi praktikum, dan buku pelajaran sangat penting dikuasai guru. Materi ajar fisika yang ditulis oleh guru untuk para siswanya diharapkan uraiannya akan kontekstual dan dapat mengakomodasi siswanya yang sangat beragam.
Pada kenyataannya kondisi yang diharapkan sesuai dengan standar kompetensi guru belum tercapai. Observasi pada peserta Pendidikan dan Latihan Profesi Guru (PLPG) menunjukkan bahwa banyak guru tidak memiliki keterampilan menulis materi ajar yang baik. Fakta tersebut berdasarkan hasil pemeriksaan terhadap tugas menulis perangkat pembelajaran
3
Parlindungan Sinaga, 2014
Pengembangan Program Perkuliahan Fisika Sekolah III Untuk Meningkatkan Kompetensi Menulis Materi Ajar Calon Guru Menggunakan Multi Modus Representasi
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
pembacanya memiliki kemampuan yang sama untuk memahami pokok bahasan yang diuraikan, padahal kenyataannya siswa memiliki kesulitan yang berbeda-beda dalam mempelajari fisika. Hal itu ditunjukkan oleh penelitian Nguyen dan Meltzer (2003), Flores,et al (2004), Beichner (1994). Kekurangan lainnya dari buku pelajaran fisika yang ditulis oleh penulis bukan guru ialah menganggap bahwa lingkungan tempat siswa belajar dan
lingkungan tempat siswa tinggal semuanya sama, sehingga uraian materi pelajarannya tidak bersifat kontekstual. Khususnya di Indonesia yang wilayahnya berupa ribuan pulau-pulau, bentang alam yang beragam, suku-suku bangsa yang sangat beragam latar belakang budaya dan bahasanya, sangat penting sekali buku ajar fisika yang kontekstual. Buku pelajaran fisika yang ditulis secara kontekstual dan dapat mengakomodasi keragaman siswa, hanya akan dihasilkan apabila penulisnya adalah guru fisika.
Pengetahuan dan keterampilan menulis pada kurikulum di salah satu LPTK di Bandung hanya dibekalkan dalam perkuliahan Bahasa Inggris dan Bahasa Indonesia dengan bobot masing-masing 2 sks. Menulis pada deskripsi kedua mata kuliah tersebut hanya satu subtopik saja dari sejumlah topik yang diajarkan. Berdasarkan hasil wawancara dengan pengampu mata kuliah tersebut diperoleh fakta bahwa pengetahuan dan keterampilan menulis tidak sempat dibekalkan kepada mahasiswa. Perkuliahan Bahasa Inggris dan Bahasa Indonesia lebih menekankan pada topik lainnya yang dianggap lebih penting. Dengan demikian dukungan yang disediakan untuk membantu mahasiswa mengembangkan kemampuan menulis sangat sedikit. Pengetahuan konten fisika yang sesuai dengan yang akan diajarkan di sekolah menengah dibekalkan pada matakuliah Fisika Sekolah atau Kapita Selekta. Deskripsi matakuliah Fisika Sekolah III konten fisikanya sama dengan kurikulum fisika SMA kelas XII, matakuliah Fisika sekolah II konten fisikanya sama dengan kurikulum fisika SMA kelas XI.
4
Parlindungan Sinaga, 2014
Pengembangan Program Perkuliahan Fisika Sekolah III Untuk Meningkatkan Kompetensi Menulis Materi Ajar Calon Guru Menggunakan Multi Modus Representasi
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
penggunaan representasi visual masih bersifat asesoris, dan urutan uraiannya masih belum baik (lihat Tabel 1). Kesimpulannya bahwa mahasiswa LPTK keterampilan menulis materi ajar yang menjadi bidangnya masih rendah.
Tabel 1. Analsis kemampuan menulis materi ajar mahasiswa LPTK
Mhs Kelas A (%) B(%) C(%) D(%) E(%) F(%) G(%)
Listrik magnet 26 0 11 15 37 16 15
Gelombang 30 0 13 13 22 22 17
Dengan A ialah kebenaran dan kejelasan konsep, B penggunaan multiple dan multi modus representasi, C keluasan dan kedalaman uraian, D hirarki tulisan, F gagasan utama, dan G aturan penulisan.
Pelajaran menulis pada perkuliahan bahasa pada umumnya lebih ditekankan pada bagaimana cara menulis karangan bebas atau essai. Pelajaran menulis tersebut didasarkan pada general model of the processes involved in writing (Hayes dan Flower, 1980), dan pada theory of writing expertise (Hayes dan Flower. 1986). Model Hayes dan Flower membedakan
antara tiga proses dasar menulis: perencanaan (planning); menjabarkan perencanaan menjadi tulisan (translating plans into text); dan penelaahan (reviewing). Perencanaan meliputi komponen-komponen mengembangkan gagasan (generating ideas), pengorganisasian (organisation), dan penyusunan tujuan (goal setting). Penelaahan meliputi
komponen-komponen membaca dan mengedit. Translating plans into text ialah proses mengkonversi konten konseptual menjadi suatu bentuk linguistik. Pengetahuan dan keterampilan tersebut pada kenyataannya tidak serta merta dapat diterapkan untuk menulis materi ajar fisika. Menulis essay dalam matakuliah bahasa berbeda tuntutan dan penekanannya dengan menulis materi ajar fisika atau ilmu pengetahuan alam lainnya.
Mahasiswa hanya memiliki pengetahuan dan keterampilan menulis pada pelajaran
5
Parlindungan Sinaga, 2014
Pengembangan Program Perkuliahan Fisika Sekolah III Untuk Meningkatkan Kompetensi Menulis Materi Ajar Calon Guru Menggunakan Multi Modus Representasi
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
saat menulis teks (Hayes, 2006). Sebuah seri penting dari studi oleh Kellogg (1988, 1990) memberikan informasi lebih lanjut tentang dampak penyusunan strategi tidak hanya pada sifat teks yang dihasilkan, tetapi juga pada proses penulisan yang mereka hasilkan. Secara keseluruhan, studi Glynn et al. (1982) dan Kellogg (1988, 1990) menunjukkan bahwa strategi outline sebenarnya menguntungkan untuk jenis tugas yang sering harus dilakukan siswa di
sekolah. Kellogg (1988) mengemukakan, mungkin bahwa strategi ini efektif untuk beberapa penulis dan untuk beberapa jenis teks.
Kesenjangan yang terjadi antara kompetensi guru sebagaimana dinyatakan pada standar kompetensi guru dengan fakta kompetensi guru dilapangan yang berkaitan dengan pengolahan dan pembuatan materi ajar, perlu segera dicarikan solusinya. Penelitian ini menjadi sangat penting karena berupaya untuk mencari solusi untuk mengatasi kesenjangan yang ada.
B. Identifikasi Masalah Penelitian
Pengetahuan dan strategi keterampilan menulis yang sudah dipelajari mahasiswa calon guru (baik pada mata kuliah bahasa maupun mata pelajaran Bahasa Indonesia di SMA) tampaknya belum memadai, bila diterapkan untuk menulis materi ajar fisika. Dengan demikian, mahasiswa calon guru membutuhkan bantuan untuk mengembangkan keterampilan menulis mereka. Teori dan penelitian tentang Writing in the Discipline (WID), Writing to Learn (WTL) dan Writing Across Curriculum (WAC) menunjukkan bahwa bantuan tersebut
adalah paling efektif, bila diberikan oleh dosen disiplin ilmu dalam konteks belajar materi subjek. Permasalahannya ialah program pembelajaran seperti apa yang perlu diberikan untuk membantu mahasiswa calon guru, agar memiliki keterampilan menulis materi ajar? Pengalaman dan pengamatan menunjukkan bahwa kesulitan yang paling sering dijumpai ketika mahasiswa akan membuat tulisan, ialah pada proses mentranslasi dari outline menjadi produksi tulisan. Meskipun mahasiswa mampu membuat rancangan tentang apa yang akan
6
Parlindungan Sinaga, 2014
Pengembangan Program Perkuliahan Fisika Sekolah III Untuk Meningkatkan Kompetensi Menulis Materi Ajar Calon Guru Menggunakan Multi Modus Representasi
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Pada penelitian ini dicoba dirancang scaffolding antara tahap perencanaan dengan tahap menjabarkan perencanaan menjadi tulisan pada model umum proses menulis dari Hayes dan Flower (1980), yang diwujudkan dalam bentuk pengembangan program perkuliahan menulis materi ajar.
Menulis materi ajar fisika berbeda dengan menulis essay dalam pelajaran bahasa. Tulisan materi ajar merupakan representasi konten baik dalam bentuk catatan pengajaran, modul atau buku teks pelajaran harus dibuat sedemikian rupa, sehingga mudah dipahami oleh para siswa. Representasi konten yang terdapat dalam buku teks memiliki dampak besar pada siswa diantaranya: kognisi siswa, kemampuan memecahkan masalah, dan kemampuan mengekspresikan pemahaman kepada orang lain (Bezemer dan Kress, 2008).
Tulisan materi ajar dalam pelajaran sains merupakan salah satu alat komunikasi
antara penulis materi ajar dengan audiensnya. Berkomunikasi dalam sains memerlukan bahasa khusus dari sains seperti simbol-simbol, komunikasi verbal dan visual. Tulisan materi ajar fisika yang dihasilkan harus mudah dipahami oleh pembacanya yang dalam hal ini ialah siswa sekolah menengah, kontekstual, dan dapat mengakomodasi keragaman kesulitan siswa dalam memahami fisika. Scaffolding yang dirancang dalam penelitian ini bertujuan untuk: 1) meningkatkan kemampuan mahasiswa calon guru dalam menjabarkan perencanaan (outline) menjadi tulisan; 2) meningkatkan pengetahuan dan keterampilan merepresentasikan konsep-konsep fisika dengan berbagai modus representasi; dan 3) memperbanyak kesempatan bagi mahasiswa untuk meningkatkan kemampuan dan keterampilan menulis materi ajar.
Penelitian dalam WID dan WTL yang telah dilakukan difokuskan pada penggunaan tugas menulis untuk meningkatkan pemahaman konseptual dari para siswa (Prain, 2006;.
Gunel et al, 2007; Hand, et al, 2009). Pemahaman konseptual pada kurikulum program pre-service guru di Indonesia telah diakomodasi dengan sejumlah mata kuliah bidang studi.
Kompetensi yang paling dibutuhkan para calon guru ialah bagaimana menggunakan pengetahuan konseptual yang telah menjadi long term memorynya, dapat direpresentasikan atau dire-representasikan baik secara lisan maupun tulisan kepada para siswanya kelak.
7
Parlindungan Sinaga, 2014
Pengembangan Program Perkuliahan Fisika Sekolah III Untuk Meningkatkan Kompetensi Menulis Materi Ajar Calon Guru Menggunakan Multi Modus Representasi
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
representasi dalam pembelajaran sains diantaranya (Hinrichs, 2004 ; Rosengrant, et al, 2004 ; Finkelstein, et al, 2005; deLeone dan Gire, 2005; Rosengrant, et al,2005; Meltzer, 2005; Kohl dan Finkelstein, 2005 ; Rosengrant, et al, 2006; Dancy dan Beichner, 2006; Kohl dan Finkelstein, 2006 ; Kohl, et al. 2007; Kohl, et al. 2008 ; Prain, et al, 2009). Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa penggunaan multi representasi konsep dalam pembelajaran
sains dapat membantu siswa memahami konsep sains secara mendalam, membantu siswa dalam memecahkan masalah sains, dan membantu siswa untuk mampu mengajukan permasalahan. Rekomendasi yang diajukannya ialah pentingnya calon guru fisika memiliki kemampuan mengembangkan materi pembelajaran dengan menggunakan multi representasi.
Fakta empiris lainnya berupa hasil penelitian tentang penggunaan representasi multi modus yang digabungkan dengan WTL activity pada pembelajaran fisika diantaranya (Hand, et al, 2009; Atila, 2010) dengan fokus untuk meningkatkan pemahaman konseptual dari konten yang dipelajari. Penggunaan multi modus representasi untuk mengembangkan pengetahuan proses dan konsep-konsep ilmiah (Waldrip, et al, 2006; Tang dan Tan, 2011;
Blown, dan Tom Brice, 2010). Penggunaan multi modus representasi dari konsep- konsep dalam pembelajaran untuk mengetahui perspektif guru-guru (Gonzales, et al, 2007; Prain dan Waldrip, 2008). Fakta-fakta empiris tersebut menunjukkan keunggulan multi representasi dan multi modus representasi apabila dikombinasikan dengan pendekatan WTL. Untuk itu scaffolding yang dirancang antara tahap perencanaan dan tahap menjabarkan perencanaan
menjadi tulisan diantaranya harus memasukkan peta konsep dan representasi konsep.
Peta konsep digunakan sebagai langkah pertama untuk menjabarkan perencanaan (berupa outline) menjadi tulisan. Tahap mempelajari peta konsep ini untuk melatih agar tulisan tersusun secara berurutan baik secara deduktif atau induktif. Selain itu sebagai refleksi diri bagi mahasiswa calon guru apakah konsep-konsep yang tercakup pada pokok bahasan yang mau ditulisnya itu sudah dipahami atau belum.
8
Parlindungan Sinaga, 2014
Pengembangan Program Perkuliahan Fisika Sekolah III Untuk Meningkatkan Kompetensi Menulis Materi Ajar Calon Guru Menggunakan Multi Modus Representasi
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
keterampilan calon guru fisika dalam menulis materi ajar di prodi pendidikan fisika? Hal itu berkaitan dengan fakta bahwa membuka mata kuliah baru tidak dapat dilakukan setiap saat, sebab akan berdampak pada perubahan kurikulum. Keterampilan menulis materi ajar bagi calon guru fisika perlu ditambahkan pada salah satu matakuliah di Jurusan Pendidikan Fisika. Materi ajar fisika yang akan dikembangkan ialah materi ajar fisika untuk pembaca siswa
sekolah menengah, untuk itu sangat tepat apabila strategi pembelajaran untuk meningkatkan keterampilan menulis materi ajar disisipkan pada matakuliah Fisika Sekolah III.
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan hasil-hasil penelitian sebelumnya, belum pernah dilakukan penelitian tentang pengembangan model umum proses menulis Hayes dan Flower yang diperuntukkan meningkatkan keterampilan calon guru fisika dalam menulis materi ajar. Hal ini dikaitkan juga dengan adanya kesenjangan antara kompetensi guru fisika dengan rendahnya kompetensi guru dalam menulis materi ajar fisika di lapangan. Masalah penelitian ini ialah “bagaimana mengembangkan program perkuliahan untuk meningkatkan kompetensi calon guru fisika dalam menulis materi ajar dengan menggunakan multi modus representasi?”.
Rumusan masalah tersebut dijabarkan dalam pertanyaan-pertanyaan penelitian sebagai berikut:
1) Bagaimanakah karakteristik program perkuliahan Fisika Sekolah III, yang mampu
membantu calon guru meningkatkan keterampilan menulis materi ajar fisika, dengan menggunakan multi modus representasi?
2) Bagaimanakah keefektifan program perkuliahan yang dikembangkan dalam
meningkatkan pemahaman konseptual, kemampuan membuat translasi antar modus representasi, kemampuan membuat multi representasi, membantu meningkatkan self regulated dan keterampilan menulis materi ajar fisika dari para mahasiswa calon
guru?
3) Bagaimanakah perspektif calon guru fisika terhadap penggunaan multi modus
9
Parlindungan Sinaga, 2014
Pengembangan Program Perkuliahan Fisika Sekolah III Untuk Meningkatkan Kompetensi Menulis Materi Ajar Calon Guru Menggunakan Multi Modus Representasi
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
4) Bagaimanakah persepsi mahasiswa calon guru fisika terhadap program perkuliahan
yang dikembangkan dengan menggunakan representasi multi modus untuk meningkatkan kompetensi menulis materi ajar?
D. Definisi Operasional
1) Karakteristik program perkuliahan ialah ciri khas perencanaan dan implementasi suatu
program perkuliahan yang membedakannya dari perencanaan dan implementasi program perkuliahan lainnya namun dengan tujuan yang sama yaitu meningkatkan kemampuan menulis materi ajar. Secara operasional diukur dengan cara membandingkan tahapan-tahapan pelaksanaan program, konten, serta proses pembelajarannya.
2) Keefetifan program pembelajaran ialah sejauh mana program pembelajaran itu dapat mencapai tujuan pembelajaran yang ditetapkan. Secara operasioanal efektivitas program ditentukan dengan mengukur efektivitas rencana program dan efektivitas implementasinya. Efektivitas rencana program diukur dengan dengan menggunakan instrumen four level rating scale dan diinterpretasikan dengan menggunakan kriteria RISE Evaluation & Development System, Evaluator and Teacher Handbook version
1.0. Efektivitas implementasi program ditentukan dengan mengukur ukuran dampak
(effect size). Harga koefisien ukuran dampak selanjutnya diinterpretasikan dengan kriteria Cohen.
3) Kualitas materi ajar fisika ditentukan oleh kebenaran konsep yang ditulis dan kemudahan tulisan itu dipahami oleh pembaca yang sesuai dengan peruntukkannya, Materi ajar fisika SMA kelas XII dibatasi pada pokok pokok bahasan untuk semester satu yang meliputi pokok bahasan kelistrikan dan kemagnetan serta pokok bahasan gelombang optik. Bentuk materi ajarnya yaitu berupa penjelasan tertulis suatu sub pokok bahasan. Secara operasional akan diukur dengan menggunakan rubrik penilaian
kualitas materi ajar. Rubrik ini merupakan adaptasi dari rubric for writing evaluation yang dibuat oleh Hand dan kawan kawan.
4) Perspektif menurut Cambridge Advanced Learner’s Dictionary edisi tiga ialah to think about situation or a problem in a wise and reasonable way. Situasi atau permasalahan
10
Parlindungan Sinaga, 2014
Pengembangan Program Perkuliahan Fisika Sekolah III Untuk Meningkatkan Kompetensi Menulis Materi Ajar Calon Guru Menggunakan Multi Modus Representasi
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
menulis materi ajar fisika setelah mereka mempelajarinya dalam perkuliahan fisika sekolah III. Secara operasional akan diukur dengan cara wawancara semi struktur.
5) Persepsi mahasiswa ialah tanggapan mahasiswa calon guru fisika terhadap implementasi program pembelajaran fisika sekolah III untuk meningkatkan kompetensi
menulis materi ajar dengan menggunakan multi modus representasi. Secara operasional akan diukur dengan menggunakan angket serta wawancara semi structure.
E.Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian ini ialah menghasilkan program perkuliahan yang memiliki karakteristik mampu meningkatkan keterampilan calon guru fisika dalam menulis materi ajar secara efektif. Rancangan program ini dalam implementasinya dapat disisipkan ke dalam berbagai mata kuliah bidang studi. Dengan demikian akan memperluas kesempatan mahasiswa untuk mengembangkan keterampilan menulis materi ajar. Implementasi program perkuliahan ini dalam prosesnya mampu membantu mahasiswa meningkatkan self-regulated serta menumbuhkan perspektif menjadi penulis materi ajar yang baik.
F. Signifikansi dan Manfaat Penelitian
Penelitian ini sangat penting dilakukan untuk menjembatani kesenjangan antara rendahnya keterampilan guru fisika sekolah menengah dalam menulis materi ajar dengan kebutuhan buku pelajaran fisika yang kontekstual dan dapat dipahami oleh siswa yang latar belakangnya beragam. Penggunaan modus representasi, multi representasi, dan multi modus representasi sebagai tahapan scaffolding untuk meningkatkan kemampuan calon guru dalam menulis materi ajar juga belum pernah dilaporkan baik pada jurnal maupun prosiding. Hal itulah yang menjadikan originalitas penelitian ini.
Keberhasilan dalam pengembangan program perkuliahan yang dirancang untuk membantu meningkatkan keterampilan calon guru dalam menulis materi ajar baik secara praktis maupun teoritis:
1) Manfaat praktisnya ialah melengkapi kompetensi yang dibekalkan kepada calon guru
11
Parlindungan Sinaga, 2014
Pengembangan Program Perkuliahan Fisika Sekolah III Untuk Meningkatkan Kompetensi Menulis Materi Ajar Calon Guru Menggunakan Multi Modus Representasi
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
kurikulum atau menyisipkan program perkulihan ini kedalam berbagai mata kuliah bidang studi.
2) Manfaat teoritik ialah mengembangkan program perkuliahan menulis materi ajar bagi calon guru melalui pendekatan learning to write. Sintak model pembelajaran ini
48
Parlindungan Sinaga, 2014
Pengembangan Program Perkuliahan Fisika Sekolah III Untuk Meningkatkan Kompetensi Menulis Materi Ajar Calon Guru Menggunakan Multi Modus Representasi
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB III.
METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian
1. Paradigma dan Metode Penelitian
Keterampilan menulis materi ajar merupakan kompetensi yang sangat penting bagi
calon guru fisika. Kurikulum jurusan Pendidikan Fisika belum menyediakan mata kuliah yang bertujuan untuk mengembangkan kemampuan tersebut. Pelajaran tentang menulis terdapat pada mata kuliah bahasa di program Pendidikan bahasa. Permasalahan dalam penelitian ini ialah bagaimana menggabungkan pengetahuan tentang model umum proses menulis dari mata kuliah bahasa dengan pengetahuan konten fisika sehingga menjadi model menulis materi ajar fisika. Untuk mencari solusinya perlu disusun paradigma penelitiannya.
Calon guru fisika selain dibekali dengan pengetahuan konten fisika, juga perlu dibekali dengan pengetahuan tentang komunikasi dalam sains. Keterampilan komunikasi verbal yang belum dibekalkan pada mahasiswa calon guru ialah keterampilan menulis materi ajar. Pengetahuan tentang menulis teks secara mendalam dipelajari pada disiplin keilmuan bahasa. Untuk itu perlu penggabungan atau cross discipline antara teori dan pelatihan menulis pada disiplin keilmuan bahasa dengan tuntutan produk tulisan materi ajar fisika. Penggabungan tersebut akan menghasilkan model menulis materi ajar fisika untuk calon guru. Model ini dikembangkan dengan cara memberikan scaffolding antara tahap planning (outline) dengan tahap translation plans to the text pada model proses menulis Hayes dan Flower. Karena aktivitas menulis materi ajar merupakan kegiatan yang kompleks, maka proses pembelajaran yang dikembangkan juga harus mampu meningkatkan self regulated learner.
Bryman dalam (Armitage, 2007) mengidentifikasi paradigma sebagai cluster of believes and dictates, yang mempengaruhi para ilmuwan pada disiplin tertentu tentang apa yang
49
Parlindungan Sinaga, 2014
Pengembangan Program Perkuliahan Fisika Sekolah III Untuk Meningkatkan Kompetensi Menulis Materi Ajar Calon Guru Menggunakan Multi Modus Representasi
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Tashakkori dan Teddlie (2003) mencatat bahwa ada tiga keadaan di mana metode campuran lebih unggul dari pendekatan metode tunggal. Pertama adalah kemampuan untuk menjawab pertanyaan penelitian yang tidak bisa dilakukan melalui pendekatan lain, metode campuran dapat menjawab pertanyaan konfirmasi dan eksplorasi secara bersamaan. Kedua mereka memberikan kesimpulan kuat melalui kedalaman dan keluasannya untuk menjawab
fenomena sosial yang kompleks. Ketiga mereka memberikan kesempatan terhadap adanya perbedaan temuan untuk mengekspresikan dari sudut pandang yang berbeda.
Metode penelitian campuran secara formal didefinisikan sebagai kelas penelitian dimana peneliti mencampurkan atau menggabungkan teknik, metode, pendekatan, konsep atau bahasa penelitian kualitatif dan kuantitatif ke dalam studi tunggal. Metode penelitian campuran juga merupakan upaya untuk melegitimasi penggunaan beberapa pendekatan dalam menjawab pertanyaan penelitian. Apa yang paling mendasar adalah pertanyaan penelitian, metode penelitian harus diikuti dengan cara yang menawarkan kesempatan terbaik untuk mendapatkan jawaban yang berguna. Banyak pertanyaan dan kombinasi pertanyaan penelitian dapat dijawab dengan baik dan lengkap melalui penelitian campuran.
Prinsip mendasar penelitian campuran menurut Johnson dan Turner (2003) ialah peneliti harus mengumpulkan beberapa data menggunakan strategi, pendekatan, dan metode yang berbeda sedemikian rupa cara pencampuran atau kombinasi yang dihasilkan saling melengkapi dan menutupi kelemahan. Efektifitas penggunaan prinsip ini merupakan sumber pembenaran utama untuk penelitian metode campuran karena produk akan menjadi lebih unggul dari studi metode tunggal. Dalam banyak kasus, tujuan pencampuran bukan untuk mencari bukti yang menguatkan melainkan untuk memperluas pemahaman seseorang (Onwuegbuzie dan Leech, 2004b). Pertanyaan penelitian utama dari permasalahan penelitian ini ialah efektivitas pemberian perlakuan (treatment) yaitu program pembelajaran
menggunakan multi modus representasi pada mata kuliah Fisika Sekolah III untuk meningkatkan keterampilan menulis materi ajar. Untuk dapat menjawab masalah dan pertanyaan-pertanyaan penelitian secara menyeluruh maka dipilih metode penelitian campuran (mixed method research). Dasar pikiran peneltian seperti ditunjukkan pada Gambar 3.1.
Fisika
50
Parlindungan Sinaga, 2014
Pengembangan Program Perkuliahan Fisika Sekolah III Untuk Meningkatkan Kompetensi Menulis Materi Ajar Calon Guru Menggunakan Multi Modus Representasi
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 2. Desain Penelitian
Desain penelitian ialah prosedur untuk mengumpulkan, menganalisis, menginterpretasi, dan melaporkan data dalam kajian penelitian. Pada penelitian ini, permasalahan penelitiannya ialah mengembangkan perlakuan dalam perkuliahan fisika sekolah III dan dilihat efektivitasnya, maka metode atau desain yang cocok untuk permasalahan ini ialah desain eksperimental. Pada penelitian ini karena data kualitatif lebih dominan dibandingkan data kuantitatif maka jenis desain metode campuran yang dipilih ialah embedded design (desain sisipan), varian embedded experimental one group pre test post test design (Creswell dan Clark, 2007), dengan skema seperti pada Gambar 3.2. Desain embedded ialah desain metode campuran dimana satu set data memberikan dukungan pada set data lain yang menjadi peran dalam kajian utamanya. Premis desain ini ialah bahwa satu set data tunggal
51
Parlindungan Sinaga, 2014
Pengembangan Program Perkuliahan Fisika Sekolah III Untuk Meningkatkan Kompetensi Menulis Materi Ajar Calon Guru Menggunakan Multi Modus Representasi
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Gambar 3.2. Desain embedded eksperimen
yang berbeda, dan pertanyaan berbeda perlu mendapatkan jawaban. Ada dua varian desain embedded yaitu model eksperimental dan model korelasional, berdasarkan tipe permasalahan
penelitiannya maka dipilih model eksperimental. Desain embedded model eksperimen ini didefinisikan melalui penyisipan data kuantitatif dalam desain eksperimen. Pada desain ini data kuantitatif akan disisipkan (embedding) untuk keperluan pengembangan perlakuan, untuk menguji proses intervensi atau untuk menindaklanjuti hasil-hasil dari eksperimen.
Pendekatan yang dipilih ialah pendekatan berurutan (sequential) yaitu pendekatan dua fase, pada pendekatan ini pengumpulan dan analisis data dilakukan sebelum, selama dan sesudah intervensi. Pendekatan berurutan ini dipilih karena dibutuhkan informasi kualitatif sebelum pelaksanaan intervensi yaitu untuk membangun bentuk intervensi, mengembangkan instrumen, memilih partisipan. Setelah pelaksanaan intervensi yaitu untuk menjelaskan hasil-hasil intervensi atau menindaklanjuti hasil-hasil-hasil-hasil intervensi, misalnya mengetahui perspektif partisipan tentang implementasi hasil intervensi/out comes. Pengumpulan data juga akan dilakukan selama fase intervensi, data itu diperlukan untuk pengujian kuantitatif proses dari
52
Parlindungan Sinaga, 2014
Pengembangan Program Perkuliahan Fisika Sekolah III Untuk Meningkatkan Kompetensi Menulis Materi Ajar Calon Guru Menggunakan Multi Modus Representasi
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu a. Tahap Persiapan
1. Studi lapangan
Studi lapangan dilakukan untuk mengidentifikasi berbagai permasalahan penyelenggaraan pendidikan calon guru fisika di LPTK. Mengidentifikasi ada tidaknya kesenjangan antara kompetensi yang dibekalkan oleh LPTK dengan kompetensi yang
dibutuhkan oleh guru di lapangan. Melakukan pemeriksaan silang antara hasil identifikasi tentang kompetensi yang dibutuhkan guru dilapangan dengan kompetensi yang dibekalkan oleh mata kuliah di prodi pendidikan fisika. Kesimpulan studi lapangan ini ialah: kemampuan guru fisika dalam menulis materi ajar tergolong rendah, pelajaran menulis di LPTK yang seharusnya dibekalkan pada mata kuliah bahasa (Bahasa Inggris dan Bahasa Indonesia) pada kenyataannya tidak sempat diajarkan, dan kesempatan mahasiswa untuk mengembangkan keterampilan menulis materi ajar sangat terbatas.
2. Studi Literatur
Studi literatur dilakukan untuk mendapatkan gambaran dan gagasan yang berkaitan dengan cara memecahkan permasalahan yang ditemukan pada studi lapangan. Studi literatur dilakukan dengan mencari artikel dan jurnal penelitian yang berkaitan dengan strategi mengajar menulis materi ajar bagi calon guru. Menganalisis dan mensintesis jurnal-jurnal dan tulisan lainnya yang berkaitan dengan inovasi membelajarkan fisika kepada para siswa agar mereka dapat memahami konsep-konsep fisika secara mendalam. Menganalisis dan mensintesis jurnal-jurnal yang berkaitan dengan cara membantu siswa meningkatkan strategi dan self-regulated pada proses pembelajaran. Menganalisis dan mensintesis dokumen-dokumen lainnya yang dapat menunjang untuk mengembangkan gagasan dalam memecahkan permasalahan.
3. Pengembangan Desain Program
Permasalahan yang berhasil diidentifikasi pada studi lapangan, studi kurikulum di
53
Parlindungan Sinaga, 2014
Pengembangan Program Perkuliahan Fisika Sekolah III Untuk Meningkatkan Kompetensi Menulis Materi Ajar Calon Guru Menggunakan Multi Modus Representasi
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Flower dan Hayes (1980) untuk pembelajaran menulis pada perkuliahan Bahasa Inggris. Pengembangannya dilakukan dengan cara melakukan scaffolding antara tahap planning dan tahap translation plans into text pada model umum proses menulis Flower dan Hayes. Program dirancang dengan komponen sebagai berikut: standar kompetensi, kompetensi dasar, indikator, konten, aktivitas proses pembelajaran, metode asesmen, dan
alokasi waktu. Program dilengkapi dengan perangkat pembelajaran dan perangkat asesmen untuk mengases ketercapaian tujuan program. Perangkat pembelajaran terdiri dari bahan ajar peta konsep, representasi konsep fisika dan jenis-jenis mudus representasi konsep, translasi antar modus representasi, multi representasi, dan multi modus representasi. Perangkat asesmen terdiri dari instrumen untuk mengukur pemahaman konseptual, kemampuan membuat multi representasi konsep, kemampuan mentranslasi antar modus representasi, dan kualitas tulisan materi ajar mahasiswa. Rancangan program, perangkat pembelajaran dan perangkat asesmen dikonsultasikan dan divalidasi oleh ahli. Masukan dari hasil konsultasi dan validasi ahli dijadikan acuan untuk melakukan revisi.
Draf desain program, perangkat pembelajaran dan perangkat asesmen selanjutnya diuji coba. Uji coba dilakukan pada mata kuliah Fisika Sekolah III yang dipilih untuk uji coba dengan alasan topik- topik yang dibahas adalah topik-topik fisika yang akan diajarkan di SMA kelas tiga. Hal itu sesuai dengan tujuan program yang dikembangkan yaitu menulis materi ajar fisika untuk siswa sekolah menengah. Terdapat tiga topik besar yaitu Kelistrikan Kemagnetan, Gelombang Optik, dan Fisika Modern. Pada penelitian ini hanya dipilih dua topik besar saja yaitu kelistrikan kemagnetan dan gelombang optik. Uji coba dilaksanakan pada semester ganjil tahun ajaran 2012-2013 selama satu semester. Proses uji coba ini digunakan untuk memperbaiki desain program, memperbaiki perangkat pembelajaran, memperbaiki instrumen asesmen, dan memperoleh gambaran
tentang alokasi waktu untuk tiap indikator. Perangkat instrumen assesmen yang sudah diperbaiki selanjutnya diujicobakan untuk menentukan validitas dan reliabilitas tiap butir soal. Desain pengembangan program ditunjukkan pada Gambar 3.3.
Draft desain program Perangkat pembelajaran
Perangkat asesmen Uji coba
54
Parlindungan Sinaga, 2014
Pengembangan Program Perkuliahan Fisika Sekolah III Untuk Meningkatkan Kompetensi Menulis Materi Ajar Calon Guru Menggunakan Multi Modus Representasi
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Gambar 3.3 Desain pengembangan program
b. Tahap Pelaksanaan
Program perkuliahan diimplementasikan pada semester genap tahun ajaran 2012-2013 dengan cara disisipkan pada mata kuliah Fisika sekolah III. Penelitian Kualitatif Sebelum Intervensi
Mahasiswa diberikan angket MSLQ untuk mengetahui strategi dan self regulated awal. Wawancara semi struktur untuk mengetahui gambaran persepsi awal mereka tentang pentingnya kemampuan menulis bagi calon guru dikaitkan dengan standar kompetensi guru .
1. Penelitian Kualitatif Selama Intervensi
Melakukan penilaian tulisan materi ajar tiap mahasiswa dengan rubrik penilaian mengadopsi dari rubrik penilaian yang dikembangkan oleh Hand, Gunel dan Ulu (2008). Rubrik penilaian dapat dilihat pada lampiran C.5. Wawancara semi struktur (one on one semi structure interview) pada beberapa orang mahasiswa peserta perkuliahan untuk mendapatkan informasi tentang kesulitan-kesulitan yang dialami ketika membuat multi representasi konsep, mentranslasi antar modus representasi, dan membuat uraian tertulis dari suatu sub pokok bahasan fisika dengan menggunakan multi modus representasi.
2. Penelitian Kuantitatif Selama Intervensi
Pemberian pre test dan post test pemahaman konseptual pokok bahasan gelombang optik dan listrik magnet. Pemberian pre test dan post test kemampuan mentranslasi antar modus representasi. Pemberian pre test
dan post test pemahaman multi representasi konsep. Pemberian tugas menulis pada awal penerapan program, dipertengahan penerapan program yaitu setelah mempelajari
multi representasi konsep, dan diakhir setelah mempelajari representasi multi modus. 3. Penelitian Kualitatif Setelah Intervensi
55
Parlindungan Sinaga, 2014
Pengembangan Program Perkuliahan Fisika Sekolah III Untuk Meningkatkan Kompetensi Menulis Materi Ajar Calon Guru Menggunakan Multi Modus Representasi
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
mengetahui perspektif mereka tentang penggunaan representasi multi modus dalam pengembangan kompetensi sosial, kompetensi profesional, dan kompetensi pedagogi ketika kelak mereka menjadi guru.
c. Tahap Interpretasi
Tujuan dari analisis data mixed methods sequential ialah menggunakan informasi dari
56
Parlindungan Sinaga, 2014
Pengembangan Program Perkuliahan Fisika Sekolah III Untuk Meningkatkan Kompetensi Menulis Materi Ajar Calon Guru Menggunakan Multi Modus Representasi
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu mengontrak mata kuliah Fisika sekolah III. Mengingat kompetensi dasar dan tujuan mata kuliah ini ialah agar mahasiswa calon guru mampu menulis materi ajar yang memerlukan bimbingan secara intensif, maka dalam pelaksanaanya dirancang dalam kelas kecil dengan jumlah peserta 17 orang. Subjek penelitian dalam penelitian ini ditentukan secara purposive sampling yaitu dengan memilih satu kelas dari empat kelas yang tersedia.
C. Instrumen penelitian
Karena pendekatan yang dipilih ialah pendekatan berurutan (sequential) yaitu pendekatan dua fase, maka teknik pengumpulan data dan instrumen penelitiannya seperti dinyatakan pada Tabel 3.1. Pada tabel tersebut jenis instrumen dan teknik pengambilan data
a.Kualitatif selama intervensi
57
Parlindungan Sinaga, 2014
Pengembangan Program Perkuliahan Fisika Sekolah III Untuk Meningkatkan Kompetensi Menulis Materi Ajar Calon Guru Menggunakan Multi Modus Representasi
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
dikembangkan dengan mengacu pada desain penelitiannya. Untuk tiap tahap penelitian yaitu sebelum intervensi, selama intervensi, dan setelah intervensi terdapat instrumen untuk penelitian kualitatif dan penelitian kuantitatif.
D. Teknik Analisis Data
1. Validitas dan Reliabilitas Instrumen
Anderson dalam bukunya "Encyclopedia of Educational Evaluation" menyatakan bahwa "A test is valid if measures what it purpose to measure" Reliabel artinya dapat dipercaya.
Anastasi dan Urbina (2002), menyatakan bahwa"Reliability refers to the consistency of scores obtained by the same persons when they are reexamined with the same test on
different occasions...”. Uji reliabilitas instrumen dilakukan untuk mengukur ketetapan atau
keajegan suatu alat ukur. Instrumen yang reliabel dapat digunakan pada siswa yang sama beberapa kali dalam jarak waktu yang tidak terlampau jauh dengan hasil skor yang sama (konsisten), jadi kapanpun alat penilaian tersebut digunakan akan memberikan hasil yang relatif sama (Sudjana, 2006).
Pre test pembuatan multi representasi Soal uraian terbatas Pre test translasi antar jenis modus representasi Soal uraian terbatas Pre test motivasi dan self regulated Questionner five
rating scale
58
Parlindungan Sinaga, 2014
Pengembangan Program Perkuliahan Fisika Sekolah III Untuk Meningkatkan Kompetensi Menulis Materi Ajar Calon Guru Menggunakan Multi Modus Representasi
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Intervensi Tugas menulis materi ajar Rubrik penilaian
Pedoman wawancara perspektif mahasiswa wawancara
Post test strategi dan self regulated Questionner five rating scale
Berdasarkan ruang lingkup penelitian yang dilakukan dan populasinya maka penentuan validitas instrumen hanya validitas internal saja. Pada penelitian ini dipilih dua jenis validitas yaitu rasional (logical) dan empirik (empirical).
a. Validitas Secara Rasional (logical)
Instrumen yang telah dibuat pada tahap persiapan divalidasi oleh ahli yang meliputi validitas konten (isi/kurikuler) dan validitas konstruksi. Instrumen untuk mengukur pemahaman konseptual divalidasi oleh empat orang ahli. Instrumen untuk mengukur kemampuan membuat multi representasi, instrumen untuk mengukur kemampuan mentranslasi antar jenis modus representasi, instrumen persepsi rekan sejawat terhadap perencanaan program, dan instrumen persepsi mahasiswa terhadap program pembelajaran yang dirancang divalidasi oleh tiga orang ahli.
b. Validitas dan Reliabilitas Secara Empirik
59
Parlindungan Sinaga, 2014
Pengembangan Program Perkuliahan Fisika Sekolah III Untuk Meningkatkan Kompetensi Menulis Materi Ajar Calon Guru Menggunakan Multi Modus Representasi
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu N = jumlah siswa.
Untuk menginterpretasikan nilai koefisien korelasi yang diperoleh dari perhitungan di atas, digunakan derajat validitas instrumen seperti yang ditunjukkan pada Tabel 3.2.
Pada penelitian ini, metode yang digunakan dalam menentukan reliabilitas instrumen tes ialah metode belah dua (split-half method). Pada metode belah dua,
rtt = koefisien reliabilitas instrumen yang telah dikoreksi
2 1 2 1
r = koefisien korelasi antara skor-skor tiap belahan tes
60
Parlindungan Sinaga, 2014
Pengembangan Program Perkuliahan Fisika Sekolah III Untuk Meningkatkan Kompetensi Menulis Materi Ajar Calon Guru Menggunakan Multi Modus Representasi
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu X = Skor untuk soal bernomor ganjil
Y = Skor untuk soal bernomor genap N = Jumlah sampel
Untuk menginterpretasikan nilai reliabilitas instrumen yang diperoleh dari perhitungan di
atas, digunakan derajat reliabilitas instrumen (Guilford,1965 ) seperti yang ditunjukkan
pada Tabel 3.3
Tabel.3.3. Derajat Reliabilitas Instrumen
Koefisien Korelasi Kriteria reliabilitas
0,81 < r11 1,00 sangat tinggi
0,61 < r11 0,80 Tinggi
0,41 < r11 0,60 Cukup
0,21 < r11 0,40 Rendah
0,00 < r11 0,21 sangat rendah
2. Analisis Data Kualitatif
Data kualitatif yang dikumpulkan ialah: 1) Pendapat mahasiswa tentang proses pembelajaran Fisika sekolah III dengan menerapkan program yang dirancang oleh peneliti dengan tujuan untuk meningkatkan kompetensi menulis materi ajar 2) Perspektif mahasiswa calon guru fisika tentang penggunaan multi modus representasi sebagai dasar dalam membuat materi ajar fisika untuk siswa sekolah menengah 3) Observasi keterlaksanaan program pembelajaran selama proses belajar mengajar berlangsung 4) Observasi tentang bagaimana para partisipan menjalani proses perlakuan. Proses analisis data kualitatif mengikuti prosedur berikut (Creswell, 2008) :
a. Data mentah yang telah dikumpulkan dipersiapkan untuk dianalisis. Pada tahap ini data mentah hasil wawancara akan ditranskripsi, melakukan pengetikan data hasil
observasi lapangan. Inti dari tahap ini ialah melakukan pemilahan data dan penyusunan data sesuai dengan jenis sumber informasinya.
b. Membaca seluruh data yang sudah dipilih dan disusun tersebut untuk
61
Parlindungan Sinaga, 2014
Pengembangan Program Perkuliahan Fisika Sekolah III Untuk Meningkatkan Kompetensi Menulis Materi Ajar Calon Guru Menggunakan Multi Modus Representasi
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
keseluruhan. Selanjutnya menulisan gagasan gagasan tersebut dalam bentuk catatan catatan kecil.
c. Membuat daftar semua topik yang diperoleh dan mengelompokan topik topik yang sama. Membuat kolom kolom khusus untuk kelompok topik topik yang sama misalnya kolom topik utama, topik unik atau topik lain.
d. Meringkas topik topik menjadi kode kode, selanjutnya menuliskan kode kode itu
menjadi segmen segmen atau kategori- kategori. Proses koding data adalah sebagai berikut.
e. Meringkas kembali kategori kategori tersebut (bila masih memungkinkan) dan
selanjutnya menyusun kode kode untuknya. Langkah ini dilakukan terutama untuk mereduksi kategori kategori yang overlap dan juga mengurangi data yang berlebih. f. Menyempitkan kode kode ke dalam tema tema.
3. Analisis Dampak Pemberian Perlakuan Program Perkuliahan untuk Meningkatkan Kemampuan Menulis Materi Ajar Menggunakan Multi Modus Representasi
a. Penentuan Peningkatan (N Gain)
Penentuan seberapa besar terjadinya peningkatan kompetensi mahasiswa sebagai akibat pemberian perlakuan dianalisis dengan menentukan Gain ternormalisasi seperti yang digunakan Hake (1998). Persentase rata-rata gain yang dinormalisasi (<g>) dinyatakan seperti Persamaan 3.3.
< >=%<�>%<�>
� =
(%< >−%< >
(100−%< > (3.3)
Keterangan :
62
Parlindungan Sinaga, 2014
Pengembangan Program Perkuliahan Fisika Sekolah III Untuk Meningkatkan Kompetensi Menulis Materi Ajar Calon Guru Menggunakan Multi Modus Representasi
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
diberikan ialah tugas menulis pertama setelah mahasiswa membuat deskripsi sub pokok bahasan, tugas kedua ialah tugas menulis yang diberikan setelah mahasiswa mempelajari multi representasi konsep, dan tugas kedua diberikan setelah mahasiswa mempelajari representasi multi modus. Gain ditentukan dari perbedaan kompetensi mahasiswa calon guru fisika dalam menulis materi ajar antara sebelum mendapatkan perlakuan dan sesudah
mendapatkan perlakuan.
Tabel 3.4. Interpretasi nilai gain yang dinormalisasi menurut kriteria Hake (1998)
Nilai < > Klasifikasi
< > 0,7 Tinggi
0,7 > < > 0,3 Sedang
< > < 0,3 Rendah
c. Penentuan Keefektifan dengan Mengukur Ukuran Dampak (Effect Size)
Ukuran dampak adalah pengukuran sederhana untuk mengkuantifikasi perbedaan antara dua kelompok atau kelompok yang sama dari waktu ke waktu. Dalam lingkungan pendidikan, ukuran dampak adalah salah satu cara untuk mengukur efektivitas intervensi tertentu. Ukuran dampak memungkinkan kita untuk mengukur baik peningkatan (gain) dalam prestasi pembelajar bagi sekelompok peserta didik dan variasi kinerja mahasiswa yang dinyatakan pada skala standar (Coe.2002). Ukuran dampak dihitung dengan mengambil perbedaan dua nilai rata-rata dan kemudian membagi angka ini dengan sebaran rata-rata nilai siswa
Effect Size (d) = � � � − � � �
� � � ��� � (3.5)
Untuk subjek kecil dan terdapat perbedaan jumlah sampel kelas eksperimen dan kelas kontrol, Hedges and Olkin memberikan formula yang sudah memasukkan faktor koreksi seperti ditunjukkan pada Persamaan 3.6.
Unbiased estimate of (dkor) � � −