• Tidak ada hasil yang ditemukan

12/05/2015. Pelaporan Keuangan. Metode yang digunakan dalam Full Cost

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "12/05/2015. Pelaporan Keuangan. Metode yang digunakan dalam Full Cost"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

Disajikan oleh: Nur Hasanah, SE, MSc

Informasi Akuntansi Penuh

(Full Accounting Information)

Pengertian

Informasi akuntansi penuh mencakup informasi masa lalu dan masa mendatang yang meliputi seluruh aktiva, seluruh pendapatan dan seluruh biaya.

Unsur yang membentuk informasi akuntansi penuh: Total aktiva/Aktiva Penuh (Full Assets): Aktiva Lancar dan Aktiva Tetap

Total Pendapatan/Pendapatan Penuh (Full Revenues): Pendapatan operasi dan Pendapatan non operasi. Total Biaya/Biaya Penuh (Full Cost):total biaya yang bersangkutan dengan objek informasinya.

Manfaat Informasi Akuntansi Penuh

1. Sebagai pelaporan keuangan

2. Sebagai analisis kemampuan menghasilkan laba

3. Analisa besarnya biaya yang telah dikeluarkan

4. Analisa menentukan harga jual dalam tipe biaya kontrak

5. Analisa menentukan harga jual normal

6. Analisa menentukan harga jual yang dialami oleh pemerintah

(2)

Pelaporan Keuangan

Pelaporan keuangan ditujukan untuk pihak luar dan pihak dalam (manajemen puncak).

Contoh:

Laporan pendapatan penuh dan biaya penuh untuk luar perusahaan yang berisi informasi akuntansi penuh yang didasarkan pada prinsip akuntansi yang lazim.

Perusahaan X Laporan Laba Rugi Periode yang berakhir 31 Desember 2014

(dalam ribuan rupiah)

Pendapatan penjualan kepada pihak luar 10.000

Biaya produk yang dijual 5.500

Laba kotor 4.500

Biaya usaha 2.000

Laba bersih usaha 2.500

Pendapatan dan biaya di luar usaha 500

Laba bersih sebelum pajak 3.000

Metode yang digunakan dalam Full

Cost

Full Costing Method Variable Costing Method Activity-Based Costing Method

(3)

Total Cost dengan Pendekatan Full

Costing

Salah satu metode penentuan biaya/cost produk yang membebankan seluruh biaya produksi baik yang bersifat variabel maupun yang bersifat tetap.

Full cost merupakan total biaya produksi dan total biaya non produksi.

Total/Full Cost dengan

Pendekatan Full Costing

B. BB

full production cost Biaya penuh

+ dengan menggunakan dengan full

B.TKL pendekatan full costing costing

= =

+ +

BOP variabel B. Adm & umum

+ +

BOP tetap B. Pemasaran

Pelaporan keuangan untuk manajer

puncak

Laporan pendapatan penuh dan biaya penuh untuk kepentingan manajer puncak, prinsip akuntansi yang lazim tidak selalu digunakan dalam penyusunan laporan keuangan. Pendapatan berupa pendapatan penjualan divisi dan pendapatan penjualan antar divisi.

Biaya terdiri dari biaya divisi langsung dan bagian biaya kantor pusat yang dialokasikan ke divisi.

(4)

Perusahaan X Laporan Laba Rugi Periode yang berakhir 31 Desember 2014

(dalam ribuan rupiah)

Pendapatan penjualan kepada pihak luar 10.000

Pendapatan penjualan atas divisi 2.500

Pendapatan penuh 12.500

Biaya langsung divisi Biaya produksi 5.000 Biaya adm umum 1.000 Biaya pemasaran 2.500

Total biaya divisi 8.500

Alokasi biaya kantor pusat 1.000

Total biaya penuh 9.500

Laba bersih divisi 3.000

Total Cost dengan Pendekatan Variable

Costing

Salah satu metode penentuan biaya/cost produksi yang membebankan hanya biaya yang bersifat variabel saja kepada produk.

Biaya produk meliputi total biaya variabel dan biaya tetap.

Total/Full Cost dengan Pendekatan Variable Costing

B. BB

full production cost Biaya penuh + dengan menggunakan dengan variable B.TKL pendekatan variable costing costing

= + =

+ B.Adm & Umum Var BOP variabel + + B. Pemasaran Var BOP tetap + BOP tetap

B. Adm & umum tetap B. Pemasaran Tetap

(5)

Perusahaan X Laporan Laba Rugi Periode yang berakhir 31 Desember 2014

(dalam ribuan rupiah)

Pendapatan penjualan kepada pihak luar 10.000 Pendapatan penjualan atas divisi 2.500 Pendapatan penuh 12.500 Biaya variabel

Biaya produksi variabel 4.000 Biaya adm umum variabel 500 Biaya pemasaran variabel 1.500

Total biaya variabel 6.000 Laba kontribusi (contribution margin) 6.500 Biaya tetap

Biaya produksi tetap 1.000 Biaya adm umum tetap 500 Biaya pemasaran tetap 1.000 Alokasi biaya kantor pusat tetap 1.000 Total biaya tetap 3.500 Laba bersih divisi 3.000

Total Cost dengan Pendekatan

Activity-Based Costing (ABC)

Salah satu metode penentuan biaya/cost produksi yang ditujukan untuk menyajikan informasi biaya produk secara cermat/akurat bagi kepentingan manajemen, dengan jalan mnegukur secara cermat biaya (sumber daya) dalam setiap aktivitas yang digunakan untuk menghasilkan produk.

Klasifikasi Tingkat Aktivitas

Tahap pertama dalam membentuk kelompok aktivitas adalah mengelompokkan aktivitas ke dalam salah satu dari empat kategori aktivitas:

1. Unit-level activities

2. Batch-level activities

3. Product-level activities

(6)

Unit-level Activities

Aktivitas yang dilaksanakan setiap dihasilkannya sebuah produk.

Contoh aktivitas ini adalah jumlah pemakaian energi dan jam tenaga kerja yang digunakan setiap dibuatnya sebuah produk. Pemakaian bahan baku langsung dan tenaga kerja langsung juga masuk dalam kelompok aktivitas ini, meskipun kedua biaya tersebut tidak termasuk ke dalam BOP.

Besarnya biaya aktivitas ini tergantung pada jumlah unit produk yang diproduksi.

Batch-level Activities

Aktivitas yang dilaksanakan setiap diproduksinya sekelompok (batch) produk.

Besarnya biaya aktivitas ini tergantung pada jumlah batch. Namun jika dihubungkan dengan jumlah unit dalam setiap batch, maka biaya ini bersifat tetap.

Contoh aktivitas yang masuk dalam kelompok ini antara lain aktivitas set-up, inspeksi, penjadwalan produksi, dan penanganan bahan baku.

Product-level (Sustaining) Activities

Aktivitas yang dilaksanakan untuk mendukung berbagai macam produk yang dihasilkan oleh perusahaan.

Aktivitas ini mengkonsumsi sumberdaya untuk mengembangkan produk atau memungkinkan produk dihasilkan dan dijual. Aktivitas ini dan biaya yang berhubungan cenderung naik jika jenis produk yang dihasilkan bertambah.

Contoh aktivitas yang tergabung dalam kelompok ini adalah: perekayasaan, pengembangan prosedur pengujian produk baru, pemeliharaan peralatan, proses perekayasaan produk, dan aktivitas ekspedisi.

(7)

Facility-level Activities

Aktivitas yang mendukung proses manufaktur umum yang dilakukan oleh pabrik.

Aktivitas ini memberikan manfaat bagi organisasi secara umum, namun tidak memberikan manfaat bagi setiap jenis produk secara langsung.

Contoh aktivitas ini antara lain: pengelolaan pabrik, penataan lingkungan kerja, program sosial, pengamanan pabrik, pajak bumi dan bangunan, dan depresiasi pabrik.

Total Cost dengan Pendekatan

Activity-Based Costing

Biaya tahap design dan pengembangan produk + Biaya tahap produksi + BOP variabel + Biaya tahap dukungan logistik = Facility-level activity cost + Product-level activity cost + Batch-level activity cost Unit-level activity cost + = Biaya penuh dengan pendekatan activity-based costing Perusahaan X Laporan Laba Rugi Periode yang berakhir 31 Desember 2014

(dalam ribuan rupiah)

Pendapatan penjualan 10.000

Pendapatan atas divisi 2.500

Total pendapatan 12.500

Biaya tahap design dan 1.000

Pengembangan produk Biaya produksi:

Biaya fasilitas pendukung 1.000

Biaya produk langsung 5.000

Biaya aktivitas lokal (pem&adm) 500 Alokasi biaya kantor pusat 1.000

(8)

Analisa Kemampuan Menghasilkan

Laba (Profitability Analysis)

Untuk mendeteksi penyebab timbulnya laba/rugi yang dihasilkan oleh objek informasi dalam periode akuntansi tertentu.

Jika produk yang dihasilkan lebih dari satu macam produk, maka manajer memerlukan akuntansi penuh untuk menganalisis kemampuan setiap produk yang dihasilkan dengan jalan membandingkan pendapatan penuh dengan biaya penuh dan aktiva penuh yang digunakannya.

Dalam menganalisis kemampuan menghasilkan laba, biaya penuh untuk masing-masing produk dikelompokkan menjadi 4 kelompok aktivitas yaitu:

1. Aktivitas mempertahankan fasilitas (facility substaining activities)

2. Aktivitas mempertahankan produk (product substaining activities)

3. Aktivitas yang bersangkutan dengan kelompok produk (batch-related activities)

4. Aktivitas yang bersangkutan dengan unit yang dihasilkan (unit level activities)

Contoh

Manajer perusahaan “KK” Jambi memerlukan informasi tentang kemampuan menghasilkan laba pada 3 macam produk yang dihasilkan (produk A, produk B dan produk C) sehingga dapat diketahui penyebab timbulnya laba/rugi yang dihasilkan oleh setiap produk. Selanjutnya manajer dapat menentukan produk mana yang harus dipertahankan, dikembangkan dan dihentikan (ditutup).

(9)

Diminta:

Berdasarkan fakta di atas, coba saudara analisis produk mana yang harus dikembangkan dilihat dari pendapatan total biaya dan laba yang diperoleh produk A, produk B dan produk C baik secara total maupun per komponen biaya.

Formula

Untuk menghitung kemampuan menghasilkan laba

perusahaan/pusat laba digunakan alat ukur kembalian investasi (Return On Investment/ROI) atau Residual Income/RI. Rumus:

Kembalian Investasi = Pendapatan penuh – Biaya penuh x 100%

(10)

(dalam rupiah)

Pendapatan penuh xxx

Biaya penuh xxx

-Laba bersih xxx

Beban modal = .... % x Aktiva penuh xxx

-ROI/RI xxx

Contoh

Divisi A merupakan salah satu dari divisi “Perusahaan KK” yang mempunyai data sebagai berikut:

Aktiva penuh per 31 Desember 2014 sejumlah Rp 40.000.000,00. Biaya modal atas investasi (aktiva) 21%, pendapatan penuh atas divisi A sebesar Rp 36.000.000,00. Biaya penuh yang dikeluarkan Rp 24.000.000,00.

Hitunglah ROI/RI/Kembalian investasi dan pembuktiannya.

ROI/RI

ROI/RI = Pendapatan penuh – Biaya penuh x 100%

Aktiva penuh = Rp 36.000.000,00 – Rp 24.000.000,00 x 100% Rp 40.000.000,00 = Rp 12.000.000,00 x 100% Rp 40.000.000,00 = 30%

(11)

Bukti RI

Pendapatan penuh Rp 36.000.000,00 Biaya penuh Rp 24.000.000,00 -Laba bersih Rp 12.000.000,00 Beban modal (21% X Rp 40.000.000,00) Rp 8.400.000,00 -Residual Income Rp 3.600.000,00 RI = 30% x Laba bersih = 30% x Rp 12.000.000,00 = Rp 3.600.000,00

ROI/RI sebagai alat analisis kemampuan menghasilkan laba divisi dapat dipengaruhi oleh 4 faktor sebagai berikut:

1. Konsep laba yang digunakan

2. Komponen menghasilkan laba

3. Komponen aktiva yang diperhitungkan dalam investasi

4. Penilaian aktiva

Konsep laba yang digunakan dalam mengukur kemampuan menghasilkan laba untuk divisi ada 4 yaitu:

1. Laba kontribusi divisi (Division contribution margin)

2. Laba terkendali divisi (Division controllable profit)

3. Laba langsung divisi (Division direct profit)

4. Laba bersih divisi (Division net profit)

Contoh unsur yang digunakan untuk menghitung tiap-tiap jenis laba sebagai berikut:

(12)

Dari laporan laba rugi tersebut, maka yang paling cocok untuk menganalisis divisi tersebut adalah laba bersih divisi, karena di dalamnya telah diperhitungkan informasi pendapatan penuh dan informasi biaya penuh sehingga mencerminkan semua faktor penentu kemampuan menghasilkan laba divisi.

Analisa Biaya yang Telah Dikeluarkan

Biaya penuh yang telah dikeluarkan untuk suatu produksi dapat dijawab dengan menyajikan informasi biaya penuh yang bersangkutan dengan objek biaya.

Bagi manajemen, biaya penuh yang tetap dikeluarkan berperan sebagai:

1. Evaluasi konsumsi sumberdaya yang dikorbankan untuk sesuatu.

2. Untuk melihat struktur biaya perusahaan pesaing.

3. Pengambilan keputusan membeli atau membuat sendiri.

(13)

5. Untuk perbaikan tingkat kemampuan produk/jasa dalam menghasilkan laba, dengan memantau total biaya, daur hidup produk/jasa.

6. Untuk melakukan perencanaan, pengendalian dan pengambilan keputusan tentang biaya mutu.

7. Untuk penentuan biaya investasi kembali.

8. Untuk penentuan biaya persediaan yang tepat.

Evaluasi Sumberdaya

Informasi berupa sumberdaya yang telah dikorbankan untuk produksi barang dan jasa dapat digunakan sebagai alat evaluasi terhadap pelaksanaan rencana yang telah dibuat sebelumnya. Dalam melakukan evaluasi biaya ada 3 cara, yaitu biaya penuh dengan pendekatan full costing, variable costing dan activity-based costing.

Contoh penghitungan biaya yang menghasilkan produk A dengan menggunakan biaya penuh pendekatan full costing, variable costing dan activity-based costing sebagai berikut:

Biaya Penuh Produk A

Dengan Pendekatan Full Costing

Periode Januari 2015 (dalam ribuan rupiah)

Biaya produksi:

Biaya produksi langsung 100.000

Biaya produksi tidak langsung 60.000 Yang dibebankan produk A

(14)

Total biaya produksi produk A 160.000 Biaya non produksi:

Biaya non produksi langsung:

Biaya adm & umum 5.000 Biaya pemasaran 7.500

12.500 Biaya non produksi tidak langsung:

Bagian biaya adm & umum yang 10.000 Menjadi beban produk A

Bagian biaya pemasaran yang menjadi 17.500 Beban produk A

27.500 Total biaya non produksi produk A 40.000 Biaya penuh produk A 200.000

Biaya Penuh Produk A

Dengan Pendekatan Variable Costing

Periode Januari 2015 (dalam ribuan rupiah)

Biaya variabel:

Biaya produksi variabel 100.000

Biaya non produksi variabel:

Biaya adm & umum variabel 20.000 Biaya pemasaran variabel 30.000 Total biaya non produksi variabel 50.000 Total biaya variabel produk A 150.000

Total biaya variabel produk A 150.000

Biaya tetap: Biaya tetap langsung:

Biaya non produksi tetap langsung:

Biaya adm & umum tetap langsung 12.000 Biaya pemasaran tetap langsung 7.500 Biaya tetap langsung produk A 19.500 Biaya tetap tidak langsung:

Bagian biaya adm & umum tetap 15.000 Bagian biaya pemasaran tetap 10.000 Biaya tetap tidak langsung yang menjadi 25.000 Beban produk A

Total biaya tetap yang menjadi beban produk A 44.500

(15)

Biaya Penuh Produk A

Dengan Pendekatan Activity-Based Costing

Periode Januari 2015 (dalam ribuan rupiah)

Biaya desain dan pengembangan:

Biaya desain 4.000

Biaya pengujian produk 11.000

15.000 Biaya produksi :

Unit level activity costs 42.000 Batch level activity costs 6.000 Product level activity costs 5.000 Facility level activity costs 10.000

63.000

Total biaya desain dan pengembangan

15.000

Total biaya produksi

63.000

Biaya pendukung logistik:

Biaya iklan

1.000

Biaya distribusi

2.000

Biaya garansi produk

1.500

Biaya adm & umum

3.500

Total biaya pendukung logistik

8.000

Referensi

Dokumen terkait

Sistem konversi gelombang laut tipe owe, seperti yang telah diuraikan sebelumnya adalah sistem yang terdiri dari dua bagian utama yaitu ruang udara berupa kolom

Selama Januari–Desember 2013 penumpang luar negeri yang datang di Sumatera Utara mengalami peningkatan sebesar 10,18 persen dibandingkan dengan periode yang sama tahun

Dari hasil Uji t yang dilakukan untuk melihat perbedaan persepsi antara petani di kabupaten Jombang dan peta- ni di Kabupaten Deli Serdang diperoleh nilai t

Seiring juga dengan adanya dampak pandemic pada awal tahun 2020 dimana perusahaan sudah mulai mengkondisikan atau menyesuaikan kegiatan operasional marketing perusahaan untuk

Puji dan syukur kehadirat Allah SWT atas segala limpahan rahmat, kasih dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir yang berjudul “Pengaruh Ukuran

Besaran alokasi dana BOK per puskesmas ditetapkan oleh Kepala Dinas Kesehatan Kab/Kota sesuai dengan pengelolaan keuangan dalam Petunjuk Teknis BOK 2011.... Besaran alokasi dana BOK

Dalam merespon banyaknya kasus kejahatan perburuan dan perdagangan ilegal gading yang terjadi di Provinsi Riau dan tidak hanya terjadi di tingkat nasional tetapi

Hasil penelitian dari Dampak Program Kampung Iklim (ProKlim) di Rukun Warga (RW) 03 Kelurahan Jambangan Kota Surabaya, yaitu: 1) Dampak Individual, masyarakat