1 BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian
Jepang adalah salah satu negara yang memiliki kebudayaan yang bermacam- macam. Tidak hanya itu Jepang pun kaya akan olahan makanan yang digemari oleh masyarakat Indonesia. Hal tersebut muncul karena adanya perkembangan zaman membuat kuliner mancanegara masuk ke Indonesia. Jepang menjadi salah satu negara yang berbagai macam produk makananya masuk ke Indonesia. Makanan Jepang memiliki ciri khas dari segi cita rasa dan bentukannya. Jenis makanan tersebut seperti ramen, sushi, okonomiyaki, bento, yakiniku, onigiri, teriyaki. Sedangkan makanan ringan yang ditawarkan oleh negara Jepang seperti dorayaki, mochi, takoyaki. Makanan Jepang tersebut menjadi makanan kuliner mancanegara yang popular dan disukai oleh masyarakat Indonesia (Djumena, 2014). Hampir seluruh jenis makanan Jepang disukai oleh masyarakat Indonesia karena memiliki cita rasa yang berbeda (Nadya, 2016). Pertumbuhan restoran yang berciri khaskan Jepang tersebut sangat pesat pertumbuhannya, terlihat dari yang dulunya masih sangat terbatas, saat ini masyarakat dapat menemukan gerai-gerainya dengan mudah (Djumena, 2014). Mengutip dari Tribunews.com menurut Badan Perdangan Luar Negeri Jepang (JETRO) dari hasil survey mengenai kesadaran dari konsumen akan produk olahan Jepang pada tahun 2014 Jakarta masuk kedalam empat kota paling tinggi perhatiannya terhadap makanan Jepang yaitu sebesar 50,4 % setelah Bangkok dengan hasil 66,6 % (Simanjuntak, 2015).
Di Indonesia sendiri produk olahan Jepang tersebut disajikan diberbagai macam restoran Jepang dengan ciri khas yang unik seperti terdapat tulisan kanji pada hiasan restoran atau ada juga beberapa restoran Jepang yang pramu sajinya menggunakan atribut kimono. Ada beberapa restoran Jepang di Indonesia yang telah mendapatkan sertifikat halal Restoran Jepang yang telah memiliki sertifikat halal seperti Hoka-Hoka Bento, Yoshinoya, Sushi Bar, Sushi Bodo, dan Pepper Lunch. Dikutip dari situs resmi MUI pada bulan November 2015 lalu, MUI pun memberikan sertifikat halal kepada restoran Jepang
2 Marugame Udon and Tempura (MUI, 2015). Restaurant-restaurant Jepang tersebut memiliki nomor sertifikat dan tanggal masa berlaku sertifkat halal.
Udin Ramen adalah salah satu restoran Jepang berskala Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) di Indonesia yang memplokamirkan diri bahwa produk yang dimiliki halal. Hal ini didukung dari penyataan pemilik Udin Ramen (Gutian, 2017) bahwa Udin Ramen telah mendaftarkan produknya kepada MUI sejak tahun 2015 dan masih dalam proses, walaupun sertifikat halal tersebut belum keluar, pihak Udin mengonfirmasi bahwa proses operasional bisnis yaitu rantai pasoknya halal. Udin Ramen berdiri sejak tahun 2012 dengan pemilik Bapak Ari Gustian atau biasa disapa Ari Yeye. Melihat dari tren yang sedang terjadi saat itu mulai bermunculan makanan-makanan Jepang membuat pemilik Udin Ramen tertarik untuk membuka rumah makan ala Jepang. Selain itu setelah dibukanya Udin Ramen melihat minat masyarakat semakin tinggi.
Udin Ramen pertama kali didirikan di pelataran rumah. Seiring berjalannya waktu pengunjung pun terus bertambah dan mengakibatkan para pengunjung menunggu untuk dapat menikmati Udin Ramen. Pihak Udin Ramen akhirnya memutuskan untuk pindah toko ke rumah toko (ruko) di Metro Indah Mall Blok F No. 10, di jalan Soekarno Hatta Bandung. Ruko tersebut yang sekarang menjadi kantor pusat dari Udin Ramen. Sedangkan rumah yang digunakan pertama kali untuk berjualan, pada saat ini digunakan sebagai rumah produksi dari Udin Ramen. Pemilihan lokasi di Metro Indah Mall dikarenakan ada beberapa pihak yang bersedia untuk bekerjasama. Udin Ramen telah memiliki 17 cabang yang tersebar dibeberapa daerah di Indonesia. Untuk pengiriman bahan baku dilakukan dari Bandung, pihak Udin Ramen pun telah membuat jadwal tersediri untuk pengambilan bahan baku tersebut. Pembuatan bahan baku dilakukan setelah konfirmasi dari setiap cabang, yang nantinya diolah dan langsung dikirimkan. Maka dari itu Udin Ramen memplokamirkan sebagai salah satu rumah makan ramen yang tidak menggunakan bahan baku impor dan salah satu tempat makan ramen yang mencantumkan label halal.
Pada Restoran Jepang yang memiliki sertifikasi halal tersebut terdapat didalamnya proses operasional bisnis yaitu rantai pasok atau supply chain. Supply chain tersebut dirancang dan diimplementasikan sesuai dengan syarat dan ketentuan dari pemberi sertifikat halal. Hal tersebut guna memberikan jaminan, bahwa produk tersebut sudah halal.
3 Untuk memberikan informasi kepada konsumen mengenai kehalalan produk mereka, perusahaan mencantumkan label halal yang telah didapatkannya. Label halal tersebut didapat ketika memenuhi syarat sertifikasi halal dari Majelis Ulama Indonesia (MUI).
Syarat, kebijakan serta prosedur tersebut ada pada buku HAS 23000 MUI. Sekilas mengenai buku HAS 23000 MUI terdapat didalam website milik Halal MUI. Pada buku tersebut disebutkan mengenai kebijakan halal, bahan, produk, fasilitas produksi, prosedur tertulis aktivitas kritis (seleksi bahan baru, pembelian bahan, pemeriksaan bahan datang, produksi, dan lainnya), penanganan produk yang tidak memenuhi kriteria, dan lainnya (Halal Majelis Ulama Indonesia, 2016).
1.1.1 Visi dan Misi Udin Ramen
Adapun visi dan misi yang dimiliki Udin Ramen adalah sebagai berikut:
Visi :
“Menyediakan makanan yang terus diminati, serta dapat ekspansi cabang ke seluruh Indonesia.”
Misi :
Komitemen Produksi
Kami berkomitmen untuk selalu menjaga cita rasa ramen khas Sunda yang nikmat, terjamin kehigenisannya dan kehalalannya.
Senantiasa berinovasi akan rasa ramen khas Sunda yang baru.
Komitemen Manajemen
Kami bersama orang-orang terbaik terus melakukan pelatihan akan kinerja karyawan.
4 1.1.2 Logo Udin Ramen
Gambar 1.1 Logo Udin Ramen Sumber : Udin Ramen, 2017
Logo yang dimiliki Udin Ramen menjadi salah satu ciri khas yang melekat pada restoran tersebut. Logo yang digunakan menjadi pembeda antara Udin Ramen dengan restoran Jepang lainnya. Pemilihan nama Udin serta gambar laki-laki dengan menggunakan penutup kepala yang biasa disebut bendo oleh orang Sunda, menjadi ciri khas yang paling menonjol. Udin Ramen restoran yang menempatkan dirinya sebagai restoran mie ramen dengan cita rasa khas Sunda dan menawarkan harga yang terjangkau disemua kalangan.
1.2 Latar Belakang Penelitian
Penyebaran informasi yang semakin luas dan cepat saat ini didukung dengan adanya teknologi serta fasilitas internet. Hal itu membuat beberapa Negara membaca keadaan pasar untuk penyebaran produk serta informasinya. Salah satunya adalah Jepang.
Investor-investor dari Negara Jepang tersebut melihat pasar Indonesia menjadi peluang yang baik untuk penyebaran produknya. Menurut Adhi Ketua Umum Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman Indonesia (Gapmmi) mengatakan investor asal Jepang tersebut mengemukakan alasannya yaitu selain pasar yang sudah cukup jenuh di Negara asalnya, mereka juga menilai Indonesia diprediksi menjadi pasar terbesar di ASEAN pada tahun 2015 (Kementrian Perindustrian, 2016). Pada tahun 2030 indonesia diperkirakan berpeluang menjadi salah satu negara yang memiliki kekuatan ekonomi dunia mengalahkan Jerman dan Inggris (Ruslan, 2013).
Seperti yang dikatakan ketua Gapmmi diatas Indonesia diprediksi akan menjadi pasar terbesar, membuat daya beli dan konsumsi pun meningkat (Kementrian
5 Perindustrian, 2016). Pertumbuhan industri makanan dan minuman di Indonesia menggambarkan pertumbuhan yang positif sebesar 9,82 persen atau sebesar Rp. 192,69 triliun di triwulan III 2016 (Kementerian Perindustrian, 2016). Pertumbuhan ini didukung oleh kecenderungan masyarakat menengah keatas yang memilih mengonsumsi makanan dan minuman yang alami dan higienis (Kementerian Perindustrian, 2016). Industri makanan dan minuman yang meningkat tersebut dimanfaatkan oleh para produsen atau perusahaan untuk menciptakan produk yang unggul untuk mendapat keuntungan lebih banyak lagi.
Indonesia memiliki banyak penduduk, jumlah penduduk Indonesia di tahun 2014 sebanyak 253.609.643 juta jiwa (Detik Finance, 2014). Dari jumlah tersebut sebagian besarnya beragama Islam. Selain memiliki jumlah penduduk yang banyak, Indonesia juga adalah negara dengan jumlah penduduk beragama Islam terbanyak didunia. Menurut data dari Fleishman-Hillard Majlis (2012) dalam Simatupang (2016) penduduk beragama Islam di Indonesia sebanyak 205 juta Banyaknya penduduk beragama Islam di Indonesia tersebut, peluang pangsa pasar produk halal saat ini terus meningkat permintaannya (Yusnilaningsih, 2016). Mengutip dari State of the Global Islamic Economy Report 2015/2016 mengatakan bahwa Indonesia berada di posisi pertama sebagai Top Muslim Consumer Food Expenditure Markets sebesar $ 157.6. Hal tersebut membuat para produsen berusaha untuk memenuhi permintaan konsumen atas produk halal. Tidak hanya itu menurut Francisca Marketing Communication Group Head PT Eka Bogainti mengatakan bahwa perusahaan sadar akan penduduk Indonesia sangat selektif dan memiliki sifat berhati-hati dalam memilih makanan yang akan dikonsumsi, hal yang dipertimbangkan dalam pemilihan makanan adalah makanan halal, maka dari itu sebisa mungkin perusahaan mengedepankan kualitas serta menjamin kehalalan dari produknya (Mustinda, 2016).
Banyak produk olahan makanan yang ditawarkan di Indonesia. Dimulai dari olahan makanan tradisional hingga mancanegara. Produk olahan makanan dari mancanegara pun bermacam-macam seperti salah satunya dari negara Jepang dengan produk olahan seperti sushi, ramen, bento, okonomiyaki dan lainya. Produk olahan makanan tersebut dinikmati oleh masyarakat Indonesia. Hampir disetiap sudut Bandung terdapat sebuah kedai makanan sederhana hingga dapat dikatakan mewah menyajikan makanan asal negeri
6 Sakura Jepang seperti Shin men, Hanamasa, Gokana Teppan, Coca Suki Restaurant, Sushi Boon (Agustina, 2015).
Menurut Gayatri dan Chew (2013) dalam Prabowo (2014:269) mengemukakan bahwa kesadaran konsumen muslim di Indonesia dalam mendapatkan produk halal harus sesuai dengan kepercayaan mereka. Sedangkan menurut Wilson dan Liu (2010) dalam Prabowo (2014:269) mengemukakan bahwa tumbuhnya kesadaran konsumen muslim di Indonesia terhadap produk halal membuat produsen memberikan jaminan kepada konsumen dengan menyediakan produk-produk berlabel halal. Pendapat diatas dapat diartikan bahwa mulai munculnya kesadaran konsumen akan produk halal, maka dari itu pemberian label halal pada produk-produk yang akan dipasarkan menjadi penting untuk mendapatkan kepercayaan dari konsumen. Terlihat pula produk halal dan label yang tertera adalah salah satu faktor pendukung konsumen muslim untuk membeli produk. Hal tersebut menunjukan halal menjadi sangat penting.
Selain bermunculannya restaurant Jepang bersertifikat halal. Belakangan ini muncul berita mengenai salah satu restaurant Jepang halal yang menggunakan bahan baku kadaluarsa. Restaurant Jepang Halal tersebut yaitu Marugame Udon (Tempo.co, 2016).
Munculnya berita mengenai penggunaan bahan baku kadaluarsa berkaitan dengan proses rantai pasok didalam perusahaan tersebut. Selain munculnya berita-berita tersebut, dibeberapa restaurant Jepang halal yang mencantumkan logo halalnya pada website, namun masa berlaku halalnya sudah habis, dan perusahaan tersebut tetap mencantumkan logo halalnya. Hal tersebut menunjukan rantai pasok dibutuhkan untuk lebih meyakinkan konsumen atas produk halalnya. Seperti yang dikatakan Pujawan dalam mengelola rantai pasok terdapat tantangan didalamnya, salah satu tantangannya adalah ketidakpastian, yaitu ketidakpastian pasokan bahan baku atau komponen (Pujawan dan Mahendrawathi, 2010:21). Tantangan yang dihadapi tersebut membuat perusahaan lebih memperhatikan lagi pengamanan persediaan (Pujawan dan Mahendrawathi, 2010:21). Menurut Panggah dalam Kementrian Perindustrian RI (2016) perusahaan industri pangan dituntut untuk menerapkan cara sistem manajemen keamanan pangan dan cara pengolahan yang baik, hal tersebut dimulai dari menentukan pemilihan bahan baku, pengolahan produk, pengemasan produk, hingga distribusi dan juga penjualannya. Supply Chain atau rantai pasokan dalam perusahaan tersebut saling berkaitan untuk mencapai tingkat kepuasan pelanggan yang
7 lebih tinggi, hal tersebut akan menjadi kekuatan yang besar pula bagi perusahaan untuk meningkatkan efisiensi dan keuntungan dalam bersaing (Heizer dan Render, 2015:4).
Kualitas kinerja rantai pasok suatu perusahaan didukung oleh berbagai elemen dalam pelayanan terhadap konsumen. Pada saat perusahaan melakukan pengelolaan dalam rantai pasok, maka perusahaan akan memberikan pelayanan yang cepat, produk yang berbeda dan memiliki kualitas yang tinggi dengan biaya yang rendah (Busdiastuti dan Aghnina, 2012). Perusahaan yang unggul ditandai dengan adanya bentuk pengelolaan aktivitas berupa aktivitas rantai pasok utama dan aktivitas pendukung yang memiliki nilai bagi pelanggan, yaitu aktivitas menurunkan biaya produk, aktivitas membedakan produk dan juga aktivitas yang sesegera mungkin memenuhi kebutuhan pelanggan (Budiastuti dan Aghnina, 2012).
Adanya internet memudahkan dalam pencarian informasi, selain itu internet pun mendukung proses bisnis agar bertahan dalam keadaan persaingan yang semakin ketat ini (Ang, 2014:74). Penggunaan internet pada rantai pasok dapat menyebarkan informasi ke seluruh pihak, yang mana informasi tersebut akan tersampaikan lebih cepat, akurat, dan murah (Pujawan dan Mahendrawathi, 2010:21). Dalam hal ini internet dapat menyediakan layanan yang dapat diakses kapanpun dan dimanapun disaat perusaahaan membutuhkan aliran informasi tersebut. Informasi itu penting bagi kinerja rantai pasok karena hal tersebut dijadikan dasar bagi pelaksanaan rantai pasok dan juga sebagai dasar pengambilan keputusan oleh manajer, karena tanpa adanya informasi tersebut manajer tidak akan mengetahui tentang permintaan dari pelanggan, jumlah bahan yang tersedia dan produk yang harus dibuat (Pujawan dan Mahendrawathi, 2010:259).
Informasi pada rantai pasok dibutuhkan guna menjadi dasar pelaksanaan rantai pasok serta dasar bagi manajer untuk mengambil keputusan (Pujawan dan Mahendrawathi, 2010:259). Menurut Simci-Levi et al. (2004) dalam Pujawan dan Mahendrawathi (2010:261) mengatakan sistem informasi digunakan sebagai alat, yang dapat berupa perangkat keras ataupun perangkat lunak, yang berguna untuk mengetahui informasi yang kemudian informasi tersebut dianalisis untuk selanjutnya dapat diambil keputusan terbaik pada rantai pasok. Informasi mengenai kinerja rantai pasok tersebut dimasukan oleh perusahaan dalam hal ini perusahaan Japanese food halal kedalam website yang
perusahaan miliki guna menginformasikan kepada konsumen atas kehalalan
8 produk yang mereka miliki. Hal tersebut didasarkan pada keterbukaan yang mendukung pertukaran data maupun informasi baik yang ada dalam perusahaan maupun diluar perusahaan (termasuk didalamnya pemasok, produsen hingga konsumen akhir) (Tampubolon, 2014:221).
Berdasarkan penjelasan-penjelasan diatas, informasi mengenai kinerja rantai pasok memiliki karakteristik tersendiri untuk dapat digunakan secara maksimal oleh perusahaan Japanese food halal, termasuk pada Udin Ramen yang membutuhkan juga informasi tersebut. Terlihat juga dari munculnya berita mengenai salah satu perusahaan Japanese food halal. Informasi mengenai kinerja rantai pasok berguna untuk memberikan informasi kepada seluruh pihak yang terlibat dalam proses bisnis untuk meningkatkan daya beli dan juga daya saing dengan perusahaan sejenis lainnya. Selain perusahaan, konsumen pun penting mengetahui tentang informasi kinerja rantai pasok agar mereka mendapatkan informasi terkait proses dari mulai pemasokan bahan baku hingga produk tersebut sampai ke tangan konsumen akhir. Dari informasi tersebut konsumen akan mengetahui bahwa sertifikat dan label halal yang diperoleh oleh perusahaan tersebut benar adanya sesuai dengan keadaan dilapangan.
Salah satu perusahaan yang berkecimpung pada Japanese food halal adalah Udin Ramen Menurut Gustian (2017) pemilik dari Udin Ramen mengatakan, informasi mengenai kinerja rantai pasok berguna bagi perusahaan serta dapat dijadikan sebagai informasi atau konten yang dapat ditambahkan pada website yang sedang mereka kembangkan. Namun karakteristik informasi mengenai kinerja rantai pasok untuk Japanese food halal itu perlu diketahui seperti apa saja komponen yang ada didalamnya agar informasi mengenai rantai pasok tersebut sesuai dengan yang dibutuhkan oleh konsumen. Kebutuhan ini dikategorikan dalam kebutuhan yang tidak dinyatakan, yang mana kebutuhan yang tidak dinyatakan memiliki arti bahwa konsumen mengharapkan pelayanan yang baik dari perusahaan tersebut (Kotler dan Keller, 2009:13)
Pada penelitian ini digunakan Supply Chain Operations Reference (SCOR) sebagai variabel penelitian. Menurut Supply Chain Council (2006) dalam Irawan, et al. (2016:525) model SCOR dipilih karena dewan Supply Chain Council merekomendasikan kerangka kerja kinerja metriks, proses, praktiknya, orang-orang yang ada didalam struktur tersebut.
Kerangka kerja tersebut mendukung terjadinya komunikasi diantara mitra dalam rantai
9 pasokan serta meningkatkan keefektivitasan Supply Chain Management, teknologi didalamnya serta kegiatan perbaikan yang dilakukan (Supply Chain Council, 2006 dalam Irawan, et al. 2016:525).
Selain itu digunkan Quality Function Deployment (QFD) sebagai metode atau alat dalam penelitian ini. Penggunaan QFD diperlukan untuk meningkatkan kualitas dari produk, karena hal tersebut dapat membantu dalam mengidentifikasi karakteristik desain (Mahaptra dan Mohanty, 2013: dalam Hendayani dan Prahatikno, 2016:65). Tahapan yang dilakukan dimulai dari pengumpulan sampel untuk pengisian kuisioner dan mencari tahu atribut apa saja yang dibutuhkan oleh konsumen terhadap informasi mengenai kinerja rantai pasok pada Japanese food halal khususnya Udin Ramen. Kemudian dilakukan wawancara mendalam terhadap ahli informasi untuk mengetahui spesifikasi teknis (Hendayani dan Prahatikno, 2016:63).
Berdasarkan penjelasan dan fenomena latar belakang diatas maka dilakukan penelitian dengan judul “Penentuan Karakteristik Informasi mengenai Kinerja Rantai Pasok Menggunakan Pendekatan Quality Function Deployment (QFD) dengan Variabel SCOR pada Japenese Food Halal (Studi pada Udin Ramen)”.
1.3. Perumusan Masalah
Berdasarkan dari uraian fenomena yang menjadi latar belakang penelitian, maka fenomena yang dapat diidentifikasi yaitu :
1. Hal-hal yang menjadi kebutuhan yang diinginkan oleh para konsumen terhadap informasi mengenai kinerja rantai pasok pada produk Japanese food halal khususnya Udin Ramen.
2. Hal-hal yang menjadi karakteristik dari informasi mengenai kinerja rantai pasok pada Japanese food halal khususnya Udin Ramen menurut pendapat ahli.
3. Atribut-atribut yang memiliki nilai kontribusi paling besar dari keseluruhan atribut yang terdapat pada bobot matriks.
1.4 Pertanyaan Penelitian
Berdasarkan perumusan masalah yang dijelaskan diatas maka muncul pertanyaan penelitian sebagai berikut :
10 1. Apa saja yang menjadi kebutuhan yang diinginkan oleh para konsumen terhadap informasi mengenai kinerja rantai pasok pada produk Japanese food halal khususnya Udin Ramen ?
2. Apa saja yang menjadi karakteristik dari informasi mengenai kinerja rantai pasok pada Japanese food halal khususnya Udin Ramen menurut pendapat ahli ?
3. Apa yang menjadi atribut yang memilik nilai kontribusi paling besar dari keseluruhan atribut yang terdapat pada bobot matriks ?
1.5. Tujuan Penelitian
Berdasarkan perumusan masalah dan pertanyaan penelitian yang dipaparkan diatas, maka muncul tujuan dari penelitian yang dapat diidentifikasi yaitu
1. Untuk mengatahui kebutuhan apa saja yang diinginkan oleh para konsumen terhadap informasi mengenai kinerja rantai pasok pada Japanese food halal khususnya Udin Ramen.
2. Untuk mengetahui karakteristik informasi mengenai kinerja rantai pasok pada Japanese food halal khususnya Udin Ramen menurut pendapat ahli.
3. Untuk mengetahui atribut apa saja yang memiliki nilai kontribusi paling besar dari keseluruhan atribut yang terdapat pada bobot matriks.
1.6. Kegunaan Penelitian
Adapun hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kegunaan bagi pihak- pihak sebagai berikut penjelasannya :
1.6.1 Aspek Teoritis
Kegunaan dari aspek teoritis peneliti memberi sedikit kontribusi dan referensi pengetahuan dalam bidang manajemen operasi khususnya yang berhubungan dengan karakteristik pada informasi mengenai kinerja rantai pasok pada Udin Ramen. Selain itu hasil dari penelitian yang diperoleh di penelitian ini dapat digunakan sebagai referensi bagi peneliti selanjutnya.
1.6.2 Aspek Praktis
Pada kegunaan penelitian dilihat dari aspek praktis penelitian ini dapat memberikan masukan kepada pihak perusahaan untuk menentukan karakteristik mengenai informasi
11 kinerja rantai pasok Udin Ramen yang dapat diterapkan pada website, aplikasi atau media sosial yang dimiliki oleh perusahaan.
1.7. Ruang Lingkup Penelitian 1.7.1 Lokasi dan Objek Penelitian
Lokasi penelitian ini dilakukan di Bandung Jawa Barat. Penelitian difokuskan pada responden yang pernah membeli makanan Jepang halal.
1.7.2 Waktu dan Periode Penelitian
Waktu dan periode pelaksanaan penelitian ini terhitung dari bulan Agustus 2016 hingga Maret 2017.
1.8 Sistematika Penulisan
Gambaran mengenai penelitian yang dilakukan, dapat disusun dalam sistematika penulisan yang berisi mengenai informasi materi dan hal-hal yang akan dibahas dalam setiap babnya. Berikut ini adalah sistematika penulisan penelitian yang dilakukan:
Bab I : PENDAHULUAN
Bab I ini berisi mengenai penjelasan secara umum tentang gambaran umum obyek studi penelitian, latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian, kegunaan dari penelitian ini yang dibagi menjadi dua yaitu dilihat dari aspek teoritis dan praktis, dan yang terakhir sistematika penulisan penelitian yang dilakukan.
Bab II : TINJAUAN PUSTAKA
Pada bab II dijelaskan mengenai hasil kajian kepustakaan yang berhubungan dengan masakah yang akan diteliti. Bab ini didalamnya meliputi uraian tentang landasan teori yang digunakan sebagai dak sar dari analisis penelitian, kemudian selanjutnya ada mengenai penelitian terdahulu dan kerangka penelitian.
Bab III : METODOLOGI PENELITIAN
Pada bab III ini menjelaskan tekait pendekatan, metode dan teknik yang digunakan untuk mengumpulkan dan menganalisis data sehingga dapat menjelaskan mengenai masalah penelitian.
Bab IV : HASIL DAN PEMBAHASAN
Pada bab IV ini dijelaskan mengenai deskripsi objek penelitian, hasil analisis, dan pengolahan data yang didalamnya termasuk pembahasan, yang disajikan secara
12 sistematis sesuai dengan lingkup penelitian dan konsistem dengan tujuan penelitian yang ada.
Bab V : KESIMPULAN DAN SARAN
Bagian kesimpulan dan saran akan dijelaskan mengenai kesimpulan dari penelitian yang telah dilakukan serta saran maupun rekomendasai yang dapat diberikan kepada perusahaan maupun pihak lainnya yang membutuhkan.