• Tidak ada hasil yang ditemukan

MAJU, p-issn: Volume 8 No. 2, September 2021 e-issn: Page :

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "MAJU, p-issn: Volume 8 No. 2, September 2021 e-issn: Page :"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

101

Perbedaan Peningkatan Kemampuan Pemahaman Konsep Matematis Siswa melalui

Model Pembelajaran Project Based Learning dengan Model Pembelajaran Problem Based

Instruction pada Materi Bangun Datar Kelas VII SMP Swasta Silindak T.P. 2020/2021

1)Evania Sianturi, 2)Haryati Ahda Nasution

Universitas Muslim Nusantara Al Washliyah Medan, Jl. Garu II A No. 93, Kec. Medan Amplas, Kel. Harjosari I, Kota Medan, Email : evaniasianturi10@gmail.com

Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan peningkatan kemampuan pemahaman konsep

matematis siswa melalui model pembelajaran Project Based Leraning dengan model pembelajaran Problem Based Instruction. Penelitian ini dilakukan terhadap siswa kelas VII SMP Swasta Silindak. Sampel ditetapkan dengan purposive sampling. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu quasi eksperimet dengan melibatkan dua kelas yaitu kelas eksperimen I (VIIA) dan kelas eksperimen II (VIIB). Kedua kelas diberikan pretest, kemudian

diberikan perlakuan dikelas eksperimen I dengan menggunakan model pembelajaran Project Based Learning sedangkan dikelas eksperimen II diberikan perlakuan dengan menggunakan model pembelajaran Problem Based Instruction. Setelah kedua kelas diberikan perlakuan maka diberikan posttest kepada kedua kelas. Hasil dari penelitian sebelum diberikan perlakuan maka kemampuan kedua kelas sama yaitu thitung< ttabel yaitu 1,43< 1,877

sedangkan setelah diberikan perlakuan maka thitung >ttabel yaitu 2,091> 1,877. Kesimpulan dalam penelitian ini adalah

Terdapat perbedaan peningkatan kemampuan pemahaman konsep matematis siswa yang diaajr menggunakan model pembelajaran Project Based Learning dengan siswa yang diajar dengan menggunakan model pembelajaran Problem Based Instruction. Model pembelajaran Project Based Learning lebih baik daripada model pembelajaran Problem Based Instruction untuk mempermudah dalam memahami konsep materi pelajaran.

Kata Kunci: Model pembelajaran Project Based Learning, Problem Based Instruction dan pemahaman konsep.

PENDAHULUAN

Menurut Dwi zulfahrani (2018) dalam Undang - Undang Republik Nomor 20 Tahun 2003 “Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara”. Pendidikan adalah suatu proses pembelajaran yang dimana membentuk karakter, pengetahuan dan sifat seseorang dari semula yang tidak tahu mengenai didikan menjadi lebih mengetahui sedikit banyaknya tentang ilmu tersebut.

Ada beberapa siswa mengatakan bahwa matematika adalah pelajaran yang kurang meyenangkan. Dengan begitu, semua orang harus mempelajarinya. Karena matematika sangat erat kaitannya dalam kehidupan sehari-hari. Dapat disimpulkan bahwa Matematika merupakan salah satu silabus dalam pelajaran di sekolah dimana pelajaran tersebut mempelajari

tentang perhitungan suatu angka, nominal, bangun ruang, aljabar maupun alogaritma.

Pemahaman konsep matematis merupakan salah satu tujuan yang mendasar dalam proses pembelajaran matematika dan salah satu tujuan dari materi yang disampaikan guru. Siswa yang telah memahami konsep dengan baik dalam proses pembelajaran dimungkinkan memiliki prestasi belajar yang tinggi karena lebih mudah mengikuti pembelajaran sedangkan siswa yang tidak memahami konsep cenderung lebih sulit mengikuti pembelajaran. Oleh karena itu, setiap siswa haruslah memiliki pemahaman konsep sebagai dasar untuk menguasai matematika itu sendiri serta menunjang pengembangan cabang-cabang ilmu lainnya.

Salah satu penyebab rendahnya pemahaman konsep matematis siswa adalah sekolah masih menggunakan model pembelajaran konvensional. Pembelajaran konvensional adalah pembelajaran yang masih berpusat pada guru (teacher center) yang menjadikan pasif dan kesulitan memahami konsep yang dipelajari sehingga membuat

(2)

102 dangkalnya pemahaman siswa terhadap

konsep-konsep matematika. Selain itu, pembelajaran konvensional kurang memberikan kesempatan berinteraksi antara siswa dengan siswa maupun siswa dengan guru. Hal ini mengakibatkan kurangnya interaksi antara guru dan siswa, menjadikan siswa pasif, kurang perhatian untuk belajar kreatif dan mandiri serta situasi belajar terasa membosankan.

Upaya mengatasi permasalahan-permasalahan tersebut, salah satu upaya meningkatkan pemahaman konsep matematis siswa adalah dengan melakukan inovasi pembelajaran di kelas. Model pembelajaran yang dipilih harus dapat mengembangkan pola pikir dan mengaitkan konsep-konsep dalam matematika. Salah satu alternatifnya adalah model Project Based Learning dan Problem

Based Instruction.

Model Project Based Learning adalah model pembelajaran yang menggunakan proyek sebagai sarana pembelajaran untuk mencapai kompetensi sikap, pengetahuan dan keterampilan. Penekanan pembelajaran terletak pada peserta didik untuk memecahkan masalah dengan menerapkan keterampilan meneliti,

menganalisis, membuat hingga

mempresentasikan produk pembelajaran berdasarkan pengalaman nyata. Model pembelajaran ini memperkenankan peserta didik untuk bekerja secara mandiri maupun berkelompok dalam mengkonstribusikan produk nyata (autentic) yang bersumber dari masalah nyata dalam kehidupan sehari-hari. Dengan demikian diharapkan model Project Based

Learning dapat meningkatkan kemampuan

pemahaman konsep matematis siswa.

Model Problem Based Instruction

adalah model pembelajaran yang melibatkan peserta didik untuk memecahkan suatu masalah melalui tahap-tahap metode ilmiah sehingga peserta didik dapat mempelajari pengetahuan yang berhubungan dengan masalah dan sekaligus memiliki keterampilan untuk memecahkan masalah. Problem Based Instruction termasuk eksperimentasi sebagai

suatu alat untuk memecahkan masalah.

METODE PENELITIAN

Penelitian ini termasuk penelitian eksperimen dalam jenis peneitian eksperimen semu (quasi eksperiment). Dalam penelitian ini dilibatkan dua kelas yang diberi perlakuan yang berbeda. Berikut ini disajikan dalam bentuk tabel berikut:

Tabel 1. Desain Penelitian Ekperimen I O 1 X 1 O2 Ekperimen II O1 X2 O2 Sumber : Sugyono, 2019 Dimana :

O1 = Pemberian pretest pada kelas ekperimen I dan kelas eksperimen II O2 = Pemberian posttest pada kelas eksperimen I dan kelas eksperimen II X1 = Pemberian perlakuan pada kelas

ekperimen I dengan Model Project Based Learning

X2 = Pemberian perlakuan pada kelas eksperimen II dengan Model Problem Based Instruction

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh kelas VII SMP SWASTA SILINDAK tahun pelajaran 2020/2021 yang terdiri dari 2 kelas dengan jumlah siswa 40 orang. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah teknik Purposive Sampling. Maka peneliti mengambil keas VIIA sebagai kelas eksperimen I dengan jumlah 20 siswa dengan menggunakan model Project Based Learning dan kelas VIIB sebagai kelas ekperimen II dengan jumlah 20 siswa dengan menggunakan model Problem

Based Instruction.

Instrument yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan uji coba validitas butir soal, reabilitas soal, tingkat kesukaran soal dan daya pembeda soal. Prosedur yang digunakan dalam penelitian ini terdapat 3 tahapan yaitu tahap persiapan, tahap pelakasanaan dan tahap akhir. Sebelum penelitian ini dilakukan terlebih dahulu dilakukan validasi instrumen tes yang divalidkan kepada siswa.

(3)

103 HASIL PENELITIAN

Deskripsi Hasil Penelitian

Dari hasil posttest kemampuan pemahaman konsep matematis siswa yang diperoleh dari kelas eksperimen I dan eksperimen II disajikan dalam tabel sebagai berikut:

Tabel 1. Pemahaman Konsep Matematis Siswa Statistik Kelas Eksperimen I Eksperimen II Banyak Siswa 20 20 Nilai Maximum 95 90 Nilai Minimum 70 65 Rata-rata 81 77,57 Varians 79,08 61,11

Tabel 1. Menujukkan data pada kelas eksperimen I yang diajar dengan model pembelajaran Project Based Learning dan kelas eksperimen II yang diajar dengan menggunakan model pembelajaran Problem Based Instruction. rentang nilai pada kelas eksperimen I yaitu 95-70 = 25 dan rentang nilai pada kelas eksperimen II yaitu 25. Rentang nilai pada kedua kelas tersebut sama. Nilai siswa tertinggi dikelas eksperimen I yaitu 95. Artinya pemahaman konsep matematis siswa lebih baik dikelas eksperimen I.

Jika dilihat dari nilai rata-rata kedua kelas, kelas eksperimen I lebih baik daripada kelas eksperimen II. Varians skor pemahaman konsep kelas eksperimen I lebih tinggi daripada kelas eksperimen II, dengan kata lain nilai siswa kelas eksperimen I lebh menyebar dibandingkan kelas eksperimen II.

Berdasarkan perhitungan daftar nilai posttest kelas eksperimen I dan kelas eksperimen II perbandingan persebaran data didua kelas dapat dilihat pada gambar dibawah ini.

Gambar 1. Grafik Perbandingan Nilai Posttest Pemahaman Konsep Matematis Siswa Kelas Eksperimen I dan Kelas Eksperimen II.

pada kurva diatas terlihat jelas bahwa nilai tertinggi dari dua kelas tersebut terdapat pada kelas eksperimen I dengan nilai 95 sedangkan nilai terendah pada kelas eksperimen II dengan nilai 65. Hal tersebut menunjukkan bahwa kemampuan pemahaman konsep matematis siswa pada kelas eksperimen I lebih baik dibandingkan kelas eksperimen II.

HASIL PENELITIAN 1. Uji Normalitas

Dalam penelitian ini uji coba normalitas ini digunakan adalah uji liliefors. Dengan syarat normal adalah L0 < Ltabel pada taraf α = 5%. Secara ringkas hasil perhitungan nilai posttest dapat dilihat pada table 2.

Tabel 2. Hasil perhitungan uji normalitas posttest

Kelas N Lhitung Ltabel (α =0,05) Kesimpulan Ekspe rimen I 20 0,143 8 0,190 Data yang berasal dari populasi yang berdistribusi normal Ekspe rimen II 20 0,125 5 2. Uji Homogenitas

Dari hasil perhitungan uji homogenitas kemampuan pemahaman konsep matematis siswa kelas Eksperimen II pada lampiran diperoleh Fhitung = 1,2939 sedangkan berdasarkan nilai tabelF diperoleh Ftabel =2,17 pada taraf

0 2 4 6 65 72 78 85 95 Fr e ku e n si

Nilai Siswa

kelas eksperimen I kelas eksperimen II

(4)

104 signifikan α =5% karena Fhitung < Ftabel maka H0

diterima artinya kedua sampel berasal dari populasi yang sama atau homogen.

Tabel 4.8

Hasil Perhitungan Uji Homogenitas Posttest Kelas N Fhitung Ftabel (α

=0,05) Kesimpulan Eksperimen I 20 1,29 39 2,17 Data yang berasal dari populasi yang homogeny Eksperimen II 20 3. Uji Hipotesis

Setelah dilakukan uji prasyarat analisis kemudian dilakukan uji hipotesis. Pengujian dilakukan untuk mengetahui apakah ada perbedaan peningkatan kemampuan pemahaman konsep matematis siswa melalui model pembelajaran Project Based Learning dan

Problem Based Instruction dan untuk

mengetahui rata-rata kemampuan pemahaman konsep matematis siswa pada kelas eksperimen II dengan diterapkan model pembelajaran

Problem Based Instruction. Untuk kemudian

rata-rata kemampuan pemahaman konsep matematis siswa pada kelas eksperimen I dibandingkan dengan rata-rata kemampuan pemahaman konsep matematis siswa pada kelas eksperimen II. Dengan pengujian hipotesis sebagai berikut:

H0 : µ1 = µ2 Tidak terdapat perbedaan

peningkatan kemampuan

pemahaman konsep matematis siswa melalui model Project Based

Learning dan model Problem Based Instruction pada kelas VII SMP

Swasta Silindak

Ha : µ1 > µ2 Terdapat perbedaan peningkatan kemampuan pemahaman konsep matematissiswa melalui model

Project Based Learning dan model Problem Based Instruction pada

kelas VII SMP Swasta Silindak Pengujian hipotesis tersebut di uji t dengan kriteria pengujian jika Thitung < Ttabel H0 diterima dan Ha ditolak dan jika Thitung < Ttabel H0 ditolak dan Ha diterima.pada taraf signifikan 5% atau 0,05.

Berdasarkan pengujian hipotesis yang menggunakan uji kesamaan dua rata-rata

sebelum diberi perlakuan maka Thitung = 0,8145 sedangkan Ttabel =1,81 karena Thitung < Ttabel maka H0 diterima. Kemampuan pemahaman konsep kelas eksperimen I sama dengan kemampuan pemahaman konsep kelas eksperimen II. Sedangkan setelah diberikan perlakuan yang kepada kedua kelas maka dapat Thitung =2,091 sedangkan berdasarkan tabel distribusi t untuk dk = n1 + n2 – 2 diperoleh Ttabel =1,81 karena Thitung > Ttabel maka Ha diterima dan Ho ditolak, yang artinya tingkat kepercayaan 90% kemampuan pemahaman konsep matematis siswa yang diajar melalui model pembelajaran

Project Based Learning pada kelas esperimen I

lebih baik dibandingkan dengan model pembelajaran Problem Based Instruction pada kelas eksperimen II.

PEMBAHASAN

Penelitian ini dilaksanakan di SMP Swasta Silindak, peneliti memilih SMP Swasta Silindak sebagai tempat penelitian dikarenakan sekolah tersebut belum menerapkan model pembelajaran Project Based Learninng dan model pembelajaran Problem Based Instruction. Permasalahan yang terdapat disekolah tersebut adalah kurangnya kemampuan pemahaman konsep matematika dikarenakan siswa beranggapan bahwa matematika pelajaran yang susah sehingga dalam proses pembelajaran siswa belum dapat menangkap konsep matematika dengan baik. Peneliti ingin melihat apakah terdapat perbedaan peningkatan kemampuan pemaahamn konsep matematis siswa melalui model pembelajaran Project Based Learning dengan model pembelajaran Problem Based

Istruction.

Penelitian mempunyai tiga variabel yang dijadikan objek penelitian, yaitu variabel bebas berupa model Project Based Learning dan model Problem Based Instruction sedangkan variabel terikatnya yaitu kemampuan pemahaman konsep matematis. Penelitian ini dilakukan 6 kali pertemuan dengan rincian 1 kali pertemuan untuk pretest, 4 kali pertemuan untuk memberikan perlakuan dan 1 kali untuk posttest. Materi yang digunakan dalam penelitian adalah segiempat, peneliti menggunakan 2 kelas sebagai sampel penelitian. Sebelum penelitian dimulai, kedua sampel tersebut ditetapkan

(5)

105 sebagai kelas eksperimen I dan kelas eksperimen

II.

Kelas VIIA terpilih sebagai kelas eksperimen I dan kelas VIIB terpilih sebagai kelas eksperimen II. Dari kedua sampel terpilih kelas eksperimen I menggunakan model pembelajaran Project Based Learning dan kelas eksperimen II menggunakan model pembelajaran Problem Based Instruction. Pada saat peneliti melakukan penelitian, peneliti memberi soal pretest dan posttest sebelum dan sesudah menggunakan model pembelajaran

Project Based Learning untuk kelas eksperimen

I dan menggunakan model pembelajaran

Problem Based Instruction untuk kelas

eksperimen II. Lembar soal yang diberikan berupa tes pengetahuan berbentuk essay sebanyak 5 butir soal yang memuat indikator kemampuan pemahaman konsep.

Berikut ini perbedaan peningkatam kemampuan pemahaman konsep matematis antara kelas eksperimen I dan kelas eksperimen II yang berdasarkan 3 indikator:

Gambar 4.5. Hasil Tes Kemampuan

Pemahaman Konsep Matematis Siswa Kelas Eksperimen I

Gambar 4.6. Hasil Tes Kemampuan

Pemahaman Konsep Matematis SIswa Kelas Eksperimen II

Terlihat adanya perbedaan dari menjawab siswa pada tes akhir kemampuan pemahaman konsep matematis siswa. siswa kelas ekperimen I sebagian besar mengerjakan soal lebih lengkap dan tepat dibandingkan dengan kelas ekperimen II. Akan tetapi setiap kelas memahami aspek-aspek dari pembelajaran tersebut.

Berdasarkan penjelasan diatas diperoleh gambaran bahwa model pembelajaran Project

Based Learning memberi kontribusi yang

signifikan terhadap peningkatan kemampuan

pemahaman konsep matematis siswa pada materi segiempat. Siswa lebih mudah memahami dan mengerjakan permasalahan-permasalahan tentang segiempat dengan model pembelajaran

Project Based Learning.

Model pembelajaran Project Based

Learning merupakan salah model pembelajaran

kontextual yang menuntut siswa aktif dalam proses pembelajaran. Model pembelajaran

Project Based Learning mengarahkan siswa

untuk berperan aktif dalam menemukan sendiri konsep pembelajaran sehingga siswa mempunyai kesempatan untuk menemukan sendiri konsep pembelajaran terutama pada materi bangun datar segiempat.

Dalam penelitian ini tentu masih banyak kelemahan-kelemahan seperti keterbatasan waktu penelitian serta kemampuan penulisan. Untuk selanjutnya penulis berharap terdapat penelitian yang sama dengan waktu yang cukup serta fasilitas yang lebih baik sehingga dapat menghasilkan penelitian yang lebih baik pula.

KESIMPULAN

Berdasarkan dari hasil penelitian dan pembahasan yang dilakukan, maka disimpulkan bahwa:

Terdapat perbedaan peningkatan kemampuan pemahaman konsep matematis siswa yang diaajr menggunakan model pembelajaran Project Based Learning dengan siswa yang diajar dengan menggunakan model pembelajaran Problem Based Instruction. Model pembelajaran Project Based Learning lebih baik daripada model pembelajaran Problem Based

Instruction untuk mempermudah dalam

memahami konsep materi pelajaran

SARAN

Berdasarkan kesimpulan diatas maka penulis menyatakan beberapa saran sebagai berikut:

1. Disarankan kepada guru agar kiranya menerapkan model pembelajaran Project

Based Learning karena lebih baik dalam

upaya meningkatakn kemampuan pemahaman konsep.

2. Bagi sekolah, sebagai bahan sumbangan pemikiran dalam rangka memperbaiki proses pembelajaran matematika serta

(6)

106 untuk meningkatkan kemampuan

pemahaman konsep matematis siswa. 3. Bagi peneliti selanjutnya, hasil penelitian

ini agar dapat dijadikan salah satu sumber informasi dan bahan mengadakan penelitian yang lebih lanjut.

DAFTAR PUSTAKA

Aminah, S. (2012). Pengaruh Model Problem

Based Instruction Terhadap

Pemahaman Konsep Belajar

Matematika Siswa Kelas VII SMP N 2 Bangkinang. Skripsi FTK, Universitas

Islam Nusantara Sultan Syarif Kasim Riau, Pekanbaru.

Aqib, Zainal dan Murtadlo, Ali. (2018).

Kumpulan Metode Pembelajaran

Kreatif dan Inovatif. Margahayu Permai,

Bandung: PT. Sarana Tuturial Nurani Sejahtera.

Asri, N. (2020). Penerapan Model Pembelajaran PjBL (Project Based

Learning) Berbasis STEM untuk

Meningkatkan Kemampuan Pemahaman Konsep Matematis Ditinjau dari Gaya Kognitif Peserta Didik. (Skripsi). FTK,

Universitas Islam Negeri Raden Intan, Lampung.

Asrul, dkk. (2014). Evaluasi Pembelajaran, Bandung: Citapustaka Media

Diana, P., et all. (2020). Kemampuan Pemahaman Konsep Matematis Siswa: Ditinjau dari Kategori Kecemasan Matematik. Supremum Jurnal of Mathematics Education, 4(1), 24-32

Fathurrohman, M. (Ed.). (2015). Model-Model

Pembelajaran Inovatif. Jogjakarta:

AR-RUZZ MEDIA.

Hasan, Iqbal. (2012). Pokok-Pokok Materi

Statistik 2 (Statistik Inferensif). Jakarta:

PT. Bumi Aksara.

Istarani. (2012). 58 Model Pembelajaran

Inovatif. Medan: MEDIA PERSADA.

Khikmah, A. (2015). Efektivitas Model Pembelajaran Project Based Learning Terhadap Keaktifan Dan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Pada Materi Garis Dan Sudut Kelas Vii Mts Tarbiyatul

Mubtadiin Wilalung Demak Tahun Pelajaran 2014/201. Skripsi FITK,

Universitas Islam Negeri Walisongo, Semarang.

Purba, A. (2020). Pemahaman Dalam

Pembelajaran Matematika. Skripsi

FMIPA, UNIMED.

Ruqoyyah, S., et all (2020). Kemampuan

Pemahaman Konsep dan resiliensi Matematika dengan VBA Microsoft Excel. Purwakarta : CV. Tre Alea Jacta

Pedagogie.

Sudjana. (2012). Metoda Statistika. Bandung : TARSITO.

Sujana. H. A., et all. (2020). Model-Model

Pembelajaran Inovatif: Teori dan

Implementasi. Depok: PT.

RAJAGRAFINDO PERSADA.

Suhendar, N. (2014). Upaya Meningkatkan

Kemampuan Pemahaman Konsep

Matematika dengan Metode

Pembelajaran Thingking Aloud Pair Problem Solving (TAPPS). Skripsi

FITK, UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta. Tri, M., A. (2018). Efektivitas Model

Pembelajaran Project Based Learning (PjBL) terhadap Pemahaman Konsep Matematika dan Kreativitas Siswa.

Skripsi FST, Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga, Yogyakarta.

Wulandari, Y., et all. (2018). Deskripsi Pemahaman Konsep Bangun Datar oleh Siswa Kelas VIII SMP Negeri 03 Salatiga berkemampuan Rendah. MAJU, 5(2), 76-87

Yosi, N. A. (2019). Efektivitas Model

Pembelajaran Student Teams

Achievement Division (STAD) dalam

Meningkatkan Pemahaman Konsep

Belajar Matemaika Siswa. Skripsi FKIP,

Universitas Muslim Nusantara Al-washliyah, Medan.

Gambar

Gambar  1.  Grafik  Perbandingan  Nilai  Posttest  Pemahaman  Konsep  Matematis  Siswa      Kelas  Eksperimen  I  dan  Kelas  Eksperimen II
Gambar  4.5.  Hasil  Tes  Kemampuan  Pemahaman  Konsep  Matematis  Siswa  Kelas  Eksperimen I

Referensi

Dokumen terkait

Adapun tujuan penelitian perbaikan pembelajaran adalah untuk meningkatkan hasil belajar mata pelajaran IPA dengan penerapan metode demonstrasi Siswa Kelas VI SD

Pada Gambar 2 dapat dilihat bahwa semakin lama waktu ekstraksi maka konsentrasi flavonoid yang diperoleh semakin meningkat dan dalam waktu tertentu konsentrasi

Hal ini diperkuat dari hasil penelitian ini didapatkan bahwa odds ratio (OR) dari variabel asal peminatan (3) adalah 3 artinya alumni yang asal peminatan pada saat

Hasil akhir dari perancangan model ini berupa rancangan model proses bisnis, rancangan model data dan rancangan model jaringan untuk pengelolaan

Kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini ialah kuesioner tabulasi dimana daftar pertanyaan atau pertanyaan kepada responden yang akan mengasilkan gradasi

Pastinya mereka menyarankan anda untuk sholat tahajud,jika di jawab kenapa? Ya karena di waktu sholat tahajudlah malaikat turun untuk melihat amalan apa yang

Tujuan Penelitian: Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan efek antikonvulsi ekstrak daun lenglengan pada mencit Balb/c yang telah diinduksi PTZ dan menentukan dosis

17 Menerapkan tata laksana perikanan yang bertang-gungjawab 80 18 Menerapkan penanganan dan penyimpanan hasil tangkap 80 19 Melakukan penangkapan ikan dengan berbagai alat 80 20