• Tidak ada hasil yang ditemukan

MANAJEMEN PEMBELAJARAN NAHWU SHOROF DENGAN MENGGUNAKAN METODE TAMYIZ PADA PPTQ TD TARBIYATUL UMMAH SUKOHARJO JAWA TENGAH

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "MANAJEMEN PEMBELAJARAN NAHWU SHOROF DENGAN MENGGUNAKAN METODE TAMYIZ PADA PPTQ TD TARBIYATUL UMMAH SUKOHARJO JAWA TENGAH"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

MANAJEMEN PEMBELAJARAN NAHWU SHOROF DENGAN

MENGGUNAKAN METODE TAMYIZ PADA PPTQ TD TARBIYATUL

UMMAH SUKOHARJO JAWA TENGAH

Oleh:

Sutino & Nurul Istiqomah

Abstrak

Manajemen Pembelajaran Nahwu-Sharaf dengan menggunakan Metode Tamyiz di PPTQ TD Tarbiyyatul Ummah Sukoharjo Tahun Ajaran 2016/2017. Latar belakang kehadiran kitab Tamyiz dengan tingkat keberhasilan pencapaian targetatau sasaran pembelajaran pada anak usia SD (Sekolah Dasar) atau MI (Madrasah Ibtidaiyah) dan anak kecil (yang sudah bisa membaca al-Qur’an) mereka dapat mengembangkan potensi dirinya untuk menerjemahkan, menuliskan serta mengajarkanAl-Qur’an dan kitab kuning.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kualitas manajemen pembelajaran Nahwu-Sharaf dengan Menggunakan Metode Tamyiz di PPTQ TD Tarbiyyatul Ummah ditinjau dari aspek perencanaan, aspek pengorganisasian, aspek pelaksanaan dan aspek evaluasi, serta mengetahui faktor pendorong dan penghambat manajemen pembelajaran nahwu-sharaf dengan menggunakan metode tamyiz di PPTQ TD Tarbiyyatul Ummah.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwaperencanaan pembelajaran dilakukan dengan baik oleh setiap guru. Dalam proses pembelajaran guru menggunakan strategi yang cooperativ learning dan pembelajarannya dilakukan dengan bernyanyi, selaian itu guru juga menggunakan media MP3 untuk pembelajaran. Melalui evaluasi berkala penerapan metode Tamziz membuat anak-anak selalu aktif dan semangat dalam belajar.

A. PENDAHULUAN

Bahasa Arab merupakan bahasa yang is-timewa karena Allah telah menjadikan bahasa Arab sebagai bahasa Al-Qur’an, selain itu bahasa Arab juga sebagai bahasa hadist Rasulullah dan bahasa kitab-kitab Islamiyyah lainnya. Untuk mengetahui ajaran Islam lebih dalam seorang muslim selayaknya mempelajari bahasa arab terlebih dahulu. Karena bahasa arab bagi orang Muslim penduduk Indonesia merupakan bahasa asing.

Mempelajari bahasa asing seperti bahasa Arab memang bukan hal yang mudah, apalagi bahasa Arab adalah bukan bahasa asli bangsa

In-donesia. Namun semua itu tergantung pada in-dividu yang melakukannya, situasi pembelajaran dan aspek-aspek lain yang mempengaruhinya. Kegiatan pembelajaran merupakan interaksi bo-lak-balik yang dilakukan oleh dua pihak yang sa-ling membutuhkan yaitu, guru dan siswa. Da-lam interaksi tersebut terjadi komunikasi yang interns dan terarah menuju suatu target yang telahditetapkan.2

Untuk mencapai tujuan pembelajaran bahasa Arab yang telah direncanakan dibutu-hkan sebuah manajemen pembelajaran baha-sa Arab yang baik dan sesuai dengan makna dari manajemen itu sendiri. Dalam manajemen setidakannya mencakup unsur yang meliputi;

(2)

proses perencanaan, pengorganisasian, pengara-han dan pengawasan usaha-usaha para anggota organisasi dan pengguna sumber daya-sum-ber daya organisasi lainnya agar mencapai tu-juan organisasi yang telah ditetapkan3. Selain

penguasaan manajemen, secara umum, ada be-berapa masalah yang dihadapi oleh setiap orang yang belajar bahasa asing termasuk bahasa arab yaitu masalah linguistik, sosio kultural dan me-todologis. Masalah linguistik mencakup aspek gramatik, sintaksis, semantik, etimologis, leksi-kal dan morfologis yang sering menimbulkan interverensi (kekacauan) dalam tata aturan ber-bahasa. Masalah sosio- kultural biasanya dapat menimbulkan beban psikologis pelajaran karena setiap bahasa lahir dan berkembang dalam pra-nata sosial dan kultural yang berbeda-beda. Se-dangkan masalah metodologis biasanya sangat terkait dengan banyaknya tawaran metode pen-gajaran yang masing-masing cenderung menge-depankan keunggulannya.

B. RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan suatu masalah sebagai be-rikut:

1. Bagaimana manajemen pembelajaran nah-wu-sharaf dengan menggunakan metode Tamyiz di PPTQ-TD Tarbiyyatul Ummah Sukoharjo?

2. Apa faktor pendukung dan penghambat manajemen pembelajaran nahwu-sharaf dengan menggunakan metode Tamyiz di PPTQ-TD Tarbiyyatul Ummah Sukoharjo?

C. TUJUAN PENELITIAN

Berdasarkan rumusan masalah yang telah paparkan oleh penulis, maka tujuan penelitian ini adalah untuk:

1. Mengetahui bagaimana manajemen pembe-lajaran nahwu- sharaf dengan menggunakan metode Tamyiz di PPTQ-TD Tarbiyyatul Ummah Sukoharjo.

2. Mengetahui faktor pendukung dan pengham-bat manajemen pembelajaran nahwu-sharaf

dengan menggunakan metode Tamyiz di PPTQ-TD Tarbiyyatul UmmahSukoharjo.

D. MANFAAT PENELITIAN

Penelitian ini paling tidak memiliki dua manfaat yakni manfaat teoritis dan mamfaat praktis. Dari kedua manfaat tersebut akan dije-laskan sebagai berikut

1. Manfaat teoritis. Secara teoritik, penelitian ini berupaya untuk memberikan kontribu-sipemikiran tentang strategi belajar menga-jar nahwu-sharaf dengan cara yang mudah, cepat dan menyenangkan. Salah satu metode yang ditawarkan adalah model pembelajaran nahwu shorof dengan menggunakan metode tamyiz.

2. Manfaat praktis. (a) Sebagai landasan dan masukan untuk menduplikasi metode tamyiz bagi guru dan kepala sekolah dalam melaksanakan proses belajar mengajar nah-wu-sharaf di lembagalain. (b) Penelitian ini dapat dimanfaatkan guru atau pengambil ke-bijakan untuk menentukan keke-bijakan yang tepat terhadap manajemen pembelajaran nahwu-sharaf di Sekolah/ Madrasah yang dikelola.

E. METODE PENELITIAN

1. Jenis Penelitian.

Penelitian merupakan suatu usaha menemukan pengetahuan ilmiah. Pengetahuan ilmiah adalah pengetahuan yang mengikuti aturan-aturan ilmiah. Untuk memperoleh pengetahuan yang benar, penelitian dilaksanakan berdasaran teori-teori, prinsip-prinsip serta asumsi-asumsi dasar ilmu pengetahuan dengan menggunakan penalaran deduktif-induktif serta prosedur dan teknik sistematik.

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian kualita-tifdengan pendekatan fenomenologi, yaitu den-gan mengamati dan mempelajari fenomena atau gejala sumber data sebagai merupakan subjek yang mana data dapat diperoleh dari peneli-tian lapangan. Adapun yang dipandang sebagai

(3)

sumber data penelitian adalah sebagai berikut: a) Kepala PPTQ TD Tarbiyyatul Ummah Suko-harjo. b) Guru mata pelajaran Nahwu Shorof. c) Guru walikelas. d) Peserta didik.

2. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data adalah cara ker-ja untuk melakukan atau menangkap hasil kerker-ja pikiran yang dioperasionalkan ke dalam reali-tas empirik. Beberapa teknik yang digunakan penulisan adalah: a) Pengamatan(observasi), b) Wawancara, c) Dokumentasi

3. Instrumen Pengumpulan Data

Instrumen yang digunakan untuk mem-peroleh data dalam penelitian ini adalah: a) Pe-doman wawancara, yaitu sejumlah pertanyaan yang diajukan kepada informan-informan data dilapangan. b) Pedoman pengamatan, yaitu sejumlah indikator yang untuk memperoleh data melalui pengamatan langsung. c) Catatan lapangan, yaitu merupakan catatan penelitian dengan mencatat hasil pengamatan dan wawan-cara. e) Mengadakan cross-check antara catatan dan pengamatan di lapangan dengan dokumen-tasi program yang ada.

4. Teknik Analisis Data

Langkah-langkah yang ditempuh oleh pe-neliti dalam menganalisis data adalah :

a. Reduksi data. Data yang diperoleh ditulis da-lam bentuk laporan. Laporan yang disusun berdasarkan data yang diperoleh direduk-si, dirangkum, dipilih hal-hal yang pokok dan difokuskan pada hal-hal yang penting. Data yang sudah dipilah berdasarkan sa-tuan konsep, tema dan kategori tertentu akan memberikan gambaran yang lebih tajam ten-tang hasil pengamatan dan mempermudah peneliti untuk mencari tambahan jika diper-lukan.

b. Penyajian data. Langkah selanjutnya sete-lah mereduksi data adasete-lah menyajikan data. Teknik penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk tabel, grafik dan sejenisnya. Lebih dari itu penyajiandata bisa dilakukan dalam ben-tuk uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori, flowcart dan sejenisnya.21 Dalam

pe-nelitian ini penulis menyajikan data dengan teks naratif agar lebih mudah dipahami. c. Conclusiondrawing/verification. Langkah

selanjutnya dalam analisis data adalah penarikan kesimpulan dan verifikasi. Kesimpulan dalam penelitian kualitatif adalah merupakan temuan baru yang sebelumnya belum pernah ada. Temuan dapat berupa deskripsi suatu objek yang sebelumnya belum jelas, dapat berupa hubungan kasual, hipotesis ataupunteori.

d. Trianggulasi. Untuk memeriksa keabsahan dan reliabilitas data, maka dilakukan trian-gulasi data, yaitu teknik pemeriksaan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain di-luar data itu untuk keperluan pengecekan atau pembanding terhadap data. Dalam hal ini peneliti mengunakan trianggulasi teknik pengumpulan data yaitu mengecek data ke-pada sumber yangsama dengan teknik yang berbeda.

F. LANDASAN TEORI

1. Pengertian Manajemen

Manajemen sendiri berasal dari kata kerja yaitu to manage yang berarti mengurus, menge-mudikan, mengatur, mengelola, melaksanakan dan memimpin.(Evis Karwanti & Donni Juni Priansi) Terdapat pula pakar yang berpandangan

bahwa kata manajemen berasal dari bahasa La-tin, yaitu mantis yang artinya tangan dan agere yang berarti melakukan. Dua kata tersebut diga-bung menjadi kata managere yang artinya me-nangani.(Evis Karwanti & Donni Juni Priansi). Namun manajemen yang dimaksud disini ada-lah manajemen sebagai proses.

Manajemen dalam arti luas dapat diartikan dengan sebuah proses perencanaan, pengorga-nisasian, pengarahan, dan pengawasan usaha- usaha para anggota organisasi dan penggunaan sumber daya-sumber daya lainya agar mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan.(Hikmat).

Sedangkan manajemen dalam manajemen se-kolah/madrasah, pelaksanaan program sekolah/ madrasah,kepemimpinan kepala sekolah/ma-drasah, pengawasan/evaluasi, dan sistem

(4)

infor-masi sekolah/madrasah (Muhammad Samsuri).

2. Fungsi Manajemen

Fungsi manajemen adalah serangkaian tu-gas-tugas tertentu yang harus dilaksanakan se-suai dengan fungsi masing-masing mengikuti ta-hapan-tahapan yang telah ditentukan. Para ahli manajemen bebeda pendapat dalam menentu-kan fungsi-fungsi manajemen. Berikut ini fungsi manajemen menurut para ahli: Henry Fayol, se-bagaimana disebut Syamsuri, fungsi-fungsi ma-najemen yaitu: Perencanaan, pengorganisasian, pengkoordinasian, pengarahan dan pengawasan. Adapum menurut L. Gullick fungsi-fungsi ma-najemen yaitu: Perencanaan, pengorganisasian, penentuan staf, pengarahan, pelaporan dan pen-ganggaran (dikutif, Syamsuri). Adapun Kontz dan O’Donnel dalam Syamsuri fungsi-fungsi manajemen yaitu: Pengorganisasian, penentuan staf, pengarahan, perencanaan danpengawasan.

Berdasarkan fungsi manajemen yang dike-mukakan oleh beberapa pakar manajemen, seca-ra umum dapat dirumuskan fungsi manajemen sebagai berikut:

a. Perencanaan (planning).

Perencanaan adalah pemilihan atau pe-netapan tujuan organisasi dan penentuan strategi, kebijaksanaan, proyek, program, prosedur, metode, sistem, anggaran dan standar yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan. Sedangkan perencanaan pendidi-kan adalah kegiatan yang berkaitan dengan usaha merumuskan program pendidikan yang di dalamnya memua segala sesuatu yang akan dilaksanakan, penentuan tujuan penelitian, kebijaksanaan dalam pendidikan, prosedur, dan metode yang akan diikui da-lam usaha pencapaian tujuan pendidikan. (Hikmat). Sedangkan manfaat perencanaan antara lain adalah: 1) Membantu manajemen untuk menyesuaikan diri dengan peru-bahan-perubahan lingkungan. 2) Membantu dalam kristalisasi persesuain pada masalah- masalahutama. 3) Memungkinkan mana-jer memahami keseluruhan gambaran. 4) Membantu penempatan tanggung jawab lebihtepat 5) Memberikan cara pemberian perintah untukberoprasi. 6) Memudahkan

koordinasi sesamaorganisasi. 7) Membuat tu-juan lebih khusus, terperinci dan lebih muda-hdipahami. 8) Meminimalisir pekerjaan yang tidakpasti. 9) Menghemat waktu, usaha dan dana (Syamsuri).

b. Pengorganisasian (Organizing)

Pengorganisasian adalah tindakan mengusahakan hubungan-hubungan ke-lakuan yang efektif antara orang- orang yang terlibat dalam organisasi pendidikan dan menyatu padukan tugas serta fungsinya.(Han-doko). Sehingga mereka dapat bekerja sama secara efesien, dan memperoleh kepuasan pribadi dalam melaksanakan tugas-tugas tertentu, dalam kondisi lingkungan tertentu guna mencapai tujuan atau sasaran tertentu. Dalam kaitannya dengan pembelajaran, mengorganisasikan berarti: 1) Menentukan sumber daya dan kegiatan yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan pembelajaran. 2) Merancang dan mengembangkan kelompok belajar yang berisi peserta didik dengan kemampuan yang bervariasi. 3) Menugaskan peserta didik dalam suatu tanggung jawab tugas dan fungsi tertentu. 4) Mendelegasikan wewenang pengelolaan kelas kepada peserta didik.(Evis Karwanti & Doni)

c. Pelaksanaan (actuating)

Pelaksanaan merupakan upaya untuk menjadikan perencanaan menjadi kenyataan, dengan melalui berbagai pengarahan dan pemotivasion agar seseorang dapat melaksa-nakan kegiatan secara optimal sesuai dengan peran, tugas dan tanggung jawabnya (Syam-suri).Pemimpin harus mempunyai kemam-puan untuk menggerakkan dan memotivasi seluruh anggota supaya angota merasa yakin akan mampu mengerjakan tugas yang dibe-bankan, sehingga hubungan antar anggota dalamorganisasi terasaharmonis.

d. Pengawasan (controling)

Pengawasan merupakan suatu kegiatan yang berusaha untuk mengendalikan agar pelaksanaan dapat berjalan sesuai dengan rencana, membandingkan kegiatan lapangan dengan standar yang telah ditetapkan,

(5)

me-nentukan dan mengukur penyimpangan serta mengambil tindakan koreksi yang di-perlukan.(Syamsuri). Pengawasan meru-pakan suatu kegiatan yang berusaha untuk mengendalikan agar pelaksanaan dapat ber-jalan sesuaidengan rencana, membanding-kan kegiatan lapangan dengan standar yang telah ditetapkan, menentukan dan mengukur penyimpangan serta mengambil tindakan koreksi yang diperlukan.Berikut adalah ta-hapan-tahapan dalam pengawasan yang dikemukakan (Syamsuri): 1) Penentuan stan-dar pelaksanaan. 2) Penentuan pengukuran pelaksanaan. 3) Pengukuran Pelaksanaan ke-giatannyata. 4) Pembandingan pelaksanaan kegiatan dengan standar dan penganalisa-sianpenympangan. 5) Pengambilan tindakan-koreksi.

3. Manajemen PembelajaranNahwu-Sharaf Manajemen pembelajaran merupakan ga-bungan dua kata yang memiliki satu arti yaitu manajemen dan pembelajaran. Secara sederha-na masederha-najemen pembelajaran dapat diartikan sebagai keseluruhan proses kerjasama dengan memanfaatkan semua sumber anggota dan ma-teril yang tersedia dan sesuai untuk mencapai tujuan pendidikan yang telah ditetapkan secara efektif dan efesien.52 Pembelajaran merupakan

usaha yang dilaksanakan secara sengaja, terarah dan terencana, dengan tujuan yang telah dite-tapkan terlebih dahulu sebelum proses dilaksa-nakan, serta pelaksanaannya terkendali, dengan maksud agar terjadi belajar pada diri seseorang.

53Dalam manajemen pembelajaran yang

bertu-gas menjadi manajer adalah seorang guru. Guru bertugas untuk mengelola pembelajaran. Kom-ponen pembelajaran yang lain merupakan sum-ber daya pembelajaran yang dikelola oleh guru untuk mencapai tujuan pembelajaran yang efek-tif dan efesien. Sesuai dengan fungsi manajemen yang telah disebutkan di atas, maka seorang guru bertugas untuk merencanakan, mengorganisa-sikan, mengarahkan, dan mengevaluasipembe-lajaran.Segala sesuatu, termasuk pembelajaran di dalam kelas sangat memerlukan manajemen untuk mengatur/mengelola pembelajaran di da-lam kelas agar dapat berjalan dengan baik dada-lam pencapaian tujuan yang diharapkan, untuk itu pengelolaannya harus berjalan

sistematismela-lui tahapan-tahapan dengan diawali oleh suatu rencana sampai tahapan berikutnya dengan me-nunjukkan suatu keterpaduan dalamprosesnya. Tujuan dan manfaat manajemen pembelajaran antara lain : 1) Terwujudnya suasana belajar dan proses pembelajaran yang aktif, kreatif, efektif, menyenangkan danbermakna. 2) Terciptanya peserta didik yang aktif mengembangkan po-tensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, ke-cerdasan, akhlak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. 3) Tercapainya tujuan pendidikan se-cara efektif danefesien 4) Terciptanya perenca-naan pendidikan yang merata, bermutu, relawan danakuntabel.54Agar pembelajaran di dalam

ke-las sesuai dengan tujuan yang telah ditentukan, maka seorang guru harus melakukan berbagai upaya yang terbaik, mulai dari perencanaan, proses pembelajaran berlangsung dan sesaat se-telah proses pembelajaran berlangsung.

a. Penyusunan RencanaPembelajaran.

Perencanaan pembelajaran secara ma-tang akan mendorong kegiatan yang lebih tertata dan teratur. Di dalam perencanaan pembelajaran seorang guru juga memper-timbangkan sejauh mana tingkat keterliba-tan murid dalam pembelajaran. Guru juga harus mempertimbangkan penyelesaian ma-teri dalam satu kurikulum.55Yang termasuk

penyusunan rencana pembelajaran di anta-ranya adalah: Menentukan alokasi waktu, penentuan jumlah jam efektif, penyusunan program tahunan, penyusunan program se-mester, penyusunan silabus dan penyusunan RPP. Secara garis besar kegiatan perenca-naan pembelajaran meliputi: a) Perencaperenca-naan ProgramSemester. b) menyususn silabus c) Rencana PelaksanaanPembelajarand) Pelak-sanaan proses pembelajaran.

Dalam proses belajar mengajar, guru tidak terbatas hanya menyampaikan ilmu pengetahuan saja akan tetapi ia bertanggung jawab akan keseluruhan perkembangan kepri-badian murid. Ia harus mampu menciptakan proses belajar yang sedemikian rupa, sehing-ga dapat merangsang murid untuk belajar aktif dan dinamis dalam memenuhi kebutuhan dan

(6)

mencapai tujuan.Selain itu, seorang guru ha-rus mampu membangkitkan semangat belajar dan mengubur kelemahan peserta didik. Me-nurut Oemar Hamalik, memberikan motivasi peserta didik sangat penting dalam proses be-lajar mengajar karena berfungsi mendorong, menggerakkan dan mengarahkan kegiatan belajar (Jamal Asmani) Mengingat perannya yang begitu penting maka seorang guru harus memiliki pemahaman dan kemampuan secara komprehensif tentang kompetensinya sebagai pendidik. Guru merupakan komponen paling menentukan dalam sistem pendidikan secara keseluruhan.Hal-hal yang saling berkaitan satu dengan yang lain dalam pembelajaran yaitu: pengelolaan kelas, penggunaan me-dia dan sumber belajar, penggunaan metode pembelajaran, penentuaan cara dan alat peni-laian proses dan hasil belajar dan setting ling-kungan pembelajaran(Syamsuri).

b. Evaluasi pembelajaran

Evaluasi hasil belajar adalah kegiatan atau cara yang ditujukan untuk mengetahui tercapai atau tidaknya tujuan pembelajaran dan juga proses pembelajaran yang telah ditentukan. Pada tahap ini seorang guru di-tuntut memiliki kemampuan dalam menen-tukan pendekatan dan cara-cara evaluasi, penyusunan alat-alat evaluasi, pengolahan dan penggunaan hasil evaluasi yang dituju-kan bagi peningkatan kualitas pembelajaran dan peserta didik(Evis& Doni). Dengan me-lakukan evaluasi seorang guru dapat menge-tahui sejauh mana keberhasilan peserta didik dan keberhasilan guru sendiri dalam meraih kompetensi yang telah ditetapkan. Evaluasi-dapat mengetahui apakah metode, media dan sumber yang digunakan sudah tepat dan se-suai.

4. Pengertian dan ciri-ciri pembelajaran Nahwu-Sharaf

Pembelajaran juga disebut proses, cara dan perbuatan yang dilaksanakan secara sengaja, terarah dan terencana untuk menjadikan se-seorang belajar. Adapun belajar adalah proses membangun makna/pemahaman terhadap in-formasi atau pengalaman. Prosesbisa dilakukan

sendiri atau dilakukan bersama orang lain.65 Jadi

pembelajaran adalah suatu proses/cara yang di-lakukan agar siswa memiliki pemahaman yang maksimal dan guru berperan sebagai fasilita-tor, yaitu orang yang membantu mempermu-dah siswa dalam belajar. Adapun beberapa ciri pembelajaran sebagaiberikut: 1. Merupakan upaya sadar dandisengaja. 2. Pembelajaran ha-rus membuat siswabelajar. 3. Tujuan haha-rus dite-tapkan sebelum prosesbelajar 4. Pelaksanaannya terkendali, baik isinya, waktu, proses, maupun-hasilnya.

Pembelajaran bahasa Arab secara garis be-sar dapat diklasifikasikan menjadi dua sistem, yaitu: 1) Sistem pembelajaran bahasa Arab yang berorientasi pada penguasaan bahasa sebagai ujaran secara langsung. Sistem pembelajaran ini didasarkan pada asumsi bahwa bahasa ada-lah gejala alami manusia untuk menyampai-kan ide kepada orang lain atau menerima ide dari orang lain. 2) Sistem pembelajaran bahasa Arab yang berorientasi pada gramatika. Sistem pembelajaran ini didasarkan pada asumsi bahwa bahasa merupakan kaidah atau peraturan-pera-turan bahasayangdiambildariteks-teksyangsu-dahbaku.Dalambahasa Arab teks-teks itu adalah Al-Qur’an, Al-Hadits dan kitab-kitab keilmuwan yang sudah baku dari segi gramatika.67

Adapun kata nahwu memiliki bebera-pa makna, diantaranya adalah (arah), contohnya dalam kalimat artinya aku berjalan ke arah Fulan, (serupa) dan (seperti). Sedangkan menurut terminologi nahwu adalah ilmu yang mempelajari berbagai kaidah yang dapat digunakan untuk mengetahui berbagai hukum kondisi akhir suatu kata ber-bahasa arab yang tersusun dalam suatu kalimat, baik dari segi i’rab, bina’, dan segala sesuatu yang berkenaan dengannya.68 Didalamnya juga

dike-tahui apa yang terjadi dari harokat akhir suatu kata baik rofa, nasab, jar, maupun jazem, atau te-tap saja pada status keasaan setelah kata tersebut tersusun didalam suatu kalimat.69

Definisi nahwu menurut istilah adalah: Pada hakikatnya ilmu nahwu adalah ilmu/pe-lajaran yang memberi pemahaman secara detail tentang hubungan antara satu kata dengan kata yang lain dalam stuktur kalimat. Selain itu, juga

(7)

untuk mengetahui dan memastikan tugas setiap kata dalam sebuah kalimat. I’rab suatu kata me-nentukan tugasnya dalam sebuah struktur kali-mat dengan cara melihat hubungan kata dengan yang berdekatan degannya dari lafal-lafal atau-pun frase-frasenya. Bahasa Arab merupakan bahasa yang diterjemahkan/dii’rabkan berda-sarkan akhir kata dengan metode khusus yang memberi harakat menurut kaidah-kaidah dan hukum- hukum.68 ”

Nahwu merupakan kaidah-kaidah bahasa yang lahir setelah adanya bahasa. Kaidah-kai-dah ini lahir karena adanya kesalahan-kesalahan dalam penggunaan bahasa. Oleh sebab itu se-sungguhnya nahwu itu dipelajari agar peng-guna bahasa mampu menyampaikan ungkapan bahasa dan mampu memahaminya dengan baik dan benar dalam bentuk tulisan (membaca dan menulis dengan benar) maupun dalam bentuk ucapan (berbicara). Jadi dalam pembelajarannya siswatidak cukup dengan menghafal kaidah-kai-dah nahwu kemudian selesai, melainkan setelah itu siswa harus mampu menerapkan kaidah itu dalam membaca dan menulis teks bahasa arab. Dengan kata lain penggunaan kaidah-kaidah nahwu adalah sebagai sarana berbahasa Arab bukan tujuan akhir dari pembelajaran tentang-bahasa.71

Adapun pengertian sharaf menurut bahasa adalah perubahan dan perbalikan /peralihan dari satu keadaan pada keadaan yang lain. Sedang-kan menurut istilah adalah perubahan dalam se-buah struktur kata, baik dari segi penambahan, penghapusan, pengi’lalan, pergantian, mufrad, mutsanna, dan jama’. Selain itu, juga perubahan masdar kepada fi’il, wasful musytaq, seperti isim fa’il, isim maf’ul, shighat mubalaghah. dll.” Ilmu sharaf merupakan salah satu ilmu tata-bahasa bahasa Arab (grammar), mempelajari ilmu ini sangat penting untuk menguak tata-bahasa (lin-guistic), baik yang klasik maupun modern. Arti Sharaf aslinya adalah memalingkan,73 akan tetapi

yang terkenal di dalam urusan ilmu bahasa Arab, sharaf adalah salah satu ilmu yang mempelaja-ri bentuk setiap kalimah (kata) dan perubahan yang terjadi padanya, baik berupa penambahan maupun pengurangan.

5. Metode Tamyiz

Metode Tamyiz adalah formulasi teori dasar quantum Nahwu-Shorof yang masuk dalam ka-tegori Arabic for Specific Purpose (ASP) dengan target sederhana yaitu sedari anak kecil SD/MI danpemula(yaitusiapasajayangsudahbisamem-bacaAl-Qur’an), pinntar membaca, menterje-mah dan menulis (imla) Al-Qur’an dan kitab kuning(Abaza,Tamyiz)

Dalam pembelajarannya metode Tamziz memiliki prinsip-Prinsip pembelajaran yang spesifik yaitu;

a. Prinsip umum metode Tamyiz yaitu cara (mengajar) lebih penting dari meteri (yang di ajarkan).Pembelajaran nahwu-sharaf dengan metode ini dilakukan dengan cara melagukan materi-materi pelajaran yang sudah disusun oleh pengarang buku Tamyiz. Belajar bahasa sambil menyanyi akan lebih menyenangkan daripada model hafalan yangmajemuk.

b. Prinsip mengajar dengan bahasahati. Mengajar dengan bahasa hati adalah men-gajar dengan penuh dengan ketulusan dan kesungguhan. Jika suasana belajar menye-nangkan maka daya serap anak-anak akan meningkat bahkan berlipat.

c. Prinsip mengajar dengan mematuhitahapan. Suatu metode pembelajaran yang baik selalu mempunyai aturan internal yang harus dilak-snakan untuk mencapai tujuan dengan mak-simal. Tahapan pembelajaran Tamyiz adalah: a) Tamyiz 1: 24 jam belajar, pintar tarjama-hAl-Qur’an b) Tamyiz 2: 100 jam belajar, pintar membaca i’rab kitab kuning c) Tamyiz 3: Pintar tarkib, mengajarkan Qur’an dan kitab kuning.86

d. Prinsip LADUNI (ilate kudumuni). Belajar dengan tehnik mengeraskan suaranya ada-lah saada-lah satu cara untuk mengoptimalkan penggunaan potensi otak kiri dan otak kanan secara seimbang, ditambah dengan teknik pengulangan yang intergratif (sebagai salah satu mengoptimalkan potensi otak bawah sa-dar atau qolbun/shudur) sehingga hasil bela-jar lebih optimal.87

(8)

e. Prinsip Sentot (Santri TOT). Prinsip belajar santri TOT adalah model ustadz yang sedang mengajar Tamyiz kepada orang lain (konsep Start From The End).88Training Of Trainer

(TOT) merupakan pembelajaran yang mem-punyai tujuan agar orang yang telah selesai belajar mampu mengajarkan kepada orang lain.

6. Penerapan Metode Tamyiz

Penerapan metode tamyiz dalam proses pembelajarandapat dilakukan dengan beberapa cara sebagai berikut:

a. Tamyiz Intensive; tamyiz diajarkan kepada santri secara intensif –sehari 3–4 jam- da-lam sistem pesantren yang mukim, sehingga santri sudah bisa Kitab Kuning dalam waktu kurang lebih 100 jampelajaran.

b. Tamyiz Inside; tamyiz disisipkan pada kuri-kulum sekolah SD/MI, SMP/MTs, SMA/MA, Pesantren dan Perguruan Tinggi.89

7. Pengelompokan MetodeTamyiz

Metode Tamyiz dikelompokan menjadi tiga: a. Tamyiz 1: santri pintar menterjemahkan Al-Qur’an dengan bantuan kamus Kawkaban. Dalam Tamyiz 1 ini diharapkan santri ber-hasil: 1) Pintar membaca Al-Qur’anputus-pu-tus. 2) Pintar tasrif dandhomir. 3) Pintar mu-jarrod (membuka kamus).

b. Tamyiz 2: santri pintar membaca kitab kun-ing (Tahsinul Qodir) tanpa tarjamahnya. Da-lam Tamyiz 2 ini diharapkan santri berhasil: 1)Pintar membaca kitab kuningputus-putus; 2) Pintari’rob; 3) Pintarawamil; 4) Pintar sibh jumlah; 5) Pintar jumlahfi’liyah; 6) Pintar jumlahibtidaiyah.

c. Tamyiz 3: Santri pintar tarjamah dan menga-jarkan Al-Qur’an dan kitab kuning (Tahsinul-Qodir).90

G. HASIL PENELITIAN

Sebagai akhir dari pembahasan penelitian ini, sebagaimana penulis uraikan pada bab-bab

sebelumnya mengenai manajemen pembelaja-ran nahwu-sharaf di PPTQ TD Tarbiyyatul Um-mah Sukoharjo, maka dapat disimpulkan seba-gai berikut :

1. Kualitas manajemen pembelajaran nah-wu-sharaf di PPTQ TD TarbiyatulUmmah a. Perencanaanpembelajaran; Persiapan

pem-belajaran nahwu-sharaf di PPTQ TD Tar-biyatul Ummah yang meliputi pembuatan RPP, Program Semester, Program Tahunan, Silabus sudah berjalan dengan baik walau-pun masih kurang maksimal. Adawalau-pun sara-na dan prasarasara-na dan kesiapan keuangaan masih terhitung kurang dikarenakan PPTQ TD Tarbiyyatul Ummah adalah lembaga pen-didikan yang baru berdiri.

b. Pengorganisasian; Kepala Sekolah sudah melakukan pembagian tugas secara jelas terhadap seluruh guru dan staf dengan baik. Kepala Sekolah juga memberikan fasilitas-fasilitas berupa pelatihan-pelatihan pembuatan administrasi pendidik. dengan baik. Walaupun demikian, guru belum membuat administrasi dengan baik dan lengkap.

c. Pelaksanaan; Pelaksanaan pembelajaran nah-wu-sharaf di PPTQ TD Tarbiyyatul Ummah sudah berjalan dengan cukup baik. Strategi yang digunakan adalah strategi cooperativ learning cooperativ learning yang mana guru berusaha menjadikan murid lebih aktif da-lam pembelajaran. Kenyataan di lapangan menunjukan bahwa murid sangat aktif di dalam pembelajaran, karena pembelajaran dilakukan dengan bernyanyi, walaupun be-berapa kali guru menegur bebe-berapa murid yang mulai bermain dan bercanda dengan-temannya.

d. Evaluasi; Guru sudah melakukan evalua-si secara berkala dengan teratur yaitu dari ulangan harian, ulangan tengah semester dan ulangan akhir semester.

e. Faktor pendukung dalam manajemenpembe-lajaran nahwu-sharaf di PPTQ TD Tarbiyatul Ummah;

(9)

1) Mendapat dukungan penuh dari pengu-rus lembaga. Dukungan ini terbukti dengan dijadikannya bahasa Arab sebagai kurikulum pokok setelah tahfidhul qur’an. Sehingga ma-teri bahasa Arab mendapat jam belajar lebih banyak dibandingkan dengan materi pelaja-ran lainnya. Selai hal tersebut, dukungan dari pihak yayasan adalah kesediaan yayasan membentuk dewan LAZIZ yang berfungsi mengumpulkan dana dari donatur untuk ke-majuan pembelajaran yang ada di PPTQ TD Tarbiyyatul Ummah terutama pembelajaran bahasa Arab dan tahfidhul qur’an.

2) Pelatihan-pelatihan yang diberikan oleh kepala sekolah kepada tenagapengajar.Bentuk dukungan yang diberikan oleh kepala sekolah adalah diadakannya pelatihan-pelatihan Da-lam kaitan pembuatan administrasi pembe-lajaran, kepala sekolah mewajibkan guru-gu-ru untuk mengikuti pelatihan- pelatihan yang diadakan oleh pihak sekolah yang bertujuan untuk meningkatkan profesionalisme guru. Sedangkan dalam pembelajaran, kepala seko-lah memberikan pelatihan kepada pengajar dengan mengundang tim bayt tamyiz yang sudah bersertifikat dan berkompeten dalam pembelajaran nahwu-sharaf dengan meng-gunakan metode tamyiz.

f. Sedangkan faktor-faktor penghambat ter-laksananya manajemen pembelajaran nah-wu-sharaf di PPTQ TD Tarbiyyatul Umma-hadalah:

1). Sarana dan prasarana yang masih sangat-minim. Sarana dan prasarana di PPTQ TD Tarbiyyatul Ummah belum sepenuhnya me-menuhi seluruh kebutuhan pembelajaran. 2). Kurangnya sumber daya manusia di PPTQ TD Tarbiyyatul Ummah yang memahami me-tode tamyiz. Meme-tode tamyiz merupakan for-mulasi dasar nahwu-sharaf dan masih sangat sedikit lembaga yang menerapkan metode ini sehingga tidakmenutup kemungkinan masih sangat sedikit orang- orang yang menguasai metode ini. Hal ini yang menjadikan guru tamyiz kebingungan ketika mendapat kesuli-tan dalam mengajarkan nahwu-sharaf dengan menggunakan metode tamyiz.

H. SARAN-SARAN

Setelah menganalisis, menyimpulkan hasil penelitian, penulis menyampaikan saran-saran yang dapat bermanfaat bagi pembelajaran na-hwu-sharaf di PPTQ TD Tarbiyyatul Ummah yaitu:

1. Kompetensi guru perlu ditingkatkan dengan ilmu dan teknologi, sehingga guru dapat mer-encanakan, mengorganisasikan, melaksana-kan pembelajaran dengan maksimal. Guru perlu memperkaya metode pembelajaran agar pelaksanaan pembelajaran nahwu-sharaf tidak membosankan dan siswa, sehingga pe-serta didik tetap semangat belajar, karena itu guru hendaknya mahir memberika motivasi kepada siswa.

2. Kepala Sekolah di PPTQ TD Tarbiyyatul Um-mah perlu mendukung pembelajaran dengan melengkapi sarana dan prasarana terutama kelengkapan sumber belajar.Kepala sekolah juga harus lebih sering memberikan motivasi kepada guru nahwu-sharaf agar membeka-li dirinya untuk mahir memberikan variasi dan inovasi tetntang metode pembelajaran sehingga pembelajaran lebih opimal.

DAFTAR PUSTAKA

Abaza, Tamyiz Pintar Tarjamah Al-Qur‟ ān dan Kitab Kuning. Jakarta: Tamyiz Publishing, 2013.

Al-Gholayaini, Mustofa, Tarjamah Jamiatud Du-rusul Arobiyah . Semarang: CV Asysyifa, 1991.

Ardi, N. Setyanto, Panduan Sukses Komu-nikasi Belajar-Mengajar.Jogjakarta: Diva Press, 2014.

Ardi, Sembodo Widodo, dkk. Pedoman Penuli-san Skripsi Maha Peserta Didik PBA Fak. Tarbiyyah . Yogyakarta: UIN Sunan Kalija-ga, 2016.

(10)

Arikunto, Suharsimi, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta, 2002.Tani, T. Handoko, Manajemen.Yogya-karta: BPFE-Yogyakarta, 2003.

Hasan Bin Ahmad, Kitaabut Tashrif. Ban-gil:Ribhaan. T. Thn Hikmat, Manajemen pendidikan. Bandung: Pustaka Setia, 2011. Karwanti, Evis & Donni Juni Priansi,

Manaje-men Kelas. Bandung: Alfabeta2014.

Ma’mur, Jamal Asmani, Tips Menjadi Guru Inspi-ratif, Kreatif danInovatif. Yogyakarta: 2010.

Muhyidin, Muhammad Abdul Hamid, Ilmu Na-hwu Terjemah Tuhfatus Saniyah Terj. dari Tuhfathus Saniyah Syarh Muqaddimah Al-Jurumiyyah oleh Muhammad Taqdir. Jogjakarta: Media Hidayah, 2010.

Narwanti, Sri & Somadi, Panduan menyusun si-labus dan Rencana Pelaksanaaa pembelaja-ran. Yogyakarta: Familia, 2012.

Nikma, Fuad, Panduan Lengkap BelajarBahasa Arab Otodidak. Jakarta:Turos, 2015.

Referensi

Dokumen terkait

Dalam suatu penelitian sebenarnya tidak perlu untuk meneliti semua obyek atau semua.. gejala atau semua individu atau semua kejadian atau semua unit tersebut untuk

Penelitian yang dilakukan oleh (Ani Marni, 2013) menyatakan bahwa ada hubungan positif yang sangat signifikan antara dukungan sosial berupa dukungan yang diberikan

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk melihat gambaran obesitas yang terjadi pada siswa sekolah dasar di SD Pertiwi dan SD Negeri 03 Alai Padang serta hubungan usia dan

Latar Belakang: sampai saat ini, infeksi menular seksual masih menjadi masalah kesehatan, sosial maupun ekonomi diberbagai negara. Kehidupan seks kaum waria memiliki

gaya-gaya yang dipakai adalah tegangan Shear τ untuk zat padat yang definisinya adalah besar dari gaya paralel di berbagai permukaan dibagi oleh daerah dari

berbahasa inggris (gambar 2) tidak dapat digunakan untuk melakukan kriptoanalisis terhadap chipertext hal ini dikarenakan table frekuensi tersebut hanya memperhatikan

separating gel 12% dan stacking gel 5%. Sampel yang dielektroforesis adalah supernatan hasil pelarutan protein dengan metode Mujoo et al. Tahapan yang harus dilakukan