Muda Bhakti Hartanto, 2014
Pengaruh metode pembelajaran langsung pada siswa kognitif tinggi dan rendah terhadap hasil belajar keterampilan Bolabasket
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Bolabasket termasuk salah satu olahraga yang paling populer di dunia.
Permainan bolabasket selalu dipertandingkan baik antar mahasiswa, pelajar atau
club-club yang ada di Indonesia. Di kalangan pelajar permainan bolabasket cukup
digemari dan diminati serta seringkali dipertandingkan antar kelas maupun antar
sekolah. Di sekolah pun permainan bolabasket termasuk ke dalam salah satu
bahan ajar dalam pendidikan jasmani yang terdapat dalam kurikulum pendidikan
nasional.
Permainan bolabasket selain mengembangkan kegiatan bermain, juga
mengembangkan pembentukan kepribadian. Oleh karena itu, permainan
bolabasket dapat dijadikan sarana untuk mengembangkan aspek fisik, mental
emosional, dan intelektual para siswa. Hal ini sesuai dengan yang dijelaskan
Ateng Abdul Kadir (Sucipto, 2010: 46) bahwa “permainan bolabasket bukan
hanya mengembangkan aspek fisik saja, melainkan akan mengembangkan aspek kognitif, emosi, mental sosial, moral dan estetika.” Tujuan yang ingin dicapai bersifat menyeluruh, mencakup domain psikomotor, kognitif, dan afektif.
Dalam konteks dunia pendidikan hendaknya proses pebelajaran permainan
bolabasket harus didukung oleh adanya metode pembelajaran yang dirancang dan
dikondisikan mengarah kepada penguasaan gerak secara menyeluruh. Namun
demikian, untuk mengkondisikan hal tersebut perlu mengkaji berbagai hal seperti
karakteristik gerak siswa, jumlah siswa, sarana dan prasarana yang tersedia, waktu
pelajaran yang disediakan, serta metode pembelajaran yang sesuai dan
mendukung terhadap proses pembelajaran.
Pemilihan dan penggunaan metode pembelajaran yang tepat dalam proses
dikuasai dengan baik, merupakan upaya yang harus dilakukan oleh setiap
pengajar. Untuk itu, perlu dikembangkan metode pembelajaran yang lebih efektif
dan efisien, sesuai dengan tuntutan dan karakteristik siswa yang belajar. Karena
hal tersebut salah satunya berhubungan dengan tingkat pemahaman dan kerumitan
yang terkandung dalam permainan bolabasket itu sendiri. Artinya siswa yang
memiliki tingkat kognitif dalam kategori rendah, akan mendapat kesulitan untuk
mempelajarinya dan membutuhkan waktu yang lebih lama pada pencapaian hasil
belajarnya karena terkendala oleh daya tangkap terhadap materi pembelajarannya.
Sebagaimana menurut Gabbard dkk (Albadi Sinulingga, 2000: 28) bahwa “Kemampuan kognitif adalah proses berpikir, seperti memecahkan masalah, membandingkan, mengevaluasi dan kreativitas.” Sementara itu Galton (Fabiola,
2005: 15) menjelaskan bahwa Inteligensi adalah “kemampuan kognitif yang
dimiliki organisme untuk menyesuaikan diri secara efektif pada lingkungan yang
kompleks dan selalu berubah serta dipengaruhi oleh faktor genetik.”
Dari kedua pernyataan di atas, kemampuan kognitif bisa disebut juga
dengan istilah inteligensi dan istilah intelegensi memiliki pengertian yang luas dan
kompleks. Oleh sebab itu, pengajar harus dapat mensiasati atau mengatasi
masalah tersebut, dengan tidak menggunakan metode pembelajaran yang
asal-asalan, artinya pengajar harus mampu merencanakan, menetapkan dan
menerapkan berbagai upaya yang berhubungan dengan kegiatan belajar-mengajar,
tentunya pemilihan metode pembelajaran sangatlah efektif untuk terciptanya hasil
belajar yang diharapkan.
Pendidik harus memiliki strategi mengajar yang tepat dan disesuaikan
dengan situasi, kondisi, dan tujuan pengajaran. Efektivitas proses belajar
mengajar, menurut Suherman (2011: 55) adalah “efektivitas mengajar ditandai
oleh gurunya yang selalu aktif dan siswanya secara konsisten aktif belajar.”
Artinya dalam lingkungan pembelajaran yang efektif, siswa tidak bekerja sendiri
melainkan selalu diawasi oleh gurunya dan mereka tidak banyak waktu yang
terbuang begitu saja. Jalannya aktivitas belajar begitu aktif, sibuk, dan menantang
bagi siswa akan tetapi masih berada diantara tingkat perkembangan dan
intruksi dari gurunya dengan baik dan dapat melakukan latihan secara independen
mempelajari sesuatu sesuai dengan tujuan pembelajarannya.
Berdasarkan pengalaman dan pengamatan yang telah dilakukan sampai
saat ini, baik dalam intrakurikuler maupun ekstrakulikuler, banyak guru
pendidikan jasmani maupun pelatih di sekolah belum secara optimal melakukan
proses belajar mengajar seperti yang diharapkan dalam upaya meningkatkan hasil
belajar keterampilan bolabasket. Hal ini diantaranya terjadi karena karakteristik
siswa yang berbeda-beda, seperti kemampuan kognitif, kondisi fisik, kompleksitas
gerak permainan tersebut dan kurangnya pemahaman guru dalam penerapan
metode pembelajaran.
Di samping itu, metode pembelajaran yang biasa digunakan dalam
pelaksanaan kegiatan belajar mengajar, antara lain metode pembelajaran
langsung, bahkan mayoritas digunakan oleh guru. Metode pembelajaran langsung
adalah pemindahan pengetahuan dari guru kepada siswa secara langsung,
misalnya melalui ceramah, demontrasi, dan tanya jawab yang melibatkan seluruh
kelas. Metode pembelajaran ini berpusat pada guru, dimana guru menyampaikan
isi akademik dalam format yang terstruktur, mengarahkan kegiatan para siswa,
dan mempertahankan fokus pencapaian akademik. Di samping itu, tentu saja ada
sisi kelemahan pengajaran metode tersebut, antara lain jika dihadapkan pada
kondisi perbedaan kemampuan kognitif siswa sebagai objek belajar. Meskipun
demikian, tentunya menarik untuk diteliti jika penggunaan metode pembelajaran
langsung dikaitkan dengan lingkup kemampuan kognitif siswa.
Dengan demikian penelitian ini terfokus pada permasalahan proses belajar
mengajar yang terkait dengan kemampuan kognitif. Oleh karena itu, penulis ingin
mencoba meneliti terkait “pengaruh metode pembelajaran langsung pada siswa
kognitif tinggi dan rendah terhadap hasil belajar keterampilan bolabasket.”
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan di atas, maka perumusan
1. Apakah terdapat pengaruh metode pembelajaran langsung pada siswa
kognitif tinggi terhadap hasil belajar keterampilan bolabasket?
2. Apakah terdapat pengaruh metode pembelajaran langsung pada siswa
kognitif rendah terhadap hasil belajar keterampilan bolabasket?
3. Apakah terdapat perbedaan pengaruh metode pembelajaran langsung
antara siswa kognitif tinggi dan rendah terhadap hasil belajar keterampilan
bolabasket?
C. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh metode pembelajaran
langsung pada siswa kognitif tinggi terhadap hasil belajar keterampilan
bolabasket?
2. Untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh metode pembelajaran
langsung pada siswa kognitif rendah terhadap hasil belajar keterampilan
bolabasket?
3. Untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan pengaruh metode
pembelajaran langsung antara siswa kognitif tinggi dan rendah terhadap
hasil belajar keterampilan bolabasket?
D. Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian yang penulis harapkan dari hasil penelitian ini adalah
sebagai berikut:
1. Kegunaan Teoretis
a. Bahan informasi bagi guru pendidikan jasmani dalam upaya
mengoptimalisasikan proses belajar pendidikan jasmani di sekolah,
khususnya pembelajaran bolabasket.
b. Sumbangan keilmuan bagi perkembangan olahraga bolabasket
pada umumnya.
2. Kegunaan Praktis
a. Sebagai pedoman mengajar dalam penguasaan keterampilan pada
b. Sebagai bahan masukan bagi guru pendidikan jasmani dalam
menciptakan proses belajar mengajar terhadap hasil belajar
keterampilan siswa dalam proses belajar bolabasket di SMA.
E. Batasan Penelitian
Agar penelitian ini ruang lingkupnya terarah pada tujuan, maka penulis
membatasi penelitian hanya pada masalah mengenai:
1. Penelitian ini difokuskan pada pengaruh metode pembelajaran langsung pada
siswa kognitif tinggi dan rendah terhadap hasil belajar keterampilan
bolabasket di SMA Negeri 1 Cianjur.
2. Rancangan penelitian yang digunakan adalah metode eksperimen dengan
desain two group pretest-posttest design. Varibel-variabel dalam penelitian
ini terdiri atas dua variabel bebas, yaitu metode pembelajaran langsung
(variabel bebas aktif) dan kognitif tinggi dan rendah (variabel bebas atribut).
Adapun variabel terikat dalam penelitian ini adalah hasil belajar keterampilan
bolabasket.
3. Dalam penelitian ini yang menjadi populasi adalah siswa putra kelas XI SMA
Negeri 1 Cianjur yang berjumlah 100 orang. Teknik pengambilan sampel
dalam penelitian ini menggunakan teknik Purposive Sampling.
4. Lokasi penelitian dilakukan di SMA Negeri 1 Cianjur.
5. Instrumen penelitian yang digunakan ada dua, yaitu:
- Untuk menentukan tingkat intelegensi, peneliti menggunakan tes
intelegensi untuk tingkat menengah atas yang di dalamnya terdiri dari 4
macam tes antara lain apm advance progressive matrice, ist intelegenz
structur test, epps edwar personal preference schedules dan smp skala
minat pekerjaan (Layanan pengabdian kepada masyarakat laboratorium
psikolgi pendidikan dan bimbingan Fakultas Ilmu Pendidikan UPI).
- Untuk keterampilan bolabasket, tes yang akan digunakan dalam penelitian
ini terdiri dari tiga tes dengan tingkat r validitasnya 0,89 yang diperoleh
dalam Nurhasan (2001: 184-187) yaitu tes melempar dan menangkap bola,
tes menembakkan bola ke dalam keranjang, tes menggiring bola.
Tes keterampilan bolabasket ini dapat digunakan untuk:
- Mengklasifikasikan keterampilan para siswa.
- Menentukan kemajuan hasil belajar siswa.
- Mengetahui hasil belajar siswa dan untuk memberikan nilai
keterampilan serta siswa dalam cabang olahraga bolabasket.
F. Batasan Istilah
Berkaitan dengan masalah yang diajukan, beberapa istilah yang digunakan
dalam penelitian ini mengandung pengertian sebagai berikut:
1. Lukman Ali (1989: 664), pengaruh adalah daya yang ada atau timbul dari
sesuatu yang ikut membentuk watak kepercayaan atau perbuatan
seseorang.
2. Menurut Metzler (2000: 162), bahwa pembelajaran langsung merupakan
pembelajaran instruksi langsung yang ditandai dengan jelas oleh
keputusan yang berpusat pada guru dan pola keterlibatan bagi peserta
didik yang diarahkan-guru.
3. Menurut Gabbard dkk (Albadi Sinulingga, 2000: 28) bahwa kemampuan
kognitif adalah proses berpikir, seperti memecahkan masalah,
membandingkan, mengevaluasi dan kreativitas.
4. Menurut Sagala (2005:13), belajar adalah tindakan dan perilaku siswa
yang kompleks, sebagai tindakan belajar hanya dialami oleh siswa sendiri.
5. Bolabasket adalah olahraga beregu yang dimainkan yang dimainkan
dengan cara memantulkan bola, melempar bola, menangkap bola serta
menembak bola ke keranjang lawan. Setiap regu terdiri dari lima orang
dan berusaha memasukkan bola ke dalam keranjang lawannya dan
berusaha mencegah regu lawan memasukkan bola ke dalam keranjang kita
(Sucipto, 2010:23).
6. Pendidikan jasmani menurut Baley dan Field (Abduljabar, 2010: 7)
terjadinya adaptasi dan pembelajaran secara organik, neuromuscular,
intelektual, sosial, kultural, emosional, dan estetika yang dihasilkan dari