264
PROTOTIPE MONITORING KESEHATAN PASIEN COVID-19 PADA MASA KARANTINA MENGGUNAKAN HEARTRATE DAN OXIMETER SENSOR
BERBASIS INTERNET OF THINGS (IOT) Choirunnisa Pratiwi
Teknik Elektro Politeknik Negeri Sriwijaya ABSTRAK
Pulse Oximeter merupakan alat untuk mengukur dan memonitor detak jantung dan saturasi oksigen dalam darah pasien. Prinsip kerja pulse oximeter menggunakan perbedaan panjang gelombang dari cahaya LED merah dan infrared yang ditangkap oleh sensor setelah melewati pembuluh balik dan pembuluh kapiler pada ujung jari telunjuk.
Data dari sensor dikirim ke mikrokontroller untuk diproses sehingga mendapatkan data denyut jantung dan saturasi oksigen yang kemudian dikirimkan ke internet melalui Node MCU ESP8266 dan ditampilkan pada smartphome menggunakan aplikasi BLYNK dan LCD pada rangkaian. Hasil pengujian alat mendapatkan akurasi sebesar 98,78% pada pengukuran saturasi oksigen dan untuk denyut jantung mendapatkan 95,12%.
Kata kunci : Internet of Things, Sensor MAX30100, Pulse Oximeter
ABSTRACT
Pulse Oximeter is a tool to measure and monitor heart rate and oxygen saturation in the patient's blood. The working principle of the pulse oximeter uses the difference in wavelength of the red and infrared LED light that is captured by the sensor after passing through the veins and capillaries at the tip of the index finger. Data from the sensor is sent to the microcontroller for processing so that it gets heart rate and oxygen saturation data which is then sent to the internet via the ESP8266 MCU Node and displayed on the smartphone using the BLYNK application and the LCD in the circuit. The results of the test tool get an accuracy of 98.78% in measuring oxygen saturation and for heart rate it gets 95.12%.
Keywords : Internet of Things, Sensor MAX30100, Pulse Oximeter
265
PENDAHULUAN
Penyakit virus corona 2019 (corona virus disease/COVID-19) sebuah nama baru yang diberikan oleh World Health Organization (WHO) bagi pasien dengan infeksi virus novel corona 2019 yang pertama kali dilaporkan dari kota Wuhan, Cina pada akhir 2019 [1]. Gejala yang dialami dari penyakit COVID-19 adalah demam dengan suhu tubuh 38 derajat celcius, batuk, dan sesak nafas.
Gejala lain yaitu nyeri otot, sakit tenggorokan, kehilangan bau, dan sakit perut lalu dapat berkembang menjadi pneumonia dan kegagalan multi-organ.
Pada saat terjangkit virus COVID-19 sampai munculnya indikasi biasanya memperlukan waktu dua sampai 15 hari.
Beberapa orang yang terinfeksi tidak merasakan gejala apa pun dan merasa sehat, namun ada beberapa orang yang terinfeksi harus dirawat dirumah sakit.
Pasien COVID-19 yang dirawat di rumah sakit wajib dicek kesehatannya ialah diukur suhu tubuh, tekanan darah, oksigen dalam darah, dan denyut jantung. World Health Organization (WHO) menerapkan protokol yang dapat mencegah penularan virus dengan cara physical distancing (menjaga kontak fisik secara langsung). Sehingga perawat dapat melakukan pemeriksaan kondisi pasien COVID-19 tanpa kontak langsung pasien di dalam kamar perawatan.
Pada era revolusi industri 4.0, yaitu kondisi sebuah generasi yang telah menemukan perkembangan kemajuan diberbagai bidang teknologi, Teknologi internet dapat digunakan untuk mendeteksi kondisi pasien tanpa kontak langsung untuk menjaga kualitas hidup dan kesehatan pasien. Internet of Things (IoT) adalah komunikasi antara sensor dan perangkat yang terhubung ke Internet untuk mencapai tujuan. Adanya Internet of Things (IoT) dapat mempermudah pekerjaan yang dilakukan oleh manusia (khususnya di bidang kesehatan) untuk memantau pasien COVID-19 dan menyimpan data dalam database yang terkoneksi dengan internet.
Penelitan sebelumnya yang dilakukan oleh Ary sulistyo utomo dkk berasal dari Akademi Teknik Elektro Medik Semarang melakukan perancangan monitoring baby incubator sentral dengan komunikasi wireless dimana kondisi dari suhu dan kelembaban dari incubator dapat diamati secara jarak jauh [2], I Ketut Resika, F dkk pada tahun 2017 melakukan Perancangan Alat Pendeteksi Detak Jantung dengan hasilnya di kirim melalui SMS ke handphone[3], Fachrul Rozie pada 2016 melakukan rancang bangun alat monitoring jumlah denyut nadi atau jantung berbasis android dimana hasil dari pembacaan denyut nadi dapat dipantau melalui Handphone android[4], Indra prayogo dkk pada tahun 2017 membuat penelitian sistem monitoring denyut jantung dan suhu tubuh sebagai indikator level kesehatan pasien berbasis IoT (Internet Of Thing) dengan metode Fuzzy Logic menggunakan android dimana pembacaan dari denyut jantung dan suhu tubuh dapat menghasilkan hasil kondisi pasien dan data pembecaan dapat dilihat melalui smartphone ataupun dari komputer yang telah terhubung ke alat[5], Fuad Ughi pada tahun 2018 membuat penelitian proof- of-concept simulasi kadar saturasi oksigen untuk evaluasi pulse oximeter dimana hasil dari penelitian ini membuat simulasi kadar oksigen dengan mengatur intensitas cahaya light emitting diode (LED), untuk meniru penyerapan cahaya oleh darah pada pembuluh arteri [6].
Rifki yanuardi pada tahun 2016 melakukan rancang bangun pulse oximetry digital berbasis mikrokontroler atmega 16 dimana menghasilkan alat yang dapat menampilkan pembacaan kadar oksigen dalam darah [7].
Berdasarkan latar belakang yang ada diatas penulis tertarik untuk membuat tugas akhir untuk memenuhi persyaratan kelulusan di Politeknik Negeri Sriwijaya pada Jurusan Teknik Elektro Program Studi Sarjana Terapan Teknik Elektro, maka penulis ingin mengajukan judul ”Prototipe Monitoring Kesehatan Pasien COVID-19 Pada Masa Karantina Menggunakan Heartrate dan
266 Oximeter Sensor Berbasis Internet
Of Things (IoT)”.
TINJAUAN TEORI
Sensor Suhu MAX30100
Sensor MAX30100 adalah alat untuk mengukur kadar oksigen dan konsentrasi oksigen dalam darah serta mengukur detak jantung tanpa ada peralatan yang masuk ke dalam tubuh manusia. Sensor MAX30100 merupakan intregasi dari pulse oximetry, pemantauan sinyal detak jantung dan tingkat oksigen dalam darah. Sensor ini terdiri dari 2 buah LED dan sebuah potodetektor [8] Darah beroksigen akan menyerap panjang gelombang 900 nm yang dihasilkan oleh infra merah, sedangkan darah bebas oksigen akan menyerap panjang gelombang 650 nm yang dihasilkan oleh LED merah.
Gambar 2. Prinsip Kerja Sensor MAX30100
Sensor MAX30100 terdiri dari LED infrared dan photodiode yang menggunakan metode reflektifitas. LED memancarkan cahaya yang dapat menembus pembuluh kapiler. Proses pemompaan darah oleh jantung akan mengalirkan darah menuju arteri besar hingga kecil, seperti ujung jari. Jika terdapat perubahan intensitas cahaya karena terjadinya pemompaan darah ke seluruh tubuh oleh jantung, kemudian photodiode akan menangkap perubahan volume darah. Photodiode akan mengirimkan sinyal analog dari perubahan intensitas cahaya tersebut menuju mikroprosessor yang akan diproses agar didapatkan nilai detak jantung secara real time.
Gambar 3. Sensor MAX30100
NodeMCU ESP8266
NodeMCU adalah sebuah board elektronik yang berbasis chip ESP8266 dengan kemampuan menjalankan fungsi mikrokontroler dan juga koneksi internet (WiFi). Ada beberapa pin I/O sehingga dapat dikembangkan sebagai aplikasi monitoring dan controlling untuk proyek IoT. NodeMCU ESP8266 dapat menggunakan Arduino IDE untuk memprogram dengan compiler Arduino.
Bentuk fisik dari NodeMCU ESP8266 memiliki port USB (mini USB) sehingga
dapat memudahkan dalam
pemrogramannya. [9]
NodeMCU berukuran panjang 4.83cm, lebar 2.54cm, dan berat 7 gram. Board ini sudah dilengkapi dengan fitur WiFi dan Firmwarenya yang bersifat opensource.
Gambar 1. NodeMCUESP8266
Blynk
Blynk adalah sebuah layanan server yang digunakan untuk mendukung project Internet of Things. Layanan server ini memiliki lingkungan mobile user baik Android maupun iOS. Blynk Aplikasi sebagai pendukung IoT dapat diunduh melalui Google Play dan dapat mendukung berbagai platform kerja seperti pada mikrokontroler atau Smarthome.
267
Blynk adalah dashboard digital dengan fasilitas antarmuka grafis dalam pembuatan sistemnya, penambahan komponen pada Blynk Apps dilakukan dengan cara Drag and Drop sehingga memudahkan para penggunanya dalam menyesuaikan kebutuhan dan kegunaan dari sistem yang akan dibuat.
Blynk diciptakan dengan tujuan untuk melakukan kontrol dan monitoring perangkat kertas secara jarak jauh menggunakan berbagai macam media komunikasi mulai dari Bluetooth, Wi-Fi, Ethernet, Jaringan LAN (Local Acces Network) sampai Koneksi data Internet Nirkabel.
Kemampuan untuk menyimpan data dan menampilkan data secara visual baik menggunakan angka, warna ataupun grafik membuat aplikasi ini semakin banyak dipilih untuk mendukung sistem Internet of Things.
Setidaknya, ada 3 komponen utama dalam penyusunan sistem aplikasi Blynk, meliputi:
Blynk Apps
Blynk Apps memungkinkan pengguna untuk membuat project dengan antarmuka yang tidak rumit atau User-Friendly, dengan berbagai macam komponen input serta output yang mendukung untuk pengiriman maupun
penerimaan data serta
merepresentasikan data sesuai dengan sumber data dari komponen yang dipilih.
Representasi data dapat berbentuk visual angka, huruf, notifikasi maupun grafik. Terdapat 4 jenis kategory komponen yang berdapat pada Aplikasi Blynk
• Controller digunakan untuk mengirimkan data atau perintah ke Hardware
• Display digunakan untuk menampilkan data yang berasal dari hardware ke smartphone
• Notification digunakan untuk mengirim pesan dan notifikasi.
• Interface Pengaturan tampilan pada aplikasi Blynk dapat berupa menu ataupun tab
Blynk Server
Blynk server merupakan fasilitas Backend Service berbasis Cloud Server (Komputasi Awan) yang bertanggung jawab untuk mengatur komunikasi antara aplikasi smartphone dengan lingkungan hardware. Kemampuannya untuk terkoneksi dengan banyak perangkat atau Multiple Acces Devices pada saat yang bersamaan semakin memudahkan bagi para pengembang sistem Internet o Things. Blynk server juga tersedia dalam bentuk lokal server apabila digunakan pada lingkungan tanpa koneksi internet. Blynk server lokal bersifat open source dan dapat diimplementasikan pada Hardware Raspbery Pi atau Mini Komputer.
Blynk Library
Blynk Library dapat digunakan untuk membantu pengembangan code.
Blynk library tersedia pada banyak platform perangkat keras sehingga semakin memudahkan para pengembang IoT dengan fleksibilitas hardware yang didukung oleh lingkungan Blynk.
PERANCANGAN SISTEM Blok Diagram
Gambar 4. Blok Diagram
Metode implementasi sistem yang digunakan pada penelitian ini adalah melalui beberapa tahap utama yaitu:
Penetapan Kriteria Evaluasi
Kriteria evaluasi digunakan sebagai titik acuan analisis. Mulai dari pengumpulan data guna merealisasikan sistem ke tahap selanjutnya.
268 Analisis dan Gambaran
Analisis kebutuhan dan gambaran sistem yang dilakukan untuk menunjang implementasi sistem. Analisis dilakukan mulai dari hardware sampai dengan software yang dibutuhkan dalam implementasi sistem. Selain itu, gambaran sistem dilakukan guna memberi ilustrasi umum terhadap sistem yang akan dibuat.
Implementasi Sistem
Pada tahap ini akan dilakukan implementasi sistem yang akan mengacu pada gambaran sistem yang telah dibuat berdasarkan data yang sudah ada.
Pengujian Sistem
Pengujian sistem dilakukan dengan mencoba meletakkan perangkat pada area yang akan diuji coba meliputi rekayasa lingkungan, rekayasa kondisi maupun rekayasa pengujian.
Flow Chart
Gambar 5. Diagram Alir Perangkat
Skematik Rangkaian
Gambar 6. Skematik Rangkaian
Gambar 7. Tata Letak Komponen
HASIL DAN PEMBAHASAN Indikator denyut Jantung
Tabel 1. Indikator Denyut Jantung
Denyut jantung Indikator LCD 40 – 60 BPM Denyut Jantung :
Rendah
61 – 100 BPM Denyut Jantung : Normal
>100 BPM Denyut Jantung : Tinggi
Tabel 1 adalah indikator denyut jantung dari sensor MAX30100. Terdapat tiga kondisi jantung, pada kondisi denyut jantung yang rendah kurang dari 60 BPM, Normal pada 61 sampai dengan 100 BPM sedangkan tinggi diatas 100 BPM.
Tabel 2. Indikator Saturasi Oksigen
Denyut jantung Indikator LCD 50 – 84 % Spo2 : Sangat
Rendah
84 – 95 % Spo2 : Rendah 95 – 100% Spo2 : Normal
Tabel 2 adalah indikator Saturasi Oksigen dari sensor MAX30100.
Terdapat tiga kondisi Saturasi Oksigen, pada kondisi Saturasi Oksigen yang rendah kurang dari 84 BPM, Normal
269
pada 95 sampai dengan 100 BPM sedangkan tinggi diatas 100 BPM.
Pengujian Sensor MAX30100
Dalam pengujian ini menunjukkan seberapa presisi dan akurasi sensor MX30100 dengan membandingkan smartwatch Huawei Fitme. Pada pengukuran sensor MAX30100 menggunakan ujung jari telunjuk yang ditempelkan pada sensor, sedangkan pada smartwatch Huawei fitme sensornya terletak pada pergelangan tangan, didapatkan hasil data pengujian sebagai berikut:
Tabel 3. Perbandingan Data Ukur Denyut Jantung
No
Denyut Jantung Sensor MAX3010
0 (BPM)
Denyut Jantung
Smart watch (BPM)
Persen Error
(%)
Akurasi (%)
1 74 73 1,3 98,7
2 80 81 1,2 98,8
3 68 75 9,3 90,7
4 78 71 9,8 90,2
5 69 71 2,8 97,2
Nilai rata-rata selisih 4,88 95,12 Berdasarkan tabel 3 pengujian sensor MAX30100 padaabagian denyut jantungadan saturasi oksigen yang dibandingkan dengananilai hasil dari smartwatch Huawei dalam 5 percobaan mendapataselisih rata-rata sebesar 4,88% dan persentase erroratertinggi sebesar 9,8%, persentase erroraterkecil yaitu 1,2%.
Tabel 4. Perbandingan Data Ukur Saturasi Oksigen
No
Saturasi Oksigen Sensor MAX30100
(%)
Saturasi Oksigen
Smart watch (%)
Persen Error
(%)
Akuras i (%)
1 95 97 2 98
2 98 97 1 99
3 96 96 0 100
4 96 95 1 99
5 97 95 2,1 97,9
Nilai rata-rata selisih 1,22 98,78 Sedangkanasaturasiaoksigenmenda patkn rata-rata error sebesar 1,22%,
persentase error saturasi oksigen paling besar terdapat pada percobaan ke-5 dengananilai error sebesar 2,1%
danatidak terdapat error pada percobaan ke-3. Akurasi dari alat ini adalah 98,77%
untuk pengukuran saturasi oksigen dan 95,22% untukapengukuranadenyut jantung.
Tabel 5. Kondisi Kesehatan dari Sensor MAX30100
No Saturasi Oksigen
(%)
Denyut Jantung
(BPM) Indikator
1 95 74
SPo2 : Normal Denyut : Normal
2 98 80 SPo2 : Normal Denyut : Normal
3 96 68
SPo2 : Normal Denyut : Normal
4 96 78 SPo2 : Normal Denyut : Normal
5 97 69
SPo2 : Normal Denyut : Normal
Berdasarkan tabel 5 menunjukkan bahwa pada 5 pengujian terdapat kondisi normal pada saturasi oksigen dan kondisi normal pada denyut jantung, dari tampilan LCD.
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dibuat tentang Prototipe Monitoring Kesehatan Pasien COVID-19 Pada Masa Karantina Menggunakan Heartrate dan Oximeter Sensor Berbasis Internet Of Things (IoT) dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :
1. Berdasarkan hasil pengujian alat mendapatkan akurasi sebesar 98,78 pada pengukuran saturasi oksigen dan untuk denyut jantung mendapatkan 95,12%
2. Peralatan yang dikembangkan berhasil mewujudkan monitoring jarak jauh dengan aplikasi BLYNK pada handphone berbasis IoT.
REFERENSI
270 D. B. S. Budi, R. Maulana, and H.
Fitriyah, “Sistem Deteksi Gejala Hipoksia Berdasarkan Saturasi Oksigen dan Detak Jantung Menggunakan Metode Fuzzy Berbasis Arduino,” J. Pengemb.
Teknol. Inf. dan Ilmu Komput., vol.
3, no. 2, pp. 1925–1933, 2019.
Utomo AS, Satrya AB, Tapparan Y.
Monitoring Baby Incubator Sentral Dengan Komunikasi Wireless.
Simetris J Tek Mesin, Elektro dan Ilmu Komput. 2018.
Arthana IKR, Pradnyana IMA.
Perancangan Alat Pendeteksi Detak Jantung Dan Notifikasi MelaluiSms.
Semin Nas Ris Inov 2017. 2017.
Rozie F, Hadary F, W FTP, Nadi D, Berdasarkan B, Terkait P. Jumlah Denyut Nadi / Jantung BerbasisAndroid. 2014;1–10.
Prayogo I, Alfita R, Wibisono KA. Sistem Monitoring Denyut Jantung Dan Suhu Tubuh Sebagai Indikator Level Kesehatan Pasien Berbasis IoT ( Internet Of Thing ) Dengan Metode Fuzzy Logic Menggunakan Android. Triacs [Internet].
2017;2:1–8. Tersedia pada:
http://journal.trunojoyo.ac.id/triac s/article/view/3257.
UGHI F. Proof-of-Concept Simulasi Kadar Saturasi Oksigen untuk Evaluasi Pulse Oximeter. ELKOMIKA J Tek Energi Elektr Tek Telekomun Tek Elektron. 2018;6(1):110.
Yanuardhi R, Soegiarto D, Sularsa A.
Rancang Bangun Pulse Oximetry Digital Berbasis Mikrokontroler Atmega16. eProceedings Appl Sci [Internet]. 2016;2(1):332 8.
Tersedia pada:
https://libraryeproceeding.telkomu niversity.ac.id/index.php/appliedsci ence/ar ticle/view/4083/3857.
D. P. P. Indriani, Yudianingsih, and E. L.
Utari, “Perancangan Pulse Oximetry Dengan Sistem Alarm
Prioritas Sebagai Vital Monitoring Terhadap Pasien,” J. Teknol. Inf., vol. 9, no. 27, pp. 93–107, 2014.
T. M. Kadarina, “Portable Medical Device untuk Aplikasi Pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak Berbasis IoT,” J. Teknol. Elektro, vol. 9, no.
2, pp. 101–108, 2018.
S. Khairunnisa, I. D. Gede, H. Wisana, I.
Priyambada, C. Nugraha, and J. T.
Elektromedik, “Rancang Bangun Pulse Oximeter Berbasis Iot (Internet of Things),” p. 9, 2018.
B. N. Laili, B. Destyningtias, M. Eng, and S. Heranurweni, “Rancang Bangun Pulse Oximetry Dengan Sistem Monitoring Internet of Thing (Iot).”
A. Maliki and J. Utama, “Alat Pemantau Detak Jantung dan Pernafasan dengan SistemMikrokontroler,” vol.
6, no. 2, 2018.
P. Y. Mallo, S. R. U. A. Sompie, B. S.
Narasiang, and Bahrun, “Rancang Bangun Alat Ukur Kadar Hemoglobin dan Oksigen Dalam Darah dengan Sensor Oximeter Secara Non-Invasive,” J. Tek.
Elektro dan Komput., vol. 1, no. 1, pp. 1–6, 2012, doi: 10.35793.
A. Nur, A. Thohari, and A. B. Vernandez,
“Aplikasi Monitoring Kasus Coronavirus Berbasis Android,”
JTET (Jurnal Tek. Elektro Ter.
Polines, vol. 9, no. 1, pp. 12–17, 2020.
Oktaviani.J, “Rancang Bangun Alat Pengukur Kadar Oksigen Non
Invasive Menggunakan
SensorMax30100,” Sereal Untuk, vol. 51, no. 1, p. 51, 2018.
D. Pangestu, F. Ardianto, and B. Alfaresi,
“Sistem Monitoring Beban Listrik Berbasis Arduino Nodemcu Esp8266,” J. Ampere, vol. 4, no. 1,
p. 187, 2019, doi:
10.31851/ampere.v4i1.2745.
A. A. Putra, “Oximetry Digital Berbasis,”
2006.
271
N. Qahar, “Desain Alat Ukur Denyut Jantung Dan Saturasi Oksigen Pada Anak Menggunakan Satu Sensor,” Fak. Teknol. Ind. Univ.
Islam Indones., p. vi, 2018. E.
Riyanto, “Perancangan Pengukur Detak Jantung Dan Suhu Tubuh Berbasis Arduino Serta Smartphone Android,” Naskah Publ. Ilm. Mhs.
Univ. Muhammadiyah Surakarta, p. 18, 2016.
U. Salamah, “Rancang Bangun Pulse Oximetry Menggunakan Arduino Sebagai Deteksi Kejenuhan Oksigen Dalam Darah,” J. Penelit.
Fis. dan Apl., vol. 6, no. 2, p. 77,
2016, doi:
10.26740/jpfa.v6n2.p77-82.
U. Salamah, A. N. Izziyah, and A. A.
Raharjo, “Validasi Pulse oximeter dalam Penentuan Kadar Oksigen dalam Darah,” J. Teor. dan Apl.
Fis., vol. 8, no. 2, pp. 135–140,
2020, doi:
10.23960/jtaf.v8i2.2588.
muhammad raka Saputra,
“TELEMONITORING PERBURUKAN GEJALA PADA PDP COVID-19 KARANTNA MADIRI BERBASIS IoT,”
Univ. Muhammadiyah Surakarta, 2020.
D. E. Savitri, “Gelang Pengukur Detak Jantung dan Suhu Tubuh Manusia Berbasis Internet ofThings (IoT),”
pp. 1–87, 2020.
T. S. Sollu, A. Alamsyah, M. Bachtiar, A.
Amir, and B. Bontong, “Sistem Monitoring Detak Jantung dan Suhu Tubuh Menggunakan Arduino,”
Techno.Com, vol. 17, no. 3, pp.
323–332, 2018, doi:
10.33633/tc.v17i3.1796.
A. S. Utomo, E. H. P. Negoro, and M.
Sofie, “Monitoring Heart Rate Dan Saturasi Oksigen Melalui Smartphone,” Simetris J. Tek.
Mesin, Elektro dan Ilmu Komput., vol. 10, no. 1, pp. 319–324,
2019,doi:10.24176/simet.v10i1.30 24.
R. Yanuardhi, D. Soegiarto, and A.
Sularsa, “Rancang Bangun Pulse Oximetry Digital Berbasis Mikrokontroler Atmega16,”
eProceedings Appl. Sci., vol. 2, no.
1, pp. 332–338, 2016, [Online].Available:https://libraryep roceeding.telkomuniversity.ac.id/in dex.php/appliedscience/article/vie w/4083/3 857.
Y. Yuliana, “Corona virus diseases (Covid-19): Sebuah tinjauan literatur,” Wellness Heal. Mag., vol.
2, no. 1, pp. 187–192, 2020, doi:
10.30604/well.95212020.
M. Donny Widcaksono, “Universitas 17 Agustus 1945 Jakarta,” E - ISSN, J.
Kaji. Tek. elektro, vol.2014, no.
April, p. 2014, 2014.
A. Gamara and A. Hendryani, “Rancang Bangun Alat Monitor Detak Jantung Dan Suhu Tubuh Berbasis Android,” J. Sehat Mandiri, vol. 14, no. 2, pp. 1–9, 2019, doi:
10.33761/jsm.v14i2.140.