• Tidak ada hasil yang ditemukan

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kelapa sawit termasuk sebagai tanaman monokotil, mempunyai akar serabut.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "II. TINJAUAN PUSTAKA. Kelapa sawit termasuk sebagai tanaman monokotil, mempunyai akar serabut."

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

1

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Botani Dan Morfologi Kelapa Sawit 1. Akar

Kelapa sawit termasuk sebagai tanaman monokotil, mempunyai akar serabut. Akar pertama yang muncul dari biji yang berkecambah disebut radikula (bakal akar). Selanjutnya akar ini akan mati dan kemudian disusul dengan tumbuhnya sejumlah akar yang berasal dari pangkal batang. Akar ini disebut akar serabut atau radic adventica (Wahyuni, 2007). Pengelompokan akar berdasarkan diameternya disajikan pada tabel 1.

Tabel 1. Pengelompokan Akar Berdasarkan Diameter.

Nama Akar Diameter (mm)

Primer 5-10

Sekunder 2-4

Tertier 1-2

Kuarter 0,1-0,3

Sumber : Wahyuni, 2007.

Akar primer tumbuh ke bawah sampai kedalaman 1,5 m, pertumbuhan ke samping akar ini sampai ± 6 m dari pangkal pohon. Jumlah terbanyak pada jarak 2 - 2,5 m dari pohon dan pada kedalaman 20 - 25 cm. Akar yang paling aktif menyerap air dan unsur hara adalah akar tersier dan kuarter yang berada pada kedalaman 0 -6 0 cm dan jarak 2 - 2,5 m dari pangkal pohon (Wahyuni, 2007).

(2)

2 2. Batang

Tanaman kelapa sawit memiliki batang yang lurus dan tidak bercabang. Batang kelapa sawit tidak memiliki kambium. Batak pokok tunggal, tidak berdahan dan mempunyai pelepah di ujungnya. Pelepah ini tersusun secara lingkaran dan tiap pelepah yang tua mempunyai helai daun dan duri. Setiap tahun dua puluh atau tiga puluh pelepah daun akan ditunas, tergantung umur pohon tersebut.

Pada tanaman dewasa diameter batang kelapa sawit 45 – 60 cm. Pelepah/daun menempel membalut batang. Kecepatan tumbuh 35 – 75 cm/tahun. Sampai tanaman berumur 3 tahun batang belum terlihat karena masih terbungkus pelepah yang belum ditunas. Pada umur 25 tahun tinggi batang mencapai 13 – 18 meter (LPP, 2004). Perkembangan tinggi batang kelapa sawit normal disajikan pada tabel 2.

Tabel 2. Perkembangan Tinggi Batang Kelapa Sawit Normal.

Umur (tahun)

Tinggi (m)

Umur (tahun)

Tinggi (m)

Umur (tahun)

Tinggi (m)

3 1,6 11,0 7,5 19,0 11,5

4 2,2 12,0 8,4 20,0 11,9

5 2,6 13,0 8,9 21,0 12,2

6 3,8 14,0 9,8 22,0 12,4

7 4,5 15,0 10,0 23,0 13,0

8 5,4 16,0 10,5 24,0 12,3

9 5,7 17,0 11,0 25,0 14,0

10 6,7 18,0 11,3

Sumber: LPP, 2004.

(3)

3 3. Daun

Daun kelapa sawit berupa daun tunggal dengan susunan tulang – tulang daun menyirip.

Pada tanaman muda kelapa sawit mengeluarkan 30 daun (pelepah) per tahun dan pada tanaman tua antara 18 – 24 pelepah. Jumlah daun yang dipertahankan di tajuk pada tanaman dewasa adalah 40 – 46 buah, selebihnya dibuang pada saat panen atau penunasan. Tahap perkembangan daun kelapa sawit dapat dilihat pada tabel 3.

Tabel 3. Tahap Perkembangan Daun.

Tahap Perkembangan

Lanceolate Daun awal yang keluar pada masa pembibitan berupa helaian yang utuh.

Bifurcate Bentuk daun dengan helai daun sudah pecah bagian ujung yang belum terbuka.

Pinnate Bentuk daun dengan helaian yang sudah membuka sempurna dengan anak daun ke atas dan ke bawah.

4. Bunga

Kelapa sawit merupakan tumbuhan berumah satu (monoceous) yaitu pada satu pohon terdapat bunga jantan dan bunga betina. Bunga jantan dan betina berada pada rangkaian yang terpisah. Terkadang dijumpai bunga hemaprodit yaitu terdapat bunga jantan dan betina pada satu rangkaian. Bunga tumbuh di setiap ketiak pelapah, potensinya dapat tumbuh jadi bunga betina atau jantan sangat tergantung dari faktor genetis, lingkungan, kesuburan tanah dan umur tanaman (Hakim, 2007).

Dari setiap ketiak pelepah akan keluar bunga jantan atau bunga betina. Tanaman kelapa sawit mulai berbunga pada umur ± 14 sampai 18 bulan. Dalam satu tahun jumlah bunga jantan dan betina adalah 15 sampai 25 pada tanaman muda dan 8 sampai 15 pada tanaman dewasa.

(4)

4 5. Buah

Buah kelapa sawit tersusun dalam satu tandan. Diperlukan waktu 5,5 sampai 6,0 bulan dari saat penyerbukan sampai matang panen. Dalam satu rangkaian terdapat ±1800 buah yang terdiri dari buah luar, buah tengah, dan buah dalam yang ukurannya kecil karena posisi yang terjepit mengakibatkan tidak berkembang dengan baik.

Berat tandan dan ukuran buah bervariasi tergantung umur tanaman, kesuburan tanah dan pemeliharaan. Berat satu buah bervariasi 15 - 30 gr, panjang 3 – 5 cm. Buah matang yang lepas dari tandan disebut brondolan (Wahyuni, 2007).

B. Syarat Tumbuh Tanaman Kelapa Sawit 1. Iklim

Kelapa sawit termasuk tanaman daerah tropis yang umumnya dapat tumbuh di daerah antara 120 LU - 120LS. Lama penyinaran matahari yang optimum antara 5 – 7 jam per hari.

Sinar matahari diperlukan untuk memproduksi karbohidrat juga untuk memacu pembentukan bunga dan buah (Silitonga, 2011).

Suhu merupakan faktor penting untuk pertumbuhan dan hasil kelapa sawit. Secara umum, suhu optimal untuk pertumbuhan kelapa sawit adalah 240C – 380C dengan suhu terendah 180C dan tertinggi 320C. Ketinggian tempat optimum untuk kelapa sawit adalah 0 – 400 mdpl.

Pada ketinggian tempat lebih dari 500 mdpl, pertumbuhan kelapa sawit akan terhambat dan produksinya pun akan rendah (Setyamidjaja, 2006).

(5)

5 2. Media Tanam/ Tanah

Jenis tanah untuk budidaya kelapa sawit harus memenuhi standart atau persyaratan yang dapat menunjang pertumbuhan dan produksi yang optimal. Tanah yang digunakan untuk media pada pembibitan kelapa sawit adalah adalah lapisan atas (top soil) dan tidak bercampur dengan batu - batu/kerikil.

Beberapa hal yang menentukan sifat fisik lapisan tanah adalah tekstur, konsistensi, kemiringan tanah, permeabilitasi, ketebalan lapisan tanah dan kedalaman permukaan tanah.

Tanaman kelapa sawit tumbuh baik pada tanah gembur, subur, drainase baik, permeabilitasi sedang dan memiliki solum yang tebal ( sekitar 80 cm), tanpa lapisan padas, tekstur tanah ringan dengan kandungan pasir 20 – 60%, debu 10 – 40%, dan liat 20 – 50%. Tanah yang kurang cocok adalah tanah pantai, berpasir dan tanah gembur tebal.

C. Pembibitan Kelapa Sawit

Pembibitan merupakan serangkaian kegiatan untuk mempersiapkan bahan tanaman, meliputi persiapan media, pemeliharaan, seleksi bibit hingga siap untuk ditanam di lapangan.

Menurut Risza, 1994, pembibitan kelapa sawit merupakan titik awal yang paling menentukan masa depan pertumbuhan kelapa sawit di lapangan. Bibit yang unggul merupakan modal dasar untuk mencapai produktivitas yang tinggi.

Pertumbuhan bibit yang sehat merupakan faktor yang sangat penting untuk memperoleh tanaman yang baik di lapangan kelak. Pertumbuhan tersebut dipengaruhi oleh jenis persilangan, media tanam, hama penyakit, pemupukan dan sebagainya.

Sasaran pembibitan adalah menyediakan bibit kelapa sawit yang unggul dan siap ditanam di areal perkebunan dengan berbagai macam kondisi lingkungan. Kualitas bibit dipengaruhi oleh

(6)

6

beberapa faktor yaitu, jenis bibit atau potensi genetik, kultur teknis dalam penanaman dan pemeliharaan bibit dan seleksi bibit. Bibit harus ditanam di lapangan umur 10 - 12 bulan.

Ada dua jenis pembibitan, yaitu pembibitan dua-tahap dan satu-tahap. Di proyek - proyek baru yang membutuhkan bibit dalam jumlah besar dan harus dikembangkan dalam jangka waktu yang singkat, sebaiknya digunakan pembibitan dua-tahap. Hal tersebut diperlukan karena untuk persiapan lahan pada awalnya hanya dibutuhkan areal yang lebih sempit. Di samping itu akan lebih mudah untuk mengawasi pelaksanaan pekerjaan serta tersedia waktu yang cukup untuk persiapan lainnya.

D. Pemeliharaan pembibitan 1. Penyiraman

a. Pre-Nursery

Umumnya penyiraman dilakukan 2x sehari yaitu pagi dan sore hari. Namun jika terjadi hujan yang cukup maka tidak perlu dilakukan penyiraman. Sebelum menyiram perlu melakukan pemeriksaan tingkat kebasahan tanah.

Jika tanah masih basah maka tidak perlu dilakukan penyiraman, sementara jika air menggenang maka gunakan kayu untuk menusuk tanah agar air keluar polibag. Jangan biarkan air menggenang karena akan menghambat pertumbuhan bibit (Darmosarkoro, dkk, 2008).

b. Main-Nursery

Penyiraman yang cukup dan efisien sangat penting untuk mendapatkan tanaman yang jagur, sehat dan homogen. Air yang digunakan haruslah cukup bersih dan sesuai standar untuk bibit kelapa sawit, sedangkan kebutuhan air di Main Nursery sangat ditentukan oleh umur bibit, dimana semakin besar bibit memerlukan air semakin banyak.

(7)

7

Frekuensi penyiraman yang dapat memenuhi kebutuhan akan air adalah satu atau dua kali sehari. Satu hal yang perlu diperhatikan bahwa air harus didistribusikan secara merata agar bibit mendapat air dalam jumlah sesuai dengan kebutuhannya (Darmosarkoro, dkk, 2008).

Kebutuhan air berdasarkan umur bibit di Main Nursery disajikan pada tabel 4.

Tabel. 4 Kebutuhan Air Berdasarkan Umur Bibit di Main Nursery.

No Umur Bibit (bulan) Jumlah air Liter/bibit/hari

1. 0 - 2 0,6

2. 2 - 4 0,7

3. 4 - 6 1,0

4. > 6 1,5

Sumber : Darmosarkoro, dkk. 2008.

2. Mulching

Penggunaan mulsa pada pembibitan Main Nursery bertujuan untuk menghindari memadatnya permukaan tanah, mencegah penguapan air, menambah unsur hara dalam tanah dan mengatur kelembaban tanah pada musim kemarau. Mulsa yang digunakan biasa berupa cangkang biji sawit (limbah pabrik) sebanyak 1 kg/polybag atau cacahan daun alang-alang dan sejenisnya.

3. Penyiangan

Penyiangan dilakukan setiap 15 hari sekali pada 3 bulan pertama, selanjutnya 1 bulan sekali secara manual. Hindarkan penggunaan herbisida pada bibitan, walau di antara polibag (Hakim, 2007).

(8)

8 4. Pengendalian Hama dan Penyakit

Secara umum, ada tiga jenis gangguan yang dapat menghambat pertumbuhan bibit, yaitu serangan hama, penyakit yang disebabkan oleh patogen, dan penyakit fisiologis. Hama umumnya merupakan jasad makro yang kasat mata, sedangkan penyakit biasanya disebabkan oleh jasad renik, seperti cendawan,bakteri dan lain-lain.

Serangan hama yang sering terjadi di Pre Nursery adalah serangan Apogonia sp.

Serangan hama ini dapat dikendalikan dengan cara penyemprotan pestisida. Penyakit yang yang sering dijumpai adalah penyakit bercak daun, Helminthosporium dan Antraknosa, dikendalikan dengan fungisida ataupun pengguntingan bagian daun tanaman yang terserang.

Beberapa jenis penyakit yang sering menyerang di pembibitan utama (Main Nursery) yaitu penyakit bercak daun yang disebabkan oleh Curvularia sp. dan Helminthosporium sp, antraknosa yang disebabkan oleh Botrydiplodia sp, penyakit akar yang disebabkan oleh Rhizoctonia sp dan Phythium sp. Hama yang umumnya terdapat pada pembibitan utama (Main Nursery) adalah Apogonia sp, belalang, kutu daun, jangkrik, ulat api, siput, ulat kantong, tikus.

E. Pemupukan di pembibitan a. Pre-Nursery

Pelaksanaan pemupukan dikelompokkan menjadi dua jadwal, yaitu minggu genap dan minggu ganjil. Minggu genap (minggu ke 4, 6,8,10,12) dengan pupuk majemuk (contohnya Rustika) 15.15.6.4 konsentrasi 0,2% (2gr/L air). Minggu ganjil (minggu ke 5,7,9,11) dengan urea 0,2%. Semua pupuk harus di larutkan. Pemupukan dilakukan pagi hari setelah selesai penyiraman (LPP, 2004).

(9)

9

Tidak dianjurkan menggunakan pupuk granular pada pembibitan awal karena dapat mengakibatkan daun gosong (scorch) (Sianipar, 2010).

b. Main-Nursery

Pemupukan organik menggunakan kotoran sapi atau ayam tidak dlrekomendasikan, karena kotoran yang tidak tercampur merata dengan tanah akan menyebabkan pertumbuhan bibit yang tidak seragam sehingga akan menyulitkan pada saat seleksi bibit. Aplikasi pupuk dilakukan dengan cara menaburkan secara melingkar dengan radius 3 cm dari leher bibit.

Kontak langsung pupuk dengan leher dan daun bibit dapat menyebabkan bibit terbakar.

Standar dosis pemupukan pada pembibitan utama (Main Nursery) kelapa sawit disajikan pada tabel 5.

Tabel 5. Standar Dosis Pemupukan pada Pembibitan Utama (Main Nursery) Kelapa Sawit.

Umur (Minggu)

Jenis dan dosis pupuk NPKMg

15.15.6.4

NPKMg

12.12.17.2 Dolomit

14-15 2,5 - -

16-17 5 - -

18-20 7,5 - -

22-24 10 - -

26 - 10 -

28 - 10 5

30 - 10 -

32 - 10 5

34 - 15 -

36 - 15 7,5

38 - 15 -

40 - 15 7,5

42 - 20 -

44 - 20 10

46 - 20 -

48 - 20 10

50 - 25 -

52 - 25 10

Sumber: PPKS, 2012.

(10)

10

Pemberian pupuk pada bibit kelapa sawit sangat jelas memberikan menekan pertumbuhan. Bibit kelapa sawit sangat cepat pertumbuhannya dan membutuhkan cukup banyak pupuk. Pedoman ukuran pertumbuhan bibit yang normal disajikan pada tabel 6.

Tabel 6. Pedoman Ukuran Pertumbuhan Bibit yang Normal.

Umur

(bulan) Jumlah Daun

Tinggi

(Cm) Diameter Batang (Cm)

1 4,0 20 1,3

2 4,5 25 1,5

3 5,5 32 1,7

4 8,5 40 1,8

5 10,5 52 2,5

6 11,0 59 2,7

7 11,5 64 3,0

8 12,0 73 3,6

9 14,0 88 4,5

10 16,0 110 5,5

11 17,0 120 5,8

12 18,0 130 6,0

Sumber: LPP, 2004.

Gambar

Tabel 1. Pengelompokan Akar Berdasarkan Diameter.
Tabel 2.  Perkembangan Tinggi Batang Kelapa Sawit Normal.
Tabel 5. Standar Dosis Pemupukan pada Pembibitan Utama (Main Nursery) Kelapa Sawit.
Tabel 6. Pedoman Ukuran Pertumbuhan Bibit yang Normal.

Referensi

Dokumen terkait

Daun kelapa sawit terdiri dari beberapa bagian yaitu: (1) Kumpulan anak daun (leaflets) yang mempunyai helaian (lamina) dan tulang anak daun (midrib) , (2) Rachis

Dalam usaha untuk menemukan marka molekuler atau segmen DNA yang berkaitan dengan fenotipe tertentu, penelitian untuk mengkaji asosiasi polimorfisme lokus

Pengukuran pertama dengan menggunakan sumber tegangan 3 volt, diukur menggunakan amperemeter yang dipasang seri diperoleh arus listrik sebesar 0,2 A , kemudian diukur

Dengan hasil akhir yang telah di ketahui adanya faktor-faktor yang mempengaruhi disfungsi seksual pada pasien dengan penyakit ginjal stadium akhir yang menjalani

Adapun tujuan dalam penelitian ini untuk mengetahui tingkat likuiditas perusahaan kosmetik Mustika Ratu Tbk dari tahun 2011 sampai 2013 berdasarkan rasio lancar, rasio cepat dan

Untuk mengetahui, apakah suatu wilayah terjadi proses abrasi ataupun akresi, dapat diketahui dengan cara mengintegrasikan dua hasil dijitasi garis pantai citra dari

keuangan dan akibat dari kebijakan pemerintah Belanda yang melarang terbitnya majalah Pembela Islam. 6 Walaupun majalah Pembela Islam dilarang terbit kembali, namun

Observasi adalah suatu teknik yang dilakukan dengan cara mengadakan pengamatan secara teliti serta pencatatan secara sistematis. Observasi yang dilakukan dalam