• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. 2014). Laporan keuangan penting bagi seorang investor karena dapat dengan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. 2014). Laporan keuangan penting bagi seorang investor karena dapat dengan"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

1 BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Laporan keuangan merupakan salah satu media yang banyak digunakan investor dalam menentukan keputusan investasinya. Laporan keuangan berisi tentang informasi keuangan suatu perusahaan dalam suatu periode akuntansi yang menggambarkan kinerja perusahaan. Laporan keuangan yang berkualitas adalah laporan yang relevan dan reliable, selain itu laporan keuangan harus dapat diperbandingkan dan tepat waktu (Handayani, 2014). Laporan keuangan penting bagi seorang investor karena dapat dengan mudah mengetahui bagaimana perkembangan perusahaan tertentu dengan melihat laba dalam laporan keuangan perusahaan. Besarnya laba yang diperoleh perusahaan akan menarik pihak investor untuk dapat menginvestasikan dananya pada perusahaan tertentu. Atas dasar tersebut manajemen perusahaan akan mengupayakan berbagai cara supaya laba yang dihasilkan perusahaan dapat meningkat dari periode sebelumnya.

Laba merupakan dasar perhitungan pajak, semakin besar laba yang

diperoleh perusahaan maka akan semakin besar pula pajak yang harus

dibayarkan kepada pemerintah. Manajemen perusahaan akan berupaya untuk

membuat laba perusahaan lebih rendah dari laba seharusnya agar pajak yang

dibayarkan juga semakin kecil. Upaya tersebut dapat dilakukan oleh

manajemen karena mereka memiliki informasi yang lebih banyak

(2)

2

dibandingkan pemerintah sebagai pihak yang mengeluarkan aturan berupa pajak tersebut. Manajemen perusahaan selalu memiliki peluang untuk meminimalisir jumlah pajak yang dibayarkan menurut peraturan pemerintah yang dapat berubah sewaktu-waktu sesuai dengan perkembangan dan tuntutan bisnis. Upaya perusahaan dalam mengurangi tingkat laba yang dihasilkan tersebut dapat dikategorikan dalam praktik manajemen laba.

Manajemen laba yaitu suatu kemampuan untuk memanipulasi pilihan–

pilihan yang tersedia dan mengambil pilihan yang tepat untuk dapat mencapai

tingkat laba yang diinginkan Belkaoui (2004). Teori akuntansi positif yang

dijelaskan Watts & Zimmerman (1986) menyatakan bahwa perusahaan

diperbolehkan untuk memilih alternatif prosedur akuntansi yang digunakan

sesuai dengan kebutuhan. Teori ini menyebutkan bahwa perusahaan diberikan

kebebasan dalam menentukan metode-metode akuntansi yang ingin digunakan

supaya dapat meminimumkan biaya dan memaksimalkan keuntungan. Usaha

perusahaan dalam meningkatkan keuntungan dengan metode-metode

akuntansi yang digunakan dapat merujuk pada tindakan oportunis yang

memaksimumkan kepuasan perusahaan. Hal tersebut juga dapat mengantarkan

manajemen ke dalam praktik manajemen laba karena mereka memiliki

kewenangan untuk menentukan metode akuntansi seperti apa yang tepat

digunakan dalam penyusunan laporan keuangan, seperti yang disebutkan oleh

Kusumawardhani (2012), Manajemen laba adalah campur tangan dalam

proses pelaporan keuangan eksternal dengan tujuan untuk menguntungkan diri

sendiri.

(3)

3

Watts & Zimmerman (1986) dalam teori akuntansi positif mengajukan tiga pemahaman yang mendorong perusahaan dalam melakukan praktik manajemen laba meliputi bonus plan hypothesis, debt covenant hypothesis dan political cost hypothesis. Teori political cost hypothesis oleh Watts and

Zimmerman (1978) menyatakan bahwa terdapat konflik kepentingan antara manajer atau perusahaan dengan pemerintah sebagai pihak ketiga yang memiliki wewenang untuk mengalihkan kekayaan dari perusahaan kepada masyarakat sesuai peraturan yang berlaku yang meliputi regulasi, subsidi pemerintah, pajak, tarif dan lain sebagainya. Teori political cost juga menyatakan bahwa perusahaan cenderung memilih dan menggunakan metode- metode akuntansi yang dapat memperkecil ataupun memperbesar laba perusahaan sesuai motivasi atau dorongan yang dihadapi perusahaan.

Manajemen perusahaan akan mempermainkan laba agar kewajiban pembayaran tidak terlalu tinggi sehingga alokasi laba sesuai dengan kemauan perusahaan (Sulistyanto, 2008: 64).

Penelitian yang dilakukan oleh Achmad dkk (2007) memperoleh hasil

bahwa peningkatan motivasi debt covenant dan motivasi biaya politik akan

meningkatkan praktik manajemen laba. Hal ini juga diperkuat dengan

penelitian Nurdiniah (2015) yang menyatakan bahwa motivasi biaya politik

berpengaruh positif terhadap manajemen laba. Kedua penelitian tersebut

mengindikasikan bahwa semakin besar biaya yang dikeluarkan perusahaan

terhadap aktivitas politik maka praktik manajemen laba akan semakin gencar

dilakukan oleh perusahaan.

(4)

4

Namun beberapa penelitian lainnya memiliki hasil yang berbeda seperti penelitian yang dilakukan oleh Chen et al. (2011) dimana hasilnya menyatakan bahwa political cost berpengaruh negatif terhadap manajemen laba pada industri real estate. Aryani (2011) juga memiliki hasil yang sama bahwa political cost berpengaruh negatif pada manajemen laba. Namun penelitian Akhoondnejat (2013) menyatakan bahwa political cost berpengaruh signifikan pada manajemen laba khususnya income smoothing. Sedangkan penelitian yang dilakukan Nugrohohadi (2013) justru memberikan hasil yang berbeda dimana political cost tidak memiliki pengaruh pada manajemen laba dan diperkuat dengan penelitian Triminarni dkk. (2013) yang diteliti pada perusahaan manufaktur. Berdasarkan penjelasan tersebut maka akan diteliti kembali mengenai pengaruh politi cal cost pada manajemen laba.

Ketidakkonsistenan hasil penelitian mengenai political cost dan

manajemen laba yang dilakukan oleh beberapa penelitian menjadikan salah

satu alasan dilakukannya penelitian kembali mengenai pengaruh political cost

dan manajemen laba. Selain itu perbedaan hasil penelitian pada beberapa

penelitian tersebut juga mengindikasikan bahwa terdapat variabel yang secara

tidak langsung berpengaruh antara political cost dan manajemen laba. Salah

satu variabel tersebut adalah jenis industri. Chen et al. (2011) meneliti

pengaruh political cost dan manajemen laba pada industri real estate dimana

hasilnya political cost berpengaruh negatif pada manajemen laba, sedangkan

penelitian yang dilakukan Triminarni dkk. (2013) yang dilakukan pada

perusahaan manufaktur justru memberikan hasil yang berbeda dimana

(5)

5

political cost tidak berpengaruh pada manajemen laba. Perbedaan hasil

penelitian pada dua jenis industri tersebutlah yang menjadi pertimbangan dalam menentukan variabel pemoderasi dalam penelitian ini.

Pengaruh political cost pada manajemen laba ini akan diteliti pada dua jenis industri antara lain pada perusahaan sektor keuangan (perbankan) dan non keuangan: makanan dan minuman. Alli et al. (1994) dalam Febryana (2013) menyebutkan bahwa perusahaan-perusahaan keuangan merupakan perusahaan yang banyak menghadapi berbagai regulasi yang diterbitkan oleh berbagai lembaga yang mengatur sektor keuangan. Sedangkan Yip et al.

(2011) menyebutkan bahwa perusahaan sektor makanan dan minuman

mendapatkan perhatian yang lebih sedikit dari pemerintah sehingga

perusahaan sektor makanan dan minuman lebih memiliki keleluasaan dalam

melakukan praktik manajemen laba. Perusahaan sektor keuangan memiliki

peran yang sangan penting dalam pertumbuhan perekonomian, oleh karena

pemerintah seringkali mengeluarkan peraturan terkait dengan jalannya

perusahaan sehingga dapat meminimalisir praktik manajemen laba pada

perusahaan sektor keuangan. Sedangkan perusahaan yang termasuk dalam

sektor manufaktur khususnya pada industri makanan dan minuman

mendapatkan perhatian politik yang sedikit dari pemerintah , selain itu bentuk

laporan keuangan perusahaan sektor manufaktur yang lebih rumit

dibandingkan dengan sektor lainnya juga menyebabkan sektor ini lebih

banyak melakukan praktik manajemen laba.

(6)

6

Djamaa (2011) juga menunjukkan bahwa praktik manajemen laba pada industri perbankan (keuangan) lebih kecil dibandingkan dengan praktik manajemen laba pada industri manufaktur. Penelitian ini akan diteliti pada perusahaan keuangan dan non keuangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) selama periode 2010 hingga 2014. Berdasarkan pemaparan diatas maka permasalahan yang akan diteliti adalah pengaruh Political cost pada Manajemen laba yang dipengaruhi oleh jenis industri sebagai pemoderasi.

1.2 Rumusan Masalah Penelitian

Scott (2006) mendefinisikan manajemen laba sebagai pilihan kebijakan akuntansi yang dilakukan manajer untuk tujuan spesifik. Perkembangan dunia industri yang semakin maju membuat pemerintah mengeluarkan aturan-aturan guna membatasi kekayaan yang dimiliki perusahaan untuk pemerataan perekonomian melalui regulasi yang ditetapkannya. Motivasi atau dorongan dalam melakukan praktik manajemen laba tersebut disebut dengan motivasi political cost.

Regulasi yang dikeluarkan oleh pemerintah tidaklah sama untuk setiap

industri. Industri yang besar cenderung akan memperoleh perhatian yang lebih

besar dari pemerintah. Hal tersebut menjelaskan bahwa jenis industri juga

dapat mempengaruhi hubungan antara political cost pada manajemen laba,

seperti penelitian Chen et al. (2011) meneliti pengaruh political cost dan

manajemen laba pada industri real estate dimana hasilnya political cost

(7)

7

berpengaruh negatif pada manajemen laba, sedangkan penelitian yang dilakukan Triminarni dkk. (2013) yang dilakukan pada perusahaan manufaktur justru memberikan hasil yang berbeda dimana political cost tidak berpengaruh pada manajemen laba. Berdasarkan uraian mengenai latar belakang judul penelitian tersebut maka rumusan masalah yang diteliti antara lain:

1) bagaimana pengaruh political cost terhadap manajemen laba?

2) apakah jenis industri mampu memoderasi pengaruh political cost terhadap manajemen laba?

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah penelitian tersebut, adapun tujuan dari penelitian ini yaitu:

1) Untuk mengetahui pengaruh political cost terhadap manajemen laba.

2) Untuk mengetahui pengaruh politic cost terhadap manajemen laba dengan jenis industri sebagai pemoderasi.

1.4 Kegunaan Penelitian

Berdasarkan tujuan penelitian yang disebutkan sebelumnya, penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut:

1) Kegunaan teoritis

Penelitian ini diharapkan mampu memberikan kontribusi mengenai praktik

manajemen laba dalam ilmu akuntansi. Penelitian ini juga dimaksudkan

(8)

8

dapat memberikan informasi mengenai motivasi biaya politik dalam manajemen laba pada jenis industri yang berbeda.

2) Kegunaan Praktis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi pertimbangan investor dalam mengambil keputusan terutama yang berkaitan dengan investasi pada industri dengan tingkat biaya politik tinggi. Selain itu penelitian ini diharapkan mampu menyediakan bukti mengenai pengaruh political cost pada manajemen laba khususnya pada dua jenis industri tersebut.

1.5 Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan digunakan agar penulisan skripsi dapat lebih terstruktur serta mempermudah pembahasan. Skripsi ini terdiri dari lima bab yang tersusun secara sistematis diantaranya:

Bab I: Pendahuluan

Pada bab ini berisi latar belakang, rumusan masalah, tujuan dan kegunaan penelitian serta sistematika penulisan.

Bab II: Kajian Pustaka dan Hipotesis

Pada bab ini memuat tentang tinjauan teoritis yang sesuai dengan permasalahan yang diangkat dan juga rumusan hipotesis. Teori-teori tersebut meliputi teori keagenan dan manajemen laba.

Bab III: Metode Penelitian

Pada bab ini berisi desain penelitian, lokasi penelitian, objek

penelitian, identifikasi variabel, definisi operasional variabel, jenis data,

(9)

9

sumber data, populasi, sampel, metode penentuan sampel dan analisis data serta teknik analisis data.

Bab IV: Pembahasan Hasil Penelitian

Pada bab ini memaparkan gambaran umum objek penelitian dan hasil penelitian sesuai dengan teknik analisis data yang digunakan.

BAB V: Simpulan dan Saran

Bab ini merupakan bagian akhir dari laporan penelitian yang

memberikan simpulan dari hasil pembahasan dan saran yang sesuai dengan

hasil penelitian.

Referensi

Dokumen terkait

manajemen laba dilakukan karena adanya konflik kepentingan yang terjadi antara pihak pemilik dan manajemen sehingga dengan faktor-faktor seperti ukuran perusahaan,

Dengan nilai rata-rata 4,4756 termasuk dalam kategori sangat tinggi, pada pernyataan “Saya lebih suka teman satu kelompok yang menyelesaikan tugas yang diberikan

Terkait dengan nilai perusahaan, keputusan investasi dan keputusan pendanaan maka penelitian ini dilakukan pada Perusahaan Manufaktur Sektor Industri Konsumsi yang

Hasil penelitian ini sama dengan hasil penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Yulianti dan Fitriany 2005 yang menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan persepsi antara mahasiswa akuntansi