• Tidak ada hasil yang ditemukan

Mengeluarkan uang dalam rangka membiayai proses pendidikan adalah investasi yang sangat menguntungkan dan dapat dinikmati selama-lamanya.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Mengeluarkan uang dalam rangka membiayai proses pendidikan adalah investasi yang sangat menguntungkan dan dapat dinikmati selama-lamanya."

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan telah mencanagkan program Pendidikan Gratis untuk seluruh masyarakat Sumsel, tidak terkecuali di Kabupaten OKU Selatan. Hal ini disadari bahwa

INDIKATOR PENDIDIKAN 4

“ Mengeluarkan uang dalam rangka membiayai proses pendidikan adalah investasi yang sangat menguntungkan dan dapat dinikmati selama-lamanya.

Lokasi: Kantor Bupati OKU Selatan

(2)

pendidikan merupakan proses pemberdayaan peserta didik sebagai subjek sekaligus objek dalam membangun kehidupan yang lebih baik. Mengingat pendidikan sangat berperan sebagai faktor kunci dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia, maka pembangunan di bidang pendidikan meliputi pembangunan pendidikan secara formal maupun non formal. Pembangunan di bidang pendidikan memerlukan peran serta yang aktif tidak hanya dari pemerintah, tetapi juga dari masyarakat. Karena belum semua anak di Sumatera Selatan dapat menikmati kesempatan pendidikan dasar, antara lain faktor kemiskinan keluarga. Titik berat pendidikan formal adalah peningkatan mutu pendidikan dan perluasan pendidikan dasar. Selain itu, ditingkatkan pula kesempatan belajar pada jenjang pendidikan yang lebih tinggi.

Selain program pendidikan gratis, berbagai upaya juga dilakukan

pemerintah, misalnya dengan meningkatkan sarana dan prasarana

pendidikan dan perbaikan kurikulum, Itu semua dalam rangka

(3)

mencapai terlaksananya program wajib belajar 9 tahun. Dengan semakin lamanya usia wajib belajar ini diharapkan tingkat pendidikan anak semakin membaik, dan tentu akan berpengaruh pada tingkat kesejahteraan penduduk.

4.1. Angka Melek Huruf

Kemampuan baca tulis penduduk dewasa merupakan

ukuran yang sangat mendasar dari tingkat pendidikan, yang

tercermin dari data angka melek huruf, yaitu persentase

penduduk usia 15 tahun ke atas yang dapat membaca huruf latin

dan huruf lainnya.

(4)

Tabel 4.1. Persentase Penduduk Umur 15 Tahun Ke Atas Yang Melek Huruf di Kabupaten OKU Selatan Tahun 2009-2011

No. Tahun Angka Melek Huruf

(1) (2) (3)

1 2009 97.80

2 2010 97.90

3 2011 97.93

Sumber: BPS, 2011

Persentase penduduk yang melek huruf pada tahun 2011 mengalami kenaikan sedikit. Walaupun demikian, angka ini sudah cukup tinggi. Artinya penduduk yang buta huruf hanya tinggal 2,07 persen lagi. Memang buta huruf ini akan sulit diberantas sampai nol persen selama kemiskinan masih ada, akan tetapi bisa ditekan seminimal mungkin.

4.2. Rata-Rata Lama Sekolah

Indikator lainnya untuk melihat tingkat pendidikan adalah

rata-rata lama sekolah yang secara umum menunjukkan jenjang

(5)

pendidikan yang telah dicapai oleh penduduk usia 15 tahun keatas Rata-rata lama sekolah di Kabupaten OKU Selatan pada tahun 2011 mengalami peningkatan. Pada tahun 2009, rata-rata lama sekolah penduduk usia 15 tahun ke atas di Kabupaten OKU Selatan sebesar 7,15 tahun yang artinya rata-rata penduduk bersekolah sampai tingkat SMP kelas 2.

Tabel 4.2 Rata-rata Lama Sekolah Penduduk

Usia 15 Tahun ke Atas di Kabupaten OKU Selatan Tahun 2009-2011

No. Tahun Rata-rata lama sekolah

(1) (2) (3)

1 2009 7.15

2 2010 7.45

3 2011 7.47

Sumber: BPS, 2011

Sampai dengan tahun 2011, rata-rata lama sekolah

penduduk Kabupaten OKU Selatan naik sedikit menjadi 7.47

tahun, akan tetapi hal ini tetap sama bahwa penduduk Kabupaten

(6)

OKU Selatan secara rata-rata bersekolah sampai kelas 2 tingkat SMP. Tentu saja untuk program Wajib Belajar 9 tahun angka ini hampir terpenuhi, akan tetapi jika kita melihat program dunia (UNDP) bahwa setiap penduduk harus menyelesaikan pendidikan selama 15 tahun yang berarti minimal mengenyam pendidikan sampai tingkat Diploma III, maka penduduk Kabupaten OKU Selatan masih jauh dari target dunia.

4.3. Tingkat Pendidikan

Ada pergeseran pendidikan penduduk di Kabupaten OKU

Selatan dari tahun 2010 ke 2011. Pergeseran ini terjadi di semua

jenjang pendidikan. Jika kita perhatikan tabel 6.3, penduduk OKU

Selatan 15 tahun ke atas yang tidak tamat SD mengalami

penurunan, dan diikuti oleh peningkatan persentase penduduk

yang tamat SD. Namun demikian, penduduk yang tamat SMP dan

SMA di Kabupaten OKU Selatan mengalami penurunan tapi diikuti

(7)

juga oleh kenaikan persentase penduduk yang tamat perguruan tinggi.

Hal ini berarti ada perpindahan ke luar Kabupaten OKU

Selatan dari penduduk yang tamat SMP dan SMA, mungkin untuk

melanjutkan pendidikan yang lebih tinggi di daerah lain seperti ke

Kota Palembang atau ke Baturaja atau luar Sumatera. Akan Tetapi

bisa juga dalam rangka untuk bekerja. Di saat yang bersamaan,

penambahan penduduk yang tamat perguruan tinggi bertambah

walau kecil. Ini kemungkinan ada perpindahan masuk penduduk

ke Kabupaten OKU Selatan dari luar, terutama putera daerah yang

telah kembali setelat tamat dari perkuliahan.

(8)

Tabel 4.3 Persentase Penduduk 15 Tahun ke Atas Menurut Ijazah yang Dimiliki di Kabupaten OKU Selatan

Tahun 2010-2011

No. Ijazah yang dimiliki 2010 2011

(1) (2) (3) (4)

1 Tdk punya ijazah SD 30.47 19.40

2 SD Sederajat 29.88 40.70

3 SMP Sederajat 19.80 21.78

4 SMA Sederajat 17.46 14.78

5 PT 2.39 3.35

Sumber: SUSENAS 2010-2011

(9)

4.4. Tingkat Partisipasi Sekolah

Untuk melihat seberapa banyak penduduk usia sekolah

yang sudah memanfaatkan fasilitas pendidikan yang ada dapat

dilihat dari persentase penduduk yang masih bersekolah pada

umur tertentu yang lebih dikenal dengan angka partisipasi sekolah

(APS). Meningkatnya angka partisipasi sekolah berarti

menunjukkan adanya keberhasilan di bidang pendidikan,

utamanya yang berkaitan dengan upaya memperluas jangkauan

pelayanan pendidikan. APS mempunyai keunggulan dapat

mencerminkan partisipasi/akses pendidikan sesuai kelompok usia

sekolah sehingga jelas menggambarkan seberapa besar penduduk

yang sedang menikmati pendidikan. Tetapi kelemahannya, APS

tidak dapat melihat di jenjang apa seseorang tersebut

bersekolah/menikmati pendidikan.

(10)

Tabel 4.4 Angka Partisipasi Sekolah Menurut Kelompok Umur di Kabupaten OKU Selatan Tahun 2009-2011

No. Kelompok Umur 2009 2010 2011

(1) (2) (3) (4) (5)

1 7-12 97.81 97.68 97.07

2 13-15 77.04 87.12 93.12

3 16-18 50.10 51.69 59.47

Sumber: SUSENAS 2009-2011

Tabel 4.4 menunjukkan semakin tinggi umur, angka partispasi sekolah semakin kecil, mengindikasikan bahwa masih banyak penduduk yang tidak dapat melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi. Walaupun demikian, ada peningkatan partisipasi sekolah penduduk usia SMP dan SMA.

Angka partisipasi sekolah anak-anak usia 7-12 tahun (usia

SD) pada tahun 2011 mengalami sedikit penurunan menjadi

97,07. Pada tahun 2011 untuk kelompok umur 13-15 tahun (usia

SLTP), angka partisipasi sekolah naik menjadi 93.12 dibandingkan

pada tahun 2010. Sedangkan pada kelompok umur 16-18 tahun

(11)

(usia SMA), pada tahun 2011 angka partisipasi sekolah naik juga menjadi 59,47 persen.

Lebih jauh tentang partisipasi sekolah dapat dilihat dari

Angka Partisipasi Murni yaitu tingkat partisipasi penduduk

kelompok umur 7-12 tahun, 13-15 tahun dan 16-18 tahun di

masing-masing jenjang pendidikan SD, SLTP dan SLTA. Angka

Partisipasi Murni (APM) mencerminkan partisipasi dan akses

penduduk bersekolah di jenjang tertentu sesuai kelompok usia

pada jenjang tersebut (bersekolah tepat waktu). Tetapi APM

memiliki kelemahan tidak dapat menggambarkan anak yang

sekolah di luar kelompok umur di suatu jenjang seperti anak usia

5 – 6 tahun dan di atas 12 tahun yang masih bersekolah di

SD/Sederajat. Inpres no 5 tahun 2006 tentang Gerakan Nasional

Percepatan Penuntasan Wajib Belajar Pendidikan Dasar 9 tahun

dan Pemberantasan Buta Aksara (GNPPWBA) mempunyai target:

(12)

pada akhir tahun 2008; Angka Partisipasi Kasar (APK) SD/Sederajat minimal 95 Persen akhir tahun 2008; serta persentase buta aksara 15 tahun ke atas maksimum 5 persen pada akhir tahun 2009.

Tabel 4.5 Angka Partisipasi Murni Menurut

Jenjang Pendidikan di Kabupaten OKU Selatan Tahun 2009-2011

No. Jenjang

Pendidikan 2009 2010 2011

(1) (2) (3) (4) (5)

1 SD 96.27 95.03 91,29

2 SMP 68.36 74.24 71,41

3 SMA 33.24 49.15 48,01

Sumber: SUSENAS 2009-2011

Jika dibandingkan dengan tahun 2010, APM semua jenjang

pendidikan mengalami penurunan pada tahun 2011mengalami

penurunan pada tahun 2011.

Gambar

Tabel 4.1. Persentase Penduduk Umur 15 Tahun Ke Atas                       Yang Melek Huruf di Kabupaten OKU Selatan                       Tahun 2009-2011
Tabel 4.3  Persentase Penduduk 15 Tahun ke Atas Menurut Ijazah                               yang Dimiliki   di Kabupaten OKU Selatan
Tabel 4.5   Angka Partisipasi Murni Menurut

Referensi

Dokumen terkait

Selain itu penelitian ini juga bertujuan untuk menganalisis proses manajemen perubahan yang dilakukan PT TUV Rheinland Indonesia dalam upaya implementasi SMM ISO

Untuk pengembangan kegiatan budidaya ikan dalam KJA yang ramah lingkungan dan berkelanjutan, hanya sekitar 10% dari potensi perairan pesisir yang secara efektif dimanfaatkan

akibat tindakan manusia dalam melakukan pengolahan tanah, penggunaan.. benih/bibit tanaman yang memerlukan input yang tinggi, pengairan, penyiangan, pembakaran, pemangkasan,

produk kerajinan coran aluminium dan kuningan hanya berdasarkan pesanan, sehingga omset penjualan yang dihasilkan tidak kuntinyu dan tidak dapat diprediksi sebelumnya. Hal

Untuk faktor anggota LMDH merupakan pihak yang tepat untuk mewakili masyarakat dapat diketahui, bahwa skor terendah adalah 2,9 yang diperoleh oleh responden dari pihak Perum

pembentuknya, dalam penelitian mengenai analisis factor-faktor pembentuk persepsi kualitas layanan untuk menciptakan kepuasan dan loyalitas nasabah, diambil pengertian mengenai

Pertanyaan-pertanyaan yang dibahas dalam penelitian ini mencakup peran apakah yang dilakukan oleh kepala sekolah sebagai manager dan pemimpin pendidikan dalam

Pada akhirnya, tubuh penderita Hemokromatosis keturunan dapat menimbun 5 (lima) sampai 20 kali lebih banyak zat besi daripada tubuh orang yang normal.