• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGANTAR. Jakarta, Maret 2007 Direktur Jenderal, Ir. Agoes Widjanarko, MIP NIP

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENGANTAR. Jakarta, Maret 2007 Direktur Jenderal, Ir. Agoes Widjanarko, MIP NIP"

Copied!
154
0
0

Teks penuh

(1)

PENGANTAR

Sebagaimana tahun-tahun sebelumnya, bahwa setelah berakhirnya suatu Tahun Anggaran setiap Lembaga Pemerintah wajib menyusun Laporan Akuntabilitas Kinerjanya masing-masing. Demikian halnya Direktorat Jenderal Cipta Karya – Departemen Pekerjaan Umum, sebagai Lembaga Pemerintah Tingkat Eselon I telah berhasil menyelesaikan penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) sebagai wujud pertanggungjawaban dalam mengemban tugas pokok dan fungsinya selama Tahun 2006, yang selanjutnya disebut sebagai Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2006.

Dalam proses penyusunan laporan yang menyajikan segala kegiatan sekaligus sebagai piranti untuk mengukur keberhasilan kinerja selama satu tahun, sepenuhnya mengacu pada Keputusan Lembaga Administrasi Negara No. 239/IX/6/8/2003, tanggal 25 Maret 2003 tentang Perbaikan Pedoman Penyusunan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah.

Meskipun telah ditetapkan bahwa sebagai landasan penyusunan adalah RENSTRA Departemen Pekerjaan Umum Tahun 2005-2009, namun agar terdapat kesinambungan isi laporan, maka landasan yang digunakan pada Rencana Stratejik Direktorat Jenderal Cipta Karya adalah Rencana Stratejik Tahun 2005 – 2009, sehingga laporan ini dapat tetap mencerminkan sasaran pencapaian yang konsisten selama kurun waktu 5 (lima) tahun, dengan demikian LAKIP Tahun 2005 menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari LAKIP-LAKIP tahun berikutnya.

Apa yang kami sajikan dalam bentuk laporan ini, telah kami upayakan semaksimal mungkin, namun kami yakin masih terdapat kekurangan ataupun kesalahan yang masih perlu disempurnakan, untuk itu kami sangat mengharapkan adanya kritik, sumbang saran serta masukan untuk perbaikannya.

Akhirnya kami sampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada semua pihak yang telah mendukung terlaksananya tugas yang diemban oleh Direktorat Jenderal Cipta Karya pada tahun 2006 yang lalu.

Jakarta, Maret 2007 Direktur Jenderal,

Ir. Agoes Widjanarko, MIP NIP. 110023320

(2)

DAFTAR ISI

PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ... ii

IKHTISAR EKSEKUTIF ... iii

BAB I. PENDAHULUAN 1.1. Lingkup Tugas... 1

1.2. Struktur Organisasi ... 1

1.3. Kondisi yang Mempengaruhi ... 5

BAB II. PERENCANAAN STRATEJIK 2.1. Rencana Stratejik 2.1.1. Visi ... 6

2.1.2. Misi ... 6

2.1.3. Tujuan dan Sasaran ... 7

2.1.4. Kebijakan, Program, dan Kegiatan ... 8

2.2. Rencana Kinerja 2.2.1. Rencana Kinerja Tahunan ... 13

2.2.2. Kegiatan ... 29

2.2.3. Indikator Kinerja ... 41

BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA 3.1. Pengukuran Kinerja ... 44

3.2. Evaluasi Kinerja ... 50

3.3. Analisis Akuntabilitas Kinerja ... 62

3.4. Aspek Keuangan ... 87

3.5. Hal-hal yang Memerlukan Perhatian untuk Peningkatan Kinerja . 93 BAB IV. PENUTUP ... 99 LAMPIRAN-LAMPIRAN

(3)

IKHTISAR EKSEKUTIF

Direktorat Jenderal Cipta Karya dalam mengemban tugas, fungsi, dan tanggung jawabnya melaksanakan pembangunan prasarana dan sarana ke-Cipta Karya-an, sebagaimana tertuang dalam Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 286/PRT/M/2005, telah merumuskannya dengan dengan Visi, Misi, Tujuan, Sasaran, Strategi, Kebijakan, dan Program serta ukuran keberhasilan dan kegagalan dalam pelaksanaannya.

Secara garis besar pencapaian pembangunan bidang Cipta Karya selama tahun 2006 adalah sebagai berikut:

1. SEKTOR PERKOTAAN DAN PERDESAAN SERTA PENDUKUNG DAN PENUNJANG

a. Perkotaan dan Perdesaan

Rencana kinerja Kegiatan Peningkatan Infrastruktur Perdesaan yang telah

ditargetkan untuk dicapai tahun anggaran 2006 meliputi 1.840 desa pada 45 kabupaten tersebar di 4 propinsi. Kegiatan ini mencapai sasaran fisik

sebanyak 1.840 desa (100%) dan sasaran keuangan Rp 450.395.193.000,- (90,75%).

b. Pendukung dan Penunjang

 Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Manusia

Rencana kinerja yang diprogramkan dicapai tahun anggaran 2006 untuk meningkatkan sumber daya manusia (SDM) sebanyak 1.808 personil. Pada tahun 2006 pencapaian sasaran untuk Peningkatan Kualitas SDM sebanyak 1.808 personil (100%).

 Penyusunan Rencana, Program, Kebijakan dan Pengaturan (NSPM)

Pada tahun 2006 direncanakan sebanyak 153 paket rumusan yang dihasilkan. Pencapaian sasaran fisik pada tahun 2006 sebanyak 143 paket kegiatan (93,46%).

 Keuangan

Pencapaian sasaran keuangan Rp 153.402.294.823,- (78,24%).

2. SEKTOR PENGEMBANGAN AIR MINUM

Pelaksanaan pengembangan di bidang air minum, secara program tergabung dengan pembangunan pengembangan sistem pelayanan air limbah. Hal ini disebabkan karena penyelenggaraan kegiatan Pengembangan Prasarana dan Sarana Air Minum ditangani oleh Satuan Kerja Sementara (SKS) Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum dan Pengelolaan Sanitasi. Satuan Kerja Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum dan Pengelolaan Sanitasi

(4)

bertanggung jawab dalam pelaksanaan kegiatan sektor air minum dan sektor air limbah.

Pengembangan sistem penyediaan air minum bertujuan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat dengan memperluas pelayanan, meningkatkan kapasitas dan pembangunan sistem baru yang terintegrasi dengan sistem kota, peningkatan pelayanan/pengelolaan sanitasi, serta menuju sasaran Millennium Development Goal (MDG), gerakan nasional percepatan penyediaan air minum dan sanitasi serta mendukung Gerakan Nasional Pengembangan Sejuta Rumah (GNPSR).

Jumlah investasi yang digunakan untuk pengembangan fisik sistem penyediaan air

minum yang memberi pengaruh pada tingkat manfaat adalah sebesar Rp 454,989 milyar yang tersebar di 385 lokasi di 32 propinsi di Indonesia.

Diharapkan kegiatan pengembangan sistem penyediaan air minum tersebut dapat memberi manfaat kepada 1.065.696 jiwa. Investasi tersebut di atas direalisasikan untuk kegiatan :

 Pembangunan intake kapasitas 227 l/d

 Pembangunan broncaptering kapasitas 171 l/d

 Pengadaan dan pemasangan pipa sepanjang 1.010.276 m

 Pembangunan IPA kapasitas 982 l/d

 Pembangunan reservoir volume 8.081 m3

 Pengadaan dan pemasangan pompa kapasitas 946 l/d

 Pengadaan dan pemasangan terminal air/hidran umum sejumlah 677 unit

 Pembangunan sumur kapasitas 156 l/d

 Pengadaan mobil tangki sejumlah 3 unit

 Pengadaan dan pemasangan sambungan rumah sejumlah 2.211 unit Selain pekerjaan fisik, dilakukan pula pekerjaan non-fisik yang terdiri dari penyusunan NSPM, bantuan teknis (bantek), dan bimbingan teknis. Pada TA 2006 Direktorat Pengembangan Air Minum melalui Program Pengembangan Sistem Pelayanan Air Minum dan Air Limbah telah menghasilkan 2 (dua) Rancangan Peraturan Menteri, 42 bantuan teknis, dan 31 NSPM senilai Rp 36,153 milyar.

3. SEKTOR PENGEMBANGAN PLP a. Rencana Kinerja Tahunan

 Program Pengembangan Sistem Pengelolaan Persampahan

Pengembangan sistem pengelolaan persampahan bertujuan untuk peningkatan kebersihan kawasan perkotaan dan derajat kesehatan masyarakat. Kriteria Pengembangan Sistem Pengelolaan Persampahan meliputi:

 Stimulasi (reward) peningkatan kualitas dan kapasitas prasarana dan sarana TPA regional untuk kawasan perkotaan kota besar dan metropolitan

 Initial investment yang bersifat stimulan dan reward untuk pemerintah kabupaten/kota yang sudah mengoperasikan TPA dengan baik tetapi masih perlu dioptimalkan operasionalnya.

(5)

 Program Pengembangan Sistem Pengelolaan Drainase

Pengembangan sistem drainase bertujuan untuk mengurangi atau meminimalisasi tingkat genangan sehingga dapat menurunkan tingkat gangguan ekonomi kota dan kerugian harta benda yang berskala nasional, serta untuk peningkatan kualitas lingkungan perumahan dalam upaya dukungan terhadap Gerakan Nasional Pengembangan Sejuta Rumah (GNSPR).

Kriteria Pengembangan Sistem Drainase meliputi :

 Stimulasi rehabilitasi dan pembangunan sistem drainase primer di kawasan strategis perkotaan kota besar dan metropolitan yang rawan terhadap genangan/banjir dan akan menimbulkan gangguan berskala nasional dan regional serta kerugian harta benda.

 Rehabilitasi dan pembangunan drainase dalam upaya dukungan terhadap Gerakan Nasional Pengembangan Sejuta Rumah (GNSPR).

 Perhatian diberikan pada daerah yang selalu tergenang di perkotaan.

 Program Pengembangan Sistem Pengelolaan Air Limbah

Pengembangan sistem pengelolaan air limbah bertujuan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat di wilayah perkotaan padat penduduk dan rawan penyakit, serta kawasan strategis lainnya di kota besar dan metropolitan menuju sasaran Millennium Development Goal (MDG) dan gerakan nasional percepatan pembangunan air minum dan sanitasi.

Kriteria Pengembangan Sistem Pengelolaan Air Limbah meliputi :

 Pengembangan prasarana dan sarana air limbah terpusat di wilayah strategis, cepat tumbuh, dan padat di kawasan perkotaan kota besar dan metropolitan.

 Optimalisasi sistem terpusat yang telah dibangun baik namun tingkat pelayanannya masih rendah (< 60% cakupan pelayanan)

 Bantuan fisik dalam rangka penyiapan pengembangan prasarana dan sarana pengolahan air limbah terpusat di kota-kota sedang/ibukota kabupaten baru/kota baru.

 Penyediaan prasarana dan sarana air limbah sistem on-site terkait dengan kawasan pelayanan air bersih di kawasan rawan sanitasi.

b. Kegiatan Pengembangan Penyehatan Lingkungan Permukiman

 Kegiatan Pengembangan Sistem Pengelolaan Persampahan TA. 2006

Kegiatan pengembangan sistem pengelolaan persampahan yang direncanakan antara lain sebagai berikut :

 Pengadaan Dump Truck sejumlah 54 unit

 Pengadaan Truck Sampah sejumlah 15 unit

 Pengadaan Arm Roll Truck sejumlah 48 unit

 Pengadaan Container Sampah sejumlah 78 unit

 Pengadaan Landasan Container Sampah sejumlah 14 unit

 Pengadaan Bulldozer sebanyak 3 unit

 Pengadaan Excavator sejumlah 2 unit

(6)

 Pembuatan Trans Depo/TPS sejumlah 46 unit

 Optimalisasi TPA sejumlah 3 unit

 Pengembangan TPA sejumlah 2 unit

 Pembangunan TPA sejumlah 3 paket

Diharapkan dengan kegiatan pengembangan sistem pengelolaan persampahan tersebut dapat memberi manfaat kepada 206.000 jiwa.

 Kegiatan Pengembangan Sistem Drainase Perkotaan TA. 2006 Pengembangan sistem drainase direalisasikan untuk :

 Pembangunan saluran drainase perkotaan primer sepanjang 110.612 meter

 Peningkatan saluran drainase perkotaan sekunder sepanjang 53.536 meter

Pembangunan Prasarana dan Sarana Drainase ini diharapkan dapat memberi manfaat kepada 235.000 jiwa dengan luas areal penanggulangan genangan air seluas 1.100 Ha.

 Kegiatan Pengembangan Sistem Pengelolaan Air Limbah TA. 2006 Kegiatan Pengembangan sistem Air Limbah yang direncanakan antara lain:

 Truck/Mobil Tinja sejumlah 27 unit

 Pembangunan IPAL sejumlah 3 unit

 Pembangunan Sistem Air Limbah Terpusat sejumlah 27 unit

 Rehabilitasi IPLT sejumlah 15 unit

 Pembangunan IPLT sejumlah 6 unit

 Denpasar Sewerage Development Project sejumlah 1 paket

 Pengembangan Sewerage sejumlah 13 unit

 Rehabilitasi IPAL sejumlah 1 unit

 SANIMAS di 86 Lokasi

 Pembangunan MCK/Septictank Komunal sejumlah 34 unit

 Pembangunan MCK Knock Down sejumlah 61 unit

 Pengadaan WC Mobile sejumlah 1 unit

 Pelatihan/Sosialisasi Bidang Air Limbah sejumlah 11 pertemuan

 Pelaksanaan Pengawasan dan Pengendalian Bidang Air Limbah sejumlah 4 paket

 Penyusunan Studi/DED/Evaluasi sejumlah 94 laporan

Diharapkan dengan kegiatan pengembangan sistem pengelolaan air limbah tersebut dapat memberi manfaat kepada 108.400 jiwa.

4. SEKTOR PENGEMBANGAN PERMUKIMAN a. Pengembangan Kawasan Agropolitan

Realisasi kinerja kegiatan pengembngan kawasan Agropolitan meliputi :

 Jalan poros desa sepanjang 163.829 meter

 Jalan usaha tani sepanjang 129.114,38 meter

 Jembatan sebanyak 20 unit

 Pasar sebanyak 18 unit

 Los Pasar sebanyak 5 unit

 Puskesmas sebanyak 1 unit

(7)

 Dermaga sebanyak 1 unit

b. Pengembangan Prasarana Sarana Perdesaan (DPP/KTP2D)

Terlaksananya peningkatan kualitas permukiman di daerah perdesaan melalui program KTP2D dengan dana senilai Rp 61.821.121.000,- yang dialokasikan untuk membiayai pembangunan :

 Jalan lingkungan sepanjang 117.015,51 meter

 Saluran lingkungan sepanjang 61.051,24 meter

 Jalan setapak sepanjang 3.500 meter

 Plat duiker sepanjang 68 meter

 Box culvert sebanyak 9 unit

 Gorong-gorong sebanyak 9 unit

 Jembantan sebanyak 1 unit

 Talud sepanjang 225 meter

 Tambatan perahu sebanyak 1 unit

 Shelter sebanyak 1 unit

 Bahan bangunan sebanyak 80 unit

 Balai pertemuan sebanyak 1 unit

 Kios sebanyak 6 unit

c. Penanggulangan Kemiskinan di Perkotaan (P2KP)

d. Penataan dan Perbaikan Lingkungan Permukiman (NUSSP) e. Pembangunan Rumah Susun Sederhana Sewa (Rusunawa)

Pelaksanaan Pengembangan Permukiman dengan dana Rp 214.585.065.200,- yang dialokasikan untuk membiayai pembangunan rusunawa dan PSD Permukiman sebanyak 23 twin blok.

f. Dukungan Kawasan Perumahan PNS/TNI-Polri/Pekerja

g. Penyediaan Infrastruktur Permukiman di Kawasan Terpencil/Pulau Kecil

Tersedianya prasarana dan sarana permukiman di pulau-pulau kecil, terpencil, dan daerah tertinggal dengan dana Rp 26.893.865.000,- yang dialokasikan untuk membiayai pembangunan :

 Jalan lingkungan sepanjang 32.548,89 meter

 Saluran lingkungan sepanjang 6.137,22 meter

 Jalan setapak sepanjang 6.218,09 meter

 Box culvert sebanyak 5 unit

 Plat duiker sepanjang 20 meter

 MCK sebanyak 11 unit

 Bahan bangunan sebanyak 160 unit

 Rumah pelintas batas sebanyak 30 unit

 Tambatan perahu sebanyak 4 unit

 Sumur bor sebanyak 7 unit

 Talud sepanjang 170 meter

 Balai pertemuan sebanyak 1 unit

 Dermaga sepanjang 522,50 meter

(8)

 Rumah tumbuh sepanjang 522,50 meter

 Penjemuran ikan sepanjang 522,50 meter

h. Penyediaan Infrastruktur Permukiman di Kawasan Perbatasan

Pengembangan Pengembangan Prasarana dan Sarana Permukiman Kawasan Perbatasan dengan dana senilai Rp 71.106.680.000,- yang dialokasikan untuk membiayai pembangunan :

 Jalan lingkungan sepanjang 11.905 meter

 Saluran lingkungan sepanjang 7.962 meter

 Jalan poros desa sepanjang 41.195 meter

 Jembatan sebanyak 3 unit

 Talud sepanjang 816 meter

 Pompa sebanyak 10 unit

 Genset sebanyak 2 unit

 IPA sebanyak 3 unit

 Rumah pompa sebanyak 1 unit

 Tangki kimia sebanyak 3 unit

 Reservoir sebanyak 8 unit

 Pos jaga sebanyak 3 unit

 Pipa air bersih sepanjang 105.958 meter

 Hidrant Umum (HU) sebanyak 93 unit

 Broncaptering sebanyak 12 unit

 Bak air sebanyak 6 unit

 Pasar sebanyak 3 unit

 Bak sampah sebanyak 2 unit

 Mess sebanyak 1 unit

i.

j. Satker Pengembangan Permukiman (Daerah)

Rencana kinerja yang ditargetkan untuk dicapai pada tahun anggaran 2006 meliputi :

 Terehabilitasinya prasarana dan sarana permukiman pasca konflik/

bencana alam dengan dana senilai Rp 4.493.225.000,- yang dialokasikan untuk membiayai pembangunan :

 Jalan lingkungan sepanjang 1.330 meter

 Saluran lingkungan sepanjang 2.060 meter

 Jalan setapak sepanjang 3.400 meter

 Pembangunan rumah sebanyak 160 unit

 MCK sebanyak 10 unit

 Cubluk sebanyak 60 unit

 Sumur dangkal sebanyak 11 unit

(9)

 Tersedianya dukungan prasarana dan sarana dasar pada Kasiba/Lisiba dengan dana senilai Rp 51.704.116.000,- yang dialokasikan untuk membiayai pembangunan :

 Jalan poros sepanjang 89.594,97 meter

 Saluran lingkungan sepanjang 43.407,41 meter

 Jalan setapak sepanjang 1.028,57 meter

 Gorong-gorong sebanyak 68 unit

 Talud sepanjang 965 meter

 Plat duiker sepanjang 116 meter

k. Satker Pengembangan Prasarana dan Sarana Permukiman Kawasan Perbatasan

l. Satker Peningkatan Prasarana dan Sarana Perdesaan

Peningkatan Prasarana dan Sarana Perdesaan dengan dana senilai Rp 86.714.589.000,- yang dialokasikan untuk membiayai pembangunan :

 Jalan lingkungan sepanjang 1.511 meter

 Saluran lingkungan sepanjang 3.884 meter

 Jalan setapak sepanjang 1.000 meter

 Gorong-gorong sebanyak 8 unit

 Pipa air bersih sepanjang 3.900 meter

 Jalan poros desa sepanjang 265.305,27 meter

 Plat duiker sebanyak 3 unit

 Tambatan perahu sebanyak 2 unit

 Jembatan sebanyak 11 unit

 Terminal sebanyak 1 unit

 Los pasar sebanyak 7 unit

 Kios pasar sebanyak 4 unit

 Pasar desa sebanyak 5 unit

m. Satker Pelaksanaan Pengembangan Permukiman n. Satker Pengembangan Permukiman (Pusat)

 Sistem Pengembangan Kawasan Perumahan

Rencana kinerja yang telah ditargetkan untuk dicapai tahun anggaran 2006 meliputi :

 Pendidikan dan Pelatihan 1 laporan

 Pengembangan Sistem Informasi Manajemen 2 paket

 Penyusunan Program dan Rencana Kerja/Teknis/Program 5 laporan 2 paket

 Penyuluhan dan Penyebaran Informasi 5 laporan

 Pemantauan dan Evaluasi 4 laporan 1 paket

 Penguatan Kelembagaan 1 paket

(10)

 Pengkajian dan Penyusunan Peraturan Perundang-Undangan Bidang Standarisasi 4 paket

 Pembinaan Pengembangan Permukiman Baru

Rencana kinerja yang telah ditargetkan untuk dicapai tahun anggaran 2006 meliputi :

 Penyusunan Program dan Rencana Kerja/Teknis/Program 10 paket

 Pengembangan Kelembagaan 2 laporan

 Pengembangan Sistem Informasi 2 laporan

 Pemantauan dan Evaluasi 4 laporan

 Pembinaan Pengembangan Permukiman Kawasan Metropolitan

Rencana kinerja yang telah ditargetkan untuk dicapai tahun anggaran 2006 meliputi :

 Penyusunan Program dan Rencana Kerja/Teknis/Program 3 laporan 5 paket

 Pemantauan dan Evaluasi 1 laporan

 Pengadaan Meubelair 1 set

 Pengadaan Alat Pengolah Data 2 paket

 Pengembangan Rumah Susun Sederhana Sewa 1 paket

 Fasilitasi Penguatan Kelembagaan Komunitas 1 paket

 Monitoring/Pengawasan Pelaksanaan Program/Kegiatan 1 laporan

 Penguatan Kelembagaan 8 paket

 Bantuan Sarana dan Prasarana 12 paket

 Pembinaan Pengembangan Desa Pusat Pertumbuhan

Rencana kinerja yang telah ditargetkan untuk dicapai tahun anggaran 2006 meliputi :

 Penyusunan Program dan Rencana Kerja/Teknis/Program 7 paket

 Pengembangan Lingkungan Perumahan pada KTP2D 1 laporan

 Bantuan Studi 1 laporan

 Monitoring dan Evaluasi 1 laporan

 Pengembangan Perumahan dan Permukiman

Rencana kinerja yang telah ditargetkan untuk dicapai tahun anggaran 2006 meliputi :

 Penyusunan Program dan Rencana Kerja/Teknis/Program 10 paket

 Pengembangan Kawasan Perbatasan 1 laporan

 Pengembangan Pulau Kecil/Terpencil/Tertinggal 1 laporan

 Bantuan Studi 1 laporan

o. Neighborhood Upgrading and Shelter Sector Project (NUSSP)

Rencana kinerja yang telah ditargetkan untuk dicapai tahun anggaran 2006 meliputi : Penetapan kelurahan/desa yang telah membentuk BKM, Sosialisasi dan Diseminasi, Rembug Warga, Evaluasi NUP, Persetujuan NOL Kontrak oleh ADB, dan Pencairan Komponen Infrastruktur.

(11)

p. Satker Pengembangan PS Kawasan Desa Agropolitan

5. SEKTOR BANGUNAN GEDUNG

Dalam rangka pencapaian sasaran sebagaimana telah ditetapkan dalam rencana strategis di atas, maka Direktorat Penataan Bangunan dan Lingkungan menyusun rencana kegiatan yang secara umum terdiri dari 9 (sembilan) kegiatan utama yaitu :

a. Program Bantuan Teknis Pembangunan Bangunan Gedung dan Lingkungan di Daerah Bencana

Rencana kegiatan dalam Program Bantuan Teknis Pembangunan Bangunan Gedung dan Lingkungan di daerah bencana adalah untuk membantu pemerintah propinsi dan kabupaten/kota dalam penanganan pasca bencana tsunami dalam mengendalikan pemanfaatan ruang.

b. Program Penguatan Kelembagaan Penyelenggaraan Bangunan Gedung

Rencana kegiatan dalam Program Penguatan Kelembagaan Penyelenggaraan Bangunan Gedung meliputi kegiatan untuk meningkatkan kapasitas kelembagaan di daerah dalam penyelenggaraan penataan bangunan dan lingkungan melalui sosialisai dan pelatihan peraturan perundang-undangan dan standar teknis penataan bangunan dan lingkungan serta dalam rangka pemberdayaan masyarakat (empowerment ).

c. Program Penyusunan NSPM Penyelenggaraan Penataan Bangunan dan Lingkungan

Rencana kegiatan dalam Program Penyusunan NSPM Penyelenggaraan Penataan Bangunan dan Lingkungan meliputi kegiatan penyusunan NSPM penyelenggaraan penataan bangunan dan lingkungan sebagai tindak lanjut Undang-undang No. 28 tahun 2002 tentang Bangunan Gedung dan Undang- undang No. 72 tahun 1959 tentang Rumah Negara, serta peraturan perundang-undangan lainnya yang terkait dengan penataan bangunan dan lingkungan.

d. Program Pembinaan Bangunan Gedung dalam rangka memenuhi Keselamatan dan Keamanan

Rencana kegiatan dalam Program Program Pembinaan Bangunan Gedung Dalam Rangka Memenuhi Keselamatan dan Keamanan di 33 propinsi yang meliputi kegiatan bantuan teknis prenyusunan peraturan daerah, fasilitasi percontohan bangunan gedung yang memenuhi persyaratan teknis, serta pelatihan tenaga pendata harga dan keandalan bangunan gedung.

e. Program Pengelolaan Bangunan Gedung dan Rumah Negara

Rencana Kegiatan dalam Program Pengelolaan Bangunan Gedung dan Rumah Negara meliputi kegiatan bantuan teknis pembangunan bangunan gedung negara dan pengelolaan rumah negara dalam rangka pengalihan status golongan rumah negara golongan II menjadi rumah negara golongan III.

(12)

f. Program Rehabilitasi Bangunan Gedung Istana Kepresidenan dan Kebun Raya

Rencana Kegiatan dalam Program Rehabilitasi Bangunan Gedung Istana Kepresidenan dan Kebun Raya meliputi kegiatan rehabilitasi bangunan gedung Istana Kepresidenan agar laik fungsi serta rehabilitasi bangunan gedung pada Kebun Raya.

g. Program Peningkatan Kualitas Lingkungan Permukiman Kumuh, Nelayan dan Tradisional

Rencana Kegiatan dalam Program Peningkatan Kualitas Lingkungan Permukiman Kumuh, Nelayan, dan Tradisional meliputi kegiatan pemberdayaan masyarakat dalam menata lingkungan permukimannya, khususnya dalam pembangunan/perbaikan prasarana dan sarana lingkungan permukimannya agar terwujud lingkungan yang nyaman, sehat, dan aksesibel, sehingga dapat meningkatkan produktifitas kerjanya serta meningkatkan kesejahteraan hidupnya.

h. Program Penataan dan Revitalisasi Penataan Bangunan Gedung/

Bersejarah dan Lingkungannya

Rencana Kegiatan dalam Program Penataan dan Revitalisasi Penataan Bangunan Gedung/Bersejarah dan lingkungannya meliputi kegiatan rehabilitasi bangunan bersejarah dan lingkungannya untuk laik fungsi sehingga dapat mendorong pengembangan ekonomi wilayah untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan keserasian lingkungan.

i. Program Penanggulangan Kemiskinan di Perkotaan melalui Bantuan Langsung Masyarakat

Rencana Kegiatan dalam Program Penanggulangan Kemiskinan di Perkotaan meliputi kegiatan pemberdayaan masyarakat miskin untuk dapat mandiri dalam memenuhi kebutuhan hidupnya dan penataan lingkungan yang lebih nyaman serta terbangunnya modal sosial kemasyarakatan sesuai konsep tridaya.

(13)

PENDAHULUAN

1.1. TUGAS POKOK DAN FUNGSI

Sebagaimana tertuang di dalam Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 286/PRT/M/2005, Direktorat Jenderal Cipta Karya mempunyai tugas merumuskan

dan pelaksanaan kebijakan dan standarisasi teknis di Bidang Cipta Karya. Dalam melaksanakan tugas tersebut, Direktorat Jenderal Cipta Karya menyelenggarakan fungsi yang meliputi :

1. Penyusunan kebijakan, program dan anggaran, serta evaluasi kinerja pembangunan Bidang Cipta Karya.

2. Pembinaan teknis dan penyusunan Norma, Standar, Pedoman, Manual (NSPM) untuk air minum, air limbah, persampahan, drainase, terminal, pasar, dan fasilitas sosial – fasilitas umum lainnya.

3. Fasilitasi pembangunan dan pengelolaan infrastruktur permukiman perkotaan dan perdesaan.

4. Pengembangan sistem pembiayaan dan pola investasi air minum dan sanitasi melalui kerjasama pemerintah, dunia usaha, dan masyarakat, serta standarisasi bidang permukiman, air minum, penyehatan lingkungan permukiman, dan tata bangunan.

5. Penyediaan infrastruktur pekerjaan umum (PU) bagi pengembangan kawasan perumahan rakyat.

6. Fasilitasi pembangunan rumah susun dalam rangka peremajaan kawasan.

7. Penyediaan infrastruktur permukiman untuk kawasan kumuh/nelayan, perdesaan, daerah perbatasan, kawasan terpencil, dan pulau-pulau kecil.

8. Penyediaan air minum dan sanitasi bagi masyarkat miskin dan rawan air.

9. Pembinaan teknis dan pengawasan pembangunan bangunan gedung serta pengelolaan bangunan gedung dan rumah negara.

10. Penanggulangan darurat dan perbaikan kerusakan infrastruktur permukiman akibat bencana alam dan kerusuhan sosial.

11. Pelaksanaan urusan administrasi Direktorat Jenderal dan pemberdayaan kapasitas kelembagaan dan Sumber Daya Manusia (SDM) Bidang Cipta Karya.

1.2. STRUKTUR ORGANISASI

Untuk dapat menjalankan fungsi, tugas, dan tanggung jawabnya, berdasarkan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 286/PRT/M/2005 tentang Organisasi dan Tata Kerja Departemen Pekerjaan Umum, maka perangkat institusi/unit kerja yang berada di lingkungan Direktorat Jenderal Cipta Karya, meliputi :

B B A A B B I

(14)

1. Sekretariat Direktorat Jenderal

Pelaksanaan tugas dan fungsi Sekretariat Jenderal Cipta Karya didukung oleh organisasi yang terdiri dari :

a. Bagian Kepegawaian dan Ortala, yang terdiri dari :

 Sub Bagian Tata Usaha dan Kepegawaian

 Sub Bagian Pengembangan Pegawai dan Administarasi Jabatan Fungsional

 Sub Bagian Organisasi dan Tata Laksana b. Bagian Keuangan, yang terdiri dari :

 Sub Bagian Kas dan Perbendaharaan

 Sub Bagian Anggaran Pembiayaan

 Sub Bagian Verifikasi dan Pembukuan

c. Bagian Hukum dan Perundang-undangan, yang terdiri dari :

 Sub Bagian Perundang-undangan

 Sub Bagian Bantuan Hukum

 Sub Bagian Informasi dan Dokumentasi d. Bagian Umum, yang terdiri dari :

 Sub Bagian Rumah Tangga

 Sub Bagian TU dan Kearsipan

 Sub Bagian Perlengkapan e. Kelompok Jabatan Fungsional 2. Direktorat Bina Program

Pelaksanaan tugas dan fungsi Direktorat Bina Program didukung oleh organisasi yang terdiri dari :

a. Sub Direktorat Kebijakan dan Strategi, yang terdiri dari :

 Seksi Rencana dan Kebijakan

 Seksi Rencana Jangka Menengah

b. Sub Direktorat Program dan Anggaran, yang terdiri dari :

 Seksi Program Air Minum dan Penyehatan

 Seksi program Tata Bangunan dan Permukiman c. Sub Direktorat Evaluasi Kinerja, yang terdiri dari :

 Seksi Perencanaan dan Pelaporan

 Seksi Evaluasi Kinerja

d. Sub Direktorat Kerjasama Luar Negeri dan Pola Investasi, yang terdiri dari :

 Seksi Kerjasama Luar Negeri

 Seksi Investasi

e. Sub Direktorat Data dan Informasi, yang terdiri dari :

 Seksi Data dan Sistem Informasi

 Seksi Dokumentasi dan Publikasi f. Sub Bagian Tata Usaha

(15)

3. Direktorat Penataan Bangunan dan Lingkungan

Pelaksanaan tugas dan fungsi Direktorat Penataan Bangunan dan Lingkungan didukung oleh organisasi yang terdiri dari :

a. Sub Direktorat Perencanaan Teknis dan Pengaturan, yang terdiri dari :

 Seksi Perencanaan

 Seksi Pengaturan

b. Sub Direktorat Penataan Lingkungan Wilayah I, yang terdiri dari :

 Seksi Wilayah Sumatera

 Seksi Wilayah Jawa

c. Sub Direktorat Penataan Lingkungan Wilayah II, yang terdiri dari :

 Seksi Wilayah Kalimantan dan Sulawesi

 Seksi Wilayah Bali, Nusa Tenggara, Maluku, dan Papua d. Sub Direktorat Bangunan Gedung, yang terdiri dari :

 Seksi Bangunan Gedung Wilayah I

 Seksi Bangunan Gedung Wilayah II

e. Sub Direktorat Gedung dan Rumah Negara, yang terdiri dari :

 Seksi Gedung Negara

 Seksi Rumah Negara f. Sub Bagian Tata Usaha

4. Direktorat Pengembangan Permukiman

Pelaksanaan tugas dan fungsi Direktorat Pengembangan Permukiman didukung oleh organisasi yang terdiri dari :

a. Sub Direktorat Perencanaan Teknis dan Pengaturan, yang terdiri dari :

 Seksi Perencanaan

 Seksi Pengaturan

b. Sub Direktorat Pengadaan Permukiman Baru, yang terdiri dari :

 Seksi Wilayah I

 Seksi Wilayah II

c. Sub Direktorat Peningkatan Permukiman Wilayah I, yang terdiri dari :

 Seksi Wilayah Sumatera

 Seksi Wilayah Jawa

d. Sub Direktorat Peningkatan Permukiman Wilayah II, yang terdiri dari :

 Seksi Wilayah Kalimantan/Sulawesi

 Seksi Wilayah Bali, Nusa Tenggara, Papua

e. Sub Direktorat Kawasan Metropolitan, yang terdiri dari :

 Seksi Perencanaan dan Pelaporan

 Seksi Pembinaan/Fasilitasi f. Sub Bagian Tata Usaha

5. Direktorat Pengembangan Penyehatan Lingkungan Permukiman

Pelaksanaan tugas dan fungsi Direktorat Pengembangan Penyehatan Lingkungan Permukiman didukung oleh organisasi yang terdiri dari :

(16)

a. Sub Direktorat Perencanaan Teknis dan Pengaturan, yang terdiri dari :

 Seksi Perencanaan

 Seksi Pengaturan

b. Sub Direktorat Pengembangan Sistem Air Limbah, yang terdiri dari :

 Seksi Wilayah I

 Seksi Wilayah II

c. Sub Direktorat Pengembangan Sistem Drainase dan Sampah, yang terdiri dari :

 Seksi Wilayah I

 Seksi Wilayah II

d. Sub Direktorat Investasi Penyehatan Lingkungan Permukiman, yang terdiri dari :

 Seksi Analisis Wilayah I

 Seksi Analisis Wilayah II

e. Sub Pengelolaan dan Pengusahaan, yang terdiri dari :

 Seksi Bintek OP

 Seksi Pembinaan Teknis f. Sub Bagian Tata Usaha

6. Direktorat Pengembangan Air Minum

Pelaksanaan tugas dan fungsi Direktorat Pengembangan Air Minum didukung oleh organisasi yang terdiri dari :

a. Sub Direktorat Perencanaan Teknis dan Pengaturan, yang terdiri dari :

 Seksi Perencanaan

 Seksi Pengaturan

b. Sub Direktorat Wilayah I, yang terdiri dari :

 Seksi Wilayah Sumatera

 Seksi Wilayah Jawa

c. Sub Direktorat Wilayah II, yang terdiri dari :

 Seksi Wilayah Kalimantan/Sulawesi

 Seksi Wilayah Bali, Nusa Tenggara, Papua d. Sub Direktorat Investasi, yang terdiri dari :

 Seksi Investasi Wilayah I

 Seksi Investasi Wilayah II

e. Sub Direktorat Pengelolaan dan Pengusahaan, yang terdiri dari :

 Seksi Bintek O dan P

 Seksi Bintek Manajemen dan Kelembagaan

Adapun Struktur Organisasi dapat digambarkan, sebagai berikut :

(17)

STRUKTUR ORGANISASI

DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM

DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA

DIREKTORAT PENGEMBANGAN

AIR MINUM

DIREKTORAT PENGEMBANGAN

PLP

DIREKTORAT PENATAAN BANGUNAN

DAN LINGKUNGAN DIREKTORAT

PENGEMBANGAN PERMUKIMAN DIREKTORAT

BINA PROGRAM

SUBDIT.

KEBIJAKAN DAN STRATEGI

SUBDIT.

PROGRAM DAN ANGGARAN

SUBDIT.

KLN DAN POLA INVESTASI

SUBDIT.

EVALUASI KINERJA

SUBDIT.

DATA DAN INFORMASI

SUBDIT.

PERENCANAAN TEKNIS DAN PENGATURAN

SUBDIT.

PENGEMBANGAN PERMUKIMAN BARU

SUBDIT.

PENINGKATAN PERMUKIMAN WIL. I

SUBDIT.

PENINGKATAN PERMUKIMAN WIL. II

SUBDIT.

KAWASAN METROPOLITAN

SUBDIT.

PERENCANAAN TEKNIS DAN PENGATURAN

SUBDIT.

PENGEMBANGAN AIR MINUM WILAYAH I

SUBDIT.

PENGEMBANGAN AIR MINUM WILAYAH II

SUBDIT.

INVESTASI AIR MINUM

SUBDIT.

PENGELOLAAN DAN PENGUSAHAAN

SUBDIT.

PERENCANAAN TEKNIS DAN PENGATURAN

SUBDIT.

PENGEMBANGAN SISTEM AIR LIMBAH

SUBDIT. PENGEMB.

SISTEM DRAINASE DAN PERSAMPAHAN

SUBDIT.

INVESTASI PLP

SUBDIT.

PENGELOLAAN DAN PENGUSAHAAN

SUBDIT.

PERENCANAAN TEKNIS DAN PENGATURAN

SUBDIT.

PENATAAN LINGKUNGAN WIL. I

SUBDIT.

PENATAAN LINGKUNGAN WIL. II

SUBDIT.

BANGUNAN GEDUNG

SUBDIT.

PENGELOLAAN GEDUNG DAN RUMAH NEGARA SEKRETARIAT

DITJEN. CIPTA KARYA

KABAG.

KEPEGAWAIAN DAN ORTALA

KABAG.

PER-UU-AN

KABAG.

UMUM

KABAG.

KEUANGAN

(18)

1.3. KONDISI YANG MEMPENGARUHI

Tugas dan tanggung jawab yang harus diemban oleh Direktorat Jenderal Cipta Karya sangat dipengaruhi oleh berbagai kondisi yang ada, antara lain :

1. Timbulnya permasalahan daerah yang semakin kompleks atau multi dimensional.

2. Terjadinya degradasi sosial masyarakat yang semakin tajam dan mengarah pada terjadinya kenflik sosial masyarakat di berbagai daerah.

3. Semakin meningkatnya jumlah masyarakat miskin dan pengangguran, terutama di daerah perkotaan.

4. Perkembangan sektor informal yang kurang terkendali.

5. Terjadinya degradasi daya dukung lingkungan baik di perkotaan maupun di perdesaan.

6. Keterbatasan tersedianya infrastruktur perkotaan dan perdesaan yang dapat mendukung pengembangan perekonomian lokal.

7. Semakin menurunnya efektifitas dan efisiensi penyelenggaraan pelayanan umum.

8. Masih terbatasnya pemahaman tentang penyelenggaraan pemerintahan yang baik (Good Governance and Management).

9. Kerjasama yang masih kurang kondusif antara Eksekutif dengan Legislatif.

10. Dalam masa transisi proses desentralisasi masih perlu pemantapan.

(19)

PERENCANAAN STRATEJIK

2.1. RENCANA STRATEJIK

Dalam penyelenggaraan fungsi, tugas, dan tanggungjawabnya, Direktorat Jenderal Cipta Karya telah menyusun Rencana Stratejik yang dirancang dan digunakan sebagai acuan awal dalam menuju sasaran yang akan dicapai. Penyusunan Rencana Stratejik sepenuhnya mempertimbangkan tuntutan lingkungan stratejik yang bersifat lokal, nasional, maupun global.

Rencana Stratejik yang dimaksud pada hakekatnya memuat tujuan akhir yang hendak dicapai dalam penyelenggaraan pembangunan Bidang Cipta Karya. Secara garis besar, prasarana dan sarana yang saling mendukung antar sektoral sangat beragam, dengan demikian kegiatan dan kebijakan yang ada sangat bersifat multi (lintas) sektoral.

Rumusan yang konstruktif dan terpadu dimaksudkan untuk mengantisipasi kondisi yang mempengaruhi serta tantangan yang dihadapi. Untuk itu telah dirumuskan langkah- langkah perencanaan dalam bentuk Visi, Misi, Kebijakan, Strategi, serta Program yang dapat digambarkan sebagai berikut :

2.1.1. VISI

Terwujudnya permukiman perkotaan dan perdesaan yang layak huni, produktif dan berkelanjutan melalui penyediaan infrastruktur yang handal dalam pengembangan permukiman, pengembangan sistem penyediaan air minum, pengembangan penyehatan lingkungan permukiman dan penataan bangunan dan lingkungan.

2.1.2. MISI

 Meningkatkan pembangunan prasarana dan sarana (infrastruktur) permukiman di perkotaan dan perdesaan dalam rangka mengembangkan permukiman yang layak huni, berkeadilan sosial, sejahtera, berbudaya, produktif, aman, tenteram, dan berkelanjutan untuk memperkuat pengembangan wilayah.

 Mewujudkan kemandirian daerah melalui peningkatan kapasitas pemerintah daerah, masyarakat, dan dunia usaha dalam penyelenggaraan pembangunan infrastruktur permukiman, termasuk pengembangan sistem pembiayaan dan pola investasinya.

 Melaksanakan pembinaan penataan kawasan perkotaan dan perdesaan serta pengelolaan bangunan gedung dan rumah negara yang memenuhi standar keselamatan dan keamanan bangunan.

B B A A B B II

(20)

 Menyediakan infrastruktur permukiman bagi kawasan kumuh/nelayan, daerah perbatasan, kawasan terpencil, pulau-pulau kecil terluar, dan daerah tertinggal, serta air minum dan sanitasi bagi masyarakat miskin dan rawan air.

 Memperbaiki kerusakan infrastruktur permukiman dan penanggulangan darurat akibat bencana alam dan kerusuhan sosial.

 Mewujudkan organisasi yang efisien, tata laksana yang efektif dan SDM yang profesional, serta pengembangan NSPM, dengan menerapkan prinsip good governance.

2.1.3. TUJUAN DAN SASARAN a. TUJUAN

Melaksanakan penyelenggaraan infrastruktur Bidang Cipta Karya yang dilakukan melalui pendekatan pengembangan wilayah dan pembangunan yang berkelanjutan serta berwawasan teknologi dalam mewujudkan Indonesia yang adil dan demokratis dan Indonesia yang lebih sejahtera.

b. SASARAN

 Terdukungnya penyediaan PS (infrastruktur) dalam penanganan pasca bencana (± 100.000 unit rumah di NAD dan Nias) serta kerusuhan sosial di berbagai wilayah di Indonesia sebanyak 22.000 unit rumah.

 Penanganan tanggap darurat sebanyak 8.300 unit rumah dan rehabilitasi

PS (infrastruktur) permukiman pada daerah lokasi pasca konflik pada 60 kawasan antara lain NAD, Kalimantan Barat, Sulawesi Tengah, Maluku,

Maluku Utara, dan Papua.

 Tersedianya PS (infrastruktur) permukiman di pulau-pulau kecil, terpencil, dan daerah tertinggal di 11 propinsi.

 Terdukungnya pengembangan PS (infrastruktur) permukiman di daerah perbatasan sebanyak 60 kawasan pada 7 propinsi.

 Meningkatnya kapasitas penyelenggaraan pembangunan infrastruktur SDM yang profesional dan handal serta terwujudnya sistem institusi/organisasi yang efektif sebanyak 130 paket.

 Meningkatnya kapasitas pemerintah daerah dalam penyelenggaraan konstruksi dan keselamatan bangunan serta penataan lingkungan permukiman di 160 kabupaten/kota.

 Tersedianya berbagai perangkat kebijakan, pedoman, prosedur sebanyak 150 paket NSPM, serta pengembangan piranti lunak, bantuan teknik, dan bimbingan teknik sebanyak 50 paket.

 Terfasilitasinya prasarana dan sarana permumahan dan permukiman yang layak huni dan terjangkau 671 unit, dukungan rusunawa 30 ribu unit, dan meningkatnya kualitas permukiman di perdesaan di 665 kawasan, serta terentaskannya kemiskinan di 9.571 kelurahan.

 Meningkatnya derajat kesehatan masyarakat melalui penyediaan PS air minum kepada 11 juta jiwa di perkotaan dan perdesaan (terutama kawasan rawan air bersih perkotaan dan perdesaan), pengelolaan sanitasi di 276 kabupaten/kota, pengembangan drainase dan pengelolaan sistem

(21)

persampahan, serta meningkatnya kualitas lingkungan permukiman di

kawasan kumuh dan nelayan seluas 1.700 ha yang mencakup sekitar 4,2 juta unit.

 Meningkatnya penerapan standar keselamatan bangunan gedung di 32 propinsi dan terehabilitasinya bangunan gedung negara di 15 propinsi.

 Meningkatnya kualitas lingkungan dan vitalitas kawasan perekonomian

kota, bersejarah, pariwisata, dan kawasan lainnya melalui revitalisasi 247 kawasan serta tertatanya kembali lingkungan permukiman tradisional

dan bersejarah pada 395 kawasan, termasuk fasilitasi dalam pengelolaan Ruang Terbuka Hijau (RTH) di 150 kota.

 Tersedianya PS (infrastruktur) perkotaan dan perdesaan, terutama akses jalan, di kawasan cepat tumbuh, di daerah pinggiran kota melalui kawasan desa pusat pertumbuhan, serta kawasan agropolitan dan daerah tertinggal di 31 propinsiuntuk meningkatkan keterkaitan hubungan kota-desa.

 Meningkatnya keikutsertaan swasta dalam investasi pembangunan PS (infrastruktur) air minum di 50 kota metro/besar/sedang.

2.1.4. KEBIJAKAN, PROGRAM, DAN KEGIATAN a. KEBIJAKAN

Orientasi kebijakan pembangunan prasarana dan sarana Bidang Cipta Karya yang digariskan mencakup butir-butir sebagai berikut :

 Penanggulangan dampak konflik sosial dan bencana dalam rangka tanggap darurat dan peningkatan pelayanan infrastruktur di pulau-pulau, daerah terisolir, dan perbatasan.

 Mewujudkan organisasi yang efisien, tata laksana yang efektif, dan SDM yang professional dengan menerapkan prinsip-prinsip good governance.

 Meningkatkan kapasitas pemerintah daerah, masyarakat, dan dunia usaha dalam penyelenggaraan pembangunan infrastruktur PU (Capacity Building).

 Penyusunan Norma, Standar, Pedoman, dan Manual (NSPM) penyelenggaraan infrastruktur perumahan permukiman.

 Penyelenggaraan pembangunan infrastruktur PU dalam mewujudkan perumahan dan permukiman yang berkelanjutan.

 Peningkatan penyehatan lingkungan permukiman baik di perkotaan maupun di perdesaan dan peningkatan kualitas lingkungan permukiman kumuh dan nelayan untuk menanggulangi kemiskinan.

 Pembinaan bangunan gedung dalam rangka menuju standar keselamatan dan keamanan bangunan sesuai standar yang berlaku dan pengelolaan gedung dan rumah negara.

 Peningkatan produktivitas fungsi kawasan perkotaan dan revitalisasi kawasan bersejarah, pariwisata, dan kawasan lainnya yang menurun kualitasnya serta pembinaan ruang terbuka hijau.

 Peningkatan pelayanan infrastruktur perdesaan, kawasan agropolitan, daerah tertinggal dan dalam rangka keterkaitan kota-desa.

 Mendorong keterlibatan swasta dalam pembangunan prasarana dan sarana air minum.

(22)

b. PROGRAM

Secara garis besar, klasifikasi program diorientasikan pada penyelenggaraan prasarana dan sarana bidang Air Minum, Penyehatan Lingkungan Permukiman (PLP), Pengembangan Permukiman, Tata Bangunan dan Lingkungan serta Pendukung dan Penunjang, masing-masing untuk kurun waktu tahun 2005- 2009 adalah sebagai berikut :

1. SEKTOR PERKOTAAN DAN PERDESAAN SERTA PENDUKUNG DAN PENUNJANG

 Pembangunan Perkotaan dan Perdesaan

Selama tahun 2005 – 2009 diprogramkan Pembangunan Perkotaan dan Perdesaan yang meliputi Penataan dan Revitalisasi Kawasan dan Program Kompensasi Pengurangan Subsidi BBM (PKPS BBM) di 32 propinsi di Indonesia.

 Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Manusia

Selama tahun 2005 – 2009 diprogramkan untuk meningkatkan sumber daya manusia sebanyak 11.200 personil.

 Penyusunan Rencana, Program, Kebijakan dan Pengaturan (NSPM)

Penyusunan Rencana, Program, Kebijakan dan Pengaturan (NSPM) selama tahun 2005–2009 diprogramkan sebanyak 750 paket rumusan yang dihasilkan.

2. SEKTOR AIR MINUM

 Program Pengembangan Sistem Pelayanan Air Minum kegiatan penyusunan kebijakan dan NSPM.

 Program Pengembangan Sistem Pelayanan Air Minum, dengan kegiatan: perbaikan PS Air Minum di kawasan kerusuhan sosial, termasuk di NAD, Maluku, Maluku Utara, Papua.

 Program Pengembangan Sistem Pelayanan Air Minum, dengan kegiatan Program Pembinaan Kapasitas Daerah, Masyarakat, dan Dunia Usaha dengan kegiatan tersebar di seluruh 32 propinsi di Indonesia.

 Program Pengembangan Sistem Pelayanan Air Minum, dengan kegiatan pengembangan kapasitas air minum sebanyak 15 ribu l/dt dan dukungan PS air minum untuk kawasan rawan air di 5.200 kawasan.

 Pengembangan Sistem Air Minum dengan kegiatan fasilitasi penyediaan air minum mendukung perumahan serta penyediaan air minum di perkotaan dan perdesaan.

3. SEKTOR PENYEHATAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN

 Program Pengembangan Sistem Persampahan dan Drainase dengan kegiatan penyusunan kebijakan dan NSPM.

 Program Pengembangan sistem persampahan dan drainase dengan kegiatan pengembangan PSDPP, kawasan perbatasan, dan pulau-pulau kecil di 330 kawasan perdesaan.

(23)

 Program Pengembangan Sistem Persampahan dan Drainase dengan kegiatan Program Pembinaan Kapasitas Daerah, masyarakat, dan dunia usaha dengan kegiatan tersebar di seluruh 32 propinsi di Indonesia.

 Pengembangan Sistem Persampahan dan Drainase, dengan kegiatan :

 Pengembangan persampahan regional di kota Metro, besar, dan sedang di 173 kota/kabupaten, dan Tempat Pembuangan Akhir (TPA) di beberapa kota.

 Stimulasi pengembangan prasarana drainase untuk penanggulangan genangan di perkotaan dan kawasan strategis pada 306 lokasi.

 Program pengembangan sistem persampahan dan drainase dengan kegiatan penataan dan revitalisasi kawasan di kawasan strategis, potensial, dan kota lama yang mengalami degradasi ekonomi, sosial, dan budaya di 247 kawasan.

 Program pengembangan sistem air limbah di 276 kabupaten/kota untuk fasilitasi pengembangan sistem air limbah terpusat di kota metropolitan/besar serta percontohan sistem air limbah di kota sedang dan kecil.

4. SEKTOR PENGEMBANGAN PERMUKIMAN

 Program Pengembangan Perumahan dengan kegiatan penyusunan kebijakan dan NSPM serta bantek pengembangan perumahan sebanyak 300 paket.

 Program Pengembangan Perkotaan dan Perdesaan dengan kegiatan piranti lunak peraturan perundang-undangan, peningkatan fungsi kawasan, pengembangan perdesaan terpadu, pengembangan perkotaan, NSPM, kebijakan, bantek, bintek pengembangan perkotaan dan perdesaan.

 Program pengembangan perumahan dengan kegiatan penanganan pasca bencana alam dan kerusuhan sosial sebanyak 22.000 unit rumah serta penanganan tanggap darurat sebanyak 8.300 unit rumah.

 Dukungan pengembangan perumahan, dengan kegiatan:

 Dukungan PSD perumahan dan permukiman pada Kasiba/Lasiba sebanyak 1,3 juta unit PSD.

 Dukungan PSD perumahan dan permukiman pada Rusunami sebanyak 65 ribu unit PSD.

 Fasilitasi pengembangan Rusunawa dan PSD Permukiman sebanyak 60.000 unit.

 Program Pembangunan PSDPP jalan desa.

5. SEKTOR BANGUNAN GEDUNG

 Program Pengembangan Komunitas Perumahan dengan kegiatan penyusunan kebijakan dan NSPM serta bantek pemberdayaan komunitas perumahan sebanyak 130 paket.

(24)

 Program Pemberdayaan Komunitas Perumahan, dengan kegiatan :

 Fasilitasi Penyediaan perumahan dan PSD Permukiman yang bertumpu pada pemberdayaan masyarakat, penataan dan rehabilitasi lingkungan kumuh sebanyak 4,5 unit;

 Penanggulangan Kemiskinan di perkotaan (P2KP) sebanyak 6.000 KK.

 Pengembangan perumahan dengan kegiatan rehabilitasi gedung

negara di 15 propinsi, pembinaan gedung dan rumah negara di 32 propinsi, dan peningkatan kebun raya istana presiden.

 Program pemberdayaan komunitas perumahan dengan kegiatan fasilitasi perbaikan, dan penataan kembali lingkungan permukiman tradisional dan bersejarah di 395 lokasi.

 Program pengembangan perumahan dengan kegiatan penguatan kelembagaan pengawasan konstruksi dan keselamatan bangunan gedung di 160 kota/kabupaten.

 Program pemberdayaan komunitas perumahan dengan kegiatan peningkatan kapasitas pemerintah daerah dan masyarakat dalam penataan lingkungan permukiman di 80 kota/kabupaten.

c. KEGIATAN

 Rehabilitasi dan pembangunan rumah sebanyak 100.000 unit dalam rangka penanganan pasca bencana alam di NAD dan Nias, kerusuhan sosial sebanyak 22.000 unit di berbagai wilayah di Indonesia, serta penanganan tanggap darurat sebanyak 8.300 unit rumah di 6 propinsi.

 Penyediaan PS (infrastruktur) air minum, air limbah, persampahan, dan drainase untuk 60 kawasan di 6 propinsi pada daerah lokasi pasca konflik meliputi : NAD, Sulawesi Tengah, Kalimantan Tengah, Maluku, Maluku Utara, dan Papua.

 Penyediaan PS (infrastruktur) air minum dan pengelolaan sanitasi di pulau- pulau kecil dan terpencil di 11 propinsi.

 Pengembangan PS (infrastruktur) permukiman, persampahan, dan drainase di pulau-pulau kecil dan terpencil di 11 propinsi.

 Penyediaan PS (infrastruktur) air minum, jalan poros, persampahan, dan drainase pada kawasan perbatasan di 9 propinsi.

 Fasilitasi pengembangan permukiman di 190 kawasan di daerah tertinggal dan pulau kecil serta 60 kawasan di daerah perbatasan.

 Pendampingan kepada daerah dalam penyiapan strategi pembangunan kota, penyusunan RPJM, penyiapan Renstra, pengembangan sosial-budaya dan ekonomi lokal, serta penanganan lingkungan di 250 kota.

 Pendampingan dalam pemberdayaan komunitas perumahan sebanyak 300 paket dan penyusunan pedoman 130 paket.

 Penguatan kelembagaan pengawasan konstruksi dan keselamatan bangunan gedung di 160 kabupaten/kota.

 Kegiatan penyusunan kebijakan dan NSPM sektor air minum, air limbah, persampahan, dan drainase, serta bidang jalan kota sebanyak 150 paket.

(25)

 Melakukan kegiatan piranti lunak peraturan perundang-undangan, peningkatan fungsi kawasan, pengembangan perdesaan terpadu, pengembangan perkotaan, kebijakan, bantek dan bintek pengembangan perkotaan dan perdesaan sebanyak 50 paket di 32 propinsi.

 Melakukan kegiatan pengembangan perumahan meliputi :

 Dukungan PSD permukiman pada Kasiba/Lisiba sebanyak 671 unit

 Fasilitas pengembangan rusunawa dan PSD Permukiman sebanyak 3.794 kelurahan

 Penanggulangan kemiskinan di perkotaan (P2KP) sebanyak 3.794 kelurahan.

 Peningkatan kualitas permukiman di daerah perdesaan melalui program KTP2D di 665 kawasan.

 Pengembangan kapasitas air minum sebanyak 15 ribu l/dt dan dukungan PS (infrastruktur) air minum untuk kawasan rawan air di 5.200 kawasan, serta pengembangan sistem air limbah di 276 kabupaten/kota.

 Kegiatan pengembangan PS (infrastruktur) persampahan dan drainase meliputi :

 Pengembangan persampahan regional di beberapa kota metro dan besar, dan stimulan TPA di 173 kota sedang.

 Stimulasi pengembangan prasarana dan drainase untuk penanggulangan genangan di perkotaan dan kawasan strategis pada 306 lokasi.

 Peningkatan kualitas lingkungan permukiman kumuh dan penyediaan perumahan melalui pemberdayaan masyarakat sebanyak 4,2 juta unit

rumah dan peningkatan kualitas kawasan kumuh seluas 1.700 ha di 32 propinsi.

 Rehabilitasi bangunan gedung negara di 15 propinsi dan peningkatan kebun raya/istana presiden.

 Penataan dan revitalisasi kawasan strategis, potensial yang mengalami degradasi ekonomi, sosial, dan budaya di 247 kawasan.

 Kegiatan fasilitasi perbaikan dan penataan kembali lingkungan tradisional dan bersejarah di 395 lokasi, peningkatan kapasitas pemerintah daerah dan masyarakat dalam penataan lingkungan permukiman.

 Bantuan teknis dalam pengelolaan ruang terbuka hijau di perkotaan sebanyak 150 kota, kegiatan pengembangan PS (infrastruktur) desa pusat pertumbuhan seperti pembangunan jalan poros desa sepanjang 8.000 km, serta pengembangan jalan akses 1.200 km untuk mendukung 1 juta rumah dan jalan sekunder perkotaan.

 Pengembangan PS (infrastruktur) desa agropolitan (jalan poros, terminal, pasar desa/regional) sebanyak 238 kawasan yang tersebar di 31 propinsi.

 Fasilitasi keterlibatan swasta dalam penyediaan air minum untuk mendukung pengembangan kawasan perumahan dan penyediaan air minum di 50 perkotaan metro/besar/sedang.

(26)

2.2. RENCANA KINERJA

2.2.1. RENCANA KINERJA TAHUNAN

1. SEKTOR PERKOTAAN DAN PERDESAAN SERTA PENDUKUNG DAN PENUNJANG

 Pembangunan Perkotaan dan Perdesaan

Rencana kinerja yang telah ditargetkan untuk dicapai tahun anggaran 2006 meliputi 1.840 desa dengan 45 kabupaten tersebar di 4 propinsi.

 Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Manusia

Rencana kinerja yang diprogramkan dicapai tahun anggaran 2006 untuk meningkatkan sumber daya manusia (SDM) sebanyak 1.808 personil.

 Penyusunan Rencana, Program, Kebijakan dan Pengaturan (NSPM)

Rencana kinerja yang telah diprogramkan untuk dicapai tahun anggaran 2006 sebanyak 153 paket rumusan yang dihasilkan.

2. SEKTOR AIR MINUM

Jumlah investasi yang digunakan untuk pengembangan fisik sistem penyediaan air minum yang memberi pengaruh pada tingkat manfaat adalah sebesar Rp 454,989 milyar yang tersebar pada 385 lokasi di 32 propinsi di Indonesia. Diharapkan kegiatan pengembangan sistem penyediaan air minum tersebut dapat memberi manfaat kepada 1.065.696 jiwa.

3. SEKTOR PENYEHATAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN

 Program Pengembangan Sistem Pengelolaan Persampahan

Pengembangan sistem pengelolaan persampahan bertujuan untuk peningkatan kebersihan kawasan perkotaan dan derajat kesehatan masyarakat. Kriteria Pengembangan Sistem Pengelolaan Persampahan meliputi :

 Stimulasi (reward) peningkatan kualitas dan kapasitas prasarana dan sarana TPA regional untuk kawasan perkotaan kota besar dan metropolitan

 Initial investment yang bersifat stimulan dan reward untuk Pemerintah kabupaten/kota yang sudah mengoperasikan TPA dengan baik tetapi masih perlu dioptimalkan operasionalnya.

 Program Pengembangan Sistem Pengelolaan Drainase

Pengembangan sistem drainase bertujuan untuk mengurangi atau meminimalisasi tingkat genangan sehingga dapat menurunkan tingkat gangguan ekonomi kota dan kerugian harta benda yang berskala nasional serta untuk peningkatan kualitas lingkungan perumahan dalam upaya dukungan terhadap Gerakan Nasional Pengembangan Sejuta Rumah (GNSPR).

Kriteria Pengembangan Sistem Drainase meliputi :

 Stimulasi rehabilitasi dan pembangunan sistem drainase primer di kawasan strategis perkotaan kota besar dan metropolitan yang rawan

(27)

terhadap genangan/banjir dan akan menimbulkan gangguan berskala nasional dan regional dan kerugian harta benda.

 Rehabilitasi dan pembangunan drainase dalam upaya dukungan terhadap Gerakan Nasional Pengembangan Sejuta Rumah (GNSPR).

 Perhatian diberikan pada daerah yang selalu tergenang di perkotaan

 Program Pengembangan Sistem Pengelolaan Air Limbah

Pengembangan sistem pengelolaan air limbah bertujuan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat di wilayah perkotaan padat penduduk dan rawan penyakit, serta kawasan strategis lainnya di kota besar dan metropolitan, serta menuju sasaran Millennium Development Goal (MDG) dan gerakan nasional percepatan pembangunan air minum dan sanitasi.

Kriteria Pengembangan Sistem Pengelolaan Air Limbah meliputi :

 Pengembangan prasarana dan sarana air limbah terpusat di wilayah strategis dan cepat tumbuh, dan padat di kawasan perkotaan kota besar dan metropolitan.

 Optimalisasi sistem terpusat yang telah dibangun baik namun tingkat pelayanannya masih rendah (< 60% cakupan pelayanan)

 Bantuan fisik dalam rangka penyiapan pengembangan prasarana dan sarana pengolahan air limbah terpusat di kota-kota sedang/Ibu Kota Kab baru/Kota Baru.

 Penyediaan prasarana dan sarana air limbah sistem on-site terkait dengan kawasan pelayanan air bersih di kawasan rawan sanitasi.

4. SEKTOR PENGEMBANGAN PERMUKIMAN

Rencana kinerja yang ditargetkan untuk dicapai pada tahun anggaran 2006 meliputi :

 Program penanggulangan dampak konflik sosial dan bencana dalam rangka tanggap darurat/rehabilitasi dan peningkatan infrastruktur perumahan dan permukiman di pulau-pulau kecil, terpencil, daerah terisolir, dan perbatasan melalui kegiatan :

 Pembangunan PS Permukiman di pulau-pulau kecil, terpencil, daerah

tertinggal dengan dana Rp 26.893.865,- di 45 kota/kabupaten pada 50 kawasan dengan jumlah penduduk terlayani 40.473 jiwa.

 Pembangunan PS Permukiman pasca konflik/bencana dengan dana Rp 4.493.225,- di 5 kota/kabupaten dengan jumlah KK terlayani 160 KK. Selain itu, ada Satker Inpres 6/2003 yang bertujuan untuk

mendukung penanganan prasarana dan sarana Bidang Cipta Karya pada daerah pasca konflik di Maluku dan Maluku Utara yang pada tahun 2006 mempunyai anggaran dana sebesar Rp 40.000.000.000,-.

 Pembangunan PS Permukiman di daerah perbatasan dengan dana Rp 71.106.680,- di 24 kota/kabupaten pada 24 kawasan dengan

jumlah penduduk terlayani 38.150 jiwa.

 Program meningkatkan kapasitas manajemen pemerintah pusat dan daerah, dunia usaha di daerah dan masyarakat dalam penyelenggaraan pembangunan infrastruktur PU melalui kegiatan :

(28)

 Penyusunan Program dan Rencana Kerja/Teknis/Program dengan dana Rp 60.085.463,- dengan produk 113 NSPM dan 269 Bantek.

 Program penyelenggaraan pembangunan infrastruktur perumahan dan permukiman yang layak huni dan berkelanjutan melalui kegiatan :

 Pembangunan PS Permukiman pada Kasiba/Lisiba dengan dana Rp 51.704.116,- di 76 kota/kabupaten pada 76 kawasan dengan

jumlah KK terlayani 35.750 KK.

 Pembangunan PS Permukiman dan pengembangan rusunawa dengan dana Rp 214.585.066,- dengan jumlah rusunawa terbangu 23 twin blok dan jumlah penduduk terlayani 8.800 jiwa.

 Pembangunan PS Permukiman di daerah perdesaan melalui program

KTP2D dengan dana Rp 61.821.121,- di 128 kota/kabupaten pada 130 kawasan dengan jumlah KK terlayani 40.000 KK.

 Program peningkatan produktivitas fungsi kawasan perkotaan dan revitalisasi kawasan bersejarah, pariwisata, dan kawasan lainnya yang menurun kualitasnya mulai TA 2006 terdapat dalam penganggaran pembinaan ruang terbuka hijau melalui kegiatan :

 Pembangunan PS Permukiman melalui kegiatan NUSSP dengan dana Rp 137.257.447,- di 32 kota/kabupaten pada 358 kelurahan dengan

jumlah penduduk terlayani 686.101 jiwa, serta dengan dana Rp 58.650.000 dengan produk 2 NSPM dan 14 Bantek.

 Pembangunan PS Permukiman dengan dana Rp 10.800.000,- di 6 kota dengan jumlah penduduk terlayani 39.874 jiwa.

 Program peningkatan pelayanan infrastruktur perdesaan, kawasan agropolitan, daerah tertinggal dan dalam keterkaitan kota-desa.

 Pembangunan PS Permukiman dengan dana Rp 86.714.589,- di 121 kota/kabupaten dengan jumlah penduduk terlayani 500.000 jiwa.

 Pembangunan PS Permukiman dengan dana Rp 496.291.000,- di 4 propinsi pada 94 kawasan dengan jumlah penduduk terlayani

2.760.000 jiwa.

 Pembangunan PS Permukiman dengan dana Rp 86.714.589,- di 32 propinsi pada 94 kawasan dengan jumlah penduduk terlayani

451.200 jiwa.

5. SEKTOR BANGUNAN GEDUNG

Direktorat Penataan Bangunan dan Lingkungan menyusun rencana kegiatan tahun 2006 yang secara umum terdiri dari 9 (sembilan) kegiatan utama yaitu :

 Program Bantuan Teknis Pembangunan Bangunan Gedung dan Lingkungan di Daerah Bencana

Rencana kegiatan dalam Program Bantuan Teknis Pembangunan Bangunan Gedung dan Lingkungan di daerah bencana adalah untuk membantu pemerintah Propinsi dan Kabupaten/Kota dalam penanganan pasca bencana dan pengendalian pemanfaatan ruang. Pada tahun anggaran 2006, program ini dilaksanakan melalui kegiatan sebagai berikut :

(29)

 Penyusunan Pedoman Penataan Ruang Terbuka Hijau Lingkungan, dengan target :

- Tersedianya pedoman penataan ruang terbuka hijau 1 NSPM - Tertib pembangunan ruang terbuka hijau 50%

- Masyarakat dapat memanfaatkan ruang terbuka hijau untuk kegiatan rekreatif 50 %

- Lingkungan perkotaan menjadi asri 50 %

- Dana Rp 500 juta dengan lokasi 50 kabupaten/kota

 Bantek Pelaksanaan Program PBL TA 2006 Wilayah Sumatera, dengan target :

- Terlaksananya bantek PBL TA 2006 Wilayah Sumatera 1 Bantek - Masalah PBL teratasi 60%

- Peningkatan ketrampilan SDM PBL 120 orang - Pelaksanaan kegiatan sesuai sasaran 60%

- Dana Rp 700 Juta dengan produk 60 paket

 Bantek Pelaksanaan Program PBL TA 2006 Wilayah Jawa, dengan target :

- Terlaksananya bantek PBL TA 2006 Wilayah Jawa 1 Bantek - Masalah PBL teratasi 60%

- Peningkatan ketrampilan SDM PBL 120 orang - Pelaksanaan kegiatan sesuai sasaran 60%

- Dana Rp 600 Juta dengan produk 60 paket

 Bantek Pelaksanaan Program PBL TA 2006 Wilayah Jawa, dengan target :

- Terlaksananya bantek PBL TA 2006 Wilayah Jawa 1 Bantek - Masalah PBL teratasi 60%

- Peningkatan ketrampilan SDM PBL 110 orang - Pelaksanaan kegiatan sesuai sasaran 60%

- Dana Rp 450 Juta dengan produk 60 paket

 Bantek Penanganan Kawasan Kumuh, dengan target :

- Terlaksananya bantek penanganan kawasan kumuh 1 Bantek - Penanganan program kawasan kumuh menjadi terarah 50%

- Kendala penanganan kawasan kumuh teratasi 50%

- Pelaksanaan kegiatan memenuhi sasaran 50%

- Dana Rp 750 Juta dengan produk 50 paket

 Bantek Penanganan Kawasan Kota Bandanaira, dengan target :

- Terlaksananya bantek penanganan kawasan Kota Bandanaira 1 Bantek

- Peningkatan Kawasan Bandanaira 50%

- Kawasan Bandanaira menjadi tertata 50%

- Masalah kawasan Kota Bandanaira teratasi 50%

- Dana Rp 750 Juta di 50 kawasan/paket

 Bantek Pelaksanaan Program PBL TA 2006 Wilayah Kalimantan dan Sulawesi, dengan target :

- Terlaksananya bantek PBL TA 2006 Wilayah Kalimantan dan Sulawesi 1 Bantek

- Masalah PBL teratasi 50%

(30)

- Peningkatan ketrampilan SDM PBL 120 orang - Pelaksanaan kegiatan sesuai sasaran 50%

- Dana Rp 800 Juta dengan produk 50 paket

 Program Penguatan Kelembagaan Penyelenggaraan Bangunan Gedung

Rencana kegiatan dalam Program Penguatan Kelembagaan Penyelenggaraan Bangunan Gedung meliputi kegiatan :

 Pembinaan Teknis Pembangunan Gedung Negara, dengan target : - Terlaksananya kegiatan bantuan teknis bangunan gedung di

seluruh propinsi dan kabupaten/kota di seluruh Indonesia 33 paket - Standarisasi pemahaman mengenai penyelenggaraan bangunan

gedung di seluruh Indonesia 100%

- Pemerintah daerah mampu melaksanakan tugas bantuan teknis dengan baik sehingga diperoleh hasil pembangunan yang tepat waktu, mutu, dan jumlah serta tertib administrasi 80%

- Terwujudnya BGN yang sesuai fungsi memenuhi syarat administratif dan teknis 75%

- Produk 100 paket, 80 orang, dan 75 kabupaten/kota

 Penyusunan raperda bangunan Gedung Kabupaten/Kota, dengan target :

- Tersusunnya Dokumen Rancangan Peraturan Daerah tentang Bangunan Gedung yang mempertimbangkan nilai-nilai kearifan lokal dan budaya setempat yang siap diajukan dalam sidang DPRD pada masa sidang Tahun 2006 25 paket

- Terselenggaranya tertib administrasi dan teknis dalam penyelenggaraan bangunan gedung di daerah 50%

- Terwujudnya bangunan gedung yang andal, fungsional, dan berjatidiri 50%

- Menurunnya tingkat pelanggaran persyaratan bangunan gedung 30%

- Dana Rp 1.827 Juta dengan produk 25 paket di 30 kabupaten/kota

 Penyusunan Rencana Induk Kebakaran (RIK), dengan target :

- Tersusunnya dokumen yang dapat dijadikan pedoman bagi pemerintah kabupaten/kota dan masyarakat dalam melakukan perencanaan, pelaksanaan dan penanggulangan bahaya kebakaran 33 paket

- Ketersediaan Rencana Induk Kebakaran kabupaten/kota 50%

- Meningkatnya kemampuan kelembagaan pemadam kebakaran di kabupaten/kota dalam pelaksanaan tugas pencegahan terjadinya bencana kebakaran 50%

- Menurunnya kejadian kebakaran, jumlah kerugian, dan korban jiwa - Dana Rp 16.162 Juta pada 50 wilayah 50%

 Pembinaan Bangunan Gedung, dengan target :

- Terlaksananya kegiatan bantuan teknis bangunan gedung di seluruh propinsi dan kabupaten/kota di seluruh Indonesia 41 paket

(31)

- Standarisasi pemahaman mengenai penyelenggaraan bangunan gedung di seluruh Indonesia 100%

- Pemerintah daerah mampu melaksanakan tugas bantuan teknis dengan baik sehingga diperoleh hasil pembangunan yang tepat waktu, mutu dan jumlah serta tertib administrasi 80%

- Meningkatnya bangunan gedung yang sesuai fungsi, memenuhi syarat administratif dan teknis 75%

- Dana Rp 41 Juta dan untuk 75 orang

 Pengelolaan Bangunan Gedung dan Rumah Negara Propinsi, dengan target :

- Terlaksananya pengelolaan bangunan gedung dan rumah negara sesuai peraturan dan perundang-undagan yang berlaku 67 paket - Tersedianya informasi mengenai proses dan kelengkapan

pengalihan status dan pengalihan status rumah negara di propinsi dan kabupaten/kota 80%

- Semakin tertibnya pengelolaan bangunan gedung dan rumah negara di propinsi dan kabupaten/kota 80%

- Meningkatnya fasilitas dan kenyamanan atas pelayanan BG dan RN 80 %

- Dana Rp 358.380 Juta

 Digitalisasi Arsip Bangunan Gedung Negara, dengan target :

- Terbangunnya sistem pengarsipan bangunan gedung dan rumah di tingkat propinsi di seluruh Indonesia 17 paket

- Berfungsinya sistem pengarsipan bangunan gedung dan rumah negara di daerah pada tingkat propinsi 100%

- Terlayaninya kebutuhan masyarakat dalam memenuhi kebutuhan akan informasi mengenai bangunan gedung dan rumah negara di daerah 100%

- Meningkatnya pendataan BGN yang memenuhi syarat administrasi 100%

 Inventarisasi Arsitektur dan Bangunan Gedung, dengan target :

- Terselenggranya inventarisasi arsitektur dan bangunan gedung 12 paket

- Tersedianya informasi arsitektur dan bangunan gedung 100%

- Terlayaninya kebutuhan masyarakat dalam memenuhi kebutuhan akan informasi mengenai arsitektur bangunan gedung di daerah 100%

- Meningkatnya arsitektur dan bangunan gedung yang terdata 100%

Program Penyusunan NSPM Penyelenggaraan Penataan Bangunan dan Lingkungan

Rencana kegiatan dalam Program Penyusunan NSPM Penyelenggaraan Penataan Bangunan dan Lingkungan meliputi kegiatan penyusunan NSPM penyelenggaraan penataan bangunan dan lingkungan sebagai tindak lanjut Undang-undang No. 28 tahun 2002 tentang Bangunan Gedung dan Undang-undang No. 72 tahun 1959 tentang Rumah Negara, serta peraturan perundang-undangan lainnya yang terkait dengan penataan

Gambar

Tabel  10  mengelompokkan  26  satuan  kerja  PBL  propinsi  dengan  realisasi  keuangan  di  bawah  50%  sampai  dengan  kuartal  II  tahun  anggaran  2006

Referensi

Dokumen terkait

Tugas akhir dengan judul Aplikasi Manajemen Permintaan Lagu Melalui SMS dan Mobile Web Untuk Stasiun Radio ini merupakan aplikasi yang dapat menerima permintaan lagu (request

Sales yang memiliki komitmen terhadap organisasi yang tinggi akan mendorong mereka untuk mengetahui visi, misi, serta tujuan perusahaan sehingga sales akan

Dengan memanjatkan puji dan syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan rahmat-Nya sehingga penulisan skripsi yang berjudul “Analisis dan Perancangan Sistem

UMUM.. Kabupaten Daerah Tingkat II Bandung dan Kotamadya Daerah Tingkat II Bandung dibentuk berdasarkan Undang-undang Nomor 14 Tahun 1950 tentang Pemerintahan

Berdasarkan data tabel diatas total tembakan lay up shoot SMAN 1 Wates fase knock out babak perempat final – semi final turnamen Development Basketball League

Tomont akan membentuk kista yang di dalamnya terdapat ratusan hingga ribuan tomit yang bila cukup umur akan memecah dinding kista dan berubah menjadi stadia

Guru menugaskan siswa secara bergiliran (diacak) untuk menyampaikan hasil wawancaranya dengan pasangannya hingga sebagian siswa sudah menyampaikan hasil wawancaranya.