Dunia bisnis sekarang ini mengalami perkembangan yang sangat pesat, dapat dilihat banyak perusahaan-perusahaan baru yang bermunculan dengan keunggulan kompetitif menimbulkan persaingan bisnis yang sangat ketat sehingga setiap perusahaan harus mampu mengembangkan usahanya agar mampu bertahan dan bersaing dengan perusahaan-perusahaan lain. Dalam mengembangkan usahanya perusahaan memerlukan tambahan modal yang bisa didapatkan melalui berbagai cara, salah satunya dengan memutuskan untuk go public.
Tujuan para pemodal atau investor menanamkan modalnya pada sekuritas saham adalah untuk mendapatkan return (tingkat pengembalian) yang tinggi tapi dengan tingkat risiko tertentu atau mendapatkan return tertentu dengan tingkat risiko yang rendah. Oleh karena itu, dalam melakukan investasi sekuritas saham investor akan lebih menyukai perusahaan yang dapat memberikan return yang cenderung lebih tinggi. Untuk memprediksi return saham banyak faktor yang dapat digunakan sebagai parameter, salah satunya dengan menghitung rasio keuangan perusahaan. Investor yang tidak berspekulasi tentu akan memperhitungkan dan menilai kinerja keuangan yang terdiri dari rasio-rasio keuangan dalam menjatuhkan pilihannya terhadap suatu saham.
Rasio keuangan merupakan salah satu alat ukur untuk mengetahui kondisi keuangan sebuah perusahaan, sehingga menjadi sangat relevan apabila rasio keuangan di analisis pengaruhmya terhadap pendapatan saham perusahaan. Dalam
penelitian ini penulis akan menganalisa pengaruh rasio profitabilitas, likuiditas dan solvabilitas terhadap return saham sub sektor pariwisata, hotel dan retoran yang terdaftar di BEI. Sub sektor pariwisata, hotel dan retoran menjadi pilihan karena selain mempunyai kapitalisasi pasar besar juga merupakan perusahaan yang memiliki pangsa pasar yang luas.
Dalam pasar modal, tidak pastinya return yang akan diterima oleh seorang investor membuat seorang investor harus memilih dengan sangat hati-hati alternatif investasi yang harus dipilih. Tidak semua saham dari perusahaan yang memiliki profil yang baik akan memberikan return yang baik pada investor sehingga diperlukan analisis yang lebih mendalam mengenai perusahaan tersebut.
Sektor pariwisata merupakan usaha yang paling menguntungkan dalam menghasilkan devisa negara. Pariwisata merupakan sektor yang potensial yang harus dikembangkan serta dipertahankan untuk mendorongnya pengembangan suatu Negara atau daerah wisata.
Hal ini terbukti dengan banyaknya di bangun hotel-hotel, sehingga banyak para pengunjung yang ingin mengunakan fasilitas-fasilitas yang terdapat pada hotel tersebut. Hotel merupakan suatu bagian dari sektor pariwisata yang memegang peranan cukup besar di beberapa negara terutama di Indonesia. Hotel mempunyai produk yang paling utama untuk di jual adalah jasa penginapan dan penyewaan kamar. Produk tersebut merupakan suatu kebutuhan utama bagi para wisatawan. Seiring dengan berkembangnya jaman, kebutuhan tersebut tidak dengan produk saja tetapi konsumen mengharapkan kualitas pelayanan dan fasilitas yang modern. Sehingga berbagai hotel berlomba-lomba untuk
meningkatkan kualitas pelayanan dan melakukan pengembangkan fasilitas yang modern untuk menarik pengunjung agar menginap dan mencapai kepuasaan konsumen.
Usaha kuliner seperti restoran yang berada di sebuah hotel tentunya merupakan salah satu kegiatan usaha yang memiliki peluang yang besar, di samping itu mengingat kebutuhan ini tidak akan pernah putus dalam kehidupan manusia, karena manusia selalu membutuhkan makanan dan minuman dalam melakukan kegiatannya sehari-hari.
Dari sekian restoran yang terdapat dalam sebuah hotel, banyak hal yang menjadi suatu bahan pertimbangan para konsumen untuk memilih tempat makan yang mereka inginkan sesuai dengan selera mereka. Untuk itu, sebuah restoran akan memenuhi kriteria yang menjadi bahan pertimbangan konsumen tersebut baik dalam produk maupun dalam pelayanan jasa tentunya, sehingga hal tersebut dapat memuaskan konsumen itu sendiri
Dalam penelitian ini, penulis mengambil 9 perusahaan tersebut sebagai objek penelitian. Berikut disajikan return saham sub sektor pariwisata, hotel dan restoran yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode tahun 2012-2015.
TABEL 1.1 RETURN SAHAM
SUB SEKTOR PARIWISATA, HOTEL DAN RESTORAN YANG TERDAFTAR DI BEI PERIODE 2012-2015
Kode Tahun
2012 2013 2014 2015
FAST 721% -84% 11% -45%
ICON -11% 10% 24% 35%
INPP 24% -38% -3% 75%
JIHD 13% 90% -21% -44%
JSPT 7% 0% 0% 25%
KPIG 117% -13% -2% 9%
PDES 68% -15% 35% -13%
PJAA -26% 47% 63% 14%
SHID -11% -7% -8% 78%
Rata-rata 22,44% -1,11% 11,00% 14,89%
Sumber: Data IDX diolah (2015)
Terlihat pada tabel di atas, data return saham mengalami fluktuatif. Nilai maksimum di miliki oleh perusahaan KPIG pada tahun 2012 dan nilai minimum di miliki oleh perusahaan FAST pada tahun 2013.
GAMBAR 1.1
RATA-RATA RETURN SAHAM
SUB SEKTOR PARIWISATA, HOTEL DAN RESTORAN YANG TERDAFTAR DI BEI PERIODE 2012-2015
22,40%
-1,11%
11%
14,89%
2012 2013 2014 2015
Rata-rata Return Saham
Berdasarkan gambar di atas, terlihat bahwa pergerakan rata-rata return saham sub sektor pariwisata, hotel dan restoran yang terdaftar di BEI periode tahun 2012-2015 mengalami fluktuatif. Namun terlihat menurun yang sangat signifikan pada tahun 2013 karena adanya gejolak politik yang membuat investasi pariwisata menurun. Melemahnya daya beli konsumen akibat krisis keuangan global berpotensi menekan jumlah kunjungan wisatawan. Kondisi ini mendorong kekhawatiran melemahnya bisnis pariwisata nasional. Industri pariwisata erat kaitannya dengan bisnis perhotelan dan restoran.
Seiring dengan semakin menguatnya pemulihan kondisi ekonomi global dan domestik di tahun 2014, maka perbaikan kinerja sub sektor pariwisata, hotel dan restoran juga semakin nyata. Harga saham pada sepanjang tahun 2014 mengalami peningkatan harga yang signifikan sehingga para pemegang saham memperoleh keuntungan yang diharapkan karena memiliki harga saham yang meningkat.
Rasio-rasio yang digunakan dalam penelitian ini meliputi rasio profitabilitas yang diwakili oleh ROA, rasio likuiditas yang diwakili oleh CR dan rasio solvabilitas yang diwakili oleh DER. Daya tarik utama bagi pemilik perusahaan (pemegang saham) dalam suatu perseroan adalah profitabilitas.
Berikut akan disajikan tabel serta gambar ke tiga variabel sub sektor pariwisata, hotel dan restoran yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode tahun 2012-2015.
TABEL 1.2 RETURN ON ASSET
SUB SEKTOR PARIWISATA, HOTEL DAN RESTORAN YANG TERDAFTAR DI BEI PERIODE 2012-2015
Sumber: Data IDX diolah (2015)
Terlihat pada tabel di atas, data return on asset mengalami fluktuatif. Nilai maksimum di miliki oleh perusahaan JIHD pada tahun 2013 dan nilai minimum di miliki oleh perusahaan SHID pada tahun 2015.
GAMBAR 1.2
RATA-RATA RETURN ON ASSET
SUB SEKTOR PARIWISATA, HOTEL DAN RESTORAN YANG TERDAFTAR DI BEI PERIODE 2012-2015
4,58%
7,29%
4,45%
3,13%
2012 2013 2014 2015
Rata-rata Return On Asset
Kode Tahun
2012 2013 2014 2015
FAST 11,56% 7,71% 7,22% 4,55%
ICON 2,29% 4,97% 1,94% 1,05%
INPP 0,64% 1,22% 2,77% 2,29%
JIHD 1,92% 27,33% 2,12% 1,42%
JSPT 7,11% 6,07% 8,87% 5,75%
KPIG 5,35% 4,06% 4,22% 2,15%
PDES 3,98% 6,06% 3,85% 1,73%
PJAA 7,45% 7,24% 8,05% 9,25%
SHID 0,97% 1% 1,02% 0,02%
Rata-rata 4,58% 7,29% 4,45% 3,13%
Berdasarkan gambar 1.2 dapat di lihat bahwa rata-rata return on asset pada sub sektor pariwisata, hotel dan restoran pada tahun 20012-2015 bergerak fluktuatif. Tapi terlihat pada tahun 2013 meningkat karena kinerja perusahaan yang semakin baik, tetapi kembali menurun pada tahun 2014-2015 karena kondisi ekonomi terhambat oleh mata uang yang tidak sehat, suku bunga tinggi, defisit rekening koran pemerintahan dan masalah lain yang bisa berlanjut. Return on asset digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba dari aktiva yang digunakan.
TABEL 1.3 CURRENT RATIO
SUB SEKTOR PARIWISATA, HOTEL DAN RESTORAN YANG TERDAFTAR DI BEI PERIODE 2012-2015
Kode Tahun
2012 2013 2014 2015
FAST 1,768 1,704 1,883 1,262
ICON 1,129 1,143 1.990 1,511
INPP 2,008 2,355 1,965 1,414
JIHD 1,646 3,211 1,991 1,095
JSPT 1,666 1,487 2,364 2,815
KPIG 1,541 2,069 3,181 3,574
PDES 1,383 1,517 0,996 1,001
PJAA 1,565 1,504 1,241 1,180
SHID 1,628 1,257 1,224 1,157
Rata-rata 1,593 1.805 1,871 1,668 Sumber: Data IDX diolah (2015)
Terlihat pada tabel di atas, data current ratio mengalami fluktuatif. Nilai maksimum di miliki oleh perusahaan KPIG pada tahun 2015 dan nilai minimum di miliki oleh perusahaan PDES pada tahun 2014.
GAMBAR 1.3
RATA-RATA CURRENT RATIO
SUB SEKTOR PARIWISATA, HOTEL DAN RESTORAN YANG TERDAFTAR DI BEI PERIODE 2012-2015
Berdasarkan gambar 1.3 dapat di lihat bahwa rata-rata current ratio pada tahun 2012-2015 bergerak secara fluktuatif. Namun meningkat pada tahun 2013- 2014 karena perusahaan mampu melunasi kewajiban lancarnya menggunakan aktiva lancar yang dimiliki dan kembali menurun pada tahun 2015 karena aktiva lancar yang dimiliki perusahaan semakin sedikit dibandingkan kewajiban lancar sehingga memperbesar kemungkinan perusahaan melunasi kewajiban lancarnya menggunakan aktiva lancar yang dimiliki. Current ratio digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam melunasi kewajiban-kewajiban jangka pendeknya. Semakin meningkat current ratio berarti perusahaan tersebut semakin baik.
1,593
1,805
1,871
1,668
2012 2013 2014 2015
Rata-rata Current Ratio
TABEL 1.4
DEBT TO EQUITY RATIO
SUB SEKTOR PARIWISATA, HOTEL DAN RESTORAN YANG TERDAFTAR DI BEI PERIODE 2012-2015
Sumber: Data IDX diolah (2015)
Terlihat pada tabel di atas, data debt to equity ratio mengalami fluktuatif. Nilai maksimum di miliki oleh perusahaan ICON pada tahun 2012 dan nilai minimum di miliki oleh perusahaan ICON pada tahun 2015.
GAMBAR 1.4
RATA-RATA DEBT TO EQUITY RATIO
SUB SEKTOR PARIWISATA, HOTEL DAN RESTORAN YANG TERDAFTAR DI BEI PERIODE 2012-2015
40,78% 41,71%
39,08%
33,26%
2012 2013 2014 2015
Rata-rata Debt to Equity Ratio
Kode Tahun
2012 2013 2014 2015
FAST 44,40% 51,43% 51,40% 51,75%
ICON 73,21% 69,68% 44,67% 11,19%
INPP 46,29% 45,21% 43,35% 19,36%
JIHD 24,16% 22,19% 27,82% 31,23%
JSPT 45,33% 40,57% 35,45% 32,71%
KPIG 18,95% 17,28% 19,57% 20,24%
PDES 40,20% 46,68% 49,08% 54,72%
PJAA 45,15% 44,99% 45,21% 42,86%
SHID 29,29% 37,38% 35,15% 35,28%
Rata-rata 40,78% 41,71% 39,08% 33,26%
Berdasarkan gambar di atas, debt to equity ratio pada tahun 2012-2015 bergerak fluktuatif. Namun meningkat pada tahun 2013 karena buruknya kinerja perusahaan dan semakin banyak sumber dana dari pihak luar, hal ini menjelaskan bahwa semakin tinggi DER akan menyebabkan meningkatnya nilai utang yang akan menyebabkan penurunan laba bersih yang pada akhirnya akan mengurangi laba yang diterima pemegang saham. Lalu menurun secara berturut-turut pada tahun 2014-2015 disebabkan rendahnya nilai total hutang dibandingkan dengan nilai total ekuitas, semakin rendah nilai DER maka lebih baik atau semakin aman kewajiban yang harus dipenuhi oleh modal sendiri. Debt to equity ratio digunakan untuk melihat seberapa besar hutang perusahaan dibandingkan dengan ekuitas yang dimiliki oleh perusahaan atau para pemegang saham.
Penelitian terdahulu menurut Meri Arisandi (2014) ROA berpengaruh positif dan signifikan terhadap variabel perubahan return saham pada perusahaan industri makanan dan minuman di BEI tahun 2008-2012 dengan teknik analisis regressi multiple, penelitian tersebut sejalan dengan Ni Kadek dan I Made Pande (2015) pada perusahaan food and beverages di BEI tahun 2010-2013 dengan teknik analisis regresi liniear berganda, lalu Maryyam Anwaar (2016) pada Companies of FTSE-100 Index London, UK tahun 2005-2014 dengan teknik analisis regresi data panel dan Pik Har & M.Afif (2015) pada Plantation Industry tahun 2004-2006 dengan teknik analisis regressi liniear.
Penelitian Pinradee and Suppanunta (2014) CR tidak memiliki pengaruh terhadap return saham pada perusahaan technology industry of the stock exchange of Thailand from year 1997-2011 dengan teknik analisis ordinary least squares
regression. Penelitian Yuliantari dan Sujana (2014), CR berpengaruh positif terhadap return saham pada perusahaan F&B di BEI dengan teknik analisis regresi linear berganda. Penelitian Tri Laksita Asmi (2015) menyatakan bahwa Current Ratio berpengaruh negatif terhadap return saham pada perusahaan industry real estate and property di BEI periode 2012-2013 dengan teknik analisis regresi liniear berganda sejalan dengan penelitian J. Aloy Niresh (2012) pada perusahaan manufaktur tahun 2007-2011 dengan teknik analisis regresi data panel
Penelitian Ratih Nirayanti dan Sari Widhiyani (2014) DER berpengaruh negatif pada return saham perusahaan LQ 45 di BEI periode 2011-2013 dengan teknik analisis regresi berganda. Penelitian Wajid, Arab, Madiha, Waseem and Shabeer (2013) menyatakan bahwa DER tidak berpengaruh positif terhadap return saham pada perusahaan Textile Industry dengan teknik analisis ordinary least square model.
Perbedaan yang dilakukan oleh penelitian saat ini adalah ditambah dengan informasi seperti perusahaan yang diamati, tempat penelitian, waktu penelitian dan alat statistik.
Melihat fenomena return saham dalam kaitanya dengan rasio-rasio keuangan, serta dari beberapa penilitian terdahulu di atas, masih terdapat perbedaan hasil penelitian, maka akan sangat bermanfaat jika dilakukan penelitian ulang terkait dengan pengaruh ROA, CR, dan DER terhadap return saham.
Berdasarkan hal-hal tersebut maka penelitian ini mengambil judul “Pengaruh Return On Asset, Current Ratio Dan Debt To Equity Ratio Terhadap Return
Saham Pada Sub Sektor Pariwisata, Hotel dan Restoran Yang Terdaftar Di BEI Periode 2012-2015”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian di atas maka masalah dalam penetian ini dirumuskan sebagai berikut:
1) Apakah Return On Asset (ROA) berpengaruh terhadap return saham sub sektor Pariwisata, Hotel dan Restoran di BEI tahun 2012-2015?
2) Apakah Current Ratio (CR) berpengaruh terhadap return saham sub sektor Pariwisata, Hotel dan Restoran di BEI tahun 2012-2015?
3) Apakah Debt to Equity Ratio (DER) berpengaruh terhadap return saham sub sektor Pariwisata, Hotel dan Restoran di BEI tahun 2012-2015?
C. Tujuan dan Kontribusi Penelitian 1. Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah:
1) Untuk menganalisis pengaruh dari Return On Assets (ROA) terhadap return saham sub sektor Pariwisata, Hotel dan Restoran yang terdaftar di BEI tahun 2012-2015
2) Untuk menganalisis pengaruh dari Current Ratio (CR) terhadap return saham sub sektor Pariwisata, Hotel dan Restoran yang terdaftar di BEI tahun 2012-2015
3) Untuk menganalisis pengaruh dari Debt to Equity Ratio (DER) terhadap return saham sub sektor Pariwisata, Hotel dan Restoran yang terdaftar di BEI tahun 2012-2015
2. Kontribusi Penelitian 1) Bagi peneliti selanjutnya
Untuk mendapatkan gambaran yang lebih nyata dan menambah pengetahuan serta meningkatkan wawasan, pengetahuan dan pengalaman penelitian tentang topik pada penelitian ini.
2) Bagi investor dan calon investor
Memberikan informasi rasio–rasio yang perlu diperhatikan sebagai dasar melakukan investasi saham di pasar modal sehingga dapat mencapai return yang optimal.
3) Bagi perusahaan
Masukan akan pentingnya pengelolaan informasi dalam bentuk rasio–rasio keuangan sebagai dasar pengambilan kebijakan finansial guna meningkatkan kinerja perusahaan untuk menarik minat investor sehingga dapat memobilisasi dana dari pihak ketiga.
4) Bagi dunia akademik
Penelitian ini dapat dijadikan tambahan referensi dan mampu memberikan kontribusi pada pengembangan ilmu pengetahuan terutama pada bidang manajemen keuangan khususnya teori yang berkaitan dengan analisis fundamental. Selain itu juga penelitian ini dapat dijadikan landasan dan informasi tambahan bagi penelitian yang sama di masa yang akan datang.