• Tidak ada hasil yang ditemukan

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA. School of Business Management Jurusan Manajemen Skripsi Sarjana S1 Semester Genap tahun 2013/2014

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "UNIVERSITAS BINA NUSANTARA. School of Business Management Jurusan Manajemen Skripsi Sarjana S1 Semester Genap tahun 2013/2014"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA

School of Business Management Jurusan Manajemen

Skripsi Sarjana S1 Semester Genap tahun 2013/2014

ANALISIS PENGARUH USER-PERCEIVED E-PROCUREMENT QUALITY TERHADAP PROCUREMENT PRACTICE DAN DAMPAKNYA

PADA PROCUREMENT PERFORMANCE; STUDI KASUS: PT. PERTAMINA (PERSERO)

Sarwendah Laraswati – 1401126335

Dr. Sevenpri Candra, S.Kom., M.M – D3468

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh secara signifikan pada User-Perceived E-procurement Quality terhadap Procurement Practice dan dampaknya pada Procurement Performance di PT. Pertamina (Persero). Metode analisis data menggunakan Path Analysis (Analisis Jalur) dengan bantuan program SPSS 21 (Statistical Product and Service Solution 21). Responden penelitian ini sebanyak 143 responden yang berasal dari pengguna E-procurement Pertamina. Hasil penelitian menunjukan bahwa bahwa User-Perceived E-procurement Quality berpengaruh secara signifikan terhadap Procurement Practice sebesar 48,30%, User-Perceived E-procurement Quality berpengaruh secara signifikan terhadap Procurement Performance sebesar 27,35%, Procurement Practice berpengaruh secara signifikan terhadap Procurement Performance sebesar 21,06%. User-Perceived E-procurement Quality berpengaruh terhadap Procurement Practice dan berdampak pada Procurement Performance sebesar 70,89%. Jadi dapat ditarik kesimpulan bahwa User-Perceived E-procurement Quality berpengaruh secara signifikan terhadap Procurement Practice dan berdampak pada Procurement Performance di PT. Pertamina (Persero).

Kata Kunci: User-Perceived E-procurement Quality, Procurement Practice, Procurement Performance

(2)

1. LATAR BELAKANG

Pada era globalisasi seperti saat ini, teknologi informasi terus mengalami perkembangan. Hal ini menjadi sebuah tantangan dan peluang bagi siapapun untuk terus mengikuti dan memanfaatkan perkembangan teknologi tersebut. Demikian juga dalam dunia bisnis, banyak perusahaan negara dan swasta yang mengikuti perkembangan tersebut agar dapat mengembangkan usaha dan memenangkan persaingan dengan perusahaan lain. Perusahaan perlu mempelajari dan membuat strategi yang tepat tentang cara-cara memanfaatkan teknologi informasi dalam menciptakan inovasi yang dapat membuat kinerja perusahaan menjadi lebih unggul. Banyak pejuang bisnis yang beralih dengan memanfaatkan teknologi informasi (IT) untuk mendukung keberlangsungan dan meningkatkan keuntungan mereka (kompasiana.com, 2013). Karena penggunaan bidang IT tersebut terbukti telah memberikan manfaat untuk memperluas pangsa pasar sehingga suatu produk dapat dikenal oleh konsumen di seluruh wilayah tanpa batas ruang dan waktu.

Dengan adanya perkembangan bidang IT telah memunculkan bisnis yang berbasis elektronik, atau dikenal dengan sebutan e-business. E-business adalah penggunaan teknologi informasi dalam memproses dan melakukan komunikasi untuk kegiatan bisnis inti (Grefen, 2010). Dalam bidang bisnis, telah banyak perusahaan yang telah berinisiatif untuk mengadopsi e-business dalam mengelola proses bisnis internalnya serta menjalin hubungan dengan lingkungan bisnisnya (Wu et al., 2009). Dalam prakteknya e-business dirasakan mampu memberikan manfaaat menjadikan hasil kegiatan bisnis yang lebih efektif dan efesien.

E-procurement semakin diakui manfaatnya karena terbukti mampu meningkatkan kualitas pengelolaan operasi bisnis, khususnya dalam bidang pengadaan barang dan jasa. Peran pengadaan diperhitungkan sebagai peringkat kualitas unggulan dalam operasi bisnis, pertama kali dikemukakan oleh Garvin (1983) yang menyatakan bahwa perusahaan terbaik adalah bila kualitas fungsi pengadaannya dijadikan prioritas dalam tujuan utama mereka. Penelitian selanjutnya berasal dari survei (Kerney, 2005) dimana 62% dari responden berpendapat bahwa salah satu tujuan utama dalam strategi e-procurement adalah untuk mencapai kualitas yang lebih tinggi. Kualitas e-procurement dirasakan oleh pengguna itu sendiri jika selama proses pengadaan berjalan dengan efektif dan efisien. Hal ini menunjukkan bahwa peran pengguna juga membantu dalam penilaian kualitas e-procurement.

(3)

Pengguna internal maupun ekternal dari sistem e-procurement Pertamina mempunyai peran dalam menjalankan praktek pengadaan. Mulai dari Request for quotation, negosiasi, hingga penerbitan kontrak. Praktek pengadaan tersebut dijalankan oleh panitia pengadaan Pertamina untuk mencari dan mendapatkan vendor-vendor yang memenuhi kualifikasi. Dengan sistem e-procurement proses pengadaan barang dan jasa, dimana dalam pelaksanaannya Pertamina menggunakan teknologi informaasi berbasis web/internet, dianggap dapat memperbaiki kelemahan-kelemahan pengadaan menggunakan sistem konvensional. Pada pengadaan sistem konvensional, proses transaksi dilakukan melalui pertemuan pihak-pihak yang terkait dalam proses pengadaan secara langsung. Kondisi ini memerlukan biaya realtif besar dan waktu panjang, seperti pertemuan untuk rapat-rapat pada setiap tahapan proses pengadaan. Dengan sistem E-procurement tidak diperlukan lagi rapat-rapat secara langsung, sehingga dapat menghemat biaya dan waktu. E-procurement dianggap dapat memecahkan masalah ini dengan merampingkan siklus proses, memberikan informasi yang tepat waktu, serta meningkatkan koordinasi dan kolaborasi, yang berdampak pada penghematan biaya dan mengurangi waktu siklus pengadaan (Gunasekaran et al., 2009). Berdasarkan laporan tiga tahun terakhir dari fungsi Procurement Exellence Group (PEG), fungsi yang bertugas menjalankan sistem E-procurement Pertamina, diperoleh data penghematan biaya yang cukup signifikan. Hal ini membuktikan bahwa proses e-procurement telah memberikan efisiensi kinerja perusahaan.

2. METODE PENELITIAN

Desain penelitian merupakan gambaran untuk menunjukan waktu dalam pengambilan data yang akan diteliti, terdapat pula jenis penelitian dan unit analisis yang membantu memberikan gambaran yang lebih jelas tentang suatu penelitian. Penelitian dilakukan secara Asosiatif-Deskriptif dimana penelitian akan menunjukan hubungan antara variabel-variabel yang bersangkutan sehingga dapat diketahui apakah ada hubungan antara variabel independent dengan variabel dependent serta mendeskripsikan atau menguraikan permasalahan yang berkaitan dengan pertanyaan terhadap keberadaan variabel. Dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara User-Perceived E-procurement Quality terhadap Procurement Practice serta dampaknya pada Procurement Performance.

(4)

Metode penelitian yang digunakan adalah survey yang berguna untuk menjelaskan hubungan-hubungan antara satu variabel dengan variabel lainnya atau bagaimana suatu variabel mempengaruhi variabel lainnya.

Unit analisis yang dituju adalah individu, yaitu pengguna dari Pertamina E-procurement. Survey ini dilakukan dalam satu kali pengumpulan saja dalam rangka menjawab pertanyaan penelitian

3. LANGKAH METODOLOGI Uji Validitas

Menurut Sugiyono (2011: 2) valid adalah suatu hal yang menunjukkan derajat ketepatan antara data yang sesungguhnya terjadi pada objek dengan data yang dapat dikumpulkan oleh peneliti.

Berdasarkan definisi diatas, maka validitas dapat diartikan sebagai suatu karakteristik dari ukuran terkait dengan tingkat pengukuran sebuah alat test (kuesioner) dalam mengukur secara benar apa yang diinginkan peneliti untuk diukur. Suatu alat ukur disebut valid bila dia melakukan apa yang seharusnya dilakukan dengan mengukur apa yang seharusnya diukur.

Uji validitas dilakukan untuk mengukur pernyataan yang ada dalam kuesioner. Validitas suatu data tercapai jika pernyataan tersebut mampu mengungkapkan apa yang akan diungkapkan. Uji validitas dilakukan dengan mengkorelasikan masing-masing pernyataan dengan jumlah skor untuk masing-masing-masing-masing variabel. Teknik korelasi yang digunakan adalah teknik korelasi pearson.

Uji reliabilitas

Menurut Sugiyono (2011: 3) reliabilitas adalah derajat konsistensi/keajegan data dalam interval waktu tertentu.

Berdasarkan definisi diatas, maka reliabilitas dapat diartikan sebagai suatu karakteristik terkait dengan keakuratan, ketelitian, dan kekonsistensian. Suatu alat disebut reliabel apabila dalam beberapa kali pelaksanaan pengukuran terhadap kelompok subjek sama sekali diperoleh hasil yang relatif sama, selama aspek yang diukur dalam diri subjek memang belum berubah. Dalam hal ini relatif sama berarti tetap ada toleransi perbedaan-perbedaan kecil diantara hasil beberapa kali pengukuran.

(5)

Mencari reliabilitas digunakan rumus sebagai berikut :

keterangan :

ri = reliabilitas internal seluruh instrument rb = korelasi antara belahan pertama dan kedua

Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui apakah data tersebut berdistribusi normal atau tidak. Normalitas suatu data penting karena dengan data yang terdistribusi normal, maka data tersebut dianggap dapat mewakili satu populasi (Priyatno, 2012:33).

Uji normalitas dimaksudkan untuk mengetahui apakah residual model regresi yang diteliti berdistribusi normal atau tidak. Metode yang digunakan untuk menguji normalitas adalah denga menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov. Jika nilai signifikansi dari hasil uji Kolmogorov-Smirnov > 0,01 (10%) maka asumsi normaltias terpenuhi.

Uji normalitas juga dapat dilihat melalui grafik Q-Q Plot. Jika grafik menunjukkan data tersebar di sekitar garis lurus dari kiri bawah ke kanan atas, maka data dinyatakan normal. (Nisfiannoor, 2009:94)

Analisis Jalur (Path Analysis)

Menurut Riduwan dan Kuncoro (2008:2) dalam Haryadi Sarjono dan Julianita Winda (2011:117), model path analysis (analisis jalur) digunakan untuk mnganalisis pola hubungan antar variable. Model ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh langsung maupun tidak langsung seperangkat variable bebas (eksogen) terhadap variable (endogen).

Menurut Riduwan dan Kuncoro (2008:2) Path Analysis adalah suatu teknik untuk menganalisis hubungan sebab akibat yang terjadi pada regresi berganda jika variable bebasnya mempengaruhi variable terikat tidak hanya secara langsung tetapi juga secara tidak langsung.

(6)

Analisis ini akan digunakan dalam menguji besarnya kontribusi yang ditunjukan oleh koefisien jalur pada setiap diagram jalur dari hubungan antar variable X1 dan X2 berpengaruh terhadap variable Z secara langsung dan secara tidak langsung mempengaruhi variable Z melalui variable Y dilakukan dengan penyebaran kuesioner yang bersifat tertutup dan analisis digunakan adalah teknik korelasi yang merupakan dasar dari perhitungan koefisien jalur. Dengan menggunakan komputer sebagai proses data dan proses SPSS 21.0.

Kategori seberapa besar pengaruh variable independen terhadap variable dependen dalam Path Analysis dilihat dari nilai koefisien beta akan diuraikan pada table 3.6 berikut ini :

Interval Koefisien jalur Tingkat Kontribusi

0,05-0,09 Lemah

0,10-0,29 Sedang

>0.30 Kuat

Sumber : Riduwan dan Sunarto, (2007)

4. SIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan hasil penelitian “Analisis Pengaruh User-Perceived E-procurement Quality terhadap Procurement Practice dan Dampaknya Pada Procurement Performance; Studi Kasus: PT. Pertamina (Persero)”, maka dapat disimpulkan:

1. User-Perceived E-procurement Quality memiliki pengaruh yang signifikan terhadap Procurement Practice pada PT. Pertamina (Persero).

2. User-Perceived E-procurement Quality memiliki pengaruh yang signifikan terhadap Procurement Performance pada PT. Pertamina (Persero).

3. Procurement Practice memiliki pengaruh yang signifikan terhadap Procurement Performance pada PT. Pertamina (Persero).

4. User-Perceived E-procurement Quality memiliki pengaruh yang signifikan terhadap Procurement Practice dan berdampak pada Procurement Performance pada PT. Pertamina (Persero).

(7)

Dari hasil analisa perhitungan seperti tersebut di atas maka, sistem e-procurement yang dilaksanakan di Pertamina sejak tahun 2007, dapat disimpulkan bahwa pada saat ini penerapan e-procurement tersebut telah berjalan dengan baik. Di samping dari hasil analisa data penelitian ini, keberhasilan pelaksanaan e-procurement di Pertamina juga dapat dibuktikan dengan data sekunder berupa penghematan biaya yang cukup besar (lihat data cost saving pada bab-1).

Meskipun pelaksanaan e-procurement Pertamina telah memberikan hasil yang baik namun untuk meningkatkan kualitas pelaksanaan e-procurement di masa datang pada pelaksanaan barang dan jasa di Pertamina kami menyarankan beberapa hal sebagai berikut :

1. Saran terhadap pelaksanaan proses e-procurement

Semua jawaban responden atas semua indikator kuesioner rata-rata berada mencapai nilai 3,574 dari skala 1 - 5, dengan sebaran nilai terendah 3,245 dan tertinggi 3,664. Namun demikian perlu dilakukan peningkatan pada hal-hal yang terkait dengan praktek pelaksanaan e-procurement ditinjau dari penilaian terendah responden atas indicator kuesioner per-variabel penelitian yaitu User-Perceived E-procurement Quality, Procurement Practice, dan Procurement Performance, sebagai berikut:

Dari pernyataan yang disampaikan ke responden pada variabel User-Perceived E-procurement Quality, indikator problem resolution yang menyatakan "personil pengadaan mampu memberikan solusi atas permasalahan dengan baik", merupakan indikator yang memiliki nilai terendah sebesar 3,24. Perbaikan dapat dilakukan dengan cara meningkatkan kemampuan personil/panitia pengadaan dalam memberikan solusi terhadap permasalahan pelaksanaan E-procurement. Hal ini bisa dicapai dengan memberikan “pelatihan dan sertifikasi khusus bidang e-procurement” untuk meningkatkan profesionalisme kepada personil/panitia pengadaan.

• Dari pernyataan yang disampaikan ke responden pada variabel procurement practice, pada indikator yang menyatakan "pre-bid meeting dimaksudkan untuk menjelaskan lingkup pekerjaan dan

(8)

syarat-syarat kontrak yang sangat informatif", merupakan indicator yang memiliki nilai terendah sebesar 3,47. Perbaikan untuk meningkatkan kelancara pelanksanaan pengadaan maka panitia pengadaan sebaiknya membuat persiapan pelaksanaan pre-bid meeting dengan lebih baik. Di samping itu pada sistem e-procurement diberikan fitur chatting room untuk menjawab pertanyaan secara online, namun untuk menjaga asas kesetaraan dan keterbukaan maka chatting room harus bisa diakses oleh semua peserta procurement dan waktu tanya jawab melalui chatting room dibatasi sebelum batas pemasukan penawaran pengadaan.

• Dari pernyataan yang disampaikan ke responden, pada variable indikator yang menyatakan "e-procurement meningkatkan komunikasi dengan supplier", merupakan indikator yang memiliki nilai terendah sebesar 3,36. Perbaikan dilakukan dengan menambah fitur newsletter yang lebih interaktif yang menginformasikan berita-berita dan peraturan-peraturan terbaru terkait dengan pengadaan barang dan jasa di Pertamina pada sistem e-procurement. Contohnya Pertamina E-procurement bisa memberikan newsletter terbaru tentang informasi peraturan baru terkait dengan pengadaan E-procurement. Selain itu Pertamina E-procurement juga perlu membuat akun Twitter yang terintegrasi pada halaman website Pertamina E-procurement agar selalu memberikan informasi terkini terkait dengan Pertamina E-procurement.

2. Saat ini dari 27 unit usaha atau anak perusahaan Pertamina masih terdapat 4 unit usaha yang belum menerapkan e-procurement, karena masih dalam tahap sosialisasi dan pelatihan. Untuk 4 unit usaha tersebut agar dipercepat dalam penyiapan penggunaan e-procurement, sehingga seluruh sistem e-procurement Pertamina dapat terintegrasi. Dengan demikian akan lebih mudah melakukan pengendalian dan konsolidasi data yang terkait dengan pengadaan barang dan jasa untuk membantu manajemen perusahaan dalam pembuatan strategi, perencanaan dan pengambilan keputusan bisnis.

(9)

DAFTAR PUSTAKA

Amstrong, Michael. 2004. Performance Management. Yogyakarta: Tugu Publisher Ateto, D., Ondieki, S., Okibo, D.W., (2013). The Effect of E-Procurement Practices

on Effective Procurement in Public Hospitals: A Case of KISII Level 5 Hospital. American International Journal of Contemporary Research. Vol 3 Bumntrack.co.id. 2013. Inisiatif, Kunci Penerapan E-procurement di BUMN. Tanggal

akses (03-20-2013) http://bumntrack.co.id/?ForceFlash=true#/blog/Laporan-Utama-Inisiatif-Kunci-Penerapan-E-Procurement-di-BUMN.html

Burt, D.N., Pinkerton, R.L. (2006), A Purchasing Manager’s guide to Strategic Proactive Procurement, Amazon, NY.

Baily, P., (2008). Procurement principles and management. Harlow, England: Prentice Hall Financial Times.

Brandon-Jones, Alistair., Carey, Sinéad., (2010). The impact of user-perceived e-procurement quality on system and contract compliance. International Journal of Operations & Production Management, Vol. 31 Iss: 3

Chaffey, Dave. 2009. E-Business and E-commerce Management Strategy: Implementation and Practice Fourth Edition. Harlow: Prentice Hall.

Davila, A., Gupta, M., Palmer, R. (2003), “Moving procurement systems to the internet: the adoption and use of e-Procurement technology models”, European Management Journal, Vol. 21, No 1, Hal. 11.

Demin, J.E (2002), Insight Matters: Global Network Considerations for E Procurement and Extranets, Infonet Services Corporation, Vol.1, Singapore.

deMin, James E., Insight Matter: Global Network Considerations for eProcurement and Extranets. Infonet Services Corporation [Online] Available at: http://www.ploug.org.pl/interesujace_teksty/eProcurement_White_Paper_Final .pdf.

Fang, W., Zsidisin, G.A. and Ross, A.D. (2007), “Antecedents and outcomes of e-procurement adoption: an integrative model”, IEEE Transactions on

Engineering Management, Vol. 54 No. 3

Gunasekaran, Angappa., McGaughey, Ronald E., Ngai, E.W.T. & Bharatendra, R.K., (2009). “E-Procurement adoption in the Southcoast SMEs.” Interlocking of

(10)

Information Systems for International Supply and Demand Chains Management. Volume 122, Issue 1.

Gardenal, Francesco., D’Angelo, Andrea., Manzo, Valerio., “A Model To Measure -procurement Impacts On Organizational Performance”.

Grefen, Paul., (2010). Mastering E-business. 1st edition. USA.

Hashim, Norfashiha., Said, Ilias., Idris, Nur Hidayah., (2013). “Exploring e-Procurement Value for Construction Companies in Malaysia”. International Conference on Health and Social Care Information Systems and Technologies. Volume 9

Ilyas. 2001. Teori, Penilaian dan Penelitian Kinerja. Cetakan Kedua. Jakarta: Pusat Kajian Ekonomi Kesehatan FKM-UI.

Kaimudin, Ichal., (2013). Manfaat IT - Teknologi Informasi. Tanggal akses (19-03-2013). http://teknologi.kompasiana.com/internet/2013/03/19/manfaat-it-teknologi-informasi-538579.html

Kalakota, Ravi dan Marcia Robinson. (2001). e-Business 2.0 : Roadmap for Succes. Addison - Wasley Pearson Education, Canada

Kaliannan, M., Awang, H., (2010). “Adoption and Use of E-Government Services: A Case Study on E-Procurement in Malaysia”. WSEAS Transaction on Business and Economics.

Kerney, A. (2005). Public Sector Procurement Survey.Transforming Public Services Ministerial eGovernment. Manchester.

Kothari, Tanvi., Hu, Clark., & Roehl, W.S., (2007). “Adopting e-Procurement technology in a chain hotel: An exploratory case study”. International Journal

of Hospitality Management. Volume 26, Issue 4

Laudon, K.C. & Laudon, J.P., (2010). Management Information System: Managing the Digital Firm. Pearson Prentice Hall.

Lindskog, Helena., Wennberg, Helena., (2002). Learning from ‘big brother’: public sector e-commerce as a role model for Swedish industry. Quarterly

Journal of Electronic Commerce.

O'Brien, J.A. & Marakas, G., (2006). Management Information Systems. McGraw-Hill Companies, Incorporated.

Pertamina., TKO Pengadaan Barang / Jasa Menggunakan Metode e-Procurement. No B-006/I10100/2007 - S0. Direktorat Umum & SDM Manajemen Aset.

(11)

Pontre, J. et al., (2011). Risk Management in Humanitarian Procurement and Supply Chain.

Quesada, Gioconda., González, Marvin E., Mueller, James., Mueller, Rene., (2010) "Impact of e-procurement on procurement practices and performance", Benchmarking: An International Journal, Vol. 17.

Sugiyono, (2012). Memahami Penelitian Kuantitatif. Bandung: Alfabeta.

Sarjono, H. & Julianita, W., 2011. SPSS vs LISREL : Sebuah Pengantar Aplikasi Untu Riset. Salemba Empat.

Sekaran, Uma (2006). Research Method For Business. 4th ed. Jakarta: Salemba Empat. Siahaya, Willem. (2013). Manajemen Pengadaan. 2nd edition.

Riduwan & Kuncoro, E.A., (2008). Cara Menggunakan dan Memakai Analisis Jalur (Path Analysis). Bandung: Alfabeta.

Riduwan & Sunarto, 2007. Pengantar Statistika. Alfabeta.

Rivai, Veithzal., Ahmad Fawzi Mohd Basri., 2005. Performance Appraisal. Cetakan Pertama, PT Raja Grafindo Persada, Jakarta.

Rossler, P.E. and Hirsz, A.B. (1996), Purchasing’s interaction with customers: the effects on customer satisfaction – a case study, International Journal of Purchasing & Materials Management, Vol. 32.

Talluri, S., Chung, W. and Narasimhan, R. (2006), “An optimization model for phased supplier integration into e-procurement systems”, IIE Transactions, Vol. 38 No. 5.

Tavi, J., (2008) Learning From Global World-Class eProcurement Practices.

Turban, E. et al., (2012). Electronic Commerce: A Managerial Perspective. 2nd edition. Pearson.

Uba, Zakari., Sharifai, Musa, Gambo., Mubaraka, Conrad, M., & Agaba, Leticia., (2013). “E-Procurement and Performance of Service Organizations in Uganda.” European Journal of Business and Management, Vol. 5.

Vaidyanathan, G. and Devaraj, S. 2008, The role of quality in e-procurement performance: an empirical analysis, Journal of Operations Management, Vol. 26 No. 3

Wu, Fang., Mahajan, Vijay., Balasubbramanian Sridhar., (2009). “An Analysis of E-Business Adoption and Its Impact on Business Performance.” Journal of The Academy of Marketing Science, Vol 31.

(12)

Yang, Zhilin., Jun, Minjoon., (2002). “Consumer perceptions of e-service quality: from internet purchaser and non-purchaser perspectives”, Journal of Business Strategies. Vol. 25.

Referensi

Dokumen terkait

This study investigates different factors that may influence purchase intention of counterfeit products, including brand familiarity, anticipated regrets, and perceived quality

Kesimpulan yang diperoleh adalah sistem E- Payment pada DJP dengan sistem aplikasi MP3 dirancang sesuai standar yang telah ditetapkan, dan diharapkan dapat memberikan kontribusi

PT Tirta Intimizu Nusantara, merupakan perusahaan swasta yang bergerak dibidang produksi pompa air yang sedang berkembang, permintaan pasarnya setiap tahunnya cenderung

Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis proses pemasaran, permasalahan dan kebutuhan informasi dalam merancang strategi e-marketing dan aplikasi yang tepat untuk diterapkan

Tujuan penelitian ini adalah untuk memberikan usulan estimasi waktu, sumber daya, dan biaya dari proyek Sistem Penggajian pada PT EINS TREND, yang diharapkan dapat

PT Abbott Indonesia merupakan perusahaan yang memproduksi produk- produk farmasi dan nutrisi dan berproduksi berdasarkan pesanan konsumen (make to order). Pada lantai produksi

Tujuan penelitian skripsi ini adalah menganalisis sistem informasi manajemen penjualan kredit dan piutang dagang yang terdapat pada PT Graha Sumber Prima Elektronik untuk

Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini yang berjudul “Audit Sistem Informasi Penjualan Kredit