• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAPORAN KINERJA TAHUN 2016

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "LAPORAN KINERJA TAHUN 2016"

Copied!
122
0
0

Teks penuh

(1)
(2)
(3)

LAPORAN KINERJA TAHUN 2016

Nomor: LAP-11/D4/2016 Tanggal 30 Desember 2016

(4)
(5)

KATA PENGANTAR

Sebagai wujud penerapan tata kepemerintahan yang baik (good governance) dan akuntabel serta untuk memenuhi kewajiban sebagaimana diatur dalam Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara (PAN) dan Reformasi Birokrasi (RB) Nomor 29 Tahun 2010 tentang Pedoman Penyusunan Penetapan Kinerja dan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, BPKP menyusun Laporan Kinerja (LKj).

Untuk mendukung LKj BPKP, Deputi Bidang Pengawasan Penyelenggaraan Keuangan Daerah menyampaikan LKj dukungan tahun 2016 sebagai bentuk pertanggungjawaban pelaksanaan program dan kegiatan yang telah ditetapkan dalam Rencana Strategis Deputi Bidang Pengawasan Penyelenggaraan Keuangan Daerah BPKP tahun 2015-2019, yang selanjutnya dijabarkan setiap tahunnya dalam dokumen Penetapan Kinerja (Tapkin).

Penyusunan LKj didukung dengan sistem pengelolaan data kinerja yang telah dibangun di lingkungan BPKP dengan menggunakan Intergrated Performance Management System (IPMS), sedangkan pengelolaan data keuangan didukung dengan Sistem Akuntansi Instansi (SAI).

Selain sebagai media pertanggungjawaban atas mandat yang diemban dan kinerja yang telah ditetapkan, LKj Deputi Bidang Pengawasan Penyelenggaraan Keuangan Daerah mendukung pencapaian kinerja BPKP yang lebih baik dan diharapkan dapat menjadi media evaluasi untuk peningkatan pencapaian kinerja Deputi Bidang Pengawasan Penyelenggaraan Keuangan Daerah khususnya dan BPKP pada umumnya.

Jakarta, 30 Desember 2016 Deputi Kepala BPKP

Bidang Pengawasan Penyelenggaraan Keuangan Daerah

Dadang Kurnia NIP 19610930 198203 1 001

(6)

Daftar Isi iv

Ringkasan Eksekutif v

BAB I PENDAHULUAN 1

A. Tugas, Fungsi, dan Wewenang Organisasi 1

B. Aspek Strategis Organisasi 2

C. Kegiatan dan Layanan Produk Organisasi 3

D. Struktur Organisasi 5

BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA 9

A. RENCANA STRATEGIS 2015-2019 9

B. PERJANJIAN KINERJA 2016 15

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA 18

A. Kerangka Pengukuran Kinerja 18

B. Akuntabilitas Kinerja 19

BAB IV PENUTUP 62

Lampiran 1 Kinerja Sasaran Strategis, Sasaran Program, dan Analisis Efisiensi Penggunaan Dana/

SDM Tahun 2016

Lampiran 2 Perbandingan Realisasi dan Capaian Outcome Tahun 2015 dengan Tahun 2016 Lampiran 3 Capaian Kinerja Kegiatan

Lampiran 4 Perbandingan Realisasi dan Capaian Kinerja Kegiatan Tahun 2015 dengan tahun 2016 Lampiran 5 Maturitas SPIP Pemerintah Provinsi

Lampiran 6 Maturitas SPIP Pemerintah kabupaten/Kota

Lampiran 7 Kapabilitas APIP Pemerintah Provinsi dan Kabupaten/Kota Lampiran 8 Register Rekomendasi Strategis

(7)

RINGKASAN EKSEKUTIF

Pengukuran capaian kinerja tahun 2016 merupakan bagian dari penyelenggaraan akun- tabilitas kinerja tahunan Deputi Bidang Pengawasan Penyelenggaraan Keuangan Daerah (PPKD). Sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan dalam Peraturan Menteri Pendayagu- naan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014, akuntabilitas kinerja menitikberatkan pada pengukuran pencapaian sasaran strategis. Pengukuran capaian kinerja sasaran strategis meliputi identifikasi atas realisasi IKU dan membandingkan dengan targetnya. Analisis lebih mendalam dilakukan terutama terhadap capaian yang di bawah target untuk mengenali fak- tor penyebab sebagai bahan evaluasi strategi peningkatan kinerja di tahun 2016 untuk penetapan strategi di tahun-tahun berikutnya atau tahun-tahun selanjutnya (performance improvement).

Pengukuran pencapaian sasaran strategis, dihitung berdasarkan jumlah IKU yang tercapai dibagi dengan jumlah IKU. Hal ini dilakukan untuk menghindari distorsi perhitungan capaian kinerja sasaran strategis Deputi PPKD. Berdasarkan hasil pengukuran kinerja, realisasi pencapaian sasaran strategis dan sasaran program tahun 2016 Deputi PPKD secara ringkas disajikan pada tabel RE 1 dan RE 2.

Capaian indikator sasaran strategis dan capaian indikator sasaran program Deputi PPKD pada tahun 2016 masing-masing adalah sebesar 82.66% dan 88.00%. Capaian indikator outcome tersebut merupakan capaian rata-rata atas semua IKU yang secara ringkas disajikan menurut tujuan dan sasaran strategis sebagaimana terlihat pada Tabel RE 1dan RE2 berikut ini:

Tabel RE 1 dan RE 2

Ringkasan Capaian Indikator Kinerja Sasaran Strategis

No Indikator Kinerja Utama Satuan Capaian (%)

Sasaran Strategis 1, Meningkatnya kualitas Akuntabilitas Pengelolaan Keuangan 1 Indeks Akuntabilitas Pengelolaan Keuangan dan Pembangunan

Program Prioritas Nawa Cita

Skala 1-5 NA

Sasaran Strategis 2. Meningkatnya Maturitas SPIP

2 Maturitas SPIP Pemerintah Provinsi (Level 3) % 50.00 3 Maturitas SPIP Pemerintah Kabupaten/Kota (Level 3) % 60.15 sasaran Strategis 3. Meningkatnya Kapabilitas Pengawasan Intern Pemerintah

4 Kapabilitas APIP Pemerintah Provinsi (Level 3) % 45.45 5 Kapabilitas APIP Pemerintah Kabupaten/Kota (Level 3) % 23.95 6 Kapabilitas APIP Pemerintah Provinsi (Level 2) % 133.04 7 Kapabilitas APIP Pemerintah Kabupaten/Kota (Level 2) % 168.46 8 Kapabilitas APIP Pemerintah Provinsi (Level 1) % 96.33

(8)

Negara Bidang Pengawasan Keuangan Daerah

1 Perbaikan Tata Kelola, Manajemen Risiko dan Pengendalian Intern Pengelolaan Program Prioritas Nasional

% 130.72

Sasaran Program 2. Meningkatnya kualitas penerapan SPIP pada peerintah:

2 Maturitas SPIP Pemerintah Provinsi (Level 3) % 50.00 3 Maturitas SPIP Pemerintah Kabupaten/Kota (Level 3) % 60.15 Sasaran Program 3. Meningkatnya Kapabilitas Pengawasan Intern Pemerintah:

4 Kapabilitas APIP Pemerintah Provinsi (Level 3) % 45.45 5 Kapabilitas APIP Pemerintah Kabupaten/Kota (Level 3) % 23.95 6 Kapabilitas APIP Pemerintah Provinsi (Level 2) % 133.04 7 Kapabilitas APIP Pemerintah Kabupaten/Kota (Level 2) % 168.46 8 Kapabilitas APIP Pemerintah Provinsi (Level 1) % 96.33 9 Kapabilitas APIP Pemerintah Kabupaten/Kota (Level 1) % 83.91

RE 2 88.00

Tabel di atas menunjukkan bahwa untuk indikator kinerja sasaran strategis, atas indikator sasaran strategis 1 belum dapat diukur (NA), indikator kinerja sasaran strategis 6 dan 7 telah tercapai sedangkan indikator kinerja sasaran strategis lainnya belum tercapai. Untuk indikator kinerja program, atas sasaran program 1, 6, dan 7 sudah tercapai sedangkan indikator kinerja sasaran program lainnya belum tercapai, dengan uraian sebagai berikut:

1. Meningkatnya kualitas akuntabilitas pengelolaan keuangan dan pembangunan nasional

Sasaran strategis “Meningkatnya kualitas akuntabilitas pengelolaan keuangan dan pem- bangunan nasional” diindikasikan oleh satu IKU yaitu indeks akuntabilitas pengelolaan keuangan dan pembangunan program prioritas dalam nawacita. Nilai indeks adalah skala 1 - 5. Semakin tinggi nilai indeks menunjukkan kualitas akuntabilitas pengelolaan keuan- gan dan pembangunan program prioritas dalam Nawa Cita yang semakin baik. Target nilai indeks pada tahun 2016 adalah 1 dari skala 5. Pada tahun 2016 indikator kinerja “Indeks Akuntabilitas Pengelolaan Keuangan dan Pembangunan Program Prioritas dalam Nawa Cita” belum dapat diukur karena alat pengukuran indeks akuntabilitas masih dalam tahap uji coba.

(9)

2. Meningkatnya maturitas SPIP

Sasaran strategis “Meningkatnya Maturitas SPIP” diindikasikan oleh dua IKU penyeleng- garaan SPIP pada seluruh K/L/Pemda. Semakin banyak K/L/Pemda yang menyelengga- rakan SPIP sesuai PP Nomor 60 Tahun 2008, diharapkan akan semakin baik kualitas pen- capaian tujuan instansi pemerintah dan semakin berkualitas birokrasi. Capaian IKU yang mendukung sasaran strategis dan sasaran program adalah:

1) Level SPIP pemerintah provinsi (level 3) diukur dengan menggunakan skala 1-5. Se- makin tinggi nilai maturitas SPIP menunjukkan kualitas penyelenggaraan SPIP yang semakin baik.

Meskipun capaian indikator kinerja sasaran strategis dan indikator kinerja program ma- sih relatif rendah yaitu 50,00% tetapi telah terjadi peningkatan kinerja yang cukup sig- nifikan. Untuk baseline penilaian maturitas SPIP pada pemerintah provinsi, dari jumlah pemerintah provinsi sebanyak 34 pemerintah provinsi, sampai dengan tahun 2016, telah dilakukan penilaian maturitas SPIP sebanyak 24 pemerintah provinsi. Jika diband- ingkan dengan penilaian maturitas SPIP sampai dengan tahun 2015 sebanyak 3 pe- merintah provinsi maka terdapat kenaikan sebesar 21 pemerintah provinsi atau 700%.

Sedangkan terkait maturitas SPIP level 3, jika dibandingkan dengan realisasi sampai dengan tahun 2015 yang masih nihil, maka terdapat peningkatan jumlah pemerintah provinsi yang memperoleh maturitas level 3 sebanyak 3 (tiga) pemerintah provinsi atau 300%.

2) Level SPIP pemerintah kabupaten/kota (level 3) yang diukur dengan menggunakan skala 1-5. Semakin tinggi nilai maturitas SPIP menunjukkan kualitas penyelenggaraan SPIP yang semakin baik.

Meskipun capaian indikator kinerja sasaran strategis dan indikator kinerja program masih relatif rendah yaitu 60,15% tetapi telah terjadi peningkatan kinerja yang cukup signifikan. Untuk baseline penilaian maturitas SPIP pada pemerintah kabupaten/kota, dari jumlah pemerintah provinsi sebanyak 508 pemerintah kabupaten/kota, sampai dengan tahun 2016, telah dilakukan penilaian maturitas SPIP sebanyak 266 pemerintah kabupaten/kota. Jika dibandingkan dengan penilain maturitas SPIP sampai dengan tahun 2015 sebanyak 74 pemerintah kabupaten/kota maka terdapat kenaikan sebesar 192 pemerintah kabupaten/kota atau 259,46%. Dalam tahun 2016, terdapat 16 pe- merintah kabupaten/kota yang telah mencapai maturitas SPIP level 3. Jika dibanding- kan dengan realisasi sampai dengan tahun 2015 sebanyak 4 pemerintah kabupaten/

kota, maka terdapat peningkatan jumlah pemerintah kabupaten/kota yang memper- oleh maturitas level 3 sebanyak 12 pemerintah kabupaten/kota atau 300%.

(10)

banyak Pemda yang meningkat kapabilitasnya, diharapkan akan semakin baik kualitas pencapaian tujuan instansi pemerintah dan semakin berkualitas birokrasi. Capaian IKU yang mendukung sasaran strategis dan sasaran program adalah:

1) Kapabilitas APIP Pemerintah Provinsi (level 3) yang diukur dengan menggunakan skala 1-5. Semakin tinggi level kapabilitas APIP menunjukkan kualitas kapabilitas APIP yang semakin baik.

Meskipun capaian indikator kinerja sasaran strategis dan indikator kinerja program masih relatif rendah yaitu 45,45% tetapi telah terjadi peningkatan kinerja yang cukup signifikan dalam hal pencapaian kapabilitas APIP level 3. Sampai dengan tahun 2016, terdapat 3 APIP yang telah memperoleh level 3. Jika dibandingkan dengan realisasi sampai dengan tahun 2015 yang masih nihil, maka terdapat peningkatan jumlah APIP pemerintah provinsi yang memperoleh kapabilitas APIP pemerintah provinsi level 3 sebanyak 3 (tiga) APIP pemerintah provinsi atau 300%.

Sedangkan untuk indikator kinerja sasaran strategis kapabilitas APIP pemerintah provinsi level 2 dan 1 capaiannya adalah 133.04%, dan 96.33%.

2) Kapabilitas APIP Pemerintah Kabupaten/Kota (level 3) yang diukur dengan menggu- nakan skala 1-5. Semakin tinggi level kapabilitas APIP menunjukkan kualitas kapabilitas APIP yang semakin baik.

Meskipun capaian indikator kinerja sasaran strategis dan indikator kinerja program masih relatif rendah yaitu 23,95% tetapi telah terjadi peningkatan kinerja yang cukup signifikan dalam hal pencapaian kapabilitas APIP Pemerintah Kabupaten/Kota level 3.

Sampai dengan tahun 2016, terdapat 12 APIP pemerintah kabupaten/kota yang telah memperoleh level 3. Jika dibandingkan dengan realisasi sampai dengan tahun 2015 yang masih nihil, maka terdapat peningkatan jumlah APIP pemerintah kabupaten/

kota yang memperoleh kapabilitas APIP pemerintah kabupaten/kota level 3 sebanyak 12 (tiga) APIP pemerintah kabupaten/kota atau 1.200%. Sedangkan untuk indikator kinerja sasaran strategis kapabilitas APIP pemerintah kabupaten/kota level 2 dan 1 mencapai 168.46%, dan 83,91%.

Terkait baseline penilaian kapabilitas APIP untuk pemerintah provinsi/ kabupaten/kota, dari populasi sebanyak 542 pemerintah provinsi/kabupaten/ kota sebanyak 534 pe- merintah provinsi/kabupaten/kota telah dilakukan penilaian atau 98,54%.

***

(11)

BAB I

PENDAHULUAN

D eputi Bidang Pengawasan Penyelenggaraan Keuangan Daerah (Deputi PPKD) dibentuk berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 192 Tahun 2014 tentang BPKP.

Deputi Kepala BPKP Bidang Pengawasan Penyelenggaraan Keuangan Daerah adalah unsur pelaksana tugas dan fungsi BPKP di bidang pengawasan intern terhadap akuntabilitas penyelenggaraan keuangan dan program lintas sektoral pembangunan daerah yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala BPKP.

Guna mengetahui tingkat keberhasilan kinerja Deputi PPKD selama tahun 2016 dan sebagai bentuk pertanggungjawaban formal dan akuntabilitas kinerja sesuai dengan amanat UU Nomor 17 Tahun 2003 dan Perpres Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP), Deputi PPKD menerbitkan Laporan Kinerja (LKj d/h LAKIP) Tahun 2016.

Tugas, fungsi, wewenang, aspek strategis organisasi, kegiatan dan layanan produk, struktur organisasi dan komposisi pegawai, serta sistematika penyajian LKj Deputi PPKD Tahun 2016 diuraikan di dalam Bab Pendahuluan berikut ini.

A. Tugas, Fungsi, dan Wewenang Organisasi

Tugas dan fungsi Deputi PPKD diatur berdasarkan Perpres Nomor 192 Tahun 2014 tentang BPKP, Peraturan Kepala BPKP Nomor 8 Tahun 2016 tentang Pembagian Tugas Di Kedeputian BPKP dan Keputusan Kepala BPKP Nomor 25/K/SU/2016 tentang Penunjukan Deputi Koordinator Pengawasan Program Lintas Sektoral BPKP.

Tugas Deputi PPKD berdasarkan Perpres Nomor 192 Tahun 2014 adalah membantu Kepala BPKP di bidang pelaksanaan pengawasan intern terhadap akuntabilitas keuangan dan program lintas sektoral pembangunan daerah. Dalam melaksanakan tugas tersebut, Deputi PPKD menyelenggarakan fungsi:

1. pengkajian, perumusan, dan penyusunan kebijakan teknis pengawasan intern terhadap akuntabilitas penyelenggaraan keuangan dan program lintas sektoral pembangunan

(12)

penyelenggaraan keuangan dan program lintas sektoral pembangunan daerah;

3. pengawasan intern terhadap akuntabilitas penerimaan dan akuntabilitas pengeluaran keuangan daerah dan pembangunan daerah dan/atau kegiatan lain yang seluruh atau sebagian keuangannya dibiayai oleh anggaran pemerintah daerah dan/atau subsidi pada pemerintah daerah;

4. pengawasan intern terhadap perencanaan dan pelaksanaan pemanfaatan aset daerah;

5. pengawasan intern terhadap Optimalisasi Pendapatan Asli Daerah;

6. perumusan kebijakan dan pelaksanaan pembinaan penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah pada pemerintah daerah;

7. pembinaan kapabilitas pengawasan intern pemerintahan daerah;

8. pemberian asistensi atas reviu laporan keuangan dan laporan kinerja pemerintah daerah;

9. pelaksanaan kegiatan pengawasan berdasarkan penugasan pemerintah di bidang pemerintahan daerah sesuai peraturan perundang-undangan; dan pelaksanaan analisis, evaluasi dan pengolahan hasil pengawasan penyelenggaraan akuntabilitas keuangan dan pembangunan daerah.

Selanjutnya, berdasarkan Peraturan Kepala BPKP Nomor: 8 Tahun 2016 tentang Pembagian Tugas Di Kedeputian BPKP, Deputi PPKD melakukan tugas dan fungsi BPKP di bidang pengawasan intern terhadap akuntabilitas keuangan dan program lintas sektor pembangunan daerah pada:

1. Kementerian Dalam Negeri

2. Badan Nasional Pengelola Perbatasan 3. Pemerintah Daerah

Berdasarkan Keputusan Kepala BPKP Nomor KEP-25/K/SU/2016 tentang Penunjukan Deputi Koordinator Pengawasan Program Lintas Sektoral BPKP, Deputi PPKD mengemban tugas sebagai Koordinator Peningkatan Maturitas SPIP K/L/P dan Koordinator Peningkatan Kapabilitas APIP K/L/P.

B. Aspek Strategis Organisasi

Untuk melaksanakan tugas, fungsi, dan dalam rangka mengawal pencapaian target Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) Pemerintah dan Rencana Strategis BPKP Tahun 2015-2019, Deputi PPKD telah menyusun Rencana Strategis (Renstra) Tahun 2015-2019.

Dalam menyusun Renstra, Deputi PPKD memperhatikan Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 60 Tahun 2008 tentang Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP) yang memberi amanah BPKP untuk melakukan pembinaan penyelenggaraan SPIP Kementerian, lembaga,

(13)

dan daerah dan melakukan pengawasan intern terhadap akuntabilitas keuangan negara.

Disamping itu, Deputi PPKD juga memperhatikan Inpres Nomor 9 Tahun 2014 tentang Peningkatan Kualitas Sistem Pengendalian Intern dan Keandalan Penyelenggaraan Fungsi Pengawasan Intern dalam rangka Mewujudkan Kesejahteraan Rakyat, sebagai berikut:

1. Mempercepat efektivitas penerapan sistem pengendalian intern pemerintah dalam pengelolaan keuangan negara/daerah dan pembangunan nasional;

2. Mengintensifkan peran Aparat Pengendalian Intern Pemerintah dalam rangka meningkatkan kualitas, transparansi, dan akuntabilitas dalam pengelolaan keuangan negara/daerah dan pembangunan nasional serta meningkatkan upaya pencegahan korupsi;

3. Melakukan pengawasan dalam rangka meningkatkan penerimaan negara/daerah serta efisiensi dan efektivitas anggaran pengeluaran negara/daerah.

Instruksi Presiden tersebut telah tercakup Rencana Strategis (Renstra) Deputi PPKD periode 2015-2019.

Kebijakan pengawasan yang ditetapkan mengarah pada peningkatan efektifitas dan efisiensi penyelenggaraan pengawasan. Arah kebijakan menyesuaikan dengan dinamika dan prioritas kebutuhan stakeholders khususnya presiden dan dalam rangka peningkatan pembangunan daerah serta isu-isu strategis pengelolaan keuangan dan pembangunan daerah.

Kebijakan pengawasan diarahkan pada empat fokus pengawasan BPKP, meliputi pengawalan pembangunan daerah, peningkatan ruang fiskal daerah, pengamanan asset daerah serta peningkatan sistem tata kelola (good governance system).

C. Kegiatan dan Layanan Produk Organisasi

Deputi PPKD merumuskan kegiatan dalam Renstra berdasarkan nomenklatur tugas dan fungsi eselon II. Rumusan kegiatan dalam Renstra berisi komponen kegiatan untuk mencapai keluaran dengan indikator kinerja yang terukur. Kegiatan dari masing-masing eselon II teknis akan menghasilkan rekomendasi sebagai indikator kinerja pengawasannya.

Rekomendasi dihasilkan melalui pelaksanaan komponen kegiatan, baik komponen teknis pengawasan dengan menggunakan berbagai alat pengawasan seperti audit, reviu, evaluasi, pemantauan maupun komponen yang mendukung langsung kegiatan seperti penyusunan dan diseminasi pedoman, pemantauan pelaksanaan pengawasan, tabulasi dan lain-lain.

Kegiatan di lingkungan Deputi PPKD berdasarkan fokus pengawasan sebagai berikut:

1. Pengawalan Pembangunan Daerah

a. Bidang Perekonomian dan Kemaritiman

1) Audit Kinerja Pelayanan Pemda Bidang Kemaritiman

(14)

3) Evaluasi Perencanaan Pembangunan

4) Pengawalan Pengadaan Barang Jasa/Probity Audit 5) Pengawasan berdasarkan Permintaan Stakeholder 6) Pengawasan Dana Transfer (DAK Infrastruktur) 7) Pengawasan Big Spender

8) Pengawasan Pinjaman Daerah 9) Kajian Current Issue

10) Proyek Strategis Nasional Kawasan Ekonomi Khusus (KEK).

11) Pengawasan Dana Transfer (DAK Pendidikan) 12) Pengawasan Program Lintas Sektoral – KEK

13) Pengawasan Program Lintas Sektoral – Ekonomi Lokal b. Bidang Polhukam dan PMK

1) Audit Kinerja Bidang Pelayanan Pemda Bidang Kesehatan 2) Audit Kinerja Bidang Pelayanan Pemda Bidang Pendidikan 3) Pemantauan Kegiatan Prioritas Kawasan Perbatasan 4) Pengawasan Program Pemberantasan Penyakit Menular 2. Peningkatan Ruang Fiskal Daerah

1) Optimalisasi Pendapatan Daerah 3. Pengamanan Aset Daerah

1) Pengawasan Kerjasama Daerah

2) Pendampingan/asistensi Pengelolaan Aset Daerah 4. Peningkatan Sistem Tatakelola Pemerintahan Daerah

a. Perbaikan Penyelenggaraan SPIP 1) Evaluasi SAKIP

2) Penguatan Efektivitas SPIP

3) Pengawasan Assurance SPIP/Korsupgah Korupsi 4) Bimtek Maturitas SPIP

b. Pembinaan Kapabilitas Pengawasan Intern 1) Peningkatan Kapabilitas APIP

c. Pengawasan Pengelolaan Keuangan Daerah

1) Pengolahan dan Kompilasi LKPD dan Analisis Kinerja Keuangan Pemda 2) Asistensi Pengelolaan Keuangan Daerah

3) Bimtek Penyusunan Rencana Aksi atas Hasil Audit BPK 4) Bimtek Reviu LKPD Berbasis Akrual

5) Bimtek Reviu RKA

6) Evaluasi Penyusunan dan Penetapan APBD 7) Asistensi/Bimtek Pengelolaan Keuangan Desa

8) Evaluasi Dana Otonomi Khusus Papua, Papua Barat dan Aceh

(15)

9) Evaluasi Penyerapan Anggaran Pemda 10) Evaluasi Penyerapan Anggaran Kemendagri 5. Analisis dan Evaluasi Hasil Pengawasan

D. Struktur Organisasi

Berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 192 Tahun 2014 tentang BPKP, Deputi PPKD berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala BPKP. Struktur organisasi Deputi PPKD mengacu kepada Surat Keputusan Kepala BPKP No. KEP-06.00.00-080/K/2001 tentang Organisasi dan Tata Kerja BPKP sebagai berikut:

1. Direktorat Pengawasan Penyelenggaraan Keuangan Daerah Wilayah I 2. Direktorat Pengawasan Penyelenggaraan Keuangan Daerah Wilayah II 3. Direktorat Pengawasan Penyelenggaraan Keuangan Daerah Wilayah III

Wilayah I meliputi wilayah Sumatera dan Kalimantan, wilayah II meliputi wilayah Jawa dan Bali, serta wilayah III meliputi wilayah Sulawesi, Nusa Tenggara Timur, Nusa Tenggara Barat, Maluku dan Papua. Untuk menunjang tugas pokok dan fungsinya, Deputi PPKD dibantu oleh Kepala Sub Bagian Tata Usaha Perbantuan III yang merupakan perbantuan dari Biro Umum dengan tugas mengelola kegiatan Tata Usaha Deputi PPKD.

Pembagian tugas Penanggung jawab/Koordinator kegiatan pada Direktorat I, II dan III di Lingkungan Deputi PPKD ditetapkan dengan Surat Deputi Nomor S-453/D4/02/2016 tanggal 19 April 2016.

No Fokus Pengawasan Direktorat

Dir. 1 Dir. 2 Dir. 3

1 Pengawalan pembangunan daerah V V V

2 Peningkatan ruang fiskal daerah V

3 Pengamanan aset daerah V V

4 Peningkatan sistem tatakelola pemerintahan daerah

V V V

Kemudian dalam rangka memperlancar tugas-tugas kedeputian, Deputi Kepala BPKP Bidang Pengawasan Penyelenggaraan Keuangan Daerah telah menetapkan penanggung jawab kegiatan yang membidangi bagian keuangan, bagian kepegawaian, dan bagian umum dengan uraian sebagai berikut:

No. Uraian Penanggung Jawab

1 Urusan Kepegawaian Direktur Pengawasan Penyelenggaraan Keuangan Daerah Wilayah I

2 Urusan Keuangan Direktur Pengawasan Penyelenggaraan Keuangan Daerah Wilayah II

(16)

3 Urusan Umum Direktur Pengawasan Penyelenggaraan Keuangan Daerah Wilayah III

Struktur organisasi Deputi PPKD dapat digambarkan sebagai berikut:

Gambar 1.1

Struktur Organisasi Deputi PPKD

BPKP didukung dengan tenaga SDM yang cukup andal. Posisi pegawai per 31 Desember 2015 berjumlah 107 orang pada Tabel 1.1 dan Gambar 1.2

Tabel 1.1

Posisi Pegawai Per 31 Desember 2016

Jabatan Jumlah

Orang

Deputi 1

Direktur 3

Kepala Sub Direktorat 6

Sub Umum Perbantuan 1

Pejabat Fungsional Auditor 77

Pejabat Fungsional Arsiparis 2

Pejabat Fungsional Kepegawaian 1

Pranata Komputer 3

Fungsional Umum 13

Jumlah 107

(17)

Tabel 1.2

Jenjang Pendidikan Pegawai Per 31 Desember 2016

Pendidikan Jumlah

Orang

S3 1

S2 20

S1 54

D3 23

SMA 9

Jumlah 107

Tabel 1.3

Komposisi Pegawai menurut Pangkat dan Golongan Per 31 Desember 2016

Pendidikan Jumlah

Orang

Golongan IV 29

Golongan III 73

Golongan II 5

Golongan I 0

Jumlah 107

E. Sistematika Penyajian

Laporan Kinerja Deputi PPKD Tahun 2016 melaporkan capaian kinerja BPKP selama tahun 2016. Capaian kinerja 2016 diukur dan dinilai berdasarkan Perjanjian Kinerja Tahun 2016 sebagai tolok ukur keberhasilan tahunan organisasi. Perjanjian Kinerja merupakan penjabaran renstra Deputi PPKD Tahun 2015-2019.

Analisis atas capaian kinerja terhadap rencana kinerja tahun 2016 memungkinkan dilakukannya identifikasi atas sejumlah celah kinerja (performance gap) sebagai masukan bagi perbaikan kinerja di masa datang. Dengan pola pikir seperti ini, sistematika penyajian Laporan Kinerja Deputi PPKD Tahun 2016 dapat diilustrasikan dalam Gambar 1.2. berikut ini.

(18)

SISTEMATIKA PENYAJIAN LAPORAN KINERJA BPKP TAHUN 2016

***

(19)

BAB II

PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA

P erencanaan dan perjanjian kinerja dimulai dari penetapan rencana strategis (renstra) Deputi PPKD yang merupakan suatu proses yang meliputi serangkaian rencana dan program mendasar yang dibuat oleh manajemen puncak agar dapat diimplementasikan oleh seluruh jajaran organisasi dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

Program pada Renstra Deputi PPKD mencakup satu program teknis yaitu Program Pengawasan Intern Akuntabilitas Keuangan Negara dan Pembinaan Penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah, dan satu program generik yaitu Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya BPKP. Renstra Deputi PPKD Tahun 2015 – 2019 ditetapkan dengan Keputusan Deputi Kepala BPKP Bidang Pengawasan Penyelenggaraan Keuangan Daerah Nomor: KEP-3/D4/02/2015 tanggal 5 Januari 2015.

A. RENCANA STRATEGIS 2015-2019

Penyusunan Renstra Deputi PPKD merupakan salah satu amanat Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (SPPN). Renstra Deputi PPKD merupakan dokumen perencanaan yang memuat visi, misi, tujuan, strategi, kebijakan, serta program dan kegiatan Deputi PPKD dalam rangka melaksanakan tugas pokok dan fungsinya. Renstra Deputi PPKD merupakan bagian dari perencanaan nasional, sehingga harus sinkron dan mengacu kepada Renstra BPKP dan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) serta mendukung pencapaian program-program prioritas Pemerintah.

1. Pernyataan Visi

Sejalan dengan perubahan lingkungan strategis, termasuk terbitnya mandat baru

(20)

Konsekuensinya, BPKP c.q Deputi PPKD dituntut untuk dapat memberikan informasi yang berharga bagi Presiden dan stakeholder’s dari hasil pengawasan dan pembinaan yang dilakukan dan mampu memberikan solusi atas permasalahan yang dihadapi pemerintah. Kontribusi BPKP c.q. Deputi PPKD tersebut dimaksudkan untuk membantu pemerintah mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik, bersih dan akuntabel.

Akuntabilitas keuangan daerah dan pembangunan daerah yang berkualitas merupakan tujuan akhir yang ingin dicapai Deputi PPKD yang merepresentasikan manfaat yang dapat diberikan Deputi PPKD kepada stakeholdersnya. Komitmen tersebut selanjutnya dituangkan dalam pernyataan Visi Deputi PPKD sebagai berikut:

VISI

Auditor Internal Pemerintah RI Berkelas Dunia untuk Meningkatkan Akuntabilitas Pengelolaan Keuangan dan

Pembangunan Daerah

Terwujudnya visi merupakan tantangan sekaligus peluang yang harus dihadapi DEPUTI PPKD baik di tingkat pusat maupun tingkat perwakilan. Sebagai penjabaran dari visi tersebut, ditetapkanlah misi DEPUTI PPKD.

2. Pernyataan Misi

Sebagai bentuk nyata dari visi tersebut, ditetapkanlah 3 (tiga) misi Deputi PPKD yang menggambarkan hal-hal yang seharusnya terlaksana, sehingga hal-hal yang masih abstrak pada visi akan lebih nyata terlihat pada misi. Ketiga misi Deputi PPKD yang pencapaiannya diagendakan dalam tahun 2015 – 2019 adalah sebagai berikut:

Misi

1. Menyelenggarakan pengawasan intern terhadap akuntabilitas keuangan dan pembangunan daerah guna mendukung tata kepemerintahan yang bersih dan efektif.

2. Membina penyelenggaraan sistem pengendalian intern pemerintah dilingkungan pemerintahan daerah.

3. Mengembangkan kapabilitas pengawasan intern pemerintah yang profesional dan kompeten.

Misi pertama berkaitan dengan aktualisasi peran Deputi PPKD yang melaksanakan pengawasan intern atas akuntabilitas keuangan daerah dan pembangunan daerah, dan dilakukan untuk membantu kepala daerah selaku stakeholder dalam mendorong terwujudnya tata kepemerintahan yang baik. Dalam misi ini, tercakup seluruh kegiatan utama (core business) Deputi PPKD, baik dalam aktivitas assurance yang dilakukan

(21)

dalam bentuk audit, evaluasi, reviu, maupun aktivitas consulting yang dilakukan dalam bentuk sosialisasi, bimbingan teknis/asistensi, konsultansi, pengembangan sistem.

Misi kedua berkaitan dengan BPKP sebagai pembina Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP) sebagaimana diamanatkan dalam pasal 59 PP 60 tahun 2008 yaitu melakukan Pembinaan Penyelenggaraan SPIP. Misi ini bertujuan untuk memastikan tercapainya akuntabilitas kinerja pemerintah daerah sehingga perlu juga dipastikan efektivitas penyelenggaraan SPIP pada seluruh instansi pemerintah daerah.

Misi ketiga berkaitan dengan BPKP sebagai pembina aparat pengawasan intern pemerintah. Misi ini bertujuan untuk memastikan terwujudnya peran APIP sebagai aparat pengawasan intern yang efektif dan kompeten.

3. Tujuan

Tujuan merupakan penjabaran atau implementasi dari pernyataan misi, yang akan dicapai atau dihasilkan dalam jangka waktu satu sampai dengan lima tahun. Dalam penetapan tujuan-tujuan strategis, Deputi PPKD mengadopsi konsep. Balanced Scorecard (BSC) dengan beberapa modifikasi disesuaikan dengan karakteristik organisasi publik, yaitu memodifikasi perspektif keuangan menjadi perspektif manfaat bagi stakeholder dan perspektif pelanggan menjadi perspektif manfaat bagi auditan/pengguna jasa.

Tujuan utama Deputi PPKD tercermin dalam tujuan-tujuan strategis yang terdapat pada perspektif manfaat bagi stakeholder, sebagai berikut:

TUJUAN

1. Peningkatan kualitas akuntabilitas keuangan dan pembangunan daerah yang bersih dan efektif.

2. Peningkatan efektifitas penyelenggaraan sistem pengendalian intern pemerintah di lingkungan pemerintah daerah.

3. Peningkatan kapabilitas pengawasan intern pemerintah daerah yang profesional dan kompeten.

4. Sasaran Strategis

Sasaran strategis merupakan penjabaran lebih lanjut dari tujuan, yang dirumuskan secara spesifik dan terukur untuk dapat dicapai dalam kurun waktu lebih pendek dari tujuan. Sebagaimana tujuan, sasaran strategis merupakan kondisi yang diharapkan dalam kurun waktu tertentu; sasaran strategis merupakan ukuran pencapaian dari tujuan.

Dengan pengertian ini, dan dikaitkan dengan tujuannya, sasaran strategis Deputi PPKD untuk tahun 2015-2019 adalah sebagai berikut:

1) Meningkatnya Kualitas akuntabilitas pengelolaan keuangan dan pembangunan daerah;

(22)

3) Meningkatnya kapabilitas pengawasan intern pemerintah pada pemerintah daerah.

Dikaitkan dengan tujuannya, sasaran strategis DEPUTI PPKD untuk tahun 2015-2019 adalah sebagaimana terlihat pada Tabel 2.1.

TABEL 2.1

SASARAN STRATEGIS DEPUTI PPKD

NO SASARAN INDIKATOR KINERJA

SASARAN STRATEGIS SATUAN TARGET 2016 2019 1 Meningkatnya kualitas akun-

tabilitas pengelolaan ke- uangan dan pembangunan daerah

Indeks Akuntabilitas Pengelolaan Keuangan dan Pembangunan Da- lam Nawacita

Skala 1-5 0 3

2 Meningkatnya maturitas SPIP Maturitas SPIP Pemerintah Provinsi (Level 3)

% 5 85

Maturitas SPIP Pemerintah Kabu- paten/Kota (Level 3)

% 5 70

3 Meningkatnya Kapabilitas In- tern Pemerintah K/L/Pemda

Kapabilitas APIP Pemerintah Provin- si (Level 3)

% 6 85

Kapabilitas APIP Pemerintah Kabu- paten/Kota (Level 3)

% 2 70

Kapabilitas APIP Pemerintah Provin- si (Level 2)

% 40 10

Kapabilitas APIP Pemerintah Kabu- paten/Kota (Level 2)

% 25 10

Kapabilitas APIP Pemerintah Provin- si (Level 1)

% 40 5

Kapabilitas APIP Pemerintah Kabu- paten/Kota (Level 1)

% 65 20

5. Indikator Kinerja Utama

Indikator kinerja utama Deputi PPKD merupakan indikator kinerja yang berada pada perspektif manfaat bagi stakeholders yang menunjukkan peran utama Deputi PPKD dalam pengawasan akuntabilitas keuangan negara dan pembinaan penyelenggaraan SPIP.

Indikator kinerja utama Deputi PPKD merupakan ukuran keberhasilan dari tujuan dan sasaran strategis Deputi PPKD. IKU terbagi menjadi dua perspektif, yang pertama bersifat outward looking yaitu perspektif manfaat langsung bagi stakeholders eksternal yang menunjukkan peran utama Deputi PPKD dalam pengawasan akuntabilitas keuangan daerah dan pembinaan penyelenggaraan SPIP pada Pemda.

(23)

Perspektif kedua bersifat inward looking yang menunjukkan manfaat bagi stakeholders internal BPKP. Penetapan indikator dilakukan dengan mempertimbangkan tujuan dan sasaran strategis dan kegiatan-kegiatan yang mendukung tujuan strategis. Indikator ini digunakan untuk mengukur keberhasilan sasaran strategis, sedangkan keberhasilan kegiatan diukur dengan menggunakan indikator keluaran (output).

Indikator-indikator kinerja utama Deputi PPKD dapat dilihat pada tabel 2.2, berikut:

Tabel 2.2.

Indikator Kinerja Utama DEPUTI PPKD

No Indikator Kinerja Utama

1. Sasaran Strategis : Meningkatnya Kualitas Akuntabilitas Pengelolaan Keuangan dan Pembangunan Daerah

1.1 Indeks Akuntabilitas Pengelolaan Keuangan dan Pembangunan Program Prioritas dalam Nawacita.

2. Sasaran Strategis : Meningkatnya Maturitas SPIP Pemda 2.1 Persentase Maturitas SPIP Pemerintah Provinsi (Level 3)

2.2 Persentase maturitas SPIP Pemerintah Kabupaten /Kota (Level 3)

3. Sasaran Strategis : Meningkatnya Kapabilitas Pengawasan Intern Pemerintah K/L/Pemda

3.1 Persentase Tingkat Kapabilitas APIP Pemerintah Provinsi (Level 3)

3.2 Persentase Tingkat Kapabilitas APIP Pemerintah Kabupaten/ Kota (Level 3) 3.3 Persentase Tingkat Kapabilitas APIP Pemerintah Provinsi (Level 2)

3.4 Persentase Tingkat Kapabilitas APIP Pemerintah Kabupaten/ Kota (Level 2) 3.5 Persentase Tingkat Kapabilitas APIP Pemerintah Provinsi (Level 1)

3.6 Persentase Tingkat Kapabilitas APIP Pemerintah Kabupaten/ Kota (Level 1) 6. Program dan Kegiatan

Untuk mendukung pencapaian tujuan dan sasaran strategis di atas, Deputi PPKD menyesuaikan program dan kegiatan yang dilaksanakan oleh unit organisasi Deputi PPKD dengan program yang ditetapkan oleh BPKP.

Deputi PPKD hanya melaksanakan satu program teknis yaitu “Program Pengawasan Intern Akuntabilitas Keuangan Negara dan Pembinaan Penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP)”.

Anggaran untuk kumpulan kegiatan dalam rangka mencapai sasaran dialokasikan menurut indikator kinerja utama. Kumpulan kegiatan ini identik juga dengan program menurut Peraturan Menteri PAN Nomor PER/09/M.PAN/5/2007 tanggal 31 Mei 2007 tentang Pedoman Umum Penetapan Indikator Kinerja Utama di Lingkungan Instansi Pemerintah.

(24)

pencapaian sasaran strategis Deputi PPKD tahun 2015 secara ringkas dapat dilihat pada Tabel 2.3.

Tabel 2.3.

Program, Sasaran Strategis, dan Kegiatan

No Indikator Kinerja Utama

Program 1 : Program Pengawasan Intern Akuntabilitas Keuangan Negara Dan Pembinaan Penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah

1. Sasaran Strategis: Meningkatnya kualitas akuntabilitas pengelolaan keuangan dan pembangunan daerah

1.1 Indikator Kinerja Utama: Indeks Akuntabilitas Pengelolaan Keuangan dan Pembangunan Program Prioritas dalam Nawacita

1. Asistensi/Bimtek SIMDA

2. Evaluasi Penyusunan dan Penetapan APBD 3. Analisis Kinerja Keuangan Pemda

4. Bimtek Penyusunan Rencana Aksi Hasil Temuan BPK 5. Bimtek Reviu LKPD Berbasis Akrual

6. Evaluasi Penyerapan Anggaran Pemda

7. Sosialisasi/Bimtek Pengelolaan Keuangan Desa 8. Penataan Sisdur PBJ di Tingkat Pemda

9. Evaluasi Kinerja Penyelenggaraan Pemerintah Daerah (EKPPD) 10. Evaluasi SAKIP

11. Asistensi Perencanaan Pembangunan Daerah

12. Audit Kinerja Pelayanan Pemda Bidang Pendidikan, Kesehatan, dan Kemaritiman

13. Verifikasi Advance Payment DAK Reimbursement TA 2016 14. Monitoring Pengelolaan DAK & Dana Penyesuaian TA 2015 15. Asistensi Optimalisasi Pendapatan Asli Daerah (OPAD) 16. Koodinasi Supervisi dan Pencegahan Korupsi

17. Pengawasan atas Kepemilikan, Pemanfaatan dan Pengelolaan Aset P3 2. Sasaran Startegis: Meningkatnya Maturitas SPIP Pemda

2.1 Indikator Kinerja Utama : Persentase Maturitas SPIP Pemerintah Provinsi (Level 3)

2.2 Indikator Kinerja Utama : Persentase Maturitas SPIP Pemerintah Kabupaten/ Kota (Level 3)

1. Penyusunan RTP 2. Penilaian Risiko

(25)

3. Pembinaan SPIP Pemda 4. Penilaian Maturitas SPIP 5. QA Atas Pembinaan SPIP

3. Sasaran Strategis: Tercapainya kapabilitas aparat pengawasan intern pemerintah daerah yang profesional dan kompeten

3.1 Indikator Kinerja Utama : Persentase Tingkat Kapabilitas APIP Pemerintah Provinsi (Level 3)

3.2 Indikator Kinerja Utama : Persentase Tingkat Kapabilitas APIP Pemerintah Kabupaten/Kota (Level 3)

1. Validasi/Verifikasi atas penilaian mandiri (self assessment) yang telah dilakukan Inspektorat peningkatan kapabilitas APIP

2. QA Pelaksanaan peningkatan Kapabilitas APIP

3. Bimtek Kapabilitas APIP pada Badan Nasional Pengelolaan Perbatasan 4. Bimtek Kapabilitas APIP pada Kementerian Dalam Negeri

B. PERJANJIAN KINERJA 2016

Pengukuran pencapaian tujuan sebagaimana ditetapkan dalam Renstra dilakukan melalui pengukuran pencapaian sasaran strategis dalam hal ini pengukuran indikator kinerja utama.

Untuk menguatkan pencapaian sasaran strategis ini di tahun 2016 disusun perjanjian kinerja atau penetapan kinerja sebagai dokumen pernyataan kinerja/kesepakatan kinerja/perjanjian kinerja antara atasan dan bawahan untuk mewujudkan target kinerja tertentu, dokumen penetapan kinerja memuat pernyataan dan lampiran formulir yang mencantumkan sasaran strategis, indikator kinerja utama organisasi, beserta target kinerja dan anggaran. Target kinerja menunjukkan komitmen dari pimpinan dan seluruh anggota organisasi untuk mencapai hasil yang diinginkan dari setiap sasaran strategis sesuai indikator kinerja utama yang bersifat outcome.

Pada tahun 2016, Perjanjian Kinerja memuat 5 indikator kinerja utama yang digunakan untuk mengukur tercapainya tiga sasaran strategis dan 5 indikator kinerja program untuk mengukur tercapainya tiga sasaran program dapat dilihat pada Tabel 2.4.

Tabel 2.4.

Perjanjian Kinerja DEPUTI PPKD Tahun 2016

NO SASARAN INDIKATOR KINERJA SATUAN TARGET

I Sasaran Strategis Indikator Kinerja Strategis 1 Meningkatnya Kualitas

Akuntabilitas Pengelolaan Keuangan dan Pembangunan Nasional

1.1 Indeks Akuntabilitas Pengelolaan Keuangan dan Pembangunan Program Prioritas dalam Nawa Cita

1 dari skala 5

1

(26)

2 Meningkatnya Maturitas SPIP 2.1 Maturitas SPIP Pemerintah Provinsi (Level 3)

% 25

2.2 Maturitas SPIP Pemerintah Kabupaten/Kota (Level 3)

% 10

3 Meningkatnya Kapabilitas Pengawasan Intern Pemerintah K/L/Pemda

3.1 Kapabilitas APIP Pemerintah Provinsi (Level 3)

% 20

3.2 Kapabilitas APIP Pemerintah Kabupaten/Kota (Level 3)

% 10

3.3 Kapabilitas APIP Pemerintah Provinsi (Level 2)

% 41

3.4 Kapabilitas APIP Pemerintah Kabupaten/Kota (Level 2)

% 25

3.5 Kapabilitas APIP Pemerintah Provinsi (Level 1)

% 38

3.6 Kapabilitas APIP Pemerintah Kabupaten/Kota (Level 1)

% 49

II Sasaran Program Indikator Kinerja Program 1 Perbaikan pengelolaan

Program Prioritas Nasional dan Pengelolaan Keuangan Negara Bidang Pengawasan Keuangan Daerah

1.1 Perbaikan tata kelola, manajemen risiko dan pengendalian intern Pengelolaan program prioritas nasional

% 45

2 Meningkatnya Kualitas Penerapan SPIP pada Pemerintah Daerah

2.1 Maturitas SPIP Pemerintah Provinsi (Level 3)

% 25

2.2 Maturitas SPIP Pemerintah Kabupaten/Kota (Level 3)

% 10

3 Meningkatnya Kapabilitas Pengawasan Intern Pemerintah Daerah

3.1 Kapabilitas APIP Pemerintah Provinsi (Level 3)

% 20

3.2 Kapabilitas APIP Pemerintah Kabupaten/ Kota (Level 3)

% 10

3.3 Kapabilitas APIP Pemerintah Provinsi (Level 2)

% 41

3.4 Kapabilitas APIP Pemerintah Kabupaten/Kota (Level 2)

% 25

(27)

3.5 Kapabilitas APIP Pemerintah Provinsi (Level 1)

% 38

3.6 Kapabilitas APIP Pemerintah Kabupaten/Kota (Level 1)

% 49

Untuk melaksanakan program dan kegiatan tahun 2016, Deputi PPKD memperoleh anggaran sebesar Rp 6.227.518.000,00 sesuai dengan DIPA-089.01.1.450491/2016 tanggal 7 Desember 2015.

***

(28)

BAB III

AKUNTABILITAS KINERJA

A. Kerangka Pengukuran Kinerja

Dalam rangka penyusunan laporan kinerja Deputi Bidang Pengawasan Penyelenggaraan Keuangan Daerah (PPKD) tahun 2016, dilakukan pengumpulan data kinerja yang melibatkan seluruh unit kerja di lingkungan Deputi PPKD. Data kinerja yang dikumpulkan berupa target dan realisasi kinerja Deputi PPKD beserta uraian rinci kinerja, target, dan realisasi keuangan, target dan realisasi penggunaan sumber daya manusia, data-data penghargaan, serta informasi lain yang terkait dengan kinerja Deputi PPKD tahun 2016. Pengumpulan data kinerja diarahkan untuk memperoleh data kinerja yang akurat, lengkap, tepat waktu, dan konsisten yang berguna bagi pengambilan keputusan dalam rangka perbaikan kinerja tanpa meninggalkan prinsip keseimbangan manfaat dan biaya serta efisiensi dan efektivitas. Sebagian besar data realisasi kinerja diperoleh dari aplikasi New IPMS yang membantu dalam penyusunan laporan kinerja BPKP.

Pengukuran kinerja dilakukan dengan membandingkan realisasi dengan target kinerja yang diperjanjikan dalam dokumen perjanjian kinerja Deputi PPKD dalam mendukung kinerja BPKP Tahun 2016. Rumus yang digunakan untuk menghitung persentase pencapaian target indikator kinerja terdiri dari dua jenis, yaitu:

1. Rumus bagi IKU yang menunjukkan ekspektasi arah pencapaian indikator kinerja lebih tinggi dari nilai target yang ditetapkan.

Persentase Pencapaian Kinerja = Realisasi x 100%

Rencana

2. IKU yang menunjukkan ekspektasi arah pencapaian indikator kinerja lebih kecil dari nilai target yang ditetapkan, yaitu IKU kapabilitas APIP K/L/Pemda level 1 dan 2 dilakukan dengan menggunakaan rumus:

Persentase Pencapaian Kinerja = Rencana – (Realisasi – Rencana) x 100%

Rencana

(29)

Berdasarkan hasil pengukuran kinerja, dilakukan evaluasi capaian setiap indikator kinerja untuk mengidentifikasi faktor yang mendukung keberhasilan dan kendala pencapaian kinerja.

Faktor pendukung keberhasilan dan kendala yang menghambat pencapaian target kinerja dicermati dan dipelajari guna perbaikan pelaksanaan program/kegiatan di masa yang akan datang.

Dalam evaluasi kinerja juga dilakukan pembandingan-pembandingan antara realisasi kinerja dengan target tahun berjalan, realisasi kinerja tahun berjalan dengan realisasi tahun lalu dan pembandingan lain yang diperlukan.

B. Akuntabilitas Kinerja

Sebagai bentuk pertanggungjawaban atas pelaksanaan tugas dan fungsi Deputi PPKD, kebijakan yang diambil dalam pelaksanaan tugas dan fungsi serta penggunaan dana, berikut disajikan akuntabilitas kinerja Deputi PPKD tahun 2016.

1. Ikhtisar Kinerja

Laporan kinerja tahun 2016 Deputi PPKD ini merupakan akuntabilitas kinerja tahun kedua dalam periode Renstra 2015-2019 Deputi PPKD. Dalam renstra periode 2015-2019, Deputi PPKD menetapkan tiga tujuan, yang kemudian dijabarkan dalam tiga sasaran strategis BPKP dan 3 sasaran program.

Berdasarkan hasil pengukuran kinerja, realisasi pencapaian sasaran strategis dan sasaran program tahun 2016 Deputi PPKD secara ringkas disajikan dalam Tabel 3.1 sebagai berikut:

Tabel 3.1

Ikhtisar Capaian Kinerja Deputi PPKD Tahun 2016

No Indikator Kinerja Utama Satuan Target Realisasi Capaian (%) Sasaran Strategis 1, Meningkatnya kualitas Akuntabilitas Pengelolaan Keuangan

1 Indeks Akuntabilitas Pengelolaan Keuangan dan Pembangunan Program Prioritas Nawa Cita

Skala 1-5 1 NA NA

Sasaran Strategis 2. Meningkatnya Maturitas SPIP

2 Maturitas SPIP Pemerintah Provinsi (Level 3) % 25 12.5 50.00 3 Maturitas SPIP Pemerintah Kabupaten/Kota

(Level 3)

% 10 6.02 60.15

sasaran Strategis 3. Meningkatnya Kapabilitas Pengawasan Intern Pemerintah

4 Kapabilitas APIP Pemerintah Provinsi (Level 3) % 20 9.09 45.45 5 Kapabilitas APIP Pemerintah Kabupaten/Kota

(Level 3)

% 10 2.40 23.95

6 Kapabilitas APIP Pemerintah Provinsi (Level 2) % 41 54.55 133.04 7 Kapabilitas APIP Pemerintah Kabupaten/Kota

(Level 2)

% 25 42.12 168.46

(30)

8 Kapabilitas APIP Pemerintah Provinsi (Level 1) % 38 39.39 96.33 9 Kapabilitas APIP Pemerintah Kabupaten/Kota

(Level 1)

% 49 56.89 83.91

RE 1 82.66

Sasaran Program 1. Perbaikan Pengelolaan Program Prioritas Nasional dan Pengelolaan Keuangan Negara Bidang Pengawasan Keuangan Daerah

1 Perbaikan Tata Kelola, Manajemen Risiko dan Pengendalian Intern Pengelolaan Program Prioritas Nasional

% 45 58.82 130.72

Sasaran Program 2. Meningkatnya kualitas penerapan SPIP pada peerintah:

2 Maturitas SPIP Pemerintah Provinsi (Level 3) % 25 12.50 50.00 3 Maturitas SPIP Pemerintah Kabupaten/Kota

(Level 3)

% 10 6.02 60.15

Sasaran Program 3. Meningkatnya Kapabilitas Pengawasan Intern Pemerintah:

4 Kapabilitas APIP Pemerintah Provinsi (Level 3) % 20 9.09 45.45 5 Kapabilitas APIP Pemerintah Kabupaten/Kota

(Level 3)

% 10 2.40 23.95

6 Kapabilitas APIP Pemerintah Provinsi (Level 2) % 41 54.55 133.04 7 Kapabilitas APIP Pemerintah Kabupaten/Kota

(Level 2)

% 25 42.12 168.46

8 Kapabilitas APIP Pemerintah Provinsi (Level 1) % 38 39.39 96.33 9 Kapabilitas APIP Pemerintah Kabupaten/Kota

(Level 1)

% 49 56.89 83.91

RE 2 88.00

2. Evaluasi Kinerja

a. Kinerja Pengawasan

Realisasi dan capaian indikator kinerja sasaran strategis berdasarkan tujuan dan sasa- ran strategis Deputi PPKD dalam menjalankan fungsi utamanya sebagai auditor intern pemerintah dapat diuraikan sebagai berikut:

Sasaran Strategis 1

Meningkatnya kualitas Akuntabilitas Pengelolaan Keuangan dan Pembangunan

Pencapaian sasaran strategis “Meningkatnya kualitas akuntabilitas pengelolaan keuangan dan pembangunan” diukur dengan menggunakan satu Indikator Kinerja Utama (IKU), yaitu “Indeks akuntabilitas pengelolaan keuangan dan pembangunan program prioritas”

melalui mekanisme penghitungan berupa Indeks Akuntabilitas Pengelolaan Keuangan dan Pembangunan Nasional (APKPN).

(31)

Tabel 3.2 Skala Indeks APKPN

No Indeks Skor

1 Menuju Akuntabilitas Sd 2,00

2 1 ≥ 2,00 – 3,00

3 2 ≥ 3,00 – 4,00

4 3 ≥ 4,00 – 4,75

5 4 ≥ 4,75 – 5,25

6 5 ≥ 5,25 – 5,50

Indeks tersebut mencerminkan kualitas akuntabilitas pengelolaan dan pembangunan program prioritas. Nilai indeks adalah skala 1-5. Semakin tinggi nilai indeks menunjukkan kualitas akuntabilitas pengelolaan keuangan dan pembangunan program prioritas yang semakin baik.

Target nilai indeks pada tahun 2016 adalah 1 dari skala 5.

Pada tahun 2016, nilai indeks diukur berdasarkan nilai tertimbang atas empat parameter yaitu:

1) Kategori penilaian SAKIP Pemda dengan tujuh kategori (AA, A, BB, B, CC, C, dan D);

2) Opini Laporan Keuangan Pemda dengan lima kategori (WTP , WTPDP , WDP, TMP, dan TW);

3) Tingkat maturitas penyelenggaraan SPIP Pemda dengan lima kategori (Level 1, Level 2, Level 3, Level 4, dan Level 5);

4) Level kapabilitas APIP Pemda dengan lima kategori (Level 1, Level 2, Level 3, Level 4, dan Level 5).

Pada tahun 2016, indikator kinerja “Indeks Akuntabilitas Pengelolaan Keuangan dan Pembangunan Program Prioritas dalam Nawacita” belum dapat diukur karena alat pengukuran indeks akuntabilitas masih dalam tahap uji coba.

Meski demikian, untuk mendukung pencapaian sasaran strategis 1, Deputi PPKD telah melakukan kegiatan untuk mendukung pencapaian sasaran strategis tersebut melalui 1 sasaran program “Perbaikan pengelolaan program prioritas nasional dan pengelolaan keuangan negara bidang pengawasan keuangan daerah”.

Sasaran progam tersebut merupakan perwujudan peran Deputi PPKD dalam rangka memberikan keyakinan yang memadai melalui informasi assurance atas ketaatan, kehematan, efisiensi, dan efektivitas pencapaian tujuan penyelenggaraan tugas dan fungsi instansi pemerintah dan sasaran pembangunan nasional di samping consultancy sebagai pengungkit bagi peningkatan tata kelola, manajemen risiko, dan proses pengendalian intern. Perwujudan peran tersebut mendorong BPKP untuk berperan aktif memberikan peringatan dini terhadap kemungkinan terjadinya penyimpangan atau kecurangan, inefektifitas dan kurang memadainya kualitas tata kelola penyelenggaraan pemerintahan serta risiko tidak tercapainya sasaran pembangunan nasional dalam RPJMN 2015-2019, berikut disajikan sasaran program dari sasaran strategis 1.

(32)

Sasaran Program 1

Perbaikan Pengelolaan Program Prioritas Nasional dan Pengelolaan Keuangan Negara Bidang Keuangan Daerah

Pencapaian sasaran program “Perbaikan pengelolaan program prioritas nasional dan pengelolaan keuangan negara bidang pengawasan keuangan daerah” diukur menggunakan satu indikator kinerja, yaitu “Persentase perbaikan tata kelola, manajemen risiko, dan pengendalian intern pengelolaan program prioritas nasional” dengan target pada tahun 2016 adalah 45%.

Realisasi indikator kinerja “Persentase perbaikan tata kelola, manajemen risiko dan pengendalian intern pengelolaan program prioritas nasional” sebesar 58.82%, mencapai 130.72% dari target yang ditetapkan pada tahun 2016 sebesar 45,00%. Realisasi sebesar 58.82% tersebut diperoleh berdasarkan tindak lanjut atas 20 rekomendasi hasil pengawasan dari 34 rekomendasi yang disampaikan pada tahun 2016.

Perbandingan realisasi IKU program “Persentase perbaikan tata kelola, manajemen risiko dan pengendalian intern pengelolaan program prioritas nasional” pada tahun 2016 dan 2015 digambarkan dalam gambar 3.1 berikut:

Gambar 3.1

Perbandingan Realisasi IKU Sasaran Program 1 Tahun 2016 dan Tahun 2015

Jika mengacu pada gambar tersebut maka realisasi IKU Sasaran Program 1 tahun 2016 sebesar 130.71% mengalami kenaikan yaitu sebesar 19.43% dari tahun 2015 sebesar 98,48%.

Pencapaian sasaran strategis 1 didukung dengan dana sebesar Rp 3.312.199.443,00 atau 95.91% dari anggaran sebesar Rp 3.453.315.000,00, dan SDM sebanyak 23.431 OH, atau 154.51 % dari rencana sebanyak 15.165 OH.

Dari sisi penggunaan dana maupun SDM (OH), pencapaian kinerja sasaran program 1 sudah efisien. Hal ini terlihat dari rata-rata capaian IKU sasaran strategis sebesar 130.71% lebih

(33)

tinggi daripada capaian penggunaan dana sebesar 95.91% dan penggunaan OH sebesar 154.51%.

Perbaikan yang dihasilkan dari pelaksanaan peran BPKP memberikan jasa assurance dan consulting dalam bidang pengelolaan Keuangan Daerah untuk mendukung capaian IKU program tersebut dapat diuraikan, antara lain sebagai berikut:

1. Audit Kinerja Pelayanan Pemerintah Daerah (AKPPD)

Audit Kinerja Pelayanan Pemerintah Daerah (AKPPD) dilakukan pada 3 bidang yaitu pendi- dikan, kesehatan, dan kemaritiman, dengan menghasilkan 1 rekomendasi kepada Menteri Dalam Negeri c.q. Direktorat Jenderal Otonomi Daerah berupa instruksi kepada Kepala Daerah, yaitu:

a. Audit Kinerja Pelayanan Pemerintah Daerah Bidang Pendidikan

1) Meningkatkan kapasitas pemda dalam penerapan SPM Pendidikan Dasar dengan menuangkan seluruh indikator SPM Pendidikan Dasar dan Menengah beserta tar- get capaiannya dalam Revisi RPJMD, Revisi Renstra dan Renja-SKPD serta RKA/

DPA-SKPD;

2) Membangun sistem pengumpulan data kinerja terkait dengan pelaporan SPM Pen- didikan dan menyusun Laporan Umum Tahunan Kinerja Penerapan dan Pencapaian SPM Pendidikan;

3) Melakukan upaya peningkatan capaian SPM dengan melaksanakan monitoring dan evaluasi serta koordinasi dengan unit yang terkait tugas capaian kinerja bidang pen- didikan;

4) Melaksanakan secara lebih intensif hal-hal sebagai berikut:

a) Sosialisasi dan koordinasi pelaksanaan PIP dengan satuan pendidikan dan mas- yarakat di wilayah masing-masing;

b) Pemantauan pemutakhiran data siswa calon penerima PIP yang memiliki KPS/

KKS/KIP ke dalam aplikasi Dapodik di sekolah secara benar dan lengkap, c) Menerapkan proses pengesahan usulan dari sekolah dan selanjutnya disam-

paikan ke Direktorat Pembinaan SD, SMP, SMA dan SMK;

d) Pemantauan pelaksanaan penyaluran dana PIP kepada siswa/anak penerima;

e) Penatausahaan atas dokumentasi pelaksanaan PIP secara tertib.

b. Audit Kinerja Pelayanan Pemerintah Daerah bidang Kesehatan

1) Menuangkan indikator dan rencana capaian SPM bidang kesehatan dalam dokumen perencanaan secara lengkap dan utuh serta selaras baik antar dokumen perencanaan dan penganggarannya maupun selaras dengan rencana capaian SPM Bidang kesehatan yang ditetapkan oleh Kementerian Kesehatan;

2) Menyusun pedoman sistem monitoring dan evaluasi atas penyelenggaraan pelayanan kesehatan kepada masyarakat, agar pelaksanaannya sesuai dengan standar pelayanan yang ditetapkan dan dilaksanakan secara optimal sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai.

Referensi

Dokumen terkait

Saya hanya akan melakukan pengisian ketika sudah ada konfirmasi dari juragan setelah transfer (entah itu dari rekber atau transfer langsung), saya akan masukan list secepatnya!.

Penentuan jurusan merupakan proses yang terjadi pada saat siswa kelas-X akan naik ke kelas- IX, ini dikarenakan proses penjurusan ini dilakukan harus berdasarkan minat

Pernyataan Tidak yang dikemukakan wakil kepala sekolah terdapat pada butir item ke 5 yaitu mengenai lahan bangunan yang tidak memenuhi ketentuan standar minimum, item ke 13

•• setelah anak mencoret setelah anak mencoret gambar buku tersebut gambar buku tersebut geser kebawah karton geser kebawah karton penutup sampai terlihat penutup sampai

85 Nilai 07 Nilai Kinerja (NK) (berdasarkan PMK 249 tahun 2011) 90 Nilai 08 Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) atas layanan publik Badan Karantina Pertanian 84 Nilai Output Program

Berdasarkan uraian diatas makan peneliti menyimpulkan bahwa eksistensi diri adalah keberadaan manusia didunia dalam usaha mencari atau memahami sebuah arti kehidupan bagi

Penjagaan kesihatan mental yang diindividukan, khusus kepada jantina, dimaklumkan oleh trauma, dan menyeluruh, dan program-program pemulihan akan disediakan untuk banduan-banduan

Bab IV : Dalam bab ini menguraikan tentang hasil analisis yang meliputi analisis terhadap pola kemitraan pada usaha peternakan ayam Broiler di PT Kenongo Perdana Pasuruan