• Tidak ada hasil yang ditemukan

UPAYA MENINGKATKANHASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE DEMONSTRASI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "UPAYA MENINGKATKANHASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE DEMONSTRASI"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

UPAYA MENINGKATKANHASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE

DEMONSTRASI

Oleh:

Septiyani

1

, Elly Sukmanasa

2

, Dadang Kurnia

3

ABSTRAK

Upaya Meningkatakan Hasil Belajar Matematika melalui Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Demonstrasi. Skripsi Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Pakuan. Bogor. 2012.

Penelitian ini dengan PenelitianTindakatan Kelas (PTK), dilaksanakan secara kolaboratif dan dua siklus. Tujuan utama penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan hasil belajar mata pelajaran Matematika Siswa Kelas IV A melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe demonstrasi.

Subyek penelitian ini adalah siswa kelas IV A Sekolah Dasar Negeri Cipicung 04 sebanyak 30 siswa dengan komposisi perempuan 15 siswa dan laki-laki 15 siswa. Penelitian ini dilaksanakan pada semester ganjil tahun pelajaran 2012/2013.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai rata-rata hasil belajar pada siklus pertama memperoleh nilai rata-rata65,33dengan persentase 66,67% dan siklus kedua memperoleh nilai rata-rata 80,60 dengan nilai persentase 93,33% artinya terjadi peningkatan/perbaikan hasil belajar siswa. Begitu pula dengan hasil observasi siswa menunjukkan adanya peningkatan pada keaktifan, kerjasama, dan perhatian siswa dengan memperoleh nilai pada siklus pertama yaitu 62,77sedangkan pada siklus kedua memperoleh nilai 75,86.

Penelitian ini berkesimpulan bahwa penerapan model pembelajaran kooperatif tipe demonstrasi dapat meningkatkan hasil belajar mata pelajaran Matematika siswa kelas IVA di Sekolah Dasar Negeri Cipicung 04. Selain itu penerapan model pembelajaran kooperatif tipe demonstrasi ini dapat meningkatkan keaktifan, kerjasama, dan perhatian siswa.

Kata Kunci : Hasil Belajar, Matematika, Model Demonstrasi

_______________________

1

Mahasiswa Program Studi Guru Sekolah Dasar FKIP Pakuan

2

Staf Pengajar Program Studi Guru Sekolah Dasar FKIP Pakuan

3

Ketua Program Studi Guru Sekolah Dasar FKIP Pakuan

(2)

ABSTRACT

Mathematics Learning Outcomes with Implementation of Cooperative Learning Model Demonstration Study. Thesis Program Elementary School Teacher Education Faculty of Teacher Training and Education Pakuan University. Bogor. 2012.

This research approach tindakatan class (PTK), commissioned jointly and two cycles. The main objective of this study was to determine the improvement of learning outcomes Mathematics Grade IV A through the implementation of cooperative learning model type demonstrations.

The subjects of this study were fourth grade students Cipicung Elementary School A 04 by 30 female students with a composition of 15 students and 15 male students. The research was conducted in semester academic year 2012/2013.

The results showed that the average value of learning outcomes in the first cycle to obtain the average value of 65.33 with a percentage of 66.67% and a second cycle to obtain the average value of 80.60% with a mean value of 93.33 percentage increase / improvement student learning outcomes. Similarly, the observation of students showed an increase in the involvement, cooperation, and attention to students scoring in the first cycle is 62.77 while in the second cycle to obtain the value of 75.86.

This study concluded that the implementation of cooperative learning model type of demonstration can improve learning outcomes Mathematics A fourth grade students in elementary school Cipicung 04. In addition, the implementation of cooperative learning model demonstration of this type can increase the activeness, cooperation, and attention to students.

Kata Kunci: Study Result, Match, kooperatif tipe Demonstrasi

PENDAHULUAN

Matematika merupakan mata pelajaran yang sangat terpengaruh dengan model pembelajaran yang dikembangkan oleh guru.

Apabila guru masih menggunakan metode ceramah dalam kegiatan mengajar, maka sulit untuk mewujudkan siswa cerdas.

Pembelajaran harus mampu memberikan bekal kepada siswa untuk berfikir kritis, logis, analitis, sistematis, dan kreatif.

Keadaan di sekolah menunjukan bahwa pembelajaran matematika di kelas dirasakan kualitasnya sebelum sesuai dengan harapan. Untuk materi Satuan–Satuan Waktu sulit dipahami oleh siswa, hal ini dibuktikan dengan hasil tes formatif yang belum mencapai Keriteria Ketuntasan Minimal (KKM) sebesar 60, di Kelas IV SD Negeri Cipicung 04 Kecamatan Cileungsi Kabupaten Bogor dan kesalahan yang di lakukan siswa saat mengerjakanSatuan – Satuan Waktu dalam bentuk soal cerita.

Terbukti dari 30 siswa saat mengerjakan hanya 10 siswa yang mendapat nilai di atas

KKM atau 33,33 % sedangkan 20 atau 66,66

% siswa lainnya masih di bawah KKM.

Dalam pembelajaran matematika diperlukan pembelajaran yang menyenangkan yang melibatkan siswa untuk aktif belajar, pembelajaran yang tidak melibatkan siswa untuk berfikir dan membuat siswa bergembira dan senang belajar seperti sedang melakukan permainan yang disesuaikan dengan tingkat perkembangan kognitif.

Untuk memberikan bekal kepada siswa

maka diperlukan pembelajaran matematika

yang inovatif, menarik, dan menyenangkan

dengan menggunakan Model Pembelajaran

Demonstrasi. Model Demonstrasi adalah

salah satu model dalam pembelajaran

matematika yang landasan filosofinya

sejalan dengan falsafah konstruktivis yang

menyebutkan bahwa pengetahuan itu adalah

kontruksi dari seseorang yang sedang

belajar. Dalam hal ini pembelajaran dengan

menggunakan Model Demontrasi untuk

pembelajaran materi yang memerlukan

peragaan dengan media pembelajaran untuk

meningkatkan Hasil Belajar matematika

siswa SD negeri Cipicung 04.

(3)

Berdasarkan uraian diatas peneliti termotivasi memilih judul “Upaya Peningkatan Hasil Belajar pada Mata Pelajaran Matematika Melalui Penerapan Model Kooperatif Tipe Demontrasi di kelas IV Sekolah Dasar Negeri Cipicung 04 Kabupaten Bogor”.

Berdasarkan latar belakang di atas, dapat di identifikasikan faktor-faktor penyebab terjadinya permasalahan, antara lain :

1. Apakah pelajaran Matematika merupakan pelajaran yang sulit bagi guru?

2. Apakah siswa kurang aktif mengerjakan tugas-tugas matematika yang diberikan oleh seorang guru?

3. Apakah hasil belajar siswa pada materi satuan waktu pada siswa kelas IV di SD Negeri Cipicung 04 kecamatan Cileungsi Kabupaten Bogor masih rendah?

4. Apakah Guru kurang memotifasi siswa untuk belajar matematika?

5. Apakah guru tidak menerapkan model pembelajaran?

Kajian Teoretik

Beberapa ahli mengungkapkan teori mengenai hasil belajar,di antaranya yaitu Sudjana (2006: 22) menjelaskan bahwa hasil belajar adalah kemampuan- kemampuan yang dimiliki peserta didik setelah ia menerima pengalaman belajarnya. KemudianMenurut Dimyati dan Mujono (2002: 45) hasil belajar adalah prestasi dari suatu kegiatan yang telah dikerjakan, diciptakan, baik secara individu maupun kelompok.

Sedangkan Purwanto (2011: 54) hasil belajar adalah perubahan perilaku yang terjadi setelah mengikuti proses belajar mengajar sesuai dengan tujuan pendidikan.Berdasarkan uraian di atas dapat disintesiskan bahwahasil belajar merupakan hasil dari suatu interaksi, dan kemampuan yang harus dicapai dan dimiliki oleh siswa setelah siswa menyelesaikan kegiatan belajar secara aktif yang didalamnya terdapat proses perubahan perilaku kearah yang lebih maju dan dapat berbentuk pengetahuan, pemahaman, keterampilan.

Untuk mencapai hasil belajar yang efektif maka diperlukan penerapan model pembelajaran kooperatif. Menurut Suprijono (2012: 54)Pembelajaran Kooperatif adalah konsep yang lebih luas meliputi semua jenis kerja kelompok termasuk bentuk-bentuk yang lebih dipimpin oleh guru atau diarahkan oleh guru.Sedangkan Menurut Erna dan Tiurlina (2006 :160) Pembelajaran Kooperatif adalah salah satu strategi belajar-mengajar yang menekankan pada sikap atau perilaku bersama dalam bekerja atau membantu di antara sesama dalam struktur kerjasama yang teratur dalam kelompok, yang terdiri atas dua orang atau lebih untuk memecahkan masalah.

Keberhasilan kerjasama sangat dipengaruhi oleh keterlibatan dari setiap anggota kelompok itu sendiri.

Menurut Syaiful Bahri (2006:90) Model demonstrasi adalah cara penyajian pelajaran dengan memperagakan atau mempertunjukan kepada siswa suatu proses, situasi, atau benda tertentu yang sedang di pelajari, baik sebenarnya ataupun tiruan, yang sering di sertai dengan penjelasan lisan.Sedangkan Menurut Tampubolon (2011: 52), Model pembelajaran demonstrasi khusus untuk pembelajaran materi yang memerlukan eksperimen atau peragaan dengan media pembelajaran.Mata pelajaran yang diteliti dalam skripsi ini adalah Matematika Menurut Soedjadi dan Djoko (1996 : 1), menyatakan bahwa matematika adalah suatu ilmu yang memilih objek dasar abstrak yang berupa. fakta, konsep, operasi dan prinsip-prinsip. Menurut Heruman (2010: 42) dalam sehari semalam ada 24jam. Waktu dimulai pada pukul 00.00 tengah malam dilanjutkan pukul 01.00 sampai pukul 12.00 siang.

Setelah pukul 12.00 siang penulisan waktu ditunjukan pukul 13.00, pukul 14.00, dan seterusnya sampai pukul 24.00. kadang- kadang ditambahkan keterangan waktu di belakang jam tersebut, misalnya pagi, siang, sore, atau malam.

METODE PENELITIAN Tujuan Penelitian:

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk

mengetahui penerapan model

pembelajaran kooperatif tipe demonstrasi

(4)

dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran matematikatentang satuan-satuan waktu Sekolah Dasar Negeri Cipicung04 Kecamatan Cileungsi Kabupaen Bogor kelas IV A semester Itahun pelajaran 2012/2013.

Penelitian dilaksanakan di Sekolah Dasar Negeri Cipicung04 Kecamatan Cileungsi Kabupaten Bogor pada semester I tahun

pelajaran 2012/2013, yaitu pada tanggal 27 September- 04 Oktober 2012. Subjek penelitian adalah siswa kelas IV A Sekolah Dasar Negeri Cipicung04 dengan jumlah siswa 30 orang terdiri dari 15 siswa laki-laki dan 15 siswa perempuan.

Desain Penelitian

Gambar 1

Bagan Siklus PTK modifikasi Depdiknas (2010) dari Model Kemmis dan Taggart (1988)

Refleksi Awal adalah kegiatan mengulang atau memberikan tes untuk mengetahui dan mendapatkan data awal sebelum penelitian.

Perencanaan Tindakan dimulai dari proses identifikasi masalah yang akan diteliti.

Setelah diuji kelayakan masalah yang akan diteliti, kemudian direncanakan tindakan selanjutnya. Pelaksanaan tindakan yaitu kegiatan melaksanakan apa yang sudah direncakanan dibantu oleh tim kolaborator

sebagai observer dan penilai proses pembelajaran

di kelas. Kemudian observasi adalah pengamatan selama berlangsungnya kegiatan pembelajaran.

Evaluasi/refleksi adalah kegiatan mengulas/mengulang materi yang baru saja dipelajari. Berdasarkan hasil refleksi, kolaborator dan guru menyimpulkan apakah tindakan yang dilakukan sudah dapat mencapai keberhasilan dari seluruh indikator yang ditentukan atau belum.

HASIL PENELITIAN

Temuan penelitian dimulai pada prasiklus, kemudian dilanjutkan ke siklus I dan siklus II hingga mencapai nilai ketuntasan hasil belajar.

1. Deskripsi Hasil Penelitian Tes Awal (Pra Siklus) Tabel 1

Ketuntasan Hasil Belajar Tes Awal (Pra Siklus

No Keterangan Frekuensi Persentase

1. Tuntas 13 43,33%

2. Belum Tuntas 17 56,67%

Jumlah 30 100%

(5)

Tabel 1 menunjukkan bahwa yang mencapai ketuntasan belajar ada 13orang atau 43,33%, sedangkan siswa yang belum tuntas berjumlah 17 orang atau 56,67%.

2. Deskripsi Data Siklus I

Tabel 2

Ketuntasan Hasil Belajar siklus I Pertemuan Kedua

Dari tabel 2 dapat diketahui dari 30 siswa terdapat 20 siswa atau 66,67% yang sudah mencapai ketuntasan dalam belajar atau mencapai nilai KKM sebesar 60. Sedangkan siswa yang memperoleh nilai di bawah KKM ada 10 siswa atau sebanyak 33,33%.

3. Deskripsi Data Siklus II

Tabel 3

Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Siklus II

Tabel 4.23 menjelaskan bahwa dari 30 siswa terdapat 28 siswa atau 93,33% yang sudah mencapai ketuntasan dalam belajar atau mencapai nilai KKM sebesar 60. Sedangkan siswa yang memperoleh nilai di bawah KKM sebanyak 2 siswa atau 6,67%.

PEMBAHASAN

Hasil Penelitian dibahas pada setiap siklus, agar lebih jelas maka disajikan dalam tabel di bawah ini.

Tabel 4

Perbandingan Hasil Penelitian Siklus I dan II

No Keterangan Frekuensi Persentase

1. Tuntas 20 66,67%

2. Belum Tuntas 10 33,33%

Jumlah 30 100%

No Keterangan Frekuensi Persentase

1. Tuntas 28 93,33%

2. Belum Tuntas 2 6,67%

Jumlah 30 100%

Aspek yang diteliti Siklus

Kategori Makna Keterangan

I II

Penilaian Pelaksanaan Pembelajaran

65,55 87,21 A Sangat Baik Meningkat

Observasi

perubahan perilaku siswa

62,77 75,86 B Baik Meningkat

Tes Hasil Belajar 66,67 93,33 A Sangat Baik Meningkat

(6)

Berdasarkan tabel 4, maka dapat dijelaskan sebagai berikut:

1. Pembahasan Hasil Penelitian Siklus I

Hasil dari pelaksanaan penelitian pada siklus I yaitu penilaian pelaksanaan pembelajaran mendapatkan nilai 65,67 dengan kategori baik, observasi perilaku siswa mencapai nilai rata-rata 62,67 dengan kategori baik, nilai rata-rata tes hasil belajar 65,33 dan telah mencapai ketuntasan. Akan tetapi, hasil belajar siklus I secara klasikal belum tuntas karena baru mencapai 66% indikator penelitian. Sedangkan indikator penelitian minimalnya 75% dari jumlah siswa mencapai ketuntasan hasil belajar.

Setelah dilakukan analisis dan diskusi dengan tim kolaborator, peneliti mendapatkan masukan bahwa pada pelaksanaan pembelajaran perlu ditingkatkan terutama pada penguasaan kelas, dan pada saat pembagian kelompok agar lebih tegas. Selain itu, harus lebih banyak melibatkan siswa dan memberikan kesempatan kepada siswa untuk menjelaskan materi melalui media gambar yang disediakan oleh peneliti ketika pembelajaran sehingga perhatian akan terpusat pada pembelajaran. Setelah mendapatkan masukan ketika diskusi maka peneliti membuat rencana perbaikan pada siklus II.

2. Pembahasan Hasil Penelitian Siklus II Pada pelaksanaan siklus II mengalami peningkatan, antara lain;

peningkatan kualitas pelaksanaan pembelajaran yaitu pada siklus I mendapat nilai dengan kategori baik meningkat menjadi 87,21 dengan kategori sangat baik pada siklus II.

Nilai rata-rata observasi perilaku siswa (keaktifan, kerjasama, dan partisipasi siswa) pada siklus I yaitu 65,56 meningkat menjadi 75,86dengan kategoribaik. Kemudian nilai rata-rata hasil belajar siklus I yaitu 65,33menjadi 80,66. Dari persentase ketuntasan belajar siswa 66,67%

meningkat menjadi 93,33% dan telah

tuntas mencapai indikator penelitian secara klasikal 75%.

SIMPULAN

Berdasarkan pembahasan hasil penelitian, dapat ditarik simpulan bahwa penerapan model pembelajaran kooperatif tipe demonstrasi pada pembelajaran satuan-satuan waktu dapat meningkatkan hasil belajar Matematika siswa kelas IV A Sekolah Dasar Negeri Cipicung 04 Kecamatan Cileungsi Kabupaten Bogor Semester 1 Tahun Pelajaran 2012-2013.

DAFTAR PUSTAKA

Abdurrahman, Mulyono. 2003.

Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar. Jakarta: Rineka Cipta Bahri,Syaiful. 2006. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Dimyati dan Mujono. 2002. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.

Erna dan Tiurlina. 2006. Model Pembelajaran Matematika. Bandung:

UPI PRESS

Heruman. 2010. Model Pembelajaran Matematika di Sekolah Dasar.

Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Purwanto. 2011.Evaluasi Hasil Belajar.

Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Soejadi,R dan Djoko M. 1996.

Matematika-2 Petunjuk Guru. Jakarta:

Balai Pustaka.

Sudjana, Nana. 2006. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandug:

Remaja Rosdakarya

Suprijono, Agus. 2009. Cooperatif Learning. Yogyakarta: Pustaka

Belajar.

Tampubolon,Saur. 2011. Panduan Praktis Pelaksanaan Penelitian dan

Penyusunan Laporan Hasil Penelitian (Skripsi). Bogor. FKIP

Universitas

Pakuan.

(7)

BIODATA PENULIS

Septiyani, lahir di Bogor 05 September 1990, beragama islam anak ke dua dari pasangan Bapak Abo Suroyo dan Ibu Maryati Tjian. Bertempat tinggal di Kp. Panangga Rt. 02/05 Kecamatan Cileungsi Kabupaten Bogor.

Pendidikan Formal yang di tempuh di

Sekolah Dasar Negeri Tunggilis pada

tahun 1996-2002, SMP PGRI Jonggol

2002-2005, Sekolah Menengah Atas

Negeri 1 Jonggol 2005-2008, kemudian

tahun 2008 melanjutkan pendidikan S1

di Universitas Pakuan Bogor, Fakultas

Keguruan dan Ilmu Pendidikan jurusan

Pendidikan Guru Sekolah Dasar

(PGSD), Sejak Tahun 2008 sampai

dengan sekarang penulis mengemban

tugas sebagai guru Honorer di Sekolah

Dasar Negeri Cipicung 04 Kecamatan

Cileungsi Kabupaten Bogor.

Referensi

Dokumen terkait

 Pemegang sertifikat akreditasi, pemegang surat penetapan Menteri dan pemegang surat penunjukan Menteri berhak melakukan kegiatan usaha jasa penunjang tenaga listrik

Pembuatan kedua model dilakukan dari tahap proses pelatihan untuk mendapatkan bobot optimal pada setiap layer jaringan, dilanjutkan dengan tahap proses pengujian untuk

jika diperhatikan pada tabel – tabel sebelumnya tentang perolehan dan pertumbuhan laba yang mengalami fluktuasi dari tahun ke tahun pada bank – bank.

Dari uraian diatas, maka penulis bermaksud untuk membuat suatu Sistem Informasi Wisma dan Reservasi Kamar berbasis web yang efektif dan efisien yang dapat meningkatkan

Hal ini mengindikasikan kontribusi dari personal adjustment dan dukungan keluarga sebesar 52,5% sedangkan sisanya 47,5% menyangkut sumbangan dari variabel atau

Setelah mengikuti mata kuliah ini mahasiswa dapat memahami konsep jaringan komputer : Pengertian jaringan komputer, konfigurasi jaringan di system operasi windows dan linux,

Untuk penyelenggaraan kegiatan tersebut diatas, Pemerintah Kabupaten Tanah Laut memerlukan Event Organizer (EO) sebagai pelaksananyaa. Maka dengan ini kami

Panel zephyr bambu adalah suatu papan atau lembaran tiga lapis dari zephyr bambu atau serat bambu dengan arah serat bersilangan yang direkat dengan menggunakan