• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang"

Copied!
135
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I Pendahuluan |RKPD Prov. Kalbar Tahun 2017 1 BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Pembangunan Provinsi Kalimantan Barat dari tahun ke tahun dilaksanakan untuk mencapai kesejahteraan seluruh Masyarakat Kalimantan Barat. Hal ini sejalan dengan visi Kalimantan Barat yaitu mewujudkan Masyarakat Kalimantan Barat yang Beriman, Sehat, Cerdas, Aman, Berbudaya dan Sejahtera. Tujuan ini dapat dicapai melalui perencanaan yang dilaksanakan secara terukur, spesifik, didukung ketersediaan sumber daya, serta tepat waktu dan sasaran di dalam pelaksnaannya. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) yang dijabarkan ke dalam Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) merupakan dokumen perencanaan pembangunan tahunan yang disusun memuat rancangan prioritas pembangunan, rancangan kerangka makro ekonomi daerah, arah kebijakan keuangan daerah, rencana kerja dan pendanaannya, baik yang dilaksanakan langsung oleh pemerintah daerah maupun yang ditempuh dengan mendorong partisipasi masyarakat. Penyusunan RKPD tersebut mengacu kepada Rencana Kerja Pemerintah (RKP) dan menjadi pedoman penyusunan Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (RAPBD).

RKPD Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2017 merupakan pelaksanaan tahun ke- empat dari RPJMD Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2013-2018. Sesuai RPJMD tersebut, arah kebijakan pembangunan pada tahun 2017 akan diarahkan kepada upaya atau tahap pengembangan menuju hilirisasi industri. Pada tahap ini diharapkan bahwa roadmap industri hilir telah mulai diimplementasikan. Untuk mendukung upaya-upaya ini, juga perlu adanya perhatian terhadap penyiapan sumber daya manusia yang siap memasuki pasar kerja serta peningkatan kualitas pelayanan publik.

Selain itu, titik berat program juga perlu diberikan kepada penyediaan sumber energi, peningkatan pendapatan masyarakat melalui penajaman program penanggulangan kemiskinan dan pengembangan usaha kecil, mikro dan menengah.

Dalam rangka mewujudkan sasaran menuju hilirisasi industri sebagaimana tersebut di atas, maka perlu dukungan melalui proporsi pendanaan yang signifikan dengan tetap mempertimbangkan permasalahan utama pembangunan Kalimantan Barat. Dengan demikian, proporsi belanja daerah tidak hanya dititikberatkan pada program-program terkait dengan upaya-upaya atau hal-hal yang berkenaan dengan hilirisasi industri, namun titik berat program juga perlu diberikan kepada penyediaan LAMPIRAN

PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN BARAT NOMOR 34 TAHUN 2015

TENTANG RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH PROVINSI KALIMANTAN BARAT TAHUN 2016

(2)

2 RKPD Prov. Kalbar Tahun 2017 | BAB I Pendahuluan

sistem konektivitas dengan dukungan infrastruktur yang mantap, ketersediaan sumber energi, ketersediaan tenaga kerja dan iklim investasi yang baik.

Kebijakan dan rencana program dan kegiatan pembangunan yang akan dilaksanakan pada tahun 2017 disusun berdasarkan pendekatan-pendekatan yang diamanatkan oleh Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional. Khusus pendekatan partisipatif, penyusunan dokumen RKPD ini melalui beberapa kegiatan yang melibatkan peran para pemangku kepentingan dalam pembangunan. Kegiatan-kegiatan dimaksud antara lain Forum Konsultasi Publik, Forum SKPD dan Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrenbang) Penyusunan RKPD. Dengan demikian, diharapkan agar Prioritas Pembangunan Daerah, Program dan Kegiatan, Penanggung jawab Program, Indikator Hasil serta Pembiayaan yang diperlukan untuk mencapai sasaran pembangunan di dalam RKPD ini dapat dilaksanakan sesuai rencana dan mendapatkan dukungan dari para pemangku kepentingan. Selanjutnya, perencanaan yang disusun di dalam RKPD ini akan menjadi acuan dalam penganggaran pembangunan yang disusun dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun 2017.

1.2. Dasar Hukum Penyusunan

Dasar hukum dalam penyusunan Rencana Kerja Pemerintah Daerah Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2017 adalah sebagai berikut:

1. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1956 tentang Pembentukan Daerah-Daerah Otonom Provinsi Kalimantan Barat, Kalimantan Selatan, dan Kalimantan Timur;

2. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara;

3. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 Tentang Perbendaharaan Negara;

4. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional;

5. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah;

6. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional Tahun 2005-2025;

7. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang;

(3)

BAB I Pendahuluan |RKPD Prov. Kalbar Tahun 2017 3 8. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah

sebagaimana telah diubah beberapa kali dan terakhir dengan Perubahan Ketiga atas Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015;

9. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah;

10. Peraturan Pemerintah Nomor 54 Tahun 2005 tentang Pinjaman Daerah;

11. Peraturan Pemerintah Nomor 55 Tahun 2005 tentang Dana Perimbangan;

12. Peraturan Pemerintah Nomor 57 Tahun 2005 tentang Hibah Kepada Daerah;

13. Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun 2006 tentang Tata Cara Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan;

14. Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah;

15. Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2008 tentang Pedoman Evaluasi Penyelenggaraan Pemerintah Daerah;

16. Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 2008 tentang Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan;

17. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah;

18. Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional;

19. Peraturan Presiden Nomor 2 Tahun 2014 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional Tahun 2015-2019;

20. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah sebagaimana telah diubah beberapa kali dan terakhir dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011 tentang Perubahan kedua atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah;

21. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tatacara Penyusunan, Pengendalian, dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah;

(4)

4 RKPD Prov. Kalbar Tahun 2017 | BAB I Pendahuluan

22. Peraturan Daerah Provinsi Kalimantan Barat Nomor 9 Tahun 2005 tentang Tata Cara Penyusunan Perencanaan Pembangunan Daerah dan Pelaksanaan Musyawarah Perencanaan Pembangunan Daerah Provinsi Kalimantan Barat;

23. Peraturan Daerah Provinsi Kalimantan Barat Nomor 7 Tahun 2008 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2008-2028;

24. Peraturan Daerah Provinsi Kalimantan Barat Nomor 10 Tahun 2008 tentang Susunan Organisasi Perangkat Daerah Provinsi Kalimantan Barat sebagaimana telah diubah beberapa kali dan terakhir dengan Peraturan Daerah Provinsi Kalimantan Barat Nomor 9 Tahun 2014 tentang Perubahan Ketiga atas Peraturan Daerah Nomor 10 Tahun 2008 tentang Susunan Organisasi Perangkat Daerah Provinsi Kalimantan Barat;

25. Peraturan Daerah Provinsi Kalimantan Barat Nomor 5 Tahun 2013 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2013-2018.

1.3. Hubungan Antar Dokumen

RKPD merupakan penjabaran RPJMD Provinsi Kalimantan Barat tahun 2013- 2018 dengan mengacu pada Peraturan Presiden Nomor 2 Tahun 2014 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Menengah Nasional Tahun 2015-2019 dan Rencana Kerja Pemerintah Tahun 2017 serta berpedoman pada Peraturan Daerah Nomor 7 Tahun 2008 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2008-2028, dan Peraturan Daerah Nomor 5 Tahun 2004 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2008-2028.

Penyusunan RKPD ditujukan sebagai upaya untuk mewujudkan perencanaan pembangunan daerah yang sinergis antara perencanaan pembangunan nasional, provinsi dan kabupaten/kota serta dengan provinsi yang berbatasan. Oleh karenanya, substansi RKPD Tahun 2017 harus selaras dengan dokumen perencanaan tingkat pusat dan dokumen perencanaan tingkat provinsi serta memperhatikan dokumen-dokumen perencanaan di kabupaten/kota di Kalimantan Barat sehingga terwujud sinergi perencanaan. Hubungan dan keterkaitan antar dokumen perencanaan serta konsistensi antara perencanaan dan penganggaran, dapat diilustrasikan seperti pada gambar 1.2 berikut :

(5)

BAB I Pendahuluan |RKPD Prov. Kalbar Tahun 2017 5 Gambar 1.2.

Hubungan dan Keterkaitan Antar Dokumen Perencanaan

1.4. Sistematika Dokumen RKPD

Rancangan Awal RKPD Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2017 dibagi menjadi enam bab dan beberapa sub bab sebagai berikut:

BAB I Pendahuluan 1.1. Latar Belakang

Mengemukakan pengertian ringkas tentang RKPD, proses penyusunan RKPD, kedudukan RKPD tahun 2017 dalam RPJMD, keterkaitan antar dokumen RKPD dengan RPJMD, Renstra SKPD dan Renja SKPD serta tindak lanjutnya dalam proses penyusunan APBD.

1.2. Dasar Hukum

Memberikan uraian ringkas tentang dasar hukum yang digunakan dalam penyusunan RKPD baik yang berskala nasional maupun lokal.

1.3. Hubungan Antar Dokumen

Menjelaskan hubungan RKPD dengan dokumen lain yang relevan beserta penjelasannya.

1.4. Sistematika Dokumen SKPD

Mengemukakan organisasi penyusunan RKPD terkait dengan pengaturan Bab serta garis besar isi setiap Bab.

RENSTRA SKPD

RENJA SKPD

RKA SKPD RPJMD

RKPD

APBD

KEPUTUSAN GUBERNUR RINCIAN APBD

DOKUMEN PELAKSANAAN ANGGARAN VISI, MISI DAN PRIORITAS GUBERNUR/WAKIL GUBERNUR

RPJM NASIONAL

RKP

(6)

6 RKPD Prov. Kalbar Tahun 2017 | BAB I Pendahuluan 1.5. Maksud dan Tujuan

Mengemukakan maksud dan tujuan penyusunan RKPD serta menguraikan fungsi RKPD dalam proses implementasi pembangunan Tahun 2017 di daerah.

BAB II Evaluasi Hasil Pelaksanaan RKPD Tahun Lalu dan Capaian Kinerja Penyelenggaraan Pemerintahan

2.1. Gambaran Umum Kondisi Daerah

Menjelaskan dan menyajikan secara logis dasar-dasar analisis, gambaran umum kondisi daerah serta indikator kinerja penyelenggaraan pemerintahan daerah.

2.2. Evaluasi Pelaksanaan Program dan Kegiatan RKPD sampai Tahun 2015 dan Realisasi RPJMD

Memuat uraian dari hasil evaluasi status dan kedudukan pencapaian kinerja pembangunan daerah, dari hasil evaluasi pelaksanaan program dan kegiatan tahun lalu menurut urusan wajib dan pilihan.

2.3. Permasalahan Pembangunan Daerah

Menjelaskan mengenai isu permasalahan daerah menurut bidang- bidang pembangunan.

BAB III Rancangan Kerangka Ekonomi Daerah dan Kebijakan Keuangan Daerah Memuat penjelasan tentang rancangan kerangka ekonomi daerah beserta kerangka pendanaan mencakup kondisi ekonomi tahun lalu dan perkiraan tahun berjalan, tantangan dan prospek perekonomian daerah, arah kebijakan ekonomi daerah, analisis dan perkiraan sumber-sumber pendapatan daerah dan arah kebijakan keuangan daerah.

3.1. Arah Kebijakan Ekonomi Daerah

Menjelaskan tentang kondisi ekonomi tahun lalu dan perkiraan tahun berjalan yang memuat indikator pertumbuhan ekonomi daerah. Bab ini ditujukan untuk mengimplementasikan program dan mewujudkan visi dan misi Kepala Daerah, serta isu strategis daerah, sebagai payung untuk perumusan prioritas program dan kegiatan pembangunan yang akan dilaksanakan pada tahun rencana.

3.2. Arah Kebijakan Keuangan Daerah

(7)

BAB I Pendahuluan |RKPD Prov. Kalbar Tahun 2017 7 Bab ini membahas proyeksi pendapatan dan belanja daerah tahun 2017 guna mendukung terwujudnya arah kebijakan pembangunan daerah Kalimantan Barat

BAB IV Prioritas dan Sasaran Pembangunan Daerah

Mengemukakan Prioritas Pembangunan dan sasaran-sasaran yang ingin dicapai Tahun 2017 yang merupakan dari visi dan misi Gubernur Kalbar BAB V Rencana Program dan Kegiatan Prioritas Daerah

Mengemukakan secara eksplisit perumusan prioritas dan program pembangunan daerah berdasarkan hasil analisis terhadap hasil evaluasi pelaksanaan RKPD tahun lalu, identifikasi isu dan masalah mendesak pembangunan daerah dan nasional, rancangan kerangka ekonomi daerah beserta kerangka pendanaan dalam rangka menetapkan arah kebijakan pembangunan daerah tahun 2017.

BAB VI Penutup

1.5. Maksud dan Tujuan

Maksud penyusunan RKPD Provinsi Kalimantan Barat tahun 2017 adalah untuk menjaga konsistensi antara program dan kegiatan yang dilaksanakan oleh SKPD berdasarkan rencana strategis (Renstra) SKPD dengan kebijakan pada RPJMD Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2013-2018, antara kebijakan makro dan mikro, meningkatkan transparansi dan partisipasi dalam proses perencanaan pembangunan dan menjaga konsistensi perencanaan dan penganggaran.

Tujuan penyusunan RKPD Provinsi Kalimantan Barat tahun 2017 adalah untuk mewujudkan sinergi antara perencanaan, penganggaran dan pengawasan pembangunan antar wilayah, antar bidang pembangunan, dan antar tingkat pemerintahan serta mewujudkan efisiensi alokasi berbagai sumber daya dalam pembangunan daerah. Dengan demikian, maka RKPD Tahun 2017 menjadi dasar penyusunan APBD Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2017.

(8)

8 BAB II Evaluasi Hasil Pelaksanaan RKPD Tahun Lalu dan Capaian Kinerja Penyelenggaraan Pemerintahan | RKPD Prov. Kalbar Tahun 2017

BAB II

EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN LALU DAN CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN

2.1. Gambaran Umum Kondisi Daerah 2.1.1. Aspek Geografi dan Demografi

Kalimantan Barat secara geografis terletak pada posisi 2° 05’ LU – 3° 05’ LS dan 108° 30’ – 114° 10’ BT dengan luas wilayah 146.807 km2 atau 1,13 kali luas Pulau Jawa. Selain itu dilihat dari luas wilayah, Kalimantan Barat termasuk Provinsi terbesar ketiga setelah Provinsi Papua (421.891 km2) dan Kalimantan Tengah (152.600 km2), sedangkan keempat adalah Kalimantan Timur (129.873 km2 setelah dikurangi Provinsi Kalimantan Utara). Adapun batas-batas wilayah adalah sebagai berikut:

1. Bagian Barat berbatasan dengan Selat Karimata.

2. Bagian Utara berbatasan langsung dengan Sarawak (Malaysia Timur) dan Provinsi Kalimantan Timur.

3. Bagian Selatan berbatasan dengan Provinsi Kalimantan Tengah serta Laut Jawa.

4. Bagian Timur berbatasan dengan Provinsi Kalimantan Tengah dan Kalimantan Timur.

Secara administratif Provinsi Kalimantan Barat terdiri dari 14 (empat belas) Kabupaten/Kota yaitu dua belas Kabupaten dan dua Kota. Gambaran mengenai luas, jumlah Kecamatan dan jumlah Desa/Kelurahan masing-masing Kabupaten/Kota adalah sebagaimana tabel 2.1 berikut ini :

Tabel 2.1.

Luas Wilayah, Jumlah Kecamatan dan Jumlah Desa/Kelurahan di Kalbar

Kabupaten/Kota Jumlah

Kecamatan**)

Jumlah

Kelurahan Jumlah Desa

1 2 3 4

Kab. Sambas 19 - 193

Kab. Mempawah 9 7 60

Kab. Sanggau 15 6 163

Kab. Ketapang 20 9 253

Kab. Sintang 14 16 337

Kab. Kapuas Hulu 23 4 278

Kab. Bengkayang 17 2 122

Kab. Landak 13 - 156

Kab. Sekadau 7 - 87

Kab. Melawi 11 - 169

(9)

BAB II Evaluasi Hasil Pelaksanaan RKPD Tahun Lalu dan Capaian Kinerja Penyelenggaraan Pemerintahan | RKPD Prov. Kalbar Tahun 2017 9

Kabupaten/Kota Jumlah

Kecamatan**)

Jumlah

Kelurahan Jumlah Desa

1 2 3 4

Kab. Kayong Utara 6 - 43

Kab. Kubu Raya 9 - 116

Kota Pontianak 6 29 -

Kota Singkawang 5 26 -

Kalimantan Barat 174 99 1.977

Sumber : Permendagri No. 56 Tahun 2015

Mencermati kepadatan penduduk masing-masing Kabupaten dan Kota terlihat bahwa persebarannya kurang merata baik antara wilayah pesisir dan bukan pesisir serta antara wilayah Kota dan Kabupaten. Wilayah pesisir, penduduknya relatif lebih padat dibanding wilayah bukan pesisir kecuali Kabupaten Kayong Utara yang merupakan kabupaten pemekaran dari kabupaten Ketapang. Penduduk wilayah Kota jauh lebih padat dibanding penduduk Kabupaten. Demikian juga laju pertumbuhan penduduk kota lebih tinggi dibanding laju pertumbuhan penduduk kabupaten sebagaimana tergambar padaTabel 2.2 berikut :

Tabel 2.2

Jumlah dan Kepadatan Penduduk Per Kabupaten/Kota Tahun 2015

No Kabupaten/Kota Penduduk Jumlah Penduduk

(Jiwa)

Laju Per- tumbuhan

(%)

Luas

Wilayah Kepadatan

Lk Pr (Km2) (Jiwa/Km2)

1 2 3 4 5 6 7 8

1 Sambas 258,475 264,640 523,115 1.38 6.394,70 82

2 Bengkayang 123,874 114,736 238,610 1.91 5.367,30 44

3 Landak 186,282 171,326 357,608 1.47 9.909,10 36

4 Mempawah 127,607 124,168 251,775 1.29 1.276,90 197

5 Sanggau 229,799 214,797 444,596 1.53 12.857,70 35

6 Ketapang 246,227 229,758 475,985 1.82 31.240,74 15

7 Sintang 204,105 192,287 396,392 1.50 21.635,00 18

8 Kapuas Hulu 125,192 120,806 245,998 1.86 29.842,00 8

9 Sekadau 99,586 93,805 193,391 1.08 5.444,30 36

10 Melawi 100,128 95,871 195,999 1.70 10.644,00 18

11 Kayong Utara 53,672 51,805 105,477 1.75 4.568,26 23

12 Kubu Raya 276,081 269,328 545,409 1.39 6.985,20 78

13 Kota Pontianak 302,739 304,879 607,618 1.53 107,80 5637 14

Kota

Singkawang 106,125 101,476 207,601 1.98 504,00 412

Kalimantan Barat 2,439,892 2,349,682 4,789,574 1.56 146.807,00 33 Sumber: BPS Kalbar (2015)

(10)

10 BAB II Evaluasi Hasil Pelaksanaan RKPD Tahun Lalu dan Capaian Kinerja Penyelenggaraan Pemerintahan | RKPD Prov. Kalbar Tahun 2017

Berikut adalah grafik penduduk Provinsi Kalimantan Barat menurut jenis kelamin dan kabupaten-kota tahun 2015.

Grafik 2.1

Penduduk Kalimantan Barat Menurut Kabupaten-Kota Tahun 2015

2.1.2. Aspek Kesejahteraan Masyarakat 1) Fokus Kesejahteraan Sosial

Gambaran kesejahteraan masyarakat Provinsi Kalimantan Barat dapat di lihat pada tabel berikut:

Tabel 2.3

Aspek Kesejahteraan Masyarakat Fokus Kesejahteraan Sosial

NO INDIKATOR TAHUN

2012 2013 2014 2015

1 2 2 3 4 5

1 Angka melek huruf 95,46 97,53 97,92 98,05

2 Angka rata-rata lama sekolah 6,91 7,14 7,17 7,24

3 Angka Partisipasi Kasar (APK) SD/MI/Paket A

117,52 116,15 116,4 116,76 4 Angka Partisipasi Kasar (APK)

SMP/MTs/Paket B

90,17 92,16 93,12 94,24

5 Angka Partisipasi Kasar (APK) SMA/SMK/MA/Paket C

63,18 67,33 69,45 70,14

6 Angka Partisipasi Murni (APM) SD/MI/Paket A

98,91 99,04 99,13 99,18

(11)

BAB II Evaluasi Hasil Pelaksanaan RKPD Tahun Lalu dan Capaian Kinerja Penyelenggaraan Pemerintahan | RKPD Prov. Kalbar Tahun 2017 11

NO INDIKATOR TAHUN

2012 2013 2014 2015

1 2 2 3 4 5

7 Angka Partisipasi Murni (APM) SMP/MTs/Paket B

68,64 69,59 70,81 71,79

8 Angka Partisipasi Murni (APM) SMA/SMK/MA/Paket C

51,16 52,67 55,1 55,48

9 Angka usia harapan hidup 69,46 69,66 69,76 n/a

10 Angka kematian Ibu Melahirkan 152 96 116 130

11 Angka kematian bayi 31 31 31 31

12 Prevalensi balita gizi buruk 3,8% 3,4% 2,5% 7%

13 Rasio penduduk yang bekerja dengan angkatan kerja

0,96 0,96 0,96 0,95

Sumber : 1 s.d 8 Dinas Pendidikan Prov. Kalbar 9 BPS Prov. Kalbar

10 s.d 12 Dinas Kesehatan Prov. Kalbar 13 BPS Prov. Kalbar, diolah

a. Pendidikan

Indikator kinerja sasaran pembangunan daerah dalam urusan pendidikan terdiri atas angka melek huruf, angka partisipasi kasar (APK) pada jenjang SD/SMP/SMA, dan angka partisipasi murni (APM) pada jenjang SD/SMP/SMA.

Secara umum, kinerja pembangunan urusan pendidikan pada tahun 2015 meningkat dibandingkan dengan tahun 2014. Indikator utama yang berperan diantaranya pada capaian angka melek huruf. Angka melek huruf pada tahun 2015 mencapai 98,05%, mengalami kenaikan sebesar 0,13 persen poin bila dibanding tahun 2014 (97,92%). Capaian 2014 dan 2015 melampui target yang ditetapkan dalam RPJMD Prov. Kalbar 2013-2018, dimana pada tahun 2014 target angka melek huruf ditargetkan sebesar 96,5% (realisasi 97,92%), sedangkan tahun 2015 targetnya sebesar 97,00% dengan realisasi 98,05%.

Komponen lain dari indeks pendidikan adalah rata-rata lama sekolah. Rata-rata lama sekolah adalah sebuah angka yang menunjukkan lamanya bersekolah dari masuk sekolah dasar sampai tingkat pendidikan terakhir. Dalam hal angka rata-rata lama sekolah dari tahun 2011 sampai tahun 2015 menunjukkan trend peningkatan. Angka rata-rata lama sekolah Provinsi Kalimantan Barat tahun 2015 adalah 7,24 tahun, meningkat bila dibandingkan tahun 2014 dimana angka rata-rata lama sekolah mencapai 7,17, ini berarti terjadi peningkatan sebesar 0,07 tahun. Capaian rata-rata lama sekolah tahun 2014 dan 2015 telah memenuhii target yang ditetapkan dalam RPJMD Prov. Kalbar 2013-2018, dimana target angka rata-rata lama sekolah pada

(12)

12 BAB II Evaluasi Hasil Pelaksanaan RKPD Tahun Lalu dan Capaian Kinerja Penyelenggaraan Pemerintahan | RKPD Prov. Kalbar Tahun 2017

tahun 2014 sebesar 7,1 tahun dengan realisasi 7,17 tahun, sedangkan untuk tahun 2015 targetnya sebesar 7,2 tahun dengan realisasi 7,24 tahun.

Tabel 2.4

Kondisi Angka Melek Huruf dan Rata-rata Lama Sekolah

No Daerah Angka Melek Huruf (%) Rata-Rata Lama Sekolah (tahun) 2011 2012 2013 2014 2015 2011 2012 2013 2014 2015

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

1 Sambas 91,55 91,57 99,12 99,45 98,93 6,21 6,21 6,45 6,47 6,54 2 Bengkayang 88,72 89,56 94,66 95,12 98,43 6,52 6,52 6,62 6,64 6,71 3 Landak 92,51 93,85 98,35 98,87 97,56 7,26 7,26 7,55 7,57 7,65 4 Pontianak 89,94 90,25 98,65 98,82 97,23 6,56 6,56 6,73 6,75 6,82 5 Sanggau 89,98 90,5 97,84 97,91 97,09 6,55 6,55 6,63 6,65 6,72 6 Ketapang 91,36 91,39 97,25 97,64 98,33 6,42 6,42 6,54 6,56 6,63 7 Sintang 90,54 90,55 97,69 98,04 97,74 6,65 6,65 6,73 6,75 6,82 8 Kapuas Hulu 92,64 92,64 96,26 96,31 97,30 7,18 7,18 7,64 7,66 7,74 9 Sekadau 90,15 91,61 99,43 99,56 97,73 6,34 6,42 6,83 6,85 6,92 10 Melawi 92,4 92,44 96,47 97,09 97,89 7,25 7,25 7,46 7,48 7,56 11 Kayong Utara 88,31 88,34 95,03 95,83 98,76 5,73 5,73 5,98 6,12 6,18 12 Kubu Raya 88,3 89,07 98,01 98,74 97,15 6,68 6,93 7,11 7,13 7,20 13 Kota Pontianak 95,02 95,73 99,43 99,67 99,64 9,65 9,65 9,85 9,88 9,98 14 Kota Singkawang 89,69 90,25 97,24 97,78 98,85 7,44 7,44 7,78 7,80 7,88 KALIMANTAN BARAT 90,51 91,13 97,53 97,92 98,05 6,89 6,91 7,14 7,17 7,24 Sumber : Dinas Pendidikan Provinsi Kalbar 2015

Indikator pendidikan yang juga mendukung pencapaian indeks pendidikan adalah angka partisipasi kasar (APK). APK menunjukkan tingkat partisipasi penduduk secara umum disuatu tingkat pendidikan dan merupakan indikator yang paling sederhana untuk mengukur daya serap penduduk usia sekolah di masing-masing jenjang pendidikan. Semakin tinggi nilai APK berarti semakin banyak anak usia sekolah yang bersekolah di suatu jenjang pendidikan pada suatu wilayah.

Kinerja angka partisipasi kasar di semua jenjang (SD/SMP/SMA) pada tahun 2015 mengalami peningkatan dibandingkan dengan tahun 2014. Bila dilihat dari target yang ditetapkan dalam RPJMD dengan realisasi capaiannya, maka pada jenjang SD, SMP, dan SMA belum mencapai target ditetapkan. Angka partisipasi kasar (APK) SD/MI/Paket A tahun 2015 mencapai 116,76% sedangkan tahun 2014 sebesar 116,4%, ini berarti mengalami peningkatan sebesar 0,36%, capaian tahun 2014 dan 2015 belum mencapai target yang ditetapkan dalam RPJMD Prov. Kalbar 2013-2018, dimana pada tahun 2015 targetnya 119% dengan realisasi 116,76% sedangkan untuk tahun 2014 targetnya 118% dengan realisasi 116,40%. Nilai APK lebih dari 100%

dikarenakan terdapat murid yang berusia di luar usia resmi sekolah, terletak di daerah

(13)

BAB II Evaluasi Hasil Pelaksanaan RKPD Tahun Lalu dan Capaian Kinerja Penyelenggaraan Pemerintahan | RKPD Prov. Kalbar Tahun 2017 13

kota atau terletak di daerah perbatasan. Pada Angka partisipasi kasar (APK) SMP/MTs/Paket B tahun 2015 mencapai 94,24%, dan tahun 2014 sebesar 93,12%.

Kondisi ini menunjukkan peningkatan sebesar 1,12%. Bila dilihat dari capaian target dan realisasi, capaian tahun 2014 dan tahun 2015 telah melampui target yang ditetapkan dalam RPJMD. Dimana pada tahun 2014 targetnya 91% dengan realisasi 93,12% sedangkan untuk tahun 2015 targetnya 92% dengan realisasi 94,24%. Angka partisipasi kasar (APK) SMA/SMK/MA Paket C tahun 2015 mencapai 70,14% bila dibandingkan tahun 2014 sebesar 69,45% hal ini berarti mengalami peningkatan sebesar 0,69%, capaian tahun 2014 telah melampui target yang ditetapkan dalam RPJMD Prov. Kalbar 2013-2018, tetapi tahun 2015 tidak dapat memenuhi target. Pada tahun 2014 targetnya 67% dengan realisasi 69,45% sedangkan untuk tahun 2015 targetnya 72% dengan realisasi 70,14%.

Berdasarkan data menunjukkan bahwa ada keterkaitan antara capaian APK pendidikan pada jenjang tertentu dengan jenjang di atasnya. Hal tersebut menunjukkan, bahwa untuk mencapai peningkatan APK pada jenjang yang lebih tinggi harus dimulai dengan program peningkatan pada jenjang dibawahnya terlebih dahulu.

Salah satu arah kebijakan Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat 2013 – 2018 adalah penuntasan wajib belajar 9 tahun dan wajib belajar 12 tahun, sehingga diperlukan upaya peningkatan capaian APK SLTP, terutama untuk daerah yang capaian APKnya rendah.

Indikator pendidikan lainnya yang mempengaruhi tingkat capaian pendidikan adalah angka partisipasi murni (APM). Angka Partisipasi Murni menunjukkan partisipasi sekolah penduduk usia sekolah di tingkat pendidikan tertentu. Seperti APK, APM juga indikator daya serap penduduk usia sekolah di jenjang pendidikan. Semakin tinggi nilai APM menunjukkan semakin tinggi akses penduduk suatu daerah terhadap pendidikan, dan semakin tinggi tingkat kemampuan daerah dalam menyelenggarakan otonomi daerah.

Angka Partisipasi Murni di semua jenjang pendidikan menunjukkan tren peningkatan dari tahun 2012 sampai dengan tahun 2015. Angka partisipasi murni (APM) SD/MI/Paket A tahun 2015 mencapai 99,18% bila dibandingkan tahun 2014 sebesar 99,13% hal ini berarti mengalami peningkatan sebesar 0,05%, capaian tahun 2014 dan 2015 belum mencapai target yang ditetapkan dalam RPJMD Prov. Kalbar 2013-2018, dimana pada tahun 2014 targetnya 99,2% dengan realisasi 99,13%

sedangkan untuk tahun 2015 targetnya 99,35% dengan realisasi 99,18%. Angka

(14)

14 BAB II Evaluasi Hasil Pelaksanaan RKPD Tahun Lalu dan Capaian Kinerja Penyelenggaraan Pemerintahan | RKPD Prov. Kalbar Tahun 2017

partisipasi kasar (APM) SMP/MTs/Paket B tahun 2015 mencapai 71,79% bila dibandingkan tahun 2014 sebesar 70,81% hal ini berarti mengalami peningkatan sebesar 0,98%, capaian tahun 2014 dan 2015 telah melampui target yang ditetapkan dalam RPJMD Prov. Kalbar 2013-2018, dimana pada tahun 2014 targetnya 69%

dengan realisasi 70,81% sedangkan untuk tahun 2015 targetnya 71% dengan realisasi 71,79%. Angka partisipasi kasar (APM) SMA/SMK/MA Paket C tahun 2015 mencapai 55,48% bila dibandingkan tahun 2014 sebesar 55,1% hal ini berarti mengalami peningkatan sebesar 0,38%, capaian tahun 2014 telah melampui target yang ditetapkan dalam RPJMD Prov. Kalbar 2013-2018 sedangkan tahun 2015 belum dapat memenuhi target. Tahun 2014 targetnya 55% dengan realisasi 55,10% sedangkan untuk tahun 2015 targetnya 59% dengan realisasi 55,48%.

Peningkatan angka melek huruf selama lima tahun terakhir menunjukan peningkatan. Peningkatan ini karena upaya meningkatkan pusat pembelajaran masyarakat (PKBM) di kabupaten dan kota, khususnya daerah pedesaan serta perbatasan. Peningkatan di bidang pendidikan merupakan pengaruh positif dari program Dana Bantuan Operasional Sekolah. Bagi siswa kuang mampu diberikan bantuan buku cetak pelajaran secara gratis dan dibebaskan dari semua jenis pumgutan sekolah. Kondisi ini berimplikasi terhadap dorongan untuk belajar yang semakin tinggi, baik dari siswanya maupun orang tuanya. Dan, satu hal yang menarik adalah pemerintah, baik provinsi maupun kabupaten/kota mencari anak putus sekolah agar ikut wajib belajar 12 tahun sebagaimana yang telah ditetapkan.

Pada tingkat partisipasi, secara umum menunjukkan kinerja yang meningkat.

Kondisi ini didorong oleh kesadaran orang tua dan anak mengenai pentingnya pendidikan semakin tinggi. Disamping itu, adanya bantuan operasional sekolah dan bantuan siswa kurang mampu, sehingga memotivasi orang tua untuk menyekolahkan anaknya. Adanya penambahan sekolah baru dan penambahan ruang belajar serta adanya sekolah terpadu dan terbuka yang dapat menampung banyak siswa menjadi faktor pendukung meningkatnya partisipasi sekolah di Kalimantan Barat. Namun, pada jenjang SD tidak tercapainya target bukan disebabkan tidak berhasilnya program- program pada upaya peningkatan partisipasi sekolah, tetapi lebih disebabkan faktor tingkat ketertiban (orang tua) untuk memasukan anaknya pada jenjang SD semakin baik. Dimana, untuk diterima di SD saat ini minimal umurnya 6,8 tahun.

(15)

BAB II Evaluasi Hasil Pelaksanaan RKPD Tahun Lalu dan Capaian Kinerja Penyelenggaraan Pemerintahan | RKPD Prov. Kalbar Tahun 2017 15

b. Kesehatan

Indikator kinerja sasaran pembangunan daerah dalam urusan kesehatan terdiri dari usia harapan hidup, angka kematian ibu melahirkan, angka kematian bayi, pravelensi balita gizi buruk.

Usia harapan hidup Kalimantan Barat, bila dibandingkan dengan rata – rata nasional, masih berada dibawah capaian secara nasional. Namun, pergerakan usia harapan hidup pertahun menunjukkan kinerja yang meningkat. Angka usia harapan hidup tahun 2013 mencapai 69,66 tahun bila dibandingkan tahun 2014 sebesar 69,76 tahun hal ini berarti mengalami peningkatan sebesar 0,10. Capaian tahun 2013 dan tahun 2014 mencapai target yang ditetapkan dalam RPJMD Prov. Kalbar 2013-2018.

Pada tahun 2014 target yang ditetapkan 67,90 tahun dengan realisasi 69,76 tahun sedangkan untuk tahun 2013 targetnya 67,60 tahun dengan realisasi 69,66 tahun.

Sementara itu, angka kematian ibu melahirkan tahun 2015 mencapai 130 kasus bila dibandingkan tahun 2014 sebesar 116 kasus, hal ini berarti mengalami peningkatan sebesar 14 orang, capaian tahun 2014 dan 2015 telah melampui target yang ditetapkan dalam RPJMD Prov. Kalbar 2013-2018, dimana pada tahun 2014 targetnya 236 kasus dengan realisasi 116 kasus sedangkan untuk tahun 2015 targetnya 152 kasus dengan realisasi 130.

Angka Kematian Bayi masih stagnan berada pada 31/1.000 kelahiran pada tahun 2015, tahun 2014 kematian bayi juga berada pada angka 31/1.000 kelahiran.

Capaian tahun 2014 dan 2015 belum dapat mencapai target yang ditetapkan dalam RPJMD Prov.Kalbar 2013-2018, dimana pada tahun 2014 targetnya 24/1000 kelahiran dengan realisasi 31/1000 kelahiran sedangkan untuk tahun 2015 targetnya 19/1000 kelahiran dengan realisasi 31/1000 kelahiran.

Sedangkan dalam penangangan gizi balita, menunjukkan penurunan. Angka Prevalensi Gizi Buruk meningkat jauh dari tahun sebelumnya dimana tahun 2015 berada pada angka 7% sedangkan tahun 2014 hanya 2,5, hal ini berarti mengalami peningkatan sebesar 4,5%,. Capaian tahun 2014 memenuhi target sedangkan tahun 2015 tidak memenuhi target yang ditetapkan dalam RPJMD Prov. Kalbar 2013-2018, dimana pada tahun 2014 targetnya <5% dengan realisasi 2,5% sedangkan untuk tahun 2015 targetnya < 5% dengan realisasi 7%.

Perkembangan usia harapan hidup, termasuk penangangan kematian ibu melahirkan dan kematian bayi, serta gizi balita selain dipengaruhi oleh asupan gizi dan pola hidup masyarakat juga dipengaruhi oleh mutu dan jangkauan layanan kesehatan.

(16)

16 BAB II Evaluasi Hasil Pelaksanaan RKPD Tahun Lalu dan Capaian Kinerja Penyelenggaraan Pemerintahan | RKPD Prov. Kalbar Tahun 2017

Oleh sebab itu, tantangan yang harus diatasi adalah mendorong peningkatan gizi dan perbaikan pola hidup sehat masyarakat, serta perluasan akses pelayanan kesehatan dan perbaikan gizi penduduk di Kalimantan Barat

Selain itu, tingkat kesejahteraan masyarakat yang semakin meningkat khususnya apabila dikaitkan dengan penghasilan per orang per bulan turut menjadi faktor pendukung untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.

c. Ketenagakerjaan

Kesempatan kerja merupakan hubungan antara angkatan kerja dengan kemampuan penyerapan tenaga kerja. Pertambahan angkatan kerja harus diimbangi dengan lapangan pekerjaan yang dapat mencipatakan lapangan kesempatan kerja.

Sehingga, dapat menyerap angkatan kerja yang terus bertambah. Dalam segi ekonomi, kesempatan kerja merupakan peluan yang menunjukkan tersedianya lapangan pekerjaan sehingga semua orang yang bersedia dan sanggup bekerja dalam proses produksi dapat memperoleh pekerjaan sesuai dengan keahlian dan keterampilannya masing-masing.

Kesempatan kerja (demand for labour) adalah suatu keadaan yang menggambarkan/ketersediaan pekerjaan (lapangan kerja untuk diisi oleh pencari kerja). Dengan demikian kesempatan kerja dapat diartikan sebagai permintaan atas tenaga kerja. Rasio penduduk yang bekerja pada tahun 2012 sampai dengan tahun 2015 menunjukkan tren yang konstan dan cenderung menurun di tahun 2015. Rasio penduduk yang bekerja pada tahun 2014 sebesar 0,96, bila dibandingkan tahun 2015 angkanya sebesar 0,95. Hal ini berarti rasio penduduk yang bekerja di tahun 2015 mengalami penurunan sebesar 0,01. Capaian tahun 2014 dan 2015 tidak memenuhi target yang ditetapkan dalam RPJMD Prov. Kalbar 2013-2018, dimana pada tahun 2014 targetnya 1,04 dengan realisasi 0,96 sedangkan untuk tahun 2015 targetnya 1,04 dengan realisasi 0,95.

2.1.3. Aspek Pelayanan Umum 1) Layanan Urusan Wajib.

a. Pendidikan

Beberapa indikator yang dapat mengindikasikan tingkat kemajuan pelayanan umum di bidang pendidikan adalah sebagaimana tabel berikut:

(17)

BAB II Evaluasi Hasil Pelaksanaan RKPD Tahun Lalu dan Capaian Kinerja Penyelenggaraan Pemerintahan | RKPD Prov. Kalbar Tahun 2017 17

Tabel 2.5

Aspek Layanan Umum Fokus Layanan Urusan Wajib Bidang Pendidikan

NO BIDANG URUSAN/INDIKATOR TAHUN

2012 2013 2014 2015

1 2 3 4 5 6

1 Angka partisipasi Sekolah 7-12 th 98.91 99.04 99.13 99.18 2 Angka partisipasi Sekolah 13-15 th 68.64 69.59 70.81 71.79 3 Rasio guru terhadap murid SD/MI 1:16 1:18 1:17 1:18 4 Rasio guru terhadap murid SMP/MTs 1:19 1:17 1:19 1:17

5

Penduduk yg berusia >10 Th melek huruf (Kemampuan membaca dan menulis)

95.46 97.53 97.92 98,05 Sumber: Diknas Prov. Kalbar Januari 2016

Pada tahun 2015 untuk angka partisipasi sekolah SD/MI mencapai 99.18% bila dibandingkan tahun 2014 sebesar 99.13% hal ini berarti mengalami peningkatan sebesar 0,5%, capaian tahun 2014 telah melampui target dan tahun 2015 tidak melampui target yang ditetapkan dalam RPJMD Prov. Kalbar 2013-2018, dimana pada tahun 2014 targetnya 99,2% dengan realisasi 99,13 orang sedangkan untuk tahun 2015 targetnya 99,35 dengan realisasi 99,18.

Sedangkan untuk Angka partisipasi sekolah SMP/MTs tahun 2015 mencapai 71.79% bila dibandingkan tahun 2014 sebesar 70.81% hal ini berarti mengalami peningkatan sebesar 0,98%, capaian tahun 2014 dan 2015 telah melampui target yang ditetapkan dalam RPJMD Prov. Kalbar 2013-2018, dimana pada tahun 2014 targetnya 69% dengan realisasi 70,81% sedangkan untuk tahun 2015 targetnya 71 % dengan realisasi 71,79%.

Angka rasio guru terhadap murid SD bila dibandingkan tahun 2015 sebesar 1:18 bila dibandingkan tahun 2014 sebesar 1:17 hal ini berarti mengalami peningkatan dikarenakan untuk meningkatkan kualitas pendidikan, capaian tahun 2014 dan 2015 telah melampui target yang ditetapkan dalam RPJMD Prov.Kalbar 2013-2018, dimana pada tahun 2014 targetnya 1:16 dengan realisasi 1:17 sedangkan untuk tahun 2015 targetnya 1:16 dengan realisasi 1:18.

Pada tahun 2015 Angka rasio guru terhadap murid SMP mencapai 1:17 bila dibandingkan tahun 2014 mencapai 1:19 hal ini berarti mengalami penurunan sebesar 2:1 capaian tahun 2014 telah melampui targetnya yang ditetapkan RPJMD tahun 2014 dimana targetnya 1:17 dengan realisasi 1:19 sedangkan untuk tahun 2015 telah

(18)

18 BAB II Evaluasi Hasil Pelaksanaan RKPD Tahun Lalu dan Capaian Kinerja Penyelenggaraan Pemerintahan | RKPD Prov. Kalbar Tahun 2017

sesuai targetnya yang ditetapkan RPJMD tahun 2015 dimana targetnya 1:17 dengan realisasi 1:17.

Untuk Penduduk yang berusia > 15 tahun melek huruf (tidak buta aksara) (%) tahun 2014 sebesar 97,92% bila dibandingkan tahun 2013 sebesar 97,53% hal ini berarti mengalami peningkatan sebesar 0,39 capaian tahun 2013 dan 2014 telah melampui target yang ditetapkan dalam RPJMD Prov. Kalbar 2013-2018, dimana pada tahun 2013 targetnya 95,90% dengan realisasi 97,53% sedangkan untuk tahun 2014 targetnya 96% dengan realisasi 97,42%.

Kondisi Angka Partisipasi Sekolah di Kab/Kota di Kalimantan Barat dapat digambarkan pada tabel sebagai berikut :

Tabel 2.6

Angka Partisipasi Sekolah Tahun 2012-2014 Provinsi Kalimantan Barat

No. Kabupaten/Kota 2013 2014 2015

7-12 13-15 16-18 7-12 13-15 16-18 7-12 13-15 16-18

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11

1 Sambas 98.93 72.09 52.40 99.04 73.35 54.82 99,08 74.38 55.20 2 Bengkayang 98.34 70.79 62.98 98.44 72.03 65.88 98,49 73.04 66.28 3 Landak 99.86 75.33 52.73 99.88 76.65 55.16 99,92 77.65 55.55 4 Mempawah 99.76 66.79 43.48 99.79 67.96 45.49 99,83 68.91 45.81 5 Sanggau 98.36 63.85 38.86 98.46 64.96 40.65 98,50 65.87 40.93 6 Ketapang 98.18 66.76 35.49 98.28 67.93 37.12 98,32 68.88 37.38 7 Sintang 99.48 64.59 39.00 99.58 65.72 40.80 99,62 66.64 41.09 8 Kapuas Hulu 99.14 74.88 56.84 99.24 76.19 59.46 99,28 77.25 59.88 9 Sekadau 99.51 62.70 48.61 99.61 63.80 50.85 99,66 64.69 51.20 10 Melawi 98.27 66.95 46.56 98.37 68.12 48.71 98,41 69.07 49.05 11 Kayong Utara 98.25 66.84 60.38 98.49 68.01 63.16 98,53 68.96 63.60 12 Kubu Raya 99.43 76.44 61.26 99.54 77.78 64.08 99,58 78.87 64.53 13 Kota Pontianak 99.27 73.29 75.29 99.38 74.58 78.76 99,42 75.62 79.32 14 Kota Singkawang 99.74 72.96 63.55 99.78 74.24 66.48 99,82 75.28 66.95 Kalbar 99.04 69.59 52.67 99.13 70.81 55.10 99,18 71.79 55.48

Indonesia n.a n.a n.a n.a n.a n.a n.a n.a n.a

Sumber: Diknas Prov. Kalbar Tahun 2016

Angka Partisipasi Sekolah (APS) berdasarkan Kabupaten/Kota pada tahun 2014, untuk usia 7–12 tertinggi di Kabupaten Landak yaitu 99,88%, untuk usia 13-15 tahun tertinggi di Kabupaten Kubu Raya yaitu sebesar 77,78%, sedangkan usia 16-18 tahun tertinggi di Kota Pontianak sebesar 78,76%. Pada tahun 2015 APS tertinggi untuk usia 7-12 terjadi di Kabupaten Landak sebesar 99,92%, untuk usia 13-15 tahun

(19)

BAB II Evaluasi Hasil Pelaksanaan RKPD Tahun Lalu dan Capaian Kinerja Penyelenggaraan Pemerintahan | RKPD Prov. Kalbar Tahun 2017 19

tertinggi di Kabupaten Kubu Raya sebesar 78,87% sedangkan usia 16-18 tertinggi di Kota Pontianak sebesar 79,32%.

Tabel 2.7

Rasio Guru dan Murid Sekolah Dasar di Lingkungan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan di Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2014-2015

No. Kabupaten/Kota

SD Tahun 2014 SD Tahun 2015 Jml

Guru Jml Murid

Rasio Murid /

Guru

Jmh Guru

Jml Murid

Rasio Murid

/ Guru

1 2 3 4 5 6 7 8

1 Sambas 4,423 72,510 16 4,699 72,396 15

2 Bengkayang 2,508 34,484 14 2,430 37,054 15

3 Landak 2,616 52,797 20 3,556 50,779 14

4 Pontianak 1,671 29,417 18 1,932 28,923 15

5 Sanggau 3,401 57,823 17 3,699 56,271 15

6 Ketapang 4,386 65,683 15 3,169 64,594 20

7 Sintang 3,035 60,671 20 3,792 60,270 16

8 Kapuas Hulu 2,675 33,154 12 2,136 32,318 15

9 Sekadau 1,665 27,033 16 1,898 26,575 14

10 Melawi 1,870 28,399 15 2,122 26,885 13

11 Kayong Utara 1,019 15,115 15 985 14,961 15

12 Kubu Raya 3,498 59,507 17 2,753 60,794 22

13 Kota Pontianak 2,580 65,751 25 3,186 67,426 21 14 Kota Singkawang 1,421 26,743 19 1,464 26,475 18 JUMLAH 36,768 629,087 17 37,821 625,721 16 Sumber: Dinas Pendidikan Prov. Kalbar

Pada tahun 2014 rasio murid-guru sekolah dasar sebesar 17, artinya satu orang guru dibebani mengajar murid sebanyak 16 orang. Tahun 2015, rasio tersebut mengalami penurunan menjadi 16 (tabel 2.7). Sedangkan rasio murid-guru SMP pada tahun 2012 sebanyak 19, dan pada tahun 2013 mengalami penurunan mendekati 17 seperti pada tabel 2.8.

Tabel 2.8

Rasio Guru dan Murid SLTP di Lingkungan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan di Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2012-2015

No .

Kabupaten/

Kota

SMP Tahun 2012 SMP Tahun 2013 Jmh

Guru

Jml Murid

Rasio Murid /

Guru

Jmh Guru

Jml Murid

Rasio Murid / Guru

1 2 3 4 5 6 7 8

1 Sambas 1,257 23,842 19 1,601 21,489 13

2 Bengkayang 641 11,462 18 823 10,811 13

(20)

20 BAB II Evaluasi Hasil Pelaksanaan RKPD Tahun Lalu dan Capaian Kinerja Penyelenggaraan Pemerintahan | RKPD Prov. Kalbar Tahun 2017

No

.

Kabupaten/

Kota

SMP Tahun 2012 SMP Tahun 2013 Jmh

Guru

Jml Murid

Rasio Murid /

Guru

Jmh Guru

Jml Murid

Rasio Murid / Guru

1 2 3 4 5 6 7 8

3 Landak 982 19,929 20 956 18,837 20

4 Pontianak 513 7,644 15 511 7,732 15

5 Sanggau 1,016 18,432 18 1,078 17,709 16

6 Ketapang 1,008 29,520 29 1,266 17,975 14

7 Sintang 1,064 16,795 1,220 17,303 14

8 Kapuas Hulu 763 9,414 12 446 9,796 22

9 Sekadau 517 17,653 34 355 8,851 25

10 Melawi 526 8,966 17 754 8,966 12

11 Kayong Utara 290 4,910 17 302 4,403 15

12 Kubu Raya 1,096 26,304 24 858 19,533 23

13 Kota Pontianak 1,595 15,204 10 1,507 28,218 19

14 Kota Singkawang 610 9,705 16 573 9,705 17

JUMLAH 11,878 219,780 19 12,250 201,328 17

Lanjutan …

No .

Kabupaten/

Kota

SMP Tahun 2014 SMP Tahun 2015 Jmh

Guru

Jml Murid

Rasio Murid /

Guru

Jmh

Guru Jml Murid

Rasio Muri

d / Guru

1 2 9 10 11 12 13 14

1 Sambas 1,300 22,618 17 1,487 23,167 16

2 Bengkayang 635 10,902 17 744 11,937 16

3 Landak 688 20,315 30 1,478 21,145 14

4 Pontianak 463 7,907 17 581 8,460 15

5 Sanggau 936 18,060 19 1,369 19,300 14

6 Ketapang 1,119 19,127 17 912 20,005 22

7 Sintang 773 18,272 24 1,221 18,999 16

8 Kapuas Hulu 791 10,577 13 918 11,074 12

9 Sekadau 464 9,059 20 757 9,524 13

10 Melawi 492 9,844 20 709 10,030 14

11 Kayong Utara 330 4,862 15 368 5,128 14

12 Kubu Raya 1,002 19,989 20 728 18,155 25

13 Kota Pontianak 1,200 28,170 23 1,717 28,976 17

14 Kota Singkawang 573 10,182 18 670 10,100 15

JUMLAH 10,766 209,884 19 13,659 216,000 16

Sumber: Diknas Prov. Kalbar, 2016

Rasio murid-guru SLTA pada tahun 2012 sebanyak 18 dan tahun 2013 sebanyak 18 dengan kata lain tetap seperti terlihat pada tabel berikut :

Referensi

Dokumen terkait

Barang siapa dari kalangan mereka yang tidak mau mengikuti kepada Nabi Muhammad SAW dan tidak mau meninggalkan sunnah Nabi Isa serta ajaran injil sesudah Nabi Muhammad SAW datang,

(2007) dan (2009) juga membincangkan kesan orientasi lapisan kekisi perak pada sel suria kepada prestasi antena. Dengan meletakkan arah kekisi tersebut berada dalam keadaan

[r]

Bagi Penyedia Jasa atau Pemilik Kapal yang sedang menjalani pemeriksaan oleh instansi yang terkait, antara lain pihak kepolisian, TNI, Bea Cukai, Perpajakan, atas

Penulisan dan referensi 15 Mahasiswa mampu mengembangkan proposal skripsi yang telah dibuat dengan mempresentasikan proposalnya dalam seminar.. Seminar Proposal Skripsi -

Para calon mahasiswa yang akan mengikuti Program pendidikan Doktor ini, pada tahap awal adalah para lulusan Program 1agister bidang Ilmu Teknologi Informasi*Ilmu &#34;omputer atau

Penetapan pemberian fasilitas, kemudahan dan/atau insentif penanaman modal diberikan berdasarkan kriteria pertimbangan bidang usaha antara lain: kegiatan

[r]