BAB II
DATA & ANALISA
2.1 Sumber Data
Data dan informasi untuk mendukung proyek Tugas Akhir ini diperoleh dari berbagai sumber, antara lain :
2.1.1 Literatur Buku
1. 118 Cara Gampang Menyelamatkan Bumi Sekaligus Menghemat Uang (Andre Moller, Ph.D)
2. 40 Green Tips (gouri mirpuri)
3. SIGNS & SYMBOLS (THE PEPIN PRESS AGILE RABBIT EDIYIONS)
2.1.2 Literatur Artikel 1. http://konservasienergiindonesia.info/ 2. http://bicaraenergi.com 3. http://blog.mizanul.net/2011/12/16/kalau-sudah-selesai-ngecharge-cabut/ 4. http://www.ebtke.esdm.go.id/ 5. http://id.wikipedia.org/
2.1.3 Lembaga yang mendukung
1.EECCHI (Energy Efficiency and Conservation Clearing House Indonesia
2.2 Definisi
2.2.1 Listrik
Menurut definisi dalam Wikipedia disebutkan, Listrik adalah kondisi dari partikel Subatomik tertentu, seperti Elektron dan Proton, yang menyebabkan penarikan dan penolakan gaya di antaranya. Listrik adalah sumber energi yang di salurkan melalui kabel, Arus listrik timbul karena listrik mengalir dari muatan positif ke negatif. bersama dengan Magnetisme, listrik membentuk interaksi Fundamental yang dikenal dengan sebutan Elektromagnetisme. Listrik memungkinkan terjadi nya fenomena fisika yang di kenal luas, seperti petir, medan listrik, dan arus listrik. listrik digunakan dengan luas di dalam aplikasi-aplikasi industri seperti elektronik dan tenaga listrik.
2.2.2 Sifat-sifat listrik
Listrik memberi kenaikan terhadap 4 gaya besar alami, dan sifatnya yang tetap dalam benda yang dapat diukur. Dalam kasus ini, frasa "jumlah listrik" digunakan juga dengan frasa "muatan listrik" dan juga "jumlah muatan". Ada 2 jenis muatan listrik: positif dan negatif. Melalui eksperimen, muatan-sejenis saling menolak dan muatan-lawan jenis saling menarik satu sama lain. Besarnya gaya menarik dan menolak ini ditetapkan oleh hukum Coulomb Beberapa efek dari listrik didiskusikan dalam fenomena listrik dan elektromagnetik.
Satuan unit SI dari muatan listrik adalah Coulomb, yang memiliki singkatan "C". Simbol Q digunakan dalam persamaan untuk mewakili kuantitas listrik atau muatan. Contohnya, "Q=0,5 C" berarti "kuantitas muatan listrik adalah 0,5 coulomb".
Jika listrik mengalir melalui bahan khusus, misalnya dari Wolfram dan Tungsten, cahaya pijar akan dipancarkan oleh Logam itu. Bahan-bahan seperti itu dipakai dalam bola lampu (bulblamp atau Bohlam). Setiap kali listrik mengalir melalui bahan yang mempunyai hambatan maka akan dilepaskan panas. Semakin besar arus listrik, maka panas yang timbul akan berlipat. Sifat ini dipakai pada elemen setrika dan kompor listrik..
2.2.3 Vampire Energi
Berdasarkan data dari EECCHI (Energy Efficiency and Conservation Clearing House Indonesia), angka 200 milyar rupiah yang terbuang sia-sia setiap bulan nya hanya karena ada sepersepuluh orang Indonesia yang melakukan kelalaian membiarkan TV dalam keadaan stand-by saat tidak di nyalakan.
Kondisi stand-by ini tidak hanya terjadi pada TV, tetapi juga pada peralatan elektronik lainnya di rumah seperti AC, kulkas, microwave, charger HP atau komputer. Dalam kondisi stand-by, walaupun sedang tidak digunakan, peralatan-peralatan elektronik, walau dalam jumlah yang rendah, namun masih saja mengkonsumsi listrik. Bahkan, beberapa diantaranya memiliki tingkat konsumsi energi listrik yang tetap tinggi ketika dalam modus stand-by atau pun ketika dimatikan.
Kondisi konsumsi energi saat tidak digunakan ini lazim disebut dengan vampir energy. Sama dengan vampir yang sering kita lihat di berbagai film, vampir energi juga menghisap, menghisap energi listrik dari segala perangkat yang tetap terpasang ke jala-jala listrik di rumah ketika perangkat itu dalam posisi stand-by atau bahkan ketika sudah dimatikan.
Hasil pengamatan, dari berbagai informasi spesifikasi peralatan elektronik, juga mengacu kepada data yang ditampilkan EECCHI pada kalkulator energinya, setiap peralatan elektronik bisa diasumsikan akan mengkonsumsi 1/10 watt dari besaran watt yang dikonsumsi pada saat operasi normal.
Misalnya TV, pada saat dinyalakan mengkonsumsi 200 watt, maka konsumsi saat keadaan stand-by adalah sekitar 20 watt. Dalam satu hari, buat keluarga yang hanya menempati rumah saat malam, TV hanya menyala maksimum 4 jam, 20 jamnya stand-by. Selama satu bulan, konsumsi listrik untuk TV adalah 36 kWh dan
vampir berhasil menghisap 12 kWh, atau Rp. 9,840. Namun bagi keluarga yang
sang Ibu di rumah selalu, bisa jadi TV menyala dari pagi hingga malam menemani bekerja mengurus rumah, kurang lebih 12 jam, maka 12 jam lainnya adalah stand-by. Selama satu bulan, konsumsi listrik untuk TV 72 kWH, dan vampir berhasil
menghisap 7.2 kWh, atau Rp. 5,688.
Lalu komputer. Cukup mengagetkan, walaupun sudah di shut-down, selama kabel listriknya masih terhubung, pada kenyataannya komputer tetap saja masih mengkonsumsi listrik. Perangkat-perangkat yang terhubung dengan komputer, seperti monitor, printer, USB hub, scanner, modem, dan lainnya juga terus mengkonsumsi energi listrik bahkan ketika mereka tidak digunakan.
Catatan dari website http://www.good.is/ memperkirakan, vampir mengisap
sekitar 28 kWh setiap bulannya atau Rp. 22,120 dari sebuah komputer desktop dan
monitornya, dan sekitar 12 kWh atau Rp. 9,840 dari sebuah laptop kecil.
Tak berbeda dengan AC yang tanpa kita sadari juga selalu dalam keadaan stand-by, menunggu informasi ON dari remote control. Justru AC ini malah lebih vampir lagi, karena tidak seperti TV yang terlihat lampu merah stand-by nya menyala, tapi tak ada tanda-tanda posisi stand-by pada AC. Dan jika pada TV, kita masih sering menemukan orang yang memasangkan stop kontak atau mencabut kabelnya saat tidak digunakan, tetapi pada AC jarang orang mencabut kabel AC dari stop kontak nya, lebih membiarkan nya mencolok terus ke stop kontak. Perkiraan nya, untuk AC kapasitas 1 PK, paling tidak 50 watt dikonsumsi terus-menerus dalam keadaan stand-by. Itu artinya, setiap bulan, vampir energi berhasil menghisap 30 kWh atau Rp.
23,700.
Semua bisa dihitung satu persatu. Dan angka yang dihasilkan, seperti pada beberapa contoh perhitungan di atas memang tidaklah terlalu besar, ya jika dilihat secara individual per masing-masing kasus. Namun, jika kita lihat secara keseluruhan, sungguh mengerikan sekali angka yang dihisap sang vampir.
Dari TV saja, perkiraan 40 juta TV di Indonesia, vampir bisa menghisap
hingga 200 milyar rupiah setiap bulannya. Dari komputer, berdasarkan data
majalah Chip, dengan TDL yang diperbaharui, vampir bisa menghisap lebih dari
180 milyar rupiah setiap bulannya. Dari AC, dengan perkiraan penjualan AC
sejumlah 1.8 juta unit saja pada tahun 2011 lalu, vampir bisa menghisap hampir 50
milyar rupiah setiap bulannya.Total 430 milyar rupiah setiap bulan dihisap vampir cuma dari TV, komputer dan AC saja.
Contoh lain adalah Charger HandPhone, Komponen utama dari charger
adalah sebuah transformator (trafo), yang bertugas mengubah tegangan tinggi, 220 volt dari PLN, menjadi tegangan rendah yang diperlukan batere (sekitar 3 – 7 volt). Selain itu juga ada bagian penyearah dan regulator, karena biasanya batere membutuhkan tegangan searah (DC).
Gambar 2.3 cara kerja Transformator.
Bila kita memegang Charger yang sedang men-Charge hp kita, akan terasa panas. Panas itu timbul karena kerja trafo, juga komponen lain, yang tidak 100% efisiensinya. Selain listrik dari PLN yang diteruskan ke batere, ada sebagian kecil energi yang terbuang menjadi panas. Saat tidak digunakan untuk nge-charge, sebenarnya trafo juga masih bekerja, mengubah sebagian listrik PLN menjadi energi panas.
Memang listrik yang terbuang sedikit, tapi hal ini banyak diabaikan. Jika ada jutaan charger yang tetap menancap ke stop kontak saat tidak digunakan, berapa listrik yang terbuang percuma? Tentunya akan sangat besar. Belum lagi jika karena sesuatu hal, terjadi arus pendek di charger. Hal ini tentunya bisa mengakibatkan kebakaran.
2.2.4 Penghematan Energi
Penghematan energi atau konservasi energi adalah tindakan mengurangi jumlah penggunaan energi. Penghematan energi dapat dicapai dengan penggunaan energi secara efisien dimana manfaat yang sama diperoleh dengan menggunakan energi lebih sedikit, ataupun dengan mengurangi konsumsi dan kegiatan yang menggunakan energi. Penghematan energi dapat menyebabkan berkurangnya biaya, serta meningkatnya nilai lingkungan, keamanan negara, keamanan pribadi, serta kenyamanan. Organisasi-organisasi serta perseorangan dapat menghemat biaya dengan melakukan penghematan energi, sedangkan pengguna komersial dan industri dapat meningkatkan efisiensi dan keuntungan dengan melakukan penghemaan energi.
Penghematan energi adalah unsur yang penting dari sebuah kebijakan energi. Penghematan energi menurunkan konsumsi energi dan permintaan energi per kapita, sehingga dapat menutup meningkatnya kebutuhan energi akibat pertumbuhan
populasi. Hal ini mengurangi naiknya biaya energi, dan dapat mengurangi kebutuhan pembangkit energi atau impor energi. Berkurangnya permintaan energi dapat memberikan fleksibilitas dalam memilih metode produksi energi.
Selain itu, dengan mengurangi emisi, penghematan energi merupakan bagian penting dari mencegah atau mengurangi perubahan iklim. Penghematan energi juga memudahkan digantinya sumber tak dapat diperbaharui dengan sumber-sumber yang dapat diperbaharui. Penghematan energi sering merupakan cara paling ekonomis dalam menghadapi kekurangan energi, dan merupakan cara yang lebih ramah lingkungan dibandingkan dengan meningkatkan produksi energi.
2.2.5 Efisiensi Energi di Indonesia
Dengan pertumbuhan ekonomi dan jumlah penduduk yang pesat, Indonesia berkepentingan untuk mengelola dan menggunakan energi se-efektif dan se-efisien mungkin. Menurut data Bank Dunia, pertumbuhan ekonomi Indonesia meningkat dari 5,7% pada tahun 2005 menjadi 5,9% pada tahun 2010, dan diproyeksikan mencapai 6,2% pada tahun 2011. Sementara populasi Indonesia yang kini mencapai 229 juta penduduk diperkirakan akan meningkat menjadi lebih dari 230 juta pada tahun 2011.
Semua pertumbuhan ini tentunya disertai dengan meningkatnya kebutuhan energi akibat bertambahnya jumlah rumah, beragam bangunan komersial serta industri. Jika diasumsikan rata-rata pertumbuhan kebutuhan listrik adalah sebesar 7% per tahun selama kurun waktu 30 tahun, maka konsumsi listrik akan meningkat dengan tajam, contohnya pada sektor rumah tangga, konsumsi akan meningkat dari 21,52 Gwh di tahun 2000 menjadi sekitar 444,53 Gwh pada tahun 2030.
Terdapat empat sektor utama pengguna energi, yaitu sektor rumah tangga, komersial, industri dan transportasi. Saat ini pengguna energi terbesar adalah sektor industri dengan pangsa 44,2%. Konsumsi terbesar berikutnya adalah sektor transportasi dengan pangsa 40,6%, diikuti dengan sektor rumah tangga sebesar 11,4% dan sektor komersial sebesar 3,7%.
Sampai saat ini, sumber energi yang digunakan sebagian besar masih berasal dari fosil, yaitu minyak bumi sebesar 46,9%, batu bara sebanyak 26,4% dan gas alam sebesar 21,9%. Sementara tenaga air (hidro) dan energi terbarukan lainnya hanya sekitar 4,8% dari total sumber daya energi yang termanfaatkan.
Gambar 2.5 Perkembangan Demand VS Supply 1990-2010 http://konservasienergiindonesia.info
2.2.6 Dampak negatif pemborosan energi
• Membengkak nya bayaran bulanan listrik • Meningkatkan pembuangan emisi karbon • Meningkatkan laju pemanasan global • Terjadi nya perubahan iklim
2.3 Sinopsis
2.3.1 Sinopsis I
Memperlihatkan text VAMPIR ENERGI, dan ternyata text itu berasal dari TV yang menyala, lalu kamera zoom out menjauhi TV dan TV pun mati. tetapi setelah TV mati ternyata memancar icon vampir energi dari tempat standby, itu terjadi karena steker TV masih mencolok di stopkontak nya.
Lalu kamera bergerak panning ke kanan, dan ternyata banyak perabotan elektronik yang memancarkan icon VAMPIR ENERGI karena masih menancap nya stop kontak. lalu Zomm out satu rumah, dan bergerak kerumah samping-samping nya banyak yang melakukan hal yang sama, dengan di tandai oleh memancar nya icon-icon tersebut.
Dan zoom out kamera ke atas, ternyata hampir seleuruh rumah membiarkan VAMPIR ENERGI, dan kamera terus zoom out hingga terlihat pulau Indonesia, dan zoom out lagi ke Bumi dengan banyak pemancar di tiap-tiap benua yang memenuhi bumi hingga menjadi merah full.
Bumi pun menjadi titik merah yang ternyata bagian dari tanda tanya "?", VO:lalu apa yang terjadi bila hampir seluruh rumah membiarkan hal tersebut?. dan black sreen, fade in Text "STOP VAMPIR ENERGI".
2.3.2 Sinopsis II
Text 200 MILIAR muncul dan scene selanjut nya memperlihat kan 10 orang icon yang menunjukan 1 dari 10 orang melakukan VAMPIR ENRGI, lalu orang itu berubah menjadi remote TV dan mematikan TV di depan nya. dan muncul lah icon VAMPIR ENERGI dari standby mode TV tersebut, dikarenakan kabel nya tetap mencolok pada sat sudah tidak digunakan. Lalu zoom out ternyata banyak rumah-rumah di sekitar nya pun membiarkan terjadi nya VAMPIR ENERGI tersebut, dengan tiang listrik disamping nya seakan menyedot listrik secara berlebih. Scene selanjut nya memperlihatkan tangan yang mencabut steker dari stop kontak, dan lobang stop kontak menjadi matahari dan muncul rumah dan tiang listrik disamping nya sudah kembali asri lagi, menggambarkan kita telah melakukan kegiatan yang benar, TEXT STOP VAMPIR ENERGI muncul sebagai tagline di akhir.
2.4 Target Audiens
A. Demografi
Umur : 16 - 40 tahun Jenis Kelamin : Lelaki & Wanita
Status Sosial : Remaja sampai usia Produktif B. Geografi
Tempat: Perkotaan
Kelas : Menengah, Menengah Keatas, Atas C. Psikografi
Memiliki ketertutupan sikap terhadap issue Global Warming
2.5 Analisa Kasus
2.5.1 Faktor Pendukung dan Penghambat 2.5.1.1 Faktor Pendukung
1. Masih belum atau kurang ada nya sosialisasi tentang bahaya vampir energi dalam bentuk PSA.
2. Animasi kini banyak diminati masyarakat sehingga membuat PSA dalam bentuk animasi dapat menjadi salah satu daya tarik tersendiri untuk masyarakat Indonesia. 3. Dengan media Animasi, pesan dari PSA dapat di terima dan di cerna lebih mudah
oleh audiens karena di olah secara se-sederhana mungkin.
4. Sejauh penulis mencari data dan fakta, belum di temukan nya PLN mengangkat issue vampir energi ini.
2.5.1.2 Faktor Penghambat
1. Masih banyak nya masyarakat yang belum terbuka dan menganggap remeh issue tentang peghematan energi.
2. Masih kurang nya dukungan dari Pemerintah akan hal penggangkatan issue tentang bahaya nya pemborosan energi.
3. Prilaku konsumtif nya masyarakat Indonesia akan suatu barang elektronik di kehidupan mereka, yang dengan kata lain harus menggunakan energi listrik.