ANALISA TEKNIS DAN EKONOMIS
PRODUKSI KAPAL PENAMPUNG IKAN
DI DAERAH SULAWESI UTARA
Oleh:
M. MARTHEN OKTOUFAN N. N.R.P. 4106 100 074
Dosen Pembimbing:
LATAR BELAKANG
• Potensi lestari sumber daya ikan Indonesia 6,4 juta ton/tahun dan merupakan penghasil devisa negara.
• Pengembangan sektor kelautan dan perikanan di Kota
Bitung terfokus pada perikanan tangkap, budidaya perairan, dan pengolahan hasil perikanan.
• Produksi perikanan tangkap laut provinsi Sulawesi Utara dari tahun 2005 sampai tahun 2010 1.213.692 ton
(Statistik Perikanan BPS)
• Potensi kelestarian sumber daya ikan kota bitung mencapai
1.884.900 ton/tahun dan jumlah tangkapan yang diperbolehkan (JTB) sebanyak 1.491.000 ton/tahun. • Potensi perikanan di Kota Bitung belum dikelola secara
RUMUSAN MASALAH DAN
TUJUAN PENELITIAN
RUMUSAN MASALAH
• Bagaimana pembangunan kapal penampung ikan dan kelayakan investasinya?
• Bagaimana pembangunan industri kapal penampung ikan dan investasi dari pembangunan fish carrier ini?
TUJUAN PENELITIAN
• Mengembangkan desain kapal penampung ikan yang berfungsi sebagai carrier yang mampu mengangkut ikan dari fishing ground ke pelabuhan.
• Melakukan analisa teknis pembangunan industri kapal penampung ikan dan analisa ekonomi kapal penampung ikan dari segi
BATASAN MASALAH
• Data yang digunakan di Kota Bitung tahun 2006- 2010
• Analisa teknis dibatasi hanya sampai penentuan GT, ukuran, karakteristik kapal
• Kapal penampung ikan dengan type dan ukuran yang sama bisa dianggap sesuai dengan kondisi perairan dimana kapal tersebut beroperasi.
• Analisis ekonomi meliputi perhitungan biaya investasi, biaya operasional dan break even point (BEP)
• Dalam tugas akhir ini, tidak dibahas budaya nelayan yang ada di Sulawesi Utara
ASUMSI-ASUMSI
• Besarnya bunga tahunan ditentukan
berdasarkan B.I rate pada tahun 2012 dengan asumsi tidak terjadi fluktuasi. Besarnya bunga ini terkait dengan analisis ekonomis kapal. Pembiayaan investasi kapal diasumsikan menggunakan dana pinjaman sebesar 70% dari total biaya. Sehingga muncul capital repayment setiap tahun yang terdiri dari pokok hutang serta bunganya sesuai dengan bunga tahunan yang ditetapkan dalam parameter optimasi desain. Besarnya bunga tahunan ditentukan sebesar 10%.
• Besarnya biaya yang ditentukan sebesar 3%. Besarnya biaya ini terkait dengan biaya bahan bakar mesin induk, bahan bakar mesin bantu dan minyak pelumas.
• Penentuan harga beli ikan dari nelayan diasumsikan sebesar Rp. 40.500-/kg dan harga jual ikan ke perusahaan ikan atau tempat pelelangan ikan sebesar Rp. 42.500-/kg.
• Besar kenaikan tingkat produksi ikan diasumsikan sebesar 11%, sedangkan produksi ikan 30.000 ton.
• Untuk biaya tambat, biaya labuh dan biaya tunda diasumsikan sebesar 4% dari biaya di pelabuhan Bitung.
• Besarnya nilai tukar rupiah ditentukan berdasarkan nilai tukar saat ini dengan asumsi terjadi fluktuasi namun tidak signifikan. Nilai ini hanya sebagai faktor konversi mengingat mayoritas bentuk biaya dalam analisa ekonomi dihitung dalam mata uang dollar. Nilai tukar rupiah terhadap dollar diasumsikan sebesar Rp. 9.825,00.
• Harga baja, permesinan dan hull outfitting didapat dari regresi kurva yang diberikan dalam buku Practical Ship Design
• Untuk di fishing ground, diasumsikan terdapat 10 titik fishing ground.
• Ikan yang ditampung diasumsikan ikan cakalang dan ikan tuna.
• Biaya-biaya yang terjadi dihitung dengan pendekatan / asumsi dari proses kerja sejenis yang pernah terjadi.
ASUMSI-ASUMSI
• Jumlah tenaga kerja sama untuk satu periode (1 tahun) dan tidak ada jam lembur. • Satu hari kerja dengan 8 jam efektif dan ada 5 hari kerja dalam seminggu.
• Waktu/durasi untuk proses fitting dan material handling, diasumsikan sebesar 30% dari waktu kerja efektif masing-masing pekerjaaan dalam setiap 1 jam kerja normal.
• Peralatan dan fasilitas yang dibutuhkan dan digunakan selalu tersedia. • Tenaga kerja bekerja secara normal dan memiliki skill yang dianggap sama. • Reparasi Kapal dengan Bobot 100 - 200 GT
• Bangunan Baru dengan Bobot 100 - 200 GT
• Total tenaga langsung 100 orang, dalam 1 tahun diasumsikan 300 hari kerja, dan 1 hari kerja selama 8 jam.
• Terdapat 6 orang tenaga kerja tidak langsung.
• Diasumsikan jumlah pelat yang dipesan per bulan sebesar ¼ GT. Estimasi kebutuhan profil 10% dari berat total dan biaya pembelian electrode sebesar 25% dari total kebutuhan pelat. Kebutuhan LPG diasumsikan 5000 kg/ bulan
METODOLOGI
PENELITIAN
PENGUMPULAN DAN
PENGOLAHAN DATA
GAMBARAN UMUM (1)
• Jumlah produksi ikan di Kota Bitung
2007 2008 2009 Meningkat 2,48% Meningkat9,94% Rata-Rata Peningkatan: 6,21% per tahun IKAN TUNA 2007 2008 2009 Meningkat 10,20% Menurun21,65% IKAN LAYANG IKAN CAKALANG Meningkat 6,35% per tahun
GAMBARAN UMUM (2)
Jumlah Kapal Domisili berdasarkan Tonase Kapal di PPS Bitung
PENENTUAN KAPASITAS
KAPAL PENAMPUNG IKAN
• Rute Pelayaran Kapal Penampung Ikan pada titik 1
• Satu trip perjalanan 5 hari
• Perkiraan penampungan 1 minggu sekali 1,5 kali dalam 1
bulan
• Bukan musim tangkap ikan 180 hari
TAHUN
PRODUKSI PERIKANAN LAUT SULAWESI UTARA DAN SEBELAH
UTARA PULAU HALMAHERA
2006 160.43 2007 175.33 2008 179.90 2009 198.25 2010 214.27 JUMLAH 928.182 RATA-RATA 185.636
Sumber: Kelautan dan Perikanan Dalam Angka, 2011
UKURAN UTAMA AWAL KAPAL
LINES PLAN
PENENTUAN JUMLAH RUANG MUAT
• Penentuan jumlah ruang muat menggunakan floodable
ANALISA LOKASI
Pulau Lembeh, Kotamadya Bitung Kondisi Geografis
HASIL DARI ANALISA EKONOMI
BEP pembuatan kapal dicapai pada tahun ke – 6 yaitu pada tahun 2018
BEP Galangan dicapai pada tahun ke – 6,
Biaya produksi kapal senilai Rp1.958.334.000
Sebuah rencana investasi dikatakan layak dan dapat
diterima jika NPV bernilai positif, jika NPV bernilai positif akan menghasilkan tingkat keuntungan yang lebih tinggi. Dalam hal ini, NPV berharga positif.
Jika hasil perhitungan IRR lebih besar dari discount rate, maka dapat dikatakan investasi layak dilakukan. Pada perhitungan, didapatkan IRR lebih besar dai Min Attrac. Rate of Return
KESIMPULAN DAN
SARAN
KESIMPULAN
• Hasil rancangan kapal yang ekonomis dengan ukuran-ukuran utama sebagai berikut :
GT = 206,4 ton Lwl = 36,75 m Lbp = 35,34 m B = 7,51 m H = 3,80 m T = 3,275 m
Untuk membangun kapal dengan ukuran tersebut maka
diperlukan biaya produksi sebesar Rp 1.958.334.000 dan BEP kapal tercapai pada tahun ke-7 yaitu pada tahun 2019 sebesar
KESIMPULAN (2)
• Lokasi industri yang dipilih adalah daerah pasir panjang, pulau lembeh, Kotamadya Bitung dengan luas area ±5 Ha dan
kedalaman perairan 10 m dengan jarak dari pantai 100 m. Dengan total investasi sebesar Rp 56.807.081.000 dan BEP pada tahun ke-11 dengan nilai sebesar Rp125.062.302. serta NPV dan IRR memenuhi kriteria yang ditentukan.
SARAN
• Perancangan detail konstruksi badan kapal dan rumah geladak meliputi jenis konstruksi, bahan konstruksi dan gambar konstruksi
• Perhitungan biaya produksi secara detail meliputi biaya pembangunan kapal secara akurat dengan adanya detail konstruksi kapal dan rencana produksi.
• Perhitungan berat konstruksi badan kapal dengan metode post per post sehingga didapat berat konstruksi yang
mendekati sesungguhnya. Dengan perhitungan berat kapal yang akurat ini maka akan dihasilkan rancangan yang lebih sempurna.
• Perhitungan batimetri yang detail dan perencanaan layout yang sesuai dengan perairan sekitar.