• Tidak ada hasil yang ditemukan

STRATEGI PEMBELAJARAN MATEMATIKA. Metode Pembelajaran Matematika. Dosen Pembimbing: Dra. MM Endang Susetyawati, M.Pd

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "STRATEGI PEMBELAJARAN MATEMATIKA. Metode Pembelajaran Matematika. Dosen Pembimbing: Dra. MM Endang Susetyawati, M.Pd"

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

i

STRATEGI PEMBELAJARAN MATEMATIKA

“Metode Pembelajaran Matematika”

Dosen Pembimbing: Dra. MM Endang Susetyawati, M.Pd

Disusun Oleh : Nikmahtun Tri Harsiwi 14144100141

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS PGRI YOGYAKARTA 2014/2015

(2)

ii

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan limpahan Rahmat-Nya sehingga penulis diizinkan untuk menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu.

Berikut ini penulis mempersembahkan sebuah makalah dengan judul

“Metode Pembelajaran Matematika”.

Makalah ini dibuat dengan berbagai pengumpulan data dalam jangka waktu tertentu sehingga menghasilkan karya yang dapat dipertanggungjawabkan hasilnya. Dengan terselesainya makalah Strategi Pembelajaran Matematika ini, penulis mengucapkan terimakasih kepada:

1. Ibu Dra. M.M Endang Susetyawati, M.Pd selaku dosen pengampu mata kuliah Strategi Pembelajaran Matematika yang senantiasa membimbing dan memberi arahan.

2. Orang tua saya yang senantiasa memberi dukungan moral maupun materi.

3. Teman-teman yang telah memberi masukan dalam penyusunan makalah ini.

Penulis menyadari bahwa masih sangat banyak kekurangan yang mendasar pada karya tulis ilmiah ini. Oleh karena itu, penulis mengundang pembaca untuk memberikan kritik dan saran yang bersifat membangun untuk kemajuan ilmu pengetahuan ini.

Yogyakarta, Oktober 2015

Penulis

(3)

iii DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ... Error! Bookmark not defined.

DAFTAR ISI ... i

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Tinjauan Makalah... 1

B. Rumusan Masalah ... 1

C. Metode Penulisan ... 1

BAB II PEMBAHASAN ... 2

A. Pengertian Metode ... 2

B. Kedudukan Metode dalam Pembelajaran... 2

C. Macam-macam Metode Pembelajaran ... 3

BAB III KESIMPULAN ... 15

GLOSARIUM ... 16

DAFTAR PUSTAKA ... 17

(4)

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Tinjauan Makalah

Selama ini mata pelajaran matematika dianggap sebagai hal yang kurang disukai pembelajar(siswa). Banyak alasan yang melatar belakangi hal tersebut. Ada yang berpendapat dari segi materi yang memang sukar dan dari segi sumber belajar(guru) yang kurang maksimal dalam proses belajar mengajar. Sehingga tujuan pembelajaran matematika belum tercapai secara maksimal.

Pencapaian tujuan pembelajaran tentunya tidak terlepas dari peran sumber belajar. Interaksi yang dibangun sumber belajar dengan pembelajaran sangat mempengaruhi proses pembelajaran. Sumber belajar sebagai salah satu kunci tingkat keberhasilan pembelajar.

Memperhatikan hal tersebut, seorang sumber belajar pada saat melakukan pembelajaran diharap mampu untuk mencapai tujuan pembelajaran yang optimal. Tentunya dalam hal tersebut sumber belajar harus bisa menyesuaikan dengan keadaan pembelajar. Untuk mencapai tujuan belajar diatas, sumber belajar harus menggunakan metode pembelajaran yang tepat. Penggunaan metode mengajar yang tidak tepat oleh sumber belajar akan berdampak pada kurang optimalnya hasil belajar yang dicapai siswa. Tepat kiranya setiap calon guru matematika mengenal dan memavami berbagai metode mengajar yang dapat diimplementasikan dalam pembelajaran matematika yang dikelolanya. Oleh karena itu, penulis memilih judul makalah “Metode Pembelajaran Matematika”, B. Rumusan Masalah

1. Apa pengertian dari metode?

2. Bagaimana kedudukan metode dalam pembelajaran?

3. Apa sajakah metode-metode pembelajaran?

C. Metode Penulisan

Penulisan makalah ini menggunakan metode studi literatur dan diskusi.

(5)

2 BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Metode

Dari segi bahasa metode berasal dari dua kata yaitu „meta‟dan

„hodos‟. Meta berarti „melalui‟ dan hodos berarti „jalan‟. Dengan demikian metode bias berarti cara atau jalan yang harus ditempuh untuk mencapai tujuan tertentu.

Metode pembelajaran berarti suatu prosedur, urutan langkah- langkah dan cara yang digunakan guru dalam pencapaian tujuan pembelajaran. Dapat dikatakan bahwa metode pembelajaran merupakan jabaran dari pendekatan. Satu pendekatan dapat dijabarkan kedalam berbagai metode pembelajaran. Dapat pula dikatakan bahwa metode adalah prosedur pembelajaran yang difokuskan ke pencapaian tujuan.

B. Kedudukan Metode dalam Pembelajaran

Metode dalam pembelajaran tidak hanya berfungsi sebagai cara untuk menyampaikan materi saja, sebab sumber belajar dalam kegiatan pembelajaran mempunyai tugas cakupan yang luas yaitu disamping sebagai penyampai informasi juga mempunyai tugas untuk mengelola kegiatan pembelajaran sehingga pembelajaran dapat belajar untuk mencapai tujuan belajar secara tepat. Jadi, metode pembelajaran dapat diartikan sebagai cara yang digunakan untuk mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam bentuk kegiatan nyata dan praktis untuk mencapai tujuan pembelajaran.

Kedudukan metode dalam pembelajaran mempunyai ruang lingkup sebagai cara dalam:

1. Pemberian dorongan, yaitu cara yang digunakan sumber belajar dalam rangka memberikan dorongan kepada pembelajar untuk terus mau belajar.

(6)

3

2. Pengungkap tumbuhnya minat belajar, yaitu cara dalam menumbuhkan rangsangan untuk tumbuhnya minat belajar pembelajar yang didasarkan pada kebutuhannya.

3. Penyampaian bahan belajar, yaitu cara yang digunakan sumber belajar dalam menyampaikan bahan dalam kegiatan pembelajaran.

4. Pencipta iklim belajar yang kondusif, yaitu cara untuk menciptakan suasana belajar yang menyenangkan bagi pembelajar untuk belajar.

5. Tenaga untuk melahirkan kreativitas, yaitu cara untuk menumbuhkan kreativitas pembelajar sesuai dengan potensi yang dimilikinya.

6. Pendorong untuk penilaian diri dalam proses dan hasil belajar, yaitu cara untuk mengetahui keberhasilan pembelajaran.

7. Pendorong dalam melengkapi kelemahan hasil belajar, cara untuk untuk mencari pemecahan masalah yang dihadapi dalam kegiatan pembelajaran

C. Macam-macam Metode Pembelajaran

Kegiatan pembelajaran tidak dapat lepas dari interaksi antara sumber belajar dengan pembelajar, sehingga untuk melaksanakan interaksi tersebut diperlukan berbagai cara dalam pelaksanaannya. Interaksi dalam pembelajaran tersebut dapat diciptakan interaksi satu arah, dua arah atau banyak arah.

Untuk masing-masing jenis interaksi tersebut maka jelas diperlukan berbagai metode yang tepat sehingga tujuan akhir dari pembelajaran tersebut dapat tercapai.

Terdapat beberapa metode pembelajaran yang dapat digunakan untuk mengimplementasikan strategi pembelajaran, diantaranya:

1. Metode Ceramah

Ceramah merupakan suatu cara penyampaian informasi dengan lisan dari seorang kepala sejumlah pendengar di suatu ruangan.

Kegiatan berpusat pada penceramah dan komunikasi yang terjadi searah dari pembicaraan kepada pendengar. Metode ceramah

(7)

4

merupakan metode mengajar yang paling mudah dilaksanakan. Kalau bahan pelajaran dikuasai dan sudah ditentukan urutan penyampaiannya, guru tinggal menyajikan di depan kelas.

Gambaran pembelajaran matematika dengan pendekatan ceramah adalah guru mendominasi kegiatan belajar mengajar, definisi dan rumus diberikan, penurunan rumus atau pembuktian dalil dilakukan sendiri oleh guru, siswa diberitahui apa yang harus dikerjakan dan bagaimana menyimpulkan, contoh-contoh soal diberikan dan dikerjakan oleh guru, langkah-langkah guru diikuti dengan teliti oleh siswa, siswa meniru cara kerja guru.

Kekuatan metode ceramah:

1) Dapat menampung kelas besar, setiap siswa mempunyai kesempatan yang sama untuk mendengarkan, dan biayanya menjadi relatif lebih murah.

2) Konsep yang disajikan secara hirarkis akan memberikan fasilitas belajar pada siswa.

3) Guru dapat memberi tekanan terhadap hal-hal yang penting, hingga waktu energi dapat digunakan sebaik mungkin.

4) Isi silabus dapat diselesaikan dengan lebih mudah, karena guru tidak harus menyesuaikan dengan kecepatan belajar siswa.

5) Kekurangan atau tidaknya buku pelajaran dan alat bantu pelajaran tidak menghambat pelaksanaan pelajaran dengan ceramah.

Kelemahan metode ceramah:

1) Pelajaran berjalan membosankan, siswa pasif, hanya aktif membuat catatan.

2) Kepadatan konsep-konsep yang diberikan dapat berakibat siswa tidak mampu menguasai bahan.

3) Pengetahuan lebih cepat terlupakan.

4) Belajar menjadi belajar menghafal (rote learning) yang tidak mengakibatkan timbulnya pengertian.

(8)

5

Matematika merupakan ilmu yang memerlukan prasyarat untuk dapat dimengerti. Untuk mengajarkan matematika dengan metode ceramah perlu diperhatikan:

1) Bertujuan untuk memberikan informasi.

2) Materi yang disajikan belum ada dalam sumber-sumber lain.

3) Materi sajian telah disesuaikan dengan kemampuan kelompok uang akan menerimanya.

4) Materinya menarik atau dibuat menarik.

5) Setelah ceramah selesai diberikan pengendapan agar lebih lama dapat diingat.

Metode ceramah tidak dilakukan, jika:

1) Tujuannya agar siswa kreatif, terampil atau menyangkut aspek kognitif yang lebih tinggi.

2) Diperlukan ingatan yang tahan lama.

3) Diperlukan partisipasi aktif dari siswa untuk mencapai tujuan.

4) Kemampuan kelas rendah.

2. Metode Ekspositori

Metode ini sama dengan metode ceramah dalam hal terpusatnya kegiatan pada guru sebagai pemberi informasi. Disini guru berbicara pada awal pelajaran, menerangkan materi dan contoh soal, pada waktu yang diperlukan saja. Pada metode ini siswa belajar lebih aktif dari pada metode ceramah.

Metode ekspositori merupakan cara mengajar yang paling efektif dan efisien, tetapi metode ekspositori bukan satu-satunya metode mengajar yang baik. Tiap metode kalau digunakan dengan tepat akan menjadi metode yang baik.

3. Metode Demonstrasi

Metode demonstrasi sejenis dengan metode ceramah dan ekspositori. Tetapi pada metode demonstrasi aktivitas siswa lebih banyak lagi, dengan demikian dominasi guru lebih banyak berkurang.

Ciri khas metode ini terlihat dari adanya penonjolan mengenai suatu

(9)

6

kemampuan (guru maupun siswa), misalnya kemampuan guru membuktikan dalil, menurunkan rumus, atau memecahkan soal cerita.

Sedangkan yang berhubungan dengan alat, misalnya pemakaian sepasang segitiga untuk menggambarkan dua garis sejajar atau saling tegak lurus, penggunaan daftar atau kalkulator untuk perhitungan merupakan kemampuan siswa.

Setelah kegiatan demonstrasi (yang dilakukan guru atau siswa) selesai, dilanjutkan dengan diskusi yang dapat berupa kritik, komentar, saran, atau penjelasan yang berhubungan dengan demonstrasi yang dilakukan. Diskusi ini penting terutama jika demonstrasi dilakukan oleh siswa.

4. Metode Drill dan Latihan

Metode drill dan latihan dimaksudkan agar siswa cepat dan cermat menyelesaikan soal. Metode ini berhubungan dengan kemampuan untuk cepat ingat dan kegiatan-kegiatan yang bersifat lisan yang memerlukan hafalan. Kemampuan mengenai fakta-fakta dasar berhitung, rumus, definisi, sifat, serta aplikasi-aplikasinya dan hal-hal yang tidak memerlukan prosedur pengerjaan bergantung pada ingatan. Cepat mengingat, kemampuan mengingat kembali dan kegiatan-kegiatan lain yang bersifat lisan merupakan hal yang perlu

“hafal”.

Kemampuan yang diperlukan untuk menyelesaikan soal dengan cepat dan cermat tidak dapat diperoleh dengan metode drill. Kecauli hafal fakta-fakta dasar berhitung, diperlukan pula hafal dan terampil menggunakan algoritma berhitung, dan jika dilakukan tanpa kesalahan akan menghasilkan jawaban yang benar untuk sebuah soal.

Dalam matematika terdapat banyak prosedur pengerjaan yang pasti dan tetap seperti algoritma berhitung.misalnya dalam aljabar untuk menentukan hasil kali dan hasil pemangkatan . Dalam geometri misalnya,

(10)

7

melukis garis-garis istimewa dalam segitiga ditentukan oleh tiga buah unsur.

Hafal algoritma dan prosedur matematika serta cepat dengan cermat menggunakannya merupakan tujuan dari metode latihan dalam pengajaran matematika, sedangkan tujuan daari metode drill adlaah agar siswa hafal dan cepat dalam fakta-fakta matematika.

Metode latihan diperlukan agar siswa terampil menyelesaikan soal-soal yang pengertian dan prosedur penyelesaiannya sudah dipahami. Metode latihan secara tertulis dapat diberikan di kelas atau sebagai tugas pekerjaan rumah, dan diberikan secara teratur. Soal-soal latihan untuk di rumah hendaknya mudah, sehingga tidak menimbulkan keengganan siswa untuk mengerjakannya.

5. Tanya Jawab

Suatu pengajaran disajikan melalui tanya jawab jika bahan pelajaran disajikan melalui tanya jawab. Dengan menggunakan metode ini siswa menjadi aktif dari pada belajr-mengajar dengan menggunakan ekspositori. Sebab, pertanyaan-pertanyaan diberikan, sebagai pengarahan diperlukan pula cara informatif. Bahan yang diajarkan masih terbatas pada hal-hal yang dintanyakan oleh guru.

Inisiatif dimulai dari guru. Sesudah pengarahan, dimulailaj dengan pengajuan pertanyaan. Pertanyaan jangan terlalu sulit, karena akan membut kelas diam. Agar siswa mengikuti kegiatan pembelajaran dengan metode tanya jawab, hendaknya guru berlaku sebagai berikut:

1) Menghargai jawaban, pertanyaan, keluhan, atau tindakan siswa bagaimanapun jelek mutunya.

2) Menerima jawaban siswa, kemudian memeriksa dengan pertanyaan.

3) Merangsang siswa untuk aktif berpartisipasi dalam kegiatan pembelajaran.

4) Mengajukan pertanyaan kepada sasaran yang sesuai dengan keperluan.

(11)

8

5) Bertindak atau bersikap seolah-olah belum tahu atau membuat kekeliruan yang disengaja.

6) Mengajukan pertanyaan yang tinggi tarafnya.

7) Mengajukan pertanyaan yang tinggi tarafnya. Bandingkan

“benarkah ini?”, “Apakah jawaban ini benar?”, “Mengapa jawabnanya demikian?”, “Bagaimana cara kau peroleh jawabn itu?”. Pertanyaan yang jawabnnya hanya “ya atau tidak”, “benar atau salah” digolongkan dalam pertanyaan yang kurang bermutu.

8) Pertanyaan dengan kata-kata “Mengapa”, “Bagaimana”,

“darimana”, “Bilamana” akan menghasilkan jawaban-jawab yang lebih bermutu. Siswa harus memberi alasan, penjelasan, keterangan dan pendapatnya. Dengan demikian siswa tidak dapat asal menjawab atau hanya menyebutkan fakta saja sebagai hasil ingatan (hafalan, recall).

Metode ini dapat digunakan untuk menghubungkan topik-topik pembelajaran yang lampau dengan yang baru. Langkah ini dapat digunakan untuk meyakinkan apakah siswa sudah siap menerima materi baru atau belum. Pertanyaan yang dapat juga digunkan untuk memperkecil kelalaian siswa dan mengembalikan perhatian siswa pada proses belajar dan pembelajaran yang sedang berlangsung.

Pertanyaan yang diajukan pada akhir pelajaran dapat memebantu menentukan sejauh mana siswa telah mengerti pengetahuan yang diberikan.

6. Metode Penemuan

Kata penemuan sebgai metode mengajar merupakan penemuan yang dilakukan siswa dalam belajarnya. Siswa menemukan sendiri sesuatu hal yang baru, bukan berarti baru bagi dirinya saja karena hal itu sudah dikenal oleh orang lain.

Cara belajar dengan menemukan (discovery learning) ini tidak merupakan cara belajar yang baru. Cara belajar melalui penemuan

(12)

9

sudah digunakan puluhan abad yang lalu dan Socrates dianggap orang sebagai pemula yang menggunakannya.

Pembelajaran dengan metode penemuan mengharapkan agar siswa benar-benar aktif belajar menemukan sendiri bahan yang dipelajarinya. Utnuk mengajarkan sifat komutatif perkalian dengan penemuan, dapat dilakukan dengan memberikan sejumlah soal perkalian, misalnya sebagai berikut:

...

3 4

...

5 4

....

. 2 6

...

4 3

...

7 1

...

6 2

....

. 1 7

...

4 5

Kemudian siswa diminta untuk mencari hasil-hasil yang sama, atau membuat kesimpulan dari hasil pengerjaannya.

Hal baru bagi siswa yang diharapkan dapat ditemukannya itu dapat berupa konsep, teorema, rumus, pola, aturan, dugaan, perkiraan, coba-coba, atau usaha lain dengan menggunakan pengetahuan yang dimilikinya melalui cara induksi, deduksi, observasi, ekstrapolasi.

Pembelajaran dengan metode ini tidak dapat direncanakan, karena sangat tergantung kemampuan siswa, dan bahan yang akan disajikan.

Pembelajaran dengan metode ini harus memperhatikan:

1) Aktivitas siswa untuk belajar sendiri sangat berpengaruh 2) Hasil (bentuk) akhir ditemukan sendiri oleh siswa

3) Prasyarat-prasyarat yang diperlukan sudah dimiliki siswa.

4) Guru haya bertindak sebgaia pengarah dan pembimbing saja, bukan pemberitahu.

Pelaksanaan metode ini dapat dilakukan dengan dialog tanya jawab atau dengan menggunakan lembaran kerja. Pembahasan materi dapat dengan pendekatan induktif, deduktif atau keduanya. Metode ini mempunyai kelebihan antara lain :

1) Siswa aktif, karena siswa berpikir dan menggunakan kemampuan untuk menemukan hasil akhir.

(13)

10

2) Siswa menjadi paham benar, sebab mengalami sendiri proses menemukannya. Sesuatu yang diperoleh dengan cara ini lebih diingat.

3) Menemukan sendiri menmbulkan kepuasan. Kepuasan intrinsic ini mendorong ingin melakukan penemuan lagi hingga minat belajarnya meningkat.

4) Siswa yang memperoleh pengetahuan dengan metode penemuan akan lebih mampu mentransfer pengetahuannya keberbagai konteks.

5) Melatih siswa untuk lebih banyak belajar sendiri.

6) Menurut J. Bruner metode ini mampu mengembangan kemampuan siswa dalam mengorganisasikan segala sumber untuk menyelesaikan problem, menjadi lebih peka terhadap problem solving yang dihadapinya dan motivasinya meningkat karena terlibat dalam proses penemuan.

7) Davis mengatakan metode ini akan menjadikan siswa memiliki persamaan terhadap sejarah matematika, mengerti bahwa matematika itu ditemukan, siswa dapat menilai kemampuannya untuk menemukan dan mengabtraksi.

Sedangkan kelemahan metode ini adalah:

1) Banyak menyita waktu juga tidak menjamin siswa tetap bersemangat menemukan. Tidak setiap guru mempunyai kemampuan menggunakannya.

2) Tidak semua anak mampu melakukannya. Jika bimbingan guru kurang tepat akan merusak struktur pengetahauannya, karena tidak sesuai dengan kesiapan intelektual siswa. Juga jika terlalu banyak bimbingan akan mematikan insisatifnya.

3) Tidak dapat digunakan untuk setiap topik.

4) Guru akan repot dengan kelas besar dalam pelaksanaan metode ini.

7. Metode Pemecahan Masalah

(14)

11

Pemecahan masalah merupakan tipe belajar aktif yang tingkatnya paling tinggi dan kompleks dibanding tipe belajar yang lain. Pemecahan masalah dalam matematika dipandang sebagai dasar aktivitas matematika. Matematika kelihatannya tidak dapat dipahami jika tanpa masalah (Cooney, 1975: P.244). Masalah dalam matematika adalah suatu persoalan yang mana siswa sendiri dapat menyelesaikan tanpa menggunakan cara atau algoritma yang rutin (Russeffendi, 1977: P.216). Suatu persoalan menjadi masalah atau memberikan tantangan yang sapat dipecahkan dengan prosedur rutin yang diketahui siswa (Cooney, 1975 : P.242). Menurut Russeffendi suatu persoalan menjadi masalah, jika :

1) Siswa tidak mengenal persoalan itu,

2) Siswa menganggap persoalan itu jadi masalah karena siswa belum memiliki prosedur atau algoritma tertentu untuk menyelesaikannya.

3) Siswa harus mampu menyelesaikannya, baik kesiapan mentalnya maupun pengetahuan siapnya. Terlepas ia sampai atau tidak pada jawabannya.

4) Siswa punya niat untuk menyelesaikan.

Karena suatu persoalan belum tentu menjadi masalah bagi seorang siswa maka guru harus menyeleksi dan membuat soal yang merupakan pemecahan masalah. Pentingnya pemecahan masalah dalam pembelajaran disebabkan oleh:

1) Pemecahan masalah membuat siswa berpikir lebih analitis dalam membuat keputusan.

2) Pemecahan masalah dapat menimbulkan jawaban yang asli, khas, beranekaragam dan dapat menambah pengetahuan baru.

3) Pemecahan masalah dapat meningkatkan aplikasi atau penerapan dari ilmu yang diperolehnya.

4) Pemecahan masalah dapat merangsang siswa menggunakan segala kemampuannya.

(15)

12

5) Pemecahan masalah dapat menimbulkan sikap ingin tahu dan motivasi kreatif.

8. Metode Inkuiri

Metode inkuiri adalah proses menyelidiki dan memeriksa suatu situasi dengan maksud mencari informasi dan kebenaran. Metode ini adalah keadaan khusus dari pemecahan masalah dan merupakan cara belajar aktif dan mencakup proses ketrampilan. Karena proses inkuiri adalah suatu teknik khusus untuk mengembangkan pengetahuan melalui penelitian.

Metode inkuiri adalah metode belajar dengan inisiatif sendiri yang dapat dilaksanakan secara individu atau dalam kelompok. Situai inkuiri idela dalam kelas matematika terjadi jika siswa-siswa merumuskan prinsip matematika baru melalui bekerja sendiri atau dalam kelompok kecil dengan pengarahan minimal dari guru. Tujuan penggunaan metode ini adalah agar siswa belajar metode ilmiah dan dapat menerapkan kedalam suasana lain.

Dalam metode ini guru selain berperan sebagai pengarah dan pembimbing, juga sebagai sumber informasi data yang diperlukan.

Siswa masih harus mengumpulkan informasi tambahan, membuat hipotesis dan mengetesnya. Jadi, peran utama guru dalam hal ini adalah sebagai moderator. Metode ini terdiri dari empat tahap, yaitu:

1) Merangsang siswa dengan pertanyaan, pernyataan, permaianan, teka-teki dan sebagainya.

2) Sebagai respon atas rangsangan yang diterima, siswa menentukan prosedur mencari dan mengumpulkan informasi atau data yang diperlukannya untuk memecahkan masalah.

3) Menghayati pengetahuan yang diperoleh dengan inkuiri yang baru dilaksanakan.\Menganalisis metode inkuiri dan prosedur yang ditemukan untuk dijadikan metode umum yang dapat diaplikasikannya ke situasi lain.

(16)

13

Metode inkuiri merupakan metode mengajar yang paling mirip dengan metode penemuan, perbedaannya adalah:

Metode Penemuan Metode Inkuiri Dengan ekspositori dalam

kelompok kecil di

laboratorium, bengkel atau kelas.

Dengan ekspositori dalam kelompok dan individual.

Hasil akhir merupakan sesuatu yang baru bagi dirinya, tetapi sudah diketahui guru.

Hasil akhir baru dari siswa dan juga belum diketahui guru.

Guru sebagai pengarah dan pembimbing.

Guru sebagai pengarah, pembimbing dan sumber informasi data.

Siswa diharapkan dapat menemukan sesuatu, hasilnya nomor dua.

Siswa membuat hipotesis dan mengujinya.

9. Metode Pemberian Tugas

Metode ini disebut dengan metode tugas. Tugas yang paling sering diberikan dalam pembelajaran matematika adalah pekerjaan rumah sebagai latihan soal-soal. Metode ini mensyaratkan adanya pemberian tugas dan adanya tanggungjawab dari siswa. Misalnya, mencari bukti lain dari sebuah teorema, membaca sejarah perkembangan geometri, mempelajari dulu topik yang akan dibahas.

Tetapi dapat timbul atas inisiatif siswa setelah disetujui guru. Hasilnya dapat lisan atau tulisan.

Cara menilai hasil tugas tertulis kadang-kadang menimbulkan kesukaran. Bagaimana memberi nilai kepada seorang siswa jika ia bekerja dalam kelompok? Apakah ia benar-benar aktif berperan dalam menghasilkan laporan kelompok? Jika laporan individu apakah tulisan itu benar-benar hasil pemikirannya sendiri atau bukan? Agar penilaian lebih obyektif dan menimbulkan rasa tanggung jawab, perlu dicek

(17)

14

dengan mengajukan pertanyaan mengenai hasil pekerjaan yang dikumpulkan.

Maksud pemberian soal-soal pekerjaan rumah adalah agar siswa terampil menyelesaikan soal, lebih memahami dan mendalami pelajaran yang diberikan di sekolah. Selain itu agar siswa biasa belajar sendiri, menumbuhkan rasa tanggungjawab dan sikap positif terhadap matematika. Karena itu janganlah memberi tugas yang rerlalu sukar, terlalu banyak sehingga murid tidak mempunyai waktu untuk melakukan tugas lain dari sekolah atau kegiatan lain di luar sekolah.

Komposisi soal hendaknya terdiri atas yang mudah, sedang dan sukar.

Memberikan tugas yang berlebihan tidak akan menimbulkan sikap- sikap yang positif, malah mungkin menjadi sebaliknya.

Tugas yang diberikan dapat berupa tugas membuat atau merancang model-model, alat-alat atau permaianan yang berhubungan dengan pelajaran matematika. Misalnya, mmbaca buku mengenai alat peraga atau permaianan matematika, merancang model dan alat, memberikan kesempatan untuk mendemonstrasikan kepada teman- teman, menyimpan hasil karya dilabmat. Hal tersebut akan menimbulkan kepuasan intrinsik dan selanjutnya sikap positif terhadap pelajaran matematika.

(18)

15 BAB III KESIMPULAN

Metode pembelajaran berarti suatu prosedur, urutan langkah-langkah dan cara yang digunakan guru dalam pencapaian tujuan pembelajaran.

Kedudukan metode dalam pembelajaran mempunyai ruang lingkup sebagai cara dalam: pemberian dorongan, pengungkap tumbuhnya minat belajar, penyampaian bahan belajar, pencipta iklim belajar yang konusif, tenaga untuk melahirkan kreativitas, pendorong untuk penilaian diri dalam proses dan hasil belajar, serta pendorong dalam melengkapi kelemahan hasil belajar.

Metode pembelajaran yang dapat digunakan untuk mengimplementasikan strategi pembelajaran, diantaranya: ceramah, ekspositori, demonstrasi, drill, Tanya jawab, penemuan, pemecahan masalah, inkuiri dan metode pemberian tugas.

Dari metode-motode pembelajaran tersebut terdapat kelebihan dan kekurangan. Untuk itu diharapkan sumber belajar(guru) maupun calom guru harus mampu mengimplementasikan berbagai metode mengajar dalam pelaksanaan pelaksanaan pembelajaran matematika demi tercapainya tujuan pembelajaran yang maksimal.

(19)

16 GLOSARIUM

Silabus : rencana pembelajaran pada suatu kelompok mata pelajaran/ tema tertentu.

Algoritma : susunan yang logis dan sistematis untuk memecahkan suatu masalah.

Moderator : seseorang yang bertugas untuk mengatur siapa yang akan berbicara.

Geometri : ilmu ukur

(20)

17

DAFTAR PUSTAKA

Susetyawati, endang.2011.Modul Belajar dan Pembelajaran Matematika.UPY Suwangsih, erna.Bahan Belajar Mandiri Model Pembelajaran Matematika

Referensi

Dokumen terkait

Pernyataan tersebut memperkuat hasil penelitian yang dilakukan oleh Nye (1957), yang diacu dalam Pryor dan Rodgers (2001) juga menemukan bahwa anak yang berasal

Setiap kapal mempunyai tim-tim yang bertugas perencanaan dan pengeterapan dalam mengatasi keadaan darurat. Aspek-aspek dari tindakan-tindakan yang harus diambil pada

[r]

In this article a historical outline of the implicit functions theory is presented starting from the wiewpoint of Descartes algebraic geometry (1637) and Leibniz (1676 or 1677),

Pernyataan tersebut dapat dimaknai bahwa penundaan atau prokrastinasi pada dasarnya adalah perbuatan menunda untuk memulai atau mengerjakan tugas atau pekerjaan dengan

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Stad Pada Penjumlahan Dan Pengurangan Bilangan Bulat Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Peserta Didik Di Kelas Iv Sd Pasundan 2 Kota

Untuk meningkatkan penguasaan “ critical thinking skills”, “communication skills”, dan “ leadership skills” siswa pada mata pelajaran kewirausahaan dan prakarya pada

Syamsudin (2007:272) menyatkan bahwa Keefektifan perusahaan dalam menerapkan kebijaksanaan pengumpulan piutang dapat dilihat dari jumlah kerugian piutang atau bad debt