ATHI SETIANINGSIH, 2015
IMPLEMENTASI “SCIENTIFIC DEBATE METHODS” DALAM MENINGKATKAN
“CRITICAL THINKING SKILLS”, “COMMUNICATION SKILLS” DAN “LEADERSHIP SKILLS” SISWA
IMPLEMENTASI “SCIENTIFIC DEBATE METHODS”
DALAM MENINGKATKAN “CRITICAL THINKING SKILLS”,
“COMMUNICATION SKILLS” DAN “LEADERSHIP SKILLS” SISWA DILIHAT DARI KEMAMPUAN AWAL KEWIRAUSAHAAN DAN PRAKARYA (Studi quasi eksperimen pada Mata Pelajaran Kewirausahaan dan Prakarya Materi
Pokok Pemanfaatan Limbah Tekstil kelas X SMK di Kota Sukabumi).
TESIS
Diajukan untuk memenuhi sebagian syarat untuk memperoleh gelar Magister
Pendidikan Ekonomi
oleh
NAMA : ATHI SETIANINGSIH
NIM : 1201116
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI
LEMBAR HAK CIPTA
IMPLEMENTASI “SCIENTIFIC DEBATE METHODS”
DALAM MENINGKATKAN “CRITICAL THINKING SKILLS”,
“COMMUNICATION SKILLS” DAN “LEADERSHIP SKILLS” SISWA DILIHAT DARI KEMAMPUAN AWAL KEWIRAUSAHAAN DAN PRAKARYA (Studi quasi eksperimen pada Mata Pelajaran Kewirausahaan dan Prakarya Materi Pokok
Pemanfaatan Limbah Tekstil kelas X SMK di Kota Sukabumi).
Oleh Athi Setianingsih S.Pd SPS UPI Bandung, 2003
Sebuah Tesis yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Magister Pendidikan (M.Pd.) pada Program Studi Pendidikan Ekonomi
© Athi Setianingsih 2014 Universitas Pendidikan Indonesia
Juli 2014
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
Tesis ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian,
PENGESAHAN
ATHI SETIANINGSIH
IMPLEMENTASI “SCIENTIFIC DEBATE METHODS” DALAM MENINGKATKAN “CRITICAL THINKING SKILLS”, “COMMUNICATION SKILLS” DAN “LEADERSHIP SKILLS” SISWA
DILIHAT DARI KEMAMPUAN AWAL KEWIRAUSAHAAN DAN PRAKARYA
(Studi quasi eksperimen pada Mata Pelajaran Kewirausahaan dan Prakarya Materi Pokok Pemanfaatan Limbah Tekstil kelas X SMK di Kota Sukabumi).
PENELITIAN INI DISETUJUI OLEH :
Pembimbing I
Prof. DR. H. Eeng Ahman, MS NIP. 196110221986031002
Pembimbing II
DR. Kusnendi, MS NIP. 19601221984031003
Mengetahui,
Ketua Program Studi Pendidikan Ekonomi Sekolah Pascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia
PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis dengan judul Implementasi Scientific Debate Methods
dalam Meningkatkan Critical Thinking Skills, Communication Skills dan Leadership Skills
Siswa Dilihat Dari Kemampuan Awal Kewirausahaan dan prakarya (Studi quasi eksperimen
pada Mata Pelajaran Kewirausahaan dan Prakarya Materi Pokok Pemanfaatan Limbah Tekstil
kelas X SMK di Kota Sukabumi) ini beserta seluruh isinya adalah benar-benar karya saya
sendiri. Saya tidak melakukan penjiplakan atau pengutipan dengan cara-cara yang tidak sesuai
dengan etika ilmu yang berlaku dalam masyarakat keilmuan. Atas pernyataan ini, saya siap
menanggung resiko/sanksi apabila di kemudian hari ditemukan adanya pelanggaran etika
keilmuan atau ada klaim dari pihak terhadap keaslian karya saya ini.
Bandung, April 2014
Yang membuat pernyataan,
Athi Setianingsih
ABSTRAK
Athi Setianingsih, 2014
Implementasi Scientific Debate Methods dalam Meningkatkan Critical Thinking Skills,
Communication Skills dan Leadership Skills Siswa Dilihat Dari Kemampuan Awal Kewirausahaan dan prakarya (Studi quasi eksperimen pada Mata Pelajaran Kewirausahaan dan Prakarya Materi Pokok Pemanfaatan Limbah Tekstil kelas X SMK di Kota Sukabumi).
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada perbedaan dalam penguasaan “critical
thinking skills”, “communication skills”, dan “leadership skills” siswa pada mata pelajaran kewirausahaan dan prakarya sebelum dan sesudah pembelajaran dengan menggunakan metode
Scientific Debate dan dengan menggunakan metode konvensional. Pengujian hipotesis dilakukan dengan menggunakan paired samples test, independent samples test dan Wilk’s Lambda sedangkan uji statistik dilakukan dengan menggunakan MANCOVA. Hasil penelitian menunjukkan bahwa implementasi metode Sciantific Debate dalam pembelajaran kewirausahaan dan prakarya dapat meningkatkan penguasaan variabel dependen.
ABSTRACT
Athi Setianingsih, 2014
Implementation Scientific Debate Methods To Improve Critical Thinking Skills, Communication Skills and Leadership Skills Ability Students Seen From Early Entrepreneurship and craft (quasi-experimental study on Entrepreneurship Subject and Topic craft class X Textile Waste Utilization in Sukabumi SMK). This study aims to determine whether there are differences in the control of "critical thinking skills", "communication skills" and "leadership skills" students on the subjects of entrepreneurship and learning the craft before and after using the Scientific Debate and using conventional methods. Hypothesis testing is performed using paired samples test, independent samples test and Wilk's Lambda whereas statistical tests performed using MANCOVA. The results showed that the implementation of the method Sciantific Debate in entrepreneurial learning and mastery of craft can increase the dependent variable.
DAFTAR ISI
PENGESAHAN ...Error! Bookmark not defined. PERNYATAAN...Error! Bookmark not defined. UCAPAN TERIMA KASIH ...Error! Bookmark not defined. ABSTRAK ...Error! Bookmark not defined. KATA PENGANTAR ...Error! Bookmark not defined.
DAFTAR ISI... ix
DAFTAR TABEL ... xii
DAFTAR GAMBAR ... xv
DAFTAR LAMPIRAN ... xvi BAB I PENDAHULUAN ...Error! Bookmark not defined.
1.1. Latar Belakang Masalah ... Error! Bookmark not defined. 1.2. Rumusan Masalah ... Error! Bookmark not defined. 1.3. Tujuan Penelitian ... Error! Bookmark not defined. 1.4. Kegunaan Penelitian ... Error! Bookmark not defined. BAB II KAJIAN PUSTAKA ...Error! Bookmark not defined.
2.1. Teori Belajar Yang Mendasari Model Pembelajaran Problem Based Learning,
Metode Scientific Debate ... Error! Bookmark not defined. 2.1.1. Teori-teori Belajar Psikologi kognitif .... Error! Bookmark not defined. 2.1.2. Teori-teori Belajar Psikologi KonstruktivismeError! Bookmark not defined. 2.2. Pendekatan Pembelajaran Scientific ... Error! Bookmark not defined.
2.3. Model Pembelajaran Problem Based LearningError! Bookmark not defined.
2.4. Metode Pembelajaran Scientific Debate ... Error! Bookmark not defined. 2.4.1. Pengertian Debate ... Error! Bookmark not defined. 2.4.2. Pengertian Metode Pembelajaran “scientific debate”Error! Bookmark not
defined.
2.5. SKILLS... Error! Bookmark not defined. 2.5.1. HARD SKILLS ... Error! Bookmark not defined. 2.5.2. Critical Thinking Skills ... Error! Bookmark not defined. 2.5.3. SOFT SKILLS ... Error! Bookmark not defined. 2.5.4.Communicatios Skills ... Error! Bookmark not defined. 2.5.5.Leadership Skills ... Error! Bookmark not defined.
2.6. Kemampuan awal ( Prior Knowledge) ... Error! Bookmark not defined.
2.7. Kerangka Berpikir ... Error! Bookmark not defined. 2.8. Hipotesis Penelitian ... Error! Bookmark not defined. BAB III METODE PENELITIAN ...Error! Bookmark not defined.
3.1. Desain Penelitian ... Error! Bookmark not defined. 3.2. Subjek Penelitian ... Error! Bookmark not defined. 3.3. Tahap Alur Kerja Penelitian ... Error! Bookmark not defined. 3.4. Waktu Penelitian ... Error! Bookmark not defined. 3.5. Variabel Penelitian ... Error! Bookmark not defined. 3.6. Definisi Operasional ... Error! Bookmark not defined.
3.7. Instrumen Penelitian Dan Pengembangannya Error! Bookmark not defined.
3.8. Teknik Pengumpulan Data Dan Teknik Analisa DataError! Bookmark not defined.
3.9. Hasil Uji Instrumen Penelitian ... Error! Bookmark not defined. 3.9.1. Hasil uji validitas ... Error! Bookmark not defined. 3.9.2. Hasil uji reliabilitas ... Error! Bookmark not defined. 3.9.3. Hasil Analisis Tingkat Kesukaran Butir SoalError! Bookmark not defined. 3.9.4. Hasil Analisis Daya Beda Butir Soal ... Error! Bookmark not defined. 3.10. Skenario Pembelajaran... Error! Bookmark not defined. BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .Error! Bookmark not defined.
4.1. Gambaran Umum Subjek Penelitian ... Error! Bookmark not defined. 4.1.1. SMKN 1 Kota Sukabumi ... Error! Bookmark not defined. 4.1.2. SMKN 3 Kota Sukabumi ... Error! Bookmark not defined.
4.2. Hasil Observasi Kesesuaian Pelaksanaan Pembelajaran dengan RPPError! Bookmark not defined.
4.3. Deskripsi Hasil Penelitian ... Error! Bookmark not defined.
4.3.1. Hasil Pre-Test dan Post-TestCritical Thinking skills siswaError! Bookmark not defined.
4.3.2. Hasil Pre-Test dan Post-TestCommunication skills siswaError! Bookmark not defined.
4.3.3. Hasil Pre-Test dan Post-TestLeadership skills siswaError! Bookmark not defined.
4.3.4. Penjelasan deskriptif Pengaruh Implementasi Metode Pembelajaran Terhadap
critical thinking skills, communication skills, dan leadership skills siswa
Berdasarkan Kemampuan Awal KewirausahaanError! Bookmark not defined.
4.4. Hasil Pengolahan Data ... Error! Bookmark not defined. 4.4.1. Hasil Uji Normalitas dan Homogenitas Sebaran Data Pre-Post testError!
Bookmark not defined.
4.4.2. Hasil Uji Paired-Samples t Test (Hipotesis 1)Error! Bookmark not defined. 4.4.3. Hasil Uji Paired-Samples t Test (Hipotesis 2)Error! Bookmark not defined. 4.4.4.Hasil Uji Normalitas dan Homogenitas Sebaran Data Gain Score . Error!
Bookmark not defined.
4.4.5. Hasil Uji Independent Samples t Test (Hipotesis 3)Error! Bookmark not defined.
4.4.6. Hasil Uji Asumsi MANCOVA ... Error! Bookmark not defined. 4.4.7. Hasil Uji Multivariat... Error! Bookmark not defined.
4.4.8. Hasil Uji Interaksi Metode dengan Kemampuan Awal Kewirausahaan/ Hasil Uji
Multivariat (Hipotesis 6)... Error! Bookmark not defined. 4.4.9. Hasil Uji Mean Differentiation Pairwise Comparisons (Hipotesis 7)Error!
Bookmark not defined.
4.5. Hasil Observasi Aktivitas Siswa ... Error! Bookmark not defined. 4.5.1. Keaktifan siswa dalam debat ... Error! Bookmark not defined. 4.5.2. Keaktifan siswa dalam merespon arahan guruError! Bookmark not defined. 4.6. Pembahasan ... Error! Bookmark not defined. BAB V SIMPULAN DAN SARAN ...Error! Bookmark not defined.
5.2. Saran ... Error! Bookmark not defined. DAFTAR PUSTAKA ...Error! Bookmark not defined. LAMPIRAN...Error! Bookmark not defined.
DAFTAR TABEL
Tabel 1. 1 Daftar Rekap Nilai Siswa Kelas X ... Error! Bookmark not defined.
Tabel 1. 2 Jumlah Dan (%) Siswa Yang ... Error! Bookmark not defined.
Tabel 1. 3 Daftar Rekap Skor Siswa Untuk Soal yang mewakili “critical thinking skills”Error! Bookmark not defined.
Tabel 1. 4 Daftar Rekap Hasil Observasi Communication Skills Siswa (Pra Penelitian)Error! Bookmark not defined.
Tabel 1. 5 Daftar Rekap Hasil Observasi Leadership Skills Siswa (Pra Penelitian)Error! Bookmark not defined.
Tabel 2. 1 Implementasi “Scientific Debate” Dalam PembelajaranError! Bookmark not defined.
Tabel 2. 2 “Consensus List Of CT Cognitive Skills And Sub-Skills” (Facione 1990, P. 6) (Rear:2010)
... Error! Bookmark not defined.
Tabel 2. 3 Hasil Penelitian Terdahulu yang Relevan ... Error! Bookmark not defined.
Tabel 2. 4 Indikator Commnication Skills ... Error! Bookmark not defined.
Tabel 2. 5 Hasil Penelitian Yang Relevan ... Error! Bookmark not defined.
Tabel 2. 6 Indikator Leadership Skills ... Error! Bookmark not defined.
Tabel 2. 7 Hasil Penelitian Yang Relevan ... Error! Bookmark not defined.
Tabel 3. 1 Data Jumlah Siswa Per Sekolah Yang Menjadi Objek PenelitianError! Bookmark not defined.
Tabel 3. 2 Ringkasan Masalah, Hipotesis, Hipotesis Statistik, Statistik Uji Dan Kriteria Uji (Kusnendi:2013) ... Error! Bookmark not defined.
Tabel 3. 3 Hasil Analisis Validitas Butir Soal ... Error! Bookmark not defined.
Tabel 3. 4 Hasil Analisis Validitas Butir Soal ... Error! Bookmark not defined.
Tabel 3. 5 Hasil Analisis Reliabilitas Instrumen ... Error! Bookmark not defined.
Tabel 3. 6 Hasil Analisis Reliabilitas Instrumen ... Error! Bookmark not defined.
Tabel 3. 7 Hasil Analisis Tingkat Kesukaran Butir Soal .. Error! Bookmark not defined.
Tabel 3. 8 Hasil Analisis Tingkat Kesukaran Butir Soal .. Error! Bookmark not defined.
Tabel 3. 9 Hasil Analisis Daya Beda Butir Soal ... Error! Bookmark not defined.
Tabel 3. 10 Hasil Analisis Daya Beda Butir Soal ... Error! Bookmark not defined.
Tabel 4. 1 Persentase Jawaban Siswa Untuk Soal No. 1 .. Error! Bookmark not defined.
Tabel 4. 2 Persentase Jawaban Siswa Untuk Soal No. 2 .. Error! Bookmark not defined.
Tabel 4. 3 Persentase Jawaban Siswa Untuk Soal No. 3 .. Error! Bookmark not defined.
Tabel 4. 4 Persentase Jawaban Siswa Untuk Soal No. 4 .. Error! Bookmark not defined.
Tabel 4. 5 Persentase Jawaban Siswa Untuk Soal No. 5 .. Error! Bookmark not defined.
Tabel 4. 6 Persentase Jawaban Siswa Untuk Soal No. 1 .. Error! Bookmark not defined.
Tabel 4. 7 Persentase Jawaban Siswa Untuk Soal No. 2 .. Error! Bookmark not defined.
Tabel 4. 8 Persentase Jawaban Siswa Untuk Soal No. 3 .. Error! Bookmark not defined.
Tabel 4. 9 Persentase Jawaban Siswa Untuk Soal No. 4 .. Error! Bookmark not defined.
Tabel 4. 10 Persentase Jawaban Siswa Untuk Soal No. 5 Error! Bookmark not defined.
Tabel 4. 11 Perbandingan Gain ScoreCritical Thinking Skills Siswa Per Item SoalError! Bookmark not defined.
Tabel 4. 12 Persentase Jawaban Siswa Untuk Soal No. 1 Error! Bookmark not defined.
Tabel 4. 13 Persentase Jawaban Siswa Untuk Soal No. 2 Error! Bookmark not defined.
Tabel 4. 14 Persentase Jawaban Siswa Untuk Soal No. 3 Error! Bookmark not defined.
Tabel 4. 15 Persentase Jawaban Siswa Untuk Soal No. 4 Error! Bookmark not defined.
Tabel 4. 16 Persentase Jawaban Siswa Untuk Soal No. 5 Error! Bookmark not defined.
Tabel 4. 17 Persentase Jawaban Siswa Untuk Soal No. 6 Error! Bookmark not defined.
Tabel 4. 18 Persentase Jawaban Siswa Untuk Soal No. 7 . Error! Bookmark not defined.
Tabel 4. 19 Persentase Jawaban Siswa Untuk Soal No. 8 . Error! Bookmark not defined.
Tabel 4. 20 Persentase Jawaban Siswa Untuk Soal No. 9 . Error! Bookmark not defined.
Tabel 4.21 Persentase Jawaban Siswa Untuk Soal No. 1 Error! Bookmark not defined.
Tabel 4. 22 Persentase Jawaban Siswa Untuk Soal No. 2 Error! Bookmark not defined.
Tabel 4. 23 Persentase Jawaban Siswa Untuk Soal No. 3 Error! Bookmark not defined.
Tabel 4. 24 Persentase Jawaban Siswa Untuk Soal No. 4 Error! Bookmark not defined.
Tabel 4. 25 Persentase Jawaban Siswa Untuk Soal No. 5 Error! Bookmark not defined.
Tabel 4. 26 Persentase Jawaban Siswa Untuk Soal No. 6 Error! Bookmark not defined.
Tabel 4. 27 Persentase Jawaban Siswa Untuk Soal No. 7 Error! Bookmark not defined.
Tabel 4. 28 Persentase Jawaban Siswa Untuk Soal No. 8 Error! Bookmark not defined.
Tabel 4. 30 Perbandingan Gain ScoreCommunication skills Siswa Per Item SoalError! Bookmark not defined.
Tabel 4. 31 Persentase Jawaban Siswa Untuk Soal No. 1 Error! Bookmark not defined.
Tabel 4. 32 Persentase Jawaban Siswa Untuk Soal No. 2 Error! Bookmark not defined.
Tabel 4. 33 Persentase Jawaban Siswa Untuk Soal No. 3Error! Bookmark not defined.
Tabel 4. 34 Persentase Jawaban Siswa Untuk Soal No. 4 Error! Bookmark not defined.
Tabel 4. 35 Persentase Jawaban Siswa Untuk Soal No. 5 Error! Bookmark not defined.
Tabel 4. 36 Persentase Jawaban Siswa Untuk Soal No. 6Error! Bookmark not defined.
Tabel 4. 37 Persentase Jawaban Siswa Untuk Soal No. 7Error! Bookmark not defined.
Tabel 4. 38 Persentase Jawaban Siswa Untuk Soal No. 8Error! Bookmark not defined.
Tabel 4. 39 Persentase Jawaban Siswa Untuk Soal No. 9 Error! Bookmark not defined.
Tabel 4. 40 Persentase Jawaban Siswa Untuk Soal No. 1 Error! Bookmark not defined.
Tabel 4. 41 Persentase Jawaban Siswa Untuk Soal No. 2 Error! Bookmark not defined.
Tabel 4. 42 Persentase Jawaban Siswa Untuk Soal No. 3 Error! Bookmark not defined.
Tabel 4. 43 Persentase Jawaban Siswa Untuk Soal No. 4Error! Bookmark not defined.
Tabel 4. 44 Persentase Jawaban Siswa Untuk Soal No. 5 Error! Bookmark not defined.
Tabel 4. 45 Persentase Jawaban Siswa Untuk Soal No. 6Error! Bookmark not defined.
Tabel 4. 46 Persentase Jawaban Siswa Untuk Soal No. 7 Error! Bookmark not defined.
Tabel 4. 47 Persentase Jawaban Siswa Untuk Soal No. 8Error! Bookmark not defined.
Tabel 4. 48 Persentase Jawaban Siswa Untuk Soal No. 9 Error! Bookmark not defined.
Tabel 4. 49 Perbandingan Gain ScoreLeadership Skills Siswa Per Item SoalError! Bookmark not defined.
Tabel 4. 50 Pengaruh Implementasi Metode Pembelajaran Terhadap critical thinking skills, communication skills, dan leadership skills siswa Berdasarkan Kemampuan Awal Kewirausahaan ... Error! Bookmark not defined.
Tabel 4. 51 Ringkasan Hasil Uji Normalitas Sebaran Data Pre-Post testError! Bookmark not defined.
Tabel 4. 52 Ringkasan Tabel Hasil Uji Homogenitas VarianError! Bookmark not defined.
Tabel 4. 53 Ringkasan Hasil Uji Paired Samples Test (Uji Hipotesis 1)Error! Bookmark not defined.
Tabel 4. 54 Ringkasan Hasil Uji Paired Samples Test (Uji Hipotesis 2)Error! Bookmark not defined.
Tabel 4. 55 Ringkasan Hasil Uji Normalitas Sebaran Data Gain ScoreError! Bookmark not defined.
Tabel 4. 56 Ringkasan Hasil Uji Ekualitas Varian Kesalahan LeveneError! Bookmark not defined.
Tabel 4. 57 Ringkasan Hasil Uji Independent Samples Test (Hipotesis 3)Error! Bookmark not defined.
Tabel 4. 58 Ringkasan Hasil Uji Ekualitas Matriks Kovarian BoxError! Bookmark not defined.
Tabel 4. 59 Ringkasan Hasil Uji Multivariat ... Error! Bookmark not defined.
Tabel 4. 60 Tabel Ringkasan Hasil Uji Pengaruh Antar SubjekError! Bookmark not defined.
Tabel 4. 61 Ringkasan Hasil Uji Multivariat Test (Uji Hipotesis 6)Error! Bookmark not defined.
Tabel 4. 62 Nilai Rata-Rata Terestimasi ... Error! Bookmark not defined.
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2. 1. Gambar Kerangka Pikir Penelitian ... Error! Bookmark not defined.
Gambar 3. 1 Tahap Alur Kerja Penelitian ... Error! Bookmark not defined.
Gambar 3. 2 Alur Kerja Pengolahan dan Analisis Data.... Error! Bookmark not defined.
Gambar 3. 3 Design Debate In Class ... Error! Bookmark not defined.
Gambar 4.1. Pencapaian Critical Thinking Skills Siswa berdasarkan interaksi antara metode pembalajaran dengan berbagai tingkat Kemampuan Awal KewirausahaanError! Bookmark not defined.
Gambar 4. 2. Pencapaian Communication Skills Siswa berdasarkan interaksi antara metode pembalajaran dengan berbagai tingkat Kemampuan Awal KewirausahaanError! Bookmark not defined.
DAFTAR LAMPIRAN
A.1. Administrasi Penelitian A.2. Dokumen Hasil Pra Penelitian A.2.1. Daftar Nilai Siswa
A.2.2. Kisi-Kisi dan Soal UTS
A.2.3. Lembar Observasi pra penelitian Communication Skills dan Leadership Skills
A.2.4. Soal dan Hasil Jawaban Siswa mengenai Communication Skills
A.2.5. Soal dan Hasil Jawaban Siswa mengenai Leadership Skills
C.1. Instrumen Penelitian C.2. RPP
C.3. Output SPSS Hasil Validitas Awal C.4. Output SPSS Hasil Validitas Final C.5. Output SPSS Hasil Reliabilitas Awal C.6. Output SPSS Hasil Reliabilitas Final
C.7. Output Anates Hasil Tingkat Kesukaran dan Daya Beda Awal C.8. Output Anates Hasil Tingkat Kesukaran dan Daya Beda Final
D.1. Lembar Hasil Observasi Kesesuaian Pelaksanaan Pembelajaran dengan RPP D.2.1. Daftar Nilai Hasil Jawaban CT Siswa Ka_Kwu Kelas Eksperimen
D.2.2. Daftar Nilai Hasil Jawaban CT Siswa Berd. Ka_Kwu Kelas Kontrol D.3.1. Daftar Nilai Hasil Jawaban COM. Siswa Ka_Kwu Kelas Eksperimen D.3.2. Daftar Nilai Hasil Jawaban COM. Siswa Berd. Ka_Kwu Kelas Kontrol D.4.1. Daftar Nilai Hasil Jawaban LEAD. Siswa Ka_Kwu Kelas Eksperimen D.4.2. Daftar Nilai Hasil Jawaban LEAD. Siswa Berd. Ka_Kwu Kelas Kontrol
D.4.3. Hasil output spss versi 21 tentang pengaruh implementasi metode pembelajaran terhadap
critical thinking skills, communication skills, dan leadership skills siswa berdasarkan kemampuan awal kewirausahaan
D.5. Output SPSS Hasil Uji Normalitas Pre-Post Test Data
D.6. Output SPSS Hasil Uji Homogenitas Varian Kesalahan Levene Pre-Post Test Data D. 7. Output SPSS Hasil Uji Paired Samples Test-1
D. 9. Daftar Rekap Nilai Hasil Jawaban Siswa dan Gain Score Berd. Ka_Kwu D.10. Output SPSS Hasil Uji Normalitas Gain Score Data
D.11. Output SPSS Hasil Uji Ekualitas Varian Kesalahan Levene D.12. Output SPSS Hasil Uji Independent Samples Test
D.13. Output SPSS Hasil Uji Ekualitas Matriks Kovarian Box D.14. Output SPSS Hasil Uji Multivariat
D.15. Output SPSS Hasil Uji Pengaruh Antar Subjek
D.16. Output SPSS Hasil Uji Interaksi Variabel Dependen Dengan Variabel Independen Berdasarkan Kemampuan Awal Kewirausahaan Dan Prakarya
D.17. Output SPSS Hasil Uji Estimasi Marginal Means Variabel Dependen Dengan Variabel Independen Berdasarkan Kemampuan Awal Kewirausahaan Dan Prakarya
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan salah satu “kunci utama” yang menentukan
berhasil tidaknya suatu negara dari berbagai dimensi kehidupan. Karena
pendidikan-lah yang bisa menjadikan seseorang “pintar” baik secara intelektual, emosional, social maupun secara spiritual. Dengan pendidikan maka bisa
membuat suatu negara menjadi negara yang maju, negara yang bisa memimpin
dunia, dan unggul dalam berbagai hal.
Mengingat begitu pentingnya esensi dari pendidikan baik secara umum
maupun khusus, baik secara personal, interpersonal, social, maupun kenegaraan,
maka mengelola pendidikan harus dilaksanakan dengan serius dan tidak
“gegabah”, selain itu, merujuk pada tulisan Hamzah dan Nina(2012, hlm 13),
yang menyatakan bahwa “Kurang tangguhnya bangsa Indonesia hari ini
merupakan akibat dari perjalanan pendidikan 20 sampai 25 tahun silam. Selama
ini, kita kurang bersungguh-sungguh mengurus pendidikan, dan hari ini kita
tengah menuai dampaknya”.
Masalah pendidikan di Indonesia saat ini tengah menjadi pusat perhatian
seluruh kalangan, terutama bagi pemerintah sebagai otoritas penentu kebijakan.
Baik buruknya hasil pendidikan saat ini dapat dirasakan 20 sampai 25 tahun ke
dapan, dengan kata lain, keberhasilan ataupun kegagalan yang dicapai oleh
masyarakat Indonesia sekarang merupakan produk pendidikan 20 sampai 25 tahun
yang lalu. Kondisi pendidikan di Indonesia saat ini berada pada posisi yang
memprihatinkan. Berdasarkan data yang diperoleh dari Indeks Pembangunan
Pendidikan untuk semua atau Education for all (EFA), menunjukkan angka yang
terus merosot tiap tahunnya. Tahun 2011, Indonesia berada di peringkat 69 dari
127 negara turun dari tahun 2010 yang berada pada posisi 65. Berdasarkan Indeks
yang dikeluarkan pada tahun 2011 oleh UNESCO, posisi pendidikan Indonesia
dengan Brunei Darussalam yang menduduki peringkat 4 dan terpaut empat
peringkat jika dibandingkan dengan Malaysia yang berada pada peringkat 65.
Pemerintah telah menetapkan pembangunan pendidikan menjadi salah satu
prioritas nasional dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN)
Tahun 2010-2014. Dalam RPJMN Tahun 2010-2014 disebutkan bahwa pendidikan
merupakan instrumen penting dalam pembangunan ekonomi dan sosial. Pendidikan
diharapkan dapat mendukung upaya mengentaskan kemiskinan, meningkatkan keadilan
dan kesetaraan gender, serta memperkuat nilai-nilai budaya. Selanjutnya, terkait upaya
mendukung pembangunan ekonomi, pendidikan yang relevan dan berkualitas tinggi yang
memainkan peran penting untuk meningkatkan daya saing regional, dalam Renstra
Dikmen 2014 dikemukakan bahwa pendidikan dituntut agar mampu melengkapi
lulusannya untuk memiliki keterampilan teknis, intelektual, (hard skills)dan kemampuan
untuk mengendalikan emosi, serta bekerjasama dalam tim yang dirangkum sebagai
keterampilan lunak(soft skills).
Sebagaimana dikemukakan oleh Anita Dhir (2007), “hard skills are
about “being skills” (very importance)”, but “soft skills” are about “being effective” (more importance)”. Selajutnya Daniel Goelman (1998) berpendapat
“IQ and technical skills are important, but emotional intelligence is the sine qua non of leadership”. Kedua pendapat ini menyatakan bahwa antara hard skills
dengan soft skills merupakan kemampuan yang sama sama penting dan harus
dimiliki oleh setiap orang sebagai hasil (output dan outcomes) dari pendidikan.
Selanjutnya, Syarif basir dkk. (2011) menuliskan tentang hasil penelitian
yang dilakukan di Harvard University bahwa “kesuksesan seseorang dalam bidang apapun yang sedang ia tekuni tak semata-mata karena kemampuan
intelektual yang dimiliki (bagian dari hard skills) namun juga kemampuan dalam
mengelola emosi atau soft skills”. Bahkan secara gamblang penelitian tersebut
juga menyebutkan bahwa 80% kesuksesan manusia ditentukan oleh bagaimana
cara ia mengelola emosinya dan sisanya baru faktor yang bernama hard skills.
Strategi pembelajaran yang sesuai dengan pengembangan hard skills dan
soft skills memilikikedudukan penting, karena merupakan bagian integral dari proses penilaian kemampuan berwirausaha, khususnya penilaian yang merupakan kunci keberhasilan dalam memperbaiki efektifitas proses pembelajaran.
Selanjutnya, Syarief Basir dkk. (2011) memiliki pendapat yang sama, ia
menuliskan bahwa setiap orang memerlukan “soft skills” dan tidak hanya hard
skills. Soft skills bisa mempengaruhi “hard skills” dan sebaliknya terlalu
berbangga diri dengan “hard skills” yang dimiliki akan membuat “soft skills” menurun karena dianggap tidak penting.
Sedangkan menurut Purnomo (Sumargono:2011) sebelum menentukan
strategi pembelajaran kewirausahaan guru harus mempertimbangkan
faktor-faktor penting diantaranya: kebutuhan dasar anak, latar belakang anak,
perkembangan kognitif anak, jenis dan kecakapan belajar, media dan sumber
belajar, karakteristik materi pelajaran, karakteristik kurikulum dan lainnya.
Partnership for 21st Century Skills (Trisdiono) mengemukakan tema abad 21 yaitu; kesadaran global literasi keuangan, ekonomi, bisnis
dan wirausaha; kesadaran sebagai warga negara; literasi kesehatan; dan literasi
lingkungan.
Selanjutnya, dalam kurikulum 2013, yang menjadi “goal” atau tujuannya adalah agar pendidikan dapat meningkatkan kemampuan berfikir kritis siswa “critical thinking”, kemampuan berfikir kreatif “creative thinking”, serta dalam proses pembelajaran yang dilakukan harus mengandung unsur kebaruan “novelty”
Mata pelajaran kewirausahaan dan prakarya merupakan salah satu mata
pelajaran dengan konsep yang baru diterapkan pada siswa kelas X SMK. Sebagai
mata pelajaran yang baru diperoleh siswa, tentunya menjadi tantangan bagi guru
untuk memberikan image positif agar dapat menarik minat siswa terhadap mata pelajaran ini. Demikian pula dengan pelaksanaan pembelajaran, karena dianggap
sebagai mata pelajaran baru, maka guru memandang bahwa metode yang paling
tepat adalah dengan memberikan informasi sebanyak-banyaknya pada siswa
Setelah berjalan beberapa bulan, nilai yang diperoleh siswa dalam mata
pelajaran prakarya dan kewirausahaan yang dilakukan di SMK menunjukkan
angka yang kurang memuaskan sebagaimana terlihat dalam Tabel 1.1.
Tabel 1. 1
Daftar Rekap Nilai Siswa Kelas X Pelajaran Kewirausahaan & Prakarya
NO. ABSEN SISWA
Rata-rata Sekolah 70.98 70.66 70.54
Level Sekolah Tinggi Sedang Rendah
Jumlah siswa yang ≥ KKM 10 8 12 11 12 7 Persentase 35.71 28.57 46.15 40.74 46.15 35.00 Jumlah siswa yang belum lulus 18 20 14 16 14 13 Persentase 64.29 71.43 53.85 59.26 53.85 65.00
SUMBER: Lampiran A.2.1. Daftar nilai siswa yang telah diolah
Tabel 1.1. merupakan hasil rekap daftar nilai untuk siswa yang akan
dilihat dari rata-rata kelas, maka hampir semua sekolah memiliki angka di atas 70,
tetapi jika dilihat dari jumlah siswa yang lulus atau memiliki nilai di atas KKM
yang ditentukan oleh masing-masing sekolah, maka hampir semua sekolah
memiliki nilai ketuntasan belajar dibawah 65% , dan jika diakumulasikan, maka
total ketuntasan belajar dari tiga sekolah adalah 38.71% sebagaimana tertuang
dalam Tabel 1.2.
Tabel 1. 2
Jumlah Dan (%) Siswa Yang Lulus Dan Belum Lulus
Jumlah (%)
Jumlah dan (%)siswa yang lulus *) 60 38.71
Jumlah dan (%)siswa yang belum lulus **)
95 61.29
Jumlah dan (%) Siswa 155 100.00
Ket: *) Jumlah total siswa yang nilainya di atas atau sama dengan KKM **) Jumlah total siswa yang nilainya di bawah KKM
Dari Tabel 1.2. dapat dilihat bahwa sebanyak 61.29 % siswa memperoleh
nilai dibawah KKM, dalam artian kemampuan kognitif siswa untuk mata
pelajaran ini menunjukkan angka yang rendah. Angka ini masih berada di bawah
batas kriteria ideal minimum, yaitu sebesar 75 %, sebagaimana dituliskan oleh
Sanjaya (2011), bahwa ketuntasan belajar ideal untuk setiap indicator adalah 0 – 100 %, dengan batas kriteria ideal minimum 75%.
Selanjutnya menurut Mulyasa (2004: 99) seorang peserta didik tuntas
belajar jika ia mampu menyelesaikan, menguasai kompetensi atau mencapai
tujuan pembelajaran minimal 65% dari seluruh tujuan pembelajaran. Sedangkan
keberhasilan kelas dilihat dari jumlah peserta didik yang mampu mencapai
minimal 65%, sekurang-kurangnya 85% dari jumlah peserta didik yang ada di
kelas tersebut.
Untuk kasus ini, maka peneliti akan mengambil kriteria ketuntasan belajar,
dengan batas KKM yang telah ditetapkan oleh guru di masing-masing sekolah
sehingga ketentuannya menjadi, pembelajaran di kelas dinyatakan berhasil jika
sekurang-kurangnya 85% siswa telah memiliki nilai di atas atau sama dengan
KKM yang telah ditetapkan oleh guru di masing-masing sekolah.
Jika dilihat per kelas, untuk masing-masing sekolah, maka dapat
disimpulkan belum ada satu kelas pun yang dapat dinyatakan berhasil dalam
kegiatan pembelajaran ini, karena hampir semua kelas masih memiliki persentasi
keberhasilan (siswa dengan nilai di atas atau sama dengan KKM) di bawah 85%.
Nilai yang diperoleh tersebut merupakan nilai yang diambil dari hasil ujian
tengah semester genap (UTS) dengan bentuk soal uraian. Setelah dianalisis
mengenai soal yang mewakili “critical thinking skills”siswa maka diperoleh hasil
untuk SMKN 1 soal nomor 1 dan 3, SMKN 3 soal nomor 2 dan 3, dan SMK
Muhammadiyah soal nomor 4 dan 5 (lihat soal lengkap dalam lampiran A.2.2.).
Mengenai ringkasan skor yang diperoleh siswa untuk soal yang mewakili “critical
thinking skills” dapat dilihat dalam Tabel 1.3.
Dari Tabel 1.3. terlihat bahwa persentase keberhasilan kelas untuk
perolehan skor siswa pada soal yang mewakili kemampuan berpikir kritis,
masing-masing untuk SMKN 1 soal nomor 1 dan 3, Kelas 1.1, 53.57% dan
43.57%; Kelas 1.2, 54.29% dan 44.29% ; SMKN 3 soal nomor 2 dan 3, Kelas
1.1, 55.56% dan 45.93%; Kelas 1.2, 55.38% dan 48.46%; SMK Muhammadiyah
soal nomor 4 dan 5, Kelas 1.1, 44% dan 43% ; Kelas 1.2, 47.69% dan 42.31%;
hal ini mengandung makna bahwa secara keseluruhan, siswa memiliki “critical
thinking skills” yang rendah.
Tabel 1. 3
Daftar Rekap Skor Siswa Untuk Soal yang mewakili “critical thinking skills” Tahun Pelajaran 2013/2014
Pelajaran Kewirausahaan & Prakarya
NO. ABSEN SISWA
NILAI UTS KEWIRAUSAHAAN DAN PRAKARYA
2 5 10 20 15 20 15 5 10 5 10 10 10
SUMBER: Lampiran A.2.1. Daftar nilai siswa yang telah diolah
Selain itu, berdasarkan hasil observasi pra penelitian terhadap
communication skills siswa yang dilakukan oleh guru (lihat Lampiran A.2.3, no soal 1 s.d 9), menunjukkan hasil bahwa sebagian besar siswa belum memiliki
kemampuan berkomunikasi dengan baik, hal ini ditandai dengan sedikitnya siswa
yang aktif bertanya, dan jika diberikan pertanyaan oleh guru, maka sebagian
siswa mengambil aksi “diam”, dengan kata lain siswa tidak memiliki keberanian
untuk menjawab pertanyaan ataupun mengemukakan pendapatnya di kelas atau
kemampuan komunikasi “communication skills” siswa masih rendah. Sedangkan
yang dilakukan terhadap siswa diperoleh hasil sebagaimana tertuang dalam Tabel
1.4.
Tabel 1. 4
Daftar Rekap Hasil Observasi Communication Skills Siswa (Pra Penelitian)
Sekolah Kelas
Sumber dari Lampiran A.2.4. yang telah diolah
Tabel 1.4. berisikan daftar rekap hasil observasi yang dilakukan pada
siswa mengenai Communication Skills. Jika dilihat secara keseluruhan, persentase pencapaian keberhasilan untuk soal nomor satu mengenai kemampuan siswa
dalam memahami pertanyaan dari orang lain, sebanyak 52.26% siswa menjawab
tidak memahami, 23.23 % menyatakan kadang-kadang, dan sebanyak 24.52%
siswa menjawab bahwa mereka memahami pertanyaan dari orang lain. Untuk soal
nomor dua mengenai kemampuan siswa dalam menyampaikan pendapat dengan
menggunakan bahasa yang baik dan benar, sebanyak sebanyak 21.94% siswa
menjawab tidak memiliki kemampuan untuk menyampaikan pendapat, 52.90 %
menyatakan kadang-kadang, dan sebanyak 25.16% siswa menjawab bahwa
mereka memiliki kemampuan untuk menyampaikan pendapat. Untuk soal nomor
tiga mengenai kemampuan siswa dalam menggunakan teknik yang sesuai untuk
menyampaikan pendapat, sebanyak sebanyak 37.42% siswa menjawab tidak
memiliki kemampuan untuk menggunakan teknik dalam menyampaikan
pendapat, 52.90 % menyatakan kadang-kadang, dan sebanyak 9.68% siswa
menjawab bahwa mereka memiliki kemampuan untuk menggunakan teknik dalam
untuk menjelaskan atau memaparkan sesuatu hal dengan jelas di depan banyak
orang, sebanyak sebanyak 52.90% siswa menjawab tidak memiliki kemampuan
untuk menjelaskan atau memaparkan sesuatu hal dengan jelas di depan banyak
orang, 27.74 % menyatakan kadang-kadang, dan sebanyak 19.35% siswa
menjawab bahwa mereka memiliki kemmpuan untuk menjelaskan atau
memaparkan sesuatu hal dengan jelas di depan banyak orang.
Selanjutnya, berdasarkan hasil observasi pra penelitian terhadap
“leadership skills” siswa yang dilakukan oleh guru, menunjukkan hasil bahwa
siswa masih belum memiliki jiwa kepemimpinan, diantaranya dapat dilihat dari
“self awareness” siswa (st. cloud state university department of residential life
student leadership; lihat Lampiran A.2.2., no soal 10 s.d 18). Sedangkan jika dilihat dari hasil observasi pra penelitian yang dilakukan pada siswa mengenai
“Leadership Skills” dapat dilihat dalam Tabel 1.5. Tabel 1. 5
Daftar Rekap Hasil Observasi Leadership Skills Siswa (Pra Penelitian)
Sekolah Kelas
Sumber: Lampiran A.2.5. yang telah diolah
Tabel 1.5. berisikan daftar rekap hasil observasi yang dilakukan pada
siswa mengenai Leadership Skills. Jika dilihat secara keseluruhan, persentase pencapaian keberhasilan untuk soal nomor satu mengenai kemampuan siswa
dalam menjaga etika atau bersikap sopan dan santun saat berkomunikasi dengan
orang lain, sebanyak 54.19% siswa menjawab tidak menjaga etika atau bersikap
kadang-kadang, dan sebanyak 19.35% siswa menjawab bahwa mereka selalu
menjaga etika atau bersikap sopan dan santun saat berkomunikasi dengan orang
lain. Untuk soal nomor dua mengenai sikap siswa dalam menghargai orang lain
terutama dalam hal kepemimpinan yan g dimilikinya, sebanyak sebanyak 21.94%
siswa menjawab tidak suka menghargai orang lain terutama dalam hal
kepemimpinan yang dimilikinya, 52.26 % menyatakan kadang-kadang, dan
sebanyak 25.81% siswa menjawab bahwa mereka selalu menghargai orang lain
terutama dalam hal kepemimpinan yang dimilikinya. Untuk soal nomor tiga
mengenai perilaku siswa yang selalu mencari masukan dari orang lain, sebanyak
sebanyak 40% siswa menjawab tidak selalu mencari masukan dari orang lain,
56.13 % menyatakan kadang-kadang, dan sebanyak 3.87% siswa menjawab
bahwa mereka selalu mencari masukan dari orang lain. Untuk soal nomor empat
mengenai kemampuan siswa untuk mengatur dan menggerakkan orang lain,
sebanyak sebanyak 58.06% siswa menjawab tidak memiliki kemampuan untuk
mengatur dan menggerakkan orang lain, 20 % menyatakan kadang-kadang, dan
sebanyak 21.94% siswa menjawab bahwa mereka memiliki kemampuan untuk
mengatur dan menggerakkan orang lain.
Melihat fakta yang tertuang dalam Tabel 1.4 dan Tabel 1.5, maka dapat
disimpulkan bahwa communication skills dan leadership skills siswa masih rendah. Tentu saja hal ini sangat memprihatinkan, mengingat seharusnya generasi
muda memiliki communication skills dan leadership skills yang tinggi, agar terbentuk suatu kepribadian mantap sesuai dengan yang diharapkan.
Dalam pembelajaran Kewirausahaan dan Prakarya yang dilakukan di kelas
X SMKN 1, SMKN 3, dan SMK Muhammadiyah Kota Sukabumi, pembelajaran
“soft skills”menggunakan model terintegrasi yaitu menyatu dengan “hard skills”
artinya melekat dan terpadu dengan program kurikuler, kurikulum yang ada atau
dalam pembelajaran yang ada atau dalam proses pembelajaran.
Berdasarkan data yang diperoleh, baik dilihat dari nilai siswa sebagai
salah satu indikator yang digunakan untuk mengukur critical thinking siswa,
maupun dilihat dari data yang diperoleh dari hasil observasi pra penelitian baik
yang dilakukan oleh guru maupun langsung pada siswa untuk mengukur
masih rendah atau di bawah standar yang diharapkan. Sehingga muncullah
pertanyaan yang akan dijadikan sebagai permasalahan dalam penelitian ini, yaitu;
Mengapa Critical Thinking Skills, Communication Skills, Dan Leadership Skills Siswa Untuk Mata Pelajaran Kewirausahaan Dan Prakarya Kelas X SMKN Kota Sukabumi Rendah ?
Rendahnya communication skills, leadership skills dan critical thinking
siswa dalam menempuh suatu pelajaran merupakan suatu masalah yang harus
segera dicarikan solusinya, karena jika dibiarkan begitu saja, maka pembelajaran
di sekolah tidak akan menghasilkan output dan outcomes yang diharapkan,
dengan kata lain, akan menghasikan generasi penerus bangsa yang tidak
berkualitas dan tidak kompeten.
Menurut Dimyati (Hastratudin:2010), proses belajar sebagai kegiatan yang
interaktif hendaknya dapat menggarap semua domain kognitif, afektif, dan
psikomotorik sebagai tindakan belajar dalam rangka keutuhan pribadi pebelajar.
Untuk mengatasi masalah ini, maka diperlukan adanya perbaikan dalam berbagai
hal, diantaranya dalam penggunaan cara atau metode pembelajaran yang selama
ini hanya menggunakan cara bbiasa atau konvensional yang lebih menekankan
pada teacher centred.
Selanjutnya, Oleinik T. (Hastratuddin:2010) menyebutkan bahwa pola
pembelajaran yang dapat meningkatkan kemampuan berfikir kritis dan kecerdasan
emosional siswa adalah pembelajaran yang berpusat pada siswa dan berlangsung
dalam konteks social.
Sementara, jika dilihat dari salah satu kelemahan kurikulum 2006 adalah;
“Beberapa kompetensi yang dibutuhkan sesuai dengan perkembangan kebutuhan
(misalnya pendidikan karakter, metodologi pembelajaran aktif, keseimbangan
hard skills dan soft skills, kewirausahaan) belum terakomodasi di dalam
kurikulum.
Perubahan kurikulum diharapkan akan memberikan perubahan pada
model pembelajaran yang memberikan ruang gerak bagi siswa untuk berekspresi
untuk aktif, siswa bukan lagi menjadi obyek tapi justru menjadi subyek dengan
ikut mengembangkan tema yang ada (Wamendikbud).
OECD (2010: hlm. 58) mengungkapkan bahwa kemampuan atau skills
yang harus dimiliki oleh manusia meliputi; basic skills and digital age literacy;
academic skills; technical skills; generic skills; communication skills, leadership
skills (appropriate emotions and behaviours, multicultural awareness and
understanding, receptiveness etc) and leadership skills. Sementara di Australia,
terkenal dengan istilah generic skills, sebagaimana dikutip dari Amy Hasyn
(2012),”…In Australia this emphasis on generic skills is expressed as
employability skills in VET and graduate attributes in higher education. …Another main causal pathway through which family SES affects children’s educational outcomes is via cognitive abilities and technical abilities, also called “hard skills.”
Selanjutnya, studi Koster (Imam Farizi:2012) mengungkap bahwa dari
pembentukan sikap, watak, dan kepribadian siswa, ternyata kurikulum pendidikan
belum menunjukkan hasil seperti yang diharapkan oleh masyarakat.
Anne Marando (2012)menuliskan“Commonly referred to as “soft skills,”
interpersonal skills include traits such as leadership, communication, negotiation,
problem-solving, and decision-making. Communication skills, leadership skills
are largely intangible, not associated with a deliverable or a concrete output, and they are generally employed without the use of tools or templates”.
Dalam penelitian ini, akan difokuskan pada penggunaan metode
pembelajaran yang diharapkan dapat memperbaiki “critical thinking”
“communication skills”, dan “leadership skills” siswa. Melihat fenomena yang
berkembang saat ini, pembelajaran diharapkan berorientasi pada siswa “student
centred” dengan menerapkan pendekatan scientific, diantaranya dapat menggunakan model Problem Based Learning, Project Based Learning, dan
Discovery Learning. Untuk penelitian ini akan dibatasi pada penggunaan model
Problem Based Learning. Pembelajaran dengan Problem Based Learning salah
satunya dapat dilakukan dengan menggunakan metode Scientific Debate.
metode pembelajaran tersebut, yang diharapkan dapat menjawab permasalahan
yang dihadapi, yaitu dapat meningkatkan “critical thinking”, “communication
skills”, dan leadership skillssiswa.
Nealy (Siti Hamidah : 2004) menguatkan bahwa pembelajaran
communication skills, leadership skills menekankan pengalaman belajar yang
melibatkan fisik, mental dan psychis siswa serta kemandirian belajar atau dengan
kata lain pembelajaran communication skills, leadership skills akan berhasil
manakala siswa digerakkan secara aktif untuk belajar.
Berkenaan dengan hai ini, Ruth Kennedy(2007), menuliskan bahwa
keuntungan dari menerapkan metode debat dalam kelas adalah bahwa dengan
metode debat yang diterapkan dalam kelas akan meningkatkan critical thinking
skills, empathy, dan oral communication skills.
Selanjutnya, Akerman dkk. (2011) menyatakan bahwa beberapa hasil
penelitian baik kualitatif maupun kuantitatif menyarankan agar menggunakan
metode debat dalam pembelajaran, karena akan meningkatkan critical thinking
skills siswa. Selain itu, dengan ikut serta dalam berdebat, maka siswa akan terlatih
dalam hal kemampuan untuk memimpinan (leadership skills), argumentation
skills, including improved english when it is not their first language.
Menurut Ramdani (2013), “metode pembelajaran “Scientific Debate”, mampu menciptakan nuansa interactives yang diharapkan dapat memunculkan
collaborative learning, sehingga peran guru dalam kelas tidak lagi dominan tetapi
berfungsi sebagai fasilitator yang akan berperan untuk mengarahkan dan
membantu siswa”.
Selanjutnya, Ramadani (2013) menuliskan bahwa :
Metode pembelajaran ini berbasis teori konstruktivisme, dalam implementasinya, dicirikan dengan;
1. Menganut Pendekatan Ilmiah “Scientific Approach”
2. Menganut model pembelajaran berbasis masalah “Problem Based
Learning”
3. Berorientasi Pada siswa “student-centred”
4. Guru berperan sebagai fasilitator
6. Siswa dan guru bersama-sama membentuk suatu “Learning
Community”.
Dalam rangka menunjang keberhasilan implementasi metode
pembelajaran “scientific debate”, untuk meningkatkan communication skills,
leadership skills dan critical thinking siswa, maka diperlukan suatu bahan ajar
dan rencana pembelajaran yang sesuai. Oleh karena itu, dalam tahapan mendesain
dan mengembangkan bahan ajar serta pembelajaran diperlukan
penekanan-penekanan dengan mempertimbangkan pemecahan masalah, menyadari adanya
masalah dalam pembelajaran (learning obstacles), serta penggunaan metode
pembelajaran dengan scientific debate.
Tom Bourner (1997) menuliskan bahwa metode pembelajaran “debate”
dan diskusi dapat meningkatkan kemampuan siswa untuk menggunakan ide dan
informasi yang dimilikinya untuk kemudian diungkapkan dengan cara
berkomunikasi dengan teman atau lawan debat nya.
Selain itu, menurut Winkel (dalam Santoso, 2009) kemampuan awal
merupakan kemampuan yang diperlukan oleh seorang siswa untuk mencapai
tujuan instruksional. Kemampuan awal siswa dapat berpengaruh terhadap suatu
proses belajar mengajar di dalam kelas. Menurut Pratiwi dan Handika (2012:41,
Goma 2013: 3), kemampuan awal akan mempengaruhi keberhasilan siswa dalam
pembelajaran, kemampuan awal ini sangat penting bagi siswa dalam menerima
pengetahuan baru. Harus ada hubungan yang continue dan komprehensif agar
siswa dapat memahami suatu konsep pembelajaran secara runtut, yang
selanjutnya kemampuan awal ini akan dijadikan sebagai pijakan untuk
mempelajari pengetahuan sebelumnya.
Berdasarkan berbagai pendapat dan hasil penelitian yang telah
dipaparkan sebelumnya, maka dalam penelitian ini, untuk indicator hard skills
yang merupakan “cognitive abilities”, akan dibatasi dengan critical thinking, sedangkan untuk indicator soft skills akan dibatasi dengan Communications skills
metode pembelajaran scientific debate yang dikontrol dengan kemampuan awal
kewirausahaan dan prakarya yang dimiliki siswa sebelum pembelajaran dimulai.
Dengan demikian judul yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah; Implementasi “Scientific Debate Methods” dalam Meningkatkan “Critical Thinking Skills,” “Communication Skills” dan “Leadership Skills” Siswa
dilihat dari Kemampuan Awal Kewirausahaan dan Prakarya (Studi quasi eksperimen pada Mata Pelajaran Kewirausahaan dan Prakarya Materi Pokok
Pemanfaatan Limbah Tekstil kelas X SMK di Kota Sukabumi).
1.2. Rumusan Masalah
Dilihat dari penjelasan sebelumnya dan berdasarkan pendapat dan
pandangan para ahli, dapat dilihat bahwa sebagian besar memiliki arah yang sama
mengenai penggunaan metode pembelajaran “Sciantific Debate” dapat
meningkatkan “critical thinking skills”, “communication skills”, dan “leadership
skills” siswa. Hal ini sekaligus akan dijadikan sebagai batasan yang diadopsi dalam penelitian ini, sehingga perumusan masalahnya adalah :
1. Apakah ada perbedaan dalam penguasaan “critical thinking skills”,
“communication skills”, dan “leadership skills” siswa pada mata pelajaran kewirausahaan dan prakarya sebelum dan sesudah pembelajaran
dengan menggunakan metode Sciantific Debate.?
2. Apakah ada perbedaan dalam penguasaan “critical thinking skills”,
“communication skills”, dan “leadership skills” siswa pada mata pelajaran kewirausahaan dan prakarya sebelum dan sesudah pembelajaran
dengan menggunakan metode konvensional ?
3. Apakah peningkatan penguasaan “critical thinking skills”,
“communication skills”, dan “leadership skills” siswa dalam mata pelajaran kewirausahaan dan prakarya pada kelas yang menggunakan
metode Sciantific Debate lebih tinggi dibandingkan dengan kelas yang
menggunakan metode konvensional ?
4. Apakah penerapan Sciantific Debate Methods berpengaruh terhadap
skills”, dan “leadership skills” siswa pada mata pelajaran kewirausahaan dan prakarya ?
5. Apakah kemampuan awal kewirausahaan dan prakarya berpengaruh
terhadap peningkatan pengusaan “critical thinking skills”,
“communication skills”, dan “leadership skills” siswa ?
6. Apakah ada interaksi antara penerapan Sciantific DebateMethods dengan
kemampuan awal kewirausahaan dan prakarya dalam peningkatan
penguasaan “critical thinking skills”, “communication skills”, dan
“leadership skills” siswa pada mata pelajaran kewirausahaan dan
prakarya?
7. Apakah peningkatan penguasaan “critical thinking skills”,
“communication skills”, dan “leadership skills” siswa dilihat dari interaksi antara metode pembelajaran dengan kemampuan awal
kewirausahaan dan prakarya pada kelas yang menggunakan scientific
debate methods lebih tinggi dibandingkan dengan kelas yang
menggunakan metode pembelajaran konvensional ?
1.3. Tujuan Penelitian
Yang menjadi tujuan dalam penelitian ini adalah;
1. Untuk mengetahui perbedaan dalam penguasaan “critical thinking skills”,
“communication skills”, dan “leadership skills” siswa pada mata
pelajaran kewirausahaan dan prakarya sebelum dan sesudah
pembelajaran dengan menggunakan metode Sciantific Debate.
2. Untuk mengetahui perbedaan dalam penguasaan “critical thinking skills”,
“communication skills”, dan “leadership skills” siswa pada mata
pelajaran kewirausahaan dan prakarya sebelum dan sesudah
pembelajaran dengan menggunakan metode konvensional..
3. Untuk mengetahui peningkatan penguasaan “critical thinking skills”,
metode Sciantific Debate dibandingkan dengan kelas yang menggunakan
metode konvensional.
4. Untuk mengetahui pengaruh penerapan Sciantific Debate Methods
terhadap peningkatan penguasaan “critical thinking skills”,
“communication skills”, dan “leadership skills” siswa pada mata pelajaran kewirausahaan dan prakarya.
5. Untuk mengetahui pengaruh kemampuan awal kewirausahaan dan
prakarya terhadap peningkatan pengusaan “critical thinking skills”,
“communication skills”, dan “leadership skills” siswa.
6. Untuk mengetahui interaksi antara penerapan Sciantific Debate Methods
dengan kemampuan awal kewirausahaan dan prakarya dalam
peningkatan penguasaan “critical thinking skills”, “communication
skills”, dan “leadership skills” siswa pada mata pelajaran kewirausahaan dan prakarya
7. Untuk mengetahui peningkatan penguasaan “critical thinking skills”,
“communication skills”, dan “leadership skills” siswa dilihat dari interaksi antara metode pembalajaran dengan kemampuan awal
kewirausahaan dan prakarya pada kelas yang menggunakan scientific
debate methods dibandingkan dengan kelas yang menggunakan metode
pembelajaran konvensional.
1.4. Kegunaan Penelitian
Penulis mengharapkan agar hasil penelitian ini memiliki manfaat sbb;
1. Kegunaan ilmiah
Untuk memberikan sumbangan pemikiran bagi perkembangan ilmu
kependidikan, terutama dalam menentukan metode dalam proses
pembelajaran.
2. Kegunaan Praktis
a. Bagi Guru
Dapat dijadikan sebagai rujukan bagi guru kewirausahaan dan
metode pembelajaran yang paling tepat disesuaikan dengan
tuntutan kurikulum 2013 dan juga disesuaikan dengan situasi dan
kondisi yang mendukung.
b. Bagi Siswa
Dapat meningkatkan penguasaan “critical thinking skills”,
“communication skills”, dan “leadership skills” , dan siswa dapat menemukan cara belajar yang menyenangkan, serta dapat
ikut terlibat dalam proses pembelajaran.
c. Bagi Dinas Pendidikan
Sebagai masukan bagi Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota
Sukabumi dalam rangka peningkatan mutu dan kualitas
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1. Desain Penelitian
Dalam penelitian ini akan menggunakan desain eksperimen semu (Quasi
Eksperimen) dengan desain kelas control pre-test post-test. Penelitian kuasi
eksperimen menggunakan seluruh subjek dalam kelompok belajar (intact group)
untuk diberi perlakuan (treatment), bukan menggunakan subjek yang diambil
secara acak (Tim Puslitjaknov :2008). Sedangkan mengenai pengelompokkan
siswa ditentukan berdasarkan kategori tingkat kemampuan pelajaran
kewirausahaan dan prakarya (tinggi, sedang, rendah) dengan pembelajaran
menggunakan pendekatan scientific; model Problem Based Learning; metode
scientific debate untuk meningkatkan critical thinking skills, communication
skills, dan leadership skills siswa.
Eksperimen kuasi (quasi experiment) adalah eksperimen yang memiliki
perlakuan, pengukuran dampak, unit eksperimen, namun tidak menggunakan
penugasan acak untuk menciptakan pembandingan dalam rangka menyimpulkan
perubahan yang disebabkan perlakuan. Proses perbandingan tergantung kepada
kelompok pembanding tak setara yang berbeda. (Stouffer,1950 dan Campbell,
1957, dalam Dicky 2008).
Desain penelitian yang akan digunakan adalah dengan menggunakan tipe
quasi eksperimen, desain factorial 2 X 3, yang berarti dalam penelitian ini
terdapat dua factor yaitu metode dan hasil belajar. Metode terdiri dari scientific
debate methods yang akan dijadikan sebagai kelas threatment dan metode
konvensional yang akan diterapkan pada kelas control; serta hasil belajar yang
terdiri dari tiga hal yang diharapkan dapat meningkat setelah ada perlakuan yaitu
pengaruh antara metode pembelajaran terhadap critical thinking skills,
communication skills, dan leadership skills siswa akan dikontrol dengan
kemampuan awal kewirausahaan yang akan dibagi menjadi tiga level, yaitu
kemampuan awal tinggi, sedang, dan rendah sebagaimana tertuang dalam Tabel
3.1.
Tabel 3. 1
Desain Penelitian Pengaruh Implementasi Metode Pembelajaran Terhadap critical thinking skills, communication skills, dan leadership skills
siswa Berdasarkan Kemampuan Awal Kewirausahaan
KELAS &
Sukabumi, dengan subjek penelitian difokuskan pada 3 sekolah yaitu SMKN 1,
SMKN 3, dan SMK Muhammadiyah. Dari tiga sekolah tersebut, masing-masing
akan diambil 2 kelas, satu kelas akan dijadikan sebagai kelas eksperimen dan satu
kelas lagi dijadikan sebagai kelas control. Sehingga jumlah seluruh kelas
eksperimen ada 3 dan kelas control ada 3.
Dalam pemilihan kelas yang akan dijadikan sebagai kelas
treatment/eksperimen dan kelas kontrol akan dilakukan dengan cara random
sampling yang bersifat intax sample (sampel apa adanya) mengingat dalam
terpisah dari rombel nya, karena akan merusak system yang sedang berjalan. Data
kelas dan jumlah siswa yang akan diobservasi tertuang dalam tabel 3.2.
Tabel 3. 2
Data Jumlah Siswa Per Sekolah Yang Menjadi Objek Penelitian
Kelas Eksperimen Kelas Kontrol Jumlah
SMKN 1 28 28 56
SMKN 3 26 27 53
SMK MUHAMMADIYAH 26 20 46
Jumlah 80 75 155
Dari table tersebut dapat dilihat jumlah total siswa yang akan diteliti
adalah 155 siswa, yang termasuk ke dalam kelas eksperimen sebanyak 80 siswa,
dan yang termasuk pada kelas control sebanyak 75 siswa.
3.3. Tahap Alur Kerja Penelitian
Tahap alur kerja penelitian yang dikembangkan dalam penelitian ini
adalah diawali dengan studi pendahuluan, mengidentifikasi masalah, merumuskan
masalah dan studi literature yang dilanjutkan dengan pengembangan & validasi
untuk bahan ajar, pendekatan pembelajaran, alat ukur penelitian, dan uji coba.
Setelah itu, dilakukan tes kemampuan awal untuk pelajaran kewirausahaan dan
prakarya dengan cakupan materi yang pernah dipelajari sebelumnya. Selanjutnya
dilakukan pemilihan subjek penelitian untuk menentukan kelas yang akan
dijadikan sebagai treatment dengan kelas yang akan dijadikan sebagai kelas kontrol yang kemudian dilanjutkan dengan melaksanakan pre test, setelah pre test,
di kelas eksperimen dilakukan observasi dengan menggunakan metode
pembelajaran scientific debate, dan di kelas control dilakukan pembelajaran
seperti biasanya (konvensional). Setelah selesai observasi, langkah selanjutnya
adalah melaksanakan test akhir atau post test yang dilanjutkan dengan analisis
data, temuan dan kesimpulan & rekomendasi. Mengenai tahap alur kerja
Studi Pendahuluan: Identifikasi masalah, Rumusan masalah, Studi Literatur, dll
Pengembangan & Validasi : Bahan Ajar, Pendekatan Pembelajaran, Alat ukur Penelitian, dan uji coba
Kemampuan awal Kewirausahaan dan prakarya
Pemilihan Subjek Penelitian
Pre Test
Kelas Eksperimen Kelas Kontrol
Post Test
Observasi
Pengolahan data
Analisis data
Kesimpulan dan rekomendasi Temuan
3.4. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan mulai bulan Oktober 2013 sampai Maret 2014,
dengan perincian sebagai berikut;
08 Okober 2013 - 20 Desember 2013 : Tahapan Persiapan
06 Januari 2014 - 03 Maret 2014 : Pelaksanaan Pembelajaran (Pretest,
Pembelajaran, posttest)
03 Maret 2014 - 07 April 2014 : Pengolahan dan analisis data serta
penulisan laporan
3.5. Variabel Penelitian
Variabel dalam penelitian ini melibatkan tiga jenis, yaitu:
1. Variabel independen; metode “Scientific Debate”
2. Variabel dependen; "critical thinking skills”, “communication skills”,
dan “leadership skills”.
3. Variabel kontrol; kemampuan awal siswa dalam mata pelajaran
Kewirausahaan dan Prakarya, yang dikategorikan ke dalam tingkatan
tinggi, sedang dan rendah.
3.6. Definisi Operasional
1. Scientific Debate Methods
Metode Scientific Debate merupakan metode yang menekankan
nilai perdebatan sebagai metode mengajar yang mengasah siswa dalam hal
penalaran, analisis, dan keterampilan berargumentasi dalam berdebat dengan
temannya. (Ziegelmuller)
Metode Scientific Debate merupakan format yang sangat baik
dalam belajar untuk diskusi kelompok dan dengan mudah disesuaikan
dengan situasi di mana pengajar bertanggung jawab untuk
kelompok-kelompok diskusi. Metode Scientific Debate dapat meningkatkan berpikir
kritis, komunikasi yang efektif, dan kerja sama tim. (UNESCO)
Using debates in the classroom provides students the opportunity to
self reflection and encourage them to learn from their peers. Finally, debates
prepare students to be more comfortable engaging in dialogue related to
their beliefs as well as their areas of study. (Lauser, D)
2. Critical thinking
Critical thinking merupakan penguasaan ilmu pengetahuan,
teknologi, dan keterampilan teknis yang berhubungan dengan bidang
keilmuan (Dennis E. Coates, 2006).
Critical Thinking sebagai tujuan, “self-regulatory” penilaian yang
menghasilkan interpretasi, analisis, evaluasi, dan kesimpulan, serta
penjelasan dari bukti, konseptual, methodsological, criteriological, atau
konseptual pertimbangan atas mana penilaian yang didasarkan" (Facione,
1990 ; Emily: 2011);
Chance, seorang ahli psikologi kognitif mendefinisikan berpikir
kritis sebagai kemampuan untuk menganalisis fakta, membangkitkan dan
mengatur ide, mempertahankan pendapat, membuat perbandingan, menarik
kesimpulan, mengevaluasi argument, dan memecahkan masalah (Huitt).
3. Communications skills
Communication Skills adalah proses dua arah untuk mencapai
saling pengertian, di mana peserta tidak hanya saling bertukar
(encode-decode) informasi tetapi juga menciptakan dan berbagi keilmuan atau
konsep. (Hamid 2003)
Communication Skills adalah pertukaran multidimensi dan
kompleks antara orang-orang. Hal ini dapat didefinisikan dalam berbagai
cara tergantung pada pengaturan, konteks, sifat atau fokus penelitian,
lingkungan, atau budaya. Pei mencatat bahwa komunikasi didasarkan pada
nilai-nilai simbolik yang menyatakan kata, suara, sikap tubuh, menulis, dan
menggambar. Lebih lanjut Pei menyatakan bahwa semua akumulasi
pengalaman mentransmisikan antara faktor individu, generasi, era, ras, dan
budaya dalam beberapa bentuk seperti lisan, tertulis, sikap tubuh, atau
4. Leadership skills
Leadership Skills digambarkan sebagai "proses pengaruh sosial di
mana satu orang dapat meminta bantuan dan dukungan orang lain dalam
pemenuhan tugas bersama", meskipun ada definisi alternatif kepemimpinan.
Leadership skills merupakan kemampuan untuk mempengaruhi orang lain.
Sebagai contoh, beberapa memahami pemimpin hanya sebagai seseorang
yang orang mengikuti, atau sebagai seseorang yang membimbing atau
mengarahkan orang lain, Sementara yang lain mendefinisikan
kepemimpinan sebagai "mengorganisir sekelompok orang untuk mencapai
tujuan bersama".(Wikipedia.org)
5. Kemampuan awal Kewirausahaan
Kemampuan awal (prior knowledge) sebagai keseluruhan
pengetahuan aktual seseorang yaitu (1) telah ada sebelum pembelajaran,(2)
terstrukturisasi dalam skemata, (3) sebagai pengetahuan deklaratif dan
prosedural, (4) sebagian eksplisit, (5) mengandung pengetahuan isi dan
pengetahuan metakognitif, (6) dinamis di alam dan tersimpan dalam basis
pengetahuan awal. (Dochy, 1996; Masril dkk,2013).
3.7. Instrumen Penelitian Dan Pengembangannya
Dalam penelitian ini akan digunakan enam macam instrumen, yang
terdiri dari;
1) Tes Kemampuan awal kewirausahaan dan prakarya,
2) Lembar observasi kesesuaian pelaksanaan pembelajaran dengan RPP,
digunakan sebagai pedoman untuk mengetahui apakah pelaksanaan
pembelajaran telah sesuai dengan RPP. Lembar observasi ini diisi oleh
guru pendamping.
3) Pre test dan post test yang berhubungan dengan materi pelajaran untuk
mengukur critical thinking siswa
4) Pre test dan post test yang berhubungan dengan communication skills,