• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penggunaan kata depan dalam karangan deskripsi siswa kelas VIII semester genap Madrasah Tsanawiyah Al-Ihsan Jakarta Tahun pelajaran 2013/2014

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Penggunaan kata depan dalam karangan deskripsi siswa kelas VIII semester genap Madrasah Tsanawiyah Al-Ihsan Jakarta Tahun pelajaran 2013/2014"

Copied!
153
0
0

Teks penuh

(1)

MADRASAH TSANAWIYAH AL-IHSAN JAKARTA

TAHUN PELAJARAN 2013/2014

Skripsi

Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk Memenuhi Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan

oleh

Nurul Fardianingsih 1811013000002

JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

(2)
(3)
(4)

iii ABSTRAK

Nurul Fardianingsih, 2014. Penggunaan Kata Depan Dalam Karangan Deskripsi Siswa Kelas VIII Semester Genap Madrasah Tsanawiyah Al-Ihsan Jakarta Tahun Pelajaran 2013/2014. Skripsi, Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatulah Jakarta.

Keterampilan berbahasa meliputi kegiatan menyimak, membaca, menulis dan berbicara. Dari empat kegiatan berbahasa tersebut, yang akan menjadi fokus penelitian adalah keterampilan menulis khususnya karangan deskripsi. Karangan deskripsi adalah yang menggambarkan objek yang kita lihat, dengar dan rasakan sesuai dengan hasil pengamatan pancaindra. Dalam kegiatan mengarang deskripsi, siswa sering merasa kesulitan terutama untuk menentukan kata depan yang tepat dalam kalimat. Kesulitan siswa terlihat dari kesalahan-kesalahan yang dilakukan siswa saat menggunakan kata depan dalam karangan deskripsi. Kesalahan disebabkan oleh ketidakpahaman siswa dalam menggunakan kata depan dalam karangan deskripsi.

Berdasarkan permasalahan di atas, peneliti ingin mengetahui faktor-faktor yang menyebabkan kesalahan penggunaan kata depan dalam karangan deskripsi. Untuk mengetahui faktor penyebab kesalahan penggunaan kata depan dalam karangan deskripsi tersebut, lebih lanjut akan dibahas dalam skripsi yang berjudul “Analisis Penggunaan Kata Depan dalam Karangan Deskripsi Siswa Kelas VIII Semester Genap Madrasah Tsanawiyah Al-Ihsan Jakarta Tahun Pelajaran 2013/2014”. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang menyebabkan kesalahan penggunaan kata depan dalam karangan deskripsi.

Adapun metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif deskriptif, yaitu metode yang melibatkan peneliti secara langsung untuk mengamati objek yang sedang diteliti. Kemudian data yang terkumpul dari hasil pengamatan dideskripsikan dalam bentuk kata-kata.

(5)

iv

Grade VIII Students of Islamic Junior High School Al-Ihsan East Jakarta in the Even Semester of 2013/ 2014. Capstone Research, Indonesian Language and Literature Department, Faculty of Tarbiyah and Teaching Sciences, Syarif Hidayatullah State Islamic University Jakarta.

Language skills comprise of listening, reading, writing, and speaking. From the four language skills, the focus of this research is on the writing skill especially in writing descriptive essays. A descriptive essay depicts objects the writer see, hear, and feel using his or her senses. In writing descriptive essays, students often find it difficult to use the correct prepositions in their sentences. The difficulty the students often experience can be seen from the errors they made in their descriptive writing. The students‟ errors are caused by their lack of understanding of the use of prepositions in descriptive writing.

Based on the abovementioned problem, this research tries to find out factors to errors in using prepositions in descriptive writing. This attempt is further discussed in this capstone research project entitled, “The Analysis of the Use of Prepositions in Descriptive Writings by Grade VIII Students of Islamic Junior High School Al-Ihsan East Jakarta in the Even Semester of 2013/ 2014”. This research aims at finding out the causes of errors in using prepositions in descriptive writings.

This research uses descriptive qualitative research method, i.e. a method that involves the researcher directly in observing the object of research. The data taken from the observation is further described by the researcher.

(6)

v

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Penggunaan Kata Depan dalam Karangan Deskripsi Siswa Kelas VIII Semester

Genap Madrasah Tsanawiyah Al-Ihsan Jakarta Tahun Pelajaran 2013/2014”.

Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd). Selain itu, juga untuk melatih keterampilan menulis penulis.

Keberhasilan penulis dalam menyusun skripsi ini juga karena bantuan dan dorongan dari berbagai pihak, maka pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Nurlena Rifa‟i, M.A., Ph.D, selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah mempermudah penyelesaian skripsi ini.

2. Dra. Hindun,M.Pd, selaku Ketua Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia dan dosen penguji yang telah melancarkan penyelesaian skripsi ini.

(7)

vi kepada penulis.

5. Segenap dosen Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia yang juga memberikan masukan berharga bagi penulis.

6. Zainal Falah, S.Pd, selaku Kepala MTs Al-Ihsan yang menjabat hingga tahun 2014 karena telah mengizinkan penulis melakukan penelitian di sekolah binaannya.

7. Rifqi Martio Pratama suamiku tercinta, Athar Rezky Pratama anakku tersayang dan teman-teman yang selalu memberikan dukungan materil, moril, dan semangat sehingga skripsi ini dapat selesai tepat waktu; dan 8. Semua pihak yang telah membantu dalam penulisan skripsi ini tanpa dapat

dituliskan satu per satu.

Penulis telah berusaha untuk menyusun skripsi ini dengan sebaik-baiknya. Namun, penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini

masih belum sempurna, karena pengetahuan penulis belum seberapa. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi para pembacanya.

Jakarta, Januari 2015

(8)

vii DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING ... i

LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI ... ii

ABSTRAK ... iii

ABSTRACT ... iv

KATA PENGANTAR ... v

DAFTAR ISI ... vii

DAFTAR TABEL ... x

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 5

C. Pembatasan Masalah ... 6

D. Perumusan Masalah ... 6

E. Tujuan Penelitian ... 6

F. Manfaat Penelitian ... 6

BAB II LANDASAN TEORI ... 8

A. Landasan Teori ... 8

1. Jenis Kata ... 8

a. Kata Kerja (Verba) ... 8

b. Kata Sifat (Ajektiva) ... 8

c. Kata Keterangan (Adverbia) ... 9

d. Rumpun Kata Benda (Nomina) ... 9

e. Rumpun Kata Tugas (Partikel) ... 10

(9)

viii

3. Hakikat Karangan ... 14

a. Narasi ... 15

b. Deskripsi ... 15

c. Eksposisi ... 15

d. Argumentasi ... 16

4. Hakikat Karangan Deskripsi ... 16

a. Ciri-Ciri Karangan Deskripsi ... 17

b. Jenis-Jenis Karangan Deskripsi ... 17

c. Pendekatan Deskriptif ... 18

d. Langkah-Langkah Menyusun Karangan Deskripsi .. 19

5. Analisis Kesalahan Berbahasa ... 20

B. Hasil Penelitian yang Relevan ... 22

C. Kerangka Berpikir ... 23

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 25

A. Pendekatan Penelitian ... 25

B. Metode Penelitian ... 25

C. Populasi dan Sampel ... 26

D. Teknik Pencatatan Data ... 27

E. Teknik Pemeriksaan Keabsahan Data ... 28

BAB IV HASIL PENELITIAN ... 30

A. Deskripsi Data Hasil Penelitian ... 30

(10)

ix

BAB V SIMPULAN DAN SARAN ... 70 A. Simpulan ... 88 B. Saran ... 89 DAFTAR PUSTAKA

(11)

x

Tabel 1 Nama Lengkap dan Inisial Siswa Sampel ... 30

Tabel 1.1 Analisis Penggunaan Kata Depan dalam Karangan MJ ... 32

Tabel 1.2 Analisis Penggunaan Kata Depan dalam Karangan BA ... 33

Tabel 1.3 Analisis Penggunaan Kata Depan dalam Karangan SK ... 35

Tabel 1.4 Analisis Penggunaan Kata Depan dalam Karangan Z ... 36

Tabel 1.5 Analisis Penggunaan Kata Depan dalam Karangan DA ... 38

Tabel 1.6 Analisis Penggunaan Kata Depan dalam Karangan MR ... 39

Tabel 1.7 Analisis Penggunaan Kata Depan dalam Karangan FO ... 41

Tabel 1.8 Analisis Penggunaan Kata Depan dalam Karangan KR ... 42

Tabel 1.9 Analisis Penggunaan Kata Depan dalam Karangan YPJ ... 42

Tabel 1.10 Analisis Penggunaan Kata Depan dalam Karangan RLSH ... 44

Tabel 1.11 Analisis Penggunaan Kata Depan dalam Karangan MR ... 45

Tabel 1.12 Analisis Penggunaan Kata Depan dalam Karangan MIF ... 45

Tabel 1.13 Analisis Penggunaan Kata Depan dalam Karangan DNS ... 46

Tabel 1.14 Analisis Penggunaan Kata Depan dalam Karangan IS ... 47

Tabel 1.15 Analisis Penggunaan Kata Depan dalam Karangan RJ ... 49

Tabel 1.16 Analisis Penggunaan Kata Depan dalam Karangan AAD ... 50

Tabel 1.17 Analisis Penggunaan Kata Depan dalam Karangan WSE ... 52

Tabel 1.18 Analisis Penggunaan Kata Depan dalam Karangan AS ... 52

Tabel 1.19 Analisis Penggunaan Kata Depan dalam Karangan AN ... 53

Tabel 1.20 Analisis Penggunaan Kata Depan dalam Karangan SA ... 54

Tabel 1.21 Analisis Penggunaan Kata Depan dalam Karangan A ... 55

(12)

xi

Tabel 1.23 Analisis Penggunaan Kata Depan dalam Karangan SWS ... 57

Tabel 1.24 Analisis Penggunaan Kata Depan dalam Karangan MH ... 58

Tabel 1.25 Analisis Penggunaan Kata Depan dalam Karangan HEA ... 59

Tabel 1.26 Analisis Penggunaan Kata Depan dalam Karangan DS ... 61

Tabel 1.27 Analisis Penggunaan Kata Depan dalam Karangan BA ... 63

Tabel 1.28 Analisis Penggunaan Kata Depan dalam Karangan IRP ... 64

Tabel 1.29 Analisis Penggunaan Kata Depan dalam Karangan MA ... 65

Tabel 1.30 Analisis Penggunaan Kata Depan dalam Karangan AR ... 69

Tabel 1.31 Analisis Penggunaan Kata Depan dalam Karangan WA ... 69

Tabel 1.32 Analisis Penggunaan Kata Depan dalam Karangan RM ... 70

Tabel 1.33 Analisis Penggunaan Kata Depan dalam Karangan NK ... 72

Tabel 1.34 Analisis Penggunaan Kata Depan dalam Karangan HUP ... 74

Tabel 1.35 Analisis Penggunaan Kata Depan dalam Karangan DWN ... 76

Tabel 1.36 Analisis Penggunaan Kata Depan dalam Karangan AD ... 77

Tabel 1.37 Analisis Penggunaan Kata Depan dalam Karangan EM ... 78

Tabel 1.38 Analisis Penggunaan Kata Depan dalam Karangan A ... 80

Tabel 1.39 Analisis Penggunaan Kata Depan dalam Karangan RR ... 81

Tabel 1.40 Analisis Penggunaan Kata Depan dalam Karangan MAR ... 83

Tabel 2 Persentese Jumlah Keseluruhan Penggunaan Kata Depan ... 85

(13)

1

A. Latar Belakang

Bahasa merupakan sarana untuk menyampaikan informasi dari satu pihak ke pihak lain, atau dari seseorang kepada lawan bicaranya. Tanpa bahasa, manusia tidak mungkin dapat menciptakan hubungan satu sama lainnya, dan untuk terjadinya hubungan baik tersebut diperlukan penguasaan penggunaan bahasa yang baik pula.

Dalam bahasa Indonesia, ada empat keterampilan berbahasa yang berhubungan erat, yaitu menyimak, membaca, berbicara, dan menulis. Dari keempat keterampilan berbahasa tersebut, keterampilan berbicara dan menulis sering dianggap sulit karena merupakan kegiatan yang produktif dan ekspresif. Dalam penelitian ini, peneliti akan memfokuskan pada keterampilan atau kemahiran menulis. Dalam suatu pengertian, Menulis ialah menurunkan atau

melukiskan lambang-lambang grafik yang menggambarkan suatu bahasa yang dipahami oleh seseorang, sehingga orang-orang lain dapat membaca

lambang-lambang grafik tersebut kalau mereka memahami bahasa dan gambaran grafik itu.1 Kegiatan menulis dapat pula meningkatkan pola berpikir manusia agar terus berkembang. Menurut pendapat ahli yang lain, menulis adalah suatu alat yang sangat ampuh dalam belajar yang dengan sendirinya memainkan peran sangat penting dalam dunia pendidikan.2 Menulis merupakan aktivitas pengekspresian ide, gagasan, pikiran atau perasaan ke dalam lambang-lambang kebahasaan.3 sedangkan menurut Ahmad Menulis adalah bagian bahasa yang berupa tulis menulis dalam rangka menyampaikan/mengungkapkan gagasan

1

Henry Guntur Tarigan, Menulis sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa (Bandung:Angkasa, 2008), Edisi Revisi, hlm.22.

2

Dewi Kusumaningsih.dkk, Terampil Berbahasa Indonesia (Yogyakarta:Andi, 2013), Edisi I, hlm.65.

3

(14)

2

terhadap pembaca.4 Manusia dapat melakukan kegiatan dengan berbagai jenis, seperti menulis puisi, menulis novel, menulis karangan, dan lain sebagainya. Menurut Heru menulis ialah keterampilan proses karena hampir semua orang yang membuat tulisan, baik karya ilmiah, non ilmiah, maupun hanya catatan pribadi, jarang yang melakukannya secara spontan dan langsung jadi.5

Menulis karangan atau yang lebih dikenal dengan kegiatan mengarang adalah suatu hal yang sering dilakukan oleh setiap orang, karena dengan kegiatan tersebut kita dapat mengekspresikan perasaan atau pemikiran yang sedang kita alami ke dalam tulisan atau karangan yang kita buat, baik itu perasaan sedih, bahagia, marah, dendam, dan lain sebagainya. Menurut ahli yang lain mengarang merupakan sebuah metode terbaik untuk mengembangkan kemampuan di dalam menggunakan bahasa.6 Kita bebas berekspresi mengungkapkan perasaan yang kita alami, tidak semua siswa dapat mengekspresikan perasaannya dengan mudah melalui bahasa tulis. Siswa lebih suka memilih menggunakan bahasa secara lisan dalam meluapkan perasaannya, daripada menggunakan bahasa tulis. Pembelajaran mengarang membutuhkan pengetahuan tentang tata bahasa sehingga menjadi faktor penyebab kesulitan siswa dalam melakukan kegiatan mengarang, yang di antaranya adalah siswa tidak mampu mengembangkan gagasan atau ide pokok yang dibutuhkan dalam karangan, siswa kurang menguasai kosakata Bahasa Indonesia, sehingga penggunaan katanya tidak bervariasi atau kurang kreatif. Semua itu disebabkan kurangnya ilmu pengetahuan seperti kurang melakukan kegiatan membaca, kurang berlatih dalam menulis, atau kurang melakukan kegiatan bersosialisasi terhadap sesama, sehingga siswa tidak tahu bagaimana cara meluapkan ekspresi atau pemikiran yang ada di dalam dirinya. Selain itu hal yang

4

Ahmad A.K.Muda, Kamus Lengkap Bahasa Indonesia (Jakarta:Reality Publisher, 2006), Edisi I, hlm.633.

5

Heru Jauhari, Terampil Mengarang (Bandung:Nuansa Cendekia, 2013), Edisi I, hlm.16.

6

(15)

menjadi permasalahan bagi siswa adalah perlunya penggunaan bahasa yang baik dan benar, karena dalam membuat sebuah karangan ada aturan-aturan yang harus ditaati oleh siswa, sehingga membuat siswa sulit menuangkan gagasannya secara bebas.

Masalah lain yang dialami siswa adalah minimnya pengetahuan tentang karangan, yang diketahui siswa hanyalah karangan bebas, tanpa mengetahui karangan jenis lain. Padahal karangan mempunyai berbagai jenis, seperti karangan narasi, karangan deskripsi, karangan argumentasi, karangan eksposisi dan karangan persuasi. Masing-masing jenis karangan di atas, mempunyai pengertian, fungsi, dan ciri-ciri yang berbeda, serta langkah-langkah penulisan yang berbeda pula. Seperti karangan deskripsi, karangan deskripsi adalah karangan yang lebih menonjolkan aspek pelukisan sebuah benda sebagaimana adanya.7 Karangan deskripsi juga mempunyai ciri-ciri yang mudah diidentifikasi oleh pembacanya, ciri pertama yaitu menggambarkan sesuatu, kedua yaitu penggambarannya tersebut diuraikan dengan sejelas-jelasnya dengan melibatkan kesan indra, dan ciri yang ketiga adalah membuat pembaca atau pendengar merasakan sendiri atau mengalami sendiri.

Dalam membuat karangan deskripsi atau karangan-karangan jenis lain, siswa masih mengalami kesulitan tidak hanya pada menuangkan ide atau pemikiran, siswa juga mengalami kesulitan dalam memilih kata-kata yang tepat, penggunaan tanda baca yang tepat, termasuk penulisan kata depan. Banyak siswa yang kurang memahami pengertian dan fungsi kata depan yang sebenarnya. Mereka sulit untuk membedakan antara kata depan dengan imbuhan, padahal keduanya merupakan suatu pembahasan yang berbeda, baik dari segi pengertian, fungsi, penulisan, ciri-ciri dan lain sebagainya. Pada kata depan, dalam fungsinya digunakan untuk menunjukkan tempat, arah, asal, dan lain-lain. Pada penulisannya kata depan harus dipisah dengan kata yang mengikutinya apabila kata tersebut menunjukkan tempat.

7

(16)

4

Contoh :

1. Ayah membaca koran dihalaman.

Kata dihalaman, adalah kata yang menunjukkan tempat. Seharusnya dalam penulisan kata tersebut harus dipisah sehingga penulisan yang benar adalah : Ayah membaca koran di halaman.

2. Anak itu masuk kedalam rumah.

Kata kedalam, adalah kata yang menunjukkan arah tujuan. Sebarusnya dalam penulisan kata tersebut harus dipisah sehingga penulisan yang benar adalah : Anak itu masuk ke dalam rumah.

3. Kakak baru pulang dari Singapura

Kata dari kata yang menunjukkan arah asal, dalam penulisannya pun harus dipisah, sama halnya dengan kata depan di dan ke.

4. Pada mejanya masih berserakan lembaran kertas dan buku

Kata pada yang menyatakan tempat yang tidak sebenarnya, dalam penulisannya pun harus dipisah, sama halnya dengan kata depan di dan ke.

Kata depan di, ke, dari dan pada adalah kata depan yang digunakan untuk menunjukkan tempat, asal, atau arah tujuan yang menerangkan tempat. Dalam penulisan kata depan tersebut harus dipisah atau dirangkai dari kata benda yang mengikutinya, apabila kata depan tersebut secara penulisannya digabung maka itu bukanlah kata depan melainkan kata imbuhan. Dalam hal ini, maka

peranan guru sangat dibutuhkan untuk membimbing siswa dalam memahami penggunaan kata depan yang benar. Guru harus lebih peka terhadap

(17)

terjadi lagi kekeliruan pada siswa dalam memahami kata depan, terutama kata depan yang sering digunakan seperti kata depan di, ke, dari dan pada.

Dari masalah-masalah yang telah diuraikan sebelumnya, maka penulis bertujuan untuk meneliti tentang bagaimana penggunaan kata depan dalam karangan deskripsi di Madrasah Tsanawiyah Al–Ihsan Jakarta, kelas VIII. Kata depan yang menjadi sasaran penelitian penulis adalah kata depan di, ke, dari dan pada, karena menurut penulis, masih banyak siswa yang keliru dalam penulisan kata depan tersebut.

Selain itu juga penulis merasa perlu melakukan penelitian ini guna mengetahui seberapa besar kemampuan siswa-siswi di Madrasah Tsanawiyah Al–Ihsan Jakarta dalam memahami penggunaan serta penulisan kata depan yang baik dan benar, sehingga penelitian ini diharapkan dapat menyelesaikan masalah-masalah yang dialami siswa mengenai pembelajaran kata depan, maupun pembelajaran Bahasa Indonesia dalam pokok bahasan yang lain.

Berdasarkan uraian di atas, peneliti merasa tertarik untuk membahasnya dalam skripsi yang berjudul “Penggunaan Kata Depan dalam Karangan

Deskripsi Siswa Kelas VIII Semester Genap Madrasah Tsanawiyah Al–Ihsan

Jakarta Tahun Pelajaran 2013/2014”

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka masalah-masalah tersebut dapat penulis identifikasi sebagai berikut :

1. Tiap siswa memiliki kemampuan yang berbeda-beda dalam keterampilan menulis, khususnya karangan deskripsi.

2. Terdapat banyak jenis kata depan yang menyebabkan siswa sulit untuk memahaminya.

3. Sering terjadi kesalahan dalam penggunaan kata depan pada karangan deskripsi siswa kelas VIII Madrasah Tsanawiyah Al-Ihsan Jakarta.

(18)

6

C. Pembatasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah di atas, maka masalah-masalah di atas akan penulis batasi pada analisis penggunaan kata depan dalam karangan deskripsi siswa kelas VIII semester genap Madrasah Tsanawiyah Al–Ihsan Jakarta, yang meliputi kata depan di-, ke-, dari- dan pada-.

D. Perumusan Masalah

Berdasarkan pembatasan masalah di atas, maka peneliti merumuskan: a. Bagaimanakah tingkat kesalahan penggunaan kata depan dalam karangan

deskripsi siswa kelas VIII Madrasah Tsanawiyah Al– Ihsan Jakarta ?

b. Bagaimanakan bentuk-bentuk kesalahan penggunaan kata depan dalam karangan deskripsi siswa kelas VIII Madrasah Tsanawiyah Al-Ihsan Jakarta?

E. Tujuan Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah di atas, maka tujuan dari penelitian ini yaitu:

a. Mendeskripsikan tingkat kesalahan penggunaan kata depan dalam karangan deskripsi siswa kelas VIII Madrasah Tsanawiyah Al–Ihsan Jakarta.

b. Mendeskripsikan bentuk-bentuk kesalahan penggunaan kata depan dalam karangan deskripsi siswa kelas VIII Madrasah Tsanawiyah Al-Ihsan Jakarta.

F. Manfaat Penelitian

Hasil dari penelitian ini, penulis berharap dapat bermanfaat untuk:

1. Siswa, untuk menambah wawasan dalam pengetahuan kata depan, menulis karangan yang baik dan benar, serta sesuai dengan kaidah-kaidah bahasa Indonesia.

(19)
(20)

8

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Landasan Teori 1. Jenis Kata

Secara tradisional pembagian kelas kata/jenis kata di dalam bahasa-bahasa yang besar di dunia termasuk bahasa Indonesia umumnya terdiri

atas sepuluh. Pembagian kata atas sepuluh jenis yang dilakukan oleh para ahli bahasa tentulah didasari pertimbangan yang matang dan didukung oleh alasan yang kuat. Sementara itu, ilmu bahasa termasuk bidang morfologi terus berkembang, sudah cukup banyak ahli bahasa yang membagi kata atas beberapa macam disertai argumentasinya masing-masing. Pembagian kelas kata bahasa Indonesia yang paling mutakhir adalah yang diajukan oleh Tim Depdikbud RI yang terdapat di dalam buku Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia (TBBI edisi perdana 1998). Di dalam buku itu, Hasan Alwi dkk, mengelompokkan kata ke dalam lima jenis, yaitu:

a. Kata Kerja (Verba)

Menurut Lamuddin Finoza kata kerja atau verba adalah kata yang menyatakan perbuatan atau tindakan, proses, dan keadaan yang bukan merupakan sifat atau kualitas.1 Kata kerja pada umumnya berfungsi sebagai predikat dalam kalimat. Sedangkan menurut pendapat Abdul Chaer kata kerja adalah kata-kata yang dapat diikuti oleh frase, baik yang menyatakan alat, yang menyatakan keadaan, maupun yang menyatakan penyerta.2

b. Kata Sifat (Ajektiva)

Menurut Lamuddin Finoza kata sifat atau ajektiva adalah kata yang berfungsi sebagai atribut bagi nomina (orang, binatang, atau benda lainnnya).3 Atribut berarti ciri atau tanda. Untuk mengenali suatu benda dan untuk

1

Lamuddin Finoza, Komposisi Bahasa Indonesia (Jakarta:Diksi, 2008), Edisi Revisi, hlm.82.

2

Abdul Chaer, Tata Bahasa Praktis Bahasa Indonesia (Jakarta:Rineka Cipta, 2011), Edisi Revisi, hlm.100.

3

(21)

membedakannya dengan benda lain, kita harus memeriksa ciri, sifat, keadaan, atau identitas benda-benda itu. Menurut pendapat Abdul Chaer Kata kerja adalah kata yang dapat diikuti dengan kata keterangan sekali serta dapat dibentuk menjadi kata ulang berimbuhan gabung SE-NYA.4 sedangkan menurut Harimurti Ajektiva adalah kategori yang ditandai oleh kemungkinannya untuk (1) bergabung dengan partikel tidak, (2) mendampingi nomina, atau (3) didampingi partikel seperti lebih, sangat, agak, (4) mempunyai ciri-ciri morfologis.5

c. Kata Keterangan (Adverbia)

Menurut Lamuddin Finoza kata keterangan atau adverbia adalah kata yang menerangkan verba, ajektiva, nomina, adverbia lain, frasa preposisional, dan juga seluruh kalimat.6 Letak adverbia dapat mendahului atau mengikuti kata yang diterangkan.

d. Rumpun Kata Benda (Nomina)

Menurut Lamuddin Finoza kata benda atau nomina adalah kata yang mengacu kepada sesuatu benda baik konkret maupun abstrak.7 Menurut Makyun Subuki dari segi semantis nomina adalah kata yang secara tipikal mengacu kepada manusia, binatang, benda, tempat, dan konsep atau pengertian. Dari sudut pandang sintaksis nomina adalah bentuk yang memiliki distribusi yang khusus dan dapat mengemban fungsi sintaksis tertentu,misalnya subjek, objek, dan pelengkap, sedangkan dari sudut pandang morfologis nomina dapat dianggap sebagai bentuk yang memperlihatkan tipe infleksi tertentu, misalnya jenis (gender), jumlah (number), dan kasus (case).8 Menurut Ahmad kata benda adalah

kata yang menyebut nama sesuatu yang berdiri sendiri atau yang dibendakan.9

4

Abdul Chaer, Tata Bahasa Praktis Bahasa Indonesia (Jakarta:Rineka Cipta, 2011), Edisi Revisi, hlm.103.

5

Harimurti Kridalaksana, Kelas Kata Dalam Bahasa Indonesia (Jakarta:Gramedia, 2008), Edisi Revisi, hlm.59.

6

Lamuddin Finoza, Komposisi Bahasa Indonesia (Jakarta:Diksi, 2008), Edisi Revisi, hlm.89.

7

Ibid., h.91

8

Makyun Subuki, SemantikPengantar Memahami Makna Bahasa (Jakarta:Trans Pustaka, 2011), Edisi I, hlm.26.

9

(22)

10

e. Rumpun Kata Tugas (Partikel)

Kata tugas bukanlah nama satu jenis kata, melainkan kumpulan kata dan partikel. Kumpulan ini lebih tepat dinamakan rumpunan kata tugas. Anggota rumpun kata tugas ada lima, yaitu: kata depan (preposisi), kata sambung (konjungsi), kata seru (interjeksi), kata sandang (artikula), dan partikel penegas.

Sesuai dengan penelitian yang di ambil oleh peneliti, maka penggunaan kata depan termasuk ke dalam kelas kata rumpun kata tugas (partikel).

2. Kata Depan

Kata depan (preposisi) di dan ke bukanlah imbuhan di- dan ke-. Kedua kata itu berfungsi menunjuk suatu lokasi, baik sebuah tempat berada maupun tujuan.10 Menurut Abdul Chaer kata depan adalah kata atau gabungan kata yang berfungsi menghubungkan kata atau frase sehingga terbentuk sebuah frase eksosentrik, yakni frase yang lazim menduduki fungsi keterangan di dalam kalimat.11 Pendapat ahli yang lain mengatakan kata depan adalah kata yang digunakan di muka kata benda untuk merangkaikan kata benda itu dengan bagian kalimat lain.12 Menurut para Lamuddin Finoza kata depan adalah kata tugas yang selalu berada di depan kata benda, kata sifat atau kata keterangan. Definisi tersebut menekankan dua hal penting. Pertama, letak preposisi selalu di depan nomina, ajektiva, verba, dan adverbia (karena itulah preposisi disebut juga kata depan). Kedua, penggabungan preposisi dengan salah satu dari keempat kata itu selalu membentuk frasa perposisional. Ini terjadi karena preposisi tidak mempunyai makna leksikal. Kata yang digabungkan dengan kata depan akan membentuk suatu makna atau arti.13 sedangkan menurut Kridalaksana kata depan adalah kategori yang terletak di depan kategori lain (terutama nomina) sehingga

10

Dadan Suwarna, Cerdas Berbahasa Indonesia Berbahasa dengan Pemahaman dan Pendalaman (Bogor:Jelajah Nusa, 2011), Edisi I, hlm.46.

11

Abdul Chaer, Penggunaan Preposisi dan Konjungsi Bahasa Indonesia (Jakarta:Nusa Indah, 1990), Cetakan Pertama, hlm.23.

12

Abdul Chaer, Tata Bahasa Praktis Bahasa Indonesia (Jakarta:Rineka Cipta, 2011), Edisi Revisi, hlm.122.

13

(23)

terbentuk frase eksosentris direktif.14 sedangkan menurut pendapat Hasan Alwi kata depan adalah kata yang menandai berbagai hubungan makna antara konstituen di depan preposisi tersebut dengan konstituen di belakangnya.15 sedangkan menurut Abdul Chaer kata depan adalah kata-kata yang digunakan untuk merangkaikan nomina dengan verba di dalam satu klausa.16 menurut Ahmad kata depan adalah kata yang menghubungkan kata benda dengan kata lain serta menentukan sekali sifat penghubungnya.17sedangkan menurut Busrodin kata depan adalah kata yang bertugas menegaskan kedudukan kata terhadap kata lain.18

Berdasarkan pendapat para ahli di atas, maka penulis menyimpulkan bahwa kata depan adalah kata yang selalu berada di depan kata lain yang bertugas sebagai penanda arah, tujuan, atau tempat asal.

Adapun Harimurti Kridalaksana menuliskan dalam buku Kelas Kata Dalam Bahasa Indonesia, bahwa ada tiga jenis kata depan atau preposisi, yaitu: (1) preposisi dasar, (2) preposisi turunan, (3) preposisi yang berasal dari kategori lain.19 Berikut ini merupakan penjabaran dari ketiga jenis kata depan di atas:

1. Preposisi dasar tidak dapat mengalami proses morfologis

2. Preposisi turunan yang dapat dibagi lagi menjadi: a). Gabungan preposisi dan preposisi, seperti di halaman; b). gabungan preposisi dan non-preposisi, seperti di balik.

3. Preposisi yang berasal dari kategori lain, seperti pada, tanpa, semenjak, sepanjang, sesuai.

Berikut ini merupakan sembilan kata depan yang digolongkan berdasarkan fungsinya, yaitu kata depan yang menyatakan:

(1) Tempat berada, yaitu di, pada, dalam, atas, dan antara

14

Harimurti Kridalaksana, Kelas Kata dalam Bahasa Indonesia (Jakarta:Gramedia Pustaka Utama, 2008), Edisi Revisi, hlm.95.

15

Hasan Alwi dkk, Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia (Jakarta:Balai Pustaka, 2003), Edisi Revisi, hlm.288.

16

Abdul Chaer, Morfologi Bahasa Indonesia (Jakarta:Rineka Cipta, 2008), Edisi I, hlm.96.

17

Ahmad A.K.Muda, Kamus Lengkap Bahasa Indonesia (Jakarta:Reality Publisher, 2006), Edisi I, hlm.619.

18

Busrodin, Pengetahuan Dasar Mengarang (Jakarta:Yayasan Badan Penerbit Pekerjaan Umum, 1995), Edisi I, hlm.97.

19

(24)

12

(2) Arah asal, yaitu dari

(3) Arah tujuan, yaitu ke, kepada, akan, dan terhadap (4) Pelaku, yaitu oleh

(5) Alat, yaitu dengan dan berkat (6) Perbandingan, yaitu daripada

(7) Hal atau masalah, yaitu tentang dan mengenai (8) Akibat, yaitu hingga dan sampai

(9) Tujuan, yaitu untuk, buat, guna, dan bagi

Pembagian kata depan atau preposisi seperti di atas juga disebut sebagai peran semantis preposisi, karena menyatakan makna-makna tertentu. Kemudian berdasarkan bentuknya, kata depan dibagi menjadi dua macam, yaitu kata depan tunggal dan kata depan majemuk. Berikut ini adalah penjabarannya:

1. Kata Depan Tunggal

Kata depan tunggal adalah preposisi yang hanya terdiri atas satu kata.20 Bentuk kata depan tunggal tersebut dapat berupa kata dasar dan kata berimbuhan.

a. Kata depan atau preposisi yang berupa kata dasar

Kata depan dalam kelompok ini hanya terdiri dari satu morfem. Artinya, kata depan ini tidak diikuti oleh imbuhan apapun, baik awalan, akhiran, sisipan, maupun gabungan awalan dan akhiran. Berikut ini adalah kata dasar yang menjadi kata depan, yaitu akan, antara, bagi, buat, dari, demi, dengan, di, hingga, ke, kecuali, lepas, oleh, pada, per, peri, sampai,

sejak/semenjak, seperti, serta, tanpa, tentang, dan untuk.21

b. Kata depan yang berupa kata berafiks

Kata depan dalam kelompok ini dibentuk dengan menambahkan afiks pada bentuk dasar yang termasuk dalam kata verba, adjektiva, atau nomina.22 Artinya, pembentukan kata depan ini mengalami proses penambahan awalan (prefiks), akhiran (sufiks), atau gabungan antara keduanya (konfiks). Berikut

20

Hasan Alwi dkk, Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia (Jakarta:Balai Pustaka, 2003), Edisi Revisi, hlm.288.

21

Ibid., hlm.289.

22

(25)

ini yang termasuk kata depan berupa kata berimbuhan seperti bersama, beserta, menjelang, menuju, menurut, sekeliling, sekitar, selama, sepanjang,

seputar, seluruh, dan terhadap.

2. Kata Depan Majemuk atau Gabungan

Kata depan majemuk atau gabungan merupakan preposisi yang berupa gabungan dari beberapa preposisi tunggal. Kata depan ini terdiri dari dua kata depan yang berdampingan dan dua kata depan yang berkorelasi.

a. Kata depan yang berdampingan

Kata depan jenis ini terdiri dari dua kata depan yang letaknya berurutan. Kata depan gabungan ini tetap ditulis terpisah dari kata selanjutnya atau di belakangnya.

Berikut ini contoh kata depan yang berdampingan: daripada, kepada, oleh karena, oleh sebab, sampai ke, sampai dengan, dan selain dari. Berikut ini beberapa contoh kata depan yang berdampingan dalam kalimat: (a) Noni lebih tinggi daripada adiknya. (b) Makanan-makanan itu diberikan kepada anak-anak jalanan. (c) Konser Agnes Monica berlangsung mulai pukul 19.00 sampai dengan 21.00 WIB.

b. Kata depan yang berkorelasi

Kata depan ini terdiri dari dua unsur yang dipaka berkorelasi atau berpasangan, tetapi terpisah oleh kata atau frase lain. Artinya, antara kata depan pertama dan kedua terdapat jurang pemisah, jadi keduanya tidak berpasangan secara penuh.

Contohnya, antara ... dengan, antara ... dan, dari ... hingga, dari ... sampai dengan, dari .... sampai ke, dari ... ke, dari ... sampai, sejak ...

(26)

14

3. Hakikat Karangan

Karangan adalah hasil dari kegiatan menulis, karangan terbentuk dari suatu rangkaian huruf-huruf yang membentuk sebuah kata, dari kata membentuk sebuah kalimat, dari kalimat-kalimat dikembangkan menjadi sebuah paragraf, yang berisi pesan atau maksud yang disampaikan penulis dengan menggunakan suatu pola penulisan yang baik, agar terbentuk menjadi suatu tulisan yang bermakna. Mengarang merupakan suatu bentuk berpikir untuk dituangkan dalam tulisan, karena menurut Lamuddin Finoza karangan adalah pekerjaan merangkai kata, kalimat dan alinea untuk menjabarkan atau mengulas topik dan tema tertentu guna memperoleh hasil akhir berupa karangan (bandingkan dengan pekerjaan merangkai bunga dengan hasil akhir berupa rangkaian bunga.23 Menurut Sabarti Akhadah isi dari karangan adalah menyajikan fakta (berupa benda, kejadian, gejala, sifat atau ciri sesuatu, dan sebagainya).24 Menurut Dewi mengarang merupakan suatu metode terbaik untuk mengembangkan kemampuan di dalam menggunakan bahasa.25

Berdasarkan pendapat para ahli di atas, maka penulis memberi kesimpulan bahwa mengarang adalah suatu kegiatan atau wadah bagi seseorang untuk mampu menuangkan gagasan, ide, atau perasaannya ke dalam bahasa tulis, dengan menggunakan bahasa yang indah, baik serta dipahami dan diterima oleh siapapun yang membacanya, lalu disusun secara logis dan sistematis.

Menurut Abutani Rizam bentuk-bentuk karangan atau tulisan dapat dipergunakan pengarang atau penulis untuk menyampaikan suatu gagasan pikiran atau perasaan kepada pembaca, dapat dibedakan atas:26

23

Lamuddin Finoza, Komposisi Bahasa Indonesia (Jakarta:Diksi, 2008), Edisi Revisi, hlm.234.

24

Sabarti Akhadiah dkk, Pembinaan Kemampuan Menulis Bahasa Indonesia (Jakarta:Erlangga, 2012), Edisi Revisi, hlm.46

25

Dewi Kusuma.dkk, Terampil Berbahasa Indonesia (Yogyakarta:Andi, 2013), Edisi I, hlm.67.

26

(27)

a. Narasi

Narasi adalah suatu bentuk karangan atau tulisan yang menceritakan satu atau beberapa kejadian dan bagaimaan berlangsungnya peristiwa atau kejadian tersebut.

b. Deskripsi

Deskripsi adalah suatu bentuk lukisan atau karangan yang melukiskan sesuatu hal atau kejadian dengan cara sehidup-hidupnya, sehingga pembaca mendapat kesan seolah-olah melihat kejadian itu dengan mata kepala sendiri. Menurut Sujanto deskripsi adalah salah satu jenis paparan yang memberikan penjelasan tentang persepsi sesuatu seperti adanya.27 Menurut para ahli lain deskripsi adalah tulisan yang tujuannya memberikan perincian atau detail tentang objek sehingga dapat memberi pengaruh pada sensivitas dan imajinasi pembaca atau pendengar, bagaikan mereka ikut melihat, mendengar, merasakan atau mengalami langsung objek tersebut.28 menurut Heri deskripsi adalah karangan yang menggambarkan atau melukiskan benda atau peristiwa dengan sejelas-jelasnya sehingga pembaca seolah-olah melihat, merasakan, mencium, dan mendengarnya.29 Menurut Ramlan deskripsi adalah lukisan,artinya jenis karangan yang menggunakan kata-kata untuk mendeskripsikan sesuatu keadaan,peristiwa atau orang.30 Menurut Ismail deskripsi adalah pemaparan atau penggambaran dengan kata suatu benda, tempat, suasana atau keadaan.31

c. Eksposisi

Eksposisi adalah suatu bentuk lukisan atau karangan yang berusaha menerangkan sesuatu hal atau gagasan yang akan disampaikan kepada pembaca, dengan paparan kita ingin memberi penjelasan atau keterangan atau ingin mengembangkan gagasan kita.

27

Sujanto, Keterampilan Berbahasa Membaca-Menulis-Berbicara Untuk Mata Kuliah Dasar Umum Bahasa Indonesia (Jakarta:Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1988), Edisi I, hlm.107.

28

Dewi Kusuma.dkk, Terampil Berbahasa Indonesia, (Yogyakarta:Andi, 2013), Edisi I, hlm.80.

29

Heri Jauhari,Terampil Mengarang, (Bandung:Nuansa Cendekia, 2013), Edisi I, hlm.45

30

Ramlan, dkk, Disiplin Berbahasa Indonesia, (Jakarta:FITK Press, 2011), Edisi Revisi, hlm.99

31

(28)

16

d. Argumentasi

Argumentasi adalah bentuk tulisan atau karangan yang ingin mempengaruhi pembaca, agar pembaca merubah sikap mereka dan menyesuaikannya dengan pendapat penulis atau pengarang,

4. Hakikat Karangan Deskripsi

Karangan deskripsi merupakan upaya pengolahan data menjadi sesuatu yang dapat diutarakan secara jelas dan tepat dengan tujuan agar dapat dimengerti oleh orang yang tidak langsung mengalaminya sendiri. Menurut Ramlan dan Fitriyah Karangan deskripsi adalah lukisan. Karangan lukisan adalah jenis karangan yang menggunakan kata-kata untuk mendeskripsikan sesuatu keadaan, peristiwa, atau orang.32 Dengan deskripsi tersebut, penulis mengajak pembaca untuk menikmati dengan pancaindra tentang apa yang dirasakannya.

Di sisi lain, Lamuddin Finoza mengatakan karangan deskripsi adalah karangan yang lebih menonjolkan aspek pelukisan sebuah benda sebagaimana adanya.33 Hal ini sesuai dengan asal katanya, yaitu describere (bahasa latin) yang berarti „menulis tentang, membeberkan (memerikan), melukiskan sesuatu hal‟. Dalam karangan ini berusaha menjelaskan sesuatu secara lebih detail dan merinci sebagaimana adanya sesuatu tersebut.

Berdasarkan pendapat para ahli di atas, maka penulis menyimpulkan bahwa ada persamaan dari beberapa pendapat tersebut mengenai pengertian tentang karangan deskrispi, yang pada intinya adalah deskripsi menekankan pada pemberian yang berusaha memberi perincian terhadap suatu objek secara detail atau melukiskan suatu keadaan secara detail dengan kemampuan menggunakan penginderaan yang baik, sehingga pembaca seolah-olah dapat merasakan sesuatu yang dilukiskan tersebut.

32

Ramlan A.Gani dkk, Pembinaan Bahasa Indonesia (Jakarta:UIN Jakarta Press, 2007), Cetakan Pertama, hlm.141.

33

(29)

a. Ciri-ciri Karangan Deskripsi

Setiap karangan mempunyai ciri atau kekhasannya masing-masing, agar mudah dikenali atau diidentifikasi oleh pembacanya. Begitu pula dengan karangan deskripsi, ada beberapa ciri-ciri yang dapat mempermudah pembaca untuk mengenali apakah itu karangan deskripsi atau bukan, ciri-ciri ini dipaparkan oleh Semi diantaranya adalah:34

1) Karangan deskripsi lebih berupaya memperlihatkan detail atau perincian tentang objek.

2) Karangan deskripsi lebih bersifat memberi pengaruh sensivitas dan membetuk imajinasi pembaca.

3) Karangan deskripsi disampaikan dengan gaya yang memikat dan dengan pilihan kata yang menggugah.

4) Karangan deskripsi lebih banyak memaparkan tentang sesuatu yang dapat didengar, dilihat, dan dirasakan sehingga pada umumnya objek lebih berupa benda, alam, manusia, dan sebagainya.

5) Organisasi penyampaiannya lebih banyak menggunakan susunan ruang. Dari kelima ciri di atas, penulis menyimpulkan bahwa karangan deskripsi mengandung unsur penginderaan yang kuat, sehingga memberi pengaruh yang kuat terhadap pembaca, agar pembaca seolah-olah melihat, atau membayangkan bagaimana objek yang menjadi gambaran pada karangan tersebut, selain itu siswa akan lebih mudah memahami dan membuat karangan deskripsi dengan baik dan mempermudah siswa dalam mengembangkan gagasannya ketika membuat karangan tersebut.

b. Jenis-Jenis Karangan Deskripsi

Menurut Aceng Hasani karangan deskripsi dapat dibagi menjadi dua, yaitu deskripsi ekspositorik (deskripsi tehnis) dan deskripsi artistic (deskripsi literer, impresiontik atau sugestif).35 Berikut pemaparan lebih jelas mengenai kedua jenis karangan deskripsi tersebut :

34

Dewi Kusuma.dkk, Terampil Berbahasa Indonesia (Yogyakarta:Andi, 2013), Edisi I, hlm.80.

35

(30)

18

1) Deskripsi Ekspositorik

Bertujuan menjelaskan sesuatu dengan perincian yang jelas sebagaimana adanya tanpa menekankan unsur impresi atau sugesti kepada pembaca. Bahasa yang digunakan adalah bahasa yang lugas dan formal.

2) Deskripsi Artistik

Adalah deskripsi yang mengaruh kepada pemberian pengalaman kepada pembaca, bagaikan berkenalan langsung dengan objek yang disampaikannya dengan cara sugesti dan impresi melalui keterampilan penyampaian dengan menggunakan gaya yang memikat dan pilihan kata yang menggugah perasaan.

c. Pendekatan Deskriptif

Menurut Lamuddin Finoza, supaya karangan sesuai dengan tujuan penulisannya, diperlukan suatu pendekatan. Pendekatan adalah cara penulis meneropong atau melihat sesuatu yang akan dituliskan.36 Penulis perlu mengambil sikap tertentu untuk dapat memperoleh gambaran tentang suatu objek yang ditulis. Pendekatan yang dimaksud adalah :

1) Pendekatan Realistis

Pendekatan realistis adalah pendekatan yang dilakukan dengan cara mengamati objek yang akan ditulis. Artinya objek yang akan diamati harus dilukiskan sesuai dengan keadaan yang nyata. Perincian-perincian dan perbandingan antara satu bagian dengan bagian yang lain, harus dipaparkan sedemikian rupa sehingga tampak seperti dipotret.

2) Pendekatan Imprisionistis

Pendekatan Imprisionistis adalah pendekatan yang berusaha menggambarkan sesuatu secara subjektif dengan impresi penulis, isi tulisan harus tetap memberikan sesuatu, namun cara pengungkapannya boleh dengan gaya atau cara pandang pribadi penulisnya. Dengan pendekatan ini dimaksudkan agar setiap penulis bebas dalam memberi

36

(31)

pandangan atau interprestasi terhadap bagian-bagian yang dilihat, dirasakan, atau dinikmatnya.

d. Langkah-Langkah Menyusun Karangan Deskripsi

Menurut Aceng Hasani agar segala kegiatan menjadi efektif dan lancer, terlebih dahulu kita harus mengetahui dan menguasai langkah-langkah kerjanya. Mana yang harus dikerjakan kemudian, begitu pula dengan halnya menyusun karangan deskripsi. Berikut ini, penulis kemukakan langkah-langkah yang harus diperhatikan dalam menyusun karangan deskripsi:37

1. Menyusun Topik

Perlu kita ketahui, bahwa topik suatu karangan merupakan hal yang sangat penting karena dengan topik kita dapat menentukan kegiatan apa yang hendak dilakukan dengan karangan yang kita buat. Dalam menentukan topik harus sesuai dengan tujuan deskripsi.

2. Menetapkan Tujuan

Dalam karangan deskripsi, kita hendaknya menyusun tujuan secara tepat, karena tujuan penulisan merupakan pedoman untuk mencari data yang diperlukan dalam memberikan gambaran terhadap objek atau permasalahan yang dikemukakan dalam karangan.

3. Menyusun Kerangkan Karangan

Langkah ketiga sebelum memaparkan masalah, terlebih dahulu kita menyusun kerangka karangan secara lengkap dan sistematis. Semua gagasan yang akan kita paparkan dicatat. Setelah tercatat lengkap, kita pilih mana yang harus dikemukakan pada bagian pertama, kedua, dan seterusnya. Artinya, bagian ketiga merupakan pelengkap bagian kedua dan seterusnya sehingga membuat karangan menjadi utuh. Kerangka karangan dapat ditulis dalam bentuk frase-frase atau kalimat-kalimat. 4. Mengembangkan Kerangka Karangan

Setalah kerangka karangan tersusun secara sistematis, kita dpaat mengembangkannya dengan tiga cara. Pertama, setiap pokok pikiran yang terdapat pada kalimat-kalimat dalam kerangka karangan

37

(32)

20

dikembangkan menjadi paragraf-paragraf yang lengkap, kedua, gunakan tanda baca sesuai dengan ketentuan EYD. Ketiga, gunakan pilihan kata yang tepat supaya pembaca dapat merasa seolah-olah melihat, merasakan, meraba, atau mendengar sendiri objek yang dituliskan dalam karangan deskripsi.

5. Analisis Kesalahan Berbahasa

Analisis kesalahan muncul karena adanya kesalahan yang dibuat oleh siswa dalam mempelajari bahasa. Melihat kenyataan itu, guru harus menunjukkan atau memberikan pemahaman yang benar tentang kemampuan konsep berbahasa anak. Kesalahan yang sering dibuat oleh siswa harus dikurangi bahkan dihilangkan. Hal ini bisa dilakukan jika faktor-faktor yang menyebabkan kesalahan diketahui kemudian dikaji secara cermat sehingga menemukan kebenaran dari kesalahan yang dibuat siswa. Pengkajian dari seluruh aspek kesalahan itulah yang disebut dengan analisis kesalahan.

Tujuan daripada dilakukannya analisis kesalahan adalah: 1. Menentukan urutan bahan ajaran.

2. Menentukan urutan jenjang penekanan bahan ajaran. 3. Merencanakan latihan dan pengajaran remedial. 4. Memilih butir pengujian kemahiran siswa.

Analisis kesalahan mendasarkan prosedur kerja pada data yang aktual dan masalah yang nyata. Analisis kesalahan (Anakes) dianggap lebih efisien dalam penyusunan rancangan strategi pengajaran. Untuk melakukan analisis kesalahan, diperlukan metode dalam menganalisisnya. Metode analisis kesalahan yang paling ideal mencakup upaya:

1. Mengumpulkan data kesalahan.

2. Mengidentifikasi dan mengklasifikasi kesalahan. 3. Memperingkat kesalahan.

4. Menjelaskan kesalahan.

(33)

Lebih dari setengah penduduk dunia adalah dwibahasawan. Hal ini berarti bahwa sebagian besar manusia di bumi ini menggunakan dua bahasa sebagai alat komunikasi. Orang-orang Amerika turunan Perancis, Italia, Yahudi, Indian, Spanyol menggunakan dua bahasa sebagai alat komunikasi yaitu bahasa pertama (bahasa Ibu) dan bahasa Inggris (bahasa kedua).

Orang yang biasa menggunakan dua bahasa atau lebih secara bergantian untuk tujuan yang berbeda pada hakikatnya merupakan agen pengontak dua bahasa. Semakin besar jumlah orang yang seperti ini, maka semakin intensif pula kontak antara dua bahasa yang mereka gunakan. Kontak ini menimbulkan saling pengaruh, yang manifestasinya menjelma di dalam penerapan kaidah bahasa pertama (B1) di dalam penggunaan bahasa kedua (B2). Keadaan sebaliknya pun dapat terjadi di dalam pemakaian sistem B2 pada saat menggunakan B1. Salah satu dampak negatif dari praktek penggunaan dua bahasa secara bergantian adalah terjadinya kekacauan pemakaian bahasa yang lebih dikenal dengan istilah interferensi. Interferensi merupakan salah satu faktor penyebab kesalahan

berbahasa. Interferensi itu sendiri merupakan produk dari kedwibahasaan. Kedwibahasaan terjadi karena pemerolehan bahasa. Pemerolehan bahasa mungkin melalui jalur pendidikan atau pengajaran bahasa informal (di rumah) dan jalur pendidikan atau pengajaran formal (di sekolah) atau melalui jalur itu secara stimulan.38

Kesalahan merupakan sisi yang mempunyai cacat pada ujaran atau tulisan para pelajar. Kesalahan tersebut merupakan bagian-bagian konversasi atau komposisi yang menyimpang dari norma baku atau norma terpilih dari performansi bahasa orang dewasa.39

Kesalahan berbahasa atau language errors memang berbagai macam jenisnya dan dapat dikelompokkan dengan berbagai cara sesuai dengan cara kita memandangnya. Dengan kata lain, setiap sudut pandangan menghasilkan pengelompokan tertentu.

38

Henry Guntur Tarigan.dkk, Pengajaran Analisis Kesalahan Berbahasa (Bandung:Angkasa, 2011), Edisi Revisi, hlm.4.

39

(34)

22

Ada hal yang membedakannya atas dua jenis, yaitu:

1. Kesalahan yang disebabkan oleh faktor-faktor kelelahan, keletihan, dan kurangnya perhatian disebut “faktor performansi”, kesalahan performansi ini, yang merupakan kesalahan penampilan, dalam beberapa kepustakaan disebut mistakes.

2. Kesalahan yang diakibatkan oleh kurangnya pengetahuan mengenai kaidah-kaidah bahasa, yang disebut sebagai “faktor kompetensi”, merupakan

penyimpangan-penyimpangan sistematis yang disebabkan oleh pengetahuan pelajar yang sedang berkembang mengenai sistem B2 atau bahasa kedua disebut errors.

B. Hasil Penelitian yang Relevan

Beberapa penelitian mengenai kesalahan pembetukan kata depan para pembelajar di jenjang menengah sampai ke perguruan tinggi antara lain ditulis oleh Dewi Prabawati (2010), Nurul Hidayah (2007), dan Lisa Oktaviantina (2009).

Pertama, peneliti melihat skripsi Dewi Prabawati, 106013000293, mahasiswi Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, UIN Syarif Hidayatullah, 2010 yang berjudul Penggunaan Kata Depan dalam Karangan Deskripsi (Sebuah Analisis

Kesalahan pada Siswa Kelas VII SMP Waskito Tahun Pelajaran 2010/2011).

Skripsi tersebut berbeda dengan skripsi yang peneliti buat. Perbedaannya, Dewi Prabawati membahas keseluruhan jenis kata depan yang terdapat dalam karangan deskripsi siswa dalam karangan deskripsi serta menggunakan acuan teoritis yang berbeda pula.

(35)

membatasi jenis karangan yang akan dipakai untuk menganalisis penggunaan preposisi tersebut.

Ketiga, penulis melihat skripsi Lisda Oktaviantina, 310050138, Jurusan Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia dan Daerah, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Muhammadiyah Surakarta, 2009 yang berjudul Pemakaian Prefiks dalam Cerita Pendek di Majalah Aneka. Skripsi tersebut menjabarkan hal mengenai pemakaian prefiks atau awalan dalam cerita pendek di majalah Aneka yang mencakup fungsi prefiks, pemaknaan prefiks, dan prefiks yang dominan digunakan dalam cerpen tersebut.

Peneliti sendiri membahas tentang penguasaan siswa terhadap pemahaman dan penulisan kata depan di, ke, dari dan pada di dalam karangan, khusunya karangan deskripsi. Ketiga skripsi di atas, umumnya membahas keseluruhan kata depan dan awalan di berbagai jenis tulisan yang berbeda dengan skripsi milik peneliti.

Perbedaan-perbedaan di atas memungkinkan dapat menambah pengetahuan dalam dunia pendidikan, terutama tentang kebahasaan. Oleh karena itu, diharapkan penelitian selanjutnya dapat dilakukan secara lebih mendalam dari sebelumnya.

C. Kerangka Berpikir

Kata depan dalah kata yang bertugas merangkaikan kata atau bagian kalimat, dan tempatnya selalu berada di depan kata. Kata depan memiliki klasifikasi yang dapat membedakan antara kata depan yang satu dengan kata depan yang lain, seperti kata depan di, ke, dari dan pada. Kata depan di digunakan untuk menyatakan tempat berada, kata depan ke, digunakan untuk menyatakan tempat berada, dan kata depan dari, digunakan untuk menyatakan arah asal dan kata depan pada, digunakan untuk menyatakan tempat yang tidak sebenarnya. Dari keempat kata depan utama tersebut pada hakikatnya menyatakan suatu tempat, di mana tempat itu, dan bagaimana dari tempat itu.

(36)

24

digunakan, seperti penggunaan tanda baca, penulisan kalimat, penggunaan kata, dan penulisan kata depan. Kaidah-kaidah tersebut digunakan dalam jenis karangan apapun, termasuk karangan deskripsi, karena pada karangan deskripsi menceritakan suatu kejadian secara merinci dan mendetail, baik itu tentang suatu tempat, benda, alam, dan lain sebagainya, sehingga penulisan kata depan berpotensi untuk digunakan dalam karangan deskripsi, baik itu kata depan di, ke,dari dan pada.

(37)

25

A. Pendekatan Penelitian

Dalam penelitian ini penulis menggunakan pendekatan penelitian kualitatif, dalam penelitian ini penulis memberikan uraian atau teori-teori yang mendukung serta konkret, sehingga penulisan ini dapat diuji kebenaran dan kejelasannya. Pendekatan yang menjadi sasaran utama penulis adalah siswa kelas VIII Madrasah Tsanawiyah Al–Ihsan Jakarta yang beralamat di Jalan. Apus II A No. 35 Kota Bambu Selatan, Jakarta Barat. Pada sasaran tersebut, penulis akan mencari tahu tentang kemampuan siswa dalam penggunaan kata depan, apakah sudah baik atau belum, serta seberapa besar unsur pemahaman siswa mengenai kata depan yang menjadi masalah penelitian penulis.

B. Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif. Metode penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat postpositivisme, digunakan untuk meneliti pada kondisi obyek yang alamiah, (sabagai lawannya adalah eksperimen) dimana peneliti adalah sebagai instrumen kunci, teknik pengumpulan data dilakukan secara triangulasi (gabungan), analisis data bersifat induktif/kualitatif, dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna daripada generalisasi.1

Tidak seperti penelitian kuantitatif, penelitian kualitatif adalah suatu pendekatan investigasi karena biasanya peneliti mengumpulkan data dengan cara bertatap muka langsung dan berinteraksi dengan orang-orang di tempat penelitian.2

1

Sugiyono, Memahami Penelitian Kuantitatif Kualitatif Dan R&D (Bandung:CV.Alfabeta, 2005), Edisi Revisi, hlm.9.

2

(38)

26

Proses penelitian kualitatif terbagi menjadi tiga tahap, di antaranya:

1. Tahap orientasi atau deskripsi, dengan grand tour question. Pada tahap ini peneliti mendeskripsikan apa yang dilihat, didengar, dirasakan, dan ditanyakan.

2. Tahap reduksi atau fokus. Pada ini peneliti mereduksi segala informasi yang telah diperoleh pada tahap pertama. Pada proses reduksi ini, peneliti mereduksi data yang ditemukan pada tahap I untuk memfokuskan pada masalah tertentu. Pada tahap reduksi ini peneliti menyortir data dengan cara memilih mana data yang menarik, penting, berguna, dan baru. Data yang dirasa tidak dipakai disingkirkan.

3. Tahap selection. Pada tahap ini peneliti menguraikan fokus yang telah ditetapkan menjadi lebih rinci. Pada tahap ini setelah melakukan analisis yang mendalam terhadap data dan informasi yang diperoleh, maka peneliti dapat menemukan tema dengan cara mengkonstruksikan data yang diperoleh menjadi sesuatu bangunan pengetahuan, hipotesis atau ilmu yang baru.3

C. Populasi dan Sampel

Dalam penelitian kualitatif tidak menggunakan istilah populasi, tetapi “social situasion” atau situasi sosial yang terdiri atas tiga elemen yaitu: tempat (place), pelaku (actors), dan aktivitas (activity) yang berintegrasi secara sinergis.4 Situasi sosial tersebut dapat dinyatakan sebagai objek penelitian yang ingin

diketahui “apa yang terjadi” di dalamnya. Objek penelitian dalam penelitian ini adalah para siswa MTs Al-Ihsan Tahun Pelajaran 2013/2014. Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian.5 Apabila seseorang ingin meneliti semua elemen

3

Sugiyono, Memahami Penelitian Kuantitatif Kualitatif Dan R&D (Bandung:CV.Alfabeta, 2005), Edisi Revisi, hlm.19.

4

Sugiyono,op,cit., hlm.215.

5

(39)

yang ada dalam wilayah penelitian, maka penelitiannya merupakan penelitian populasi.

Sampel ialah sebagian atau wakil populasi yang diteliti.6 Dinamakan penelitian sampel apabila kita bermaksud untuk menggeneralisasikan hasil penelitian sampel. Yang dimaksud dengan menggeneralisasikan adalah

mengangkat kesimpulan penelitian sebagai suatu yang berlaku bagi populasi, Sampel dalam penelitan ini adalah siswa kelas VIII Semester Genap di

MTs Al-Ihsan tahun pelajaran 2013/2014.

Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah purposive sampling. Purposive sampling merupakan teknik pengambilan sampel sumber data dengan pertimbangan tertentu.7 Dalam purposive sampling pemilihan sekelompok subjek didasarkan atas ciri-ciri tertentu yang dipandang mempunyai sangkut paut yang erat dengan ciri-ciri populasi yang sudah diketahui sebelumnya. Di MTs Al-Ihsan terdapat tiga (3) kelas VIII, yaitu VIIIA dengan jumlah 27 Siswa, VIIIB dengan jumlah 28 Siswa, dan VIIIC dengan jumlah 25 Siswa. Peneliti akan mengambil 50% dari jumlah siswa tiap kelasnya yang

diambil secara acak dari tiga (3) kelas siswa kelas VIII Madrasah Tsanawiyah Al-Ihsan Jakarta.

D. Teknik Pencatatan Data

Teknik yang digunakan dalam pencatatan data penelitian ini adalah : 1. Membuat keseluruhan isi karangan

2. Mencermati penggunaan kata depan di, ke, dari, dan pada yang terdapat dalam karangan deskripsi siswa.

3. Mengklasifikaskan jumlah kata depan di, ke, dari dan pada dalam setiap karangan deskripsi siswa.

6

Suharsimi, op, cit., hlm.174.

7

(40)

28

4. Menghitung dan mempresentasikan jumlah kata dalam seluruh karangan siswa berdasarkan kriteria ketepatan penggunaan kata depan di, ke, dari dan pada.

E. Teknik Pemeriksaan Keabsahan Data

Keabsahan bentuk batasan berkaitan ndengan suatu kepastian bahwa yang berukur benar-benar merupakan variabel yang ingin diukur. Keabsahan ini juga dapat dicapai dengan proses pengumpulan data yang tepat. Salah satu caranya adalah dengan proses triangulasi, yaitu teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data itu.

Triangulasi adalah proses untuk mendapatkan data yang valid melalui penggunaan variasi instrumen. Metode triangulasi ini merupakan cara pengkombinasian antara penelitian kuantitatif dan kualitatif yaitu dengan cara mengecek antara satu tipe hasil penelitian (kuantitatif) misalnya dapat dicek dengan hasil penelitian yang diperoleh dari tipe penelitian yang lain (kualitatif). Fungsi dari penggunaan metode triangulasi adalah untuk memahami fenomena sosial dan konstruksi psikologi tidak cukup hanya dengan menggunakan satu alat ukur saja.

Ada empat macam triangulasi sebagai teknik pemeriksaan data untuk mencapai keabsahan, yaitu:

1. Triangulasi Data

Menggunakan berbagai sumber data seperti dokumen, arsip, hasil wawancara, hasil observasi atau juga dengan mewawancarai lebih dari satu subjek yang dianggap memiliki sudut pandang yang berbeda.

2. Triangulasi Pengamat

(41)

3. Triangulasi Teori

Penggunaan berbagai teori yang berlainan untuk memastikan bahwa data yang dikumpulkan sudah memasuki syarat.

4. Triangulasi Metode

(42)

30

BAB IV

HASIL PENELITIAN

A. Deskripsi Data Hasil Penelitian

Sebagaimana telah penulis sampaikan pada bab terdahulu, bahwa penelitian ini berupa penelitian kualitatif dengan objek penelitian yaitu karangan deskripsi siswa kelas VIII Madrasah Tsanawiyah Al-Ihsan Jakarta, dengan fokusnya kata depan di, ke, dari, dan pada. Dari 80 karangan siswa kelas VIII sebagai populasi, diambil secara acak 40 karangan siswa sebagai sampel. Keempat puluh karangan deskripsi tersebut akan penulis analisis mengenai penggunaan kata depannya, yang meliputi kata depan di, ke, dari dan pada.

[image:42.595.106.521.309.734.2]

Data tersebut penulis analisis berdasarkan kalimat-kalimat yang dibuat siswa, dari kalimat-kalimat itu penulis memperoleh 4 jenis kata depan yang digunakan siswa, seperti kata depan di, ke, dari dan pada. Setelah hasil analisis didapat, data tersebut kemudian dideskripsikan sebagai berikut:

Tabel 1

Nama Lengkap dan Inisial Siswa Sampel

No. Nama Lengkap Inisial

1 Miftahul Jannah MJ

2 Bayu Aji BA

3 Sugeng Komarudin SK

4 Zulfikar Z

5 Dika Alfajri DA

6 Muhamad Rifa’i MR

7 Femina Oktaviana FO

8 Kartika Rachmawati KR

9 Yolanda Putri Joevina YPJ

(43)

11 Mega Rusmalia MR

12 Muhammad Iqbal Fermusian MIF

13 Devita Nia Sufani DNS

14 Iklimah Shailanida IS

15 Roihatul Jannah RJ

16 Ajeng Ayu Diningrum AAD

17 Widya Septiani Emisah WSE

18 Ana Santika AS

19 Agung Nugraha AN

20 Siti Alfia SA

21 Andre A

22 Anton Sidiq Syahroni ASS

23 Sangaji Wahyu Seto SWS

24 Muhammad Hafizh MH

25 Haudi Evelline Ashufi HEA

26 Dede Sulastri DS

27 Bunga Asia BA

28 Ivany Ramadhiyanti Putri IRP

29 Maya Assifah MA

30 Anjas Risky AR

31 Winda Astuti WA

32 Ridwan Maulana RM

33 Nur Kamila NK

34 Hikmat Unna Pisah HUP

35 Dewi Wahyu Ningsih DWN

36 Alan Darmani AD

37 Eren Maurindio EM

38 Andrian A

39 Rizki Ramadhan RR

(44)

32

[image:44.595.106.523.157.746.2]

Hasil analsis disajikan dalam bentuk tabel. Untuk lebih jelas mengenai data hasil pekerjaan siswa, dapat diuraikan sebagai berikut:

Tabel 1.1

Analisis Penggunaan Kata Depan dalam Karangan MJ

Kalimat yang memuat penggunaan kata depan

Jenis Kata Depan

Perbaikan di ke dari pada

1. Rumah adalah tempat tinggalku, di depan rumahku ada pohon belimbing. 2. Aku sering ngadem di bawah

pohon belimbing dan di samping pohon belimbing itu ada aquarium.

3. di aquarium itu banyak aku piara ikan hias.

4. namun di rumah itulah tempat aku berkumpul dengan keluarga

5. dan pada saat pagi hari keluargaku banyak

menghabiskan waktu di luar rumah

6. adikku pergi sekolah dan mamaku juga terkadang pergi kepasar

7. akupun akan beraktifitas di luar rumah siang hari, karena aku sekolah di MTs Al-Ihsan masuknya siang.

8. Di sekolah MTs Al-Ihsan ada lapangan yang luas dan di pinggir lapangan ditanami pohon.

9. kalau hujan suka banjir di depan gerbang sekolahan. 10. di sekolahku banyak banyak

kegiatan yang dapat

memotifasi siswa untuk terus berkarir.

11. pada saat pulang sekolah aku langsung bergegas pulang kerumah untuk bersiap-siap untuk mengaji di masjid. 12. di pengajianku juga

tempatnya nyaman. 1 2 1 1 1 2 2 1 1 1 1 1 1 1 1

adikku pergi sekolah dan mamaku juga terkadang pergi

ke pasar

pada saat pulang sekolah aku langsung bergegas pulang ke rumah untuk bersiap-siap untuk mengaji di masjid

(45)

Berdasarkan tabel 1.1 di atas, diketahui bahwa frekuensi kesalahan penggunaan kata depan yang dilakukan oleh MJ sebanyak dua kali, yaitu kesalahan dalam penggunaan kata depan ke. Kesalahan terletak pada paragraf ke-1 baris ke-11 dan baris ke-20.

1. Kesalahan penggunaan kata depan ke-

Paragraf ke-1 ditemukan kesalahan kata depan ke-. Kutipan yang terdapat pada paragraf ke-1 baris ke-11 “adikku pergi sekolah dan mamaku juga terkadang pergi kepasar”.

Penggunaan kata kepasar pada kalimat di atas tidak benar karena ke- sebagai kata depan penulisannya dipisah. Fungsi kata depan ke- adalah menunjukkan arah, tempat dan tujuan. Jadi kalimat yang benar “adikku pergi sekolah dan mamaku juga terkadang pergi ke pasar”.

Paragraf ke-1 ditemukan kesalahan kata depan ke-. Kutipan yang terdapat pada paragraf ke-1 baris ke-20 “pada saat pulang sekolah aku langsung bergegas pulang kerumah untuk bersiap-siap untuk mengaji di

masjid”.

Penggunaan kata kerumah pada kalimat di atas tidak benar karena ke- sebagai kata depan penulisannya dipisah. Fungsi kata depan ke- adalah

menunjukkan arah, tempat dan tujuan. Jadi kalimat yang benar “pada saat

[image:45.595.104.525.99.681.2]

pulang sekolah aku langsung bergegas pulang ke rumah untuk bersiap-siap untuk mengaji di masjid.

Tabel 1.2

Analisis Penggunaan Kata Depan dalam Karangan BA

Kalimat yang memuat penggunaan kata depan

Jenis Kata Depan Perbaikan di ke dari pada

1. saya tinggal di semangka, saya juga numpang di rumah nenek saya, dirumah saya itu besar. 2. kalau saya tidur ditempat

ruang tamu.

3. diruang tengah jadi tempat tidur saya, satu lagi diruang paling belakang itu tempat tidur bibi saya.

3 1 2

Saya tinggal di semangka, saya juga numpang di rumah nenek saya,di rumah saya itu besar. Kalau saya tidur di tempat

ruang tamu.

Di ruang tengah jadi tempat tidur saya, satu lagi di ruang

(46)

34

4. saya jam 12.00 harus berada disekolah

5. dirumah saya tuh barangnya sedikit

1 1

Saya jam 12.00 harus berada di sekolah

Di rumah saya tuh barangnya sedikit

Jumlah 8 0 0 0

Berdasarkan tabel 1.2 di atas, diketahui bahwa frekuensi kesalahan penggunaan kata depan yang dilakukan oleh BA sebanyak enam kali, yaitu kesalahan dalam penggunaan kata depan di-. Kesalahan terletak pada paragraf ke-1 baris ke-ke-1,3 dan 4, paragraf ke-2 baris ke-7, dan paragraf ke-3 baris ke-ke-1

1. Kesalahan penggunaan kata depan di-

Paragraf ke-1 ditemukan kesalahan kata depan di-. Kutipan yang terdapat pada paragraf ke-1 baris ke-1 “saya tinggal di semangka, saya juga numpang di rumah nenek saya, dirumah saya itu besar”.

Penggunaan kata dirumah pada kalimat di atas tidak benar karena di- sebagai kata depan penulisannya dipisah. Fungsi kata depan di- adalah menunjukkan arah, tempat dan tujuan. Jadi kalimat yang benar “saya tinggal di semangka, saya juga numpang di rumah nenek saya, di rumah saya itu

besar”.

Paragraf ke-1 ditemukan kesalahan kata depan di-. Kutipan yang terdapat pada paragraf ke-1 baris ke-3 “kalau saya tidur ditempat ruang

tamu”.

Penggunaan kata ditempat pada kalimat di atas tidak benar karena di- sebagai kata depan penulisannya dipisah. Fungsi kata depan di- adalah

menunjukkan arah, tempat dan tujuan. Jadi kalimat yang benar “kalau saya

tidur di tempatruang tamu”.

Paragraf ke-1 ditemukan kesalahan kata depan di-. Kutipan yang terdapat pada paragraf ke-1 baris ke-4 “diruang tengah jadi tempat tidur saya, satu lagi diruang paling belakag itu tempat tidur bibi saya”.

Penggunaan kata diruang pada kalimat di atas tidak benar karena di- sebagai kata depan penulisannya dipisah. Fungsi kata depan di- adalah

(47)

tengah jadi tempat tidur saya, satu lagi di ruang paling belakang itu tempat

tidur bibi saya”.

Paragraf ke-2 ditemukan kesalahan kata depan di-. Kutipan yang terdapat pada paragraf ke-2 baris ke-7 “saya jam 12.00 harus berada disekolah”.

Penggunaan kata disekolah pada kalimat di atas tidak benar karena di- sebagai kata depan penulisannya dipisah. Fungsi kata depan di- adalah

menunjukkan arah, tempat dan tujuan. Jadi kalimat yang benar “saya jam

12.00 harus berada di sekolah”.

Paragraf ke-3 ditemukan kesalahan kata depan di-. Kutipan yang terdapat pada paragraf ke-3 baris ke-1 “dirumah saya tuh barangnya sedikit”.

Penggunaan kata dirumah pada kalimat di atas tidak benar karena di- sebagai kata depan penulisannya dipisah. Fungsi kata depan di- adalah

menunjukkan arah, tempat dan tujuan. Jadi kalimat yang benar “di rumah

[image:47.595.106.521.136.745.2]

saya tuh barangnya sedikit”.

Tabel 1.3

Analisis Penggunaan Kata Depan dalam Karangan SK

Kalimat yang memuat penggunaan kata depan

Jenis Kata Depan

Perbaikan di ke dari pada

1. pada hari minggu saya pergi kesenayan jam 06.00 WIB dan saya pergi dari rumah ke masjid annur untuk berangkat 2. lalu saya sampai ke senayan

banyak pohon-pohon yang besar, saya berjalan ke arah pak jaenudin saya membayar tiket seharga Rp. 5.000 ke pak jaenudin

3. saya lari memutari senayan dan saya melihat cewe-cewe cantik di sana, saya di sana kenalan sama cewe yang cantik.

4. saya mengantari cewe itu ke rumahnya di petamburan.

2

1 3

3

1

1 1 Pada hari minggu saya pergi ke senayanjam 06.00 WIB dan saya pergi dari rumah ke masjid annur untuk berangkat

(48)

Gambar

Tabel 1 Nama Lengkap dan Inisial Siswa Sampel
Tabel 1.1 Analisis Penggunaan Kata Depan dalam Karangan MJ
Tabel 1.2
Tabel 1.3 Analisis Penggunaan Kata Depan dalam Karangan SK
+7

Referensi

Dokumen terkait

PERBANDINGAN PENGARUH OLAHRAGA PERMAINAN BOLA BESAR DENGAN PERMAINAN TRADISIONAL TERHADAP KERJASAMA SISWA SMP NEGERI 1 CIMAHI.. Universitas Pendidikan Indonesia |

Dengan disampaikannya Sur at Penaw ar an ini, maka kami menyatakan sanggup dan akan tunduk pada semua ketentuan yang ter cantum dalam Dokumen Pengadaan ser ta

Kapitalisasi pasar berpengaruh positif signifikan terhadap return saham, hasil penelitian ini sesuai dengan teori yang dinyatakan Faried ( 2008 ) yang menyatakan bahwa

dengan harga yang mereka setujui dilantai bursa dilanjutkan pada masalah teknis dimana para pihak (pembeli atau penjual) dalam penyelesaian transaksi ini (pemenuhan kewajiban

Aplikasi ini disediakan untuk memudahkan dalam melakukan pencatatan pembelian bahan baku, menentukan jumlah pesanan yang ekonomis dengan perhitungan economic

“Pengaruh Modal Fisik, Modal Finansial, Dan Modal Intelektual Terhadap Kinerja Perusahaan Pada Perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Indonesia”, Jurnal Akuntansi dan Keuangan,

Dengan ini Saya menyatakan bahwa tesis dengan judul “ Pengaruh Pembuatan Keputusan Kepala Madrasah dan Partisipasi Guru Terhadap Implementasi RKM di Ma Swasta

Hasil penelitian ini berjudul “Dampak Pariwisata Terhadap Sosial Ekonomi Masyarakat (studi pada Daerah Wisata Tuktuk Siadong, Kecamatan Simanindo, Kabupaten Samosir).. Pada