• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODE PENELITIAN. dari para pengelola home industri sepatu di Kabupaten Mojokerto..

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB III METODE PENELITIAN. dari para pengelola home industri sepatu di Kabupaten Mojokerto.."

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

30 BAB III

METODE PENELITIAN

A. Lokasi Penelitian

Sebagai lokasi penelitian penulis mengambil di Desa BanjarAgung Kecamatan Puri dengan pertimbangan bahwa di daerah ini merupakan pusat dari para pengelola home industri sepatu di Kabupaten Mojokerto

.

.

B. Obyek Penelitian

Obyek penelitian adalah hal yang menjadi dasar penelitian ( Kamus Bahasa Indonesia: 1989; 622). Menurut Supranto obyek penelitian adalah himpunan elemen yang dapat berupa orang, organisasi atau barang yang akan diteliti. Adapun obyek penelitian dalam tulisan meliputi Struktur (X1), Perilaku (X2), Kinerja (X3) dan Industri Sepatu (Y).

C. Populasi Penelitian

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh home industri sepatu yang ada di kecamatan Puri sebanyak 100 home industri. Metode pengambilan sampel pada penelitian ini adalah purposive sampling, random sampling adalah pengambilan secara sengaja sesuai dengan persyaratan sampel yang diperlukan.Adapun kriteria yang digunakan untuk memilih sampel adalah seluruh home industri yang memiliki kapasitas produksi >1200 kodi.

Berdasarkan kriteria yang telah ditentukan dari 100 home industri yang ada di kecamatan Puri dipilih 30 home industri sebagai sampel.

(2)

D. Sampel

Sampel adalah sebagian dari populasi yang diteliti. Sedangkan sampling yaitu suatu cara pengumpulan data yang sifatnya tidak menyeluruh, artinya tidak mencakup seluruh objek akan tetapi hanya sebagian dari populasi saja, yaitu hanya mencakup sampel yang diambil dari populasi tersebut (Supranto, 2003). Metode yang digunakan dalam pengambilan sampel adalah metode random sampling, yang merupakan metode pemilihan sampel yang menjadikan setiap setiap individu mempunyai peluang sama untuk berada dalam sampel yang dipilih. Penentuan jumlah sampel minimal menrut Iqbal Hasan (2002) dalam penelitian yaitu menggunakan rumus Slovin:

Dimana :

n : Jumlah sampel yang diambil N : Jumlah populasi

e : Persen kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan pengambilan sampel yang masih dapat ditolelir yaitu 10% atau 15%.

Pada penelitian ini digunakan nilai kritis 15% karna merupakan batas maksimum kelonggaran yang ditolelir. Dari data ini, jumlah sampel yang dapat diidentifikasi melalui perhitugan :

𝑛 = 𝑁

1 + 𝑁(𝑒)2

(3)

𝑛 = 100

1 + 100(0,15)2

= 30

Jadi penggunaan sampel dalam penelitian ini adalah 30 responden (pengrajin sepatu di Desa Banjaragung ).

E. Jenis Penelitian dan Sumber Data

Jenis data yang dipakai dalam penelitian ini adalah merupakan data primer. Data Primer diperoleh melalui wawancara langsung dengan pengusaha industri Sepatu di Kecamatan Puri, Kabupaten Mojokerto dan dengan menggunakan daftar pertanyaan yang telah dipersiapkan, data primer yang diperlukan untuk data penelitian adalah data , umur pengrajin sepatu, produksi, pendapatan, biaya pemasaran, penjualan, dan harga jual sepatu serta strategi dalam penjulan produk sepatu. Data sekunder merupakan data yang tidak diperoleh secara langsung dari pihak yang diperlukan datanya, data sekunder merupakan sumber data yang diperoleh melalui studi kepustakaan berbagai sumber yang meliputi jurnal, BPS Kabupaten Mojokerto dan Dinas Perindustrian dan Perdagangan. Data statistik yang diestimasi adalah data cross section dan akan diolah dengan menggunakan software SPSS. Sedangkan data penunjang merupakan data yang diperoleh dari studi kepustakaan yang berasal dari perpustakaan berbagai sumber baik dari buku, jurnal penelitian.

(4)

F. Definisi Operasioanal Variabel A. Variabel Independen

1. Struktur Pasar

Struktur adalah susunan bagian-bagian dalam suatu bentuk bangunan. Struktur adalah sifat permintaan dan penawaran barang dan jasa yag dipengaruhi oleh jenis barang yang dihasilkan, jumlah dan ukuran distribusi, diferensiasi produk, serta mudah tidaknya masuk kedalam suatu industri. Semakin besar hambatan masuk semakin tinggi tingkat konsentrasi struktur pasar.

2. Perilaku

Merupakan pola tanggapan dan penyesuaian berbagai perusahaan yang terdapat dalam suatu industri untuk mencapai tujuannya dan menghadapi persaingan. Indikator yang digunakan dalam perilaku adalah strategi produk, strategi harga dan startegi promosi atau pemasaran.

3. Kinerja

Merupakan hasil kerja yang dipengaruhi oleh struktur dan perilaku industri dimana hasilnya diidentikan dengan besarnya penguasaan pasar atau besarnya keuntungan suatu perusahaan didalam suatu industri.

4. Diferensiasi Produk

Diferensiasi produk adalah perbedaan atau inovasi produk.

(5)

5. Hambatan Pasar

Hambatan pasar merupakan segala sesuatu yang menghalangi atau menghambat kemampuan pasar untuk masuk maupun keluarnya suatu industri.

6. Strategi ProdukStrategi produk

Adalah strategi yang dilakukan perusahaan untuk menjawab keinginan perusahaan itu sendiri apakah tetap fokus dengan produk yang telah dibuat ataukah akan mendiversifikasi produk ke arah penambahan produk-produk baru.

7. Strategi Harga

Strategi yang dilakukan perusahaan dalam menentukan harga.

8. Strategi Promosi

Merupakan aktivitas untuk menyampaikan informasi berkenaan dengan produk perusahaan terhadap pembeli ataupun khalayak umum.

B. Variabel Dependen(Y)

1. Industri sentra sepatu yaitu kumpulan para pengrajin yang menghasilkan produk sejenis yaitu sepatu

(6)

G. Metode Pengumpulan Data

Pengumpulan data adalah prosedur yang sistematik dan standar data yang diperlukan. Serta teknik pengumpulan data yang dilakukan adalah sebagai berikut:

1. Metode Wawancara

Metode wawancara dilakukan dengan cara mewawancarai lagsung secara sepihak semua pengusaha batik di kota Tegal yang dilaksanakan secara sistematis dan berdasarkan tujuan penelitian. Wawancara dilakukan dengan menggunakan daftar pertanyaan sebagai panduan wawancara (interview guide) yang telah disusun sebelumnya.

2. Metode Dokumentasi

Dokumentasi dilakukan dengan metode studi pustaka yaitu mengadakan survei terhadap data yang telah ada dan menggali teori-teori yang berkaitan dengan penelitian ini serta mencari metode dan teknik penelitian yang sesuai dari berbagai macam publikasi yang mendukung penelitian.

H. Teknik Analisis Data

1. Analisis Regresi Linier Berganda

Berdasarkan hasil yang telah diperoleh maka untuk melihat faktor yang mempengaruhi industri sepatu dapat dilihat dengan menggunakan Model pendekatan teknik ekonometrika dengan menggunakan analisis regresi linier berganda dengan model penduga sebagai berikut:

Y = 𝐵0 + 𝐵1 𝑋1 + 𝐵2𝑋2+ 𝐵3 𝑋3 +e Keterangan:

(7)

Y = Industri Sepatu 𝛼 = Koefisien Intercept

X1 = Struktur pasar(pangsa pasar) X2 = Perilaku( CLR)

X3 = Kinerja (PCM) 2. Analisis Pangsa Pasar

Setiap perusahaan mempunyai pangsa pasar yang berbeda beda berkisar 0-100 persen dari total penjualan seluruh pasar. Pangsa pasar menggambarkan keuntungan yang diperoleh perusahaan dari penjualannya.Kriteria Pangsa Pasar:

A..Monopoli murni, bila suatu perusahaan memiliki 100% dari pangsa pasar.

B. Perusahaan dominan, bila memiliki 80 - 100% dari pangsa pasar dan tanpa pesaing kuat.

C..Oligopoli ketat, jika 4 perusahaan terkemuka memiliki 60 - 100% dari pangsa pasar.

D.Oligopoli longgar, jika 4 perusahaan terkemuka memiliki 40 - < 60%

pangsa pasar.

Analisis struktur industri pada masing-masing sentra diamati mulai dari pelaku IKM dan pengrajin sepatu. Dalam analisis ini peneliti lebih condong me

ncari data mengenai jumlah anggota industri, hambatan masuk pasar, diferensiasi produk dan perbandingan atau selisih harga jual dengan jumlah

(8)

biaya produksi. Untuk mengetahui struktur pasar industri pengrajin kayu digunakan analisis deskriptif kuantitatif dengan menghitung nilai konsentrasi 4 IKM besar (𝐶𝑅4). Kemudian analisis deskriptif kualitatif untuk mengetahui hambatan masuk serta keluar pasar usaha. Perhitungan nilai konsentrasimenggunakan rumus sebagai berikut:

𝐶𝑅4= 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑜𝑢𝑡𝑝𝑢𝑡 4 𝑖𝑘𝑚𝑡𝑒𝑟𝑏𝑒𝑠𝑎𝑟

𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑜𝑢𝑡𝑝𝑢𝑡 𝑠𝑒𝑙𝑢𝑟𝑢ℎ 𝑖𝑘𝑚 x 100%

3. Analisis Perilaku Pasar

Analisis perilaku industri Perilaku mengacu pada tindakan yang mungkin dilakukan oleh perusahaan perusahaan yang bersaing di dalam pasar. Untuk melakukan analisis mengenai perilaku perusahaan biasanya diukur melalui variabel rasio modal terhadap tenaga kerja (Capital Labor Ratio / CLR). CLR digunakan untuk melihat teknik produksi yang

digunakan dalam suatu industri. Semakin besar nilai CLR,berarti nilai pengeluaran untuk biaya modal semakin besar maka industri tersebut cenderung padat modal. Begitu juga sebaliknya, apabila nilai CLR kecil, berarti pengeluaran untuk tenaga kerja semakin besar, maka industri tersebut cenderung padat karya.

CLR = 𝑆ℎ𝑎𝑟𝑒 𝐵𝑖𝑎𝑦𝑎 𝑀𝑜𝑑𝑎𝑙 𝑆ℎ𝑎𝑟𝑒 𝐵𝑖𝑎𝑦𝑎 𝑇𝑒𝑛𝑎𝑔𝑎 𝐾𝑟𝑗𝑎

Nilai persamaan diatas merupakan besarnya nilai rasio modal terhadap tenaga kerja (CLR), dimana share biaya modal adalah total modal yang dialokasikan untuk proses produksi dan share biaya tenaga kerja adalah total modal yang dialokasikan untuk tenaga kerja.

(9)

4. Analisis Kinerja Pasar

Kinerja merupakan hasil kerja yang dipengaruhi oleh struktur dan perilaku industri. Dua hal pertama, biasanya diukur dengan profit, dimana profit yang tinggi mengindikasikan alokasi yang rendah dan distribusi pendapatan yang buruk. Sedangkan dua hal berikutnya mengukur kinerja berdasarkan teknologi.

Nilai tambah diperoleh dengan mengurangkan biaya input terhadap nilai outputnya. Nilai output itu sendiri adalah nilai dari seluruh barang dan jasa atau disebut juga sebagai produk yang dihasilkan oleh sektor-sektor produksi dengan memanfaatkan faktor produksi yang tersedia seperti tenaga listrik yang dijual, jasa industri, keuntungan jual beli, pertambahan stok barang jadi dan penerimaan lain. PCM (Indeks Lerner) dapat dirumuskan sebagai berikut:

𝑃𝐶𝑀 = 𝑇𝑅 − 𝑇𝐶 𝑇𝑅 ( Sumber: Lipczynki (2005)

I. Uji Asumsi Klasik

a. Uji Multikolinearitas

Uji ini bertujuan untuk menguji apakah pada model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel independent. Pada model regresi yang baik seharusnya antar variabel independen tidak terjadi korelasi. Multikolinearitas dapat dilihat dengan nilai VIF (Variance Inflation Factor). Model regresi

(10)

dinyatakan tidak memiliki gejala multikolinearitas jika nilai VIF < 10 dan nilai tolerance > 0,1.

b. Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas adalah uji yang bertujuan untuk mengetahui ada atau tidaknya penyimpangan asumsi klasik heteroskedastisitas, yaitu terdapat ketidaksamaan varian dari residual untuk semua pengamatan dalam model regresi. Syarat yang harus dipenuhi pada model regresi adalah tidak adanya heteroskedastisitas. Untuk melihat ada atau tidaknya heteroskedastisitas dilakukan dengan cara melihat pola titik-titik pada scatterplot regresi. Jika ada pola-pola tertentu, titik-titk yang membentuk suatu pola tertentu yang teratur (bergelombang, melebar, atau menyempit) maka dinyatakan terjadi heteroskedastisitas. Bila tidak terdapat pola yang jelas, seperti titik tersebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y maka tidak ada heteroskedastisitas.

c. Uji autokorelasi

Uji autokorelasi yang diulakukan penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah dalam sebuah model regresi linier adalah korelasi antara kesalahan penganggu pada periode t dengan kesalahan pada period t- 1(sebelumnya) jika terjadi korelasi, maka dinamakan ada problem autokorelasi. Tentu saja model regresi yang baik adalah regresi yang bebas dari autokorelasi( Singgih Santoso, 2012:241)/ Pada prosedur pendeteksian masalah autokolerasi dapat digunakan besaran Durbin-Waston. Untuk

(11)

memeriksa ada tidaknya autokorelasi, maka dilakukan uji Durbin-Watson dengan keputusan sebagai berikut:

 Jika (D-W), 1 d, maka ho ditolak

 Jika (D-W)> u d, maka ho diterima

 Jika I d< (D-W) . u d, maka tidal dapat diambil kesimpulan

J. Uji Statistik t

Uji statistik t pada dasarnya menunjukkan sejauh mana pengaruh satu variabel bebas secara individual dalam menjelaskan variabel terikat. Uji ini dilakukan dengan tingkat signifikan 0,05 (α=5%). Kriteria penolakan atau penerimaan hipotesis dilakukan dengan:

A. Bila nilai signifikan lebih besar 0,05 maka hipotesis ditolak (koefisien regresi tidak signifikan). Ini berarti bahwa variabel bebas secara parsial tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap variabel terikat.

B. Bila nilai signifikan kurang dari 0,05 maka hipotesis diterima (koefisien regresi signifikan ). Ini berarti bahwa variabel bebas tersebut secara parsial memiliki pengaruh signifikan terhadap variabel terikat.

K. Uji Statistik F

Uji statistik F pada dasarnya menunjukkan apakah semua variabel inependen yang termasuk dalam model memiliki pengaruh secara bersama terhadap variabel dependen. Kriteria uji statistik F:

a. jika nilai F lebih besar dari 4 maka Ho ditolak pada tingkat kepercayaan

(12)

5%, dengan kata lain kita menerima hipotesis alternatif, yang menyatakan bahwa semua variabel independen secara simultan dan secara signifikan mempengaruhi variabel dependen.

b. Membandingkan nilai F hitung dengan nilai F tabel. Jika nilai F hitung lebih besar dari nilai F tabel maka dinyatakan Ho ditolak dan H1 diterima.

L. Koefisien Determinasi (R²)

Pada dasarnya koefisien determinasi digunakan untuk mengukur sejauh mana kemampuan model dalam menjelaskanvariasi variabel dependen.

koefisien determinasi adalah antara nol dan satu. Jika nilai R² kecil berarti kemampuan variabel independen untuk menjelaskan variasi dependen sangat terbatas. Jika nilai R² mendekati satu berarti kemampuan variabel independen memberikan hampir semua informasi yang diperlukan guna memprediksi variasi variabel dependen. Jika dalam uji empiris nilai R² yang disesuaikan adalah negatif, maka nilai R² yang disesuaikan dianggap nol.

R² = 0 (nol) tidak memiliki berpengaruh antara variabel independen terhadap variabel dependen.

R² = mendekati 0 (nol) pengaruh lemah variabel independen terhadap variabel dependen.

R² = mendekati 1 (satu) berarti pengaruh kuat variabel independen terhadap variabel dependen.

Referensi

Dokumen terkait

Sehubungan dengan hal tersebut, dimohon bantuannya untuk dapat menginformasikan kepada seluruh Pegawai Negeri Sipil pada Lingkungan keija Saudara yang memenuhi

Metode Resitasi (penugasan) adalah penyajian bahan dimana guru memberikan tugas tertentu agar siswa melakukan kegiatan belajar (Syaiful Sagala, 2003:219). Metode

Penulis melihat bahwa Blackpink dinilai kurang efektif sebagai brand ambassador Shopee, dilihat dari rendahnya tanggapan responden secara terhadap variabel power dalam hal

Berdasarkan 5 kali uji coba yang telah dilakukan dalam penelitian ini dapat disimpulkan bahwa dalam segmentasi untuk identifikasi pola menggunakan analisis tekstur

Bank syariah adalah bank yang beroperasi sesuai dengan prinsip-prinsip syariah. Implementasi prinsip syariah inilah yang menjadi pembeda utama dengan bank konvensional. Pada intinya

Masyarakat pesantren secara umum pada mulanya adalah masyarakat fikih. Fikih, yang merupakan derivasi praktikal dari ajaran al- Qur‟an dan sunnah adalah landasan normatif

Calon Mahasiswa Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Sumatera Utara (STIKes Sumut) Medan yang dinyatakan LULUS melalui SPMB-STIKESSU Tahun 2013 melakukan Pendaftaran

Pada gambar di atas mengalami kesalahan pada saat penulisan gairaigo berdasarkan kata asalnya yang telah disediakan pada soal, yaitu pada penulisan kata ライフ