• Tidak ada hasil yang ditemukan

PROBLEMATIKA DAN STRATEGI PEMBELAJARAN IPS (SEJARAH, GEOGRAFI, EKONOMI, DAN SOSIOLOGI) DALAM MENGHADAPI MEA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PROBLEMATIKA DAN STRATEGI PEMBELAJARAN IPS (SEJARAH, GEOGRAFI, EKONOMI, DAN SOSIOLOGI) DALAM MENGHADAPI MEA"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

http://semnasfis.unimed.ac.id e-ISSN: 2549-5976 p-ISSN: 2549-435X 51

PROBLEMATIKA DAN STRATEGI PEMBELAJARAN IPS (SEJARAH, GEOGRAFI, EKONOMI, DAN SOSIOLOGI) DALAM MENGHADAPI MEA

Rosramadhana

Program Studi Pendidikan Antropologi, Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Medan Corresponding author: drosramadhana@yahoo.com

Abstrak

Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial merupakan basis dari pengetahuan siswa di tingkat Sekolah Dasar dalam mengenal individu dan kelompok. Persoalan yang kerap muncul dalam pembelajaran IPS adalah kurangnya inovatif dan kreativitas guru dan siswa dalam berpikir kritis. Pembelajaran secara konvensional dalam IPS akan berdampak pada perkembangan daya pikir dan pengembangan jaringan. Tantangan besar dalam menghadapi globalisasi adalah kurangnya kesiapan dalam menyikapi sebuah masalah. Untuk kurun waktu saat ini tantangan besar adalah menghadapi MEA (Masyarakat Ekonomi Asean). Untuk itu diperlukan kesiapan khususnya guru dan siswa dalam pembelajaran. Upaya yang dapat dilakukan antara lain mencapai program memperoleh gambaran tentang suatu daerah/ lingkungan sendiri mendapatkan informasi tentang suatu lingkungan daerah/wilayah Indonesia, memperoleh pengetahuan tentang penduduk Indonesia, menumbuh- kembangkan kesadaran dan wawasan kebangsaan, mengetahui kebutuhan hidup, mampu merasakan sebuah kemajuan khusunya teknologi mutakhir, mampu berkomunikasi, bekerjasama dan bersaing ditingkat lokal, nasional dan internasional, mampu berinteraksi sebagai makhluk sosial yang berbudaya, memiliki kepekaan terhadap fenomena sosial budaya, dan memiliki integritas yang tinggi terhadap negara dan bangsa

Kata kunci : pembelajaran inovatif, IPS, MEA, teknologi

PENDAHULUAN

Anak merupakan anugerah dan aset yang tidak ternilai harganya. Pendidikan formal awal yang diberikan kepada anak dimulai sejak mereka masuk ke Sekolah Dasar (SD) hingga ke Perguruan Tinggi menjadi hal yang fundamental.

Pengetahuan kita dalam memahami perkembangan anak khususnya siswa dan mahasiswa bisa ditinjau dalam berbagai aspek khususnya dalam aspek pembelajaran. Pendidikan adalah suatu jenjang formal yang dilalui oleh seorang anak atau siswa untuk memperoleh ilmu pengetahuan. Untuk memperoleh ilmu pengetahuan diperlukan kecerdasan yang didapatkan mulai dari tingkat sekolah dasar hingga ke tingkat lanjutan atas. Siswa merupakan aset awal bagi pendidikan formal suatu lembaga. Oleh sebab itu perlu adanya suatu inovasi pembelajaran yang mutakhir sekarang ini melihat tingkat kemajuan pendidikan di era globalisasi dewasa ini semakin progres. Strategi pembelajaran yang disesuaikan dengan kemajuan yang serba digital sebagai upaya menjawab tantangan menuju MEA (Masyarakat Ekonomi Asean).

Dalam perkembangannya siswa mempunyai ciri yang unik, sebab mereka memiliki pola dan tingkah laku yang masih labil dan mampu dengan mudah terkontaminasi terhadap lingkungan. Dan kondisi seperti ini diperlukan adanya pengawasan (controling) yang serius dari orang tua. Dilihat dari fase perkembangannya siswa memiliki keunikan, baik dari fisik dan phisikis. Dari segi fisik mereka tumbuh lebih sempurna dan mampu berkomunikasi dengan baik. Namun masih tergantung dengan orang lain dan sejalan dengan perkembangan fisiknya mereka akan berkembang menjadi anak yang mandiri. Dari segi phisikis mereka tumbuh sebagai makhluk sosial yang mampu beradaptasi terhadap lingkungan, namun lebih lambat dibandingkan perkembangan fisiknya.

Fenomena perkembangan siswa seperti ini yang harus diperhatikan oleh orang tua dan guru. Bila kita amati perkembangan siswa secara menyeluruh (holistic), persepsi kita dapat mengatakan bahwa mereka masih sangat membutuhkan perhatian yang didasari dengan kasih sayang yang natural (alami) dari guru dan orang tua. Dalam pergaulannya ditengah lingkungan, mereka akan selalu mengalami sebuah perubahan, ini menunjukkan bahwa tingkat emosional mereka masih belum stabil. Misalnya bila kita amati ketika mereka sedang bermain akan dengan mudah menunjukkan sikap yang egoistis (sifat individu yang mementingkan diri sendiri). Sikap demikian ini bisa berpengaruh negatif dalam perkembangannya dalam ranah sosial apabila kita tidak mampu menyikapi kondisi mereka dan mengarahkannya dengan baik.

Pada tahap interaksi terhadap proses pembelajaran, mereka tumbuh melalui proses kedinamisan yang berwujud pada pola yang berbeda, kondisi ini disebabkan adanya faktor internal dan eksternal. Faktor internal mereka peroleh dari lingkungan keluarga dan sekolah. Keluarga khususnya orang tua merupakan faktor dominan dalam membentuk karakteristik anak kearah yang positif untuk meningkatkan kemampuan kecerdasan anak. Selain itu sekolah juga merupakan lembaga formal yang mereka miliki untuk memperoleh ilmu yang berstandart dan mengembangkan kemampuannya. Kunci utama dalam merealisasikan kebutuhan itu adalah Sekolah Dasar dan Sekolah Lanjutan.

(2)

http://semnasfis.unimed.ac.id e-ISSN: 2549-5976 p-ISSN: 2549-435X 52

Faktor eksternal mereka dapatkan dari pengaruh lingkungan masyarakat dimana mereka tinggal. Pengaruh lingkungan masyarakat itu bisa mereka peroleh dari teman sebaya maupun dari kondisi lingkungan. Peran orang tua dalam menjaga dan mengawasi anak sangat dibutuhkan, sebab orang tua yang bertindak sebagai self controling (pengendalian diri) bagi pertumbuhan anak diusia seperti ini. Kedua faktor ini perlu untuk diketahui dengan serius oleh orang tua dan guru, sebab anak selalu akan mengalami sebuah perubahan yang nyata dari suatu keunikan yang mereka miliki. Salah satu upaya yang perlu untuk ditanamkan kepada anak adalah dengan berkomunikasi, baik secara aktif maupun pasif. Aktif maksudnya melalui lisan, sedangkan pasif bisa melalui tulisan dengan bahasa yang mudah untuk mereka pahami, mengingat kemajuan teknologi sekarang ini sangat modern. Demikian halnya juga pada proses pembelajaran khususnya dalam mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial.

Problem dalam pembelajaran IPS saat ini bisa dilihat dari faktor pertama adalah guru. Peran guru dalam pembelajaran belum mampu menumbuhkan kepekaan siswa terhadap isi-isu kekinian. Kajian IPS masih terpusat pada konsep-konsep dasar yang baku untuk diajarkan. Guru kurang mampu memfasilitasi siswa dalam menumbuh kembangkan sikap kritis terhadap ilmu. Sehingga siswa kurang berminat dalam menggali berbagai informasi yang krusial. Kelemahan guru IPS dalam mengajar masih terlihat dalam penguasaan materi, media dan pengelolaan sumber belajar. Sikap guru yang cenderung konvensional dalam strategi pembelajaran IPS. Kondisi ini menjadi salah satu hambatan dalam menyikapi persoalan masyarakat dimasa akan datang khususnya untuk menghadapi arus MEA yang akan direalisasikan.

Faktor kedua adalah siswa yang kurang responsif dan kreatif dalam pembelajaran IPS. Penanaman sikap dan talenta siswa dalam menyikapi pembelajaran IPS masih dikonstruksi secara pengalaman dan kurangnya minat. Siswa masih berasumsi bahwa pembelajaran IPS disikapi dengan hanya membaca dan kecerdasan dalam menghapal pelajaran.

Penalaran siswa dalam meneropong masa depan dengan adanya kebijakan-kebijakan yang menantang kurang mampu direspon. Arus globalisasi yang tinggi dan kemajuan teknologi yang semakin canggih justru menjadi evolusi dalam belajar.

Atensi siswa dalam menyikapi perkembangan menuju masyarakat yang competitif juga masih terlihat lemah. Upaya untuk siap bersaing dalam kancah internasional dengan mempersiapkan diri dalam menghadapi MEA masih sebatas wacana.

Pembelajaran IPS membutuhkan strategi dengan mengikuti siklus masyarakat. Perubahan dalam masyarakat begitu cepat seiring dengan kemajuan globalisasi. Metode Pembelajaran IPS dapat menggunakan metode analisis jaringan (web interconnection). Keterkaitan ilmu Sejarah, Geografi, Ekonomi dan Sosiologi dalam pembelajaran IPS dapat dihubungkan dengan membuat alur analisis yang mengarah kepada konsep pembelajaran berbasis masalah. Untuk menjawab tantangan MEA di tahun 2020 pembelajaran IPS mengarah kepada arus industri yang menglobal. Pemahaman terhadap masalah akan mampu diselesaikan dengan menciptakan suatu model rekayasa ilmu sosial budaya yang mampu menganulir perkembangan zaman.

Metode analisis jaringan dengan meng-hubungkan ilmu sosial kedalam satu paket akan menghasilkan sebuah produk industri yang akan dipakai dalam melihat kebutuhan masyarakat. Perubahan masyarakat akan lebih cepat dan teratur apabila dari pola pembelajaran di tingkat dasar diperkenalkan upaya untuk menjawab persoalan. Indikator keberhasilan dalam strategi pembelajarn IPS dapat diukur dengan analiis jaringan ilmu yang saling mempunyai keterkaitan.

Strategi pembelajaran IPS dengan metode ini akan mampu mengatasi proses keterlambatan masyarakat dalam mempersiapkan diri menuju MEA.

Metode analisis jaringan dalam pembelajaran IPS dapat digambarkan seperti dibawah ini :

Gambar 1. Metode Analisis Jaringan

PEMBAHASAN

Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) masih kurang menarik dan inovatif apabila dalam aktivitas hanya menekankan pada kemampuan berpikir saja. Pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial merupakan ilmu pengetahuan yang sangat penting untuk dipelajari, khususnya pada anak Sekolah Dasar dan Sekolah Menengah Pertama (SMP). Ilmu Pengetahuan Sosial bukan merupakan gambaran ilmu pengetahuan yang berbasis issue. Namun kajian ilmu IPS perlu untuk dikaji dan dianalisa berdasarkan fakta dan data yang ditemukan dalam berbagai sumber.

Pada jenjang pendidikan tingkat dasar dan menengah, mata pelajaran IPS merupakan gabungan dari berbagai ilmu pengetahuan yang didalamnya terdapat pengorganisasian dan pengayaan dari materi Geografi, Sejarah, Antropologi,

(3)

http://semnasfis.unimed.ac.id e-ISSN: 2549-5976 p-ISSN: 2549-435X 53

Sosiologi dan Ekonomi. Konsep dasar mempelajari IPS ditingkat Sekolah Dasar bermanfaat, karena dalam proses pebelajaran IPS anak dapat mengaitkan berbagai fakta, gagasan, dan peristiwa dari materi yang dipelajari. Sehingga mereka akan lebih mudah menarik kesimpulan dari topik materi yang diajarkan oleh guru IPS. Jadi, dalam hal ini siswa diajak untuk berpikir kritis dalam menyikapi masalah-masalah sosial yang ada disekitarnya dan mampu memberikan gambaran atau contoh dari lingkungan domestik mereka tinggal. Contoh yang ditemukan dimulai dari yang sederhana kemudian mampu memberikan contoh yang lebih kompleks.

Pada tahap berikutnya dimana manusia akan mengalami sebuah kemajuan secara revolusi (cepat). Maka peserta didik juga akan menghadapi tantangan yang berat, persaingan dalam era globalisasi sangat competitif, oleh karena itu mata pelajaran IPS di design berdasarkan fenomena aktual dan konseptual dalam pembelajarannya. Secara umum tujuan yang ingin dicapai dalam pembelajaran IPS antara lain : 1) memperoleh gambaran tentang suatu daerah/ lingkungan sendiri; 2) mendapatkan informasi tentang suatu lingkungan daerah/wilayah Indonesia; 3) memperoleh pengetahuan tentang penduduk Indonesia; 4) menumbuhkembangkan kesadaran dan wawasan kebangsaan; 5) mengetahui kebutuhan hidup; 6) mampu merasakan sebuah kemajuan khusunya teknologi mutakhir; 7) mampu berkomunikasi, bekerjasama dan ber-saing ditingkat lokal, nasional dan internasional; 8) mampu berinteraksi sebagai makhluk sosial yang berbudaya; 9) memiliki kepekaan terhadap fenomena sosial budaya; dan 10) memiliki integritas yang tinggi terhadap negara dan bangsa.

Gambaran Tentang Suatu Daerah/ Lingkungan Sendiri

Dalam materi pembelajara IPS, siswa dapat memperoleh gambaran tentang keberadaan daerah/ wilayahnya. Oleh karena itu di dalam kurikulum IPS perlu diuraikan kondisi demikian, sehingga siswa dapat menemukan contoh disekitar mereka, ini memudahkan guru dalam mengajarkan materi IPS ditingkat Sekolah Dasar maupun pada tingkat menengah.

Pengayaan materi IPS perlu dirancang sesuai dengan tingkat kemajuan dalam bidang pendidikan sekarang ini. Proses pembelajaran IPS dengan model dan metode yang kurang bervariasi dapat menimbulkan kejenuhan terhadap diri siswa.

Akibatnya pembelajaran IPS menjadi kurang menarik. Pemberian contoh yang tidak nyata mereka temukan dalam lingkungan daerah mereka tinggal dianggap sebagai sebuah cerita. Jadi, dengan mempelajari IPS siswa diharapakan termotivasi untuk mengenal daerah/ lingkungan sendiri.

Lingkungan daerah/wilayah Indonesia

Memperoleh informasi tentang lingkungan daerah/wilayah Indonesia dimulai dari lingkungan perkampungan, pedesaan, kecamatan, kabupaten/kota sampai ke tingkat propinsi. Dalam pembelajaran IPS alat yang digunakan untuk menggambarkan lokasi suatu wilayah adalah Peta. Dengan adanya media pembelajaran IPS akan membantu guru menunjukkan wilayah Indonesia, sehingga siswa memahami arti pentingnya Peta untuk menunjukkan wilayah ditinjau dari segi ilmu geografi.

Penduduk Indonesia

Indonesia merupakan salah satu negara dengan jumlah penduduk terbesar yang kini berjumlah sekitar 200 juta jiwa lebih. Penduduk Indonesia seperti kita ketahui terdiri dari berbagai suku bangsa, dan mempunyai berbagai bahasa daerah.

Indonesia merupakan negara yang multi etnic dan budaya. Indonesia merupakan wilayah kepulauan dan agraris. Ini terbukti dari banyaknya pulau yang ada di Indonesia. Misalnya kita mengetahui lima pulau terbesar yaitu Pulau Jawa, Sumatera, Kalimantan, Sulawesi dan pulau yang ada diwilayah Papua.

Indonesia juga merupakan daerah subur yang kaya dengan sumber daya alam. Sebagai negara agraris Indonesia memiliki daerah pertanian yang terhempang luas dari sabang sampai merauke. Dalam pengaplikasian materi pembelajaran IPS, sebaiknya guru memberikan salah satu contoh ragam penduduk Indonesia dimulai dari konteks keanekaragaman suku yang ada dilingkungan tempat mereka terlebih dahulu.

Kesadaran dan wawasan kebangsaan

Dalam pembelajaran kurikulum IPS khu-susnya di tingkat menengah, perlu dimuat materi tentang Kesadaran dan wawasan kebangsaan. Hal ini dirasakan urgen. Sebab proses pembentukan kepedulian terhadap nilai-nilai sejarah dan warisan sejarah sudah terasa terkikis oleh kemajuan zaman yang serba modern dan instan. Wawasan siswa harus terus dikembangkan melalui berbagai sumber yang relevan. Termasuk didalamnya adalah wawasan kebangsaan. Pencitraan diri terhadap suatu bangsa dapat ditandai melalui kecintaan diri terhadap bangsa dan negaranya melalui semboyan Unity in Diversity (Bhinneka Tunggal Ika).

Kebutuhan hidup

Secara alamiah manusia tidak dapat dipi-sahkan dari kebutuhan hidupnya. Manusia mempunyai kebutuhan hidup yang tidak terbatas baik jumlah maupun jenisnya. Perkembangan kebutuhan manusia sangat dipengaruhi oleh kebudayaan manusia itu sendiri. Dalam Pembelajaran IPS, kondisi ini merupakan tujuan umum yang ingin dicapai. Hal ini dijelaskan agar siswa mengetahui kebutuhan hidupnya masing-masing. Perlu juga dijelasakan bahwa kebutuhan hidup manusia bisa diperoleh dari kebutuhan jasmani dan rohani. Oleh karena itu siswa dapat membedakan berbagai jenis kebutuhan tersebut.

(4)

http://semnasfis.unimed.ac.id e-ISSN: 2549-5976 p-ISSN: 2549-435X 54

Kemajuan tekhnologi yang mutakhir

Salah satu tujuan pembelajaran IPS secara umum adalah mampu merasakan kemajuan tekhnologi yang mutakhir sekarang ini. Dalam konteks pembelajaran IPS kajian atau materi ini tidak dibahas secara mendalam. Namun ini perlu untuk diketahui siswa khususnya siswa SD dan SLTP karena kemajuan tekhnologi yang canggih dewasa ini memberikan dampak bagi pertumbuhan psikomotorik anak. Sehingga anak mengalami sebuah perubahan dari faktor teknologi yang dirasakan mereka. Oleh karena itu, untuk memperoleh gambaran yang positif dari kemajuan tekhnologi itu perlu ada pembahasan dari materi pembelajaran IPS agar tujuan ini tercapai. Hal ini juga untuk menjawab tantangan pembelajaran IPS dalam menghadapai arus Masyarakat Ekonomi Asia (MEA) mendatang.

Komunikasi, Kerjasama dan Persaingan Ditingkat Lokal, Nasional dan Internasional

Komunikasi merupakan hubungan kontak sosial yang terjadi pada masyarakat yang dilakukan secara lisan maupun tulisan. Komunikasi dapat dilakukan baik secara formal maupun informal. Komunikasi formal biasanya dilakukan dengan face to face (tatap muka), maksudnya komunikasi dapat terjadi apabila ada kontak secara langsung antara satu dengan lainnya. Sedangkan komunikasi informal dapat dilakukan secara tidak langsung, misalnya melalui media komunikasi seperti telephone, handphone, email, twitter dan face book

Kerjasama adalah suatu usaha yang dilakukan individu maupun kelompok dalam menciptakan suasana kebersamaan untuk mencapai tujuan yang akan dicapai. Kerjasama dapat terjalin apabila saling adanya rasa suatu kepekaan terhadap suatu kepentingan bersama. Menurut Burhan Bungin (2006:59) kerjasama adalah usaha bersama antara individu atau kelompok untuk mencapai satu atau beberapa tujuan bersama.

Persaingan (competation) adalah suatu upaya yang dilakukan untuk memperoleh suatu prestasi, baik ditingkat lokal, nasional maupun internasional Dalam pembelajaran IPS perlu dijelaskan pemahaman secara mendalam kepada siswa tentang bahasan mengenai komunikasi, kerjasama dan persaingan. Tujuannya adalah guru mampu menstimulus psikologi siswa agar dapat berkomunikasi dan bekerjasama sesuai dengan kemampuan (ability) siswa itu.

Interaksi Sebagai Makhluk Sosial Yang Berbudaya

Proses interaksi merupakan gambaran umun dari suatu kehidupan sosial manusia yang bermasyarakat dan berbudaya. Dalam kajian ilmu sosial khususnya sosiology scientist (ilmu sosiologi), interaksi adalah suatu hubungan timbal balik yang terjadi secara personal (indi-vidu),interpersonal (kelompok) dan group interest (kelompok lain yang tertarik) terhadap fenomena sosial budaya. Dalam pembelajaran IPS, kajian cakupan materi ini bisa diuraikan melalui proses generalisasi pada bidang sosiologi. Manfaatnya untuk dapat memberikan suatu gambaran kepada siswa bahwa interaksi perlu dilakukan agar mereka (siswa) dapat mempersiapkan diri hidup ditengah masyarakat yang dinamis dan pluralis. Dan ini merupakan tujuan dalam mempelajari IPS si tingkat Sekolah Dasar dan SLTP.

Kepekaan Terhadap Fenomena Sosial Budaya

Dalam pembelajaran IPS, khususnya ilmu sosiologi dan antropologi yang menjadi subjek dan objek yang akan dibahas adalah manusia atau masyarakat itu. Oleh karena itu, siswa yang yang duduk dikelas Sekolah Dasar dan SLPTP secara applicated dalam ilmu IPS harus mengetahui masalah-masalah sosial budaya yang ada dilingkungan sekitar mereka (siswa) itu. Peran guru dalam sangat dominan dalam proses pem-belajaran IPS untuk dapat memberikan contoh-contoh yang ada yang berkaitan dengan gejala sosial budaya. Dan itu bisa menumbuhkan rasa kepekaan siswa untuk dapat melihat dan mengamati perkembangan issu sosial budaya itu berdasarkan contoh yang mereka temukan secara nyata dalam ruang lingkup yang kecil pada lingkungan daerah/ wilayah mereka tinggal.

Integritas Yang Tinggi Terhadap Negara dan Bangsa

Adanya kesadaran pada diri kita bukan merupakan tugas guru IPS semata untuk dapat menumbuhkembangkannya.

Namun itu diawali dari dalam diri manusia itu sendiri. Namun secara teori yang sudah mentradisi dalam kajian ilmu dan penerapan teori itu, masalah integritas merupakan cakupan bahan materi Ilmu Pengetahuan Sosial. Integritas adalah suatu sikap yang positif pada diri manusia itu yang didasari pada keinginan untuk bergabung kedalam suatu sistem yang diberlakukan. Oleh karena itu, guru IPS harus mampu merefleksikan materi pembelajaran IPS kedalam contoh kehidupan yang riil, sehingga guru berkompeten menciptakan siswa yang memiliki integritas atau bagain dari negara dan bangsa Indonesia. Hal ini menunjukkan identitas diri siswa itu dalam memahami konsep tujuan pembelajaran IPS secara umum.

SIMPULAN

Problematika dan pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) dikaitkan dengan masih lemahnya upaya inovasi dan kreativitas guru dan siswa dalam strategi belajar mengajar. Orientasi nilai dalam pembelajaran IPS dalam menghadapi MEA dapat dilakukan dengan menggali masalah dalam issu-issu masyarakat yang krusial dan global. Faktor kesiapan untuk berpotensi dalam pengembangan jaringan yang dapat melahirkan sebuah rekayasa industri dalam pembelajaran IPS adalah membangun sinergisitas keilmuan antara lain Sejarah, Geografi,Ekonomi, Sosiologi dan Antropologi. Metode jaringan ilmu sosial dapat menciptakan sebuah kerangka acuan terbaru dalam memanfaatkan teknologi kekinian.

Isu sosial yang fenomenal dapat ditelaah melalui sebuah metode jaringan keilmuan. Upaya untuk membangun jaringan keilmuan dapat dilakukan melalui ketercapaian program memperoleh gambaran tentang suatu daerah/ lingkungan

(5)

http://semnasfis.unimed.ac.id e-ISSN: 2549-5976 p-ISSN: 2549-435X 55

sendiri mendapatkan informasi tentang suatu lingkungan daerah/wilayah Indonesia, memperoleh pengetahuan tentang penduduk Indonesia, menumbuhkembangkan kesadaran dan wawasan kebangsaan, mengetahui kebutuhan hidup, mampu merasakan sebuah kemajuan khusunya teknologi mutakhir, mampu berkomunikasi, bekerjasama dan bersaing ditingkat lokal, nasional dan internasional, mampu berinteraksi sebagai makhluk sosial yang berbudaya, memiliki kepekaan terhadap fenomena sosial budaya, dan memiliki integritas yang tinggi terhadap negara dan bangsa.

REFERENSI

Ben Agger. 2003. Teori Sosial Kritis, Penerapan dan Implikasinya. Kreasi Wacana Yogyakarta.

Denis, Ann and Devorah kalekin-Fishman. 2009. The is A Handbook In Contemporary Sociology: SAGE Publication Inc:

London

Etzioni. Amitai and Eva Etzioni (ed). 1973. Social Change. Sourcces, Patterns, and Consequences: Basic Books,Inc, Publishers: New York

Fakih. Mansour. 2003. Runtuhnya Teori Pembangunan dan Globalisasi: Pustaka Pelajar: Yogyakarta Hier. Sean P (ed). 2005. Contemporary Sociological Thought: Canadian Scholars’ Press Inc: Toronto Kaplan David & Manners. R.A. 2002. Teori Budaya. Yogyakarta : Pustaka Pelajar

Martono. Nanang. 2011. Sosiologi Perubahan Sosial. Perspektif Klasik, Modern, Posmodern dan Poskolonial: PT Raja Grafindo Persada: Jakarta

Sztomka, Piotr. 2007. Sosiologi Perubahan Sosial. Jakarta: Prenada Winataputra, Udin. 2001. Strategi Belajar-Mengajar. Universitas Terbuka Winataputra,Udin S. (dkk). 2007. Materi dan Pembelajaran IPS di SD. Jakarta :

Universitas Terbuka

Gambar

Gambar 1. Metode Analisis Jaringan

Referensi

Dokumen terkait

Kepada Jemaat yang baru pertama kali mengikuti ibadah dalam Persekutuan GPIB Jemaat “Immanuel” Depok dan memerlukan pelayanan khusus, dapat menghubungi Presbiter yang

Penelitian yang dilakukan oleh Sholihah (2008) yang berjudul ”Penerapan Strategi Active Learning Type Firing Line Untuk Meningkatkan Motivasi Dan Hasil Belajar

Berdasarkan surat kontraktor PT/CV. Nomor : ……….., tanggal ……… Perihal Permohonan Tambah Kurang Volume dan / atau Jenis Pekerjaan dan / atau Penambahan/pengurangan

Sumber data yang diperoleh adalah melalui tempat dan peristiwa yang menjadi sumber data dalam penelitian ini, yaitu tempat guru dan siswa melakukan kegiatan

Nindakake KTAGMN minangka salah sawijining piranti meksa lan ngawasi pranatan- pranatan masyarakat sing kudu diugemi para anggota kolektif. Pramila KTAGMN ditindakake

Hasil tersebut menunjukkan Ho ditolak dan Ha diterima, bisa dikatakan secara parsial variabel reliability memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap

Pada tahapan ini juga dilakukan identifikasi parameter-parameter yang digunakan dalam penelitian ini. Pada penelitian ini, parameter yang digunakan adalah nilai BOD ,

Hasil uji sidik ragam dengan tingkat signifi- kasi 5 % pada berbagai perlakuan terhadap jumlah anakan produktif tanaman padi pada saat panen (pada saat umur 93 hari setelah